Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah Sejak satu dasawarsa belakangan ini, industri perbankan
sebagai lembaga perantara merupakan industri yang paling mengalami
perkembangan yang cukup pesat, baik dari sisi volume usaha, mobilisasi
dana masyarakat maupun pemberian kredit. Keadaan seperti ini
dimungkinkan sebagai akibat dari deregulasi dalam dunia perbankan yang
dilakukan oleh pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) pada 1 Juni
Deregulasi di bidang perbankan pada tahun tersebut sungguh sangat
mempengaruhi pola dan strategi manajemen bank, baik di sisi pasiva
maupun aktiva bank. Situasi yang seperti demikian, memaksa perbankan
harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh
sumber-sumber dana baru. Dengan liberalisasi di sektor perbankan
tersebut, maka industri perbankan dapat membuka hambatan yang
sebelumnya menimbulkan tekanan pada sektor dan sistem keuangan
secara menyeluruh, sehingga menyebabkan yang sangat pesat dengan
persaingan yang semakin ketat dalam bisnis perbankan di Indonesia.
Dampak deregulasi di sektor perbankan telah mengakibatkan
bertambahnya jumlah bank, dan berdampak pada persaingan yang
semakin meningkat untuk menarik dana dari masyarakat
sebanyakbanyaknya dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat
yang membutuhkan baik untuk tujuan meningkatkan produksi maupun
konsumsi masyarakat. Bagi sebuah bank, dana merupakan persoalan yang
paling utama, karena tanpa dana bank tidak berfungsi sama sekali. Sumber
dana perbankan sebagian besar dihimpun dari dana masyarakat dan
merupakan sumber dana yang paling diandalkan oleh bank. Hampir 80%
sampai 90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank merupakan dana

1
pihak ketiga baik berasal dari pemerintah, dunia usaha maupun
masyarakat pada umumnya, sedangkan sisanya merupakan modal sendiri
dan cadangan modal. Dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat
biasanya dalam bentuk giro, deposito dan tabungan. Dalam menarik minat
masyarakat untuk menyimpan uang di bank faktor penting yang perlu
diperhatikan adalah penentuan harga yaitu bunga. Besarnya bunga yang
ditawarkan untuk simpanan akan berpengaruh terhadap bunga pinjaman
dan hal ini juga akan mempengaruhi keuntungan bank karena pendapatan
bank yang utama diperoleh dari selisih antara bunga simpanan dengan
bunga pinjaman. Pada umumnya kegiatan suatu bank terkonsentrasi pada
bidang perkreditan. Melalui kegiatan perkreditan ini bank memperoleh
pendapatan berupa bunga kredit yang merupakan imbal balik atas kredit
yang diberikan kepada nasabah. Dari sisi pasiva, unit kerja pendanaan
harus mengoptimalkan perolehan dana dalam bentuk produk-produk
pasiva dalam periode jangka pendek maupun jangka panjang untuk dapat
memenuhi pemberian kredit. Penentuan tingkat bunga kredit yang akan
ditawarkan tergantung pada tingkat suku bunga simpanan yang diperoleh
bank tersebut. Dimana tingkat suku bunga simpanan merupakan biaya
dana, yaitu biaya yang harus dikeluarkan oleh bank untuk setiap rupiah
dana yang berhasil dihimpunnya dari berbagai sumber sebelum dikurangi
dengan giro wajib minimum. Sedangkan untuk menentukan suku bunga
kredit, biaya dana harus dikurangi dengan likuiditas wajib yang harus
dipelihara oleh bank. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan
bahwa biaya dana merupakan harga pokok bank dalam menentukan harga
jual produknya. Dengan mengetahui besarnya biaya dana yang
sesungguhnya dikeluarkan bank, maka bank akan dapat melakukan
perhitungan suku bunga kredit yang wajar sehingga bank tetap dapat
memperoleh keuntungan. Penetapan tingkat suku bunga kredit Base
Lending Rate (BLR) harus tepat agar dapat menarik masyarakat untuk
melakukan pinjaman. Mengingat pentingnya biaya dana Cost of Fund
(COF) dalam penetapan tingkat suku bunga kredit Base Lending Rate

2
(BLR). Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian serta membahas masalah tersebut dalam rangka
menyusun skripsi, dengan memberikan judul skripsi sebagai berikut :
Analisis Pengaruh Cost of Fund (COF) terhadap Base Lending Rate
(BLR) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Pada Periode

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Biaya Dana ?


2. Bagaimana metode dana marginal ?
3. Apa saja risk Base Lending Rate (Suku Bunga Kredit)

C. Tujuan & Manfaat

1. Mengetahui bagaimana biaya dana.


2. Memahami metode dana marginal.
3. Mengetahui risk Base Lending Rate (Suku Bunga Kredit)

3
BAB II

PEMBAHASAN

Pada umumnya manajemen disemua bank sadar bahwa bank harus mampu
mengatur penetapan harga asset dan liability secara terpadu sehingga dapat
menciptakan net interest income bagi bank secara optimal. Meskipun demikian
kenyataannya, metode penetapan harga yang dipergunakan bank tidak selalu tepat.
A. Biaya Dana
Biaya merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam
rangka menciptakan atau memperoleh pendapatan. Maksud biaya ini adalah biaya
yang secara langsung atau tidak langsung telah dimanfaatkan untuk menciptakan
pendapatan dalam suatu periode tertentu.
Bagi biaya yang diakui secara accual basis, artinya selalu diakui dan
dibebankan ke dalam perhitungan laba rugi pada saat jatuh tempo tanpa terjadi
terlebih dahulu menunggu pembayaran. Biaya yang terdapat dalam laporan laba
rugi bank terdiri dari biaya operasional (seperti biaya bunga, biaya komisi, biaya
overhead) dan biaya nonoperasional, biaya ini merupakan biaya bukan periode
tertentu.
Biaya yang dimasukkan ke dalam biaya usaha bank adalah semua biaya yang
berhubungan langsung dengan kegiatan usaha bank.
1. Pengertian Biaya Dana
Biaya dana adalah biaya bunga yang dibayarkan oleh bank atas dana yang
berhasil dihimpun oleh bank dari berbahai sumber. Bagi bank, biaya dana
merupakan bagian terbesar dari total biaya operasional bank. Keberhasilan
bank mengendalikan biaya dananya secara tepat dan dengan metode yang
tepat, antara lain yaitu:
a. Keberhasilan bank dalam menghimpun dana dari berbagai sumber dan jenis
dana dengan komposisi biaya yang efisien
b. Perhitungan biaya dana yang akurat sangat penting untuk menentukan
besarnya kemungkinan keuntungan yang diperoleh atas aktiva
produktifitasnya

4
c. Kebijakan bank dalam menghimpun dana dari berbagai jenis, demikian
pula kebijakan dalam penggunaan akan berdampak pada risiko likuiditas,
risiko tingkat bunga dan risiko modal bank.

Kemampuan dan ketetapan bank dalam menghitung biaya dana sangat


membantu dalam kebijakan penetapan pricing pada sisi aset maupun
melakukan pada sisi pasiva terutama dalam penetapan kebijakan komposisi
dana melalui kebijakan pricing atas deposito berjangka, tabungan, giro, atau
simpanan lainnya dengann senantiasa memerhatikan tingkat elastisitas masing-
masing sumber dan jenis dana yang diperoleh dari masyarakat maupun yang
diperoleh dari pasar uang.

Besarnya biaya dana atau suku bunga bank (base lending rate) dipengaruhi
oleh beberapa factor antara lain sebagai berikut:

a. Kebutuhan dana, bila bank mengalami kekurangan dana, sementara bank


memerlukan sejumlah dana untuk kewajiban segera yang telah jatuh tempo,
adanya sejumlah permohonan kredit yang telah disetujui dan nasabah dapat
menariknya sewaktu-waktu. Untuk mengatasi ini terkadang bank harus
menaikkan suku bunga dana tertentu atau memberikan insentif tertentu
sehingga sejumlah dana yang dibutuhkan dapat segera terpenuhi.
b. Komposisi sumber dana atau struktur dana yang berhasil dihimpun (apakah
komposisi arah pada mahal atau sebaliknya akan mengarah pada dana yang
relative murah)
c. Jenis dana yang berhasil dihimpun sangat menentukan, karena setiap jenis
dana biaya dananya tidak berbeda (antara giro, deposito atau tabungan,
ataupun bank berhasil menghimpun dana yang tidak berbiaya seperti
bertambahnya modal sendiri).
d. Jenis produk bank yang digunakan untuk menghimpun dana, kemampuan
inovasi bank dalam menciptakan berbagai produk sangat menentukan
dalam menarik minat nasabah dalam menggunakan produk/jasa bank untuk
kelancaran usahanya serta kemungkinan berbagai kemudahan yang
ditawarkan bank.

5
e. Jangka waktu penempatan sangat menentukan, karena umumnya untuk
jenis dana seperti deposito suku bunganya akan berbeda sesuai dengan
jangka waktu penempatannya.
f. Jumlah penempatan sangat menentukan dalam kebijakan tariff yang
diterapkan oleh masing-masing bank, sebagai wujud pembedaan antara
prime customer dengan non-prime costumer, terutama ketika bank
memerlukan likuiditas segera dalam jumlah besar.
g. Tingkat bunga yang diberikan kepada deposan jelas sangat menentukan
dalam perhitungan biaya dana
h. Ketentuan cadangan wajib minimum yang ditetapkan oleh otoritas moneter
sangat menentukan, hal ini akan terlihat dengan jelas ketika
membandingkan anatara cost of fund dengan cost of loanable fund.
Semakain besar cadangan wajib minimum, akan meningkatkan cost of
loanable fund suatu bank.
i. Persaingan antarbank dalam menarik minat nasabah untuk hanya
menyimpankan dananya pada bank tertentu akan berpengaruh pada
kebijakan tarif yang ditetapkan bank.
j. Kebijakan pemerintah/Bank Indonesia, contoh kebijakan PPh, Batas
Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), NPL dan lain-lain.
k. Target laba yang diinginkan bank (spread), target laba ini merupakan
bagian terbesar dan menentukan dalam menetapkan besaran suku bunga
kredit.
l. Jaminan kredit (collateral) yang diserahkan nasabah sebagai pengamanan
atas kredit yang diberikan bilamana suatu kelak nasabah wan prestasi
(jenis, kualitas, pemilik jaminan).
m. Kualitas kredit bank dan nasabah (kolektibilitas).
n. Reputasi usaha bank
o. Tingkat efisiensi bank (salah satunya yang tercermin dalam overhead cost).
p. Reputasi pemilik (keprofesionalan), pimpinan perusahaan nasabah serta
reputasi usaha nasabah dalam (pangsa pasar, kualitas produk, positioning
pasar)

6
q. Jenis usaha nasabah
r. Kekuatan dan kerekatan hubungan bisnis nasabah dengan bank (prime
costumer dan non-prime costumer), berbeda antara nasabah yang
menyakurkan seluruh bisnisnya hanya kesatu bank saja dengan nasabah
yang hanya menggunakan bank untuk satu jenis jasa bank saja.
s. Biaya-biaya lain yang timbul untuk promosi yang berakibat terjadinya
inefisiensi.
2. Perhitungan Biaya Dana
Pengertian biaya dana sering rancu antara cost of fund, cost of loanable fund
ataupun cost of money. Ketiga-tiganya ini sesungguhnya memiliki perbedaan
satu sama lain, cost of fund adalah biaya yang dikeluarkan atas setiap dana
yang berhasil dihimpun dari berbagai jenis dana sebelum dikurangi dengan
likuiditas wajib minimum (reserve requirement), cost of loanable fund adalah
biaya dana setelah dikurangi dengan reserve requirement, sedangkan cost of
money adalah cost of loanable fund ditambah dengan overhead cost.
Perhitungan cost of fund digunakan untuk mengetahui besarnya biaya bunga
rata-rata yang dapat diperoleh bank, yang pada dasarnya untuk mengukur
efisiensi usaha bank. Dengan diketahui biaya dana sesungguhnya yang
dikeluarkan bank untuk mendapatkan dana, maka dapat diketahui berapa
besarnya kemungkinan keuntungan yang diperoleh dengan risiko yang
mungkin dihadapi dalam usaha memaksimalkan hasil operasi bank.
Selanjutnya dalam menghitung biaya dana ini perlu diperhatikan besarnya
cadangan wajib minimum dari bank Indonesia, karena ketentuan ini akan
mempengaruhi besarnya biaya dana secara keseluruhan. Semakin besar
likuiditas/cadangan wajib minimum akan semakin besar pula biaya dana bank.
Dana yang berhasil dihimpun setelah dukurangi dengan likuiditas wajib
minimum disebut loanable funds, sedangkan biaya dana yang harus
dikeluarkan setelah dana tersebut dikurangi likuiditas wajib minimum yang
harus dipelihara disebut cost of loanable funds.

7
Jumlah Dana Jasa Giro (%) Biaya Dana

5.542.226 0,00 -
6.116.986 1,00 61.169,86
21.432.128 2,00 428.642,56
11.781.448 4,00 471.257,92

44.872.788 - 961.070,34

a) Cost of Fund Menurut Jenis Dana


1) Cost of Fund-Giro
Tabel.18.1. Perhitungan Cost of Fund Giro PT Bank Anakku Permata
Dalam juta rupiah

961.070,34
Cost of Fund-Giro = 44.872.788 × 100 % = 2,1477%

2) Cost of Fund Deposito


Tabel 18.2. Perhitungan Cost of Fund Deposito PT Bank Anakku
Permata
Dalam juta rupiah
Jumlah Jangka waktu Tingkat Bunga Biaya Dana
Dana (bulan) (%)

(1) (2) (3) (4) = (2)x(3)

5.000.250 - - -
18.271.000 1 8 1.461.680,00
8.587.700 3 8,50 729.954,50
55.000.500 6 9,25 5.087.546,25
95.500.250 12 10 9.550.025,00
15.125.500 18 10,25 1.550.363,75
20.225.125 24 10,50 2.123.638,13
217.710.325 - - 20.503.207,63

8
20.503.207,63
Cost of Fund-Deposito = x 100% = 9,4176%
217.710.325

3) Cost of Fund Tabungan


Tabel. 18.3. Perhitungan Cost of Fund Tabungan PT Bank Anakku
Permata
Dalam juta rupiah

Jumlah Dana
Tingkat Bunga (%) Biaya Dana

(1)
(2) (3) = (1) x (2)
5.567.314 0 -
15.441.626 3 463.248,78
24.065.763 5 1.203.288,15
45.164.703 - 1.666.536,93

1.666.536,93
Cost of Fund Tabungan = x 100% =3,6899%
45.164.703

b) Total Cost of Fund dan Total Cost of Loanable Fund (Gabungan


Dana Pihak Ketiga)
Berikut ini disajikan gabungan perhitungan biaya dana giro,
deposito berjangka dan tabungan (total cost of fund dan total cost of
loanable fund), yaitu sebagai berikut :

9
1) Total Cost of Fund -Dana Pihak Ketiga
Tabel 18.4. Perhitungan Cost of Funds-Dana Pihak Ketiga PT Bank
Anakku Permata
Dalam juta rupiah
Sumber Dana Jumalh Tingkat Bunga Biaya Dana
Dana (%)
(1) (2) (3) (4) = (2) x (3)
Giro 44.872.788 - 961.070,34
5.542.226 0 -
6.116.986 1 61.169,86
21.432.128 2 428.642,56
11.781.448 4 471.257,92
Tabungan 45.164.703 - 1.666.563,93
5.657.314 0 -
15.441.626 3 463.248,78
24.065.763 5 1.203.288,15
Deposito 217.710.325 - 20.503.207,63
Berjangka
5.000.250 0 -
18.271.000 8 1.461.680,00
8.587.700 8,50 729.954,50
55.000.500 9,25 5.087.546,25
95.500.250 10 9.550.025,00
15.125.500 10,25 1.550.363,75
20.225.125 10,50 2.123.638,13
Jumlah 307.747.816 - 23.130.814,90

23.130.8814,90
Total cost of Fund-Dana Pihak Ketiga = x 100% = 7,5162
307.747.816

2) Total Cost of Loanable Fund-Dana Pihak Ketiga

10
Tabel.18.5. Perhitungan Cost of Loanable Funds PT Bank Anakku
Permata

Dalam juta rupiah


Tingkat
Sumber Jumlah R Jangka
Lonable Fund Bunga Biaya Dana
Dana Dana R Waktu
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Giro 44.872.788 5 - 42.729.148,60 961.070,34
5.542.226 5 - 5.265.114,70 0,00 -
6.116.986 5 - 5.811/136,70 1,00 61.169,86
21.432.128 5 - 20.360.521,60 2,00 428.642,56
11.781.448 5 - 11.192.375,60 4,00 471.257,92
Tabungan 45.164.703 5 - 42.906.646,85 1.666.563,93
5.657.314 5 - 5.374.448,30 0 -
15.441.626 5 - 14.669.544,70 3 463.248,78
24.065.763 5 - 22.862.474,85 5 1.203.288,15
Deposito 217.710.325 5 - 206.824.808,75 20.503.207,63
Berjangka
5.000.250 5 - 4.750.237,50 0 -
18.271.000 5 1 17.357.450,00 8 1.461.680,00
8.587.700 5 3 8.158.315,00 8,50 729.954,50
55.000.500 5 6 52.250.475,00 9,25 5.087.546,25
95.500.250 5 12 90.725.237,50 10 9.550.025,00
15.125.500 5 18 14.369.225,00 10,25 1.550.363,75
20.225.125 5 24 19.213.868,75 10,50 2.123.638,13
Jumlah 307.747.816 292.460.604,20 - 23.130.814,90

23.130.814,90
Cost of Loanable Fund-Dana Pihak Ketiga = x 100% =
292.460.604,20

7,9090%

11
3. Metode Perhitungan Biaya Dana Bank

Metode yang lain digunakan untuk menghitung biaya dana atas dana yang
berhasil dihimpun bank adalah sebagai berikut.

a. Metode Biaya Dana Rata-rata historis (Historical Average Cost of


Funds Method)
Metode ini merupakan metode yang banyak digunakan oleh bank-bank
dalam mengukur biaya dana bank.Banyak bank menghitung biaya dananya
dengan hanya menjuamlahkan seluruh biaya yang dikeluarkan yang berkaitan
dengan penghitungan dana dan pinjaman lainnya dibagi dengan total dana yang
dihimpunnya. Metode ini akan akurat bila tingkat bunga selalu selalu stabil.
Ketika tingkat bunga mengalami perubahan, maka hasil perhitungan akan turut
berubah. Metode biaya dana rata-rata tertimbang historis (historical average of
fund) penerapannya relatif lebih mudah dan sederhana. Metode ini
menitikberatkan pada perhitungan biaya dana rata-rata tertimbang dari dana
yang dihimpun bank pada waktu sebelumnya. Biaya dana rata-rata diperoleh
dengan mengalikan jumlah dana dengan tingkat bunga masing-masing sumber
dana. Metode ini merupakan konsep yang relatif sederhana yang digunakan
dalam mengestimasi biaya dana bank. Dengan demikian, konsep ini lebih
relevan digunakan dalam mengevaluasi kinerja dan biaya dana bank pada
periode sebelumnya.Konsep ini dapat memberikan gambaran yang
menyesatkan apabila bank menentukan jenis dana yang akan dihimpun, atau
bank menambahkan jumlah asetnya dan atau guna menetapkan tingkat suku
bunga kreditnya. Menurut konsep ini, apabila tingkat bunga naik, jelas biaya
dana yang dihitung dengn konsep biaya dan rata-rata historis akan menjadi
lebih rendah dari biaya dana yang menggantikannya. Berdasarkan konsep biaya
dana inilah kemudian bank menentukan bunga kreditnya yang mungkin sudah
kuran menguntungkan lagi. Metode ini lebih menitikberatkan pada dana yang
dihimpun masa lampau dan tingkat bunga dana yang dihimpun oleh bank.
Kelemahan dari konsep biaya rata-rata tertimbang historis lebih lanjut
dapat dikemukakan sebagai berikut.

12
1) Sebagian dana tertentu harus dialokasikan dalam bentuk aset yang tidak
produktif, seperti cadangan untuk likuiditas wajib : aktiva tetap dan
inventaris.
2) Untuk biaya dana harus diperhitungkan komponen-komponen biaya lai yang
berhubungan dengan upaya yang dilakukan untuk menghimpun dana,
seperti untuk biaya promosi atau biaya opersional lainnya.
3) Timbulnya masalah kontroversial, apakah perlu diperhitungkan
kemungkinan adanya biaya dana yang berasal dari modal sendri atau cost of
equity funds.
4) Kesulitan dalam menetapkan hrga (pricing), ketika suku bunga dana
mengalami perubahan karena kondisi moneter yang sangat berfluktuasi.

 Biaya dana rata-rata historis untuk dana berbiaya (paying liabilities)

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐷𝑎𝑛𝑎


Historical Average Cost of fund method = 𝑥100% =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎

14.530.814,90
= 187.693.126 𝑥100% = 7,7418%

 Biaya dana rata-rata historis untuk keseluruhan biaya dana

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐷𝑎𝑛𝑎


Historical Average Cost of fund method = 𝑥100% =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑎𝑛𝑎

14.530.814,90
= 209.897.160 𝑥100% = 6,9228%

13
b. Metode Biaya Dana Rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of
Loanable Fund Methods)
Metode perhitungan biaya dana ini pada dasarnya merupakan metode yang dapat
menggambarkan kondisi biaya dana bank yang sesungguhnya terjadi. Metode ini
lebih realistis karena memerhatikan komposisi jenis dana serta faktor-faktor yang
mempengaruhi langsung besarnya biaya dana seperti tingkat bunga dan ketentuan
reserve requirement.
Perhitungan biaya dana bank menggunakan metode biaya dana rata-rata
tertimbang (weighted Average Cost of Loanable funds). Hal ini dikarenakan
sumber dana bank terdiri atas berbagai jenis, baiksifatnya, jumlah dana yang
terhimpun, maupun beban yang harus dibayarkan oleh bank kepada sumber dana,
misalnya pada masyarakat. Dana bank dapat berupa giro, tabungan, deposito,
pinjaman-pinjaman dari luar bank, dan modal bank sendiri.
Dalam perhitungan biaya dana bank menurut pendekatan ini hendaknya
memerhatikan pern masing-masing jenisdana dan faktor lain yang secara
langsung mempengaruhi biaya dana, seperti ketentuan tentang cadangan wajib
minimum (reserve requirement). Metode ini secara langsung menentukan biaya
dana yang harus dibayarkan oleh bank untuk setiap rupiah dana setelah dikurangi
dengan bagian dana yang harus dibayar oleh bankuntuk setiap rupiah dana setelah
dikurangi dengan bagian dana yang harus dipelihara bank sebagai cadangan wajib
yang disebut dengan cost of loanable funds.
Cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh setiap bank baik dalam rupiah
maupun dalam valuta asing sesuai ketentuan bank Indonesia adalah sebesar persen
tertentu dari jumlah dana pihak ketigayang dapat dihimpun. Semakin besar
ketentuan cadangan wajib minimum. Semakin besar pula pengaruhnya terhadap
biaya dana yang harus dipikul bank. Besarnya cadangan wajib minimum atau
reserve requirement telah mengalami beberapa tahap perubahan sesuai kondisi
moneter.
Perhitungan biaya dana berdasarkan metode biaya rata-rata tertimbang dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut.

14
1) Menghitung secara keseluruhan masing-masing jumlah dana yang
berbiaya( paying liabilities) sesuai dengan persentase komposisi sumber
dana.
2) Tingkat bunga efektifyang diperoleh dari perkalian tingkat bunga masing-
masing jenis sumber dana dengan persentase komposisi jumlah dana
setelah dikurangi dengan reserve requirement-RR. Jika RR adalah sebesar
5%, jumlah dana efektif yang dapat dipinjamkan(loanable) atau digunakan
oleh bank adalah hanya 95%(100%-RR)
3) Hasil perkalian antara persentase komposisi dana dengan bunga efektif
akan diperoleh kontibusi biaya dana bank

Biaya bunga efektif untuk masing-masing sumber dana dihitung dengan


menggunakan rumus berikut:

100%
Bunga efektif = 𝑥 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎
100% − 𝑅𝑅

Berikut ini adalah perhitungan biaya dana rata-rata tertimbang dari PT. Bank Anakku
Permata

Tabel 18.7.konsep Cost Loanable fund rata-rata tertimbang Dalam


juta rupiah

Jumlah Jumlah Komposisi Jangka Tingkat R Bunga efektif Biaya dana


Dana Dana Dana waktu bunga R %
% % %
(1) (2) (3) (4) (5 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐷𝑎𝑛𝑎
𝑥100% 𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
)
Giro 44.872.788 14,58 -
5.542.226 1,80 - 0,00 5 - -
6.116.986 1,99 - 1,00 5 1,0526 0,0206
21.432.128 6,96 - 2,00 5 2,1053 0,1465
11.781.448 3,83 - 4,00 5 4,2105 0,1613
Tabunga 45.164.703 14,68 -

15
n 5.657.314 1,64 - 0 5 - -
15.441.626 5,02 - 3 5 3,1579 0,1585
24.065.763 7,82 - 5 5 5,2632 0,4115
217.710.32 70,74
Deposito 5
berjangk 1,62 - 0 5 - -
a 5.000.250 5,94 1 8 5 8,4210 0,5002
18.271.000 2,79 3 8,50 5 8,9474 0,2496
8.587.700 17,87 6 9,25 5 9,7368 1,7400
55.000.500 31,03 12 10 5 10,5263 3,2663
95.500.250 4,92 18 10,25 5 10,7895 0,5308
15.125.500 6,57 24 10.50 5 11,0526 0,7262
20.225.125
Jumlah 307.747.81 100,00 Cost Loanable Fund rata-rata Tertimbang 7,9116
6

Biaya dana bank berdasrkan metode biaya dana rata-rataa tertimbang adalah
sebesar 7,9116%

Dengan adanya kewajiban bagi setiap bank menyediakan reserve requirement


(asumsi:minimal 5% dari total dana pihak ketiga) maka jumlah dana yang dapat
dialokasikan akan berkurang seperti terlihat berikut ini.

Tabel 18.8. Perhitungan Loanable Funds


Dalam juta rupiah
Jenis dana Jumlah dana Reserve Requirement
(100%) % Rupiah % Rupiah

Giro 44.872.788 5 2.243.639,40 95 42.629.148,60


Tabungan 45.164.703 5 2.258.235,15 95 42.906.467,85
Deposito 217.710.325 5 10.885.516,25 95 206.624.808,75
berjangka

jumlah 307.747.816 5 15.387.390,80 95 293.360.425,20

16
B. Metode dana marginal

Menurut metode ini bahwa bank akan menggunakan biaya marginal yaitu biaya
yang dibayarkan untuk mendapatkan tambahan dana dan memperoleh keuntungan
(spread) yang dapat diterima atas penambahan aset yang dibiayai dengan dana
yang diperoleh tersebut. Metode ini berbeda dengan metode biaya dana histori
yang lebih menitik beratkan pada biaya dan keuntungan bank dimasa lalu, padahal
seharusnya bank memperhitungkan kegiatan yang sedang berjalan maupun yang
akan datang. Metode biaya dana marginal memperhitungkan biaya dana menurut
tingkat bunga pasar saat itu.

Perhitungan biaya dana dengan metode ini relatif lebih sederhana dan banyak
bank yang menggunakan dalam menentukan tingkat suku bunga kredit untuk
nasabah utamanya(prime customer).

Metode ini menetapkan jenis dana tunggal sebagai dasar dalam menetapkan
princing atas aset yang baru, sehingga dalam perhitungan biayalam perhitungan
biaya daana marginal diasumsikan bahwa semua dana yang dibutuhkan
diperoleh dari satu sumber, yaitu baik melalui pasar uang antar bank atau bank
yang dapat menerbitkan sertifikat deposito.biaya atas dana yang diperoleh
tersebut dijadikan sebagai dasar dalam menentukan bunga (pricing) kredit yang
diberikan nasabah.

Untuk memenuhi permohonan kredit nasabah yang telah disetujui bank, bank
mengh, bank menghimpun dana melalui deposito berjangka 12 bulan dengan
tingkat bunga 11% pertahun dan biaya-biaya lain 2,25% serta untuk memenuhi
ketentuan liquiditas wajib minimum sebesar 5%, biaya dana marginal dihitung sebagai
berikut:

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎+𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑙𝑎𝑖𝑛 11,0+2,25


Marginal Cost Of Funds = 1−𝑅𝑒𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒 𝑅𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 = 1−0,05
𝑥100% = 13,9473%

4. Pricing Methodologi-Based Lending rate

17
Untuk lebih memantapkan usaha pencapaian sasaran jangka panjang,
implementasi suatu loan pricing methodology penting bagi bank.

a. Loan pricing methodology yang dimaksud harus mampu menjawab atas


hal-hal pokok yang berkaitan dengan pricing. Dengan kata lain harus :
1) Dapat menggambarkan secara tepat biaya sebenarnya dari
pendanaan
2) Berdasarkan atas resiko, dimana harga yang lebih tinggi dikenakan
kepada nasabah yang mempunyai risiko yang lebih tinggi, dan
sebaliknya
3) Mencakup biaya pelayanan bank yang nyata dan benar
4) Mampu mencapai keseluruhan atau minimal sebagian (dalam
kondisi dan situasi tertentu)dari corporate objektive maupun
marketing objektive
b. Loan pricing yang ada pada umumnya belum dapat memenuhi ketiga hal
diatas:
1) Perhitungan biaya pendanaan didasarkan kepada “cost of funds”
rata-rata yang berarti bahwa biaya dari tambahan pendanaan untuk
tambahan pinjaman lebih rendah dari yang sebenarnya.
2) Hanya dua kategori risiko (prime dan non prime)yang digunakan
dalam “loan pricing” tetapi kenyataannya terdapat berbagairisiko
dan keamanan yang berbeda diantara para peminjam
3) Mengenai pelayanan bank yang dilakukan selama ini adalah
mengalokasikan seluruh biaya overhead bank kepada tambahan
pinjaman baru. Cara ini adalah tidak tepat karena tambahan biaya
layanan untuk suatu tambahan pendanaan maupun pinjaman
sebenaarnya kecil sekali.
c. Pricing methodology berikut ini dapat memperbaiki ketiga kelemahan
diatas krena :

18
1) Didasarkan kepada Marginal cost of funds (MCOF) yang
mencakup biaya sebenarnya dari pendanaan untuk tambahan
pinjaman serta biaya sebenarnya dari tambahan simpanan
2) Menetapkan perhitungan risiko dengan gradasi yang luas meliputi
risiko industri, risiko perusahaan dan portofolio, serta faktor
pengurang risiko utama, yaitu jaminan (security)
3) Menggunakan perhitungan biaya pelayanan bank untuk
tambahan pinjaman atau pendannan atas dasar “true cost”
d. Princing methodology diterapkan dengan tingkat keyakinan yang tinggi,
harga harus dikenakan pada peminjam tertentu untuk mencapai target
“loan portofolio return” karena pricing yang ditempuh
1) Akan dihubungkan dengan target yang diinginkan bank secara
keseluruhan
2) Akan membentuk dasar untuk “relationship pricing” sekaligus
sebagai pendukung dan pendorong dalam penerapan account
officer dibank
3) Akan memungkinkan manajemen untuk dapat mengevaluasi
secara benar biaya “trade offs” antara keuntungan dan pangsa
pasar.

Melalui pricing methodology ini, bank harus mampu mengatur penetapan harga
aset dan liability secara terpadu sehingga dapat menciptakan net interest income
bagi bank secara optimal. Meskipun demikian kenyataannya, metode penetapan
harga yang dipergunakan bank tidak selalu tepat.

Contoh :

a. Beberapa bank mendasarkan penetapan harga kreditnya pada biaya rata-


rata (atau suatu variasi dari biaya rata-rata
1) Biaya dana suatu tambahan kredit atau kelompok kredit,
kenyataanya adalah sama dengan biaya marginal dari dana bank
(misalnya deposito atau pasar uang ) dan

19
2) Biaya marginal dari dana tersebut jelas lebih mahal dari biaya
dana rata-rata bank.
Sehingga bagi setiap tambahan kredit yang lending ratenya
ditetapkan berdasarkan biaya dana rata-rata, hampir dapat
dipastikan akan mengurangi net interest income bank secara
absolute.
b. Kebanyakan bank memasukkan “biaya pelayanan” kedalam struktur
penetapan harganya namun yang mereka pergunakan adalah alokasi biaya
secara rata-rata.
Dilain pihak :
1) Biaya pelayanan bank yang sebenarnya dalam pemberian kredit
atau deposito baru/tambahan pada kenyataannya hanyalah sebesar
biaya marginal dari pelayanan tersebut (sampai dengan skala
tertentu).
2) Biaya pelayanan marginal jauh lebih kecil bila dibandingkan
dengan biaya rata-rata (jugaa sampai dengan skala tertentu).

Sehingga pengunaan biaya pelayanan rata-rata akan mengakibatkan harga


produk kredit menjadi tinggi sehingga tidak dapat bersaing dengan bank-bank
lain.

c. Hampir semua bank telah memperhitungkan unsur risiko sebagai


komponen dalam kebijakan penetapan harganya, namun yang mereka
pergunakan adalah rata-rata atau terbatas pada dua atau tiga segmentasi
risiko saja (prima,non prima, atau lainnya)
Sedangkan kenyataannya:
1) Dalam kategori risiko utama dari “industry risk” dan “company
risk” terdapat perbedaan segmentasi risiko yang cukup luas
diantara para peminjam.
2) Kegagalan atau kekeliruan untuk mengenali perbedaan ini bisa
mengakibatkan dua masalah yang tidak diinginkan,yaitu :

20
a) Bank memberikan harga (lending rate) terlalu tinggi untuk
kredit yang berkualitas baik, sehingga akan
mengurangi/kehilangan debitur yang baik;
b) Bank memberikan harga (lending rate) terlalu rendah untuk
kredit yang berkualitas buruk, sehingga bisa menimbulkan
kerugian (terdapat dorongan pemberian kredit kepada
debitur berkualitas rendah atau resiko tinggi).
d. Bank sering mengabaikam efek pencapaian target portofolio kredit dari
keputusan harga mereka.
1) Diverifikasi portofolio adalah suatu kunci untuk suksesnya suatu
“risk management” dalam suatu bank. Oleh karena itu, bank yang
dikelola dengan baik biasanya mengadakan diverifikasi dalam
menyusun targetnya (misalnya: atas dasar sektor industri/bisnis
wilayah, dan sebagainya);
2) Secara logis suatu bank harus melakukan penyesuaian dalam
kebijakan “pricing”nya untuk mencapai tujuan portofolio yang
telah digariskan, misalnya:
a) Mengurangi harga (lending rate) untuk mendorong kredit
ke sektor yangv masih berada di bawah target portofolio
bank;
b) Menaikkan harga (lending rate)untuk mengurangi kredit ke
sektor yang sudah berada dalam target portofolio bank atau
jenuh.

21
R
I
Portofolio risk premium (+)
S
K

A
D
J Insustry risk premium (+) Security coverage (0 or(-))
U
S
M Company risk premium (+)
E
N
T
B
A Profit margin (+)
S
E
Cost of loan servicing (+)
R
A
T
E
Marginal cost of funds

a. Loan pricing Methodology-Base Rate


1) Marginal cost of funds
a) Pilihan dan memahami konsep marginal cost of funds (MCOF) untuk
efektifnya suatu loan pricing adalah sangat penting mengingat:
(1) Bank telah mempunyai sumber dan penggunaan dana yang sources
dan outletnya telah terealisasi;
(2) Bagi bank sumber dan penggunaan dana tersebut setiap saat harus
match, dengan kata lain neraca harus seimbang;
(3) Konsekuensinya, setiap penambahan aset baru(meningkatnya
jumlah penggunaan danabank misalnya dengan pemberian kredit

22
baru), harus didanai oleh suatu liability baru pada (meningkatnya
jumlah sumber dana bank, misalnya deposito);
(4) Dengan demikian, biaya dari suatu kredit baru sebagian besar
merupakan biaya yang timbul dari usaha mendapatkan dana baru
yang diperlukan untuk pembiayaan kredit tersebut. Dengan kata
lain, nilai dari simpanan baru yang diperoleh bank merupakan
fungsi dari “return” yang diharapkan dapat diterima bank dari
dibukukannya suatu aset baru;
(5) Oleh karena itu, keputusan bank dalam “pricing” haruslah dibuat
atas dasar konsep marginal (at the margin) untuk meyakinkan
bahwa biaya dan return dari dana telah dihubungkan secara tepat,
dan profit telah maksimal. Hal ini berarti :
 Pinjaman harus didanai pada tingkat incremental atau marginal
cost
 Tiap simpanan (dana) harus digunakan pada tingkat incremental
atau marginal cost
b. Di Indonesia, saat ini bank sebaiknya menggunakan biaya dari deposito
berjangka sebagai MCOF untuk dasar menghitung harga (lending rate)
kredit, hal ini didasarkan pada pertimbangan :
(1) Menghimpun giro dan tabungan memerlukan waktu cukup lama
dan berbeda dengan pengerahan dana melalui deposito;
(2) Pasar uang Indonesia telah tumbuh pesat pada akhir-akhir ini, yang
terlihat dari:
 Bertambah luasnya pasar (lebih banyak institusi sebagai
peserta);
 Bertambah besarnya pasar (lebih besar dalam hal volume);
Namun pendanaan antar bank masih belum stabil, baik dari
segi biaya maupun tersedianya dana,juga jangka waktunya,
terutama dalam periode tight market liquidity.
Oleh karena itu, pengambilan dana dari inter bank money
market sebaiknya hanya dilakukan sebagai “jembatan”

23
sementara sambil menunggu terkumpulnya deposito
berjangka yang stabil dan dapat diandalkan untuk
mendanai tambahan kredit;
(3) Bila mana jakarta interbank market telah matang baik dalam hal
luas maupun volumenya, tingkat bunga interbank market cukup
sesuai untuk dijadikan sebagai patokan dalam “pricing” kredit
maupun dana, (catatan: untuk kredit valuta asing , rate inter bank,
misalnya:LIBOR, SIBOR,JIBOR dari mata uang yang
dipergunakan untuk kredit valuta asing tersebut, pada
kenyataannya adalah MCOF-nya, mengingat pasar valuta asing
tersebut sudah matang baik luas maupun volumenya).

Penggunaan cost of funds rata-rata dalam pricing loan tidak akan


menggambarkan biaya dana yang real (incremental) bahkan sering
akan menjurus kepada “pricing loans” yang sebenarnya merugikan,
sebagai ilustrasi dapat dikemukakan berikut ini:

c. Kendatipun terdapat alternatif sumber dana, tetapi pendekatan marginal


cost funds dari deposito untuk penentuan harga pinjaman tetap
merupakan dasar paling logis.
1) Peran utama bank sebagai financial intermediary adalah
mengumpulkan dana dari masyarakat dan menggunakan dana
tersebut untuk masyarakat, yang tercermin pada bank dalam.

24
Tabel 18.6. Biaya Dana Rata-rata Historis PT Bank Anakku Permata

Dalam juta rupiah

Tingkat
Jenis Dana Jumlah Dana Bunga Biaya dana
(%)
(1) (2) (3) (4) = (2) x (3)
Dana berbiaya (Paying Liabilities): 187.693.126
Giro 39.330.562 961.070,34
6.116.986 1,00 61.169,86
21.432.128 2,00 428.642,56
11.781.448 4,00 471.257,92
Deposito Berjangka 108.855.175 11.903.207,63
18.271.00 8 1.461.680,00
8.587.700 8,50 729.954,50
55.000.500 9,25 5.087.546,25
95.500.250 10 9.550.025,00
15.125.500 10,25 1.550.363,75
20.225.125 10,50 2.123.638,93
Tabungan 39.507.389 1.666.536,93
15.441.626 3 463.248,78
24.065.763 5 1.203.288,15
Jumlah
Dana tidak berbiaya (Non Paying 22.204.034
Liabilities):
Giro di bawah saldo minimum 5.542.226
Deposito jatuh tempo yang belum 5.00.250
dicairkan
Tabungan di bwah saldo minimum 5.567.314
Kewajiban segera lainnya 992.592
Kewajiban lain-lain*) 5.011.652
Jumlah 209.897.160 14.530.814,90

25
 Biaya dana rata-rata historis untuk dana bebiaya (paying liabilities)
 Biaya dana rata-rata historis untuk keseluruhan biaya dana
b. Metode Biaya Dana Rata-Rata Tertimbang (Weight Average Cost Of
Loanable Funds Methode)
4. Pricing Methodology-Based Lending Rate

Average Cost Basis (%) Marginal Cost Basis


(%)
Rata-rata biaya Usaha Biaya Incremental 19,0

 Biaya 14,0 Deposito (1th) 0,1

pemerosesan(perkiraaan) 0,1  Biaya 1,0

 Reserve Adjustment 2,0 Pemrosesan


(5%)  Reserve
20,1
Adjustment
2,5
16,1  Cost of funds 0,5
 Cost of funds 2,5  Risk premium 22,1
 Risk premium(asumsi) 0,5  Biaya 22,0
 Biaya pemrosesan 19,1 pemrosesan 0,1

pinjaman 22,0 pinjaman


 Total biaya rata rata 2,5  Total biaya
Besar bunga pinjaman marginal
Laba Besar bunga pinjaman
Rugi
Yang seolah-olah terjadi Rp.720.000,00 Yang sebenarnya Rp.300.000
Laba (Setahun) terjadi

Bentuk menambah asset bank, terutama dalam bentuk pinjaman dan investasi.

(2) Apabila bank menarik simpanan, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
menghasilkan pendapatan yang jumlahnya di atas biaya simpanan tersebut.

26
(3) Apabila bank memperoleh dana giro, yang baiayanya cukup rendah (1%-3%),
bank akan mempunyai banyak pilihan dalam alokasi dana, mulai dari tanpa atau
beresiko kecil yaitu SBI, sampai dengan pinjaman yang tingkat risikonya
bermacam-macam.
(4) Kendatipun sebagian dana bank berasal dari giro, porsi terbesar masih berasal dari
deposit sehingga kurang rasional menggunakan jasa giro sebagai dasar
perhitungan biaya dana dalam pemberian pinjaman, karena bank mempunyai
pilihan untuk menggunakan dana tersebut pada “risk free” asset yang
mengahsilkan return sekitar 11,75 % di SBI atau penempatan yang jauh dibawa
tingkat suku deposito sebagai sumber dana tersebut
(5) Di lain pihak, bila konsep pemikiran biaya dana didasarkan kepada harga dana
yang berasal dari deposito, pilihan pengunaannya menjadi terbatas karena hasil
dari asset yang tanpa risiko/berisiko kecil umumnya adalah lebih kecil disbanding
dengan biaya yang dikeluarkan untuk deposito berjangka (spread negative)
(6) Dengan demikian, untuk mencapai spread yang positif diatas biaya deposito
berjangka, tidak ada alternative lain selain menggunakan dana tersebut, untuk
mendanai pinjaman/investasi berisiko.
(7) Akibatnya, bank biasanya hanya menghimpun deposito berjangka atau jika
mungkin funding lainnya akan tetapi costnya diperhitungkan seperti biaya
deposito, untuk pemberian investasi berisiko lainnya.
Akhirnya, meskipun bank memiliki berbagai alternative sumber dana, untuk
mengurangi risiko terjadi negative spread, pilihan menghitung biaya dana (cost of
fund) atas dasar cost dari deposito adalah pilihan yang aman.

27
d) Komponen marginal cost of funds dari “loan pricing” terdiri dari 3 unsur yaitu :

Serving Cost

Reserve Adjustment

Price paid to deposits

1) Komponen pertama aadalah besarnya harga dana (deposito) yang dapat


dibayarkan kepada nasabah (price paid to depository)
 Besarnya tingkat bunga deposito (accrual cost) yang dibayarkan kepada
nasabah
 Sangat dipengaruhi pasar
 Negotiable untuk nasabah utama atau untuk jumlah yang besar
2) Komponen kedua adalah reserve adjustment
Bank diwajibkan untuk memelihara sejumlah cadangan (cash ratio) untuk
deposito berjangka. Konsekuensinya biaya efektif dari simpanan akan meningkat
karena adanya bagian yang tidak dapat digunakan untuk membentuk earnings
assets
 Cash ratio minimum minmal 5%
 Aktual adjustment sebaiknya lebih dari 5% untuk menjaga liquidity risk
 Rumus resrve requirement adalah :
[{tingkat bunga: (1,000,0250) ] – tingkat bunga
3) Komponen ketiga adalah biaya pelayanan (serving cost) yang mencerminkan
biaya incremental yang dikeluarkan bank untuk mendapat simpanan atau dana
baru
 Untuk tambahan simpanan/dana

28
 Oleh karena itu, marginal cost yang sebenarnya untuk pelayanan tambahan
simpanan dana adalah sangat kecil dan kemungkinan dapat diabaikan

c) Terdapat dua pengecualian dalam penggunan marginal cost dari deposito


sebagai MCOF untuk kredit

1) Bila pemberian kredit mempunyai sumber dana yang spesifik, cost yang
sebenarnya dari pendanaan tersebut (misalnya, deposito, pengambilan antar
bank dan pinjaman lainnya akan menjadi MCOF untuk kredit tersebut,
misalnya :

 Pemberian kredit dengan jangka waktu tiga bulan sebesar Rp 2 miliar


yang didanai dengan dana antar bank 3 bulan akan mempunyai cost
sebesar biaya pengambilan dana antarbank tersebut.
 Pemberian kredit dengan jangka waktu 6 bulan akan mempunyai cost
sebesar biaya dana deposito tersebut.

2) Sama halnya apabila pemberian kredit didanai dengan sebagian dengan dana
khusus, pemberian kredit tersebut akan mepunyai “blended marginal cost of
funds”, misalnya :

 Kredit investasi sebesar Rp 2 miliar didanai sebagian dengan dana


khusus sebesar Rp.800 juta dengan tingkat bunga 12%
 Pendanaan sebesar Rp.1,2 Miliar didanai oleh bank sendiri dengan cost
MICOFnya sebesar 21,50%
 Dengan demikian “blended MICOF” untuk pemberian kredit tersebut
adalah rata rata tertimbang dari kedua funding tersebut, yaitu 17,70%

2) Cost of Loan Servicing

Seperti halnya dengan biaya pelayanan untuk deposito, komponen biaya


pelayanan yang dikeluarkan untuk memroses kredit adalah merupakan “marginal
creeping cost” yang timbul dan mempunyai hubungan lansung dengan volume
kredit.

29
a) Elemen biaya yang paling penting adalah biaya untuk tenaga kerja
b) Elemen biaya kedua adalah biaya untuk peralatan yang diperlukan oleh
tenaga kerja
(1) Total dari kedua biaya tersebut adalah biaya untuk memroses satu
proposal kredit
(2) Pada saat ini biaya pelayanan per proposal kredit adalah Rp650.000,00
(misalkan)

Biaya tenaga Kerja 528.000


 Loan Originator (A/O) (Rp.21,5juta:50) 432.000
 Loan Processor (Loan Officer) 24.000
(Rp.6juta:250)
 Manager (Rp30juta : 500) 60.000

 Sekretaris (Rp5juta : 500) 12.000

Biaya peralatan 45.000


 Meja % kursi (Rp.1,6juta : 5tahun:35) 9.143
 Calculator (Rp.0,42juta : 3tahun :35) 4000
 Filing cabinet (Rp.0,3juta : 2: 10 tahun :35) 429

 Personal computer (Rp 6,6juta :2 :3tahun : 31.429

35)
Total cost perkredit 573.000

Catatan:

(1) Biaya khusus lainnya yang timbul pada kredit tertentu (misalnya on the
spot, niaya penyimpanan jaminan) akan ditambahkan ke total biaya di atas,
yang penerapannya dilakukan kasus per kasus
(2) Komponen biaya pelayanan adalah persatuan kredit, sehingga komponen
biaya tersebut untuk “pricing” kredit sejumlah Rp100 juta adalah sebesar
1,05% sedangkan untuk kredit Rp1miliar hanya 0,105%.

30
3)Profit margin

Komponen profit margin pada base rate harus mencerminkan “return” yang
ditargetkan bank dari portofolio pinjamannya untuk mencapai sasaran ROE, atau
ROA bank

a) Formula profitability untuk bank umumnya adalah :


Return On equity (ROE) = Return on Assets (ROA)/ Capital Assets Leverage x 100%= %

b) Target dari suatu bank biasanya ditentukan oleh pasar


c) ROA bank adalah sama dengan : (laba bersih after tax) : Ttal assets, jika
semua faktor lainnya tetap, suatu ROA yang tinggi akan menghasilkan
ROE yang tinggi pula
d) Leverage sama dengan jumlah modal yang mendukung asset berdasarkan
aturan BIS/BI dan jika semuanya sama, maka leverage yang tinggi akan
menghasilkan ROE yang tinggi pula
e) Pendapatan sesudah pajak yang ditargetkan oleh bank untuk portofolio
kreditnya haruslah diatur pada tingkat yang diperlukan untuk mencapai
target ROA sesudah pajak sesuai dengan leverage dan ROE yang
diinginkan
Simulasi perhitungan Loan portofolio return yang ditargetkan, dengan
informasi penting bank
Simulasi perhitungan Loan portofolio return yang ditargetkan dengan
informasi penting dari bank permata kembar
a) “pasar” menghendaki risk adjusted sebesar 10% untuk mendorong
investasi pada saham bank permata kembar
b) Para investor bank permata kembar saat ini bisa menerima risk free
return sebesar 19%
c) Leverage bank pada saat ini adalah sebesar 6% (risk adjusted 6,7%)
tetapi bank bermaksud mencapai tingkat leverage sebesar 8% (risk
adjusted 9%) dalam beberapa tahun mendatang
d) Portofolio pinjaman bank saat ini adalah sama dengan 80% dari total
asetnya

31
e) Sisa asset sebesar 20% dapat menghasilkan pendapatan bersih sebesar
0,45%

Dengan demikian base rate adalah jumlah dari MCOF, biaya pelayanan
kredit dan profit margin adalah sama dengan base rate untuk kredit.

(1) Base rate menunjukkan “risk adjusted return” yang harus diperoleh
bank dari setiap kredit yang diberikan untuk mencapai target “loan
portofolio return” hal ini juga berarti pencapaian target ROE/ROA
(2) Dengan demikian, jika bank menetapkan suatu harga kredit dibawah
“base rate nya” pemberian kredit tersebut jelas tidak akan membantu
untuk mencapai tsrget “return” bank yang diharapkan meskipun kredit
tersebut tidak memiliki risiko apapun
(3) Namun demikian, hal ini tidak berarti bahwa bank sma sekali tidak
pernah menetapkan harga kreditnya dibawah base rate. Kebijakan
demikian terkadang harus ditempuh oleh bank karena adanya hal
tertentu atau untuk mecapai tujuan tertentu misalnya :
(a) Penetapan harga seperti itu diperlukan demi mempertimbangkan
“relationship return”
(b) Faktor pasar, kebijakan pemerintah atau ALMA memerlukan
penetapan harga konsesi untuk mempercepat tujuan bank.

b. Loan Pricing Methodology – risk Adjustment

Disamping base rate yang sama untuk seluruh pinjaman (kredit) penetapan
harga pinjaman ditentukan oleh 4 jenis risiko yang besarnya tergantung pada
karakteristik dan kondisi yang dihadapi suatu pinjaman.

(1) Industry risk premium (IRP)


a) IRP didasarkan pada pandangan bank terhadap suatu industry (dimasa
lalu, saat ini dan dimasa yang akan datang)
 Pertama (paling penting) adalah perkiraan bank atas
kelangsungan industry dimasa depan

32
 Kedua adalah pandangan bank saat ini terhadap suatu industry
serta performance pinjaman kolektibilitas actual dari industry
tersebut
 Ketiga adalah pengalaman bank dari kolektibilitas masa
lalu/write off yang terjadi di suatu industry
b) Hasilnya risk premium dari suatu industry akan berbeda dengan industry
lainnya yang pada dasarnya mencerminkan perbedaan penilaian bank atas
kondisi industry saat ini dan prospeknya di masa mendatang’
c) Tiap IRP akan menggambarkan risiko yang berkaitan dengan pemberian
pinjaman kepada suatu perushaan (company) yang berada dalam kualitas
rata-rata dari industry tersebut, yang berbeda dengan rata-rata yang
digunakan dalam CRP (company risk premium)
d) IRP suatu industry akan berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan
perubahan penilaian bank atas prospek industry yang bersangkutan
Perhitungan industry risk premium di lakukan sebagai berikut :
(a) Menyusun daftar industry-industry yang ada saat ini atau akan dibiayai
 Pilih industry yang mempunyai karakteristik ekonomi yang jelas
 Lakukan penilaian atas sector sedemikian rupa hingga diperoleh
jajaran sector industry yang memiliki jenis tingkat risiko yang
berbeda (mis: industry kayu, plywood, furniture dsb)
(b) Dapatkan data historis mengenai write off yang dilaksanakan bank dalam
tiga sampai lima tahun terakhir baik perindustri maupun secara
keseluruhan
(c) Kumpulkan data mengenai tingkat non-performing loan saat ini perindustri
dan secara keseluruhan
(d) Dengan menggunakan data historis write off yang ada, hitung rata-rata
write off yang dilaksanakan bank untuk tiap industry selama periode yang
bersangkutan
 Angka “write off” rata-rata tersebut merupakan angka preliminary
average industry risk premium untuk bank

33
 Terhadap angka rata-rata IRP tersebut harus dilakukan adjustment
berdasarkan penilaian dari data mengenai tingkat non-performing
pinjaman industry dewasa kali ini.
(e) Mengadakan interview terhadap beberapa key staff bank yang mencakup
berbagai jabatan seperti: Branch Manager, Corporate A/O, Manager
Devisi tertentu, untuk mendapatkan pandangan mereka mengenai risiko
relative dari semua industry yang terkait untuk masa sekarang dan 3 s.d. 6
bulan mendatang.
(f) Menggunakan hasil interview tersebut untuk membuat “preliminary risk
ranking”
(g) “Preliminary Risk Ranking” dari industry-industry beserta “preliminary
average risk premium”nya diteruskan ke ALMA untuk mendapatkan “final
judgement” dan keputusan.
2). Portofolio Risk Premium (PRP)
Metodologi penentuan tingkat harga kredit dari suatu bank harus bisa
mendukung tercapainya secara menyeluruh tujuan portofolionya kredit
ditentukan oleh ALMA
a) Bank yang dikelola dengan baik biayanya menetapkan beberapa macam
diversifikasi target untuk portofolio kreditnya.
b) Pada umumnya, diversifikasi target tersebut dimaksudkan untuk
mengurangi risiko dengan membatasi ekspor bank terhadap sector
ekonomi pada umumnya ataupun terhadap risiko yang timbul dari
peristiwa khusus
c) Disini bank mengaitkan penentuan harga pinjamannya dengan usaha
pencapaian target portofolio yang telah ditentukan
d) Kadang-kadang sasaran komposisi portofolio juga digunakan untuk
mencapai tujuan lain dari bank
3). Company Risk Premium (CRP)
Company risk premium guna penentuan harga kredit mencerminkan risiko
yang dihadapi dalam pemberian kredit kepada suatu perusahaan tertentu yang
termasuk ke dalam suatu sector industry tertentu.

34
a). Risiko pemberian suatu pinjaman kepada suatu perusahaan yang termasuk
pada IRP rata-rata pada dasarnya telah mencakup di dalam risk premium
untuk industry yang mencakup bidang perusahaan tersebut
b). “Company risk premium” untuk perusahaan yang termasuk dalam “average
risk” adalah nol.
c). Dengan demikian, hanya perusahaan yang termasuk dalam IRP rata-rata
saja yang sebenarnya mempunyai risk premium. Premium tersebut akan
menjadi factor multiplier terhadap IRP perusahaan setelah adanya
penyesuaian PRP.

4). Security Coverage


Ada beberapa hal yang dapat digunakan untuk mengurangi sebagian atau
bahkan seluruh risiko industry, risiko perusahaan dan risiko portofolio yang
berkaitan dengan kredit tertentu yang umum dipakai adalah jaminan kredit.
a). Pengurangan tingkat risiko melalui pengambilan jaminan akan dipengaruhi
oleh beberapa factor, antara lain
 Sifat dan jaminan, surat-surat beharga atau barang-barang yang dapat
dengan mudah dipasarkan merupakan jaminan yang lebih baik daripada
hipotek dari sebuah pabrik atau hipotek dari sebuah mesin.
 Jumlah dari jaminan, jaminan yang berjumlah 250% lebih sidukai
daripada yang jumlah 100%/
 Tingkat pengawasan yang dapat dilakukan bank, barang yang disimpan
dalam gudang bank (gudang yang dikuasai bank) merupakan jaminan
yang lebih baik daripada barang tersebut berada di gudang milik
nasabah.
 Tingkat kesempurnaan dari jaminan, hak gadai yang sah sebuah
bangunan kantor utama adalah lebih baik daripada hak gadai yang tidak
jelas atas sejumlah kekayaan.
b). Tidak kalah pentingnya di dalam usaha pengurangan risiko adalah evaluasi
secara periodic atas jaminan, baik masa analisis kredit, proses persetujuan,
maupun pada waktu kredit masih berjalan.

35
C. Perhitungan Base Lending Rate (Suku Bunga Kredit)
Penentuan besarnya tingkat suku bunga kredit yang dibebankan kepada
nasabah pada dasarnya dibedakan antara lain menurut jenis kredit, jumlah kredit,
risiko kredit, jangka waktu pinjaman, usaha nasabah dan jaminan. Khusus dalam
menetapkan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan diberikan kepada
nasabah dipengaruhi oleh beberapa komponen. Komponen ini pada dasarnya
dapat diperbesar ataupun dikurangi bahkan bisa tidak dapat. Adapun komponen
yang menyebutkan dalam menetapkan suku bunga kredit tersebut adalah sebagai
berikut
1. Cost of Fund
Cost of fund merupakan biaya dana yang dikeluarkan bank untuk memperoleh
sejumlah dana tertentu dari nasabahnya baik untuk simpanan giro, tabungan
ataupun deposito berjangka. Besarnya cost of fund ini sangat tergantung pada
seberapa besar suku bunga yang dibebankan kepada nasabah penyimpan dana.
Semakin tinggi suku bunga dana, maka akan tinggi pula biaya dana dan
demikian pula sebaliknya.
Total biaya dana 23.130.814,90
Cost of fund =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑛𝑎 𝑝𝑖ℎ𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 = x 100% = 7,5162%
307.747.816

2. Cost of Loanable Funds


Cost of loanable funds pada dasarnya adalah biaya dana yang dikeluarkan bank
setelah diperhitungkan dengan cadangan likuiditas wajib minimum yang harus
dipelihara oleh bank dan selebihnya disalurkan kepada nasabah berupa penempatan
dana, dalam bentuk kredit dan lain-lain. Semakin besar jumlah cadangan wajib
minimum yang dipelihara maka semakin meningkatkan jumlah biaya dana bank
karena semakin keciljumlah dana yang dapat disalurkan .
Tahapan perhitungan cost of loanable fund, dapat dikemukakan sebagai berikut
a. Tampilkan dana menurut jenisnya
b. Hitung persentase komposisi dana
c. Tampilkan tingkat suku bunga dana yang akan dibayarkan
d. Gunakan reserve requirement (RR) sesuai ketentuan Bank Indonesia, misalnya
5%

36
e. Hitung biaya bunga efektif, dengan rumus:
100%
Biaya dana efektif = 100%−5% x Tingkat bunga rill (%)

f. Hitung kontribusi biaya dana, dengan rumus:


Komposisi Biaya Dana x Biaya Dana Efektif =
g. Hitung cost of loanable funds dengan menjumlahkan seluruh kontribusi masing-
masing jenis dana.
3. Cost of Money
Cost of money pada dasarnya adalah cost of loanable fund setelah ditambah dengan
overhead cost (biaya operasi)
Cost of money = (Cost of Loanable Fund+Overhead Cost)
4. Overhead Cost
Komponen biaya yang diperhitungkan dlaam overhead cost ini masih terdapat
perbedaan persepsi diantara para bankers. Namun demikian, idealnya seluruh biaya
dana di luar biaya dana yang digunakan dalam mengimpun dana serta biaya yang
dikeluarkan dalam rangka pengelolaan penyaluran kredit sepatutnya diperhitungkan
sebagai overhead cost. Dalam melakukan kegiatan setiap bank sebagai perusahaan
pasti akan memerlukan biaya operasi. Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan
bank untuk melaksanakan operasi bank. Biaya ini terdiri biaya gaji (kompensasi)
SDM, administrasi dan umum dan beban lainnya.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 (𝑑𝑖 𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑎𝑛𝑎)
Overhead cost = x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 earning assets

Tiap bank dalam menetapkan persentase overhead cost akan berbeda, karena sangat
tergantung pada kebijakan bank masing-masing. Tinggi rendahnya overhead cost
suatu bank sangat tergantung efisiensi pada masing-masing bank dan kemampuan
bank dalam mengendalikan penggunaan giaya dalam mengelola earning assets.
Overhead cost antara corporate banking dan retail banking akan berbeda, karena
bagi corporate banking sudah dapat dipastikan overhead costnya akan lebih rendah
dibandingkan dengan retail banking. Oleh karena itu, belum ada kajian yang
menyatakan berapa besar overhead cost yang ideal bagi suatu bank.

37
5. Spread (Laba yang Diinginkan)
Setiap bank melakukan transaksi selalu menginginkan memperoleh laba yang
maksimal atau optimal. Penetapan laba yang diinginkan ini memerlukan
perhitungan an pertimbangan yang juga matang, karena akan berakibat pada
base lending rate menjadi tinggi. Dalam menetapkan spread ini juga
memerhatikan kondisi persaingan, kondisi nasabah serta menurut jenis proyek
yang dibiayai.
Semakin besar kredit yang berkualitas yang telah disalurkan bank pada nasabah
akan menentukan kemampuan bank dalam menghasilkan net margin sehingga
besar kecilnya kredit yang berkualitas akan berpengaruh terhadap margin yang
diperoleh bank, yang selanjutnya terbuka peluang bagi bank untuk menekan
spread yang akhirnya dapat menekan base lending rate.
Spread yang diartikan net margin dinyatakan dalam suatu persentase, misalnya
dalam menhitung base lending rate bank menetapkan spread sebesar 2,4613%
yang dihitung dari perkiraan keuntungan yang diinginkan oleh bank. Proyeksi
tersebut dapat saja dikuantifikasi dengan menghitung berapa jumlah
keuntungan diperkirakan dengan jumlah rata-rata outstanding loan dalam satu
bulan.

6. Risk (Cadangan Risiko Kredit Macet)

Risk merupakan salah satu komponen dalam menetapkan base lending rate suatu
produk. Kemungkinan risiko yang di hadapi bank dalam penyaluran kredit tidak
dapat dihindarkan berupa risiko gagal bayar dari nasabah tertentu sehingga dalam
menentukan besarnya base lending rate yang dibebankan kepada nasabah, faktor
risiko ini perlu diperhitungkan sebagai salah satu komponen tertentu terhadap
bunga kredit dan risiko ini dapat terjadi baik disengaja maupun tidak sengaja.

Premi risiko yang akan diperhitungkan ini dapat diperoleh dari


pengalaman bank dalam mengelola kredit, yaitu dengan melakukan penilaian atas
kualitas aktiva produktif (termasuk kredit). Semakin besar jumlah kredit yang
tergolong bermasalah, maka semakin tinggi pula risiko yang dihadapi bank

38
sehingga Bank Indonesia mewajibkan bank untuk membentuk cadangan
penyisihan penghapusan kredit terhadap sejumlah kredit bermasalah.
Penentuan besaran risk dimaksudkan sebagai tindakan berjaga-jaga
terhadap kemungkinan terjadinya risiko kredit dikemudian hari, meskipun dalam
praktiknya mungkin saja pada nasabah tertentu (prime customer) risk tidak dapat
di perhitungkan dalam menetapkan base lending rate.
Premi risiko ini dibebankan dengan presentase tertentu dalam base lending
rate dengan perhitungan cadangan (penyisihan) penghapusan sebagai berikut.
1. Cadangan Umum:
a. 1% dari total aktiva produktif (dalam hal ini kredit)
2. Cadangan Khusus:
a. 25% dari kredit dalam perhatian khusus (spesial mention)
b. 50% dari kredit kurang lancar (substandand)
c. 75% dari kredit diragukan (doubtful)
d. 100% dari kredit macet (lost)
Asumsi dari debet kredit yang diberikan rata-rata sebesar Rp 101.573.245
juta dan kolektibilitas kredit lancar 85%; dalam perhatian khusus 5%;
kurang lancar 5%; diragukan 3%; dan macet 2%, maka jumlah cadangan
penyisihan penghapusan kredit dapat dihitung:

Tabel 18.11. Perhitungan Cadangan Penyisihan Penghapusan

Kolektibilitas Kolektibilitas Kredit yang Cadangan Jumlah


Kredit Kredit (%) Diklasifikasikan Penyisihan Penyisihan
Penghapusan (%) Cadangan
Penghapusan
(1) (2) (3) (4) (5) = (3)x(4)
-Cadangan Umum: - - 0,1 0,12
-Cadangan Khusus: - -
1. Lancar 85 86.337.258,25 - -
2. Dalam 5 5.078.662,25 25 1.269.665,56
Perhatian
3.

39
Khusus
4. Kurang 5 5.078.662,25 50 2.539.331,12
Lancar
5. Diragukan 3 3.047.197,35 75 2.285.398,01
6. Macet 2 2.031.464,90 100 2.031.464,90
Jumlah 100 101.573.245,00 8.125.859,59

Berdasarkan data pada tabel di atas risiko kredit dapat dihitung sebagai
berikut:

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑖𝑠𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑑𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑝𝑢𝑠𝑎𝑛 8.125.859,59


𝑅𝑖𝑠𝑘 = = 𝑥 100%
𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 101.573.245
= 8,0000 %

Selanjutnya dengan menggunakan angka-angka perhitungan di atas dapat


dihitung tingkat bunga kredit (base lending rate) bank sebagai berikut.

Cost of Loanable Fund : 7,9116%

Overhead Cost : 2,2743% +

Cost Of Money : 10,1859%

Spread : 2,4613% +

Pajak : 0,8614% +

Risk : 8,0000% +

Base Lending Rate : 21,5085%

Perhitungan Base Lending Rate diatas merupakan tingkat suku bunga


kredit dasar, dan dalam praktik penerapan suku bunga ini kepada setiap nasabah
dapat saja berbeda antara satu nasabah dengan nasabah lain, yang didasarkan atas
berbagai pertimbangan (faktor-faktor yang berperan dalam menetapkan tingkat
suku bunga credit loan pricing) seperti dikemukakan di atas. Untuk itu bank
melakukan penyesuian (adjustment).

40
Adjustment yang dilakukan oleh setiap bank pada nasabahnya dapat
dilakukan ketika bank melakukan perhitungan pada Spread, Risk dan Overhead
Cost, seperti terlihat pada berbagai ilustrasi berikut ini.

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4


Cost of Loanable Fund 7,9116 7,9116 7,9116 7,9115
Overhead Cost + 2,2743 2,2500 2,0000 1,7500
Most of Money 10,1859 10,1616 9,9116 9,6116
Spread + 2,4613 2,0000 1,5000 1,5000
Pajak (35% x spread) + 0,8614 0,7000 0,5250 0,5250
Risk + 8,0000 2,5000 2,0000 1,7500
Base Lending Rate 21,5086 15,3616 13,9366 13,38661

Perbedaan perhitungan base lenidng rate antarsatu bank dengan bank


lainnya (meskipun masing-masing menggunakan formula perhitungan yang
sama), terletak pada antara lain:

1. Komposisi/dana yang berhasil dihimpun;


2. Jangka waktu menurut jenis dana;
3. Jenis kredit;
4. Sifat kredit;
5. Jangka waktu pinjaman;
6. Kualitas kredit nasabah;
7. Jaminan yang diserahkan oleh nasabah;
8. Keeratan hubungan bisnis antarbank dengan nasabah;
9. Prime Customer dan non-prime customer
10. Tingkat efisiensi
11. Kualitas kredit bank
12. Bidang usaha nasabah

41
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kemampuan dan ketetapan bank dalam menghitung biaya dana
sangat membantu dalam kebijakan penetapan pricing pada sisi aset
maupun melakukan pada sisi pasiva terutama dalam penetapan kebijakan
komposisi dana melalui kebijakan pricing atas deposito berjangka,
tabungan, giro, atau simpanan lainnya dengann senantiasa memerhatikan
tingkat elastisitas masing-masing sumber dan jenis dana yang diperoleh
dari masyarakat maupun yang diperoleh dari pasar uang.
Penentuan besarnya tingkat suku bunga kredit yang dibebankan
kepada nasabah pada dasarnya dibedakan antara lain menurut jenis kredit,
jumlah kredit, risiko kredit, jangka waktu pinjaman, usaha nasabah dan
jaminan. Khusus dalam menetapkan besar kecilnya suku bunga kredit
yang akan diberikan kepada nasabah dipengaruhi oleh beberapa
komponen.

42
DAFTAR PUSTAKA

Vertilal Rivai, Andria Permata Veihzal, Ferry N. Idroes. 2007. Bank and
Financial Institution Management. Jakarta: bagian Penerbitan Kharisma Putra
Utama

43

Anda mungkin juga menyukai