Anda di halaman 1dari 42

METODE HARGA POKOK PROSES (II)

PENGARUH PERSEDIAAN
PRODUK DALAM PROSES AWAL PERIODE

Dosen : Yulinda Devi Pramita, S.E., M.Sc., Ak.

KELAS :
AKUNTANSI 17A

Disusun oleh :
1 Rahma Ridwaningrum (17.0102.0001)
2 MuhammadYusril Saputra (17.0102.0015)
3 Peggi Ardelia Cahayani (17.0102.0027)
4 Wahyu Indah Utami (17.0102.0037)
5 Fiky Afri Sanjaya (17.0102.0044)
6 Ajeng Sekar Kinasih (17.0102.0054)
7 Latifur Rizka (17.0102.0060)

PROGAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

2018
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Biaya . Adapun topik yang dibahas
didalam makalah ini adalah mengenai Metode harga pokok proses. Makalah ini disusun
berdasarkan materi yang kami kumpulkan dari beberapa sumber. Dengan disusunnya makalah
ini, kami berharap dapat memberikan manfaat kepada pembaca.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yulinda Devi Pramita, S.E., M.Sc., Ak. selaku
dosen mata kuliah Akuntansi Biaya. Juga kepada orang tua yang telah memberikan kami doa,
dukungan, serta semangat, dan tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi untuk tersajinya makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata baik, masih ada
kekurangan di berbagai sisi, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca guna motivasi dan perbaikan diri di kesempatan berikutnya.
Kiranya makalah ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita semua. Atas perhatiannya,
kami ucapkan terima kasih.

Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Magelang, November 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB 1 ............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
Latar Belakang ............................................................................................................................ 4
Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 5
Tujuan Makalah........................................................................................................................... 5
BAB II............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 6
Persediaan PDP Awal Periode .................................................................................................... 6
Metode rata-rata tertimbang ........................................................................................................ 6
Metode FIFO ............................................................................................................................. 11
Perhitungan UPE Departemen II ............................................................................................... 18
Pengendalian Kualitas ............................................................................................................... 23
BAB III ......................................................................................................................................... 41
PENUTUP..................................................................................................................................... 41
Kesimpulan................................................................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 42

3
BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Metode harga pokok proses yang merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang
digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara masal. Di dalam metode ini,biaya
produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi
persatuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses tertentu, selama
periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka
waktu yang bersangkutan.
Dengan adanya proses ini, maka dapat menentukan harga pokok persediaan produk jadi
dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.Padasaatmanajemen dituntut untuk
membuat peertanggung jawaban laporan periodek, manajemen harus menyajikan laporan
keuangan berupa neraca dan lapora laba rugi. Metode harga pokok proses produk diolah melalaui
satu departemen produksi dan lebih dari satu departemen produksi.
Salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan adalah
kemampuan untuk memproduksi secara tepat waktu sesuai dengan target produksi, karena hal ini
dapat memberikan keuntungan secara langsung maupun tidak langsung. Kemampuan perusahaan
dalam emproduksi secara tepat waktu didukung oleh kelancaran produksinya yang dipengaruhi
oleh : dimilikinya peralatan produksi dengan kualitas yang baik dalam jumlah yang mencukupi
kebutuhan dalam kegiatan produksi, dan juga adanya jaminan tersedianya bahan baku produksi
yang akan diolah. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus bisa pengelola dan
memanajemen sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia sebagai factor utama yang
menjalankan kegiatan perusahaan maupun sumber daya lain yang merupakan asset dari
perusahaan itu sendiri. Salah satu asset yang dimiliki perusahaan adalah barang atau bahan yang
akan dijual kepada konsumen.
Persediaan barang baik dalam usaha dagang maupun dalam perusahaan manufaktur
merupakan jumlah yang akan mempengaruhi neraca maupun laporan rugi laba, oleh karena itu
persediaan barang yang dimiliki selama satu periode harus dapat dipisahkan mana yang sudah
dapat dibebankan sebagai biaya (HPP) yang akan dilaporkan dalam laporan rugi laba dan mana
yang masih belum terjual yang akan menjadi persediaan dalam neraca.

4
Rumusan Masalah

1. Apa perbedaan antara harga pokok proses dan harga pokok pesanan?

2. Bagaimana metode harga pokok proses produk diolah melalui satu departemen produksi?

3. Bagaimana metode harga pokok proses produk diolah melalui dua departemen produksi?

Tujuan Makalah

1. Mengetahui perbedaan antara harga pokok proses dan harga pokok pesanan

2. Metode harga pokok proses produk diolah melalui satu departemen produksi

3. Metode harga pokok proses produk diolah melalui dua departemen produksi

5
BAB II

PEMBAHASAN

METODE
HARGA POKOK PROSES (II):
PENGARUH PERSEDIAAN
PRODUK DALAM PROSES AWAL PERIODE

Persediaan PDP Awal Periode


Adanya persediaan PDP awal periode akan menimbulkan masalah dalam menghitung atau
mementukan HPP. Bagaimana persediaan PDP awal periode tersebut harus diberlakukan dalan
menghitung HPP, tergantung pada metode yang dipakai. Metode yang umum dipakai ada 2 yaitu
metode rata-rata tertimbang dan metode First In First Out (FIFO).

Metode rata-rata tertimbang


Dalam metode ini, BDP awal periode diproses menjadi produk jadi bersamaan dengan Bahan
(unit) yang masuk proses periode ini. Tidak ada perbedaan antara produk selesai yang berasal
dari PDP awal dengan produk selesai yang berasal dari produksi baru.

Perhitungan Laporan Harga Pokok dengan metode rata-rata, antara lain:

 Biaya per unit dihitung

Biaya yang melekat + Biaya yang dikeluarkan


Biaya per unit = pada PDP awal pada periode sekarang
Unit Produk Ekuivalensi

 Unit Produk Ekuivalensi

Unit Produk Ekuivalensi sama dengan semua unit produk yang telah selesai (100%
tingkat penyelesaiannya) tanpa memperhatikan tingkat penyelesaian yang ada pada PDP awal,
ditambah dengan PDP akhir sesuai dengan tingkat penyelesaian.

 Biaya yang dibebankan ke Departemen

6
Biaya yang melekat pada PDP awal ditambahkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk
proses produksi periode yang bersangkutan.

 Pertanggungjawaban biaya (penghitungan harga pokok produksi)

Harga Pokok Produk dihitung dengan mengalikan unit ekuivalensi dengan biaya per unit
ekuivalensi.

Contoh 1:

Pada awal Bulan Januari 2009 PT SANSEVIERIA memiliki PDP sebanyak 100 unit
dalam kondisi tingkat penyelesaian Bahan 100% dan Biaya Konversi 75%. PDP awal
sebanyak 100 unit tersebut memiliki Harga Pokok sebesar Rp 734,50 dengan rincian:

Biaya Bahan Rp 280,00


BTK Rp 154,50 dan
BOP Rp 300,00

Pada bulan Januari 2009 unit masuk proses sebanyak 800 unit dan produk yang selesai
(Produk Jadi) sebanyak 700 unit. Pada akhir Januari 2009 terdapat PDP sebanyak 200 unit
dengan tingkat penyelesaian 100% untuk Bahan Biaya dan Bahan Konversi baru 40%. Biaya
produksi yang terjadi selama bulan Januari 2009 sbb:

Biaya Bahan Rp 1.520,00


BTK Rp 2.185,50
BOP Rp 2.820,00

Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi untuk Bulan Januari

PT SANSEVIERIA
Laporan Harga Pokok Produksi (Rata-Rata)
Periode Januari 2009

LAPORAN FISIK
PDP awal BB: 100%, BK: 75% 100 unit
Unit masuk proses 800 unit +

7
900 unit
Produk jadi 700 unit
PDP akhir BB: 100%, BK: 40% 200 unit +
900 unit

PEMBEBANAN BIAYA
Unsur Periode
Biaya PDP awal Sekarang Jumlah UPE Biaya/UPE
BB Rp 280,0 Rp 1.520,0 Rp 1.800 900 Rp 2,00
BTK Rp 154,5 Rp 2.185,5 Rp 2.340 780 Rp 3,00
BOP Rp 300,0 Rp 2.820,0 Rp 3.120 780 Rp 4,00
TOTAL Rp 734,5 Rp 6.525,5 Rp 7.260 Rp 9,00

HARGA POKOK PRODUK


HP Produk Jadi: 700 unit x Rp 9,0 Rp 6.300,0
HP PDP akhir:
Bahan Baku 200 x Rp 2,0x100%= Rp 400,0
BTK 200 x Rp 3,0x40% = Rp 240,0
BOP 200 x Rp 4,0x40% = Rp 320,0 +
Rp 960,0 +
Rp 7.260,0

8
Contoh 2:

PT “Ika Farma” memproduksi minyak gosok melalui dua departemen produksi. Berikut ini data
produksi dan biaya yang terjadi selama periode bulan Desember 2009.

Dept I Dept II
Unit :
PDP awal:
Biaya bahan 100%, Biaya Konversi 40% selesai 68.000
Biaya bahan 100%, Biaya Konversi 20% 102.000
Masuk proses selama periode ini 680.000
Produk ditransfer ke Departemen II 595.000
Unit ditambahkan dalam produksi 85.000
Produk Jadi ditransfer ke Gudang 748.000
Persediaan PDP akhir
Biaya bahan 100%, Biaya Konversi 60% selesai 153.000
Biaya bahan 100%, Biaya Konversi 30% selesai 34.000
Biaya :
Biaya yang melekat pada Persediaan PDP awal:
HP dr Dept I Rp - Rp 680.000,00
BB Rp 238.000,00 Rp 204.000,00
BTK Rp 104.040,00 Rp 184.280,00
BOP Rp 199.920,00 Rp 105.615,90
Jumlah Rp 541.960,00 Rp 1.173.895,90

Biaya yang terjadi selama periode ini:


HP dr Dept I - Rp ???
BB Rp 2.380.000,00 Rp 1.360.000,00
BTK Rp 857.480,00 Rp 1.180.480,00
BOP Rp 1.517.080,00 Rp 652.584,10
Jumlah Rp 4.754.560,00 Rp ???

9
Diminta: Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi untu kedua departemen tersebut dengan
metode rata-rata.

PT IKA FARMA
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
DEPARTEMEN I – BULAN DESEMBER 2009

DAFTAR KUANTITAS FISIK


Persediaan PDP awal (BB: 100%, BK: 40%) 68.000 unit
Unit masuk proses 680.000 unit +
748.000 unit
Produk ditransfer ke Departemen II 595.000 unit
Persed PDP akhir (BB: 100%, BK: 60%) 153.000 unit +
748.000 unit

PEMBEBANAN BIAYA
Biaya PDP awal Periode Skr Jumlah UPE Biaya/UPE
BB Rp 238.000 Rp 2.380.000 Rp 2.618.000 748.000 Rp 3,50
BTK Rp 104.040 Rp 857.480 Rp 961.520 686.800 Rp 1,40
BOP Rp 199.920 Rp 1.517.080 Rp 1.717.000 686.800 Rp 2,50
TOTAL Rp 541.960 Rp 4.754.560 Rp 5.296.520 Rp 7,40

HARGA POKOK PRODUKSI


HP Produk ditransfer ke Departemen II:
595.000 unit x Rp 7,40 Rp 4.403.000
HP Persediaan PDP akhir
BB 153.000xRp 3,50x100% = Rp 535.500
BTK 153.000xRp 1,40x60% = Rp 128.520
BOP 153.000xRp 2,50x60% = Rp 229.500 +
Rp 893.520 +
Rp 5.296.250

Keterangan:
UPE = PJ + PDPr x %
BB = 595.000+153.000x100% = 748.000
BTK = 595.000+153.000x60% = 686.800
BOP = 595.000+153.000x60% = 686.800

PT IKA FARMA
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI

10
DEPARTEMEN II – BULAN DESEMBER 2009

DAFTAR KUANTITAS FISIK


Persediaan PDP awal (BB: 100%, BK: 20%) 102.000 unit
Unit masuk proses 595.000 unit
Unit tambahan 85.000 unit +
782.000 unit
Produk Jadi ditransfer ke Gudang 748.000 unit
Persed PDP akhir (BB: 100%, BK: 30%) 34.000 unit +
782.000 unit

PEMBEBANAN BIAYA
Unsur Biaya PDP awal Periode Skr Jumlah UPE Biaya/UPE
HP dr Dept I Rp 680.000,00 Rp 4.403.000,00 Rp 5.083.000,00 782.000 Rp 6,50
BB Rp 204.000,00 Rp 1.360.000,00 Rp 1.564.000,00 782.000 Rp 2,00
BTK Rp 184.280,00 Rp 1.180.480,00 Rp 1.364.760,00 758.200 Rp 1,80
BOP Rp 105.615,90 Rp 652.584,10 Rp 758.200,00 758.200 Rp 1,00
TOTAL Rp1.173.895,90 Rp 7.596.064,10 Rp 8.769.960,00 Rp 11,30

HARGA POKOK PRODUKSI


HP Produk ditransfer ke Departemen II:
748.000 unit x Rp 11,30 Rp 8.452.400,00
HP Persediaan PDP akhir
HP dr Dept I 34.000xRp 6,50x100% = Rp 221.000,00
BB 34.000xRp 2,00x100% = Rp 68.000,00
BTK 34.000xRp 1,80x30% = Rp 18.360,00
BOP 34.000xRp 1,00x30% = Rp 10.200,00 +
Rp 317.560,00 +
Rp 8.769.960,00

Keterangan:
UPE = PJ + PDPr x %
HP dr Dept I = 748.000+34.000(100%) = 782.000
BB = 748.000+34.000(100%) = 782.000
BTK = 748.000+34.000(30%) = 758.200
BOP = 748.000+34.000(30%) = 758.200

Metode FIFO
metode ini menganggap persediaan PDP awal akan diproses terlebih dahulu sampai
menjadi produk jadi, baru kemudian memproses produk yang baru masuk didepartmen. Unit
PDP awal dilaporkan secara terpisah dari unit produk yang baru masuk proses. Biaya yang
berhubungan dengan PDP awal dibedakan dengan biaya produk jadi yang berasal dari unit

11
masuk proses pada periode yang bersangkutan. Adanya pemisahaan ini, maka perhitungan unit
produk ekuivalen juga harus dipisahkan.

Contoh 3:

Pada awal bulan Januari 2009 PT SANSEviera memiliki PDP sebanyak 100 unit dalam kondisi
tingkat penyelesaian bawah 100% dan biaya konservasi 75%. PDP awal tersebut memiliki harga
pokok sebesar Rp.734,50 dengan rincian:

biaya bahan Rp280,00

BTK Rp154,50

BOP Rp300,00

Pada bulan januari 2009 unit masuk proses sebanyak 800 unit, dan produk yang selesai (produk
jadi) sebanyak 700 unit. Pada akhir januari 2009 terdapat PDP sebanyak 200 unit dengan tingkat
penyelesaian 100% untuk bahan baku dan biaya konversi baru 40%. Biaya produksi yang terjadi
selama bulan januari 2009 sbb:

Biaya bahan Rp.1.520.00

BTK Rp.2.185.50

BOP Rp.2.820.00

12
 Perhitungan UPE
Perhitungan UPE untuk biaya bahan baku
Penyelesaian PDP awal: 100 unit x 0% 0 unit
Pemrosesan unit masuk yang langsung jadi
Produk yang jadi seluruhnya: 700 unit
Produk jadi yang berasal dari PDP awal 100 unit(-)
Unit masuk langsung jadi 600 unit
Pemrosesan PDP akhir: 200 unit x 100% 200 unit +
Total UPE untuk biaya bahan 800 unit

Perhitungan UPE untuk biaya konversi


Penyelesaian PDP awal 100 unit x (100%-75%) 25 unit
Pemrosesan unit masuk yang langsung jadi
Produk yang jadi seluruhnya: 700 unit
Produk jadi yang berasal dari PDP awal 100 unit(-)

Unit masuk langsung jadi 600 unit


Pemrosesan PDP akhir: 200 unit x 100% 80 unit +
Total UPE untuk biaya bahan 708 unit
 Pembebanan biaya
Biaya per UPE ditentukan berdasarkan biaya yang terjadi pada periode sekarang dibagi
dengan UPE. Biaya yang melekat pada PDP awal tidak disertakan pada perhitungan
biaya per UPE.
 Perhitungan harga pokok produk
o Perhitungan harga pokok produk jadi
Pada metode FIFO produk jadi ada 2 kelompok. Kelompok pertama berasal dari
PDP awal dan kelompok dua dari unit masuk periode sekarang. Harga pokok
produk jadi yang berasal dari PDP awal dihitung dengan menjumlahkan biaya
yang melekat pada PDP awal dengan biaya yang dipergunakan untuk proses
penyelesaian. Sedangkan harga pokok produk jadi yang berasal dari unit masuk

13
proses periode sekarang, dihitung dengan cara mengalikan unit produk dengan
biaya per UPE.
o Perhitungan harga pokok PDP akhir
Harga pokok PDP akhir ditentukan seperti dengan metode rata-rata

Laporan Harga Pokok Produksi

PT. SANSEVIERIA
Laporan Harga Pokok Produksi
Januari 2009
(FIFO)

LAPORAN FISIK
PDP awal BB 100%,BK 75% 100 unit
Unit masuk proses 800 unit +
900 unit
Produk jadi 700 unit
PDP akhir BB 100%,BK 40% 200 unit +
900 unit
Unit biaya Jumlah PDP awal Periode skr UPE Biaya/UPE
Bahan
Baku Rp. 1.800,0 Rp. 280,0 Rp. 1.520,0 800 Rp. 1,90
BTK Rp. 2.340,0 Rp. 154,5 Rp. 2.185,5 705 Rp. 3,10
BOP Rp. 3.120,0 Rp. 300,0 Rp. 2.820,0 705 Rp. 4,00
Total Rp. 7.260,0 Rp. 734,5 Rp. 6.525,5 Rp. 900

Harga Pokok Proses


HP Produk jadi
HP PDP awal ....................................................................Rp. 734,5
Penyelesaian PDP awal
Bahan Baku 100 X Rp. 1,9 X (100%-100%) = Rp. -
BTK 100 X Rp. 3,1 X (100%-75%) = Rp. 77,5
BOP 100 X Rp. 4,0 X (100%-75%) = Rp. 100,0 +
Rp. 177,5+
Harga Pokok produk Jadi yang berasal dari PDP awal Rp. 912,0
HP produk jadi yang berasal dari unit masuk langsung jadi:
(700-100)xRp.9= Rp. 5.400,0 +
Harga pokok produk jadi ......................................................Rp. 6.312,0
HP PDP akhir
Bahan Baku 200X Rp. 1,9 X 100% =Rp. 380,0
BTK 200X Rp. 3,1 X 40% =Rp. 248,0
BOP 200X Rp. 4,0 X 40% =Rp. 320,0
Rp. 948,0+
Rp. 7.260,0

14
Perhitungan UPE biaya konversi

Biayakonversipada PDP awaltelahmencapaitingkatpenyelesaian 40% dengandemikian agar


menjadiproduk yang 100% jadi PDP awalinitinggalmemerlukanpenyelesaianebesar 60%.
Perhatikangambarsertahitungan UPE untukbiayakonversiberikut:

Penyelesaian PDP awal (100% - 40%) x 68.000 =…………………………………… 40.800 unit

Produkselesai yang ditranferkeluar 595.000 unit

Produkselesai yang berasaldari PDP awal (68.000 unit)

Produkmasukdanselesaidoproses………………………………………………………. 527.000
unit

Persediaan PDP akhir 60% x 153.000……………………………………………………….


91.800 unit

Jumlah UPE untukbiayakonversi 659.600 unit

Jika perhitungan UPE kita bandingkan antara metode rata-rata dengan FIFO, hasil UPE dengan
FIFO lebih sedikit.Hal ini karena metode FIFO tidak mempergitungkan PDP awal.Dengan
demikian UPE (metode FIFO) sama dengan UPE (metode rata-rata) dikurangi dengan PDP awal
kali tingkat penyelesaian. Bentuk persamaan matematisnya adalah:

15
UPE FIFO = UPErata-rata – PDPAWAL X %

SedangkanUPErata-rata = PJ + PDPakhirx %

UPEFIFO = PJ + PDPAKHIR X % -
PDPAWAL X %

Dengan formula yang baru UPE biayakonversidiatasdihitungsbb:

Produkditranferkeluar (PJ) 595.000 unit

PDP akhir 60% x 153.000 91.800 unit

686.800 unit

PDP awal 40% x 68.000 (27.200 unit)

UPE biayakonversi 659.600 unit

Laporanhargapokokproduksidenganmetode FIFO di departemen 1


secaralengkapdisajikanpadagambar 5-13

PT”IKA FARMA”

LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI

DEPARTEMEN 1

BULAN DESEMBER 2009

DAFTAR KUANTITAS FISIK

Persediaan PDP Awal (BB 100%,BK 40%)68.000 unit

unit masuk proses 680 000 unit

748.000 unit

ProdukDitranferKeDepartemen II595.000 unit

Persed PDP Akhir(BB 100%, BK 60%)153.000 unit

16
748.000 unit

PEMBEBANAN BIAYA

Unsurbiaya jumlah PDP awal Periodeskr UPE Biaya/UPE

BB 2.618.000 238.000 2.380.000 680.000 3,50

BTK 961.520 104.040 857.480 659.600 1,30

BOP 1.717.000 199.920 1.517.080 659.600 2,30

TOTAL 5.295.520 541.960 4.754.560 1.999.200 7,10

HARGA POKOK PRODUKSI

Perhitungan HP Produkselesai yang ditranferkeDept II:

HargaPokokPersediaan PDP awal: Rp 541.960,00

Biayapenyelesaian PDP awal:

BB 68.000 x Rp 3,50 x (100%-100%) Rp 0,00

BTK 68.000 x Rp 1,30 x (100%-40%) Rp 53.040,00

BOP 68.000 x Rp 2,30 x (100%-40%) Rp 93.840,00

Rp 146.880,00

HP ProdukJadi yang berasaldari PDP awal Rp 688.840,00

HargaPokokProduksidariproduksisekarang:

(595.000 – 68.000)x Rp 7,10 Rp 3.741.700,00

HargaPokokProduksiSelesai yang ditranferkeDepartemen II Rp 4.430.540,00

HargaPokok PDP akhir:

BB 153.000 x 100% x Rp 3,50 = Rp 535.500,0

BTK 153.000 x 100% x Rp 1,30 = Rp 119.340,0

17
BOP 153.000 x 100% x Rp 2,30 = Rp 211.140,0

Rp 865.980,00

jumlahbiaya yang di bebankan di Departemen I Rp


5.296.520,00

keterangan:

perhitungan UPE = PJ + PDPr x % - PDPa x %

BB = 595.000 + 153.000 x 100% - 68.000 x 100% = 680.000

BTK = 595.000 + 153.000 x 60% - 68.000 x 40% = 659.600

BOP = 595.000 + 153.000 x 60% - 68.000 x 40% = 659.600

Perhitungan UPE Departemen II


1. UPE “HpdrDept I” di Departemen II

Umumnya HP dr Dept I dimasukan dalam proses di departemen II di awal proses. Jika


dimasukkan di awal proses,maka nantinya seberapapun tingkat penyelesaian PDP akhir, mereka
sudah tidak memerlukan tambahan HP dr Dept I. Dengan demikian tingkat penyelesaian HP dr
Dept I pada PDP akhir sudah selalu mecapai tingkat penyelesaian 100%. Sementara itu tingkat
penyelesaian untuk HP dr I pada PDP akhir l sudah selalu mencapai tingkat penyelesaian 100%.
Sementara itu tingkat penyelesaian untuk HP dr I pada PDP awal sudah 100% juga . Karena
tingkat penyelesaian di PDP awal maupun PDP akhir sudah 100% maka penghitungan UPE
menjadi sederhana. Perhatikan ilustrasi gambar 5-14 dan perhitungan UPE.

18
UPE untuk HP dr I:

Pengerjaan PDP awal (100%-100%) x 102.000 = 0

Pengerjaan unit masuk proses langsung jadi = 646.000

Pengerjaan PDP akhir 100% x 34.000 = 34.000

680.000

Ataudihitungdengancara: PJ + PDP akhir x % - PDP awal x % sbb:

UPE = 748.000 + 34.000 X 100% - 102.000 X 100%

= 748.000 + 34.000 – 102.000

= 680.000

2. UPE  “ Biaya Bahan” di Departemen II

Pad kasus contoh ini, di Departemen II selain trasfer dari Departemen I juga ada Bahan Baku
yang dimasukkan dalam proses produksi diawal proses. Karena Bahan Baku dimasukkan
diawal, PDP awal sudah tidak memerlukan tambahan Bahan Baku lagi.

19
PDP awal (100% - 100%) x 102.000=...................... 0 unit

Unit masuk dan jadi :

Produk Jadi 748.000 unit

Prod. Jadi dari persd. PDP awal 102.000 unit (-)

Unit masuk dan jadi ........................................................ 646.000 unit

PDP akhir 100% x 34.000 .............................................. 34.000 unit +

Jumlah UPE Biaya Bahan ... 680.000 unit

3. UPE  “ Biaya Konversi” di Departemen II :

PDP awal (100% - 20%) x 102.000 ......................... 81.600 unit

Unit masuk dan jadi :

Unit produk jadi 748.000 unit

Produk Jadi dari persediaan PDP awal 102.000 unit (-)

Unit masuk dan Jadi ............................. 646.000 unit

PDP akhir 30% x 34.000 unit ............................................................ 10.200 unit +

Jumlah UPE untuk Biaya Konversi ....... 737.800 unit

20
PT “ IKA FARMA”

LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI – FIFO

DEPARTEMEN II

BULAN DESEMBER 2009

DAFTAR KUANTITAS FISIK

Persediaan PDP awal (BB 100% BK 20%) 102.000 Unit

Unit masuk proses 595.000 Unit

Unit tambahan karena adanya tambahan bahan 85.000 Unit +

782.000 Unit

Produk Jadi ditranfer ke Gedung 748.000 Unit

Proses PDP akhir (BB 100%, BK 30%) 34.000 Unit +

782.000 Unit

PEMBEBANAN BIAYA

Unsur biaya Jumlah PDP awal Periode skr UPE Biaya/UPE

HP dr Dep I Rp5.100.540,0 Rp 680.000,0 Rp4.430.540,0 680.000 Rp 6.5155

BB Rp.1.564.000,0 Rp 204.000,0 Rp1.360.000,0 680.000 Rp2.0000

BTK Rp.1.364.760,0 Rp 184.280,0 Rp1.180.480,0 737.800 Rp1.6000

BOP Rp. 758.200,0 Rp 105.615,9 Rp 652.584,1 737.800 Rp0.8845

TOTAL Rp.8.797.500,0 Rp 173.895,9 Rp7.623.504,1 Rp11.0000

HARGA POKOK PRODUKSI

Harga Pokok Produk Jadi yang ditranfer ke gedung:

HP dari persd PDP awal:............................................ Rp.1.173895.90

21
Biaya penyelesaian PDP awal :

BB 102.000 x (100%-100%)x Rp 2.00 Rp 0,00

BTK 102.000 x (100%-20%) x Rp1.60 Rp 130.560,00

BOP 102.000 x (100%-20%) x Rp 0.8845 Rp 72.175.20 + Rp 202.735.20

Dari produksi saat ini:

Produk masuk dan selesai (748.000-102.000) x Rp 11.00 Rp7.106.000.00 +


Rp8.482.631.10

Harga pokok persediaan PDP akhir :

HP dari Dep I 34.000 x 6.5155 Rp221.527.00

Biaya Bahan 34.000 x 100% x Rp 2.00 Rp 68.000.00

Biaya TK 34.000 x Rp 30% x Rp 1.600 Rp 16.320.00

Biaya Overhead 34.000 x Rp 30% x Rp 0.8845 Rp 9.021.90 +

Harga pokok persediaan PDP akhir Rp 314.868.90 +

Jumlah pertanggungjawaban biaya departemen II Rp8.797.500.00

Keterangan :

UPE = PJ + PDPr x - PDPa x %

HPdr Dept I = 748.000 + 34.000 x 100% - 102.000 x 100% = 680.000

BB = 748.000 + 34.000 x 100% - 102.000 x 100% = 680.000

BTK = 748.000 + 34.000 x 30% - 102.000 x 20% = 737.800

BOP = 748.000 + 34.000 x 30% - 102.000 x 20% = 737.800

22
Pengendalian Kualitas
Agar kualitas produksi terjaga secara baik, maka perlu dilakukan pengawasan terhadap
kualitas produk. Produk yang rusak, produk yang tidak memenuhi standarkualitas atau produk
cacat, harus dikeluarkan dari produk jadi yang kualitasnya baik. Selain menyeleksi produk yang
kualitasnya sempurna (melalui seleksi kualitas produk), perusahaan juga harus menjaga agar
jumlah produksi (output) sesuai dengan jumlah menurut standar. Unit produksi yang tidak lolos
seleksi kualitas (sering disebut dengan spoilage). Akan dibuang atau dijual dengan harga murah.
Contoh spoilage adalah produk yang tidak lolos seleksi kualitas di perusahaan jeans, dan
perusahaan pakaian. Terhadap jeans yang tidak lolos seleksi kualitas, ada kemungkinan akan
dijual murah sebagai barang reject. Barang yang tidak lolos seleksi kualitas produk, akan tetapi
dapat diperbaiki lagi sehingga dapat dijual sebagai barang jadi yang telah lolos seleksi disebut
rework. Misal dibagian seleksi kualitas perusahaan radio, terdapat beberapa radio yang tidak
memenuhi standar kualitas. Terhadap produk ini kemudian diperbaiki kembali sehingga
memenuhi standar kualitas dan akhirnya dapat dijual seperti halnya produk jadi lainya. Out put
proses produksi yang tidak memiliki nilai, umumnya dianggap sebagai scrap. Scrap adalah
limbah bahan yang keluar/tertinggal ketika proses produksi terjadi. Misal di perusahaan
pengrajin kayu banyak terdapat limbah kayu berupa tatal (kotoran gergaji kayu dan kayu pendek
sisa potongan).

Produk hilang/rusak dapat diklasifikasikan sebagai produk hilang normal dan produk
hilang abnormal. Produk hilang normal adalah produk yang hilang karena sifat bahan atau
karena pengaruh proses produksi. Misal menguap, menyusut, dan hilang menjadi limbah.
Produk hilang abnormal adalah hilang bukan karena proses produksi. Sebagai contoh, produk
hilang dikarenakan kecelakan kerja, misal alat produksi pecah sehingga produk tumpah. Produk
hilang yang dikarenakan hal-hal tersebut dalam pengertian abnormal. Akan tetapi apabila produk
yang hilang ternyata jumlahnya hanya sedikit produk yang hilang tersebut masih dianggap
sebagai hilang normal. Untuk menentukan apakah produk yang hilang masuk normal atau
abnormal, manajemen biasanya menentukan batas produk hilang normal, misal ditentukan 2%
dari jumlah produk jadi.

Harga produk produksi hilang normal, dibebankan kepada produk jadi. Tak ada jurnal
penyesuaian terhadap produk hilang normal. Harga pokok terhadap produk hilang abnormal,

23
dicatat sebagai kerugian pada periode terjadinya. Terhadap produk hilang abnormal dilakukan
dengan junal pencatatan.

Jumlah unit produk hilang normal dan/atau abnormal dapat diketahui saat dilakukan
inspeksi. Inspeksi biasanya dilakukan pada tahap proses. Akan tetapi inspeksi juga dapat
dilakukan pada tahap pertengahan proses produksi. Apabila inspeksi dilakukan pada tahap akhir
proses, maka produk hilang dianggap hilang pada akhir proses. Inspeksi yang dilakukan pada
akhir proses, berarti inspeksi tersebut hanya dilakukan terhadap produk jadi. Dengan demikian
Harga Pokok Produk hilang yang sifatnya normal dibebnkan hanya produk jadi.

Apabila inspeksi produk dilakukan pada tahap pertengahan pemrosesan (misal pada tahap
proses produksi 60%), maka perhitungan UPE harus memperhitungkan produk hilang pada
tingkat penyelesaian saat inspeksi. Dengan dilakukan inspeksi pada tahap petengahan maka
apabila pada akhir periode terdapat persediaan persediaan PDP akhir yang tingkay
penyelesaianya diatas taha inspeksi, maka Harga Pokok Produk hilang normal dibebankan pada
produk jadi.

Perhitungan UPE harus memperhitungkan unit produk yang hilang sesuai tingkat
penyelesaianya saat produk tersebut hilang. Terhadap biaya yang penggunaanya dalam proses
produksi ditambahkan secara terus meneru (yaitu: BTK dan BOP), maka UPE dihitung sebagai
berikut:

Rata-rata

UPE = PJ + (PDP x %) + (HN x %) + (Han x %)

FIFO

UPEfifo = UPErata-rata – PDPa x %

atau

UPE = PJ + (PDPr x %) + (HN x %) + (Han x %) – PDPa x %

Keterangan:
24
PJ: Produk Jadi PDPa: PDP awal

PDPr: PDP akhir HN: Hilang Normal

%: presentase tingkat penyelesaian HAn: Hilang Abnormal

Terdapat biaya yang dimasukan dalam proses produksi di awal (yaitu: HP dari Dep 1 dan
bahan), UPE dapat dihitung dengan 2 cara. Cara pertama dihitung dengan biaya konvensi diatas.
Produk hilang dihitung dengan dikalikan angka prosentasetingkat hilangnya. Cara kedua, produk
hilang dihitung 100%. HP dari Dep 1 dan Biaya Bahan yang masuk proses diawal, meskipun
produk hilang diketahui pada saat proses produksi mencapai tingkat pertengahan, akan tetapi
UPE yang hilang tetap 100% diawal.

Contoh 5:

CV “PARAKSARI” mengolah produknya melalui dua departemen, yaitu departemen 1 dan


departemen 2. Produk yang telah diolah departeen 1 seluruhnya ditransfer ke departemen 2. Di
departemen 2 bahan ditambahkan lagi pada awal proses. Penambahan bahan tersebut
mengakibatkan produk juga bertambah. Inspeksi terhadap produk di departemen 1 dilakukan
pada tahap 100% selesai, sedang di departemen 2 inspeksi dilakukan pada tahap proses 60%
selesai. Berikut ini adalah data produksi pada bulan Juli 2009 CV “PARAKSARI”

Depatemen 1 Departemen 2

Unit fisik

PDP awal (BB & Biaya Knvensi 50%) 500 unit

(BB 50%, BTK 45%, BOP 50%) 180 unit

Produk masuk proses 9.200 unit 5.400 unit

Kenaikan unit krn tambah bahan 2.200 unit

Produk transfer ke departemen 1 5.400 unit

Produk ditransfer ke gudang 7.000 unit

PDP akhir (BB 40%, BTK 30%, BOP25%) 1.800 unit

(BB 50%, BK 40%) 500 unit

25
Produk hilang normal 500 unit 180 unit

Produk hilang abnormal 2.000 unit 100 unit

Biaya:

PDP Awal: HP dari dept 1 - Rp. 3.156

BB Rp. 1.000 Rp.180

BTK Rp.1.500 Rp. 324

BOP Rp. 1.250 + Rp. 450 +

Rp. 3.750 Rp. 4.470

Produksi sekarang

HP dari dept 1 - ?

BB Rp. 33.480 Rp. 14.656

BTK Rp. 49.140 Rp. 29.148

BOP Rp. 40.500 Rp. 36.390

Rp. 123.120 Rp ?

Buatlah laporan harga pokok produksi, baik dengan metode rata-rata maupun FIFO.

Penyelesaian

CV “PARAKSARI”

Laporan Harga Pokok Produksi

METODE RATA-RATA

(DEPARTEMEN 1)

DAFTAR FISIK

Produk masuk proses 9.200 unit

PDP Awal (BB 50%, BTK, 50%, BOP 50%) 500 unit +

9.700 unit

Produk jadi ditransfer ke dept 2 5.400 unit

26
PDP Akhir (BB 40%, BTK 30%, BOP 25%) 1.800 unit

Produk hilang normal pada penyelesaian 100% 500 unit

Produk hilang abnormal pada penyelesaian 100% 2.000 unit +

9.700 unit

PEMBEBANAN BIAYA

Unsur biaya PDP Awal Periode skrng Jumlah UPE Biaya/UPE

BB Rp. 1.000 Rp. 33.480 Rp. 34.480 8.620 Rp. 4,00

BTK Rp. 1.500 Rp. 49. 140 Rp. 50.640 8.440 Rp. 6,00

BOP Rp. 1.250 Rp. 40.500 Rp. 41.750 8.350 Rp. 5,00

Total Rp. 3.750 Rp. 123.120 Rp. 126.870 Rp. 15,00

27
HARGA POKOK PRODUKSI

HP produk jadi ditransfer ke dept 2:

Sebelum penyesuaian 5.400 unit X Rp. 15= Rp. 81.000

HP Produk Hilang Normal 500 unit X Rp. 15= Rp. 7.500

HP Produk jadi transfer ke dept 2 Rp. 88.500

HP PDP Akhir

BB 1.800 X Rp. 4 X 40% Rp. 2.880

BTK 1.600 X Rp. 6 X 30% Rp. 3.240

BOP 1.800 X Rp. 5 X 25% Rp. 2.250

Rp. 8.370

HP Produk Hilang Abnormal

BB 2.000 X Rp. 4 X 100% Rp. 8.000

BTK 2.000 X Rp. 6 X 100% Rp. 12.000

BOP 2.000 X Rp. 5 X 100% Rp. 10.000

Rp. 30.000

Rp. 126.870

Keterangan:

*) Diperoleh dari Rp. 88.500 dibagi dengan 5.400 unit (= Rp. 16,38889)

Perhitungan UPE

UPE = PJ + PDPr x % + HN x % + Han x % = UPE

BB = 5.400 + 1.800 x 40% + 500 x 100% + 2.000 x 100% = 8.620

BTK = 5.400 + 1.800 x 30% + 500 x 100% + 2.000 x 100% = 8.440

BOP= 5.400 + 1.800 x 25% + 500 x 100% + 2.000 x 100% = 8.350

28
CV PARAKSARI

LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI

METODE RATA-RATA

DEPARTEMEN II
Daftar Fisik

Produk Masukdari dept I : 5400 unit

Kenaikan unit : 2200 unit

PDP awal (BB50%,BT45%,BOP45% : 180 unit

7780 unit

Produk jadi di transfer Kegudang : 7000 unit

PDP (BB50%,BT40%,BOP40% : 500 unit

Produk yang hilang normal pada penyelesaian 60% : 180 unit

Produk tidak hilang normal pada penyelesaian 60% : 100 unit

7780 unit

Unsur biaya PDP awal Peride sekarang Jumlah UPE BIAYA/UPE


HPdr Dep I 3.516.00 88.500.00 92.016.00 7.668.00 12.00
BB 180.00 14.656.00 14.836.00 7.418.00 2.00
BTK 324.00 29.148.00 29.472.00 7.368.00 4.00
BOP 450.00 36.390.00 36.840.00 7.368.00 5.00
Jumlah 4.470.00 168.194.00 Rp.173.164.00 23.00

29
Harga Pokok Produksi

HP Produksi Jadi :

Sebelum Penyesuaian 7000 Unit x Rp. 23 Rp. 161.000.00

Hp Produksi Hilang Normal 500 Unit x 60% x Rp 23 Rp. 2.484.00

HP Produk Jadi Di Transfer Keluar Rp. 163.484.00

HP PDP akhir :

HP dr Dept I 500 x Rp.12 x100% Rp.6000.00

BB 500 x Rp.2 x 50% = Rp.500.00

BTK 500 x Rp.4 x 40% = Rp.800.00

BOP 500 x Rp.5 x 40% = Rp.1.000.00

Rp. 8.300.00

HP Produk Hilang Abnormal :

Hp dr Dept I 100 x Rp.12 x 60% = Rp.720.00

BB 100 x Rp.2 x 60%= Rp.120.00

BTK 100 x Rp.4 x 60%= Rp.240.00

BOP 100 x Rp.5 x 60%= Rp.300.00

Rp.1.380.00

Jumlah Pertanggung Jawaban Biaya di Departemen II Rp.173.164.00

30
Keterangan : Perhitungan UPE

Produk Jadi PDP akhir Pr Hilang Pr Hilang UPE


Abn Normal
Hp dr I 7000 500 x 100% = 100 x 60% = 180 x 60 % = 7.668
500 60 108
BB 7000 500 x 50% = 100 x 60% = 180 x 60 % = 7.418
250 60 108
BTK 7000 500 x 40% = 100 x 60% = 180 x 60 % = 7.368
200 60 108
BOP 7000 500 x 40% = 100 x 60% = 180 x 60 % = 7.368
200 60 108

CV PARAKSARI

LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI

METODE FIFO

DEPARTEMEN I

Daftar Fisik

Produk Masuk Proses : 9.200 unit

PDP awal (BB50%,BTK50%,BOP50%) : 500 unit

9.700 unit

Produk jadi di transfer Ke Dept II : 5400 unit

PDP (BB40%,BTK30%,BOP25% : 1.800 unit

Produk yang hilang normal pada penyelesaian 100% : 500 unit

Produk tidak hilang normal pada penyelesaian 100% : 2000 unit

9.700 unit

Unsur JUMLAH PDP awal Peride UPE BIAYA/UPE


biaya sekarang
BB 34.480 1000 33.480 8.370 4.00
BTK 50.640 1500 49.140 8.190 6.00
BOP 41750 1250 40.500 8.100 5.00
Jumlah 126.870 3.750 123.120 15.00
\

31
Harga Pokok Produksi

HP Produk Jadi

HP PDP Awal Rp.3750.00

Penyelesaian PDP Awal

BB 500 x Rp.4 x (100-50%) = Rp.1000

BTK 500 x Rp.6 x (100-50%) = Rp.1.500

BOP 500 x Rp.5 x (100-50%) = Rp. 1.250

Rp. 3.750.00

Harga Pokok Produk Jadi PDP awal Rp. 7.500.00

HP Produksi Berasal unit Masuk lsg jd :

(540-500)x15 = Rp. 73.500.00

HP Produk Hilang Normal 500 x 100% x Rp. 15 = Rp. 7.500.00

HP Prod Jadi Ke Dept II 5.400 unit @ Rp.16.3889 Rp. 88.500.00

HP PDP Akhir :

BB 1.800 x Rp. 4 x 40% = Rp. 2.880.00

BTK 1.800 x Rp. 6 x 30% = Rp. 3.240.00

BOP 1.800 x Rp. 5 x 25% = Rp. 2.250.00

Rp.8.370.00

HP Produk Hilang Abnormal :

BB 200 x Rp. 4 x 100% = Rp.8.000.00

BTK 200 x Rp. 6 x 100% = Rp.12.000.00

BOP 200 x Rp. 5 x 100% = Rp.10.000.00

Rp. 30.000.00

32
Jumlah Pertanggung jawaban Dep I Rp.126.870.00

CV PARAKSARI

LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI

METODE FIFO

DEPARTEMEN II

Daftar Fisik :

Produk Masuk Proses Dari Departemen I 5.400 unit

Kenaikan Unit 2.200 Unit

PDP awal (BB50%,BTK45%,BOP45%) 180 Unit

7.780 Unit

Produk ke Dept II 7000 Unit

PDP akhir (BB50%,BTK40%,BOP40%) 500 Unit

Produk Hilang Pada Penyelesaian 60% 180 Unit

Produk Hilang Abnormal pd peny 60% 100 Unit

7.780 Unit

Pembebanan Biaya

Unsur Biaya Jumlah PDP awal Periode Skrg UPE Biaya /


(Rp) (Rp) (Rp) UPE (Rp)
Hp dr Dept I 92.016 3.516 88.500.00 7.488 11.8189
BB 14.836 180 14.656.00 7.328 2.0000
BTK 29.472 324 29.148.00 7.287 4.0000
BOP 36.840 450 36.390.00 7.278 5.0000
173.164 4.470 168.164.00 22.819

Harga Pokok Produksi

Hp Produk Jadi

33
HP PDP awal 4.470.00

Penyelesaian PDP awal :

BB 180 x Rp 2 x (100 – 50%)= Rp.180.00

BTK 180 x Rp 4 x (100-45%)= Rp.396.00

BOP 180 x Rp 5 x (100 – 50%)= Rp.450.00

Rp. 1.026.00

Harga Produk Jadi PDP Awal Rp.5.496.00

HP Pr Jd Unit msk lsg jd ;

(7000 -180) x Rp.22.8189 = Rp. 155.624.00

HP Prod hilang Normal 180 x 60% 22.8189= Rp2.464.44

HP Pr Jd di transfer Ke Gd, 7000 x@ 23.369 Rp.163585.41

HP Akhir

HP dr Dept I 500 x Rp.11.8189x60% Rp.5.909.46

BB 500 x Rp.2.00x50% Rp.500.00

BTK 500 x Rp.4.00x40% Rp.800.00

BOP 500 x Rp5.00x40% Rp.1000.00

Rp.8.209.46

HP Produk hilang Abnormal:

HP dr Dept I 100 x Rp.11.8189 x 60% = Rp.709.13

BB 100 x Rp.2.00x 60% = Rp.120.00

BTK 100 x Rp.4.00x 60% = Rp.240.00

BOP 100 x Rp.5.00 x 60% = RP.300.00

Rp. 1.369.00

Rp.173.164.00

34
JURNAL HARGA POKOK PRODUK HILANG NORMAL DAN ABNORMAL

Harga Pokok Produk Hilang (hilang, rusak, cacat) yang sifatnya normal, dibebankan pada
Harga Pokok Produk Jadi. Terhadap Produk hilang normal tidak diperlukan jurnal untuk
mencatatnya. Jurnal yang diperlukan pada akhir periode hanyalah jurnal untuk mencatat Produk
jadi atau transfer produk ke departemen berikutnya dan jurnal untuk mencatat persediaan PDP
Akhir.

Jurnal untuk mencatat Produk Jadi atau produk yang ditransfer ke departemen II:
HP dr Dept I-Dept II Rp 88.500
BDP-BB dept I Rp 23.600
BDP-BTK dept I Rp 35.400
BDP-BOP dept I Rp 29.500
Perhitungan :

Unsur Biaya Biaya per unit Prod Jadi 5.400 Prod hilang Jumlah
unit Normal 500 unit
BB Rp 4 Rp 21.600 Rp 2.000 Rp 23.600
BTK Rp 6 Rp 32.400 Rp 3.000 Rp 35.400
BOP Rp 5 Rp 27.000 Rp 2.500 Rp 29.500
Jumlah Rp 15 Rp 81.000 Rp 7.500 Rp 88.500

Jurnal untuk mencatat Persediaan PDP Akhir :


Persd. PDP dept I Rp 8.370
BDP-BB dept I Rp 2.880
BDP-BTK dept I Rp 3.240
BDP-BOP dept I Rp 2.250

Jurnal diatas menganggap produk 500 unit hilang karena kondisi normal dan tidak memiliki nilai
jual. Seandainya terhadap 500 unit tersebut masih ada sisa secara fisik dan masih memiliki nilai
jual (misal Rp 1000), maka HPP hilang yang dibebankan ke produk jadi tidak sebesar Rp 7.500
akan tetapi sebesar Rp 6.500 dengan penghitungan sbb :

35
HPP Produk Jadi sebelum produk hilang normal Rp 81.000
HPP Produk hilang normal Rp 7.500
Nilai jual sisa bahan/produk rusak (scrap) Rp 1.000 –
Rp 6.500 +
HP Produk jadi ( ditranfer ke dep II ) Rp 87.500

Terhadap scrap yang memiliki nilai jual, dicatat pada rekening persediaan produk scrap sebesar
nilai jual bersih. Dengan demikian bila terjadi scrap laku dijual, jurnal untuk mencatat produk
jadi dan persediaan scrap sbb:

HP dr dept I – dept II Rp 87.500


Persed. Produk rusak / scrap Rp 1.000
BDP-BB dept I Rp 23.600
BDP-BTK dept I Rp 35.400
BDP-BOP dept I Rp 29.500
Jurnal saat produk rusak atau scrap laku dijual (saat penjualan) :
Kas / piutang dagang Rp 1.000
Persed. Produk rusak/scrap Rp 1.000

Jurnal Produk Hilang Abnormal


HP produk hilang yang sifatnya normal dibebankan pada HP produk jadi. Sedangkan HP
produk hilang yang sifatnya abnormal diakui sebagai beban periode (kerugian periode yang
bersangkutan). Terhadap produk hilang abnormal, perlu dibuat jurnal :

HP Produk hilang Rp 30.000


BDP-BB dept I Rp 8.000
BDP-BTK dept I Rp 12.000
BDP-BOP dept I Rp 10.000
Apabila produk hilang tersebut hanyalah produk rusak dan masih mempunyai nilai jual @ Rp
5,25 atau total Rp 10.500 maka jurnal untuk mencatatnya sbb :

36
HP Produk hilang Rp 19.500
Persed produk rusak Rp 10.500
BDP-BB dept I Rp 8.000
BDP-BTK dept I Rp 12.000
BDP-BOP dept I Rp 10.000
Jurnal saat produk rusak terjual :
Kas/ piutang dagang Rp 10.500
Persed. Produk rusak/scrap Rp 10.500

HP Produk hilang abnormal pada akhir periode ditutup ke rekening L/R. Jurnal yang digunakan
untuk menutuo rekening HP produk hilang ke L/R adalah

L/R Rp 19.500
HP Produk hilang Rp 19.500

Alokasi Produk Hilang Normal


Harga pokok produk hilang dibebankan ke HP Produk jadi, jika produk hilang normal
tersebut baru diketahui pada saat inpeksi yang dilakukan pada akhir proses. Akan tetapi jika
produk hilang diketahui pada saat inpeksi yang dilakukan pada tahap pemrosesan misal 50%,
sedangkan pada akhir periode terdapat Persediaan PDP Akhir yang tingkat penyelesaiannya
diatas 50% maka terhadap persediaan PDP akhir juga dibebani HP produk hilang. Apabila
persediaan PDP akhir tingkat penyelesaiannya dibawah tingkat inpeksi (dibawah 50%) maka
terhadap persediaan PDP akhir tidak dibebani HP produk hilang.

CONTOH SOAL
Contoh 6

Berikut ini adalah data produksi di departemen II “ PT SIDOSARI ” pada bulan Juni 2009. PT
SIDOSARI melakukan inspektasi terhadap produknya pada tahap proses produksi mencapai 50% selesai.
Terhadap semua produk (unit) yang telah mencapai penyelesaian 50% dilakukan inspeksi.

Unit fisik :

PDP Awal (BB 100%, BK 40%) 200 unit

37
Unit masuk proses 3.500 unit +

3.700 unit

Produk jadi 3.400 unit

PDP Akhir (BB 100% BK 70%) 250 unit

Produk hilang normal 50 unit +

{inspeksi dilakukan pada tahap proses 50%) 3.700 unit

Buatlah laporan harga pokok produksi dan metode rata-rata.

Penyelesaian :

PT SIDOSARI
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
METODE RATA-RATA – DEPARTEMEN II
DAFTAR FISIK
Produk masuk proses dr dept I 3.500 unit
PDP awal (BB 100% BK 40%) 200 unit +
3.700 unit
Produk jadi di transfer ke gudang 3.400 unit
PDP akhir (BB 100% BK 70%) 250 unit
Produk hilang normal pada penyelesaian 50 unit +
3.700 unit
PEMBEBANAN BIAYA

Unsur Biaya PDP awal Periode Skr Jumlah UPE Biaya / UPE
HP dr dep I Rp 1000,00 Rp 17.375,00 Rp 18.375,00 3.675,00 Rp 5,00
BB Rp 125,75 Rp 4.100,50 Rp 4.226,25 3.675,00 Rp 1,15
BTK RP 190,40 Rp 5.209,60 Rp 5.400,00 3.600,00 Rp 1,50
BOP Rp 143,20 Rp 4.716,90 Rp 4.860,00 3.600,00 Rp 1,25
TOTAL Rp 1.459,35 Rp 31.401,90 Rp 32.861,25 Rp 9,00

HARGA POKOK PRODUKSI

38
HPP Produk jadi
HPP Produk jadi sebelum penyelesaian: 3.400 unit @Rp 9,00.. Rp 30.600,00
Alokasi produk hilang normal Rp 210,96 +
HPP Produk jadi, ditransfer ke luar Rp 30.810,96
HPP PDP akhir
HP dr dep I 250xRp 5,00 = Rp 1.250,00
BB 250xRp 1,15x100% = Rp 287,50
BTK 250xRp 1,50x70% = Rp 262,50
BOP 250x Rp 1,35x70% = Rp 236,25 +
Rp 2.036,25
Penyesuaian Prod hilang normal Rp 14,04 +
HP PDP akhir setelah penyesuaian …………………………………….. Rp 2.050,29 +
Jumlah pertanggungjawaban biaya di dept I Rp 32.861,25
KETERANGAN
HP prod hilang normal HP dr dep I 50x5,00x50% = Rp 125,00
BB 50x1,15x50% = 28,75
BTK 50x1,50x50% = 37,50
BOP 50x1,35x50% = 33,75 +
Rp 225,00
Alokasi Produk Hilang Normal

HP sbl alokasi Rasio Alokasi Prod hilang


Produk jadi 30.600,00 93,7607 % 93,7607% x 225 = Rp 210,96
PDP akhir 2.036,25 6,2392 % 6,2392% x 225 = Rp 14,04
jumlah 32,636,25 100,0000 % Rp 225,00

39
Perhitungan UPE
Unsur biaya : P Jadi + PDP Akhir x % + Prod hlg N x % = UPE
HP dr dep I 3400 + 250 x 100% + 50 x 50% = 3.675
BB 3400 + 250 x 100 % + 50 x 50% = 3.675
BK 3400 + 250 x 70 % + 50 x 50% = 3.600

40
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah tersebut adalah bahwa perhitungan menggunakan laporan
harga produk mengan menggunakan metode rata-rata tertimbang tidak mengalami perubahan.
Dengan menggunakan metode FIFO yaitu menganggap bahwa persediaan PDP awal akan di
proses lebih dahulu hingga menjadi produk jadi, baru memproses produk yang baru masuk di
departemen. Pada metode FIFO perhitungan UPE hanya benar-benar dari proses periode
sekarang. Agar kualitas produk terjaga dengan baik makan perlu dilakukan pengawasan kualitas
produk yaitu dengan mengeluarkan produk cacat. Produk yang hilang atau rusak di
klasifikasikan menjadi hilang normal dan hilang abnormal. Dan harga hilang normal di bebankan
kepada produksi

41
DAFTAR PUSTAKA

Daljono. 2011. Akuntansi Biaya: Penentuan Harga Pokok & Pengendalian, Edisi 3. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro

42

Anda mungkin juga menyukai