Anda di halaman 1dari 75

ABSTRAK

Industri perbankan di Indonesia telah mengalami kemajuan-kemajuan yang pesat,


baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Industri perbankan, seperti industri lainnya,
mengalami banyak tantangan, seperti persaingan pasar yang ketat, baik sesama bank juga
persaingan dengan perusahaan pembiayaan dan alternatif pembiayaan lain, dan masuknya
investor asing di bank-bank nasional. Cara untuk tetap bertahan ditengah berbagai
tantangan adalah melakukan investasi, terutama dengan memperhatikan tingkat return,
risiko, dan analisis sejauhmana usulan suatu investasi.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
dituangkan dalam judul penelitian Analisis Sensitivitas terhadap Kinerja Keuangan
Perbankan (Studi kasus pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk. atau Bank CIMB Niaga).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana tingkat return, risiko, dan
perkembangan kinerja keuangan Bank CIMB Niaga jika menggunakan metode analisis
sensitivitas.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu untuk
mendapatkan gambaran jelas mengenai perusahaan dengan pendekatan studi kasus.
Penulis mengumpulkan data- data yang disesuaikan dengan judul, untuk kemudian diolah
dan dianalisis.
Berdasarkan hasil pengolahan data dalam penelitian ini, diperoleh tingkat return
bank selama periode 2003-2007 cenderung berfluktuatif, hanya menaik tajam pada tahun
2004. Sedangkan tingkat risiko yang dihasilkan melalui perhitungan standard deviation
selama periode 2003-2007 lebih tinggi dari tingkat return rata-rata. Kemudian
perhitungan analisis sensitivitas pada kondisi normal bahwa NPV, payback period, IRR,
dan profitability index yang dihasilkan menunjukkan keputusan investasi yang dapat
diterima. Sedangkan pada kondisi optimis dengan arus kas naik 5 kali dan 10 kali NPV,
payback period, IRR, dan profitability index yang dihasilkan menunjukkan keputusan
investasi dapat diterima pula. Dan pada kondisi pesimis dengan arus kas turun 5 kali dan
10 kali NPV, payback period, IRR, dan profitability index yang dihasilkan menunjukkan
keputusan investasi yang ditolak.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Penelitian


Dalam beberapa tahun terakhir, industri perbankan nasional memperoleh

kemajuan-kemajuan yang cukup baik. Secara kuantitatif, berbagai indikator


kinerja keuangan dan operasional industri perbankan telah mengalami
peningkatan cukup signifikan, seperti tercermin pada pertumbuhan total asset
yang didukung pertumbuhan aktiva produktif.
Secara kualitatif, kondisi kesehatan dan ketahanan industri perbankan juga
mengalami penguatan yang berarti. Kemampuan SDM perbankan mulai
menunjukan peningkatan, dengan pemahaman konsep kehatian-hatian dan
pengelolaan risiko yang lebih merata di semua lapisan organisasi. Sistem
informasi manajemen, sistem pengendalian intern, sistem pengelolaan risiko,
good corporate governance (tata kelola perusahaan yang baik), dan seluruh
prosedur operasional yang mengikutinya, secara umum telah mengalami
peningkatan yang cukup baik. Kualitas pelayanan perbankan pun menjadi salah
satu faktor penting yang ditangani peningkatannya melalui penciptaan sistem
perlindungan nasabah yang terpercaya.
Kinerja dan ketahanan perbankan nasional yang baik, ditunjukkan dengan
pelaksanaan fungsi intermediasi yang terus meningkat yang sebagian besar
didanai dari Dana Pihak ketiga (DPK). Kredit perbankan pada April 2008 naik
Rp22,9 triliun (2,1%) dari Rp1.080,1 triliun menjadi Rp1.103,1 triliun. Secara
year-on-year (April 2008-April 2007), kredit meningkat Rp247,7 triliun atau
sekitar 29%. Sekitar 71% dari total kredit ini dialokasikan kepada kredit modal
kerja dan investasi. Sementara itu, DPK naik 1,1% dari Rp1.466,2 triliun (Maret
2008) menjadi Rp1.481,8 triliun (April 2008). Kenaikan kredit yang lebih besar
dari kenaikan DPK pada bulan ini menyebabkan rasio LDR perbankan naik dari
73,7% pada Maret 2008 dan kembali mencapai level tertinggi 74,4% pada April
2008. Sementara rasio Non-Performing Loans (NPL) perbankan baik gross

maupun net naik sedikit, dari 4,33% menjadi 4,39%, dan dari 1,78% menjadi
1,83%. (Vibiznews.com, 2008)
Industri perbankan, seperti industri lainnya, mengalami banyak tantangan,
seperti persaingan pasar yang ketat, baik sesama bank dalam hal produk, promosi
dan suku bunga. Juga persaingan dengan perusahaan pembiayaan dan alternatif
pembiayaan lain seperti pegadaian, koperasi, dan Lembaga Perkreditan Desa
(LPD). Tantangan lainnya yaitu masuknya investor asing di bank-bank nasional.
Namun, masuknya investor asing ke bank nasional tidak perlu dikhawatirkan,
karena masing-masing bank mempunyai segmen pasar dan kiat-kiat sendiri yang
ditopang manajemen bank tersebut untuk dapat menarik nasabah.
Salah satu cara untuk tetap bertahan ditengah berbagai tantangan adalah
dengan melakukan keputusan keuangan yang tepat. Dalam hal ini keputusan
keuangan yang akan dilakukan adalah investasi. Pada umumnya masalah investasi
merupakan masalah yang penting bagi para pengelola bank karena menyangkut
masalah sumber dana. Setiap pengelola bank, tentunya tidak ingin dana yang
dimiliki terbuang percuma tanpa mendapatkan pengembalian atau return yang
sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, risiko yang akan diderita bila salah
dalam mengambil keputusan keuangan, dapat mengakibatkan kinerja keuangan
bank menurun.
Dalam meminimalisasi risiko yang akan didapatkan dalam berinvestasi,
manajer keuangan perlu melakukan analisis sejauhmana risiko suatu usulan
investasi. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam menaganalisis tingkat
risiko adalah melalui analisis sensitivitas. Analisis sensitivitas merupakan analisis
yang digunakan untuk menganalisis efek dari kesalahan dalam estimasi parameter.
Analisis sensitivitas menggambarkan keadaan dimana kondisi mengalami
perubahan yang terdiri dari kondisi optimis, normal, dan pesimis.
Sejalan dengan hal tersebut menarik untuk dianalisis kondisi perbankan
terkini khususnya terkait kinerja keuangan perbankan. Fokus analisis pada bank
papan atas di Indonesia. Dalam hal ini penulis melakukan penelitian pada PT
Bank CIMB Niaga, Tbk. (Bank CIMB Niaga), mengingat saat ini Bank CIMB
Niaga merupakan bank terbesar ke-7 di Indonesia berdasarkan nilai aset. Bank

CIMB Niaga merupakan bank kedua terbesar di Indonesia dalam penyaluran


kredit pemilikan rumah (KPR) dengan pangsa pasar sekitar 10%. Pada November
2008, PT Bank CIMB Niaga dan PT Bank Lippo, resmi merger secara hukum dan
meluncurkan logo baru Bank CIMB Niaga (hasil merger). Proses merger
dilakukan dengan cara CIMB Group membeli saham Bank Lippo yang dimiliki
Santubong Ventures, anak usaha dari Khazanah sebesar 51 persen. Total
pembelian saham Bank Lippo oleh CIMB Group tersebut setara dengan Rp 5,9
trilyun atau 2,1 milyar ringgit Malaysia.
Khazanah akan memperoleh 207,1 juta lembar saham baru di BumiputeraCommerce Holding Berhard (BCHB) yakni perusahan pemilik CIMB Group.
Seluruh saham Bank Lippo akan ditukar menjadi saham Bank Niaga dengan rasio
2.822 saham Bank Niaga per 1 lembar saham Bank Lippo. Seluruh aset dan
kewajiban Bank Lippo akan dialihkan ke Bank Niaga. Dalam proses merger
tersebut CIMB akan menawarkan fasilitas yang memungkinkan pemegang saham
minoritas di kedua bank untuk melepas saham mereka dan tidak berpartisipasi
dalam proses merger. Nilai saham yang dianggap wajar untuk Bank Niaga adalah
Rp 1.052 per lembar saham dan Bank Lippo menjadi Rp 2.969 per lembar saham.
Transaksi komposisi CIMB dan Khazanah dalam bank baru tersebut masingmasing akan memiliki 58,7 dan 18,7 persen. (SwaBerita.com, 2008)
Merger kedua bank tersebut terkait aturan kepemilikan tunggal (single
presence policy/SPP) yang ditetapkan Bank Indonesia (BI). Dalam aturan SPP
dinyatakan, suatu pihak diperbolehkan menjadi pemilik saham pengendali pada
satu bank saja. Untuk itu bila ada pihak yang terkena ketentuan tersebut, maka
diberikan tiga opsi untuk merestrukturisasi kepemilikannya. Opsi pertama adalah
melalui pengalihan saham, kedua melalui merger atau akuisisi, dan yang terakhir
melalui pembentukan perusahaan induk (holding company). (PROnline, 2008)
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai
tingkat return, risiko, dan kinerja keuangan pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk. atau
Bank CIMB Niaga dengan menggunakan metode analisis sensitivitas yang
dituangkan dalam judul penelitian : ANALISIS SENSITIVITAS TERHADAP

KINERJA KEUANGAN PERBANKAN (Studi kasus pada PT Bank CIMB


Niaga, Tbk. atau Bank CIMB Niaga).

1.2

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis mengidentifikasi

masalah sebagai berikut :


1. Bagaimana tingkat pengembalian atau return pada PT Bank CIMB Niaga,
Tbk. (Bank CIMB Niaga) jika menggunakan metode analisis senstivitas
2. Bagaimana tingkat risiko pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk. (Bank CIMB
Niaga) jika menggunakan metode analisis sensitivitas
3. Bagaimana perkembangan kinerja keuangan PT Bank CIMB Niaga, Tbk.
(Bank CIMB Niaga) jika menggunakan metode analisis sensitivitas

1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis bagaimana tingkat pengembalian atau return pada PT


Bank CIMB Niaga, Tbk. (Bank CIMB Niaga) jika menggunakan metode
analisis sensitivitas.
2. Untuk menganalisis bagaimana tingkat risiko pada PT Bank CIMB Niaga,
Tbk. (Bank CIMB Niaga) jika menggunakan metode analisis sensitivitas.
3. Untuk menganalisis perkembangan kinerja keuangan PT Bank CIMB Niaga,
Tbk. (Bank CIMB Niaga) jika menggunakan metode analisis sensitivitas.

1.4

Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah :

1. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan
mengenai manajemen keuangan, khusunya mengenai return, risiko, dan
perkembangan kinerja keuangan perusahaan jika menggunakan metode
analisis sensitivitas.

2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan bagi
pengambilan

keputusan

perusahaan,

juga

sebagai

masukkan

dalam

mempergunakan dan mengolah kinerja keuangan perusahaan.


3. Bagi Akademis dan Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan dan
dapat menjadi bahan referensi untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan
dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

1.5

Kerangka Pemikiran Penelitian


Pada setiap industri, tidak terkecuali industri perbankan atau bank

diperlukan pengelolaan keuangan yang baik agar dapat menciptakan keputusan


keuangan yang baik, yang juga akan berpengaruh terhadap tujuan umum industri,
yaitu mendapatkan laba yang sebesar-besarnya. Dalam hal ini keputusan
keuangan yang dilakukan oleh bank adalah melakukan investasi.
Dalam berinvestasi dikenal konsep risk and return yang dipopulerkan oleh
Markowitz (1955). Seperti yang dikemukakan oleh Hanafi (2004:191) bahwa
Markowitz memperkenalkan model yang disebut sebagai two-parameter model,
yang intinya mengatakan bahwa investor seharusnya memfokuskan pada dua
parameter: (1) return atau tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu asset,
dan (2) risiko yang dilihat melalui standar deviasi return asset tersebut.
Jogiyanto (2007:109) berpendapat bahwa return adalah hasil yang
diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return yang sudah terjadi atau return
yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang.
Pada dasarnya return sangat diharapkan terjadi pada perusahaan untuk
melanjutkan kegiatannya. Oleh karena itu return memiliki peran penting dalam
kemakmuran sebuah perusahaan.
Dalam berinvestasi, hanya menghitung return saja tidaklah cukup. Tentu
saja menghitung risiko tidak kalah pentingnya. Jogiyanto (2007:130) berpendapat
bahwa return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko
yang harus ditanggung, semakin besar return yang harus dikompensasikan.

Gitman (2007:228) mengemukakan bahwa risk is the chance of financial


loss or, more formally, the variability of returns associated with a given asset.
Artinya, risiko adalah kemungkinan untuk menderita kerugian atau variabilitas
pengembalian dihubungkan dengan aktiva tertentu.
Para investor pasti akan memilih investasi dengan risiko yang sama,
namun menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih besar atau tingkat
pengembalian sama tetapi risiko lebih rendah.
Lebih jauh lagi dalam melakukan investasi diperlukan adanya analisis
sejauh mana risiko suatu usulan investasi. Untuk membuat proyeksi penerimaan
dengan mempertimbangkan risiko bisa digunakan beberapa metode analisis
diantaranya analisis sensitivitas, analisis skenario, dan analisis simulasi. Namun,
penulis hanya akan menganalisis risiko suatu usulan investasi menggunakan
metode analisis sensitivitas.
Analisis sensitivitas atau analisis kepekaan merupakan suatu metode untuk
menilai dampak berbagai perubahan dalam masing-masing variabel penting
terhadap hasil yang mungkin terjadi di masa mendatang. Analisis sensitivitas
dimaksudkan untuk menurunkan kebutuhan akan informasi yang diperlukan untuk
membuat estimasi yang lebih akurat. Analisis ini pendekatannya berdasarkan pada
berbagai kemungkinan dari yang paling optimis sampai pada kemungkinan yang
paling pesimis. Analisis ini digunakan untuk mengevaluasi proyek investasi
dengan cara menyusun estimasi dari arus kas (cash flow) dalam berbagai variasi
kondisi.
Kondisi-kondisi yang akan diperhitungkan dalam analisis sensitvitas
adalah kondisi estimasi investasi secara optimis, kondisi estimasi investasi secara
normal atau keadaan yang diharapkan tidak mengalami perubahan, dan kondisi
estimasi investasi secara pesimis. Pada kondisi optimis, berdasarkan penelitian
yang telah ada sebelumnya, diasumsikan arus kas naik 5% dan 10%. Sedangkan
dalam kondisi pesimis, diasumsikan arus kas turun 5% dan 10%. Namun, pada
penelitian ini kondisi optimis diasumsikan arus kas naik satu kali risiko ( ) dan

dua kali risiko (2 ) , serta kondisi pesimis diasumsikan arus kas turun satu kali
risiko ( ) dan dua kali risiko (2 ) .
Analisis sensitivitas digunakan karena analisis NPV yang sering
dibicarakan sebelumnya belum banyak membahas risiko usulan investasi. Salah
satu kecenderungan analisis NPV adalah diperolehnya usulan investasi yang
mempunyai nilai NPV yang positif. Contoh konkritnya, usulan investasi yang
masuk ke bagian kredit perbankan, pasti akan menyajikan angka NPV yang
positif, mungkin karena memang positif (yang NPV-nya negatif tidak pernah
diajukan), atau mungkin dibuat positif (meskipun sebenarnya negatif). Dengan
kata lain, ada kecenderungan over-estimate dalam analisis NPV, sehingga
menghasilkan false sense of security (kesimpulan bahwa usulan investasi pasti
aman, dan menghasilkan NPV positif, meskipun belum tentu demikian). (Hanafi,
2004:174)
Dalam analisis sensitivitas, perlu dicari jarak atau range antara yang
optimis, normal, dan pesimis. Investasi yang baik adalah yang memiliki jarak atau
range lebih kecil.
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam mengevaluasi rencana
investasi, diantaranya melalui Net Present Value (NPV), Payback Period, Internal
Rate of Return (IRR), dan Profitability Index (PI). Untuk perhitungan NPV,
sebuah rencana investasi dikatakan diterima apabila NPV lebih besar dari nol dan
ditolak apabila NPV lebih kecil dari nol. Kemudian untuk Payback Period,
rencana investasi diterima apabila Payback Period lebih pendek dari umur proyek
dan ditolak apabila Payback Period lebih panjang dari umur proyek. Sedangkan
untuk IRR, rencana investasi dikatakan diterima apabila IRR lebih besar dari
discount rate (r), dan ditolak apabila IRR lebih kecil dari discount rate (r). Dan
untuk PI, rencana investasi dikatakan diterima apabila PI lebih besar dari satu dan
ditolak apabila PI lebih kecil dari satu.
Mengetahui sejauh mana kondisi kinerja keuangan perusahaan merupakan
hal yang penting. Dalam investasi, pada khususnya mengetahui kondisi kinerja
keuangan suatu perusahaaan perlu dilakukan agar tidak salah dalam menempatkan
sejumlah dana.

Stoner, dkk (2000:9) menyatakan bahwa management performance is the


measure of how efficient and effective a manager is how well he or she
determines and achieves appropriate objectiveness. Artinya, performa manajemen
merupakan ukuran efisiensi dan efektivitas seorang manajer dalam menentukan
dan mencapai tujuan yang ditetapkan.
Estimasi cash flow merupakan bagian dari pengukuran kinerja keuangan
perusahaan yang penting, mengingat investor dan kreditor akan menggunakan
cash flow sebagai dasar untuk melakukan penilaian pada usulan investasi. Dalam
hal ini yang perlu diperhatikan adalah perhitungan NPV, Payback Period, IRR,
dan Profitability Index dengan menggunakan metode analisis sensitivitas.

Gambar 1.1
Bagan Kerangka Pemikiran

Kinerja
Keuangan

Investasi

Two-Parameter Model

Return

Risk

NPV
Payback Period
IRR
PI

Metode Analisis

Analisis
Sensitivitas

Analisis
Skenario

Analisis
Simulasi

Estimasi Cash Flow

Optimis

Sumber : Penulis

Normal

Pesimis

NPV > 0 diterima


NPV < 0 ditolak
PP < umur proyek
diterima
PP > umur proyek
ditolak
IRR > r diterima
IRR < r ditolak
PI > 1 diterima
PI < 1 ditolak

Keterangan :
= Akan diteliti
= Tidak akan diteliti

1.6

Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan oleh penulis

adalah metode deskriptif. Mohammad Nazir (2003:63) mengemukakan bahwa,


metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah
untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang
diselidiki. Metode deskriptif ini digunakan untuk menjawab permasalahan
mengenai seluruh variabel penelitian secara independen.

1.7

Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk. (Bank CIMB

Niaga), dimana data diambil dari internet melalui web resmi Bank CIMB Niaga
yaitu www.bankniaga.com. Sedangkan waktu penelitian dilakukan dari bulan
Desember 2008 sampai dengan selesai.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Ruang Lingkup Bank


Secara umum, bank dapat diartikan sebagai lembaga atau badan usaha

keuangan. Namun hal tersebut belum cukup untuk memahami bank. Maka untuk
lebih memahaminya dibutuhkan pengertian bank, jenis bank, dan kegiatan bank.

2.1.1 Pengertian Bank


Berikut ini beberapa pengertian bank diantaranya :
Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan :
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.
Kemudian menurut Taswan (2006:4) :
Bank adalah sebuah lembaga atau perusahaan yang aktivitasnya
menghimpun dana berupa giro, deposito tabungan dan simpanan yang lain
dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian
menempatkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana
(deficit spending unit) melalui penjualan jasa keuangan yang pada
gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak.
Sedangkan menurut Kasmir (2003:11) :
Bank adalah Lembaga Keuangan yang kegiatan utamanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana
tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa Bank lainnya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bank
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas
perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan, dengan cara menghimpun

dana, menempatkan dana, dan memperlancar lalu lintas dana, dimana hal ini tidak
lain untuk memenuhi kebutuhan dana bagi berbagai pihak.

2.1.2 Jenis Bank


Jenis bank berdasarkan Undang-undang Perbankan No. 7 tahun 1992
yang telah direvisi menjadi UU N0. 10 tahun 1998 membagi bank menjadi dua
jenis :
1. Bank Umum
Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatnnya memberikan jasa lalu
lintas pembayaran. Bank umum melaksanakan seluruh fungsi perbankan yaitu
menghimpun dana, menempatkan dana, dan memperlancar lalu lintas
pembayaran giral. Dalam praktiknya, kegiatan usahanya juga ada yang murni
berbasis bunga, murni berbasis syariah, dan kombinasi antara konvensional
(sistem bunga) dengan syariah.
2. Bank Perkreditan Rakyat
Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
lalu lintas pembayaran. Bank ini seperti bank umum, namun wilayah
operasinya sangat terbatas di wilayah tertentu misalnya kabupaten saja. BPR
tidak dibolehkan mengikuti kliring atau terlibat dalam transaksi giral. Dengan
demikian penghimpunan dana hanya boleh dilakukan dalam bentuk tabungan
dan deposito. Pelaksanaan kegiatan BPR ada yang berbasis syariah maupun
kombinasi basis bunga dengan syariah.
Taswan (2006:5) berpendapat bahwa jenis bank dapat dilihat berdasarkan
fungsinya, kepemilikannya, kegiatan devisa, dan dominasi pangsa pasarnya.
1. Jenis bank dilihat dari fungsinya, ada beberapa yaitu :
a. Bank Komersial
Bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima deposito
dalam bentuk deposito lancar (giro) dan deposito berjangka daan dalam
usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.

b. Bank Pembangunan
Bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima deposito
dalam bentuk deposito berjangka dan atau menegluarkan kertas berharga
jangka menengah dan jangka panjang dan dalam usahanya terutama
memberikan kredit jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan.
c. Bank Tabungan
Bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima deposito
dalam bentuk deposito tabungan dan dalam usahanya terutama
memperbungakan dananya dalam kertas berharga.
2. Jenis bank berdasarkan kepemilikannya :
a. Bank Pemerintah Pusat
Bank-bank Komersial, Bank Tabungan atau Bank Pembangunan yang
mayoritas kepemilikanya berada di tangan pemerintah pusat.
b. Bank Pemerintah Daerah
Bank Tabungan atau Bank Pembangunan yang mayoritas kepemilikannya
berada di tangan Pemerintah Daerah.
c. Bank Swasta Nasional
Bank yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia.
d. Bank Asing
Bank yang mayoritas kepemilikannya dimiliki oleh pihak asing.
e. Bank Swasta Campuran
Bank yang dimiliki oleh swasta domestik dan swasta asing.
3. Jenis bank berdasarkan kegiatan devisa :
a. Bank Devisa
Bank yang memperolah ijin dari bank Indonesia untuk menjual, membeli,
dan menyimpan devisa serta menyelenggarakan lalu lintas pembayaran
dengan luar negeri.
b. Bank Non Devisa
Bank yang tidak memperoleh ijin dari Bank Indonesia untuk menjual,
membeli, dan menyimpan devisa serta menyelenggarakan lalu lintas
pembayaran dengan luar negeri.

4. Jenis bank berdasarkan dominasi pangsa pasarnya, bank di Indonesia dapat


dibedakan menjadi :
a. Retail Banking
Bank yang dalam kegiatannya mayotritas melayani perorangan, usaha
kecil, dan koperasi.
b. Wholesale Banking
Bank yang mengandalkan nasabah besar atau nasabah korporasi.

2.1.3 Kegiatan Bank


Menurut Kasmir (2003:39) kegiatan bank umum, secara lengkap meliputi
kegiatan sebagai berikut :
1. Menghimpun Dana (Funding)
Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana dari
masyarakat. Kegiatan ini dikenal juga dengan kegiatan funding. Kegiatan
membeli dana dapat dilakukan dengan cara menawarkan berbagai jenis
simpanan yang sering disebut dengan nama rekening atau account. Jenis- jenis
simpanan yang ada dewasa ini adalah : simpanan giro (demand deposit),
simpanan tabungan (saving deposit), dan simpanan deposito (time deposit).
2. Menyalurkan Dana (Lending)
Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun
dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal dengan nama kegiatan lending. Penyalur
dana yang dilakukan melalui pemberi pinjaman yang dalam masyarakat lebih
dikenal dengan nama kredit. Kredit yang diberikan oleh bank terdiri dari
beragam jenis, tergantung dari kemampuan bank menyalurkannya. Demikian
pula dengan jumlah serta tingkat suku bunga yang ditawarkan. Meliputi:
kredit investasi, krredit modal kerja, kredit perdagangan, kredit konsumtif,
kredit profesi.
3. Memberikan Jasa- jasa Bank lainya (Service)
Jasa- jasa bank lainnya merupakan kegiatan penujang untuk mendukung
kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana sekalipun sebagai
kegiatan penunjang, kegiatan ini sangat banyak memberikan keuntungan bagi

bank dan nasabah, bahkan dewasa ini kegiatan ini meberikan banyak
kontribusi keuntungan yang tidak sedikit bagi keuntungan bank, apalagi
keuntungan dari spread based semakin kecil, bahkan cenderung negative
spread (bunga simpanan lebih besar dari bunga kredit).
Dalam praktiknya jasa- jasa bank yang ditwarkan meliputi: kiriman uang
(transfer), kliring (clearing), inkaso (collection), safe deposit box, kartu kredit
(bank card) bank notes, bank garansi, bank draft, letter of credit (L/C), cek
wisata (travellers cheque), menerima setoran- setoran, melayani pembayaranpembayaran, bermaiin didalam pasar modal, dan jasa- jasa lainnya.

2.2

Merger
Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan menjadi satu

kesatuan yang terpadu. Perusahaan yang dominan dibanding dengan perusahaan


yang lain akan tetap memepertahankan identitasnya, sedangkan yang lemah akan
mengaburkan identitas yang dimilikinya. Jenis- jenis merger, yaitu :
a. Merger Vertikal
Perusahaan masih dalam satu industri tetapi beda level atau tingkat
operasional. Contoh : Restoran cepat saji menggabungkan diri dengan
perusahaan peternakan ayam
b. Merger Horizontal
Perusahaan dalam satu industri membeli perusahaan di level operasi yang
sama. Contoh : pabrik komputer gabung dengan pabrik komputer.
c. Merger Konglomerasi
Tidak ada hubungan industri pada perusahaan yang diakuisisi. Bertujuan
untuk meningkatkan profit perusahaan dari berbagai sumber atau unit bisnis.
Contoh : perusahaan penogbatan alternatif bergabung dengan perusahaan
operator telepon seluler nirkabel. (Wikipedia, 2008)

2.3

Manajemen Investasi
Manajemen investasi yang juga biasa disebut dengan manajemen

portofolio, sangat penting penerapannya bagi para calon investor dan manajer

portofolio, dalam hal ini tentunya sangat penting bagi kegiatan bank. Hal ini
menyangkut bagaimana calon investor dan manajer portofolio dapat dengan tepat
mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan mendatangkan
keuntungan di masa yang akan datang. Bentuk, macam, dan komposisi dari
investasi tersebut akan mempengaruhi dan menunjang tingkat pengembalian yang
akan didapatkan pada masa depan.
Pengertian manajemen portofolio menurut Jones (2007:580) adalah
sebagai berikut :
How investors should go about actually managing their money or having
it managed for them.
Artinya, suatu proses yang dilakukan investor dalam mengelola uang ke
dalam berbagai instrument investasi.

2.4

Investasi
Salah

satu

cara

yang

seringkali

digunakan

perusahaan

untuk

mempertahankan kondisi keuangannya adalah dengan berinvestasi. Dengan


berinvestasi yang tepat sasaran diharapkan perusahaan akan memperoleh
keuntungan yang besar pada masa yang akan datang, yang juga akan berguna bagi
kemakmuran perusahaan.

2.4.1 Pengertian Investasi


Berikut ini pengertian investasi menurut beberapa ahli diantaranya :
Menurut Jogiyanto (2007:5) :
Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam
produksi yang effisien selama periode waktu yang tertentu.
Menurut Bodie, dkk. (2004:3) :
An investment is the current commitment of money or other resources in
the expectation of reaping future benefits.
Artinya, investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa datang

Menurut Horne dan James (2002:6) :


Investment in capital project should provide expected returns in excess of
what financial markets require.
Artinya, investasi atas proyek modal yang akan memberikan kelebihan
atas keuntungan yang diharapkan dari bursa keuangan yang menghendaki.
Sedangkan menurut Ardiyos (2001:133) :
Investasi adalah penggunaan modal untuk memperoleh tambahan
pendapatan baik melalui investasi yang mengahasilkan barang dan jasa
maupun melalui penanaman modal tidak langsung yang menghasilkan
capital gain.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan
suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih asset selama periode
tertentu dengan harapan dapat memperoleh tambahan penghasilan atau
peningkatan nilai investasi.
Berdasarkan uraian di atas, maka memegang kas atau uang tunai bukan
merupakan investasi karena kas tidak memberi penghasilan dan nilainya akan
turun jika terjadi inflasi. Sebaliknya menempatkan kas pada tabungan di bank
merupakan investasi karena tabungan memberikan penghasilan atau pengembalian
(return) dalam bentuk bunga.

2.4.2 Jenis Investasi


Sunariyah (2004:4) menyatakan, investasi dalam arti luas terdiri dari dua
bagian utama, yaitu :
1. Investasi dalam bentuk aktiva riil (real assets)
Aktiva riil adalah aktiva berujud seperti emas, perak, intan, barang-barang seni
dan real estate.
2. Investasi dalam bentuk surat-surat berharga atau sekuritas (marketable
securities atau financial assets)
Aktiva finansial adalah surat-surat berharga yang pada dasarnya merupakan
klaim atas aktiva riil yang dikuasai oleh entitas.

Pemilikan aktiva finansial dalam rangka investasi pada sebuah entitas dapat
dilakukan dnegan dua cara, yaitu :
a. Investasi langsung (direct investing)
Investasi langsung dapat diartikan sebagai suatu pemilikan surat-surat
berharga secara langsung dalam suatu entitas yang secara resmi telah go
public dengan harapan akan mendapatkan keuntungan berupa penghasilan
dividen dan capital gains.
b. Investasi tidak langsung (indirect investing)
Investasi tidak langsung terjadi bilamana surat-surat berharga yang
dimiliki diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi (investment
company) yang berfungsi sebagai perantara. Pemilikan aktiva tidak
langsung dilakukan melalui lembaga-lembaga keuangan terdaftar, yang
bertindak sebagai perantara atau intermediary. Dalam peranannya sebagai
investor tidak langsung, pedagang perantara (pialang) mendapatkan
dividen dan capital gain seperti halnya dalam investasi langsung, selain itu
juga akan memperoleh penerimaan berupa capital gain atas hasil
perdagangan portofolio yang dilakukan oleh perusahaan perantara
tersebut.
Dengan mengetahui jenis-jenis dari investasi, diharapkan investor
mengetahui ke arah mana tujuan investasi yang dilakukannya, karena kegiatan
investasi mengandung risiko dan unsur ketidakpastian.

2.4.3 Tujuan Investasi


Menurut Kamaruddin Ahmad (2004:3), ada beberapa alasan mengapa
seseorang melakukan investasi, antara lain adalah :
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang.
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana cara meningkatkan taraf
hidupnya dari waktu ke waktu atau setidak-tidaknya bagaimana berusaha
untuk mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak
berkurang di masa yang akan datang.

2. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam memilih


perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri agar
kekayaan atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena digeoroti oleh
inflasi.
3.

Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak


melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya investasi di
masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang diberikan kepada masyarakat
yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.

2.5

Investasi Proyek
Selain memahami mengenai konsep investasi dengan baik, para investor

harus memahami konsep investasi proyek dengan baik pula, agar menanamkan
dana yang dimilikinya di dalam proyek-proyek yang sehat.

2.5.1 Pengertian Investasi Proyek


Menurut Sutojo (2000:1) bahwa :
Investasi proyek adalah upaya menanamkan faktor produksi langka pada
proyek tertentu (baru atau perluasan), pada lokasi tertentu, dalam jangka
menengah atau panjang.

2.5.2 Ciri Khusus Investasi Proyek


Sutojo (2000:1) berpendapat bahwa membangun proyek baru atau
memperluas perusahaan yang telah berjalan, mempunyai ciri-ciri khusus, yang
sifatnya lebih substansial, dibandingkan dengan keputusan perusahaan untuk
upaya investasi dana lain, misalnya menambah jumlah kredit penjualan kepada
pelanggan tertentu. Hal itu disebabkan karena investasi proyek mempunyai ciriciri khusus yang sifatnya lebih substansial, yaitu :
1) Investasi tersebut menyerap dan mengikat dana dalam jumlah besar. Jangka
waktu ikatan dana itu cukup lama, yaitu lebih dari satu tahun, bahkan dapat
pula mencapai waktu 20 tahun atau lebih. Sebagai konsekwensinya, apabila
terjadi kesalahan dalam perencanaan atau evalausi kelayakan rencana

investasi, dampak negatif yang ahrus diderita perusahaan yang bersangkutan


akan berlangsung lama.
2) Manfaat yang akan diperoleh perusahaan (misalnya keuntungan), baru dapat
dinikmati sepenuhnya bebrapa masa (bulan atau tahun) setelah investasi
dilakukan. Oleh karena itu untuk menghitung nilai nyata manfaat tersebut,
diperlukan metode khusus, misalnya discounted cash flow.
3) Tingkat

resiko

yang

ditanggung

perusahaan

lebih

tinggi,

bilaman

dibandingkan misalnya dengan investasi harta lancar (penambahan jumlah


persediaan, piutang dagang dsb). Tingkat resiko yang tinggi itu tidak hanya
disebabkan karena besarnya jumlah dana yang terikat, meliankan juga karena
lamanya jangka waktu ikatannya
4) Keputusan investasi proyek yang keliru, tidal dapat direvisi begitu saja, seperti
halnya keputusan memberikan kredit penjaualan kepad pelanggan baru secara
tidak tepat, tanpa harus menderita kerugian yang cukup besar. Sebagai contoh
apabila akhirnya perusahaan mengetahui pabrik yang mereka bangun tidak
dapat bersaing dengan pabrik lain yang sudah berjalan, sehingga menderita
kerugian besar, mereka tidak dapat begitu saja menjaul mesin dan peralatan
pabrik itu tanpa menderita kerugian.

2.5.3 Studi Kelayakan Proyek


Menurut Sutojo (2000:8), fokus utama studi kelayakan proyek terdapat
pada empat macam aspek, yaitu :
1) Pasar dan pemasaran barang atau jasa yang akan dihasilkan proyek,
2) Produksi, teknis, dan teknologis,
3) Manajemen, dan sumber daya manusia,
4) Keuangan dan ekonomi.

2.5.4 Metode Penilaian Investasi


Ada

beberapa

metode

penilaian

mengevaluasi rencana investasi, diantaranya :

yang

dapat

digunakan

dalam

1. Metode Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value Method)


Menurut Gitman (2009:429), metode ini diperoleh dari nilai sekarang dalam
aliran kas bersih yang didiskontokan dengan tingkat bunga yang sama dengan
biaya modal yang telah ditentukan perusahaan dikurangi dengan investasi
awal. Berikut ini formula Net Present Value (NPV), yaitu :
NPV = Nilai sekarang dalam aliran kas bersih Investasi awal
n

NPV =
t =1

CFt

(1 + r )t

CF0

Formula tersebut digunakan apabila nilai arus kas sama setiap tahun.
NPV = (CFt PVIFr,t ) CF0
n

t =1

Formula tersebut digunakan apabila nilai arus kas berbeda-beda setiap tahun.
Dimana :

NPV = Nilai bersih sekarang,


CFt

= Nilai sekarang dari cash flow,

= Tingkat suku bunga,

= Waktu,

CF0

= Investasi awal dari suatu proyek.

Dengan menggunakan nilai bersih sekarang, baik aliran kas keluar maupun
aliran kas masuk diukur dalam nilai sekarang. Kriteria pemilihan investasi
untuk NPV yaitu apabila nilai bersih sekarang lebih besar dari nol, maka
proyek tersebut akan diterima, dan apabila nilai bersih sekarang lebih kecil
dari nol maka proyek tersebut akan ditolak.
2. Metode Period Pengembalian (Payback Period Method)
Menurut Gitman (2009:425), payback period adalah jumlah tahun yang
dibutuhkan untuk menutup kembali investasi awal. Metode ini mencoba
mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Karena itu satuan hasilnya
adalah dalam satuan waktu (bulan atau tahun), jika payback period ini lebih
pendek daripada umur proyek yang diisyaratkan, maka proyek dikatakan

menguntungkan dan diterima, sedangkan jika lebih lama maka proyek tidak
menguntungkan dan tentu saja ditolak.
3. Metode Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return Method)
Metode ini menurut Gitman (2009:431) merupakan metode yang paling rumit
dari metode capital budgeting untuk mengevaluasi alternatif investasi.

Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat diskonto dalam nilai sekarang
aliran kas bersih, dimana akan sama dengan nilai investasi awal proyek
tersebut. Ini menyebabkan nilai bersih sekarang sama dengan Rp 0.
Berikut ini formula Internal Rate of Return (IRR), yaitu :
n

Rp0 =
t =1

CFt

(1 + IRR )t

CFt

(1 + IRR )
t =1

CF0
= CF0

Dimana :

IRR

= Tingkat pengembalian internal,

= Waktu,

CFt

= Nilai sekarang cash flow,

CF0

= Investasi awal dari suatu proyek.

Harus dilakukan trial and error dari interpolasi. Prosedur yang harus
digunakan, yaitu :
1) Hitung PV dari proceeds dari suatu investasi dengan menggunakan tingkat
bunga yang dipilih secara seimbang.
2) Bandingkan hasilnya dengan jumlah PV dari capital outlays.
Jika PV dari proceeds > maka harus digunakan tingkat bunga yang lebih
tinggi.
Jika PV dari proceeds < maka harus digunakan tingkat bunga yang lebih
rendah.
3) Interpolasi, sehingga diperoleh tingkat bunga yang dapat menjadikan nilai
PV dari proceeds = capital out lays.

Pada tingkat bunga ini PV usulan investasi tersebut adalah 0 atau mendekati 0.
Tingkat bunga ini menunjukkan IRR dari usulan investasi yang bersangkutan.
Berikut ini formula interpolasi yaitu :

IRR = r1 +

NPV1
(r2 r1 )
NPV1 NPV2

Kriteria pemilihan investasi untuk IRR yaitu apabila IRR lebih besar dari

discount rate maka rencana investasi akan diterima, sedangkan apabila IRR
lebih kecil dari discount rate maka rencana investasi akan ditolak.
4. Metode Indeks Laba (Profitability Index Method)
Menurut Hanafi (2004:155), Profitability Index (PI) adalah nilai sekarang
aliran kas masuk dibagi dengan nilai sekarang aliran kas keluar. Metode ini
disebut perbandingan antara nilai aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari
sebuah proyek juga rasio keuntungan biaya dihitung dengan cara membagi
nilai sekarang dari aliran kas bersih dengan investasi awal.
Berikut ini formula Profitability Index (PI) yaitu :

PI =

Nilai sekarang dalam aliran kas bersih


Investasi awal

Atau

PI =

NPV + CF0
CF0

Kriteria pemilihan investasi untuk profitability index yaitu apabila profitability

index lebih besar dari 1 maka rencana investasi dikatakan diterima, sedangkan
apabila profitability index lebih kecil dari 1 maka rencana investasi dikatakan
ditolak.

2.6

Two-Parameter Model (Return dan Risk)


Hanafi (2004:191) menyebutkan bahwa konsep two-parameter model

dipopulerkan oleh Markowitz (1955). Return atau tingkat pengembalian pada


masa yang akan datang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan
dengan risiko.

2.6.1 Return
Setiap perusahaan mengharapkan return yang maksimal dari investasi
yang telah dilakukan, sehingga return penting artinya bagi perusahaan.

2.6.1.1 Pengetian Return


Pengertian return menurut Jogiyanto (2007:109), yaitu :
Hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi
yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang
diharapakan akan terjadi di masa mendatang.
Menurut Jogiyanto (2007:109) bahwa :
Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi.
Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting
karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan.
Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi
(expected return) dan risiko di masa datang.
Sedangkan menurut Jogiyanto (2007:109) bahwa :
Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan
diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return
realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum
terjadi.

2.6.1.2 Pengukuran Return Realisasi (Realized Return)


Berikut ini pengelompokkan pengukuran realized return menurut

Jogiyanto (2007:110), yaitu :


1. Return Total (Total Returns)
Merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang
tertentu. Return total sering disebut dengan return saja.
Formula :

Return Saham =

t t 1 D t
+
t 1
t 1
t t 1 + D t
t 1

Dimana :

= Harga investasi sekarang,

t 1

= Harga investasi periode lalu,

Dt

= Dividen periodik.

2. Relatif Return (Return Relative)


Dapat digunakan yaitu dengan menambahakan nilai 1 terhadap nilai return
total.
Formula :
Relatif Return =

t + Dt
t 1

Dimana :

= Harga investasi sekarang,

t 1

= Harga investasi periode lalu,

Dt

= Dividen periodik.

3. Kumulatif Return (Return Cumulative)


Indeks kemakmuran kumulatif IKK dapat digunakan untuk mengetahui total
kemakmuran dan mengukur akumulasi semua return mulai dari kemakmuran
awal KK 0 .
Formula :
IKK = KK 0 (1 + R 1 )(1 + R 2 ).......(1 + R n )
Dimana :
IKK

= Indeks kemakmuran kumulatif, mulai dari periode pertama sampai ke


n,

KK 0

= Kekayaan awal, biasanya digunakan nilai Rp1,

Rt

= Return periode ke-t, mulai dari awal periode (t=1) sampai ke akhir
periode (t=n).

4. Return Disesuaikan (Adjusted Return)


Return ini disebut dengan return riel (real return) atau return yang disesuaikan
dengan inflasi (inflation adjusted return).

Formula :

R IA =

(1 + R ) 1
(1 + IF)

Dimana :
R IA

= Return disesuaikan dengan tingkat inflasi,

= Return nominal,

IF

= Tingkat inflasi.

2.6.1.3 Pengukuran Return Ekspektasi (Expected Return)


Menurut

Jogiyanto (2007:126) return ekspektasi dapat dihitung

berdasarkan beberapa cara sebagai berikut :


1. Berdasarkan nilai Ekspektasi Masa Depan
Return ekspektasi cara ini dihitung dengan metode nilai ekspektasi (expected

value) yaitu mengalikan masing-masing hasil masa depan (outcome) dengan


probabilitas kejadiannya dan menjumlah semua produk perkalian tersebut.
Formula :
E(R 1 ) = (R ij p j )
n

j=1

Dimana :

E(R 1 )

= Return ekspektasi suatu aktiva atau sekuritas ke-i,

R ij

= Hasil masa depan ke-j untuk sekuritas ke-i,

= Probabilitas hasil masa depan ke-j (untuk sekuritas ke-i),

= Jumlah dari hasil masa depan.

2. Berdasarkan Nilai-nilai Return Historis


a. Metode rata-rata (mean method)
b. Metode tren (trend method)
c. Metode jalan acak (random walk method)
3. Berdasarkan Model Return Ekspektasi Yang Ada

a. Single Index Model

Dapat digunakan untuk menghitung return ekspektasi dan risiko


portofolio.
Formula :

R i = a i + i R M
Dimana :
Ri

= Return sekuritas ke-i,

ai

= Suatu variabel acak yang menunjukkan komponen dari return


sekuritas ke-i yang independen terhadap kinerja pasar,

= Beta yang merupakan koefisien yang mengukur perubahan Ri


akibat dari perubahan RM ,

RM

= Tingkat return dari indeks pasar, juga merupakan suatu variabel


acak.

b. Capital Asset Pricing Model (CAPM)


Dapat digunakan untuk mengestimasi return suatu sekuritas dianggap
sangat penting di bidang keuangan.

2.6.2 Risiko (Risk)


Tujuan

dari

investor

dalam

melakukan

investasi

adalah

untuk

mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Di lain pihak, dalam


melakukan investasi juga tidak dapat dihindari adanya risiko.

2.6.2.1 Pengertian Risiko (Risk)


Berikut ini pengertian investasi menurut beberapa ahli diantaranya :
Menurut Tandelilin (2001:47) bahwa :
Risiko investasi bisa diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan
antara return aktual dengan return yang diharapkan.
Menurut Ardiyos (2001:133) bahwa :
Risiko adalah kemungkinan untuk menderita kerugian di dalam
penanaman modal, risiko ini dibedakan menjadi : risiko keuangan, risiko
bunga modal dan risiko daya beli.

Sedangkan menurut Gitman (2007:228) bahwa :

Risk is the chance of financial loss or, more formally, the variability of
returns associated with a given asset.
Artinya Risiko adalah kemungkinan untuk menderita kerugian atau
variabilitas pengembalian dihubungkan dengan aktiva tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa risiko
keuntungan dari investasi adalah kemungkinan perbedaan tingkat keuntungan
yang diharapkan dengan tingkat keuntungan yang terjadi, juga termasuk
kemungkinan tidak akan kembalinya sebagian atau seluruh dari investasi yang
dimiliki oleh investor.
Risiko harus dihadapi oleh semua investor, mengingat risiko akan selalu
ada dalam setiap investasi. Imbalan setiap investasi mengandung risiko meskipun
dalam tingkat yang berbeda. Salah satu investasi bebas risiko adalah menyimpan
uang dalam bentuk tabungan di bank, selebihnya risiko.
Semakin tinggi tingkat risiko dari suatu proyek, semakin tinggi tingkat
keuntungan yang diharapkan atas investasi proyek tersebut. Sebaliknya, semakin
rendah tngakat risiko suatu proyek, semakin rendah tingkat keuntungan yang
diharapkan atas proyek tersebut. Para investor pasti akan memilih investasi yang
memiliki investasi

denga risiko yang sama, namun menghasilkan tingkat

keuntungan yang lebih besar atau tingkat keuntungan sama tetapi risiko lebih
rendah.

2.6.2.2 Pengukuran Risiko


Pengukuran risiko dapat digunakan berdasarkan standard deviation dan
probabilitas, dengan penjelasan sebagai berikut :
1) Berdasarkan Standard Deviation
Menurut Gitman (2009:236) pengukuran risiko dapat digunakan untuk
menghitung risiko, metode yang banyak digunakan adalah deviasi standar

(standard deviation) yang mengukur absolut penyimpangan nilai-nilai yang sudah


terjadi dengan nilai ekspektasinya. Dengan formula sebagai berikut :

(r
n

r =

j=1

n 1

Dimana :

= Standard deviation,

rj

= Return periodik,

= Rata-rata return,

= Jumlah dari observasi.

2) Berdasarkan Probabilitas
Menurut Jogiyanto (2007:132), probabilitas ini dapat diperoleh dengan
cara estimasi secara subyektif atau berdasarkan dari kejadian sejenis di masa lalu
yang pernah terjadi untuk digunakan sebagai estimasi. Dengan formula sebagai
berikut :
n

([

Var(R i ) = R ij (R i ) p j
j=1

Deviasi standar adalah akar dari varian :

= Var(R i )
Dimana :

Var(R i )

= Varian suatu aktiva atau sekuritas ke-i,

R ij

= Hasil masa depan ke-j untuk sekuritas ke-i,

(R i )

= Return ekspektasi suatu aktiva atau sekuritas ke-i,

= Probabilitas hasil masa depan ke-j (untuk sekuritas ke-i),

= Jumlah dari hasil masa depan.

2.7

Analisis Sensitivitas
Untuk memperoleh ketepatan dalam estimasi parameter, diperlukan

adanya suatu analisis yang dimaksudkan untuk menurunkan kebutuhan akan


informasi yang diperlukan untuk membuat estimasi yamg lebih akurat. Salah satu

metode analisis yang dapat digunakan adalah analisis sensitivitas. Metode analisis
sensitivitas merupakan pengganti dari metode capital budgeting.

2.7.1 Pengertian Analisis Sensitivitas


Pengertian analisis sensitivitas menurut Heizer dan Render (2005:357)
adalah sebagai berikut :
Suatu analisis yang memproyeksikan seberapa banyak suatu solusi
mungkin berubah jika ada perubahan pada variabel atau data input.

2.7.2 Laporan Sensitivitas


Heizer dan Render (2005:357) berpendapat bahwa laporan sensitivitas
(sensitivity report) terdiri atas dua bagian yang meliputi :
1) Adjustable Cells
Menyajikan informasi yang berhubungan dengan dampak perubahan atas
koefisien fungsi tujuan pada solusi optimal. Kisaran yang diperbolehkan untuk
koefisien fungsi tujuan ialah sejalan dengan perubahan kontribusi laba per unit
pada masing-masing produk, kemiringan (slope) dari garis iso-profit yang
berubah. Akan tetapi, ukuran daerah yang layak yang mungkin, tetap sama.
Jadi, lokasi titik sudutnya tidak berubah. Ada kenaikan yang diperbolehkan

(allowable increase) dan penurunan yang diperbolehkan (allowable decrease)


untuk setiap koefisien fungsi tujuan di mana solusi optimal yang sekarang
tetap optimal. Titik sudut optimal yang baru akan muncul jika sebuah
koefisien fungsi tujuan diturunkan atau dinaikkan terlalu besar.
2) Constraints atau Batasan
Menyajikan informasi yang berhubungan dengan dampak perubahan atas
perubahan nilai hambatan di sisi tangan kanan (right-hand-side-RHS) pada
solusi optimal. Nilai sisi tangan kanan (RHS value) hambatan sering kali
mewakili sumber daya yang tersedia bagi perusahaan. Sumber daya tersebut
dapat berupa jam tenaga kerja langsung atau jam mesin atau mungkin uang
atau bahan baku produksi yang tersedia. Jika RHS hambatan berubah, maka
daerah yang layak yang mungkin akan berubah (kecuali hambatannya

berlebihan atau redundant), demikian juga halnya dengan solusi optimal. Jika
terjadi peningkatan besar daerah yang layak yang mungkin, nilai fungsi tujaun
optimal dapat diperbaiki.
Dalam RHS dikenal pula istilah harga bayangan (shadow price) atau harga
ganda, yang artinya perbaikan nilai fungsi tujuan yang dihasilkan dari
penambahan satu unit dari sumber daya yang langka dalam Pemograman
Linier. Shadow price akan valid hanya selama perubahan pada RHS berada
pada kisaran nilai kenaikan yang diperbolehkan (allowable increase) dan
penurunan yang diperbolehkan (allowable decrease).

2.8

Kinerja Keuangan Perusahaan


Perusahaan dalam menentukan data keuangannya harus mengumpulkan

data yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan


keputusan. Suatu data yang dapat membantu memberikan pertimbangan dalam
menentukan alternatif tindakan perusahaan adalah data kinerja keuangan.
Kinerja dapat diartikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau tujuan
perusahaan, tingkat pencapaian misi perusahaan, tingkat pencapaian pelaksanaan
tugas secara aktual dan pencapaian misi perusahaan. Kinerja juga dapat diartikan
sebagai prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang
mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut.
Penilaian kinerja perusahaan mengukur suatu kegiatan yang sangat penting
karena berdasarkan hasil penilaian tersebut akan menentukan keberhasilan
perusahaan selama suatu periode tertentu dapat diketahui dan dengan demikian
hasil penialaian tersebut dapat dipergunakan sebagai pedoman bagi usaha
perbaikan

maupun

peningkatan

kinerja

perusahaan

selanjutnya.

Dalam

menetapkan ukuran kinerja perusahan yang profit oriented maka tujuannya jelas,
yaitu meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham.

2.8.1 Pengertian Kinerja Keuangan


Pengertian penilaian kinerja menurut Mulyadi (2001:415) ialah :

Penentuan secara periodik efektivitas operasioanal suatu organisasi dan


karyawannya berdasarkan sasaran, standard dan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan menurut Stoner, dkk (2000:9), yaitu :

Management performance is the measure of how efficient and effective


a manager is how well he or she determines and achieves appropriate
objectiveness.
Artinya, performa manajemen merupakan ukuran efisiensi dan efektivitas
seorang manajer dalam menentukan dan mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
ukuran efektifitas dan efisiensi operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan
karyawan dalam mencapai suatu tujuan tertentu.

2.8.2 Jenis-jenis Kinerja Keuangan


Mulyadi (2001:434) menjelaskan tiga macam ukuran yang dapat
digunakan untuk mengukur kinerja secara kuantitatif, yaitu :
1. Ukuran Kinerja Tunggal (Single Criterion)
Ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu macam ukuran untuk menilai
kinerja manajer.
2. Ukuran Kinerja Beragam (Multiple Criterion)
Ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai
kinerja manajer.
3. Ukuran Kinerja Gabungan (Composite Criterion)
Ukuran

kinerja

yang

menggunakan

berbagai

macam

ukuran,

memperhitungkan bobot masing-masing ukuran dan menghitung rata-ratanya


sebagai ukuran menyeluruh kinerja manajer.

2.8.3 Manfaat Penilaian Kinerja Keuangan


Penialaian kinerja pada suatu organisasi sebaiknya menjadi syarat mutlak
bagi penempatan sumber daya ketika akan melaksanakan kegiatan baru,

memperhitungkan pendapatan dan biaya serta investasi suatu proyek. Menurut

Mulyadi (2001:415), penilaian kinerja keuangan dimanfaatkan manajemen untuk:


1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui memotivasi
karyawan secara maksimal.
2. Membantu pengambilan keputusan yang berhubungan dengan karyawan
seperti promosi, transfer, dan pemberhentian.
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk
menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan bagaimana atasan menilai kinerja
mereka.
5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1

Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang dijadikan objek penelitian adalah analisis

sensitivitas terhadap kinerja keuangan perbankan. Sedangkan tempat penelitian


pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk. atau Bank CIMB Niaga, yang sebelumnya
dikenal sebagai Bank Niaga.

3.1.1 Sejarah Bank


Bank CIMB Niaga berdiri sejak 26 September 1955 di Indonesia. CIMB
Niaga membuktikan bahwa nilai-nilai Integritas dan Kualitas yang dibangun sejak
hari pertama beroperasi serta berbagai terobosan solusi dan inovasi produk &
jasa adalah faktor keberhasilan CIMB Niaga menjadi bank terkemuka dalam
Kualitas Pelayanan. Saat ini CIMB Niaga semakin mantap dan siap menjawab
berbagai tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada di masa depan.

Dasawarsa pertama (1955-1965), CIMB Niaga diisi dengan dedikasi dan


kerja keras agar menjadi sebuah bank swasta nasional yang baik, sehat dan
dipercaya. Sejak awal CIMB Niaga meyakini pentingnya nilai-nilai Integritas dan
Kualitas. Pada dasawarsa ini yang menjadi perhatian, diantaranya : (1) Para
pendiri Bank Niaga (sekarang CIMB Niaga) menyadari bahwa kepercayaan
nasabah maupun masyarakat adalah satu nilai yang harus senantiasa didapatkan
serta dijaga. (2) CIMB Niaga melihat pentingnya pemanfaatan teknologi demi
pelayanan yang cepat dan memuaskan. (3) Sebelum konsep Good Corporate

Governance dikenal luas, CIMB Niaga telah membangun salah satu intinya yaitu
kepatuhan (compliance). (4) Karyawan yang berdedikasi dan berintegritas adalah
kekayaan utama CIMB Niaga.

Dasawarsa kedua (1966-1975), CIMB Niaga mengembangkan sistem,


organisasi, manajemen dan sumber daya manusia yang bervisi masa depan. Pada
dasawarsa ini hal-hal yang menjadi perhatian, diantaranya : (1) Tahun 1969 di
tengah krisis perbankan swasta, CIMB Niaga adalah salah satu bank swasta yang

tergolong sehat. (2) CIMB Niaga mengutamakan prinsip prudential banking. (3)
CIMB Niaga menjadi full service bank pada November 1974. (4) CIMB Niaga
berharap tersedianya pimpinan terlatih yang mampu memberikan jasa bank yang
dibutuhkan oleh masyarakat pada masa depan.

Dasawarsa ketiga (1976-1985), CIMB Niaga secara cepat melakukan


berbagai perubahan mendasar dalam skala besar di segala bidang. Salah satu
hasilnya adalah citra CIMB Niaga yang semakin dikenal sebagai bank yang
memiliki integritas. Pada dasawarsa ini hal-hal yang menjadi perhatian,
diantaranya : (1) Tahun 1981-1982, CIMB Niaga menerapkan jaringan banking

on-line antar cabang dan menjadi salah satu bank yang pertama di Indonesia. (2)
Budaya kerja di CIMB Niaga semakin diperkuat di mana para pendiri,

shareholders dan manajemen bekerja dengan prinsip kepentingan stakeholders


harus didahulukan. Itulah inti dasar Good Corporate Governance. (3) Inovasi
produk dan jasa, dimana CIMB Niaga berhasil menghimpun dana dan
melaksanakan Proffesional Loan Program (P.L.P), yaitu program pemberian
kredit kepada golongan profesi seperti dokter, insinyur, dan lain-lain. (4) Dengan
penghapusan pagu kredit dan pengurangan kredit likuiditas Bank Indonesia (Paket
Kebijakan 1 Juni 1983 Pakjun 1983), CIMB Niaga tetap berhati-hati di tengah
persaingan.

Dasawarsa keempat (1986-1995), CIMB Niaga kembali melakukan


berbagai terobosan. Tahun 1987 dicanangkan sebagai Tahun Kualitas dan tahun
1994-1998 sebagai Tahun Nasabah. Pada dasawarsa ini hal-hal yang menjadi
perhatian diantaranya : (1) Transforamsi Corporate Image dengan logo baru,
melalui sebuah biro jasa periklanan asing, dipilih logo CIMB Niaga berupa huruf
N diapit oleh empat kaki, dengan dua warna yaitu merah dan abu-abu. (2) Lebih
berorientasi kepada kepuasan nasabah. (3) Di jajaran perbankan nasional, pada
tahun 1987 CIMB Niaga kembali menjadi pionir yaitu dalam jasa ATM, yang
diberi nama Niaga Cash. (4) Juni 1989, CIMB Niaga melakukan initial public

offering (IPO) di Bursa Efek Jakarta. Setelah selesai masa penawaran, hasil
perhitungan menunjukkan bahwa pemesanan saham CIMB Niaga mencapai 20,9

juta saham atau sekitar empat kali lipat dari saham yang ditawarkan (yakni
sebanyak 5 juta saham). (5) Tanggung jawab warga negara korporasi yang baik

Dasawarsa kelima (1996-2005), CIMB Niaga berhasil mengatasi dampak


dari krisis ekonomi dan perbankan nasional yang terjadi mulai tahun 1997 di
Indonesia. CIMB Niaga tetap mempertahankan posisinya dalam 10 bank terbaik
dalam Kualitas Pelayanan. CIMB Niaga menyebut dasawarsa ini sebagai
dasawarsa looking beyond the future. Pada dasawarsa ini hal-hal yang menjadi
perhatian, diantaranya : (1) Di tahun 1999, CIMB Niaga ditempatkan sebagai
Bank Take Over di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(BPPN). Berbeda dengan bank lain yang diambil alih, CIMB Niaga tidak
memiliki masalah penyelewengan dana BLBI ataupun pelanggaran batas
maksimum pemberian kredit (BMPK) kepada kelompok terafiliasi. Yang terjadi
pada April 1999 saat CIMB Niaga diambil alih oleh BPPN, disebabkan
ketidakmampuan pemegang saham Bank Niaga menyediakan 20% kebutuhan
dana rekapitalisasi. (2) Tahun 1998, CIMB Niaga memperluas pasar perbankan
konsumer dan memperbesar basis nasabah yang solid dan loyal dari kelompok
menengah-atas yang dikembangkan ke kelompok menengah.. (3) Tahun
2001, CIMB Niaga mengubah sistem teknologi informasinya dengan sistem yang
lebih canggih dan sempurna. (4) Memberlakukan prinsip dan implementasi tata
kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). (5) Dengan
masuknya Commerce Asset Holding Berhad, lembaga keuangan Malaysia
terkemuka, sebagai pemegang saham mayoritas CIMB Niaga pada 25 November
2002, CIMB Niaga memiliki peluang untuk memperluas pasarnya ke kawasan
regional.

Dasawarsa keenam (2006 2015), CIMB Niaga berganti nama dan


melakukan merger. Pada 28 Mei 2008 (setelah mendapat persetujuan RUPSLB),
PT Bank Niaga Tbk berganti nama menjadi PT Bank CIMB Niaga Tbk. Pada 13
Juni 2008, Menkumham memberikan persetujuan pergantian nama dari PT Bank
Niaga Tbk menjadi PT Bank CIMB Niaga Tbk. Pada 22 Juli 2008, Bank
Indonesia memberikan persetujuan pergantian nama dari PT Bank Niaga, Tbk.
menjadi PT Bank CIMB Niaga, Tbk. Pada 18 Juli 2008, RUPSLB menyetujui

CIMB Niaga untuk merger dengan PT Bank Lippo Tbk untuk memenuhi
ketentuan BI Single Presence Policy. Realisasi merger masih menunggu
persetujuan regulator. Pada 1 November 2008, merger CIMB Niaga - Lippo Bank
mendapat persetujuan dari Bank Indonesia.

3.1.2 Profil Bank


3.1.2.1 Pemegang Saham
CIMB Group memiliki saham Bank Lippo yang dimiliki Santubong
Investments BV, anak usaha dari Khazanah sebesar 51%. CIMB Group menjadi
pemegang saham pengendali Bank CIMB Niaga dengan kepemilikan sekitar
77,75%.

3.1.2.2 Visi Bank


Visi CIMB Niaga, yaitu : Menjadi bank terpercaya di Indonesia, bagian
dari jaringan universal banking terkemuka di Asia Tenggara, yang memahami
kebutuhan nasabah, menyediakan solusi keuangan yang tepat dan komprehensif,
serta menjalin hubungan yang berkelanjutan.

3.2

Metode Penelitian

3.2.1 Metode yang Digunakan


Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Nazir (2003:63) mengemukakan bahwa, metode deskriptif adalah
suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Metode deskriptif ini
digunakan untuk menjawab permasalahan mengenai seluruh variabel penelitian
secara independen.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel


Sesuai dengan judul penelitian, yaitu Analisis Sensitivitas terhadap
Kinerja Keuangan Perbankan (Studi kasus pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk. atau
Bank CIMB Niaga), maka operasionalisasi variabelnya adalah :

Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel

Variabel
Return

Konsep

Indikator

Hasil yang diperoleh Return

Harga

dari investasi.

Risk

Formula

(Jogiyanto,

saham

2007:109)

Dividen

Return =

kerugian.

(Gitman, 2009:228)

Skala

Rasio

Rasio

t t 1 + D t
t 1

Kemungkinan untuk Standar


menderita

Ukuran

Deviation
Expected

(r
n

Return
r =

j=1

n 1

return

Sensitivity
Analysis

Suatu analisis yang Arus kas

Arus kas 1 risiko ( )

memproyeksikan

dan 2 risiko (2 )

seberapa

bersih

banyak

suatu solusi mungkin


berubah

jika

perubahan
variabel

ada
pada

atau

data

input.

(Heizer dan Render,


2005:357)

Arus kas 1 risiko ( )


dan 2 risiko (2 )

Rasio

Variabel
Net Present

Konsep

Indikator

Formula

Nilai sekarang aliran NPV > 0

Value

kas

(NPV)

investasi

proyek NPV < 0

dikurangi

dengan ditolak

masuk

Ukuran

Skala

Rp

Rasio

Periode

Rasio

Rasio

Kali

Rasio

neto diterima
NPV = (CFt PVIFr,t ) CF0
n

t =1

aliran kas keluar dari


sebuah proyek setara.

(Gitman, 2009:429)
Payback
Period
(PP)

Jumlah tahun yang PP < umur


untuk proyek

dibutuhkan
menutup

kembali diterima

investasi awal.

PP > umur

(Gitman, 2009:425)

proyek

PP =

InvestmentOutlay
AnnualNetCFs

ditolak

Internal

Tingkat diskonto nilai IRR > r

Rate of

sekarang aliran kas diterima

Return

bersih sama dengan IRR < r

(IRR)

nilai investasi awal ditolak

IRR = r1 +

NPV1
(r2 r1 )
NPV1 NPV2

proyek.

(Gitman, 2009:431)
Profitability
Index
(PI)

Nilai sekarang aliran PI > 1


kas

masuk

dibagi diterima

dengan nilai sekarang PI < 1


aliran kas keluar.

(Hanafi, 2004:155)

Sumber : Penulis

ditolak

PI =

NPV + CF0
CF0

3.2.3 Jenis dan Sumber Data


3.2.3.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumbernya, seperti
catatan atau arsip perusahaan publikasi, pemerintah, atau yang disediakan media
massa. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui arsip perusahaan
yang telah dipublikasi dan artikel yang disediakan oleh media massa. Menurut

Umar (2003:42), data sekunder ini digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih
lanjut.

3.2.3.2 Sumber Data


Sumber data yang menunjang dalam penelitian ini, diantaranya :
1. Dokumentasi
Yaitu sumber data berupa dokumentasi perusahaan yang berkaitan dengan
penelitian. Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah Laporan
Arus Kas dan Informasi Pemegang Saham PT Bank CIMB Niaga, Tbk. (Bank
CIMB Niaga) yang diperoleh melalui situs internet www.bankniaga.com.
2. Literatur
Yaitu sumber data berdasarkan buku-buku ilmiah atau peraturan tertulis yang
berhubungan dan relevan dengan kebutuhan analisis.

3.2.4 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Pengamatan (Observation)
Yaitu suatu metode pengumpulan data dengan mengamati secara langsung
objek yang akan diteliti untuk mengetahui pelaksanaan yang sebenarnya,
megumpulkan dan menganalisis dokumen-dokumen yang berhubungan
dengan objek penelitian.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan
cara mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan analisis sensitivitas

terhadap kinerja keuangan perusahaan, secara literatur atau sumber tertulis


lainnya yang relevan dengan masalah yang diteliti. Penelitian kepustakaan
bertujuan utuk mendapatkan landasan tertulis yang hasilnya akan digunakan
sebagai dasar untuk melakukan analisis atas data yang diperoleh dalam
penelitian lapangan, sehingga menghasilkan kesimpulan serta saran untuk
memecahkan masalah yang ada.

3.2.5 Rancangan Analisis


3.2.5.1 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini meliputi :
1. Informasi pengembangan usaha pemeriksaan data keuangan bank melalui
estimasi cash flow.
2. Peringkasan data-data yang diperlukan untuk analisis.
3. Penyusunan data-data keuangan untuk analisis sensitivitas.

3.2.5.2 Metode Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini meliputi :

1. Analisis terhadap Return Bank


Return =

t t 1 + D t
100%
t 1

2. Analisis terhadap Risk Bank

(r
n

r =

j=1

n 1

3. Analisis Sensitivitas terhadap Kinerja Keuangan Bank


Analisis sensitivitas atau analisis kepekaan digunakan untuk mengevaluasi
proyek investasi dengan cara menyusun estimasi dari cash flow dalam berbagai
variasi kondisi. Berbagai variasi kondisi tersebut diantaranya kondisi optimis,
kondisi normal atau kondisi yang diharapkan tidak mengalami perubahan, dan
kondisi pesimis.

Analisis sensitivitas dapat menilai dampak berbagai perubahan dalam


masing-masing variabel penting yang mungkin terjadi di masa mendatang
terhadap hasil pendapatan perusahaan. Kondisi-kondisi yang akan diperhitungkan
dalam analisis sensitivitas ini, diantaranya :
A. Kondisi yang tidak mengalami perubahan
Yaitu suatu kondisi yang diharapkan dimana variabel-variabel tidak berubah.
B. Kondisi yang mengalami perubahan, yang terdiri atas :
1. Kondisi optimis atau optimistic
a. Arus kas naik satu kali risiko ( )
b. Arus kas naik dua kali risiko (2 )
2. Kondisi pesimis atau pesimistic
a. Arus kas turun satu kali risiko ( )
b. Arus kas turun dua kali risiko (2 )
Berikut formula-formula dalam metode analisis sensitivitas yang akan
digunakan dalam penelitian ini :
1. Metode Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value Method)

NPV = (CFt PVIFr,t ) CF0


n

t =1

2. Metode Period Pengembalian (Payback Period Method)


PP =

InvestmentOutlay
AnnualNetCFs

3. Metode Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return Method)


IRR = r1 +

NPV1
(r2 r1 )
NPV1 NPV2

4. Metode Indeks Laba (Profitability Index Method)

PI =

NPV + CF0
CF0

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1

Analisis Tingkat Return pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk.


Dalam penelitian ini data yang digunakan untuk dianalisis adalah data

sekunder, yang merupakan data bank yang telah dipublikasi dan akan mengalami
pengolahan kembali oleh penulis. Data yang digunakan adalah informasi
pemegang saham dan laporan arus kas PT Bank CIMB Niaga, Tbk. (Bank CIMB
Niaga) periode 2003 sampai dengan 2007. Informasi pemegang saham berguna
untuk menganalisis sejauh mana perkembangan bank dalam hubungannya dengan

return saham dan risikonya. Sedangkan, laporan arus kas digunakan untuk
menganalisis kinerja keuangan bank dengan menggunakan metode analisis
sensitivitas, dalam hubungannya dengan kelayakan bank dalam melakukan
kegiatan investasi. Dimana secara umum penilaian kinerja keuangan perusahaan
diperlukan oleh setiap manajer, investor, dan kreditor untuk mengetahui sejauh
mana kondisi kesehatan keuangan bank.
Setiap perusahaan mengharapkan tingkat pengembalian atau return yang
maksimal. Hal ini karena return digunakan untuk melanjutkan kegiatannya, dalam
hal ini bank. Untuk mengetahui tingkat return bank, penulis menggunakan data
harga saham penutupan atau closing price pada akhir periode dan dividen jika
Bank CIMB Niaga membagikan dividen. Adapun perhitungan return saham
adalah harga saham saat ini dikurang dengan harga saham tahun lalu, kemudian
ditambah dividen jika perusahaan membagikan dividen, terakhir dibagi dengan
harga saham tahun lalu. Formulanya sebagai berikut :

Return =

t t 1 + D t
100%
t 1

Berikut disajikan dua contoh perhitungan return saham PT Bank CIMB


Niaga, Tbk. Contoh pertama merupakan periode dimana bank tidak mengeluarkan
dividen, sedangkan contoh kedua merupakan periode dimana bank mengeluarkan
dividen. Contoh perhitungannya sebagai berikut :

Bank CIMB Niaga menawarkan harga saham sebesar Rp35 pada tahun
2003 dan harga saham sebesar Rp35 pada tahun sebelumnya, tahun 2002, namun
Bank CIMB Niaga tidak membagikan dividen pada tahun 2003. Maka
perhitungan return sahamnya sebagai berikut :

Return =

(Rp35 Rp35) + Rp0 100%


Rp35

= 0%

Bank CIMB Niaga menawarkan harga saham sebesar Rp460 pada tahun
2004 dan harga saham sebesar Rp35 pada tahun sebelumnya, tahun 2003, dimana
Bank CIMB Niaga membagikan dividen Rp7,50 pada tahun 2004. Maka
perhitungan return sahamnya sebagai berikut :

Return =

(Rp460 Rp35) + Rp7,50 100%


Rp35

= 1.235,71%

Berikut disajikan besarnya tingkat pengembalian atau return PT Bank


CIMB Niaga, Tbk periode 2003-2007 :

Tabel 4.1
Tingkat Return PT Bank CIMB Niaga, Tbk.
Periode 2003-2007

Tahun

Harga Saham

Dividen

Return

2003

Rp35

Rp0,00

0%

2004

Rp460

Rp7,50

1.235,71%

2005

Rp495

Rp16,75

11,25%

2006

Rp920

Rp5,82

87,03%

2007

Rp900

Rp10,14

-1,07%

Jumlah

1.332,93%

Rata-rata

266,59%

Max

1.235,71%

Min

-1,07%

Sumber : Data diolah kembali

Dilihat dari tabel 4.1, maka rata-rata return Bank CIMB Niaga dari tahun
2003 sampai dengan tahun 2007 adalah sebesar 266,59%, dengan return terbesar
sebesar 1.235,71% yang terjadi pada tahun 2004 dan return

terkecil sebesar

-1,07% yang terjadi pada tahun 2007.


Pada tahun 2003, Bank CIMB Niaga tidak membagikan dividen kepada
para pemegang saham, hal ini mengakibatkan pemegang saham atau seseorang
yang menginvestasikan sahamnya pada Bank CIMB Niaga tidak mendapatkan

return atau tingkat pengembalian.


Pada tahun 2004, harga saham Bank CIMB Niaga mengalami peningkatan
yang tajam sebesar 1.214,29% atau 12,14 kali dari Rp35 pada tahun sebelumnya
menjadi Rp460. Kemudian pada tahun ini Bank CIMB Niaga membagikan
dividen kepada para pemegang saham sebesar Rp7,50, dimana pada tahun
sebelumnya dividen sama sekali tidak dibagikan kepada para pemegang saham.
Kedua hal tersebut tentu saja berpengaruh pada return atau tingkat pengembalian
bank yang juga mengalami peningkatan dari 0% menjadi 1.235,71%.
Selanjutnya pada tahun 2005, harga saham Bank CIMB Niaga mengalami
kenaikkan sebesar 7,61% dari Rp460 pada tahun 2004 menjadi Rp495 pada tahun
ini. Dimana Bank CIMB Niaga membagikan dividen kepada para pemegang
saham sebesar Rp16,75, yang berarti mengalami kenaikkan sebesar 123,33% dari
tahun sebelumnya. Namun, pada tahun ini tingkat return Bank CIMB Niaga justru
mengalami penurunan sebesar 99,09% dari 1.235,71% menjadi 11,25%.
Pada tahun 2006, harga saham Bank CIMB Niaga mengalami kenaikkan
sebesar 85,86% dari Rp495 menjadi Rp920. Namun, dividen yang dibagikan
mengalami penurunan sebesar 65,25% dari Rp16,75 menjadi Rp5,82. Keadaan
harga saham dan dividen yang berbanding terbalik ini mengakibatkan tingkat
keuntungan atau return bank mengalami kenaikkan sebesar 673,6% dari 11,25%
menjadi 87,03%.

Pada tahun 2007, harga saham mengalami penurunan sebesar 2,17% dari
Rp920 pada tahun sebelumnya menjadi Rp900. Sedangkan dividen yang
dibagikan kepada para pemegang saham oleh Bank CIMB Niaga mengalami
kenaikkan sebesar 74,23% dari Rp5,82 menjadi Rp10,14. Hal tersebut berdampak
negatif pada tingkat return bank ini, sehingga mengalami penurunan sebesar
101,23% dari 87,03% menjadi -1,07%.
Berikut disajikan grafik tingkat pengembalian atau return PT Bank CIMB
Niaga, Tbk periode 2003-2007 :

Grafik 4.1
Tingkat Return Saham PT Bank CIMB Niaga, Tbk.
Periode 2003-2007

Tingkat Return Saham


1.400,00
1.200,00
Return Saham

1.000,00
Tahun 2003
800,00

Tahun 2004

600,00

Tahun 2005
Tahun 2006

400,00

Tahun 2007
200,00
0,00
-200,00

2003

2004

2005

2006

2007

Tahun

Dari grafik 4.1 dapat dilihat bahwa tingkat return saham PT Bank CIMB
Niaga, Tbk. Periode 2003-2007 cenderung berfluktuatif. Hanya pada tahun 2004
terlihat kenaikan yang tajam. Hal ini berarti investasi yang dihasilkan oleh bank
cukup baik. Peningkatan dan penurunan return saham bank disebabkan oleh
perubahan harga saham dan dividen yang dibagikan bank.

4.2

Analisis Tingkat Risiko pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk.


Selain mengetahui tingkat return, mengetahui tingkat risiko sama

pentingnya

bagi

para

investor

dalam

mempertimbangkan

kemungkinan

berinvestasi di suatu bank. Dalam penelitian ini penulis menggunakan perhitungan


deviasi standar (standard deviation) dalam menentukkan seberapa besar tingkat
risiko dalam melakukan investasi. Standard deviation mengukur absolut
penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspektasinya.
Untuk mengetahui tingkat risiko bank, penulis menggunakan perhitungan

return dan nilai ekspektasi berdasarkan rata-rata return, yang sudah diperoleh
sebelumnya dan tertera pada tabel 4.1. Selanjutnya dapat dihitung risiko yang
ditunjukkan oleh besarnya standard deviation. Adapun standard deviation
formulanya sebagai berikut :

(r
n

r =

j=1

n 1

Perhitungannya sebagai berikut :

(0 266,9% )2 + (1.235,71% 266,9% )2 + (11,25% 266,9% )2


2
2
+ (87,03% 266,9% ) + ( 1,07% Rp266,9% )
5 1

= 542,99 %

Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa tingkat risiko berdasarkan


perhitungan standard deviation pada PT Bank CIMB Bank Niaga, Tbk periode
2003-2007 adalah sebesar 542,99%. Hal ini berarti investor yang melakukan
investasi berupa penanaman saham pada Bank CIMB Niaga akan mengalami
tingkat risiko sebesar 542,99%.
Pada dasarnya return dan risiko merupakan dua hal yang tidak
terpisahkan, karena kedua faktor ini merupakan bahan pertimbangan dalam
melakukan suatu investasi. Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif,
semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar return yang harus

dikompensasikan. Jadi, yang didapatkan dari penelitian ini bahwa rata-rata return
yang diperoleh dari tahun 2003-2007 sebesar 266,59% akan menghasilkan risiko
sebesar 542,99%.

4.3

Perkembangan Kinerja Keuangan PT Bank CIMB Niaga, Tbk.


dengan Menggunakan Metode Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas digunakan sebagai uji kepekaan terhadap sebuah

rencana investasi. Dalam analisis sensitivitas akan menghitung Net Present Value
(NPV), Payback Period, Internal Rate or Return (IRR), dan Profitability Index
(PI) jika parameter-parameter dalam analisis berubah, untuk mengetahui
bagaimana dampaknya terhadap hasil yang diharapkan. Dalam hubungan ini
adalah arus kas (cash flow).
Berikut disajikan arus kas PT Bank CIMB Niaga, Tbk. periode 2003-2007:

Tabel 4.2
Arus Kas PT Bank CIMB Niaga, Tbk.
Periode 2003-2007

Tahun

Arus Kas

2003

Rp1.626.029.000.000

2004

Rp2.273.389.000.000

2005

Rp3.228.013.000.000

2006

Rp3.776.321.000.000

2007

Rp3.867.302.000.000

Sumber : Laporan Arus Kas PT Bank CIMB Niaga, Tbk.

Dalam formula-formula yang akan digunakan saat perhitungan analisis


sensitivitas terhadap kinerja keuagan perusahaan, diperlukan tingkat suku bunga
atau discount rate. Maka pada penelitian ini tingkat suku bunga yang digunakan
mengacu pada tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada
akhir tahun masing-masing periode atau disebut dengan BI rate akhir tahun
masing-masing periode.

Berikut disajikan tingkat suku bunga Bank Indonesia periode 2003-2007 :

Tabel 4.3
Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia
Periode 2003-2007

Tahun

BI Rate

2003

8%

2004

9%

2005

12,75%

2006

9,75%

2007

8%

Sumber : www.bi.go.id

4.3.1 Analisis Sensitivitas terhadap Kinerja Keuangan PT Bank CIMB


Niaga, Tbk. dalam Kondisi Normal
1. Metode Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value Method)
Net Present Value Method merupakan metode nilai bersih sekarang dari

suatu proyek yang diperoleh dari nilai sekarang dari aliran kas bersih yang
didiskontokan dengan tingkat bunga yang sama dengan biaya modal yang telah
ditentukan perusahaan dikurangi dengan investasi awal. Metode NPV dapat
dihitung dengan formula sebagai berikut :

NPV = (CFt PVIFr,t ) CF0


n

t =1

Dengan

investasi

awal

sebesar

Rp5.203.398.000.000.

Maka

perhitungannya sebagai berikut :

NPV

(1.626.029.000.000 0,926 ) + (2.273.389.000.000 0,842 )


= Rp + (3.228.013.000.000 0,693) + (3.776.321.000.000 0,683) Rp5.203.398.000.000
+ (3.867.302.000.000 0,681)

= Rp10.869.769.306.000 Rp5.203.398.000.000

= Rp5.666.371.306.000

Dari perhitungan di atas telah diketahui bahwa NPV yang dihasilkan oleh
PT Bank CIMB Niaga, Tbk. selama periode 2003 sampai 2007 sebesar
Rp5.666.371.306.000, dimana untuk perhitungan NPV, sebuah rencana investasi
dikatakan diterima apabila NPV lebih besar dari nol dan ditolak apabila NPV
lebih kecil dari nol. Dalam penelitian ini, Rp5.666.371.306.000 lebih besar dari
nol atau positif, yang artinya keputusan investasi diterima.

2. Metode Period Pengembalian (Payback Period Method)


Payback period sangat penting dilakukan untuk menghitung jangka waktu

pengembalian modal. Semakin cepat payback period-nya maka semakin baik


bisnis tersebut. Payback period adalah periode yang diperlukan untuk menutup
kembali pengeluaran investasi. Untuk menghitung payback period dapat
menggunakan formula sebagai berikut :
PP =

Investment Outlay
Annual Net CFs

Formula tersebut hanya bisa digunakan untuk perhitungan dengan nilai


arus kas sama setiap tahun, sedangkan dalam penelitian ini nilai arus kas berbedabeda setiap tahun. Maka perhitungannya disajikan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4
Perhitungan Payback Period
Dalam Kondisi Normal

Keterangan

Arus Kas

Investasi.Awal
Tahun 2003

Rupiah
Rp5.203.398.000.000

Rp1.626.029.000.000
Rp3.577.369.000.000

Tahun 2004

Rp2.273.389.000.000

Keterangan

Arus Kas

Rupiah
Rp1.303.980.000.000

Tahun 2005

Rp3.228.013.000.000

Tahun 2006

Rp3.776.321.000.000

Tahun 2007

Rp3.867.302.000.000

Payback period

28,847 bulan

2 tahun 5 bulan

Sumber : Data diolah kembali

Payback period

Rp1.303.980.000

12 bulan
= 24 bulan +
Rp3.228.013.000

= 24 bulan + 4,847 bulan


= 2 tahun 5 bulan

Dari perhitungan di atas telah diketahui bahwa payback period yang


dihasilkan oleh PT Bank CIMB Niaga, Tbk. adalah 2 tahun 5 bulan, dimana untuk
perhitungan payback period, sebuah rencana investasi dikatakan diterima apabila
payback period lebih kecil dari umur proyek dan ditolak apabila payback period

lebih besar dari umur proyek. Apabila dalam penelitian ini diasumsikan umur
proyek merupakan proyek jangka panjang, yaitu lebih dari 5 tahun, maka 2 tahun
5 bulan lebih pendek dari 5 tahun, yang berarti keputusan investasi diterima.

3. Metode Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return Method)


Dalam metode IRR, perhitungannya dapat dilakukan dengan cara trial and
error dalam memasukkan discount rate. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui

secara pasti berapa nilai discount rate yang membuat NPV >0 dan NPV<0. IRR
dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :

IRR = r1 +

NPV1
(r2 r1 )
NPV1 NPV2

Perhitungannya sebagai berikut :


Dalam penelitian ini percobaan discount rate pertama adalah 13% dan
percobaan discount rate

kedua adalah 40%, masing-masing dihitung dengan

formula NPV terlebih dahulu.


Percobaan dengan r1 = 13% , agar NPV 1 > 0

NPV 1

(1.626.029.000.000 0,885) + (2.273.389.000.000 0,783)


= Rp + (3.228.013.000.000 0,693) + (3.776.321.000.000 0,613) Rp5.203.398.000.000
+ (3.867.302.000.000 0,543)

= Rp9.870.942.020.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp4.667.544.020.000
Percobaan dengan r2 = 40% , agar NPV 2 < 0

NPV 2

(1.626.029.000.000 0,714 ) + (2.273.389.000.000 0,510 )


= Rp + (3.228.013.000.000 0,364) + (3.776.321.000.000 0,260) Rp5.203.398.000.000
+ (3.867.302.000.000 0,186)

= Rp5.196.571.460.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp 6.826.540.000

Maka perhitungan IRR-nya adalah :


IRR

= 0,13 +

Rp4.667.544.020.000
(0,40 0,13)
Rp4.667.544.020.000 ( Rp6.826.540.000)

= 0,399 100%
= 39,9%

Dari perhitungan di atas telah diketahui bahwa IRR yang dihasilkan oleh
PT Bank CIMB Niaga, Tbk. sebesar 39,9%, dimana untuk perhitungan IRR,
sebuah rencana investasi dikatakan diterima apabila IRR lebih besar dari tingkat
pengembalian dan ditolak apabila IRR lebih kecil dari tingkat pengembalian.
Dalam penelitian ini IRR yang dihasilkan lebih besar dari discount rate pertama

sekaligus IRR yang dihasilkan lebih kecil dari discount rate kedua (39,9%>13%
dan 40%<39,9%), yang artinya keputusan investasi diterima.

4. Metode Indeks Laba (Profitability Index Method)


Metode ini memasukkan perhitungan NPV yang sudah didapatkan
sebelumnya

yaitu

Rp5.666.371.306.000

dan

investasi

awal

sebesar

Rp5.203.398.000.000. Metode profitability index dapat dihitung dengan formula


sebagai berikut :

PI =

NPV + CF0
CF0

Perhitungannya adalah sebagai berikut :


PI

Rp5.666.371.306.000 + Rp5.203.398.000.000
Rp5.203.398.000.000

= 2,089

Dari perhitungan di atas telah diketahui bahwa profitability index yang


dihasilkan oleh PT Bank CIMB Niaga, Tbk. selama periode 2003-2007 adalah
sebesar 2,089 kali, dimana untuk perhitungan profitability index, sebuah rencana
investasi dikatakan diterima apabila PI lebih besar dari satu dan ditolak apabila PI
lebih kecil dari satu. Dalam penelitian ini PI yang dihasilkan, yatu 2,089 kali
lebih besar dari satu, yang artinya keputusan investasi diterima.

4.3.2 Analisis Sensitivitas terhadap Kinerja Keuangan PT Bank CIMB


Niaga, Tbk. dalam Kondisi Optimis
Pada penelitian yang telah ada sebelumnnya, dalam kondisi optimis
diasumsikan bahwa arus kas mengalami kenaikan sebesar 5% dan 10%. Hal ini
mungkin saja bisa terjadi di masa yang akan datang, diantaranya karena kondisi
perekonomian yang semakin stabil. Namun, pada penelitian ini dalam kondisi
optimis diasumsikan bahwa arus kas mengalami kenaikan satu kali risiko ( ) dan

dua kali risiko (2 ) . Asumsi ini digunakan mengingat tingkat risiko saat
berinvestasi berkaitan dengan kinerja keuangan bank.
Pada 4.2 telah diperoleh hasil perhitungan tingkat risiko Bank CIMB
Niaga sebesar 542,99%, selanjutnya hasil tersebut dipergunakan sebagai asumsi
bagi kondisi optimis, yaitu arus kas mengalami kenaikan 1 542,99% dan
2 542,99%, yang artinya arus kas mengalami kenaikan sebanyak 5 kali dan 10
kali. Dengan kenaikan arus kas, maka perhitungan NPV, Payback Period, IRR,
dan Profitability Index pun akan mengalami perubahan.
Berikut disajikan arus kas apabila arus kas mengalami kenaikan 5 kali dan
10 kali yaitu :

Tabel 4.5
Arus Kas PT Bank CIMB Niaga, Tbk. periode 2003-2007
Dalam Kondisi Optimis

Tahun

Arus Kas Naik 5 kali

Arus Kas Naik 10 kali

2003

Rp9.756.174.000.000

Rp17.886.319.000.000

2004

Rp13.640.334.000.000

Rp25.007.279.000.000

2005

Rp19.368.078.000.000

Rp35.508.143.000.000

2006

Rp22.657.926.000.000

Rp41.539.531.000.000

2007

Rp23.203.812.000.000

Rp42.540.322.000.000

Sumber : Data diolah kembali

1. Metode Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value Method)


Perhitungan untuk NPV dengan arus kas yang mengalami kenaikkan
sebanyak 5 kali adalah sebagai berikut :

NPV

(9.756.174.000.000 0,926) + (13.640.334.000.000 0,842)


= Rp + (19.368.078.000.000 0,693) + (22.657.926.000.000 0,683) Rp5.203.398.000.000
+ (23.203.812.000.000 0,681)

= Rp65.218.615.836.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp60.015.217.836.000

Dari perhitungan di atas telah diketahui bahwa NPV yang dihasilkan oleh
PT Bank CIMB Niaga, Tbk. selama periode 2003 sampai 2007 apabila dalam
kondisi optimis, yaitu mengalami kenaikkan arus kas sebanyak 5 kali adalah
sebesar Rp60.015.217.836.000, dimana untuk perhitungan NPV, sebuah rencana
investasi dikatakan diterima apabila NPV lebih besar dari nol dan ditolak apabila
NPV lebih kecil dari nol. Dalam penelitian ini NPV lebih besar dari nol atau
positif, yang artinya keputusan investasi diterima.

Perhitungan untuk NPV dengan arus kas yang mengalami kenaikkan


sebanyak 10 kali adalah sebagai berikut :

NPV

(17.886.319.000.000 0,926 ) + (25.007.279.000.000 0,842 )


= Rp + (35.508.143.000.000 0,693) + (41.539.531.000.000 0,683) Rp5.203.398.000.000
+ (42.540.322.000.000 0,681)

= Rp119.567.462.366.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp114.364.064.366.000

Dari perhitungan di atas telah diketahui bahwa NPV yang dihasilkan oleh
PT Bank CIMB Niaga, Tbk. selama periode 2003 sampai 2007 apabila dalam
kondisi optimis, yaitu mengalami kenaikkan arus kas sebanyak 10 kali adalah
sebesar Rp114.364.064.366.000, dimana untuk perhitungan NPV, sebuah rencana
investasi dikatakan diterima apabila NPV lebih besar dari nol dan ditolak apabila
NPV lebih kecil dari nol. Dalam penelitian ini NPV yang dihasilkan lebih besar
dari nol atau positif, yang artinya keputusan investasi diterima.

2. Metode Period Pengembalian (Payback Period Method)


Perhitungan untuk payback period dengan arus kas yang mengalami
kenaikkan sebesar 5 kali adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6
Perhitungan Payback Period
Arus Kas Naik 5 kali

Keterangan

Arus Kas

Investasi.Awal

Rupiah
Rp5.203.398.000.000

Tahun 2003

Rp9.756.174.000.000
-Rp4.552.776.000.000

Tahun 2004

Rp13.640.334.000.000

Tahun 2005

Rp19.368.078.000.000

Tahun 2006

Rp22.657.926.000.000

Tahun 2007

Rp23.203.812.000.000
7,995 bulan

Payback period
Sumber : Data diolah kembali

Payback Period

Rp4.552.776.000.000

12 bulan
= 12 bulan +
Rp13.640.334.000.000

= 12 bulan 4,005 bulan


= 7,995 bulan

Dari perhitungan di atas telah diketahui bahwa payback period yang


dihasilkan oleh PT Bank CIMB Niaga, Tbk. apabila dalam kondisi optimis
dengan mengalami kenaikkan arus kas 5 kali adalah 7,995 bulan atau 8 bulan,
dimana untuk perhitungan payback period, sebuah rencana investasi dikatakan
diterima apabila payback period lebih kecil dari umur proyek dan ditolak apabila
Payback Period lebih besar dari umur proyek. Apabila dalam penelitian ini

diasumsikan umur proyek merupakan proyek jangka panjang, yaitu lebih dari 5
tahun, maka payback period-nya lebih pendek dari umur proyek, yang berarti

keputusan investasi diterima. Hal ini berarti Bank CIMB Niaga hanya
membutuhan waktu 8 bulan atau kurang dari setahun untuk menutup kembali
investasi awal.

Perhitungan untuk payback period dengan arus kas yang mengalami


kenaikkan sebesar 10 kali adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7
Perhitungan Payback Period
Arus Kas Naik 10 kali

Keterangan

Arus Kas

Investasi.Awal

Rupiah
Rp5.203.398.000.000

Tahun 2003

Rp17.886.319.000.000
-Rp12.682.921.000.000

Tahun 2004

Rp25.007.279.000.000

Tahun 2005

Rp35.508.143.000.000

Tahun 2006

Rp41.539.531.000.000

Tahun 2007

Rp42.540.322.000.000
5,914 bulan

Payback period
Sumber : Data diolah kembali

Payback Period

Rp12.682.921.000.000

12 bulan
= 12 bulan +
Rp25.007.279.000.000

= 12 bulan 6,086 bulan


= 5,914 bulan

Dari perhitungan di atas telah diketahui bahwa payback period yang


dihasilkan oleh PT Bank CIMB Niaga, Tbk. apabila dalam kondisi optimis

dengan mengalami kenaikkan arus kas 10 kali adalah 5,914 bulan atau 6 bulan,
dimana untuk perhitungan payback period, sebuah rencana investasi dikatakan
diterima apabila payback period lebih kecil dari umur proyek dan ditolak apabila
Payback Period lebih besar dari umur proyek. Apabila dalam penelitian ini

diasumsikan umur proyek merupakan proyek jangka panjang, yaitu lebih dari 5
tahun, maka payback period-nya lebih pendek dari umur proyek, yang berarti
keputusan investasi diterima. Hal ini berarti Bank CIMB Niaga hanya
membutuhan waktu 6 bulan atau kurang dari setahun untuk menutup kembali
investasi awal.

3. Metode Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return Method)


Dalam penelitian ini percobaan discountt rate pertama adalah 45% dan
percobaan discount rate

kedua adalah 50%, masing-masing dihitung dengan

formula NPV terlebih dahulu.


Perhitungan untuk Internal Rate of Return dengan arus kas yang
mengalami kenaikkan sebesar 5 kali adalah sebagai berikut :
Percobaan r1 = 45%

NPV 1

(9.756.174.000.000 0,690) + (13.640.334.000.000 0,476 )


= Rp + (19.368.078.000.000 0,328) + (22.657.926.000.000 0,226) Rp5.203.398.000.000
+ (23.203.812.000.000 0,156)

= Rp28.317.774.576.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp23.114.376.576.000
Percobaan r2 = 50%

NPV 2

(9.756.174.000.000 0,667 ) + (13.640.334.000.000 0,444)


= Rp + (19.368.078.000.000 0,296 ) + (22.657.926.000.000 0,198) Rp5.203.398.000.000
+ (23.203.812.000.000 0,132)

= Rp25.845.799.974.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp20.642.401.974.000

Dalam perhitungan IRR ini, setelah dicoba dengan dua tingkat suku bunga
yang nilainya besar, ternyata tidak dihasilkan NPV negatif atau hanya
menghasilkan NPV positif, artinya perhitungan ini tidak dapat menggunakan
formula interpolasi seperti pada pembahasan 4.3.1. Sehingga, dapat dikemukakan
bahwa IRR PT Bank CIMB Niaga, Tbk. apabila dalam kondisi optimis yang
mengalami kenaikkan arus kas 5 kali adalah akan lebih besar dari 50%.

Perhitungan untuk Internal Rate of Return dengan arus kas yang


mengalami kenaikkan sebesar 10 kali adalah sebagai berikut :
Percobaan r1 = 45%

NPV 1

(17.886.319.000.000 0,690 ) + (25.007.279.000.000 0,476 )


= Rp + (35.508.143.000.000 0,328) + (41.539.531.000.000 0,226 ) Rp5.203.398.000.000
+ (42.540.322.000.000 0,156)

= Rp51.915.920.056.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp46.712.522.056.000
Percobaan r2 = 50%

NPV 2

(17.886.319.000.000 0,667 ) + (25.007.279.000.000 0,444)


= Rp + (35.508.143.000.000 0,296) + (41.539.531.000.000 0,198) Rp5.203.398.000.000
+ (42.540.322.000.000 0,132)

= Rp47.383.966.619.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp42.180.568.619.000

Sama seperti perhitungan IRR dengan arus kas mengalami kenaikkan


sebesar 5 kali, arus kas yang mengalami kenaikkan sebesar 10 kali pun tidak dapat
menggunakan formula interpolasi. Sehingga, dapat dikemukakan bahwa IRR PT
Bank CIMB Niaga, Tbk. apabila dalam kondisi optimis yang mengalami
kenaikkan arus kas 10 kali adalah akan lebih besar dari 50%.

4. Metode Indeks Laba (Profitability Index Method)


Perhitungan untuk Profitability Index dengan arus kas yang mengalami
kenaikkan sebesar 5 kali adalah sebagai berikut :
PI

Rp60.015.217.836.000 + Rp5.203.398.000.000
Rp5.203.398.000.000

= 12,534

Dari perhitungan di atas telah diketahui bahwa profitability index yang


dihasilkan oleh PT Bank CIMB Niaga, Tbk. sebesar 12,534 kali, dimana untuk
perhitungan profitability index, sebuah rencana investasi dikatakan diterima
apabila PI lebih besar dari satu dan ditolak apabila PI lebih kecil dari satu. Dalam
penelitian ini PI yang dihasilkan lebih besar dari satu, yang artinya keputusan
investasi diterima.

Perhitungan untuk Profitability Index dengan arus kas yang mengalami


kenaikkan sebesar 10 kali adalah sebagai berikut :
PI

Rp114.364.064.366.000 + Rp5.203.398.000.000
Rp5.203.398.000.000

= 22,979

Dari perhitungan di atas telah diketahui bahwa profitability index yang


dihasilkan oleh PT Bank CIMB Niaga, Tbk. sebesar 22,979 kali, dimana untuk
perhitungan profitability index, sebuah rencana investasi dikatakan diterima
apabila PI lebih besar dari satu dan ditolak apabila PI lebih kecil dari satu. Dalam
penelitian ini PI yang dihasilkan lebih besar dari satu, yang artinya keputusan
investasi diterima.

4.3.3 Analisis Sensitivitas terhadap Kinerja Keuangan PT Bank CIMB


Niaga, Tbk. dalam Kondisi Pesimis
Dalam kondisi pesimis diasumsikan bahwa arus kas mengalami penurunan
satu kali risiko ( ) dan dua kali risiko (2 ) . Pada 4.2 telah diperoleh hasil

perhitungan tingkat risiko Bank CIMB Niaga sebesar 542,99%, selanjutnya hasil
tersebut dipergunakan sebagai asumsi bagi kondisi pesimis, yaitu arus kas
mengalami penurunan 1 542,99% dan 2 542,99%, yang artinya

arus kas

mengalami penurunan sebanyak 5 kali dan 10 kali. Dengan penurunan arus kas,
maka perhitungan NPV, Payback Period, IRR, dan Profitability Index pun akan
mengalami perubahan.
Berikut disajikan arus kas apabila arus kas mengalami penurunan 5 kali
dan 10 kali yaitu :

Tabel 4.8
Arus Kas PT Bank CIMB Niaga, Tbk. periode 2003-2007
Dalam Kondisi Pesimis

Tahun

Arus Kas Turun 5 kali

Arus Kas Turun 10 kali

2003

-Rp6.504.116.000.000

-Rp14.634.261.000.000

2004

-Rp9.093.556.000.000

-Rp20.460.501.000.000

2005

-Rp12.912.052.000.000

-Rp29.052.117.000.000

2006

-Rp15.105.284.000.000

-Rp33.986.889.000.000

2007

-Rp15.469.208.000.000

-Rp34.805.718.000.000

Sumber : Data diolah kembali

1. Metode Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value Method)


Perhitungan untuk NPV dengan arus kas yang mengalami penurunan
sebesar 5 kali adalah sebagai berikut :

NPV

( 6.504.116.000.000 0,926) + ( 9.093.556.000.000 0,842)


= Rp + ( 12.912.052.000.000 0,693) + ( 15.105.284.000.000 0,683) Rp5.203.398.000.000
+ ( 15.469.208.000.000 0,681)

= Rp43.479.077.224.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp48.682.475.224.000

Dari perhitungan di atas telah diketahui bahwa NPV yang dihasilkan oleh
PT Bank CIMB Niaga, Tbk. selama periode 2003 sampai 2007 apabila dalam

kondisi pesimis, yaitu

mengalami

penurunan

arus kas 5 kali adalah sebesar

Rp48.682.475.224.000, dimana untuk perhitungan NPV, sebuah rencana


investasi dikatakan diterima apabila NPV lebih besar dari nol dan ditolak apabila
NPV lebih kecil dari nol. Dalam penelitian ini NPV lebih kecil dari nol atau
negatif, yang artinya rencana investasi ditolak.

Perhitungan untuk NPV dengan arus kas yang mengalami penurunan


sebesar 10 kali adalah sebagai berikut :

NPV

( 14.634.261.000.000 0,926) + ( 20.460.501.000.000 0,842 )


= Rp + ( 29.052.117.000.000 0,693) + ( 33.986.889.000.000 0,683) Rp5.203.398.000.000
+ ( 34.805.718.000.000 0,681)

= Rp97.827.923.754.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp103.031.321.754.000

Dari perhitungan di atas telah diketahui bahwa NPV yang dihasilkan oleh
PT Bank CIMB Niaga, Tbk. selama periode 2003 sampai 2007 apabila dalam
kondisi pesimis, yaitu

mengalami penurunan

arus kas 10 kali adalah sebesar

Rp103.031.321.754.000, dimana untuk perhitungan NPV, sebuah rencana


investasi dikatakan diterima apabila NPV lebih besar dari nol dan ditolak apabila
NPV lebih kecil dari nol. Dalam penelitian ini NPV lebih kecil dari nol atau
negatif, yang artinya rencana investasi ditolak.

2. Metode Period Pengembalian (Payback Period Method)


Perhitungan untuk payback period dengan arus kas yang mengalami
penurunan sebesar 5 kali adalah sebagai berikut :

Tabel 4.9
Perhitungan Payback Period
Arus Kas Turun 5 kali

Keterangan

Arus Kas

Investasi.Awal
Tahun 2003

Rupiah
Rp5.203.398.000.000

-Rp6.504.116.000.000
Rp11.707.514.000.000

Tahun 2004

-Rp9.093.556.000.000
Rp20.801.070.000.000

Tahun 2005

-Rp12.912.052.000.000
Rp33.713.122.000.000

Tahun 2006

-Rp15.105.284.000.000
Rp48.818.406.000.000

Tahun 2007

-Rp15.469.208.000.000
Rp64.287.614.000.000

Payback period

> 60 bulan

> 5 tahun

Sumber : Data diolah kembali

Dari tabel 4.9 diperoleh bahwa arus kas yang negatif dari tahun 2003
sampai 2004 membutuhkan jumlah waktu lebih dari lima tahun untuk menutup
kembali investasi awal, padahal diasumsikan umur proyek merupakan proyek
jangka panjang, yaitu lebih dari atau sama dengan 5 tahun, maka payback periodnya lebih panjang dari umur proyek, yang berarti keputusan investasi ditolak.

Perhitungan untuk payback period dengan arus kas yang mengalami


penurunan sebesar 10 kali adalah sebagai berikut :

Tabel 4.10
Perhitungan Payback Period
Arus Kas Turun 10 kali

Keterangan

Arus Kas

Investasi.Awal

Rupiah
Rp5.203.398.000.000

Tahun 2003

-Rp14.634.261.000.000
Rp19.837.659.000.000

Tahun 2004

-Rp20.460.501.000.000
Rp40.298.160.000.000

Tahun 2005

-Rp29.052.117.000.000
Rp69.350.277.000.000

Tahun 2006

-Rp33.986.889.000.000
Rp103.337.166.000000

Tahun 2007

-Rp34.805.718.000.000
Rp138.142.884.000.000

Payback period

> 60 bulan

> 5 tahun

Sumber : Data diolah kembali

Dari tabel 4.10 diperoleh bahwa arus kas yang negatif dari tahun 2003
sampai 2004 membutuhkan jumlah waktu lebih dari lima tahun untuk menutup
kembali investasi awal, diasumsikan umur proyek merupakan proyek jangka
panjang, yaitu lebih dari atau sama dengan 5 tahun, maka payback period-nya
lebih panjang dari umur proyek, yang berarti keputusan investasi ditolak.

3. Metode Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return Method)


Perhitungan untuk Internal Rate of Return dengan arus kas yang
mengalami penurunan sebesar 5 kali adalah sebagai berikut :

Percobaan r1 = 45%

NPV 1

( 6.504.116.000.000 0,690) + ( 9.093.556.000.000 0,476)

= Rp + ( 12.912.052.000.000 0,328) + ( 15.105.284.000.000 0,226 ) Rp5.203.398.000.000


+ ( 15.469.208.000.000 0,156)

= Rp18.878.516.384.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp24.081.914.384.000
Percobaan r1 = 50%

NPV 2

( 6.504.116.000.000 0,667 ) + ( 9.093.556.000.000 0,444 )

= Rp + ( 12.912.052.000.000 0,296) + ( 15.105.284.000.000 0,198) Rp5.203.398.000.000


+ ( 15.469.208.000.000 0,132)

= Rp17.230.533.316.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp22.433.931.316.000

Dalam perhitungan IRR ini, setelah dicoba dengan dua tingkat suku bunga
yang nilainya besar, ternyata tidak dihasilkan NPV positif atau hanya
menghasilkan NPV negatif, artinya perhitungan ini tidak dapat menggunakan
formula interpolasi seperti pada pembahasan 4.3.1. Sehingga, dapat dikemukakan
bahwa IRR PT Bank CIMB Niaga, Tbk. apabila dalam kondisi pesimis yang
mengalami penurunan arus kas 5 kali adalah akan lebih besar dari 50%.

Perhitungan untuk Internal Rate of Return dengan arus kas yang


mengalami penurunan sebesar 10% adalah sebagai berikut :
Percobaan r1 = 45%

NPV 1

( 14.634.261.000.000 0,690) + ( 20.460.501.000.000 0,476 )


= Rp + ( 29.052.117.000.000 0,328) + ( 33.986.889.000.000 0,226 ) Rp5.203.398.000.000
+ ( 34.805.718.000.000 0,156 )

= Rp42.476.661.864.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp47.680.059.864.000

Percobaan r1 = 50%

NPV 2

( 14.634.261.000.000 0,667 ) + ( 20.460.501.000.000 0,444)


= Rp + ( 29.052.117.000.000 0,296 ) + ( 33.986.889.000.000 0,198) Rp5.203.398.000.000
+ ( 34.805.718.000.000 0,132 )

= Rp38.768.699.961.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp43.972.097.961.000

Sama halnya seperti perhitungan IRR dengan arus kas mengalami


penurunan sebesar 5 kali, arus kas yang mengalami penurunan sebesar 10 kali pun
tidak dapat menggunakan formula interpolasi. Sehingga, dapat dikemukakan
bahwa IRR PT Bank CIMB Niaga, Tbk. apabila dalam kondisi pesimis yang
mengalami penurunan arus kas 10 kali adalah akan lebih besar dari 50%.

4. Metode Indeks Laba (Profitability Index Method)


Perhitungan untuk Profitability Index dengan arus kas yang mengalami
penurunan sebesar 5 kali adalah sebagai berikut :
PI

Rp46.682.475.224.000 + Rp5.203.398.000.000
Rp5.203.398.000.000

= 8,356

Dari perhitungan di atas telah diketahui bahwa profitability index yang


dihasilkan oleh PT Bank CIMB Niaga, Tbk. sebesar -8,356 kali, dimana untuk
perhitungan profitability index, sebuah rencana investasi dikatakan diterima
apabila PI lebih besar dari satu dan ditolak apabila PI lebih kecil dari satu. Dalam
penelitian ini PI yang dihasilkan, yaitu -8,356 lebih kecil dari satu, yang artinya
keputusan investasi ditolak.

Perhitungan untuk Internal Rate of Return dengan arus kas yang


mengalami penurunan sebesar 10 kali adalah sebagai berikut :

PI

Rp103.031.321.754.000 + Rp5.203.398.000.000
Rp5.203.398.000.000

= 18,801

Dari perhitungan di atas telah diketahui bahwa profitability index yang


dihasilkan oleh PT Bank CIMB Niaga, Tbk. sebesar -18,801 kali, dimana untuk
perhitungan profitability index, sebuah rencana investasi dikatakan diterima
apabila PI lebih besar dari satu dan ditolak apabila PI lebih kecil dari satu. Dalam
penelitian ini PI yang dihasilkan, yaitu -18,801 kali lebih kecil dari satu, yang
artinya keputusan investasi ditolak.

Perhitungan analisis sensitivitas terhadap kinerja keuangan perusahaan


dengan kondisi normal, optimis, dan pesimis secara keseluruhan dapat dilihat
pada tabel berikut :

Tabel 4.11
Hasil Perhitungan Keseluruhan Analisis Sensitivitas

Payback

(dalan jutaan rupiah)

Period

NPV > 0 diterima

PP < umur

IRR > r

PI > 1 diterima

NPV < 0 ditolak

proyek

diterima

PI < 1 ditolak

diterima

IRR < r

PP > umur

ditolak

Kondisi

NPV

IRR

PI

proyek

114.364.064,366

kali

10
kali

bulan

6
bulan

>50%

>50%

39,9%

>50%

>50%

Hasil

12,534
kali

22,979
kali

Status

Diterima

Diterima

Optimis

Status

Diterima

60.015.217,836

Diterima

Hasil

Diterima

Status

Diterima

Hasil

Ditolak

Status

Ditolak

Hasil

Diterima

ditolak

kali

10

-103.031.321,754

kali
Sumber : penulis

tahun

>5
tahun

-8,356
kali

-18,801
kali

Diterima

Diterima

>5

bulan

kali

Ditolak

-48.682.475,224

2,089

Ditolak

Pesimis

Diterima

tahun

Ditolak

5.666.371,306

Ditolak

Normal

Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa keputusan investasi yang dilakukan PT
Bank CIMB Niaga, Tbk. dalam kondisi optimis dimana arus kas mengalami
kenaikkan 5 kali dan 10 kali, dengan menggunakan perhitungan NPV, Payback

Period, dan Profitability Index dapat diterima, sedangkan IRR dalam


perhitungannya diperoleh hasil IRR > 50%. Kemudian dalam kondisi normal
dengan menggunakan perhitungan NPV, Payback Period, IRR, dan Profitability

Index keputusan investasinya dapat diterima. Sedangkan, dalam kondisi pesimis


dimana arus kas mengalami penurunan 5 kali dan 10 kali, dengan menggunakan
menggunakan perhitungan NPV, Payback Period, dan Profitability Index
keputusan investasi ditolak, sedangkan IRR dalam perhitungannya diperoleh hasil
IRR > 50%. Hal ini menunjukkan bahwa analisis terhadap kinerja keuangan
perusahaan melalui estimasi arus kas dalam berbagai kondisi dengan
menggunakan metode analisis sensitivitas, menghasilkan kepekaan yang besar
terhadap hasil perhitungan NPV, Payback Period, IRR, dan Profitability Index.
Kriteria keputusan investasi diterima atau ditolak hanya berlaku untuk
kondisi normal, sedangkan untuk kondisi optimis dan pesimis tidak berlaku,
karena kedua kondisi ini hanya sebagai uji kepekaan. Dengan kata lain, kriteria
diterima atau ditolak dalam kondisi optimis dan pesimis tidak perlu dituliskan.
Apabila dituliskan pun hanya sebagai perbandingan dengan kondisi normal.
Seperti pada penelitian ini, kriteria keputusan investasi diterima atau ditolak hanya
sebagai perbandingan bagi kondisi normal. Selain itu, hasil perhitungan NPV,

Payback Period, IRR, dan Profitability Index dapat menjadi acuan pengelola bank
sejauh mana perkembangan kinerja keuangan dalam hubungannya dengan return
dan risk yang dihasilkan bank.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1

Simpulan
Dari keseluruhan uraian yang telah dipaparkan pada penelitian yang

berjudul Analisis Sensitivitas terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi

kasus pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk. atau Bank CIMB Niaga), maka
penulis dapat memberikan simpulan sebagai berikut :

1. Analisis Tingkat Return pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk.


Berdasarkan hasil pembahasan, tingkat return PT Bank CIMB Niaga, Tbk.
pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 cenderung berfluktuatif. Hanya
pada tahun 2004 terlihat kenaikan yang tajam. Hal ini dapat diartikan bahwa
investasi yang dihasilkan oleh bank cukup baik. Kemudian peningkatan dan
penurunan return saham bank disebabkan oleh perubahan harga saham dan
dividen yang dibagikan bank. Peningkatan return saham disebabkan adanya
peningkatan harga saham dan peningkatan dividen. Sedangkan penurunan

return saham disebabkan adanya penurunan harga saham dan penurunan


dividen atau bahkan bank tersebut tidak membagikan dividen.

2. Analisis Tingkat Risiko pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk.


Berdasarkan hasil pembahasan, tingkat risiko PT Bank CIMB Niaga, Tbk.
pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 cukup tinggi. Hal ini dikarenakan
rata- rata return yang juga cukup tinggi. Pada dasarnya return dan risiko
merupakan dua hal yang tidak terpisahkan, karena kedua faktor ini merupakan
bahan pertimbangan dalam melakukan suatu investasi. Return dan risiko
mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko yang harus
ditanggung, semakin besar return yang harus dikompensasikan. Dalam
penelitian ini tingkat risiko lebih tinggi nilainya daripada tingkat return ratarata.

3. Analisis Sensitivitas terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan


Berdasarkan hasil pembahasan, pada kondisi normal PT Bank CIMB Niaga,
Tbk. periode 2003-2007 NPV, payback period, IRR, dan profitability index
yang dihasilkan menunjukkan keputusan investasi yang dapat diterima.
Sedangkan pada kondisi optimis dengan arus kas naik 5 kali dan 10 kali NPV,

payback period, dan profitability index yang dihasilkan menunjukkan


keputusan investasi yang dapat diterima pula. IRR kondisi optimis diperoleh
tidak dengan angka pasti. Dan terakhir, pada kondisi pesimis dengan arus kas
turun 5 kali dan 10 kali NPV, payback period, dan profitability index yang
dihasilkan menunjukkan keputusan investasi yang ditolak. IRR kondisi
pesimis diperoleh tidak dengan angka pasti. Hal ini menunjukkan bahwa
analisis terhadap kinerja keuangan perusahaan melalui estimasi arus kas dalam
berbagai

kondisi

dengan

menggunakan

metode

analisis

sensitivitas,

menghasilkan kepekaan yang besar terhadap hasil perhitungan NPV, Payback

Period, IRR, dan Profitability Index.

5.1 Saran
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya :
1. Pemilihan metode analisis hanya menggunakan satu metode analisis, yaitu
analisis sensitivitas saja.
2. Pemilihan parameter yang berubah hanya satu parameter, yaitu arus kas saja.
3. Tempat penelitian terbatas pada sektor perbankan, dalam penelitian ini hanya
pada satu bank saja.
Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan, diantaranya :

1. Bagi investor dan calon investor


Investor maupun calon investor yang akan menginvestasikan sahamnya pada
sektor perbankan atau pada suatu bank sebaiknya melihat terlebih dahulu
kondisi kesehatan bank yang bersangkutan. Untuk melihat kondisi kesehatan
bank adalah dengan melihat kinerja keuangan bank, yang salah satunya dapat
ditunjukkan dengan informasi pemegang saham dan laporan arus kas bank.

Informasi pemegang saham dapat mengukur return dan risiko dalam


berinvestasi, sedangkan laporan arus kas dapat mengukur kelayakan bank
dalam berinvestasi. Namun tentu saja dengan melihat kedua komponen
laporan

keuangan tersebut belum cukup, apalagi terbatas hanya dengan

menggunakan metode analisis sensitivitas untuk dijadikan ukuran dalam


pengambilan keputusan investasi bagi investor. Maka sebaiknya investor
memperhatikan semua komponen laporan keuangan dalam menilai kinerja
keuangan perbankan, seperti laporan laba rugi, neraca, dan laporan perubahan
ekuitas.
2. Bagi perusahaan
Perusahaan agar selalu memberikan informasi keuangan yang sebenarbenarnya kepada public. Hal ini penting untuk meyakinkan pihak investor dan
kreditor dalam pengambilan keputusan untuk menginvestasikan sahamnya
pada bank.
3. Bagi peneliti lainnya
Peneliti lain sebaiknya menggunakan asumsi pada kondisi optimis dan pesimis
tidak hanya menggunakan kenaikkan arus kas sebesar 5% dan 10% atau
kenaikkan arus kas 5 kali dan 10 kali, sedangkan untuk penurunan arus kas
mengalami penurunan sebesar 5% dan 10% atau mengalami penurunan 5 kali
dan 10 kali. Dengan kata lain, sebaiknya menggunakan asumsi lain dan
menggunakan perubahan parameter lain, selain arus kas. Selain itu, sebaiknya
mengunakan periode laporan keuangan yang lebih banyak.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamaruddin. 2004. Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio.
Edisi revisi. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Ardiyos. 2001. Kamus Ekonomi Istilah Pasar Modal dan Perdagangan


Internasional. Jakarta : Citra Harta Prima.

Bodie, Zvie. dkk. 2004. Essentials of Investments. 5


Graw Hill.

th

Edition. New York : Mc

Gitman, Lawrence J. 2009. Principles of Managerial Finance. 12th Edition. New


York : Prentice Hall.

Hanafi, Mamduh M. 2004. Manajemen Keuangan. Cetakan pertama. Yogyakarta :


BPFE.

Heizer, Jay dan Barry Render. 2005. Operations Management. Edisi ketujuh.
Jakarta : Salemba Empat.
Horne, Van dan James C. 2002. Financial Management Policy. 12th Edition. New
Jersey : Prentice-Hall, Inc.

Jogiyanto. 2007. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE.

Jones, Charles P. 2007. Investments : Analysis and Management. United States of


America : John Wiley and Sons, Inc.

Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. Cetakan keempat. Jakarta : PT


RajaGrafindo Persada.

Mohammad Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat, dan Rekayasa.


Yogyakarta : STIE YKPN.

Stoner, James A.F., dkk. 2000. Management. New Jersey : Prentice-Hall Inc.

Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi keempat.


Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Sutojo, Siswanto. 2000. Studi Kelayakan Proyek : Konsep, Teknik, dan Kasus.
Jakarta : PT Damar Mulia Pustaka.

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi


pertama. Yogyakarta : BPFE.

Taswan. 2006. Manajemen Perbankan : Konsep, Teknik, dan Aplikasi. Cetakan


pertama. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Umar, Husein. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Cetakan
keenam. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

http://pronline.com/

http://swaberita.com/

http://vibiznews.com/

http://wikipedia.com/

Anda mungkin juga menyukai