Anda di halaman 1dari 110

SKRIPSI

KINERJA DINAS SOSIAL DALAM PEMERATAAN PENYALURAN


BANTUAN SOSIAL TUNAI KEPADA MASYARAKAT
DI DESA MARANNU KECAMATAN LAU
KABUPATEN MAROS

Oleh:

Oleh:
ISNAH. HH
Nomor Induk Mahasiswa : 10561 11299 17

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTASILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
KINERJA DINAS SOSIAL DALAM PEMERATAAN PENYALURAN
BANTUAN SOSIAL TUNAI KEPADA MASYARAKAT
DI DESA MARANNU KECAMATAN LAU
KABUPATEN MAROS

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Adminstrasi
Negara

Disusun dan Diajukan

ISNAH. HH

Nomor Stambuk: 10561 11299 17

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021

2
3

HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN AKHIRPENERIMAAN TIM


4
5
6

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan


atas kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat, Hidayah dan Ridho-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skirpsi dengan baik yang berjudul “KINERJA DINAS
SOSIAL DALAM PEMERATAAN PENYALURAN BANTUAN SOSIAL
TUNIA KEPADA MASYARAKAT DI DESA MARANNU KECAMATAN LAU
KABUPATEN MAROS ”.
Adapaun laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat utuk melakukan
penelitian dan mengerjakan skripsi pada program Starta-1 di Jurusan Ilmu
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dengan terselesaikan nya skripsi ini atas bimbingan dan
arahan dalam menyusun skripsi ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Jaelan Usman, M.Si selaku pembimbing satu dan Ibu Rasdiana, S.Sos.
M.Si selaku pembimbing dua yang telah sangat memberikan bimbingan sertah
arahan dari awal penyusunan hingga akhir penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar,
3. Ibu Dr. Hj Ihyani Malik S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Makassar,
4. Nasrul Haq, S.Sos., MPA selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Universitas Muhammadiyah Makassar dan
5. Seluruh civitas akademika baik dosen, asisten dosen maupun staf pegawai yang
berada di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar.
6. Dinas Sosial Kabupaten Maros terutama informan yang bersedia memberikan
data dan informasi yang berhubungan dengan penelitian ini yakni Kepala Dinas
Sosial Kabupaten Maros, Seksi jaminan sosial, penyuluhan dan pengelolaan
7

data, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan, serta Masyarakat penerima


manfaat Bantuan Sosial Tunai di Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten
Maros.
7. Ayahanda (Alm) H. Hamzah dan Ibunda Hj. Maemuna selaku orang tua tercinta

yang selalu memberikan dukungan dan arahan moral. Dan skripsi ini

dibersembahkan untuk kalian.

8. Hj Hamsina, H. Hamiruddin, Hj. Hasnah selaku saudara yang selalu

memberikan semangat dan dukungan. Serta terimakasih juga kepada Egi

Hergiyan, Nanda yang sedari dulu menemani dan mensupport.

9. Sahabat-sahabat tersayang Syahruni, Adesia, Hikmah,atas segala suka cita dan

dukungan yang diberikan. Dan rekan-rekan seperjuangan jurusan Ilmu

Administrasi Negara Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis sangat menyadari dalam penulisan skripsi ini masih terdapat


kekurangan-kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan serta kemampuan
penulis. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna untuk menyempurnakan dan
memperbaiki proposal skripsi ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpah curahkan Rahmat serta Karunia-
Nya serta membalas semua kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan dilapangan serta dapat
dikembangan lebih lanjut lagi. Amiin Allahumma Aamiin.
Makassar, 25 Agustus 2021

Isnah.HH
8

ABSTRACT

Isnah.HH, Jaelan Usman and Rasdiana. The Performance of Social Services in


Equitable Distribution of Tunai Social Assistance to the Community in Marannu
Village, Lau District, Maros Regency.
The performance of an organization is one of the factors that determine the
achievement of the goals of an organization itself. The performance of the Social
Service in the distribution of Cash Social Assistance is considered to have problems
related to the data used and the lack of socialization provided regarding Cash
Social Assistance. Based on this, this research study aims to explain the
performance of the Social Service in the equitable distribution of Tunai Social
Assistance to the Marannu Village Community, Lau District, Maros Regency. This
study uses a qualitative method with 6 informants. 2 of them are from the Social
Service Office of Maros Regency, 1 is a District Social Welfare Personnel (TKSK)
and 3 people who are beneficiaries of the Cash Social Assistance (BST) were
selected purposively. Research data were collected using instruments in the form of
observation, interviews and documentation. The data analysis used by the
researcher is the Miles and Huberman model and the data in this study is explained
in the form of tables, pictures, and narratives from the processed interview data.
The results showed that the performance of the Social Service in the
distribution of social assistance to the people of Marannu Village, Lau District,
Maros Regency was not completely evenly distributed. Based on the indicators,
namely (1) Productivity, the distribution of BST distribution is carried out by
monitoring the community in Marannu Village, Lau sub-district, through
Enumerators and TKSK, improving data. (2) Quality of Service, equalization of
BST by improving data and updating data continuously, proposing new appropriate
recipient data, conducting data validation. (3) Responsiveness, quickly correcting
and updating invalid data, providing a complaint book, Bansos check application
to make it easier for the community to submit proposals and objections, (4)
Responsibility, the Social Service supervises the implementation of BST distribution
activities in Marannu Village, District, conducts evaluations and make data
corrections so that invalid data can be replaced and updated into updated data.
However, socialization related to BST so many people do not know. (5)
Accountability, the even distribution of BST in Marannu Village, Lau District,
Maros Regency is not yet accountable because the recipient data comes from 2017
data so it is not valid. However, the Maros Social Service proposes recipients who
are registered with DTKS, poor families, materially disadvantaged, families who
are not registered as recipients of other social assistance such as Family Hope
Recipients (PKH) and Direct Cash Assistance (BLT), as well as families affected
by COVID-19 who vulnerable.

Keywords: Performance, Equitable Distribution of Cash Social Assistance


9

ABSTRAK

Isnah.HH, Jaelan Usman dan Rasdiana. Kinerja Dinas Sosial Dalam


Pemerataan Penyaluran Bantuan Sosial Tunia Kepada Masyarakat di Desa
Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros.
Kinerja suatu organisasi menjadi salah satu faktor yang sangat menentukan
pencapaian tujuan suatu organisasi itu sendiri. Kinerja Dinas Sosial dalam
pemerataan penyalruan Bantuan Sosial Tunai dinilai memiliki permasalahan terkait
data yang digunakan serta kurangnya sosialisasi yang diberikan terkait Bantuan
Sosial Tunai. Berdasarkan hal tersebut, kajian penelitian ini bertujuan menjelaskan
kinerja Dinas Sosial dalam pemerataan penyaluran Bantuan Sosial Tunia kepada
Masyarakat Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan informan sebanyak 6 orang. 2 diantaranya
dari Kantor Dinas Sosial Kabupaten Maros, 1 orang Tenaga Kesejahteraan Sosial
Kecamatan (TKSK) dan 3 orang masyarakat penerima manfaat Bantuan Sosial
Tunai (BST) yang dipilih secara purposive. Data penelitian dikumpulkan dengan
menggunakan instrumen berupa observasi, wawancara serta dokumentasi. Analisis
data yang digunakan peneliti yaitu model Miles and Huberman serta data dalam
penelitian ini dijelaskan dalam bentuk tabel, gambar, dan narasi hasil olahan data
wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja Dinas Sosial dalam pemerataan
penyaluran bantuan sosial tunia kepada masyarakat Desa Marannu Kecamatan Lau
Kabupaten Maros belum sepenuhnya merata. Berdasarkan indikator yaitu (1)
Produktivitas, dalam pemerataan penyaluran BST dilakukan dengan memantau
masyarakat di Desa Marannu kecamatan Lau Melalui Enumerator dan TKSK,
memperbaiki data. (2) Kualitas Layanan, pemerataan BST dengan melakukan
perbaikan data dan memperbaharui data secara terus menerus, mengusulkan data
penerima baru yang layak, melakukan validasi data. (3) Responsivitas, dengan
cepat memperbaiki dan memperbaharui data yang tidak valid, menyediakan buku
pengaduan, aplikasi cek Bansos untuk mempermudah masyarakat menyampaikan
usulan dan sanggahan, (4) Responsibilitas, Dinas Sosial melakukan pengawasan
pelaksanaan kegiatan penyaluran BST di desa Marannu Kecamatan, melakukan
evaluasi dan melakukan perbaikan data agar yang tidak valid dapat diganti dan
diperbaharui menjadi data ter update. Namun sosialisasi terkait BST sehingga
banyak masyarakat tidak tahu. (5) Akuntabilitas, pemerataan penyaluran BST di
Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros belum akuntabilitas karena data
penerima berasal dari data 2017 sehingga tidak valid. Namun Dinas Sosial Maros
mengusulkan penerima yang terdaftar dalam DTKS, keluarga meski, tidak mampu
secara material, keluarga yang tidak terdaftar sebagai penerima bantuan sosial lai
seperti Penerima Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Langsung Tunai (BLT),
serta keluarga ter dampak covid-19 yang rentan.

Kata kunci: Kinerja, Pemerataan Penyaluran Bantuan Sosial Tunai


10

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii


PENERIMAAN TIM ..................................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv


KATA PENGANTAR .................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 7
A. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 7
B. Teori Kinerja....................................................................................... 12
C. Kinerja Organisasi .............................................................................. 14
D. Pengukuran Kinerja ............................................................................ 16
E. Bantuan Sosial Tunai .......................................................................... 20
F. Kerangka Pikir .................................................................................... 28
G. Fokus Penelitian ................................................................................. 29
H. Deskripsi Fokus .................................................................................. 30
BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 32
A. Waktu dan Lokasi Penelitian .............................................................. 32
B. Jenis dan Tipe Penelitian .................................................................... 32
C. Informan ............................................................................................. 32
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 34
E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 35
F. Teknik Pengabsahan Data .................................................................. 35
11

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 36


A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................ 36
B. Hasil Penelitian .................................................................................. 42
C. Pembahasan ........................................................................................ 65
BAB V. PENUTUP ......................................................................................... 73
A. Kesimpulan ......................................................................................... 73
B. Saran .................................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 76
LAMPIRAN .................................................................................................... 79
12

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian yang Dilakukan


Peneliti Dalam Penelitian ini ............................................................................ 11
Tabel 2 : Informan Penelitian.......................................................................... 33
Tabel 3 : Kondisi Pegawai Dinas Sosial Kabupaten Maros Berdasarkan Tingkat
Golongan ......................................................................................................... 40
Tabel 4 : Kondisi Pegawai Dinas Sosial Kabupaten Maros Berdasarkan Tingkat
Pendidikan ....................................................................................................... 41
Tabel 5 : Rekap data penerima BST Kabupaten Maros Tahap 3 dan 4 .......... 45
Tabel 6 : Penerima BST Desa Marannu Kecamatan Lau Tahap 1-13 ............ 47
Tabel 7: Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendataan SDGs Desa Marannu

Kecamatan Lau Kabupaten Maros Tahun 2021 .............................................. 48

Tabel 8 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan........................ 49

Tabel 9 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pekerjaan .......................... 50

Tabel 10: Pedoman Wawancara ....................................................................... 81


13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Kerangka Pikir ............................................................................. 29


Gambar 2 : Struktur Organisasi Dinas Sosial Kabupaten Maros ..................... 80
Gambar 3 : Proses Penyaluran BST di Desa Marannu Kecamatan Lau .......... 83

Gambar 4 : Pengambilan Foto Bukti Penerimaan BST ................................... 84

Gambar 5 : Penyaluran Dana Langsung ke Rumah Penerima BST Lansia ..... 85

Gambar 6 : Wawancara dan Foto Bersama Dengan Kepala Dinas Kabupaten Maros
..........................................................................................................................
86

Gambar 7 : Wawancara dengan Seksi Jaminan Sosial, Penyuluhan dan Pengelolaan


Data .................................................................................................................. 87

Gambar 8 : Wawancara dengan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK)


.......................................................................................................................... 87

Gambar 9 : Foto Bersama Staf Dinas Kabupaten Maros ................................. 88

Gambar 10: Pencarian Data Bersama Staf Kantor Dinas Sosial ...................... 88

Gambar 11: Wawancara dan Foto Bersama dengan Faridah Masyarakat Penerima
BST .................................................................................................................. 89

Gambar 12: Wawancara dan Foto Bersama dengan Rosmini Masyarakat Penerima
BST .................................................................................................................. 90

Gambar 13: Wawancara Dengan Baharuddin Masyarakat Penerima BST ..... 91

Gambar 14: Surat Izin Penelitian dari Universitas Muhammadiyah Makassar


.......................................................................................................................... 92

Gambar 15: Surat Izin Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan....................................... 93
14

Gambar 16 : Surat Izin Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Maros ............................................................. 94

Gambar 17 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .......................... 95


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah sebagai organisasi publik memiliki tanggung jawab dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui kebijakan-kebijakan

dan program-program yang telah dipersiapkan sebelumnya. Mendistribusikan

sumber daya dan memberikan pelayanan pada masyarakat dalam hal ini pemerintah

daerah mempunyai peran penting, misalnya dalam mendorong pembangunan dan

menyukseskan infrastruktur daerah, pemerintah daerah turut ikut serta dalam hal

tersebut. Berdasarkan asas otonomi daerah pemerintah diberi kebebasan dalam

mengatur dan mengurus urusan pemerintah untuk memaksimalkan kinerjanya,

dalam membuat kebijakan agar program yang di buat pemerintah menjadi

berkualitas menjadi lebih mudah dengan adanya otonomi daerah. Pemerintah harus

mampu mengelola dan menyalurkan anggaran daerah dengan baik dimana program

yang dibuat harus berjalan dengan efektif, efisien dan lebih cepat.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 6 Tahun 2008 Pasal

1 Ayat 12 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,

bahwa “Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah capaian atas

penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang diukur dari masukan, proses,

keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak.”(Indonesia, 2008). Pemerintah

memerlukan suatu system penilaian dalam melaksanakan programnya guna

mencapai sasaran yang dilaksanakan berdasarkan tujuan organisasi dengan cara

melakukan pengukuran kinerja dimana dalam melakukannya harus dengan

1
2

pertimbangan berbagai aspek, agar aspek dapat berjalan dengan efektif dalam

organisasi tersebut.

Menurut Mangkunegara (2000:67) dalam (Huti, 2020) mengatakan bahwa

kinerja adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam menjalankan tugasnya

sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan baik itu hasil secara

kualitas maupun kuantitas. Terkait dengan teori kinerja diatas Rummler dan

Brache mengemukakan bahwa terdapat tiga level dalam kinerja yaitu kinerja

organisasi, kinerja proses, dan kinerja individu/ pekerjaan. Kinerja organisasi

menurut (Bintang & Widowati, 2017) yaitu pencapaian yang diperoleh organisasi

tersebut berada pada tingkat atau level yang sesuai dengan rancangan organisasi,

manajemen organisasi serta tujuan organisasi Selain itu kinerja organisasi dapat

dikatakan berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan ketika program yang telah

dibuat terlaksana secara optimal dengan hasil yang memuaskan (Rahajeng, 2018).

Menurut Dwiyanto (2008:50) dalam (Bintang & Widowati, 2017) kinerja

organisasi publik dapat di ukur melalui beberapa indikator antara lain :

1. Produktivitas;

2. Kualitas layanan;

3. Responsivitas;

4. Responsibilitas;

5. Akuntabilitas;

Dalam suatu lembaga atau organisasi kinerja sangat penting, oleh karena itu

dengan kinerja maka tingkat pencapaian suatu hasil akan dapat terlihat sehingga

dapat diketahui seberapa jauh tugas yang telah di jalankan aparatur pemerintah di
3

instansi terkait melalui tugas dan wewenang yang diberikan kepada aparatur

tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, nyata dan maksimal.

Berdasarkan (Statistik, 2020) Bentuk pelayanan publik yang diberikan

pemerintah salah satunya adalah pelayanan masyarakat dalam menyalurkan

kebijakan-kebijakan atau program-program pemerintah salah satunya adalah

Bantuan Sosial Tunai (BST). Bantuan Sosial Tunai adalah bantuan berupa uang

yang diberikan kepada keluarga miskin, tidak mampu, dan rentan terkena dampak

wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Di Indonesia Corona Virus Disease 2019 muncul sejak awal tahun 2020 yang

membawa dampak negative terhadap berbagai aspek kehidupan, terutama di aspek

sosial dan ekonomi bagi masyarakat. Persentase penduduk miskin di Indonesia

sejak bulan Maret 2020 meningkat sebanyak 0,37% bila dibandingkan dengan

bulan maret 2019 Menurut BPS dalam (Muthiah, 2021). Selain itu pula, pada

Triwulan II tahun 2020 pertumbuhan ekonomi di Indonesia sedang mengalami

kontraksi yaitu sebesar 5,32% terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada

triwulan II ditahun 2019. Padahal persentase jumlah kemiskinan di Indonesia pada

September 2015 sampai dengan September 2019 secara berturut-turut sudah

mengalami penurunan. Dengan adanya kondisi tersebut yang mendorong

pemerintah agar memberikan dan menjalankan berbagai kebijakan atau program

dalam rangka memberikan jarring Pengaman Sosial (JPS) terkhusus bagi

masyarakat yang sedang terdampak Covid-19.

Menurut Paitoonpong, 2008 dalam (Muthiah, 2021), JPS adalah suatu cara yang

digunakan pemerintah dengan maksud untuk mengurangi dampak sosial dari akibat
4

adanya suatu krisis. Program JPS yang dijalankan oleh pemerintah pada masa

pandemic Covid-19 salah satunya adalah Bantuan Sosial Tunai (BST). Program

BST ini dikeluarkan oleh pemerintah setelah ditetapkannya bencana nasional yaitu

Covid-19 yang sampai saat ini masih berlangsung di Indonesia.

Seperti yang tertuang dalam Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia

Nomor 54/HUK/2020 tentang Pelaksanaan Bantuan Sosial Sembako dan Bantuan

Sosial Tunai dalam Penanganan Dampak Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Bahwa “Untuk melaksanakan jaring pengamanan sosial sebagaimana diamanatkan

dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020

tentang kebijakan keuangan negara dan stabilitas sistem keuangan untuk

penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau dalam

rangka menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian Nasional

dan/atau stabilitas sistem keuangan bagi masyarakat yang terdampak Corona Virus

Disease 2019 (Covid-19), perlu memberikan bantuan sosial sembako dan bantuan

sosial tunai.”(Menteri Sosial, 2020).

Berkaitan dengan kinerja Pegawai di Kantor Dinas Sosial Kabupaten Maros

dalam pemerataan penyaluran Bantuan Sosial Tunai kepada masyarakat di Desa

Marannu Kecamatan Lau, masih terdapat keluhan-keluhan masyarakat terkait

proses penyaluran dana bantuan sosial tersebut. Dimana kurangnya Sosialisasi yang

diberikan Dinas Sosial terkait Bantuan Sosial Tunai, pengelolaan data dari desa

dan kelurahan mengenai warga yang terdampak Covid-19, masyarakat meminta

pemerintah selayaknya lebih proaktif dalam bekerja dan tidak membuat masyarakat

semakin marah mengenai persoalan tidak valid nya data sebagaimana data yang
5

diserahkan kepada desa dan kelurahan sangat berbeda dengan data dari Dinas Sosial

sehingga menimbulkan kecurigaan di kalangan masyarakat bahwa data tersebut

tidak diperbaharui apabila Dinas Sosial Kabupaten Maros berpatokan pada data

yang notabene merupakan hasil rekap pada tahun 2017.

Berdasarkan masalah yang terjadi di atas yang membuat penulis merasa

penasaran sehingga tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Kinerja

Dinas Sosial dalam Pemerataan Penyaluran Bantuan Sosial Tunai kepada

Masyarakat di Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros” Dalam hal ini,

alasan yang membuat peneliti tertarik dalam mengambil judul tersebut dikarenakan

penulis ingin mengetahui bagaiman kinerja yang dilakukan oleh Dinas Sosial dalam

pemerataan penyaluran bantuan sosial yang dimaksud.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan permasalahan

“Bagaimana kinerja Dinas Sosial dalam pemerataan penyaluran Bantuan Sosial

Tunai (BST) kepada masyarakat Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros.”

C. Tujuan Penelitian

Berhubungan dengan rumusan masalah diatas maka tujuan peneliti dalam

penelitian ini adalah “Untuk mengetahui kinerja Dinas Sosial dalam pemerataan

penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) kepada masyarakat Desa Marannu

Kecamatan Lau Kabupaten Maros”


6

D. Manfaat Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan harapan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi Peneliti

Diharapkan dengan penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan

bagi peneliti terkait kinerja organisasi baik dari sektor publik maupun non publik,

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan

dan menjadi literature review bagi penelitian-penelitian selanjutnya terkhusus di

bidang Ilmu Administrasi Negara dan mampu memberikan masukan bagi penelitian

yang mendalami permasalahan yang sama.

3. Bagi Dinas Sosial Kabupaten Maros

Diharapkan dengan penelitian ini pemerintah Dinas Sosial Kabupaten Maros

dapat memberikan masukan dalam meningkatkan kinerjanya termasuk dalam

pemerataan penyaluran bantuan sosial apapun terkhusus dalam penyaluran dana

bantuan sosial tunai kepada masyarakat.


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Sebelumnya sudah pernah dilakukan penelitian terkait kinerja baik yang

dilakukan oleh instansi publik maupun non-publik di Indonesia. Beberapa

penelitian tentang permasalahan dalam proses penyaluran bantuan sosial baik diera

pandemi seperti sekarang maupun sebelum pandemi.

1. Penelitian yang dilakukan oleh (Feranita, 2017) yang berjudul “Analisis Kinerja

keuangan dengan Menggunakan Metode Eva (Studi Kasus pada Perusahaan

Sektor Pertanian yang Terdaftar du ISSI”. Penelitiannya dilakukan atas dasar

tujuan untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan selama tahun 2011

sampai dengan tahun 2015 pada sektor pertanian telah terdaftar dalam indeks

saham Syariah (ISSI). Menggunakan metode penelitian kuantitatif dalam

Menyusun penelitiannya dibantu dengan observasi dan dokumentasi dalam

mengumpulkan data dengan menggunakan analisis NOPAT, biaya modal dan

analisis EVA. Hasil yang ditemukan dalam penelitian tersebut menunjukkan

dengan penggunaan metode EVA atau yang disebut dengan Economic Value

Added pada tahun 2011-2015 nilai tambah ekonomi sudah mampu diberikan

oleh perusahaan terbukti berdasarkan hasil dari perhitungan EVA>0 yang

berarti bernilai positif.

2. Penelitian yang dilakukan oleh (Gobel, 2018) berjudul “Kinerja Tenaga

Perpustakaan SMA Negeri 1 Bolangitang Barat Dalam Menjaga Keberhasilan

7
8

Siswa Menyelesaikan Tugas Mata Pelajaran PKN”. tujuan penelitian dilakukan

agar dapat mengetahui kinerja tenaga perpustakaan SMA Negeri 1 Bolangitang

Barat dalam menjaga keberhasilan siswa dalam menyelesaikan tugas mata

pelajaran Pendidikan kewarganegaraan. Menggunakan metode penelitian

kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan teknik pengumpulan data

melalui observasi dan wawancara. Dengan hasil penelitian yang menunjukkan

kualitas kerja perpustakaan di SMA Negeri Bolangitang Barat dinilai kurang

baik. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan pada fasilitas perpustakaan, dan

kualitas kinerja perpustakaan. Petugas perpustakaan yang terbilang cukup baik.

Namun apabila petugas perpustakaan lebih bertanggung jawab terhadap

tugasnya di perpustakaan tersebut maka pelayanan akan lebih baik.

3. Penelitian yang dilakukan oleh (Cholis, 2020) dengan judul penelitian “Kinerja

Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran

2019/2020”. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan

seluruh kinerja guru sekolah dasar di Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten

dan untuk mengetahui perbedaan kinerja yang dilakukan guru non PNS dan

PNS di 13 Sekolah Dasar yang ada di Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten.

Penelitian menggunakan metode kuantitatif komparatif dan teknik

pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan skala

Likert dan dokumentasi. Hasil penelitian dari penelitian tersebut menunjukkan

kinerja guru sekolah dasar negeri yang ada di Kecamatan Ngawen Kabupaten

Klaten tahun ajaran 2019-2020 sebagian besar termasuk dalam kategori tinggi

jika dilihat berdasarkan persentase yaitu sebesar 94,1% dan sisanya sebesar
9

5,9% yang dikategorikan sedang. Kemudian berdasarkan perbedaan antara guru

non PNS dan PNS ditemukan tidak adanya perbedaan hal tersebut terbukti

dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,973 dimana tentu lebih besar dari 0,05

sehingga Ho diterima.

4. Penelitian yang dilakukan oleh (Prasetya, 2020) dengan judul penelitian

“Sistem Pengukuran Kinerja Aparat Pemerintah Menggunakan Metode ANP

dan TOPSIS”. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengukur kinerja aparat

pemerintah dengan membangun sebuah sistem dengan menggunakan metode

ANP dan TOPSIS. Menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif

dengan menerapkan metode Analytic Network Process atau yang disingkat ANP

dan Technique for Order Preference by Similarity to an Ideal Situation atau

yang disebut TOPSIS. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan metode ANP

dan TOPSIS yang digunakan menjadikan sistem pengukuran kinerja aparat

pemerintah dapat dibangun dan dari penelitian tersebut diperoleh kinerja

dengan nilai tertinggi adalah 0.7368 sedangkan nilai 0.2951 adalah niali

terendah.

5. Penelitian yang dilakukan oleh (Hindun, 2021) “Analisis Kinerja Pegawai pada

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Padang Lawas Provinsi

Sumatera Utara”. Penelitian tersebut dilakukan dengan tujuan agar dapat

mengetahui kinerja pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Padang Lawas. Menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, melalui

observasi, wawancara dan dokumentasi dalam mengumpulkan data. Hasil

penelitian yang ditemukan peneliti setelah melakukan penelitian tersebut


10

menyimpulkan kinerja pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Padang Lawas dinilai belum optimal. Hal tersebut dikarenakan perilaku

pegawai bila ditinjau dari segi integritas, komitmen, Kerjasama dan disiplin

masih ditemukannya kekurangan. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat

dikarenakan kurangnya pengawasan pimpinan terhadap pegawi atau

bawahannya sehingga kurangnya kedisiplinan yang diberikan pegawai Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Padang Lawas termasuk dalam hal

absensi, dan tertib jam kerja.

Kemudian berdasarkan hasil penelitian terdahulu peneliti memperoleh ilmu

yang dapat digunakan sebagai bahan acuan dan perbandingan dalam penelitian

terdahulu tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian

ini. Dalam penelitian terdahulu diatas dengan penelitian ini tentu masing-masing

memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya dapat dilihat berdasarkan hal

utama yang membahas kinerja organisasi publik, sedangkan dari sisi perbedaannya

dapat diketahui dari metode penelitian dan hasil penelitian yang digunakan dimana

dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan

menggunakan teori pengukuran kinerja menurut Dwiyanto, 2008 dalam (Bintang,

2017) . Untuk lebih detail terkait penelitian sebelumnya dengan penelitian ini dapat

dilihat melalui table berikut :


11

Tabel 1. Perbandingan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan

peneliti dalam penelitian ini.

Peneliti dan Perbedaan


No Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

1 (Feranita, 2017) Metode penelitian Menunjukkan dengan


yang berjudul kuantitatif dalam penggunaan metode EVA atau
“Analisis Kinerja Menyusun yang disebut dengan
keuangan dengan penelitiannya dibantu Economic Value Added pada
Menggunakan dengan observasi dan tahun 2011-2015 nilai tambah
Metode Eva dokumentasi dalam ekonomi sudah mampu
(Studi Kasus mengumpulkan data diberikan oleh perusahaan
pada Perusahaan dengan menggunakan terbukti berdasarkan hasil dari
Sektor Pertanian anlat analisis NOPAT, perhitungan EVA>0 yang
yang Terdaftar biaya modal dan berarti bernilai positif.
du ISSI”. analisis EVA.
2 (Gobel, 2018) metode penelitian Mnunjukkan kualitas kerja
berjudul “Kinerja kualitatif dengan perpustakaan di SMA Negeri
Tenaga pendekatan Bolangitang Barat dinilai
Perpustakaan fenomenologi dengan kurang baik. Hal tersebut
SMA Negeri 1 teknik pengumpulan dapat diketahui berdasarkan
Bolangitang data melalui observasi pada fasilitas perpustakaan,
Barat Dalam dan wawancara. dan kualitas kinerja
Menjaga perpustakaan. Petugas
Keberhasilan perpustakaan yang terbilang
Siswa cukup baik. Namun apabila
Menyelesaikan petugas perpustakaan lebih
Tugas Mata bertanggung jawab terhadap
Pelajaran PKN”. tugasnya di perpustakaan
tersebut maka pelayanan akan
lebih baik.
3 (Cholis, 2020) metode kuantitatif Menunjukkan kinerja guru
dengan judul komparatif dan teknik sekolah dasar negeri yang ada
penelitian pengumpulan data di Kecamatan Ngawen
“Kinerja Guru dilakukan dengan Kabupaten Klaten tahun
Sekolah Dasar menggunakan ajaran 2019-2020 termasuk
Se-Kecamatan kuesioner dengan kategori tinggi yaitu sebesar
Ngawen skala Likert dan 94,1% dan sisanya sebesar
Kabupaten dokumentasi. 5,9% yang dikategorikan
12

Klaten Tahun sedang. Kemudian antara guru


Pelajaran non PNS dan PNS ditemukan
2019/2020”. tidak adanya perbedaan
terbukti dengan nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) = 0,973 dimana
tentu lebih besar dari 0,05
sehingga Ho diterima.
4 (Prasetya, 2020) metode penelitian Menunjukkan metode ANP
dengan judul deskriptif kuantitatif dan TOPSIS yang digunakan
penelitian dengan menerapkan menjadikan sistem
“Sistem metode Analytic pengukuran kinerja aparat
Pengukuran Network Process atau pemerintah dapat dibangun
Kinerja Aparat yang disingkat ANP dan dari penelitian tersebut
Pemerintah dan Technique for diperoleh kinerja dengan nilai
Menggunakan Order Preference by tertinggi adalah 0.7368
Metode ANP dan Similarity to an Ideal sedangkan nilai 0.2951 adalah
TOPSIS” Situation atau yang nilai terendah.
disebut TOPSIS.
5 (Hindun, 2021) Metode penelitian
Menunjukkan kinerja pegawai
“Analisis Kinerja deskriptif kualitatif,Dinas Pendidikan dan
Pegawai pada melalui observasi,
Kebudayaan Kabupaten
Dinas wawancara dan
Padang Lawas dinilai belum
Pendidikan dan dokumentasi. optimal. Hal perilaku pegawai
Kebudayaan segi integritas, komitmen,
Kabupaten Kerjasama dan disiplin masih
Padang Lawas ditemukannya kekurangan.
Provinsi Faktor penghambat,
Sumatera Utara” kurangnya pengawasan
pimpinan terhadap pegawi
sehingga kurangnya
kedisiplinan kan pegawai.
Sumber : Perbandingan penelitian terdahulu dengan penelitian ini.

B. Teori Kinerja

Kinerja dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2011) adalah suatu

kemampuan bekerja dalam mencapai tujuan dengan cara memperlihatkan prestasi

yang dimiliki. Selain itu kinerja menurut (Sinaga, et al., 2020) dapat dikatakan
13

sebagai hasil kerja yang dapat diukur berdasarkan tanggung jawab yang dibebankan

baik kepada seseorang maupun kelompok di dalam organisasi. Sementara menurut

Keban dalam (Macella, 2020) menjelaskan kinerja merupakan arti dari

“performance” dan kinerja merupakan hasil pencapaian suatu kegiatan, program

atau kebijakan untuk mencapai visi dan misi berdasarkan sasaran dan tujuan yang

telah dibuat organisasi baik itu sektor publik maupun sektor bisnis.

Kemudian menurut Lubis dalam (Hermadik, 2020) Kinerja yaitu hasil dari

tahapan yang berpatokan pada standar dan ketetapan yang telah disepakati yang

diukur berdasarkan jangka waktu yang telah ditetapakan. Sedangkan kinerja

menurut Mangkunegara dalam (Huti, 2020)) adalah hasil yang telah dicapai oleh

seseorang dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

yang diberikan baik itu hasil secara kualitas maupun kuantitas.

Berdasarkan pendapat perah ahli diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja

adalah hasil kerja yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu organisasi agar

tercapai tujuan yang diinginkan suatu organisasi dan meminimalisir kerugian. Atau

kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu

kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil

seperti yang diharapkan. Terkait dengan konsep teori kinerja diatas Rummler dan

Brache dalam (Bintang & Widowati, 2017) mengemukakan bahwa terdapat tiga

level dalam kinerja yaitu :


14

a. Kinerja organisasi,

Suatu tingkat pencapaian yang diperoleh organisasi tersebut berada pada

tingkat atau level yang sesuai dengan rancangan organisasi, manajemen

organisasi serta tujuan organisasi dapat disebut sebagai kinerja organisasi.

b. Kinerja Proses

Kinerja pada proses atau tahapan dalam menghasilkan pelayanan ataupun

produk. Pada level ini manajemen proses, rancangan proses serta tujuan proses,

sangat berpengaruh terhadap kinerja proses.

c. Kinerja Individu/Pekerjaan

Tingkat pencapaian pegawai atau pekerjaan dapat diartikan sebagai kinerja

individu/pekerjaan. Dalam hal ini karakteristik pekerjaan, manajemen pekerjaan

dan tujuan pekerjaan merupakan hal yang paling berpengaruh dalam kinerja ini.

C. Kinerja Organisasi

Menurut (Rahajeng, 2018) kinerja organisasi dapat dikatakan berjalan dengan

baik sesuai dengan tujuan ketika program yang telah dibuat terlaksana secara

optimal dengan hasil yang memuaskan. Kemudian kinerja organisasi menurut

(Junianto, et al., 2020) yaitu dimana tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan

instansi sebagai gambaran dari visi, misi dan strategi pemerintah yang

menunjukkan tingkat kegagalan dan tingkat keberhasilan dalam melaksanakan

pelayanan sesuai dengan kebijakan atau program yang ditetapkan.

Sedangkan kinerja organisasi menurut (Bintang & Widowati, 2017) yaitu

pencapaian yang diperoleh organisasi tersebut berada pada tingkat atau level yang
15

sesuai dengan rancangan organisasi, manajemen organisasi serta tujuan organisasi.

Selain itu, menurut Surjadi dalam (Nahrisah, 2019) kinerja organisasi merupakan

hasil dari tercapainya semua tujuan organisasi dimana dapat diketahui berdasarkan

kemampuan organisasi tersebut dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah

dibuat sebelumnya. Dan menurut Sobandi dalam (Julianry, et al., 2017)) kinerja

organisasi merupakan pencapaian organisasi pada periode tertentu baik yang

menyangkut benefit, outcome impact, input maupun output.

Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas maka dapat disarikan bahwa

kinerja organisasi adalah tingkat kemampuan dan pencapaian organisasi dalam

melaksanakan tugasnya apakah sesuai atau tidaknya dengan tujuan yang dibuat

sebelumnya.

Ada beberapa faktor dalam menciptakan kesuksesan maupun kegagalan kinerja

sebuah organisasi dalam hal ini terdapat variable-variabel yang berperang penting

(Suryani & John, 2018) antara lain :

a. Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Hal yang sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan organisasi/ instansi

adalah sumber daya manusia yang merupakan salah satu penentu berhasil

tidaknya pencapaian tujuan organisasi. Oleh sebab itu, pengelolaan sumber

daya manusia diperlukan dalam meningkatkan kemampuan dan keahlian

sumber daya manusia itu sendiri dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya.
16

b. Peran Manajer Lini

Menurut Boxall dan Purcell manajer lini adalah pimpinan yang memimpin

karyawan berdasarkan tingkat operasional organisasi yang terlibat dalam

mengontrol /memonitor pelaksanaan manajemen sumber daya manusia dan

kinerja tim secara langsung.

c. Keadilan dalam Organisasi

Pandangan pegawai terhadap organisasi dalam memberikan keadilan, atau

bentuk perlakuan organisasi dalam mengevaluasi karyawan secara adil.

d. Efektivitas Organisasi

Faktor yang sangat penting dalam memberikan gambaran menyangkut

keberhasilan yang dicapai organisasi berdasarkan sasaran dan rencana yang

telah disiapkan sejak awal oleh organisasi, hal ini dapat disebut sebagai

efektifitas organisasi.

D. Pengukuran Kinerja

Konsep penilaian kinerja menurut Siagian dalam (Junianto, et al., 2020))

mengatakan bahwa bagaimana upaya yang dilakukan suatu organisasi agar dapat

memperoleh informasi apapun yang berhubungan dengan kinerja pegawainya

secara teliti dan akurat.

a. Indikator Kinerja

Kinerja tidak lepas dari pengukuran berdasarkan standar kinerja yang dijadikan

sebagai tolak ukur organisasi agar dapat mengukur sejauh mana kinerja yang telah

dilaksanakan. Oleh karena itu dalam mengukur kinerja suatu organisasi diperlukan
17

indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja organisasi

sehingga dapat dijadikan pembanding dalam memperbaiki kinerja organisasi.

Menurut Dwiyanto dalam (Bintang & Widowati, 2017) kinerja organisasi publik

dapat di ukur melalui beberapa indikator antara lain :

a. Produktivitas

Dalam sebuah konsep produktivitas tidak hanya berhubungan pada efisiensi,

namun terdapat efektivitas di dalam mengukurnya. Sehingga produktivitas dapat

diartikan secara luas sebagai perbandingan antara input dan output.

b. Kualitas Layanan

Isu menyangkut kualitas layanan cenderung menjadi sangat penting dalam

menjelaskan kinerja suatu organisasi publik. Dalam hal ini pengguna jasa atau

masyarakat dalam melakukan penilaian menjadi sumber utama dari kualitas

layanan itu sendiri.

c. Responsivitas

Responsivitas merupakan tingkat kemampuan suatu organisasi dalam

mengetahui kebutuhan pengguna jasa agar dapat menyusun berdasarkan prioritas

pelayanan, program-program yang menjadi kebutuhan dan aspirasi masyarakat

dalam melakukan pelayanan dapat dikembangkan oleh organisasi tersebut.

d. Responsibilitas

Responsibilitas mengarah pada kegiatan organisasi publik apakah dalam

pelaksanaannya sudah sesuai dengan kebijakan organisasi atau prinsip-prinsip

administrasi.
18

e. Akuntabilitas

Dapat dikatakan bahwa akuntabilitas merujuk pada seberapa jauh kebijakan dan

kegiatan organisasi publik tunduk kepada para pejabat yang telah dipilih oleh

rakyat, sehingga dapat diketahui konsisten atau tidaknya dengan keinginan

pengguna jasa atau masyarakat luas.

Sedangkan pengukuran kinerja terdiri atas enam aspek menurut Jerry Harbour

dalam (Bintang & Widowati 2017) yaitu :

a. Produktivitas, yaitu kemampuan atau keahlian dalam memproduksi barang dan

jasa.

b. Kualitas, membuat barang dan jasa yang diperoleh dapat memenuhi standar

kualitas yang telah ditentukan.

c. Ketepatan waktu, dalam memproduksi barang dan jasa waktu sangat

diperlukan.

d. Putaran waktu, sebelum produk yang dihasilkan sampai pada

konsumen/pelanggan maka waktu menjadi sangat dibutuhkan dalam setiap

tahapan /proses perubahan barang dan jasa tersebut.

e. Penggunaan sumber daya, dalam memproduksi barang dan jasa sumber daya

manusia menjadi diperlukan dalam suatu organisasi.

f. Biaya, merupakan dana atau biaya yang diperlukan.

Berbeda dengan pernyataan diatas terkait pengukuran kinerja organisasi,

menurut John Miner dalam (Bintang & Widowati, 2017) mengemukakan terdapat

empat dimensi yang dapat digunakan organisasi untuk dijadikan tolak ukur dalam

menilai suatu kinerja, diantaranya :


19

a. Kualitas merupakan tingkat kecermatan, kesalahan maupun kerusakan yang

dilakukan dalam suatu organisasi.

b. Kuantitas merupakan banyaknya jumlah pekerjaan yang dihasilkan.

c. Penggunaan waktu dalam bekerja yakni tingkat keefektifan dalam melakukan

pekerjaan baik itu ketidakhadiran, keterlambatan, ataupun jam kerja yang

hilang.

d. Kerjasama yang dilakukan dalam bekerja Bersama orang lain.

3. Manfaat Pengukuran kinerja

Mengukur sejauh mana kinerja telah tercapai tentu mendatangkan manfaat baik

itu kepada organisasi maupun kepada masyarakat. Menurut Mardiasmo dalam

(Rahajeng, 2018) mengemukakan ada beberapa manfaat dalam melakukan

pengukuran kinerja antara lain :

a. Memberikan pengertian yang berhubungan dengan batas ukuran yang

dipakai dalam menilai kinerja organisasi;

b. Memberikan masukan agar dapat mencapai target kinerja yang sudah

ditentukan;

c. Agar dapat dilakukan monitoring dan evaluation terkait tingkat capaian

kinerja, dan sebagai alat pembanding dengan sasaran atau target sehingga

dapat memperbaiki kinerja berdasarkan hasil koreksi dari perbandingan

kinerja tersebut;

d. Sebagai patokan dalam memberikan reward and punishment, selain itu

keobjektifan atas prestasi yang telah dicapai yang diukur berdasarkan cara

pengukuran kinerja yang sudah disetujui;


20

e. Untuk dijadikan sebagai alat bertukar pikiran atau pendapat dalam

memperbaiki kinerja organisasi baik dari atasan ke bawahan maupun

sebaliknya;

f. Membantu dalam mengetahui apakah kepuasan masyarakat telah terpenuhi;

g. Membantu dalam mengetahui proses pelaksanaan kegiatan yang dilakukan

pemerintah;

h. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintahan;

i. Dapat memastikan bahwa dalam pengambilan keputusan telah dilakukan

seudah benar dan objektif.

E. Bantuan Sosial Tunai

Bantuan sosial menurut (Sianturi, 2017) adalah pemberian bantuan baik berupa

uang maupun barang oleh pemerintah daerah kepada secara perorangan, kelompok,

keluarga atau masyarakat yang sifatnya tidak secara berkelanjutan atau tidak secara

terus-menerus dengan tujuan agar dapat memberikan perlindungan dari resiko

sosial yang dapat kemungkinan terjadi. Sedangkan bantuan sosial menurut

Kementerian Sosial dalam (Winarta et al., 2020) adalah bantuan yang diberikan

kepada masyarakat miskin yang bersifat sementara dengan tujuan agar dapat

meningkatkan kehidupan mereka sebagaimana mestinya. Sementara itu, bantuan

sosial menurut Kementerian Keuangan Republik Indonesia dalam (Purwanto,

2020) adalah jenis pemberian bantuan uang atau barang secara selektif dan bersifat

tidak terus-menerus kepada masyarakat maupun organisasi profesi dengan tujuan

untuk kepentingan secara umum.


21

Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa bantuan

sosial adalah pemberian bantuan uang atau barang kepada masyarakat yang sudah

sesuai dengan ketentuan oleh pemerintah yang bersifat sementara atau tidak secara

terus menerus.

Bantuan Sosial Tunai (BST) di dalam (Statistik, 2020) adalah suatu jenis

bantuan berupa pemberian uang kepada keluarga miskin dan tidak mampu serta

keluarga yang terdampak wabah dimasa pandemi covid.

Berdasarkan (Keputusan Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Tentang

Perubahan Atas Keputusan Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin, 2020)

Nomor 22/6/Sk/Hk.02.02/4/2020 Tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan

Sosial Tunai dalam Penanganan Dampak Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Yang menetapkan :

1. Mengubah besaran nilai bantuan sosial dan jangka waktu pemberian bantuan

sosial tunai sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran 1 Keputusan Direktur

Jenderal Penanganan Fakir Miskin Nomor 18/6/SK/HK.02.02/4/2020 tentang

Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Sosial Tunai Dalam Penanganan Dampak

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) menjadi besaran bantuan sosial dan

jangka waktu pemberian bantuan sosial dalam Keputusan Direktur Jenderal

Penanganan Fakir Miskin ini.

2. Besaran nilai bantuan sosial tunai sebagaimana dimaksud dalam Diktum

KESATU Sejumlah Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) per keluarga untuk

tahap I, tahap Il dan tahap III dan nomor Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah)
22

per keluarga untuk tahap IV, tahap V, tahap Vi, tahap VII, tahap VIII, dan tahap

IX.

3. Jangka waktu pemberian bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam Diktum

KESATU dilaksanakan sejak bulan April 2020 sampai dengan bulan Desember

2020 yang terdiri dari tahap I sampai dengan tahap IX

Sehubung dengan hal tersebut (Menteri Sosial, 2020) menerbitkan surat

Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 54/HUK/2020 tentang

Pelaksanaan Bantuan Sosial Sembako dan Bantuan Sosial Tunai dalam Penanganan

Dampak Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Bahwa “Untuk melaksanakan

jaring pengamanan sosial sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang kebijakan keuangan

negara dan stabilitas sistem keuangan untuk penanganan pandemi Corona Virus

Disease 2019 (Covid-19) dan/atau dalam rangka menghadapi ancaman yang

membahayakan perekonomian Nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan bagi

masyarakat yang terdampak Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), perlu

memberikan bantuan sosial sembako dan bantuan sosial tunai”. Sementara terkait

data penerima Bantuan Sosial Tunai yang ditetapkan pada Keputusan Menteri

Sosial pada poin kesebelas bahwa Data keluarga penerima manfaat bantuan sosial

tunai diprioritaskan berasal dari data terpadu kesejahteraan sosial dan dapat berasal

dari usulan pemerintah daerah kabupaten/kota dengan melampirkan surat

pernyataan tanggung jawab mutlak mengenai kebenaran data keluarga penerima

manfaat yang diusulkan sebagai keluarga penerima bantuan sosial tunai.


23

Sehubung dengan Keputusan Menteri Sosial diatas orang yang berhak

menerima Bantuan Sosial Tunai menurut (Myoga, 2021) harus memenuhi

persyaratan berikut :

1. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BST harus berasal dari keluarga miskin

Masyarakat miskin adalah kondisi dimana fisik masyarakat yang tidak

memiliki akses ke sarana dan prasarana dasar lingkungan yang memadai, dengan

perumahan dan pemukiman yang kualitasnya jauh di bawah standar kelayakan dan

tidak menentu 2nya mata pencaharian yang mencakup seluruh multidimensi, yakni

dimensi lingkungan, sosial, ekonomi politik, serta dimensi asset (Miskin, 2011).

Kemiskinan didasari pada suatu standar tertentu dalam menggolongkan nya

yakni dengan membandingkan tingkat pendapatan yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan pokok minimum dengan tingkat pendapatan orang atau

keluarga. Berdasarkan kriteria tersebut sehingga dikenal dua jenis kemiskinan yaitu

kemiskinan relatif dan kemiskinan absolut. Kemiskinan relatif adalah masyarakat

yang mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum namun

secara relatif pendapatan mereka diantara masyarakat yang ada di sekitarnya masih

berada di bawah rata-rata. Sedangkan komunitas yang termasuk dalam kemiskinan

absolut adalah mereka yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok

minimumnya.

Kemudian pendapat lain mencoba mengetengahkan pembahasan terkait

kemiskinan yang dapat dibedakan menjadi kultural, struktural dan natural.

Kemiskinan kultural adalah suatu kondisi miskin yang disebabkan oleh faktor

budaya yang dihadapi komunitas. Dimana budaya yang hidup menyebabkan proses
24

pelestarian kemiskinan dalam masyarakat itu sendiri diyakini dan dikembangkan

dalam suatu masyarakat.

Kemiskinan natural dapat diartikan sebagai kemiskinan secara turun-temurun,

yang dihadapi suatu komunitas sehingga sulit melakukan perubahan karena

disebabkan oleh suatu kondisi keterbatasan secara alamiah.

Sedangkan kemiskinan struktural adalah suatu kemiskinan yang disebabkan

oleh faktor-faktor tertentu yang dibuat oleh manusia yang melanda suatu

komunitas. Beberapa faktor muncul karena dibuat, dibangun dan dikondisikan oleh

manusia, yang menyebabkan kerugian pada suatu sisi (Sulistyani, 2004 : 29-30).

Terdapat indikator kemiskinan yang ditentukan Badan pusat Statistik pada

suatu rumah tangga diantaranya adalah :

a. Lantai bangunan tempat tinggal dengan luas kurang dari 8 m2/orang;

b. Lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari bahan jenis tanah/kayu

muraha/bambu;

c. Dinding tempat tinggal terbuat dari bahan jenis rumbia/kayu berkualitas rendah

/bambu/tembok tanpa plester;

d. Tidak mempunyai tempat buang air besar atau ikut bersama-sama dengan

rumah tangga lain;

e. Tidak menggunakan sumber listrik sebagai;

f. Sumber air minum yang berasal dari air hujan/mata air tidak

terlindungi/sumur/sungai;

g. Menggunakan bahan bakar kayu bakar/arang/ minyak tanah untuk memasak

sehari-hari;
25

h. Dalam seminggu mengkonsumsi daging/susu/ayam hanya satu kali;

i. Dalam kurung waktu setahun hanya membeli satu stel pakaian baru;

j. Dalam Sehari hanya dapat makan sebanyak satu/dua;

k. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di Puskesmas/Poliklinik;

l. Kepala rumah tangga menjadi petani sebagai sumber penghasilan sebagai

buruh tani, dan dengan luas lahan 0,5 ha, buruh perkebunan atau nelayan atau

juga pekerjaan lainnya dengan jumlah pendapatan berada di bawah Rp.

600.000,- (Enam ratus ribu rupiah)

m. Kepala rumah tangga dengan Pendidikan tertinggi hanya tamat SD/tidak tamat

SD/tidak sekolah;

n. Tidak mempunyai tabungan atau barang yang mudah dijual dengan nilai Rp.

500.000,- (Lima ratus ribu rupiah) seperti emas, sepeda motor (kredit/non

kredit), ternak, kapal motor atau barang modal lainnya.

2. Dinyatakan keluarga yang tidak mampu.

Berdasarkan surat Keputusan Menteri Sosial RI No.146/HUK/2013 tentang

Penetapan Kriteria dan Pendataan Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu,

ditetapkan bahwa kategori fakir miskin dan orang tidak mampu dapat dibedakan

menjadi dua kelompok yaitu teregister dan belum teregister (Mahpuz, 2020).

a. Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu Teregister

1) Mempunyai sumber pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan

memenuhi kebutuhan dasar atau tidak mempunyai sumber mata

pencaharian.
26

2) Pengeluaran Sebagian besar untuk memenuhi konsumsi makanan pokok

yang sangat sederhana.

3) Mengalami kesulitan untuk berobat ke tenaga medis, kecuali Puskesmas

atau yang diberikan atau dikeluarkan Pemerintah.

4) Tidak mampu membeli pakaian untuk setiap anggota keluarga dalam jangka

waktu satu kali dalam satu tahun.

5) Hanya mampu menyekolahkan anaknya sampai jenjang pendidikan Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama atau Sekolah Menengah Pertama.

6) Dinding rumah terbuat dari bahan bambu/kayu/tembok dengan kondisi

tidak baik/kualitas rendah, termasuk tembok tidak diplester.

7) Lantai dengan kondisi terbuat dari tanah atau kayu/semen/keramik dengan

kondisi tidak baik/kualitas rendah.

8) Atap rumah yang terbuat dari ijuk/rumbia atau genteng/seng/asbes dengan

kualitas rendah/kondisi tidak baik.

9) Penerangan rumah tempat tinggal bukan dari listrik atau hanya dengan

listrik tanpa meteran.

10) Mempunyai luas lantai rumah yang sangat kecil dengan ukuran kurang dari

8 meter persegi/orang.

11) Sumber air minum yang dimiliki berasal dari sumur atau mata air tak

terlindung/air/sungai/air hujan/lainnya. (berdasarkan Basis Data Terpadu

hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial Tahun 2011)


27

2. Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu Belum Teregister

Fakir miskin dan orang tidak mampu belum teregister terdiri atas :

1) Gelandangan;

2) Pengemis;

3) Orang yang berasal dari komunitas adat terpencil;

4) Perempuan yang rawan sosial ekonomi;

5) Korban tindak kekerasan;

6) Pekerja migran dengan bermasalah Sosial;

7) Masyarakat miskin akibat suatu bencana alam dan sosial pasca tanggap

darurat sampai dengan 1 (satu) tahun setelah kejadian bencana;

8) Orang penerima manfaat Lembaga Kesejahteraan Sosial;

9) Penghuni rumah tahanan/lembaga pemasyarakatan;

10) Penderita Thalassaemia Mayor; dan

11) Penderita Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI).

3. Terdampak pandemik covid-19

a. Masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah yang menjalani isolasi

mandiri di rumahnya.

b. Masyarakat yang terdiri dari berbagai latar belakang, seperti korban PHK,

buruh kontrak, buruh harian, UMKM dan lainnya.


28

4. Harus terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), serta

memiliki NIK, Kartu Keluarga.

5. Tidak terdaftar dalam Program Keluarga Harapan (PKH) dan program

sembako.

Bantuan Sosial Tunai diberikan dengan tujuan agar dapat menyelamatkan hidup

warga miskin terdampak pandemi melalui Kementerian Sosial dan dana disalurkan

melalui PT Pos Indonesia, penggunaan dana BST harus disesuaikan dengan

kebutuhan untuk mengurangi pengeluaran akibat pandemic covid-19.

Berdasarkan penjelasan tersebut pemberian bansos tunai kepada masyarakat

membawa manfaat kepada masyarakat yaitu agar dapat memberikan perlindungan

dari kemungkinan resiko sosial yang terjadi sehingga membuat masyaraka dapat

mempertahankan ekstensi nya sebagai manusia yang bermartabat.

F. Kerangka Pikir

Penelitian ini dilakukan pada kantor Dinas Sosial di Kabupaten Maros dengan

maksud agar pelaksanaan kegiatan pemerataan penyaluran Bantuan Sosial Tunai

dapat berjalan dengan baik dan optimal, dapat memberikan kepuasan dan juga

memenuhi harapan masyarakat setempat serta tujuan organisasi yang telah

dirancang sebelumnya dapat tercapai.

Berdasarkan tinjauan pustaka bahwa dalam mengetahui kinerja suatu organisasi

perlu dilakukan pengukuran kinerja agar dapat mengetahui sejauh mana kinerja

yang telah dilaksanakan apakah sudah berjalan sesuai dengan sasaran dan tujuan

yang telah dibuat organisasi. Maka grand theory dari penelitian ini adalah kinerja
29

organisasi publik yang ;dilihat berdasarkan indikator-indikator menurut Agus

Dwiyanto (2008:50) dalam (Bintang & Widowati, 2017) yang di jadikan sebagai

tolak ukur kinerja Dinas Sosial di Kabupaten Maros. Dan untuk lebih jelasnya maka

dapat dilihat bagan berikut.

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Kinerja Dinas Sosial


Dwiyanto dalam (Bintang & Widowati, 2017)

Produktivitas Kualitas Layanan Responsivitas Responsibilitas Akuntabilitas

Pemerataan Penyaluran Bantuan Sosial Tunai


TTunai(BST))

G. Fokus Penelitian

Gambaran umum yang menjadi fokus utama penelitian ini sesuai dengan

rumusan masalah yakni kinerja Dinas Sosial dalam pemerataan penyaluran Bantuan

Sosial Tunai Kepada Masyarakat di Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten

Maros. Dalam hal ini indikator-indikator yang telah dijelaskan pada tinjauan

pustaka yang dijadikan sebagai alat untuk mengukur kinerja Dinas Sosial yaitu

berfokus pada:

1. Produktivitas

2. Kualitas Layanan

3. Responsivitas
30

4. Responsibilitas

5. Akuntabilitas

H. Deskripsi Fokus

Adapun yang menjadi deskripsi fokus pada penelitian ini adalah sebagai berikut ;

1. Produktivitas

Memantau dan memonitoring masyarakat miskin terutama yang terdampak

covid, memfasilitasi dan memperbaiki data secara periodik untuk menghindari

penyaluran BST yang tidak tepat sasaran.

2. Kualitas pelayanan

Pelayanan yang baik Dinas Sosial dalam pemerataan penyaluran bantuan sosial

tunai kepada masyarakat di Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros

yang dapat dilakukan dengan tepat waktu, dan tepat sasaran.

3. Responsivitas

Respon dan daya tanggap Dinas Sosial dalam pemerataan penyaluran bantuan

sosial tunai kepada masyarakat di Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten

Maros terhadap keluhan, kritik, saran serta aspirasi masyarakat, seberapa cepat

dan tepat respon dalam menanggapi hal yang dikeluhkan masyarakat dalam

memenuhi tuntutan masyarakat tersebut.

4. Responsibilitas

Dinas Sosial dalam pemerataan penyaluran bantuan sosial tunai kepada

masyarakat di Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros dalam

menjalankan tugasnya harus didasarkan pada aturan-aturan yang telah

ditetapkan atau berdasarkan kebijakan.


31

5. Akuntabilitas

pelaksanaan tugas serta pertanggung jawaban Dinas Sosial sesuai dengan aturan

dan kebijakan yang telah ditetapkan sebagai standar acuan pelaksanaan dalam

pemerataan penyaluran bantuan sosial tunai kepada masyarakat di Desa

Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros.


32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini waktu yang dibutuhkan penulis adalah dua bulan

lamanya setelah dilaksanakannya seminar pra penelitian.

2. Lokasi Penelitian

Berdasarkan isu-isu dan yang menjadi permasalahan dikalangan masyarakat

dalam pemerataan penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) di Desa Marannu

Kecamatan Lau, maka yang menjadi lokasi penelitian yang diambil peneliti adalah

Kantor Dinas Sosial Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif

dengan jenis penelitian deskriptif dimana data yang di ambil berdasarkan fakta-

fakta, kejadian-kejadian serta gejala-gejala yang terjadi secara sistematis dan akurat

pada Dinas Sosial Kabupaten Maros dalam pemerataan penyaluran Bantuan Sosial

Tunai kepada masyarakat di Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros.

C. Informan

Dalam penelitian ini peneliti menentukan informan melalui Teknik

Purposive. Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang

dapat memberikan data informasi yang di anggap perlu oleh peneliti maka, dalam
33

sub bab bagian ini akan di dibahas terkait Kinerja Dinas Sosial dalam pemerataan

penyaluran

Bantuan Sosial Tunai kepada masyarakat di Desa Marannu Kecamatan Lau

Kabupaten Maros. Proses penyaluran bantuan penting untuk diketahui untuk

melihat apakah BST benar diberikan kepada masyarakat. Sebelum membahas

mengenai hal tersebut, maka terlebih dahulu akan dipaparkan responden/ informan

yang digunakan sebagai salah satu sumber data dalam penelitian ini.

Informan dalam penelitian ini adalah 2 orang informan dari Dinas Sosial

Kabupaten Maros, 1 orang dari TKSK dan 4 Orang dari masyarakat di Desa

Marannu Kecamatan Lau sebagai penerima BST. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

table sebagai berikut :

Tabel 2 : Informan Penelitian


No Nama Informan Inisial Jabatan Jumlah
1 Prayitno, ST, MT P Kepala Dinas Sosial 1
Kabupaten Maros
2 Jumiati, SE J Seksi jaminan sosial, 1
penyuluhan dan
pengelolaan data.
3 Hj. Rahma HR Tenaga Kesejahteraan 1
Sosial Kecamatan
(TKSK)
4 Faridah F Masyarakat 1
5 Baharuddin B Masyarakat 1
6 Rosmini R Masyarakat 1
Jumlah 6
Sumber : Pemilihan informan melalui Teknik Purposive, 2021
34

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada bagian ini teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian merupakan

hal yang sangat penting, disebabkan dengan berbagai macam cara yang digunakan

untuk mengumpulkan data yang diperlukan oleh peneliti dalam penelitiannya.

Dalam hal ini pengumpulan data dimaksudkan dengan tujuan agar dapat

memperoleh keterangan, bahan, data, fakta dan kenyataan mengenai suatu

informasi yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, ada beberapa cara yang dilakukan

peneliti dalam mengumpulkan data tersebut yaitu dengan cara sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi secara langsung dan

tersembunyi dimana dalam pengumpulan data peneliti menunjukkan secara

langsung kepada responden bahwa peneliti sedang melakukan kegiatan penelitian

dan harus mengambil data dari pihak-pihak yang diperlukan. Sementara dalam

beberapa hal atau dalam beberapa waktu agar memperoleh data yang di inginkan

untuk menghindari ketika data yang dicari masih dirahasiakan oleh pihak instansi

maka peneliti menggunakan observasi secara tersembunyi.

2. Wawancara

Pengumpulan data dengan cara ini yaitu dengan melakukan komunikasi

secara langsung antara peneliti dengan responden agar dengan mudah mendapatkan

informasi secara jelas terkait masalah yang terjadi.


35

3. Dokumentasi

Untuk memperoleh data secara langsung dari lokasi penelitian dalam hal ini

laporan kegiatan, peraturan-peraturan, dokumen-dokumen yang relevan, foto dan

video dokumentasi serta data-data yang relevan lainnya.

E. Teknik Analisis Data

Pada saat pengumpulan data berlangsung barulah teknik analisis data

dilakukan. dalam menganalisis data yang digunakan peneliti yaitu model Miles and

Huberman dimana kegiatan dilakukan secara interaktif dalam analisis data

kualitatif yang terjadi secara terus menerus sampai selesai sehingga data yang di

peroleh sudah jenuh. Proses datanya yakni melalui : (1) data reduction (reduksi

data), (2) data display (penyajian data) dan (3) conclusion drawing/verification

(penarikan kesimpulan).

F. Teknik Pengabsahan Data

Dilakukan teknik triangulasi data menurut (Barlian, 2016) dalam menguji

validitas pada penelitian ini. Teknik tersebut dilakukan sebagai keperluan

pembanding dengan data lain dengan cara pemeriksaan keabsahan data

yang(Barlian, 2016) lain selain dari data ini dan peneliti menggunakan

1. Triangulasi sumber, digunakan untuk menguji kredibilitas data dengan

melakukan pengecekan data yang di dapatkan dari beberapa sumber.

2. Triangulasi teknik, digunakan untuk menguji kredibilitas data yang di dapatkan

dengan menggunakan teknik yang berbeda dari sumber yang sama


36

3. Triangulasi waktu, digunakan untuk pengujian kredibilitas data dalam waktu

atau situasi yang berbeda yang didapatkan dengan melakukan wawancara atau

teknik lainnya.
37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Nama Dinas Sosial Kabupaten Maros sebelumnya adalah Dinas Sosial, Tenaga

Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Maros namun seiring ditetapkannya Peraturan

Daerah Kabupaten Maros No. 07 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan susunan

perangkat daerah, Dinas Sosial telah menjadi salah satu organisasi perangkat daerah

yang secara khusus menangani urusan pemerintahan bidang sosial. Sehingga pada

Januari 2019 dengan ditetapkannya peraturan tersebut Dinas Sosial resmi sebagai

organisasi perangkat daerah tersendiri, dengan harapan agar penyelenggaraan

kesejahteraan sosial dapat berjalan dengan baik dan semaksimal mungkin, terutama

dalam hal meningkatkan kesejahteraan bagi para Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) dengan cara mengembangkan potensi dan sumber

kesejahteraan (PSKS).

Sebagai daerah secara langsung berbatasan dengan Kota Makassar yang mana

sebagai Ibu Kota Provinsi yang mengalami banyak perkembangan di bidang

ekonomi, hukum, politik, maupun sosial budaya dan banyak lagi perkembangan

lainnya. Kabupaten Maros sebagai salah satu daerah penyangga Provinsi Sulawesi

Selatan, terkait berbagai permasalahan sosial yang tidak bisa dipungkiri adanya,

sebagai akibat dari interaksi masyarakat di Kabupaten Maros terkhusus di daerah

wilayah yang berbatasan dengan Kota Makassar.

37
38

1. Struktur Organisasi Dinas Sosial Kabupaten Maros

Struktur organisasi dibentuk berdasarkan susuan yang terdiri atas pembagian

tugas dan tingkat jabatan yang menghubungkan antara pemimpin dan bawahan

yang memiliki tanggung jawab dan wewenang masing-masing sesuai dengan tugas

pada tiap-tiap bagian dalam suatu organisasi. Dinas Sosial Kabupaten Maros sudah

membuat dan menetapkan prosedur dan organisasi yang berhubungan dengan

strategi organisasi yang berpengaruh pada struktur organisasi tersebut. Dengan

dibentuknya struktur organisasi yang mempermudah tujuan organisasi dapat

tercapai. (Lampiran 1)

Berdasarkan perkembangan dari tahun ke tahun struktur organisasi tentu saja

mengalami perubahan atau pergantian anggota. Sejak 2019 Dinas Sosial Kabupaten

Maros menetapkan bahwa yang menjabat sebagai Kepala Dinas Sosial adalah

Prayitno, ST, MT. dan sebagai sekretaris H. Sahureng, S.Sos dengan jumblah

anggota sebanyak 47 orang. Hal tersebut dilakukan karena mengingat penerapan

pentingnya tata kelola organisasi yang baik maka dari itu dilakukan pergantian

anggota dan penambahan anggota.

2. Tujuan

Selaku pilar pembangunan yang mengurusi berbagai permasalahan sosial yang

ada di Kabupaten Maros merupakan tugas dari Dinas Sosial Kabupaten Maros.

Oleh karena itu, Dinas Sosial Kabupaten Maros memiliki tujuan yakni

melaksanakan segala urusan di Bidang perlindungan Sosial, Jaminan Sosial dan

pemberdayaan Sosial.
39

2. Visi dan Misi

Visi dan misi Dinas Sosial sebagai penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial di

Kabupaten Maros yang terpadu, terarah dan berkelanjutan sebagaimana rencana

yang ingin diwujudkan serta menjadi patokan dalam penetapan kegiatan dan

program.

a. Visi

“ Terwujudnya Pelayanan Sosial berkualitas, menuju Maros lebih Sejahtera ”

Kalimat tersebut merupakan visi dinas Sosial yang mengandung arti :

1) Pelayanan sosial yang diberikan dalam bentuk jaminan sosial, perlindungan

sosial, rehabilitasi sosial serta pemberdayaan sosial yang terencana, tepat,

cepat dan responsif.

2) Pelayanan sosial dengan mengutamakan keterlibatan seluruh unsur yang

terkait terkhusus yang berperanan aktif dalam organisasi sosial dan

masyarakat dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan.

3) Pelayanan sosial dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan daya

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) menuju kemandirian

dengan cara meningkatkan dan mengembangkan potensi dan sumber

kesejahteraan sosial.

Dengan diberikannya pelayanan sosial yang berkualitas, maka dengan

terwujudnya masyarakat yang lebih sejahtera sangat diharapkan.

b. Misi

Dalam mewujudkan visi tersebut, maka misi ditetapkan sebagai berikut :


40

1) Meningkatkan akses Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

dalam memberikan pelayanan sosial dalam hal pemenuhan kebutuhan

sosial.

2) Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur penyelenggara

kesejahteraan sosial.

3) Meningkatkan jejaring kerja penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

4) Meningkatkan kepedulian, kesadaran, dan partisipasi masyarakat dalam

rangka penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

5) Meningkatkan penyelenggaraan kesejahteraan sosial dengan basis data

(data Oriented) dan Teknologi Informasi (IT).

3. Sumber Daya Aparatur

Dengan adanya sumber daya yang mana terdiri atas sumber daya manusia

(SDM) sarana dan prasarana, serta kelembagaan dan ketatalaksanaan yang

merupakan faktor penunjang keberhasilan Dinas Sosial Kabupaten Maros dalam

hal menghadapi dinamika perubahan lingkungan hidup yang strategis. Dinas Sosial

Kabupaten Maros yang saat ini memiliki jumlah staf sebanyak 47 orang, yang

terbagi atas 6 orang berpendidikan strata dua (S2), 24 orang dengan Pendidikan

Strata Satu (S1), dan sebanyak 17 orang dengan pendidikan. SMU/sederajat.

Kemudian jika dilihat dari segi golongan dengan kepangkatan terbagi atas :

Golongan IV yaitu sebanyak 8 orang , golongan III dengan sebanyak 24 orang, serta

golongan II yaitu sebanyak 15 orang.

Sehingga kondisi pegawai Dinas Sosial Kabupaten Maros jika dilihat

berdasarkan golongan/kepangkatan maka dapat dijelaskan dengan rinci dalam table


41

sebagai berikut :

Tabel 3 : Kondisi Pegawai Dinas Sosial KabupatenMaros Berdasarkan


Tingkat Golongan
Sumber : Profil Dinas Sosial Kabupaten Maros 2019
Kemudian Adapun kondisi sumber daya aparatur Dinas Sosial Kabupaten

Maros jika dilihat berdasarkan tingkat Pendidikan sampai dengan bulan Januari
NO Pangkat/Golongan Jumlah Keterangan
(Orang)
1. Pembina Utama Muda, IV/c 1 -
2. Pembina Tkt I, IV/b 1 -
3. Pembina, IV/a 6 -
4. Penata Tkt I, III/d 6 -
5. Penata, III/c 9 -
6. Penata Muda Tkt I, III/b 4 -
7. Penata Muda, III/a 5 -
8. Pengatur Tkt I, II/d 3 -
9. Pengatur, II/c 6 -
10. Pengatur Muda Tkt I, II/b 3 -
11. Pangatur Muda 3 -
Jumlah 47
2017 yang mana jumlah terbanyak ada pada jenjang Srata 1 (S1) yaitu sebanyak 24

orang kemudian SMU/Sederajat sebanyak 16 dan untuk D3 sendiri hanya ada 1

orang di Kantor Dinas Sosial Kabupaten Maros. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

sebagaimana table berikut ini :

Tabel 4 : Kondisi Pegawai Dinas Sosial Kabupaten Maros Berdasarkan Tingkat


Pendidikan

Sumber : Profil Dinas Sosial Kabupaten Maros 2019


4. Sarana dan Prasarana
42

Dalam menunjang dan mendukung pelaksanaan setiap kegiatan pelayanan

sosial di Dinas Sosial Kabupaten Maros ini saran prasarana yang memadai tentu
No. Pangkat/Golongan Jumlah (Orang) Keterangan
1. Starata dua (S2) 6 -
2. Starata satu (S1) 24 -
3. Sarjana Muda (D3) 1 -
4. SMU/Sederajat 16 -
Jumlah 47
Sumber : Profil Dinas Sosial Kabupaten Maros 2019

sangat dibutuhkan. Dalam hal ini yang menjadi pendukung dalam kinerja yang

tidak kalah pentingnya yaitu adanya aspek sarana dan prasarana dengan anggaran

yang tersedia. Sehingga sarana dan prasarana di Dinas Sosial Kabupaten Maros

dapat disebutkan sebagai berikut :

a. Bangunan Gedung kantor yaitu sebanyak 1 unit dengan luas bangunan 305 M2.

b. Bangunan sekretariat Unit Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (UPPKH)

dengan luas bangunan 75 M2.

c. Bangunan Rumah Singgah dengan luas bangunan 110 M2.

d. Terdapat 3 buah kendaraan roda 4, dan

e. Terdapat 13 unit kendaraan dengan roda 2

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kinerja Dinas Sosial

dalam pemerataan penyaluran dana Bantuan Sosial Tunai kepada masyarakat di

Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros. Penelitian ini dilakukan dengan
43

menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data informasi yang

diperoleh dari hasil observasi dan wawancara yang diberikan oleh 6 orang informan

yang dilakukan di Kantor Dinas Sosial Kabupaten Maros.

Bantuan Sosial Tunai atau yang biasa disebut BST ini merupakan program

bantuan sosial yang diberikan pemerintah kepada masyarakat yang terdampak

covid-19. Bantuan sosial tunai sendiri merupakan jenis bantuan jangka pendek

dimana sifatnya tidak diberikan secara terus menerus. Bantuan sosial tunai ini

diluncurkan oleh pemerintah sejak tahun 2020 saat pandemic covid mulai masuk

ke Indonesia dan sampai sekarang Dinas Sosial Kabupaten Maros terkait bantuan

ini masih menunggu informasi apakah pemerintah pusat masih mengadakan

bantuan sosial tunai ini atau telah di tiada kan. Mengingat sampai saat ini Corona

Virus Dieses 19 masih ada di Indonesia yang menyebabkan perekonomian di

Indonesia mengalami penurunan terkhusus bagi masyarakat pelosok desa.

Bantuan Sosial Tunai diberikan kepada masyarakat di seluruh Indonesia yang

terdampak covid-19. Salah satu desa penerima manfaat bantuan sosial tunai ini

adalah Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros, penyaluran dana bantuan

sosial tunai tersebut diberikan secara bertahap disetiap bulannya. Meskipun BST

tersebut programnya diberikan untuk setiap bulannya namun terkadang Bantuan

Sosial Tunai tersebut diberikan untuk 2 bulan bahkan 3 bulan sekaligus dilihat

berdasarkan situasi apakah covid-19 masih ada. Terdapat beberapa tahap yang

diberikan langsung sekaligus untuk jangka waktu tiga bulan seperti pada tahun 2020

diberikan pada bulan Juni – Agustus, September - November dan seterusnya.


44

Sementara di tahun 2021 bantuan tersebut terakhir diberikan untuk jangka waktu

Juni – Juli.

Pandemi covid-19 di Indonesia telah berlangsung sejak tahun 2020 sampai

sekarang, pada tahun 2020 bantuan sosial tunai diberikan kepada masyarakat di

Kabupaten Maros sekitar 14.000 KPM namun di tahun 2021 penerima bantuan BST

di Kabupaten Maros sekitar 9.000 KPM. Hal itu tentu saja mengalami penurunan

yakni sebanyak 5.000 KPM terdampak covid-19 yang tidak lagi memperoleh BST.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel rekapitulasi penerima BST tahap 3-4 berikut

ini :

Tabel 5 : Rekap data penerima BST Kabupaten Maros tahap 3 dan 4

KECAMATAN DESA/KEL Program BST


No.

1 BANTIMURUNG 803
2 ALATENGAE 113
3 BARUGA 104
4 KALABBIRANG 107
5 LEANG LEANG 131
6 MANGELORENG 59
7 MATTOANGING 67
8 MINASA BAJI 157
9 TUKAMASEA 65
10 BONTOA 818
11 AMPIKALE 67
12 BONTO BAHARI 24
13 BONTOA 178
14 BONTOLEMPANGANG 82
15 MINASUPA 66
16 PAJUKUKANG 76
17 SALENRANG 171
18 TUNIKAMASEANG 83
19 TUPPABIRING 71
20 CAMBA 303
21 BENTENG -
22 CEMPANIGA 79
23 CENRANA 24
45

24 MARIO PULANA 52
25 PATANYAMANG 11
26 PATTIRO DECENG 47
27 SAWARU 51
28 TIMPUSENG 39
29 CENRANA 419
30 BAJIPAMAI 71
31 CENRANA BARU 25
32 LABUAJA 67
33 LAIYA 28
34 LEBBOTENGNGAE 83
35 LIMPOCCOE 95
36 ROMPEGADING 50
37 LAU 802
38 ALLEPOLEA 217
39 BONTO MARRANU 91
40 MACCINI BAJI 190
41 MARANNU 97
42 MATTIRODECENG 75
43 SOREANG 132
44 MALLLAWA 470
45 BARUGAE 22
46 BATU PUTIH 75
47 BENTENGE 29
48 GATARANG MATINGGI 16
49 MATAMPA POLE 46
50 PADAELO 34
51 SABILA 113
52 SAMAENRE 26
53 TELUPANUAE 35
54 ULUDAYA 27
55 WANUA WARU 47
56 MANDAI 1.058
57 BAJI MANGNGAI 144
58 BONTO MATENE 206
59 BONTOA 281
60 HASANUDDIN 208
61 PATTONTONGANG 72
62 TENRIGANGKAE 147
63 MAROS BARU 873
64 BAJI PAMAI 138
65 BAJU BODOA 245
66 BORI KAMASE 152
67 BORI MASUNGGU 96
68 MAJANNANG 39
69 MATTIRO TASI 108
70 PALLANTIKANG 95
46

71 MARUSU 979
72 ABULO SIBATANG 79
73 BONTO MATENE 99
74 MARUMPA 193
75 NISOMBALIA 86
76 PABENTENGANG 281
77 TELLUM POCCOE 122
78 TEMMAPADUAE 119
79 MONCONG LOE 592
80 BONTO BUNGA 64
81 BONTO MARANNU 97
82 MONCONG LOE 124
83 MONCONG LOE BULU 159
84 MONCONG LOE LAPPARA 148
85 SIMBANG 526
86 BONTO TALLASA 93
87 JENETAESA 122
88 SAMANGKI 116
89 SAMBUEJA 46
90 SIMBANG 83
91 TANETE 66
92 TANRALILI 468
93 ALLAERE 64
94 BORONG 65
95 DAMAI 92
96 KURUSUMANGE 47
97 LEKOPANCING 101
98 PURNAKARYA 26
99 SUDIRMAN 14
100 TODDOPULIA 59
101 TOMPOBULU 287
102 BENTENG GAJAH 85
103 BONTO MANAI 13
104 BONTO MANURUNG 3
105 BONTO MATINGGI 6
106 BONTO SOMBA 3
107 PUCAK 64
108 TODDOLIMAE 23
109 TOMPOBULU 90
110 TURIKALE 1.295
111 ADATONGENG 137
112 ALLIRI TENGAE 56
123 BORI BELLAYA 108
124 PETTUADAE 234
125 RAYA 222
47

126 TAROADA 349


127 TURIKALE 189
128 Grand Total 9.693
Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Maros, 2021.
Bantuan Sosial Tunai (BST) yang diberikan kepada masyarakat yang terdampak

Pandemi Covid-19 yang mana sumber datanya berasal dari Data Terpadu

Kesejahteraan Sosial (DTKS) dengan kategori rumah tangga Rentan. Jumlah

Rumah Tangga dalam DTKSK di Kabupaten Maros berkisar 39.000 yang mana

dari 39.000 DTKS terdiri dari Keluarga penerima Bantuan Program PKH, BPNT

dan BST. Semua keluarga yang terdapat dalam DTKS telah mendapatkan bantuan

sosial khusus keluarga rentan yang terdapat dalam DTKS. Keluarga miskin atau

tidak mampu yang tidak terdapat dalam DTKS juga telah diusulkan untuk

mendapatkan Bantuan Sosial Tunai selama Pandemi dan ke depannya akan

dimasukkan ke DTKS.

Proses pelaksanaan penyaluran BST dilaksanakan oleh PT. POS Indonesia yang

bekerjasama dengan petugas Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) Dinas

Sosial Kabupaten Maros untuk membantu dan memfasilitasi masyarakat selama

penyaluran BST.

Sementara untuk di Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros jumlah

penerima bantuan sosial tunai yaitu sebanyak Rp 300.000-,/bulan/KK pada tahun

2020 sebanyak 150 an KPM yang juga mengalami penurunan ditahun 2021 ini BST

diberikan hanya sekitar 90 an KPM. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bagan

dibawa ini.

Tabel 6 : Penerima BST Desa Marannu Kecamatan Lau Tahap 1-13

Penerima BST di Desa Marannu


48

NO Tahap Penyaluran Dusun Dusun Dusun Total


Marana Kalokko Kokoa
1 Tahap 1 78 58 17 152
72 Tahap 2 79 58 17 153
3 Tahap 3 66 48 13 127
4 Tahap 4 dan 5 78 58 14 149
5 Tahap 6 53 44 12 109
6 Tahap 7 53 44 12 109
7 Tahap 8 53 44 12 109
8 Tahap 9 53 44 12 109
9 Tahap 10 50 27 8 85
10 Tahap 11 51 40 8 99
11 Tahap 12 dan 13 50 39 8 97
Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Maros, 2021.
Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa jumlah penerima BST mengalami

penurunan dari tahap ke tahap dimana jumlah penerima bantuan sosial tersebut

berada pada tahap ke 2 yaitu sebanyak 153 KPM dan jumlah penerima terendah

berada pada tahap 10 yaitu 85 KPM.

Berbeda dari pembagian tahap sebelumnya yang mana program yang diberikan

hanya Bantuan Sosial Tunai saja namun pada pembagian di tahap 12-13 BST

diberikan bersamaan dengan beras 10 kg yang membuat masyarakat semakin

merasa terbantu dengan adanya bantuan tersebut.

Desa Marannu adalah salah satu desa di yang terletak di sebelah utara

Kabupaten Maros tepatnya di Kecamatan Lau, Desa Marannu terdiri atas tiga dusun

yakni Dusun Marana, Dusun Kalokko dan Dusun Kokoa. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat dari bagan berikut ini :


49

Tabel 7 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendataan Sustainable Development

Goals (SDGs) Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros Tahun 2021

No Dusun RT Kartu Laki- Perempuan Jumlah


Keluarga
Laki Jiwa
(KK)
1 Dusun Kalokko 01 48 98 83 181
02 90 91 96 187
03 80 136 149 285
04 55 76 106 182
05 53 92 93 185
2 Dusun Marana 01 67 113 121 234
02 64 119 110 229
03 56 105 110 215
04 67 122 105 227
05 75 113 136 249
3 Dusun Kokoa 01 49 97 89 186
02 35 60 58 118
03 44 66 77 143
Jumlah 743 1288 1333 2621
Sumber : Kantor Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros, 2021.

Berdasarkan bagan diatas dapat kita lihat bahwa jumlah keseluruhan KK

(Kartu Keluarga) di Desa Marannu Kecamatan Lau ini sebanyak 743 KK dengan

jumlah keseluruhan jiwa sebanyak 2621 jiwa yang terdiri dari 1288 laki-laki dan

1333 perempuan.

Data yang ditemukan di Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros

yang memiliki jumlah Kepala Keluarga laki-laki yaitu sebanyak 631 jiwa dan 112

jiwa Kepala Keluarga Perempuan. Berdasarkan data yang dihimpun pada tahun
50

2021 jumlah tingkat kemiskinan di Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten

Maros sebanyak 199 jiwa. Dengan tingkat pendidikan penduduk yang masih rendah

dan mata pencaharian Sebagian besar adalah petani. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat rincian tabel tingkat Pendidikan di Desa Marannu Kecamatan Lau

Kabupaten Maros sebagai berikut :

Tabel 8 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Jiwa Persentase (%)


1 Tamat SD 560 21,36%
2 Tamat SMP 565 21,55%
3 Tamat SMA 352 13,42%
4 Diploma D1-D3 8 0,30%
5 S1-S3 55 2,09%
Tidak Sekolah 1.081 41,24%
Jumlah 2621 100%
Sumber : Kantor Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros, 2021.

Berdasarkan tabel di atas bahwa tingkat pendidikan di Desa Marannu

Kecamatan Lau Kabupaten Maros yang yang sebagian besar penduduknya tidak

bersekolah/ belum sekolah yaitu sebanyak 1081 jiwa. Sedangkan jumlah

pendidikan Sarjana S1-S3 masih sedikit yaitu 53 jiwa atau 3,17%. Sehingga dapat

dikatakan tingkat pendidikan di Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros

masih rendah, selain itu mayoritas penduduk yang Sebagian besar pekerjaannya

adalah sebagai petani, tidak banyak masyarakat yang bekerja sebagai Pegawai

Negeri Sipil (PNS). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut :
51

Tabel 9 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pekerjaan

No Mata Pencaharian Jumlah Persentase (%)


Jiwa
1 Pegawai Negeri Sipil 12 2,94%
2 Polri 4 0,98%
3 Pengrajin 13 3,19%
4 Petani 249 61,17%
6 Nelayan 109 26,78%
7 Peternak 20 4,91%
Jumlah 407 100%
Sumber : Kantor Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros, 2021.

Berdasarkan tabel tersebut, mata pencaharian masyarakat di Desa Marannu

Kecamatan Lau Kabupaten Maros dengan jumlah kesuluruhan sebanyak 407 jiwa

yang sebagian besar didominasi sebagai petani yaitu sebanyak `61,17% atau 249

jiwa. Dan masyarakat yang mempunyai mata pencaharian sebagai PNS hanya

sedikit yaitu sebanyak 12 jiwa atau sebanyak 2,94%.

Berdasarkan metode penelitian sebelumnya dalam penelitian ini juga

dilakukan wawancara pada beberapa informan baik dari Dinas Sosial maupun juga

dari masyarakat di Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros. Dalam

penelitian ini pemilihan informan dilakukan dengan Teknik purposive dengan

mempertimbangkan bahwa informan berasal keluarga terdampak Covid-19 yang

memperoleh BST dan tidak memperoleh BST. Selain itu Dinas Sosial dipilih karena

merupakan salah satu Instansi penyalur bantuan sosial utama di Kabupaten Maros,

kemudian Desa Marannu sendiri dipilih karena masyarakatnya sudah terdaftar di

dalam DTKS.
52

Sebagaimana dalam penyaluran BST melalui berbagai tahapan yang mana

Dinas Sosial tidak sendiri dalam melaksanakan penyaluran melainkan juga

dilakukan oleh beberapa pihak salah satunya PT Pos yang merupakan penyalur

utama yang tugaskan langsung oleh PT Pos Indonesia yang kerja sama dengan

Kementerian Sosial. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan bagan proses penyaluran

Bantuan Sosial Tunai (BST)

Kemudian pada bagian ini pula seperti yang telah di jelaskan pada bab

sebelumnya yang mana diperlukan beberapa indikator-indikator yang kemudian

indikator-indikator tersebut digunakan dalam mengukur kinerja Dinas Sosial dalam

menyalurkan dana Bantuan Sosial Tunai (BST) kepada masyarakat di Desa

Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kantor Dinas Sosial

Kabupaten Maros terkait kinerja Dinas Sosial dalam penyaluran dana bantuan

sosial tunai kepada masyarakat di Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros

yang dilihat berdasarkan produktivitas, kualitas layanan, responsivitas,

responsibilitas, dan akuntabilitas. Maka dari itu, peneliti menyimpulkan hasil

sebahai berikut :

1. Produktivitas

Produktivitas bukan hanya mengukur efisien tidaknya suatu kinerja, namun

juga berhubungan dengan efektifitas dari aktivitas organisasi dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat. Dalam konteks kinerja organisasi Dina Sosial


53

Kabupaten Maros, produktivitas kerja yang diberikan merupakan salah satu acuan

tercapai tidaknya suatu target atau rencana yang telah ditentukan.

Berikut lampiran hasil wawancara antara peneliti dan beberapa narasumber

yang menyatakan bahwa Dinas Sosial dalam pemerataan penyaluran bantuan sosial

tunai kepada masyarakat di Desa Maraanu Kecamatan Lau Kabupaten Maros.

“Selama ini kami terus melakukan pendataan penerima BST agar tepat
sasaran. BST diberikan kepada masyarakat yang terdampak Covid-19 yang
mana sumber datanya berasal dari DTKS dengan kategori rumah tangga
Rentan. Dan Semua keluarga yang terdapat dalam DTKS telah mendapatkan
bantuan sosial khusus keluarga rentan. Keluarga miskin atau tidak mampu
yang tidak terdapat dalam DTKS juga telah diusulkan untuk mendapatkan
Bantuan Sosial Tunai selama Pandemi dan ke depannya akan dimasukkan ke
DTKS.” kata Prayitno Kepala Dinas Sosial Kabupaten Maros (16/06/2021)
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh Kepala Dinas Kabupaten

Maros dapat diketahui bahwa Bantuan Sosial Tunai diberikan kepada masyarakat

yang terdampak covid-19 yang namanya sudah terdaftar dalam Data Terpadu

Kesejahteraan Sosial (DTKS). Selain itu keluarga yang telah terdaftar dalam DTKS

juga sudah terdaftar sebagai keluarga penerima manfaat bantuan sosial khusus

rentan. Sementara usulan terus dilakukan kepada masyarakat miskin yang tidak

terdaftar dalam DTKS agar ke depannya dapat menerima bantuan dan segera di

daftarkan data DTKS.

“Dinas sosial melalui petugas enumerator dan TKSK memantau dan


melakukan pendataan keluarga miskin yang terdampak pandemi yang tidak
terdaftar pada DTKS. Kemudian kita usulkan sebagai penerima bantuan
sosial.” kata Jumiati (14/06/2021).
Pendataan keluarga miskin terus dilakukan demi pemerataan penyaluran dana

bantuan sosial tunai kepda masyarakat di Desa Marannu Kecamatan Lau Kbaupaten
54

Maros serta memantau masyarakat miskin yang terdampak covid-19 melalui

fasilitator desa dan kelurahan.

“Kita cek, kita pantau warga disana lalu kita pendataan ulang memperbaiki
data yang salah” kata Hj. Rahma Tenaga Kerja Kesejahteraan Sosial
Kecamatan (16/06/2021).
Dinas Sosial meminta kepada masyarakat agar tidak resah karena pihaknya

juga terus melakukan mengecekkan dan perbaikan data untuk di perbarui di

Kementerian Sosial.

2. Kualitas Layanan

Kualitas layanan yang diberikan Dinas Sosial Kabupaten kepada masyarakat

sangat ditentukan oleh sumber daya aparatur yang berperan dalam menangani

segala kebutuhan yang diperlukan saat melakukan penyaluran dana Bantuan Sosial

Tunai (BST) terlebih dimasa pandemi covid-19. Selain itu, bagaimana aparatur

Dinas Sosial Kabupaten Maros dapat mengetahui kebutuhan dan harapan

masyarakat dalam rangka memenuhi persyaratan yang harus dilengkapi.

Berikut ini peneliti sajikan apa yang menjadi hasil wawancara dengan naras

umber mengenai kualitas layanan yang dilakukan Dinas Sosial dalam proses

penyaluran dana bantuan sosial tunai kepada masyarakat di Desa Marannu

Kecamatan Lau Kabupaten Maros.

Bapak Prayitno sebagai Kepala Dinas Sosial Kabupaten Maros mengatakan

pelyanan yang diberikan kepada masyarakat sudah baik dengan memperhatikan

dan membantu masyarakat yang telah memperoleh bantuan dan yang belum

memperoleh bantuan agar dapat mendapatkan dana bantuan tersebut.


55

“Dalam penyaluran Bantuan Sosial Tunai ini agar penyalurannya diberikan


secara merata maka kami dari Dinas Sosial melakukan pengecekan data dan
pembaharuan data secara terus menerus terkait penerima bantuan sosial.” kata
Prayitno, ST, MT (16/6/2021).
Berdasarkan wawancara tersebut, dalam pemerataan penyaluran BST terlebih

dahulu dilakukan pengecekan data kembali oleh Dinas Sosial Kabupaten Maros

agar masyarakat yang layak menerima BST ini yang sebelumnya tidak memperoleh

bantuan juga ikut merasakan manfaat dari pemberian BST ini. Dengan demikian

Dinas Sosial terus melakukan perbaikan data agar dalam penyalurannya dapat

diberikan secara merata. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Kepala Dinas

Sosial Kabupaten maros dan beberapa narasumber lainnya sebagai berikut :

“Dinas Sosial dalam pemerataan penyaluran BST ini tugasnya itu


memperbaiki data yang salah. Jadi ketika terdapat data penerima yang double
baik dalam satu keluarga maupun double karena sudah mendapat bantuan lain
maka kita harus secepatnya memperbaikinya.” kata Jumiati (14/6/2021).
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa memperbaiki data penerima bantuan

sosial tunai merupakan salah satu tugas Dinas Sosial. Data yang diperbaiki adalah

data kepemilikan ganda baik dalam satu keluarga maupun data ganda dari bantuan

lain. Sehingga data yang salah tersebut diganti dengan data penerima baru yang

sebelumnya belum pernah menerima bantuan sosial lain dan juga layak menerima

bantuan sosial tersebut.

“Dalam pemerataan BST kami juga meminta bantuan dari TKSK dan
enumerator, Kan dia lebih tau masyarakat mana yang sudah menerima BST,
yang mana yang tidak menerima BST tapi layak menerima, yang mana sudah
menerima BST terus menerima PKH. Jadi kita tanyakan dulu ke TKSK
supaya data yang kita perbaiki benar-benar sesuai dengan kenyataan bahwa
penerima BST benar layak menerimanya.” kata Hj Rahma (14/6/2021).
Disisi lain perbaikan data juga dilakukan oleh Dinas Sosial dengan

menggunakan beberapa perantara dalam pengumpulan datanya diantaranya TKSK


56

dan enumerator. Pengecekan ulang dilakukan melalui bantuan TKSK yang lebih

tahu terkait data-data penerima bantuan lebih rinci sehingga setelah melakukan

perbaikan data, data tersebut diperlihatkan kepada TKSK apakah data tersebut

sudah benar sesuai dengan data penerima yang layak sehingga perbaikan data

tersebut dilakukan agar dapat memperbaiki data yang tidak valid

Sejalan dengan pernyataan tersebut seorang Tenaga Kesejahteraan Sosial

Kelurahan atau yang biasa di sebut TKSK menyebutkan terkait bantuan sosial tunai,

“Dinas Sosial melalui petugas fasilitator Desa dan Kelurahan yang biasa
disebut dengan enumerator dan TKSK melakukan validasi dan pendataan
keluarga miskin yang tidak terdaftar pada DTKS agar segera didaftarkan
sehingga layak menerima BST” kata Hj Rahma (14/6/2021).
Dapat diketahui bahwa TKSK adalah Tenaga Kesejahteraan Sosial

Kecamatan yang merupakan perpanjangan tangan antara Kecamatan dan Dinas

Sosial. dalam pemerataan penyaluran BST ini TKSK membantu dinas sosial dalam

memberikan informasi terkait keluarga miskin yang tidak memperoleh BST

dikarenakan tidak terdaftar dalam DTKS sehingga dilakukan pendataan ulang

keluarga miskin dan validasi data penerima.

Pada bagian ini peneliti juga melakukan wawancara secara langsung kepada

masyarakat penerima BST, untuk lebih jelasnya dapat dilihat hasil wawancara

berikut ini :

“Pelayanannya baik, dan saya merasa ada pengurangan penerima karena


biasanya jumlahnya banyak sekarang tambah sedikit” kata Faridah
(17/6/2021).
57

Menurut Faridah salah seorang penerima BST di Desa Marannu Kecamatan Lau

Kabupaten Maros bahwa jumlah penerima Bantuan Sosial Tunai mengalami

penurunan pada setiap tahapnya.

“Kalau menurut saya pelayanannya kurang baik, karena awalnya saya


mendapat BST itu tapi waktu ada pemberitahuan tahap selanjutnya nama saya
sudah tidak ada lagi, saya juga bingung kenapa tidak ada padahal sekarang
saya membutuhkan uang tersebut” Kata Baharuddin (17/6/2021).
Dapat di lihat bahwa pengurangan data penerima BST juga berdampak pada

Baharuddin sehingga tidak lagi menerima manfaat bantuan sosial tunai tersebut.

Sejalan dengan pendapat penerima bantuan sosial tunai Baharuddin, Rosmini

mengatakan bahwa :

“Pelayanannya bagus, kurasakan tawwa karena tambah berkurang penerima


itu berarti ada yang dikurang misalnya yang mendapat dulu sebenarnya tidak
layak menerima bantuan jadi dihapus namanya. Tapi masih ada mungkin
yang belum menerima kodong baru layak ji” kata Rosmini (17/6/2021).
Berkurangnya penerima Bantuan Sosial Tunai dari tahap awal hingga akhir

dapat dirasakan oleh masyarakat. Namun tidak menutup kemungkinan dengan

pengurangan tersebut pemerataan penyaluran BST di Desa Marannu Kecamatan

Lau Kabupaten Maros sudah merata dengan baik.

3. Responsivitas

Responsivitas yang diberikan di Kantor Dinas Sosial dalam pemerataan

penyaluran dana BST di Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros dapat

dilihat berdasarkan wawancara berikut peneliti akan memaparkan sejauh mana

Responsivitas yang diberikan Dinas Sosial selama proses penyaluran dana bantuan
58

sosial tunai kepada masyarakat di Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten

Maros.

"Terkait pemerataan BST ini ketika kami mengetahui ada data yang salah
maka kita langsung perbaiki data tersebut. Perbaikan terus kami lakukan
sampai data penerima sudah benar tepat sasaran. Sebelumnya kita melakukan
evaluasi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam kegiatan ini
kemudian melakukan perbaikan. Perbaikan tersebut langsung kami serahkan
ke pemerintah pusat agar segera di proses. tapi yang menjadi kendala disini
adalah ketika kita melakukan perbaikan dan memberikan langsung ke
Kementerian Sosial tidak semua itu langsung diperbaiki. Jadi setiap keluar
data penerima terus ada yang tidak tepat sasaran lagi ya kita perbaiki lagi kita
usulkan kembali ke Kementerian Sosial” kata Prayitno Kepala Dinas Sosial
Kabupaten Maros (16/6/2021).
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Kepala Dinas

Kabupaten Maros tersebut, dapat dilihat bahwa dalam pemerataan penyaluran

bantuan sosial tunai ini Dinas Sosial melakukan evaluasi dan memperbaiki data

yang ditemukan tidak valid. Namun tidak semua usulan perbaikan dari Dinas Sosial

langsung di perbarui oleh Kementerian Sosial. Meskipun demikian Dinas Sosial

tetap berusaha untuk melakukan perbaikan data sampai data tersebut benar tepat

sasaran.

Selain itu, berikut pengakuan dari pegawai / staf dari Dinas Sosial Kabupaten

Maros yang memiliki tugas utama untuk memberikan pelayanan yang baik kepada

masyarakat yaitu salah satunya dengan memberikan respon dan tanggapan kepada

masyarakat.

“Untuk meningkatkan ketepatan penyaluran BST agar dapat diberikan secara


merata ada fitur Usul dan Sanggah pada aplikasi cek Bansos. Dengan fitur ini
diharapkan dapat memudahkan masyarakat yang tidak memperoleh dapat
menyampaikan permasalahan mereka alami dan segera kami tangani.
” kata Jumiati (14/6/2021).
59

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan Bagian Jaminan Sosial

Dinas Sosial Kabupaten Maros bahwa untuk mempermudah masyarakat dalam

melakukan pengaduan dapat dilakukan melalui aplikasi cek Bansos dimana

masyarakat dapat menyampaikan usulan dan sanggahan nya melalui fitur aplikasi

tersebut agar dengan cepat di perbaiki oleh Dinas Sosial.

Selain itu Hj Rahma seorang Tenaga Kesejahteraan sosial Kecamatan yang

menjadi perpanjangan tangan Kecamatan dengan Dinas Sosial Kabupaten Maros

mengatakan :

“Kan ada buku pengaduan kalau ada masyarakat yang mengadu, dilayani dan
kalau ada masyarakat yang mengadu dan tidak bisa ke Dinas Sosial maka
diarahkan ke TKSK kemudian TKSK yang akan menyampaikan kepada
Dinas Sosial kemudian Dinas Sosial yang akan melakukan perbaikan data.”
kata Hj Rahma (14/6/2021).
Dari pernyataan diatas dapat dilihat bahwa buku pengaduan telah disiapkan

untuk masyarakat yang ingin memberikan pengaduan terkait bantuan sosial baik itu

bantuan sosial tunai maupun bantuan sosial lainnya. Selain itu ketika masyarakat

tidak dapat dating ke Kantor dinas Sosial maka masyarakat juga dapat

menyampaikan keinginannya melalui TKSK yang selanjutnya tugas TKSK untuk

menyampaikan keinginan atau aduan masyarakat kepada Dinas Sosial Kabupaten

Maros agar Dinas Sosial dapat melakukan perbaikan data.

Dalam penelitian ini peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa

masyarakat KPM dalam wawancara penelitian ini menyatakan hal yang sama

terkait respon yang diberikan Dinas Sosial kepada masyarakat di Desa Marannu.
60

“Responnya bagus ji, kalua ada yang komentar najelaskan ji. Tapi menurut
ku tidak bisa tawwa komentar apa-apa karena datanya diberikan langsung
dari pusat terus langsungki dibawakan undangan.” kata Farida (17/6/2021).
Dari pernyataan masyarakat KPM bantuan sosial tunai di atas terkait respon

yang di berikan Dinas Sosial sudah bagus, dan masyarakat yang tidak menerima

bantuan tidak bisa marah karena bantuan sosial tunai ini diberikan langsung oleh

pemerintah pusat.

Kemudian pendapat Baharuddin yang juga merupakan KPM bantuan sosial

tunai di Desa marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros pada tahap awal

penyaluran dan penyaluran selanjutnya tidak menerima BST lagi.

“saya pernah dapat BST tapi sekarang tidak lagi kudapat.” kata Baharuddin
(17/6/2021)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa data penerima

BST mengalami perubahan seperti yang alami oleh Baharuddin, keluarga penerima

manfaat yang sebelumnya menerima BST dan pada tahap berikutnya tidak lagi

menerima BST.

Kemudian sejalan dengan pendapat Baharuddin, salah satu masyarakat KPM

di Desa Marannu Kecamatan Lau yaitu Rosmini mengatakan bahwa :

“Kalau pemerataan nya mungkin belum merata dengan baik. Karena ada juga

keluarga yang mampu dapatki BST ada juga orang yang tidak mampu tapi

tidak dapat ki.” kata Rosmini (17/6/2021).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui penyaluran bantuan sosial

tunai di Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros dikatakan belum merata

karena terdapat masyarakat yang memperoleh bantuan tersebut namun dapat


61

dikatakan masyarakat yang tergolong mampu. Sebaliknya terdapat masyarakat

yang tergolong tidak mampu dan layak memperoleh BST tersebut namun tidak

memperoleh bantuan.

4. Responsibilitas

Responsibilitas ini dapat diketahui berdasarkan pelaksanaan kegiatan

organisasi yang telah seusai dengan mekanisme kerja dan prosedur kerja yang ada.

Pemerataan penyaluran dana bantuan sosial tunai kepada masyarakat dimasa

pandemi covid-19 oleh Dinas Sosial Kabupaten Maros dilakukan berdasarkan pada

aturan hukum yang ada.

“Data penerima BST adalah data yang diberikan langsung oleh Kementerian
Sosial sementara kami dari Dinas Sosial memperbaiki data yang salah agar
dapat diperbaharui oleh Kementerian Sosial. Data ini dibuat berdasarkan
keluarga penerima bantuan yang layak seperti keluarga miskin
berpenghasilan rendah, keluarga terdampak covid yang tergolong tidak
mampu, juga keluarga yang tidak memperoleh bantuan lain ketika ditemukan
data penerima BST yang tidak sesuai dengan ketentuan tersebut maka itu
yang harus kita hilangkan. Terkait sosialisasi kita tidak pernah melakukannya
karena data yang datang langsung tiba-tiba datang jadi kita sisa langsung
membagikan undangan ke kelurahan untuk diberikan kepada penerima.” kata
Prayitno (16/6/2021).
Data penerima BST dibuat berdasarkan data keluarga yang Terdampak pandemi

covid-19, keluarga tidak mampu dan miskin, dan keluarga yang belum pernah

menerima bantuan sosial lain selain Bantuan Sosial Tunai. Perbaikan data

dilakukan ketika data yang ditemukan mengalami ketidak sesuaian denga aturan.

Namun sosialisasi tidak dilakukan karena penyaluran bantuan sosial ini dalam

penyalurannya tidak diprediksi sehingga dinas sosial tidak sempat melakukan

sosialisasi namun hanya langsung membagikan undangan untuk penerima bantuan

sosial tunai.
62

“Seperti yang dikatakan sebelumnya kalau dalam penyaluran ini Dinas Sosial
hanya sebagai pengawas dan memantau mekanisme penyaluran bantuan
sosial ini. Kita juga berusaha maksimal agar penyalurannya berjalan dengan
lancar dan diberikan secara merata.” kata Jumiati Bagian Jaminan Sosial
(14/6/2021).
Dinas Sosial memantau proses selama penyaluran berlangsung yang mana

pembagian dana secara langsung dilakukan oleh Pos. Dalam hal ini dinas Sosial

juga membantu penyaluran agar diberikan secara merata dengan melakukan

perbaikan data tersebut.

“Jadi dalam penyaluran itu memang tugasnya pos sementara dinas sosial
hanya memantau. Itu pun misalnya kalau ada yang belum menerima
bantuannya kita TKSK bantu cari siapa-siapa yang belum menerima
kemudian dikasih waktu lagi untuk menyalurkan dana bagi yang belum
menerima, begitu. Kemudian data penerima BST itu dapat dibilang keluarga
miskin yang layak, kalua sudah menerima PKH atau BLT maka tidak bisa mi
dapat BST juga” menurut Hj Rahma (14/6/2021).
Dinas Sosial dalam pemerataan penyaluran bantuan sosial tuna ini juga

sebagai pemantau apakah pemerataan penyalurannya sudah baik atau belum.

Ketika dalam penyaluran BST tersebut belum merata maka Dinas Sosial mencari

tahu melalui TKSK keluarga mana yang layak menerima bantuan sosial tunai

tersebut namun belum memperoleh hingga keluarga tersebut memperoleh juga.

Bantuan Sosial Tunai diberikan kepada keluarga yang notabene nya miskin, tidak

mampu dan layak menerima bantuan serta tidak terdaftar sebagai penerima bantuan

sosial lain seperti PKH dan BLT.

5. Akuntabilitas

Kinerja Dinas Sosial dalam pemerataan penyaluran dana bantuan sosial tunai

kepada masyarakat dimasa pandemi covid-19 dalam pelaksanaan kegiatannya harus

dijalankan dan memperhatikan norma dan aturan-aturan yang berlaku. Berdasarkan


63

hasil observasi peneliti menemukan bahwa akuntabilitas pemerataan Bantuan

Sosial Tunai di Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros belum merata dan

masih ada yang belum tepat sasaran. Hal tersebut dikarenakan peneliti melihat pada

saat melakukan observasi di lapangan terdapat masyarakat yang memperoleh

bantuan merupakan masyarakat yang tidak termasuk dalam kriteria penerima BST.

Dengan demikian pemerataan penyaluran bantuan sosial tunai dikatakan belum

akuntabel.

Selain Observasi peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa

informan untuk memperkuat informasi dalam penelitian ini. Berikut Hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dan informan :

“Bantuan sosial turun dari pemerintah pusat karena terkait adanya pandemi
bantuan ini diberikan kepada masyarakat miskin dan terdampak covid siapa
masyarakat yang terdapat di dalam DTKS data terpadu kesejahteraan sosial.
Kemudian data yang diberikan oleh pemerintah pusat yang datanya berbasis
datanya tahun 2017, sehingga banyak ketidak validan. Oleh sebab itu kita
melakukan validasi data dan mengusulkan nama-nama yang berhak
memperoleh namun tidak semua ter verifikasi dan diterima.” kata Prayitno
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Maros (16/6/2021).
Sedangkan akuntabilitas kinerja Dinas sosial selama penyaluran bantuan sosial

ini sudah sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku di masyarakat sehingga

masyarakat penerima bantuan sosial merasa puas dengan pelayanan yang diberikan

selama proses penyaluran dana bantuan sosial ini di Desa Marannu Kecamatan Lau.

“Terkait masalah pemerataan penyaluran benar-benar sudah sesuai dengan


data BST kita terima dari kantor pos, kemudian kita cetak lalu kita bagikan
surat panggilan ke TKSK untuk diberiksn lagi kepada bawahannya ada yang
namanya enumerator dan terakhir diberikan kepada penerima. Begitu pula
dalam penerimaan dana BST dimana langsung pihak Pos yang membagikan
kepada masyarakat dengan melalui proses-proses pendataan sebagai bukti
bahwa BST telah diterima oleh masyarakat dengan baik.” ungkap Prayitno
(16/6/2021).
64

Berdasarkan hasil wawancara Bagian Jaminan Sosial Dins Sosial Jumiati, SE

mengungkapkan data yang ada sebenarnya data yang secara langsung dating dan

diberikan dari pusat atau Kementerian Sosial, kemudian setelah tahu bahwa

Sebagian data yang digunakan tidak tepat sasaran maka disitulah Dinas Sosial

memperbaiki data dan mengajukan data penerima yang layak menerima bantuan

sosial tersebut kepada pemerintah pusat. Namun tidak semua data yang di ajukan

diterima dan diperbaiki langsung, terkait data yang tidak diterima kemungkinan

mengalami ketidak sesuaian baik dari data kependudukan maupun adanya data

ganda dalam penerimaan bantuan sosial.

“Jadi sebenarnya data awal itu bukan kita yang buat, setelah datanya keluar
terus kita tahu ternyata masih ada yang tidak tepat sasaran maka kita baru
mengajukan pengusulan nama-nama masyarakat yang berhak memperoleh.
kita yang memberikan data ke sana kita sudah menyampaikan data sesuai
dengan kondisi yang ada di walaupun ternyata yang kita usulkan kadang tidak
sesuai dengan yang kita suka itu jadi permasalahan seperti itu dan kenapa
sampai seperti itu masalahnya di data kependudukan. Mungkin saja
masyarakat yang tidak diterima datanya dikarenakan adanya data ganda
dalam satu kartu keluarga, atau data kependudukan nya belum tercatat di
DTKS.” kata Jumiati (6/6/2021).
Sejalan dengan pernyataan Jumiati pegawai Dinas Sosial Bagian Jaminan

Sosial, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Maros juga mengatakan hal tersebut dengan

melakukan perbaikan data yang diberikan Pemerintah Pusat ketika terjadi ketidak

sesuaian.

“Pemerintah pusat memberikan daftar penerima bantuan kemudian, daftar itu


kita distribusikan ke Kecamatan dan desa untuk dilakukan perbaikan. Setelah
itu dilakukan perbaikan dari Desa dikirimkan kembali kesini tapi ternyata
karena ini perbaikannya melalui sistem, jadi perbaikannya itu tidak seketika
juga langsung terbaiki. Misalkan kita memperbaiki 100 mungkin hanya
sekitar 20-25 orang yang diterima dan yang lain tidak diterima tanpa ada
penjelasan dari pusatnya.” kata Prayitno Kepala Dinas Kabupaten Maros
(16/6/2021).
65

Berdasarkan pernyataan tersebut Dinas sosial terus melakukan perbaikan data

selama data tersebut masih mengalami kesalahan, meskipun tidak semua

permintaan perbaikan data disetujui dan diperbaharui ulang oleh pemerintah pusat.

Namun setidaknya Dinas Sosial sudah berusaha membantu masyarakat yang layak

memeroleh bantuan tersebut.

Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Hj. Rahmawati juga

menyampaikan bawa data yang ada diberikan langsung dari pemerintah pusat

seperti pernyataan kedua narasumber sebelumnya.

“Memang benar data penerima BST ini diberikan benar-benar langsung oleh
pusat di Jakarta. Data penerima diberikan kepada masyarakat yang terdampak
covid-19 dan masyarakat miskin dan tidak mampu yang tidak memperoleh
bantuan lain. Jadi kalau sudah pernah dapat bantuan lain PKH atau BLT itu
tidak lagi mendapat bantuan ini.” kata Hj Rahma (16/6/2021).
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan naras umber TKSK Hj

Rahma dapat diketahui terkait data yang ada memang benar data tersebut diberikan

langsung oleh Kementerian Sosial pusat di Jakarta. Data tersebut dibuat

berdasarkan data masyarakat yang sama sekali belum atau tidak pernah menerima

bantuan lain selain BST.

Jadi berdasarkan keseluruhan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan

beberapa narasumber diatas yang di lakukan di Kantor Dinas Sosial Kabupaten

Maros terkait akuntabilitas kinerja di Kantor Dinas Sosial dalam penyaluran dana

Bantuan Sosial Tunai kepada masyarakat. di Desa Marannu Kecamatan Lau

Kabupaten Maros dimasa pandemi covid-19 ini senantiasa dijalankan sesuai dengan

perintah dan aturan yang berlaku, serta memperhatikan nilai dan norma yang

berlaku. Namun dikarenakan adanya data yang tidak valid dikarenakan


66

menggunakan data yang berbasis data pada tahun 2017 sehingga dalam penyaluran

Bantuan Sosial Tunai (BST) ada yang dinilai tidak tepat sasaran. Meskipun

demikian Dinas Sosial terus melakukan perbaikan data yang tidak valid tersebut.

C. Pembahasan

Pada bagian ini peneliti akan mengemukakan bagian pembahasan yang dibuat

berdasarkan hasil penelitian diatas tentang Kinerja Dinas Sosial dalam Pemerataan

Penyaluran Dana BST di Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros dengan

menggunakan teori menurut Dwiyanto dengan indikator Produktivitas, Kualitas

Layanan, Responsivitas, Responsibilitas, dan Akuntabilitas. Didalam pembahasan

ini juga akan memberikan jawaban atas apa yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini.

1. Produktivitas

Tingkat pencapaian produktivitas di kantor Dinas Sosial Kabupaten maros

dalam pemerataan penyaluran dana BST kepada masyarakat di Desa Marannu

Kecamatan Lau Kabupaten Maros jika diukur berdasarkan efektivitas pemerataan

nya sudah dikatakan baik.

Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian Dinas Sosial Kabupaten

Maros dalam pemerataan penyaluran bantuan sosial ini dilakukan dengan

memantau masyarakat di Desa Marannu kecamatan Lau Melalui Enumerator dan

TKSK selanjutnya melakukan perbaikan data dimana perbaikan data semaksimal

mungkin agar dalam pelaksannannya dapat diberikan secara merata di Desa

marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros.


67

Perbaikan dilakukan kepada masyarakat yang terdapat dalam DTKS namun

tidak memperoleh BST dan masyarakat yang berhak memperoleh bantuan tersebut

agar dalam pemerataan penyaluran BST dapat berjalan secara optimal.

2. Kualitas layanan

Pelayanan demi pelayanan telah diberikan oleh pemerintah dengan

memberikan suatu manfaat baru bagi masyarakat berdasarkan bentuk pelayanan

yang diberikan. Masyarakat menjadi titik fokus bagi pemerintah dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang ada. Kualitas kerja dapat dicapai

berdasarkan kesesuaian dan kesiapan terhadap aturan dan syarat yang telah

ditentukan. Kualitas pelayanan yang diberikan dapat menunjukkan sejauh mana

mutu pegawai organisasi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Selain itu Kualitas layanan dalam melakukan pekerjaan bisa dilihat sejauh mana

hasil dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan dan usah-usaha apa saja yang

dilakukan sehingga dapat meningkatkan kualitas layanan.

Berdasarkan hasil penelitian pelayanan Dinas Sosial dalam pemerataan

penyaluran Bantuan Sosial Tunai kepada masyarakat di Desa Marannu Kecamatan

Lau Kabupaten Maros yaitu melakukan perbaikan data dan memperbaharui data

secara terus menerus selama penetapan penyaluran bantuan sosial tunai masih di

berjalan, data yang tidak valid kemudian di usulkan agar dapat segera diperbaiki,

selain itu Dinas Sosial juga melakukan validasi data untuk mengecek kembali

apakah data yang sudah dibuat sudah sesuai atau belum.


68

Kualitas pelayanan Dinas Sosial dapat dilihat berdasarkan responsivess

dalam kesanggupan membantu dan menyediakan pelayanan secara cepat, tepat

serta tanggap terhadap keinginan masyarakat. Dinas Sosial dalam pemerataan

penyaluran bantuan sosial tunai melakukan perbaikan data dengan segera mungkin

setelah mengetahui data penerima BST pada awalnya berasal dari data 2017.

Dengan segera Dinas Sosial langsung melakukan pendataan keluarga miskin yang

terdaftar dalam DTKS dan tidak memperoleh BST, selanjutnya melakukan validasi

untuk membuktikan bahwa data yang dibuat sudah benar dan sesuai kriteria

penerima BST.

3. Responsivitas

Responsivitas menjadi salah satu indikator yang digunakan dalam mengukur

kinerja suatu organisasi dikarenakan secara langsung memberikan gambaran

kemampuan organisasi publik dalam menjalankan visi dan misi dan sesuai dengan

tujuannya terutama dalam memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat.

Pemerataan penyaluran bantuan sosial tunai kepada masyarakat di Desa

Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros dilakukan dengan cepat memperbaiki

dan memperbaharui data yang tidak valid, hal tersebut dilakukan untuk

memberikan kesejahteraan bagi masyarakat miskin yang tidak memperoleh

bantuan agar segera memperoleh bantuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dalam mengenali apa yang menjadi kebutuhan masyarakat agar dapat

membuat tahapan pelayanan, serta pengembangan program pelayanan dalam

pemerataan BST sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat, maka untuk
69

mempermudah masyarakat dalam melakukan pengaduan dapat dilakukan melalui

aplikasi cek Bansos dimana masyarakat dapat menyampaikan usulan dan

sanggahan nya melalui fitur aplikasi tersebut agar dengan cepat di perbaiki oleh

Dinas Sosial. Buku pengaduan juga disiapkan untuk masyarakat yang ingin

memberikan pengaduan terkait bantuan sosial tunai. Selain itu ketika masyarakat

juga dapat menyampaikan keinginannya melalui TKSK yang selanjutnya tugas

TKSK untuk menyampaikan keinginan atau aduan masyarakat kepada Dinas Sosial

Kabupaten Maros agar Dinas Sosial dapat melakukan perbaikan data.

Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar mempermudah dan membantu

Dinas Sosial dalam melakukan pendataan sehingga dalam pemerataan bantuan

sosial tunai dapat dilakukan dengan optimal dan tepat sasaran. Selain itu dapat

membantu masyarakat agar kebutuhan dan aspirasinya segera terpenuhi.

4. Responsibilitas

Pelaksanaan kegiatan organisasi publik dapat diketahui melalui reponsibilitas

organisasi tersebut apakah sudah sesuai dengan kebijakan organisasi dan prinsip-

prinsip administrasi yang benar.

Berdasarkan Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor

54/Huk/2020 Tentang Pelaksanaan Bantuan Sosial Sembako Dan Bantuan Sosial

Tunai Dalam Penanganan Dampak Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), pada

poin kesembilan bahwa Pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah

kabupaten/kota melakukan sosialisasi serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan


70

penyaluran bantuan sosial sembako dan bantuan sosial tunai sesuai dengan

wilayahnya.

Dinas Sosial juga melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan

penyaluran BST di desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros. Serta

melakukan evaluasi untuk mengetahui apakah pemerataan penyaluran BST sudah

sesuai atau belum untuk selanjutnya Dinas Sosial melakukan perbaikan data agar

data yang tidak valid dapat diganti dan diperbaharui menjadi data ter update.

Namun tidak sejalan dengan Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia tersebut

ditemukan, sosialisasi bantuan sosial tunai kepada masyarakat penerima bantuan di

Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros tidak dilakukan oleh Dinas

Sosial, Sehingga tidak banyak masyarakat yang tahu terkait bantuan sosial tunai

tersebut. Dalam pemerataan penyaluran Bantuan Sosial Tunai kepada masyarakat

di Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros perlu dilakukan sosialisasi agar

masyarakat dapat mengetahui terkait bantuan tersebut sehingga masyarakat yang

tidak memperoleh bantuan namun layak memperoleh bantuan sosial tunai tersebut

dapat mengusulkan dirinya untuk dimasukkan ke dalam data penerima.

Kemudian Dinas Sosial Kabupaten maros dalam rangka pemerataan

penyaluran bantuan sosial tunai kepada masyarakat Di Desa Marannu Kecamatan

Lau melakukan perbaikan data yang tidak valid dan mengusulkan kembali data

penerima yang lebih layak menerima bantuan tersebut sebagaimana sudah menjadi

tugas dan tanggung jawab yang diberikan Dinas Sosial dalam pemerataan

penyaluran bantuan sosial tunai di Kabupaten Maros termasuk di Desa Marannu

Kecamatan Lau.
71

Hal tersebut didukung dengan Keputusan Direktur Jenderal Penanganan Fakir

Miskin Tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur Jenderal Penanganan Fakir

Miskin Nomor 22/6/SK/HK.02.02/6/2020, pada poin keenam bahwa penerima

Bantuan Sosial Tunai dapat diberikan kepada keluarga penerima manfaat sesuai

dengan usulan dari kementerian/Lembaga pemerintah dan non-kementerian

melalui Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial. Dengan demikian tindakan

perbaikan tersebut dilakukan berdasarkan keputusan yang dibuat pemerintah dan

disetujui oleh pemerintah.

5. Akuntabilitas

Akuntabilitas dapat digunakan sebagai konsep dasar untuk dapat melihat

konsisten atau tidaknya suatu organisasi publik terhadap kehendak atau harapan

masyakat. Suatu kinerja tidak harus dinilai berdasarkan besaran hasil yang

dikembangkan organisasi dalam pencapaian targetnya, melainkan juga harus dilihat

dari ukuran eksternal, seperti norma dan nilai yang berlaku.

Berdasarkan hasil penelitian pemerataan penyaluran bantuan tunai kepada

masyarakat di Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros diketahui data

keluarga penerima manfaat BST di Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten

Maros dapat dikatakan belum akuntabilitas. Hal tersebut dikarenakan data penerima

berasal dari data yang notabene nya berpatokan pada data 2017 sehingga banyak

ditemukan data penerima yang tidak sesuai dan tidak valid. Seiring berjalannya

waktu data penerima di perbaikan dan diperbaharui oleh Dinas Sosial Maros dengan

mengusulkan data penerima baru dari tahap ke tahap. Usulan dan perbaikan data
72

penerima bantuan sosial tunai dibuat berdasarkan data penerima yang namanya

sudah terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), keluarga

miskin, tidak mampu secara material, keluarga yang tidak terdaftar sebagai

penerima bantuan sosial seperti Penerima Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan

Langsung Tunai (BLT), serta keluarga terdampak covid-19 yang rentan.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan Keputusan Menteri Sosial Republik

Indonesia Nomor 54/Huk/2020, pada poin kesebelas bahwa “Data keluarga

penerima manfaat bantuan sosial tunai diprioritaskan berasal dari data terpadu

kesejahteraan sosial dan dapat berasal dari usulan pemerintah daerah

kabupaten/kota dengan melampirkan surat pernyataan tanggung jawab mutlak

mengenai kebenaran data keluarga penerima manfaat yang diusulkan sebagai

keluarga penerima bantuan sosial tunai.”

Selain itu dalam pemerataan penyaluran dana bantuan sosial tunai kepada

masyarakat di Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros penerima bantuan

sosial tunai diperkuat dengan teori yang menetapkan bahwa keluarga penerima

manfaat bantuan sosial tunai harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) harus berasal dari keluarga miskin.

2. KPM dinyatakan keluarga yang tidak mampu secara material

3. Terdampak wabah pandemi covid-19

4. KPM harus terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), serta

memiliki NIK, Kartu Keluarga.


73

5. Tidak terdaftar dalam Program Keluarga Harapan (PKH) dan program

sembako.

Meskipun demikian berdasarkan hasil penelitian di lapangan peneliti

menemukan bahwa dalam penyaluran bantuan sosial tunai di Desa Marannu

Kecamatan Lau Kabupaten Maros belum merata. Terdapat keluarga penerima

bantuan sosial tunai yang tidak sepenuhnya termasuk dalam kriteria keluarga

penerima manfaat bantuan sosial tunai. Selain itu peneliti juga menemukan terdapat

masyarakat yang sudah memenuhi kriteria tersebut namun tidak dapat bantuan

sosial tunai sehingga dalam pemerataan nya belum akuntabilitas.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian pada bab sebelumnya

maka dapat diambil kesimpulan bahwa Kinerja Dinas Sosial dalam pemerataan

penyaluran Bantuan Sosial Tunai kepada masyarakat Desa Marannu Kecamatan

Lau Kabupaten Maros, jika dilihat berdasarkan indikator penilaian kinerja

diantaranya sebagai berikut:

1. Produktivitas

Tingkat pencapaian produktivitas di kantor Dinas Sosial Kabupaten maros

dalam pemerataan penyaluran dana BST kepada masyarakat di Desa Marannu

Kecamatan Lau Kabupaten Maros dilakukan dengan kegiatan pemantauan

masyarakat miskin di Desa Marannu yang terdampak pandemik covid-19

pemerataan penyaluran bantuan sosial ini dilakukan dengan memantau masyarakat

di Desa Marannu kecamatan Lau Melalui Enumerator dan TKSK selanjutnya

melakukan perbaikan data dimana perbaikan data semaksimal mungkin agar dalam

pelaksannannya dapat diberikan secara merata di Desa marannu Kecamatan Lau

Kabupaten Maros.

2. Kualitas Layanan

Pelayanan dalam pemerataan penyaluran Bantuan Sosial Tunai kepada

masyarakat di Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros yaitu dengan

melakukan perbaikan data dan memperbaharui data penerima BST yang pada

73
74

awalnya berasal dari data 2017, melakukan validasi data untuk mengecek kembali

apakah data yang sudah dibuat sudah sesuai atau belum.

3. Responsivitas

Pemerataan penyaluran bantuan sosial tunai kepada masyarakat di Desa

Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros terus dilakukan oleh Dinas Sosial

dengan memperbaiki dan memperbaharui data yang tidak valid, untuk

mempermudah masyarakat dalam melakukan pengaduan dapat dilakukan melalui

aplikasi cek Bansos dimana masyarakat dapat menyampaikan usulan dan

sanggahan nya melalui fitur aplikasi tersebut, serta buku pengaduan juga disiapkan

untuk masyarakat Selain itu masyarakat dapat menyampaikan keinginannya

melalui TKSK yang selanjutnya tugas TKSK untuk disampaikan ke Dinas Sosial.

4. Responsibilitas

Dalam rangka pemerataan penyaluran bantuan sosial tunai kepada

masyarakat di Desa Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros sosialisasi perlu

dilakukan, namun dinas sosial dalam hal tersebut tidak melakukan sosialisasi

sehingga tidak banyak masyarakat yang tau terkait bantuan sosial tunai tersebut.

Dinas Sosial melakukan pengawasan serta untuk selanjutnya dilakukan perbaikan

data agar data yang tidak valid dapat diganti dan diperbaharui menjadi data ter

update. Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin

Tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin

Nomor 22/6/SK/HK.02.02/6/2020, pada poin keenam.


75

5. Akuntabilitas

Pemerataan penyaluran bantuan sosial tunai kepada masyarakat di Desa

Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros dalam pelaksanaannya belum

dikatakan akuntabilitas karena dalam pelaksanaannya masih dapat data penerima

yang belum sesuai dengan kriteria yang dibuat oleh Kementerian Sosial Republik

Indonesia dimana dalam penyalurannya masih belum merata.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini, maka dalam

hal meningkatkan kinerja organisasi pada kantor dinas Sosial dalam penyaluran

dana Bantuan Sosial Tunai (BST) kepada masyarakat khususnya di Desa Marannu

Kecamatan Lau Kabupaten Maros, dengan ini disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Kantor Dinas Sosial Kabupaten Maros perlu lagi meningkatkan kinerjanya,

Dan seharusnya sosialisasi di adakan agar masyarakat dapat mengetahui dengan

baik terkait bantuan sosial tunai tersebut.

2. Dinas Sosial seharusnya lebih teliti lagi dalam melakukan pemantauan dan

pendataan sehingga peluang merata nya penyaluran bantuan sosial tunai

tersebut lebih besar dan tepat sasaran.

3. Pemerintah pusat yang bertugas menyiapkan data terkait bantuan sosial ini agar

lebih di perhatikan dan tidak berpatokan pada data yang lama dan diharapkan

memperbaharui data yang lama menjadi data terbaru.


76

DAFTAR PUSTAKA

Bahasa, P. (2011). Kamus Besar Bahasa Indonesia.


http://www.kamusbesar.com/38643/surealisme
Barlian, E. (2016). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Sukabina Press.
Bintang, A. P., & Widowati, N. (2017). Analisis Kinerja Organisasi pada Kantor
Kecamatan Blora. Journal Public Policy and Manajement Review, 6 (2).
https://doi.org/10.14710/jppmr.v6i2.15994
Cholis, M. N. (2020). Kinerja Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Ngawen
Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2019/2020 [Universitas Widya Dharma
Klaten]. http://repository.unwidha.ac.id/2178/1/Muhammad Fix.pdf
Feranita, R. (2017). Analisi Kinerja Keuangan dengen Menggunakan Metode EVA
(Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Pertanian yang terdaftar di ISSI)
[Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang].
http://eprints.radenfatah.ac.id/1015/1/RANY FERANITA
%2813190218%29.pdf
Gobel, R. Van. (2018). Kinerja Tenaga Perpustakaan SMA Negeri 1 Bolangitang
Barat dalam Menjaga Keberhasilan Siswa Menyelesaikan Tugas Mata
Pelajaran PKN [Universitas Negeri Gorontalo].
Hermadik. (2020). Kinerja Organisasi Kecamatan Satui Menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.
Universitas Negeri Antasari Banjarmasin.
Hindun, I. F. (2021). Analisis Kinerja Pegawai pada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Padang Lawas Provinsi Sumatera Utara Skripsi
[UniversitasIslam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau]. http://repository.uin-
suska.ac.id/50504/
Huti, H. J. (2020). Analisis Kinerja Pegawai pada Bidang Umum dan Pegawai pada
Kantor Dinas Kesehatan Pangan dan Pertanian Kabupaten Mahakam Ulu.
Jurnal Administrasi Publik, 1 (2).
Indonesia, P. R. (2008). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. 1–
27. https://www.bphn.go.id/data/documents/08pp006.pdf
Julianry, A. Rizal, S., & M. Joko. A. (2017). Pengaruh Pelatihan dan Motivasi
Terhadap Kinerja Karyawan serta Kinerja Organisasi Kementerian
Komunikasi dan Informatika. Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, 3 (2).
Junianto, I., Isabella, & Novita, K. (2020). Analisis Kinerja Pegawai pada Kantor
Kelurahan Gelumbang Kabupaten Muara Enim. Jurnal Pemerintahan dan
Politik, 5 (1).
77

Keputusan Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Tentang Perubahan Atas


Keputusan Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin, Pub. L. No.
22/6/Sk/Hk.02.02/4/2020, 5 (2020).
Kehidupan, Masayarakat Miskin. (2011). Pengertian Masyarakat Miskin.
https://masyarakatmiskin.blogspot.com/2011/02/pengertian-masyarakat-
miskin.html
Macella, A. D. R. (2020). Kinerja organisasi publik dalam mendukung
penyelenggaraan pelayanan di kantor Kecamatan Johan Pahlawan. Journal
Public Policy, 6 (1).
Mahpuz, K. (2020). Kriteria Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu Menurut
Kemensos.https://www.banjarsarilabuhanhaji.desa.id/artikel/2020/4/14/kriteri
a-fakir-miskin-dan-orang-tidak-mampu-menurut-kemensos
Menteri Sosial. (2020). Keputusan menteri sosial No.54/HUK/2020. 1–7.
https://jdih.kemsos.go.id/pencarian/www/index.php/web/result/7708/detail
Muthiah, N. (2021). Studi Implementasi Program Bantuan Sosial Tunai di Masa
Pandemi. Policy Assessment Journal.
https://www.theindonesianinstitute.com/wp-content/uploads/2021/06/Policy-
Assesment-TII-2021-Studi-Implementasi-BST-Nisaaul-Muthiah.pdf
Myoga, D. (2021). Bantuan Sosial Tunai 2021. Indonesia, Kementrian Sosial
Republik. https://kemensos.go.id/ar/bantuan-sosial-tunai-2021.
Nahrisah, E., & Sarah, I. (2019). Dimensi organizasinal Citizenship Behavior
(OBC) dalam Kinerja Organisasi. Jurnal Ilmish Kohesi, 3 (3).
Prasetya, A. (2020). Sistem Pengukuran Kinerja Aparat Pemerintah Menggunakan
Metode ANP dan TOPSIS [Universitas Negeri Gorontalo].
https://repository.ung.ac.id/skripsi/show/531415056/sistem-pengukuran-
kinerja-aparat-pemerintah-menggunakan-metode-anp-dan-topsis.html#
Purwanto, I. (2020). Analisis Ketepatan Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Covid-
19 Sesuai Peraturan Menteri Sosial RI No. 20 Tahun 2019 (studi ada
Kelurahan Pangkalan Masyhur, Medan). Universitas Muhammadiyah
Sumetera Utara Medan.
Rahajeng, A. D. (2018). Analisis Pengukuran Kinerja Organisasi Publik dengan
Pendekatan Value For Money (Studi Kasus di Dinas Pendidikan Kabupaten
Sleman). Universita Santa Dharma Yogyakarta.
Sianturi, H. (2017). Kedududkan Keuangan Daerah dalam Pengelolaan Dana Hibah
dan Bantuan Sosial Berdasarkan Prespektif Keuangan Negara. Jurnaln
Wawasan Yuridika, 1 (1).
http://www.ejournal.sthb.ac.id/index.php/jwy/article/view/129/95.
Sinaga, O. S., Abdurrozzaq, H., Efendi, E. P., Marisi, B., Sukarman, P., Karwanto,
M. S., A. Nururrochmsn, H., & Muliana. (2020). Manajemen Kinerja dalam
78

Organisasi. In Manajemen Kinerja dalam Organisasi. Yayasan Kita Menulis.


Statistik, B. P. (2020). Penerima Bantuan Sosial Tunai (BST). Jurnal Badan Pusat
Statistik. https://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/variabel/8626.
Suryani, N. K., & John. E. H. J. F. (2018). Kinerja Organisasi. Deepublish.
Winarta, I. W. T., Raka, A. A. G., & Sumada, I. M. (2020). Evaluasi Kebijakan
Penyaluran Dana Bantuan Sosial di Pemerintah Kabupaten Gianyar. Jurnal
Ilmu Administrasi Publik, 5 (1).
79

LAMPIRAN

79
80

Gambar 2 : Struktur Organisasi Dinas Sosial Kabupaten Maros


KEPALA DINAS

PRAYITNO, ST, MT

KELOMPOK JABATAN SEKERTARIAT


FUNGSIONAL
H. SAHURENG, S.Sos

SUB BAGIAN SUB BAGIAN PERENCANAAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN


KEUANGAN DAN ASET DAN PELAPORAN DAN UMUM

A MAWARNI WULANDARI, SE ASHARI MULIANTO, SE HJ AMRIATI, S,Sos

BIDANG REHABILITASI BIDANG PEMBERDAYAAN


SOSIAL SOSIAL
BIDANG PERLINDUNGAN
DAN JAMINAN SOSIAL H, ABDUL GAFFAR, S.Sos ANDI IRSAN, S.Sos
MUH HATTA SKM, S.Kes

SEKSI REHABILITASI SOSIAL SEKSI PEMBERDAYAAN


DAN ANAK SOSIAL PERORANGAN,
SEKSI PERLINDUNGAN
HJ ST HAWANG, S.Ag M.Si KELUARGA DAN KAT
SOSIAL KORBAN BENCANA
ALAM DAN BENCANA SOSIA Drs ANDI KADU
MUNARNI S.Sos, MH
SEKSI REHABIITASI SOSIAL
PENYANDANG DISABILITAS SEKSI PEMBERDAYAAN
SEKSI JAMINAN SOSIAL, DAN LANJUT USIA SOSIAL FAKIR MISKIN
PENYULUHAN DAN NURALIM, S.Sos YUSUF RELI, S.Sos
PENGELOLAAN DATA
JUMIATI, SE UPT
SEKSI REHABILITASI TUNA SEKSI KEPAHLAWANAN
SEKSI PENGAWASAN DAN RUMAH SINGGAH KEPERINTISAN DAN
KELEMBAGAAN SOSIAL SOSIAL DAN KORBAN
PERDAGANGAN ORANG KESETIAKAWANAN SOSIAL
ANDI FAISAL, S.Sos Drs ABDUL LSTIF, M.Si
DILAL JAYA TERKAS, SE
Sumber : Profil Dinas Sosial Kabupaten Maros 2021
81

Tabel 10 : Pedoman Wawancara


NO RUMUSAN MASALAH Indikator PERTANYAAN INFORMAN
1 Kinerja Dinas Sosial produktivitas Menurut bapak/ibu sendiri bagaimana  Kepala Dinas Sosial
dalam Pemerataan produktivitas kinerja Dinas Sosial dalam Seksi jaminan sosial, penyuluhan
Penyaluran Bantuan melakukan pemerataan penyaluran dan pengelolaan data.
Sosial Tunai Kepada bantuan sosial tunai?  TKSK
Masyarakat di Desa Produktivitas sepertia apa yang dilakukan  Masyarakat
Marannu Kecamatan Lau dalam pemerataan penyaluran BST?
Kabupaten Maros
4 Kualitas Pelayanan seperti apa yang dilakukan  Kepala Dinas Sosial
Layanan dalam pemerataan penyaluran BST?  Seksi jaminan sosial,
5 Bagaimana pelayanan yang diberikan penyuluhan dan pengelolaan
oleh Dinas Sosial ini terhadap masyarakat data.
dalam menyalurkan dana bantuan sosial,?  TKSK
 Masyatakat penerima BST
6 Responsivitas Bagaimana Responsivitas dinas sosial  Kepala Dinas Sosial
terhadap masyarakat terkait bantuan  Seksi jaminan
sosial tunai ini? sosial, penyuluhan dan
7 Apakah sebelumnya telah dilakukan pengelolaan data.
penyuluhan atau sosialisasi terkait  TKSK
bantuan sosial tunai ini. Kapan biasanya  Masyarakat Penerima BST
itu dilakukan dan apa yang menjadi
tujuannya?
82

9 Responsibilitas Apakah kinerja di Dinas Sosial di  Kepala Dinas Sosial


Kabupaten Maros ini telah berjalan sesuai  Seksi jaminan sosial, penyuluhan
dengan aturan? dan pengelolaan data.
 TKSK

12 Akuntabilitas bagaimana akuntabilitas kinerja pegawai  Kepala Dinas Sosial


di Kantor Dinas dalam melakukan  Seksi jaminan sosial, penyuluhan
pemerataan penyaluran bantuan sosial dan pengelolaan data.
tunai kepada masyarakat di Kabupaten  TKSK
Maros terkhusus Di Desa Marannu
Kecamatan Lau?
13 Apakah data yang diganuakan benar
berpatokan dengan data 2017?
83

Gambar 3 : Proses penyaluran dana BST di Desa Marannu Kecamatan Lau


84

Gambar 4: Pengambilan foto bukti penerimaan dana BST


85

Gambar 5 : Penyaluran dana langsung kerumah penerima BST lansia


86

Gambar 6 : Wawancara dan foto bersama dengan Kepala Dinas Kabupaten Maros
87

Gambar 7 : Wawancara dengan Seksi jaminan sosial, penyuluhan dan


pengelolaan data.

Gambar 8 : Wawancara dengan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK)


88

Gambar 9 : Foto bersama staf Dinas Kabupaten Maros

Gambar 10 : Pencarian data bersama staf Kantor Dinas Sosial


89

Gambar 11 : Wawancara dan foto bersama dengan Faridah masyarakat penerima


BST
90

Gambar 12: Wawancara dan foto Bersama dengan Rosmini masyarakat penerima
BST
91

Gambar 13 : Wawancara dengan Baharuddin masyarakat penerima BST


92

Gambar 14 : Surat Izin Penelitian dari Universitas Muhammadiyah Makassar


93

Gambar 15 : Surat Izin Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
94

Gambar 16 : Surat Izin Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Maros
95

Gambar 17 : Surat Keterangan telah melakukan penelitian di Dinas Sosial


Kabupaten Maros

Anda mungkin juga menyukai