Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN INSTRUMEN DERIVATIF

PADA PT BANK MEGA TBK

LULU DWISARI (18111034)


UNIVERSITAS TRILOGI

LATAR BELAKANG MASALAH

Peranan perbankan saat ini sangat dominan dalam sistem keuangan, bahkan sebagai
pemegang peranan penting untuk menunjang kemajuan ekonomi suatu negara. Bank
merupakan sektor ketat yang diatur oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral yang ada di
Indonesia. Sistem keuangan yang baik akan berpengaruh positif pada kinerja perbankan dan
tingkat profitabilitas. Informasi kinerja perbankan terutama profitabilitas diperlukan untuk
menilai perubahan potensi sumber daya ekonomi yang dikendalikan di masa depan dengan
mengimplementasikan berbagai sistem manajemen yang benar. Agar mencapai profitabilitas
maksimal, salah satunya adalah dengan menerapkan manajemen risiko.

Manajemen risiko diharapkan dapat mendeteksi maksimum kerugian yang mungkin timbul
di masa mendatang serta kebutuhan tambahan modal apabila dampak proyeksi kerugian dapat
mengakibatkan jumlah modal dibawah ketentuan minimum yang dipersyaratkan otoritas
pengawasan Bank Indonesia. Ada beberapa indikator yang dapat diukur dari delapan risiko
tersebut seperti risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko operasional. Risiko kredit
adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada
bank. Indikator yang digunakan untuk mengukur risiko kredit adalah menggunakan rasio Non
Performing Loan (NPL) yang merupakan perbandingan total kredit yang diberikan. NPL
mempunyai pengaruh yang negatif terhadap ROA.

Di Indonesia, salah satu industri keuangan perbankan yang mengimplementasikan


manajemen risiko untuk menjaga stabilitas derivative dan profit nya adalah PT Bank Mega
Tbk. Bank ini berawal dari sebuah usaha milik keluarga bernama PT Bank Karman yang
berlokasi di Surabaya dan didirikan tahun 1969. Pada tahun 1992 berubah nama menjadi PT
Mega Bank dan melakukan relokasi Kantor Pusat ke Jakarta. Lalu pada tahun 1996 diambil
alih oleh PARA GROUP (PT Para Global Investindo dan PT Para Rekan Investama) sebuah
holding company milik pengusaha nasional - Chairul Tanjung. Selanjutnya pada bulan Juni
1997 dilakukan perubahan logo Bank Mega berupa tulisan huruf M warna biru kuning. Dan
pada tahun 2000 dilakukan perubahan nama dari PT Mega Bank menjadi PT Bank Mega Tbk.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menulis paper berjudul “ANALISIS
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN INSTRUMEN DERIVATIF PADA PT
BANK MEGA TBK”.

TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan ini adalah untuk menentukan dan menganalisa instrumen derivatif untuk
mengatasi resiko kredit pada PT Bank Mega Tbk.

LITERATUR

1. Berikut adalah beberapa bisnis kredit yang ditawarkan oleh PT Bank Mega:
Pinjaman Individu, Mega KUK (Kredit Usaha Kecil), Mega KUM (Kredit Usaha
Menengah), Mega Linkage Program dan Mega Factoring.
2. Berikut adalah beberapa bisnis International Banking yang ditawarkan oleh PT Bank Mega:
Mega Remittance, Trade Finance, Exchange Rate, Mega Bank Note, Mega Devisa, Mega
Currency SWAP dan Jasa Kustodian.
3. Kebijakan manajemen risiko disesuaikan dengan arah strategi bisnis Bank. Fokus strategi
bisnis tahun 2018 diarahkan pada segmen Korporasi dan Joint Finance. Menyikapi arah
pengembangan bisnis tersebut, strategi manajemen risiko telah mengambil langkah pada
beberapa hal utama. Dimulai dengan:
 Pengukuran, pengawasan, dan pengendalian tingkat kesehatan Bank agar tetap berada
pada koridor risk appetite atau sekurang-kurangnya pada risk tolerance.
 Pengawasan setiap parameter risk limit pada aktivitas Bank. Aktivitas ini akan diterapkan
pada setiap lini bisnis sebagai bagian pengawasan manajemen agar tingkat Risiko Bank
tetap berada dalam koridor risk tolerance.
 Internalisasi risk statement dan risk culture kepada seluruh jajaran organisasi Bank.
 Penjagaan kekuatan independensi unit operasional dan unit manajemen risiko pada setiap
direktorat.
 Pengembangan sumber daya manusia terutama pada kemampuan manajemen risiko.
Program pengembangan ini akan diimplementasikan dalam bentuk pelatihan &
refreshment sertifikasi manajemen risiko hingga pelatihan berbasis enterprise risk
management.
 Pelaksanaan ketentuan ataupun rekomendasi regulator secara tertib dan
berkesinambungan.
4. Proses Manajemen Risiko Kredit pada PT Bank Mega
a. Identifikasi
Identifikasi atas eksposur risiko kredit dilakukan Entitas pada portofolio asset,
tingkatkonsentrasi dari penyaluran dana yang dilakukan, kualitas penyaluran dana,
pencadangandan strategi penyaluran dana serta pengaruh factor eksternal.
b. Pengukuran
Pengukuran terhadap risiko kredit bertujuan untuk mengetahui besar anek sposur
yangdihadapi Entitas dari risiko Kredit.
c. Monitoring Entitas
Melakukan pemantauan terhadap besar anek sposur risiko kredit risk appetite, toleransi
risiko dan hasil stress testing yang dilakukan pengukuran dan disajikan dalamlaporan
Analisa Pengelolaan Risiko untuk kemudian disampaikan kepada Manajemendalam
rangk amitigasi risiko dan tindakan yang diperlukan.
d. Controling
Pengendalian yang diterapkan oleh Entitas terhadap Eksposur risiko kredit.
e. Pelaporan
Melakukan pelaporan secara periodik dan rutin kepada regulator atas perkembangan
bisnis yang terjadi.
5. Jenis Risiko Kredit yang dihadapi PT Bank Mega
Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Kredit, Pengungkapan Standar Kuantitatif
Risiko Kredit, Pengungkapan Standar Kualitatif Mitigasi Risiko Kredit dan Pengungkapan
Kualitatif Sekuritisasi Aset.

KESIMPULAN

1. Tinjauan atas Efektivitas sistem Manajemen Risiko pada PT Bank Mega Tbk, tahun 2018
sistem manajemen risiko telah dilaksanakan secara efektif.
2. Semakin tinggi rasio NPL maka semakin buruk kualitas kredit yang menyebabkan jumlah
kredit bermasalah semakin besar, sehingga dapat menyebabkan kemungkinan suatu bank
dalam kondisi bermasalah semakin besar. Maka dalam hal ini semakin tinggi rasio NPL
akan berpengaruh negatif terhadap ROA. Namun, jika dilihat dari laporan keuangan PT
Bank Mega (mengacu pada laporan keuangan di website resmi bank mega) menunjukkan
bahwa tingkat rasio NPL rendah sehingga tidak berpengaruh terhadap ROA yang mana
dapat dikatakan memiliki profitabilitas yang baik.
3. Seluruh instrumen derivatif dicatat dalam laporan posisi keuangan berdasarkan nilai
wajarnya. Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan harga pasar, kurs pada tanggal
pelaporan laporan posisi keuagan, diskonto arus kas, model penentu harga atau harga yang
diberikan broker (quoted price) atas instrumen lainnya yang memiliki karakteristik serupa
atau model penentu harga.

REKOMENDASI/SARAN

Beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh PT Bank Mega adalah:

1. Menjaga hubungan baik dengan media massa secara profesional,


2. Memberikan pengertian dan edukasi yang memadai kepada masyarakat/nasabah mengenai
kondisi krisis sehingga nasabah dapat memperoleh informasi yang benar. Hal ini untuk
menghindari terjadinya kepanikan nasabah.
3. Melakukan penagihan bagi yang memenuhi persyaratan dalam upaya penyelesaian kredit
bermasalah.
4. Perusahaan harus mampu mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam aktivitas
usahanya. Dalam penelitian ini yang perlu diperhatikan adalah risiko kredit (NPL).
5. Perbankan perlu meningkatkan pengelolaan terhadap risiko kreditnya agar tingkat kredit
bermasalah atau nilai Non Performing Loan tidak melebihi dari ketentuan Bank Indonesia
(BI).
6. Compliance review yang dilaksanakan oleh satuan kerja kepatuhan atas proses pemberian
kredit khususnya dalam hal legalitas usaha, BMPK dan konsentrasi kredit.
7. Direksi harus memiliki sarana pengendalian yang memadai untuk memastikan bahwa
seluruh aktifitas operasional PT Bank Mega telah didukung oleh SOP yang memadai.

REFERENCES

1. Kisman, Z. Model For Overcoming Decline in Credit Growth (Case Study of Indonesiawith
Time Series Data 2012M1-2016M12). Journal of internet Banking and Commerce, Vol. 22,
No. 2, Desember 2017.
2. Kisman, Z. Model for Overcoming Decline in Credit Growth (Case Study of Indonesia with
Time Series Data 2012M1-2016M12). Journal of Internet Banking and Commerce,Vol. 22,
No. 3, 2017.
3. Kisman, Z. Disappearing Dividend Phenomenon: A Review of Theories and Evidence.
Transylvanian Review. Vol XXIV, No. 08, 2016.
4. Attar, Islahuddin dan Shabri. Pengaruh Penerapan Managemen Risiko Terhadap Kinerja
Keungan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Vol. 3 No.1, Februari 2014.
5. Attar, Islahuddin dan Shabri. Pengaruh Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Kinerja
Keuangan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011. 2014.
6. Catatan Atas Laporan Keuangan PT Bank Mega, tersedia pada:
www.bankmega.com
7. Manajemen Risiko PT Bank Mega, tersedia pada:
https://www.bankmega.com/file/manajemen_risiko/kebijakan_manajemen_risiko_2018.pd
f

Anda mungkin juga menyukai