Anda di halaman 1dari 20

EFISIENSI PASAR DAN KEUANGAN KEPERILAKUAN

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Dosen pengampu : Wawan Sadtyo Nugroho, S.E., M.Si., AK.,CA

Disusun oleh kelompok : 8

1 Reza Dea Amalia (17.0102.0008)


2 Adelia Kasmawati (17.0102.0036)
3 Ajeng Sekar Kinasih (17.0102.0054)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITA MUHAMMADIYAH MAGELANG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat serta hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Efisiensi Pasar Dan Keuangan
Keperilakuan” tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad Saw, para sahabatnya, keluarganya, dan sekalian umat hingga akhir zaman.
Adapun penyusunan makalah ini sendiri adalah untuk memenuhi tugas Teori Portofolio dan
Analisis Investasi.

Tidak lupa kami selaku penulis mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkonstribusi dengan memberikan materi maupun pikirannya
dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang dapat membangun motivasi kami agar
dapat menjadi lebih baik dan lebih maju untuk masa yang akan datang.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
menambah wawasan serta menambah pengetahuan kita tentang Teori Portofolio dan Analisis
Investasi khusunya Efisiensi Pasar dan Keuangan Keperilakuan bagi kami dan pembaca pada
umumnya.

Magelang,16 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
A. Latar Belakang...........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan Masalah.........................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. PERGERAKAN ACAK DAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN.................................................5
B. IMPLIKASI EMH.....................................................................................................................6
C. STUDI PERISTIWA.................................................................................................................9
D. APAKAH PASAR ITU EFISIEN?............................................................................................9
E. INTERPRETASI KEPERILAKUAN......................................................................................14
F. KINERJA REKSA DANA......................................................................................................16
G. PEMBAHASAN ARTIKEL....................................................................................................17
BAB III................................................................................................................................................19
KESIMPULAN...................................................................................................................................19
A. Kesimpulan..............................................................................................................................19
B. Referensi..................................................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasar modal efisien diartikan dengan cara yang berbeda dengan tujuan yang
berbeda. Pasar modal diartikan sebagai pasar yang biasa menyediakan jasa – jasa
yang diperlukan oleh para investor dengan biaya minimal. Efisiensi pasar modal atau
pasar yang efisien adalah pasar dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan
telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandellilin, 2007). Menurut
Husnan (2005:256) ,pasar modal yang efisien merupakan pasar yang harga – harga
sekuritas nya telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin cepat
informasi baru tercemin pada harga sekuritas, maka semakin efisien pasar tersebut.
Teori pasar efisien merupakan Teori pasar efisien merupakan salah satu topik
pembahasan yang menarik dalam perkembangan teori keuangan pada kegiatan
penelitian (Bourdreaux, 1995:16). Efisiensi pasar modal ini menjadi suatu objek
penelitian yang pesat perkembangannya semenjak Fama (1965, 1970) pada
penelitiannya memperkenalkan analisis teoritis tentang efisiensi pasar dan
dikembangkan menjadi keuangan keperlakuan. Hipotesis pasar efisien yang
dikemukakan pertama kali oleh Fama (1970) bahwa pasar efisien diklasifikasikan
menjadi tiga bentuk, yaitu pasar efisien bentuk kuat, bentuk semi kuat dan bentuk
lemah. Kemudian Fama (1991) menyempurnakan bentuk pasar efisien tersebut dalam
dalam klasifikasi yang lebih umum, untuk pasar efisien bentuk kuat menjadi private
information yaitu dalam bentuk ini para investor dapat mengetahui seluruh informasi
baik yang bersifat umum maupun bersifat private dari suatu perusahaan. Kemudian
untuk pasar efisien bentuk semi kuat menjadi event studies yang dapat diartikan
bahwa pada bentuk ini investor dapat melihat dan menganalisis peristiwa-peristiwa yg
terjadi di pasar modal sedangkan pada pasar efisien bentuk lemah diklasifikasikan
menjadi daya prediksi return.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pergerakan Acak dan Hipotesis Pasar Modal ?
2. Bagaimana Implikasi EMH ?
3. Bagaimana Studi Peristiwa ?
4. Apakah Pasar itu Efisien ?

4
5. Bagaimana Interpretasi Keperilakuan ?
6. Bagaimana Kinerja Reksadana ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana Pergerakan Acak dan Hipotesis Pasar Modal
2. Untuk mengetahui bagaimana Implikasi EMH
3. Untuk mengetahui bagaimana Studi Peristiwa
4. Untuk mengetahui Apakah Pasar itu Efisien
5. Untuk mengetahui bagaimana Interpretasi Keperilakuan
6. Untuk mengetahui bagaimana Kinerja Reksadana

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERGERAKAN ACAK DAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN


jika saham seketika ditawar pada harga wajar dengan seluruh informasi yang
tersedia maka kenaikan atau penurunan tersebut adalah tanggapan terhadap informasi
baru secara definisi informasi baru haruslah tidak dapat diprediksi sebab jika dapat
diprediksi maka prediksi tersebut merupakan bagian dari informasi hari ini. Akibatnya
harga saham yang berubah sebagai tanggapan terhadap informasi baru yang tidak
dapat diprediksi.
Hal ini merupakan inti argumentasi bahwa harga saham mengikuti sebuah
pergerakan acak yaitu bahwa perubahan harga bersifat acak dan tidak dapat diprediksi
jauh sebelum bukti ketidakrasional pasar harga saham yang bergerak secara acak
merupakan konsekuensi yang diperlukan dari investasi yang bersaing untuk
menemukan informasi relevan untuk membeli atau menjual saham sebelum seluruh
pasar menyadari adanya informasi tersebut.
Jangan mengaburkan keacakan perubahan harga dengan ketidakrasional
tingkat harga. Jika harga ditentukan secara rasional maka hanya informasi baru saja
yang akan menyebabkan perubahan tersebut. Oleh sebab itu sebuah pergerakan acak
merupakan hasil alami dari harga yang selalu mencerminkan seluruh pengetahuan
terbaru. Oleh karena itu pertanyaan bahwa harga saham telah mencerminkan seluruh
informasi yang tersedia disebut juga hipotesis pasar efisien.
a. Kompetisi sebagai sumber efisiensi
Grossman dan stiglitz. Mereka berargumen bahwa investor akan
mempunyai insentif untuk mengeluarkan waktu dan sumber daya guna
menganalisis dan menekankan informasi baru hanya jika aktivitas tersebut
akan menghasilkan imbal hasil investasi yang lebih tinggi. Oleh karena itu
dalam keseimbangan pasar aktivitas pencarian informasi yang efisien akan
berguna.
b. Versi hipotesis pasar efisien
Umumnya terbagi menjadi 3 versi EMH: (1) Lemah hipotesis bentuk
lemah menyebutkan bahwa harga saham telah mencerminkan seluruh
informasi yang dapat diturunkan dengan menguji data perdagangan pasar

6
berupa harga historis, volume perdagangan, dan bunga pinjaman. Versi
hipotesis ini berimplikasi bahwa analisis tren adalah sia-sia. (2) semi kuat
hipotesis bentuk semi kuat menyebutkan bahwa seluruh informasi yang
tersedia untuk publik tentang prospek suatu perusahaan seharusnya
tercermin pada harga pasar saham. (3) kuat hipotesis pasar efisiensi
menyebutkan bahwa harga pasar mencerminkan seluruh informasi yang
relevan bagi perusahaan termasuk informasi yang hanya tersedia bagi
orang dalam perusahaan. Hipotesis versi ini cukup ekstrem.

B. IMPLIKASI EMH
a. Analisis Teknikal
Analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya pencarian pola
perundangan yang dapat diprediksi dalam harga saham. Kunci untuk analisis
teknikal yang berhasil adalah respons harga saham yang lambat terhadap faktor-
faktor fundamental permintaan teori dow dan penawaran. Tentu saja situasi ini
bertentangan langsung dengan pasar efisien.
Analisis teknikal kadang kala disebut sebagai pembuat bagan karena mereka
mempelajari catatan atau bagan-bagan harga saham di masa lalu berharap dapat
menemukan pola yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan laba. Teori dow
dinamakan sesuai dengan penemunya charles dow merupakan dasar dari sebagian
besar analisis teknikal. Teori dow menyebutkan 3 kekuatan yang secara
bersamaan mempengaruhi harga saham:
1. Tren primer adalah pergerakan harga dalam jangak panjang
2. Tren sekunder atau perantara disebabkan oleh deviasi harga jangka pendek
dari garis trennya.
3. Tren tersier atau minor yaitu fluktuasi harian yang kurang penting.

Versi yang lebih baru dari teori dow adalah teori gelombang elliott dan
teori gelombang kondratieff. Gelombang elliott adalah bahwa harga saham dapat
digambarkan menurut gerakan pola gelombang. Gelombang kondratieff
merupakan analogi dari tren primer dow meskipun dengan durasi waktu yang
lebih panjang.

Teknik pembuatan bagan lainnya adalah dengan rata-rata bergerak. Pada


salah satu versi dari pendekatan ini adalah dengan rata-rata harga selama beberapa

7
bulan terakhir yang diambil sebagai indikator akan jatuh. Teknik lain disebut
pendekatan kekuatan relatif. Bagan di sini membandingkan kinerja saham selama
periode terkini dengan kinerja pasar atau saham-saham lain pada industri yang
sama.

Satu komponen analisis teknikal yang paling umum adalah apa yang
disebut sebagai tingkat ketahanan atau tingkat dukungan. Nilai ini dikatakan
merupakan tingkat harga atas dimana sulit bagi harga untuk meningkat lagi atau
tingkat harga bahwa dimana sulit bagi harga saham untuk jauh dan harga ini
dipercaya disebabkan oleh psikologi pasar.

1. Tingkat ketahanan
Analisis teknikal juga berfokus pada volume perdagangan. Gagasannya
adalah bahwa penurunan harga yang disertai degan volume perdagangan.
Gagasannya adalah bahwa penurunan harga yang disertai dengan volume
perdagangan yang besar merupakan sinyal penurunan pasar daripada jika
volume perdagangannya lebih kecil karena penurunan harga dipandang
sebagai perwakilan dari tekanan jual secara umum. Sebagai contoh statistik
trin sama dengan: Trin= volume penurunan/jumlah penurunan : volume
kenaikan/jumlah kenaikan
Trib adalah rasio dari rata-rata volume saham yang mengalami penurunan
terhadap rata-rata volume saham yang mengalami kenaikan. Rasio di atas 1,0
dipandang sebagai penurunan pasar karena saham yang harganya meningkat
menunjukkan terjadinya tekanan jual bersih. Hipotesis pasar efisien secara
tidak langsung menyatakan bahwa analisis teknikal tidak memberi manfaat.
Harga dan volume perdagangan di masa lalu tersedia untuk publik dengan
biaya sangat rendah.
b. Analisis fundamental
Analisis fundamental menggunakan prospek laba dan dividen perusahaan,
harapan tingkat bunga di masa depan, dan evaluasi risiko perusahaan untuk
menentukan harga saham yang tepat. Analisis fundamental biasanya memulai
dengan sebuah studi tentang laba masa lalu dan menguji neraca perusahaan.
Harapannya adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kinerja perusahaan di
masa depan yang belum diakui oleh pasar. Sekali lagi hipotesis pasar efisien
memprediksi bahwa analisis yang paling fundamental sayangnya juga menuju

8
pada kegagalan. Analisis fundamental jauh lebih sulit daripada sekedar
mengidentifikasi perusahaan yang dijalankan dengan baik dan mempunyai
prospek yang baik.

c. Manajemen portofolio aktif versus pasif

Investor kecil dalam posisi yang menguntungkan untuk melakukan


manajemen portofolio aktif mungkin lebih baik berinvestasi pada raksa dana. Para
pendukung hipotesis pasar efisien percaya bahwa manajemen aktif merupakan
upaya sia-sia dan tidak dapat membenarkan pengeluaran yang dilakukan. Jadi
mereka menyarankan strategi investasi pasif yang tidak berusaha untuk melawan
pasar. Sebuah strategi pasif bertujuan untuk membentuk portofolio sekuritas yang
terdiversifikasi dengan baik tanpa mencoba menemukan saham yang dinilai
terlalu rendah atau terlalu tinggi. Manajemen pasif biasanya ditandai dengan
strategi beli dan tahan. Satu strategi umun untuk manajemen pasif adalah
membentuk sebuah dana indeks, dana yang dirancang untuk manajemen kinerja
indeks saham secara umum.

d. Alokasi sumber daya


Penyimpangan dari efisiensi informasi juga akan menghasilkan biaya besar
yang akan ditangguh oleh seluruh masyarakat yang disebut alokasi sumber daya
yang tidak efektif.

C. STUDI PERISTIWA
Studi peristiwa menggambarkan sebuah teknik riset keuangan empiris yang
memungkinkan seseorang pengamat menilai dampak dari suatu peristiwa terhadap
harga saham perusahaan.

D. APAKAH PASAR ITU EFISIEN?


a. Sejumlah Isu
EMH memiliki implikasi bahwa sebagian besar kerja manajer portofolio
profesional upaya pencarian sekuritas yang dihargai terlalu murah merupakan
tindakan pemborosan dan hanya merupakan tindakan yang merugikan klien
karena aktivitas itu mengandung biaya dan mendorong terjadinya portofolio
diversifikasi yang tidak sempurna. Konsekuensinya, EMH tidak pernah diterima
sepenuhnya di Wall Street dan perdebatan yang terus berlangsung hingga saat ini

9
adalah sampai sejauh mana analisis sekuritas dapat meningkatkan kinerja
investasi. Sebelum membahas pengujian – pengujian empiris seputar hipotesis ini,
ada tiga faktor yang secara bersama – sama menyatakan secara tidak langsung
bahwa perdebatan itu mungkin tidak akan pernah mencapai titik temu:

1. Isu Besaran (Magnitude Issue)


Kita telah mencatat bahwa seorang manajer investasi yang mengelola
portofolio investasi senilai $5 miliar meski hanya dapat meningkatkan
kinerjanya sebesar 0,1% per tahun akan mampu meningkatkan laba sebesar
0,0001 x $5 miliar = $5 juta per tahun. Tentu saja manajer ini mendapatkan
penghasilan yang sangat besar. Tetapi dapatkah kita, para pengamat, secara
statistik mengukur kontribusinya? Mungkin tidak : Kontribusi sebesar 0,1%
mungkin akan hanyut versama volatilitas pasar. Ingat, bahwa devisi standar
dari indeks S&P yang terdiversifikasi dengan baik berada pada kisaran 20%
per tahun. Dibandingkan fluktuasi ini, kenaikan kinerja tadi dangat sulit
dideteksi. Meskipun begitu, $5 juta jelas merupakan peningkatan kinerja yang
sangat bernilai.
2. Isu Bias Pemilihan
Misalkan menemukan sebuah skema investasi yang benar – benar
dapat menghasilkan uang. Anda mempunyai dua pilihan : apakah akan
memublikasikan teknik itu di The Wall Street Journal untuk mendapatkan
ketenaran atau menyimpan sendiri teknik rahasia itu dan menggunakannya
untuk menghasilkan uang jutaan dollar. Kebanyakan investor akan memilih
alternatif terakhir, yang akhirnya hanya memberi kita teka – teki. Hanya
investor yang menemukan skema investasi yang tidak dapat
menghasilkanimbal hasil abnormal saja yang akan melaporkan temua mereka
ke seluruh dunia. Oleh karena itu, penentang teroi pasar efisien memandang
bahwa dunia selalu dapat membuktikan bahwa ketidakberhasilan dari berbagai
teknik untuk memberikan imbal hasil yang besar adalah bukti bahwa teknik –
teknik yang sungguh – sungguh dapat menghasilkan keuntungan tidak akan
dilaporkan kepada publik. Ini adalah masalah bias pemilihan, hasil yang dapat
diamati sebelumnya telah terpilih untuk mendukung upaya – upaya yang
gagal. Akibatnya, kita tidak dapat secara wajar mengevaluasi kemampuan

10
seorang manajer portofolio untuk mendaptkan strategi kemenangan di pasar
saham.
3. Isu Peristiwa Keberuntungan
Sebagai analog bagi permainan investasi, perhatikan sebuah konteks
untuk mendapatkan jumlah kepala terbanyak dari 50 kali lemparan koin. Hasil
dari satu orang tentu saja 50% kepala dan 50% ekor. Tetapi, jika 10.000 orang
bersaing di dalam konteks ini, maka akan cukup mengejutkan bahwa paling
tidak satu atau dua kontestan akan mendapatkan lebih dari 75% kepala.
Faktanya, statistik dasar menjelaskan kepada kita bahwa ekspetasi jumlah
kontestan yang akan mendapatkan 75% kepala atau lebih adalah dua. Tetapi
tentu saja merupakan tindakan bodoh untuk memahkotai orang dengan
“pemenang lemparan koin di dunia”, tentu saja mereka hanyalah kontestan
yang kebetulan beruntung pada hari peristiwa tersebut.
b. Pengujian Bentuk Lemah: Pola Imbal Hasil Saham
Imbal hasil dalam horizon yang pendek. Pengujian awal tentang pasar efisien
adalah pengujian dalam bentuk lemah. Satu cara untuk melihat tren harga saham
adalah dengan mengukur korelasi seri (serial correlation) dari imbal hasil pasar.
Korelasi seri adalah kecenderungan imbal hasil saham berkorelasi dengan imbal
hasil masa lalunya. Korelasi seri positif berarti bahwa imbal hasil positif
cenderung akan diikuti dengan imbal hasil positif(properti jenis momentum).
Korelasi segi negatif berati bahwa imbal hasil positif cenderung untuk diikuti
dengan imbal hasil negatif (properti terbalik atau”terkoreksi”). Meski indeks pasar
umum memperlihatkan korelasi seri yang lemah, tampaknya terdapat momentum
yang lebih kuat dalam kinerja antarsektor pasar yang memperlihatkan imbal hasil
terbaru yang terbaik dan terbutuk. Imbal hasil dalam jangka panjang. Meskipun
studi – studi tentang imbal hasil saham dalam rentang waktu jangka pendek
mendeteksi adanya momentum dalam harga saham, pengujian – pengujian dalam
rentang jangka panjang (misalnya, imbal hasil selama periode beberapa tahun)
menemukan apa yang disebut korelasi seri jangka panajang negatif dalam kinerja
pasar keseluruhan. Hasil rentang waktu yang panajng ini adalah dramatis, studi –
studi tersebut jauh dari bukti konklusif tentang pasar efisien.
c. Prediktor Imbal Hasil Pasar Secara Umum
Sejumlah studi merekam kemampuan beberapa variabel untuk memprediksi
imbal hasil pasar sengan mudah. Sebagai contoh, Fama dan Freanch

11
“memperlihatkan imbal hasil pasar saham secara keseluruhan cenderung lebih
tinggi apabila rasio dividen terhadap harga dan imbal hasil dividennya tinggi.
Campbell dan Shiller menunjukkan bahwa hasil laba dapat memprediksi imbal
hasil pasar. Keim dan Stambaugh”memperlihatkan bahwa data pasar obligasi
seperti selisih (spread) antara hasil obligai korporat berperingkat rendah dan tinggi
juga membantu untuk memprediksi imbal hasil pasar. Fama dan
French”memperlihatkan bahwa selisih hasil antara obligasi berperingkat rendah
dan tinggi mempunyai daya prediksi imbal hasil yang lebih besar untuk obligasi –
obligasi berperingkat rendah daripada untuk imbal hasil obligasi – obligasi
berperingkat tinggi, yang menyimpulkan bahwa dapat prediksi imbal hasil dalam
kenyataanya merpakan premi resiko daripada menjadi bukti ketidakefisienan
pasar.
d. Pengujian Semikuat: Anomali Pasar
Analisis fundamental menggunakan rentang informasi yang lebih luas untuk
membentuk portofolio daripada yang dilakukan oleh analisis teknikal.
Penyelidikan tentang kemanjuran analisis fundamental adalah apakah informasi
yang tersedia bagi publik yang melampaui sejarah perdagangan suatu sekuritas
dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja investasi, sehingga merupakan
pengujian bentuk efisiensi pasar semikuat. Beberapa statistik yang mudah diakses
seperti rasio harga terhadap laba per lembar saham atau kapitalisasi pasar
tampaknya memprediksi imbal hasil abnormal yang disesuaikan terhadap risiko.
Dimana i ni akan sulit dipadukan dengan hipotesis pasar efisien, sehingga sering
kali disebut sebagai anomali pasar efisien.
Kesulitan interpretasi pengujian – pengujian seperti ini adalah biasanya perlu
membuat penyesuaian terhadap risiko portofolio sebelum mengevaluasi
keberhasilan sebuah strategi investasi. Contoh , menggunakan CAPM untuk
menyesuaikan imbal hasil terhadap risiko. Syangnya sekalipun beta merupakan
penjelas yang relevan bagi risiko saham, pertukaran kuantitatif risiko yang terukur
secara empiris sebagimana diukur dengan beta dan imbal hasil yang diharapkan
adalah berbeda dari prediksi CAPM. Jika menggunkan CAPM untuk
menyesuaikan imbal hasil portofolio terhadap risiko, maka penyesuaian yang
tidak tepat mungkin menghasilkan kesimpulan bahwa sebagai strategi portofolio
dapat menghasilkan imbal hasil yang unggul, padahal dalam kenyataanya hal itu
hanya merupakan prosedur penyesuaian terhadap risiko yang gagal. Satu

12
interpretasi yang mungkin dari hasil ini adalah bahwa model keseimbangan pasar
modal adalah pada posisi yang salah karena imbal hasilnya belum tepat
disesuaikan terhadap risiko. Karena jika dua perusahaan mempunyai prediksi laba
yang sama, maka saham yang berisiko akan dijual pada harga lebih murah
danmenghasilkan rasio P/E yang juga lebih rendah. Disebabkan oleh resikonya
yang lebih tinggi, saham – saham dengan P/E rendah juga akan mempunyai imbal
hasil yang diharapkan lebih tinggi. Akibatnya, kecuali jika beta CAPM telah
disesuaikan terhapa resiko secara menyeluruh, saham – saham dengan P/E yang
rendah akan bertindak sebagai penjelas resiko tambahan, dan akan dikaitkan
dengan imbal hasil abnormal jika CAPM digunakan sebagai tolak ukur kinerja.
Dampak Januari Pada perusahaan Kecil apa yang disebut sebagai pengaruh
ukuran atau pengaruh perusahaan kecil. Pengaruh Perusahaan yang Diabaikan
dan Pengaruh Likuiditas Arbel dan Strebel memberi interpretasi lain dari
pengaruh perusahaan kecil pada bulan januari. Karena oerusahaan – perusahaan
kecil cenderung diabikan oleh investor institusi, maka informasi tentang mereka
cenderung tidak banyak tersedia. Kekurangan informasi ini menyebabkan
perusahaan kecil merupakan investasi yang lebih berisiko sehingga meminta
imbal hasil yang lebih tinggi.
e. Pengujian Bentuk Kuat: Informasi Orang Dalam
Bukan hal yang mengejutkan jika orang dalam menghasilkan laba yang unggul
dengan memperdagangkan saham mereka. Artinya, pasar akan efisien dalam
bentuk kuat, dengan cara mengatur dan membatasi perdagangan berdasarkan
informasi orang dalam. SEC mengharuskan semua orang dalam melaporkan
seluruh aktivitas perdagangan mereka di Official Summary of Insider Trading,
sehingga pengetahuan orang dalam menjadi informasi publik. Jika pasar efisien,
maka pemrosesan penuh dan seketika dari informasi perdagangan yang dilaporkan
akan menyebabkan seorang investor tidak akan mendapatkan laba dengan
mengikuti pola pemain dalam.
f. Menginterpretasikan Bukti
Premi Risiko atau Inefisiensi? Pemgaruh resiko harga terhadap laba,
pengaruh oerusahaan kecil, pengaruh nilai pasar terhadap nilai buku, pengaruh
momentum, serta pengaruh kebalikan jangka panjang saat ini masih menjadi
fenomena tanda Tanya dalam keuangan empiris. Terdapat saling keterkaitan
antara fenomena ini. Perusahaan kecil atau perusahaan dengan rasio nilai pasar

13
terhadap nilai buku yang rendah karena mengalami kejatuhan harga saham yang
tajam di bulan bulan terakhir. Fama dan French mengusulkan model tiga factor
dalam teori pembentukan harga arbitrase:
1. Portofolio pasar
2. Sebuah portofolio yang mencerminkan imbal hasil relative dari perusahaan
kecil versus perusahaan besar
3. Sebuah portofolio imbal hasil relative dari perusahaan dengan rasio nilai buku
terhadap nilai yang mencerminkan imbal hasil relative dari perusahaan dengan
rasio nilai buku terhadap nilai pasar yang tinggi versus rendah.

Interpretasi yang berlawanan diberikan oleh Lakonishok, Shleifer,


danVishney, yang berpendapat bahwa fenomena ini merupakan bukti dari pasar
yang tidak efisien, khususnya kesalahan sistematik dalam prakiraan para ahli
saham.

La Porta menemukan bahwa ekuitas perusahaan yang diprediksi para


analis memiliki tingkat pertumbuhan laba yang rendah ternyata memiliki kinerja
yang lebih baik daripada yang diprediksi memiliki pertumbuhan laba yang tinggi.

Imbal hasil abnormal mungkin relative terhadap premi ketidaklikuidan


karena perusahaan kecil dan harganya murah cenderung memiliki selisih harga
penawaran dan permintaan yang lebih besar.

Anomali atau Penggalian Data? Beberapa anomaly belum menunjukkan


banyak kekuatan bertahan setelah dilaporkan dalam literature akademik. Masih
tetap mengakui potensi penggalian data, ukuran umumterlihat berjalan melalui
banyak anomaly untuk dipertimbangkan. Nilai saham yang ditentukan melalui
rasio P/E yang rendah, rasio nilai buku terhadap nilai pasar yang tinggi, atau harga
tekanan relative relative pada tingkat historis terlihat memberikan rata rata imbal
hasil lebih tinggi daripada saham yang bertumbuh. Salah satu cara menghadapi
masalah oenggalian data adalah menemukan serangkaian data yang belum diteliti
dan melihat apakah hubungan yang sedang dibicarakan tersebut ditunjukkan di
data baru tersebut.

14
E. INTERPRETASI KEPERILAKUAN
Keuangan keperilakuan adalah teori konvensional yang mengabaikan
bagaimana sebenarnya mengambil keputusan dan setiap orang membuat keputusan
yang berbeda. Banyak ekonom mengartikan anomaly sebagai sebuah
ketidakrasionalan yang disebabkan bahwa investor tidak selalu memproses informasi
dengan benar sehingga membuat kesimpulan yang salah tentang distribusi
probabilitas imbal hasil di masa depan dan bahkan pada probabilitas tertentu, investor
sering membuat keputusan yang tidak konsisten atau membuat keputusan yang secara
sistematis tidak optimal. Jika ketidak rasional investor akan mempengaruhi harga,
maka para pelaku arbitrase yang teliti akan mengambil keuntungan dan menghasilkan
laba sehingga harga akan terdorong kembali ke harga yang sebenarnya. Jika para
pendukung teori keperilakuan benar tentang terbatasnya aktivitas arbitrase, maka
ketiadaan peluang labatidak selalu berarti bahwa pasar selalu efisien.

a. Pemrosesan Informasi
Kesalahan dalam pemrosesan informasi dapat mendorong investor untuk
membuat estimasi yang salah tentang probabilitas sebenarnya dari peristiwa yang
mungkin atau imbal hasil terkait.
Kesalahan Prediksi. Pengaruh rasio P/E dapat dijelaskan dengan prediksi
laba yang terlalu ekstrem. Dalam pandangan ini, prediksi laba yang tinggi di masa
depan mungkin disebabkan oleh kinerja terbaru yang disukai, dimana investor
cenderung relative terlalu tinggi menilai prospek perusahaan. Akibatnya
perusahaan dengan rasio P/E yang tinggi, investasinya cenderung buruk.
Terlalu Percaya Diri. Manusia cenderung membuat estimasi berlebihan atau
ketepatan keyakinan dan prediksi mereka, dan cenderung menilai berlebihan atas
kemampuan mereka.
Konservatif. Bias konservatif berarti bahwa investor cenderung terlalu lambat
dalam memperbaharui keyakinan mereka dalam menanggapi bukti bukti terbaru.
Pengabaian Ukuran Sampel dan Keterwakilan. Manusia secara umum
tidak mempertimbangkan ukuran sampel, menganggap bahwa sampel kecil adalah
perwakilan dari populasi besar.

15
b. Bias Keperilakuan
Bias keperilakuan sebagiann besar mempengaruhi bagaimana investor
membingkai pertanyaan tentang imbal hasil versus risiko dan membuat pilihan
antara pertukaran imbal hasil dan risiko.
Pembingkaian. Keputusan yang diambil sebuah investor dipengaruhi oleh
pemilihan bingkai.
Akuntansi Mental. Akuntansi mental adalah bentuk spesifik dari
pembingkaian di masa seseorang memisahkan antarkeputusan. Pengaruh
akuntansi mental juga dapat membantu momentum dalam pergerakan harga
saham.
Menghindari Penyesalan. Psikolog mengemukakan bahwa individu yang
memilih keputudan dan pilihannya merupakan hal yang buruk akan menghadapi
penyesalan lebih besar ketika keputusan yang dibuat tidak biasa.
c. Batasan terhadap Arbitrase
Para pendukung keperilakuan berpendapat bahwa dalam praktiknya sejumlah
factor membatasi kemampuan menarik laba dari kesalahan harga.
Risiko Fundamental. Risiko yang terkandung dalam upaya memanfaatkan
apa yang sebelumnya dianggap sebagai peluang laba akan membatasi aktivitas
maupun efektivitas dari para pedagang arbitrase.
Biaya Implementasi. Biaya jasa manajemen yang mengurangi imbal hasil
bersih dapat menekan harga ke tingkat lebih rendah daripada nilai asset bersih
portofolio.
Risiko Model. Penggunaan model yang salah untuk mengukur nilai sekuritas
dan harga benar dapat menyebabkan aktivitas perdagangan menjadi berisiko dan
membatasi sampai sejauh mana hal itu bisa berlaku.
d. Mengevaluasi Kritik Keperilakuan
Banyak ekonom berpendapat pendekatan keperilakuan terlalu tidak terstruktur,
yang hanya menjelaskan setiap anomaly dengan beberapa kombinasi
ketidakrasionalan yang dipilih dari daftar bias keprilakuan. Sebagian yang
lainmemandang bahwa literature literature anomaly secara keseluruhan
merupakan indikasi yang membantah hipotesis pasar efisien. Keuangan
keperilakuan masih berkembang. Kritikan atas rasionalitas penuh dalam
pengambilan keputusan investor telah diterima baik, tetapi rasionalitas terbatas
yang memengaruhi penetapan harga asset menjadi kontroversi.

16
F. KINERJA REKSA DANA
Bagi investor isu efisiensi pasar terendam sampai pada apakah investor yang
terlatih akan mendapatkan laba perdagangan abnormal secara konsisten. Pengujian
terbnaik adalah dengan mengamati kinerja professional pasar untuk melihat kinerja
mereka adalah lebih unggul dibandingkan reksa dana indeks pasar yang membeli dan
memegang pada rata rata pasar. Bukti sederhana tidak mendukung klaim bahwa
portofolio yang dikelola secara professional dapat secara konsisten mengalahkan
pasar.tahap pertama dengan menguji imbal hasil yang disesuaikan terhadap resiko
dari sejumlah besar sampel reksa dana. Tolok ukur yang lebih tepat atas kinerja reksa
dana adalah indeks yang juga memasukkan kinerja pasar dari saham saham yang lebih
kecil. Pentingnya tolok ukur dapat digambarkan dengan menguji imbal hasil atau
saham kecil dalam beberapa subperiode. Reksadana dengan biaya jasa yang lebih
tinggi tidak akan meningkatkan imbal hasil kotor cukup besar untuk membenarkan
biaya jasa. Bukti bukti kinerja yang disesuaikan terhadap resiko dari manajer
professional adalah beragam. Berarti kinerja manajer professional secara umum
konsisten dengan efisiensi pasar. Jumlah dimana manajer professional sebagai sebuah
kelompok menang atau kalah atas pasar berada dalam batas ketidakpastian statistic.
Sebagian besar manajer tidak dapat mengalahkan strategi pasif atau bahwa jika
terdapat margin keunggulan maka hal itu adalah kecil.

Apakah Pasar itu Efisien?

Doktrin berlebihan yang percaya bahwa pasar itu efisien dapat melumpuhkan
investor dan menyebabkan tidak ada upaya riset yang dapat dibenarkan. Padahal
pedagang ekstrem belum tentu benar. Terdapat banyak anomaly dalam bukti bukti
empiris untuk membenarkan pencarian sekuritas yang dihargai terlalu murah. Strategi
investasi yang superior akan menghasilkan keuntungan. Pasar cukup kompetitif
sehingga hanya informasi lebih baik yang berbeda akan menghasilkan uang lebih
banyak. Akhirnya margin keunggulan yang ditambahkan manajer professional adalah
sedemikian kecil sehingga ahli statistic tidak akan dapat mendeteksinya dengan
mudah.

G. PEMBAHASAN ARTIKEL
1. William H Beaver (1973)
Dalam artikelnya literature pasar yang efisien dengan teori pasar dengan bentuk
semi kuat. Adanya pasar efisiensi semi kuat, pengaturan prinsip menjadi perhatian

17
tersendiri terlepas dari itu pengungkapan yang harus dilakukan dengan cara yang
paling ekonomis melalui strategi informasi akuntansi. Alasan dari penjelasan ini
nerasal dari literature empiris yaitu kelebihan pengembalian tidak dapat diterima.
Jika pasar adalah informasi efisiensi atau pasar dapat dikatakan sumber informasi
untuk umum, maka teori tersebut menunjukkan bahwa harapan atas informasi
yang ada untuk umum tidak diharapkan untuk memperoleh kelebihan kembali.
2. Fama (1965)
Artikelnya membahas tentang teori yang menjadindasar model random
berjalan tujuannya untuk mengukur validitas empiris model. Data menyajikan
dukungan yang konsisten dan kuat untuk model. Sehingga membaca grafik
mungkin sesuatu hal yang menarik, akan tetapi tidak ada dampak yang berarti
bagi investor pasar saham. Sehingga dari makalah ini memberikan saran bahwa
argument kontra kurang dapat diyakini jika tidak didukung dengan hasil
penelitian.
3. Sloan (1996)
Makalahnya berisi tentang apakah harga saham mencerminkan informasi
pendapatan dimasa depan yang merupakan kompinen akrual dan arus kas
pendapatan saat ini. Kinerja pendapatan nergantung pada besaran relative dari kas
dan akrual komponen pendapatan. Harga saham tidak konsisten dengan
pandangan tradisional yang efisien, bahwa stok harga mencerminkan semua
informasi untuk umum. Informasi biaya perolehan dan pemrosesan biaya terkait
dilakukan dengan strategi real time dan non-trivial. Pengembalian dari eksploitasi
strategi berpotendi dibatasi oleh dampak tekanan harga. Jika mengamati
perdagangan secara historis jumlah stok tidak terbatas dapat diperdagangkan pada
harga itu
Presistensi yang lebih rendah dari kinerja laba disebabkan oleh penghasilan
akrual dari dampak manajemen laba. Hal tersebut menggambarkan apakah
manajemen pendapatan dibuat dengan manipulasi harga saham sementara dan
motivasi untuk memanipulasi harga saham.
4. Ou dan Penman (1989)
Dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bhawa harga memberikan
informasi tentang pendapatan yang akan di peroleh dan peristiwa peristiwa yang
akang mempengaruhi keamanan harga. Hasil tersebut didukung oleh penelitian
terkait rasio P/E. investor menggunakan informasi lain dalam menetapkan harga

18
serta ramalan pendapatan di masa depan dan indikasi apakah pendapatan saat ini
mewakili pendapatan di masa depan. Dengan demikian perbandingan harga untuk
pendapatan dalam rasio P/E dapat menunjukkan sejauh mana pendapatan saat
masa transisi. Dengan demikian bahwa in formasi harga mempengaruhi
pendapatan (dimasa depan) yang termuat dalam laporan keuangan.
5. Bernard dan Thomas
Dalam hasil peniltian ini tujuannya untuk membedakan anatara penjelasan
bersaing “pacsa-laba-pengumuman drift.”. (CAPM) digunakan untuk menghitung
pengembalian ab-normal adalah tidak lengkap atau misestimated, peneliti gagal
dalam pengembalian baku sepenuhnya untuk resiko. Akibatnya yang terjadi
adalah abnormalreturns dimana tidak lebih dari kompensasi yang adil untuk
sebuah resiko bearing.
6. Kahneman dan Tversky (1979)
Makalah nya berisi tentang kritik terhadap teori utilitas yang diharapkan
sebagai model deskriptif dalam pengambilan keputusan dibawah resiko, dan
mengembangkan model alternative yang disebut teori prospek. Di dalam prospek
berisiko menunjukkan beberapa efek yang terkandung dan tidak sesuai dengan
prinsip dasar teori utilitas. Kepastian berkontribusi terhadap keengganan risiko
dalam pilihan yang melibatkan keuntungan yang pasti dan mengambil risiko
dalam hal yang mengandung kerugian yang pasti. Teori pilihan alernatif
dikembangkan, karena nilainya menggambarkan keuntungan atau kerugian dari
asset dan probabilitas menggambarkan bobot keputusan. Grafik nilai cekung
menggambarkan keuntungan dan cembung untuk kerugian.

19
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa riset – riset statistik memperlihatkan bahwa harga pasar
saham tampak bergerak mendekati apa yang disebut pergerakan acak yang tidak
memiliki pola dapat diprediksi tegas yang dapat dimanfaatkan investor. Partisipasi
pasar membedakan tiga bentuk dari hipotesis pasar efisien. Bentuk lemah menyatakan
bahwa seluruh informasi yang diperoleh dari data perdagangan masa lalu telah
tersedia secara umum telah tercemin dalam harga saham. Bentuk kuat, yang
merupakan bentuk ekstrem, menyatakan bahwa seluruh informasi, termasuk informasi
orang dalam, telah tercemin dalam harga. Analisis teknikal berfokus pada proksi
tekanan beli dan jual di pasar. Analisis fundamental berfokus pada faktor – faktor
yang menentukan nilai wajar perusahaan, seperti profitabilitas saat ini dan prospek
pertumbuhan. Karena kedua jenis analisis ini didasarkan pada informasi publik, maka
tidak akan ada yang bisa mendapatkan laba berlebihan jika pasar beroperasi secara
efisien.

B. Referensi
Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, A. J. (2006).Jakarta: Salemba Empat.

20

Anda mungkin juga menyukai