Anda di halaman 1dari 4

Keseimbangan dalam praktek antara resiko dan keuntungan dan jangka pendek

serta jangka Panjang

Pengidentifikasian risiko merupakan proses analisa untuk menemukan secara


sistematis dan berkesinambungan atas risiko (kerugian yang potensial) yang dihadapi
perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan checklist untuk pendekatan yang sistematis
dalam menentukan kerugian potensial. Salah satu alternatif sistem pengklasifikasian
kerugian dalam suatu checklist adalah; kerugian hak milik (property losses), kewajiban
mengganti kerugian orang lain (liability losses) dan kerugian personalia (personnel
losses). Checklist yang dibangun sebelumnya untuk menemukan risiko dan
menjelaskan jenis-jenis kerugian yang dihadapi oleh suatu perusahaan. Perusahaan
yang sifat operasinya kompleks, berdiversifikasi dan dinamis, maka diperlukan metode
yang lebih sistematis untuk mengeksplorasi semua segi. Metode yang dianjurkan
adalah sebagai berikut:

1. Questioner analisis risiko (risk analysis questionnaire)

2. Metode laporan Keuangan (financial statement method)

3. Metode peta aliran (flow-chart)

4. Inspeksi langsung pada objek

5. Interaksi yang terencana dengan bagian-bagian perusahaan

6. Catatan statistik dari kerugian masa lalu

7. Analisis lingkungan

Dengan mengamati langsung jalannya operasi, bekerjanya mesin, peralatan,


lingkungan kerja, kebiasaan pegawai dan seterusnya, manajer risiko dapat mempelajari
kemungkinan tentang hazard. Oleh karena itu, keberhasilannya dalam mengidentifikasi
risiko tergantung pada kerja sama yang erat dengan bagianbagian lain yang terkait
dalam perusahaan. Manajer risiko dapat menggunakan tenaga pihak luar untuk proses
mengidentifikasikan risiko, yaitu agen asuransi, broker, atau konsultan manajemen
risiko. Hal ini tentunya memiliki kelemahan, di mana mereka membatasi proses hanya
pada risiko yang diasuransikan saja. Dalam hal ini diperlukan strategi manajemen untuk
menentukan metode atau kombinasi metode yang cocok dengan situasi yang dihadapi

Manajemen Resiko yang efektif di tengah persaingan yang semakin tajam

Dalam era pasar terbuka sekarang ini, persaingan dalam dunia usaha dan
lainnya akan semakin ketat dengan banyaknya produsen lokal maupun internasional
yang beroperasi. Persaingan tersebut timbul dalam berbagai aspek, antara lain sumber
daya keuangan dan kemampuan operasional pesaing internasional yang lebih kuat,
serta inovasi produk, metode promosi dan pemasaran, perubahan permintaan pasar,
daya beli masyarakat yang terbatas serta kesiapan Perseroan menghadapi persaingan
bisnis yang tidak sehat. Penanganan risiko ini dilakukan antara lain dengan
meningkatkan kepekaan terhadap perubahan pasar dan kemampuan menyesuaikan diri
serta menangkap peluang yang tersedia Sebagai bisnis yang sedang berkembang,
para pelaku bisnis UKM membutuhkan langkah-langkah jitu dalam menghadapi
persaingan bisnis UKM. Berikut ini adalah beberapa strategi terbaik yang dapat
menerapkan untuk memasarkan produk dengan lebih efektif.

1. Fokus Pada Perluasan Brand

Banyak dari pelaku bisnis UKM yang salah langkah di awal. Sebagai bisnis yang masih
dalam tahap berkembang, kesalahan terbesar dalam bisnis UKM adalah mencari
keuntungan yang besar. Keuntungan bukanlah hal pertama yang harus diraih. Fokus
utama adalah mengenalkan produk ke pasar yang lebih luas. Pastikan brand dan
produk yang ditawarkan dapat dikenal oleh masyarakat luas, sehingga dapat
memberikan keuntungan dalam jangka panjang. Setelah produk dikenal oleh
masyarakat luas, keuntungan akan datang dengan sendirinya.

2. Promosi yang Aktif dan Efektif

Tanpa adanya promosi, produk tidak mungkin dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu,
promosi penting dilakukan agar brand produk semakin kuat dan memiliki nilai jual yang
tinggi di mata konsumen. Promosi tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Promosi
yang terlalu sering bisa membuat masyarakat jenuh dan bosan. Oleh karena itu,
gunakanlah strategi promosi yang efektif, misalnya dengan menerapkan jadwal yang
teratur dan memanfaatkan media sosial dengan baik.

3. Kenali Kebiasaan Konsumen

Keberadaan konsumen lah yang membuat bisnis dapat terus bertahan. perlu
mengetahui sifat dan kebiasaan konsumen dalam membeli produk, sehingga bisa
memberikan pelayanan yang terbaik. Mempelajari kebiasaan konsumen memungkinkan
untuk merangkul konsumen dengan lebih erat, sehingga konsumen akan merasa lebih
dekat dan nyaman dengan produk. kondisi seperti inilah yang dapat memberikan
keuntungan lebih banyak dalam jangka panjang.

Manajemen Resiko yang efektif di tengah lingkungan Eksternal yang tidak


kondusif

Berdasarkan tingkat kepentingannya faktor dukungan finansial merupakan salah


satu faktor utama yang menentukan perkembangan usaha. Oleh karena itu pengusaha
kecil dan menengah disarankan untuk mencari sumber pembiayaan murah dengan
tingkat bunga yang rendah dari lembaga keuangan, mencari pinjaman dari teman dan
keluarga, melakukan negosiasi dengan pelanggan yang membeli dengan partai besar
agar memberikan uang muka, serta mencari sumber pembiayaan dari lembaga
keuangan mikro. Berkaitan dengan masalah manajerial, pembinaan dapat dilakukan
oleh pemerintah melalui workshop dan seminar. Demikian pula halnya dengan
perguruan tinggi hendaknya mengalokasikan dana untuk memberikan pelatihan kepada
pemilik UMKM. Bentuk pelatihan yang diberikan dapat berupa pencatatan akuntansi,
pemasaran dan pembukuan yang dibutuhkan oleh pemilik UMKM dalam menjalankan
bisnisnya sehari-hari.

Ketrampilan manajerial ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing UMKM


di tingkat nasional dan global. Pemilik UMKM perlu membentuk jaringan usaha serta
mencari nasihat dari pelaku UMKM yang lebih berpengalaman pada usaha yang
sejenis. Untuk memiliki pencatatan akuntansi yang akurat maka UMKM perlu
mempekerjakan ahli dalam berbagai fungsi manajemen serta digaji dengan layak.
Pembukuan harus dilakukan dengan teratur secara periodikal. Perilaku bisnis yang
curang seperti korupsi harus dihindari dan pemerintah harus melakukan kampanye anti
korupsi dengan gencar untuk membentuk perilaku bisnis yang lebih baik bagi
pengusaha. Keberhasilan UMKM memerlukan lingkungan yang stabil, lingkungan yang
layak, masyarakat bebas korupsi serta pemerintah dengan kebijakan yang pro UMKM

Konteks dari proses manajemen risiko harus ditetapkan dari pemahaman


lingkungan eksternal dan internal di mana UKM beroperasi dan harus mencerminkan
lingkungan spesifik dari kegiatan yang akan diterapkan proses manajemen risiko.
Berdasarkan pemahaman konteks eksternal dapat dilakukan analisis pengaruh
perubahan lingkungan eksternal dan analisis persepsi & perilaku stakeholder eksternal.

Pengelolaan risiko eksternal adalah pengelolaan risiko yang berhubungan


dengan lingkungan di luar perusahaan dan dapat diprediksi sejak awal, antara lain  ;
lingkungan makro pada pertumbuhan ekonomi, lingkungan hukum, kondisi sosial-
budaya,  persaingan bisnis, fluktuasi harga dan inflasi. Sedangkan Risiko eksternal
yang tidak dapat diprediksi sejak awal, antara lain ; perubahan politik nasional,   regulasi
& perubahan kebijakan pemerintah, termasuk hal-hal berupa perubahan iklim dan  force
majeure seperti bencana alam.

Dampak yang ditimbulkan oleh risiko eksternal antara lain berupa kerugian
finansial, penurunan reputasi perusahaan, keterbatasan kesempatan manajemen untuk
bertindak. Strategi pengelolaan risiko yang paling sesuai adalah mitigasi risiko dengan
meminimalkan risiko yang mungkin terjadi setelah operasional berjalan. Contoh
langkah-langkah meminimalkan risiko :
1. Antisipasi sejak dini dengan melakukan transfer risiko, yaitu mengasuransikan
portofolio bisnis yang sedang berjalan

2. Memeriksa kembali target dan sasaran perusahaan secara realistis guna


melakukan efisiensi sumber dana perusahaan

3. Melakukan negosiasi ulang terhadap pihak kreditur untuk cicilan pembayaran


hutang jangka menengah dan jangka panjang.

Daftar Pustaka

Bank Indonesia 2003, Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum
Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia. Basyaib, F. (2007).

Manajemen Risiko. Jakarta: PT Grasindo. Bawynda, A.O. (2011).

Analisis Risiko Operasional pada PT. Karisma Teknika Citeureup-Bogor. Skripsi pada
Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB: tidak diterbitkan.

Darmawan, Herman, 2013, Manajemen Risiko, Bumi Aksara, Bandung.

Kasidi. 2010. Manejemen Risiko. Bogor: Ghana Indonesia Muslich, Muhammad 2007.

Manajemen Risiko Operasional. Jakarta: PT Bumi Aksara Siahaan, H. (2007).

Manajemen Risiko. Jakarta: PT Elex Media Computindo.

Anda mungkin juga menyukai