PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Sejak satu dasawarsa belakangan ini, industri perbankan
sebagai lembaga perantara merupakan industri yang paling mengalami
perkembangan yang cukup pesat, baik dari sisi volume usaha, mobilisasi
dana masyarakat maupun pemberian kredit. Keadaan seperti ini
dimungkinkan sebagai akibat dari deregulasi dalam dunia perbankan yang
dilakukan oleh pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) pada 1 Juni
Deregulasi di bidang perbankan pada tahun tersebut sungguh sangat
mempengaruhi pola dan strategi manajemen bank, baik di sisi pasiva
maupun aktiva bank. Situasi yang seperti demikian, memaksa perbankan
harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh
sumber-sumber dana baru. Dengan liberalisasi di sektor perbankan
tersebut, maka industri perbankan dapat membuka hambatan yang
sebelumnya menimbulkan tekanan pada sektor dan sistem keuangan
secara menyeluruh, sehingga menyebabkan yang sangat pesat dengan
persaingan yang semakin ketat dalam bisnis perbankan di Indonesia.
Dampak deregulasi di sektor perbankan telah mengakibatkan
bertambahnya jumlah bank, dan berdampak pada persaingan yang
semakin meningkat untuk menarik dana dari masyarakat
sebanyakbanyaknya dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat
yang membutuhkan baik untuk tujuan meningkatkan produksi maupun
konsumsi masyarakat. Bagi sebuah bank, dana merupakan persoalan yang
paling utama, karena tanpa dana bank tidak berfungsi sama sekali. Sumber
dana perbankan sebagian besar dihimpun dari dana masyarakat dan
merupakan sumber dana yang paling diandalkan oleh bank. Hampir 80%
sampai 90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank merupakan dana
1
pihak ketiga baik berasal dari pemerintah, dunia usaha maupun
masyarakat pada umumnya, sedangkan sisanya merupakan modal sendiri
dan cadangan modal. Dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat
biasanya dalam bentuk giro, deposito dan tabungan. Dalam menarik minat
masyarakat untuk menyimpan uang di bank faktor penting yang perlu
diperhatikan adalah penentuan harga yaitu bunga. Besarnya bunga yang
ditawarkan untuk simpanan akan berpengaruh terhadap bunga pinjaman
dan hal ini juga akan mempengaruhi keuntungan bank karena pendapatan
bank yang utama diperoleh dari selisih antara bunga simpanan dengan
bunga pinjaman. Pada umumnya kegiatan suatu bank terkonsentrasi pada
bidang perkreditan. Melalui kegiatan perkreditan ini bank memperoleh
pendapatan berupa bunga kredit yang merupakan imbal balik atas kredit
yang diberikan kepada nasabah. Dari sisi pasiva, unit kerja pendanaan
harus mengoptimalkan perolehan dana dalam bentuk produk-produk
pasiva dalam periode jangka pendek maupun jangka panjang untuk dapat
memenuhi pemberian kredit. Penentuan tingkat bunga kredit yang akan
ditawarkan tergantung pada tingkat suku bunga simpanan yang diperoleh
bank tersebut. Dimana tingkat suku bunga simpanan merupakan biaya
dana, yaitu biaya yang harus dikeluarkan oleh bank untuk setiap rupiah
dana yang berhasil dihimpunnya dari berbagai sumber sebelum dikurangi
dengan giro wajib minimum. Sedangkan untuk menentukan suku bunga
kredit, biaya dana harus dikurangi dengan likuiditas wajib yang harus
dipelihara oleh bank. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan
bahwa biaya dana merupakan harga pokok bank dalam menentukan harga
jual produknya. Dengan mengetahui besarnya biaya dana yang
sesungguhnya dikeluarkan bank, maka bank akan dapat melakukan
perhitungan suku bunga kredit yang wajar sehingga bank tetap dapat
memperoleh keuntungan. Penetapan tingkat suku bunga kredit Base
Lending Rate (BLR) harus tepat agar dapat menarik masyarakat untuk
melakukan pinjaman. Mengingat pentingnya biaya dana Cost of Fund
(COF) dalam penetapan tingkat suku bunga kredit Base Lending Rate
2
(BLR). Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian serta membahas masalah tersebut dalam rangka
menyusun skripsi, dengan memberikan judul skripsi sebagai berikut :
Analisis Pengaruh Cost of Fund (COF) terhadap Base Lending Rate
(BLR) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Pada Periode
B. Rumusan Masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pada umumnya manajemen disemua bank sadar bahwa bank harus mampu
mengatur penetapan harga asset dan liability secara terpadu sehingga dapat
menciptakan net interest income bagi bank secara optimal. Meskipun demikian
kenyataannya, metode penetapan harga yang dipergunakan bank tidak selalu tepat.
A. Biaya Dana
Biaya merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam
rangka menciptakan atau memperoleh pendapatan. Maksud biaya ini adalah biaya
yang secara langsung atau tidak langsung telah dimanfaatkan untuk menciptakan
pendapatan dalam suatu periode tertentu.
Bagi biaya yang diakui secara accual basis, artinya selalu diakui dan
dibebankan ke dalam perhitungan laba rugi pada saat jatuh tempo tanpa terjadi
terlebih dahulu menunggu pembayaran. Biaya yang terdapat dalam laporan laba
rugi bank terdiri dari biaya operasional (seperti biaya bunga, biaya komisi, biaya
overhead) dan biaya nonoperasional, biaya ini merupakan biaya bukan periode
tertentu.
Biaya yang dimasukkan ke dalam biaya usaha bank adalah semua biaya yang
berhubungan langsung dengan kegiatan usaha bank.
1. Pengertian Biaya Dana
Biaya dana adalah biaya bunga yang dibayarkan oleh bank atas dana yang
berhasil dihimpun oleh bank dari berbahai sumber. Bagi bank, biaya dana
merupakan bagian terbesar dari total biaya operasional bank. Keberhasilan
bank mengendalikan biaya dananya secara tepat dan dengan metode yang
tepat, antara lain yaitu:
a. Keberhasilan bank dalam menghimpun dana dari berbagai sumber dan jenis
dana dengan komposisi biaya yang efisien
b. Perhitungan biaya dana yang akurat sangat penting untuk menentukan
besarnya kemungkinan keuntungan yang diperoleh atas aktiva
produktifitasnya
4
c. Kebijakan bank dalam menghimpun dana dari berbagai jenis, demikian
pula kebijakan dalam penggunaan akan berdampak pada risiko likuiditas,
risiko tingkat bunga dan risiko modal bank.
Besarnya biaya dana atau suku bunga bank (base lending rate) dipengaruhi
oleh beberapa factor antara lain sebagai berikut:
5
e. Jangka waktu penempatan sangat menentukan, karena umumnya untuk
jenis dana seperti deposito suku bunganya akan berbeda sesuai dengan
jangka waktu penempatannya.
f. Jumlah penempatan sangat menentukan dalam kebijakan tariff yang
diterapkan oleh masing-masing bank, sebagai wujud pembedaan antara
prime customer dengan non-prime costumer, terutama ketika bank
memerlukan likuiditas segera dalam jumlah besar.
g. Tingkat bunga yang diberikan kepada deposan jelas sangat menentukan
dalam perhitungan biaya dana
h. Ketentuan cadangan wajib minimum yang ditetapkan oleh otoritas moneter
sangat menentukan, hal ini akan terlihat dengan jelas ketika
membandingkan anatara cost of fund dengan cost of loanable fund.
Semakain besar cadangan wajib minimum, akan meningkatkan cost of
loanable fund suatu bank.
i. Persaingan antarbank dalam menarik minat nasabah untuk hanya
menyimpankan dananya pada bank tertentu akan berpengaruh pada
kebijakan tarif yang ditetapkan bank.
j. Kebijakan pemerintah/Bank Indonesia, contoh kebijakan PPh, Batas
Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), NPL dan lain-lain.
k. Target laba yang diinginkan bank (spread), target laba ini merupakan
bagian terbesar dan menentukan dalam menetapkan besaran suku bunga
kredit.
l. Jaminan kredit (collateral) yang diserahkan nasabah sebagai pengamanan
atas kredit yang diberikan bilamana suatu kelak nasabah wan prestasi
(jenis, kualitas, pemilik jaminan).
m. Kualitas kredit bank dan nasabah (kolektibilitas).
n. Reputasi usaha bank
o. Tingkat efisiensi bank (salah satunya yang tercermin dalam overhead cost).
p. Reputasi pemilik (keprofesionalan), pimpinan perusahaan nasabah serta
reputasi usaha nasabah dalam (pangsa pasar, kualitas produk, positioning
pasar)
6
q. Jenis usaha nasabah
r. Kekuatan dan kerekatan hubungan bisnis nasabah dengan bank (prime
costumer dan non-prime costumer), berbeda antara nasabah yang
menyakurkan seluruh bisnisnya hanya kesatu bank saja dengan nasabah
yang hanya menggunakan bank untuk satu jenis jasa bank saja.
s. Biaya-biaya lain yang timbul untuk promosi yang berakibat terjadinya
inefisiensi.
2. Perhitungan Biaya Dana
Pengertian biaya dana sering rancu antara cost of fund, cost of loanable fund
ataupun cost of money. Ketiga-tiganya ini sesungguhnya memiliki perbedaan
satu sama lain, cost of fund adalah biaya yang dikeluarkan atas setiap dana
yang berhasil dihimpun dari berbagai jenis dana sebelum dikurangi dengan
likuiditas wajib minimum (reserve requirement), cost of loanable fund adalah
biaya dana setelah dikurangi dengan reserve requirement, sedangkan cost of
money adalah cost of loanable fund ditambah dengan overhead cost.
Perhitungan cost of fund digunakan untuk mengetahui besarnya biaya bunga
rata-rata yang dapat diperoleh bank, yang pada dasarnya untuk mengukur
efisiensi usaha bank. Dengan diketahui biaya dana sesungguhnya yang
dikeluarkan bank untuk mendapatkan dana, maka dapat diketahui berapa
besarnya kemungkinan keuntungan yang diperoleh dengan risiko yang
mungkin dihadapi dalam usaha memaksimalkan hasil operasi bank.
Selanjutnya dalam menghitung biaya dana ini perlu diperhatikan besarnya
cadangan wajib minimum dari bank Indonesia, karena ketentuan ini akan
mempengaruhi besarnya biaya dana secara keseluruhan. Semakin besar
likuiditas/cadangan wajib minimum akan semakin besar pula biaya dana bank.
Dana yang berhasil dihimpun setelah dukurangi dengan likuiditas wajib
minimum disebut loanable funds, sedangkan biaya dana yang harus
dikeluarkan setelah dana tersebut dikurangi likuiditas wajib minimum yang
harus dipelihara disebut cost of loanable funds.
7
Jumlah Dana Jasa Giro (%) Biaya Dana
5.542.226 0,00 -
6.116.986 1,00 61.169,86
21.432.128 2,00 428.642,56
11.781.448 4,00 471.257,92
44.872.788 - 961.070,34
961.070,34
Cost of Fund-Giro = 44.872.788 × 100 % = 2,1477%
5.000.250 - - -
18.271.000 1 8 1.461.680,00
8.587.700 3 8,50 729.954,50
55.000.500 6 9,25 5.087.546,25
95.500.250 12 10 9.550.025,00
15.125.500 18 10,25 1.550.363,75
20.225.125 24 10,50 2.123.638,13
217.710.325 - - 20.503.207,63
8
20.503.207,63
Cost of Fund-Deposito = x 100% = 9,4176%
217.710.325
Jumlah Dana
Tingkat Bunga (%) Biaya Dana
(1)
(2) (3) = (1) x (2)
5.567.314 0 -
15.441.626 3 463.248,78
24.065.763 5 1.203.288,15
45.164.703 - 1.666.536,93
1.666.536,93
Cost of Fund Tabungan = x 100% =3,6899%
45.164.703
9
1) Total Cost of Fund -Dana Pihak Ketiga
Tabel 18.4. Perhitungan Cost of Funds-Dana Pihak Ketiga PT Bank
Anakku Permata
Dalam juta rupiah
Sumber Dana Jumalh Tingkat Bunga Biaya Dana
Dana (%)
(1) (2) (3) (4) = (2) x (3)
Giro 44.872.788 - 961.070,34
5.542.226 0 -
6.116.986 1 61.169,86
21.432.128 2 428.642,56
11.781.448 4 471.257,92
Tabungan 45.164.703 - 1.666.563,93
5.657.314 0 -
15.441.626 3 463.248,78
24.065.763 5 1.203.288,15
Deposito 217.710.325 - 20.503.207,63
Berjangka
5.000.250 0 -
18.271.000 8 1.461.680,00
8.587.700 8,50 729.954,50
55.000.500 9,25 5.087.546,25
95.500.250 10 9.550.025,00
15.125.500 10,25 1.550.363,75
20.225.125 10,50 2.123.638,13
Jumlah 307.747.816 - 23.130.814,90
23.130.8814,90
Total cost of Fund-Dana Pihak Ketiga = x 100% = 7,5162
307.747.816
10
Tabel.18.5. Perhitungan Cost of Loanable Funds PT Bank Anakku
Permata
23.130.814,90
Cost of Loanable Fund-Dana Pihak Ketiga = x 100% =
292.460.604,20
7,9090%
11
3. Metode Perhitungan Biaya Dana Bank
Metode yang lain digunakan untuk menghitung biaya dana atas dana yang
berhasil dihimpun bank adalah sebagai berikut.
12
1) Sebagian dana tertentu harus dialokasikan dalam bentuk aset yang tidak
produktif, seperti cadangan untuk likuiditas wajib : aktiva tetap dan
inventaris.
2) Untuk biaya dana harus diperhitungkan komponen-komponen biaya lai yang
berhubungan dengan upaya yang dilakukan untuk menghimpun dana,
seperti untuk biaya promosi atau biaya opersional lainnya.
3) Timbulnya masalah kontroversial, apakah perlu diperhitungkan
kemungkinan adanya biaya dana yang berasal dari modal sendri atau cost of
equity funds.
4) Kesulitan dalam menetapkan hrga (pricing), ketika suku bunga dana
mengalami perubahan karena kondisi moneter yang sangat berfluktuasi.
14.530.814,90
= 187.693.126 𝑥100% = 7,7418%
14.530.814,90
= 209.897.160 𝑥100% = 6,9228%
13
b. Metode Biaya Dana Rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of
Loanable Fund Methods)
Metode perhitungan biaya dana ini pada dasarnya merupakan metode yang dapat
menggambarkan kondisi biaya dana bank yang sesungguhnya terjadi. Metode ini
lebih realistis karena memerhatikan komposisi jenis dana serta faktor-faktor yang
mempengaruhi langsung besarnya biaya dana seperti tingkat bunga dan ketentuan
reserve requirement.
Perhitungan biaya dana bank menggunakan metode biaya dana rata-rata
tertimbang (weighted Average Cost of Loanable funds). Hal ini dikarenakan
sumber dana bank terdiri atas berbagai jenis, baiksifatnya, jumlah dana yang
terhimpun, maupun beban yang harus dibayarkan oleh bank kepada sumber dana,
misalnya pada masyarakat. Dana bank dapat berupa giro, tabungan, deposito,
pinjaman-pinjaman dari luar bank, dan modal bank sendiri.
Dalam perhitungan biaya dana bank menurut pendekatan ini hendaknya
memerhatikan pern masing-masing jenisdana dan faktor lain yang secara
langsung mempengaruhi biaya dana, seperti ketentuan tentang cadangan wajib
minimum (reserve requirement). Metode ini secara langsung menentukan biaya
dana yang harus dibayarkan oleh bank untuk setiap rupiah dana setelah dikurangi
dengan bagian dana yang harus dibayar oleh bankuntuk setiap rupiah dana setelah
dikurangi dengan bagian dana yang harus dipelihara bank sebagai cadangan wajib
yang disebut dengan cost of loanable funds.
Cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh setiap bank baik dalam rupiah
maupun dalam valuta asing sesuai ketentuan bank Indonesia adalah sebesar persen
tertentu dari jumlah dana pihak ketigayang dapat dihimpun. Semakin besar
ketentuan cadangan wajib minimum. Semakin besar pula pengaruhnya terhadap
biaya dana yang harus dipikul bank. Besarnya cadangan wajib minimum atau
reserve requirement telah mengalami beberapa tahap perubahan sesuai kondisi
moneter.
Perhitungan biaya dana berdasarkan metode biaya rata-rata tertimbang dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut.
14
1) Menghitung secara keseluruhan masing-masing jumlah dana yang
berbiaya( paying liabilities) sesuai dengan persentase komposisi sumber
dana.
2) Tingkat bunga efektifyang diperoleh dari perkalian tingkat bunga masing-
masing jenis sumber dana dengan persentase komposisi jumlah dana
setelah dikurangi dengan reserve requirement-RR. Jika RR adalah sebesar
5%, jumlah dana efektif yang dapat dipinjamkan(loanable) atau digunakan
oleh bank adalah hanya 95%(100%-RR)
3) Hasil perkalian antara persentase komposisi dana dengan bunga efektif
akan diperoleh kontibusi biaya dana bank
100%
Bunga efektif = 𝑥 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎
100% − 𝑅𝑅
Berikut ini adalah perhitungan biaya dana rata-rata tertimbang dari PT. Bank Anakku
Permata
15
n 5.657.314 1,64 - 0 5 - -
15.441.626 5,02 - 3 5 3,1579 0,1585
24.065.763 7,82 - 5 5 5,2632 0,4115
217.710.32 70,74
Deposito 5
berjangk 1,62 - 0 5 - -
a 5.000.250 5,94 1 8 5 8,4210 0,5002
18.271.000 2,79 3 8,50 5 8,9474 0,2496
8.587.700 17,87 6 9,25 5 9,7368 1,7400
55.000.500 31,03 12 10 5 10,5263 3,2663
95.500.250 4,92 18 10,25 5 10,7895 0,5308
15.125.500 6,57 24 10.50 5 11,0526 0,7262
20.225.125
Jumlah 307.747.81 100,00 Cost Loanable Fund rata-rata Tertimbang 7,9116
6
Biaya dana bank berdasrkan metode biaya dana rata-rataa tertimbang adalah
sebesar 7,9116%
16
B. Metode dana marginal
Menurut metode ini bahwa bank akan menggunakan biaya marginal yaitu biaya
yang dibayarkan untuk mendapatkan tambahan dana dan memperoleh keuntungan
(spread) yang dapat diterima atas penambahan aset yang dibiayai dengan dana
yang diperoleh tersebut. Metode ini berbeda dengan metode biaya dana histori
yang lebih menitik beratkan pada biaya dan keuntungan bank dimasa lalu, padahal
seharusnya bank memperhitungkan kegiatan yang sedang berjalan maupun yang
akan datang. Metode biaya dana marginal memperhitungkan biaya dana menurut
tingkat bunga pasar saat itu.
Perhitungan biaya dana dengan metode ini relatif lebih sederhana dan banyak
bank yang menggunakan dalam menentukan tingkat suku bunga kredit untuk
nasabah utamanya(prime customer).
Metode ini menetapkan jenis dana tunggal sebagai dasar dalam menetapkan
princing atas aset yang baru, sehingga dalam perhitungan biayalam perhitungan
biaya daana marginal diasumsikan bahwa semua dana yang dibutuhkan
diperoleh dari satu sumber, yaitu baik melalui pasar uang antar bank atau bank
yang dapat menerbitkan sertifikat deposito.biaya atas dana yang diperoleh
tersebut dijadikan sebagai dasar dalam menentukan bunga (pricing) kredit yang
diberikan nasabah.
Untuk memenuhi permohonan kredit nasabah yang telah disetujui bank, bank
mengh, bank menghimpun dana melalui deposito berjangka 12 bulan dengan
tingkat bunga 11% pertahun dan biaya-biaya lain 2,25% serta untuk memenuhi
ketentuan liquiditas wajib minimum sebesar 5%, biaya dana marginal dihitung sebagai
berikut:
17
Untuk lebih memantapkan usaha pencapaian sasaran jangka panjang,
implementasi suatu loan pricing methodology penting bagi bank.
18
1) Didasarkan kepada Marginal cost of funds (MCOF) yang
mencakup biaya sebenarnya dari pendanaan untuk tambahan
pinjaman serta biaya sebenarnya dari tambahan simpanan
2) Menetapkan perhitungan risiko dengan gradasi yang luas meliputi
risiko industri, risiko perusahaan dan portofolio, serta faktor
pengurang risiko utama, yaitu jaminan (security)
3) Menggunakan perhitungan biaya pelayanan bank untuk
tambahan pinjaman atau pendannan atas dasar “true cost”
d. Princing methodology diterapkan dengan tingkat keyakinan yang tinggi,
harga harus dikenakan pada peminjam tertentu untuk mencapai target
“loan portofolio return” karena pricing yang ditempuh
1) Akan dihubungkan dengan target yang diinginkan bank secara
keseluruhan
2) Akan membentuk dasar untuk “relationship pricing” sekaligus
sebagai pendukung dan pendorong dalam penerapan account
officer dibank
3) Akan memungkinkan manajemen untuk dapat mengevaluasi
secara benar biaya “trade offs” antara keuntungan dan pangsa
pasar.
Melalui pricing methodology ini, bank harus mampu mengatur penetapan harga
aset dan liability secara terpadu sehingga dapat menciptakan net interest income
bagi bank secara optimal. Meskipun demikian kenyataannya, metode penetapan
harga yang dipergunakan bank tidak selalu tepat.
Contoh :
19
2) Biaya marginal dari dana tersebut jelas lebih mahal dari biaya
dana rata-rata bank.
Sehingga bagi setiap tambahan kredit yang lending ratenya
ditetapkan berdasarkan biaya dana rata-rata, hampir dapat
dipastikan akan mengurangi net interest income bank secara
absolute.
b. Kebanyakan bank memasukkan “biaya pelayanan” kedalam struktur
penetapan harganya namun yang mereka pergunakan adalah alokasi biaya
secara rata-rata.
Dilain pihak :
1) Biaya pelayanan bank yang sebenarnya dalam pemberian kredit
atau deposito baru/tambahan pada kenyataannya hanyalah sebesar
biaya marginal dari pelayanan tersebut (sampai dengan skala
tertentu).
2) Biaya pelayanan marginal jauh lebih kecil bila dibandingkan
dengan biaya rata-rata (jugaa sampai dengan skala tertentu).
20
a) Bank memberikan harga (lending rate) terlalu tinggi untuk
kredit yang berkualitas baik, sehingga akan
mengurangi/kehilangan debitur yang baik;
b) Bank memberikan harga (lending rate) terlalu rendah untuk
kredit yang berkualitas buruk, sehingga bisa menimbulkan
kerugian (terdapat dorongan pemberian kredit kepada
debitur berkualitas rendah atau resiko tinggi).
d. Bank sering mengabaikam efek pencapaian target portofolio kredit dari
keputusan harga mereka.
1) Diverifikasi portofolio adalah suatu kunci untuk suksesnya suatu
“risk management” dalam suatu bank. Oleh karena itu, bank yang
dikelola dengan baik biasanya mengadakan diverifikasi dalam
menyusun targetnya (misalnya: atas dasar sektor industri/bisnis
wilayah, dan sebagainya);
2) Secara logis suatu bank harus melakukan penyesuaian dalam
kebijakan “pricing”nya untuk mencapai tujuan portofolio yang
telah digariskan, misalnya:
a) Mengurangi harga (lending rate) untuk mendorong kredit
ke sektor yangv masih berada di bawah target portofolio
bank;
b) Menaikkan harga (lending rate)untuk mengurangi kredit ke
sektor yang sudah berada dalam target portofolio bank atau
jenuh.
21
R
I
Portofolio risk premium (+)
S
K
A
D
J Insustry risk premium (+) Security coverage (0 or(-))
U
S
M Company risk premium (+)
E
N
T
B
A Profit margin (+)
S
E
Cost of loan servicing (+)
R
A
T
E
Marginal cost of funds
22
baru), harus didanai oleh suatu liability baru pada (meningkatnya
jumlah sumber dana bank, misalnya deposito);
(4) Dengan demikian, biaya dari suatu kredit baru sebagian besar
merupakan biaya yang timbul dari usaha mendapatkan dana baru
yang diperlukan untuk pembiayaan kredit tersebut. Dengan kata
lain, nilai dari simpanan baru yang diperoleh bank merupakan
fungsi dari “return” yang diharapkan dapat diterima bank dari
dibukukannya suatu aset baru;
(5) Oleh karena itu, keputusan bank dalam “pricing” haruslah dibuat
atas dasar konsep marginal (at the margin) untuk meyakinkan
bahwa biaya dan return dari dana telah dihubungkan secara tepat,
dan profit telah maksimal. Hal ini berarti :
Pinjaman harus didanai pada tingkat incremental atau marginal
cost
Tiap simpanan (dana) harus digunakan pada tingkat incremental
atau marginal cost
b. Di Indonesia, saat ini bank sebaiknya menggunakan biaya dari deposito
berjangka sebagai MCOF untuk dasar menghitung harga (lending rate)
kredit, hal ini didasarkan pada pertimbangan :
(1) Menghimpun giro dan tabungan memerlukan waktu cukup lama
dan berbeda dengan pengerahan dana melalui deposito;
(2) Pasar uang Indonesia telah tumbuh pesat pada akhir-akhir ini, yang
terlihat dari:
Bertambah luasnya pasar (lebih banyak institusi sebagai
peserta);
Bertambah besarnya pasar (lebih besar dalam hal volume);
Namun pendanaan antar bank masih belum stabil, baik dari
segi biaya maupun tersedianya dana,juga jangka waktunya,
terutama dalam periode tight market liquidity.
Oleh karena itu, pengambilan dana dari inter bank money
market sebaiknya hanya dilakukan sebagai “jembatan”
23
sementara sambil menunggu terkumpulnya deposito
berjangka yang stabil dan dapat diandalkan untuk
mendanai tambahan kredit;
(3) Bila mana jakarta interbank market telah matang baik dalam hal
luas maupun volumenya, tingkat bunga interbank market cukup
sesuai untuk dijadikan sebagai patokan dalam “pricing” kredit
maupun dana, (catatan: untuk kredit valuta asing , rate inter bank,
misalnya:LIBOR, SIBOR,JIBOR dari mata uang yang
dipergunakan untuk kredit valuta asing tersebut, pada
kenyataannya adalah MCOF-nya, mengingat pasar valuta asing
tersebut sudah matang baik luas maupun volumenya).
24
Tabel 18.6. Biaya Dana Rata-rata Historis PT Bank Anakku Permata
Tingkat
Jenis Dana Jumlah Dana Bunga Biaya dana
(%)
(1) (2) (3) (4) = (2) x (3)
Dana berbiaya (Paying Liabilities): 187.693.126
Giro 39.330.562 961.070,34
6.116.986 1,00 61.169,86
21.432.128 2,00 428.642,56
11.781.448 4,00 471.257,92
Deposito Berjangka 108.855.175 11.903.207,63
18.271.00 8 1.461.680,00
8.587.700 8,50 729.954,50
55.000.500 9,25 5.087.546,25
95.500.250 10 9.550.025,00
15.125.500 10,25 1.550.363,75
20.225.125 10,50 2.123.638,93
Tabungan 39.507.389 1.666.536,93
15.441.626 3 463.248,78
24.065.763 5 1.203.288,15
Jumlah
Dana tidak berbiaya (Non Paying 22.204.034
Liabilities):
Giro di bawah saldo minimum 5.542.226
Deposito jatuh tempo yang belum 5.00.250
dicairkan
Tabungan di bwah saldo minimum 5.567.314
Kewajiban segera lainnya 992.592
Kewajiban lain-lain*) 5.011.652
Jumlah 209.897.160 14.530.814,90
25
Biaya dana rata-rata historis untuk dana bebiaya (paying liabilities)
Biaya dana rata-rata historis untuk keseluruhan biaya dana
b. Metode Biaya Dana Rata-Rata Tertimbang (Weight Average Cost Of
Loanable Funds Methode)
4. Pricing Methodology-Based Lending Rate
Bentuk menambah asset bank, terutama dalam bentuk pinjaman dan investasi.
(2) Apabila bank menarik simpanan, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
menghasilkan pendapatan yang jumlahnya di atas biaya simpanan tersebut.
26
(3) Apabila bank memperoleh dana giro, yang baiayanya cukup rendah (1%-3%),
bank akan mempunyai banyak pilihan dalam alokasi dana, mulai dari tanpa atau
beresiko kecil yaitu SBI, sampai dengan pinjaman yang tingkat risikonya
bermacam-macam.
(4) Kendatipun sebagian dana bank berasal dari giro, porsi terbesar masih berasal dari
deposit sehingga kurang rasional menggunakan jasa giro sebagai dasar
perhitungan biaya dana dalam pemberian pinjaman, karena bank mempunyai
pilihan untuk menggunakan dana tersebut pada “risk free” asset yang
mengahsilkan return sekitar 11,75 % di SBI atau penempatan yang jauh dibawa
tingkat suku deposito sebagai sumber dana tersebut
(5) Di lain pihak, bila konsep pemikiran biaya dana didasarkan kepada harga dana
yang berasal dari deposito, pilihan pengunaannya menjadi terbatas karena hasil
dari asset yang tanpa risiko/berisiko kecil umumnya adalah lebih kecil disbanding
dengan biaya yang dikeluarkan untuk deposito berjangka (spread negative)
(6) Dengan demikian, untuk mencapai spread yang positif diatas biaya deposito
berjangka, tidak ada alternative lain selain menggunakan dana tersebut, untuk
mendanai pinjaman/investasi berisiko.
(7) Akibatnya, bank biasanya hanya menghimpun deposito berjangka atau jika
mungkin funding lainnya akan tetapi costnya diperhitungkan seperti biaya
deposito, untuk pemberian investasi berisiko lainnya.
Akhirnya, meskipun bank memiliki berbagai alternative sumber dana, untuk
mengurangi risiko terjadi negative spread, pilihan menghitung biaya dana (cost of
fund) atas dasar cost dari deposito adalah pilihan yang aman.
27
d) Komponen marginal cost of funds dari “loan pricing” terdiri dari 3 unsur yaitu :
Serving Cost
Reserve Adjustment
28
Oleh karena itu, marginal cost yang sebenarnya untuk pelayanan tambahan
simpanan dana adalah sangat kecil dan kemungkinan dapat diabaikan
1) Bila pemberian kredit mempunyai sumber dana yang spesifik, cost yang
sebenarnya dari pendanaan tersebut (misalnya, deposito, pengambilan antar
bank dan pinjaman lainnya akan menjadi MCOF untuk kredit tersebut,
misalnya :
2) Sama halnya apabila pemberian kredit didanai dengan sebagian dengan dana
khusus, pemberian kredit tersebut akan mepunyai “blended marginal cost of
funds”, misalnya :
29
a) Elemen biaya yang paling penting adalah biaya untuk tenaga kerja
b) Elemen biaya kedua adalah biaya untuk peralatan yang diperlukan oleh
tenaga kerja
(1) Total dari kedua biaya tersebut adalah biaya untuk memroses satu
proposal kredit
(2) Pada saat ini biaya pelayanan per proposal kredit adalah Rp650.000,00
(misalkan)
35)
Total cost perkredit 573.000
Catatan:
(1) Biaya khusus lainnya yang timbul pada kredit tertentu (misalnya on the
spot, niaya penyimpanan jaminan) akan ditambahkan ke total biaya di atas,
yang penerapannya dilakukan kasus per kasus
(2) Komponen biaya pelayanan adalah persatuan kredit, sehingga komponen
biaya tersebut untuk “pricing” kredit sejumlah Rp100 juta adalah sebesar
1,05% sedangkan untuk kredit Rp1miliar hanya 0,105%.
30
3)Profit margin
Komponen profit margin pada base rate harus mencerminkan “return” yang
ditargetkan bank dari portofolio pinjamannya untuk mencapai sasaran ROE, atau
ROA bank
31
e) Sisa asset sebesar 20% dapat menghasilkan pendapatan bersih sebesar
0,45%
Dengan demikian base rate adalah jumlah dari MCOF, biaya pelayanan
kredit dan profit margin adalah sama dengan base rate untuk kredit.
(1) Base rate menunjukkan “risk adjusted return” yang harus diperoleh
bank dari setiap kredit yang diberikan untuk mencapai target “loan
portofolio return” hal ini juga berarti pencapaian target ROE/ROA
(2) Dengan demikian, jika bank menetapkan suatu harga kredit dibawah
“base rate nya” pemberian kredit tersebut jelas tidak akan membantu
untuk mencapai tsrget “return” bank yang diharapkan meskipun kredit
tersebut tidak memiliki risiko apapun
(3) Namun demikian, hal ini tidak berarti bahwa bank sma sekali tidak
pernah menetapkan harga kreditnya dibawah base rate. Kebijakan
demikian terkadang harus ditempuh oleh bank karena adanya hal
tertentu atau untuk mecapai tujuan tertentu misalnya :
(a) Penetapan harga seperti itu diperlukan demi mempertimbangkan
“relationship return”
(b) Faktor pasar, kebijakan pemerintah atau ALMA memerlukan
penetapan harga konsesi untuk mempercepat tujuan bank.
Disamping base rate yang sama untuk seluruh pinjaman (kredit) penetapan
harga pinjaman ditentukan oleh 4 jenis risiko yang besarnya tergantung pada
karakteristik dan kondisi yang dihadapi suatu pinjaman.
32
Kedua adalah pandangan bank saat ini terhadap suatu industry
serta performance pinjaman kolektibilitas actual dari industry
tersebut
Ketiga adalah pengalaman bank dari kolektibilitas masa
lalu/write off yang terjadi di suatu industry
b) Hasilnya risk premium dari suatu industry akan berbeda dengan industry
lainnya yang pada dasarnya mencerminkan perbedaan penilaian bank atas
kondisi industry saat ini dan prospeknya di masa mendatang’
c) Tiap IRP akan menggambarkan risiko yang berkaitan dengan pemberian
pinjaman kepada suatu perushaan (company) yang berada dalam kualitas
rata-rata dari industry tersebut, yang berbeda dengan rata-rata yang
digunakan dalam CRP (company risk premium)
d) IRP suatu industry akan berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan
perubahan penilaian bank atas prospek industry yang bersangkutan
Perhitungan industry risk premium di lakukan sebagai berikut :
(a) Menyusun daftar industry-industry yang ada saat ini atau akan dibiayai
Pilih industry yang mempunyai karakteristik ekonomi yang jelas
Lakukan penilaian atas sector sedemikian rupa hingga diperoleh
jajaran sector industry yang memiliki jenis tingkat risiko yang
berbeda (mis: industry kayu, plywood, furniture dsb)
(b) Dapatkan data historis mengenai write off yang dilaksanakan bank dalam
tiga sampai lima tahun terakhir baik perindustri maupun secara
keseluruhan
(c) Kumpulkan data mengenai tingkat non-performing loan saat ini perindustri
dan secara keseluruhan
(d) Dengan menggunakan data historis write off yang ada, hitung rata-rata
write off yang dilaksanakan bank untuk tiap industry selama periode yang
bersangkutan
Angka “write off” rata-rata tersebut merupakan angka preliminary
average industry risk premium untuk bank
33
Terhadap angka rata-rata IRP tersebut harus dilakukan adjustment
berdasarkan penilaian dari data mengenai tingkat non-performing
pinjaman industry dewasa kali ini.
(e) Mengadakan interview terhadap beberapa key staff bank yang mencakup
berbagai jabatan seperti: Branch Manager, Corporate A/O, Manager
Devisi tertentu, untuk mendapatkan pandangan mereka mengenai risiko
relative dari semua industry yang terkait untuk masa sekarang dan 3 s.d. 6
bulan mendatang.
(f) Menggunakan hasil interview tersebut untuk membuat “preliminary risk
ranking”
(g) “Preliminary Risk Ranking” dari industry-industry beserta “preliminary
average risk premium”nya diteruskan ke ALMA untuk mendapatkan “final
judgement” dan keputusan.
2). Portofolio Risk Premium (PRP)
Metodologi penentuan tingkat harga kredit dari suatu bank harus bisa
mendukung tercapainya secara menyeluruh tujuan portofolionya kredit
ditentukan oleh ALMA
a) Bank yang dikelola dengan baik biayanya menetapkan beberapa macam
diversifikasi target untuk portofolio kreditnya.
b) Pada umumnya, diversifikasi target tersebut dimaksudkan untuk
mengurangi risiko dengan membatasi ekspor bank terhadap sector
ekonomi pada umumnya ataupun terhadap risiko yang timbul dari
peristiwa khusus
c) Disini bank mengaitkan penentuan harga pinjamannya dengan usaha
pencapaian target portofolio yang telah ditentukan
d) Kadang-kadang sasaran komposisi portofolio juga digunakan untuk
mencapai tujuan lain dari bank
3). Company Risk Premium (CRP)
Company risk premium guna penentuan harga kredit mencerminkan risiko
yang dihadapi dalam pemberian kredit kepada suatu perusahaan tertentu yang
termasuk ke dalam suatu sector industry tertentu.
34
a). Risiko pemberian suatu pinjaman kepada suatu perusahaan yang termasuk
pada IRP rata-rata pada dasarnya telah mencakup di dalam risk premium
untuk industry yang mencakup bidang perusahaan tersebut
b). “Company risk premium” untuk perusahaan yang termasuk dalam “average
risk” adalah nol.
c). Dengan demikian, hanya perusahaan yang termasuk dalam IRP rata-rata
saja yang sebenarnya mempunyai risk premium. Premium tersebut akan
menjadi factor multiplier terhadap IRP perusahaan setelah adanya
penyesuaian PRP.
35
C. Perhitungan Base Lending Rate (Suku Bunga Kredit)
Penentuan besarnya tingkat suku bunga kredit yang dibebankan kepada
nasabah pada dasarnya dibedakan antara lain menurut jenis kredit, jumlah kredit,
risiko kredit, jangka waktu pinjaman, usaha nasabah dan jaminan. Khusus dalam
menetapkan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan diberikan kepada
nasabah dipengaruhi oleh beberapa komponen. Komponen ini pada dasarnya
dapat diperbesar ataupun dikurangi bahkan bisa tidak dapat. Adapun komponen
yang menyebutkan dalam menetapkan suku bunga kredit tersebut adalah sebagai
berikut
1. Cost of Fund
Cost of fund merupakan biaya dana yang dikeluarkan bank untuk memperoleh
sejumlah dana tertentu dari nasabahnya baik untuk simpanan giro, tabungan
ataupun deposito berjangka. Besarnya cost of fund ini sangat tergantung pada
seberapa besar suku bunga yang dibebankan kepada nasabah penyimpan dana.
Semakin tinggi suku bunga dana, maka akan tinggi pula biaya dana dan
demikian pula sebaliknya.
Total biaya dana 23.130.814,90
Cost of fund =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑛𝑎 𝑝𝑖ℎ𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 = x 100% = 7,5162%
307.747.816
36
e. Hitung biaya bunga efektif, dengan rumus:
100%
Biaya dana efektif = 100%−5% x Tingkat bunga rill (%)
Tiap bank dalam menetapkan persentase overhead cost akan berbeda, karena sangat
tergantung pada kebijakan bank masing-masing. Tinggi rendahnya overhead cost
suatu bank sangat tergantung efisiensi pada masing-masing bank dan kemampuan
bank dalam mengendalikan penggunaan giaya dalam mengelola earning assets.
Overhead cost antara corporate banking dan retail banking akan berbeda, karena
bagi corporate banking sudah dapat dipastikan overhead costnya akan lebih rendah
dibandingkan dengan retail banking. Oleh karena itu, belum ada kajian yang
menyatakan berapa besar overhead cost yang ideal bagi suatu bank.
37
5. Spread (Laba yang Diinginkan)
Setiap bank melakukan transaksi selalu menginginkan memperoleh laba yang
maksimal atau optimal. Penetapan laba yang diinginkan ini memerlukan
perhitungan an pertimbangan yang juga matang, karena akan berakibat pada
base lending rate menjadi tinggi. Dalam menetapkan spread ini juga
memerhatikan kondisi persaingan, kondisi nasabah serta menurut jenis proyek
yang dibiayai.
Semakin besar kredit yang berkualitas yang telah disalurkan bank pada nasabah
akan menentukan kemampuan bank dalam menghasilkan net margin sehingga
besar kecilnya kredit yang berkualitas akan berpengaruh terhadap margin yang
diperoleh bank, yang selanjutnya terbuka peluang bagi bank untuk menekan
spread yang akhirnya dapat menekan base lending rate.
Spread yang diartikan net margin dinyatakan dalam suatu persentase, misalnya
dalam menhitung base lending rate bank menetapkan spread sebesar 2,4613%
yang dihitung dari perkiraan keuntungan yang diinginkan oleh bank. Proyeksi
tersebut dapat saja dikuantifikasi dengan menghitung berapa jumlah
keuntungan diperkirakan dengan jumlah rata-rata outstanding loan dalam satu
bulan.
Risk merupakan salah satu komponen dalam menetapkan base lending rate suatu
produk. Kemungkinan risiko yang di hadapi bank dalam penyaluran kredit tidak
dapat dihindarkan berupa risiko gagal bayar dari nasabah tertentu sehingga dalam
menentukan besarnya base lending rate yang dibebankan kepada nasabah, faktor
risiko ini perlu diperhitungkan sebagai salah satu komponen tertentu terhadap
bunga kredit dan risiko ini dapat terjadi baik disengaja maupun tidak sengaja.
38
sehingga Bank Indonesia mewajibkan bank untuk membentuk cadangan
penyisihan penghapusan kredit terhadap sejumlah kredit bermasalah.
Penentuan besaran risk dimaksudkan sebagai tindakan berjaga-jaga
terhadap kemungkinan terjadinya risiko kredit dikemudian hari, meskipun dalam
praktiknya mungkin saja pada nasabah tertentu (prime customer) risk tidak dapat
di perhitungkan dalam menetapkan base lending rate.
Premi risiko ini dibebankan dengan presentase tertentu dalam base lending
rate dengan perhitungan cadangan (penyisihan) penghapusan sebagai berikut.
1. Cadangan Umum:
a. 1% dari total aktiva produktif (dalam hal ini kredit)
2. Cadangan Khusus:
a. 25% dari kredit dalam perhatian khusus (spesial mention)
b. 50% dari kredit kurang lancar (substandand)
c. 75% dari kredit diragukan (doubtful)
d. 100% dari kredit macet (lost)
Asumsi dari debet kredit yang diberikan rata-rata sebesar Rp 101.573.245
juta dan kolektibilitas kredit lancar 85%; dalam perhatian khusus 5%;
kurang lancar 5%; diragukan 3%; dan macet 2%, maka jumlah cadangan
penyisihan penghapusan kredit dapat dihitung:
39
Khusus
4. Kurang 5 5.078.662,25 50 2.539.331,12
Lancar
5. Diragukan 3 3.047.197,35 75 2.285.398,01
6. Macet 2 2.031.464,90 100 2.031.464,90
Jumlah 100 101.573.245,00 8.125.859,59
Berdasarkan data pada tabel di atas risiko kredit dapat dihitung sebagai
berikut:
Spread : 2,4613% +
Pajak : 0,8614% +
Risk : 8,0000% +
40
Adjustment yang dilakukan oleh setiap bank pada nasabahnya dapat
dilakukan ketika bank melakukan perhitungan pada Spread, Risk dan Overhead
Cost, seperti terlihat pada berbagai ilustrasi berikut ini.
41
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemampuan dan ketetapan bank dalam menghitung biaya dana
sangat membantu dalam kebijakan penetapan pricing pada sisi aset
maupun melakukan pada sisi pasiva terutama dalam penetapan kebijakan
komposisi dana melalui kebijakan pricing atas deposito berjangka,
tabungan, giro, atau simpanan lainnya dengann senantiasa memerhatikan
tingkat elastisitas masing-masing sumber dan jenis dana yang diperoleh
dari masyarakat maupun yang diperoleh dari pasar uang.
Penentuan besarnya tingkat suku bunga kredit yang dibebankan
kepada nasabah pada dasarnya dibedakan antara lain menurut jenis kredit,
jumlah kredit, risiko kredit, jangka waktu pinjaman, usaha nasabah dan
jaminan. Khusus dalam menetapkan besar kecilnya suku bunga kredit
yang akan diberikan kepada nasabah dipengaruhi oleh beberapa
komponen.
42
DAFTAR PUSTAKA
Vertilal Rivai, Andria Permata Veihzal, Ferry N. Idroes. 2007. Bank and
Financial Institution Management. Jakarta: bagian Penerbitan Kharisma Putra
Utama
43