BAB I
PENDAHULUAN
1.1
maupun net naik sedikit, dari 4,33% menjadi 4,39%, dan dari 1,78% menjadi
1,83%. (Vibiznews.com, 2008)
Industri perbankan, seperti industri lainnya, mengalami banyak tantangan,
seperti persaingan pasar yang ketat, baik sesama bank dalam hal produk, promosi
dan suku bunga. Juga persaingan dengan perusahaan pembiayaan dan alternatif
pembiayaan lain seperti pegadaian, koperasi, dan Lembaga Perkreditan Desa
(LPD). Tantangan lainnya yaitu masuknya investor asing di bank-bank nasional.
Namun, masuknya investor asing ke bank nasional tidak perlu dikhawatirkan,
karena masing-masing bank mempunyai segmen pasar dan kiat-kiat sendiri yang
ditopang manajemen bank tersebut untuk dapat menarik nasabah.
Salah satu cara untuk tetap bertahan ditengah berbagai tantangan adalah
dengan melakukan keputusan keuangan yang tepat. Dalam hal ini keputusan
keuangan yang akan dilakukan adalah investasi. Pada umumnya masalah investasi
merupakan masalah yang penting bagi para pengelola bank karena menyangkut
masalah sumber dana. Setiap pengelola bank, tentunya tidak ingin dana yang
dimiliki terbuang percuma tanpa mendapatkan pengembalian atau return yang
sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, risiko yang akan diderita bila salah
dalam mengambil keputusan keuangan, dapat mengakibatkan kinerja keuangan
bank menurun.
Dalam meminimalisasi risiko yang akan didapatkan dalam berinvestasi,
manajer keuangan perlu melakukan analisis sejauhmana risiko suatu usulan
investasi. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam menaganalisis tingkat
risiko adalah melalui analisis sensitivitas. Analisis sensitivitas merupakan analisis
yang digunakan untuk menganalisis efek dari kesalahan dalam estimasi parameter.
Analisis sensitivitas menggambarkan keadaan dimana kondisi mengalami
perubahan yang terdiri dari kondisi optimis, normal, dan pesimis.
Sejalan dengan hal tersebut menarik untuk dianalisis kondisi perbankan
terkini khususnya terkait kinerja keuangan perbankan. Fokus analisis pada bank
papan atas di Indonesia. Dalam hal ini penulis melakukan penelitian pada PT
Bank CIMB Niaga, Tbk. (Bank CIMB Niaga), mengingat saat ini Bank CIMB
Niaga merupakan bank terbesar ke-7 di Indonesia berdasarkan nilai aset. Bank
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis mengidentifikasi
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1.4
Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah :
1. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan
mengenai manajemen keuangan, khusunya mengenai return, risiko, dan
perkembangan kinerja keuangan perusahaan jika menggunakan metode
analisis sensitivitas.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan bagi
pengambilan
keputusan
perusahaan,
juga
sebagai
masukkan
dalam
1.5
dua kali risiko (2 ) , serta kondisi pesimis diasumsikan arus kas turun satu kali
risiko ( ) dan dua kali risiko (2 ) .
Analisis sensitivitas digunakan karena analisis NPV yang sering
dibicarakan sebelumnya belum banyak membahas risiko usulan investasi. Salah
satu kecenderungan analisis NPV adalah diperolehnya usulan investasi yang
mempunyai nilai NPV yang positif. Contoh konkritnya, usulan investasi yang
masuk ke bagian kredit perbankan, pasti akan menyajikan angka NPV yang
positif, mungkin karena memang positif (yang NPV-nya negatif tidak pernah
diajukan), atau mungkin dibuat positif (meskipun sebenarnya negatif). Dengan
kata lain, ada kecenderungan over-estimate dalam analisis NPV, sehingga
menghasilkan false sense of security (kesimpulan bahwa usulan investasi pasti
aman, dan menghasilkan NPV positif, meskipun belum tentu demikian). (Hanafi,
2004:174)
Dalam analisis sensitivitas, perlu dicari jarak atau range antara yang
optimis, normal, dan pesimis. Investasi yang baik adalah yang memiliki jarak atau
range lebih kecil.
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam mengevaluasi rencana
investasi, diantaranya melalui Net Present Value (NPV), Payback Period, Internal
Rate of Return (IRR), dan Profitability Index (PI). Untuk perhitungan NPV,
sebuah rencana investasi dikatakan diterima apabila NPV lebih besar dari nol dan
ditolak apabila NPV lebih kecil dari nol. Kemudian untuk Payback Period,
rencana investasi diterima apabila Payback Period lebih pendek dari umur proyek
dan ditolak apabila Payback Period lebih panjang dari umur proyek. Sedangkan
untuk IRR, rencana investasi dikatakan diterima apabila IRR lebih besar dari
discount rate (r), dan ditolak apabila IRR lebih kecil dari discount rate (r). Dan
untuk PI, rencana investasi dikatakan diterima apabila PI lebih besar dari satu dan
ditolak apabila PI lebih kecil dari satu.
Mengetahui sejauh mana kondisi kinerja keuangan perusahaan merupakan
hal yang penting. Dalam investasi, pada khususnya mengetahui kondisi kinerja
keuangan suatu perusahaaan perlu dilakukan agar tidak salah dalam menempatkan
sejumlah dana.
Gambar 1.1
Bagan Kerangka Pemikiran
Kinerja
Keuangan
Investasi
Two-Parameter Model
Return
Risk
NPV
Payback Period
IRR
PI
Metode Analisis
Analisis
Sensitivitas
Analisis
Skenario
Analisis
Simulasi
Optimis
Sumber : Penulis
Normal
Pesimis
Keterangan :
= Akan diteliti
= Tidak akan diteliti
1.6
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan oleh penulis
1.7
Niaga), dimana data diambil dari internet melalui web resmi Bank CIMB Niaga
yaitu www.bankniaga.com. Sedangkan waktu penelitian dilakukan dari bulan
Desember 2008 sampai dengan selesai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
keuangan. Namun hal tersebut belum cukup untuk memahami bank. Maka untuk
lebih memahaminya dibutuhkan pengertian bank, jenis bank, dan kegiatan bank.
dana, menempatkan dana, dan memperlancar lalu lintas dana, dimana hal ini tidak
lain untuk memenuhi kebutuhan dana bagi berbagai pihak.
b. Bank Pembangunan
Bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima deposito
dalam bentuk deposito berjangka dan atau menegluarkan kertas berharga
jangka menengah dan jangka panjang dan dalam usahanya terutama
memberikan kredit jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan.
c. Bank Tabungan
Bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima deposito
dalam bentuk deposito tabungan dan dalam usahanya terutama
memperbungakan dananya dalam kertas berharga.
2. Jenis bank berdasarkan kepemilikannya :
a. Bank Pemerintah Pusat
Bank-bank Komersial, Bank Tabungan atau Bank Pembangunan yang
mayoritas kepemilikanya berada di tangan pemerintah pusat.
b. Bank Pemerintah Daerah
Bank Tabungan atau Bank Pembangunan yang mayoritas kepemilikannya
berada di tangan Pemerintah Daerah.
c. Bank Swasta Nasional
Bank yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia.
d. Bank Asing
Bank yang mayoritas kepemilikannya dimiliki oleh pihak asing.
e. Bank Swasta Campuran
Bank yang dimiliki oleh swasta domestik dan swasta asing.
3. Jenis bank berdasarkan kegiatan devisa :
a. Bank Devisa
Bank yang memperolah ijin dari bank Indonesia untuk menjual, membeli,
dan menyimpan devisa serta menyelenggarakan lalu lintas pembayaran
dengan luar negeri.
b. Bank Non Devisa
Bank yang tidak memperoleh ijin dari Bank Indonesia untuk menjual,
membeli, dan menyimpan devisa serta menyelenggarakan lalu lintas
pembayaran dengan luar negeri.
bank dan nasabah, bahkan dewasa ini kegiatan ini meberikan banyak
kontribusi keuntungan yang tidak sedikit bagi keuntungan bank, apalagi
keuntungan dari spread based semakin kecil, bahkan cenderung negative
spread (bunga simpanan lebih besar dari bunga kredit).
Dalam praktiknya jasa- jasa bank yang ditwarkan meliputi: kiriman uang
(transfer), kliring (clearing), inkaso (collection), safe deposit box, kartu kredit
(bank card) bank notes, bank garansi, bank draft, letter of credit (L/C), cek
wisata (travellers cheque), menerima setoran- setoran, melayani pembayaranpembayaran, bermaiin didalam pasar modal, dan jasa- jasa lainnya.
2.2
Merger
Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan menjadi satu
2.3
Manajemen Investasi
Manajemen investasi yang juga biasa disebut dengan manajemen
portofolio, sangat penting penerapannya bagi para calon investor dan manajer
portofolio, dalam hal ini tentunya sangat penting bagi kegiatan bank. Hal ini
menyangkut bagaimana calon investor dan manajer portofolio dapat dengan tepat
mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan mendatangkan
keuntungan di masa yang akan datang. Bentuk, macam, dan komposisi dari
investasi tersebut akan mempengaruhi dan menunjang tingkat pengembalian yang
akan didapatkan pada masa depan.
Pengertian manajemen portofolio menurut Jones (2007:580) adalah
sebagai berikut :
How investors should go about actually managing their money or having
it managed for them.
Artinya, suatu proses yang dilakukan investor dalam mengelola uang ke
dalam berbagai instrument investasi.
2.4
Investasi
Salah
satu
cara
yang
seringkali
digunakan
perusahaan
untuk
Pemilikan aktiva finansial dalam rangka investasi pada sebuah entitas dapat
dilakukan dnegan dua cara, yaitu :
a. Investasi langsung (direct investing)
Investasi langsung dapat diartikan sebagai suatu pemilikan surat-surat
berharga secara langsung dalam suatu entitas yang secara resmi telah go
public dengan harapan akan mendapatkan keuntungan berupa penghasilan
dividen dan capital gains.
b. Investasi tidak langsung (indirect investing)
Investasi tidak langsung terjadi bilamana surat-surat berharga yang
dimiliki diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi (investment
company) yang berfungsi sebagai perantara. Pemilikan aktiva tidak
langsung dilakukan melalui lembaga-lembaga keuangan terdaftar, yang
bertindak sebagai perantara atau intermediary. Dalam peranannya sebagai
investor tidak langsung, pedagang perantara (pialang) mendapatkan
dividen dan capital gain seperti halnya dalam investasi langsung, selain itu
juga akan memperoleh penerimaan berupa capital gain atas hasil
perdagangan portofolio yang dilakukan oleh perusahaan perantara
tersebut.
Dengan mengetahui jenis-jenis dari investasi, diharapkan investor
mengetahui ke arah mana tujuan investasi yang dilakukannya, karena kegiatan
investasi mengandung risiko dan unsur ketidakpastian.
2.5
Investasi Proyek
Selain memahami mengenai konsep investasi dengan baik, para investor
harus memahami konsep investasi proyek dengan baik pula, agar menanamkan
dana yang dimilikinya di dalam proyek-proyek yang sehat.
resiko
yang
ditanggung
perusahaan
lebih
tinggi,
bilaman
beberapa
metode
penilaian
yang
dapat
digunakan
dalam
NPV =
t =1
CFt
(1 + r )t
CF0
Formula tersebut digunakan apabila nilai arus kas sama setiap tahun.
NPV = (CFt PVIFr,t ) CF0
n
t =1
Formula tersebut digunakan apabila nilai arus kas berbeda-beda setiap tahun.
Dimana :
= Waktu,
CF0
Dengan menggunakan nilai bersih sekarang, baik aliran kas keluar maupun
aliran kas masuk diukur dalam nilai sekarang. Kriteria pemilihan investasi
untuk NPV yaitu apabila nilai bersih sekarang lebih besar dari nol, maka
proyek tersebut akan diterima, dan apabila nilai bersih sekarang lebih kecil
dari nol maka proyek tersebut akan ditolak.
2. Metode Period Pengembalian (Payback Period Method)
Menurut Gitman (2009:425), payback period adalah jumlah tahun yang
dibutuhkan untuk menutup kembali investasi awal. Metode ini mencoba
mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Karena itu satuan hasilnya
adalah dalam satuan waktu (bulan atau tahun), jika payback period ini lebih
pendek daripada umur proyek yang diisyaratkan, maka proyek dikatakan
menguntungkan dan diterima, sedangkan jika lebih lama maka proyek tidak
menguntungkan dan tentu saja ditolak.
3. Metode Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return Method)
Metode ini menurut Gitman (2009:431) merupakan metode yang paling rumit
dari metode capital budgeting untuk mengevaluasi alternatif investasi.
Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat diskonto dalam nilai sekarang
aliran kas bersih, dimana akan sama dengan nilai investasi awal proyek
tersebut. Ini menyebabkan nilai bersih sekarang sama dengan Rp 0.
Berikut ini formula Internal Rate of Return (IRR), yaitu :
n
Rp0 =
t =1
CFt
(1 + IRR )t
CFt
(1 + IRR )
t =1
CF0
= CF0
Dimana :
IRR
= Waktu,
CFt
CF0
Harus dilakukan trial and error dari interpolasi. Prosedur yang harus
digunakan, yaitu :
1) Hitung PV dari proceeds dari suatu investasi dengan menggunakan tingkat
bunga yang dipilih secara seimbang.
2) Bandingkan hasilnya dengan jumlah PV dari capital outlays.
Jika PV dari proceeds > maka harus digunakan tingkat bunga yang lebih
tinggi.
Jika PV dari proceeds < maka harus digunakan tingkat bunga yang lebih
rendah.
3) Interpolasi, sehingga diperoleh tingkat bunga yang dapat menjadikan nilai
PV dari proceeds = capital out lays.
Pada tingkat bunga ini PV usulan investasi tersebut adalah 0 atau mendekati 0.
Tingkat bunga ini menunjukkan IRR dari usulan investasi yang bersangkutan.
Berikut ini formula interpolasi yaitu :
IRR = r1 +
NPV1
(r2 r1 )
NPV1 NPV2
Kriteria pemilihan investasi untuk IRR yaitu apabila IRR lebih besar dari
discount rate maka rencana investasi akan diterima, sedangkan apabila IRR
lebih kecil dari discount rate maka rencana investasi akan ditolak.
4. Metode Indeks Laba (Profitability Index Method)
Menurut Hanafi (2004:155), Profitability Index (PI) adalah nilai sekarang
aliran kas masuk dibagi dengan nilai sekarang aliran kas keluar. Metode ini
disebut perbandingan antara nilai aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari
sebuah proyek juga rasio keuntungan biaya dihitung dengan cara membagi
nilai sekarang dari aliran kas bersih dengan investasi awal.
Berikut ini formula Profitability Index (PI) yaitu :
PI =
Atau
PI =
NPV + CF0
CF0
index lebih besar dari 1 maka rencana investasi dikatakan diterima, sedangkan
apabila profitability index lebih kecil dari 1 maka rencana investasi dikatakan
ditolak.
2.6
2.6.1 Return
Setiap perusahaan mengharapkan return yang maksimal dari investasi
yang telah dilakukan, sehingga return penting artinya bagi perusahaan.
Return Saham =
t t 1 D t
+
t 1
t 1
t t 1 + D t
t 1
Dimana :
t 1
Dt
= Dividen periodik.
t + Dt
t 1
Dimana :
t 1
Dt
= Dividen periodik.
KK 0
Rt
= Return periode ke-t, mulai dari awal periode (t=1) sampai ke akhir
periode (t=n).
Formula :
R IA =
(1 + R ) 1
(1 + IF)
Dimana :
R IA
= Return nominal,
IF
= Tingkat inflasi.
j=1
Dimana :
E(R 1 )
R ij
R i = a i + i R M
Dimana :
Ri
ai
RM
dari
investor
dalam
melakukan
investasi
adalah
untuk
Risk is the chance of financial loss or, more formally, the variability of
returns associated with a given asset.
Artinya Risiko adalah kemungkinan untuk menderita kerugian atau
variabilitas pengembalian dihubungkan dengan aktiva tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa risiko
keuntungan dari investasi adalah kemungkinan perbedaan tingkat keuntungan
yang diharapkan dengan tingkat keuntungan yang terjadi, juga termasuk
kemungkinan tidak akan kembalinya sebagian atau seluruh dari investasi yang
dimiliki oleh investor.
Risiko harus dihadapi oleh semua investor, mengingat risiko akan selalu
ada dalam setiap investasi. Imbalan setiap investasi mengandung risiko meskipun
dalam tingkat yang berbeda. Salah satu investasi bebas risiko adalah menyimpan
uang dalam bentuk tabungan di bank, selebihnya risiko.
Semakin tinggi tingkat risiko dari suatu proyek, semakin tinggi tingkat
keuntungan yang diharapkan atas investasi proyek tersebut. Sebaliknya, semakin
rendah tngakat risiko suatu proyek, semakin rendah tingkat keuntungan yang
diharapkan atas proyek tersebut. Para investor pasti akan memilih investasi yang
memiliki investasi
keuntungan yang lebih besar atau tingkat keuntungan sama tetapi risiko lebih
rendah.
(r
n
r =
j=1
n 1
Dimana :
= Standard deviation,
rj
= Return periodik,
= Rata-rata return,
2) Berdasarkan Probabilitas
Menurut Jogiyanto (2007:132), probabilitas ini dapat diperoleh dengan
cara estimasi secara subyektif atau berdasarkan dari kejadian sejenis di masa lalu
yang pernah terjadi untuk digunakan sebagai estimasi. Dengan formula sebagai
berikut :
n
([
Var(R i ) = R ij (R i ) p j
j=1
= Var(R i )
Dimana :
Var(R i )
R ij
(R i )
2.7
Analisis Sensitivitas
Untuk memperoleh ketepatan dalam estimasi parameter, diperlukan
metode analisis yang dapat digunakan adalah analisis sensitivitas. Metode analisis
sensitivitas merupakan pengganti dari metode capital budgeting.
berlebihan atau redundant), demikian juga halnya dengan solusi optimal. Jika
terjadi peningkatan besar daerah yang layak yang mungkin, nilai fungsi tujaun
optimal dapat diperbaiki.
Dalam RHS dikenal pula istilah harga bayangan (shadow price) atau harga
ganda, yang artinya perbaikan nilai fungsi tujuan yang dihasilkan dari
penambahan satu unit dari sumber daya yang langka dalam Pemograman
Linier. Shadow price akan valid hanya selama perubahan pada RHS berada
pada kisaran nilai kenaikan yang diperbolehkan (allowable increase) dan
penurunan yang diperbolehkan (allowable decrease).
2.8
maupun
peningkatan
kinerja
perusahaan
selanjutnya.
Dalam
menetapkan ukuran kinerja perusahan yang profit oriented maka tujuannya jelas,
yaitu meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham.
kinerja
yang
menggunakan
berbagai
macam
ukuran,
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang dijadikan objek penelitian adalah analisis
Governance dikenal luas, CIMB Niaga telah membangun salah satu intinya yaitu
kepatuhan (compliance). (4) Karyawan yang berdedikasi dan berintegritas adalah
kekayaan utama CIMB Niaga.
tergolong sehat. (2) CIMB Niaga mengutamakan prinsip prudential banking. (3)
CIMB Niaga menjadi full service bank pada November 1974. (4) CIMB Niaga
berharap tersedianya pimpinan terlatih yang mampu memberikan jasa bank yang
dibutuhkan oleh masyarakat pada masa depan.
on-line antar cabang dan menjadi salah satu bank yang pertama di Indonesia. (2)
Budaya kerja di CIMB Niaga semakin diperkuat di mana para pendiri,
offering (IPO) di Bursa Efek Jakarta. Setelah selesai masa penawaran, hasil
perhitungan menunjukkan bahwa pemesanan saham CIMB Niaga mencapai 20,9
juta saham atau sekitar empat kali lipat dari saham yang ditawarkan (yakni
sebanyak 5 juta saham). (5) Tanggung jawab warga negara korporasi yang baik
CIMB Niaga untuk merger dengan PT Bank Lippo Tbk untuk memenuhi
ketentuan BI Single Presence Policy. Realisasi merger masih menunggu
persetujuan regulator. Pada 1 November 2008, merger CIMB Niaga - Lippo Bank
mendapat persetujuan dari Bank Indonesia.
3.2
Metode Penelitian
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Return
Konsep
Indikator
Harga
dari investasi.
Risk
Formula
(Jogiyanto,
saham
2007:109)
Dividen
Return =
kerugian.
(Gitman, 2009:228)
Skala
Rasio
Rasio
t t 1 + D t
t 1
Ukuran
Deviation
Expected
(r
n
Return
r =
j=1
n 1
return
Sensitivity
Analysis
memproyeksikan
dan 2 risiko (2 )
seberapa
bersih
banyak
jika
perubahan
variabel
ada
pada
atau
data
input.
Rasio
Variabel
Net Present
Konsep
Indikator
Formula
Value
kas
(NPV)
investasi
dikurangi
dengan ditolak
masuk
Ukuran
Skala
Rp
Rasio
Periode
Rasio
Rasio
Kali
Rasio
neto diterima
NPV = (CFt PVIFr,t ) CF0
n
t =1
(Gitman, 2009:429)
Payback
Period
(PP)
dibutuhkan
menutup
kembali diterima
investasi awal.
PP > umur
(Gitman, 2009:425)
proyek
PP =
InvestmentOutlay
AnnualNetCFs
ditolak
Internal
Rate of
Return
(IRR)
IRR = r1 +
NPV1
(r2 r1 )
NPV1 NPV2
proyek.
(Gitman, 2009:431)
Profitability
Index
(PI)
masuk
dibagi diterima
(Hanafi, 2004:155)
Sumber : Penulis
ditolak
PI =
NPV + CF0
CF0
Umar (2003:42), data sekunder ini digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih
lanjut.
t t 1 + D t
100%
t 1
(r
n
r =
j=1
n 1
t =1
InvestmentOutlay
AnnualNetCFs
NPV1
(r2 r1 )
NPV1 NPV2
PI =
NPV + CF0
CF0
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
sekunder, yang merupakan data bank yang telah dipublikasi dan akan mengalami
pengolahan kembali oleh penulis. Data yang digunakan adalah informasi
pemegang saham dan laporan arus kas PT Bank CIMB Niaga, Tbk. (Bank CIMB
Niaga) periode 2003 sampai dengan 2007. Informasi pemegang saham berguna
untuk menganalisis sejauh mana perkembangan bank dalam hubungannya dengan
return saham dan risikonya. Sedangkan, laporan arus kas digunakan untuk
menganalisis kinerja keuangan bank dengan menggunakan metode analisis
sensitivitas, dalam hubungannya dengan kelayakan bank dalam melakukan
kegiatan investasi. Dimana secara umum penilaian kinerja keuangan perusahaan
diperlukan oleh setiap manajer, investor, dan kreditor untuk mengetahui sejauh
mana kondisi kesehatan keuangan bank.
Setiap perusahaan mengharapkan tingkat pengembalian atau return yang
maksimal. Hal ini karena return digunakan untuk melanjutkan kegiatannya, dalam
hal ini bank. Untuk mengetahui tingkat return bank, penulis menggunakan data
harga saham penutupan atau closing price pada akhir periode dan dividen jika
Bank CIMB Niaga membagikan dividen. Adapun perhitungan return saham
adalah harga saham saat ini dikurang dengan harga saham tahun lalu, kemudian
ditambah dividen jika perusahaan membagikan dividen, terakhir dibagi dengan
harga saham tahun lalu. Formulanya sebagai berikut :
Return =
t t 1 + D t
100%
t 1
Bank CIMB Niaga menawarkan harga saham sebesar Rp35 pada tahun
2003 dan harga saham sebesar Rp35 pada tahun sebelumnya, tahun 2002, namun
Bank CIMB Niaga tidak membagikan dividen pada tahun 2003. Maka
perhitungan return sahamnya sebagai berikut :
Return =
= 0%
Bank CIMB Niaga menawarkan harga saham sebesar Rp460 pada tahun
2004 dan harga saham sebesar Rp35 pada tahun sebelumnya, tahun 2003, dimana
Bank CIMB Niaga membagikan dividen Rp7,50 pada tahun 2004. Maka
perhitungan return sahamnya sebagai berikut :
Return =
= 1.235,71%
Tabel 4.1
Tingkat Return PT Bank CIMB Niaga, Tbk.
Periode 2003-2007
Tahun
Harga Saham
Dividen
Return
2003
Rp35
Rp0,00
0%
2004
Rp460
Rp7,50
1.235,71%
2005
Rp495
Rp16,75
11,25%
2006
Rp920
Rp5,82
87,03%
2007
Rp900
Rp10,14
-1,07%
Jumlah
1.332,93%
Rata-rata
266,59%
Max
1.235,71%
Min
-1,07%
Dilihat dari tabel 4.1, maka rata-rata return Bank CIMB Niaga dari tahun
2003 sampai dengan tahun 2007 adalah sebesar 266,59%, dengan return terbesar
sebesar 1.235,71% yang terjadi pada tahun 2004 dan return
terkecil sebesar
Pada tahun 2007, harga saham mengalami penurunan sebesar 2,17% dari
Rp920 pada tahun sebelumnya menjadi Rp900. Sedangkan dividen yang
dibagikan kepada para pemegang saham oleh Bank CIMB Niaga mengalami
kenaikkan sebesar 74,23% dari Rp5,82 menjadi Rp10,14. Hal tersebut berdampak
negatif pada tingkat return bank ini, sehingga mengalami penurunan sebesar
101,23% dari 87,03% menjadi -1,07%.
Berikut disajikan grafik tingkat pengembalian atau return PT Bank CIMB
Niaga, Tbk periode 2003-2007 :
Grafik 4.1
Tingkat Return Saham PT Bank CIMB Niaga, Tbk.
Periode 2003-2007
1.000,00
Tahun 2003
800,00
Tahun 2004
600,00
Tahun 2005
Tahun 2006
400,00
Tahun 2007
200,00
0,00
-200,00
2003
2004
2005
2006
2007
Tahun
Dari grafik 4.1 dapat dilihat bahwa tingkat return saham PT Bank CIMB
Niaga, Tbk. Periode 2003-2007 cenderung berfluktuatif. Hanya pada tahun 2004
terlihat kenaikan yang tajam. Hal ini berarti investasi yang dihasilkan oleh bank
cukup baik. Peningkatan dan penurunan return saham bank disebabkan oleh
perubahan harga saham dan dividen yang dibagikan bank.
4.2
pentingnya
bagi
para
investor
dalam
mempertimbangkan
kemungkinan
return dan nilai ekspektasi berdasarkan rata-rata return, yang sudah diperoleh
sebelumnya dan tertera pada tabel 4.1. Selanjutnya dapat dihitung risiko yang
ditunjukkan oleh besarnya standard deviation. Adapun standard deviation
formulanya sebagai berikut :
(r
n
r =
j=1
n 1
= 542,99 %
dikompensasikan. Jadi, yang didapatkan dari penelitian ini bahwa rata-rata return
yang diperoleh dari tahun 2003-2007 sebesar 266,59% akan menghasilkan risiko
sebesar 542,99%.
4.3
rencana investasi. Dalam analisis sensitivitas akan menghitung Net Present Value
(NPV), Payback Period, Internal Rate or Return (IRR), dan Profitability Index
(PI) jika parameter-parameter dalam analisis berubah, untuk mengetahui
bagaimana dampaknya terhadap hasil yang diharapkan. Dalam hubungan ini
adalah arus kas (cash flow).
Berikut disajikan arus kas PT Bank CIMB Niaga, Tbk. periode 2003-2007:
Tabel 4.2
Arus Kas PT Bank CIMB Niaga, Tbk.
Periode 2003-2007
Tahun
Arus Kas
2003
Rp1.626.029.000.000
2004
Rp2.273.389.000.000
2005
Rp3.228.013.000.000
2006
Rp3.776.321.000.000
2007
Rp3.867.302.000.000
Tabel 4.3
Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia
Periode 2003-2007
Tahun
BI Rate
2003
8%
2004
9%
2005
12,75%
2006
9,75%
2007
8%
Sumber : www.bi.go.id
suatu proyek yang diperoleh dari nilai sekarang dari aliran kas bersih yang
didiskontokan dengan tingkat bunga yang sama dengan biaya modal yang telah
ditentukan perusahaan dikurangi dengan investasi awal. Metode NPV dapat
dihitung dengan formula sebagai berikut :
t =1
Dengan
investasi
awal
sebesar
Rp5.203.398.000.000.
Maka
NPV
= Rp10.869.769.306.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp5.666.371.306.000
Dari perhitungan di atas telah diketahui bahwa NPV yang dihasilkan oleh
PT Bank CIMB Niaga, Tbk. selama periode 2003 sampai 2007 sebesar
Rp5.666.371.306.000, dimana untuk perhitungan NPV, sebuah rencana investasi
dikatakan diterima apabila NPV lebih besar dari nol dan ditolak apabila NPV
lebih kecil dari nol. Dalam penelitian ini, Rp5.666.371.306.000 lebih besar dari
nol atau positif, yang artinya keputusan investasi diterima.
Investment Outlay
Annual Net CFs
Tabel 4.4
Perhitungan Payback Period
Dalam Kondisi Normal
Keterangan
Arus Kas
Investasi.Awal
Tahun 2003
Rupiah
Rp5.203.398.000.000
Rp1.626.029.000.000
Rp3.577.369.000.000
Tahun 2004
Rp2.273.389.000.000
Keterangan
Arus Kas
Rupiah
Rp1.303.980.000.000
Tahun 2005
Rp3.228.013.000.000
Tahun 2006
Rp3.776.321.000.000
Tahun 2007
Rp3.867.302.000.000
Payback period
28,847 bulan
2 tahun 5 bulan
Payback period
Rp1.303.980.000
12 bulan
= 24 bulan +
Rp3.228.013.000
lebih besar dari umur proyek. Apabila dalam penelitian ini diasumsikan umur
proyek merupakan proyek jangka panjang, yaitu lebih dari 5 tahun, maka 2 tahun
5 bulan lebih pendek dari 5 tahun, yang berarti keputusan investasi diterima.
secara pasti berapa nilai discount rate yang membuat NPV >0 dan NPV<0. IRR
dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :
IRR = r1 +
NPV1
(r2 r1 )
NPV1 NPV2
NPV 1
= Rp9.870.942.020.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp4.667.544.020.000
Percobaan dengan r2 = 40% , agar NPV 2 < 0
NPV 2
= Rp5.196.571.460.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp 6.826.540.000
= 0,13 +
Rp4.667.544.020.000
(0,40 0,13)
Rp4.667.544.020.000 ( Rp6.826.540.000)
= 0,399 100%
= 39,9%
Dari perhitungan di atas telah diketahui bahwa IRR yang dihasilkan oleh
PT Bank CIMB Niaga, Tbk. sebesar 39,9%, dimana untuk perhitungan IRR,
sebuah rencana investasi dikatakan diterima apabila IRR lebih besar dari tingkat
pengembalian dan ditolak apabila IRR lebih kecil dari tingkat pengembalian.
Dalam penelitian ini IRR yang dihasilkan lebih besar dari discount rate pertama
sekaligus IRR yang dihasilkan lebih kecil dari discount rate kedua (39,9%>13%
dan 40%<39,9%), yang artinya keputusan investasi diterima.
yaitu
Rp5.666.371.306.000
dan
investasi
awal
sebesar
PI =
NPV + CF0
CF0
Rp5.666.371.306.000 + Rp5.203.398.000.000
Rp5.203.398.000.000
= 2,089
dua kali risiko (2 ) . Asumsi ini digunakan mengingat tingkat risiko saat
berinvestasi berkaitan dengan kinerja keuangan bank.
Pada 4.2 telah diperoleh hasil perhitungan tingkat risiko Bank CIMB
Niaga sebesar 542,99%, selanjutnya hasil tersebut dipergunakan sebagai asumsi
bagi kondisi optimis, yaitu arus kas mengalami kenaikan 1 542,99% dan
2 542,99%, yang artinya arus kas mengalami kenaikan sebanyak 5 kali dan 10
kali. Dengan kenaikan arus kas, maka perhitungan NPV, Payback Period, IRR,
dan Profitability Index pun akan mengalami perubahan.
Berikut disajikan arus kas apabila arus kas mengalami kenaikan 5 kali dan
10 kali yaitu :
Tabel 4.5
Arus Kas PT Bank CIMB Niaga, Tbk. periode 2003-2007
Dalam Kondisi Optimis
Tahun
2003
Rp9.756.174.000.000
Rp17.886.319.000.000
2004
Rp13.640.334.000.000
Rp25.007.279.000.000
2005
Rp19.368.078.000.000
Rp35.508.143.000.000
2006
Rp22.657.926.000.000
Rp41.539.531.000.000
2007
Rp23.203.812.000.000
Rp42.540.322.000.000
NPV
= Rp65.218.615.836.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp60.015.217.836.000
Dari perhitungan di atas telah diketahui bahwa NPV yang dihasilkan oleh
PT Bank CIMB Niaga, Tbk. selama periode 2003 sampai 2007 apabila dalam
kondisi optimis, yaitu mengalami kenaikkan arus kas sebanyak 5 kali adalah
sebesar Rp60.015.217.836.000, dimana untuk perhitungan NPV, sebuah rencana
investasi dikatakan diterima apabila NPV lebih besar dari nol dan ditolak apabila
NPV lebih kecil dari nol. Dalam penelitian ini NPV lebih besar dari nol atau
positif, yang artinya keputusan investasi diterima.
NPV
= Rp119.567.462.366.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp114.364.064.366.000
Dari perhitungan di atas telah diketahui bahwa NPV yang dihasilkan oleh
PT Bank CIMB Niaga, Tbk. selama periode 2003 sampai 2007 apabila dalam
kondisi optimis, yaitu mengalami kenaikkan arus kas sebanyak 10 kali adalah
sebesar Rp114.364.064.366.000, dimana untuk perhitungan NPV, sebuah rencana
investasi dikatakan diterima apabila NPV lebih besar dari nol dan ditolak apabila
NPV lebih kecil dari nol. Dalam penelitian ini NPV yang dihasilkan lebih besar
dari nol atau positif, yang artinya keputusan investasi diterima.
Tabel 4.6
Perhitungan Payback Period
Arus Kas Naik 5 kali
Keterangan
Arus Kas
Investasi.Awal
Rupiah
Rp5.203.398.000.000
Tahun 2003
Rp9.756.174.000.000
-Rp4.552.776.000.000
Tahun 2004
Rp13.640.334.000.000
Tahun 2005
Rp19.368.078.000.000
Tahun 2006
Rp22.657.926.000.000
Tahun 2007
Rp23.203.812.000.000
7,995 bulan
Payback period
Sumber : Data diolah kembali
Payback Period
Rp4.552.776.000.000
12 bulan
= 12 bulan +
Rp13.640.334.000.000
diasumsikan umur proyek merupakan proyek jangka panjang, yaitu lebih dari 5
tahun, maka payback period-nya lebih pendek dari umur proyek, yang berarti
keputusan investasi diterima. Hal ini berarti Bank CIMB Niaga hanya
membutuhan waktu 8 bulan atau kurang dari setahun untuk menutup kembali
investasi awal.
Tabel 4.7
Perhitungan Payback Period
Arus Kas Naik 10 kali
Keterangan
Arus Kas
Investasi.Awal
Rupiah
Rp5.203.398.000.000
Tahun 2003
Rp17.886.319.000.000
-Rp12.682.921.000.000
Tahun 2004
Rp25.007.279.000.000
Tahun 2005
Rp35.508.143.000.000
Tahun 2006
Rp41.539.531.000.000
Tahun 2007
Rp42.540.322.000.000
5,914 bulan
Payback period
Sumber : Data diolah kembali
Payback Period
Rp12.682.921.000.000
12 bulan
= 12 bulan +
Rp25.007.279.000.000
dengan mengalami kenaikkan arus kas 10 kali adalah 5,914 bulan atau 6 bulan,
dimana untuk perhitungan payback period, sebuah rencana investasi dikatakan
diterima apabila payback period lebih kecil dari umur proyek dan ditolak apabila
Payback Period lebih besar dari umur proyek. Apabila dalam penelitian ini
diasumsikan umur proyek merupakan proyek jangka panjang, yaitu lebih dari 5
tahun, maka payback period-nya lebih pendek dari umur proyek, yang berarti
keputusan investasi diterima. Hal ini berarti Bank CIMB Niaga hanya
membutuhan waktu 6 bulan atau kurang dari setahun untuk menutup kembali
investasi awal.
NPV 1
= Rp28.317.774.576.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp23.114.376.576.000
Percobaan r2 = 50%
NPV 2
= Rp25.845.799.974.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp20.642.401.974.000
Dalam perhitungan IRR ini, setelah dicoba dengan dua tingkat suku bunga
yang nilainya besar, ternyata tidak dihasilkan NPV negatif atau hanya
menghasilkan NPV positif, artinya perhitungan ini tidak dapat menggunakan
formula interpolasi seperti pada pembahasan 4.3.1. Sehingga, dapat dikemukakan
bahwa IRR PT Bank CIMB Niaga, Tbk. apabila dalam kondisi optimis yang
mengalami kenaikkan arus kas 5 kali adalah akan lebih besar dari 50%.
NPV 1
= Rp51.915.920.056.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp46.712.522.056.000
Percobaan r2 = 50%
NPV 2
= Rp47.383.966.619.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp42.180.568.619.000
Rp60.015.217.836.000 + Rp5.203.398.000.000
Rp5.203.398.000.000
= 12,534
Rp114.364.064.366.000 + Rp5.203.398.000.000
Rp5.203.398.000.000
= 22,979
perhitungan tingkat risiko Bank CIMB Niaga sebesar 542,99%, selanjutnya hasil
tersebut dipergunakan sebagai asumsi bagi kondisi pesimis, yaitu arus kas
mengalami penurunan 1 542,99% dan 2 542,99%, yang artinya
arus kas
mengalami penurunan sebanyak 5 kali dan 10 kali. Dengan penurunan arus kas,
maka perhitungan NPV, Payback Period, IRR, dan Profitability Index pun akan
mengalami perubahan.
Berikut disajikan arus kas apabila arus kas mengalami penurunan 5 kali
dan 10 kali yaitu :
Tabel 4.8
Arus Kas PT Bank CIMB Niaga, Tbk. periode 2003-2007
Dalam Kondisi Pesimis
Tahun
2003
-Rp6.504.116.000.000
-Rp14.634.261.000.000
2004
-Rp9.093.556.000.000
-Rp20.460.501.000.000
2005
-Rp12.912.052.000.000
-Rp29.052.117.000.000
2006
-Rp15.105.284.000.000
-Rp33.986.889.000.000
2007
-Rp15.469.208.000.000
-Rp34.805.718.000.000
NPV
= Rp43.479.077.224.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp48.682.475.224.000
Dari perhitungan di atas telah diketahui bahwa NPV yang dihasilkan oleh
PT Bank CIMB Niaga, Tbk. selama periode 2003 sampai 2007 apabila dalam
mengalami
penurunan
NPV
= Rp97.827.923.754.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp103.031.321.754.000
Dari perhitungan di atas telah diketahui bahwa NPV yang dihasilkan oleh
PT Bank CIMB Niaga, Tbk. selama periode 2003 sampai 2007 apabila dalam
kondisi pesimis, yaitu
mengalami penurunan
Tabel 4.9
Perhitungan Payback Period
Arus Kas Turun 5 kali
Keterangan
Arus Kas
Investasi.Awal
Tahun 2003
Rupiah
Rp5.203.398.000.000
-Rp6.504.116.000.000
Rp11.707.514.000.000
Tahun 2004
-Rp9.093.556.000.000
Rp20.801.070.000.000
Tahun 2005
-Rp12.912.052.000.000
Rp33.713.122.000.000
Tahun 2006
-Rp15.105.284.000.000
Rp48.818.406.000.000
Tahun 2007
-Rp15.469.208.000.000
Rp64.287.614.000.000
Payback period
> 60 bulan
> 5 tahun
Dari tabel 4.9 diperoleh bahwa arus kas yang negatif dari tahun 2003
sampai 2004 membutuhkan jumlah waktu lebih dari lima tahun untuk menutup
kembali investasi awal, padahal diasumsikan umur proyek merupakan proyek
jangka panjang, yaitu lebih dari atau sama dengan 5 tahun, maka payback periodnya lebih panjang dari umur proyek, yang berarti keputusan investasi ditolak.
Tabel 4.10
Perhitungan Payback Period
Arus Kas Turun 10 kali
Keterangan
Arus Kas
Investasi.Awal
Rupiah
Rp5.203.398.000.000
Tahun 2003
-Rp14.634.261.000.000
Rp19.837.659.000.000
Tahun 2004
-Rp20.460.501.000.000
Rp40.298.160.000.000
Tahun 2005
-Rp29.052.117.000.000
Rp69.350.277.000.000
Tahun 2006
-Rp33.986.889.000.000
Rp103.337.166.000000
Tahun 2007
-Rp34.805.718.000.000
Rp138.142.884.000.000
Payback period
> 60 bulan
> 5 tahun
Dari tabel 4.10 diperoleh bahwa arus kas yang negatif dari tahun 2003
sampai 2004 membutuhkan jumlah waktu lebih dari lima tahun untuk menutup
kembali investasi awal, diasumsikan umur proyek merupakan proyek jangka
panjang, yaitu lebih dari atau sama dengan 5 tahun, maka payback period-nya
lebih panjang dari umur proyek, yang berarti keputusan investasi ditolak.
Percobaan r1 = 45%
NPV 1
= Rp18.878.516.384.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp24.081.914.384.000
Percobaan r1 = 50%
NPV 2
= Rp17.230.533.316.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp22.433.931.316.000
Dalam perhitungan IRR ini, setelah dicoba dengan dua tingkat suku bunga
yang nilainya besar, ternyata tidak dihasilkan NPV positif atau hanya
menghasilkan NPV negatif, artinya perhitungan ini tidak dapat menggunakan
formula interpolasi seperti pada pembahasan 4.3.1. Sehingga, dapat dikemukakan
bahwa IRR PT Bank CIMB Niaga, Tbk. apabila dalam kondisi pesimis yang
mengalami penurunan arus kas 5 kali adalah akan lebih besar dari 50%.
NPV 1
= Rp42.476.661.864.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp47.680.059.864.000
Percobaan r1 = 50%
NPV 2
= Rp38.768.699.961.000 Rp5.203.398.000.000
= Rp43.972.097.961.000
Rp46.682.475.224.000 + Rp5.203.398.000.000
Rp5.203.398.000.000
= 8,356
PI
Rp103.031.321.754.000 + Rp5.203.398.000.000
Rp5.203.398.000.000
= 18,801
Tabel 4.11
Hasil Perhitungan Keseluruhan Analisis Sensitivitas
Payback
Period
PP < umur
IRR > r
PI > 1 diterima
proyek
diterima
PI < 1 ditolak
diterima
IRR < r
PP > umur
ditolak
Kondisi
NPV
IRR
PI
proyek
114.364.064,366
kali
10
kali
bulan
6
bulan
>50%
>50%
39,9%
>50%
>50%
Hasil
12,534
kali
22,979
kali
Status
Diterima
Diterima
Optimis
Status
Diterima
60.015.217,836
Diterima
Hasil
Diterima
Status
Diterima
Hasil
Ditolak
Status
Ditolak
Hasil
Diterima
ditolak
kali
10
-103.031.321,754
kali
Sumber : penulis
tahun
>5
tahun
-8,356
kali
-18,801
kali
Diterima
Diterima
>5
bulan
kali
Ditolak
-48.682.475,224
2,089
Ditolak
Pesimis
Diterima
tahun
Ditolak
5.666.371,306
Ditolak
Normal
Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa keputusan investasi yang dilakukan PT
Bank CIMB Niaga, Tbk. dalam kondisi optimis dimana arus kas mengalami
kenaikkan 5 kali dan 10 kali, dengan menggunakan perhitungan NPV, Payback
Payback Period, IRR, dan Profitability Index dapat menjadi acuan pengelola bank
sejauh mana perkembangan kinerja keuangan dalam hubungannya dengan return
dan risk yang dihasilkan bank.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Dari keseluruhan uraian yang telah dipaparkan pada penelitian yang
kasus pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk. atau Bank CIMB Niaga), maka
penulis dapat memberikan simpulan sebagai berikut :
kondisi
dengan
menggunakan
metode
analisis
sensitivitas,
5.1 Saran
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya :
1. Pemilihan metode analisis hanya menggunakan satu metode analisis, yaitu
analisis sensitivitas saja.
2. Pemilihan parameter yang berubah hanya satu parameter, yaitu arus kas saja.
3. Tempat penelitian terbatas pada sektor perbankan, dalam penelitian ini hanya
pada satu bank saja.
Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan, diantaranya :
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamaruddin. 2004. Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio.
Edisi revisi. Jakarta : PT Rineka Cipta.
th
Heizer, Jay dan Barry Render. 2005. Operations Management. Edisi ketujuh.
Jakarta : Salemba Empat.
Horne, Van dan James C. 2002. Financial Management Policy. 12th Edition. New
Jersey : Prentice-Hall, Inc.
Stoner, James A.F., dkk. 2000. Management. New Jersey : Prentice-Hall Inc.
Sutojo, Siswanto. 2000. Studi Kelayakan Proyek : Konsep, Teknik, dan Kasus.
Jakarta : PT Damar Mulia Pustaka.
Umar, Husein. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Cetakan
keenam. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
http://pronline.com/
http://swaberita.com/
http://vibiznews.com/
http://wikipedia.com/