Anda di halaman 1dari 304

EVALUASI KINERJA OPERASIONAL DAN PELAYANAN KERETA API

PENATARAN, STASIUN GUBENG DAN MALANG KOTA BARU

SKRIPSI
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Ditujukan untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Disusun oleh:
RAIHANAH RIZKY ANANDA
135060601111026

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2017
EVALUASI KINERJA OPERASIONAL DAN PELAYANAN KERETA API
PENATARAN, STASIUN GUBENG DAN MALANG KOTA BARU

SKRIPSI
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Ditujukan untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Disusun oleh:
RAIHANAH RIZKY ANANDA
135060601111026

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2017
EVALUASI KINERJA OPERASIONAL DAN PELAYANAN
KERETA API PENATARAN, STASIUN GUBENG DAN MALANG
KOTA BARU

SKRIPSI
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Ditujukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

RAIHANAH RIZKY ANANDA


NIM. 135060601111026

Skripsi ini telah direvisi dan disetujui oleh dosen pembimbing


padaTanggal 7 Agustus 2017

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Budi Sugiarto Waluyo., MSP Dr. Ir. Ismu Rini Dwi Ari., Ph.D
NIP. 19560502 198403 1 001 NIP. 19681221 199903 2 001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota

Dr. Ir. Abdul Wahid Hasyim, MSP.


NIP. 19651218 199412 1 001
IDENTITAS TIM PENGUJI SKRIPSI

JUDUL SKRIPSI:
Evaluasi Kinerja Operasional dan Pelayanan Kereta Api Penataran, Stasiun Gubeng dan
Malang Kota Baru

Nama Mahasiswa : Raihanah Rizky Ananda


NIM : 135060601111026
Program Studi : Perencanaan Wilayah dan Kota

KOMISI PEMBIMBING:
Ketua :Dr. Ir. Budi Sugiarto Waluyo., MSP
Anggota :Dr. Ir. Ismu Rini Dwi Ari., Ph.D

TIM DOSEN PENGUJI:


Dosen Penguji 1 :Imma Widyawati Agustin., S.T., M.T., Ph.D
Dosen Penguji 2 :Dadang Meru Utomo., S.T., MURP
Tanggal Ujian :17 Juli 2017
SK Penguji :851/UN10.F07/SK/2017
RIWAYAT HIDUP

Raihanah Rizky Ananda, Lumajang, 11 Juni 1995 anak dari ayah Zaid AR dan Ibu Erlima
Ghaniwati., S.Pd, SD sampai SMA di Kota Lumajang hingga lulus SMA tahun 2013, lulus
program sarjana teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya tahun 2017. Pengalaman sebagai asisten dalam mata kuliah Metode Analisis
Perencanaan I teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya tahun 2015 serta aktif mengikuti organisasi seperti Himpunan Mahasiswa
Perencanaan Wilayah dan Kota periode 2015-2016 dan 2016-2017 serta Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Teknik periode 2015-2016 beserta kepanitiaan-kepanitiaan di jurusan
maupun teknik.

Malang, Agustus 2017

Penulis
Teriring ucapan terima kasih kepada :

Papa, Mama dan Adik Tercinta

Terima kasih atas semua doa dan motivasi yang selalu diberikan

hingga gelar S.T ini dapat saya persembahkan

untuk Papa, Mama dan Adik.


RINGKASAN

Raihanah Rizky Ananda, Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota., Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya, Juli 2017, Evaluasi Kinerja Operasional dan Pelayanan Kereta Api
Penataran, Stasiun Gubeng dan Malang Kota Baru, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Budi
Sugiarto Waluyo, MSP dan Dr. Ir. Ismu Rini Dwi Ari., Ph.D.

Perkeretaapian saat ini telah menjadi pilihan penumpang dalam bertransportasi


jarak dekat maupun jarak jauh karena dapat menampung penumpang dalam jumlah banyak
dan bebas hambatan. KA Penataran merupakan salah satu kereta api yang melayani
perjalanan jarak dekat yaitu Malang-Surabaya dan sebaliknya. Berdasarkan pengamatan
yang telah dilakukan, fasilitas-fasilitas yang ada di KA Penataran masih ada yang belum
sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengevaluasi kinerja operasional dan kinerja pelayanan KA Penataran beserta Stasiun
Gubeng dan Stasiun Malang Kota Baru. Evaluasi tersebut menggunakan SPM dengan
membandingkan kondisi eksisting fasilitas-fasilitas dengan standar-standar di SPM, dan
Metode Kano dengan mengukur kepuasan dan kepentingan penumpang terhadap fasilitas-
fasilitas yang ada sehingga didapatkan arahan peningkatannya.
Prioritas arahan peningkatan kinerja operasional KA Penataran adalah dengan
penambahan 2 buah kereta, penambahan 2 trip perjalanan, perbaikan dan perawatan KA
serta peningkatan kecepatan KA menajdi 60 km/jam. Prioritas arahan peningkatan kinerja
pelayanan KA Penataran adalah penyediaan 1 perlengkapan P3K, peningkatan kualitas
pelayanan petugas, perbaikan fasilitas-fasilitas yang rusak, penambahan 1 LED Display,
penyediaan ramp di pintu kereta dan penyediaan CCTV. Prioritas arahan peningkatan
kinerja pelayanan Stasiun Gubeng adalah penambahan 15 tempat duduk di ruang penjualan
tiket, penambahan 4 pendingin ruangan, penyediaan 1 set alat pemadam kebakaran,
penyediaan tangga platform, penyediaan perlengkapan P3K, penyediaan informasi
angkutan lanjutan, penyediaan fasilitas ibu menyusui dan peningkatan fasilitas free
charging. Priortias arahan peningkatan kinerja pelayanan Stasiun Malang Kota Baru
adalah penambahan ruang untuk ruang tunggu 85 m2, perbaikan ruang parkir seluas 960
m2, penyediaan 1 set alat pemadam kebakaran, penyediaan perlengkapan P3K, penyediaan
informasi angkutan lanjutan, penyediaan ramp bagi penumpang difabel, penyediaan tangga
platform, penyediaan fasilitas untuk ibu menyusui dan peningkatan fasilitas free charging.

Kata Kunci : kinerja, kereta api, stasiun, Malang-Surabaya, AHP.


SUMMARY

Raihanah Rizky Ananda, Department of Urban and Regional Planning, Faculty of


Engineering, University of Brawijaya, July 2017, Operational and Service Performance
Evaluation of Penataran Train, Gubeng and Malang Kota Baru Station, Supervisor Dr. Ir.
Budi Sugiarto Waluyo, MSP and Dr. Ir. Ismu Rini Dwi Ari., Ph.D.

Many public transport passengers chose trains in both short and long distance
transportation because it can accommodate passengers in large quantities and can avoid
traffic jams. Penataran Train was one of the trains that serve close-range trips namely
Malang-Surabaya and round trip. The existing facilities in Penataran Trainwere not in
accordance with Minimum Service Standards (SPM) based on the observations made. The
aim of the research was to evaluate operational performance and service performance of
Penataran Train along with Gubeng Station and Malang Kota Baru Station. The research
used SPM to compared existing facilities with the standards in SPM and Kano Method to
knew passanger’s satisfaction and importance for the existing facilites to get the
recommendations for improvement.
The result showed the priority to improved Penataran Train operational
performance were : added 2 trains, added 2 trips, repaired and tendaced the train and
increased the speed of train to 60 km/hour.The priority to improved Penataran Train
service performance were : added a first aid kit, improved the service quality of the
officers, repaired the damaged facilities, added 1 LED Display, added a ramp at the door of
the train and added a CCTV at every train. The recommendation of Gubeng Station service
performance were added 15 seats in the ticketing room, added 4 air conditioners, added a
set of fire extinguisher, added a platform ladder, added first aid equipment, added
transport information, added breastfeeding facilities and upgraded of free charging
facilities. The recommendation of Malang Kota Baru Station service performance were
added 85 m2 of waiting room, added 960 m2 of parking lot, added a set of fire extinguisher,
added first aid equipment, added transport information, added ramp for difable passanger,
added a platform ladder, added breastfeeding facilities and upgraded of free charging
facilities.

Keywords : performance, train, station, Malang-Surabaya, AHP.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Evaluasi Kinerja Operasional dan
Pelayanan Kereta Api Penataran, Stasiun Gubeng dan Malang Kota Baru”. Penulis
menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak
yang berkenan membantu, memberikan pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, atas segala limpahan rezeki, rahmat dan hidayah-Nya, semoga seluruh
proses dan ilmu yang didapatkan oleh penulis menjadi berkah dan bermanfaat.
2. Kedua orang tua, Mama dan Papa yang selalu memberikan doa, motivasi,
semangat, serta bantuan finansial untuk kelancaran penulis dalam menempuh masa
studi hingga tugas akhir ini terselesaikan.
3. Kedua adik penulis, Muhammad Zaky Aulia dan Anisa Salsabila yang selalu
memberikan doa, semangat dan dukungan selama masa studi hingga tugas akhir ini
terselesaikan.
4. Bapak Dr. Ir. Budi Sugiarto Waluyo, MSP selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dr.
Ir. Ismu Rini Dwi Ari., Ph.D selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia
membimbing, memberikan pengarahan dan motivasi yang sangat berarti bagi
penulis hingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Ibu Imma Widyawati Agustin., S.T., M.T., Ph.D selaku dosen penguji I dan Bapak
Dadang Meru Utomo., S.T., MURP selaku dosen penguji II, yang telah bersedia
menguji, memberikan pengarahan, dan masukan yang sangat berarti bagi penulis
untuk memperbaiki tugas akhir agar mencapai hasil yang maksimal.
6. Seluruh dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya yang telah mengajarkan dan memberi pengetahuan tentang dunia PWK.
7. PT. KAI DAOP VIII Surabaya yang telah memberikan izin penelitian dan turut
membantu dalam pengumpulan data, serta seluruh pihak yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk menjadi responden hingga tugas akhir ini dapat
terselesaikan dengan baik.
8. Muhammad Noor Halil yang selalu memberikan motivasi, saran, waktu dan tenaga
serta selalu bersedia untuk mendengarkan keluh kesah, menghibur, membantu
penulis hingga tugas akhir ini selesai.
9. Fatma Safura, Fadhilatus Shoimah dan Farida Seran, yang selalu menghibur,
memberikan motivasi dan menemani dalam setiap suka duka dari awal perkuliahan
hingga sekarang.
10. Wage Roro Yuli Hayati dan Kartika Septi Kumala Dewi yang selalu menjadi
tempat penulis untuk berkeluh kesah, berbagi cerita, yang selalu memberikan
motivasi, kritik dan saran serta pemikiran hingga terselesaikannya tugas akhir ini.
11. Hanifa Muslimah, Eka Zuli Pratiwi, Anestia Lailatri Prabandari, Yulinda Dizah,
Liarizza Wardhani, Wage Roro Yuli Hayati, Kartika Septi Kumala Dewi, Fatma
Safura dan Fadhilatus Shoimah sebagai teman baik penulis dari awal perkuliahan
hingga sekarang yang membantu penulis sebagai tim survei dan menyumbangkan
tenaga dan pemikirannya hingga dapat diperolehnya data-data untuk tugas akhir ini.
12. Trisha, Laila, Tiktuk dan Rula, teman kos penulis yang selalu menemani malam-
malam penulis menyelesaikan tugas akhir ini dengan suara merdunya, serta selalu
memberikan motivasi dan dukungan hingga terselesaikannya tugas akhir ini.
13. Khotim, Kiki, Yunda, Gandes, Ilham, Puji, Babe, dan Ayuq, teman-teman
seperjuangan dari sidang hingga tugas akhir ini selesai dijilid.
14. Teman-teman PWK 2013 yang setia memberikan dukungan dan selalu ada saat
suka dan duka.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Selanjutnya penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala saran dan kritik yang
membangun demi perbaikan dan kesempurnaan untuk masa yang akan datang. Semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi instansi pemerintah, peneliti, masyarakat, serta
dapat dijadikan pengembangan studi mengenai kinerja operasional dan pelayanan angkutan
umum.

Malang, Agustus 2017

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................................i


DAFTAR TABEL ..............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah .....................................................................................................3
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian ..........................................................................................................6
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................................6
1.6 Ruang Lingkup .............................................................................................................7
1.6.1 Ruang Lingkup Materi ........................................................................................7
1.6.2 Ruang Lingkup Wilayah......................................................................................10
1.7 Sistematika Pembahasan ..............................................................................................12
1.8 Kerangka Pemikiran .....................................................................................................13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................15
2.1 Tinjauan Transportasi Umum Darat .............................................................................15
2.1.1 Pengertian Transportasi .......................................................................................15
2.1.2 Pengertian dan Klasifikasi Moda Transportasi Darat ..........................................15
2.2 Konsep Pergerakan .......................................................................................................15
2.3 Tinjauan Kereta Api Sebagai Moda Transportasi Umum Darat ..................................17
2.3.1 Jenis Kereta Api ..................................................................................................17
2.3.2 Keunggulan Kereta Api .......................................................................................19
2.4 Tinjauan Stasiun Kereta Api ........................................................................................20
2.4.1 Definisi dan Fungsi Stasiun .................................................................................20
2.4.2 Klasifikasi Stasiun ...............................................................................................20
2.5 Pengaturan Zona Pelayanan dan Sirkulasi Penumpang di Stasiun ...............................22
2.5.1 Pengaturan Zona Pelayanan Stasiun ....................................................................22
2.5.2 Pengaturan Sirkulasi Penumpang di Stasiun .......................................................23
2.6 Karakteristik Pengguna Kereta Api .............................................................................23
2.7 Kinerja Operasional .....................................................................................................25
2.7.1 Load Factor ..........................................................................................................25
2.7.2 Travel time ..........................................................................................................25
2.7.3 Waktu Henti ........................................................................................................26
2.7.4 Waktu Tunda .......................................................................................................26
2.7.5 Kecepatan ............................................................................................................26
2.7.6 Headway ..............................................................................................................26
2.8 Persepsi ........................................................................................................................27
2.9 Standar Pelayanan Minimum.......................................................................................27
2.10 Analisis Kano ..............................................................................................................33
2.11 Analisis AHP ...............................................................................................................40
2.13 Studi Terdahulu ...........................................................................................................44
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................53
3.1 Operasional ...................................................................................................................53

i
3.1.1 Evaluasi ............................................................................................................... 53
3.1.2 Kinerja Operasional ............................................................................................ 53
3.1.3 Kinerja Pelayanan ............................................................................................... 53
3.1.4 Kereta Api ........................................................................................................... 52
3.1.5 Stasiun ................................................................................................................. 52
3.2 Jenis Penelitian ............................................................................................................. 52
3.3 Diagram Metode ........................................................................................................... 53
3.4 Variabel Penelitian ....................................................................................................... 54
3.5 Data yang diperlukan ................................................................................................... 57
3.6 Metode Pengumpulan Data .......................................................................................... 58
3.6.1 Survei Primer ...................................................................................................... 58
3.6.2 Survei Sekunder .................................................................................................. 60
3.7 Penentuan Populasi dan Sampel ................................................................................... 60
3.7.1 Populasi dan Sampel Pengguna Kereta Api ........................................................ 60
3.7.2 Metode Pengambilan Sampel Ahli...................................................................... 61
3.7.3 Populasi dan Sampel Kereta Api......................................................................... 62
3.8 Metode Analisis Data ................................................................................................... 64
3.8.1 Analisis Karakteristik Pengguna Kereta Api ...................................................... 64
3.8.2 Analisis Kinerja Operasional Kereta Api ............................................................ 64
3.8.3 Analisis Standar Pelayanan Minimum ................................................................ 66
3.8.4 Analisis Kano ...................................................................................................... 81
3.8.5 Analisis AHP ....................................................................................................... 87
3.9 Desain Survei .............................................................................................................. 92
3.10 Kerangka Metode ........................................................................................................ 96

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 97


4.1 Karakteristik Wilayah Studi ......................................................................................... 97
4.1.1 Karakteristik Kereta Api Penataran .................................................................... 97
4.1.2 Karakteristik Stasiun Gubeng ...........................................................................103
4.1.3 Karakteristik Stasiun Malang Kota Baru ..........................................................106
4.2 Karakteristik Penumpang109
4.2.1 Karakteristik Penumpang berdasarkan Usia .....................................................110
4.2.2 Karaktersitik Penumpang berdasarkan Jenis Kelamin ......................................112
4.2.3 Karakteristik Penumpang berdasarkan Pekerjaan .............................................113
4.2.4 Karaktersitik Penumpang berdasarkan Pendapatan ..........................................114
4.2.5 Karaktersitik Penumpang berdasarkan Maksud Perjalanan ..............................116
4.2.6 Karaktersitik Penumpang berdasarkan Tipe Perjalanan ...................................117
4.2.7 Karaktersitik Penumpang berdasarkan Frekuensi Perjalanan ...........................118
4.2.8 Karaktersitik Penumpang berdasarkan Tujuan Perjalanan ...............................119
4.3 Hubungan Antar Karakteristik Penumpang ...............................................................120
4.3.1 Hubungan antara Karakteristik Penumpang berdasarkan Usia dan Jenis
Kelamin.............................................................................................................120
4.3.2 Hubungan antara Karakteristik Penumpang berdasarkan Jenis Kelamin dan
Maksud Perjalanan............................................................................................121

ii
4.3.3 Hubungan antara Karakteristik Penumpang berdasarkan Pekerjaan dan
Pendapatan ....................................................................................................... 122
4.3.4 Hubungan antara Karakteristik Penumpang berdasarkan Maksud Perjalanan dan
Frekuensi Perjalanan ........................................................................................ 123
4.3.5 Hubungan antara Karakteristik Penumpang berdasarkan Maksud Perjalanan dan
Tipe Perjalanan ................................................................................................ 123
4.3.6 Hubungan antara Karakteristik Penumpang berdasarkan Tipe Perjalanan dan
Frekuensi Perjalanan ........................................................................................ 124
4.4 Analisis Kinerja Operasional Kereta Api Penataran ................................................. 125
4.4.1 Load Factor ....................................................................................................... 125
4.4.2 Travel Time ...................................................................................................... 128
4.4.3 Waktu Henti ..................................................................................................... 130
4.4.4 Waktu Tunda .................................................................................................... 131
4.4.5 Kecepatan ......................................................................................................... 132
4.4.6 Headway ........................................................................................................... 133
4.5 Kinerja Pelayanan Stasiun dan Kereta Api................................................................ 134
4.5.1 Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran ......................................................... 134
4.5.2 Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng .................................................................. 140
4.5.3 Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru ................................................. 151
4.6 Persepsi Penumpang terhadap Kinerja Pelayanan Stasiun dan Kereta Api
menggunakan Metode Kano ...................................................................................... 160
4.6.1 Persepsi Penumpang terhadap Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran ........ 160
4.6.2 Persepsi Penumpang terhadap Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng ................. 162
4.6.3 Persepsi Penumpang terhadap Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru 166
4.7 Prioritas Arahan Peningkatan Kinerja Operasional dan Pelayanan........................... 169
4.7.1 Kinerja Operasional Kereta Api ....................................................................... 172
4.7.2 Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran ......................................................... 179
4.7.3 Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng .................................................................. 182
4.7.4 Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru ................................................. 187

BAB V PENUTUP .......................................................................................................... 196


5.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 196
5.2 Saran .......................................................................................................................... 201

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

No Judul Halaman
Tabel 2.1 Standar Kecepatan Kereta Api Dalam Kota....................................................... 26
Tabel 2.2 Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kereta Api dalam
Perjalanan ........................................................................................................... 28
Tabel 2.3 Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kereta Api di Stasiun ... 30
Tabel 2.4 Enam Kategori Kano .......................................................................................... 35
Tabel 2.5 Contoh Pertanyaan Kuesioner Kano Model ....................................................... 36
Tabel 2.6 Evaluasi Kano .................................................................................................... 36
Tabel 2.7 Fungtional Answer, Dis Fungtional Answer dan Kano Evaluation model
Kano .................................................................................................................... 37
Tabel 2.8 Perhitungan CS-Coefficient ............................................................................... 37
Tabel 2.9 Atribut Kategori Kualitas Model Kano Refined ................................................ 40
Tabel 2.10 Studi Terdahulu ................................................................................................. 45
Tabel 3.1 Variabel Penelitian ............................................................................................. 54
Tabel 3.2 Trip KA Penataran Surabaya-Malang ................................................................ 57
Tabel 3.3 Trip KA Penataran Malang – Surabaya ............................................................. 58
Tabel 3.4 Tabel Penentuan Jumlah Sampel Isaac dan Michael ......................................... 60
Tabel 3.5 Pembagian Jumlah Responden ........................................................................... 61
Tabel 3.6 Stakeholder yang dipilih sebagai sampel ........................................................... 61
Tabel 3.7 Jumlah Penumpang Kereta Api Penataran Rute Surabaya-Malang Bulan Januari
2017 .................................................................................................................... 62
Tabel 3.8 Jumlah Penumpang Kereta Api Penataran Rute Malang-Surabaya Bulan Januari
2017 .................................................................................................................... 63
Tabel 3.10 Pengklasifikasian Skor ...................................................................................... 66
Tabel 3.11 Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kereta Api dalam
Perjalanan ........................................................................................................... 67
Tabel 3.12 Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kereta Api di Stasiun . 72
Tabel 3.13 Atribut Kuisioner Kano ..................................................................................... 81
Tabel 3.14 Contoh Kuisioner Kano..................................................................................... 83
Tabel 3.15 Contoh Kuisioner I-S Model ............................................................................. 83
Tabel 3.16 Evaluasi Kano ................................................................................................... 84
Tabel 3.17 Contoh Pengisian Tabel Perhitungan Kano ...................................................... 85
Tabel 3.18 Contoh Pengisian Tabel I-S Model ................................................................... 86
Tabel 3.19 Atribut Kategori Kualitas Model Kano Refined ............................................... 87
Tabel 3.20 Skala Penilaian Prioritas ................................................................................... 89
Tabel 3.21 Contoh hasil kuadrat matriks AHP ................................................................... 90
Tabel 3.22 Contoh Perhitungan Eigen Vector .................................................................... 90
Tabel 3.23 Tabel RI............................................................................................................. 91
Tabel 3.24 Desain Survei .................................................................................................... 92
Tabel 4.1 Trip KA Penataran Surabaya-Malang ................................................................ 98
Tabel 4.2 Trip KA Penataran Malang - Surabaya .............................................................. 98
Tabel 4.3 Stasiun-Stasiun pemberhentian Kereta Api Penataran ....................................... 99

iv
No Judul Halaman
Tabel 4.4 Karakteristik penumpang Kereta Api Penataran, Stasiun Gubeng dan Stasiun
Malang Kota Baru ............................................................................................ 109
Tabel 4.5 Hubungan antara jenis kelamin dan usia ......................................................... 120
Tabel 4.6 Hubungan antara jenis kelamin dengan maksud perjalanan............................ 121
Tabel 4.7 Hubungan antara pekerjaan dan pendapatan ................................................... 122
Tabel 4.8 Hubungan antara maksud perjalanan dan frekuensi perjalanan ...................... 123
Tabel 4.9 Hubungan antara maksud perjalanan dan tipe perjalanan ............................... 124
Tabel 4.10 Hubungan antara tipe perjalanan dan frekuensi perjalanan ............................ 124
Tabel 4.11 Data perjalanan Kereta Api Penataran rute Malang-Surabaya ....................... 129
Tabel 4.12 Data perjalanan Kereta Api Penataran rute Surabaya-Malang ....................... 130
Tabel 4.13 Kecepatan Kereta Api Penataran rute Malang-Surabaya ............................... 132
Tabel 4.14 Kecepatan Kereta Api Penataran Rute Surabaya-Malang .............................. 133
Tabel 4.15 Headway Kereta Api Penataran...................................................................... 134
Tabel 4.16 Kinerja pelayanan Kereta Api Penataran ....................................................... 135
Tabel 4.17 Kinerja pelayanan Stasiun Gubeng ................................................................ 141
Tabel 4.18 Kinerja pelayanan Stasiun Malang Kota Baru ............................................... 151
Tabel 4.19 Hasil analisis Metode Kano kinerja pelayanan Kereta Api Penataran ........... 160
Tabel 4.20 Atribut arahan peningkatan fasilitas Kereta Api Penataran berdasarkan Metode
Kano ............................................................................................................... 162
Tabel 4.21 Hasil analisis Metode Kano kinerja pelayanan Stasiun Gubeng .................... 163
Tabel 4.22 Atribut arahan peningkatan fasilitas Stasiun Gubeng berdasarkan Metode
Kano ............................................................................................................... 165
Tabel 4.23 Hasil analisis Metode Kano kinerja pelayanan Stasiun Malang Kota Baru ... 166
Tabel 4.24 Atribut arahan peningkatan fasilitas Stasiun Malang Kota Baru berdasarkan
Metode Kano ................................................................................................. 168
Tabel 4.25 Eigen vector penentuan priortias kriteria dalam pengembangan kinerja
operasional Kereta Api Penataran ................................................................. 170
Tabel 4.26 Eigen vector penentuan priortias kriteria dalam pengembangan kereta api dan
stasiun ............................................................................................................ 171
Tabel 4.27 Alternatif peningkatan kinerja operasional Kereta Api Penataran ................. 172
Tabel 4.28 Eigen vector penentuan priortias alternatif dalam pengembangan kinerja
operasional Kereta Api Penataran ................................................................. 173
Tabel 4.29 Skenario penambahan kapasitas KA 462 saat weekday ................................. 175
Tabel 4.30 Skenario penambahan kapasitas KA 462 saat weekend ................................. 175
Tabel 4.31 Skenario penambahan kapasitas KA 465 saat weekday ................................. 176
Tabel 4.32 Skenario penambahan kapasitas KA 465 saat weekend ................................. 176
Tabel 4.33 Skenario penambahan kecepatan pada KA rute Malang-Surabaya ................ 177
Tabel 4.34 Skenario penambahan kecepatan pada KA rute Surabaya-Malang ................ 178
Tabel 4.35 Skenario penambahan trip kereta api ............................................................. 178
Tabel 4.36 Alternatif peningkatan kinerja pelayanan Kereta Api Penataran ................... 179
Tabel 4.37 Eigen vector penentuan priortias alternatif dalam pengembangan Kereta Api
Penataran........................................................................................................ 180
Tabel 4.38 Alternatif peningkatan kinerja pelayanan Stasiun Gubeng ............................ 183

v
No Judul Halaman
Tabel 4.39 Eigen vector penentuan priortias alternatif dalam pengembangan Stasiun
Gubeng ...........................................................................................................183
Tabel 4.40 Alternatif peningkatan kinerja pelayanan Stasiun Malang Kota Baru ............188
Tabel 4.41 Eigen vector penentuan priortias alternatif dalam pengembangan Stasiun
Malang Kota Baru ..........................................................................................188

vi
DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman
Gambar 1.1 Penumpukan pengunjung di hall Stasiun Malang Kota Baru ..........................3
Gambar 1.2 Penyandang disabilitas kesulitan turun dari kereta api karena tidak ada ramp
di Stasiun Malang Kota Baru ............................................................................4
Gambar 1.3 Parkir motor di Stasiun Malang Kota Baru hingga ke badan jalan (a); Parkir
mobil di Stasiun Malang Kota Baru hingga ke badan jalan (b); Kemacetan
yang diakibatkan meluasnya parkir kendaraan ke badan jalan (c) ...................5
Gambar 1.4 Wilayah Studi ..................................................................................................11
Gambar 1.5 Kerangka Pemikiran ........................................................................................13
Gambar 2.1 Pembagian Zona dan Sirkulasi Penumpang Stasiun ........................................23
Gambar 2.2 Diagram kano...................................................................................................34
Gambar 2.3 Kuadran kano berdasarkan CS-coefficient ......................................................39
Gambar 2.4 Contoh I-S model.............................................................................................39
Gambar 2.5 Hirarki lengkap ................................................................................................42
Gambar 2.6 Hirarki Tidak Lengkap ....................................................................................43
Gambar 2.7 Kerangka teori .................................................................................................49
Gambar 3.1 Diagram Metode ..............................................................................................53
Gambar 3.2 Diagram Kartesius Model Kano ......................................................................85
Gambar 3.3 Diagram Kartesius I-S Model ..........................................................................86
Gambar 3.4 Contoh hirarki tidak lengkap ...........................................................................88
Gambar 3.5 Kerangka Metode ............................................................................................96
Gambar 4.1 Layout Kereta Api Penataran........................................................................ 101
Gambar 4.2 Rute Kereta Api Penataran ........................................................................... 102
Gambar 4.3 Grafik jumlah penumpang Stasiun Gubeng .................................................. 103
Gambar 4.4 Layout Stasiun Gubeng ................................................................................ 104
Gambar 4.5 Grafik jumlah penumpang Stasiun Malang Kota Baru................................. 106
Gambar 4.6 Layout Stasiun Malang Kota Baru ............................................................... 107
Gambar 4.7 Persentase Jumlah Penumpang dan Pengunjung berdasarkan Usia pada
Kereta Api Penataran (a), Stasiun Gubeng (b) dan Stasiun Malang Kota
Baru (c) .......................................................................................................... 111
Gambar 4.8 Persentase Jumlah Penumpang dan Pengunjung berdasarkan Jenis
Kelamin pada Kereta Api Penataran (a), Stasiun Gubeng (b) dan Stasiun
Malang Kota Baru (c) .................................................................................... 112
Gambar 4.9 Persentase Jumlah Penumpang dan Pengunjung berdasarkan Pekerjaan pada
Kereta Api Penataran (a), Stasiun Gubeng (b) dan Stasiun Malang Kota Baru
(c) ................................................................................................................... 114
Gambar 4.10 Persentase Jumlah Penumpang dan Pengunjung berdasarkan Pendapatan
pada Kereta Api Penataran (a), Stasiun Gubeng (b) dan Stasiun Malang Kota
Baru (c) .......................................................................................................... 115
Gambar 4.11 Persentase jumlah penumpang dan pengunjung berdasarkan maksud
perjalanan pada Kereta Api Penataran (a), Stasiun Gubeng (b) dan Stasiun
Malang Kota Baru (c) .................................................................................... 116

vii
No Judul Halaman
Gambar 4.12 Persentase Jumlah Penumpang dan Pengunjung berdasarkan Tipe
Perjalanan pada Kereta Api Penataran (a), Stasiun Gubeng (b) dan Stasiun
Malang Kota Baru (c) .....................................................................................117
Gambar 4.13 Persentase Jumlah Penumpang dan Pengunjung berdasarkan Frekuensi
Perjalanan pada Kereta Api Penataran (a), Stasiun Gubeng (b) dan Stasiun
Malang Kota Baru (c) .....................................................................................118
Gambar 4.14 Persentase Jumlah Penumpang dan Pengunjung berdasarkan Tujuan
Perjalanan pada Kereta Api Penataran (a), Stasiun Gubeng (b) dan Stasiun
Malang Kota Baru (c) .....................................................................................119
Gambar 4.15 Load Factor Weekday Rute Malang-Surabaya ...........................................125
Gambar 4.16 Load Factor Weekend Rute Malang-Surabaya ...........................................126
Gambar 4.17 Load Factor Weekday Rute Surabaya-Malang ...........................................127
Gambar 4.18 Load Factor Weekend Rute Surabaya-Malang ...........................................128
Gambar 4.19 Diagram Kartesius Model Kano Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran 161
Gambar 4.20 Diagram Kartesius I-S Model Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran ....162
Gambar 4.21 Diagram Kartesius Model Kano Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng .........164
Gambar 4.22 Diagram Kartesius I-S Model Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng .............165
Gambar 4.23 Diagram Kartesius Model Kano Kinerja Pelayanan Stasiun Malang
Kota Baru ..............................................................................................................167
Gambar 4.24 Diagram Kartesius I-S Model Kinerja Pelayanan Stasiun Malang
Kota Baru .......................................................................................................168
Gambar 4.25 Bagan AHP Kinerja Operasional Kereta Api Penataran .............................171
Gambar 4.26 Bagan AHP Kinerja Pelayanan ...................................................................172
Gambar 4.27 Hirarki Prioritas Alternatif Peningkatan Kinerja Operasional Kereta Api
Penataran ........................................................................................................173
Gambar 4.28 Hirarki Prioritas Alternatif Peningkatan Kinerja Pelayanan Kereta Api
Penataran ........................................................................................................180
Gambar 4.29 Contoh LED Display di Kereta Api Krakatau Express ...............................182
Gambar 4.30 Ramp di Pintu KRL Jabodetabek ................................................................182
Gambar 4.31 Hirarki Priortias Alternatif Peningkatan Kinerja Pelayanan Stasiun
Gubeng ...........................................................................................................184
Gambar 4.32 Hydrant Box Indoor, Hydrant Box Outdoor dan Hydrant Pillar .................185
Gambar 4.33 Fasilitas Free Charging di Stasiun Bogor ....................................................187
Gambar 4.35 Rencana Perubahan Ruang Stasiun Gubeng ...............................................192
Gambar 4.36 Rencana Perubahan Ruang Stasiun Malang Kota Baru ..............................193

viii
DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman
Lampiran 1. Kuesioner Karakteristik Pelaku Perjalanan dan Tingkat Kepuasan
serta Tingkat Kepentingan Pengguna Kereta Api ..........................................1
Lampiran 2. Kuesioner AHP ...............................................................................................13
Lampiran 3. Data Survey Load Factor................................................................................27
Lampiran 4. Rekap Hasil Kuesioner Metode Kano .............................................................30
Lampiran 5. Hasil Rekap Kuesioner IPA ...........................................................................34
Lampiran 6. Data Penilaian AHP ........................................................................................47

ix
EVALUASI KINERJA OPERASIONAL DAN PELAYANAN
KERETA API PENATARAN, STASIUN GUBENG DAN MALANG
KOTA BARU

SKRIPSI
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Ditujukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

RAIHANAH RIZKY ANANDA


NIM. 135060601111026

Skripsi ini telah direvisi dan disetujui oleh dosen pembimbing


padaTanggal 7 Agustus 2017

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Budi Sugiarto Waluyo., MSP Dr. Ir. Ismu Rini Dwi Ari., Ph.D
NIP. 19560502 198403 1 001 NIP. 19681221 199903 2 001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota

Dr. Ir. Abdul Wahid Hasyim, MSP.


NIP. 19651218 199412 1 001
IDENTITAS TIM PENGUJI SKRIPSI

JUDUL SKRIPSI:
Evaluasi Kinerja Operasional dan Pelayanan Kereta Api Penataran, Stasiun Gubeng dan
Malang Kota Baru

Nama Mahasiswa : Raihanah Rizky Ananda


NIM : 135060601111026
Program Studi : Perencanaan Wilayah dan Kota

KOMISI PEMBIMBING:
Ketua :Dr. Ir. Budi Sugiarto Waluyo., MSP
Anggota :Dr. Ir. Ismu Rini Dwi Ari., Ph.D

TIM DOSEN PENGUJI:


Dosen Penguji 1 :Imma Widyawati Agustin., S.T., M.T., Ph.D
Dosen Penguji 2 :Dadang Meru Utomo., S.T., MURP
Tanggal Ujian :17 Juli 2017
SK Penguji :851/UN10.F07/SK/2017
RIWAYAT HIDUP

Raihanah Rizky Ananda, Lumajang, 11 Juni 1995 anak dari ayah Zaid AR dan Ibu Erlima
Ghaniwati., S.Pd, SD sampai SMA di Kota Lumajang hingga lulus SMA tahun 2013, lulus
program sarjana teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya tahun 2017. Pengalaman sebagai asisten dalam mata kuliah Metode Analisis
Perencanaan I teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya tahun 2015 serta aktif mengikuti organisasi seperti Himpunan Mahasiswa
Perencanaan Wilayah dan Kota periode 2015-2016 dan 2016-2017 serta Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Teknik periode 2015-2016 beserta kepanitiaan-kepanitiaan di jurusan
maupun teknik.

Malang, Agustus 2017

Penulis
Teriring ucapan terima kasih kepada :

Papa, Mama dan Adik Tercinta

Terima kasih atas semua doa dan motivasi yang selalu diberikan

hingga gelar S.T ini dapat saya persembahkan

untuk Papa, Mama dan Adik.


RINGKASAN

Raihanah Rizky Ananda, Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota., Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya, Juli 2017, Evaluasi Kinerja Operasional dan Pelayanan Kereta Api
Penataran, Stasiun Gubeng dan Malang Kota Baru, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Budi
Sugiarto Waluyo, MSP dan Dr. Ir. Ismu Rini Dwi Ari., Ph.D.

Perkeretaapian saat ini telah menjadi pilihan penumpang dalam bertransportasi


jarak dekat maupun jarak jauh karena dapat menampung penumpang dalam jumlah banyak
dan bebas hambatan. KA Penataran merupakan salah satu kereta api yang melayani
perjalanan jarak dekat yaitu Malang-Surabaya dan sebaliknya. Berdasarkan pengamatan
yang telah dilakukan, fasilitas-fasilitas yang ada di KA Penataran masih ada yang belum
sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengevaluasi kinerja operasional dan kinerja pelayanan KA Penataran beserta Stasiun
Gubeng dan Stasiun Malang Kota Baru. Evaluasi tersebut menggunakan SPM dengan
membandingkan kondisi eksisting fasilitas-fasilitas dengan standar-standar di SPM, dan
Metode Kano dengan mengukur kepuasan dan kepentingan penumpang terhadap fasilitas-
fasilitas yang ada sehingga didapatkan arahan peningkatannya.
Prioritas arahan peningkatan kinerja operasional KA Penataran adalah dengan
penambahan 2 buah kereta, penambahan 2 trip perjalanan, perbaikan dan perawatan KA
serta peningkatan kecepatan KA menajdi 60 km/jam. Prioritas arahan peningkatan kinerja
pelayanan KA Penataran adalah penyediaan 1 perlengkapan P3K, peningkatan kualitas
pelayanan petugas, perbaikan fasilitas-fasilitas yang rusak, penambahan 1 LED Display,
penyediaan ramp di pintu kereta dan penyediaan CCTV. Prioritas arahan peningkatan
kinerja pelayanan Stasiun Gubeng adalah penambahan 15 tempat duduk di ruang penjualan
tiket, penambahan 4 pendingin ruangan, penyediaan 1 set alat pemadam kebakaran,
penyediaan tangga platform, penyediaan perlengkapan P3K, penyediaan informasi
angkutan lanjutan, penyediaan fasilitas ibu menyusui dan peningkatan fasilitas free
charging. Priortias arahan peningkatan kinerja pelayanan Stasiun Malang Kota Baru
adalah penambahan ruang untuk ruang tunggu 85 m2, perbaikan ruang parkir seluas 960
m2, penyediaan 1 set alat pemadam kebakaran, penyediaan perlengkapan P3K, penyediaan
informasi angkutan lanjutan, penyediaan ramp bagi penumpang difabel, penyediaan tangga
platform, penyediaan fasilitas untuk ibu menyusui dan peningkatan fasilitas free charging.

Kata Kunci : kinerja, kereta api, stasiun, Malang-Surabaya, AHP.


SUMMARY

Raihanah Rizky Ananda, Department of Urban and Regional Planning, Faculty of


Engineering, University of Brawijaya, July 2017, Operational and Service Performance
Evaluation of Penataran Train, Gubeng and Malang Kota Baru Station, Supervisor Dr. Ir.
Budi Sugiarto Waluyo, MSP and Dr. Ir. Ismu Rini Dwi Ari., Ph.D.

Many public transport passengers chose trains in both short and long distance
transportation because it can accommodate passengers in large quantities and can avoid
traffic jams. Penataran Train was one of the trains that serve close-range trips namely
Malang-Surabaya and round trip. The existing facilities in Penataran Trainwere not in
accordance with Minimum Service Standards (SPM) based on the observations made. The
aim of the research was to evaluate operational performance and service performance of
Penataran Train along with Gubeng Station and Malang Kota Baru Station. The research
used SPM to compared existing facilities with the standards in SPM and Kano Method to
knew passanger’s satisfaction and importance for the existing facilites to get the
recommendations for improvement.
The result showed the priority to improved Penataran Train operational
performance were : added 2 trains, added 2 trips, repaired and tendaced the train and
increased the speed of train to 60 km/hour.The priority to improved Penataran Train
service performance were : added a first aid kit, improved the service quality of the
officers, repaired the damaged facilities, added 1 LED Display, added a ramp at the door of
the train and added a CCTV at every train. The recommendation of Gubeng Station service
performance were added 15 seats in the ticketing room, added 4 air conditioners, added a
set of fire extinguisher, added a platform ladder, added first aid equipment, added
transport information, added breastfeeding facilities and upgraded of free charging
facilities. The recommendation of Malang Kota Baru Station service performance were
added 85 m2 of waiting room, added 960 m2 of parking lot, added a set of fire extinguisher,
added first aid equipment, added transport information, added ramp for difable passanger,
added a platform ladder, added breastfeeding facilities and upgraded of free charging
facilities.

Keywords : performance, train, station, Malang-Surabaya, AHP.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Evaluasi Kinerja Operasional dan
Pelayanan Kereta Api Penataran, Stasiun Gubeng dan Malang Kota Baru”. Penulis
menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak
yang berkenan membantu, memberikan pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, atas segala limpahan rezeki, rahmat dan hidayah-Nya, semoga seluruh
proses dan ilmu yang didapatkan oleh penulis menjadi berkah dan bermanfaat.
2. Kedua orang tua, Mama dan Papa yang selalu memberikan doa, motivasi,
semangat, serta bantuan finansial untuk kelancaran penulis dalam menempuh masa
studi hingga tugas akhir ini terselesaikan.
3. Kedua adik penulis, Muhammad Zaky Aulia dan Anisa Salsabila yang selalu
memberikan doa, semangat dan dukungan selama masa studi hingga tugas akhir ini
terselesaikan.
4. Bapak Dr. Ir. Budi Sugiarto Waluyo, MSP selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dr.
Ir. Ismu Rini Dwi Ari., Ph.D selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia
membimbing, memberikan pengarahan dan motivasi yang sangat berarti bagi
penulis hingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Ibu Imma Widyawati Agustin., S.T., M.T., Ph.D selaku dosen penguji I dan Bapak
Dadang Meru Utomo., S.T., MURP selaku dosen penguji II, yang telah bersedia
menguji, memberikan pengarahan, dan masukan yang sangat berarti bagi penulis
untuk memperbaiki tugas akhir agar mencapai hasil yang maksimal.
6. Seluruh dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya yang telah mengajarkan dan memberi pengetahuan tentang dunia PWK.
7. PT. KAI DAOP VIII Surabaya yang telah memberikan izin penelitian dan turut
membantu dalam pengumpulan data, serta seluruh pihak yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk menjadi responden hingga tugas akhir ini dapat
terselesaikan dengan baik.
8. Muhammad Noor Halil yang selalu memberikan motivasi, saran, waktu dan tenaga
serta selalu bersedia untuk mendengarkan keluh kesah, menghibur, membantu
penulis hingga tugas akhir ini selesai.
9. Fatma Safura, Fadhilatus Shoimah dan Farida Seran, yang selalu menghibur,
memberikan motivasi dan menemani dalam setiap suka duka dari awal perkuliahan
hingga sekarang.
10. Wage Roro Yuli Hayati dan Kartika Septi Kumala Dewi yang selalu menjadi
tempat penulis untuk berkeluh kesah, berbagi cerita, yang selalu memberikan
motivasi, kritik dan saran serta pemikiran hingga terselesaikannya tugas akhir ini.
11. Hanifa Muslimah, Eka Zuli Pratiwi, Anestia Lailatri Prabandari, Yulinda Dizah,
Liarizza Wardhani, Wage Roro Yuli Hayati, Kartika Septi Kumala Dewi, Fatma
Safura dan Fadhilatus Shoimah sebagai teman baik penulis dari awal perkuliahan
hingga sekarang yang membantu penulis sebagai tim survei dan menyumbangkan
tenaga dan pemikirannya hingga dapat diperolehnya data-data untuk tugas akhir ini.
12. Trisha, Laila, Tiktuk dan Rula, teman kos penulis yang selalu menemani malam-
malam penulis menyelesaikan tugas akhir ini dengan suara merdunya, serta selalu
memberikan motivasi dan dukungan hingga terselesaikannya tugas akhir ini.
13. Khotim, Kiki, Yunda, Gandes, Ilham, Puji, Babe, dan Ayuq, teman-teman
seperjuangan dari sidang hingga tugas akhir ini selesai dijilid.
14. Teman-teman PWK 2013 yang setia memberikan dukungan dan selalu ada saat
suka dan duka.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Selanjutnya penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala saran dan kritik yang
membangun demi perbaikan dan kesempurnaan untuk masa yang akan datang. Semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi instansi pemerintah, peneliti, masyarakat, serta
dapat dijadikan pengembangan studi mengenai kinerja operasional dan pelayanan angkutan
umum.

Malang, Agustus 2017

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................................i


DAFTAR TABEL ..............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah .....................................................................................................3
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian ..........................................................................................................6
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................................6
1.6 Ruang Lingkup .............................................................................................................7
1.6.1 Ruang Lingkup Materi ........................................................................................7
1.6.2 Ruang Lingkup Wilayah......................................................................................10
1.7 Sistematika Pembahasan ..............................................................................................12
1.8 Kerangka Pemikiran .....................................................................................................13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................15
2.1 Tinjauan Transportasi Umum Darat .............................................................................15
2.1.1 Pengertian Transportasi .......................................................................................15
2.1.2 Pengertian dan Klasifikasi Moda Transportasi Darat ..........................................15
2.2 Konsep Pergerakan .......................................................................................................15
2.3 Tinjauan Kereta Api Sebagai Moda Transportasi Umum Darat ..................................17
2.3.1 Jenis Kereta Api ..................................................................................................17
2.3.2 Keunggulan Kereta Api .......................................................................................19
2.4 Tinjauan Stasiun Kereta Api ........................................................................................20
2.4.1 Definisi dan Fungsi Stasiun .................................................................................20
2.4.2 Klasifikasi Stasiun ...............................................................................................20
2.5 Pengaturan Zona Pelayanan dan Sirkulasi Penumpang di Stasiun ...............................22
2.5.1 Pengaturan Zona Pelayanan Stasiun ....................................................................22
2.5.2 Pengaturan Sirkulasi Penumpang di Stasiun .......................................................23
2.6 Karakteristik Pengguna Kereta Api .............................................................................23
2.7 Kinerja Operasional .....................................................................................................25
2.7.1 Load Factor ..........................................................................................................25
2.7.2 Travel time ..........................................................................................................25
2.7.3 Waktu Henti ........................................................................................................26
2.7.4 Waktu Tunda .......................................................................................................26
2.7.5 Kecepatan ............................................................................................................26
2.7.6 Headway ..............................................................................................................26
2.8 Persepsi ........................................................................................................................27
2.9 Standar Pelayanan Minimum.......................................................................................27
2.10 Analisis Kano ..............................................................................................................33
2.11 Analisis AHP ...............................................................................................................40
2.13 Studi Terdahulu ...........................................................................................................44
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................53
3.1 Operasional ...................................................................................................................53

i
3.1.1 Evaluasi ............................................................................................................... 53
3.1.2 Kinerja Operasional ............................................................................................ 53
3.1.3 Kinerja Pelayanan ............................................................................................... 53
3.1.4 Kereta Api ........................................................................................................... 52
3.1.5 Stasiun ................................................................................................................. 52
3.2 Jenis Penelitian ............................................................................................................. 52
3.3 Diagram Metode ........................................................................................................... 53
3.4 Variabel Penelitian ....................................................................................................... 54
3.5 Data yang diperlukan ................................................................................................... 57
3.6 Metode Pengumpulan Data .......................................................................................... 58
3.6.1 Survei Primer ...................................................................................................... 58
3.6.2 Survei Sekunder .................................................................................................. 60
3.7 Penentuan Populasi dan Sampel ................................................................................... 60
3.7.1 Populasi dan Sampel Pengguna Kereta Api ........................................................ 60
3.7.2 Metode Pengambilan Sampel Ahli...................................................................... 61
3.7.3 Populasi dan Sampel Kereta Api......................................................................... 62
3.8 Metode Analisis Data ................................................................................................... 64
3.8.1 Analisis Karakteristik Pengguna Kereta Api ...................................................... 64
3.8.2 Analisis Kinerja Operasional Kereta Api ............................................................ 64
3.8.3 Analisis Standar Pelayanan Minimum ................................................................ 66
3.8.4 Analisis Kano ...................................................................................................... 81
3.8.5 Analisis AHP ....................................................................................................... 87
3.9 Desain Survei .............................................................................................................. 92
3.10 Kerangka Metode ........................................................................................................ 96

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 97


4.1 Karakteristik Wilayah Studi ......................................................................................... 97
4.1.1 Karakteristik Kereta Api Penataran .................................................................... 97
4.1.2 Karakteristik Stasiun Gubeng ...........................................................................103
4.1.3 Karakteristik Stasiun Malang Kota Baru ..........................................................106
4.2 Karakteristik Penumpang109
4.2.1 Karakteristik Penumpang berdasarkan Usia .....................................................110
4.2.2 Karaktersitik Penumpang berdasarkan Jenis Kelamin ......................................112
4.2.3 Karakteristik Penumpang berdasarkan Pekerjaan .............................................113
4.2.4 Karaktersitik Penumpang berdasarkan Pendapatan ..........................................114
4.2.5 Karaktersitik Penumpang berdasarkan Maksud Perjalanan ..............................116
4.2.6 Karaktersitik Penumpang berdasarkan Tipe Perjalanan ...................................117
4.2.7 Karaktersitik Penumpang berdasarkan Frekuensi Perjalanan ...........................118
4.2.8 Karaktersitik Penumpang berdasarkan Tujuan Perjalanan ...............................119
4.3 Hubungan Antar Karakteristik Penumpang ...............................................................120
4.3.1 Hubungan antara Karakteristik Penumpang berdasarkan Usia dan Jenis
Kelamin.............................................................................................................120
4.3.2 Hubungan antara Karakteristik Penumpang berdasarkan Jenis Kelamin dan
Maksud Perjalanan............................................................................................121

ii
4.3.3 Hubungan antara Karakteristik Penumpang berdasarkan Pekerjaan dan
Pendapatan ....................................................................................................... 122
4.3.4 Hubungan antara Karakteristik Penumpang berdasarkan Maksud Perjalanan dan
Frekuensi Perjalanan ........................................................................................ 123
4.3.5 Hubungan antara Karakteristik Penumpang berdasarkan Maksud Perjalanan dan
Tipe Perjalanan ................................................................................................ 123
4.3.6 Hubungan antara Karakteristik Penumpang berdasarkan Tipe Perjalanan dan
Frekuensi Perjalanan ........................................................................................ 124
4.4 Analisis Kinerja Operasional Kereta Api Penataran ................................................. 125
4.4.1 Load Factor ....................................................................................................... 125
4.4.2 Travel Time ...................................................................................................... 128
4.4.3 Waktu Henti ..................................................................................................... 130
4.4.4 Waktu Tunda .................................................................................................... 131
4.4.5 Kecepatan ......................................................................................................... 132
4.4.6 Headway ........................................................................................................... 133
4.5 Kinerja Pelayanan Stasiun dan Kereta Api................................................................ 134
4.5.1 Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran ......................................................... 134
4.5.2 Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng .................................................................. 140
4.5.3 Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru ................................................. 151
4.6 Persepsi Penumpang terhadap Kinerja Pelayanan Stasiun dan Kereta Api
menggunakan Metode Kano ...................................................................................... 160
4.6.1 Persepsi Penumpang terhadap Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran ........ 160
4.6.2 Persepsi Penumpang terhadap Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng ................. 162
4.6.3 Persepsi Penumpang terhadap Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru 166
4.7 Prioritas Arahan Peningkatan Kinerja Operasional dan Pelayanan........................... 169
4.7.1 Kinerja Operasional Kereta Api ....................................................................... 172
4.7.2 Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran ......................................................... 179
4.7.3 Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng .................................................................. 182
4.7.4 Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru ................................................. 187

BAB V PENUTUP .......................................................................................................... 196


5.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 196
5.2 Saran .......................................................................................................................... 201

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

No Judul Halaman
Tabel 2.1 Standar Kecepatan Kereta Api Dalam Kota....................................................... 26
Tabel 2.2 Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kereta Api dalam
Perjalanan ........................................................................................................... 28
Tabel 2.3 Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kereta Api di Stasiun ... 30
Tabel 2.4 Enam Kategori Kano .......................................................................................... 35
Tabel 2.5 Contoh Pertanyaan Kuesioner Kano Model ....................................................... 36
Tabel 2.6 Evaluasi Kano .................................................................................................... 36
Tabel 2.7 Fungtional Answer, Dis Fungtional Answer dan Kano Evaluation model
Kano .................................................................................................................... 37
Tabel 2.8 Perhitungan CS-Coefficient ............................................................................... 37
Tabel 2.9 Atribut Kategori Kualitas Model Kano Refined ................................................ 40
Tabel 2.10 Studi Terdahulu ................................................................................................. 45
Tabel 3.1 Variabel Penelitian ............................................................................................. 54
Tabel 3.2 Trip KA Penataran Surabaya-Malang ................................................................ 57
Tabel 3.3 Trip KA Penataran Malang – Surabaya ............................................................. 58
Tabel 3.4 Tabel Penentuan Jumlah Sampel Isaac dan Michael ......................................... 60
Tabel 3.5 Pembagian Jumlah Responden ........................................................................... 61
Tabel 3.6 Stakeholder yang dipilih sebagai sampel ........................................................... 61
Tabel 3.7 Jumlah Penumpang Kereta Api Penataran Rute Surabaya-Malang Bulan Januari
2017 .................................................................................................................... 62
Tabel 3.8 Jumlah Penumpang Kereta Api Penataran Rute Malang-Surabaya Bulan Januari
2017 .................................................................................................................... 63
Tabel 3.10 Pengklasifikasian Skor ...................................................................................... 66
Tabel 3.11 Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kereta Api dalam
Perjalanan ........................................................................................................... 67
Tabel 3.12 Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kereta Api di Stasiun . 72
Tabel 3.13 Atribut Kuisioner Kano ..................................................................................... 81
Tabel 3.14 Contoh Kuisioner Kano..................................................................................... 83
Tabel 3.15 Contoh Kuisioner I-S Model ............................................................................. 83
Tabel 3.16 Evaluasi Kano ................................................................................................... 84
Tabel 3.17 Contoh Pengisian Tabel Perhitungan Kano ...................................................... 85
Tabel 3.18 Contoh Pengisian Tabel I-S Model ................................................................... 86
Tabel 3.19 Atribut Kategori Kualitas Model Kano Refined ............................................... 87
Tabel 3.20 Skala Penilaian Prioritas ................................................................................... 89
Tabel 3.21 Contoh hasil kuadrat matriks AHP ................................................................... 90
Tabel 3.22 Contoh Perhitungan Eigen Vector .................................................................... 90
Tabel 3.23 Tabel RI............................................................................................................. 91
Tabel 3.24 Desain Survei .................................................................................................... 92
Tabel 4.1 Trip KA Penataran Surabaya-Malang ................................................................ 98
Tabel 4.2 Trip KA Penataran Malang - Surabaya .............................................................. 98
Tabel 4.3 Stasiun-Stasiun pemberhentian Kereta Api Penataran ....................................... 99

iv
No Judul Halaman
Tabel 4.4 Karakteristik penumpang Kereta Api Penataran, Stasiun Gubeng dan Stasiun
Malang Kota Baru ............................................................................................ 109
Tabel 4.5 Hubungan antara jenis kelamin dan usia ......................................................... 120
Tabel 4.6 Hubungan antara jenis kelamin dengan maksud perjalanan............................ 121
Tabel 4.7 Hubungan antara pekerjaan dan pendapatan ................................................... 122
Tabel 4.8 Hubungan antara maksud perjalanan dan frekuensi perjalanan ...................... 123
Tabel 4.9 Hubungan antara maksud perjalanan dan tipe perjalanan ............................... 124
Tabel 4.10 Hubungan antara tipe perjalanan dan frekuensi perjalanan ............................ 124
Tabel 4.11 Data perjalanan Kereta Api Penataran rute Malang-Surabaya ....................... 129
Tabel 4.12 Data perjalanan Kereta Api Penataran rute Surabaya-Malang ....................... 130
Tabel 4.13 Kecepatan Kereta Api Penataran rute Malang-Surabaya ............................... 132
Tabel 4.14 Kecepatan Kereta Api Penataran Rute Surabaya-Malang .............................. 133
Tabel 4.15 Headway Kereta Api Penataran...................................................................... 134
Tabel 4.16 Kinerja pelayanan Kereta Api Penataran ....................................................... 135
Tabel 4.17 Kinerja pelayanan Stasiun Gubeng ................................................................ 141
Tabel 4.18 Kinerja pelayanan Stasiun Malang Kota Baru ............................................... 151
Tabel 4.19 Hasil analisis Metode Kano kinerja pelayanan Kereta Api Penataran ........... 160
Tabel 4.20 Atribut arahan peningkatan fasilitas Kereta Api Penataran berdasarkan Metode
Kano ............................................................................................................... 162
Tabel 4.21 Hasil analisis Metode Kano kinerja pelayanan Stasiun Gubeng .................... 163
Tabel 4.22 Atribut arahan peningkatan fasilitas Stasiun Gubeng berdasarkan Metode
Kano ............................................................................................................... 165
Tabel 4.23 Hasil analisis Metode Kano kinerja pelayanan Stasiun Malang Kota Baru ... 166
Tabel 4.24 Atribut arahan peningkatan fasilitas Stasiun Malang Kota Baru berdasarkan
Metode Kano ................................................................................................. 168
Tabel 4.25 Eigen vector penentuan priortias kriteria dalam pengembangan kinerja
operasional Kereta Api Penataran ................................................................. 170
Tabel 4.26 Eigen vector penentuan priortias kriteria dalam pengembangan kereta api dan
stasiun ............................................................................................................ 171
Tabel 4.27 Alternatif peningkatan kinerja operasional Kereta Api Penataran ................. 172
Tabel 4.28 Eigen vector penentuan priortias alternatif dalam pengembangan kinerja
operasional Kereta Api Penataran ................................................................. 173
Tabel 4.29 Skenario penambahan kapasitas KA 462 saat weekday ................................. 175
Tabel 4.30 Skenario penambahan kapasitas KA 462 saat weekend ................................. 175
Tabel 4.31 Skenario penambahan kapasitas KA 465 saat weekday ................................. 176
Tabel 4.32 Skenario penambahan kapasitas KA 465 saat weekend ................................. 176
Tabel 4.33 Skenario penambahan kecepatan pada KA rute Malang-Surabaya ................ 177
Tabel 4.34 Skenario penambahan kecepatan pada KA rute Surabaya-Malang ................ 178
Tabel 4.35 Skenario penambahan trip kereta api ............................................................. 178
Tabel 4.36 Alternatif peningkatan kinerja pelayanan Kereta Api Penataran ................... 179
Tabel 4.37 Eigen vector penentuan priortias alternatif dalam pengembangan Kereta Api
Penataran........................................................................................................ 180
Tabel 4.38 Alternatif peningkatan kinerja pelayanan Stasiun Gubeng ............................ 183

v
No Judul Halaman
Tabel 4.39 Eigen vector penentuan priortias alternatif dalam pengembangan Stasiun
Gubeng ...........................................................................................................183
Tabel 4.40 Alternatif peningkatan kinerja pelayanan Stasiun Malang Kota Baru ............188
Tabel 4.41 Eigen vector penentuan priortias alternatif dalam pengembangan Stasiun
Malang Kota Baru ..........................................................................................188

vi
DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman
Gambar 1.1 Penumpukan pengunjung di hall Stasiun Malang Kota Baru ..........................3
Gambar 1.2 Penyandang disabilitas kesulitan turun dari kereta api karena tidak ada ramp
di Stasiun Malang Kota Baru ............................................................................4
Gambar 1.3 Parkir motor di Stasiun Malang Kota Baru hingga ke badan jalan (a); Parkir
mobil di Stasiun Malang Kota Baru hingga ke badan jalan (b); Kemacetan
yang diakibatkan meluasnya parkir kendaraan ke badan jalan (c) ...................5
Gambar 1.4 Wilayah Studi ..................................................................................................11
Gambar 1.5 Kerangka Pemikiran ........................................................................................13
Gambar 2.1 Pembagian Zona dan Sirkulasi Penumpang Stasiun ........................................23
Gambar 2.2 Diagram kano...................................................................................................34
Gambar 2.3 Kuadran kano berdasarkan CS-coefficient ......................................................39
Gambar 2.4 Contoh I-S model.............................................................................................39
Gambar 2.5 Hirarki lengkap ................................................................................................42
Gambar 2.6 Hirarki Tidak Lengkap ....................................................................................43
Gambar 2.7 Kerangka teori .................................................................................................49
Gambar 3.1 Diagram Metode ..............................................................................................53
Gambar 3.2 Diagram Kartesius Model Kano ......................................................................85
Gambar 3.3 Diagram Kartesius I-S Model ..........................................................................86
Gambar 3.4 Contoh hirarki tidak lengkap ...........................................................................88
Gambar 3.5 Kerangka Metode ............................................................................................96
Gambar 4.1 Layout Kereta Api Penataran........................................................................ 101
Gambar 4.2 Rute Kereta Api Penataran ........................................................................... 102
Gambar 4.3 Grafik jumlah penumpang Stasiun Gubeng .................................................. 103
Gambar 4.4 Layout Stasiun Gubeng ................................................................................ 104
Gambar 4.5 Grafik jumlah penumpang Stasiun Malang Kota Baru................................. 106
Gambar 4.6 Layout Stasiun Malang Kota Baru ............................................................... 107
Gambar 4.7 Persentase Jumlah Penumpang dan Pengunjung berdasarkan Usia pada
Kereta Api Penataran (a), Stasiun Gubeng (b) dan Stasiun Malang Kota
Baru (c) .......................................................................................................... 111
Gambar 4.8 Persentase Jumlah Penumpang dan Pengunjung berdasarkan Jenis
Kelamin pada Kereta Api Penataran (a), Stasiun Gubeng (b) dan Stasiun
Malang Kota Baru (c) .................................................................................... 112
Gambar 4.9 Persentase Jumlah Penumpang dan Pengunjung berdasarkan Pekerjaan pada
Kereta Api Penataran (a), Stasiun Gubeng (b) dan Stasiun Malang Kota Baru
(c) ................................................................................................................... 114
Gambar 4.10 Persentase Jumlah Penumpang dan Pengunjung berdasarkan Pendapatan
pada Kereta Api Penataran (a), Stasiun Gubeng (b) dan Stasiun Malang Kota
Baru (c) .......................................................................................................... 115
Gambar 4.11 Persentase jumlah penumpang dan pengunjung berdasarkan maksud
perjalanan pada Kereta Api Penataran (a), Stasiun Gubeng (b) dan Stasiun
Malang Kota Baru (c) .................................................................................... 116

vii
No Judul Halaman
Gambar 4.12 Persentase Jumlah Penumpang dan Pengunjung berdasarkan Tipe
Perjalanan pada Kereta Api Penataran (a), Stasiun Gubeng (b) dan Stasiun
Malang Kota Baru (c) .....................................................................................117
Gambar 4.13 Persentase Jumlah Penumpang dan Pengunjung berdasarkan Frekuensi
Perjalanan pada Kereta Api Penataran (a), Stasiun Gubeng (b) dan Stasiun
Malang Kota Baru (c) .....................................................................................118
Gambar 4.14 Persentase Jumlah Penumpang dan Pengunjung berdasarkan Tujuan
Perjalanan pada Kereta Api Penataran (a), Stasiun Gubeng (b) dan Stasiun
Malang Kota Baru (c) .....................................................................................119
Gambar 4.15 Load Factor Weekday Rute Malang-Surabaya ...........................................125
Gambar 4.16 Load Factor Weekend Rute Malang-Surabaya ...........................................126
Gambar 4.17 Load Factor Weekday Rute Surabaya-Malang ...........................................127
Gambar 4.18 Load Factor Weekend Rute Surabaya-Malang ...........................................128
Gambar 4.19 Diagram Kartesius Model Kano Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran 161
Gambar 4.20 Diagram Kartesius I-S Model Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran ....162
Gambar 4.21 Diagram Kartesius Model Kano Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng .........164
Gambar 4.22 Diagram Kartesius I-S Model Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng .............165
Gambar 4.23 Diagram Kartesius Model Kano Kinerja Pelayanan Stasiun Malang
Kota Baru ..............................................................................................................167
Gambar 4.24 Diagram Kartesius I-S Model Kinerja Pelayanan Stasiun Malang
Kota Baru .......................................................................................................168
Gambar 4.25 Bagan AHP Kinerja Operasional Kereta Api Penataran .............................171
Gambar 4.26 Bagan AHP Kinerja Pelayanan ...................................................................172
Gambar 4.27 Hirarki Prioritas Alternatif Peningkatan Kinerja Operasional Kereta Api
Penataran ........................................................................................................173
Gambar 4.28 Hirarki Prioritas Alternatif Peningkatan Kinerja Pelayanan Kereta Api
Penataran ........................................................................................................180
Gambar 4.29 Contoh LED Display di Kereta Api Krakatau Express ...............................182
Gambar 4.30 Ramp di Pintu KRL Jabodetabek ................................................................182
Gambar 4.31 Hirarki Priortias Alternatif Peningkatan Kinerja Pelayanan Stasiun
Gubeng ...........................................................................................................184
Gambar 4.32 Hydrant Box Indoor, Hydrant Box Outdoor dan Hydrant Pillar .................185
Gambar 4.33 Fasilitas Free Charging di Stasiun Bogor ....................................................187
Gambar 4.35 Rencana Perubahan Ruang Stasiun Gubeng ...............................................192
Gambar 4.36 Rencana Perubahan Ruang Stasiun Malang Kota Baru ..............................193

viii
DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman
Lampiran 1. Kuesioner Karakteristik Pelaku Perjalanan dan Tingkat Kepuasan
serta Tingkat Kepentingan Pengguna Kereta Api ..........................................1
Lampiran 2. Kuesioner AHP ...............................................................................................13
Lampiran 3. Data Survey Load Factor................................................................................27
Lampiran 4. Rekap Hasil Kuesioner Metode Kano .............................................................30
Lampiran 5. Hasil Rekap Kuesioner IPA ...........................................................................34
Lampiran 6. Data Penilaian AHP ........................................................................................47

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transportasi di Indonesia memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat. Seiring dengan perkembangan zaman, proses transportasi sebagai alat angkut
mengalami perkembangan kemajuan. Selama perkembangan zaman tersebut, kereta api
merupakan transportasi yang dipilih sebagai alat angkut yang mampu mengangkut hasil
bumi dan penumpang dalam jumlah banyak dan bebas hambatan (Apriyani, 2013).
Perkeretaapian merupakan salah satu moda transportasi yang memiliki karakteristik
dan keunggulan khusus untuk mengangkut orang atau barang dengan jumlah banyak,
menghemat energi, menghemat penggunaan ruang, mempunyai faktor keamanan yang
tinggi, memiliki tingkat pencemaran yang rendah, serta lebih efisien dibandingkan dengan
moda transportasi jalan untuk angkutan jarak jauh dan untuk daerah yang padat lalu
lintasnya, seperti angkutan perkotaan (Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 tentang
Perkeretaapian).
Sarana perkeretaapian salah satunya adalah stasiun sebagai terminal
pemberangkatan dan menurunkan penumpang, serta dalam proses interaksi dan aktivitas
bagi pengguna transportasi kereta api yang menunggu jadwal keberangkatannya (Undang-
Undang No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian).
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang Tahun 2009-2029,
rencana peningkatan sistem transportasi salah satunya adalah pembangunan jalur kereta api
double track untuk lintasan Malang – Surabaya. Hal tersebut dilakukan karena trafiknya
yang tinggi dan pergerakan Malang-Surabaya yang padat sehingga sering terjadi
kemacetan. Dengan adanya rencana double track tersebut diharapkan dapat mengurangi
kemacetan dan meningkatkan penggunaan angkutan kereta api dalam melakukan
perjalanannya.
Stasiun Surabaya Gubeng (SGU) adalah stasiun kereta api kelas besar yang terletak
di Gubeng, Surabaya dengan ketinggian +5 meter ini merupakan stasiun terbesar yang
berada dalam pengelolaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VIII
Surabaya. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api terbesar

1
2

di Surabaya dan Jawa Timur serta merupakan stasiun keberangkatan utama KA dari Kota
Surabaya, khususnya yang melalui jalur Selatan dan Timur (PT. KAI DAOP VIII
Surabaya, 2016).
Stasiun Gubeng dipilih menjadi objek penelitian karena Stasiun Gubeng merupakan
stasiun terbesar di Surabaya dan di Jawa Timur yang memiliki tarikan terbesar pula dengan
jumlah penumpang ± 9.000 orang setiap harinya, sehingga perlu dikaji kinerja
pelayanannya agar dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan penumpang.
Stasiun Malang Kota Baru (ML) merupakan stasiun kereta api utama Kota Malang
berada pada ketinggian +444 meter dari permukaan laut dan berlokasi di zona 6, tepatnya
di Kecamatan Klojen. Stasiun Malang Kota Baru sebagai simpul kegiatan transportasi di
Kota Malang juga terletak di pusat kegiatan Kota Malang, yaitu pada zona pemerintahan,
pendidikan, perdagangan dan jasa serta militer. Stasiun ini memiliki 12 jalur aktif dengan
jalur 3 sebagai sepur lurus. Stasiun Malang Kota Baru melayani berbagai kelas kereta api,
seperti kelas eksekutif (Gajayana, Bima), kelas campuran (Malabar/ kelas eksekutif-bisnis-
ekonomi, Malioboro ekspres/ kelas eksekutif-ekonomi), kelas ekonomi AC plus
(Majapahit, Jayabaya), kelas ekonomi AC (Matarmaja, Tawang Alun, Tumapel,
Penataran). Stasiun Malang Kota Baru melayani kereta api baik lokal (wilayah Jawa
Timur), maupun regional (lintas provinsi) (PT. KAI DAOP VIII Surabaya, 2016).
Stasiun Malang Kota Baru dipilih menjadi objek penelitian karena merupakan
stasiun kelas besar yang terletak di wilayah rencana double track lintasan Malang-
Surabaya. Kota Malang sebagai daerah otonom dan kota besar kedua setelah Kota
Surabaya pastinya memiliki tarikan yang besar dari berbagai kota dan kabupaten di
sekitarnya sehingga jumlah penumpang kereta api di Stasiun Malang Kota Baru terus
meningkat setiap tahunnya. Karena itu selain Stasiun Gubeng, Stasiun Malang Kota Baru
juga perlu dievaluasi mengenai kinerja pelayanannya.
Kereta api Penataran yang beroperasi di Daerah Operasi VIII Surabaya
sebagai kereta api kelas ekonomi lokal yang melayani rute jarak dekat Surabaya Kota-
Malang dan sebaliknya. Karena KA Penataran merupakan salah satu kereta api yang
melayani perjalanan dengan jarak yang cukup dekat dengan Kota Malang, kereta api ini
cukup diminati penumpang yang menuju arah Surabaya. Selain itu KA Penataran memiliki
jumlah keberangkatan 5 kali dalam satu hari, berbeda dengan KA Tumapel yang hanya
memiliki 1 kali keberangkatan, sehingga KA Penataran semakin diminati, terbukti dengan
tiketnya yang selalu habis hampir setiap hari dan tak jarang terdapat penumpang yang
3

berdiri. Maka dari itu dipilihlah Kereta Api Penataran sebagai objek dalam penelitian ini
untuk di evaluasi kinerja operasional dan kinerja pelayanannya.

1.2 Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut :
a. Terjadi penumpukan pengunjung stasiun di Stasiun Malang Kota Baru yang
disebabkan oleh tidak terpisahnya tempat duduk untuk calon penumpang yang
menunggu kereta api, calon penumpang yang menunggu panggilan antrian loket
dan pengunjung yang menunggu panggilan antrian ke customer service. Ketiga
kegiatan tersebut hanya disediakan tempat duduk 32 buah atau seluas 20,48 m2.
Sedangkan untuk kebutuhannya pada peak hour dengan jumlah penumpang
terbanyak yaitu 100 orang di hall Stasiun Malang Kota Baru adalah 64 m2.
Karena ketidaksesuaian kebutuhan dan ketersediaan tempat duduk tersebut
membuat penumpukan pengunjung di pintu masuk hall Stasiun Malang Kota
Baru dan menyebabkan keluar-masuknya calon penumpang menjadi terhambat
(Bowoputro, Rahayu dan Alim, 2016).

Gambar 1.1 Penumpukan pengunjung di hall Stasiun Malang Kota Baru

b. Tidak tersedianya fasilitas untuk penyandang disabilitas seperti ramp di peron


Stasiun Malang Kota Baru untuk memudahkan penyandang disabilitas naik atau
turun dari kereta api. Hal tersebut tidak sesuai dengan Standar Pelayanan
Minimum di stasiun berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia No.48 Tahun 2015 pada jenis pelayanan kesetaraan. Tidak adanya
ramp dapat menyulitkan penyandang disabilitas yang akan naik atau turun dari
kereta api. Begitu juga di Stasiun Gubeng belum memiliki ramp yang
diperuntukkan bagi pengguna kursi roda untuk naik turun dari kereta api
(Survei Pendahuluan, 2016).
4

Gambar 1.2 Penyandang disabilitas kesulitan turun dari kereta api karena tidak ada
ramp di Stasiun Malang Kota Baru

c. Kapasitas lahan parkir Stasiun Malang Kota Baru dalam kondisi eksisting tidak
mencukupi kebutuhan parkir pada saat jam kedatangan atau keberangkatan
kereta api, hal ini dibuktikan bahwa ketersediaan lahan parkir 288 sepeda motor
(150 kendaraan parkir inap dan 78 kendaraan parkir sementara), 13 mobil dan 8
taksi sedangkan kebutuhan parkir sepeda motor inap 210 kendaran, sepeda
motor sementara 135 kendaraan, angkutan umum (taksi) 13 kendaraan dan
mobil 37 kendaraan. Karena kapasitas lahan parkir tidak mencukupi kebutuhan,
parkir kendaraan meluas hingga membuat lalu lintas di Jalan Trunojoyo di
depan Stasiun Malang Kota Baru sering terganggu dan menimbulkan
kemacetan. Kemacetan yang terjadi adalah pada peak hour penumpang di
stasiun dan pada jam pulang kerja sehingga lalu lintas menjadi padat (Birka,
Admaja, Djakfar dan Suharyanto, 2014).

(a) (b)
5

(c)
Gambar 1.3 Parkir motor di Stasiun Malang Kota Baru hingga ke badan jalan (a);
Parkir mobil di Stasiun Malang Kota Baru hingga ke badan jalan (b); Kemacetan yang
diakibatkan meluasnya parkir kendaraan ke badan jalan (c)

d. Jumlah penumpang di Kereta Api Penataran melebihi kapasitas jumlah tempat


duduk yang disediakan. Jumlah trip Kereta Api Penataran adalah 5 trip rute
Surabaya-Malang dan 5 trip rute Malang-Surabaya. Kapasitas masing-masing
rangkaian kereta adalah 530 orang atau 106 orang tiap kereta dengan jumlah
kereta 5 buah pada 1 rangkaian kereta. Pada weekday, jumlah penumpang pada
1 trip dapat mencapai 695 penumpang dan pada weekend pada 1 trip dapat
mencapai 705 penumpang. Jumlah penumpang eksisting tersebut melebihi
kapasitas tempat duduk Kereta Api Penataran yang berkapasitas 530
penumpang. Hal ini dapat mengganggu kenyamanan penumpang yang ada di
kereta karena penumpang yang tidak mendapat tempat duduk memenuhi bagian
dekat pintu masuk kereta sehingga menyulitkan penumpang untuk naik atau
turun dari kereta (Survei Pendahuluan, 2017).

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka rumusan masalah untuk penelitian
ini adalah :
a. Bagaimanakah kinerja operasional Kereta Api Penataran?
b. Bagaimanakah kinerja pelayanan dari Kereta Api Penataran, Stasiun Gubeng
dan Stasiun Malang Kota Baru berdasarkan persepsi penumpang?
c. Bagaimanakah prioritas arahan peningkatan kinerja operasional dan pelayanan
Kereta Api Penataran, Stasiun Gubeng dan Stasiun Malang Kota Baru
berdasarkan persepsi stakeholder?
6

1.4 Tujuan Penelitian


Melalui rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan yang akan
dicapai dalam penelitian ini adalah :
a. Mengevaluasi kinerja operasional Kereta Api Penataran yaitu load factor, travel
time, waktu henti, waktu tunda, kecepatan dan headway untuk mengetahui
bagaimana baik buruknya kinerja operasional Kereta Api Penataran sehingga
dapat dirumuskan alternatif peningkatannya.
b. Mengevaluasi kinerja pelayanan dari Kereta Api Penataran, Stasiun Gubeng
dan Stasiun Malang Kota Baru berdasarkan persepsi penumpang untuk
mengetahui bagaimana tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan penumpang
terhadap fasilitas-fasilitas di kereta api dan stasiun sehingga dapat dirumuskan
alternatif peningkatannya.
c. Menentukan prioritas arahan peningkatan kinerja operasional dan pelayanan
Kereta Api Penataran, Stasiun Gubeng dan Stasiun Malang Kota Baru
berdasarkan persepsi stakeholder untuk mengetahui tindakan yang perlu
dilakukan terlebih dahulu untuk meningkatkan kinerja operasional dan
pelayanan Kereta Api Penataran, Stasiun Gubeng dan Stasiun Malang Kota
Baru.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mahasiswa
a. Mengembangkan wawasan ilmu perencanaan wilayah dan kota berkaitan
dengan perencanaan dan pengembangan transportasi yang dalam penelitian
ini adalah Stasiun Malang Kota Baru, Stasiun Gubeng dan Kereta Api
Penataran berdasarkan standar pelayanan minimum pada stasiun dan kereta
api.
b. Mengembangkan wawasan ilmu perencanaan wilayah dan kota berkaitan
dengan perencanaan dan pengembangan transportasi tentang persepsi
masyarakat terhadap pelayanan Stasiun Malang Kota Baru, Stasiun Gubeng,
dan Kereta Api Penataran.
c. Mengembangkan wawasan ilmu perencanaan wilayah dan kota berkaitan
dengan penentuan prioritas arahan peningkatan kinerja pelayanan Stasiun
Malang Kota Baru, Stasiun Gubeng dan Kereta Api Penataran.
7

2. Untuk akademisi
Memberikan informasi tentang bagaimana mengevaluasi dan menyusun
prioritas arahan pengembangan pada Stasiun Malang Kota Baru dan Stasiun
Gubeng serta Kereta Api Penataran.
3. Untuk pemerintah
Menjadi masukan dalam perencanaan pengembangan Stasiun Malang Kota
Baru dan Stasiun Gubeng serta Kereta Api Penataran.

1.6 Ruang Lingkup


Ruang lingkup penelitian ini terdiri atas ruang lingkup materi dan wilayah. Ruang
lingkup materi berisi batasan-batasan berdasarkan teori yang telah ada, sementara ruang
lingkup wilayah merupakan batasan wilayah penelitian secara administratif.
1.6.1 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian ini hanya terbatas pada Kereta Api Penataran rute Malang-
Surabaya. Penetapan moda dengan rute tersebut berdasarkan RTRW Kota
Malang tahun 2009-2029 tentang rencana double track lintasan Malang-
Surabaya sehingga dipilih moda Kereta Api Penataran rute Malang-Surabaya.
2. Evaluasi kinerja operasional dilakukan pada Kereta Api Penataran dengan
jumlah penumpang terbanyak pada rute Malang-Surabaya dan sebaliknya.
3. Evaluasi kinerja operasional dalam penelitian ini menggunakan tinjauan
dalam penelitian terdahulu oleh Rosyani dan Susilo (2011) dengan 5 variabel
yaitu kecepatan, headway, waktu tunda, faktor muat dan kenyamanan.
Sedangkan oleh Sumantri dan Harijanto (2014) terdapat 5 variabel untuk
menganalisis kinerja operasional kereta api yaitu waktu tempuh, waktu henti,
waktu tunda, kenyamanan dan load factor. Dari penelitian tersebut maka
dirumuskan variabel kinerja operasional adalah load factor, waktu tempuh,
waktu henti, waktu tunda, kecepatan dan headway. Sedangkan kenyamanan
menjadi variabel kinerja pelayanan berdasarkan pada Peraturan Menteri
Perhubungan RI No. 48 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimum
Angkutan Orang dengan Kereta Api. Biaya perjalanan tidak dimasukkan
dalam variabel kinerja operasional kereta api karena biaya perjalanan dengan
kereta api ekonomi ditetapkan oleh pemerintah serta telah diberi subsidi,
8

berbeda dengan kereta api kelas lainnya yang ditetapkan oleh penyelenggara
sarana perkeretaapian dengan dasar perhitungan biaya operasi dan tingkat
pelayanan seperti yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Perhubungan
Republik Indonesia No. 69 Tahun 2014 tentang Pedoman Perhitungan dan
Penetapan Tarif Angkutan Orang dengan Kereta Api.
4. Evaluasi kinerja operasional dalam penelitian ini dilakukan pada jam puncak
(peak hour) yaitu pada kereta api dengan penumpang terbanyak yang
ditentukan berdasarkan data jumlah penumpang dari data PT. KAI DAOP
VIII Surabaya Tahun 2016-2017.
5. Kinerja pelayanan kereta api dan kinerja sarananya berupa stasiun dalam
penelitian ini berdasarkan standar-standar yang ada dan berdasarkan persepsi
pengguna.
6. Aspek-aspek yang dinilai pada kinerja pelayanan kereta api dan stasiun
mengacu pada Permenhub RI No. 48 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan
Minimum Angkutan Orang dengan Kereta Api.
7. Aspek-aspek yang dinilai pada kinerja pelayanan kereta api berupa: aspek
keselamatan yaitu; alat-alat pemadam kebakaran dan fasilitas kesehatan.
Aspek keamanan yaitu; ketersediaan CCTV, petugas keamanan, informasi
gangguan keamanan dan lampu penerangan. Aspek kehandalan/keteraturan
yaitu; ketepatan jadwal kereta api. Aspek kenyamanan yaitu; tempat duduk,
toilet, restorasi, pegangan penumpang berdiri, rak bagasi dan pengatur
sirkulasi udara. Aspek kemudahan yaitu; informasi visual dan audio stasiun
yang akan disinggahi, informasi gangguan perjalanan KA dan nama serta
nomor urut KA. Aspek kesetaraan yaitu; fasilitas bagi penumpang difabel.
Semua jenis pelayanan tersebut diambil sebagai objek penelitian karena
sangat penting untuk menunjang pengembangan fasilitas-fasilitas di kereta
api. Penilaian dilakukan dengan skoring skala 1-5 yang masing-masing
nilainya diasumsikan oleh peneliti.
8. Aspek-aspek yang dinilai pada kinerja pelayanan stasiun berupa: aspek
keselamatan yaitu; alat-alat pemadam kebakaran, petunjuk dan prosedur jalur
evakuasi, titik simpul evakuasi, nomor-nomor telepon darurat, fasilitas
kesehatan, dan lampu penerangan. Aspek keamanan yaitu; ketersediaan
CCTV, petugas keamanan, informasi gangguan keamanan dan lampu
penerangan. Aspek kehandalan/keteraturan yaitu; layanan penjualana tiket.
9

Aspek kenyamanan yaitu; ruang tunggu, ruang boarding, toilet, mushola dan
pengatur sirkulasi udara. Aspek kemudahan yaitu; informasi pelayanan,
informasi gangguan perjalanan kereta api, informasi angkutan lanjutan,
fasilitas layanan penumpang, fasilitas kemudahan naik turun penumpang dan
tempat parkir. Aspek kesetaraan yaitu; fasilitas bagi penumpang difabel dan
ruang ibu menyusui. Semua jenis pelayanan tersebut diambil sebagai objek
penelitian karena sangat penting untuk menunjang pengembangan fasilitas-
fasilitas di stasiun. Penilaian dilakukan dengan skoring skala 1-5 yang
masing-masing nilainya diasumsikan oleh peneliti.
9. Evaluasi kinerja pelayanan kereta api membahas mengenai persepsi
penumpang terhadap pelayanan kereta yang melalui rute Malang-Surabaya
dan sebaliknya. Sedangkan evaluasi kinerja pelayanan di stasiun dilakukan di
Stasiun Malang Kota Baru dan Stasiun Gubeng sebagai stasiun besar untuk
stasiun keberangkatan dan stasiun akhir untuk rencana double track lintasan
Malang-Surabaya. Persepsi penumpang tersebut kemudian dianalisis
menggunakan metode Kano agar lebih mudah untuk menentukan arahan
pengembangan kinerja pelayanan kereta api dan stasiun.
10. Prioritas arahan peningkatan pelayanan kereta api dan stasiun merupakan
output yang diinginkan dari penelitian ini. Prioritas-prioritas tersebut
didapatkan dari persepsi stakeholder menggunakan input hasil analisis kinerja
operasional kereta api dan kinerja pelayanan kereta api dan stasiun. Arahan
peningkatan ditujukan pada kinerja operasional yang masih belum memenuhi
standar, sedangkan untuk kinerja pelayanan kereta api dan stasiun ditujukan
pada atribut pelayanan yang memiliki skor penilaian rendah yaitu 1-3 dan
memiliki nilai kepuasan rendah sedangkan nilai kepentingannya tinggi
sehingga dibutuhkan arahan peningkatan pelayanan. Prioritas arahan
peningkatan tersebut didapatkan dari analisis AHP yang menggunakan
pendapat ahli untuk mengetahui alternatif mana yang diprioritaskan.
11. Arahan peningkatan pelayanan mulanya dirumuskan oleh peneliti setelah
didapatkan hasil analisis kinerja operasional kereta api dan analisis kinerja
pelayanan kereta api dan stasiun untuk kemudian diserahkan kepada
stakeholder untuk dinilai bobot kepentingan tiap kriteria dan alternatif yang
dirumuskan.
10

12. Stakeholder yang terlibat dalam penentuan priortias arahan peningkatan


pelayanan kereta api dan stasiun yaitu dari PT. KAI DAOP VIII Surabaya,
Stasiun Gubeng dan Stasiun Malang Kota Baru.

1.6.2 Ruang Lingkup Wilayah


Ruang lingkup wilayah meliputi Stasiun Malang Kota Baru dan Stasiun Gubeng
serta rute perjalanan kereta api Malang-Surabaya menggunakan moda Kereta Api
Penataran. Rute kereta api meliputi : Stasiun Malang Kota Baru, Stasiun Blimbing, Stasiun
Singosari, Stasiun Lawang, Stasiun Bangil, Stasiun Porong, Stasiun Tanggulangin, Stasiun
Sidoarjo, Stasiun Gedangan, Stasiun Waru, Stasiun Wonokromo dan Stasiun Gubeng.
Stasiun Gubeng yang terletak di Jalan Gubeng, Pacar Keling, Tambaksari,
Surabaya merupakan stasiun kelas besar yang berada di wilayah DAOP VIII Surabaya.
Stasiun Gubeng terletak di 112o75’20.89” BT - 7 o 26’52.63” LS dengan ketinggian ± 5 m
dan dengan luas ± 2.635 m2.
Stasiun Malang Kota Baru juga merupakan stasiun kelas besar di wilayah DAOP
VIII Surabaya yang terletak di Jalan Trunojoyo, Klojen, Malang. Stasiun Malang Kota
Baru terletak di 112o63’70.52” BT – 7o97’75.69” LS dengan ketinggian ± 444 m dan
dengan luas ± 1.875 m2.
Sedangkan Kereta Api Penataran dipilih karena merupakan kereta api yang
melayani perjalanan Malang-Surabaya dengan jumlah perjalanan paling banyak dalam satu
hari yaitu lima kali perjalanan dari Surabaya dan lima kali perjalanan dari Malang dengan
panjang Rute KA ± 92 km dan dapat menampung penumpang hingga 705 penumpang.
Kereta Api Penataran sebenarnya merupakan kereta api jurusan Surabaya-Malang-
Blitar yang stasiun awal keberangkatan adalah Stasiun Gubeng, melalui Stasiun Malang
Kota Baru dan stasiun akhir adalah Stasiun Blitar. Namun karena penelitian ini
berdasarkan rencana double track lintasan Malang-Surabaya, maka Stasiun Blitar tidak
termasuk pada wilayah studi penelitian. Rute perjalanan Kereta Api Penataran dapat dilihat
pada Gambar 1.4.
11

Gambar 1.4 Wilayah Studi


Sumber : PT. KAI DAOP VIII Surabaya, 2016
12

1.7 Sistematika Pembahasan


Sistematika pembahasan dari penelitian ini terdiri dari :
BAB I : Pendahuluan
Berisi latar belakang penelitian yang berisi alasan-alasan mengapa suatu masalah
menjadi kajian dalam penelitian dengan menghubungkan teori dan fakta di lapangan.
Selanjutnya identifikasi masalah yang merupakan penjabaran masalah-masalah di wilayah
studi yang mendukung penelitian. Selain itu terdapat rumusan masalah berupa pertanyaan-
pertanyaan yang ingin dicari jawabannya melalui penelitian yang dilakukan. Tujuan
penelitian sebagai target yang ingin dicapai dalam penelitian yang berkaitan dengan
rumusan masalah. Manfaat penelitian yang berisi hal-hal positif yang dapat diberikan dari
penelitian ini pada beberapa pihak. Ruang lingkup materi dan wilayah yang berisi
pembatasan materi dan wilayah serta alasan-alasan kenapa dilakukan pembatasan tersebut.
Sistematika pembahasan serta kerangka pemikiran sebagai penjabaran isi penelitian.
BAB II : Tinjauan Teori
Berisi teori-teori yang mendasari penelitian ini yang berasal dari literatur dan
sumber-sumber bacaan, baik berupa buku-buku teks, ensiklopedia, monogram, jurnal,
tesis, dan lain-lain, merupakan dasar argumentasi keilmuan. Argumentasi ilmiah juga dapat
mendasarkan pada pandangan ahli, namun hasil-hasil penelitian yang telah diuji
kebenarannya pada umumnya merupakan dasar argumentasi ilmiah yang sangat kokoh.
BAB III : Metode Penelitian
Berisi penjelasan bagaimana penelitian dilakukan mulai tahap awal hingga akhir
yang berisi definisi operasional, jenis penelitian, variabel penelitian diagram metodologi,
metode pengumpulan data, penentuan populasi dan sampel, metode analisis data dan
desain survei.
BAB IV : Hasil dan Pembahasan
Berisi pembahasan mengenai kinerja pelayanan Stasiun Malang Kota Baru dan
Stasiun Gubeng serta Kereta Api Penataran berdasarkan SPM di stasiun dan SPM di kereta
api, persepsi penumpang terhadap pelayanan di stasiun dan di kereta api serta prioritas
arahan pengembangan untuk pelayanan Stasiun Malang Kota Baru dan Stasiun Gubeng
serta Kereta Api Penataran yang lebih baik.
BAB V : Penutup
Berisi simpulan yang merupakan uraian jawaban dari rumusan masalah
berdasarkan hasil penelitian dan saran yang ditujukan pada pihak terkait yaitu PT. KAI
DAOP VIII Surabaya, pemerintah, masyarakat dan bagi penelitian selanjutnya.
13

1.8 Kerangka Pemikiran


Kerangka pemikiran penilitan ini dapat dilihat pada Gambar 1.5.

Gambar 1.5 Kerangka Pemikiran


14

“ Halaman ini sengaja dikosongkan “


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Transportasi Umum Darat


Tinjauan transportasi umum darat dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:
2.1.1 Pengertian Transportasi
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat
lainnya dalam waktu tertentu dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan
oleh manusia, hewan, maupun mesin (Pandensolang, 2014).
Dalam penelitian ini, transportasi yang digunakan adalah kendaraan yang
memindahkan manusia yang digerakkan oleh mesin.
2.1.2 Pengertian dan Klasifikasi Moda Transportasi Darat
Moda transportasi darat terdiri dari seluruh bentuk alat transportasi yang beroperasi
di darat. Moda transportasi darat sering dianggap identik dengan moda transportasi jalan
raya (Pandensolang, 2014).
Moda transportasi darat terdiri dari berbagai varian jenis alat transportasi dengan ciri
khusus. Transportasi darat dapat di klasifikasikan menjadi:
1. Geografis fisik, terdiri dari moda transportasi jalan rel, moda transportasi
perairan daratan, moda transportasi khusus dari pipa dan kabel serta moda
transportasi jalan raya.
2. Geografis administratif, terbagi atas transportasi dalam kota, transportasi desa,
transportasi antar-kota dalam provinsi (AKDP), transportasi antar-kota antara-
provinsi (AKAP) dan transportasi lintas batas antar-negara (internasional).
Dalam penelitian ini, jenis transportasi yang digunakan adalah jeni geografis fisik
karena kereta api merupakan moda transportasi jalan rel.

2.2 Konsep Pergerakan


Pengertian konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang
ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.
Alasan yang menyebabkan manusia dan barang bergerak dari suatu tempat ke
tempat lainnya dapat dijelaskan oleh tiga kondisi berikut: (1) komplementaritas, daya tarik
relatif antara dua atau lebih tempat tujuan, (2) keinginan untuk mengatasi kendala jarak,
(3) persaingan antar beberapa lokasi untuk memenuhi permintaan dan penawaran.

15
16

Konsep pergerakan dibagi dalam dua bagian, yaitu konsep mengenai ciri
pergerakan tidak spasial (tanpa batas ruang) di dalam kota, misalnya yang menyangkut
pertanyaan mengapa orang melakukan perjalanan, kapan orang melakukan perjalanan, dan
jenis angkutan apa yang mereka pergunakan, dan konsep mengenai pergerakan spasial
(dengan batas ruang) di dalam kota, termasuk pola tata guna lahan, pola perjalanan orang,
dan pola perjalanan angkutan barang (Tamin, 2000).
A. Pergerakan tidak spasial
Ciri pergerakan tidak spasial adalah semua ciri pergerakan yang berkaitan
dengan aspek tidak spasial, seperti sebab terjadinya pergerakan, waktu terjadinya
pergerakan, dan jenis moda yang digunakan (Tamin, 2000).
1. Penyebab terjadinya pergerakan
Penyebab terjadinya pergerakan didasarkan pada maksud perjalanan dengan
ciri dasarnya, yaitu yang berkaitan dengan ekonomi, sosial, budaya,
pendidikan, dan agama.
2. Waktu terjadinya pergerakan
Waktu terjadinya pergerakan sangat tergantung pada kapan seseorang
melakukan aktivitasnya sehari-harinya. Waktu perjalanan sangat tergantung
pada maksud perjalanan.
3. Jenis sarana angkutan yang digunakan
Dalam melakukan perjalanan, orang biasanya dihadapkan pada pilihan jenis
angkutan mobil, angkutan umum, pesawat terbang, atau kereta api. Penentuan
pilihan jenis angkutan biasanya orang mempertimbangkan berbagai faktor,
yaitu maksud perjalanan, jarak tempuh, biaya, dan tingkat kenyamanan.
B. Pergerakan spasial
Perjalanan terjadi karena manusia melakukan aktivitas ditempat yang berbeda
dengan daerah tempat mereka tinggal. Keterkaitan antar wilayah ruang sangatlah
berperan dalam menciptakan perjalanan. Berikut ini dijelaskan beberapa ciri
pergerakan spasial, yaitu pola perjalanan orang dan pola perjalanan barang (Tamin,
2000):
1. Pola perjalanan orang
Dalam pola penyebaran spasial yang sangat berperan adalah sebaran spasial dari
daerah industri, perkantoran, dan permukiman. Pola sebaran spasial dari ketiga
jenis tata guna lahan ini sangat berperan dalam menentukan pola perjalanan
orang, terutama perjalanan dengan maksud bekerja.
17

2. Pola perjalanan barang


Berbeda dengan pola perjalanan orang, pola perjalanan barang sangat
dipengaruhi oleh aktivitas produksi dan konsumsi, yang sangat tergantung pada
sebaran pola tata guna lahan permukiman (konsumsi), serta industri dan
pertanian (produksi). Selain itu, pola perjalanan barang sangat dipengaruhi oleh
pola rantai distribusi yang menghubungkan pusat produksi ke daerah konsumsi.
Dalam penelitian ini, konsep pergerakan yang sesuai untuk pengamatan adalah
pergerakan tidak spasial karena dalam pengamatannya tidak memperhatikan batas ruang
dan tidak memperhatikan pola tata guna lahan dan pola perjalanan, namun memperhatikan
penyebab terjadinya pergerakan, waktu terjadinya pergerakan dan jenis sarana angkutan
yang digunakan.

2.3 Tinjauan Kereta Api Sebagai Moda Transportasi Umum Darat


Menurut Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang perkeretaapian, definisi
dari kereta api adalah kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun
dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di
atas jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api. Kereta api sendiri terdiri dari
lokomotif, kereta, dan gerbong. Lokomotif merupakan kendaraan rel yang dilengkapi
dengan mesin penggerak dan pemindah tenaga kepada roda-roda dan khusus digunakan
untuk menarik kereta penumpang dan atau gerbong barang. Kereta merupakan salah satu
rangkaian dari kereta api yang berfungsi untuk mengangkut penumpang. Sedangkan
rangkaian yang digunakan untuk mengangkut barang atau binatang disebut gerbong
(Pandensolang, 2014).
2.3.1 Jenis Kereta Api
Jenis-jenis kereta api dibedakan sebagai berikut (Pandensolang, 2014) :
A. Segi propulsi (tenaga penggerak)
1. Kereta api uap
Kereta api uap adalah kereta api yang digerakkan dengan uap air yang
dibangkitkan / dihasilkan dari ketel uap yang dipanaskan dengan kayu bakar,
batubara ataupun minyak bakar, oleh karena itu kendaraan ini dikatakan
sebagai kereta api dan terbawa sampai sekarang. Sejak pertama kereta
api dibangun di Indonesia tahun 1867 di Semarang memakai kereta api uap,
pada umumnya dengan lokomotif buatan Inggris dan Belanda. Cara untuk
menggerakkan roda kereta api uap air yaitu dari ketel uap dialirkan ke ruang
18

dimana piston diletakkan, uap air masuk akan menekan piston untuk bergerak
dan di sisi lain diruang piston uap air yang berada diruang tersebut didorong
keluar demikian seterusnya. Uap air diatur masuk kedalam ruang piston oleh
suatu mekanime langsung seperti ditunjukkan dalam gambar. Selanjutnya
piston akan menggerakkan roda mealui mekanisme gerakan maju mundur
menjadi gerak putar.
2. Kereta api diesel
Kereta api diesel dalah jenis kereta api yang bermesin diesel dan umumnya
menggunakan bahan bakar mesin dari solar. Ada dua jenis utama kereta api
diesel yaitu kereta api diesel hidrolik dan kereta api diesel elektrik.
3. Kereta rel listrik
Kereta Rel Listrik, disingkat KRL, merupakan kereta yang bergerak dengan
sistem propulsi motor listrik.
Dalam penelitian ini, jenis kereta yang dijadikan objek penelitian adalah kereta api
diesel.
B. Segi rel
1. Kereta api rel konvensional
Kereta api rel konvensional adalah kereta api yang umum dijumpai.
Menggunakan rel yang terdiri dari dua batang besi yang diletakan di bantalan.
Daerah tertentu yang memliki tingkat ketinggian curam, digunakan rel
bergerigi yang diletakkan di tengah tengah rel tersebut serta menggunakan
lokomotif khusus yang memiliki roda gigi.
2. Kereta api monorel
kereta api rel tunggal adalah kereta api yang jalurnya tidak seperti jalur kereta
yang biasa dijumpai. Rel kereta ini hanya terdiri dari satu batang besi.
Letak kereta api didesain menggantung pada rel atau di atas rel. Karena efisien,
biasanya digunakan sebagai alat transportasi kota khususnya di kota-kota
metropolitan dunia dan dirancang mirip seperti jalan layang.
Dalam penelitian ini, jenis kereta yang dijadikan objek penelitian adalah kereta api
konvensional.
C. Segi di atas/di bawah permukaan tanah
1. Kereta api permukaan
Kereta api permukaan berjalan di atas tanah. Umunya kereta api yang sering
dijumpai adalah kereta api jenis ini.
19

2. Kereta api bawah tanah (Subway)


Kereta api bawah tanah adalah kereta api yang berjalan di bawah permukaan
tanah (subway). Kereta jenis ini dibangun dengan membangun terowongan-
terowongan di bawah tanah sebagai jalur kereta api. Umumnya digunakan
pada kota kota besar (metropolitan) seperti New York, Tokyo, Paris dan
Moskwa. Selain itu ia juga digunakan dalam skala lebih kecil pada
daerah pertambangan.
Dalam penelitian ini, jenis kereta yang dijadikan objek penelitian adalah kereta
api permukaan.
D. Segi penggunaan
1. Kereta api penumpang
Kereta api penumpang adalah kereta api yang digunakan untuk mengangkut
orang. Selain itu biasanya digunakan gerbong khusus untuk makan malam,
gerbong tidur, gerbong surat, dan gerbong barang.
2. Kereta api barang
Kereta api barang adalah kereta api yang digunakan untuk mengangkut barang
(kargo), pupuk, hasil tambang (pasir, batu, batubara ataupun mineral),
ataupun kereta api trailer yang digunakan untuk mengangkut peti kemas. Selain
itu digunakan gerbong khusus untuk mengangkut ternak, ataupun tangki untuk
mengangkut minyak atau komoditas cair lainnya (bahan kimia dll).
Dalam penelitian ini, jenis kereta yang dijadikan objek penelitian adalah kereta
api penumpang.
2.3.2 Keunggulan Kereta Api
Keunggulan kereta api adalah (Pandensolang, 2014):
1. Kereta api adalah tipe alat transportasi yang bersifat angkutan murah, lebih
sedikit dalam memakai energi, jangkauan operasionalnya meliputi jarak dekat
dan jarak jauh.
2. Perkeretaapian berdampak ekonomis dalam pemakian ruang, serta tidak polutif
sehingga mendukung kelestarian lingkungan hidup manusia di masa
mendatang.
3. Dalam segi operasional, kereta api memiliki keandalan keselamatan perjalanan
yang lebih baik dan lebih sedikit kendalanya.
4. Perubahan cuaca dan iklim hanya sedikit (tidak terlalu) mempengaruhi
angkutan kereta api.
20

2.4 Tinjauan Stasiun Kereta Api


Kereta api merupakan salah satu sarana transportasi darat yang vital bagi
masyarakat baik sebagai penghubung antar-kota maupun dalam kota. Dalam hal ini,
stasiun kereta api memiliki peran yang tak kalah penting dari fungsi kereta api itu sendiri.
Fungsi stasiun kereta api tidak hanya sebagai halte pemberhentian belaka melainkan
sebagai fasilitas transit atau tempat kegiatan datang dan pergi para penumpang, sehingga
bangunan stasiun menjadi sarana penting pada setiap kota yang dilalui perjalanan kereta
api.
2.4.1 Definisi dan Fungsi Stasiun
Berdasarkan UU. No. 23 tahun 2007 tentang perkeretaapian, stasiun merupakan
tempat kereta api berangkat dan berhenti untuk melayani naik dan turunnya penumpang
dan/atau bongkar muat barang dan/atau untuk keperluan operasi kereta api yang dilengkapi
dengan fasilitas keselamatan dan keamanan dan kegiatan penunjang stasiun serta sebagai
tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi.
Stasiun kereta api sebagai prasarana transportasi yang mendukung kelancaran
sistem transportasi darat memiliki fungsi yang erat kaitannya dengan faktor sosial dan
ekonomi. Secara sosial stasiun menjadi fasilitas publik dimana didalamnya berlangsung
interaksi antar pengguna maupun penyedia jasa. Dilihat dari sisi ekonomi, keberadaan
stasiun kereta api mendukung program kepariwisataan dimana stasiun memudahkan para
pelancong mengunjungi suatu daerah. Dengan menggunakan kereta api pengguna juga
tidak akan merasakan padatnya lalulintas seperti menggunakan bus maupun kendaraan
pribadi sehingga lebih dapat menghemat waktu dan biaya.
Keberadaan stasiun kereta api juga berkaitan erat dengan kelancaran perjalanan
kereta api itu sendiri. Jika suatu daerah memiliki stasiun yang baik maka hal tersebut
berdampak juga terhadap kelancaran proses bongkar muat barang serta menaikkan dan
menurunkan penumpang (Pandensolang, 2014).
2.4.2 Klasifikasi Stasiun
Berdasarkan tipologinya, stasiun dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe
stasiun diantaranya (Pandensolang, 2014):
A. Fungsi stasiun terhadap pemakainya
1. Stasiun penumpang, berfungsi sebagai tempat menaikkan dan menurunkan
penumpang dan barang, baik barang milik penumpang maupun barang
ekspedisi.
2. Stasiun barang, berfungsi sebagai tempat bongkar muat barang dan biasanya
terletak terpisah dengan stasiun penumpang.
21

3. Stasiun langsiran, berfungsi untuk menyusun dan mengumpulkan gerbong-


gerbong yang mempunyai tujuan yang berbeda-beda.
Dalam penelitian ini, jenis stasiun yang dijadikan objek penelitian adalah
stasiun penumpang yang merupakan tempat menaikkan dan menurunkan
penumpang dan barang.
B. Posisi Stasiun terhadap jaringan jalur kereta
1. Stasiun terminal, berfungsi sebagai tempat kereta mengawali dan mengakhiri
perjalanan.
2. Stasiun persilangan, berfungsi sebagai tempat penumpang dapat melanjutkan
perjalanan ke tujuan lain memakai kereta lain.
3. Stasiun antara, berada di antara stasiun terminal.
4. Stasiun lintasan, berfungsi sebagai tempat perhentian kereta api untuk memberi
kesempatan lewat bagi kereta lain.
Dalam penelitian ini, jenis stasiun yang dijadikan objek penelitian adalah
stasiun terminal.
C. Ukuran stasiun
1. Stasiun kecil, menampung penumpang ± 3.000 orang/hari.
2. Stasiun sedang, menampung penumpang ± 8.000 orang/hari.
3. Stasiun besar, menampung penumpang ± 20.000 orang/hari..
Dalam penelitian ini, jenis stasiun yang dijadikan objek penelitian adalah
stasiun besar yang dapat menampung hingga 20.000 orang/hari.
D. Posisi rel terhadap permukaan tanah
1. Rel di permukaan tanah (on ground track), dibangun pada ketinggian rel yang
relatif sejajar dengan permukaan tanah.
2. Rel yang dibangun di atas permukaan tanah (elevated track).
3. Rel yang dibangun di bawah tanah (underground track).
Dalam penelitian ini, jenis stasiun yang dijadikan objek penelitian adalah
stasiun rel di permukaan tanah yang sejajar dengan permukaan tanah.
E. Posisi bangunan stasiun terhadap rel secara vertikal
1. overtrack station, dibangun di atas permukaan rel, penumpang yang akan
masuk kereta terlebih dahulu naik ke bangunan stasiun.
2. underelevated track, penumpang diakumulasikan di bangunan stasiun
kemudian terdistribusi ke concourse di atas bangunan stasiun.
22

Dalam penelitian ini, jenis stasiun yang dijadikan objek penelitian adalah
overtrack station.
F. Jangkauan pelayanan penumpang kereta
1. Stasiun jarak dekat, melayani jarak dekat dalam kota.
2. Stasiun jarak menengah, melayani jarak sedang di luar kota yang
menghubungkan pusat kota dengan wilayah suburban.
3. Stasiun jarak jauh, melayani jarak jauh antar kota, wilayah atau negara.
Dalam penelitian ini, jenis stasiun yang dijadikan objek penelitian adalah stasiun
jarak jauh yang melayani antar kota dan wilayah.

2.5 Pengaturan Zona Pelayanan dan Sirkulasi Penumpang di Stasiun


Zona pelayanan dan sirkulasi penumpang di stasiun telah diatur dalam Pedoman
Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia Tahun 2012. Pengaturan zona pelayanan dan
sirkulasi penumpang di stasiun adalah sebagai berikut.
2.5.1 Pengaturan Zona Pelayanan Stasiun
Pembagian zona pelayanan stasiun ini dimaksudkan agar pengaturan orang di
stasiun lebih mudah dan lebih teratur karena akan berdampak langsung terhadap
kenyamanan penumpang.
Zona pelayanan stasiun dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Zona Penumpang Bertiket atau Zona I
Zona I merupakan tempat steril yang khusus disediakan bagi penumpang
bertiket yang telah siap memasuki kereta. Tempat ini adalah area peron dan
jenis peron tinggi merupakan rekomendasi untuk standardisasi stasiun.
2. Zona Calon Penumpang Bertiket atau Zona II
Zona II merupakan tempat yang disediakan bagi calon penumpang bertiket
yang menunggu datangnya kereta yaitu :
a. Ruang tunggu (umum, eksekutif, VIP).
b. Semua ruang dalam yang ada di stasiun setelah calon penumpang melewati
tempat pemeriksaan tiket/portir.
3. Zona Umum atau Zona III
Zona III merupakan tempat dimana calon penumpang, pengantar dan orang
umum mendapatkan pelayanan sebelum masuk ke dalam zona II. Zona III
dimaksud adalah zona calon penumpang dan umum sebelum diperiksa tiketnya
atau sebelum masuk peron, yang termasuk zona I adalah:
23

a. Hall.
b. Tempat parkir.
c. Halaman stasiun; dan semua ruang yang yang dibatasi oleh tempat
pemeriksaan tiket/portir.
2.5.2 Pengaturan Sirkulasi Penumpang di Stasiun
Pengaturan sirkulasi penumpang di stasiun harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Tidak terjadi perpotongan antara akses masuk dan keluar penumpang baik yang
akan naik KA maupun Turun dari KA.
2. Pintu masuk dipisahkan dengan pintu keluar stasiun.
3. Kapsitas/ukuran pintu masuk dan keluar penumpang sesuai dengan volume
penumpang yang ada.
Pembagian zona dan sirkulasi penumpang stasiun dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Pembagian Zona dan Sirkulasi Penumpang Stasiun


Sumber : Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia, 2012.

2.6 Karakteristik Pengguna Kereta Api


Berikut merupakan variabel yang berkaitan dengan karakteristik pengguna kereta
api menurut Ibrahim, Sriwarno dan Pasaribu (2015):
1. Tujuan perjalanan, untuk daerah perkotaan kota sebagian besar tujuan perjalanan
adalah untuk bekerja. Tujuan perjalanan yang lain adalah: sekolah, rekreasi,
belanja dan lain-lain.
2. Waktu perjalanan, jumlah perjalanan terbesar terjadi pada saat jam puncak (peak
hour), yaitu pada saat jam kerja. Oleh karena itu penggunaan kendaraan pribadi
24

maupun angkutan umum menjadi lebih bersaing selama jam puncak. Hal ini
mengakibatkan jalanan menjadi padat dan pelaku perjalanan berupaya mencari
moda transportasi yang bisa menghemat waktu tempuh.
3. Lokasi stasiun/shelter dan arah perjalanan, lokasi stasiun/shelter berpengaruh
terhadap operasional KA komuter; sebab penempatan yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat umum berarti pelayanan KA komuter menjadi optimal.
Sedangkan arah perjalanan berpengaruh terhadap tujuan perjalanan pengguna
karena biasanya tujuan perjalanan adalah menuju ke daerah pusat bisnis (CBD).
4. Jadwal keberangkatan dan kedatangan, pengaturan jadwal adalah salah satu hal
penting dalam pengoperasian KA komuter sehingga harus mampu
mengakomodasi kebutuhan penggunanya. Pengaturan jadwal yang tepat bisa
memberikan dampak yang positif bagi para pengguna untuk lebih memilih
menggunakan kereta komuter.
5. Tingkat pendapatan, sangat berhubungan dengan karakteristik pengguna kereta
komuter karena biasanya semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang semakin
kecil minat mereka untuk menggunakan angkutan umum.
6. Usia, faktor usia juga mempengaruhi karakteristik pengguna kereta komuter,
karena biasanya dengan bertambahnya usia seseorang maka semakin malas
menggunakan angkutan umum; terutama angkutan umum yang mengangkut
dalam jumlah besar seperti KA komuter karena pertimbangan beberapa hal,
antara lain rasa tidak nyaman jika harus berdesakan dengan penumpang yang
lain.
7. Jenis kelamin, umumnya wanita akan lebih memilih menggunakan angkutan
umum dibanding pria karena biasanya wanita tidak bisa mengemudi. Namun
seiring perkembangan zaman hal itu dapat berubah.
8. Jenis pekerjaan, dengan mengetahui jenis pekerjaan pengguna KA komuter
maka bisa diketahui apakah mayoritas pengguna berasal dari golongan pelajar,
mahasiswa, pegawai negeri sipil, ibu rumah tangga dan lain-lain. Umumnya
seseorang dengan jenis pekerjaan/jabatan yang sudah mapan cenderung untuk
lebih memilih menggunakan mobil pribadi daripada angkutan umum.
Dalam penelitian ini hanya 6 dari 8 karakteristik yang digunakan sebagai variabel
kecuali waktu perjalanan dan jadwal keberangkatan dan kedatangan karena sebelumnya
telah dikaji terlebih dahulu jam puncak untuk menentukan waktu penelitian sehingga
kedua varibel tersebut tidak dijadikan objek penelitian dalam karakteristik penumpang.
25

2.7 Kinerja Operasional


Kinerja operasional adalah gambaran dari prestasi/hasil kerja dari suatu periode
tertentu atau apa yang dicapai sebagai dasar untuk menetukan apa yang akan dilaksanakan
kedepan. Kinerja operasional sebagai prestasi kerja, maka menggambarkan tingkat
pelayanan yang diberikan kepada customer. Kinerja operasional angkutan kereta api terdiri
dari load factor, waktu henti, waktu tunda, dan travel time. (Sumantri dan Harijanto,
2014). Sedangkan berdasarkan penelitian Rosyani dan Susilo (2011) terdapat variabel
kinerja operasional lainnya yaitu kecepatan dan headway.
2.7.1 Load Factor
Load factor dapat disebut juga dengan faktor muatan yang bertujuan untuk
mengetahui keseimbangan antara supply-demand moda. Perhitungan load factorakan
memberikan informasi jumlah kebutuhan jumlah armada yang nantinya akan berhubungan
dengan efisiensi moda pada suatu rute (Sumantri dan Harijanto, 2014).
Load factor adalah hasil dari pembagian antara permintaan yang ada dengan
pemasokan yang terseda. Permintaan (demand) adalah permintaan penumpang yang
terangkut maupun tidak dalam satuan zona, pemasokan (supply) adalah kapasitas tempat
duduk yang tersedia pada seluruh lintasan rute. Faktor muatan penumpang juga diartikan
sebagai perbandingan antara banyaknya penumpang per jarak dengan kapasitas tempat
duduk angkutan umum yang tersedia. Load factor dalam penelititan ini digunakan untuk
mengetahui faktor muat Kereta Api Penataran dengan membandingkan jumlah penumpang
dan kapasitas angkut kereta di sepanjang rute perjalanan dari stasiun awal hingga akhir.
Load factor dapat dirumuskan sebagai berikut (Sumantri dan harijanto, 2014):
𝑃
Lf = C 𝑥 100%.....................................................................................................(2-1)
dimana :
Lf : Load factor
P : total jumlah penumpang
C : kapasitas kereta api

2.7.2 Travel time


Travel time (waktu tempuh) merupakan waktu yang dibutuhkan kereta untuk
melintasi jalur kereta yang akan dilalui. Waktu tempuh memperhitungkan waktu berhenti
dan hambatan yang mengakibatkan perlambatan (Sumantri dan Harijanto, 2014). Waktu
tempuh dalam penelitian ini diperoleh melalui survei dinamis dengan menghitung waktu
yang dibutuhkan kereta api melintasi rute yang dilalui mulai stasiun awal hingga stasiun
akhir.
26

2.7.3 Waktu Henti


Waktu henti merupakan selisih dari waktu kedatangan dengan waktu keberangkatan
aktual tiap-tiap stasiun yang dilalui kereta api. Standar waktu henti dari hasil wawancara
dengan staff PT KAI diperoleh informasi bahwa waktu henti yang dapat ditoleransi adalah
3-4 menit atau sesuai dengan jadwal kereta api.
2.7.4 Waktu Tunda
Waktu tunda adalah selisih dari waktu kedatangan dan keberangkatan terjadwal
dengan aktual yang terjadi di lapangan atau bisa disebut waktu keterlambatan. Standar
waktu keterlambatan adalah 10% dari total waktu perjalanan yang dijadwalkan atau sekitar
14-17 menit.
2.7.5 Kecepatan
Kecepatan operasi adalah rasio antara jarak perjalanan (S) dengan waktu perjalanan
total (T), termasuk waktu berhenti di stasiun dan waktu tunggu lainnya (Rosyani dan
Susilo, 2011). Kecepatan dirumuskan sebagai berikut :
𝑆
V = T................................................................................................................(2-2)

Standar kecepatan untuk kereta api perkotaan atau layanan kereta api jarak dekat
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.1
Standar Kecepatan Kereta Api Dalam Kota
Jenis Kereta Kecepatan Minimum (Km/Jam) Kecepatan Maksimum (Km/Jam)
Antar kota 60 85
Komuter 20 60
Sumber : Rosyani dan Susilo, 2011
2.7.6 Headway
Headway didefinisikan sebagai ukuran yang menyatakan jarak atau waktu ketika
bagian depan kereta api yang berurutan melewati suatu titik pengamatan ruas jalan. Waktu
atau jarak kendaraan yang berurutan tergantung pada banyaknya penumpang yang
diangkut dan kapasitas kereta api (Rosyani dan Susilo, 2011). Perhitungan headway rata-
rata berdasarkan kapasitas dan load factor yang dirumuskan sebagai berikut (Sumantri dan
harijanto, 2014):
60 𝑥 𝐶 𝑥 𝑙𝑓
Hd = ...............................................................................(2-3)
P
Dimana :
Hd = headway ideal
C = kapasitas kereta api
Lf = load factor
P = jumlah penumpang eksisting
27

Headway dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui waktu antara masing-
masing KA dengan membandingkan hasil perkalian kapasitas angkut KA dengan load
factor dibagi dengan jumlah penumpang eksisting yang dijabarkan dalam menit. Hasil
perhitungan tersebut untuk membandingkan headway eksisting dan headway ideal,
kemudian dapat pula menjadi bahan pertimbangan untuk penambahan jumlah trip yang
disesuaikan dengan waktu pada jumlah penumpang terbanyak dalam satu hari.

2.8 Persepsi
Persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan atau
penilaian, pendapat atau menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang
ditampilkan dari sumber lain (Tanjung, 2010).
Selain itu pengertian persepsi sebagai suatu penerimaan yang baik atau
pengambilan inisiatif dari proses komunikasi. Tanjung (2010) mengemukakan
bahwasannya ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi persepsi masyarakat yaitu :
1. Pelaku persepsi, bila seseorang memandang suatu objek dan mencoba menafsirkan
apa yang dilihatnya dan penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi
dari pelaku persepsi individu itu.
2. Target atau objek, karakteristik-karakteristik dan target yang diamati
dapatmempengaruhi apa yang dipersepsikan. Target tidak dipandang dalam
keadaan terisolasi, hubungan suatu target dengan latar belakangnya mempengaruhi
persepsi seperti kecenderungan kita untuk mengelompokkan benda-benda yang
berdekatan atau yang mirip.
3. Situasi, dalam hal ini penting untuk melihat konteks objek atau peristiwa sebab
unsur-unsur lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi kita. Preferensi berasal dari
bahasa inggris “Preference” yang berarti sesuatu yang lebih diminati, suatu pilihan
utama, merupakan kebutuhan prioritas.Preferensi marupakan suatu hal yang harus
didahulukan, dan diutamakan dari pada yang lain, prioritas, pilihan, kecenderungan
dan lebih disukai.

2.9 Standar Pelayanan Minimum


Standar Pelayanan Minimum yang disebut SPM adalah ukuran minimum pelayanan
yang harus dipenuhi penyedia layanan dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa
yang harus dilengkapi dengan tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pelayanan dan acuan bagi penyelenggara prasarana perkeretaapian yang
28

mengoperasikan stasiun kereta api dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa
stasiun kereta api dan penyelenggaraan sarana perkeretaapian yang melaksanakan kegiatan
angkutan orang dengan kereta api.
Dalam penelitian ini, tolok ukur yang digunakan dalam SPM kereta api adalah
kereta api antar kota, dan tolok ukur yang digunakan dalam SPM stasiun adalah stasiun
kelas besar. SPM stasiun dan SPM kereta api dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Tabel 2.3.

Tabel 2.2
Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kereta Api dalam Perjalanan
Tolak Ukur KA Antar
No. Jenis Pelayanan Uraian Indikator Keterangan
Kota
1. Keselamatan
a. Informasi dan Informasi ketersediaan dan Kondisi Informasi dan fasilitas Alat pemecah kaca
fasilitas peralatan penyelamatan keselamatan mudah disediakan utuk
keselamatan darurat dalam bahaya terlihat dan terjangkau, jendela darurat yang
(kebakaran, kecelakaan antara lain: tidak bisa dibuka
atau bencana alam) ▪ 1 APAR per kereta
dengan ukuran minimal
3 kg
▪ Rem darurat
▪ Alat pemecah kaca
yang mudah terlihat
dan terjangkau
▪ Petunjuk jalur evakuasi
b. Informasi dan Informasi ketersediaan dan Kondisi ▪ Informasi dan fasilitas
fasilitas kesehatan fasilitas kesehatan untuk kesehatan berupa
penanganan keadaan perlengkapan P3K
darurat (pertolongan pertama
pada kecelakaan)
mudah terlihat dan
terjangkau
▪ 1 set ditempatkan
disetiap kereta, kereta
makan (restorasi), dan
petugas pengamanan
atau kondektur
2. Keamanan
a. Fasilitas Peralatan untuk memonitor Jumlah Minimal 1 CCTV dalam 1
pendukung kejadian di dalam kereta rangkaian kereta
b. Petugas keamanan Orang yang bertugas Jumlah Minimal 2 orang petugas
menjaga ketertiban dan dalam 1 rangkaian KA
kelancaran sirkulasi
pengguna jasa dan stasiun
c. Informasi Informasi yang Jumlah Minimal 2 stiker yang Operator yang
gangguan disampaikan kepada mudah terlihat dan jelas menerima dan
keamanan pengguna jasa apabila terbaca menindak lanjuti
mendapat gangguan laporan
keamanan berupa stiker
berisi nomor telepon
dan/atau SMS penganduan
ditempel pada tempat yang
strategis dan mudah
terlihat
d. Lampu penerang Lampu penerangan di Intensitas Pukul 17.00-22.00 200-
kereta berfungsi sebagai cahaya 300 lux
sumber cahaya untuk Pukul 22.00-04.00 60-100
membaca dan lux
berkomunikasi
29

Tolak Ukur KA Antar


No. Jenis Pelayanan Uraian Indikator Keterangan
Kota
3. Kehandalan/keteraturan
Ketetapan jadwal Memberikan ketepatan Jumlah ▪ Keterlambatan 10% ▪ Keterlambatan
kerata api atau kepastian waktu dari total waktu tidak termasuk
keberangkatan dan perjalanan yang akibat gangguan
kedatangan KA dijadwalkan selama perjalanan
(cuaca dan teknis
operasional atau
kecelakaan)
▪ Kompensasi
keterlambatan
diberikan kepada
penumpang sesuai
prosedur
▪ Informasi
keterlambatan
disampaikan di
stasiun antara dan
stasiun tujuan
4. Kenyamanan
a. Tempat duduk Tempat duduk merupakan Jumlah ▪ Memiliki nomor tempat
dengan konstruksi fasilitas untuk pengguna maksi- duduk
tetap yang jasa angkutan KA untuk mum
mempunyai duduk di dalam kereta kapasitas
sandaran selama dalam perjalanan
b. Toilet dilengkapi Toilet berfungsi sebagai Kondisi ▪ Berfungsi sesuai ▪ Dilengkapi dengan
dengan air sesuai tempat untuk buang air dengan standar teknis wastafel dan
kebutuhan dengan ketersediaan air dan operasi peralatan washer
yang cukup selama di Area bersih 100% dan ▪ Limbah toilet tidak
dalam perjalanan tidak berbau yang berasal mencemari
dari dalam toilet pelestarian fungsi
lingkungan hidup

c. Lampu penerang Lampu penerang di dalam Intensitas ▪ Pukul 17.00-22.00 200- Titik lampu
kereta berfungsi sebagai cahaya 300 lux disesuaikan dengan
sumber cahaya di dalam ▪ Pukul 22.00-04.00 60- kebutuhan
kereta untuk memberikan 100 lux
rasa nyaman bagi
pengguna jasa angkutan
KA
d. Fasilitas pengatur Fasilitas untuk sirkulasi Suhu Suhu dalam ruangan Dilengkapi dengan
sirkulasi udara di udara dapat menggunakan maksimal 27o alat pengukur suhu
ruang tunggu AC (air conditioer), kipas ruangan pada setiap
tertutup angin (fan) dari/atau KA
ventilasi udara
e. Restorasi Fasilitas untuk menunjang Ketersedia Harus tersedia Fasilitas memasak
kebutuhan pengguna jasa an berupa pemanas
yang hendak makan dan listrik
minum
f. Fasilitas pegangan Fasilitas ini diperuntukan ▪ Kondisi
penumpang berdiri bagi penumpang berdiri ▪ Jumlah
pada KA perkotaan
g. Rak bagasi Fasilitas ini diperuntukan Jumlah Tersedia rak bagasi di atas
bagi pengguna jasa yang tempat duduk
angkutan KA untuk dapat berfungsi
menempatkan barang
bawaan di dalam kereta
dan dengan aman dan tidak
mengganggu penumpang
5. Kemudahan
a. Informasi stasiun Informasi yang ▪ Bentuk ▪ Informasi dalam bentuk
yang akan disampaikan di untuk ▪ Tempat visual harus diletakkan
disinggahi atau mempermudah penumpang ▪ Intensi- di tempat strategis,
dilewati secara yang akan turun di suatu tas mudah terkihat dan
berurutan stasiun KA (sedang dan suara jelas terbaca
30

Tolak Ukur KA Antar


No. Jenis Pelayanan Uraian Indikator Keterangan
Kota
akan disinggahi atau ▪ ▪ Informasi dalam bentuk
dilewati) audio harus jelas
terdengar dengan
intensitas suara 20 dB
lebih besar dari
kebisingan yang ada
b. Informasi Isi informasi yang akan ▪ Waktu Informasi diumumkan
gangguan terkait dengan hambatan- ▪ Intensit maksimal 30 menit
perjalanan KA hambatan selama dalam as suara setelah terjadi gangguan
perjalanan mengenai: dan jelas terdengar
▪ Gangguan operasional dengan intensitas suara 20
sarana perkeretaapian dB lebih besar dari
▪ Gangguan operasional kebisingan yang ada
prasarana
perkeretaapian
▪ Gangguan tidak
langsung akibat
keruwetan operasional
▪ Gangguan alam
c. Nama atau relasi Ketersediaan nama atau ▪ Jumlah ▪ 2 buah nama relasi KA Sesuai dengan
KA dan nomor relasi KA dan nomor urut ▪ Tempat di setiap KA pada ketersediaan
urut kereta kereta, untuk ▪ Kondisi bagian luar di sisi kiri informasi angkutan
mempermudah penumpang dan kanan lanjutan
mengetahui nama atau ▪ 1 buah nomor urut
relasi KA dan nomor urut kereta dipasang pada
kereta setiap samping pintu
naik atau turun
penumpang
▪ 1 buah nomor urut
kereta dipasang pada
setiap ujung kereta
bagian dalam
Penempatan mudah
terlihat dan terbaca
6. Kesetaraan
a. Fasilitas bagi Fasilitas ini berfungsi ▪ Jumlah Minimal 4 tempat duduk Fasilitas prioritas
penumpang difable untuk mempermudah para dalam satu kereta ditempatkan pada ujung
penumpang difable, yang kereta dan terdapat
meliputi penyandang informasi untuk
disabilitas, wanita hamil, mempermudah
orang sakit, dan lansia penumpang
untuk menggunakan
angkutan KA
Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan RI No. PM 48 Tahun 2015

Tabel 2.3
Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kereta Api di Stasiun
Tolak Ukur Stasiun
No. Jenis Pelayanan Uraian Indikator Keterangan
Besar
1. Keselamatan
a. Informasi dan fasilitas Informasi Kondisi Informasi dan fasilitas
keselamatan ketersediaan dan keselamatan mudah
peralatan terlihat dan terjangkau,
penyelamatan darurat antara lain:
dalam bahaya ▪ Alat pemadam kebakaran
(kebakaran, ▪ Petunjuk jalur dan
kecelakaan atau prosedur evakuasi
bencana alam) ▪ Titik simpul evakuasi
▪ Nomor-nomor telepon
darurat
b. Informasi dan fasilitas Informasi Kondisi Informasi dan fasilitas
kesehatan ketersediaan dan kesehatan mudah terlihat
31

Tolak Ukur Stasiun


No. Jenis Pelayanan Uraian Indikator Keterangan
Besar
fasilitas kesehatan dan terjangkau antara
untuk penanganan lain:
keadaan darurat ▪ Perlengkapan P3K
(pertolongan pertama
pada kecelakaan)
▪ Kursi roda
▪ Tandu
c. Lampu penerangan Berfungsi sebagai Intensitas 200-250 lux Dilokasi wesel ujung
sumber cahaya di cahaya
wesel untuk
mencegah potensi
tindakan kriminal
2. Keamanan
a. Fasilitas keamanan Peralatan pencegah Ketersediaan Tersedia CCTV
tindak kriminal
b. Petugas keamanan Orang yang bertugas Ketersediaan Tersedia petugas
menjaga ketertiban berseragam dan mudah
dan kelancaran terlihat
sirkulasi pengguna
jasa dan stasiun
c. Informasi gangguan Informasi yang Ketersediaan Tersedianya stiker yang
keamanan disampaikan kepada mudah terlihat dan jelas
pengguna jasa apabila terbaca
mendapat gangguan
keamanan berupa
stiker berisi nomor
telepon dan/atau SMS
penganduan ditempel
pada tempat yang
strategis dan mudah
terlihat
d. Lampu penerang Berfungsi sebagai Intensitas 200-250 lux
sumber cahaya di cahaya
stasiun untuk
memberikan rasa
aman bagi pengguna
3. Kehandalan/keteraturan
Layanan penjualan Penjualan dan ▪ Waktu ▪ Maksimum 180 detik per Untuk kereta prkotaan,
tiket penukaran tiket kereta ▪ Ketersediaan nama penumpang tidak perlu informas
api (jumlah loket yang ▪ Tersedia informasi ada/tidaknya tempat
beroperasi ada/tidak adanya tempat duduk
disesuaikan dengan duduk untuk seluruh kelas
calon penumpang dan KA
waku rata-rata
perorang)
4. Kenyamanan
a. Ruang tunggu Ruang atau tempat ▪ Luas ▪ Untuk 1 orang minimum ▪ Ketersediaan
yang disediakan untuk ▪ Kondisi 0,6 m2 disesuaikan sepanjang
penmpang dan calon ▪ Area bersih 100% terawat lahan memungkinkan
penumpang sebelum dan tidak berbau yang ▪ Dapat disediakan di luar
melakukan checkin berasal dari dalam area bangunan stasiun kereta
(ruang tertutup stasiun api
dan/atau ruang ▪ Khusus untuk stasiun
terbuka) kereta api antar kota
b. Ruang boarding Ruang atau tempat ▪ Luas ▪ Untuk 1 orang minimum
uang di sediakan ▪ Kondisi 0,6 m2 dan dilengkapi
untuk orang tempat duduk
melakukan verifikasi ▪ Area bersih 100% terawat
sesuai dengan dan tidak berbau yang
identitas diri berasal dari dalam area
stasiun
c. Toilet Tersedianya toilet ▪ Jumlah ▪ Pria (4 urinoir, 3 WC, 2 Ketersediaan
▪ Kondisi wastafel) disesuaikan sepanjang
▪ Wanita (6 WC, 2 lahan memungkinkan
32

Tolak Ukur Stasiun


No. Jenis Pelayanan Uraian Indikator Keterangan
Besar
wastafel) dan kondisi lingkungan
▪ Tersedua 1 utntuk
penumpang difable
▪ Area bersih, terawat dan
sirkulasi udara berfungsi
baik
d. Mushola Fasilitas untuk ▪ Jumlah ▪ Pria (11 normal dan 2 Disediakan tempat
melakukan ibadah ▪ Kondisi penyandang disabilitas) duduk bagi penyandang
yang terpadu dengan ▪ Wanita (9 normal dan 2 disabilitas utntuk
tempat wudhu penyandang disabilitas) melakukan ibadah
▪ Area bersih 100% terawat
dan tidak berbau yang
berasal dari dalam area
stasiun
e. Lampu penerang Berfungsi sebagai Intensitas 200-250 lux
sumber cahaya di cahaya
stasiun untuk
memberikan rasa
nyaman bagi
pengguna jasa
f. Fasilitas pengatur Fasilitas untuk Suhu ▪ Suhu dalam ruangan
sirkulasi udara di sirkulasi udara dapat maksimal 27o
ruang tunggu tertutup menggunakan AC (air
conditioer), kipas
angin (fan) dari/atau
ventilasi udara
5. Kemudahan
a. Informasi pelayanan Informasi yang ▪ Tempat ▪ Informasi dalam bentuk
disampaikan di ▪ Kondisi visual diletakkan di
stasiun kepada tempat strategis antara
pengguna jasa yang lain di dekat loket, pintu
terbaca dan terdengar, masuk dan di ruang
sekurang-kurangnya tunggu umum yang
memuat: mudah terkihat dan jelas
▪ Denah atau layout terbaca
stasiun ▪ Informasi dalam bentuk
▪ Nomor KA, nama KA audio harus jelas
dan kelas pelayanan terdengar dengan
▪ Nama stasiun intensitas suara 20 dB
keberangkatan, lebih besar dari
stasiun KA kebisingan yang ada
pemberhentian dan
stasiun KA tujuan
beserta jadwal
waktunya
▪ Tarif KA
▪ Peta jaringan KA
▪ Ketersediaan
informasi tempat
duduk KA antar kota
untuk stasiun yang
melayani penjualan
tiket

b. Informasi gangguan Pemberian informasi Waktu Informasi diumumkan


perjalanan KA jika terjadi gangguan maksimal 30 menit
perjalanan kereta api setelah terjadi gangguan
c. Informasi angkutan Informasi yang ▪ Tempat Penempatan mudah Sesuai dengan
lanjutan disampaikan didalam ▪ Kondisi terlihat dan jelas terbaca ketersediaan informasi
stasiun kepada angkutan lanjutan
pengguna jasa yang
terbaca, sekurang-
kurangnya memuat:
▪ Lokasi dan penunjuk
arah angkutan
33

Tolak Ukur Stasiun


No. Jenis Pelayanan Uraian Indikator Keterangan
Besar
lanjutan
▪ Jenis angkutan
▪ Jurusan atau rute

d. Fasilitas layanan Fasilitas yang Jumlah ▪ Mempunyai tempat dan 1 Petugas yang memiliki
penumpang disediakan untuk meja kerja kecakapan Bahasa
memberikan 1 orang petugas dan Inggris hanya untuk
informasi perjalanan memiliki kecakapan stasiun-stasiun
KA dan layanan Bahasa inggris berpenumpang
pengaduan internasional
e. Fasilitas kemudahan Memberikan Aksesibilitas Selisih tinggi peron Untuk stasiun yang
naik atau turun kemudahan dengan lantai kereta tidak tinggu peronnya di
penumpang penumpang untuk lebih dari 20 cm bawah lantai kereta
naik ke kereta atau yang di layani, harus
turun dari kereta disediakan tangga
platform atau peron
tidak permanen

f. Tempat parkir Tempat untuk parkir ▪ Luas ▪ Luas tempat parkir ▪ Prioritas bagi stasiun
kendaraan baik roda 4 ▪ Sirkulasi disesuaikan dengan lahan antar kota
dan roda 2 yang tersedia ▪ Untuk stasiun besar
▪ Sirkulasi kendaraan akses dari dan menuju
masuk, keluar dan parkir stasiun dilengkapi
lancar dengan kanopi atau atap

6. Kesetaraan
b. Fasilitas bagi Fasilitas yang ▪ Aksesibilitas Terdapat ramp dengan Lift dan/atau eskalator
penumpang difable disediakan untuk ▪ Ketersediaaan kemiringan maksimal 10o harus disediakan untuk
penyandang dan akses jalan stasiun yang jumlah
disabilitas penyambung antar peron lantainya lebih dari 1
lantai
c. Ruang ibu menyusui Ruang atau tempat Ketersediaan Tersedia ruang khusus
yang disediakan beserta fasilitas lengkap
khusus bagi ibu untuk ibu menyusui bayi
menyusui bayi
Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan RI No. PM 48 Tahun 2015

2.10 Analisis Kano


Model Kano merupakan suatu model yang bertujuan mengkategorikan atribut
atribut dari produk atau jasa berdasarkan seberapa baik produk/jasa tersebut mampu
memuaskan kebutuhan pelanggan. Subjek penelitian dalam model ini adalah pengguna
atau penumpang kereta api. Model ini dikembangkan oleh Profesor Noriaki Kano dari
Universitas Tokyo Rika. Profesor Noriaki Kano bekerjasama dengan para mahasiswanya
memunculkan beberapa ide yang menjadi cikal bakalnya (Yenni, 2016).
Dalam metode Kano, kategori dari suatu produk dapat dibedakan menjadi
(Yenni,2016):
1. Must-be atau Basic needs atau Thereshold : pelanggan tidak puas apabila kinerja
dari atribut yang bersangkutan rendah. Tetapi kepuasan pelanggan tidak akan
meningkat jauh diatas netral meskipun kinerja dari atribut tersebut tinggi.
34

2. One dimensional atau performance needs atau linear: tingkat kepuasan


pelanggan berhubungan linier dengan kinerja atribut, sehingga kinerja atribut
yang tinggi akanmengakibatkan tingginya kepuasan pelanggan pula.
3. Attractive atau Excitement needs atau delighters :tingkat kepuasan pelanggan
akan meningkat sangat tinggi dengan meningkatnya kinerja atribut. Akan tetapi
penurunan kinerja atribut tidak akan menyebabkan penurunan tingkat kepuasan.
4. Reverse apabila tingkat kepuasan pelanggan berbanding terbalik dengan hasil
kinerja atribut, Questionable Result apabila tingkat kepuasan pelanggan tidak
dapat didefinisikan (terdapat kontradiksi pada jawaban pelanggan) atau
Indifferent apabila tingkat kepuasan pelanggan tidak berpengaruh dari hasil
kinerja atribut. Kategori pelanggan diatas akan berubah sesuai dengan
perkembangan waktu. Dengan memperhatikan Model Kano, menuntut
perusahaan menciptakan produk/jasa inovatif yang dapat menarik perhatian
pelanggan diatas Must-be dan One dimensional.
Strategi yang dapat diadopsi perusahaan adalah memproduksi produk/ jasa yang
mempunyai attractive quality. Strategi ini mengharuskan perusahaan memperhatikan
bagaimana menciptakan attractive quality dalam proses pengembangan produk/jasa baru.

Gambar 2.2 Diagram kano


Sumber : Fajar, 2011
35

Fajar (2011) menerangkan keuntungan dari model Kano sebagai berikut :


1. Penggunaan model Kano dapat menuntun dalam mengembangkan berbagai
diferensiasi produk/jasa dengan memeriksa attractive qualityelements. Unsur-unsur
attractive quality elements adalah kunci untuk mengalahkan kompetisi pasar.
2. Model Kano mempromosikan realisasi persyaratan produk/jasa bagi pelanggan.
Atribut yang memiliki kepentingan besar pada kepuasan pelanggan dapat
ditentukan.
3. Model Kano dapat memberikan panduan yang berharga dalam situasi pasar berikut,
jika dua atribut produk tidak dapat dipromosikan secara bersamaan karena
penyebab ekonomi atau teknis, atribut yang memilikikepentingan yang lebih besar
pada kepuasan pelanggan dapat diidentifikasikan.
Model Kano dapat mengidentifikasikan berbagai kualitas elemen untuk atribut
pelanggan. Data yang diperlukan dalam mengklasifikasi atribut pelanggan diperoleh
melalui survei kuesioner yang terdiri dari sepasang pertanyaan.Kano mengembangkan
kuesioner untuk mengidentifikasi faktor-faktor kualitas. Setiap pertanyaan memiliki dua
bagian: fungsional dan disfuctional. Dalam setiap bagian dari pertanyaan tersebut,
pelanggan bisa menjawab memilih salah satu dari lima alternatif: Saya suka, harus, netral,
boleh/bisa dan aku tidak suka.
Langkah-langkah pengukuran kepuasan pelanggan terhadap atribut-atribut produk
maupun jasa dengan model Kano dapat dilakukan melalui:
Langkah 1: Indentifikasi atribut produk atau jasa. Metode wawancara sangat berguna
ketika ingin menetapkan persyaratan produk atau jasa dan masalah-masalah yang dihadapi
pelanggan.
Langkah 2: Kuesioner. Pada tahap ini dilakukan penyusunan kuesioner untuk
mengelompokkan berbagai jenis atribut produk dan layanan ke dalam enam kategori
yang ada pada Kano model:

Tabel 2.4
Enam Kategori Kano
A Atrractive R Reverse
M Must-Be I Indifferent
O One Dimensional Q Questionable
Sumber :Fajar, 2011
Kuesioner yang disusun mempunyai dua jenis pertanyaan untuk setiap pertanyaannya.
Dua jenis pertanyaan tersebut adalah pertanyaan apabila atribut tersebut terpenuhi
36

(functional question) sedangkan pertanyaan yang lain merupakan kebalikannya yaitu


apabila atribut tersebut tidak terpenuhi (dysfunctional question). Contoh pertanyaannya
dapat dilihat melalui tabel berikut:

Tabel 2.5
Contoh Pertanyaan Kuesioner Kano Model
If the gas mileage is good, how do you feel? 1. I like it that way
2. It must be that way
3. I am neutral
4. I can live with it that way
5. I dislike it that way
If the gas mileage is poor, how do you feel? 1. I like it that way
2. It must be that way
3. I am neutral
4. I can live with it that way
5. I dislike it that way
Atribut Importance Satisfaction
Gas mileage 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
x x
Sumber : Fajar, 2011
Jawaban-jawaban dari pelanggan kemudian diterjemahkan ke dalam tabel evaluasi
Kano yang tertera seperti di bawah ini:

Tabel 2.6
Evaluasi Kano
Customer requirements Disfunctional
1 2 3 4 5
like Must- Neutral Live dislike
be with
Functional 1. like Q A A A O
2. must-be R I I I M
3. neutral R I I I M
4. live with R I I I M
5. dislike R R R R Q
Sumber : Fajar, 2011
Customer Requirement adalah :
A : Atrractive O : One-dimensional
M : Must-be Q : Questionable result
R : Reverse I : Indiferent

Langkah 3: Mencoba Kuesioner. Sebelum kuesioner disebarkan kepadapelanggan,


sangat penting apabila kuesioner tersebut dapat dimengerti. Disarankan untuk
mencobanya terlebih dahulu di kalangan internal sebelum mendistribusikannya ke
pelanggan. Tes ini akan menolong dalam mengidentifikasi adanya kata-kata yang tidak
jelas, kesalahan penulisan, dan instruksi yang membingungkan.
37

Tabel 2.7
Fungtional Answer, Dis Fungtional Answer dan Kano Evaluation model Kano
Combination of FA and
SI FA DFA DFA KE
1 Like Like Like Like Questionable (Q)
2 Like Must-be Like Must-be Attractive (A)
3 Like Neutral Like Neutral Attractive (A)
4 Like Live-with Like Live-with Attractive (A)
5 Like Dislike Like Dislike One-dimensional (O)
6 Must-be Like Must-be Like Reverse (R)
7 Must-be Mst-be Must-be Must-be Indefferent (I)
8 Must-be Neutral Must-be Neutral Indefferent (I)
9 Must-be Live-with Must-be Live-with Indefferent (I)
10 Must-be Dislike Must-be Dislike Must-be (M)
Sumber : Fajar, 2011
Langkah 4: Menyebarkan kuesioner pada responden yang telah dihitung jumlahnya
melalu sampling.
Langkah 5: Memproses hasil kueisoner. Langkah ini dilakukan dengan menerjemahkan
hasil kuesioner ke dalam klasifikasi kategori model Kano sesuai dengan tabel tabulasi
Kano. Langkah selanjutnya adalah memetakan tiap atribut pertanyaan ke dalam kuadran
model Kano berdasarkan perhitungan koefisien kepuasan pelanggan (Fajar, 2011).
Koefisien kepuasan :
𝐴+𝑂
………………….........................................................………………(2-4)
A+O+M+I

Koefisien ketidakpuasan:
𝑂+𝑀
………….........................................................………………………(2-5)
A+O+M+I

Terlihat bahwa untuk kategori R (reverse) dan Q (questonable) tidak diikutsertakan


dalam perhitungan. Hal ini dikarenakan kategori R (reverse) mengindikasikan bahwa
pemikiran responden tentang pertanyaan kuesioner bertentangan dengan kemauan surveior.
Adapun kategori Q (questionable) dapat dihilangkan dari analisis sampai kebingungan
yang dialami responden dapat diselesaikan.

Tabel 2.8
Perhitungan CS-Coefficient
𝑨+𝑶 𝑶+𝑴
Atribut A O M I Total Kategori
𝐀+𝐎+𝐌+𝐈 𝐀+𝐎+𝐌+𝐈
A 7 33 50 10 100 % M 0,4 -0,83
B 11 46 31 12 100 % O 0,57 -0,78
C 66 22 3 9 100 % A 0,89 -0,25
Sumber : Fajar, 2011
38

Tanda minus untuk nilai koefisien ketidakpuasan menyatakan bahwa kriteria tersebut
mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kepuasan pelanggan apabila tidak terpenuhi.
Untuk koefisien kepuasan, apabila nilai hasil perhitungan mendekati 1 (dari rentang 0
sampai 1) maka dapat dikatakan tersedianya atribut tersebut mempunyai pengaruh yang
tinggi terhadapmeningkatnya kepuasan pelanggan. Nilai sekitar 0 menyatakan bahwa
ketidaktersediaan atribut tidak menyebabkan ketidakpuasan pelanggan.
Setelah didapatkan nilai kedua koefisien untuk tiap atributnya, langkah selanjutnya
adalah memetakan tiap atribut ke dalam kuadran Kano dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Kategori must-be mempunyai nilai koefisien ketidakpuasan tinggi dan nilai
koefisien kepuasan rendah.
b. Kategori one dimensional mempunyai nilai yang tinggi pada koefisien kepuasan
dan ketidakpuasan.
c. Kategori attractive mempunyai nilai koefisien kepuasan yang tinggi dan nilai
koefisien ketidakpuasan yang rendah.
d. Sedangkan kategori indifferent mempunyai nilai yang rendah pada koefisien
kepuasan dan ketidakpuasannya.
Kuadran Kano dibagi menjadi empat bagian sesuai dengan keempat kategori tersebut
dilakukan dengan cara menarik dua garis yang saling tegak lurus dimana kedua garis
tersebut berasal dari nilai rata-rata koefisien kepuasan dan ketidakpuasan yang dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
∑ 𝑥𝑖
𝑋= ……………………..........................................................……………...(2-6)
N
∑ 𝑦𝑖
𝑌= …………………..........................................................………………...(2-7)
N
Dimana:
X = skor rata-rata nilai koefisien kepuasan
Y = skor rata-rata nilei koefisien ketidakpuasan n = jumlah atribut

Langkah 6: Tindakan perbaikan. Pada umumnya hasil dari kuesioner Kano merupakan
panduan perusahaan dalam melakukan pengembangan produk atau pelayanan untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan. Perusahaan harus memenuhi semua atribut must-be,
memiliki kinerja yang lebih baik dengan kompetitor untuk memenuhi atribut one
dimensional dan berkonsentrasi pada atribut-atribut yang tergolong attractive.
39

Kepuasan Attractive One dimensional

Indifferent Must be

Ketidakpuasan
Gambar 2.3 Kuadran kano berdasarkan CS-coefficient
Sumber : Fajar, 2011
Tahap selanjutnya adalah dengan memasukkan angka kepentingan dan kepuasan
ke dalam kategori model I-S berdasarkan kuisioner kepentingan dan kepuasan untuk
memudahkan pemberian arahan bagi peningkatan pelayanan. Diagram I-S model dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :

Surplus Exellent
Satisfaction

Care free To be Improved

Importance
Gambar 2.4 Contoh I-S model
Sumber : Fajar, 2011
Pada I-S model terdapat kuadran-kuadran yang menentukan lokasi-lokasi dari
atribut. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing diagram :
1. Excellent = pengguna menganggap bahwa pelayanan dari atribut sangat
penting dan memuaskan, sehingga pelayanan dari atribut perlu dilanjutkan
2. To be impoved = atribut pada area ini dianggap penting namun belum sesuai
dengan harapan pelanggan, sehingga perlu dilakukan perbaikan untuk atribut
yang beradapada kuadran ini
3. Surplus = pengguna menganggap fasilitas yang ada tidak terlalu penting namun
memberikan kepuasan kepada pengguna. Apabila pemberi jasa ingin
40

mengurangi pengeluaran, atribut tersebut dapat dihilangkan tanpa


mempengaruhi secara signifikan kepuasan pelanggan
4. Care-free = atribut ini memiliki tingkat kepuasan yang rendah dan tidak
dianggap penting oleh pengguna. Pemberi fasilitas tidak perlu khawatir karena
atribut yang beradapada daerah ini tidak berdampak kepada kepuasan
pengguna.
Kemudian dilakukan pemberian arahan kepada fasilitas/perusahaan dalam
meningkatkan kualitas pelayanan berdasarkan persepsi pengguna dengan menggunakan
refined model :

Tabel 2.9
Atribut Kategori Kualitas Model Kano Refined
Atribut Kategori Kualitas Atribut Kategori Kualitas
Atribut Kategori Kualitas di
dengan Kepentingan Tinggi di dengan Kepentingan Rendah
Model Kano
Model Pengembangan di Model Pengembangan
Attractive Highly attractive Less attractive
One-dimensional High value-added Low value-added
Must-be Critical Necessary
Indifferent Potential Care-free
Sumber : Yenni, 2016

Keuntungan dalam menggunakan model Kano adalah (Fajar, 2011):


1. Memprioritaskan produk/pelayanan yang dikembangkan
2. Produk/pelayanan yang akan diuji lebih mudah untuk dimengerti
3. Kepuasan pelanggan/pengguna berdasarkan model kano dapat lebih dioptimalkan
dengan menggunakan fungsi-fungsi yang perlu
4. Metode kano menyediakan nilai bantuan bagi situasi ketika tahap pemberhentian
pelayanan
5. Kategori model kano memiliki peran yang berbeda dalam keperluan untuk
menduga perbedaan dari pelanggan/pengguna
6. Menemukan dan memenuhi variabel attractive akan membentuk jarak yang lebar
untuk kemungkinan perbedaannya.

2.11 Analisis AHP


Analytical Hierarchy Process sebagai salah satu metode yang digunakan dalam
menyelesaikan masalah yang mengandung banyak kriteria (Multi-Criteria Decision
Making) yang dipelopori oleh Saaty pada tahun 1970. Dalam penelitian ini, AHP
digunakan karena terdapat lebih dari satu kriteria atau variabel yang perlu dipertimbangkan
dalam arahan peningkatan pelayanan Stasiun Malang Kota Baru dan Stasiun Gubeng serta
41

KA Penataran. Pada dasarnya, AHP bekerja dengan cara memberi prioritas kepada
alternatif yang penting mengikuti kriteria yang telah ditetapkan dengan subjek penelitian
adalah stakeholder. Lebih tepatnya, AHP memecah berbagai peringkat struktur hirarki
berdasarkan tujuan, kriteria, sub-kriteria, dan pilihan atau alternatif (decompotition). AHP
juga memperkirakan perasaan dan emosi (psikologi manusia) sebagai pertimbangan dalam
membuat keputusan. Metode AHP didasarkan pada penilaian orang yang ahli di bidang
yang sedang dipermasalahkan (Fasial, 2015).
Peralatan utama AHP adalah suatu hirarki fungsional dengan input utamanya
persepsi manusia. Keahlian, pengalaman, dan wawasan yang luas sangat diutamakan
dalam data yang diperlukan untuk memberikan suatu penilaian yang tepat terhadap
variabel keputusan yang dijadikan kriteria pemilihan. Dalam pengambilan suatu keputusan
yang besar, metode AHP juga dapat melibatkan banyak orang atau kelompok. Partisipasi
seringkali tidak mudah dalam pelaksanaannya. Hal yang diterapkan pada analisis AHP
adalah kualitas dari responden, bukan kuantitas respondennya. Oleh karena itu, metode
AHP dapat dilakukan hanya berdasarkan penilaian satu orang saja, dengan syarat orang
tersebut merupakan orang yang ahli pada bidang yang dipermasalahkan. Walaupun hanya
satu orang, metode AHP mampu menyajikan suatu analisis kuantitatif serta kualitatif yang
memadai (Fasial, 2015).
Tahapan kerja pengolahan data dengan menggunakan metode AHP terdiri dari:
1. Mendefinisikan permasalahan dan merinci permasalahan permasalahan yang
diinginkan.
2. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajemen secara menyeluruh.
Hirarki adalah alat yang paling mudah untuk memahami masalah yang
kompleks dimana masalah tersebut diuraikan ke dalam elemen-elemen yang
bersangkutan, menyusun elemen-elemen tersebut secara hirarkis dan akhirnya
melakukan penilaian atas elemen-elemen tersebut sekaligus menentukan
keputusan mana yang akan diambil. Proses penyusunan elemen-elemen
secara hirarkis meliputi pengelompokan elemen-elemen dalam komponen
yang sifatnya homogen dan menyusun komponen-komponen tersebut dalam
level hirarki yang tepat. Hirarki juga merupakan abstraksi struktur suatu
sistem yang mempelajari fungsi interaksi antara komponen dan juga
dampakdampaknya pada sistern. Abstraksi ini mempunyai bentuk saling
berkaitan, tersusun dan suatu puncak atau sasaran utama (ultimate goal) turun
ke sub-sub tujuan tersebut, lalu kepelaku (aktor) yang memberi dorongan,
42

turun ketujuan-tujuan pelaku, kemudian kebijakan-kebijakan, alternatif-


alternatif tersebut. Dengan demikian hirarki adalah sistem yang tingkatan-
tingkatan (level) keputusannya berstratifikasi dengan beberapa elemen
keputusan pada setiap tingkatan keputusan. Secara umum hirarki dapat dibagi
dua jenis, yaitu:
a. Hirarki lengkap, yaitu semua elemen pada suatu tingkat memiliki
hubungan terhadap semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya.
Penggunaan hirarki ini dilakukan jika alternatif yang dibuat memiliki
kesamaan. Gambar berikut merupakan contoh hirarki lengkap AHP
dimana semua semua kriterianya memiliki hubungan dengan alternatif
dibawahnya dan masing-masing alternatif tersebut memiliki kesamaan.
(Puji, 2010)

Gambar 2.5 Hirarki lengkap


Sumber : Faisal, 2015

b. Hirarki tidak lengkap, merupakan jenis hirarki dimana tidak semua elemen
pada suatu tingkat memiliki hubungan terhadap elemen yang ada pada
tingkat berikutnya (Puji, 2010). Berikut merupakan contoh hirarki tidak
lengkap dimana semua elemen pada suatu tingkat memiliki hubungan
terhadap elemen yang ada pada tingkat berikutnya, namun terdapat
beberapa elemen yang menghasilkan alternatif yang sama. Jenis hirarki
tersebut dapat digunakan untuk penentuan prioritas alternatif jika
alternatif yang dihasilkan memiliki keberagaman.
43

Gambar 2.6 Hirarki Tidak Lengkap


Sumber : Puji, 2010

Penyusunan hirarki atau struktur keputusan dilakukan untuk menggambarkan


elemen sistem atau alternatif keputusan yang teridentifikasi.Tiap tingkatan
dan hirarki keputusan mempengaruhi faktor puncak atau tujuan utama dengan
intensitas yang berbeda. Melalui penerapan teori matematika pada hirarki
dapat dikembangkan suatu metode yang mengevaluasikan dampak dari suatu
tingkat keputusan terdekat diatasnya, yaitu berdasarkan komposisi kontribusi
relatif (prioritas) dan tiap elemen pada tingkat keputusan terhadap setiap
elemen dan tingkat keputusan terdekat.
Dalam penelitian ini digunakan hirarki tidak lengkap karena pada elemen
kriteria tidak berhubungan dengan semua alternatif yang telah dirumuskan
karena tidak semua alternatif-alternatif yang dirumuskan tersebut dapat
meningkatkan kinerja pada tiap-tiap kriteria, hanya pada kriteria-kriteria
tertentu saja.
3. Menyusun Matriks Pembandingan Berpasangan (MPB) dimulai dari puncak
hirarki yang merupakan dasar untuk melakukan pembandingan berpasangan
antar elemen terkait yang ada di bawahnya. Pembandingan berpasangan
pertama dilakukan pada elemen tingkat kedua terhadap fokus yang ada di
puncak hirarki.
4. Mengumpulkan semua pembandingan yang dilakukan dari hasil perbandingan
yang diperoleh pada langkah 3. Melakukan pembandingan berpasangan antar
setiap elemen pada kolom ke-i dengan setiap elemen pada baris ke-j, yang
berhubungan dengan fokus. Menurut perjanjian, suatu elemen yang ada di
kolom sebelah kiri selalu dibandingkan dengan elemen-elemen yang ada di
baris puncak. Pengisian matriks hanya dilakukan untuk bagian diatas garis
diagonal dari kiri atas ke kanan bawah.
44

5. Menghitung Rasio Inkonsistensi pada kedua MPI dilakukan dengan


menggunakan software expert choice 2000. Tujuannya adalah untuk
mengetahui MPI mana yang tidak memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi
kurang dari atau sama dengan 10 persen.
6. Revisi pendapat dilakukan jika rasio inkonsistensi pendapat cukup tinggi
yaitu lebih besar dari 10 persen. Nilai yang tinggi ini, menunjukkan adanya
nilai-nilai perbandingan antar elemen yang tidak logis. Nilai-nilai MPI dapat
diubah-ubah oleh individu yang bersangkutan hingga diperolah hasil yang
memuaskan.
7. Menyusun Matriks Gabungan MPG adalah susunan matriks baru yang
elemennya (gij) berasal dari rata-rata geometriks pendapat-pendapat individu
yang memenuhi persyaratan konsistensi, dan setiap elemen pada baris dan
kolom yang sama dari MPI yang satu dengan MPI yang lain tidak terjadi
konflik.
2.13 Studi Terdahulu
Studi terdahulu adalah studi terhadap penelitian-penelitian terdahulu untuk
mengetahui bangunan keilmuan yang sudah diletakkan oleh orang lain, sehingga penelitian
yang akan dilakukan benar-benar baru dan belum diteliti orang lain. Penelitian yang
digunakan adalah penelitian yang terkait langsung dengan penelitian yang sedang
dilakukan, jadi peneliti dapat mengkomparasi dan menjadikan penelitian terdahulu tersebut
menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya.
45

Tabel 2.10
Studi Terdahulu
No Penulis Judul, Tahun Tujuan Variabel Analisis yang Hasil
Penelitian digunakan
1 Dewi Kinerja Operasi Menganalisis kinerja operasional 1. Kecepatan Analisis Mengetahui kinerja
Rosyani dan Kereta Api Baraya Kereta Api Baraya Geulis Rute 2. Waktu antara 2 moda deskriptif operasional Kereta Api
Budi Geulis Rute Bandung-Cicalengka 3. Ketepatan waktu Baraya Geulis Rute
Hartanto Bandung- 4. Faktor muat Bandung-Cicalengka
Susilo Cicalengka, 2011 5. Kenyamanan dalam kereta
2 Bowoputro, Jurnal : Evaluasi 1. Mengevaluasi kinerja pelayanan 1. Informasi yang jelas dan mudah 1. Analisis Mengetahui kinerja
Hendi, rahayu Kinerja Stasiun dan fasilitas yang dianggap dibaca kinerja pelayanan stasiun dan
K dan Ahmad Malang Kota Baru penting dalam menentukan 2. Loket stasiun arahan pengembangannya
Syahirul berdasarkan SPM kepuasan para penumpang dan 3. Ruang tunggu dengan SPM
Alim KA dan IPA, 2016 pengguna fasilitas di Stasiun 4. Tempat ibadah 2. Analisis IPA
Malang Kota Baru sesuai 5. Toilet 3. Analisis
Peraturan Menteri Perhubungan 6. Tempat parkir SWOT
No.9 tahun 2011 7. Fasilitas kemudahan naik/turun
2. Mendapatkan arahan untuk penumpang
mengadakan perbaikan 8. Fasilitas penyandang cacat
berdasarkan metode Importance 9. Fasilitas kesehatan
Performance Analysis (IPA) dan 10. Fasilitas kesehatan dan
Strength, Weakness, keamanan
Opportunity, Threat (SWOT)
setelah dilakukan evaluasi pada
Stasiun Malang Kota Baru.
3 Bayu Rosida Jurnal : Analisis Menganalisis kinerja operasional 1. Waktu tempuh Analisis Mengetahui bagaimana
Sumantri dan Kinerja Operasional kereta api Sriwedari Express 2. Waktu henti deskriptif kinerja operasional Kereta
Wahju Kereta Api Sriwedari 3. Waktu tunda Api Sriwedari Express dan
Herijanto Ekspress Jurusan 4. Kenyamanan ruang duduk dan arahan pengembangannya
Solo-Yogya, 2014 berdiri
5. Load factor
4 Raden Aji Jurnal : Evaluasi 1. Mengevaluasi kinerja pelayanan 1. Loket 1. Analisis tingkat kepuasan dan
Laksono Kinerja Stasiun dan fasilitas stasiun Prujakan 2. Ruang tunggu kinerja kepentingan masyarakat
Kereta Api Cirebon 3. Fasilitas disabilitas stasiun terhadap fasilitas di stasiun
berdasarkan SPM di 2. Mengetahui tingkat kepentingan 4. Mushola dengan SPM

45
Stasiun( Stasiun dan kepuasan masyarakat 5. Toilet 2. Analisis IPA
Prujakan Cirebon, terhadap fasilitas di stasiun 6. Layanan informasi
46

46
No Penulis Judul, Tahun Tujuan Variabel Analisis yang Hasil
Penelitian digunakan
Jawa Barat), 2013 7. Fasilitas keamanan
8. aksesibilitas
5 Indah Wahyu Jurnal : Analisis Mengetahui sejauh mana kepuasan 1. Tangibles Analisis IPA Arahan pengembangan
Maesarini tingkat kepuasan pelanggan pada sistem commuter 2. Reliability untuk meningkatkan kualitas
dan Rizky pelanggan KRL line yang diterapkan oleh PT KAI 3. Responsiveness pelayanan pada sistem
Ramdan sistem commuter Jabodetabek 4. Assurance commuter line
Fauzi line (PT Kereta Api
Commuter Line
Jabodetabek), 2014
6 Fakhrul Kajian Tarif Kereta Mengetahui kesesuaian tarif 1. Tingkat kemampuan orang 1. Analisis ATP Nilai tarif yang sesusai
Hartasantoso Api Penataran berdasarkan Biaya Operasional untuk membayar 2. Analisis dengan BOK, ATP dan
dan Rina Jurusan Blitar- Kendaran dengan tarif saat ini 2. Tingkat kemauan orang untuk WTP WTP
Puspita Surabaya membayar 3. Analisis IPA
Wahyuningaji 3. Kinerja pelayanan kereta api
7 Karina Evaluasi Kinerja 1. Mengidentifikasi kinerja 1. Headway 1. Analisis Prioritas arahan
Nuraini, Budi Operasional dan operasional kereta komuter rute 2. Travel time Kinerja pengembangan Kereta
Sugiarto Pelayanan Kereta Stasiun Depok Baru – Stasiun 3. Load factor Operasional Komuter Rute Depok-
Waluyo dan Komuter Rute Manggarai 4. Waktu tunggu 2. Analisis IPA Jakarta
Imma Depok-Jakarta, 2016 5. Biaya perjalanan 3. Analisis AHP
Widyawati 2. Mengetahui kinerja pelayanan 1. Keselamatan
Agustin kereta komuter dan 2. Keamanan
prasarananya pada rute Stasiun 3. Kehandalan
Depok Baru – Stasiun 4. Kenyamanan
Manggarai berdasarkan 5. Kemudahan
persepsi penumpang 6. Kesetaraan
3. Mengetahui strategi
peningkatan kinerja operasional
dan pelayanan kereta komuter
rute Stasiun Depok Baru –
Stasiun Manggarai berdasarkan
stakeholder

8 Raihanah Evaluasi Kinerja 1. Mengevaluasi kinerja dari 1. Kinerja pelayanan stasiun 4. Analisis 1. Mengetahui kinerja
Rizky Operasional dan Stasiun Malang Kota Baru dan a. Keselamatan kinerja operasional dan
Ananda Pelayanan Kereta Stasiun Gubeng serta kinerja - alat-alat pemadam kebakaran, pelayanan pelayanan Stasiun
47

No Penulis Judul, Tahun Tujuan Variabel Analisis yang Hasil


Penelitian digunakan
Api Penataran, operasional moda Kereta Api - petunjuk dan prosedur jalur stasiun Malang Kota Baru,
Stasiun Gubeng dan Penataran berdasarkan Standar evakuasi, 5. Analisis Stasiun Gubeng, dan KA
Malang Kota Baru Pelayanan Minimum angkutan - titik simpul evakuasi, kinerja Penataran
orang dengan kereta api - nomor-nomor telepon darurat, pelayanan 2. Mengetahui tingkat
2. Mengukur tingkat kepentingan - fasilitas kesehatan, dan kereta api kepentingan dan tingkat
dan kepuasan penumpang kereta - lampu penerangan. 6. Analisis kepuasan pelanggan
api terhadap kinerja pelayanan b. Keamanan kinerja terhadap pelayanan
Stasiun Malang Kota Baru dan - ketersediaan CCTV, operasional stasiun dan kereta api
Stasiun Gubeng serta moda - petugas keamanan, kereta api 3. Prioritas Arahan
Kereta Api Penataran - informasi gangguan 7. Analisis kano pengembangan Stasiun
3. Menentukan prioritas arahan keamanan dan 8. Analisis AHP Malang Kota Baru,
peningkatan kinerja operasional - lampu penerangan Stasiun Gubeng dan KA
dan pelayanan Stasiun Malang c. Kemudahan Penataran
Kota Baru dan Stasiun Gubeng - informasi pelayanan,
serta moda Kereta Api - informasi gangguan perjalanan
Penataran kereta api, Perbedaan dengan penelitian
- informasi angkutan lanjutan, lainnya :
- fasilitas layanan penumpang, 1. Menganalisis waktu henti
- fasilitas kemudahan naik turun dan kecepatan
penumpang dan 2. Tidak menganalisis biaya
- tempat parkir. perjalanan
d. Kenyamanan 3. Menggabungkan hasil
- ruang tunggu, analisis SPM dengan
- ruang boarding, analisis Kano
- toilet, 4. Menggunakan metode
- musholla dan Kano untuk persepsi
- pengatur sirkulasi udara. penumpang
e. Kehandalan
- layanan penjualana tiket
f. Kesetaraan
- fasilitas bagi penumpang
difabel dan
- ruang ibu menyusui.
2. Kinerja pelayanan kereta api
a. Keselamatan

47
- alat-alat pemadam kebakaran
48

48
No Penulis Judul, Tahun Tujuan Variabel Analisis yang Hasil
Penelitian digunakan
dan
- fasilitas kesehatan
b. Keamanan
- ketersediaan CCTV,
- petugas keamanan,
- informasi gangguan keamanan
dan
- lampu penerangan.
c. Kemudahan
- informasi visual dan audio
stasiun yang akan disinggahi,
- informasi gangguan
perjalanan KA dan
- nama serta nomor urut KA
d. Kenyamanan
- tempat duduk,
- toilet,
- restorasi,
- pegangan penumpang berdiri,
- rak bagasi dan
- pengatur sirkulasi udara
e. Kehandalan
- ketepatan jadwal kereta api
f. Kesetaraan
- fasilitas bagi penumpang
difabel.
3. Kinerja operasional
a. Load factor
b. Travel time
c. Waktu henti
d. Waktu tunda
e. Headway
f. Kecepatan
49

Gambar 2.7 Kerangka teori


50

“ Halaman ini sengaja dikosongkan “


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Operasional
Operasional merupakan salah satu instrumen dari riset, merupakan salah satu tahap
dalam proses pengumpulan data. Definisi operasional adalah seperangkat petunjuk yang
lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengukur suatu variabel atau
konsep definisi operasional tersebut membantu kita untuk mengklasifikasi gejala di sekitar
ke dalam kategori khusus dari variabel.
3.1.1 Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu
objek dengan menggunakan instrumen dengan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur
untuk memperoleh kesimpulan (Nuraini, Waluyo dan Agustin, 2016). Secara teknis,
evaluasi dalam penelitian ini merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui kinerja
operasional dan kinerja pelayanan kereta api serta stasiun yang hasilnya dibandingkan
dengan SPM dan persepsi masyarakat untuk kemudian diperoleh hasil dari evaluasi
tersebut.
3.1.2 Kinerja Operasional
Kinerja operasional adalah gambaran dari prestasi/hasil kerja dari suatu periode
tertentu atau apa yang dicapai sebagai dasar untuk menetukan apa yang akan dilaksanakan
kedepan. Sebagai prestasi kerja, maka menggambarkan tingkat pelayanan yang diberikan
kepada customer (Sumantri dan Harijanto, 2014). Secara teknis, kinerja operasional dalam
penelitian ini merupakan gambaran dari suatu kondisi kereta api yang kemudian dapat
diketahui tingkat kemampuannya dalam beroperasi sebagaimana mestinya. Kinerja
operasional sebagai objek dalam penelitian ini adalah load factor, travel time, waktu tunda,
waktu henti, kecepatan dan headway yang dianalisis dengan analisis kinerja operasional.
3.1.3 Kinerja Pelayanan
Kinerja pelayanan merupakan suatu prestasi/hasil kerja dari apa yang dicapai suatu
barang atau jasa dalam usaha melayani kebutuhan (Yusup dan Miharja, 2013). Secara
teknis dalam penelitian ini kinerja pelayanan merupakan gambaran kondisi kereta api atau
stasiun yang kemudian dapat diketahui tingkat kemampuan kereta api dan stasiun dalam
melayani kebutuhan penggunanya. Kinerja pelayanan sebagai objek dalam penelitian
adalah fasilitas-fasilitas yang mencakup aspek keselamatan, keamanan, kehandalan,

51
52

kenyamanan, kemudahan dan kesetaraan yang dianalisis dengan analisis SPM dan metode
Kano.
3.1.4 Kereta Api
Menurut Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang perkeretaapian, definisi
dari kereta api adalah kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun
dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di
atas jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api. Kereta api sendiri terdiri dari
lokomotif, kereta, dan gerbong. Lokomotif merupakan kendaraan rel yang dilengkapi
dengan mesin penggerak dan pemindah tenaga kepada roda-roda dan khusus digunakan
untuk menarik kereta penumpang dan atau gerbong barang. Kereta merupakan salah satu
rangkaian dari kereta api yang berfungsi untuk mengangkut penumpang. Sedangkan
rangkaian yang digunakan untuk mengangkut barang atau binatang disebut gerbong.
Dalam penelitian ini yang dimaksud kereta adalah bagian kereta api untuk mengangkut
penumpang, dan rangkaian kereta api adalah lokomotif, restorasi dan lima buah kereta dari
Kereta Api Penataran rute Malang-Surabaya.
3.1.5 Stasiun
Berdasarkan UU. No. 23 tahun 2007 tentang perkeretaapian, stasiun merupakan
tempat kereta api berangkat dan berhenti untuk melayani naik dan turunnya penumpang
dan/atau bongkar muat barang dan/atau untuk keperluan operasi kereta api yang dilengkapi
dengan fasilitas keselamatan dan keamanan dan kegiatan penunjang stasiun serta sebagai
tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi. Dalam penelitian ini stasiun yang
digunakan sebagai penelitian adalah Stasiun Gubeng dan Stasiun Malang Kota Baru.

3.2 Jenis Penelitian


Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang mengutamakan masalah proses dan
persepsi. Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap informasi-informasi kualitatif
dengan deskripsi-analisis yang teliti, yang juga tidak menolak informasi kuantitatif dalam
bentuk angka maupun jumlah. Pada tiap-tiap obyek akan dilihat kecenderungan, pola pikir,
ketidakteraturan, serta tampilan perilaku dan integrasinya sebagaimana dalam studi kasus
genetik (Nuraini, Waluyo dan Agustin, 2016).
Penelitian deskriptif merupakan penelitian dengan menentukan dan melaporkan
keadaan yang ada menurut kenyataan dan kemudian mengukurnya. Metode deskripsi yaitu
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan kondisi eksisting
persepsi penumpang kereta api terhadap pelayanan stasiun dan kereta api (Nuraini, Waluyo
dan Agustin, 2016).
53

3.3 Diagram Metode


Diagram metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Diagram Metode


54

3.4 Variabel Penelitian


Variabel penelitian merupakan atribut yang akan diamati dan dianalisis oleh
peneliti. Penetapan variabel penelitian berdasarkan pada Peraturan Menteri Perhubungan
No. 48 Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan Minimum Perjalanan Orang dengan Kereta
Api serta berdasarkan teori-teori yang telah didapatkan di tinjauan teori tentang perjalanan
orang. Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah seperti di tabel berikut ini.

Tabel 3.1
Variabel Penelitian
No Tujuan Variabel Sub Variabel Data yang dibutuhkan Referensi / Sumber
1. Mengevaluasi Load factor Perbandingan jumlah Sumantri dan harijanto,
kinerja operasional penumpang dengan 2014
Kereta Api kapasitas dalam %
Penataran Travel time Waktu tempuh kereta
dalam menit
Waktu henti Waktu henti kereta
dalam menit
Waktu tunda Waktu tunda kereta
dalam menit
Headway Waktu tunggu kereta Rosyani dan Susilo,
dalam menit 2011
Kecepatan Kecepatan kereta dalam
km/jam
2. Mengevaluasi Kinerja a. Informasi dan 1. Alat Pemadam Permenhub RI No. 48
kinerja pelayanan pelayanan fasilitas kebakaran Tahun 2015
Kereta Api stasiun aspek keselamatan 2. Petunjuk jalur dan Standarisasi Stasiun
Penataran, Stasiun keselamatan prosedur evakuasi Kereta Api Tahun 2012
Gubeng dan Stasiun 3. Titik simpul evakuasi
Malang Kota Baru 4. Nomor-nomor
berdasarkan telepon darurat
persepsi b. Informasi dan 1. Pertolongan P3K
penumpang fasilitas kesehatan 2. Kursi roda
3. Tandu
c. Lampu penerangan Jumlah lampu dan besar
lux (200-250 lux)
Kinerja a. Fasilitas keamanan Jumlah CCTV
pelayanan b. Petugas keamanan Jumlah petugas
stasiun aspek berseragam
keamanan c. Informasi gangguan Jumlah stiker informasi
keamanan
d. Lampu penerangan Besar lux(200-250 lux)
Kinerja a. Layanan penjualan 1. Lama waktu
pelayanan tiket pelayanan dalam
stasiun aspek detik (180 detik)
Kehandalan/ 2. Informasi
Ketera-turan ada/tidaknya tempat
duduk untuk seluruh
kelas KA
Kinerja a. Ruang tunggu Rasio jumlah tempat
pelayanan duduk dan jumlah
stasiun aspek penumpang terhadap
Kenyamanan luas ruang
Luas area bersih dan
tidak berbau dalam %
55

No Tujuan Variabel Sub Variabel Data yang dibutuhkan Referensi / Sumber


b. Ruang boarding Rasio jumlah tempat
duduk dan penumpang
terhadap luas ruang
Luas area bersih dan
tidak berbau dalam %
c.Toilet Jumlah toilet untuk pria,
wanita dan difabel
Luas area bersih dan
tidak dalam %
d.Mushola Kapasitas untuk pria dan
wanita
Luas area bersih dalam
%
e.Lampu penerangan Jumlah lampu dan Besar
lux (200-250 lux)
f. Fasilitas pengatur Besar suhu dalam celcius
sirkulasi udara
Kinerja a. Informasi Terlihat atau tidaknya
pelayanan pelayanan informasi pelayanan
stasiun aspek visual
kemudahan Intensitas suara
informasi dalam bentuk
audio dalam dB
b. Informasi gangguan Waktu diumumkannya
perjalanan kereta informasi keterlambatan
api dalam menit
c. Informasi angkutan Letak penempatan
jalan informasi terlihat atau
tidak
d. Fasilitas layanan Jumlah tempat layanan
penumpang penumpang dan petugas
pengaduan
e. Fasilitas Selisih tinggi peron
kemudahan drengan lantai kereta
naik/turun dalam cm
penumpang
f. Tempat parkir Luas tempat parkir
Kelancaran mobil atau
motor keluar masuk
Kinerja a. Fasilitas bagi Jumlah ramp dengan
pelayanan penumpang difabel kemiringan tertentu
stasiun aspek untuk akses jalan
kesetaraan penyambung antar peron
b. Ruang ibu Jumlah dan kondisi
menyusui ruang khusus beserta
fasilitas lengkap untuk
ibu menyusui
Kinerja a. Informasi dan 1. Alat Pemadam api
pelayanan fasilitas ringan per kereta
kereta api keselamatan 2. Rem darurat
aspek 3. Alat pemecah kaca
Keselamatan 4. Petunjuk jalur
evakuasi
b. Informasi dan P3K
fasilitas kesehatan
Kinerja a. Fasilitas pendukung Jumlah CCTV
pelayanan b. Petugas keamanan Jumlah petugas
kereta api berseragam
56

No Tujuan Variabel Sub Variabel Data yang dibutuhkan Referensi / Sumber


aspek c. Informasi gangguan Jumlah stiker yang
Keamanan keamanan mudah terlihat
d. Lampu penerangan Besar lux (200-250 lux)
Kinerja Ketepatan jadwal Total waktu
pelayanan kereta api keterlambatan dari waktu
kereta api perjalanan yang
aspek dijadwalkan
Kehandalan/
Ketera-turan
Kinerja a. Tempat duduk Jumlah tempat duduk
pelayanan beserta nomor tempat
kereta api duduk
aspek b. Toilet dilengkapi Berfungsi atau tidaknya
Kenyamanan dengan air sesuai sesuai standar
kebutuhan Luas area bersih dalam
%
c. Lampu penerangan Besar lux (200-250 lux)
d. Fasilitas pengatur Besar suhu dalam celcius
sirkulasi udara (27oC)
e. Restorasi Jumlah fasilitas restorasi
f. Fasilitas Jumlah pegangan untuk
penumpang berdiri penumpang berdiri
g. Rak bagasi Jumlah rak bagasi di atas
tempat duduk
Kinerja a. Informasi stasiun Terlihat atau tidaknya
pelayanan yang informasi pelayanan
kereta api disinggahi/dilewati visual
aspek secara berurutan Intensitas suara
Kemudahan informasi dalam bentuk
audio dalam dB
b. Informasi gangguan Waktu diumumkannya
perjalanan kereta informasi keterlambatan
api dalam menit
c. Nama/relasi kereta Jumlah nama/relasi
api dan nomor urut kereta api dan nomor
kereta urut kereta
Kinerja Fasilitas bagi Jumlah tempat duduk
pelayanan penumpang difabel bagi difabel
kereta api
aspek
Kesetaraan
3. Menentukan Prioritas a. Prioritas arahan a. Kinerja operasional Nuraini, Waluyo dan
prioritas arahan arahan peningkatan KA KA Penataran Agustin, 2016
peningkatan kinerja peningkatan Penataran b. Kinerja pelayanan KA
operasional dan Penataran
pelayanan Kereta b. Prioritas arahan c. Kinerja pelayanan
Api Penataran, peningkatan Stasiun Stasiun Gubeng
Stasiun Gubeng dan Gubeng
Stasiun Malang c. Priortias arahan d. Kinerja pelayanan
Kota Baru peningkatan Stasiun Stasiun Malang Kota
berdasarkan Malang Kota Baru Baru
persepsi
stakeholder
57

3.5 Data yang diperlukan


Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder
yaitu :
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah karakteristik sosial dan ekonomi
penumpang, kinerja pelayanan Stasiun Malang Kota Baru dan Stasiun
Gubeng, kinerja operasional KA Penataran dan tingkat kepentingan serta
tingkat kepuasan penumpang. Pengukuran atau perhitungan dilakukan secara
langsung dari lapangan dengan mencatat semua variabel yang telah
disyaratkan. Selain itu juga dilakukan wawancara untuk mengetahui persepsi
penumpang.
2. Data Sekunder
Data sekunder digunakan sebagai dasar untuk kecukupan data dan untuk
menunjang analisis. Data sekunder didapatkan dari PT. KAI DAOP VIII
Surabaya dan instansi terkait. Data yang dibutuhkan adalah jadwal
keberangkatan kereta api, jumlah penumpang serta layout / site plan stasiun.
Berikut merupakan jadwal keberangkatan KA Penataran Surabaya-Malang
dan sebaliknya. KA Penataran rute Surabaya-Malang memiliki nomor kereta
api 459, 461, 463, 465 dan 467 dimulai dengan keberangkatan paling awal
pukul 04.45 WIB dan keberangkatan paling akhir pukul 20.00 WIB. KA
Penataran rute Malang-Surabaya memiliki nomor kereta api 460, 462, 464,
466 dan 468 dimulai dengan keberangkatan paling awal pukul 04.30 WIB dan
keberangkatan paling akhir pukul 20.05 WIB.

Tabel 3.2
Trip KA Penataran Surabaya-Malang
STASIUN 459 461 463 465 467
Surabaya Gubeng 04.45 07.40 11.35 17.50 20.00
Wonokromo 04.52 07.48 11.43 17.58 20.09
Waru 05.01 07.57 11.52 18.07 20.20
Gedangan 05.09 08.05 12.00 18.15 20.30
Sidoarjo 05.20 08.23 12.13 18.26 20.41
Tanggulangin 05.29 08.32 12.22 18.35 20.50
Porong 05.36 08.43 12.35 18.44 20.57
Bangil 05.53 08.59 12.55 19.05 21.18
Lawang 06.34 09.40 13.53 19.47 22.06
Singosari 06.47 09.53 14.06 20.00 22.19
Blimbing 06.58 10.04 14.16 20.16 22.30
Malang 07.10 10.25 14.33 20.35 22.37
Sumber : PT. KAI, 2016
58

Tabel 3.3
Trip KA Penataran Malang – Surabaya
STASIUN 460 462 464 466 468
Malang 04.30 07.07 12.20 17.05 20.05
Blimbing 04.39 07.16 12.29 17.14 20.14
Singosari 04.50 07.27 12.40 17.25 20.24
Lawang 05.07 07.45 12.55 17.40 20.38
Bangil 05.51 08.28 13.43 18.22 21.20
Porong 06.06 08.45 14.02 18.42 21.35
Tanggulangin 06.13 08.52 14.09 18.49 21.42
Sidoarjo 06.22 09.01 14.20 18.58 21.51
Gedangan 06.38 09.17 14.31 19.09 22.01
Waru 06.47 09.25 14.45 19.17 22.13
Wonokromo 07.07 09.34 14.55 19.27 22.22
Surabaya Gubeng 07.17 09.45 15.03 19.34 22.30
Sumber : PT. KAI, 2016

3.6 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan cara survei primer untuk
data primer dan survei sekunder untuk data sekunder. Survei primer dilakukan dengan cara
observasi lapangan dan wawancara sedangkan survei sekunder dilakukan dengan cara studi
literatur.
3.6.1 Survei Primer
Metode survei primer merupakan pengumpulan data yang dilakukan secara
langsung di lapangan. Survei primer dilakukan di Stasiun Malang Kota Baru, Stasiun
Gubeng dan Kereta Api Penataran. Sumber data yang diperoleh didapatkan langsung dari
sumber asli. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
A. Observasi Lapangan
Metode pengumpulan data dengan observasi lapangan dilakukan dengan
menyertakan format pengamatan sebagai alat pengamatan, yang berisi item-
item tentang kejadian atau tingkah laku yang akan terjadi. Yang di obervasi
dalam penelitan ini adalah :
1. Load factor, waktu tempuh, waktu tunda, waktu henti, kecepatan serta
headway
Untuk observasi jumlah penumpang atau load factor dilakukan secara
dinamis di kereta api dengan jumlah surveior 20 orang. Setiap 10 orang
berada dalam satu rangkaian kereta api sehingga dalam satu kereta terdapat
dua surveior yang menghitung naik turun penumpang. Untuk menghemat
waktu dan biaya, pada awalnya dilakukan wawancara serta pengamatan
melalui data sekunder terkait jadwal kereta api yang paling banyak jumlah
penumpangnya. Survei load factor hanya dilakukan pada peak hour dan
59

beberapa jadwal lain sebagai pembanding dan penguat data sekunder.


Sedangkan untuk waktu tempuh, waktu tunda, waktu henti, kecepatan dan
headway dilakukan survei pada semua rangkaian kereta.
2. Fasilitas-fasilitas yang ada di kereta api
Survei yang dilakukan terkait fasilitas-fasilitas yang ada di kereta api
adalah observasi kondisi eksisting fasilitas-fasilitas tersebut kemudian
dibandingkan dengan SPM oleh peneliti.
3. Fasilitas-fasilitas yang ada di stasiun
Survei yang dilakukan terkait fasilitas-fasilitas yang ada di stasiun adalah
observasi kondisi eksisting fasilitas-fasilitas tersebut kemudian
dibandingkan dengan SPM oleh peneliti.
Untuk pengukuran intensitas cahaya lampu penerangan di kereta api dan
stasiun digunakan lux meter berupa aplikasi dalam ponsel berbasis android
atau iOS. Begitu pula dengan pengukuran suhu udara menggunakan
termometer suhu ruangan dalam ponsel berbasis android atau iOS.
Sedangkan untuk pengukuran waktu digunakan stopwatch.
B. Wawancara
Wawancara merupakan usaha dalam mengumpulkan informasi dengan cara
mengajukan pertanyaan kepada petugas kereta api terkait standar-standar tidak
tertulis dan peak hour Kereta Api Penataran serta beberapa pengguna kereta
api dengan list pertanyaan yang telah ditentukan. Wawancara dengan kuisioner
dilakukan untuk mengetahui karakteristik penumpang dan persepsi penumpang
terhadap pelayanan stasiun dan kereta api. Untuk pengukuran tingkat
kepentingan dan kepuasan terkait fasilitas-fasilitas di kereta api menggunakan
kuesioner yang disebarkan kepada 334 responden oleh 20 surveyor pada saat
survei load factor. Sedangkan untuk pengukuran tingkat kepentingan dan
kepuasan terkait fasilitas-fasilitas di stasiun pada zona 2 dan 3 yaitu calon
penumpang yang akan naik Kereta Api Penataran dan kereta api lainnya.
Pengukuran tersebut menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada 334
responden oleh 10 surveyor tanpa ketentuan hari atau waktu dengan teknik
accidental sampling yaitu penentuan responden berdasarkan siapapun yang
dijumpai dan berada di stasiun atau kereta api.
60

3.6.2 Survei Sekunder


Survei sekunder yaitu merupakan survei untuk pengumpulan data dan informasi
menggunakan data literatur maupun dokumen instansi. Survei sekunder dilakukan dengan
bertujuan memperoleh data dan informasi untuk menunjang data yang di dapatkan dari
survei primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mempelajari literatur,
karya ilmiah, buku wajib, buku anjuran, laporan-laporan serta bahan pustaka lainnya.

3.7 Penentuan Populasi dan Sampel


Penentuan populasi dan sampel dalam penelitian ini terdiri dari populasi dan sampel
penumpang kereta api, populasi dan sampel ahli, populasi dan sampel kereta api yang akan
di survei serta populasi dan sampel stasiun yang akan di survei.
3.7.1 Populasi dan Sampel Pengguna Kereta Api
Populasi dalam penelitian ini merupakan populasi yang diketahui jumlah
populasinya. Teknik pengambilan sampling yang digunakan dalam penelitian ini termasuk
rumpun non probability sampling yaitu cara pengambilan sampel yang memberi peluang
yang sama kepada setiap anggota untuk terambil sebagai sampel. Salah satu tekniknya
dengan menggunakan tabel penentuan jumlah sampel dari Isaac dan Michael memberikan
kemudahan penentuan berdasarkan tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%. Dengan tabel ini,
peneliti dapat secara langsung menentukan besaran sampel berdasarkan jumlah populasi
dan tingkat kesalahan yang dikehendaki. Dalam penilitan ini, tingkat kesalahan yang
dikehendaki adalah 5% karena menurut Suryani dan Hendriyadi (2015), tingkat kesalahan
5% adalah tingkat lazim yang digunakan penelitian sosial/bisnis.

Tabel 3. 4
Tabel Penentuan Jumlah Sampel Isaac dan Michael

Sumber : Suyatno, 2010


61

Dari tabel di atas dapat ditentukan jumlah sampel pada stasiun dan kereta api.
Jumlah sampel tersebar di Stasiun Malang Kota Baru, Stasiun Gubeng dan Kereta Api
Penataran. Pembagian responden pada ketiga wilayah studi adalah sebagai berikut :

Tabel 3. 5
Pembagian Jumlah Responden
Jumlah Jumlah Surveyor
Jumlah
Jumlah (orang) Persentase responden
Penumpang di
(orang)
± 4500(Humas PT KAI 56% x 334= 10 orang (1 orang = 19 responden)
Stasiun Gubeng 56%
DAPO VIII Surabaya) 188
Stasiun Malang ± 3500(Humas PT KAI 44% x 334= 10 orang (1 orang = 15 responden)
44%
Kota Baru DAPO VIII Surabaya) 144
10 orang ( 7 responden dalam 1
gerbong) jurusan Malang-Surabaya
159 orang x 5 kereta x 10
KA Penataran 100% 334
rangkaian = 7.950
10 orang ( 7 responden dalam 1
gerbong) jurusan Surabaya-Malang
Total 100% 668 20 orang

3.7.2 Metode Pengambilan Sampel Ahli


Pengambilan sampel para ahli menggunakan teknik purposive sampling yang
merupakan teknik penarikan sampel yang dilakukan dengan cara mengambil subjek
didasarkan adanya tujuan tertentu (Suyatno, 2010). Anggota sampel sengaja dipilih secara
tidak acak dan dianggap ahli dalam bidangnya sesuai dengan penelitian yang dimaksud.
Para ahli atau stakeholder yang diperoleh persepsinya untuk mengetahui strategi untuk
meningkatkan kinerja operasional dan pelayanan kereta api dan stasiun adalah:

Tabel 3. 6
Stakeholder yang dipilih sebagai sampel
No. Nama dan Instansi Alasan Pemilihan Jumlah
1. Manajer PT. KAI bidang Memiliki kompetensi dibidang operasional
1
operasional perkeretaapian DAOP VIII Surabaya
2. Manajer PT. KAI bidang Memiliki kompetensi dibidang pelayanan
1
pelayanan perkeretaapian DAOP VIII Surabaya
3. Manajer PT. KAI bidang Sarana Memiliki kompetensi dibidang sarana
1
perkeretaapian DAOP VIII Surabaya
4. Kepala Stasiun Gubeng Memiliki kompetensi dibidang perkeretaapian dan
1
kondisi Stasiun Gubeng
5. Wakil Kepala Stasiun Memiliki kompetensi dibidang perkeretaapian dan
1
kondisi Stasiun Gubeng
6. Supervisor Pelayanan Stasiun Memiliki kompetensi dibidang perkeretaapian dan
1
Gubeng kondisi Stasiun Gubeng
7. Kepala Stasiun Malang Kota Memiliki kompetensi dibidang perkeretaapian dan
1
Baru kondisi Stasiun Malang Kota Baru
8. Supervisor Pelayanan Stasiun Memiliki kompetensi dibidang perkeretaapian dan
1
Malang Kota Baru kondisi Stasiun Malang Kota Baru
9. Supervisor Komersial Stasiun Memiliki kompetensi dibidang perkeretaapian dan
1
Malang Kota Baru kondisi Stasiun Malang Kota Baru
Total 9
62

3.7.3 Populasi dan Sampel Kereta Api


Populasi dari Kereta Api Penataran adalah lima trip rute Kereta Api Penataran
Malang-Surabaya dan lima trip rute Kereta Api Penataran Surabaya-Malang. Pemilihan
sampel dari sepuluh trip kereta api tersebut digunakan untuk pelaksanaan survei kinerja
operasional kereta api berupa load factor, travel time, waktu henti, waktu tunda, kecepatan
dan headway. Dasar pemilihan sampel kereta api adalah kereta api dengan rata-rata jumlah
penumpang terbanyak pada weekday dan weekend. Data jumlah penumpang dari sepuluh
rangkaian Kereta Api Penataran adalah sebagai berikut :

Tabel 3. 7
Jumlah Penumpang Kereta Api Penataran Rute Surabaya-Malang Bulan Januari 2017
Jumlah Penumpang dalam orang
Hari Tanggal
KA 459 KA 461 KA 463 KA 465 KA 467
Senin 2 292 533 566 593 396
Selasa 3 589 616 563 556 365
Rabu 4 295 527 529 656 422
Kamis 5 294 671 569 598 411
Jumat 6 404 560 564 517 381
Sabtu 7 628 531 490 553 399
Minggu 8 282 527 483 531 356
Senin 9 284 468 687 548 372
Selasa 10 294 387 526 577 388
Rabu 11 279 506 531 679 457
Kamis 12 687 567 677 628 420
Jumat 13 315 524 582 548 431
Sabtu 14 266 521 520 519 373
Minggu 15 435 503 490 578 380
Senin 16 448 375 422 660 482
Selasa 17 328 346 631 511 353
Rabu 18 590 518 620 661 395
Kamis 19 408 498 596 610 434
Jumat 20 462 577 592 690 385
Sabtu 21 483 345 413 521 392
Minggu 22 328 431 574 674 459
Senin 23 344 659 586 539 480
Selasa 24 597 589 640 571 437
Rabu 25 397 499 475 611 376
Kamis 26 484 580 670 663 400
Jumat 27 428 583 471 698 456
Sabtu 28 332 627 456 642 433
Minggu 29 420 571 454 615 481
Rata-rata weekday 413 521 581 604 412
Rata-rata weekend 399 525 507 591 411
Sumber : PT. KAI DAOP VIII Surabaya
63

Tabel 3.7 merupakan tabel jumlah penumpang Kereta Api Penataran rute Surabaya-
Malang pada tanggal 2-29 Januari 2017. Dari data tersebut kemudian dicari rata-rata
jumlah penumpang tiap nomor kereta api pada weekday dan weekend. Setelah itu
didapatkan hasil bahwa jumlah penumpang terbanyak pada weekday dan weekend terdapat
pada Kereta Api Penataran nomor 465. Untuk itu kereta api yang digunakan dalam
penelitian ini adalah KA 465.

Tabel 3.8
Jumlah Penumpang Kereta Api Penataran Rute Malang-Surabaya Bulan Januari 2017
Jumlah Penumpang dalam orang
Hari Tanggal
KA 460 KA 462 KA 464 KA 466 KA 468
Senin 2 667 572 514 446 415
Selasa 3 690 589 552 420 364
Rabu 4 358 552 496 434 337
Kamis 5 360 575 526 398 296
Jumat 6 318 563 499 534 386
Sabtu 7 367 594 517 479 365
Minggu 8 389 587 539 457 349
Senin 9 613 577 579 457 376
Selasa 10 360 620 458 395 310
Rabu 11 334 589 497 413 321
Kamis 12 695 595 512 469 346
Jumat 13 355 605 533 541 414
Sabtu 14 390 656 620 554 396
Minggu 15 366 611 544 473 311
Senin 16 615 598 575 483 342
Selasa 17 371 641 531 463 367
Rabu 18 321 628 532 509 309
Kamis 19 350 600 552 460 308
Jumat 20 323 650 530 560 384
Sabtu 21 328 669 579 525 391
Minggu 22 363 649 623 597 369
Senin 23 629 591 567 426 337
Selasa 24 340 562 470 447 293
Rabu 25 340 603 605 418 313
Kamis 26 335 555 505 521 349
Jumat 27 336 599 705 459 503
Sabtu 28 599 661 582 446 348
Minggu 29 409 545 503 358 284
Rata-rata weekday 461 590 529 447 336
Rata-rata weekend 379 616 565 499 375
Sumber : PT. KAI DAOP VIII Surabaya
64

Tabel 3.8 merupakan tabel jumlah penumpang Kereta Api Penataran rute Malang-
Surabaya pada tanggal 2-29 Januari 2017. Dari data tersebut kemudian dicari rata-rata
jumlah penumpang tiap nomor kereta api pada weekday dan weekend. Setelah itu
didapatkan hasil bahwa jumlah penumpang terbanyak pada weekday dan weekend terdapat
pada Kereta Api Penataran nomor 462. Untuk itu sampel kereta api yang digunakan dalam
penelitian ini adalah KA 462.

3.8 Metode Analisis Data


3.8.1 Analisis Karakteristik Pengguna Kereta Api
Analisis karakteristik sosial ekonomi pengguna kereta api merupakan analisis yang
digunakan untuk mengetahui usia, jenis kelamin, kegiatan yang dilakukan (maksud
perjalanan), pekerjaan, pendapatan per bulan, dan tujuan perjalanan pengguna kereta api.
Kemudian berdasarkan studi terdahulu, karakteristik pengguna kereta api ditambah dengan
tipe perjalanan serta frekuensi perjalanan pengguna kereta api.
3.8.2 Analisis Kinerja Operasional Kereta Api
Analisis kinerja operasional Kereta Api Penataran adalah sebagai berikut :
1. Load Factor
Faktor muatan penumpang atau perbandingan antara banyaknya penumpang
dengan kapasitas tempat duduk angkutan umum yang tersedia. Standar load
factor untuk Kereta Api Penataran adalah 90% dari kapasitas tempat duduk yang
tersedia. Load Factor dapat dirumuskan sebagai berikut (Sumantri dan harijanto,
2014):
𝑃
Lf = C 𝑥 100%................................................................................................(3-1)
dimana :
Lf : Load factor
P : total jumlah penumpang kereta api dalam 1 rangkaian Kereta Api Penataran
C : kapasitas 1 rangkaian Kereta Api Penataran

2. Travel time
Travel time (waktu tempuh) merupakan waktu yang dibutuhkan kereta
untuk melintasi jalur kereta yang akan dilalui. Waktu tempuh memperhitungkan
waktu berhenti dan hambatan yang mengakibatkan perlambatan.(Sumantri dan
harijanto, 2014)
Standar waktu tempuh KA Penataran Malang-Surabaya dan Surabaya-
Malang menurut staf PT KAI adalah sekitar 2 jam 20 menit hingga 2 jam 50
65

menit atau sesuai jadwal yang ditetapkan beserta waktu henti kereta api di tiap
stasiun pemberhentian.
3. Waktu Henti
Waktu henti merupakan selisih dari waktu kedatangan dengan waktu
keberangkatan aktual tiap-tiap stasiun yang dilalui kereta api. Standar waktu
henti dari hasil wawancara dengan staf PT KAI diperoleh informasi bahwa
waktu henti yang dapat ditoleransi adalah 2-4 menit menit atau sesuai dengan
jadwal kereta api.
4. Waktu Tunda
Waktu tunda adalah selisih dari waktu kedatangan dan keberangkatan terjadwal
dengan aktual yang terjadi di lapangan atau bisa disebut waktu keterlambatan.
Standar waktu keterlambatan Kereta Api Penataran adalah 10% dari total waktu
perjalanan yang dijadwalkan atau sekitar 14 menit – 18 menit.
5. Kecepatan
Kecepatan operasi adalah rasio antara jarak perjalanan (S) Kereta Api Penataran
dengan waktu perjalanan total (T) yang ditempuh Kereta Api Penataran dari
stasiun awal hingga stasiun akhir, termasuk waktu berhenti di stasiun dan waktu
tunggu lainnya. Kecepatan dirumuskan sebagai berikut :
𝑆
V = T................................................................................................................(3-2)

Standar kecepatan Kereta Api Penataran minimum adalah 60 km/jam sedangan


kecepatan maksimumnya adalah 85 km/jam.
6. Headway
Perhitungan headway rata-rata berdasarkan kapasitas dan load factor yang
dirumuskan sebagai berikut (Sumantri dan harijanto, 2014):
60 𝑥 𝐶 𝑥 𝑙𝑓
Hd = ...............................................................................(3-3)
P
Dimana :
Hd = headway ideal
C = kapasitas 1 rangkaian Kereta Api Penataran
Lf = load factor standar (90%)
P = jumlah penumpang eksisting 1 rangkaian Kereta Api Penataran
66

3.8.3 Analisis Standar Pelayanan Minimum


Analisis SPM adalah analisis yang membandingkan kondisi eksisting dengan
standar-standar pelayanan minimum yang telah ditetapkan kemudian ditentukan arahan
pengembangan untuk pelayanan yang masih di bawah standar. Untuk pengukuran
kesesuaian kondisi eksisting dengan standar yang ada, dibuat parameter-parameter dan
skor pada masing-masing parameter untuk menentukan baik-buruknya kinerja operasional
stasiun dan kereta api. Berikut merupakan klasifikasi skor yang diberikan :

Tabel 3. 10
Pengklasifikasian Skor
Klasifikasi Skor
Sangat Buruk 1
Buruk 2
Sedang 3
Baik 4
Sangat Baik 5
Sumber : Nuraini, Waluyo dan Agustin, 2016

Variabel dan sub variabel yang kemudian dirumuskan arahan pengembangannya


merupakan variabel dan sub variabel dengan nilai skor 1 = sangat buruk, nilai skor 2 =
buruk dan nilai skor 3 = sangat buruk. keterangan masing-masing skor dan klasifikasi
berdasarkan tiap-tiap parameternya dapat dilihat pada Tabel 3.11 dan Tabel 3.12.
67

Tabel 3. 11
Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kereta Api dalam Perjalanan
No. Variabel Sub Variabel Uraian Indikator Parameter Keterangan Skor
1. Keselamatan
a. Informasi dan Informasi Ketersediaan Informasi dan fasilitas Tidak tersedia fasilitas keselamatan 1
fasilitas ketersediaan dan dan keselamatan mudah
Tersedia salah 1-2 dari 4 fasilitas keselamatan di kereta
keselamatan peralatan aksesibilitas terlihat dan terjangkau,
api ( 1 APAR, rem darurat, alat pemecah kaca, atau 2
penyelamatan darurat antara lain:
petunjuk jalur evakuasi)
dalam bahaya ▪ 1 APAR per kereta
Tersedia 3 dari empat fasilitas keselamatan di kereta api
(kebakaran, dengan ukuran 3
kecelakaan atau minimal 3 kg
bencana alam) ▪ Rem darurat Tersedia 4 fasilitas keselamatan di kereta api namun
penempatannya sulit dijangkau 4
▪ Alat pemecah kaca
yang mudah terlihat Tersedia fasilitas keamanan berupa 1 APAR per kereta,
dan terjangkau rem darurat, alat pemecah kaca pada jendela darurat
5
▪ Petunjuk jalur yang tidak bisa dibuka, dan petunjuk jalur evakuasi dan
evakuasi mudah dijangkau
b. Informasi dan Informasi Ketersediaan ▪ Informasi dan Tidak terdapat kotak P3K 1
fasilitas kesehatan ketersediaan dan fasilitas kesehatan
fasilitas kesehatan berupa perlengkapan Terdapat kotak P3K dan perlengkapan P3K yang kurang
2
untuk penanganan P3K (pertolongan lengkap di beberapa kereta
keadaan darurat pertama pada Terdapat kotak P3K dan perlengkapan P3K yang
lengkap di beberapa kereta 3
kecelakaan) mudah
terlihat dan Terdapat kotak P3K dan perlengkapan P3K yang kurang
terjangkau lengkap di setiap kereta 4
1 set ditempatkan Terdapat kotak P3K dan 1 set perlengkapan P3K di
disetiap kereta, kereta setiap kereta, kereta makan, dan petugas pengamanan
makan (restorasi), dan atau kondektor 5
petugas pengamanan
atau kondektor
2. Keamanan
a. Fasilitas Peralatan untuk Jumlah Minimal 1 CCTV Tidak terdapat CCTV 1
pendukung memonitor kejadian dalam 1 rangkaian Terdapat 1 CCTV di beberapa kereta 2
di dalam kereta kereta Terdapat lebih dari 1 CCTV di beberapa kereta 3
Terdapat 1 CCTV di setiap kereta 4
Terdapat lebih dari 1 CCTV di setiap kereta 5
b. Petugas keamanan Orang yang bertugas Jumlah dan Minimal 2 orang Tidak terdapat petugas keamanan 1
menjaga ketertiban kondisi petugas dalam 1 Terdapat 1 orang petugas keamanan dalam 1 rangkaian
2

67
dan kelancaran rangkaian KA kereta namun kurang sigap
68

68
No. Variabel Sub Variabel Uraian Indikator Parameter Keterangan Skor
sirkulasi pengguna Terdapat 1 orang petugas keamanan dalam 1 rangkaian
3
jasa dan stasiun kereta dan sigap memberikan pelayanan
Terdapat 2 orang petugas keamanan dalam 1 rangkaian
4
kereta namun kurang sigap
Terdapat 2 orang atau lebih petugas keamanan dalam 1
rangkaian kereta dan sigap dalam memberikan 5
pelayanan
c. Informasi Informasi yang Jumlah dan Minimal 2 stiker yang Tidak terdapat stiker informasi
1
gangguan disampaikan kepada kondisi mudah terlihat dan
keamanan pengguna jasa apabila jelas terbaca Terdapat 1 stiker informasi yang tidak mudah terlihat
mendapat gangguan 2
keamanan berupa
Terdapat 1 stiker informasi yang mudah terlihat
stiker berisi nomor 3
telepon dan/atau SMS
penganduan ditempel Terdapat 2 stiker informasi yang tidak mudah terlihat
4
pada tempat yang
strategis dan mudah Terdapat 2 stiker informasi yang mudah terlihat
5
terlihat
d. Lampu penerangan Lampu penerangan di jumlah Tidak terdapat lampu penerangan 1
kereta berfungsi
Terdapat 1-2 lampu penerangan 18 watt yang berfungsi
sebagai sumber 2
dengan baik dalam 1 kereta
cahaya untuk
Terdapat 3-4 lampu 18 watt penerangan yang berfungsi
membaca dan 3
dengan baik dalam 1 kereta
berkomunikasi
Terdapat 5 lampu penerangan 18 watt yang berfungsi
4
dengan baik dalam 1 kereta
Terdapat 6 lampu penerangan 18 watt yang berfungsi
dengan baik dalam 1 kereta 5

3. Kehandalan
Ketetapan jadwal Memberikan Waktu Keterlambatan 10% Kedatangan dan keberangkatan kereta api terlambat 58 -
kerata api ketepatan atau dari total waktu 170 menit dari total waktu perjalanan yang dijadwalkan 1
kepastian waktu perjalanan yang Kedatangan dan keberangkatan kereta api terlambat 42
keberangkatan dan dijadwalkan atau – 57 menit dari total waktu perjalanan yang dijadwalkan 2
kedatangan KA dalam penelitian ini
adalah tidak lebih Kedatangan dan keberangkatan kereta api terlambat 18 -
3
dari 17 menit 41 menit dari total waktu perjalanan yang dijadwalkan
Kedatangan dan keberangkatan kereta api terlambat 1-
4
17 menit dari total waktu perjalanan yang dijadwalkan
Kedatangan dan keberangkatan kereta api tepat waktu
5
69

No. Variabel Sub Variabel Uraian Indikator Parameter Keterangan Skor


4. Kenyamanan
a. Tempat duduk Tempat duduk Jumlah Memiliki nomor tempat Tidak terdapat nomor tempat duduk 1
dengan konstruksi merupakan fasilitas maksimum duduk Terdapat 27 nomor tempat duduk di setiap kereta 2
tetap yang untuk pengguna jasa kapasitas Terdapat 54 nomor tempat duduk di setiap kereta
mempunyai angkutan KA untuk 3
sandaran duduk di dalam Terdapat 80 nomor tempat duduk di setiap kereta
kereta selama dalam 4
perjalanan Terdapat 106 nomor tempat duduk di setiap kereta 5
b. Toilet dilengkapi Toilet berfungsi Kondisi ▪ Berfungsi sesuai Tidak terdapat toilet/tidak berfungsi 1
dengan air sesuai sebagai tempat untuk dengan standar Terdapat 1-3 toilet yang berfungsi dan tidak berbau di 1
2
kebutuhan buang air dengan teknis dan operasi, rangkaian kereta
ketersediaan air yang tidak berbau yang Terdapat 4-6 toilet yang berfungsi dan tidak berbau di 1
cukup selama di berasal dari dalam 3
rangkaian kereta
dalam perjalanan toilet Terdapat 7-8 toilet yang berfungsi dan tidak berbau di 1
4
rangkaian kereta
Terdapat 9-10 toilet yang berfungsi dan tidak berbau di
5
1 rangkaian kereta
c. Lampu penerangan Lampu penerang di jumlah Tidak terdapat lampu penerangan 1
dalam kereta Terdapat 1-2 lampu penerangan 18 watt yang berfungsi
2
berfungsi sebagai dengan baik dalam 1 kereta
sumber cahaya di Terdapat 3-4 lampu penerangan 18 watt yang berfungsi
dalam kereta untuk 3
dengan baik dalam 1 kereta
memberikan rasa Terdapat 5 lampu penerangan 18 watt yang berfungsi
nyaman bagi 4
dengan baik dalam 1 kereta
pengguna jasa Terdapat 6 lampu penerangan 18 watt yang berfungsi
angkutan KA 5
dengan baik dalam 1 kereta
d. Fasilitas pengatur Fasilitas untuk Suhu Suhu dalam ruangan Suhu ruangan lebih dari 27odi setiap kereta 1
sirkulasi udara di sirkulasi udara dapat maksimal 27o Suhu ruangan lebih dari 27odi beberapa kereta 2
ruang tunggu menggunakan AC (Pengukuran suhu Suhu ruangan 27o di setiap kereta 3
tertutup (air conditioer), kipas menggunakan Suhu ruangan kurang dari 27odi beberapa kereta 4
angin (fan) dari/atau termometer pada Suhu ruangan kurang dari 27o di setiap kereta
ventilasi udara aplikasi ponsel) 5
e. Restorasi Fasilitas untuk Ketersediaan Harus tersedia Tidak terdapat restorasi 1
menunjang kebutuhan
pengguna jasa yang Terdapat restorasi
5
hendak makan
f. Fasilitas pegangan Fasilitas ini ▪ Jumlah Asumsi penumpang Tidak terdapat fasilitas untuk penumpang berdiri 1
penumpang berdiri diperuntukan bagi berdiri 50% dari total Terdapat pegangan di beberapa kereta namun kurang
2

69
penumpang berdiri penumpang yang dari jumlah yang dibutuhkan
70

70
No. Variabel Sub Variabel Uraian Indikator Parameter Keterangan Skor
pada KA perkotaan duduk Terdapat pegangan di beberapa kereta namun sesuai
3
jumlah yang dibutuhkan per kereta
Terdapat pegangan di setiap kereta namun kurang dari
4
jumlah yang dibutuhkan
Terdapat pegangan di setiap kereta dan sesuai jumlah
5
yang dibutuhkan per kereta
g. Rak bagasi Fasilitas ini Jumlah yang Tersedia rak bagasi di Tidak tersedia rak bagasi di atas tempat duduk 1
diperuntukan bagi berfungsi atas tempat duduk Tersedia rak bagasi di atas tempat duduk dan 1-25 % 2
pengguna jasa berfungsi dengan baik
angkutan KA untuk Tersedia rak bagasi di atas tempat duduk dan 26-50 %
dapat menempatkan 3
berfungsi dengan baik
barang bawaan di Tersedia rak bagasi di atas tempat duduk dan 51-75 %
dalam kereta dan 4
berfungsi dengan baik
dengan aman dan Tersedia rak bagasi di atas tempat duduk dan 76-100 %
tidak mengganggu berfungsi dengan baik 5
penumpang
5. Kemudahan
a. Informasi stasiun Informasi yang ▪ Bentuk ▪ Informasi dalam Tidak terdapat fasilitas pelayanan informasi dalam
1
yang akan disampaikan di untuk ▪ Tempat bentuk visual harus bentuk audio
disinggahi atau mempermudah ▪ Intensitas diletakkan di tempat Terdapat fasilitas pelayanan informasi dalam bentuk
dilewati secara penumpang yang suara strategis, mudah audio dengan intensitas suara lebih kecil dari kebisingan 2
berurutan akan turun di suatu terlihat dan jelas yang ada di beberapa kereta
stasiun KA (sedang terbaca Terdapat fasilitas pelayanan informasi dalam bentuk
dan akan disinggahi ▪ Informasi dalam audio dengan intensitas suara lebih kecil dari kebisingan 3
atau dilewati) bentuk audio harus yang ada di setiap kereta
jelas terdengar Terdapat fasilitas pelayanan informasi dalam bentuk
dengan intensitas audio dengan intensitas suara lebih besar dari 4
suara lebih besar dari kebisingan yang ada di beberapa kereta
kebisingan yang ada Terdapat fasilitas pelayanan informasi dalam bentuk
audio dengan intensitas suara lebih besar dari 5
kebisingan yang ada di setiap kereta
b. Informasi Isi informasi yang ▪ Waktu Informasi diumumkan Tidak terdapat pengumuman informasi gangguan
1
gangguan akan terkait dengan ▪ Intensitas maksimal 30 menit perjalanan
perjalanan KA hambatan-hambatan suara setelah terjadi Terdapat pengumuman informasi gangguan perjalanan
selama dalam gangguan dan jelas yang diumumkan lebih dari 30 menit dengan intensitas 2
perjalanan mengenai: terdengar dengan suara lebih kecil dari kebisingan yang ada
▪ Gangguan intensitas suara lebih Terdapat pengumuman informasi gangguan perjalanan
operasional sarana besar dari kebisingan yang diumumkan lebih dari 30 menit dengan intensitas 3
perkeretaapian yang ada suara lebih besar dari kebisingan yang ada
▪ Gangguan Terdapat pengumuman informasi gangguan perjalanan 4
71

No. Variabel Sub Variabel Uraian Indikator Parameter Keterangan Skor


operasional yang diumumkan kurang dari 30 menit dengan
prasarana intensitas suara lebih kecil dari kebisingan yang ada
perkeretaapian Terdapat pengumuman informasi gangguan perjalanan
▪ Gangguan tidak yang diumumkan kurang dari 30 menit dengan
langsung akibat intensitas suara lebih besar dari kebisingan yang ada
5
keruwetan
operasional
▪ Gangguan alam
c. Nama atau relasi Ketersediaan nama ▪ Jumlah ▪ 2 buah nama relasi Tidak terdapat nama KA atau relasi KA dan nomor urut
KA dan nomor atau relasi KA dan ▪ Tempat KA di setiap KA kereta 1
urut kereta nomor urut kereta, ▪ Kondisi pada bagian luar di Terdapat nama KA atau relasi KA atau nomor urut
untuk mempermudah sisi kiri dan kanan kereta di satu sisi kereta 2
penumpang ▪ 1 buah nomor urut
Terdapat nama KA atau relasi KA dan nomor urut
mengetahui nama kereta dipasang pada 3
kereta di satu sisi kereta
atau relasi KA dan setiap samping pintu
Terdapat nama KA atau relasi KA dan nomor urut
nomor urut kereta naik atau turun
kereta di sisi kiri dan kanan kereta yang tidak mudah 4
penumpang
terlihat atau tidak jelas terbaca
▪ 1 buah nomor urut
Terdapat nama KA atau relasi KA dan nomor urut
kereta dipasang pada
kereta di sisi kiri dan kanan kereta yang mudah terlihat
setiap ujung kereta
dan jelas terbaca 5
bagian dalam
Penempatan mudah
terlihat dan terbaca
6. Kesetaraan
a. Fasilitas bagi Fasilitas ini berfungsi ▪ Jumlah Minimal 4 tempat Tidak terdapat tempat duduk untuk penumpang difabel 1
penumpang untuk mempermudah duduk dalam satu Terdapat 1 tempat duduk untuk penumpang difabel di
2
difable para penumpang kereta setiap kereta
difable, yang meliputi Terdapat 2 tempat duduk untuk penumpang difabel di
penyandang 3
setiap kereta
disabilitas, wanita Terdapat 3 tempat duduk untuk penumpang difabel di
hamil, orang sakit, 4
setiap kereta
dan lansia untuk Terdapat 4 tempat duduk untuk penumpang difabel di
menggunakan setiap kereta 5
angkutan KA
TOTAL SKOR MAKSIMUM 90
Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan RI No. PM 48 Tahun 2015

71
72

72
Tabel 3. 12
Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kereta Api di Stasiun
No. Variabel Sub Variabel Uraian Indikator Parameter Keterangan Skor
1. Keselamatan
a. Informasi dan Informasi ketersediaan Ketersediaan Informasi dan fasilitas keselamatan Tidak terdapat fasilitas keselamatan di stasiun 1
fasilitas dan peralatan fasilitas mudah terlihat dan terjangkau, antara
keselamatan penyelamatan darurat keselamatan lain: Terdapat salah satu alat pemadam kebakaran di stasiun
dalam bahaya (kebakaran, ▪ Tabung pemadam 100m2/buah (tabung pemadam, hydrant box indoor, hydrant box 2
kecelakaan atau bencana ▪ 1 hydrant box indoor outdoor, atau hydrant pillar)
alam) ▪ 1 hydrant box outdoor Terdapat dua dari empat alat pemadam kebakaran di
3
▪ 1 hydrant pillar stasiun
(Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Terdapat tiga dari empat alat pemadam kebakaran di
4
Api, 2012) stasiun
Terdapat tabung pemadam 100m2/buah, hydrant box
5
indoor, hydrant box outdoor dan hydrant pillar
Petunjuk jalur dan prosedur evakuasi Tidak terdapat petunjuk jalur dan prosedur evakuasi 1
minimal 2 buah (Pedoman Standarisasi Terdapat satu papan petunjuk jalur evakuasi atau satu
Stasiun Kereta Api, 2012) 2
papan prosedur evakuasi
Terdapat satu papan petunjuk jalur evakuasi dan satu
3
papan prosedur evakuasi
Terdapat dua papan petunjuk jalur evakuasi dan satu
4
papan prosedur evakuasi
Terdapat dua papan petunjuk jalur evakuasi dan dua
papan prosedur evakuasi atau lebih 5
Titik simpul evakuasi : Tidak terdapat titik simpul evakuasi 1
▪ Tanah lapang dan lapangan parkir Terdapat titik simpul evakuasi berupa tanah lapang atau
▪ L = 0,6 m2/orang x Volume lapangan parkir namun luasnya kurang dari yang 2
pengunjung pada peak hour dibutuhkan
(Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Terdapat titik simpul evakuasi berupa tanah lapang dan
Api, 2012) lapangan parkir namun luasnya kurang dari yang 3
Stasiun Gubeng = 1.200 m2 dibutuhkan
Stasiun Malang Kota Baru = 600 m2 Terdapat titik simpul evakuasi berupa tanah lapang atau
(Pengukuran dilakukan dengan 4
lapangan parkir dengan luas sesuai kebutuhan
mengukur denah stasiun) Terdapat titik simpul evakuasi berupa tanah lapang dan
5
lapangan parkir dengan luas sesuai kebutuhan
Nomor-nomor telepon darurat yang Tidak terdapat nomor-nomor telepon darurat 1
mudah terlihat dan jelas terbaca Terdapat 1 papan nomor-nomor telepon darurat yang
tidak mudah terbaca 2
73

No. Variabel Sub Variabel Uraian Indikator Parameter Keterangan Skor


Terdapat 1 papan nomor-nomor telepon darurat yang
3
mudah terlihat dan jelas terbaca
Terdapat lebih dari 1 papan nomor-nomor telepon darurat
4
yang tidak jelas terbaca
Terdapat lebih dari 1 papan nomor-nomor telepon darurat
5
yang mudah terlihat dan jelas terbaca
b. Informasi dan Informasi ketersediaan Ketersediaan Informasi dan fasilitas kesehatan mudah
Tidak terdapat fasilitas kesehatan 1
fasilitas dan fasilitas kesehatan fasilitas terlihat dan terjangkau antara lain:
kesehatan untuk penanganan kesehatan ▪ Perlengkapan P3K minimal 1 buah Terdapat 1 fasilitas kesehatan dari 3 fasilitas kesehatan (1
keadaan darurat (Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta set perlengkapan P3K, kursi roda atau tandu) dan yang 2
Api, 2012) lainnya tidak mudah terjangkau
▪ Minimal 1 kursi roda (Pedoman Terdapat 2 fasilitas kesehatan dari 3 fasilitas kesehatan (1
Standarisasi Stasiun Kereta Api, 2012) set perlengkapan P3K, kursi roda atau tandu) dan yang 3
▪ Minimal 1 tandu (Pedoman lainnya tidak mudah terjangkau
Standarisasi Stasiun Kereta Api, 2012) Terdapat 3 jenis fasilitas kesehatan namun tidak dalam
4
kondisi baik dan mudah terjangkau
Terdapat 3 jenis fasilitas kesehatan dalam kondisi baik
5
dan mudah terjangkau
Ruang Kesehatan : Tidak terdapat ruang kesehatan 1
▪ Beroperasi 24 jam
▪ Terdapat minimal 2 penjaga ruang Terdapat ruang kesehatan yang memenuhi 1-2 dari 6
2
kesehatan ketentuan yang ada
▪ Luas minimal 25 m2 Terdapat ruang kesehatan yang memenuhi 3-4 dari 6
3
▪ Terdapat dua tempat tidur ketentuan yang ada
▪ Terdapat meja dengan dua kursi Terdapat ruang kesehatan yang memenuhi 5 dari 6
4
pasien ketentuan yang ada
▪ 1 lemari obat
Terdapat ruang kesehatan yang memenuhi 6 ketentuan
(Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta 5
yang ada
Api, 2012)
c. Lampu Berfungsi sebagai sumber Intensitas cahaya Kebutuhan jumlah lampu penerangan*) Tidak terdapat lampu penerangan 1
penerangan cahaya di wesel untuk dan jumlah lampu 1. Stasiun Gubeng : Terdapat 4-5 lampu 18 W di tiap ruangan di Stasiun
mencegah potensi (200-250 lux) N = E x A / lumen Gubeng atau 1 lampu 36 W di tiap ruangan di Stasiun 2
tindakan kriminal (pengukuran N = 200 lux x (72-105 m2) / 1350 Malang
intensitas cahaya lumens Terdapat 6-7 lampu 18 W di tiap ruangan di Stasiun
menggunakan lux N = 10-20 lampu Gubeng atau 2 lampu 36 Wdi tiap ruangan di Stasiun 3
meter pada 2. Stasiun Malang Kota Baru Malang
aplikasi ponsel) N = E x A / lumen Terdapat 8-9 lampu 18 W di tiap ruangan di Stasiun
N = 200 lux x (72-90 m2) / 3350 Gubeng dan 3 lampu 36 Wdi tiap ruangan di Stasiun 4
lumens Malang
N = 4-5 lampu Terdapat 10 atau lebih lampu 18 W di tiap ruangan di 5

73
74
74

No. Variabel Sub Variabel Uraian Indikator Parameter Keterangan Skor


Stasiun Gubeng dan 4-5 lampu 36 W di tiap ruangan di
Stasiun Malang
2. Keamanan
a. Fasilitas Peralatan pencegah tindak Ketersediaan Tersedia CCTV dengan Asumsi daya Tidak terdapat CCTV 1
keamanan kriminal CCTV jangkau CCTV = 12 m Terdapat CCTV dengan jumlah kurang dari yang
Jadi untuk setiap 144 m2 terdapat 1 buah 2
dibutuhkan dan ada yang tidak berfungsi
CCTV Jumlah CCTV sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan
Stasiun Gubeng = 18 namun ada yang tidak berfungsi 3
Stasiun Malang Kota Baru = 13
Terdapat CCTV dengan jumlahnya kurang dari yang
dibutuhkan namun mencakup semua ruangan khusus 4
penumpang dan berfungsi dengan baik
Jumlah CCTV sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan
5
dan semua berfungsi dengan baik
b. Petugas Orang yang bertugas Ketersediaan Tersedia petugas berseragam dan mudah Tidak terdapat petugas berseragam 1
keamanan menjaga ketertiban dan petugas terlihat dengan Asumsi daya jangkauan 1 Terdapat petugas berseragam namun kurang dari jumlah
kelancaran sirkulasi orang petugas keamanan adalah pada 2
yang dibutuhkan dan tidak mudah terlihat
pengguna jasa dan stasiun area dengan luas 100m2. Terdapat petugas berseragam namun kurang dari jumlah
Stasiun Gubeng = 26 yang dibutuhkan namun mudah terlihat 3
Stasiun Malang Kota Baru = 18
Terdapat petugas berseragam sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan namun tidak mudah terlihat 4
Terdapat petugas berseragam sesuai dengan jumlah yang
5
dibutuhkan dan mudah terlihat
Ruang petugas keamanan : Tdak terdapat ruang petugas keamanan 1
▪ Minimal luas 15 m2 Terdapat ruang petugas keamanan namun tidak
▪ Terdapat toilet dengan luas 150x150 cm 2
memenuhi 1 dari 3 ketentuan ruang petugas keamanan
▪ Ruang tahanan 100x150 cm Terdapat ruang petugas keamanan namun hanya
(Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta memenuhi 1 dari 3 ketentuan ruang petugas keamanan 3
Api, 2012)
Terdapat ruang petugas keamanan namun hanya
memenuhi 2 dari 3 ketentuan ruang petugas keamanan 4
Terdapat ruang petugas keamanan dan sesuai dengan
5
ketentuan
c. Informasi Informasi yang Ketersediaan Tersedianya stiker yang mudah terlihat Terdapat 2 stiker informasi 1
gangguan disampaikan kepada stiker informasi dan jelas terbaca minimal 4 stiker Terdapat 3 stiker informasi yang tidak mudah terlihat 2
keamanan pengguna jasa apabila (Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Terdapat 3 stiker informasi yang mudah terlihat 3
mendapat gangguan Api, 2012) Terdapat 4 stiker informasi yang tidakmudah terlihat 4
keamanan berupa stiker
berisi nomor telepon Terdapat 4 stiker informasi yang mudah terlihat dan jelas
5
dan/atau SMS terbaca
75

No. Variabel Sub Variabel Uraian Indikator Parameter Keterangan Skor


penganduan ditempel
pada tempat yang strategis
dan mudah terlihat
d. Lampu Berfungsi sebagai sumber Intensitas cahaya Kebutuhan jumlah lampu penerangan*) Tidak terdapat lampu penerangan 1
penerangan cahaya di stasiun untuk dan jumlah lampu 1. Stasiun Gubeng : Terdapat 4-5 lampu 18 W di tiap ruangan di Stasiun
memberikan rasa aman (200-250 lux) N = E x A / lumen Gubeng atau 1 lampu 36 W di tiap ruangan di Stasiun 2
bagi pengguna (pengukuran N = 200 lux x (72-105 m2) / 1350 Malang
intensitas cahaya lumens Terdapat 6-7 lampu 18 W di tiap ruangan di Stasiun
menggunakan lux N = 10-20 lampu Gubeng atau 2 lampu 36 Wdi tiap ruangan di Stasiun 3
meter pada 2. Stasiun Malang Kota Baru Malang
aplikasi ponsel) N = E x A / lumen Terdapat 8-9 lampu 18 W di tiap ruangan di Stasiun
N = 200 lux x (72-90 m2) / 3350 Gubeng dan 3 lampu 36 Wdi tiap ruangan di Stasiun 4
lumens Malang
N = 4-5 lampu Terdapat 10 atau lebih lampu 18 W di tiap ruangan di
Stasiun Gubeng dan 4-5 lampu 36 W di tiap ruangan di 5
Stasiun Malang
3. Kehandalan
Layanan Penjualan dan penukaran Waktu pelayanan ▪ Maksimum 180 detik per nama Terdapat kurang dari 20 orang dalam 1 jam yang dilayani
penjualan tiket tiket kereta api (jumlah dan ketersediaan penumpang, 1 jam terdapat 20 oleh petugas di loket, luas ruangan tidak mencukupi dan 1
loket yang beroperasi informasi penumpang yang dilayani di loket tidak ada informasi tempat duduk seluruh kelas KA
disesuaikan dengan calon ada/tidaknya dalam satu antrian loket Tempat layanan penjualan tiket memenuhi 1 dari 3
penumpang dan waku tempat duduk ▪ Luas ruang =25 m2 2
ketentuan
rata-rata perorang) ▪ Tersedia informasi ada/tidak adanya Tempat layanan penjualan tiket memenuhi 2 dari 3
tempat duduk untuk seluruh kelas KA 3
ketentuan
(Pengukuran waktu menggunakan Tempat layanan penjualan tiket memenuhi 3 dari 3 4
stopwatch) ketentuan
L = 0,6 m2/orang x V x LF **)
Terdapat lebih 20 orang dalam 1 jam yang dilayani oleh 5
(Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta
petugas di loket, terdapat informasi tempat duduk seluruh
Api, 2012)
kelas KA dan luas ruangan mencukupi
4. Kenyamanan
a. Ruang tunggu Ruang atau tempat yang Luas ruang ▪ Untuk 1 orang minimum 0,6 m2 Tidak terdapat kursi di ruang tunggu dan dalam keadaan
1
disediakan untuk tunggu (kapasitas = 300 orang = 180 m2) kotor
penmpang dan calon ▪ **) Luas ruangan 1-25% sesuai kebutuhan (1,8 – 45 m2) dan
2
penumpang sebelum Kondisi dalam keadaan 25% bersih
melakukan checkin (ruang kebersihan ruang Area bersih 100% terawat dan tidak Luas ruangan 26-50% sesuai kebutuhan (46,8 – 90 m2)
tertutup dan/atau ruang tunggu 3
berbau yang berasal dari dalam dan dalam keadaan 50% bersih
terbuka) area stasiun Luas ruangan 51-75% sesuai kebutuhan (91,8 – 135 m2)
dan dalam keadaan 75% bersih 4

75
76
76

No. Variabel Sub Variabel Uraian Indikator Parameter Keterangan Skor


Luas ruangan sesuai dengan kebutuhan (136,8 – 180 m2)
dan dalam keadaan 100% bersih 5

b. Ruang Ruang atau tempat uang Luas ruang ▪ Untuk 1 orang minimum 0,6 m2 dan Tidak terdapat kursi di ruang boarding dan dalam
boarding di sediakan untuk orang boarding dilengkapi tempat duduk keadaan kotor 1
melakukan verifikasi **) Luas ruangan 1-25% sesuai kebutuhan (1,8 – 45 m2) dan
sesuai dengan identitas Kondisi dalam keadaan 25% bersih 2
diri kebersihan ruang
Luas ruangan 26-50% sesuai kebutuhan (46,8 – 90 m2)
boarding 3
dan dalam keadaan 50% bersih
Luas ruangan 51-75% sesuai kebutuhan (91,8 – 135 m2)
dan dalam keadaan 75% bersih 4

Area bersih 100% terawat dan tidak Luas ruangan sesuai dengan kebutuhan (136,8 – 180 m2) 5
berbau yang berasal dari dalam area dan dalam keadaan 100% bersih
stasiun
c. Toilet Tersedianya toilet ▪ Jumlah ▪ 1:40 untuk wanita dan 1:60 untuk pria Tidak terdapat toilet di stasiun 1
▪ Kondisi ▪ Wanita : jumlah penumpang yang Jumlah toilet hanya mencukupi untuk 8 -16 orang dalam
kebersihan menggunakan toilet pada peak hour 2
1 jam dan dalam keadaan 25% bersih
dibagi 40 x 100% (6 WC, 2 wastafel) Jumlah toilet hanya mencukupi untuk 17-25orang dalam
▪ Pria : jumlah penumpang 1 jam dan dalam keadaan 50% bersih
3
yangmenggunakan toilet pada peak
Jumlah toilet hanya mencukupi untuk 26-38 orang dalam
hour dibagi 60 x 100% (4 urinoir, 3
1 jam dan dalam keadaan 75% bersih dan terdapat tempat 4
WC dan 2 wastafel)
untuk penumpang difabel
▪ Untuk penumpang difabel, digunakan
Jumlah toilet hanya mencukupi untuk 39-50 orang dalam 5
perbandingan jumlah penumpang
1 jam dan dalam keadaan 100% bersih dan terdapat
normal dan penumpang difabel
tempat untuk penumpang difabel
Area bersih, terawat dan sirkulasi udara
berfungsi baik
d. Mushola Fasilitas untuk melakukan ▪ Jumlah ▪ Kapasitas = Jumlah penumpang pada Tidak terdapat mushola 1
ibadah yang terpadu ▪ Kondisi peak hour yang menggunakan mushola Terdapat mushola dengan kapasitas tidak mencukupi
dengan tempat wudhu kebersihan / (1 jam/waktu yang digunakan untuk untuk penumpang pada peak hour (mencukupi 8-16 2
solat) orang saja) dan 25% dalam keadaan bersih
▪ Tempat duduk bagi penyandang Terdapat mushola dengan kapasitas tidak mencukupi
disabilitas untuk penumpang pada peak hour (mencukupi 17-25 3
Area bersih 100% terawat dan tidak orang saja) dan 50% dalam keadaan bersih
berbau yang berasal dari dalam area Terdapat mushola dengan kapasitas tidak mencukupi
stasiun untuk penumpang pada peak hour (mencukupi 26-38
4
orang saja) dan 75% dalam keadaan bersih serta tersedia
tempat untuk penumpang difabel
77

No. Variabel Sub Variabel Uraian Indikator Parameter Keterangan Skor


Terdapat mushola dengan kapasitas yang mencukupi 5
untuk penumpang pada peak hour (39-50 orang), tersedia
tempat untuk penumpang difabel serta 100% bersih
e. Lampu Berfungsi sebagai sumber Intensitas cahaya Kebutuhan jumlah lampu penerangan*) Tidak terdapat lampu penerangan 1
penerangan cahaya di stasiun untuk dan jumlah lampu 1. Stasiun Gubeng : Terdapat 4-5 lampu 18 W di tiap ruangan di Stasiun
memberikan rasa nyaman (200-250 lux) N = E x A / lumen Gubeng atau 1 lampu 36 W di tiap ruangan di Stasiun 2
bagi pengguna jasa (pengukuran N = 200 lux x (72-105 m2) / 1350 Malang
intensitas cahaya lumens Terdapat 6-7 lampu 18 W di tiap ruangan di Stasiun
menggunakan lux N = 10-20 lampu Gubeng atau 2 lampu 36 Wdi tiap ruangan di Stasiun 3
meter pada 2. Stasiun Malang Kota Baru Malang
aplikasi ponsel) N = E x A / lumen Terdapat 8-9 lampu 18 W di tiap ruangan di Stasiun
N = 200 lux x (72-90 m2) / 3350 Gubeng dan 3 lampu 36 Wdi tiap ruangan di Stasiun 4
lumens Malang
N = 4-5 lampu Terdapat 10 atau lebih lampu 18 W di tiap ruangan di
Stasiun Gubeng dan 4-5 lampu 36 W di tiap ruangan di 5
Stasiun Malang
f. Fasilitas Fasilitas untuk sirkulasi Suhu Suhu dalam ruangan maksimal 27o Suhu ruangan lebih dari 30o 1
pengatur udara dapat menggunakan (Pengukuran suhu menggunakan Suhu ruangan antara 28-29o 2
sirkulasi AC (air conditioer), kipas termometer pada aplikasi ponsel) Suhu ruangan 27o 3
udara di angin (fan) dari/atau Suhu ruangan antara 25-26o 4
ruang tunggu ventilasi udara Suhu ruangan kurang dari 25o 5
tertutup
5. Kemudahan
a. Informasi Informasi yang ▪ Tempat ▪ Informasi dalam bentuk visual Tidak terdapat informasi pelayanan 1
pelayanan disampaikan di stasiun ▪ Kondisi diletakkan di tempat strategis antara
kepada pengguna jasa lain di dekat loket, pintu masuk dan di Terdapat 1 dari 4 jenis informasi yang berfungsi dengan
2
yang terbaca dan ruang tunggu umum yang mudah baik dan jelas terlihat
terdengar, sekurang- terlihat dan jelas terbaca Terdapat 2 dari 4 jenis informasi yang berfungsi dengan
3
kurangnya memuat: Terdapat : baik dan jelas terlihat
▪ Denah atau • 1 LED Display Terdapat 3 dari 4 jenis informasi yang berfungsi dengan
4
layoutstasiun • 1 Monitor baik dan jelas terlihat
▪ Nomor KA, nama KA • 1 Neon box Terdapat 4 jenis informasi yang berfungsi dengan baik
5
dan kelas pelayanan • 1 papan informasi dan jelas terlihat
▪ Nama stasiun Informasi dalam bentuk audio harus jelas Tidak terdapat fasilitas pelayanan informasi dalam bentuk
keberangkatan, stasiun terdengar dengan intensitas suara lebih audio 1
KA pemberhentian dan besar dari kebisingan yang ada Terdapat fasilitas pelayanan informasi dalam bentuk
stasiun KA tujuan
audio dengan intensitas suara atau lebih kecil dari
beserta jadwal 2
kebisingan yang ada dan suara tidak jelas terdengar
waktunya
(berdengung)

77
78
78

No. Variabel Sub Variabel Uraian Indikator Parameter Keterangan Skor


▪ Tarif KA Terdapat fasilitas pelayanan informasi dalam bentuk
▪ Peta jaringan KA audio dengan intensitas suara lebih kecil dari kebisingan 3
▪ Ketersediaan informasi yang ada namun suara dapat jelas terdengar
tempat duduk KA antar Terdapat fasilitas pelayanan informasi dalam bentuk
kota untuk stasiun yang audio dengan intensitas suara lebih besar dari kebisingan 4
melayani penjualan yang ada namun suara tidak jelas terdengar (berdengung)
tiket Terdapat fasilitas pelayanan informasi dalam bentuk 5
audio dengan intensitas suara lebih besar dari kebisingan
yang ada dan suara dapat jelas terdengar

b. Informasi Pemberian informasi jika Waktu Informasi diumumkan maksimal 30 Tidak terdapat pengumuman informasi gangguan 1
gangguan terjadi gangguan menit setelah terjadi gangguan perjalanan
perjalanan perjalanan kereta api Terdapat pengumuman innformasi gangguan perjalanan
KA lebih dari 1 jam 2
Terdapat pengumuman informasi gangguan perjalanan
yang diumumkan 45 - 59 menit 3
Terdapat pengumuman informasi gangguan perjalanan
yang diumumkan30 - 44 menit 4
Terdapat pengumuman informasi gangguan perjalanan
yang diumumkan kurang dari 30 menit 5

c. Informasi Informasi yang ▪ Tempat Penempatan mudah terlihat dan jelas Tidak terdapat informasi angkutan lanjutan
1
angkutan disampaikan didalam ▪ Kondisi terbaca sekurang-kurangnya memuat:
lanjutan stasiun kepada pengguna ▪ Lokasi dan penunjuk arah angkutan Terdapat 1 dari 3 informasi angkutan lanjutan
2
jasa yang terbaca lanjutan
▪ Jenis angkutan Terdapat 2 dari 3 informasi angkutan lanjutan
▪ Jurusan atau rute 3
Terdapat 2 dari 3 informasi angkutan lanjutan yang tidak
4
mudah terlihat
Tersedia informasi angkutan lanjutan yang mudah terlihat 5
dan jelas terbaca dan berisi lokasi penunjuk arah
angkutan lanjutan. Jenis angkutan dan jurusan atau rute

d. Fasilitas Fasilitas yang disediakan Jumlah ▪ Mempunyai tempat dan 1 meja kerja Tidak terdapat ruangan untuk fasilitas layanan
1
layanan untuk memberikan minimal luas 15 m2 penumpang
penumpang informasi perjalanan KA ▪ 1 orang petugas dan memiliki Terdapat ruang untuk fasilitas layanan penumpang
dan layanan pengaduan kecakapan Bahasa inggris dengan luas kurang dari 15 m2 dan hanya terdapat 1 meja 2
kerja dan 1 bangku untuk penumpang
79

No. Variabel Sub Variabel Uraian Indikator Parameter Keterangan Skor


Terdapat 1 meja kerja, 2 bangku untuk penumpang dan
luas ruangan 15 m2 3

Terdapat 1 meja kerja, 2 bangku untuk penumpang dan


luas ruangan lebih dari 15 m2 dan ada 1 orang petugas 4
yang memiliki kecakapan Bahasa Inggris
Terdapat 2 meja kerja, 5 bangku untuk penumpang dan
luas ruangan lebih dari 15 m2 dan ada 1 orang petugas
5
yang memiliki kecakapan Bahasa Inggris

e. Fasilitas Memberikan kemudahan Aksesibilitas Selisih tinggi peron dengan lantai kereta Selisih tinggi peron dengan lantai kereta lebih dari 20 cm
kemudahan penumpang untuk naik ke tidak lebih dari 20 cm dan tidak terdapat tangga platform atau peron tidak 1
naik atau kereta atau turun dari permanen
turun kereta Selisih tinggi peron dengan lantai kereta lebih dari 20 cm
2
penumpang dan terdapat tangga platform
Selisih tinggi peron dengan lantai kereta 20 cm dan tidak
3
terdapat tangga platform
Selisih tinggi peron dengan lantai kereta 20 cm dan
4
terdapat tangga platform
Selisih tinggi peron dengan lantai kereta kurang dari 20
cm 5

f. Tempat Tempat untuk parkir ▪ Luas ▪ Luas tempat parkir disesuaikan dengan Tidak terdapat tempat parkir 1
parkir kendaraan baik roda 4 dan ▪ Sirkulasi lahan yang tersedia :
roda 2 - Mobil pribadi = 200 buah Terdapat tempat parkir untuk mobil, taksi dan motor yang
2
- Taksi = 20 buah kurang mencukupi dan tidak terdapat Kanopi atau atap
- Motor = 300 buah Terdapat tempat parkir untuk mobil, taksi dan motor yang
3
Untuk stasiun besar akses dari dan kurang mencukupi dan terdapat Kanopi atau atap
menuju stasiun dilengkapi dengan Terdapat tempat parkir untuk mobil, taksi dan motor yang
mencukupi dan tidak terdapat Kanopi atau atap 4
Kanopi atau atap
(Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Terdapat tempat parkir untuk mobil, taksi dan motor yang 5
Api, 2012) mencukupi dan terdapat Kanopi atau atap
6. Kesetaraan
a. Fasilitas bagi Fasilitas yang disediakan ▪ Aksesibilitas Terdapat ramp dengan kemiringan Tidak terdapat ramp bagi penumpang difabel 1
penumpang untuk penyandang ▪ Ketersediaaan maksimal 10o dan akses jalan Terdapat ramp bagi penumpang difabel sebagai akses
2
difable disabilitas penyambung antar peron jalan penyambung antar peron dengan kemiringan > 45o
(Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Terdapat ramp bagi penumpang difabel sebagai akses
Api, 2012) jalan penyambung antar peron dengan kemiringan 26 - 3
45o

79
80
80

No. Variabel Sub Variabel Uraian Indikator Parameter Keterangan Skor


Terdapat ramp bagi penumpang difabel sebagai akses
jalan penyambung antar peron dengan kemiringan 10 - 4
25o
Terdapat ramp bagi penumpang difabel sebagai akses
jalan penyambung antar peron dengan kemiringan 10o 5

b. Ruang ibu Ruang atau tempat yang Ketersediaan Tersedia ruang khusus beserta fasilitas Tidak terdapat ruang untuk ibu menyusui 1
menyusui disediakan khusus bagi lengkap untuk ibu menyusui bayi
ibu menyusui bayi minimal untuk 5 orang (15m2) Terdapat ruang untuk ibu menyusui kurang dari 5 orang
2
(Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta dan fasilitas tidak lengkap
Api, 2012) Terdapat ruang untuk ibu menyusui namun hanya
3
memenuhi 1 dari 2 ketentuan
Terdapat ruang ibu menyusui dengan kapasitas 5 orang
4
namun fasilitas tidak lengkap
Terdapat ruang ibu menyusui dengan kapasitas 5 orang
dengan fasilitas lengkap 5

TOTAL SKOR MAKSIMUM 150

Penjelasan :
Lux x A
*) N = Lumen
Dimana :
N = Jumlah lampu yang dibutuhkan
Lux = besar lux yang diinginkan
A = Luas ruangan
Lumen = Nilai lumen pada lampu (di Stasiun Gubeng daya lampu 18 watt = 1350 lumens, di Stasiun Malang Kota Baru daya lampu 36 watt = 3350 lumens berdasarkan hasil
wawancara dengan staff PT. KAI DAOP VIII Surabaya)

**)L = 0,6 m2/orang x V x LF


Dimana :
L = Luas tempat pelayanan yang dibutuhkan
V = jamlah rata-rata penumpang pada saat peak hour
LF = Load factor (100% = 1)
81

3.8.4 Analisis Kano


Metode Kano dikembangkan oleh Noriaki Kano pada tahun 1984. Metode Kano adalah
metode yang bertujuan untuk mengkategorikan atribut-atribut dari produk maupun jasa
berdasarkan seberapa baik produk/jasa tersebut mampu memuaskan kebutuhan pelanggan.
1. Identifikasi atau menganalisa yang akan diukur. Yang akan diukur dalam penelitian ini
adalah tingkat kepuasan penumpang kereta api terhadap kinerja operasional stasiun dan
kereta api.

Tabel 3. 13
Atribut Kuisioner Kano
No Variabel Sub Variabel Atribut
1. Keselamatan a. Informasi dan fasilitas 1. Ketersediaan 1 tabung pemadam dalam 1
keselamatan ruangan, 1 hydrant box dan 1 hydrant pillar
2. Ketersediaan 2 petunjuk dan prosedur jalur
evakuasi dalam 1 ruangan
3. Ketersediaan titik simpul evakuasi
4. Ketersediaan 1 nomor-nomor telepon darurat
mudah terlihat dan jelas terbaca dalam 1
ruangan
b. Informasi dan fasilitas 5. Ketersediaan 1 kotak P3K, 1 kursi roda dan 1
kesehatan tandu
6. Ketersediaan ruang kesehatan yang beroperasi
24 jam dengan luas minimal 25 m2 dan
terdapat 2 petugas kesehatan
Kinerja Operasional di Stasiun

2. Keamanan a. Fasilitas keamanan 7. Ketersediaan 1 CCTV dalam 1 ruangan


b. Petugas keamanan 8. Ketersediaan 1 orang petugas keamanan
dalam 1 ruangan
9. Ketersediaan ruang petugas keamanan
c. Informasi gangguan 10. Ketersediaan 4 stiker informasi gangguan
keamanan kemanan yang mudah terlihat dan jelas
terbaca
d. Lampu penerangan 11. intensitas cahaya 200-250 lux
3. Kehandalan/ a. Layanan penjualan tiket 12. Terdapat 1 penumpang yang dilayani dalam
keteraturan 3 menit
13. Kapasitas ruang loket yang mencukupi yaitu
53 orang dalam 1 ruang loket
4. Kenyamanan a. Ruang tunggu 14. Kapasitas ruang tunggu mencukupi 60 orang
b. Ruang boarding 15. area bersih ruang tunggu dan ruang boarding
100% bersih dan tidak berbau
c. Toilet 16. Ketersediaan toilet yang mencukupi
17. Tersedia toilet untuk penumpang difabel
18. Area toilet bersih dan terawat
d. Mushola 19. Tersedia mushola dengan kapasitas minimal
40 orang
20. Area mushola bersih dan tidak berbau
e. Fasilitas pengatur 21. Suhu udara maksimal 27o
sirkulasi udara
5. Kemudahan a. Informasi pelayanan 22. Informasi pelayanan visual (1 LED display,
1 monitor, 1 neon box dan 1 papan
informasi)
82

No Variabel Sub Variabel Atribut


23. informasi pelayanan audio yang dapat
terdengar dengan jelas
b. Informasi gangguan 24. Pengumuman informasi maksimal 30 menit
perjalanan kereta api
c. Informasi angkutan 25. Ketersediaan informasi untuk angkutan jalan
jalan (lokasi penunjuk arah angkutan lanjutan,
jenis angkutan, jurusan atau rute)
d. Fasilitas layanan 26. Ketersediaan 1 tempat layanan pegaduan
penumpangpengaduan
e. Fasilitas kemudahan 27. selisih tinggi peron dengan lantai kereta
naik/turun penumpang tidak lebih dari 20 cm
f. Tempat parkir 28. Kapasitas tempat pakkir
6. Kesetaraan a. Fasilitas bagi 29. Ramp penyambung antar peron
penumpang difabel
b. Ruang ibu menyusui 30. Ruang khusus ibu menyusui minimal 5
orang
1. Keselamatan a. Informasi dan fasilitas 1. Ketersediaan Alat Pemadam Api Ringan 1
keselamatan buah per kereta
b. Informasi dan fasilitas 2. Ketersediaan 1 set perlengkapan P3K
kesehatan
2. Keamanan a. Fasilitas pendukung 3. Ketersediaan 1CCTV dalam kereta
b. Petugas keamanan 4. Ketersediaan 1 petugas keamanan dalam 1
gerbong
c. Informasi gangguan 5. Ketersediaan 4 stiker informasi gangguan
keamanan keamanan
d. Lampu penerangan 6. Terdapat 6 lampu dalam 1 gerbong dengan
intensitas cahaya 200-250 lux
3. Kehandalan/ a. Ketepatan jadwal kereta 2. Ketepatan jadwal kereta api (minimal
Kinerja di Perjalanan

keteraturan api keterlambatan 15 menit)


4. Kenyamanan a. Tempat duduk 3. Nomor tempat duduk
b. Toilet dilengkapi 4. Toilet dengan area 100% bersih dan tidak
dengan air berbau
c. Fasilitas pengatur 5. Suhu dalam ruangan maksmal 27o
sirkulasi udara
d. Restorasi 6. Tersedia restorasi (fasilitas memasak berupa
pemanas listrik)
e. Fasilitas penumpang 7. Fasilitas untuk penumpang berdiri
berdiri
f. Rak bagasi 8. Rak bagasi di atas setiap tempat duduk
5. Kemudahan a. Informasi stasiun yang 9. Informasi dalam bentuk visual yang mudah
disinggahi/dilewati terbaca
secara berurutan 10. Informasi audio yang jelas terdengar
a. Informasi gangguan 11. Pengumuman informasi gangguan yang
perjalanan kereta api diumumkan maksimal 30 menit setelah
terjadi gangguan
b. Nama/relasi kereta api 12. Tersedia nama relasi KA dan nomor urut
dan nomor urut kereta kereta pada bagian luar di sisi kiri dan
kanan kereta
6. Kesetaraan a. Fasilitas bagi penumpang 18. fasilitas bagi penumpang difabel yaitu 4
difabel tempat duduk dalam 1 kereta
83

2. Membuat Kuesioner Kano


Dalam model Kano terdapat dua bentuk kuisioner. Yaitu kuisioner kebutuhan
pengguna Stasiun Malang Kota Baru, Stasiun Gubeng dan KA Penataran yang sifat dari
kuisioner tersebut adalah setiap satu pertanyaan memiliki dua bagian yaitu fungsional
dan disfungsional serta kuisioner kepentingan dan kepuasan.

Tabel 3. 14
Contoh Kuisioner Kano
Fungsional Disfungsional
Apakah anda merasa S H N B T Apakah anda merasa S H N B T
aman jika terdapat 4 aman jika terdapat
buah CCTV di dalam kurang dari 4 buah
stasiun? CCTV di dalam
stasiun?

Kuesioner fungsional dan disfungsional berisi pertanyaan untuk masing-masing


atribut dengan jawaban:
S = Saya menyukainya/saya merasa aman/saya merasa nyaman (like)
H = Memang seharusnya seperti itu (must-be)
N = Saya netral (neutral)
B = Saya mentoleransi hal tersebut/saya terbiasa dengan hal tersebut (live with)
T = Saya tidak suka / saya tidak merasa aman / saya tidak merasa nyaman (dislike)

Tabel 3. 15
Contoh Kuisioner I-S Model
Atribut Importance Satisfaction
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
CCTV di dalam stasiun

Kuisioner kepentingan-kepuasan berisi pertanyaan untuk masing-masing atribut


dengan jawaban:
Kepentingan :
1 = sangat tidak penting
2 = tidak penting
3 = cukup penting
4 = penting
5 = sangat penting
84

Kepuasan :
1 = sangat tidak puas
2 = tidap puas
3 = cukup puas
4 = puas
5 = puas sekali

3. Memproses hasil jawaban kuisioner


Jawaban-jawaban dari responden kemudian diterjemahkan ke dalam tabel
evaluasi Kano yang tertera seperti di bawah ini:

Tabel 3. 16
Evaluasi Kano
Customer requirements Disfunctional
1 2 3 4 5
like Must- neutral Live dislike
be with
Functional 1. like Q A A A O
2. must-be R I I I M
3. neutral R I I I M
4. live with R I I I M
5. dislike R R R R Q

Customer Requirement adalah :


A : Atrractive O : One-dimensional
M : Must-be Q : Questionable result
R : Reverse I : Indiferent

Langkah selanjutnya adalah memetakan tiap atribut pertanyaan fungsional-


disfungsional ke dalam kuadran model Kano berdasarkan perhitungan koefisien
kepuasan pelanggan (CS-Coefficient) (Fajar, 2011).
Koefisien kepuasan (better):
𝐴+𝑂
………………………….....................................................…………(3-4)
A+O+M+I

Koefisien ketidakpuasan (worse):


𝑂+𝑀
……………….......................................................……………………(3.-5)
A+O+M+I
85

Tabel 3. 17
Contoh Pengisian Tabel Perhitungan Kano
No A M O R Q I Total Better Worse
1. 3 4 4 10 0.36 -0.63
2. 6 2 2 10 0.2 -0.8
3. 1 5 1 3 10 0.2 -0.6
4. 3 7 10 0 -0.3
5. 3 1 6 10 0.1 -0.4
6. 2 4 4 10 0.4 -0.6
7. 4 4 2 10 0.4 -0.8
8. 2 1 7 10 0.3 -0.1
9. 2 2 3 3 10 0.5 -0.5
10. 4 2 4 10 0.2 -0.6

2. Menganalisa hasil proses model Kano. Langkah yang dilakukan dengan


memposisikan setiap atribut pertanyaan hingga muncul diagram kartesius.
Untuk membagi kuadran Kano menjadi empat bagian sesuai dengan keempat
kategori tersebut, dilakukan dengan cara menarik dua garis yang saling tegak
lurus dimana kedua garis tersebut berasal dari nilai rata-rata koefisien kepuasan
dan ketidakpuasan yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:
∑ 𝑥𝑖
𝑋= ……………….................................................…….………………...(3-6)
N
∑ 𝑦𝑖
𝑌= ………….................................................………….………………...(3-7)
N

Dimana:
X = skor rata-rata nilai koefisien kepuasan pengguna (Stasiun Malang Kota Baru/Stasiun
Gubeng/KA Penataran)
Y = skor rata-rata nilei koefisien ketidakpuasan pengguna (Stasiun Malang Kota Baru/Stasiun
Gubeng/KA Penataran)
N = jumlah atribut (stasiun = 30, kereta api = 18)

Attractive One-dimensional
Kepuasan

Indifferent Must be

Ketidakpuasan
Gambar 3.2 Diagram Kartesius Model Kano
86

Hal tersebut juga berlaku pada I-S model yang didapatkan dari hasil kuisioner kepentingan-
kepuasan, yang kemudian dibuat diagram kartesius I-S model.

Tabel 3. 18
Contoh Pengisian Tabel I-S Model
No Kepentingan Kepuasan
∑X ∑Y X Y
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. 5 5 1 3 4 2 45 29 1.50 0.97
2. 1 4 5 2 3 3 2 44 35 1.47 0.97
3. 1 2 7 1 6 1 2 46 34 1.53 0.93
4. 4 4 2 3 3 3 1 38 32 1.27 0.97
5. 6 4 3 1 4 1 1 38 26 1.27 0.73
6. 1 5 4 3 3 2 1 1 43 24 1.43 0.67
7. 3 7 2 5 3 47 39 1.57 0.90
8. 3 7 5 2 1 1 47 25 1.57 0.77
....
30.

Surplus Exellent
Satisfaction

Care free To be Improved

Importance
Gambar 3.3 Diagram Kartesius I-S Model

3. langkah selanjutnya kemudian merumuskan program-program untuk arahan


pengembangan bagi atribut-atribut yang diprioritaskan penanganannnya.
Hasil dari kuesioner Kano merupakan panduan penyedia jasa dalam melakukan
pengembangan produk atau pelayanan stasiun dan kereta api untuk meningkatkan
kepuasan penumpang. Penyedia jasa harus memenuhi semua atribut must-be,
memiliki kinerja yang lebih baik untuk memenuhi atribut one dimensional dan
berkonsentrasi pada atribut-atribut yang tergolong attractive.
Kemudian dilakukan pemberian arahan kepada fasilitas/perusahaan dalam meningkatkan
kualitas pelayanan berdasarkan persepsi pengguna dengan menggunakan refined model.
87

Tabel 3. 19
Atribut Kategori Kualitas Model Kano Refined
Atribut Kategori Kualitas Atribut Kategori Kualitas
Atribut Kategori Kualitas di
dengan Kepentingan Tinggi di dengan Kepentingan Rendah
Model Kano
Model Pengembangan di Model Pengembangan
Attractive Highly attractive Less attractive
One-dimensional High value-added Low value-added
Must-be Critical Necessary
Indifferent Potential Care-free
Sumber : Yenni, 2016

3.8.5 Analisis AHP


Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan teori umum mengenai
pengukuran. Empat macam skala pengukuran yang biasanya digunakan secara berurutan adalah
skala nominal, ordinal, interval dan rasio. AHP digunakan untuk menurunkan skala rasio dari
beberapa perbandingan berpasangan yang bersifat diskrit maupun kontinu. Perbandingan
berpasangan tersebut dapat diperoleh melalui pengukuran aktual maupun pengukuran relatif dari
derajat kesukaan, atau kepentingan atau perasaan.
Tahapan penyelesaian persoalan dengan prinsip kerja AHP adalah sebagai berikut :
1. Perumusan masalah
Untuk menyelesaikan masalah perlu dilakukan penentuan sasaran yang ingin
dicapai, penentuan kriteria pemilihan dan penentuan alternatif pilihan. Informasi
mengenai sasaran, kriteria dan alternatif tersebut kemudian disusun dalam bentuk hirarki.
Dalam penelitian ini hirarki yang digunakan adalah hirarki tidak lengkap yang artinya
dimana semua elemen pada suatu tingkat memiliki hubungan terhadap elemen yang ada
pada tingkat berikutnya, namun terdapat beberapa elemen yang menghasilkan alternatif
yang sama. Jenis hirarki tersebut dapat digunakan untuk penentuan prioritas alternatif
jika alternatif yang dihasilkan memiliki keberagaman (Puji, 2010).
88

Gambar 3.4 Contoh hirarki tidak lengkap

Dalam penelitian ini digunakan hirarki tidak lengkap karena pada elemen kriteria
tidak semua berhubungan langsung dengan alternatif-alternatif yang telah dirumuskan
karena tidak semua alternatif-alternatif yang dirumuskan tersebut dapat menjadi solusi
permasalahan pada tiap-tiap kriteria, hanya pada kriteria-kriteria tertentu saja.
Dalam penentuan kriteria dan alternatif didasari oleh bagaimana kemampuan
kereta api dan stasiun dalam memberikan pelayanan kepada penggunanya. Jika dalam
satu aspek kereta api atau stasiun telah memenuhi standar atau telah mampu melayani
penumpang dengan baik, maka tidak perlu dirumuskan alternatif peningkatan kinerjanya.
Jika dirasa belum mampu atau memiliki penilaian rendah, maka perlu dirumuskan
alternatif peningkatannya.
Dasar dalam penentuan hubungan kriteria dan alternatif kinerja pelayanan adalah
berdasarkan SPM angkutan orang dengan kereta api dalam kereta api dan stasiun yang
dikutip dari Permenhub RI No PM 48 Tahun 2015 dengan ringkasan sebagai berikut :
a. Kriteria keselamatan berhubungan dengan alternatif-alternatif yang berkaitan pada
penanganan dan pencegahan kecelakaan atau gangguan perjalanan.
b. Kriteria keamanan berhubungan dengan alternatif-alternatif yang berkaitan pada
fasilitas-fasilitas yang mencegah atau penanganan terhadap tindak kriminal.
89

c. Kriteria kehandalan/keteraturan berhubungan dengan alternatif-alternatif yang


berkaitan pada keteraturan jadwal kereta api dan kehandalan kereta api dan stasiun
dalam memberikan pelayanan kepada penumpang
d. Kriteria kenyamanan berhubungan dengan alternatif-alternatif yang berkaitan pada
fasilitas-fasilitas yang berhubungan langsung dengan kenyamanan penumpang saat
menggunakan jasa kereta api dan di stasiun
e. Kriteria kemudahan berhubungan dengan alternatif-alternatif yang berkaitan pada
fasilitas-fasilitas yang memudahkan penumpang dalam memperoleh informasi dan
memudahkan penumpang dalam menggunakan jasa kereta api
f. Kriteria kesetaraan berhubungan dengan alternatif-alternatif yang berkaitan pada
fasilitas-fasilitas yang memudahkan penumpang difabel dan penumpang berkebutuhan
khusus dalam menggunakan jasa kereta api
2. Pembobotan kriteria
Menggunakan prinsip kerja AHP, yaitu perbandingan berpasangan (pairwise
comparisions), berikut ini merupakan nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala
perbandingan (Faisal, 2015). Penetapan skala kuantitatif digunakan untuk menilai
perbandingantingkat kepentingan suatu elemen terhadap elemen lain dapat dilihat sebagai
berikut :

Tabel 3. 20
Skala Penilaian Prioritas
Skala Keterangan
1 Kedua elemen sama pentingnya
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada yang lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya
7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen
lainnya
9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya
2,4,6,8 Apabila ragu dengan nilai yang berdekatan
Sumber: Faisal, 2015
3. Penyelesaian dengan manipulasi matriks
Matriks yang dihasilkan diolah untuk menentukan bobot dari kriteria, yaitu dengan jalan
menentukan nilai eigen (eigenvector). Prosedur untuk mendapatkan nilai eigen adalah:
90

a. Kuadratkan matriks tersebut

Tabel 3. 21
Contoh hasil kuadrat matriks AHP
Matriks Matriks Hasil Kuadrat
1 4 3 0,5 1 4 3 0,5 3,999 10,499 20,5 2,932
0,25 1 3 0,333 0,25 1 3 0,333 2,165 3,998 8,415 1,391
X =
0,333 0,333 1 0,2 0,333 0,333 1 0,2 1,14925 2,598 3,998 0,677389
2 3 5 1 2 3 5 1 6,415 15,665 25 3,999

b. Hitung jumlah nilai dari setiap baris, kemudian lakukan normalisasi.


c. Hentikan proses tersebut jika perbedaan antara jumlah dari dua perhitungan berturut-
turut lebih kecil dari suatu nilai batas tertentu.

Tabel 3. 22
Contoh Perhitungan Eigen Vector
Hasil Kuadrat Jumlah EV
3,999 10,499 20,5 2,932 37,93 0,334478
2,165 3,998 8,415 1,391 15,969 0,140819
1,14925 2,598 3,998 0,677389 8,422639 0,074273
6,415 15,665 25 3,999 51,079 0,45043
113,4006

4. Pembobotan alternatif
Menyusun matriks berpasangan untuk alternatif-alternatif bagi setiap kriteria. Langkah
pembobotan alternatif sama dengan langkah pembobotan pada kriteria yaitu:
a. Pengolahan horisontal
Pengolahan horizontal digunakan untuk menyusun prioritas elemen keputusan setiap
tingkat hirarki keputusan.
b. Pengolahan vertikal
Pengolahan vertikal digunakan untuk menyusun prioritas setiap elemen dalam hirarki
terhadap sasaran utama. Pada Consistency Ratio (CR) merupakan parameter yang
digunakan untuk memeriksa perbandingan berpasangan dilakukan dengan konsekuen
atau tidak. Seharusnya nilai CR tidak lebih dari 0,10 jika penilaian criteria telah
dilakukan dengan konsisten. Menemukan hasil CR dilakukan dengan mengalikan EV
dengan matriks jawaban responden. Kemudian dibagi dengan EV untuk menemukan
91

lamda. Lamda maksimum adalah rata-rata dari lamda. Lamda maksimum digunakan
untuk menghitung CI dengan rumus sebagai berikut :

( max−n)
CI = ………….......................................…….………………...(3-8)
(n−1)
Dimana :
CI = Consistency Index
n = jumlah kriteria / alternatif yang diuji

Setelah didapatkan hasil CI, langkah selanjutnya adalah menentukan RI dari tabel RI
sebagai berikut :

Tabel 3. 23
Tabel RI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49

Setelah menentukan nilai IR kemudian dilakukan perhitungan untuk mencari nilai


CR dimana nilai CR tidak boleh lebih dari 0,1. Nilai CR dicari dengan rumus :
CI
CR = RI ………….................................................………….………………...(3-9)
Dimana :
CR = Consistency Ratio
CI = Consistency Index
RI = Random Consistency Index
92

92
3.9 Desain Survei
Desain survei penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3. 24

Tabel 3.24
Desain Survei
No Tujuan Variabel Sub Variabel Data yang Sumber Data Metode Metode Output
dibutuhkan pengumpulan Analisis
data
1. Mengevaluasi 1. Travel time Waktu tempuh Hasil Survei primer : Anslisis Evaluasi kinerja
kinerja 2. Headway Waktu tunggu pengamatan KA observasi Kinerja operasional
operasional penataran Operasional Kereta Api
3. Load factor 1. Jumlah
Penataran yaitu
Kereta Api penumpang load factor,
Penataran 2. Kapasitas travel time,
penumpang waktu henti,
3. Jumlah tempat waktu tunda,
duduk dan kecepatan dan
fasilitas untuk headway untuk
penumpang mengetahui
bagaimana baik
berdiri
buruknya
4. Waktu tunda Keterlambatan kinerja
kereta api operasional
5. Waktu Henti Waktu kereta api Kereta Api
berhenti di stasiun Penataran
kecil dan berangkat sehingga dapat
kembali dirumuskan
alternatif
6. Kecepatan Jarak dan waktu
peningkatannya
tempuh
2. Mengevaluasi Kinerja Stasiun : a. Informasi dan fasilitas Data ketersediaan Hasil Survei primer : Analisis SPM Evaluasi
kinerja pelayanan 1. Keselamatan keselamatan fasilitas-fasilitas pengamatan Observasi kinerja
Kereta Api b. Informasi dan fasilitas pada sub variabel Stasiun Gubeng pelayanan dari
Penataran, Stasiun kesehatan dan Stasiun Kereta Api
Gubeng dan c. Lampu penerangan Malang Kota Penataran,
Stasiun Malang Baru Stasiun
Kota Baru 2. Keamanan a. Fasilitas keamanan Gubeng dan
berdasarkan b. Petugas keamanan Stasiun
persepsi c. Informasi gangguan Malang Kota
penumpang keamanan Baru
d. Lampu penerangan berdasarkan
SPM dan
3. Kehandalan/ketera a. Layanan penjualan tiket persepsi
turan penumpang
93

No Tujuan Variabel Sub Variabel Data yang Sumber Data Metode Metode Output
dibutuhkan pengumpulan Analisis
data
4. Kenyamanan a. Ruang tunggu untuk
b. Ruang boarding mengetahui
c. Toilet bagaimana
d. Mushola tingkat
kepentingan
e. Lampu penerangan dan tingkat
f. Fasilitas pengatur kepuasan
sirkulasi udara penumpang
terhadap
fasilitas-
5. Kemudahan a. Informasi pelayanan fasilitas di
b. Informasi gangguan kereta api dan
perjalanan kereta api stasiun
c. Informasi angkutan sehingga
jalan dapat
d. Fasilitas layanan dirumuskan
penumpangpengadua alternatif
n peningkatan-
nya
e. Fasilitas kemudahan
naik/turun
penumpang
f. Tempat parkir
6. Kesetaraan a. Fasilitas bagi
penumpang difabel
b. Ruang ibu menyusui
Kinerja pelayanan a. Informasi dan Data ketersediaan Hasil Survei primer : Analisis
kereta api: fasilitas keselamatan fasilitas-fasilitas pengamatan Observasi SPM
1. Keselamatan b. Informasi dan pada sub variabel KA Penataran
fasilitas kesehatan
2. Keamanan a. Fasilitas pendukung
b. Petugas keamanan
c. Informasi gangguan
keamanan
d. Lampu penerangan

3. Kehandalan/ket a. Ketepatan jadwal


eraturan kereta api

93
94

No Tujuan Variabel Sub Variabel Data yang Sumber Data Metode Metode Output

94
dibutuhkan pengumpulan Analisis
data
4. Kenyamanan a. Tempat duduk
b. Toilet dilengkapi
dengan air sesuai
kebutuhan
c. Lampu penerangan
d. Fasilitas pengatur
sirkulasi udara
e. Restorasi
f. Fasilitas penumpang
berdiri
g. Rak bagasi
5. Kemudahan a. Informasi stasiun
yang
disinggahi/dilewati
secara berurutan
b. Informasi gangguan
perjalanan kereta api
c. Nama/relasi kereta
api dan nomor urut
kereta
6. Kesetaraan a. Fasilitas bagi
penumpang difabel
Pelayanan di stasiun 1. Keamanan Persepsi Kuesioner Survei primer: Analisis
dan di kereta api 2. Kenyamanan penumpang Wawancara Kano
3. Kehandalan terhadap dengan
4. Keamanan pelayanan stasiun menyebar
5. Kemudahan dan kereta api kuesioner
6. Kesetaraan pertanyaan
fungsional-
disfungsiona
l dan
kuisioner
kepentingan-
kepuasan
yang
kemudian
diolah
95

No Tujuan Variabel Sub Variabel Data yang Sumber Data Metode Metode Output
dibutuhkan pengumpulan Analisis
data
menjadi data
kategori
Kano dan
nilai
kepentingan
dan
kepuasan
penumpang
3 Menentukan Prioritas arahan a. Prioritas arahan a. Kinerja 1. Analisis Survei primer: Analisis Prioritas
prioritas arahan peningkatan peningkatan KA operasional KA kinerja Wawancara AHP arahan
peningkatan Penataran Penataran operasional Yang peningkatan
kinerja b. Kinerja KA dilakukan kinerja
operasional dan pelayanan KA Penataran pada operasional
pelayanan Penataran 2. Analisis responden KA
Kereta Api b. Prioritas arahan c. Kinerja SPM berupa Penataran
Penataran, peningkatan Stasiun pelayanan 3. Analisis stakeholder dan Kinerja
Stasiun Gubeng Gubeng Stasiun Gubeng Kano sehingga Pelayanan
dan Stasiun ditemukan Stasiun
Malang Kota prioritas Malang Kota
Baru arahan Baru dan
berdasarkan peningkatan Stasiun
persepsi nya. Gubeng
stakeholder serta KA
Penataran

95
96

3.10 Kerangka Metode

96
Berikut merupakan kerangka metode pada penelitian ini yang dapat dilihat pada gambar 3.5.

Gambar 3.5 Kerangka Metode


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Wilayah Studi


Wilayah studi penelitian berjudul “Evaluasi Kinerja Operasional dan Pelayanan
Kereta Api Penataran, Stasiun Gubeng dan Malang Kota Baru “ terdiri dari tiga wilayah
studi yaitu Kereta Api Penataran rute Malang-Surabaya dan rute Surabaya-Malang, Stasiun
Gubeng dan Stasiun Malang Kota Baru. Berikut merupakan gambaran umum dari ketiga
wilayah studi tersebut.
4.1.1 Karakteristik Kereta Api Penataran
Kereta Api Penataran adalah kereta api ekonomi lokal yang dioperasikan oleh PT
Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VIII Surabaya yang melayani
rute Surabaya Kota-Malang-Blitar dan sebaliknya. Sesampai di Blitar, kereta ini berganti
nama menjadi Rapih Dhoho yang melanjutkan perjalanan kembali menuju Surabaya
lewat Kertosono.
Dalam perjalanannya, kereta api ini berhenti di Stasiun Gubeng, Wonokromo, Waru,
Gedangan, Sidoarjo, Tanggulangin, Porong, Bangil, Lawang, Singosari, Blimbing,
Malang, Malang Kota Lama, Kepanjen, Ngebruk, Sumberpucung, Pohgajih (hanya KA
459 ke arah barat dan KA 466 ke arah timur), Kesamben, Wlingi, Talun, Garum,
dan Blitar, dengan jarak tempuh total sekitar 170 km ditempuh selama sekitar 5 jam. Mulai
1 April 2015, tarif kereta api ini adalah Rp 10.000,00 - Rp 15.000,00, bergantung jarak
yang ditempuh penumpang. Harga tiket Kereta Api Penataran dibagi menjadi tiga. Jarak 0-
47 km = Rp. 10.000,00, jarak 48-95 km = Rp. 12.000,00, dan jarak 96-170 km = Rp.
15.000,00.
A. Jadwal Kedatangan dan Keberangkatan
Berikut merupakan jadwal keberangkatan KA Penataran Rute Surabaya-Malang
dan Rute Malang Surabaya. Masing-masing rute memiliki lima trip sebagai berikut :

97
98

Tabel 4.1
Trip KA Penataran Surabaya-Malang
No. Kereta
459 461 463 465 467
Stasiun

Surabaya Gubeng 04.45 07.40 11.35 17.50 20.00

Wonokromo 04.52 07.48 11.43 17.58 20.09

Waru 05.01 07.57 11.52 18.07 20.20

Gedangan 05.09 08.05 12.00 18.15 20.30

Sidoarjo 05.20 08.23 12.13 18.26 20.41

Tanggulangin 05.29 08.32 12.22 18.35 20.50

Porong 05.36 08.43 12.35 18.44 20.57

Bangil 05.53 08.59 12.55 19.05 21.18

Lawang 06.34 09.40 13.53 19.47 22.06

Singosari 06.47 09.53 14.06 20.00 22.19

Blimbing 06.58 10.04 14.16 20.16 22.30

Malang 07.10 10.25 14.33 20.35 22.37


Sumber : PT. KAI, 2016
Tabel 4.2
Trip KA Penataran Malang - Surabaya
No. Kereta
460 462 464 466 468
Stasiun

Malang 04.30 07.07 12.20 17.05 20.05

Blimbing 04.39 07.16 12.29 17.14 20.14

Singosari 04.50 07.27 12.40 17.25 20.24

Lawang 05.07 07.45 12.55 17.40 20.38

Bangil 05.51 08.28 13.43 18.22 21.20

Porong 06.06 08.45 14.02 18.42 21.35

Tanggulangin 06.13 08.52 14.09 18.49 21.42

Sidoarjo 06.22 09.01 14.20 18.58 21.51

Gedangan 06.38 09.17 14.31 19.09 22.01

Waru 06.47 09.25 14.45 19.17 22.13

Wonokromo 07.07 09.34 14.55 19.27 22.22

Surabaya Gubeng 07.17 09.45 15.03 19.34 22.30


Sumber : PT. KAI, 2016
99

B. Stasiun pemberhentian
Kereta Api Penataran merupakan salah satu moda transportasi yang
menghubungkan Stasiun Malang Kota Baru dengan Stasiun Gubeng. Dari Stasiun Malang
Kota Baru menuju Stasiun Gubeng, Kereta Api Penataran berhenti di beberapa stasiun
pemberhentian. Stasiun-stasiun tersebut adalah Stasiun Blimbing, Stasiun Singosari,
Stasiun Lawang, Stasiun Bangil, Stasiun Porong, Stasiun Tanggulangin, Stasiun Sidoarjo,
Stasiun Gedangan, Stasiun Waru dan Stasiun Wonokromo. Berikut adalah deskripsi
singkat mengenai stasiun-stasiun tersebut.

Tabel 4.3
Stasiun-Stasiun pemberhentian Kereta Api Penataran
Nama
Deskripsi Gambar
Stasiun
Stasiun Stasiun Blimbing (BMG) adalah salah
Blimbing satu dari tiga stasiun kereta api yang
terletak di Kota Malang, tepatnya berada
di Purwodadi, Blimbing, Malang.
Stasiun yang terletak pada ketinggian
+460 m ini termasuk dalam Daerah
Operasi VIII Surabaya dan menjadi
stasiun kereta api yang lokasi paling
utara di Kota Malang.

Stasiun Stasiun Singosari (SGS) adalah stasiun


Singosari kereta api kelas III/kecil yang terletak
di Pagentan, Singosari, Malang. Stasiun
ini terletak tak jauh dari jalan
utama Malang-Surabaya. Stasiun yang
terletak pada ketinggian +487 meter ini
termasuk dalam Daerah Operasi VIII
Surabaya. Dari sini, dahulu terdapat
percabangan jalur trem menuju Stasiun
Jagalan, namun kini jalur tersebut sudah
tiada.
Stasiun Stasiun Lawang (LW) merupa-
Lawang kan stasiun kereta api kelas I yang
terletak di Mulyoarjo, Lawang,
Malang serta merupakan stasiun yang
letaknya paling utara dan timur sekaligus
terbesar di Kabupaten Malang. Stasiun
ini merupakan stasiun yang terletak pada
ketinggian tertinggi di Daerah Operasi
VIII Surabaya, yakni +491 m.Stasiun
Lawang terletak tepat di pinggir jalan
utama Malang-Surabaya dan di
seberang pasar. Ke arah utara, jalur
kereta api akan melintas di
bawah jembatan layang.
100

Nama
Deskripsi Gambar
Stasiun
Stasiun Stasiun Bangil (BG) adalah stasiun
Bangil kereta api kelas I yang terletak di Pogar,
Bangil, Pasuruan. Stasiun yang terletak
pada ketinggian +9 meter ini merupakan
stasiun yang lokasinya paling timur
di Daerah Operasi VIII Surabaya.
Stasiun ini juga merupakan stasiun
terbesar dan teramai serta menjadi
stasiun aktif yang lokasinya paling barat
di Kabupaten Pasuruan.
Stasiun
Stasiun Porong (PR) adalah stasiun
Porong
kereta api kelas III/kecil yang terletak
di Porong, Porong, Sidoarjo. Stasiun
yang terletak pada ketinggian +6 meter
ini termasuk dalam Daerah Operasi VIII
Surabaya dan merupakan stasiun KA
yang letaknya paling selatan
di Kabupaten Sidoarjo. Stasiun ini
terletak persis di belakang Pasar Porong
Lama yang telah diruntuhkan
bangunannya (sekarang telah menjadi
taman yang bernama Taman Apkasi) dan
di dekat tanggul lumpur Lapindo.
Stasiun Stasiun Tanggulangin (TGA)
Tanggulangin adalah stasiun kereta api kelas III/kecil
yang terletak di Kalitengah,
Tanggulangin, Sidoarjo, tepatnya
bersebelahan dengan Jalan Raya Porong
arah kota Sidoarjo. Stasiun yang terletak
pada ketinggian +6 m ini termasuk
dalam Daerah Operasi VIII Surabaya.
Stasiun ini awalnya memiliki empat jalur
dengan jalur 2 sebagai sepur lurus dan
tiga jalur lainnya untuk persilangan atau
persusulan antarkereta api, namun kini
jalur 4 sudah dibongkar.
Stasiun Stasiun Sidoarjo (SDA) adalah stasiun
Sidoarjo kereta api kelas I yang terletak
di Lemahputro, Sidoarjo, Sidoarjo.
Stasiun ini dilewati jalur kereta api
menuju timur (Jember-Banyuwangi) dan
jalur menuju Malang-Blitar. Stasiun
yang terletak pada ketinggian +4 meter
ini termasuk dalam Daerah Operasi VIII
Surabaya.
Sebagai stasiun kelas I, hampir semua
kereta api berhenti di stasiun ini. Hanya
kereta api barang (ketel dan semen) saja
yang melintas langsung/tidak berhenti.
101

Nama
Deskripsi Gambar
Stasiun
Stasiun Stasiun Gedangan (GDG) adalah stasiun
Gedangan kereta api kelas III/kecil yang berada
di Gedangan, Gedangan, Sidoarjo.
Stasiun yang terletak pada ketinggian +4
meter dan bersistem sinyal mekanik ini
termasuk dalam Daerah Operasi VIII
Surabaya.

Stasiun Waru Stasiun Waru (WR) adalah stasiun kereta


api kelas III/kecil yang terletak
di Kedungrejo, Waru, Sidoarjo. Stasiun
yang terletak pada ketinggian +5 meter
ini termasuk dalam Daerah Operasi VIII
Surabaya dan merupakan stasiun KA
yang lokasinya paling timur
di Kabupaten Sidoarjo. Lokasi stasiun ini
cukup strategis karena berada di jalur
utama Surabaya-Sidoarjo dan juga
sangat berdekatan dengan Terminal
Utama Surabaya, yaitu Terminal
Purabaya/Bungurasih.
Stasiun Stasiun Wonokromo (WO)
Wonokromo adalah stasiun kereta api kelas I yang
terletak di Jagir, Wonokromo, Surabaya.
Stasiun yang terletak pada ketinggian +7
meter ini termasuk dalam Daerah
Operasi VIII Surabaya. Stasiun ini
berada di bagian selatan Surabaya dan
menjadi gerbang masuknya kereta api
dari arah selatan (Malang/Banyuwangi)
dan barat daya (Madiun) menuju
Surabaya.

C. Layout Kereta Api Penataran


Kereta Api Penataran memiliki lima kereta penumpang dan satu kereta restorasi.
Satu kereta penumpang memiliki 106 tempat duduk dengan 4 tempat duduk untuk
penumpang berkebutuhan khusus. Berikut merupakan layout Kereta Api Penataran.

Gambar 4.1 Layout Kereta Api Penataran


102

D. Rute

Gambar 4.2 Rute Kereta Api Penataran


103

4.1.2 Karakteristik Stasiun Gubeng


Stasiun Gubeng adalah stasiun kereta api kelas besar yang terletak di Pacar Keling,
Tambaksari, Surabaya. Meski bernama Gubeng, secara administratif stasiun ini tidak
terletak di Kelurahan Gubeng, melainkan terletak agak sedikit ke sebelah utara
wilayah Gubeng . Stasiun yang terletak pada ketinggian +5 meter ini merupakan stasiun
terbesar yang berada dalam pengelolaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah
Operasi VIII Surabaya. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api terbesar
di Surabaya dan Jawa Timur serta merupakan stasiun keberangkatan dan kedatangan utama
KA dari Kota Surabaya, khususnya yang melalui jalur selatan dan timur Pulau Jawa. Untuk
KA yang melalui jalur utara, seperti KA jurusan Jakarta via Semarang, sebagian besar
keberangkatan dan kedatangannya dilayani di Stasiun Surabaya Pasarturi.
Stasiun Gubeng melayani perjalanan dengan kereta api lokal, ekonomi, bisnis dan
eksekutif. Kereta api lokal adalah Delta Exspress, Dhoho, Penataran, Tumapel, KRD
Bojonegoro dan KRD Kertosono. Untuk Kereta api ekonomi ada Kereta Gaya Baru Malam
Selatan, Pasundan, Logawa, Sri Tanjung dan Probowangi serta Jayabaya untuk kereta api
ekonomi AC Plus. Untuk kereta api campuran terdapat kereta Sancaka, Mutiara Timur,
Ranggajati dan Mutiara Selatan. Sedangkan untuk kereta api eksekutif terdapat kereta Argo
Wilis, Bima, Turangga dan Bangunkarta. Berikut merupakan jadwal keberangkatan dan
kedatangan kereta api di Stasiun Gubeng.
A. Jumlah Penumpang Stasiun Gubeng
Jumlah penumpang di Stasiun Gubeng mengalami peningkatan setiap tahunnya
seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.3. Peningkatan terbesar dalam lima tahun terakhir
terjadi pada tahun 2016 yang mengalami peningkatan sebesar 230.947 penumpang yaitu
sekitar 12% dari jumlah penumpang Tahun 2015.

2500000
2065604
2000000 1761170
1525237 1834657
1500000 1604384

1000000

500000

0
2012 2013 2014 2015 2016

Gambar 4.3 Grafik jumlah penumpang Stasiun Gubeng


104

B. Layout Stasiun Gubeng

104
Gambar 4.4 Layout Stasiun Gubeng
105

C. Pengaturan Zona Pelayanan dan Sirkulasi Penumpang di Stasiun Gubeng


Pembagian zona pelayanan stasiun ini dimaksudkan agar pengaturan orang di stasiun
lebih mudah dan lebih teratur karena akan berdampak terhadap kenyamanan penumpang.
Stasiun Gubeng telah menerapkan pembagian ruang berdasarkan zona-zona dan terdapat
papan penunjuk zona seperti yang telah diatur dalam Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta
Api Indonesia Tahun 2012. Zona pelayanan Stasiun Gubeng dibagi menjadi:
1. Zona Penumpang Bertiket atau Zona I
Zona I merupakan tempat steril yang khusus disediakan bagi penumpang
bertiket yang telah siap memasuki kereta. Tempat ini adalah area peron dan
area lainnya yang berada di sekitar peron. Untuk Stasiun Gubeng yang terdapat
di Zona 1 hanya mushola, toilet, ruang kesehatan, Loko Cafe serta ruangan lain
yang difungsikan untuk staf PT. KAI.
2. Zona Calon Penumpang Bertiket atau Zona II
Zona II merupakan tempat yang disediakan bagi calon penumpang bertiket
yang menunggu datangnya kereta. Untuk Stasiun Gubeng, ruang untuk
penumpang Zona II adalah ruang tunggu setelah melewati boarding gate
dengan fasilitas terdapat ruang kesehatan, mushola, toilet dan ruang ibu
menyusui. Untuk menuju Zona I terdapat pagar yang akan dibuka jika kereta
api akan tiba lima belas menit kemudian.
3. Zona Umum atau Zona III
Zona III adalah zona calon penumpang dan umum sebelum diperiksa tiketnya
atau sebelum masuk peron, yang termasuk zona III Stasiun Gubeng adalah:
a. Hall yang terdiri dari loket, ruang tunggu untuk umum, customer service,
ATM, pertokoan, toilet serta mushola.
b. Tempat parkir.
c. Halaman stasiun; dan semua ruang yang dibatasi tempat pemeriksaan tiket.
Pengaturan sirkulasi penumpang di Stasiun Gubeng juga telah diatur sesuai
pedoman dimana pintu keluar dan pintu masuk penumpang berbeda tempat dan pengaturan
untuk orang yang akan keluar dan yang akan masuk telah diatur oleh petugas keamanan
sehingga tidak saling bertabrakan. Pengaturan tersebut adalah penumpang yang baru turun
dari kereta api dan akan keluar stasiun didahulukan, sedangkan penumpang di Zona II
tidak diperbolehkan memasuki Zona I terlebih dahulu. Setelah penumpang keluar, barulah
penumpang Zona II diperbolehkan masuk ke Zona I.
106

4.1.3 Karakteristik Stasiun Malang Kota Baru


Stasiun Malang Kota Baru yang merupakan salah satu prasarana transportasi utama
ini adalah stasiun terbesar di Kota Malang yang terletak di Kiduldalem, Klojen, Malang.
Stasiun Malang Kota Baru termasuk dalam Daerah Operasi VIII Surabaya yang memiliki
12 jalur aktif dengan 3 jalur sebagai sepur lurus.
Stasiun ini disebut Stasiun Malang Kota Baru untuk membedakannya dengan
Stasiun Kota Lama yang usianya lebih tua. Stasiun Malang Kota Baru dibangun pada tahun
1941 dan ketinggiannya +444 meter dari permukaan laut.
Stasiun Malang Kota Baru melayani perjalanan dengan kereta api ekonomi, bisnis
dan eksekutif. Kereta api ekonomi yang dapat ditemukan di Stasiun Malang KotaBaru
adalah Kereta Api Majapahit, Jayabaya, Matarmaja, Tawang Alun, Penataran dan
Tumapel. Kereta api kelas bisnis adalah Kereta Api Mutiara Selatan namun berhenti
beroperasi pada Tanggal 12 Maret 2017. Kereta Api kelas eksekutif yaitu Kereta Api
Gajayana dan Bima. Serta kereta api kelas campuran yaitu Kereta Api Malabar, Malioboro
Ekspress dan Mutiara Selatan.
A. Jumlah Penumpang
Jumlah penumpang kereta api di Stasiun Malang Kota Baru mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Penumpang akan meningkat secara signifikan pada bulan
dengan hari-hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Natal. Berikut
merupakan data jumlah penumpang dari tahun 2012-2016 yang dapat dilihat pada Gambar
4.5. Peningkatan terbesar dalam lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2013 yang
mengalami peningkatan sebesar 247.588 penumpang yaitu sekitar 27% dari jumlah
penumpang Tahun 2012.

1200000
959705 1018223
1000000 1002583
800000
561754 712117
600000
400000
200000
0
2012 2013 2014 2015 2016

Gambar 4.5 Grafik jumlah penumpang Stasiun Malang Kota Baru


107

B. Layout Stasiun Malang Kota Baru

Gambar 4.6 Layout Stasiun Malang Kota Baru

107
108

C. Pengaturan Zona Pelayanan dan Sirkulasi Penumpang di Stasiun Malang


Kota Baru
Stasiun Malang Kota Baru seperti yang dapat dilihat pada layout di Gambar 4.6
belum membagi zona-zona pelayanan dan tidak ada penanda nama zona. Jika berpedoman
pada Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia Tahun 2012, zona pelayanan di
Stasiun Malang Kota Baru seharusnya terbagi sebagai berikut:
1. Zona Penumpang Bertiket atau Zona I
Zona I merupakan tempat steril yang khusus disediakan bagi penumpang
bertiket yang telah siap memasuki kereta. Tempat ini adalah area peron dan
area lainnya yang berada di sekitar peron Untuk Stasiun Malang Kota Baru
yang terdapat di Zona 1 yaitu mushola, toilet, ruang kesehatan, ruang laktasi,
pertokoan serta ruangan lain yang difungsikan untuk staf PT. KAI.
2. Zona Calon Penumpang Bertiket atau Zona II
Zona II merupakan tempat yang disediakan bagi calon penumpang bertiket
yang menunggu datangnya kereta. Ruang untuk penumpang Zona II adalah
ruang tunggu setelah melewati boarding gate. Stasiun Malang Kota Baru tidak
memiliki Zona II karena setelah melewati boarding gate, penumpang akan
langsung memasuki peron atau Zona I. Hal ini menyebabkan penumpukan
calon penumpang di Zona III.
3. Zona Umum atau Zona III
Zona III adalah zona calon penumpang dan umum sebelum diperiksa tiketnya
atau sebelum masuk peron, yang termasuk zona III adalah:
d. Hall yang terdiri dari loket, ruang tunggu untuk umum, customer service,
ATM, pertokoan, toilet serta mushola.
e. Tempat parkir.
f. Halaman stasiun; dan semua ruang yang dibatasi tempat pemeriksaan tiket.
Pengaturan sirkulasi penumpang di Stasiun Malang Kota Baru juga telah diatur
sesuai pedoman dimana pintu keluar dan pintu masuk penumpang berbeda tempat dan
pengaturan untuk orang yang akan keluar dan yang akan masuk telah diatur oleh petugas
keamanan sehingga tidak saling bertabrakan. Pengaturan tersebut adalah penumpang yang
baru turun dari kereta api dan akan keluar stasiun didahulukan, sedangkan penumpang di
Zona I tidak diperbolehkan melewati pagar pembatas terlebih dahulu. Setelah penumpang
keluar, barulah penumpang Zona I diperbolehkan melewati pagar pembatas untuk menaiki
kereta api.
109

4.2 Karakteristik Penumpang


Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di Kereta Api Penataran, Stasiun Gubeng
dan Stasiun Malang Kota Baru dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden untuk
mengetahui karaktersitik penumpang serta persepsi penumpang terhadap kinerja pelayanan
Kereta Api Penataran, Stasiun Gubeng dan Stasiun Malang Kota Baru. Kuesioner terkait
identitas responden digunakan untuk mengetahui karakteristik pelaku perjalanan atau
penumpang yang terbagi berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, maksud perjalanan,
tujuan perjalanan, tipe perjalanan dan frekuensi perjalanan. Berikut merupakan
karakteristik penumpang berdasarkan masing-masing sub variabel.

Tabel 4.4
Karakteristik penumpang Kereta Api Penataran, Stasiun Gubeng dan Stasiun Malang Kota Baru
KA Penataran Stasiun Gubeng Stasiun Malang
Sub Variabel Parameter
(orang) (orang) Kota Baru (orang)
Usia 11-15 tahun 1 12 0
16-20 tahun 67 35 30
21-25 tahun 115 46 67
26-30 tahun 52 24 23
31-35 tahun 21 25 9
36-40 tahun 20 17 8
41-45 tahun 19 12 5
46-50 tahun 12 4 11
51-55 tahun 16 6 1
56-60 tahun 4 1 4
61-65 tahun 7 5 1
66-70 tahun 0 1 0
Jenis Kelamin Laki-laki 154 81 67
Perempuan 180 107 92
Pekerjaan Pelajar 117 76 78
Ibu Rumah
24 17 12
Tangga
Wiraswasta 53 35 11
Karyawan
98 42 45
Swasta
PNS 25 13 8
Freelance 3 0 0
Belum Bekerja 5 1 2
Karyawan
3 1 0
BUMN
Dosen/Guru 5 0 1
Pensiunan 1 1 0
Lain-lain 0 2 2
Pendapatan 500.000 -
20 19 12
1.000.000
1.000.000 -
33 12 11
1.500.000
1.500.000 -
60 20 17
2.000.000
2.000.000-
94 54 55
3.000.000
>3.000.000 29 14 11
110

KA Penataran Stasiun Gubeng Stasiun Malang


Sub Variabel Parameter
(orang) (orang) Kota Baru (orang)
0 (belum/tidak
98 69 53
bekerja)
Maksud Pulang 71 55 37
Perjalanan Sekolah/kuliah 72 24 24
Bekerja 114 50 26
Rekreasi 51 55 61
berkunjung 10 4 8
Lain-lain 16 0 3
Tipe PP 154 92 47
Perjalanan 1 kali trip 180 96 112
Frekuensi setiap hari 28 11 3
Perjalanan seminggu sekali 78 8 13
dua minggu
56 11
sekali 17
sebulan sekali 86 58 41
seminggu 2 kali 14 8
tidak tentu 66 74 64
Lain-lain 6 18 21
Tujuan Malang 47 23 37
Perjalanan Wonokromo 62 10
Gubeng 112 22 41
Pasr Turi 25
Tugu 29 9
Jember 14
Bandung 23
Pasar Senen 10
Lain-lain 88 77 52

Tabel 4.4 menunjukkan jumlah responden di masing-masing wilayah studi


berdasarkan masing-masing sub variabel dan dominasi persebarannya. Penjelasan lebih
lanjut dari masing-masing sub variabel adalah sebagai berikut.
4.2.1 Karakteristik Penumpang berdasarkan Usia
Karakteristik penumpang KA Penataran, Stasiun Gubeng dan Stasiun Malang Kota
Baru berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 4.7. Bagan pertama merupakan
persentase jumlah responden yang menggunakan KA Penataran menunjukkan usia
dominan pengguna KA Penataran adalah usia 21-25 tahun sebesar 34%. Pada rentang usia
tersebut merupakan usia mahasiswa hingga orang-orang yang baru atau sedang mencari
kerja. Usia 21-25 tahun merupakan usia produktif yang memiliki mobilitas tinggi, sehingga
perlu adanya jadwal kereta api yang tetap dan waktu tunggu yang kecil sehingga
penumpang dapat menggunakan kereta api pada waktu-waktu yang sesuai dengan
kebutuhannya.
Bagan kedua merupakan persentase jumlah responden di Stasiun Gubeng yang
menunjukkan usia dominan responden yaitu 21-25 tahun sebesar 24%. Usia dominan di
Stasiun Gubeng sama halnya dengan di Kereta Api Penataran yaitu pada usia produktif 21-
111

25 tahun. Sama halnya dengan KA Penataran dan Stasiun Gubeng, Stasiun Malang Kota
Baru juga didominasi oleh pengunjung stasiun berusia 21-25 tahun dengan persentase
42%. Hal ini menandakan KA Penataran, Stasiun Gubeng dan Stasiun Malang Kota Baru
lebih banyak digunakan oleh penumpang yang belum, akan atau baru bekerja dan belum
memiliki kendaraan pribadi sehingga lebih memilih menggunakan kereta api untuk
beraktivitas. Selain itu perjalanan menggunakan kereta api lebih murah jika dibandingkan
dengan perjalanan menggunakan kendaraan pribadi. Semakin bertambahnya usia seseorang
akan lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi daripada harus berdesakan di
angkutan umum terutama yang mengangkut banyak orang seperti kereta api kelas
ekonomi. Supaya perjalanan menggunakan kereta api dapat mencakup segala usia, perlu
adanya perbaikan dan peningkatan performa fasilitas-fasilitas yang ada di stasiun dan di
kereta api agar tercipta kenyamanan bagi segala usia.

4;1% 7;2% 1;0% 4;2% 6;3%1;1%5;3% 1;1%


16;5% 12;6%
12;4% 67; 12;6% 35;
19;6% 20% 17;9% 19%
20;6%
21;6% 25;
52; 115; 13% 46;
16% 24; 24%
34%
13%

11-15 th 16-20 th 21-25 th 11-15 th 16-20 th 21-25 th


26-30 th 31-35 th 36-40 th 26-30 th 31-35 th 36-40 th
41-45 th 46-50 th 51-55 th 41-45 th 46-50 th 51-55 th
56-60 th 61-65 th 56-60 th 61-65 th 66-70 th

(a) (b)
1;1% 4;2% 1;1%
11;7%
5;3% 30;
8;5% 19%
9;6%

23;
14% 67;
42%

16-20 th 21-25 th 26-30 th


31-35 th 36-40 th 41-45 th
46-50 th 51-55 th 55-60 th
61-65 th
(c)

Gambar 4.7 Persentase Jumlah Penumpang dan Pengunjung berdasarkan Usia pada Kereta Api
Penataran (a), Stasiun Gubeng (b) dan Stasiun Malang Kota Baru (c)
112

4.2.2 Karaktersitik Penumpang berdasarkan Jenis Kelamin


Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin di tiap-tiap wilayah studi dapat dilihat
pada Gambar 4.8 yang menunjukkan bahwa jenis kelamin yang dominan adalah
perempuan. Persentase jumlah penumpang di KA Penataran adalah 54% penumpang
perempuan dan 46% penumpang laki-laki. Persentase jumlah penumpang di Stasiun
Gubeng adalah 57% penumpang perempuan dan 43% laki-laki. Persentase jumlah
penumpang di Stasiun Malang Kota Baru adalah 58% penumpang perempuan dan 42%
laki-laki. Dari data tersebut menandakan bahwa perempuan lebih memilih menggunakan
angkutan umum seperti kereta api dalam beraktivitas dan melakukan perpindahan antar
kota daripada menggunakan angkutan pribadi. Untuk menciptakan kenyamanan bagi
penumpang perempuan, perlu adanya tangga platform di stasiun sebagai fasilitas naik turun
penumpang untuk memudahkan penumpang naik ke kereta karena perbedaan lantai peron
dan lantai kereta lebih dari 20 cm. Selain itu, sering terdapat penumpang perempuan yang
harus berdiri karena tidak mendapat tiket dengan nomor tempat duduk, untuk mengatasi
hal tersebut perlu adanya penambahan kereta agar semua penumpang mendapatkan tempat
duduk.

180; 154;
46% 107; 81;
54%
57% 43%

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

(a) (b)

92; 67;
58% 42%

Laki-laki Perempuan
(c)
Gambar 4.8 Persentase Jumlah Penumpang dan Pengunjung berdasarkan Jenis Kelamin pada
Kereta Api Penataran (a), Stasiun Gubeng (b) dan Stasiun Malang Kota Baru (c)
113

4.2.3 Karakteristik Penumpang berdasarkan Pekerjaan


Karakteristik penumpang berdasarkan pekerjaan di tiap-tiap wilayah studi dapat
dilihat pada Gambar 4.9 yang menunjukkan bahwa di Kereta Api Penataran persentase
terbesar adalah pelajar/mahasiswa yaitu 36%. Namun jika karyawan swasta, wiraswasta,
PNS, freelance, karyawan BUMN dan guru/dosen dijumlah maka akan memiliki
persentase lebih besar yaitu 56%. Artinya sekitar 56% penumpang Kereta Api Penataran
adalah pekerja dan 36% penumpang adalah pelajar/mahasiswa. Hal ini dikarenakan
terdapat perkantoran serta perdagangan dan jasa di sekitar rute Malang-Surabaya.
Kemudian 36% dari responden adalah pelajar/mahasiswa karena stasiun awal dan stasiun
akhirnya terletak di Kota Surabaya dan Kota Malang yang merupakan salah satu kota
tujuan pendidikan.
Jumlah responden di Stasiun Gubeng berdasarkan pekerjaan memiliki persentase
terbanyak pada pelajar/mahasiswa dengan persentase 40%. Namun jika persentase pekerja
dijumlah maka persentase pekerja menjadi 49%. Sehingga mayoritas pengunjung Stasiun
Gubeng adalah 49% pekerja dan 40% pelajar/mahasiswa dengan maksud perjalanan yang
beragam.
Stasiun Malang Kota Baru didominasi oleh pelajar/mahasiswa dengan persentase
49%. Banyaknya pelajar/mahasiswa di Stasiun Malang Kota Baru dikarenakan Kota
Malang merupakan kota pendidikan dan kota wisata sehingga banyak pelajar/mahasiswa
yang menggunakan kereta api sebagai alat transportasinya untuk menuju atau keluar dari
Kota Malang.
Berdasarkan jenis pekerjaannya, mayoritas pengguna kereta api adalah
pelajar/mahasiswa dan pekerja, maka perlu adanya peningkatan kecepatan kereta api dan
ketepatan waktu agar tercipta kenyamanan bagi penumpang untuk menggunakan kereta api
sebagai pilihan dalam menggunakan angkutan umum.
114

3;1% 5;2% 1;1% 1;1%


5;2%
3;1% 2;1%
1;0% 1;1%

25;7% 13;
117; 7%
35% 76;
42; 40%
22%
98;29%

24;7% 35; 17;


19% 9%
53;16%

Pelajar/mahasiswa Ibu rumah tangga Pelajar/mahasiswa Ibu rumah tangga


Wiraswasta karyawan swasta Wiraswasta Karyawan swasta
PNS Freelance PNS Belum bekerja
Belum bekerja BUMN BUMN Pensiunan
Guru/dosen Pensiunan Dll

(a) (b)

2;1% 1;1% 2;1%

8;5%

45; 78;
28% 49%

11;7%
12;8%

Pelajar/mahasiswa Ibu rumah tangga


Wiraswasta Karyawan swasta
PNS Belum bekerja
Guru/dosen Dll

(c)

Gambar 4.9 Persentase Jumlah Penumpang dan Pengunjung berdasarkan Pekerjaan pada Kereta
Api Penataran (a), Stasiun Gubeng (b) dan Stasiun Malang Kota Baru (c)

4.2.4 Karaktersitik Penumpang berdasarkan Pendapatan


Berdasarkan hasil survei terkait pendapatan penumpang kereta api diketahui bahwa
kereta api merupakan pilihan moda yang diminati dari berbagai tingkat pendapatan. Di
Kereta Api Penataran sekitar 29% penumpang belum/tidak bekerja dan 71% penumpang
memiliki penghasilan dengan penghasilan dominan antara Rp. 2.000.000,00 hingga Rp.
115

3.000.000,00/bulan. Semakin tinggi tingkat pendapatan maka minat penumpang untuk


menggunakan kendaraan pribadi semakin tinggi.
Berdasarkan hasil survei di Stasiun Gubeng diketahui bahwa 37% penumpang
belum berpenghasilan dan 63% sisanya memiliki penghasilan dengan penghasilan dominan
antara Rp. 2.000.000,00 hingga Rp. 3.000.000,00/bulan. Sama halnya dengan Stasiun
Gubeng, Stasiun Malang Kota Baru juga di dominasi dengan pengunjung berpendapatan
Rp. 2.000.000,00 – Rp. 3.000.000,00/bulan.
Dari deskripsi di atas didapatkan bahwa kereta api lebih banyak digunakan oleh
penumpang berpenghasilan antara Rp 2.000.000,00 hingga Rp. 3.000.000,00/bulan. Perlu
adanya penyesuaian tarif dengan tingkat pendapatan masyarakat agar kereta api dapat
dinikmati oleh berbagai tingkat pendapatan.

20;6%
19;10%
33;10% 12;6%
98;29%
69;37%
20;11%
60;18%

29;9%
94;28% 54;29%
14;7%

500.000 - 1.000.000 1.000.000 - 1.500.000 500.000 - 1.000.000 1.000.000 - 1.500.000


1.500.000 - 2.000.000 2.000.000-3.000.000 1.500.000 - 2.000.000 2.000.000-3.000.000
>3.000.000 0 (belum/tidak bekerja) >3.000.000 0 (belum/tidak bekerja)

(a) (b)

12;7%
11;7%
53;33%
17;11%

55;35%
11;7%

500.000 - 1.000.000 1.000.000 - 1.500.000


1.500.000 - 2.000.000 2.000.000-3.000.000
>3.000.000 0 (belum/tidak bekerja)

(c)

Gambar 4.10 Persentase Jumlah Penumpang dan Pengunjung berdasarkan Pendapatan pada Kereta
Api Penataran (a), Stasiun Gubeng (b) dan Stasiun Malang Kota Baru (c)
116

4.2.5 Karaktersitik Penumpang berdasarkan Maksud Perjalanan


Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di Kereta Api Penataran, Stasiun Gubeng
dan Stasiun Malang Kota Baru, diketahui bahwa jumlah responden di KA Penataran
sebanyak 34% mempunyai maksud perjalanan untuk bekerja karena guna lahan di sekitar
rute lintasan Kereta Api Penataran Malang-Surabaya merupakan perkantoran serta
perdagangan dan jasa. Untuk meningkatkan kenyamanan penumpang kereta api, perlu
adanya pengaturan pada jadwal kereta api agar kereta api dapat berangkat dan tiba tepat
waktu.
Untuk pengunjung Stasiun Gubeng, didapatkan bahwa 29% penumpang bermaksud
untuk pulang dan rekreasi. Stasiun Malang Kota Baru sejumlah 39% penumpang
bermaksud untuk rekreasi. Stasiun Gubeng dan Stasiun Malang Kota Baru merupakan
stasiun kelas besar yang melayani perjalanan jarak jauh dan pelayanan kereta api jarak jauh
sehingga perjalanan dengan menggunakan kereta api menjadi pilihan penumpang sebagai
moda transportasi untuk berekreasi. Untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung stasiun,
perlu adanya peningkatan performa fasilitas-fasilitas di stasiun agar lebih mudah diakses
dan dapat memenuhi kebutuhan pengunjung di stasiun.

10;3% 16;5%
4;2%
71;21% 55;29%
51;15% 55;29%

72;22%
114; 24;13%
34% 50;27%

Pulang Sekolah/kuliah Pulang Sekolah/kuliah


Bekerja Rekreasi Bekerja Rekreasi
Berkunjung Dll Berkunjung

(a) 8;5% 3;2% (b)


37;23
%
61;39
24;15
%
%
26;16
%

Pulang Sekolah/kuliah
Bekerja Rekreasi
Berkunjung Dll
(c)

Gambar 4.11 Persentase jumlah penumpang dan pengunjung berdasarkan maksud perjalanan pada
Kereta Api Penataran (a), Stasiun Gubeng (b) dan Stasiun Malang Kota Baru (c)
117

4.2.6 Karaktersitik Penumpang berdasarkan Tipe Perjalanan


Hasil survei terkait karakteristik penumpang berdasarkan tipe perjalanan di Kereta
Api Penataran, Stasiun Gubeng dan Stasiun Malang Kota Baru didapatkan hasil seperti
yang terdapat pada Gambar 4.12. Perjalanan pulang-pergi adalah perjalanan dimana
seseorang menggunakan kerta api dari stasiun awal hingga stasiun akhir dan pada hari itu
juga menggunakan kereta api untuk kembali ke stasiun awal. Sedangkan perjalanan satu
kali trip adalah dimana seseorang menggunakan kereta api dari stasiun awal hingga stasiun
tujuannya pada satu hari dan tidak menggunakan kereta api lagi pada hari itu untuk
kembali ke stasiun awal.
Dari gambar tersebut diketahui bahwa persentase penumpang dengan perjalanan
satu kali trip yaitu untuk penumpang kereta api 54 % responden, Stasiun Gubeng 51 %
responden dan di Stasiun Malang Kota Baru 70 % responden. Sedangkan sisanya
menggunakan jasa kereta api untuk perjalanan pulang-pergi. Hal ini menandakan semakin
jauh jangkauan pelayanan kereta api, semakin banyak pula penumpang yang melakukan
perjalanan satu kali trip karena dengan tujuan stasiun yang semakin jauh semakin kecil
pula kemungkinan penumpang melakukan perjalanan pulang-pergi.

180; 154; 96; 92;


54% 46% 51% 49%

Pulang-Pergi 1 kali trip


Pulang-Pergi 1 kali trip
(a) (b)

47;
30%

112;
70%

Pulang-Pergi 1 kali trip

(c)

Gambar 4.12 Persentase Jumlah Penumpang dan Pengunjung berdasarkan Tipe Perjalanan pada
Kereta Api Penataran (a), Stasiun Gubeng (b) dan Stasiun Malang Kota Baru (c)
118

4.2.7 Karaktersitik Penumpang berdasarkan Frekuensi Perjalanan


Karakteristik Penumpang Kereta Api Penataran berdasarkan frekuensi perjalanan
diketahui sekitar 26% orang menggunakan jasa kereta api sebagai alat transportasinya
sebanyak sebulan sekali. Hal ini karena sebagian besar penumpang Kereta Api Penataran
merupakan pekerja dan pelajar/mahasiswa yang rutin pulang sebulan sekali, 2 minggu
sekali atau seminggu sekali untuk kemudian kembali bekerja atau berkuliah. Sedangkan
pengunjung Stasiun Gubeng 39% orang menggunakan jasa kereta api tidak rutin atau tidak
tentu. Sama halnya dengan pengunjung Stasiun Malang Kota Baru, sekitar 40% orang
menggunakan jasa kereta api tidak rutin atau tidak tentu. Hal ini dikarenakan klasifikasi
kedua stasiun yang merupakan stasiun besar sebagai pusat keberangkatan kereta api jarak
jauh sehingga sebagian besar penggunanya tidak rutin menggunakan jasa kereta api, hanya
jika untuk rekreasi atau tujuan lain. Agar frekuensi penggunaan kereta api meningkat, perlu
adanya peningkatan kualitas pelayanan dan kualitas fasilitas-fasilitas di stasiun agar minat
penumpang menggunakan kereta api lebih besar.
6;2% 28;8% 11;6%
18;10% 8;4%
11;6%
66;20%
14;4% 78;23%
74;39% 58;31%
86;26%
56;17%

8;4%

setiap hari seminggu sekali setiap hari seminggu sekali


dua minggu sekali sebulan sekali dua minggu sekali sebulan sekali
seminggu 2 kali tidak tentu seminggu 2 kali tidak tentu
(a) (b)
3;2%
21;13%
13;8%
17;11%

64;40% 41;26%

setiap hari seminggu sekali


dua minggu sekali sebulan sekali
tidak tentu dll
(c)
Gambar 4.13 Persentase Jumlah Penumpang dan Pengunjung berdasarkan Frekuensi Perjalanan
pada Kereta Api Penataran (a), Stasiun Gubeng (b) dan Stasiun Malang Kota Baru (c)
119

4.2.8 Karaktersitik Penumpang berdasarkan Tujuan Perjalanan


Karakteristik Penumpang Kereta Api Penataran berdasarkan tujuan perjalanan
diketahui sekitar 34% orang menuju ke Stasiun Gubeng dan 26% orang menuju Stasiun
Malang Kota Baru sebagai tujuan pendidikan atau bekerja. Sedangkan pengunjung Stasiun
Gubeng 15% orang menggunakan jasa kereta api menuju Stasiun Tugu. Pengunjung
Stasiun Malang Kota Baru sekitar 26% orang menuju Stasiun Gubeng. Hal ini menandakan
sebagian besar perjalanan adalah menuju daerah pusat bisnis (CBD). Mayoritas
pengunjung Stasiun Gubeng dan Stasiun Malang Kota Baru memiliki tujuan yang beragam
di luar DAOP VIII Surabaya atau dengan kata lain tujuan jarak jauh. Untuk itu perlu
adanya peningkatan pada fasilitas-fasilitas di kereta api dan stasiun agar tercipta
kenyamanan dalam menggunakan kereta api jarak jauh.

23;12%
47;14%
88;26% 77;41% 22;12%
62;19%
29;15%
25;7%

112;34 23;12% 14;8%


%

Malang Wonokromo Gubeng Malang Gubeng Tugu


Pasr Turi lain-lain Jember Bandung Lain-lain

(a) (b)

37;23%
52;33%

10;6%

10;6% 41;26%
9;6%

Malang Wonokromo Gubeng


Tugu Pasar Senen Lain-lain
(c)
Gambar 4.14 Persentase Jumlah Penumpang dan Pengunjung berdasarkan Tujuan Perjalanan pada
Kereta Api Penataran (a), Stasiun Gubeng (b) dan Stasiun Malang Kota Baru (c)
120

4.3 Hubungan Antar Karakteristik Penumpang


Hubungan antar karakteristik penumpang Kereta Api Penataran terbagi menjadi
beberapa pembahasan. Pembahasan tersebut adalah sebagai berikut.
4.3.1 Hubungan antara Karakteristik Penumpang berdasarkan Usia dan Jenis
Kelamin
Tabel 4.5 merupakan tabel yang menunjukkan keterkaitan antara karakteristik
penumpang Kereta Api Penataran berdasarkan usia dan karaktersitik penumpang Kereta
Api Penataran berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4. 5
Hubungan antara jenis kelamin dan usia
Jenis Kelamin
l p Total
Usia
11-15 1 0 1
16-20 15 52 67
21-25 54 61 115
26-30 24 28 52
31-35 16 5 21
36-40 12 8 20
41-45 11 8 19
46-50 6 6 12
51-55 12 4 16
56-60 2 2 4
61-65 1 6 7
Total 154 180 334

Hubungan karakteristik antara usia dan jenis kelamin seperti yang ada pada tabel di
atas menunjukkan bahwa penumpang pada usia 16-30 tahun yang berjenis kelamin
perempuan lebih mendominasi daripada penumpang pada rentang usia 31-60 tahun. Pada
rentang usia 31-60 tahun penumpang berjenis kelamin laki-laki lebih mendominasi. Hal ini
menunjukkan bahwa penumpang perempuan lebih banyak melakukan perjalanan antar kota
dan menggunakan transportasi umum pada usia 16-30 tahun, sedangkan untuk usia 31-65
tahun penumpang perempuan yang melakukan perjalanan antar kota dan menggunakan
transportasi umum mulai berkurang. Selain karena faktor kenyamanan, faktor finansial
juga dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan penumpang perempuan lebih
banyak menggunakan kereta api ekonomi pada rentang usia 16-30 tahun daripada
penumpang perempuan pada rentang usia 31-60 tahun.
121

4.3.2 Hubungan antara Karakteristik Penumpang berdasarkan Jenis Kelamin dan


Maksud Perjalanan
Tabel 4.6 merupakan tabel yang menunjukkan keterkaitan antara karakteristik
penumpang Kereta Api Penataran berdasarkan jenis kelamin dan karaktersitik penumpang
Kereta Api Penataran berdasarkan maksud perjalanan.

Tabel 4. 6
Hubungan antara jenis kelamin dengan maksud perjalanan
Maksud
Perjalan-
an pulang sekolah/kuliah bekerja rekreasi berkunjung dll Total

Jenis Kelamin
l 31 27 71 16 1 8 154
p 40 40 47 36 9 8 180
Total 71 67 118 52 10 16 334

Hubungan karakteristik antara jenis kelamin dan maksud perjalanan seperti yang
ada pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa penumpang Kereta Api Penataran didominasi oleh
penumpang yang akan bekerja. Namun dilihat dari perbandingannya, penumpang berjenis
kelamin laki-laki lebih banyak menggunakan kereta api untuk bekerja, sedangkan
penumpang berjenis kelamin perempuan lebih banyak menggunakan kereta api untuk
bekerja, sekolah dan rekreasi. Hal ini menunjukkan bahwa Kereta Api Penataran
merupakan transportasi yang banyak digunakan oleh penumpang laki-laki karena selain
karena harganya yang terjangkau kereta api merupakan transportasi yang bebas hambatan
serta memiliki jadwal keberangkatan dan jadwal kedatangan yang sudah ditetapkan
sehingga penumpang yang akan bekerja tidak perlu takut terjebak macet atau terlambat
bekerja. Sedangkan kereta api digunakan oleh penumpang perempuan selain karena
harganya, tapi juga dari segi kenyamanan dan keamanannya dibandingkan dengan
kendaraan pribadi atau angkutan umum lain.
122

4.3.3 Hubungan antara Karakteristik Penumpang berdasarkan Pekerjaan dan


Pendapatan
Tabel 4.7 merupakan tabel yang menunjukkan keterkaitan antara karakteristik
penumpang Kereta Api Penataran berdasarkan pekerjaan dan karaktersitik penumpang
Kereta Api Penataran berdasarkan pendapatan.

Tabel 4. 7
Hubungan antara pekerjaan dan pendapatan
Pendapatan
500.000- 1.000.000- 1.500.000- 2.000.000-
0 3.000.000 Total
Pekerjaan 1.000.000 1.500.000 2.000.000 3.000.000
Pelajar/
85 12 8 9 3 0 117
mahasiswa
IRT 9 1 0 5 4 5 24
wiraswasta 0 0 10 16 26 1 53
swasta 0 2 11 26 51 8 98
PNS 0 2 0 3 6 13 24
freelance 0 3 0 0 0 0 3
belum
4 0 2 0 0 0 6
bekerja
BUMN 0 0 0 0 2 1 3
guru 0 0 2 1 2 0 5
pensiunan 0 0 0 0 0 1 1
Total 98 20 33 60 94 29 334

Hubungan karakteristik antara pekerjaan dan pendapatan seperti yang ada pada
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa penumpang Kereta Api Penataran didominasi oleh pekerja
dengan pendapatan paling dominan adalah Rp 2.000.000,00 – Rp 3.000.000,00. Total
jumlah pelajar/mahasiswa dan total penumpang tidak berpendapatan memang terlihat lebih
besar, namun jika jumlah pekerja digabungkan dan jumlah penumpang yang memiliki
penghasilan tetap digabungkan, akan jauh lebih besar angkanya dibandingkan jumlah
pelajar/mahasiswa dan jumlah penumpang tidak berpendapatan. Dari tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa penumpang Kereta Api Penataran didominasi oleh karyawan swasta
dengan pendapatan dominan adalah Rp 2.000.000,00 – Rp 3.000.000,00. Untuk dapat
menarik minat masyarakat agar menggunakan jasa kereta api, perlu dipertimbangkan
peningkatan UMR sehingga masyarakat dapat beralih untuk menggunakan kereta api
sebagai pilihan utama dalam melakukan perjalanan.
123

4.3.4 Hubungan antara Karakteristik Penumpang berdasarkan Maksud Perjalanan


dan Frekuensi Perjalanan
Tabel 4.8 merupakan tabel yang menunjukkan keterkaitan antara karakteristik
penumpang Kereta Api Penataran berdasarkan maksud perjalanan dan karaktersitik
penumpang Kereta Api Penataran berdasarkan frekuensi perjalanan.

Tabel 4. 8
Hubungan antara maksud perjalanan dan frekuensi perjalanan
Frekuensi
Perjalanan
setiap seminggu 2 minggu sebulan seminggu tidak
dll Total
Maksud hari sekali sekali sekali dua kali tentu
Perjalanan
pulang 6 18 15 18 0 11 3 71
sekolah/kuliah 0 20 9 26 7 5 0 67
bekerja 22 34 24 25 3 10 0 118
rekreasi 0 4 2 12 0 33 1 52
berkunjung 0 2 3 1 0 3 1 10
dll 0 0 3 4 4 4 1 16
Total 28 78 56 86 14 66 6 334

Hubungan karakteristik antara maksud perjalanan dan fekuensi perjalanan seperti


yang ada pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa penumpang Kereta Api Penataran
didominasi oleh pekerja dan didominasi oleh penumpang yang menggunakan Kereta Api
Penataran rutin sebulan sekali. Penumpang dengan tujuan bekerja menggunakan Kereta
Api Penataran terbanyak dengan frekuensi seminggu sekali. Sedangkan untuk penumpang
dengan tujuan pulang kembali ke rumah paling banyak adalah seminggu sekali dan sebulan
sekali. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dengan tujuan bekerja, pulang dan
sekolah/kuliah, penumpang memiliki jadwal tetap dalam menggunakan kereta api yaitu
setiap hari, seminggu sekali, 2 minggu sekali, seminggu dua kali atau sebulan sekali.
Penumpang dengan maksud perjalanan rekreasi, berkunjung dan lain-lain lebih banyak
yang tidak memiliki jadwal tetap atau kondisional.
4.3.5 Hubungan antara Karakteristik Penumpang berdasarkan Maksud Perjalanan
dan Tipe Perjalanan
Tabel 4.9 merupakan tabel yang menunjukkan keterkaitan antara karakteristik
penumpang Kereta Api Penataran berdasarkan maksud perjalanan dan karaktersitik
penumpang Kereta Api Penataran berdasarkan tipe perjalanan.
124

Tabel 4. 9
Hubungan antara maksud perjalanan dan tipe perjalanan
Tipe Perjalanan
Sekolah/
Pulang Bekerja Rekreasi Berkunjung dll Total
kuliah
Maksud Perjalanan
PP 35 13 53 32 7 14 154
1 kali trip 36 54 65 20 3 2 180
Total 71 67 118 52 10 16 334

Hubungan karakteristik antara maksud perjalanan dan tipe perjalanan seperti yang
ada pada Tabel 4.9 menunjukkan bahwa penumpang Kereta Api Penataran yang
melakukan perjalanannya pulang pergi didominasi oleh pekerja. Begitu pula dengan
perjalanan satu kali trip. Namun kesuluruhan penumpang lebih memilih menggunakan
Kereta Api Penataran untuk perjalanan satu kali trip daripada untuk perjalanan pulang
pergi dalam satu hari karena waktu tempuhnya yang dapat mencapai 3 jam hingga stasiun
akhir untuk sekali perjalanan.
4.3.6 Hubungan antara Karakteristik Penumpang berdasarkan Tipe Perjalanan
dan Frekuensi Perjalanan
Tabel 4.10 merupakan tabel yang menunjukkan keterkaitan antara karakteristik
penumpang Kereta Api Penataran berdasarkan tipe perjalanan dan karaktersitik
penumpang Kereta Api Penataran berdasarkan frekuensi perjalanan.

Tabel 4. 10
Hubungan antara tipe perjalanan dan frekuensi perjalanan
Frekuensi
Perjalanan dua
setiap seminggu sebulan seminggu tidak
minggu dll Total
Tipe hari sekali sekali dua kali tentu
sekali
Perjalanan
pp 28 39 17 26 10 30 4 154
1 kali trip 0 39 39 60 4 36 2 180
Total 28 78 56 86 14 66 6 334

Hubungan karakteristik antara tipe perjalanan dan frekuensi perjalanan seperti yang
ada pada Tabel 4.10 menunjukkan bahwa penumpang Kereta Api Penataran lebih banyak
melakukan perjalanannya pulang pergi dalam rentang waktu seminggu sekali dan
melakukan perjalanan satu kali trip dalam rentang waktu sebulan sekali. Penumpang lebih
banyak menggunakan Kereta Api Penataran dengan tipe perjalanan satu kali trip dan
dengan rentang waktu sebulan sekali karena jarak tempuhnya yang cukup jauh dan waktu
tempuhnya yang mencapai 3 jam sehingga kebanyakan penumpang merupakan pelaku
perjalanan antar kota bukan pelaku perjalanan komuter.
125

4.4 Analisis Kinerja Operasional Kereta Api Penataran


Kinerja operasional kereta api yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah load
factor, travel time, waktu henti, waktu tunggu, kecepatan dan headway dari Kereta Api
Penataran. Berikut merupakan data dan analisis dari keenam kinerja operasional Kereta
Api Penataran.
4.4.1 Load Factor
Load factor adalah faktor muatan penumpang atau perbandingan antara banyaknya
penumpang dengan kapasitas tempat duduk angkutan umum yang tersedia. Load factor
digunakan untuk mengetahui apakah kapasitas yang disediakan telah memenuhi kebutuhan
yang ada. Standar load factor untuk Kereta Api Penataran adalah 70% untuk load factor
rata-rata dan 90% untuk load factor maksimum dari kapasitas tempat duduk yang tersedia.
Load factor Kereta Api Penataran didapatkan dari hasil survei yang dilakukan
secara dinamis di kereta api dengan menghitung jumlah penumpang yang naik dan turun di
tiap kereta setiap stasiun pemberhentian. Jumlah penumpang tiap kereta tersebut kemudian
dijumlah menghasilkan jumlah penumpang satu rangkaian kereta kemudian dibagi dengan
kapasitas tempat duduk satu rangkaian kereta. Berikut ini merupakan hasil survei analisis
faktor muat penumpang pada Kereta Api Penataran rute Malang-Surabaya.

120.00% 109.81%
107.36%107.74%109.43% 105.66%
103.02% 104.91%
101.51%
100.00% 95.85% 98.87%

80.00% 75.09%

60.00%
46.04%
40.00%

20.00%

0.00%

Gambar 4.15 Load Factor Weekday Rute Malang-Surabaya

Grafik di atas menggambarkan faktor muat penumpang pada Kereta Api Penataran
nomor 462 saat weekday yang beroperasi pada pukul 07.07 dari Stasiun Malang Kota Baru
menuju Stasiun Gubeng. Grafik tersebut menunjukkan bahwa load factor mengalami
126

peningkatan mulai dari Stasiun Malang Kota Baru hingga Stasiun Tanggulangin dan mulai
turun dari Stasiun Tanggulangin hingga Stasiun Gubeng. Load factor mencapai puncaknya
di Stasiun Tanggulangin dengan nilai LF yaitu 109,81 %. Nilai load factor dari Stasiun
Malang Kota Baru hingga Stasiun Waru berkisar antara 95,85 % hingga 109,81 % yang
berarti nilai tersebut melebihi standar load factor maksimum yaitu 90 %. Sedangkan dari
Stasiun Wonokromo hingga Stasiun Gubeng masih berada di bawah nilai load factor
maksimum.

120.00% 110.19%
109.25%
105.28%106.42% 104.34%
101.89% 104.53%
100.00% 101.89%
97.17% 93.96%
82.64%
80.00%
64.91%
60.00%

40.00%

20.00%

0.00%

Gambar 4.16 Load Factor Weekend Rute Malang-Surabaya

Sedangkan pada weekend, grafik menunjukkan bahwa load factor mengalami


peningkatan mulai dari Stasiun Malang Kota Baru hingga Stasiun Porong dan mulai turun
dari Stasiun Porong hingga Stasiun Gubeng. Load factor mencapai puncaknya di Stasiun
Porong dengan nilai LF yaitu 110,19 %. Nilai load factor dari Stasiun Malang Kota Baru
hingga Stasiun Waru berkisar antara 93,96 % hingga 110,19 % yang berarti nilai tersebut
melebihi standar load factor maksimum yaitu 90 %. Sedangkan dari Stasiun Wonokromo
hingga Stasiun Gubeng masih berada di bawah nilai load factor maksimum. Load factor
mulai menurun dari Stasiun Sidoarjo hingga Stasiun Gubeng karena daerah sekitar stasiun-
stasiun tersebut merupakan daerah perkantoran, pendidikan, perdagangan dan jasa serta
tempat-tempat rekreasi sehingga penumpang banyak yang mengakhiri perjalanannya di
Stasiun Sidoarjo, Stasiun Gedangan, Stasiun Waru, Stasiun Wonokromo dan Stasiun
Gubeng.
127

120.00%
105.85% 105.85%
104.91% 98.87%
100.00% 97.36% 96.23% 92.64%
93.21%
84.91% 83.58%
80.00%
59.81%
60.00% 52.83%
40.00%

20.00%

0.00%

Gambar 4.17 Load Factor Weekday Rute Surabaya-Malang

Gambar 4.17 Menunjukkan grafik nilai load factor pada Kereta Api Penataran rute
Surabaya-Malang dengan nomor 465 saat weekday yang beroperasi pada pukul 17.50 dari
Stasiun Gubeng menuju Stasiun Malang Kota Baru. Load factor mengalami peningkatan
mulai dari Stasiun Gubeng hingga Stasiun Porong dan mengalami penurunan hingga
Stasiun Malang Kota Baru. Nilai load factor dari Stasiun Wonokromo hingga Stasiun
Singosari berkisar antara 93,21 % hingga 105,85 % yang berarti nilai tersebut melebihi
standar load factor maksimum. Sedangkan Stasiun Gubeng, Stasiun Waru, Stasiun
Blimbing dan Stasiun Malang Kota Baru masih berada di bawah standar load factor
maksimum.
Sedangkan pada weekend, grafik menunjukkan bahwa load factor mengalami
peningkatan mulai dari Stasiun Gubeng hingga Stasiun Porong dan mengalami penurunan
hingga Stasiun Malang Kota Baru. Nilai load factor dari Stasiun Waru hingga Stasiun
Singosari berkisar antara 94,91 % hingga 112,26 % yang berarti nilai tersebut melebihi
standar load factor maksimum. Sedangkan Stasiun Gubeng, Stasiun Blimbing dan Stasiun
Malang Kota Baru masih berada di bawah standar load factor maksimum.
Dari Stasiun Tanggulangin hingga Stasiun Blimbing load factor turun perlahan-
lahan dan turun drastis di Stasiun Malang Kota Baru yang menandakan banyak penumpang
mengakhiri perjalanannya di Stasiun Malang Kota Baru yang terletak di pusat kota yang
dekat dengan perdagangan dan jasa, tempat rekreasi serta angkutan umum yang mudah
ditemui.
128

120.00% 108.49% 112.26%


108.11% 108.68% 110.38% 103.40%
104.72% 100.19%
100.00% 94.91%
85.47% 82.45%
80.00%

60.00%
41.32%
40.00%

20.00%

0.00%

Gambar 4.18 Load Factor Weekend Rute Surabaya-Malang

4.4.2 Travel Time


Travel time (waktu tempuh) merupakan waktu yang dibutuhkan kereta untuk
melintasi jalur kereta yang akan dilalui. Waktu tempuh memperhitungkan waktu berhenti
dan hambatan yang mengakibatkan perlambatan. Pemilihan kereta api yang diamati travel
timenya adalah pada kereta api yang memiliki jumlah penumpang terbanyak dari 5 trip rute
Malang-Surabaya dan 5 trip rute Surabaya-Malang. Jumlah penumpang terbanyak
ditentukan melalui survei pendahuluan dan didapatkan kereta yang disurvei adalah kereta
api nomor 462 dan kereta api nomor 465. Survei terhadap travel time dilakukan pada
weekday dan weekend. Berikut merupakan hasil survei travel time pada Kereta Api
Penataran.
A. Rute Malang-Surabaya
Survei waktu tempuh pada Kereta Api Penataran tujuan Stasiun Gubeng dilakukan
di kereta api dengan nomor kereta 462 pada weekday dan weekend. Survei dilakukan
dengan mencatat waktu tempuh kereta dari Stasiun Malang Kota Baru hingga Stasiun
Gubeng. Hasil survei waktu tempuh Kereta Api Penataran rute Malang-Surabaya dapat
dilihat pada Tabel 4.11.
129

Tabel 4. 11
Data perjalanan Kereta Api Penataran rute Malang-Surabaya
No. Kereta 462 (Weekday) 462 (Weekend)
Waktu henti Waktu Tempuh Waktu henti Waktu Tempuh
Stasiun Datang Berangkat Datang Berangkat
(menit) (Menit) (menit) (Menit)
Malang 07.04 07.10 6 07.07 07.13 6
Blimbing 07.18 07.20 2 8 07.21 07.26 5 8
Singosari 07.28 07.30 2 8 07.32 07.35 3 6
Lawang 07.40 07.59 19 10 07.46 08.07 21 11
Bangil 08.29 08.35 6 20 08.27 08.34 7 20
Porong 08.49 08.50 1 14 08.49 08.52 3 15
Tanggulangin 08.57 08.59 2 7 08.58 09.00 2 6
Sidoarjo 09.05 09.07 2 6 09.06 09.08 2 6
Gedangan 09.17 09.21 4 10 09.18 09.23 5 10
Waru 09.26 09.28 2 5 09.28 09.32 4 6
Wonokromo 09.35 09.38 3 7 09.39 09.42 3 7
Gubeng 09.48 10 09.52 10
Travel Time 2 jam 38 menit 2 jam 39 menit
Waktu Tunda 3 menit 7 menit
Kecepatan 92,18 km/2,63 jam = 35,05 km/jam 92,18 km/2,65 jam = 34,78 km/jam

Berdasarkan tabel di atas, Kerta Api Penataran 462 pada weekday yang berdasarkan
jadwal berangkat pukul 07.07 WIB memiliki waktu tempuh 2 jam 38 menit dengan jarak
92,18 km. Dengan waktu tempuh tersebut Kereta Api Penataran 462 dijadwalkan tiba di
Stasiun Gubeng pukul 09.45 WIB. Waktu tempuh Kereta Api Penataran 462 telah sesuai
dengan jadwal yang ada, yaitu 2 jam 38 menit.
Kereta Api Penataran 42 pada weekend memiliki waktu tempuh yaitu 2 jam 45
menit dengan jarak 92,18 Km dimana di setiap stasiun berhenti sekitar 3-21 menit.
Keberangkatan Kereta Api Penataran 462 berangkat dari Stasiun Malang pukul 07.13 WIB
dan tiba di Stasiun Gubeng pukul 09.52 WIB. Waktu tempuh Kereta Api Penataran 462
kurang sesuai dengan jadwal dengan ketidaksesuaian 1 menit dari waktu tempuh di jadwal.
B. Rute Surabaya-Malang
Survei waktu tempuh pada Kereta Api Penataran tujuan Stasiun Malang Kota Baru
dilakukan di kereta api dengan nomor kereta 465 pada saat weekday dan weekend. Survei
dilakukan dengan mencatat waktu tempuh kereta dari Stasiun Gubeng hingga Stasiun
Malang Kota Baru. Hasil survei waktu tempuh Kereta Api Penataran rute Surabaya-
Malang dapat dilihat pada Tabel 4.12.
130

Tabel 4. 12
Data perjalanan Kereta Api Penataran rute Surabaya-Malang
No. Kereta 465 (Weekday) 465 (Weekend)
Waktu henti Waktu Tempuh Waktu henti Waktu Tempuh
Stasiun Datang Berangkat Datang Berangkat
(menit) (Menit) (menit) (Menit)
Gubeng 17.50 17.52 2 17.45 17.47 2
Wonokromo 17.56 17.58 2 4 17.57 17.59 2 10
Waru 18.06 18.11 5 8 18.06 18.11 5 7
Gedangan 18.16 18.19 3 5 18.17 18.18 1 6
Sidoarjo 18.27 18.29 2 8 18.27 18.28 1 9
Tanggulangin 18.36 18.53 17 7 18.36 19.04 28 8
Porong 19.00 19.07 7 7 19.12 19.17 5 8
Bangil 19.17 19.22 5 10 19.27 19.32 5 10
Lawang 19.58 20.02 4 36 20.08 20.12 4 36
Singosari 20.13 20.23 10 11 20.20 20.31 11 8
Blimbing 20.30 20.33 3 7 20.39 20.41 2 8
Malang 20.40 7 20.46 5
Travel Time 2 jam 48 menit 2 jam 59 menit
Waktu Tunda 5 menit 11 menit
Kecepatan 92,18 km/2,8 jam = 32,92 km/jam 92,18 km/2,98 jam = 30,93 km/jam

Berdasarkan tabel di atas, Kerta Api Penataran 465 pada weekday yang berdasarkan
jadwal berangkat pukul 17.50 WIB memiliki waktu tempuh 2 jam 45 menit dengan jarak
92,18 km. Dengan waktu tempuh tersebut Kereta Api Penataran 465 dijadwalkan tiba di
Stasiun Malang Kota Baru pukul 20.35 WIB. Waktu tempuh eksisting Kereta Api
Penataran 465 kurang sesuai dengan jadwal yang ada dengan waktu tempuh eksisting 2
jam 48 menit.
Kereta Api Penataran 465 pada weekend memiliki waktu tempuh yaitu 2 jam 59
menit dimana di setiap stasiun berhenti sekitar 2-28 menit. Keberangkatan Kereta Api
Penataran 465 dari Stasiun Gubeng pukul 17.47 WIB dan tiba di Stasiun Malang Kota
Baru pukul 20.46 WIB. Waktu tempuh Kereta Api Penataran 465 pada saat weekend belum
sesuai dengan jadwal yang ada dengan waktu tempuh eksisting 2 jam 59 menit.
4.4.3 Waktu Henti
Waktu henti merupakan selisih dari waktu kedatangan dengan waktu
keberangkatan aktual tiap-tiap stasiun yang dilalui kereta api. Berikut ini merupakan
penjelasan terkait waktu henti Kereta Api Penataran rute Malang-Surabaya dan Surabaya-
Malang.
A. Rute Malang-Surabaya
Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 4.11, kereta api berhenti di tiap-tiap
stasiun pemberhentian sekitar 1-19 menit. Standar waktu henti yang ditetapkan untuk
Kereta Api Penataran adalah 3-4 menit. Sehingga waktu henti Kereta Api Penataran 462
pada weekday di Stasiun Lawang dan Bangil masih belum sesuai dengan standar yang
131

ditetapkan. Waktu henti terutama di Stasiun Bangil yang mengalami waktu henti cukup
lama yaitu 19 menit dikarenakan adanya persilangan jalur dengan kereta lain dan
menunggu penumpang yang sedang naik atau turun dari kereta.
Sedangkan untuk Kereta Api Penataran 462 pada weekend berhenti di tiap-tiap
stasiun pemberhentian sekitar 3-21 menit. Waktu henti Kereta Api Penataran di Stasiun
Malang Kota Baru, Blimbing, Lawang, Bangil dan Gedangan masih belum sesuai dengan
standar yang ditetapkan yaitu 3-4 menit waktu berhenti karena adanya persilangan dan
menunggu penumpang yang naik atau turun dari kereta.
B. Rute Surabaya-Malang
Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 4.12, Kereta Api Penataran 465
pada weekend dan weekday berhenti di tiap-tiap stasiun pemberhentian sekitar 2-17 menit
pada weekday dan 2-28 menit pada weekend. Waktu henti terlama adalah di Stasiun
Tanggulangin karena adanya persilangan dengan kereta api lain. Sedangkan di Stasiun
Porong dan Stasiun Singosari karena menunggu naik-turun penumpang.
4.4.4 Waktu Tunda
Waktu tunda adalah selisih dari waktu kedatangan dan keberangkatan terjadwal
dengan aktual yang terjadi di lapangan atau bisa disebut waktu keterlambatan. Standar
waktu keterlambatan adalah 10% dari total waktu perjalanan yang dijadwalkan. Atau
sekitar 14-17 menit. Berdasarkan Tabel 4.11 dengan mengamati Kereta Api Penataran 462
pada weekday dan 462 pada weekend mengalami keterlambatan 3 menit dan 7 menit dari
waktu yang dijadwalkan. Waktu kedatangan Kereta Api Penataran 462 pada weekday
berdasarkan jadwal adalah pukul 09.45 WIB, sedangkan eksistingnya kereta tiba pukul
09.48 WIB. Waktu kedatangan Kereta Api Penataran 462 pada weekend di Stasiun Gubeng
berdasarkan jadwal adalah pukul 09.45 WIB, sedangkan eksistingnya kereta tiba di Stasiun
Gubeng pukul 09.52 WIB. Namun keterlambatan ini masih bisa ditoleransi karena tidak
melebihi standar waktu keterlambatan.
Hasil pengamatan pada Kereta Api Penataran 465 seperti yang terdapat pada Tabel
4.12 pada saat weekday mengalami keterlambatan 5 menit dan pada saat weekend
mengalami keterlambatan 11 menit karena persilangan dengan kereta lain di Stasiun
Tanggulangin dan menunggu penumpang naik dan turun di Stasiun Singosari. Keduanya
mengalami keterlambatan namun masih bisa ditoleransi karena masih di bawah 14-17
menit. Namun untuk kepuasan penumpang ketepatan waktu perjalanan harus lebih
ditingkatkan lagi.
132

4.4.5 Kecepatan
Kecepatan operasi adalah rasio antara jarak perjalanan (S) dengan waktu perjalanan
total (T), termasuk waktu berhenti di stasiun dan waktu tunggu lainnya. Hasil survei
kecepatan pada Kereta Api Penataran rute Malang-Surabaya dengan nomor kereta 462
pada weekday dan weekend dan Kereta Api Penataran rute Surabaya-Malang dengan
nomor kereta 465 pada weekday dan weekend dengan membagi jarak tempuh dengan
waktu tempuh seperti yang ada pada Tabel 4.11 dan Tabel 4.12 dengan memperhatikan
waktu henti kereta api di stasiun-stasiun pemberhentian. Dari hasil perhitungan tersebut
didapatkan bahwa Kereta Api Penataran 462 pada weekday memiliki kecepatan 35,05
km/jam dan Kereta Api Penataran 462 pada weekend memiliki kecepatan kereta api adalah
34,78 Km/jam. Sedangkan kecepatan untuk Kereta Api Penataran 465 pada saat weekday
32,92 km/jam dan 30,93 km/jam padaa saat weekend. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan
standar yang menyatakan bahwa standar minimum kecepatan kereta api adalah 60 km/jam.
Untuk mengetahui kecepatan sesungguhnya kereta api, dilakukan perhitungan terhadap
jarak dan waktu tempuh yang dibutuhkan kereta api untuk mencapai stasiun tertentu
dengan mengabaikan waktu henti di tiap stasiun. Hasil perhitungan dan analisis kecepatan
Kereta Api Penataran dengan mengabaikan waktu henti adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 13
Kecepatan Kereta Api Penataran rute Malang-Surabaya
No. Kereta 462 (Weekday) 462 (Weekend)
Waktu Standar Waktu Standar
Menuju Jarak Kecepatan Kete- Jarak Kecepatan Kete-
tempuh (km/ tempuh (km/
Stasiun (km) (km/jam) rangan (km) (km/jam) rangan
(menit) jam) (menit) jam)
Tidak Tidak
Blimbing 8 4,25 31,88 60 8 4.25 31.88 60
memenuhi memenuhi
Tidak Tidak
Singosari 8 5,6 42 60 6 5.6 56 60
memenuhi memenuhi
Tidak Tidak
Lawang 10 7,91 47,46 60 11 7.91 43.15 60
memenuhi memenuhi
Tidak Tidak
Bangil 20 32,3 96,9 60 20 32.3 96.9 60
memenuhi memenuhi
Tidak Tidak
Porong 14 10,05 43,07 60 15 10.05 40.2 60
memenuhi memenuhi
Tidak Tidak
Tanggulangin 7 5,2 44,57 60 6 5.2 52 60
memenuhi memenuhi
Tidak Tidak
Sidoarjo 6 4 40 60 6 4 40 60
memenuhi memenuhi
Tidak Tidak
Gedangan 10 8,1 48,6 60 10 8.1 48.6 60
memenuhi memenuhi
Tidak Tidak
Waru 5 4,1 49,2 60 6 4.1 41 60
memenuhi memenuhi
Tidak Tidak
Wonokromo 7 6,2 53,14 60 7 6.2 53.14 60
memenuhi memenuhi
Tidak Tidak
Gubeng 10 4,47 26,82 60 10 4.47 26.82 60
memenuhi memenuhi
Rata-rata = Rata-rata =
Total 105 92,18 105 92.18
52,67 52,67
133

Tabel 4. 14
Kecepatan Kereta Api Penataran Rute Surabaya-Malang
No. Kereta 465 (Weekday) 465 (Weekend)
Waktu Standar Waktu Standar
Menuju Jarak Kecepatan Kete- Jarak Kecepatan Kete-
tempuh (km/ tempuh (km/
Stasiun (km) (km/jam) rangan (km) (km/jam) rangan
(menit) jam) (menit) jam)
Tidak
Wonokromo 4 4.47 67.05 60 memenuhi 10 4.47 26.82 60
memenuhi
Tidak Tidak
Waru 8 6.2 46.5 60 7 6.2 53.14 60
memenuhi memenuhi
Tidak Tidak
Gedangan 5 4.1 49.2 60 6 4.1 41 60
memenuhi memenuhi
Tidak
Sidoarjo 8 8.1 60.75 60 memenuhi 9 8.1 54 60
memenuhi
Tidak Tidak
Tanggulangin 7 4 34.29 60 8 4 30 60
memenuhi memenuhi
Tidak Tidak
Porong 7 5.2 44.57 60 8 5.2 39 60
memenuhi memenuhi
Bangil 10 10.05 60.3 60 memenuhi 10 10.05 60.3 60 memenuhi
Tidak Tidak
Lawang 36 32.3 53.83 60 36 32.3 53.83 60
memenuhi memenuhi
Tidak
Singosari 11 7.91 43.15 60 8 7.91 59.33 60 memenuhi
memenuhi
Tidak Tidak
Blimbing 7 5.6 48 60 8 5.6 42 60
memenuhi memenuhi
Tidak Tidak
Malang 7 4.25 36.43 60 5 4.25 51 60
memenuhi memenuhi
Rata-rata = Rata-rata =
Total 110 92.18 115 92.18
50.28 48.09

Kereta Api Penataran 462 pada weekday memiliki kecepatan rata-rata 52,67 km/jam dan
Kereta Api Penataran 462 pada weekend memiliki kecepatan kereta api adalah 52,67
Km/jam. Sedangkan kecepatan rata-rata untuk Kereta Api Penataran 465 pada saat
weekday 50,28 km/jam dan 48,09 km/jam padaa saat weekend. Jika dilihat kecepatan
kereta api tiap stasiun pemberhentian dari kedua rute hampir semua kecepatan kereta api di
tiap stasiun kurang dari 60 km/jam. Hal ini tidak sesuai dengan standar kecepatan kereta
api yang standar kecepatan minimalnya 60 km/jam dan standar kecepatan maksimumnya
85 km/jam. Untuk itu, dalam meningkatkan kepuasan pelanggan dalam menggunakan
transportasi kereta api perlu adanya peningkatan kecepatan untuk mengurangi waktu
tempuh total kereta api.
4.4.6 Headway
Analisis headway dalam penelitian ini dianalisis melalui perhitungan dengan
mengamati jumlah kendaraan dan jumlah penumpang tiap jamnya pada kondisi eksisting.
Hasil dari analisis headway digunakan untuk mengetahui kebutuhan jumlah perjalanan
dalam satu hari. Hasil analisis Headway pada Kereta Api Penataran adalah sebagai berikut:
134

Tabel 4. 15
Headway Kereta Api Penataran
Hw Load
Jumlah C P Hw Ideal Kebutuhan
Waktu Eksisting Factor
Kendaraan (Orang) (Orang) (Menit) Perjalanan
(Menit) (%)
07.00-08.00 1 310 593 90 546 59 -
08.00-09.00 - - 593 90 569 56 1
09.00-10.00 - - 593 90 582 55 1
10.00-11.00 - - 593 90 244 131 1
11.00-12.00 - - 593 90 - - -
12.00-13.00 1 285 593 90 494 65 -
13.00-14.00 - - 593 90 561 57 1
14.00-15.00 - - 593 90 561 57 1
15.00-16.00 - - 593 90 290 110 1
16.00-17.00 - - 593 90 - - -
17.00-18.00 1 180 593 90 558 57 -
18.00-19.00 - - 593 90 556 57 1
19.00-20.00 1 - 593 90 540 59 -

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa headway eksisting Kereta Api


Penataran tidak sesuai dengan headway ideal berdasarkan perhitungan yang telah
dilakukan. Headway ideal berkisar antara 55-131 menit, sedangkan headway eksisting
berkisar antara 180-310 menit. Dengan demikian, diperlukan adanya penyesuaian jumlah
perjalanan dengan mengacu pada headway ideal dan jumlah penumpang terbanyak yaitu
penambahan perjalanan pada pukul 09.00-10.00 dan pukul 14.00-15.00.

4.5 Kinerja Pelayanan Stasiun dan Kereta Api


Kinerja pelayanan stasiun dan kereta api diukur menggunakan analisis SPM yang
membandingkan kondisi eksisting dengan standar-standar pelayanan minimum yang telah
ditetapkan kemudian ditentukan arahan pengembangan untuk pelayanan yang masih di
bawah standar.
Untuk pengukuran kesesuaian kondisi eksisting dengan standar yang ada, dibuat
parameter-parameter dan skor pada masing-masing parameter untuk menentukan baik-
buruknya kinerja operasional stasiun dan kereta api. Berikut merupakan hasil analisis pada
Kereta Api Penataran, Stasiun Gubeng dan Stasiun Malang Kota Baru.
4.5.1 Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran
Kinerja pelayanan pada Kereta Api Penataran mencakup pelayanan pada fasilitas-
fasilitas yang termasuk di dalam variabel keselamatan, keamanan, kehandalan/keteraturan,
kenyamanan, kemudahan dan kesetaraan. Berikut ini merupakan hasil analisis yang
dilakukan pada kondisi eksisting fasilitas-fasilitas di kereta api yang kemudian
dibandingkan dengan SPM di kereta api.
135

Tabel 4. 16
Kinerja pelayanan Kereta Api Penataran
Variabel –
No. Sub Indikator Analisis Skor Gambar
Variabel
Informasi Alat Pemadam Informasi dan fasilitas
dan fasilitas Api Ringan keselamatan adalah
keselamatan informasi ketersediaan
peralatan penyelamatan
darurat dalam bahaya
seperti kebakaran,
kecelakaan atau bencana
alam. Tersedia fasilitas
keamanan berupa tabung
pemadam dengan ukuran 3
kg berjumlah 1 buah di
masing-masing kereta
Kereta Api Penataran yang
selalu di cek secara berkala
dan diperhatikan masa
kadaluarsanya agar dapat
digunakan saat dibutuhkan
Tersedia fasilitas kemanan
berupa rem darurat
berjumlah 1 buah di
masing-masing kereta

Tersedia alat pemecah kaca


yang mudah terjangkau di
beberapa rangkaian kereta.
Di rangkaian kereta lainnya
alat pemecah kaca yang
tersedia berada di dalam
kotak kaca yang
peletakannya kurang efisien
jika alat pemecah kaca
dibutuhkan mendesak.
Namun demikian, di setiap
kereta telah terdapat alat
pemecah kaca berjumlah 6
buah.
136

Variabel –
No. Sub Indikator Analisis Skor Gambar
Variabel
Tersedia petunjuk jalur
evakuasi di tiap kereta
berjumlah 4 buah yang
mudah terlihat dan jelas
terbaca

Informasi Perlengkapan Informasi dan fasilitas


dan fasilitas P3K kesehatan adalah informasi
kesehatan dan ketersediaan fasilitas
untuk penanganan keadaan
darurat dalam hal ini adalah
perlengkapan P3K. Telah
tersedia kotak-kotak P3K di
beberapa kereta KA
2
Penataran, namun tidak
semua kotak-kotak P3K
tersebut tersedia obat-
obatan yang mencukupi
bahkan ada kotak P3K yang
tidak tersedia obat-obatan.

Fasilitas CCTV Fasilitas pendukung


Pendukung keamanan dalam kereta
Keamanan yaitu CCTV. Tidak
1
dijumpai adanya CCTV di
semua rangkaian Kereta
Api Penataran
Petugas Petugas keamanan
Keamanan merupakan orang yang
bertugas menjaga
ketertiban dan kelancaran
sirkulasi pengguna jasa dan
stasiun. Petugas keamanan
dapat dijumpai di Kereta 5
Api Penataran berjumlah 3
hingga 5 petugas keamanan
di tiap rangkaian kereta.

Stiker Stiker informasi merupakan


informasi fasilitas bagi pengguna jasa
apabila mendapat gangguan
keamanan berupa stiker
berisi nomor telepon
dan/atau SMS pengaduan
5
ditempel pada tempat yang
strategis dan mudah
terlihat. Tersedia 2 stiker
informasi yang mudah
terlihat dan jelas terbaca
137

Variabel –
No. Sub Indikator Analisis Skor Gambar
Variabel
Lampu Lampu penerangan dalam
Penerangan kereta berfungsi sebagai
sumber cahaya untuk
membaca dan
berkomunikasi. Terdapat 6
buah lampu di masing-
masing kereta yang
berfungsi dengan baik.
Keenam buah lampu akan
dinyalakan pada pukul 5
17.00 WIB hingga pukul
22.00 WIB dan lampu akan
dinyalakan sebagian mulai
pukul 22.00 WIB hingga
04.00 WIB. Selebihnya
lampu akan dipadamkan.
Intensitas cahaya lampu
penerangan di kereta api
sebesar 237 lux.
Ketepatan Ketepatan Terdapat beberapa kereta
waktu jadwal yang waktu
keberangkatan keberangkatannya
dan kedatangan mengalami keterlambatan
yang diakibatkan kereta
masih menunggu
penumpang yang belum
sepenuhnya masuk ke 4
dalam kereta. Namun
keterlambatan waktu
keberangkatan kereta
berkisar pada 3 hingga 5
menit saja sehingga tidak
melebihi 10% dari waktu
tempuh yang dijadwalkan
Tempat Nomor tempat Tempat duduk merupakan
duduk duduk fasilitas untuk pengguna
jasa angkuta KA untuk
duduk di dalam kereta
selama perjalanan. Terdapat
nomor tempat duduk yang
5
lengkap di setiap rangkaian
kereta atau 106 nomor
dalam 1 kereta sehingga
penumpang dapat dengan
mudah menemukan tempat
duduk yang tertera di tiket.
138

Variabel –
No. Sub Indikator Analisis Skor Gambar
Variabel
Toilet Kebersihan dan Toilet berfungsi sebagai
ketersediaan tempat untuk buang air
air dengan ketersediaan air
yang cukup selama dalam
perjalanan. Terdapat toilet
di setiap kereta yang
berfungsi dengan baik dan
air yang lancar. Namun 4
terkadang terdapat 2 buah
toilet dalam 1 rangkaian
kereta yang masih berbau
bahkan setelah kereta
berjalan.

Fasilitas AC Fasilitas pengatur sirkulasi


pengatur udara dapat berupa AC,
sirkulasi kipas angin atau ventilasi
udara udara. Hampir di setiap
kereta AC atau Air
Conditioner sebagai
pengatur suhu udara
berfungsi dengan baik
4
sehingga suhu udara dalam
kereta tidak lebih dari 27o
C. Namun di beberapa
kereta terdapat AC yang
bocor atau tidak berfungsi
sehingga mengganggu
kenyamanan penumpang.

Restorasi Restorasi merupakan


fasilitas penunjang
kebutuhan pengguna jasa
5
yang hendak makan dan
minum.

Fasilitas Fasilitas ini berupa


pegangan pegangan untuk
penumpang penumpang berdiri. Tidak
berdiri terdapat fasilitas pegangan
untuk penumpang berdiri di
semua Kereta Api
Penataran sehingga
penumpang dengan tiket
1
tanpa tempat duduk
biasanya memenuhi tempat
di dekat pintu masuk
penumpang yang
menyebabkan ketidaknya-
manan penumpang yang
hendak naik atau turun dari
kereta.
139

Variabel –
No. Sub Indikator Analisis Skor Gambar
Variabel
Rak bagasi Rak bagasi diperuntukkan
bagi pengguna jasa kereta
api untuk menempatkan
barang bawaannya di dalam
kereta dengan aman dan
tidak mengganggu 5
penumpang lain. Di Kereta
Api Penataran telah tersedia
rak bagasi yang berfungsi
dengan baik di semua
Kereta Api Penataran.
Informasi Informasi ini berupa
Stasiun yang informasi audio yang
akan mempermudah penumpang
dilewati atau yang akan turun di suatu
disinggahi stasiun yang akan dilewati
atau disinggahi. Dalam
perjalanan Kereta Api
Penataran informasi audio
5
hanya akan diinformasikan
jika akan tiba di stasiun
besar saja seperti Stasiun
Gubeng dan Stasiun
Malang Kota Baru.
Intesitas suara telah jelas
terdengar atau lebih besar
dari kebisingan yang ada.
Informasi Informasi ini berisi info
gangguan mengenai gangguan-
perjalanan gangguan atau hambatan
KA selama dalam perjalanan
seperti gangguan
operasional sarana
perkeretaapian, gangguan 5
operasional prasarana
perkeretaapian, gangguan
tidak langsung akibat
ketidak teraturan
operasional dan gangguan
alam secara audio.
Nama dan Telah tersedia nama atau
nomor urut relasi KA dan nomor urut
KA kereta untuk mempermudah
5
mengetahui nama relasi KA
dan nomor urut kereta
namun tidak mudah terbaca
Fasilitas Tempat duduk Fasilitas ini berfungsi untuk
bagi khusus difabel mempermudah para
penumpang penumpang difabel yang
difabel meliputi penyandang
disabilitas, wanita hamil,
orang sakit, dan lansia 5
untuk menggunakan kereta
api. Dalam 1 kereta,
sedikitnya terdapat 4
tempat duduk khusus bagi
difabel yang dapat ditukar.
140

Analisis terhadap kinerja pelayanan Kereta Api Penataran yaitu dilakukan skoring
terhadap masing-masing variabel dan sub variabel dengan indikator yang telah ditentukan.
Skoring terhadap fasilitas-fasilitas yang ada di kereta api memiliki rentang nilai 1 sampai 5
dimana nila 1 merupakan nilai paling rendah yang berarti paling buruk dan 5 adalah nilai
paling tinggi yang berarti paling baik. Untuk rekomendasi perbaikan fasilitas di kereta api
difokuskan pada fasilitas yang memiliki nilai skor 1,2 dan 3.
1. Fasilitas-fasilitas yang memiliki skor 1 adalah sebagai berikut :
a. Fasilitas pendukung keamanan berupa CCTV
2. Fasilitas-fasiltas yang memiliki skor 2 adalah sebagai berikut :
a. Perlengkapan P3K
3. Fasilitas-fasilitas yang memiliki skor 4 adalah sebagai berikut :
a. Informasi dan fasilitas keselamatan berupa alat pemadam api ringan, rem
darurat, alat pemecah kaca, penunjuk jalur evakuasi
b. Ketepatan waktu
c. Kondisi toilet
d. Pendingin udara (AC)
4. Fasilitas-fasilitas yang memiliki skor 5 adalah sebagai berikut :
a. Petugas keamanan
b. Stiker informasi
c. Lampu penerangan
d. Nomor tempat duduk
e. Restorasi
f. Rak bagasi
g. Informasi stasiun yang akan dilewati
h. Informasi gangguan perjalanan KA
i. Nama dan nomor urut KA
j. Fasilitas bagi penumpang difabel

4.5.2 Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng


Kinerja pelayanan pada Stasiun Gubeng mencakup pelayanan pada fasilitas-
fasilitas yang termasuk di dalam variabel keselamatan, keamanan, kehandalan/keteraturan,
kenyamanan, kemudahan dan kesetaraan. Berikut ini merupakan hasil analisis yang
dilakukan pada kondisi eksisting fasilitas-fasilitas di Stasiun Gubeng yang kemudian
dibandingkan dengan SPM di stasiun.
141

Tabel 4. 17
Kinerja pelayanan Stasiun Gubeng
Variabel –
No. Sub Indikator Analisis Skor Gambar
Variabel
1 Keselamatan
1.a.1 Informasi Alat Informasi dan fasilitas
dan fasilitas Pemadam keselamatan terkait alat
keselamatan Kebakaran pemadam kebakaran yang harus
ada di stasiun adalah tabung
pemadam kebakaran di tiap
ruangan, 1 hydrant box indoor,
1 hydrant box outdoor dan 1
hydrant pillar. Di Stasiun
2
Gubeng telah terdapat tabung
pemadam kebakaran minimal 2
kg di setiap ruangan khusus
penumpang namun tidak
ditemukan alat pemadam
kebakaran berupa hydrant box
indoor, hydrant box outdoor dan
hydrant pillar.
1.a.2 Petunjuk Informasi dan fasilitas
jalur dan keselamatan berupa petunjuk
prosedur dan prosedur evakuasi berupa
evakuasi penunjuk arah jalur evakuasi
dan prosedur terkait langkah-
langkah yang harus dilakukan
jika terjadi keadaan darurat.
Jalur evakuasi dan prosedur
evakuasi mudah ditemukan dan
jelas terbaca di Stasiun Gubeng.
Jumlahnya pada masing-masing
ruangan adalah sebagai berikut :
a. Ruang tunggu zona 2 5
Stasiun Gubeng Baru : 4
petunjuk jalur evakuasi dan
1 prosedur evakuasi
b. Ruang tunggu zona 3
Stasiun Gubeng Baru :
petunjuk jalur evakuasi dan
1 prosedur evakuasi
c. Peron Stasiun Gubeng Baru
: 11 jalur evakuasi
d. Peron Stasiun Gubeng Lama
: 13 jalur evakuasi dan 5
prosedur evakuasi
142

Variabel –
No. Sub Indikator Analisis Skor Gambar
Variabel
1.a.3 Titik simpul Titik simpul evakuasi sebagai
evakuasi tempat berkumpul penumpang
ketika terjadi keadaan darurat.
Titik simpul evakuasi berupa
tanah lapang dan lapangan
parkir dengan luas minimal 0,6
m2 per orang. Jika di Stasiun
Gubeng setiap harinya terdapat
5000 orang penumpang dan
pada peak hour terdapat sekitar
2000 orang, maka diperlukan
titik simpul evakuasi seluas
5
1.200 m2. Titik simpul evakuasi
berupa lapangan parkir yang
terdapat di Stasiun Gubeng Baru
memiliki luas sekitar 3.000 m2
dengan luas area untuk mobil
parkir adalah 2.250 m2 dan
untuk sirkulasi kendaraan atau
ruang terbuka adalah sekitar 750
m2. Dengan luas ruang terbuka
yang ada, lapangan parkir dapat
menampung penumpang yang
ada jika terjadi keadaan darurat.
1.a.4 Nomor- Nomor-nomor telepon darurat
nomor merupakan papan informasi
telepon mengenai nomor-nomor telepon
darurat yang dapat dihubungi jika
terjadi keadaan darurat.
Jumlah papan nomor-nomor
telepon darurat adalah sebagai
berikut :
a. Ruang tunggu zona 2
Stasiun Gubeng Baru : 1
papan 5
b. Ruang loket Stasiun
Gubeng Lama : 1 papan
c. Ruang tunggu zona 2
Stasiun Gubeng Lama : 1
papan
d. Ruang tunggu Zona 3
Stasiun Gubeng Lama : 1
papan
e. Peron Stasiun Gubeng
Lama : 6 papan
143

Variabel –
No. Sub Indikator Analisis Skor Gambar
Variabel
1.b.1 Informasi Perlengkapa Perlengkapan P3K adalah
dan Fasilitas n P3K fasilitas kesehatan sebagai
Kesehatan pertolongan pertama jiga terjadi
keadaan darurat berupa kotak
berisi obat-obatan. Di Stasiun
Gubeng hanya terdapat 1 buah
kotak P3K di Stasiun Gubeng
Baru, sedangkan di Stasiun
Gubeng lama tidak terdapat
kotak P3K.

1.b.2 Kursi roda Fasilitas kesehatan selain


perlengkapan P3K adalah kursi
roda. Di setiap stasiun minimal
harus terdapat 1 buah kursi roda
yang berfungsi dengan baik. 4
Terdapat 1 buah kursi roda di
Stasiun Gubeng Baru dan 1
buah lagi di Stasiun Gubeng
Lama.

1.b.3 Tandu Fasilitas kesehatan lainnya


adalah tandu. Di setiap stasiun
harus memiliki minimal 1 buah
tandu. Stasiun Gubeng memiliki
1 buah tandu yang terdapat di
ruang kesehatan.

1.b.4 Ruang Fasilitas kesehatan yang tak


kesehatan kalah penting adalah ruang
kesehatan.ruang kesehatan yang
terdapat di stasiun haruslah
beropersi 24 jam, minimal
terdapat 2 penjaga ruang
kesehatan, luas minimal 25 m2,
terdapat 2 tempat tidur, terdapat
meja dengan 2 kursi pasien dan
1 lemari obat. 3
Ruang kesehatan yang terdapat
di Stasiun Gubeng adalah
sebagai berikut:
a. Beroperasi 24 jam
b. Terdapat 2 penjaga
c. Luas ruang 25 m2
d. Terdapat hanya 1 tempat
tidur
e. Terdapat meja dengan 1
144

Variabel –
No. Sub Indikator Analisis Skor Gambar
Variabel
kursi pasien
f. Terdapat 1 lemari obat
1.c Lampu Lampu penerangan di stasiun
Penerangan berfungsi sebagai sumber
cahaya untuk mencepah potensi
tindak kriminal. Berdasarkan
hasil survei, nilai lux lampu
adalah 200-250 lux.
Jumlah lampu di area
pengunjung stasiun adalah
sebagai berikut :
a. Ruang tunggu zona 2 GL:
10 buah
b. Ruang tunggu zona 3 GL : 5
10 buah
c. Ruang penjualan tiket : 9
buah
d. Ruang check-in counter : 3
buah
e. Peron : 75 buah
f. Ruang tunggu zona 2 GB :
10 buah
g. Ruang tunggu zona 3 10
buah
h. Peron : 75 buah
2 Keamanan
2.a Fasilitas CCTV Peralatan pencegah tindak
Keamanan kriminal di stasiun adalah
berupa CCTV yang terpasang 1
buah di setiap ruangan dan 5
semua berfungsi dengan baik.

2.b.1 Petugas Petugas Petugas keamanan merupakan


keamanan berseragam orang yang bertugas menjaga
ketertiban dan kelancaran
sirkulasi pengguna jasa dan
stasiun. Ketersediaan petugas
keamanan dapat dengan mudah
ditemui di Stasun Gubeng dan 5
berjumlah 26 orang.
145

Variabel –
No. Sub Indikator Analisis Skor Gambar
Variabel
2.b.2 Ruang Ruang petugas keamanan yang
petugas terdapat di stasiun harus
keamanan memenuhi klasifikasi yaitu :
minimal ruang 15 m2, terdapat
toilet dengan luas 1,5 m x 1,5
m, ruang tahanan 1 m x 1,5 m.
Dari klasifikasi tersebut, ruang
kemanan di Stasiun Gubeng
5
telah memenuhi klasifikasi.

2.c Informasi Informasi gangguan keamanan


gangguan adalah informasi yang
keamanan disampaikan apabila mendapat
gangguan keamanan berupa
stiker berisi nomor telepon
dan/atau SMS pengaduan
ditempel pada tempat yang 5
strategis dan mudah terlihat.
Nomor-nomor tersebut berupa
nomor-nomor telepon darurat
nomor-nomor telepon yang
dapat dihubungi jika terjadi
keadaan darurat.
2.d Lampu Lampu penerangan di stasiun
penerangan berfungsi sebagai sumber
cahaya untuk memberikan rasa
aman bagi pengguna.
Berdasarkan hasil akumulasi
nilai lux, luas ruangan dan nilai
lumen, maka jumlah lampu 5
yang ada di stasiun telah
memenuhi kebutuhan.

3 Kehandalan/ keteraturan
3.a1 Layanan Waktu Lama pelayanan di loket
Penjualan maksimum 180 detik atau 3
Tiket menit per nama penumpang.
Dari hasil observasi, lama
pelayanan di loket rata-rata
lebih dari 3 menit untuk 1 nama
penumpang. 2
146

Variabel –
No. Sub Indikator Analisis Skor Gambar
Variabel
3.a.2 Luas ruang Luas ruang penjualan tiket
adalah 30 m2 dengan jumlah
kursi yang tersedia adalah 20
buah. Pada jam puncak, tempat
duduk tidak mencukupi untuk
penumpang yang ada sehingga
ada penumpang yang berdiri
dan mengganggu sirkulasi
penumpang yang hendak
membeli tiket.

3.a.3 Informasi Di ruang penjualan tiket


sisa tempat terdapat LCD TV yang
duduk menampilkan informasi
ketersediaan tempat duduk
untuk seluruh kelas KA.

4 Kenyamanan
4.a Ruang Ruang tunggu di Stasiun
Tunggu Gubeng Lama memiliki luas 72
m2 dengan jumlah tempat duduk
untuk pengunjung stasiun
adalah 32 kursi. Sedangkan
ruang tunggu di Stasiun Gubeng
Baru memiliki luas 106,5 m2
dengan jumlah kursi 92 buah.
Ruang tunggu ini biasanya
dipadati penumpang karena
untuk masuk ke ruangboarding
jika keberang-katan pada tiket
penumpang akan berangkat 30 4
menit kemudian. Jadi untuk
penumpang yang keberang-
katan keretanya lebih dari 30
menit sebelum kereta datang
tidak dapat masuk ke ruang
boarding dan menumpuk di
ruang tunggu jika dalam
keadaan ramai. Walaupun
sering kali banyak pengunjung
stasiun memadati ruang tunggu,
namun ruang tunggu tetap
bersih dan terawat.
4.b Ruang Ruang boarding di Stasiun
Boarding Gubeng merupakan ruangan
untuk penumpang yang telah
memverifikasi tiket dan data
5
dirinya di boarding gate. Luas
ruang boarding di Stasiun
Gubeng Lama adalah 72 m2
dengan jumlah kursi 96 buah.
147

Variabel –
No. Sub Indikator Analisis Skor Gambar
Variabel
Sedangkan di Stasiun Gubeng
Baru luas ruang boarding adalah
sekitar 300 m2 dengan jumlah
kursi 126 buah.
4.c Toilet Terdapat toilet di Stasiun
Gubeng Lama dengan masing-
masing toilet wanita dan pria
berjumlah dua kamar kecil
namun tidak terdapat kamar
kecil untuk difabel sedangkan di
Stasiun Gubeng Baru terdapat
toilet dengan masing-masing 4
toilet untuk wanita dan pria
terdapat 2 kamar kecil dan 1
kamar kecil untuk difabel.
Kamar kecil untuk difabel
disediakan khusus dengan kloset
duduk dan terdapat pegangan
dari besi.
4.d Mushola Mushola sebagai fasilitas untuk
melakukan ibadah yang terpadu
dengan tempat wuduhu.
Kapasitas mushola adalah 30
orang untuk laki-laki dan 30
orang unutk perempuan dan
5
terdapat kursi bagi difabel.
Telah terdapat sajadah dan
mukenah untuk perempuan.
Tetapi untuk tempat wudhu
tidak dipisahkan antara laki-laki
dan perempuan.
4.e Lampu Lampu penerangan di stasiun
Penerangan berfungsi sebagai sumber
cahaya untuk mencepah potensi
tindak kriminal. Berdasarkan
hasil akumulasi nilai lux, luas
ruangan dan nilai lumen, maka
jumlah lampu yang ada di
stasiun telah memenuhi
kebutuhan.
Jumlah lampu di area
pengunjung stasiun adalah 5
sebagai berikut :
a. Ruang tunggu Stasiun
Gubeng Lama : 26 buah
b. Ruang tunggu Stasiun
Gubeng Baru : 30 buah
c. Ruang penjualan tiket : 9
buah
d. Ruang check-in counter : 3
buah
e. Peron : 25 buah
148

Variabel –
No. Sub Indikator Analisis Skor Gambar
Variabel
4.f Fasilitas AC, kipas AC dan kipas angin telah
pengatur angin atau tersedia di ruangan-ruangan
sirkulasi ventilasi tertutup sehingga suhu udara di
udara di dalam ruangan tidak lebih atau
ruang sama dengan 27o C.
tertutup 3

5. Kemudahan
5.a.1 Informasi Visual Informasi yang disampaikan
Pelayanan secara visual melalui LED
display, monitor, neon box dan
papan informasi sekurang-
kurangnya memuat :
a. Denah atau leyout stasiun
b. Nomor KA, nama KA, dan
kelas pelayanan
c. Nama stasiun
5
keberangkatan, stasiun
pemberhentian dan stasiun
tujuan beserta jadwal
kedatangan dan
keberangkatan
d. Tarif KA
e. Peta jaringan KA
f. Informasi ketersediaan
tempat duduk
5.a.2 Audio Informasi-informasi tentang
kedatangan dan keberangkatan
5
kereta api sudak jelas terdengar
oleh pengunjung stasiun.
5.b Informasi Pemberian informasi jika terjadi
gangguan gangguan perjalanan kereta api
perjalanan sangat jarang terdengar karena
KA jarang terjadi adanya gangguan
perjalanan kereta api. Dan jika 5
terjadi gangguan akan segera
diumumkan, namun tidak ada
penjelasan lebih lanjut penyebab
terjadinya gangguan tersebut.
5.c Informasi Tidak terdapat informasi
angkutan angkutan lanjutan yang
lanjutan disampaikan kepada
pengunjung stasiun yang 1
memuat lokasi dan penunjuk
arah angkutan lanjutan, jenis
angkutan, jurusan atau rute.
149

Variabel –
No. Sub Indikator Analisis Skor Gambar
Variabel
5.d Fasilitas Fasilitas layanan penumpang
layanan disediakan untuk memberikan
Penumpang informasi perjalanan KA dan
layanan pengaduan. Stasiun
Gubeng memiliki satu ruangan
yang dikhususkan untuk
4
customer service yang memiliki
2 meja kerja dengan luas
ruangan 15 m2. Selain itu
terdapat 1 orang petugas yang
memiliki kecakapan Bahasa
Inggris.
5.e Fasilitas Fasilitas ini adalah tangga
kemudahan platform yang digunakan untuk
naik turun memudahkan penumpang naik-
penumpang turun kereta. Selisih tinggi
peron dengan lantai kereta di
Stasiun Gubeng Lama lebih dari
20 cm sehingga diperlukan
tangga platform untuk
memudahkan penumpang. Telah
terdapat tangga platform non
permanen yang akan disiapkan
jika penumpang hendak naik
atau turun dari kerta, dan 3
dipindahkan jika kereta telah
berangkat. Namun terkadang
tidak disediakan tangga
platform ketika kereta tiba
sehingga pernah terjadi
penumpang yang jatuh akibat
tingginya peron dan lantai
kereta api. Sedangkan di Stasiun
Gubeng Baru tinggi peron dan
lantai kereta kurang dari 20 cm
sehingga tidak dibutuhkan
tangga platform.
5.f Tempat Terdapat lahan parkir sepeda
parkir motor di Stasiun Gubeng Lama
dengan luas 84 m2 berkapasitas
100 sepeda motor. Sedangkan di
Stasiun Gubeng Baru terdapat 5
lahan parkir untuk mobil dengan
kapasitas 200 mobil dan untuk
motor sekitar 200 motor.

6. Kesetaraan
6.a Fasilitas ramp Fasilitas bagi difabel adalah
bagi difabel berupa ramp dengan kemiringan
maksimal 10o dan akses jalan
penyambung antar peron. Untuk
ramp dengan kemiringan
3
maksimal 10o belum ditemukan
di Stasiun Gubeng Lama,
namun di Stasiun Gubeng Baru
ramp telah tersedia dengan
kemiringan 10o.
150

Variabel –
No. Sub Indikator Analisis Skor Gambar
Variabel
6.b Ruang ibu Ruang yang disediakan khusus
menyusui untuk ibu menyusui di stasiun
minimal untuk 5 orang dengan
fasilitas yang lengkap. Di
Stasiun Gubeng hanya tersedia 2
ruangan dengan kapasitas 4
orang dan fasilitasnya kurang
lengkap.

Analisis terhadap kinerja pelayanan Stasiun Gubeng yaitu dilakukan skoring


terhadap masing-masing variabel dan sub variabel dengan indikator yang telah ditentukan.
Skoring terhadap fasilitas-fasilitas yang ada di Stasiun Gubeng memiliki rentang nilai 1
sampai 5 dimana nila 1 merupakan nilai paling rendah yang berarti paling buruk dan 5
adalah nilai paling tinggi yang berarti paling baik. Untuk rekomendasi perbaikan fasilitas
di Stasiun Gubeng difokuskan pada fasilitas yang memiliki nilai skor 1,2 dan 3.
1. Fasilitas-fasiltas yang memiliki skor 1 adalah sebagai berikut :
a. Informasi angkutan lanjutan
2. Fasilitas-fasiltas yang memiliki skor 2 adalah sebagai berikut :
a. Alat pemadam kebakaran
b. Layanan penjualan tiket termasuk di dalamnya durasi penjualan tiket, ruang
penjualan tiket dan informasi ketersediaan sisa tempat duduk
c. Ruang ibu menyusui
3. Fasilitas-fasilitas yang memiliki skor 3 adalah sebagai berikut :
a. Ruang kesehatan
b. Pendingin ruangan
c. Fasilitas kemudahan naik turun penumpang
d. Fasilitas bagi difabel
4. Fasilitas-fasilitas yang memiliki skor 4 adalah sebagai berikut :
a. Fasilitas kesehatan
b. Ruang tunggu
c. Toilet
d. Fasilitas layanan penumpang
5. Fasilitas-fasilitas yang memiliki skor 5 adalah sebagai berikut :
a. Penunjuk dan prosedur evakuasi
b. Titik simpul evakuasi
151

c. Nomor-nomor telepon darurat


d. Lampu penerangan
e. CCTV
f. Petugas keamanan
g. Ruang keamanan
h. Informasi gangguan keamanan
i. Ruang boarding
j. Mushola
k. Informasi pelayanan visual
l. Informasi pelayanan audio
m. Informasi gangguan perjalanan
n. Tempat parkir
4.5.3 Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru
Kinerja pelayanan pada Stasiun Malang Kota Baru mencakup pelayanan pada
fasilitas-fasilitas yang termasuk di dalam variabel keselamatan, keamanan,
kehandalan/keteraturan, kenyamanan, kemudahan dan kesetaraan. Berikut ini merupakan
hasil analisis yang dilakukan pada kondisi eksisting fasilitas-fasilitas di Stasiun Malang
Kota Baru yang kemudian dibandingkan dengan SPM di stasiun.

Tabel 4. 18
Kinerja pelayanan Stasiun Malang Kota Baru
Variabel –
No. Indikator Analisis Skor Gambar
Sub Variabel
1 Keselamatan
1.a.1 Informasi dan Alat Pemadam Alat pemadam kebakaran
fasilitas Kebakaran sebagai peralatan penyelamatan
keselamatan darurat dalam bahaya yang
tersedia di Stasiun Malang Kota
Baru adalah tabung pemadam
kebakaran. Namun tabung
pemadam hanya ditemukan di
peron jalur 1 dan terdapat 2
tabung pemadam di ruang
kepala stasiun. Penempatan
2
tabung pemadam yang kurang
strategis menyebabkan
penumpang sulit untuk
menemukan tabung pemadam
jika terjadi keadaan darurat.
Selain itu tidak ditemukan
peralatan lain seperti hydrant
box indoor, hydrant box outdoor
dan hydrant pillar sehingga
belum memenuhi SPM.
152

Variabel –
No. Indikator Analisis Skor Gambar
Sub Variabel
1.a.2 Petunjuk jalur Terdapat 25 petunjuk jalur
dan prosedur evakuasi tersebar di Stasiun
evakuasi Malang Kota Baru yang mudah
terlihat oleh pengunjung stasiun
sehingga memudahkan
pengunjung stasiun untuk
5
mengetahui arah jalur evakuasi.
Selain itu untuk prosedur
evakuasi hanya dapat ditemukan
1 poster yang berisi langkah-
langkah yang harus dilakukan
ketika terjadi keadaan darurat.
1.a.3 Titik simpul Titik simpul evakuasi yang
evakuasi digunakan sebagai titik kumpul
pengunjung stasiun jika terjadi
keadaan darurat berupa tanah
lapang atau lapangan parkir
yang dapat menampung semua
pengunjung. Minimal luas ruang
untuk 1 orang adalah 0,6 m2. 5
Diasumsikan jika pada peak
hour jumlah penumpang
terbanyak adalah 1000 orang
pada satu waktu, maka
dibutuhkan 600 m2 agar dapat
menampung seluruh
pengunjung.
1.a.4 Nomor-nomor Terdapat nomor-nomor telepon
telepon darurat darurat yang mudah ditemukan
dan jelas terbaca di Stasiun
Malang Kota Baru. Nomor-
nomor tersebut tersebar di ruang 5
tunggu ekonomi, ruang tunggu
eksekutif dan di sepanjang
peron.

1.b.1 Informasi dan Perlengkapan Informasi dan fasilitas kesehatan


Fasilitas P3K, kursi roda untuk penanganan keadaan
Kesehatan dan tandu darurat berupa kotak dan
perlengkapan P3K tidak
ditemukan di area ruang tunggu
atau peron. Namun terdapat
obat-obatan yang masih kurang
lengkap di pos kesehatan. Hal
ini tidak sesuai dengan SPM
2
karena peletakan kotak dan
perlengkapan P3K harus mudah
terlihat dan terjangkau. Begitu
juga dengan kursi roda dan
tandu yang hanya terdapat di
ruang kesehatan sehingga
pengunjung stasiun sulit untuk
menemukan fasilitas tersebut
jika terjadi keadaan darurat.
1.b.2 Ruang Stasiun Malang Kota Baru
kesehatan menyediakan pos kesehatan
3
untuk penumpang kereta dengan
kapasitas 2 orang pasien dan 1
153

Variabel –
No. Indikator Analisis Skor Gambar
Sub Variabel
orang petugas yang beroperasi
selama 24 jam.
1.c Lampu Lampu penerangan di stasiun
Penerangan berfungsi sebagai sumber
cahaya untuk mencepah potensi
tindak kriminal. Berdasarkan
hasil akumulasi nilai lux, luas
ruangan dan nilai lumen, maka
jumlah lampu yang ada di
stasiun telah memenuhi
kebutuhan.
Jumlah lampu di area
pengunjung stasiun adalah 5
sebagai berikut :
f. Ruang tunggu ekonomi : 4
buah
g. Ruang tunggu eksekutif : 5
buah
h. Ruang penjualan tiket : 5
buah
i. Ruang check-in counter : 4
buah
j. Peron : 10 buah
2 Keamanan
2.a.1 Fasilitas CCTV Sebagai peralatan pencegah
Keamanan kriminal, dibutuhkan adanya
CCTV untuk memantau keadaan
di stasiun. Terdapat 4 buah
CCTV yang terletak di ruang
tunggu ekonomi, ruang tunggu 4
eksekutif, dan 2 buah di peron.
CCTV tersebut dipantau oleh
kepala stasiun yang
pengawasannya terdapat di
ruang kepala stasiun.
2.b.1 Petugas Petugas Petugas keamanan sebagai
keamanan berseragam orang yang bertugas menjaga
ketertiban dan kelancaran
sirkulasi pengguna jasa dan
stasiun mudah ditemukan di
Stasiun Malang Kota Baru dan 5
jumlanya 18 orang sehingga
petugas keamanan mudah
ditemukan jika dibutuhkan.
154

Variabel –
No. Indikator Analisis Skor Gambar
Sub Variabel
2.b.2 Ruang petugas Tersedia ruang petugas
keamanan keamanan dengan luas minimal
15 m2 dan terdapat toilet serta
ruang tahanan seluas 100 x 150
cm2.

2.c Informasi Informasi gangguan keamanan


gangguan berupa informasi yang
keamanan disampaikan kepada pengguna
jasa apabila mendapat gangguan
keamanan berupa stiker berisi
nomor telepon dan/atau SMS
pengaduan ditempel pada
tempat yang strategis dan
3
mudah terlihat .Di Stasiun
Malang Kota Baru tidak
ditemukan stiker informasi yang
dikhususkan untuk gangguan
keamanan. Namun stiker yang
terdapat di Stasiun Malang Kota
Baru hanya stiker untuk nomor-
nomor telepon darurat.
2.d Lampu Lampu penerangan berfungsi
penerangan sebagai sumber cahaya di
stasiun untuk memberikan rasa
aman bagi pengguna.
Berdasarkan hasil akumulasi
nilai lux, luas ruangan dan nilai
lumen, maka jumlah lampu yang
ada di stasiun telah memenuhi
kebutuhan.
Jumlah lampu di area
pengunjung stasiun adalah 5
sebagai berikut :
a. Ruang tunggu ekonomi : 4
buah
b. Ruang tunggu eksekutif : 5
buah
c. Ruang penjualan tiket : 5
buah
d. Ruang check-in counter : 4
buah
e. Peron : 10 buah
3. Kehandalan/ keteraturan
3.a.1 Layanan Waktu Pelayanan di penjualan tiket
Penjualan terkadang masih lebih dari
Tiket 180detik per nama penumpang 2
sehingga antrian menjadi
panjang dan mengganggu
155

Variabel –
No. Indikator Analisis Skor Gambar
Sub Variabel
sirkulasi penumpang yang akan
menuju check in counter atau
akan masuk ke peron karena
letak loket yang berada tepat di
belakang pintu masuk.
3.a.2 Luas ruang Terdapat 5 loket di Stasiun
Malang dimana loket 4 dan
loket 5 berada di satu loket.
Kapasitas 1 loket adalah 10
orang antrian, berarti kapasitas
pengunjung stasiun di loket
adalah 50 orang. Namun
terkadang dalam 1 antrian bisa
lebih dari 10 orang dan
mengular hingga pintu masuk
stasiun dan membuat sirkulasi
keluar masuk penumpang
menjadi terganggu.
3.a.3 Informasi sisa Terdapat informsi tempat duduk
tempat duduk yang ditampilkan di LCD TV
yang mudah terlihat oleh
pengunjung stasiun.

4. Kenyamanan
4.a Ruang Ruang tunggu di Stasiun
Tunggu Malang Kota Baru memiliki
ekonomi luas 4 x 5 meter dengan jumlah
tempat duduk untuk pengunjung
stasiun adalah 32 kursi. Ruang
tunggu ini biasanya digunakan
untuk penumpang yang
menunggu kereta, orang yang
akan membeli tiket dan orang
yang akan menuju customer
service. Karena jumlah bangku
4
yang hanya 32 buah, membuat
ruang tunggu tersebut jika
dalam keadaan ramai banyak
orang harus berdiri atau banyak
juga yang duduk di lantai karena
tidak ada tempat duduk yang
tersisa. Walaupun sering kali
banyak pengunjung stasiun
memadati ruang tunggu, namun
ruang tunggu tetap bersih dan
terawat.
4.b Ruang tunggu Ruang tunggu eksekutif di
eksekutif Stasiun Malang Kota Baru
memiliki luas 4 x 6 meter
dengan jumlah tempat duduk
untuk pengunjung stasiun adalah
54 kursi. Ruang tunggu ini
4
biasanya digunakan untuk
penumpang kereta api eksekutif
misalnya Kereta Api Bima dan
Gajayana. Jika penumpang
ramai, ruang tunggu eksekutif
akan penuh penumpang dan ada
156

Variabel –
No. Indikator Analisis Skor Gambar
Sub Variabel
penumpang yang harus berdiri.
4.c Toilet Terdapat 1 toilet di ruang
tunggu eksekutif yang hanya
dapat menampung 1 orang
penumpang baik laki-laki
maupun perempuan. Sedangkan
di peron terdapat toilet dengan 2
kamar kecil untuk pria serta 1
kamar kecil untu difabel dan 2
kamar kecil untuk wanita serta 1
kamar kecil untuk difabel.
Kamar kecil untuk difabel
disediakan khusus dengan kloset
duduk dan terdapat pegangan
dari besi.
4

4.d Mushola Mushola sebagai fasilitas untuk


melakukan ibadah yang terpadu
dengan tempat wuduhu.
Kapasitas mushola adalah 40
orang untuk laki-laki dan 20
orang unutk perempuan namun
4
tidak terdapat kursi bagi difabel.
Telah terdapat sajadah dan
mukenah untuk perempuan.
Tetapi untuk tempat wudhu
tidak dipisahkan antara laki-laki
dan perempuan.
4.e Lampu Lampu penerangan berfungsi
Penerangan sebagai sumber cahaya di
stasiun untuk memberikan rasa
nyaman bagi pengguna jasa.
Lampu penerangan di Stasiun 5
Kota Malang sudah sesuai
dengan kebutuhan sehingga
telah menciptakan rasa nyaman
bagi pengunjung stasiun.
4.f Fasilitas AC, kipas AC dan kipas angin telah
pengatur angin atau tersedia di ruangan-ruangan
sirkulasi ventilasi tertutup sehingga suhu udara di
udara di dalam ruangan antara 25-27o C. 4
ruang tertutup
157

Variabel –
No. Indikator Analisis Skor Gambar
Sub Variabel

5. Kemudahan
5.a.1 Informasi Visual Informasi yang disampaikan
Pelayanan secara visual melalui LED
display, monitor, neon box dan
papan informasi sekurang-
kurangnya memuat :
a. Denah atau leyout stasiun
b. Nomor KA, nama KA, dan
kelas pelayanan
c. Nama stasiun
keberangkatan, stasiun 4
pemberhentian dan stasiun
tujuan beserta jadwal
kedatangan dan
keberangkatan
d. Tarif KA
e. Peta jaringan KA
f. Informasi ketersediaan
tempat duduk

5.a.2 Audio Informasi-informasi tentang


kedatangan dan keberangkatan
5
kereta api sudak jelas terdengar
oleh pengunjung stasiun.
5.b Informasi Pemberian informasi jika terjadi
gangguan gangguan perjalanan kereta api
perjalanan sangat jarang terdengar karena
KA jarang terjadi adanya gangguan
perjalanan kereta api. Dan jika
5
terjadi gangguan akan segera
diumumkan, namun tidak ada
penjelasan lebih lanjut penyebab
terjadinya gangguan tersebut.

5.c Informasi Tidak terdapat informasi


angkutan angkutan lanjutan yang
lanjutan disampaikan kepada pengunjung
stasiun yang memuat lokasi dan 1
penunjuk arah angkutan
lanjutan, jenis angkutan, jurusan
atau rute.
5.d Fasilitas Fasilitas layanan penumpang
layanan disediakan untuk memberikan
Penumpang informasi perjalanan KA dan
layanan pengaduan. Stasiun
Malang Kota Baru memiliki
satu ruangan yang dikhususkan
untuk customer service yang 4
memilik 3 meja kerja dengan
luas ruangan 8 m2 lebih kecil
dari yang diharuskan yaitu 15
m2. Selain itu terdapat 1 orang
petugas yang memiliki
kecakapan Bahasa Inggris.
5.e Fasilitas Fasilitas ini adalah tangga
kemudahan platform yang digunakan untuk 2
naik turun memudahkan penumpang naik-
158

Variabel –
No. Indikator Analisis Skor Gambar
Sub Variabel
penumpang turun kereta. Selisih tinggi peron
dengan lantai kereta lebih dari
20 cm sehingga diperlukan
tangga platform untuk
memudahkan penumpang. Telah
terdapat tangga platform non
permanen yang akan disiapkan
jika penumpang hendak naik
atau turun dari kerta, dan
dipindahkan jika kereta telah
berangkat.
5.f Tempat parkir Terdapat lahan parkir sepeda
motor inap maupun sementara,
mobil dan taksi di Stasiun
Malang Kota Baru.
Ketersediaan lahan parkir
sepeda motor adalah 150
kendaraan inap dan 78 2
kendaraan sementara, 13 mobil
dan 8 taksi. Pengunjung stasiun
dengan parkir sepeda motor
sementara biasanya melebihi
kapasitas sehingga mengganggu
kendaraan lain yang lewat.
6. Kesetaraan
6.a Fasilitas bagi ramp Fasilitas bagi difabel adalah
difabel berupa ramp dengan kemiringan
maksimal 10o dan akses jalan
penyambung antar peron. Untuk
ramp dengan kemiringan
maksimal 10o belum ditemukan
di Stasiun Malang Kota Baru. 3
Seperti halnya di terowongan
menuju jalur 2,3,4 dan 5
terdapat jalur untuk difabel yang
curam sehingga menyulitkan
penumpang difabel.
6.b Ruang ibu Ruang yang disediakan khusus
menyusui untuk ibu menyusui di stasiun
minimal untuk 5 orang dengan
fasilitas yang lengkap. Di
Stasiun Malang Kota Baru
hanya tersedia ruangan dengan
kapasitas 2 orang dan 2
fasilitasnya kurang lengkap.

Analisis terhadap kinerja pelayanan Stasiun Malang Kota Baru yaitu dilakukan
skoring terhadap masing-masing variabel dan sub variabel dengan indikator yang telah
ditentukan. Skoring terhadap fasilitas-fasilitas yang ada di Stasiun Malang Kota Baru
memiliki rentang nilai 1 sampai 5 dimana nila 1 merupakan nilai paling rendah yang
159

berarti paling buruk dan 5 adalah nilai paling tinggi yang berarti paling baik. Untuk
rekomendasi perbaikan fasilitas di Stasiun Malang Kota Baru difokuskan pada fasilitas
yang memiliki nilai skor 1,2 dan 3.
1. Fasilitas-fasiltas yang memiliki skor 1 adalah sebagai berikut :
a. Informasi angkutan lanjutan
2. Fasilitas-fasiltas yang memiliki skor 2 adalah sebagai berikut :
a. Alat pemadam kebakaran
b. Layanan penjualan tiket termasuk di dalamnya durasi penjualan tiket, ruang
penjualan tiket dan informasi ketersediaan sisa tempat duduk
c. Fasilitas kemudahan naik turun penumpang
d. Tempat parkir
e. Ruang ibu menyusui
3. Fasilitas-fasilitas yang memiliki skor 3 adalah sebagai berikut :
a. Ruang kesehatan
b. Informasi gangguan keamanan
c. Fasilitas bagi difabel
4. Fasilitas-fasilitas yang memiliki skor 4 adalah sebagai berikut :
a. Ruang tunggu
b. Pendingin ruangan
c. CCTV
d. Toilet
e. Mushola
f. Informasi pelayanan visual
g. Fasilitas layanan penumpang
5. Fasilitas-fasilitas yang memiliki skor 5 adalah sebagai berikut :
a. Penunjuk dan prosedur evakuasi
b. Titik simpul evakuasi
c. Nomor-nomor telepon darurat
d. Lampu penerangan
e. Petugas keamanan
f. Ruang keamanan
g. Informasi gangguan keamanan
h. Informasi pelayanan audio
i. Informasi gangguan perjalanan
160

4.6 Persepsi Penumpang terhadap Kinerja Pelayanan Stasiun dan Kereta Api
menggunakan Metode Kano
Persepsi Penumpang terhadap Kinerja Pelayanan Kereta Api diukur menggunakan
kuesioner Model Kano dan Kuesioner I-S Model untuk mengetahui kepentingan dan
kepuasan penumpang terhadap kinerja pelayanan kereta api dan stasiun. Berikut
merupakan persepsi penumpang terhadap kinerja pelayanan Kereta Api Penataran, Stasiun
Gubeng dan Stasiun Malang Kota Baru.
4.6.1 Persepsi Penumpang terhadap Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran
Persepsi penumpang terhadap kinerja pelayanan Kereta Api Penataran terbagi
menjadi 6 variabel dan 18 atribut. Semua atribut tersebut diukur menggunakan kuesioner
Model Kano untuk mengetahui kebutuhan penumpang terhadap fasilitas-fasilitas yang ada.
Kuesioner Model Kano terbagi menjadi pertanyaan fungsional dan disfungsional yang
kemudian diterjemahkan pada tabel evaluasi kano dan dihitung nilai better dan nilai
worsennya. Sedangkan tabel I-S Model terbagi menjadi dua yaitu kepentingan dan
kepuasan yang diukur menggunakan skor 1 sampai 5. Dari perhitungan skor dan jumlah
responden kemudian muncul nilai X dan nilai Y. Berikut ini merupakan nilai better dan
worse serta nilai X dan Y kinerja pelayanan Kereta Api Penataran :

Tabel 4. 19
Hasil analisis Metode Kano kinerja pelayanan Kereta Api Penataran
No Atribut Worse Better X Y
1 Ketersediaan Alat Pemadam Api Ringan 1 buah per kereta 0,68 0,44 3,87 3,02
2 Ketersediaan 1 set perlengkapan P3K 0,62 0,41 3,86 2,83
3 Ketersediaan 1 CCTV dalam 1 kereta 0,43 0,24 3,51 2,29
4 Ketersediaan petugas keamanan 2 orang dalam 1 rangkaian 0,53 0,31 3,73 2,93
5 Ketersediaan stiker informasi gangguan keamanan 0,43 0,24 3,62 2,93
6 Intensitas cahaya yang cukup dan tidak redup 0,51 0,45 3,69 3,20
7 Ketepatan jadwal kereta api 0,65 0,28 4,16 2,85
8 Ketersediaan nomor tempat duduk 0,63 0,45 4,06 3,42
9 Ketersediaan toilet dengan area 100% bersih dan tidak berbau 0,76 0,43 4,08 2,68
10 Suhu dalam ruangan maksmal 27o 0,45 0,27 3,55 2,94
11 Ketersediaan restorasi (pemanas listrik) 0,37 0,23 3,30 2,74
12 Ketersediaan fasilitas untuk penumpang berdiri 0,61 0,35 3,72 2,41
13 Ketersediaan rak bagasi di atas setiap tempat duduk 0,69 0,50 4,00 3,27
14 Informasi dalam bentuk visual yang mudah terbaca 0,57 0,38 3,81 2,83
15 Informasi audio yang jelas terdengar 0,61 0,38 3,74 2,88
Pengumuman informasi gangguan yang diumumkan
16 0,52 0,31 3,77 2,82
maksimal 30 menit setelah terjadi gangguan
Tersedia 2 buah nama relasi KA dan nomor urut kereta pada
17 0,62 0,40 3,81 3,07
bagian luar di sisi kiri dan kanan kereta
18 Ketersediaan 4 tempat duduk tiap kereta untuk difabel 0,66 0,37 3,87 2,54
Rata-rata 0,58 0,36 3,78 2,87
161

Setelah didapatkan nilai better dan worse, nilai tersebut ditransformasikan ke dalam
diagram kartesius dengan nilai worse sebagai axis X dan nilai better sebagai axis Y.
Diagram kartesius Model Kano Kinerja Pelayanan Kereta Api adalah sebagai berikut :

Kuadran Must Be (Prioritas 1) :


7. Ketepatan jadwal kereta api (0,65;0,28)
Attractive One 12. Fasilitas penumpang berdiri (0,61;0,35)
dimensional
Kuadran One Dimensional (Prioritas 2):
1. Alat Pemadam Api Ringan (0,68;0,44)
2. Perlengkapan P3K (0,62;0,41)
8. Nomor tempat duduk (0,63;0,45)
9. Toilet yang bersih dan tidak berbau
(0,76;0,43)
13. Rak bagasi (0,69;0,50)
15. Informasi audio (0,62;0,38)
17. Nama dan nomor urut KA ((0,62;0,40)
18. Fasilitas bagi difabel (0,66;0,37)

Kuadran Attractive (Prioritas 3) :


6. Lampu penerangan (0,51;0,45)
14. Informasi visual (0,57;0,38)

Kuadran Indifferent (Prioritas 4):


3. CCTV (0,43;0,24)
4. Petugas Keamanan (0,53;0,31)
5. Stiker informasi gangguan keamanan
Indifferent Must Be (0,43;0,24)
10. Pendingin ruangan (0,45;0,27)
11. Restorasi (0,37;0,23)
16. Pengumuman informasi gangguan
(0,52;0,31)
Gambar 4.19 Diagram Kartesius Model Kano Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran

Untuk Tabel I-S Model yang terbagi menjadi kepentingan dan kepuasan yang
diukur menggunakan skor 1 sampai 5. Setelah itu dilakukan perhitungan dengan
mengkalikan nilai skor dan jumlah responden yang memilih skor tersebut. Kemudian nilai
tersebut dicari rata-ratanya sehingga muncul nilai X sebagai rata-rata nilai kepentingan dan
nilai Y sebagai rata-rata nilai kepuasan. Setelah didapatkan nilai X dan Y, nilai tersebut
ditransformasikan ke dalam diagram kartesius dengan nilai X sebagai axis X dan nilai Y
sebagai axis Y. Diagram kartesius I-S Model Kinerja Pelayanan Kereta Api adalah sebagai
berikut :
162
Kuadran To Be Improved (Prioritas) :
2. Perlengkapan P3K (3,86;2,83)
Surplus Excellent 7. Ketepatan jadwal kereta api (4,16;2,85)
9. Toilet yang bersih dan tidak berbau
(4,08;2,68)
14. Informasi dalam bentuk visual
(3,81;2,83)
18. Fasilitas bagi difabel (3,87;2,54)

Kuadran Excellent :
1. Alat Pemadam Api Ringan (3,87;3,02)
8. Nomor tempat duduk (4,06;3,42)
13. Rak bagasi (4,00;3,27)
17. Nama dan nomor urut KA ((3,81;3,07)

Kuadran Surplus :
4. Petugas keamanan (3,73;2,93)
5. Stiker informasi gangguan (3,62;2,93)
6. Lampu penerangan (3,69;3,20)
10. Pendingin ruangan (3,55;2,94)
15. Informasi audio (3,74;2,88)
To be
Care free improved Kuadran Care free :
3. CCTV (3,51;2,29)
11. Restorasi (3,30;2,74)
12. Fasilitas penumpang berdiri (3,72;2,41)
16. Pengumuman gangguan (3,77;2,82)
Gambar 4.20 Diagram Kartesius I-S Model Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran

Hasil kedua diagram di atas kemudian digabungkan menghasilkan model


pengembangan berdasarkan kualitas dengan priortias yang paling diutamakan untuk
diperbaiki adalah kuadran Must be, One dimensional, Attractive, kemudian Indifferent.
Prioritas atribut yang perlu diperbaiki berdasarkan model Kano adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 20
Atribut arahan peningkatan fasilitas Kereta Api Penataran berdasarkan Metode Kano
Model Pengembangan
Nomor
berdasarkan kualitas dengan Atribut
Atribut
kepentingan tinggi
Critical 7 Ketepatan jadwal kereta api
High value-added 2 Ketersediaan 1 set perlengkapan P3K
Ketersediaan toilet dengan area 100% bersih dan
9
tidak berbau
Ketersediaan 4 tempat duduk tiap kereta untuk
18
difabel
Highly attractive 14 Informasi dalam bentuk visual yang mudah terbaca

4.6.2 Persepsi Penumpang terhadap Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng


Persepsi penumpang terhadap kinerja pelayanan Stasiun Gubeng terbagi menjadi 6
variabel dan 30 atribut. Semua atribut tersebut diukur menggunakan kuesioner Model
Kano untuk mengetahui kebutuhan penumpang terhadap fasilitas-fasilitas yang ada.
Kuesioner Model Kano terbagi menjadi pertanyaan fungsional dan disfungsional yang
kemudian diterjemahkan pada tabel evaluasi kano dan dihitung nilai better dan nilai
163

worsennya. Sedangkan tabel I-S Model terbagi menjadi dua yaitu kepentingan dan
kepuasan yang diukur menggunakan skor 1 sampai 5. Dari perhitungan skor dan jumlah
responden kemudian muncul nilai X dan nilai Y. Berikut ini merupakan nilai better dan
worse serta nilai X dan Y kinerja pelayanan Stasiun Gubeng :

Tabel 4. 21
Hasil analisis Metode Kano kinerja pelayanan Stasiun Gubeng
No Atribut Worse Better X Y
1 Tabung pemadam kebakaran 1 buah per ruangan 0,72 0,34 3,95 3,10
2 Ketersediaan jalur dan prosedur evakuasi 0,61 0,26 4,00 3,18
Titik simpul evakuasi berupa tanah lapang atau
3 0,53 0,28 3,82 3,03
lapangan parkir
4 nomor-nomor telepon darurat 0,53 0,27 3,90 3,08
5 Perlengkapan P3K 1 buah 0,56 0,31 3,99 2,83
6 Ketersediaan ruang kesehatan 0,56 0,31 3,91 2,85
7 Ketersediaan lampu penerangan 0,45 0,36 3,95 3,05
8 Ketersediaan CCTV 0,54 0,29 3,84 2,94
9 Ketersediaan petugas keamanan 0,71 0,39 4,02 3,12
10 Ketersediaan ruang petugas keamanan 0,65 0,34 3,67 2,77
11 Ketersediaan stiker informasi gangguan kemanan 0,52 0,37 3,64 2,87
12 Lama waktu pelayanan di loket 0,66 0,39 3,83 3,03
Kapasitas ruang penjualan tiket yang mencukupi
13 0,59 0,35 3,91 2,81
untuk penumpang
Kapasitas ruang tunggu/ruang boarding yang
14 0,64 0,49 3,95 2,92
mencukupi untuk penumpang
15 Kebersihan ruang tunggu/ruang boarding 0,62 0,47 4,16 3,26
Jumlah toilet yang mencukupi untuk penumpang di
16 0,61 0,45 3,90 3,13
stasiun
17 Tersedia toilet untuk penumpang difabel 0,63 0,44 3,87 3,05
18 Kebersihan toilet 0,70 0,42 4,11 3,20
Tersedia mushola dengan kapasitas yang mencukupi
19 0,64 0,45 4,08 3,20
untuk penumpang
20 Kebersihan mushola 0,71 0,46 4,10 3,19
21 Suhu udara maksimal 27o 0,51 0,32 3,58 2,70
Informasi pelayanan visual (1 LED display, 1
22 0,47 0,34 3,70 2,82
monitor, 1 neon box dan 1 papan informasi)
23 Intensitas suara informasi pelayanan audio 0,43 0,24 3,71 2,83
24 Pengumuman informasi maksimal 30 menit 0,50 0,32 3,63 2,73
25 Ketersediaan informasi angkutan lanjutan 0,43 0,32 3,72 2,87
26 Ketersediaan tempat layanan pegaduan 0,63 0,31 3,79 2,94
selisih tinggi peron dengan lantai kereta tidak lebih
27 0,48 0,28 3,87 2,77
dari 20 cm
28 Kapasitas tempat parkir yang mencukupi 0,61 0,35 3,77 2,95
29 Ramp penyambung antar peron bagi difabel 0,49 0,22 3,87 3,04
30 Ruang khusus ibu menyusui minimal 5 orang 0,40 0,26 3,86 3,09
Rata-rata 0,57 0,346 3,87 2,98

Setelah didapatkan nilai better dan worse, nilai tersebut ditransformasikan ke dalam
diagram kartesius dengan nilai worse sebagai axis X dan nilai better sebagai axis Y.
Diagram kartesius Model Kano Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng adalah sebagai berikut :
164
Kuadran Must Be (Prioritas 1) :
1. Tabung pemadam kebakaran (0,72;0,34)
2. Informas jalur evakuasi (0,61;0,26)
10. Ruang petugas keamanan (0,65;0,34)
26. Tempat layanan pengaduan (0,63;0,31)
Attractive One
Kuadran One Dimensional (Prioritas 2):
dimensional
9. Petugas kemanan (0,71;0,39)
12. Lama waktu pelayanan di loket (0,66;0,39)
13. Kapasitas ruang penjualan tiket (0,59;0,35)
14. Kapasitas ruang tunggu (0,64;0,49)
15. kebersihan ruang tunggu (0,62;0,47)
16. Jumlah toiletyang mencukupi (0,61;0,45)
17. Toilet untuk difabel (0,63;0,44)
18. Kebersihan toilet (0,70;0,42)
19. Mushola yang mencukupi (0,64;0,45)
20. Kebersihan mushola (0,71;0,46)
28. Kapasitas tempat parkir (0,61;0,35)

Kuadran Attractive (Prioritas 3) :


7. Lampu penerangan (0,45;0,36)
11. Stiker informasi gangguan (0,52;0,37)

Kuadran Indifferent (Prioritas 4):


3. Titik simpul evakuasi (0,53;0,28)
4. Nomor-nomor telepon darurat (0,53;0,28)
5. Perlengkapan P3K (0,56;0,31)
6. Ketersediaan ruang kesehatan (0,56;0,31)
8. Ketersediaan CCTV (0,54;0,29)
21. Pendingin ruangan (0,51;0,32)
22. Informasi pelayanan visual (0,47;0,34)
Indifferent Must Be
23. Informasi pelayanan audio (0,43;0,24)
24. Informasi gangguan perjalanan (0,50;0,32)
25.Informasi angktan lanjutan (0,43;0,32)
27. Ketersediaan tangga platform (0,48;0,28)
29. Ramp penyambung antar peron (0,49;0,22)
30. Ruang ibu menyusui (0,40;0,26)

Gambar 4.21 Diagram Kartesius Model Kano Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng

Untuk Tabel I-S Model yang terbagi menjadi kepentingan dan kepuasan yang
diukur menggunakan skor 1 sampai 5. Setelah itu dilakukan perhitungan dengan
mengkalikan nilai skor dan jumlah responden yang memilih skor tersebut. Kemudian nilai
tersebut dicari rata-ratanya sehingga muncul nilai X sebagai rata-rata nilai kepentingan dan
nilai Y sebagai rata-rata nilai kepuasan. Setelah didapatkan nilai X dan Y, nilai tersebut
ditransformasikan ke dalam diagram kartesius dengan nilai X sebagai axis X dan nilai Y
sebagai axis Y. Diagram kartesius I-S Model Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng adalah
sebagai berikut :
165

Kuadran To be improved (Prioritas):


5. Perlengkapan P3K (3,99;2,83)
6. Ruang kesehatan (3,91;2,85)
13. Kapasitas ruang penjualan tiket (3,91;2,81)
Surplus Excellent 14. Kapasitas ruang tunggu (3,95;2,93)
27. Ketersediaan tangga platform (3,87;2,77)

Kuadran Excellent :
1. Tabung pemadam kebakaran (3,95;3,10)
2. Informasi jalur evakuasi (4,00;3,18)
4. Nomor-nomor telepon darurat (3,90;3,08)
7. Lampu penerangan (3,95;3,05)
9. Petugas keamanan (4,02;3,12)
15. Kebersihan raung tunggu (4,16;3,26)
16. Jumlah toilet yang mencukupi (3,90;3,13)
17. Toilet untuk difabel (3,87;3,05)
18. Kebersihan toilet (4,11;3,20)
19. Kapasitas mushola yang (4,08;3,20)
20. Kebersihan mushola (4,10;3,19)
29. Ramp penyambung antar peron (3,87;3,04)

Kuadran Surplus:
3. Titik simpul evakuasi (3,82;3,03)
12. Lama waktu pelayanan di loket (3,83;3,03)
30. Ruang untuk ibu menyusui (3,86;3,09)

Kuadran Care free :


8. Ketersdiaan CCTV (3,84;2,94)
10. Ruang petugas kemanan (3,67;2,77)
To be improved
Care free 11. Stiker informasi gangguan (3,64;2,87)
21. Pendingin ruangan (3,58;2,70)
22. Informasi pelayanan visual (3,70;2,82)
23. Informasi pelayanan audio (3,71;2,83)
24. Informasi gangguan perjalanan (3,63;2,73)
25. Informasi angkutan lanjutan (3,72;2,87)
26. Tempat layanan pengaduan (3,79;2,94)
28. Tempat parkir yang mencukupi (3,77;2,95)

Gambar 4.22 Diagram Kartesius I-S Model Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng

Hasil kedua diagram di atas kemudian digabungkan menghasilkan model


pengembangan berdasarkan kualitas dengan priortias yang paling diutamakan untuk
diperbaiki adalah kuadran M, O, A, kemudian I. Prioritas atribut yang perlu diperbaiki
berdasarkan model Kano adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 22
Atribut arahan peningkatan fasilitas Stasiun Gubeng berdasarkan Metode Kano
Model Pengembangan
Nomor
berdasarkan kualitas dengan Atribut
Atribut
kepentingan tinggi
High value-added Kapasitas ruang penjualan tiket yang mencukupi untuk
13
penumpang
Kapasitas ruang tunggu/ruang boarding yang mencukupi untuk
14
penumpang
Potential 5 Perlengkapan P3K 1 buah
6 Ketersediaan ruang kesehatan
27 selisih tinggi peron dengan lantai kereta tidak lebih dari 20 cm
166

4.6.3 Persepsi Penumpang terhadap Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru
Persepsi penumpang terhadap kinerja pelayanan Stasiun Malang Kota Baru terbagi
menjadi 6 variabel dan 30 atribut. Semua atribut tersebut diukur menggunakan kuesioner
Model Kano untuk mengetahui kebutuhan penumpang terhadap fasilitas-fasilitas yang ada.
Kuesioner Model Kano terbagi menjadi pertanyaan fungsional dan disfungsional yang
kemudian diterjemahkan pada tabel evaluasi kano dan dihitung nilai better dan nilai
worsennya. Sedangkan tabel I-S Model terbagi menjadi dua yaitu kepentingan dan
kepuasan yang diukur menggunakan skor 1 sampai 5. Dari perhitungan skor dan jumlah
responden kemudian muncul nilai X dan nilai Y. Berikut ini merupakan nilai better dan
worse serta nilai X dan Y kinerja pelayanan Stasiun Malang Kota Baru :

Tabel 4. 23
Hasil analisis Metode Kano kinerja pelayanan Stasiun Malang Kota Baru
No Atribut Worse Better X Y
1 Tabung pemadam kebakaran 1 buah per ruangan 0,56 0,32 3,97 3,11
2 Ketersediaan jalur dan prosedur evakuasi 0,42 0,24 3,87 3,04
3 Titik simpul evakuasi : tanah lapang atau lapangan parkir 0,45 0,25 3,82 3,09
4 nomor-nomor telepon darurat 0,43 0,26 3,96 3,09
5 Perlengkapan P3K 1 buah 0,50 0,28 4,09 3,18
6 Ketersediaan ruang kesehatan 0,54 0,35 4,08 3,43
7 Ketersediaan lampu penerangan 0,39 0,30 4,23 3,37
8 Ketersediaan CCTV 0,38 0,24 4,02 3,22
9 Ketersediaan petugas keamanan 0,64 0,42 4,27 3,41
10 Ketersediaan ruang petugas keamanan 0,47 0,32 3,89 3,09
11 Ketersediaan stiker informasi gangguan kemanan 0,33 0,21 3,76 2,93
12 Lama waktu pelayanan di loket 0,42 0,32 4,08 3,31
Kapasitas ruang penjualan tiket yang mencukupi untuk
13 0,43 0,22 4,08 3,14
penumpang
Kapasitas ruang tunggu/ruang boarding yang mencukupi
14 0,50 0,27 4,14 3,18
untuk penumpang
15 Kebersihan ruang tunggu/ruang boarding 0,55 0,43 4,17 3,34
16 Jumlah toilet yang mencukupi untuk penumpang di stasiun 0,49 0,36 4,10 3,33
17 Tersedia toilet untuk penumpang difabel 0,47 0,30 4,02 3,63
18 Kebersihan toilet 0,53 0,36 4,30 3,79
Tersedia mushola dengan kapasitas yang mencukupi untuk
19 0,56 0,39 4,23 3,69
penumpang
20 Kebersihan mushola 0,59 0,42 4,27 3,63
21 Suhu udara maksimal 27o 0,33 0,26 3,74 2,85
Informasi pelayanan visual (1 LED display,
22 0,45 0,38 3,88 3,08
1 monitor, 1 neon box dan 1 papan informasi)
23 Intensitas suara informasi pelayanan audio 0,33 0,23 3,87 2,98
24 Pengumuman informasi maksimal 30 menit 0,46 0,33 3,91 3,05
25 Ketersediaan informasi angkutan lanjutan 0,46 0,33 3,94 3,14
26 Ketersediaan tempat layanan pegaduan 0,58 0,33 4,06 3,29
selisih tinggi peron dengan lantai kereta tidak lebih dari 20
27 0,39 0,23 4,06 2,97
cm
28 Kapasitas tempat parkir yang mencukupi 0,50 0,34 4,10 3,58
29 Ramp penyambung antar peron bagi difabel 0,39 0,27 4,03 3,42
30 Ruang khusus ibu menyusui minimal 5 orang 0,34 0,27 3,92 3,19
Rata-rata 0,46 0,31 4,03 3,25
167

Setelah didapatkan nilai better dan worse, nilai tersebut ditransformasikan ke dalam
diagram kartesius dengan nilai worse sebagai axis X dan nilai better sebagai axis Y.
Diagram kartesius Model Kano Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru adalah
sebagai berikut :

Kuadran Must Be (Prioritas 1) :


5. Perlengkapan P3K (0,50;0,28)
14. Kapasitas ruang tunggu (0,50;0,27)
17. Toilet untuk difabel (0,47;0,30)

Attractive One Kuadran One Dimensional (Prioritas 2):


dimensional 1. Tabung pemadam kebakaran (0,36;0,32)
6. Ketersediaan ruang kesehatan (0,54;0,35)
9. Petugas kemanan (0,64;0,42)
10. Ruang petugas keamanan (0,47;0,32)
15. kebersihan ruang tunggu (0,55;0,43)
16. Jumlah toilet yang mencukupi (0,59;0,36)
18. Kebersihan toilet (0,53;0,36)
19. Mushola yang mencukupi (0,56;0,39)
20. Kebersihan mushola (0,59;0,42)
26. Tempat layanan pengaduan (0,58;0,33)
28. Kapasitas tempat parkir (0,50;0,34)

Kuadran Attractive (Prioritas 3) :


12. Lama waktu pelayanan di loket (0,42;0,32)
22. Informasi pelayanan visual (0,45;0,38)
24. Informasi gangguan perjalanan (0,46;0,33)
25.Informasi angktan lanjutan (0,46;0,33)

Kuadran Indifferent (Prioritas 4):


2. Informasi jalur evakuasi (0,42;0,24)
3. Titik simpul evakuasi (0,45;0,25)
4. Nomor-nomor telepon darurat (0,43;0,26)
7. Lampu penerangan (0,39;0,30)
8. Ketersediaan CCTV (0,38;0,24)
11. Stiker informasi gangguan (0,33;0,21)
Indifferent Must Be 13. Kapasitas ruang penjualan tiket (0,43;0,22)
21. Pendingin ruangan (0,33;0,26)
23. Informasi pelayanan audio (0,33;0,23)
27. Ketersediaan tangga platform (0,39;0,23)
29. Ramp penyambung antar peron (0,39;0,27)
30. Ruang ibu menyusui (0,34;0,27)

Gambar 4.23 Diagram Kartesius Model Kano Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru

Untuk Tabel I-S Model yang terbagi menjadi kepentingan dan kepuasan yang
diukur menggunakan skor 1 sampai 5. Setelah itu dilakukan perhitungan dengan
mengkalikan nilai skor dan jumlah responden yang memilih skor tersebut. Kemudian nilai
tersebut dicari rata-ratanya sehingga muncul nilai X sebagai rata-rata nilai kepentingan dan
nilai Y sebagai rata-rata nilai kepuasan. Setelah didapatkan nilai X dan Y, nilai tersebut
ditransformasikan ke dalam diagram kartesius dengan nilai X sebagai axis X dan nilai Y
sebagai axis Y. Diagram kartesius I-S Model Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru
adalah sebagai berikut :
168
Kuadran To be improved (Prioritas):
5. Perlengkapan P3K (4,09;3,18)
13. Kapasitas ruang penjualan tiket (4,08;3,14)
14. Kapasitas ruang tunggu (4,14;3,18)
27. Ketersediaan tangga platform (4,06;2,97)
Surplus Excellent
Kuadran Excellent :
6. Ruang kesehatan (4,08;3,43)
7. Lampu penerangan (4,23;3,37)
9. Petugas keamanan (4,27;3,41)
12. Lama waktu pelayanan di loket (4,08;3,31)
15. Kebersihan raung tunggu (4,17;3,34)
16. Jumlah toilet yang mencukupi (4,10;3,33)
18. Kebersihan toilet (4,30;3,79)
19. Kapasitas mushola (4,23;3,69)
20. Kebersihan mushola (4,27;3,63)
26. Tempat layanan pengaduan (4,06;3,29)
28. Tempat parkir yang mencukupi (4,10;3,58)
29. Ramp penyambung antar peron (4,03;3,42)

Kuadran Surplus:
17. Toilet untuk difabel (4,02;3,63)

Kuadran Care free :


1. Tabung pemadam kebakaran (3,97;3,11)
2. Informasi jalur evakuasi (3,87;3,04)
3. Titik simpul evakuasi (3,82;3,09)
4. Nomor-nomor telepon darurat (3,96;3,09)
To be 8. Ketersdiaan CCTV (4,02;3,22)
10. Ruang petugas kemanan (3,89;3,09)
Care free improved 11. Stiker informasi gangguan (3,76;2,93)
21. Pendingin ruangan (3,74;2,85)
22. Informasi pelayanan visual (3,88;3,08)
23. Informasi pelayanan audio (3,87;2,98)
24. Informasi gangguan perjalanan (3,91;3,05)
25. Informasi angkutan lanjutan (3,94;3,14)
30. Ruang untuk ibu menyusui (3,92;3,19)
Gambar 4.24 Diagram Kartesius I-S Model Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru

Hasil kedua diagram di atas kemudian digabungkan menghasilkan model


pengembangan berdasarkan kualitas dengan priortias yang paling diutamakan untuk
diperbaiki adalah kuadran M, O, A, kemudian I. Prioritas atribut yang perlu diperbaiki
berdasarkan model Kano adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 24
Atribut arahan peningkatan fasilitas Stasiun Malang Kota Baru berdasarkan Metode Kano
Model Pengembangan
Nomor
berdasarkan kualitas dengan Atribut
Atribut
kepentingan tinggi
Critical 5 Perlengkapan P3K 1 buah
Kapasitas ruang tunggu/ruang boarding yang
14
mencukupi untuk penumpang
Potential Kapasitas ruang penjualan tiket yang mencukupi
13
untuk penumpang
selisih tinggi peron dengan lantai kereta tidak lebih
27
dari 20 cm
169

4.7 Prioritas Arahan Peningkatan Kinerja Operasional dan Pelayanan


Prioritas arahan peningkatan kinerja operasional dan pelayanan menggunakan
analisis AHP atau Analytic Hierarchy Process yang merupakan analisis yang dilakukan
setelah menggabungkan rekomendasi dari analisis kinerja operasional, rekomendasi dari
analisis SPM dan rekomendasi dari metode Kano. Setelah ditemukan rekomendasi untuk
pengembangan Kereta Api Penataran, Stasiun Gubeng dan Stasiun Malang Kota Baru,
rekomendasi tersebut diserahkan kepada ahli untuk ditentukan prioritas penanganannya.
Untuk kinerja operasional Kereta Api Penataran, setelah dilakukan analisis kinerja
operasional didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Load Factor
Nilai load factor dari Stasiun Malang Kota Baru hingga Stasiun Waru pada
kereta api nomor 462 berkisar antara 93,96 % hingga 110,19 % yang berarti nilai
tersebut melebihi standar load factor maksimum yaitu 90 %. Sedangkan dari
Stasiun Wonokromo hingga Stasiun Gubeng masih berada di bawah nilai load
factor maksimum. Nilai load factor dari Stasiun Waru hingga Stasiun Singosari
pada kereta api nomor 465 berkisar antara 94,91 % hingga 112,26 % yang berarti
nilai tersebut melebihi standar load factor maksimum. Sedangkan Stasiun Gubeng,
Stasiun Blimbing dan Stasiun Malang Kota Baru masih berada di bawah standar
load factor maksimum.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya penambahan kereta pada jam-
jam sibuk Kereta Api Penataran agar tidak lagi ada penumpang yang tidak
mendapat tempat duduk.
2. Travel Time
Waktu yang ditempuh Kereta Api Penataran mayoritas telah sesuai dengan jadwal
yang ditentukan, namun ada beberapa kereta yang waktu tempuhnya lebih lama 3-
12 menit dari yang dijadwalkan.
3. Waktu henti
Berdasarkan hasil survei, masih terdapat kereta yang mengalami waktu henti cukup
lama di stasiun pemberhentian tertentu sekitar 19-28 menit. Hal tersebut belum
sesuai dengan standar yang ada yaitu waktu henti 3-4 menit.
4. Waktu tunda
Standar waktu keterlambatan adalah 10% dari total waktu perjalanan yang
dijadwalkan. Atau sekitar 14-17 menit. Hampir dari semua kereta mengalami
170

keterlambatan tiba di stasiun tujuan, namun tidak lebih dari standar yang ditentukan
hanya sekitar 3-11 menit.
5. Kecepatan
Hasil survei pada Kereta Api Penataran 462 pada weekday memiliki kecepatan
34,98 km/jam dan Kereta Api Penataran 462 pada weekend memiliki kecepatan
kereta api adalah 33,82 Km/jam. Sedangkan kecepatan untuk Kereta Api Penataran
465 pada saat weekday 32,86 km/jam dan 30,87 km/jam padaa saat weekend. Hal
ini tidak sesuai dengan standar kecepatan kereta api yang kecepatan minimumnya
60 km/jam.
6. Headway
Berdasarkan hasil analisis headway, perlu adanya penambahan trip untuk
menampung banyaknya jumlah penumpang sebanyak 2 trip tambahan.
Dari hasil analisis di atas, variabel yang perlu dirumuskan arahan peningkatan
kinerja operasionalnya adalah variabel-variabel yang belum memenuhi standar seperti load
factor, waktu henti, kecepatan dan headway. Untuk travel time dan waktu tunda, keduanya
tidak melewati batas standar sehingga tidak dirumuskan arahan peningkatannya.
Berikut ini merupakan hasil dari analisis AHP dimana para ahli yang telah dipilih
menyusun prioritas dari kriteria tersebut pada kuesioner. Kemudian pendapat para ahli
tentang arahan peningkatan kinerja operasional Kereta Api Penataran diolah sehingga
menghasilkan tabel seperti berikut.

Tabel 4. 25
Eigen vector penentuan priortias kriteria dalam pengembangan kinerja operasional Kereta Api
Penataran
Responden
Kriteria Mean Prioritas
1 2 3 4 5 6 7 8 9
K1 0,4857 0,5290 0,1355 0,1947 0,5252 2,1532 0,5115 0,4891 0,2327 0,5841 1
K2 0,2618 0,2432 0,5136 0,5519 0,2115 1,0253 0,2684 0,2783 0,1606 0,3905 2
K3 0,1423 0,1208 0,1873 0,1059 0,1538 0,5813 0,1245 0,1361 0,4931 0,2272 3
K4 0,1102 0,1070 0,1636 0,1475 0,1096 0,3917 0,0956 0,0966 0,1135 0,1484 4

Setelah mendapatkan hasil di atas, maka dibuat bagan hirarki AHP kriteria kinerja
operasional Kereta Api Penataran sebagai berikut :
171

Gambar 4.25 Bagan AHP Kinerja Operasional Kereta Api Penataran

Bagan di atas menunjukkan bahwa didapatkan kriteria yang diprioritaskan dalam


pengembangan kereta api adalah :
1. Load factor (EV = 0,5841)
2. Waktu henti (EV = 0,3905)
3. Kecepatan (EV = 0,2272)
4. Headway (EV = 0,1484)

Sedangkan untuk kinerja pelayanan juga dilakukan pengambilan pendapat ahli pada
kriteria yang berbeda. Berikut merupakan hasil dari analisis AHP pada kriteria
rekomendasi arahan peningkatan kinerja pelayanan.

Tabel 4. 26
Eigen vector penentuan priortias kriteria dalam pengembangan kereta api dan stasiun
Responden
Kriteria Mean Prioritas
1 2 3 4 5 6 7 8 9
K1 0,1951 0,2776 0,2545 0,3641 0,3248 0,2820 0,2782 0,2539 0,2565 0,2763 1
K2 0,0662 0,1870 0,1791 0,1861 0,1829 0,0628 0,1857 0,1798 0,1875 0,1575 2
K3 0,0814 0,1660 0,3104 0,0682 0,0696 0,0677 0,3042 0,1474 0,1412 0,1507 3
K4 0,1556 0,1137 0,1233 0,1190 0,1146 0,1367 0,1136 0,1072 0,1089 0,1214 4
K5 0,1653 0,0703 0,0823 0,0290 0,0326 0,1699 0,0700 0,0839 0,0834 0,0874 5
K6 0,0201 0,0574 0,1069 0,0883 0,0940 0,0221 0,0579 0,1068 0,1078 0,0735 6

Setelah mendapatkan hasil di atas, maka dibuat bagan hirarki AHP kriteria kinerja
pelayanan sebagai berikut :
172

Gambar 4.26 Bagan AHP Kinerja Pelayanan

Bagan di atas menunjukkan bahwa didapatkan kriteria yang diprioritaskan dalam


pengembangan kereta api dan stasiun adalah :
1. Keselamatan (EV= 0,2763)
2. Keamanan (EV = 0,1575)
3. Kehandalan/keteraturan (EV = 0,1507)
4. Kenyamanan (EV = 0,1214)
5. Kemudahan (EV = 0,0874)
6. Kesetaraan (EV = 0,0735)
4.7.1 Kinerja Operasional Kereta Api
Kinerja operasional kereta api yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah load
factor, travel time, waktu henti, waktu tunda, kecepatan dan headway dari Kereta Api
Penataran. Setelah dilakukan analisis kinerja operasional variabel yang perlu dirumuskan
alternatifnya adalah load factor, waktu henti, kecepatan dan headway sebagai kriteria.
Kemudian ditentukan alternatif-alternatifnya sebagai berikut :

Tabel 4. 27
Alternatif peningkatan kinerja operasional Kereta Api Penataran
No Alternatif
1 Penambahan 2 kereta pada KA nomor 462 dan 465
2 Perbaikan dan perawatan berkala pada kereta api
3 Penyesuaian kecepatan kereta api menjadi 60 km/jam
4 Penambahan 2 trip pada pukul 09.00-10.00 dan 14.00-15.00

Setelah itu dibuat hirarki alternatif-alternatif rekomendasi peningkatan kinerja


operasional Kereta Api Penataran. Para ahli yang telah dipilih menyusun prioritas dari
alternatif tersebut pada kuesioner. Kemudian pendapat para ahli diolah sehingga
menghasilkan tabel seperti berikut.
173

Tabel 4. 28
Eigen vector penentuan priortias alternatif dalam pengembangan kinerja operasional Kereta Api
Penataran
Responden
Alternatif Mean Prioritas
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A1 0,3067 0,4603 0,3345 0,5297 0,5011 0,2836 0,5297 0,2895 0,5519 0,4208 1
A2 0,5460 0,2887 0,1408 0,2272 0,2354 0,5078 0,2272 0,1598 0,1947 0,2808 2
A3 0,0502 0,0970 0,0743 0,0964 0,0970 0,0663 0,0964 0,0870 0,1059 0,0856 4
A4 0,0971 0,1540 0,4504 0,1467 0,1666 0,1423 0,1467 0,4637 0,1475 0,2128 3

Setelah mendapatkan hasil di atas, maka dibuat bagan prioritas alternatif kinerja
operasional Kereta Api Penataran sebagai berikut :

Gambar 4.27 Hirarki Prioritas Alternatif Peningkatan Kinerja Operasional Kereta Api Penataran

Bagan di atas menunjukkan bahwa didapatkan alternatif yang diprioritaskan dalam


pengembangan operasional Kereta Api Penataran adalah :
1. Penambahan 2 buah kereta pada KA 462 dan 465 (EV = 0,4208)
Kereta Api Penataran merupakan salah satu kereta api sebagai pilihan
penumpang karena selain memiliki 5 trip perjalanan dari Stasiun Malang Kota
Baru dan 5 trip perjalanan dari Stasiun Gubeng, Kereta Api Penataran juga
memiliki harga tiket yang paling murah, yaitu 12.000,00 rupiah, jika
dibandingkan dengan kereta api rute Surabaya-Malang lainnya yang mencapai
50.000,00 rupiah. Karena banyaknya trip dan harganya yang murah, Kereta Api
Penataran selalu kehabisan tempat duduk dan menyisakan tiket berdiri yang
disediakan 50% dari jumlah penumpang duduk yaitu 265 tiket. Berdasarkan PP
174

No 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Kereta Api disebutkan bahwa kereta
api antarkota tidak menyediakan layanan penumpang berdiri. Mengurangi
hingga meniadakan tiket berdiri di KA Penataran cukup sulit karena
permintaannya cukup tinggi sehingga perlu adanya perencanaan jangka pendek
dengan sosialisasi kepada penumpang berdiri agar tidak memenuhi bagian
dekat pintu kereta karena dapat mengganggu sirkulasi penumpang yang akan
naik dan turun dari kereta. Penumpang berdiri dapat memenuhi bagian dalam
kereta terlebih dahulu agar sirkulasi di dekat pintu kereta menjadi lebih lancar.
Untuk jangka panjangnya dalam mengatasi hal tersebut, perlu adanya
penambahan jumlah kereta yaitu 2 buah untuk mengatasi banyaknya jumlah
penumpang berdiri. Penambahan kereta tersebut akan ditambahkan pada Kereta
Api Penataran dengan nomor 462 yang beroperasi dari Malang-Surabaya pada
pukul 07.07 WIB serta pada Kerta Api Penataran nomor 465 yang beroperasi
dari Surabaya-Malang pada pukul 17.50 WIB.
2. Perbaikan dan perawatan berkala pada kereta api (EV = 0,2808)
Perbaikan dan perawatan berkala pada kereta api merupakan hal yang harus
dilakukan agar performa Kereta Api Penataran tetap prima dan kualitas Kereta
Api Penataran tetap terjaga. Perbaikan dan perawatan tersebut yaitu pada mesin
serta fasilitas-fasilitas penunjang di dalam kereta api.
3. Penambahan 2 trip perjalanan (EV = 0,2128)
Kereta Api Penataran memiliki 5 trip perjalanan dari Stasiun Malang Kota Baru
dan 5 trip perjalanan dari Stasiun Gubeng. Walaupun Kereta Api Penataran
telah memiliki 10 trip, banyak penumpang memilih berdiri ketika tidak
mendapat tiket duduk karena jarak antar trip yang terlampau jauh yaitu sekitar
3-5 jam. Karena peminat Kereta Api Penataran yang cukup banyak, yaitu 582
penumpang pada pukul 09.00-10.00 serta 561 penumpang pada pukul 14.00-
15.00, perlu adanya penambahan jumlah trip KA Penataran agar lebih banyak
pilihan waktu perjalanan pada pukul 09.00-10.00 dan pukul 14.00-15.00.
4. Penyesuaian kecepatan kereta api menjadi 60 km/jam (EV = 0,0856)
Kecepatan rata-rata Kereta Api Penataran sekitar 33 km/jam. Kecepatan
tersebut tidak sesuai dengan standar kecepatan kereta api yang kecepatan
idealnya 60 km/jam. Sehingga untuk meningkatkan kepuasan penumpang dan
mengurangi waktu tunda, perlu adanya peningkatan kecepatan pada Kereta Api
Penataran.
175

A. Skenario Penambahan Kereta


Skenario dari alternatif penambahan kereta pada KA 462 dan KA 465 adalah
dengan menambah 2 kereta yaitu menambah kapasitas penumpang dari 530 penumpang
menjadi 742 penumpang. Penambahan tersebut berpengaruh signifikan pada load factor
dari masing-masing KA.

Tabel 4. 29
Skenario penambahan kapasitas KA 462 saat weekday
Jumlah Jumlah Total Jumlah Load factor Jumlah Kapasitas Load factor
Kapasitas
Stasiun Penumpang Penumpang Penumpang eksisting Penumpang skenario skenario
(orang)
naik (orang) turun (orang) (orang) (%) (orang) (orang) (%)
Malang 508 0 508 530 95,85 508 742 68,46
Blimbing 31 1 538 530 101,51 538 742 72,51
Singosari 17 9 546 530 103,02 546 742 73,58
Lawang 34 11 569 530 107,36 569 742 76,68
Bangil 36 34 571 530 107,74 571 742 76,95
Porong 16 7 580 530 109,43 580 742 78,17
Tanggulangin 7 5 582 530 109,81 582 742 78,44
Sidoarjo 14 36 560 530 105,66 560 742 75,47
Gedangan 4 8 556 530 104,91 556 742 74,93
Waru 7 39 524 530 98,87 524 742 70,62
Wonokromo 7 133 398 530 75,09 398 742 53,64
Gubeng 2 156 244 530 46,04 244 742 32,88

Skenario penambahan kereta tersebut pada Tabel 4. 29 merupakan skenario pada


KA 462 saat weekday dimana ketika kapasitas penumpang adalah 530 orang yaitu 106
orang pada masing-masing kereta dengan jumlah kereta pada 1 rangkaian kereta adalah 5
kereta, load factor eksisting berkisar antara 46,04 % hingga 109,81 %. Load factor yang
melebihi standar yaitu load factor di atas 90% yang terjadi di Stasiun Malang Kota Baru
hingga Stasiun Waru dengan load factor puncaknya adalah 109,81 %. Setelah dilakukan
perhitungan dengan menambah jumlah kapasitas menjadi 7 kereta atau 742 orang, load
factor skenarionya terletak pada kisaran 32,88 % hingga 78,44%.

Tabel 4. 30
Skenario penambahan kapasitas KA 462 saat weekend
Jumlah Jumlah Total Jumlah Load factor Jumlah Kapasitas Load factor
Kapasitas
Stasiun Penumpang Penumpang Penumpang eksisting Penumpang skenario skenario
(orang)
naik (orang) turun (orang) (orang) (%) (orang) (orang) (%)
Malang 515 0 515 530 97,17 515 742 69,41
Blimbing 28 3 540 530 101,89 540 742 72,78
Singosari 14 0 554 530 104,53 554 742 74,66
Lawang 15 11 558 530 105,28 558 742 75,20
Bangil 43 37 564 530 106,42 564 742 76,01
Porong 43 23 584 530 110,19 584 742 78,71
Tanggulangin 17 22 579 530 109,25 579 742 78,03
Sidoarjo 47 73 553 530 104,34 553 742 74,53
Gedangan 43 56 540 530 101,89 540 742 72,78
Waru 20 62 498 530 93,96 498 742 67,12
Wonokromo 3 63 438 530 82,64 438 742 59,03
Gubeng 0 94 344 530 64,91 344 742 46,36
176

Tabel 4. 30 menunjukkan nilai load factor eksisting KA 462 saat weekend dimana
nilai load factor yang tidak sesuai dengan standar terdapat di Stasiun Malang Kota Baru
hingga Stasiun Waru dan nilai load factor tertinggi terletak di Stasiun Porong dengan nilai
106,42 %. Setelah dilakukan perhitungan dengan penambahan kapasitas menjadi 742
orang, nilai load factor menjadi berkurang dan berada di bawah batas standar load factor
maksimum yaitu 90%. Nilai load factor tertinggi setelah adanya penambahan kereta
menjadi 78,71%.

Tabel 4. 31
Skenario penambahan kapasitas KA 465 saat weekday
Jumlah Jumlah Total Jumlah Load factor Jumlah Kapasitas Load factor
Kapasitas
Stasiun Penumpang Penumpang Penumpang eksisting Penumpang skenario skenario
(orang)
naik (orang) turun (orang) (orang) (%) (orang) (orang) (%)
Gubeng 317 0 317 530 59,81 317 742 42,72
Wonokromo 133 0 450 530 84,91 450 742 60,65
Waru 47 3 494 530 93,21 494 742 66,58
Gedangan 34 12 516 530 97,36 516 742 69,54
Sidoarjo 77 32 561 530 105,85 561 742 75,61
Tanggulangin 10 10 561 530 105,85 561 742 75,61
Porong 5 5 561 530 105,85 561 742 75,61
Bangil 5 36 530 530 98,87 530 742 71,43
Lawang 5 15 520 530 96,23 520 742 70,08
Singosari 1 20 501 530 92,64 501 742 67,52
Blimbing 4 52 453 530 83,58 453 742 61,05
Malang 0 163 290 530 52,83 290 742 39,08

Hasil skenario pada Tabel 4.31 merupakan skenario penambahan kapasitas KA 465
saat weekday dimana load factor eksistingnya dari Stasiun Wonokromo hingga Stasiun
Singosari berada di atas batas maksimum dan nilai tertingginya adalah 105,85 % di Stasiun
Sidoarjo, Stasiun Tanggulangin dan Stasiun Porong. Hasil skenario dengan penambahan 2
buah kereta menunjukkan adanya perubahan pada load factor dengan nilai load factor
tertinggi yaitu 75,61%.

Tabel 4. 32
Skenario penambahan kapasitas KA 465 saat weekend
Jumlah Jumlah Total Jumlah Load factor Jumlah Kapasitas Load factor
Kapasita
Stasiun Penumpang Penumpang Penumpang eksisting Penumpang skenario skenario
s (orang)
naik (orang) turun (orang) (orang) (%) (orang) (orang) (%)
Gubeng 453 0 453 530 85,47 453 742 61,05
Wonokromo 102 0 555 530 104,72 555 742 74,80
Waru 18 0 573 530 108,11 573 742 77,22
Gedangan 23 21 575 530 108,49 575 742 77,49
Sidoarjo 32 31 576 530 108,68 576 742 77,63
Tanggulangin 19 0 595 530 112,26 595 742 80,19
Porong 3 17 585 530 110,38 585 742 78,84
Bangil 13 50 548 530 103,40 548 742 73,85
Lawang 8 25 531 530 100,19 531 742 71,56
Singosari 0 28 503 530 94,91 503 742 67,79
Blimbing 19 85 437 530 82,45 437 742 58,89
Malang 52 270 219 530 41,32 219 742 29,51
177

Tabel 4. 32 menunjukkan nilai load factor eksisting KA 465 saat weekend dimana nilai
load factor yang tidak sesuai dengan standar terdapat di Stasiun Wonokromo hingga
Stasiun Singosari dan nilai load factor tertinggi terletak di Stasiun Tanggulangin dengan
nilai 112,26 %. Setelah dilakukan perhitungan dengan penambahan kapasitas menjadi 742
orang, nilai load factor menjadi berkurang dan berada di bawah batas standar load factor
maksimum yaitu 90%. Nilai load factor tertinggi setelah adanya penambahan kereta
menjadi 80,19%. Hasil skenario di atas menunjukkan bahwa dengan penambahan 2 buah
kereta dapat mengurangi nilai load factor sehingga nilai load factor berada di bawah batas
maksimum standar load factor yaitu 90%.
B. Skenario Penambahan Kecepatan
Skenario kecepatan kereta api yaitu dengan membuat simulasi jika kecepatan
Kereta Api yang belum sesuai dengan standar ditingkatkan menjadi 60 km/jam hingga 85
km/jam. Hasil dari simulasi pada kecepatan dan waktu tempuh Kereta Api Penataran
adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 33
Skenario penambahan kecepatan pada KA rute Malang-Surabaya
No. Kereta 462 (Weekday) 462 (Weekend)
Waktu Kecepatan Standar Waktu Waktu Standar Waktu
Menuju Jarak Jarak Kecepatan
Eksisting Eksisting (km/ Ideal eksisting (km/ Ideal
Stasiun (km) (km) (km/jam)
(menit) (km/jam) jam) (menit) (menit) jam) (menit)
Blimbing 8 4,25 31,88 60-85 4 8 4.25 31.88 60-85 4
Singosari 8 5,6 42 60-85 6 6 5.6 56 60-85 6
Lawang 10 7,91 47,46 60-85 8 11 7.91 43.15 60-85 8
Bangil 20 32,3 96,9 60-85 22 20 32.3 96.9 60-85 22
Porong 14 10,05 43,07 60-85 10 15 10.05 40.2 60-85 10
Tanggulangin 7 5,2 44,57 60-85 5 6 5.2 52 60-85 5
Sidoarjo 6 4 40 60-85 4 6 4 40 60-85 4
Gedangan 10 8,1 48,6 60-85 8 10 8.1 48.6 60-85 8
Waru 5 4,1 49,2 60-85 4 6 4.1 41 60-85 4
Wonokromo 7 6,2 53,14 60-85 6 7 6.2 53.14 60-85 6
Gubeng 10 4,47 26,82 60-85 5 10 4.47 26.82 60-85 5
Rata-rata = Rata-rata Rata-rata = Rata-rata
Total 105 92,18 82 105 92.18 82
52,67 = 60-85 52,67 = 60-85

Tabel 4.33 menunjukkan perubahan waktu tempuh jika kecepatan Kereta Api
Penataran disesuaikan dengan standar yaitu minimal 60 km/jam dan maksimal 85 km/jam
adalah 82 menit. Jika estimasi waktu henti kereta api di 10 stasiun pemberhentian adalah 4
menit ditambah estimasi waktu untuk kereta bersilangan adalah 15 menit, maka waktu
henti ideal adalah 55 menit. Waktu tempuh total Kereta Api Penataran menjadi 137 menit
atau 2 jam 17 menit.
Sedangkan untuk Tabel 4.34, menunjukkan perubahan waktu tempuh dari 110-115
menit menjadi 91 menit setelah penyesuaian kecepatan dengan standar minimal kecepatan
178

60 km/jam dan maksimal kecepatan 85 km/jam. Jika estimasi waktu henti kereta api di 10
stasiun pemberhentian adalah 4 menit ditambah estimasi waktu untuk kereta bersilangan
adalah 15 menit, maka waktu henti ideal adalah 55 menit. Waktu tempuh total Kereta Api
Penataran menjadi 146 menit atau 2 jam 26 menit.

Tabel 4. 34
Skenario penambahan kecepatan pada KA rute Surabaya-Malang
No. Kereta 465 (Weekday) 465 (Weekend)
Waktu Kecepatan Standar Waktu Waktu Standar Waktu
Menuju Jarak Jarak Kecepatan
Eksisting Eksisting (km/ Ideal eksisting (km/ Ideal
Stasiun (km) (km) (km/jam)
(menit) (km/jam) jam) (menit) (menit) jam) (menit)
Wonokromo 4 4.47 67.05 60-85 4 10 4.47 26.82 60-85 4
Waru 8 6.2 46.5 60-85 6 7 6.2 53.14 60-85 6
Gedangan 5 4.1 49.2 60-85 4 6 4.1 41 60-85 4
Sidoarjo 8 8.1 60.75 60-85 8 9 8.1 54 60-85 8
Tanggulangin 7 4 34.29 60-85 4 8 4 30 60-85 4
Porong 7 5.2 44.57 60-85 5 8 5.2 39 60-85 5
Bangil 10 10.05 60.3 60-85 10 10 10.05 60.3 60-85 10
Lawang 36 32.3 53.83 60-85 32 36 32.3 53.83 60-85 32
Singosari 11 7.91 43.15 60-85 8 8 7.91 59.33 60-85 8
Blimbing 7 5.6 48 60-85 6 8 5.6 42 60-85 6
Malang 7 4.25 36.43 60-85 4 5 4.25 51 60-85 4
Rata-rata = Rata-rata Rata-rata = Rata-rata
Total 110 92.18 91 115 92.18 91
50.28 = 60-85 48.09 = 60-85

C. Skenario Penambahan 2 Trip Kereta Api


Penambahan trip kereta api bersumber pada analisis headway pada sub sub bab
4.4.6 yang didasari dengan headway eksisting, headway ideal dan jumlah penumpang.
Namun perlu ditinjau pula dari kesesuaian jadwal dengan kereta api lainnya. Berdasarkan
skenario penambahan kecepatan, waktu tempuh kereta api menjadi lebih kecil dari waktu
tempuh semula, maka jadwal kereta api pun ajan berubah. Perubahan tersebut dinyatakan
pada Tabel 4.35.

Tabel 4. 35
Skenario penambahan trip kereta api
Berangkat Tiba Berangkat Tiba
No KA Headway No KA Headway
Surabaya Malang Malang Surabaya
461 07.40 10.06 462 07.07 09.24
Tambahan 09.35 12.01 115 menit Tambahan 09.02 11.19 115 menit
463 11.35 14.00 120 menit 464 11.15 13.32 133 menit
Tambahan 14.30 16.56 175 menit Tambahan 14.15 16.32 180 menit
465 16.50 19.16 140 menit 466 17.05 19.22 170 menit
467 20.00 20.26 190 menit 468 20.05 22.22 180 menit

Tabel 4. 35 menunjukkan skenario jadwal Kereta Api Penataran jika kecepatan


kereta api berubah. Rencana penambahan trip Kereta Api Penataran berdasarkan analisis
headway adalah penambahan pada pukul 09.00-10.00 dan pukul 14.00-15.00. Pada kolom
179

jadwal skenario di atas, kereta api tambahan pada rute Surabaya-Malang dijadwalkan
berangkat pukul 09.35 dan tiba pukul 12.01, serta penambahan pada pukul 14.30-16.56.
Sedangkan untuk rencana penambahan trip pada rute Malang-Surabaya
dijadwalkan berangkat pukul 09.02 dan tiba pukul 11.19 serta berangkat pukul 14.15 dan
tiba pukul 16.32.
4.7.2 Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran
Kinerja pelayanan pada Kereta Api Penataran mencakup pelayanan pada fasilitas-
fasilitas yang termasuk di dalam variabel keselamatan, keamanan, kehandalan/keteraturan,
kenyamanan, kemudahan dan kesetaraan. Fasilitas-fasilitas yang ada di kereta api pada
awalnya di lihat kondisi eksistingnya kemudian dibandingkan dengan Standar Pelayanan
Minimum berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan RI No. PM 48 Tahun 2015. Setelah
itu dilakukan juga penelitian persepsi penumpang terhadap fasilitas yang ada di kereta api.
Hasil rekomendasi peningkatan fasilitas di kereta api berdasarkan SPM digabungkan
dengan rekomendasi peningkatan fasilitas di kereta api berdasarkan persepsi penumpang
dengan metode Kano yang kemudian dihasilkan alternatif rekomendasi peningkatan
kinerja pelayanan Kereta Api Penataran. Hasil analisis SPM dan analisis Kano kinerja
pelayanan Kereta Api Penataran yang perlu dirumuskan arahan peningkatannya adalah
sebagai berikut :

Tabel 4. 29
Alternatif peningkatan kinerja pelayanan Kereta Api Penataran
Kriteria Hasil Analisis SPM Hasil Analisis Kano Alternatif
Keselamatan Ketersediaan Ketersediaan perlengkapan Penyediaan 1 buah perlengkapan
perlengkapan P3K P3K P3K di setiap kereta
Keamanan Ketersediaan CCTV - Penambahan 1 CCTV di setiap
kereta
Kehandalan - Ketepatan jadwal kereta Peningkatan pelayanan Kereta Api
api Penataran
Kenyamanan Perbaikan AC Kebersihan toilet Perbaikan fasilitas-fasilitas di
Kereta Api seperti AC yang bocor
dan toilet yang berbau
Kemudahan - Ketersediaan informasi Penambahan 1 LED Display di tiap
visual kereta
Kesetaraan - Ketersediaan fasilitas bagi Penambahan ramp di setiap pintu
difabel kereta

Untuk mengetahui prioritas penangannya dilakukan analisis AHP terhadap alternatif


yang telah ditentukan dengan hasil sebagai berikut :
180

Tabel 4. 30
Eigen vector penentuan priortias alternatif dalam pengembangan Kereta Api Penataran
Responden
Alternatif Mean Prioritas
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A1 0,2494 0,3146 0,1990 0,4593 0,4451 0,2257 0,1557 0,3732 0,3647 0,3096 1
A2 0,0460 0,1864 0,0870 0,0441 0,0557 0,0425 0,0719 0,1735 0,1762 0,0982 6
A3 0,3449 0,0729 0,2069 0,1728 0,1717 0,4351 0,2883 0,0605 0,0753 0,2032 2
A4 0,0814 0,1660 0,3104 0,0682 0,0696 0,0677 0,3042 0,1474 0,1412 0,1507 3
A5 0,1556 0,1137 0,1233 0,1190 0,1146 0,1367 0,1136 0,1072 0,1089 0,1214 4
A6 0,1227 0,1464 0,0734 0,1366 0,1432 0,0922 0,0661 0,1382 0,1338 0,1170 5

Setelah mendapatkan hasil seperti pada Tabel 4. 30, maka dibuat bagan prioritas
alternatif kinerja pelayanan Kereta Api Penataran sebagai berikut :

Gambar 4.28 Hirarki Prioritas Alternatif Peningkatan Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran

Bagan di atas menunjukkan bahwa alternatif yang diprioritaskan dalam


pengembangan pelayanan Kereta Api Penataran adalah :
1. Penyediaan 1 buah perlengkapan P3K yang mudah terjangkau (EV = 0,3096)
Penyediaan perlengkapan P3K yang mudah terlihat dan terjangkau dilakukan di
setiap kereta sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum yang mengharuskan
adanya kotak P3K dan perlengkapannya di setiap kereta pada satu rangkaian
kereta. Pada kondisi eksistingnya telah terdapat kotak P3K di setiap kereta,
namun ada beberapa kotak yang tidak tersedia perlengkapan P3K. Untuk
menunjang fasilitas keselamatan di perjalanan, maka perlu disediakan
181

perlengkapan P3K yang memadai agar jika terjadi keadaan darurat, dapat
segera ditangani.
2. Peningkatan kualitas pelayanan petugas di kereta api dan kualitas fasilitas-
fasilitas di kereta api (EV = 0,2032)
Peningkatan kualitas pelayanan petugas di kereta api yang dimaksud adalah
peningkatan kualitas pelayanan petugas dalam memberikan pelayanan.
Diharapkan petugas berada ditempat yang mudah terlihat oleh penumpang di
setiap kereta agar mudah ditemukan ketika dibutuhkan sehingga menambah
kesigapan dalam memberikan pelayanan kepada penumpang yang
membutuhkan. Sedangkan peningkatan kualitas fasilitas di kereta api adalah
dengan menyesuaikan fasilitas-fasilitas yang ada dengan Standar Pelayanan
Minimum terbaru dan perkembangan yang ada sehingga memenuhi kebutuhan
penumpang di masa sekarang dan masa mendatang. Sebagai contoh adalah
dengan meningkatkan kualitas tempat duduk prioritas dengan tempat duduk
lipat.
3. Perbaikan fasilitas-fasilitas yang rusak di kereta api (EV = 0,1507)
Perbaikan fasilitas-fasilitas yang rusak di kereta api sebagai contoh adalah
perbaikan Air Conditioner (AC) yang bocor. Di beberapa kereta di temukan
adanya AC yang bocor sehingga air menetes dan membasahi tempat duduk
penumpang. Hal ini dapat mengurangi kenyamanan penumpang sehingga perlu
dilakukan perbaikan. Selain itu kondisi toilet juga perlu diperhatikan lagi
kebersihannya agar tidak timbul bau yang tidak sedap yang dapat mengurangi
kenyamanan penumpang.
4. Pengoptimalan penyampaian informasi audio maupun visual dengan 1 buah
LED Display di setiap kereta (EV = 0,1214)
Pengoptimalan penyampaian informasi audio adalah dengan mengumumkan
tiap stasiun yang akan disinggahi sehingga penumpang tidak kesulitan
mengetahui kapan dia harus turun. Audio di beberapa kereta juga perlu
diperbaiki agar informasi yang disampaikan dapat diterima oleh penumpang
dengan jelas.
Sedangkan untuk informasi visual dapat dioptimalkan dengan menyediakan
fasilitas-fasilitas visual yang sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum di
kereta api, yaitu dengan menambahkan stiker informasi gangguan keamanan
dan informasi stasiun yang disinggahi oleh Kereta Api Penataran. Selain itu
182

bisa juga ditambahkan tombol darurat untuk memanggil petugas dan


penyediaan LED display untuk memaksimalkan penyampaian informasi.

Gambar 4.29 Contoh LED Display di Kereta Api Krakatau Express


5. Penyediaan ramp di setiap pintu kereta (EV = 0,1170)
Sebagai penunjang fasilitas dalam aspek kesetaraan, perlu adanya penyediaan
ramp di setiap pintu kereta yang ditujukan untuk penumpang difabel terutama
yang menggunakan kursi roda. Ramp tersebut di pasang di pintu kereta untuk
memudahkan penumpang difabel naik turun kereta.

Gambar 4.30 Ramp di Pintu KRL Jabodetabek

6. Penyediaan 1 buah CCTV di setiap kereta (EV = 0,0982)


Sebagai penunjang fasilitas dalam aspek keamanan, perlu adanya CCTV yang
dapat mengawasi tiap kereta sehingga mengurangi adanya tindak kriminal dan
dapat dipantau dengan baik oleh petugas di kereta api. Dengan adanya CCTV
keamanan penumpang menjadi lebih terjamin dan jika terjadi tindak kriminal
dapat segera ditindak lanjut.
4.7.3 Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng
Kinerja pelayanan pada Stasiun Gubeng mencakup pelayanan pada fasilitas-
fasilitas yang termasuk di dalam variabel keselamatan, keamanan, kehandalan/keteraturan,
kenyamanan, kemudahan dan kesetaraan. Fasilitas-fasilitas yang ada di stasiun pada
awalnya di lihat kondisi eksistingnya kemudian dibandingkan dengan Standar Pelayanan
Minimum berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan RI No. PM 48 Tahun 2015. Setelah
183

itu dilakukan juga penelitian persepsi penumpang terhadap fasilitas yang ada di stasiun.
Hasil rekomendasi peningkatan fasilitas di stasiun berdasarkan SPM digabungkan dengan
rekomendasi peningkatan fasilitas di stasiun berdasarkan persepsi penumpang dengan
metode kano yang kemudian dihasilkan alternatif rekomendasi peningkatan kinerja
pelayanan Stasiun Gubeng. Hasil analisis SPM dan analisis Kano kinerja pelayanan
Stasiun Gubeng yang perlu dirumuskan arahan peningkatannya adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 31
Alternatif peningkatan kinerja pelayanan Stasiun Gubeng
Kriteria Hasil Analisis SPM Hasil Analisis Kano Alternatif
Keselamatan Ketersediaan alat 1. Ketersediaan 1. Penyediaan 1 set alat pemadam
pemadam kebakaran perlengkapan P3K kebakaran
2. Ketersediaan ruang 2. Penyediaan perlengkapan P3K
kesehatan
Keamanan - - Penyediaan kunci pengaman pada
fasilitas free charging
Kehandalan Kapasitas ruang Kapasitas ruang penjualan Penambahan tempat duduk di ruang
penjualan tiket tiket penjualan tiket
Kenyamanan Ketersediaan pendingin - Penambahan pendingin ruangan
ruangan pada Stasiun Gubeng Baru
Kemudahan 1. Ketersediaan informasi Ketersediaan tangga 1. Penyediaan 1 buah informasi
angkutan lanjutan platform angkutan lanjutan
2. Ketersediaan tangga 2. Penyediaan tangga platform
platform permanen
Kesetaraan 1. Kelengkapan fasilitas - 1. Penyediaan perlengkapan untuk
ibu menyusui ibu menyusui
2. Ketersediaan fasilitas 2. Penyediaan tangga platform
bagi difabel khusus difabel

Untuk mengetahui prioritas penanganannya dilakukan analisis AHP dengan hasil


sebagai berikut :

Tabel 4. 32
Eigen vector penentuan priortias alternatif dalam pengembangan Stasiun Gubeng
Responden
Alternatif Mean Prioritas
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A1 0,2881 0,0883 0,0844 0,0399 0,0475 0,3257 0,0875 0,0863 0,0859 0,1260 3
A2 0,1653 0,0703 0,0823 0,0290 0,0326 0,1699 0,0700 0,0839 0,0834 0,0874 5
A3 0,0341 0,0816 0,0505 0,0686 0,0694 0,0337 0,0794 0,0515 0,0487 0,0575 8
A4 0,1355 0,3084 0,3847 0,5250 0,4922 0,1187 0,3147 0,3518 0,3543 0,3317 1
A5 0,0662 0,1870 0,1791 0,1861 0,1829 0,0628 0,1857 0,1798 0,1875 0,1575 2
A6 0,0385 0,0791 0,1076 0,0829 0,1000 0,0344 0,0786 0,1324 0,1261 0,0866 6
A7 0,1944 0,1209 0,0541 0,0235 0,0224 0,1670 0,1200 0,0552 0,0550 0,0903 4
A8 0,0779 0,0643 0,0573 0,0449 0,0530 0,0879 0,0640 0,0590 0,0591 0,0631 7

Setelah mendapatkan hasil di atas, maka dibuat bagan prioritas AHP alternatif
kinerja pelayanan Stasiun Gubeng sebagai berikut :
184

184
Gambar 4.31 Hirarki Priortias Alternatif Peningkatan Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng
185

Bagan pada Gambar 4. 31 menunjukkan bahwa alternatif yang diprioritaskan dalam


pengembangan pelayanan Stasiun Gubeng adalah :
1. Penambahan 15 buah tempat duduk di ruang penjualan tiket (EV = 0,3317)
Stasiun Gubeng merupakan stasiun kelas besar yang memiliki ± 5000
pengunjung stasiun setiap harinya. Stasiun Gubeng juga merupakan stasiun
sebagai tempat keberangkatan kereta jarak jauh. Meskipun saat ini telah banyak
akses yang mempermudah pembelian tiket, namun masih banyak juga calon
penumpang yang membeli tiket di stasiun. Pada jam sibuk, banyak calon
penumpang yang tidak mendapat tempat duduk, padahal ruang untuk
menempatkan tempat duduk masih tersedia. Untuk mengurangi calon
penumpang yang berdiri, maka perlu penambahan tempat duduk terutama di
tempat penjualan tiket di Stasiun Gubeng Baru sebanyak 5 buah tempat duduk
dengan kapasitas 1 tempat duduk adalah 3 orang.
2. Penambahan 4 buah pendingin ruangan (EV = 0,1575)
Pendingin ruangan menjadi hal yang penting di Stasiun Gubeng karena suhu
udara di Surabaya yang cukup panas yaitu mencapai 30o ketika siang hari.
Stasiun Gubeng Lama telah menyediakan AC dan kipas angin di ruang tunggu
dan loket sehingga suhu udara tidak melebihi 27o Celcius. Namun berbeda
dengan Stasiun Gubeng Baru yang hanya dilengkapi kipas angin. Suhu udara di
Stasiun Gubeng Baru masih berkisar antara 27o Celcius sampai 29o Celcius
sehingga perlu ditambahkan AC di ruang tunggu Stasiun Gubeng Baru untuk
meningkatkan kenyamanan pengunjung Stasiun Gubeng Baru.
3. Penyediaan 1 set perlengkapan alat pemadam kebakaran (EV = 0,1260)
Stasiun Gubeng telah memiliki tabung pemadam kebakaran di beberapa titik
dengan kapasitas 2 kg. Namun untuk skala stasiun besar tabung pemadam
belum mencukupi standar. Perlu adanya penambahan hydrant box indoor,
hydrant box outdoor serta hydrant pillar di Stasiun Gubeng untuk
meningkatkan aspek keselamatan di Stasiun Gubeng.

Gambar 4.32 Hydrant Box Indoor, Hydrant Box Outdoor dan Hydrant Pillar
186

4. Penyediaan tangga platform (EV = 0,0903)


Penyediaan tangga platform permanen bertujuan untuk mempermudah
penumpang naik ke kereta atau turun dari kereta jika peron dan lantai kereta
berjarak lebih dari 20 cm. Penyediaan tangga platform diperlukan agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yaitu jatuh ketika hendak turun dari kereta
seperti yang pernah terjadi di Stasiun Gubeng.
Sedangkan tangga platform khusus bertujuan untuk mempermudah penumpang
difabel naik ke kereta atau turun dari kereta. Tangga platform khusus difabel
berupa tangga platform yang tidak berbentuk tangga, namun tangga platform
yang memiliki kemiringan tidak lebih dari 10o untuk menunjang keselamatan,
kemudahaan dan kesetaraan bagi penumpang difabel.
5. Penyediaan 1 buah fasilitas P3K yang mudah terjangkau (EV = 0,0874)
Penyediaan perlengkapan P3K yang mudah terlihat dan terjangkau perlu
dilakukan di stasiun sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum yang
mengharuskan adanya kotak P3K dan perlengkapannya di setiap ruangan
khusus pengunjung stasiun seperti di ruang tunggu atau peron. Di Stasiun
Gubeng Baru telah tersedia kotak P3K dan beberapa perlengkapan P3K, namun
di Stasiun Gubeng Lama belum ditemukan kotak dan perlengkapan P3K. Untuk
menunjang aspek keselamatan pengunjung stasiun, perlu disediakan kotak dan
perlengkapan P3K yang memadai, mudah terlihat dan terjangkau di Stasiun
Gubeng Lama agar jika terjadi keadaan darurat, dapat segera ditangani.
6. Penyediaan 1 buah informasi angkutan lanjutan (EV = 0,0866)
Informasi angkutan lanjutan merupakan informasi mengenai kawasan di sekitar
stasiun dan pilihan angkutan umum yang dapat digunakan penumpang
mencapai tujuan mereka dengan mudah setelah turun dari kereta dan keluar dari
stasiun. Informasi tersebut sangat membantu bagi penumpang yang baru
pertama kali atau jarang ke kota tersebut. Untuk itu perlu adanya penyediaan
informasi angkutan lanjutan yang mudah terlihat dan jelas terbaca serta mudah
dimengerti di Stasiun Gubeng agar penumpang dapat mencapai tujuan mereka
dengan mudah.
7. Penyediaan fasilitas untuk ibu menyusui (EV = 0,0631)
Fasilitas dan ruang untuk ibu menyusui sangat penting bagi stasiun besar yang
memiliki kereta dengan tujuan jarak jauh. Stasiun Gubeng telah memiliki ruang
untuk ibu menyusui namun belum ada fasilitas yang memadai. Penyediaan
187

fasilitas yang lengkap seperti nursing pillow, cooler, apron menyusui, pompa
payudara, microwave untuk sterilisasi pompa payudara, kursi yang nyaman,
meja, jam, cermin, dan wastafel agar ibu menyusui dapat dengan nyaman dan
mudah saat menyusui bayinya.
8. Penambahan kunci pengaman pada 2 meja free charging (EV = 0,0575)
Stasiun Gubeng saat ini telah dilengkapi dengan fasilitas free charging di
beberapa titik di ruang tunggu. Namun fasilitas yang tersedia hanya sebuah
meja dan beberapa stop kontak tanpa dilengkapi kunci pengaman. Hal ini dapat
memicu tindak kriminalitas seperti kehilangan ponsel. Untuk itu perlu adanya
peningkatan fasilitas free charging dengan menyediakan tempat dengan kunci
pengamanan agar pengunjung stasiun lebih aman dalam mencharge ponselnya
di fasilitas free charging.

Gambar 4.33 Fasilitas Free Charging di Stasiun Bogor

4.7.4 Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru


Kinerja pelayanan pada Stasiun Malang Kota Baru mencakup pelayanan pada
fasilitas-fasilitas yang termasuk di dalam variabel keselamatan, keamanan,
kehandalan/keteraturan, kenyamanan, kemudahan dan kesetaraan. Fasilitas-fasilitas yang
ada di stasiun pada awalnya di lihat kondisi eksistingnya kemudian dibandingkan dengan
Standar Pelayanan Minimum berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan RI No. PM 48
Tahun 2015. Setelah itu dilakukan juga penelitian persepsi penumpang terhadap fasilitas
yang ada di stasiun. Hasil rekomendasi peningkatan fasilitas di stasiun berdasarkan SPM
digabungkan dengan rekomendasi peningkatan fasilitas di stasiun berdasarkan persepsi
penumpang dengan metode kano yang kemudian dihasilkan alternatif rekomendasi
peningkatan kinerja pelayanan Stasiun Malang Kota Baru. Hasil analisis SPM dan analisis
Kano kinerja pelayanan Stasiun Malang Kota Baru yang perlu dirumuskan arahan
peningkatannya adalah sebagai berikut :
188

Tabel 4. 33
Alternatif peningkatan kinerja pelayanan Stasiun Malang Kota Baru
Kriteria Hasil Analisis SPM Hasil Analisis Kano Alternatif
Keselamatan Ketersediaan alat pemadam Ketersediaan perlengkapan 1. Penyediaan 1 set alat pemadam
kebakaran P3K kebakaran
2. Penyediaan perlengkapan P3K
Keamanan - - Penyediaan kunci pengaman pada
fasilitas free charging
Kehandalan Kapasitas ruang penjualan Kapasitas ruang penjualan Pemisahan ruang penjualan tiket dengan
tiket tiket ruang tunggu
Kenyamanan - Kapasitas ruang tunggu
yang mencukupi
Kemudahan 1. Ketersediaan informasi Ketersediaan tangga 1. Penyediaan 1 buah informasi angkutan
angkutan lanjutan platform lanjutan
2. Ketersediaan tangga 2. Penyediaan tangga platform permanen
platform 3. Perbaikan ruang untuk tempat parkir
3. Ketersediaan tempat
parkir
Kesetaraan 3. Kelengkapan fasilitas ibu - 1. Penyediaan perlengkapan untuk ibu
menyusui menyusui
4. Ketersediaan fasilitas bagi 2. Penyediaan tangga platform khusus
difabel difabel dan ramp dengan kemiringan
10o

Untuk mengetahui prioritas penanganannya dilakukan analisis AHP dengan hasil


sebagai berikut :

Tabel 4. 34
Eigen vector penentuan priortias alternatif dalam pengembangan Stasiun Malang Kota Baru
Responden
Alternatif Mean Prioritas
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A1 0,2046 0,1180 0,0559 0,0710 0,0804 0,1758 0,1190 0,0559 0,0561 0,1041 3
A2 0,0882 0,0808 0,0531 0,1307 0,1345 0,0812 0,0815 0,0531 0,0532 0,0840 4
A3 0,0587 0,0305 0,0446 0,0554 0,0525 0,0514 0,0308 0,0460 0,0453 0,0461 9
A4 0,1951 0,2776 0,2545 0,3641 0,3248 0,2820 0,2782 0,2539 0,2565 0,2763 1
A5 0,1849 0,2608 0,2739 0,1248 0,1347 0,1675 0,2553 0,2754 0,2649 0,2158 2
A6 0,0351 0,0701 0,1032 0,0849 0,0901 0,0368 0,0705 0,1011 0,1073 0,0777 5
A7 0,1196 0,0655 0,0482 0,0408 0,0465 0,0983 0,0660 0,0482 0,0468 0,0644 7
A8 0,0937 0,0392 0,0597 0,0400 0,0426 0,0849 0,0409 0,0596 0,0621 0,0581 8
A9 0,0201 0,0574 0,1069 0,0883 0,0940 0,0221 0,0579 0,1068 0,1078 0,0735 6

Setelah mendapatkan hasil di atas, maka dibuat bagan prioritas alternatif kinerja
pelayanan Stasiun Malang Kota Baru sebagai berikut :
189

Gambar 4.34 Hirarki Priortias Alternatif Peningkatan Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru

189
190

Bagan pada Gambar 4. 34 menunjukkan bahwa alternatif yang diprioritaskan dalam


pengembangan pelayanan Stasiun Malang Kota Baru adalah :
1. Penambahan ruang untuk ruang tunggu 85 m2 (EV = 0,2763)
Stasiun Malang Kota Baru merupakan stasiun terbesar di Kota Malang yang
setiap harinya terdapat kurang lebih 3000 penumpang. Dengan jumlah
penumpang yang cukup banyak mengharuskan Stasiun Malang Kota Baru
menyediakan tempat duduk yang memadai. Ruang tunggu untuk penumpang
ekonomi tersedia 40 bangku yang digunakan calon penumpang tidak hanya
untuk calon penumpang yang akan naik kereta api tapi juga untuk calon
penumpang yang akan membeli tiket. Karena hal tersebut banyak penumpang
yang tidak mendapat tempat duduk. Untuk itu perlu adanya pemisahan ruangan
pembelian tiket dan ruang tunggu atau penambahan raung tunggu di Stasiun
Malang Kota Baru.
2. Perbaikan ruang untuk tempat parkir 960 m2 (EV = 0,2158)
Stasiun Malang Kota Baru tidak memiliki ruang yang banyak untuk tempat
parkir sehingga parkir motor maupun mobil berada di sisi Jalan Trunojoyo. Hal
ini menyebabkan kemacetan pada jam sibuk stasiun serta jam pulang sekolah
maupun kerja. Untuk meningkatkan pelayanan Stasiun Malang Kota Baru perlu
adanya perbaikan ruang untuk tempat parkir agar tidak mengganggu lalu lintas
di depan Stasiun Malang Kota Baru.
3. Penyediaan 1 set perlengkapan alat pemadam kebakaran (EV = 0,1041)
Stasiun Malang Kota Baru hanya memiliki satu tabung pemadam kebakaran
dengan kapasitas 20 kg di dalam peron. Untuk skala stasun besar tabung
pemadam tersebut tidak mencukupi standar. Perlu adanya penambahan hydrant
box indoor, hydrant box outdoor serta hydrant pillar di Stasiun Malang Kota
Baru untuk meningkatkan aspek keselamatan di Stasiun Malang Kota Baru.
4. Penyediaan 1 buah fasilitas P3K yang mudah terjangkau (EV = 0,0840)
Penyediaan perlengkapan P3K yang mudah terlihat dan terjangkau perlu
dilakukan di stasiun sesuai dengan SPM yang mengharuskan adanya kotak P3K
dan perlengkapannya di setiap ruangan khusus pengunjung stasiun seperti di
ruang tunggu atau peron. Di Stasiun Malang Kota Baru belum ditemukan kotak
dan perlengkapan P3K. Untuk menunjang aspek keselamatan pengunjung
stasiun, perlu disediakan kotak dan perlengkapan P3K yang memadai, mudah
terlihat dan terjangkau agar jika terjadi keadaan darurat, dapat segera ditangani.
191

5. Penyediaan 1 buah informasi angkutan lanjutan (EV = 0,0777)


Informasi angkutan lanjutan merupakan informasi mengenai kawasan di sekitar
stasiun dan pilihan angkutan umum yang dapat digunakan penumpang
mencapai tujuan mereka dengan mudah setelah turun dari kereta dan keluar dari
stasiun. Informasi tersebut sangat membantu bagi penumpang yang baru
pertama kali atau jarang ke kota tersebut. Perlu adanya penyediaan informasi
angkutan lanjutan yang mudah terlihat dan jelas terbaca di Stasiun Malang Kota
Baru agar penumpang dapat mencapai tujuan mereka dengan mudah.
6. Penambahan ramp bagi penumpang difabel (EV = 0,0735)
Penambahan ramp bagi penumpang difabel perlu disediakan untuk
mempermudah penumpang difabel mulai dalam pembelian tiket hingga menuju
kereta. Ramp yang tersedia dengan kemiringan sama dengan atau kurang dari
10o agar mempermudah difabel menuju atau keluar dari stasiun.
7. Penyediaan tangga platform (EV = 0,0644)
Penyediaan tangga platform permanen bertujuan untuk mempermudah
penumpang untuk naik ke kereta atau turun dari kereta jika peron dan lantai
kereta berjarak lebih dari 20 cm. Sedangkan tangga platform khusus bertujuan
untuk mempermudah penumpang difabel naik ke kereta atau turun dari kereta
berupa tangga platform yang memiliki kemiringan tidak lebih dari 10o.
8. Penyediaan fasilitas untuk ibu menyusui berkapasitas 5 orang (EV = 0,0581)
Fasilitas dan ruang untuk ibu menyusui sangat penting bagi stasiun besar yang
memiliki kereta dengan tujuan jarak jauh. Stasiun Malang Kota Baru telah
memiliki ruang untuk ibu menyusui namun belum ada fasilitas yang memadai.
Penyediaan fasilitas yang lengkap seperti nursing pillow, cooler, apron
menyusui, pompa payudara, microwave untuk sterilisasi pompa payudara, kursi
yang nyaman, meja, jam, cermin, dan wastafel agar ibu menyusui dapat dengan
nyaman dan mudah saat menyusui bayinya.
9. Penambahan kunci pengaman pada 3 meja free charging (EV = 0,0461)
Stasiun Malang Kota Baru telah dilengkapi dengan fasilitas free charging di
ruang tunggu dan peron. Namun fasilitas yang tersedia hanya sebuah meja dan
beberapa stop kontak tanpa dilengkapi kunci pengaman. Untuk mencegah
tindak kriminalitas, perlu adanya peningkatan fasilitas free charging dengan
menyediakan tempat dengan kunci pengamanan agar pengunjung stasiun lebih
aman dalam mencharge ponselnya di fasilitas free charging.
192

192
Gambar 4.35 Rencana Perubahan Ruang Stasiun Gubeng
193

Gambar 4.36 Rencana Perubahan Ruang Stasiun Malang Kota Baru

193
194

“ Halaman ini sengaja dikosongkan “


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya mengenai
evaluasi kinerja operasional dan pelayanan Kereta Api Penataran, Stasiun Gubeng dan
Stasiun Malang Kota Baru, didapatkan hasil sebagai berikut :
A. Kinerja Operasional Kereta Api Penataran
Kinerja operasional kereta api yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah load
factor, travel time, waktu henti, waktu tunda, kecepatan dan headway dari Kereta Api
Penataran. Berdasarkan hasil penelitian, kinerja operasional Kereta Api Penataran yang
telah sesuai dengan standar adalah waktu tempuh dan waktu tunda dengan nilai waktu
tempuh antara 2 jam 20 menit hingga 2 jam 50 menit sesuai dengan jadwal yang ditetapkan
dan waktu tunda antara 3-11 menit, tidak melebihi batas maksimum keterlambatan yaitu 14
menit. Sedangkan untuk kinerja operasional Kereta Api Penataran yang tidak sesuai
dengan standar adalah load factor, waktu henti, kecepatan dan headway ( 93,96%-
112,26%, 5-28 menit, 30,87-34,98 km/jam, 180-310 menit) dengan nilai secara berurutan.
Berikut merupakan data dan analisis dari keenam kinerja operasional Kereta Api
Penataran.
1. Load Factor
Load factor adalah faktor muatan penumpang atau perbandingan antara
banyaknya penumpang dengan kapasitas tempat duduk angkutan umum yang
tersedia. Load factor digunakan untuk mengetahui apakah kapasitas yang
disediakan telah memenuhi kebutuhan yang ada.
Nilai load factor dari Stasiun Malang Kota Baru hingga Stasiun Waru pada kereta
api nomor 464 berkisar antara 93,96 % hingga 110,19 % yang berarti nilai tersebut
melebihi standar load factor maksimum yaitu 90 %. Sedangkan dari Stasiun Wonokromo
hingga Stasiun Gubeng masih berada di bawah nilai load factor maksimum. Nilai load
factor dari Stasiun Waru hingga Stasiun Singosari pada kereta api nomor 465 berkisar
antara 94,91 % hingga 112,26 % yang berarti nilai tersebut melebihi standar load factor
maksimum. Sedangkan Stasiun Gubeng, Stasiun Blimbing dan Stasiun Malang Kota Baru
masih berada di bawah standar load factor maksimum.

195
196

Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya penambahan kereta pada jam-
jam sibuk Kereta Api Penataran agar tidak lagi ada penumpang yang tidak
mendapat tempat duduk.
2. Travel Time
Waktu tempuh memperhitungkan waktu berhenti dan hambatan yang
mengakibatkan perlambatan. Waktu yang ditempuh Kereta Api Penataran
mayoritas telah sesuai dengan jadwal yang ditentukan yaitu 2 jam 20 menit hingga
2 jam 50 menit, namun ada beberapa kereta yang waktu tempuhnya lebih lama 3-11
menit dari yang dijadwalkan.
3. Waktu henti
Waktu henti merupakan selisih dari waktu kedatangan dengan waktu
keberangkatan aktual tiap-tiap stasiun yang dilalui kereta api. Berdasarkan hasil
survey, masih terdapat kereta yang mengalami waktu henti cukup lama di stasiun
pemberhentian tertentu sekitar 5-28 menit. Hal tersebut belum sesuai dengan
standar yang ada yaitu waktu henti 3-4 menit.
4. Waktu tunda
Waktu tunda adalah selisih dari waktu kedatangan dan keberangkatan terjadwal
dengan aktual yang terjadi di lapangan atau bisa disebut waktu keterlambatan.
Standar waktu keterlambatan adalah 10% dari total waktu perjalanan yang
dijadwalkan. Atau sekitar 14-17 menit. Hampir dari semua kereta mengalami
keterlambatan tiba di stasiun tujuan, namun tidak lebih dari standar yang ditentukan
hanya sekitar 3-11 menit.
5. Kecepatan
Kecepatan operasi adalah rasio antara jarak perjalanan (S) dengan waktu perjalanan
total (T), termasuk waktu berhenti di stasiun dan waktu tunggu lainnya. Hasil
survei pada Kereta Api Penataran 462 pada weekday memiliki kecepatan 34,98
km/jam dan Kereta Api Penataran 462 pada weekend memiliki kecepatan kereta api
adalah 33,82 Km/jam. Sedangkan kecepatan untuk Kereta Api Penataran 465 pada
saat weekday 32,86 km/jam dan 30,87 km/jam padaa saat weekend. Hal ini tidak
sesuai dengan standar kecepatan kereta api rel 1 yang kecepatan minimumnya 60
km/jam dan kecepatan maksimum 85 km/jam.
6. Headway
Headway didefinisikan sebagai ukuran yang menyatakan jarak atau waktu ketika
bagian depan kendaraan yang berurutan melewati suatu titik pengamatan ruas jalan.
197

Berdasarkan hasil analisis headway, headway eksisting adalah 180-310 menit dan
headway idealnya adalah 55-131 menit. Dari hasil tersebut, perlu adanya
penambahan trip untuk menampung banyaknya jumlah penumpang sebanyak 2 trip.
Dari hasil analisis kinerja operasional, variabel yang perlu dirumuskan arahan
peningkatan kinerja operasionalnya adalah variabel-variabel yang belum memenuhi
standar seperti load factor, waktu henti, kecepatan dan headway. Alternatif-alternatif
arahan peningkatan kinerja operasional Kereta Api Penataran sebagai berikut :
a. Penambahan 2 buah kereta
b. Perbaikan dan perawatan berkala pada kereta api
c. Peningkatan kecepatan kereta api menjadi 60 km/jam
d. Penambahan 2 trip perjalanan
B. Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran
Kinerja pelayanan pada Kereta Api Penataran mencakup pelayanan pada fasilitas-
fasilitas yang termasuk di dalam variabel keselamatan, keamanan,
kehandalan/keteraturan, kenyamanan, kemudahan dan kesetaraan. Berdasarkan
hasil analisis SPM, fasilitas yang belum sesuai dengan standar adalah ketersediaan
perlengkapan P3K, CCTV dan kondisi AC di kereta api. Sedangkan untuk hasil
analisis kano, fasilitas-fasilitas yang perlu dirumuskan arahan pengembangannya
adalah perlengkapan P3K, CCTV, ketepatan jadwal kereta api, toilet, informasi
visual dan fasilitas bagi difabel. Hasil rekomendasi peningkatan fasilitas di kereta
api berdasarkan SPM digabungkan dengan rekomendasi peningkatan fasilitas di
kereta api berdasarkan persepsi penumpang dengan metode Kano yang kemudian
dihasilkan alternatif rekomendasi peningkatan kinerja pelayanan Kereta Api
Penataran sebagai berikut :
1. Penyediaan 1 buah perlengkapan P3K
2. Penyediaan 1 CCTV di setiap kereta
3. Peningkatan kualitas pelayanan petugas di kereta api
4. Perbaikan fasilitas kereta api berupa AC bocor dan kebersihan toilet
5. Pengoptimalan penyampaian informasi dengan 1 buah LED Display di setiap
kereta
6. Penyediaan ramp di tiap pintu kereta
C. Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng
Kinerja pelayanan pada Stasiun Gubeng mencakup pelayanan pada fasilitas-
fasilitas yang termasuk di dalam variabel keselamatan, keamanan,
198

kehandalan/keteraturan, kenyamanan, kemudahan dan kesetaraan. Berdasarkan


hasil analisis SPM, fasilitas-fasilitas di stasiun yang belum memenuhi standar
adalah alat pemadam kebakaran, ruang penjualan tiket, pendingin ruangan,
informasi angkutan lanjutan, tangga platform, fasilitas ibu menyusui dan fasilitas
bagi difabel. Sedangkan berdasarkan hasil analisis kano, fasilitas-fasilitas yang
perlu dirumuskan arahan pengembangannya adalah perlengkapan P3K, ruang
kesehatan dan tangga platform. Hasil rekomendasi peningkatan fasilitas di stasiun
berdasarkan SPM digabungkan dengan rekomendasi peningkatan fasilitas di stasiun
berdasarkan persepsi penumpang dengan metode kano yang kemudian dihasilkan
rekomendasi peningkatan kinerja pelayanan Stasiun Gubeng sebagai berikut :
1. Penyediaan 1 set perlengkapan alat pemadam yang mudah terjangkau
2. Penyediaan 1 buah fasilitas P3K yang mudah terjangkau
3. Penambahan kunci pengaman pada 2 meja free charging
4. Penambahan 15 buah tempat duduk di ruang penjualan tiket
5. Penambahan 4 buah pendingin ruangan di Stasiun Gubeng Baru
6. Penyediaan 1 buah informasi angkutan lanjutan
7. Penyediaan tangga platform permanen dan tangga platform khusus difabel
8. Penyediaan fasilitas untuk ibu menyusui
D. Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru
Kinerja pelayanan pada Stasiun Malang Kota Baru mencakup pelayanan pada
fasilitas-fasilitas yang termasuk di dalam variabel keselamatan, keamanan,
kehandalan/keteraturan, kenyamanan, kemudahan dan kesetaraan. Berdasarkan
hasil analisis SPM, fasilitas-fasilitas yang belum sesuai dengan standar adalah alat
pemadam kebakaran, ruang penjualan tiket, informasi angkutan lanjutan, tangga
platform, tempat parkir, fasilitas ibu menyusui dan fasilitas bagi difabel. Sedangkan
berdasarkan hasil analisis kano, fasilitas yang perlu dirumuskan arahan
pengembangannya adalah perlengkapan P3K, ruang penjualan tiket, ruang tunggu
dan tangga platform. Hasil rekomendasi peningkatan fasilitas di stasiun
berdasarkan SPM digabungkan dengan rekomendasi peningkatan fasilitas di stasiun
berdasarkan persepsi penumpang dengan metode kano yang kemudian dihasilkan
alternatif rekomendasi peningkatan kinerja pelayanan Stasiun Malang Kota Baru
sebagai berikut :
1. Penyediaan 1 set perlengkapan alat pemadam yang mudah terjangkau
2. Penyediaan 1 buah fasilitas P3K yang mudah terjangkau
199

3. Penambahan kunci pengaman pada 3 buah meja free charging


4. Penambahan ruang untuk ruang tunggu dengan luas 85 m2
5. Perbaikan ruang untuk tempat parkir dengan luas 960 m2
6. Penyediaan 1 buah informasi angkutan lanjutan
7. Penyediaan tangga platform permanen dan tangga platform khusus difabel
8. Penyediaan fasilitas untuk ibu menyusui dengan kapasitas 5 orang
9. Penambahan ramp terutama di terowongan dengan kemiringan 10o
E. Prioritas Rekomendasi Arahan Peningkatan Kinerja Operasional dan Kinerja
Pelayanan Kereta Api Penataran, Stasiun Gubeng dan Stasiun Malang Kota
Baru
Setelah ditemukan rekomendasi untuk pengembangan Kereta Api Penataran,
Stasiun Gubeng dan Stasiun Malang Kota Baru, rekomendasi tersebut diserahkan
kepada ahli untuk ditentukan prioritas penanganannya. Rekomendasi disini disebut
dengan alternatif. Berikut ini merupakan hasil dari analisis AHP pada kriteria
rekomendasi arahan peningkatan kinerja operasional dan pelayanan Kereta Api
Penataran, Stasiun Gubeng dan Stasiun Malang Kota Baru.
1. Prioritas kriteria kinerja operasional
Dari hasil analsis didapatkan kriteria yang diprioritaskan dalam pengembangan
kereta api dan stasiun adalah :
a. Load factor (EV = 0,5841)
b. Waktu henti (EV = 0,3905)
c. Kecepatan (EV = 0,2272)
d. Headway (EV = 0,1484)
2. Prioritas kriteria kinerja pelayanan
Dari hasil analisis didapatkan kriteria yang diprioritaskan dalam
pengembangan kereta api dan stasiun adalah :
a. Keselamatan (EV = 0,2763)
b. Keamanan (EV = 0,1575)
c. Kehandalan/keteraturan (EV = 0,1507)
d. Kenyamanan (EV = 0,1214)
e. Kemudahan (EV = 0,0874)
f. Kesetaraan (EV = 0,0735)
200

3. Prioritas alternatif kinerja operasional Kereta Api Penataran


Dari hasil perhitungan didapatkan kriteria yang diprioritaskan dalam
pengembangan operasional Kereta Api Penataran adalah :
a. Penambahan 2 buah kereta pada KA 462 yang beroperasi dari Malang ke
Surabaya pukul 07.07 WIB dan KA 465 yang beroperasi dari Surabaya ke
Malang pukul 17.50 WIB (EV = 0,4208)
b. Penambahan 2 trip perjalanan pada pukul 09.00-10.00 dan pukul 14.00-
15.00 pada kedua rute (EV = 0,2128)
c. Perbaikan dan perawatan berkala pada mesin serta fasilitas-fasilitas
penunjang kereta api (EV = 0,2808)
d. Peningkatan kecepatan kereta api menjadi 60 km/jam (EV = 0,0856)
4. Prioritas alternatif kinerja pelayanan Kereta Api Penataran
Dari hasil perhitungan didapatkan kriteria yang diprioritaskan dalam
pengembangan pelayanan Kereta Api Penataran adalah :
a. Penyediaan 1 buah perlengkapan P3K yang mudah terlihat dan terjangkau
(EV = 0,3096)
b. Peningkatan kualitas pelayanan petugas di kereta api dan kualitas fasilitas-
fasilitas di kereta api (EV = 0,2032)
c. Perbaikan fasilitas-fasilitas yang rusak di kereta api (EV = 0,1507)
d. Pengoptimalan penyampaian informasi audio maupun visual dengan 1
buah LED Display di setiap kereta (EV = 0,1214)
e. Penyediaan ramp di setiap pintu kereta (EV = 1170)
f. Penyediaan 1 buah CCTV di setiap kereta (EV = 0,0982)
5. Prioritas alternatif kinerja pelayanan Stasiun Gubeng
Dari hasil perhitungan didapatkan alternatif yang diprioritaskan dalam
pengembangan Stasiun Gubeng adalah :
a. Penambahan 15 buah tempat duduk di ruang penjualan tiket di Stasiun
Gubeng Baru (EV = 0,3317)
b. Penambahan 4 buah pendingin ruangan di Stasiun Gubeng (EV = 0,1575)
c. Penyediaan 1 set alat pemadam yang mudah terjangkau (EV = 0,1260)
d. Penyediaan tangga platform permanen dan tangga platform khusus difabel
(EV = 0,0903)
e. Penyediaan 1 buah fasilitas P3K yang mudah terjangkau (EV = 0,0874)
f. Penyediaan 1 buah informasi angkutan lanjutan (EV = 0,0866)
201

g. Penyediaan fasilitas untuk ibu menyusui (EV = 0,0631)


h. Penambahan kunci pengaman pada 2 meja free charging (EV = 0,0575)
6. Prioritas alternatif kinerja pelayanan Stasiun Malang Kota Baru
Dari hasil perhitungan didapatkan alternatif yang diprioritaskan dalam
pengembangan Stasiun Malang Kota Baru adalah :
a. Penambahan ruang untuk ruang tunggu dengan luas 85 m2 (EV = 0,2763)
b. Perbaikan ruang untuk tempat parkir dengan luas 960 m2 (EV = 0,2158)
c. Penyediaan 1 set alat pemadam yang mudah terjangkau (EV = 0,1041)
d. Penyediaan 1 buah fasilitas P3K yang mudah terjangkau (EV = 0,0840)
e. Penyediaan 1 buah informasi angkutan lanjutan (EV = 0,0777)
f. Penambahan ramp bagi difabel dengan kemiringan 10o (EV = 0,0735)
g. Penyediaan tangga platform permanen dan tangga platform khusus difabel
(EV = 0,0644)
h. Penyediaan kelengkapan fasilitas untuk ibu menyusui (EV = 0,0581)
i. Penambahan kunci pengaman pada 3 buah meja free charging (EV = 0,0461)

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan, terdapat beberapa hal yang
disarankan dalam pengembangan kinerja operasional dan kinerja pelayanan Kereta Api
Penataran, Stasiun Gubeng dan Stasiun Malang Kota Baru sebagai berikut :
1. Untuk instansi terkait :
a. PT. KAI DAOP VIII Surabaya
Hendaknya PT. KAI dapat meningkatkan kinerja operasional Kereta Api
Penataran dan kinerja pelayanan Kereta Api Penataran, Stasiun Gubeng dan
Stasiun Malang Kota Baru sehingga peningkatan kinerja operasional dan
pelayanan tersebut dapat menarik minat masyarakat menggunakan jasa angkutan
umum terutama kereta api. Hal-hal yang harus diperbaiki dalam kinerja Kereta
Api Penataran adalah load factor dengan penambahan 2 buah kereta pada KA
462 dan KA 465 serta penambahan 2 trip pada pukul 09.00-10.00 dan pukul
14.00-15.00 pada masing-masing rute untuk mengurangi headway. Alternatif
untuk waktu henti dengan peningkatan kecepatan menjadi 60 km/jam serta
penambahan jumlah trip. Untuk peningkatan kecepatan dibarengi dengan
perbaikan dan perawatan berkala pada kereta api.
202

Sedangkan pada kinerja pelayanan, perlu adanya peningkatan kinerja pelayanan


dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang ada di Kereta Api Penataran, Stasiun
Gubeng dan Stasiun Malang Kota Baru sesuai dengan Standar Pelayanan
Minimum (SPM) angkutan orang dengan kereta api di perjalanan dan di stasiun
sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan memuaskan penumpang.
b. Pemerintah
Pemerintah diharapkan dapat mendukung PT. KAI DAOP VIII Surabaya dalam
upaya peningkatan pelayanan bukan hanya di kereta api namun juga di stasiun
berskala besar maupun kecil. Pemerintah juga dapat melakukan evaluasi berkala
pada fasilitas-fasilitas kereta api dan stasiun agar jika terdapat ketidaksesuaian
dengan standar yang ada, fasilitas-fasilitas tersebut dapat segera diperbaiki dan
ditingkatkan pelayanannya demi kepuasan pengguna.
c. Masyarakat
Masyarakat diharapkan mampu menjaga fasilitas-fasilitas yang telah ada di
Kereta Api Penataran, Stasiun Gubeng dan Stasiun Malang Kota Baru dengan
tidak merusak dan menjaga kebersihan agar tercipta kenyamanan bagi sesama
pengguna. Selain itu perlu adanya kesadaran dari masyarakat dalam penggunaan
tempat duduk khusus difabel agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
2. Untuk penelitian selanjutnya
a. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan BOK dan tarif sebagai
variabel dalam evaluasi kinerja operasional.
b. Untuk penelitian selanjutnya dalam mengevaluasi kinerja pelayanan
diharapkan dapat menggunakan standar-standar yang lebih akurat dan dapat
digunakan untuk jangka panjang.
c. Stasiun yang menjadi ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini hanya stasiun
asal dan stasiun tujuan, diharapkan jika penelitian selanjutnya dapat
mengevaluasi stasiun-stasiun pemberhentian yang pastinya memiliki masalah
atau kekurangannya masing-masing yang perlu dibuat rekomendasi
pengembangannya.
d. Kekurangan lainnya dalam penelitian ini juga terdapat pada sampel kereta api
yang hanya dua rangkaian kereta karena keterbatasan waktu dan biaya, untuk
penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengevaluasi seluruh rangkaian kereta
api karena dari tiap kereta api memiliki masalah atau kekurangan yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Afif Afiyat, Bietrix Rosalina, M. Zainul Arifin, Achmad Wicaksono. 2015. Kajian
Kinerja Pelayanan dan Tarif Kereta Api Eksekutif Jurusan Malang – Jakarta
(Studi Kasus Kereta Api Eksekutif Bima). Skripsi. Tidak dipublikasikan. Malang :
Universitas Brawijaya.

Apriyani, Shintia. 2013. Redesain Stasiun Kereta Api Semarang Poncol (Dengan
Pendekatan Desain Arsitektur Modern). Thesis. Tidak dipublikasikan. Semarang :
Universitas Diponegoro.
Birka, Ahmam, Ilham Adam Admaja ,Lutfi Djakfar dan Agus Suharyanto. 2014. Evaluasi
Fasilitas Parkir di Stasiun Kota Baru Malang. Jurnal Sipil Vol 1 No. 2. Malang :
Universitas Brawijaya.
Bowoputro, Hendi, Rahayu K dan Ahmad Syahirul Alim. 2016. Evaluasi Kinerja Stasiun
Kereta Api Malang Kota Baru Berdasarkan SPM KA dan IPA. Jurnal Rekayasa
Sipil Vol. 10 No. 1. (hal : 41-48). Malang : Universitas Brawijaya.
Faisal. 2015. Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik
Komputer dan Jaringan yang Terfavorit dengan Menggunakan MCDM. Jurnal
TIIK Vol. 2 No.1 (Hal : 11-19). Jakarta : Universitas Trilogi.
Fajar, Andrianus Dwi. 2011. Desain Prosedur Penilaian Keuasan Pelanggan dalam
Rangka Implementasi ISO 9001:2008 dengan Menggunakan Metode Servqual dan
Metode Kano di Sebuah Perusahaan Jasa Transportasi Alat Berat. Skripsi. Tidak
dipublikasikan. Jakarta : Universitas Indonesia
Handoko, Heryanto, A. Rahim Matondang dan Aulia Ishak. 2013. Analisis Persepsi Jasa
Pelayanan Pendidikan dengan Menggunakan Model Kano dan IPA pada
Perguruan XYZ. E-jurnal Teknik Industri FT USU Vol. 2 No. 1 (hal 9-14). Medan
: USU.
Hartasantoso, Fakhrul dan Rina Puspita Wahyuningaji. 2015. Kajian Tarif Kereta Api
Penataran Jurusan Blitar-Surabaya. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Malang :
Universitas Brawijaya.
Ibrahim, Basir, Andar Bagus Sriwarno dan Yannes Martinus Pasaribu. 2015. Konsep Tata
Letak Akomodasi Penumpang pada Interior Kereta Api Ekonomi Jarak
Menengah. Jurnal Sosioteknologi Volume (14) Nomor (2) Agustus 2015.Bandung
: Institut Teknologi Bandung.
Kirana, Rimas Kiki, Venishea Dea Odavita, Harnen Sulistio, dan Achmad Wicaksono.
2016. Kajian Kinerja Stasiun Kereta Api Studi Kasus Stasiun Kediri dan Stasiun
Mojokerto. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Malang : Universitas Brawijaya.

Laksono, Raden Aji. 2013. Evaluasi Kinerja Stasiun Kereta Api berdasarkan SPM di
Stasiun (Stasiun Prujakan Cirebon, Jawa Barat). Skripsi. Tidak dipublikasikan.
Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Laporan Tahunan PT. KAI DAOP VIII Surabaya Tahun 2016

x
Larasati, Asti dan Petrus. N. Indradjati. 2015. Peluang dan Prinsip Pengembangan Stasiun
Bekasi sebagai Kawasan Transit Oriented Development. Jurnal Perencanaan
Wilayah dan Kota A SAPPK V4 N2 (hal : 299-308). Bogor : SAPPK ITB.
Maesarini, Indah Wahyu dan Rizky Ramdan Fauzi. 2014. Analisis tingkat kepuasan
pelanggan KRL sistem commuter line (PT Kereta Api Commuter Line
Jabodetabek). Skripsi. Tidak dipublikasikan. Jakarta : STIAMI.
Mauliawati, Titis Astri dan Petrus Natalia Indradjati. 2013. Pola Pergerakan Pengguna
Kereta Api sebagai Dasar Pengembangan Stasiun Terpadu di Kawasan Berbasis
Transit (Studi Kasus : Stasiun Depok Baru, Kota Depok). Jurnal Perencanaan
Wilayah dan Kota A V2 N2 (hal : 1-10). Bogor : SAPPK ITB.
Nuraini, Karina, Budi Sugiarto Waluyo dan Imma Widyawati Agustin. 2016. Evaluasi
Kinerja Operasional dan Pelayanan Kereta Komuter Rute Depok-Jakarta.
Skripsi. Tidak di Publikasikan. Malang : Universitas Brawijaya.
Pandensolang, Yohanes Christian. 2014. Landasan Konseptual Perencanaan Dan
Perancangan Pengembangan Stasiun Kereta Api Tanjung Karang di Lampung.
Skripsi. Tidak dipublikasikan. Jakarta : Binus.
Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia. 2012. Bandung : PT. KAI (Persero)
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. 69 Tahun 2014 tentang Pedoman
Perhitungan dan Penetapan Tarif Angkutan Orang dengan Kereta Api.
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. 48 Tahun 2015 tentang Standar
Pelayanan Minimum Angkutan Orang dengan Kereta Api
Permana, Redisya Gilang, Chairil Budiarto Amiuza dan Tito Haripradianto. 2015. Evaluasi
Fungsional pada Stasiun Kereta Api Kotalama Malang. Skripsi. Tidak
Dipublikasikan. Malang : Universitas Brawijaya.

Puji, Hastuti Dwi. 2010. Proses Hirarki Analisis dalam Pengambilan Keputusan
Multikriteria. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Yogyakarta : UNY.
Rofiq, Asadur M dan Nisa Andini. 2015. Analisis Sistem Antrian Customer Service Stasiun
Gubeng Baru Surabaya. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Surabaya : Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.
Rosyani, Dewi dan Budi Hartanto Susilo. 2011. Kinerja Operasi Kereta Api Baraya Geulis
Rute Bandung-Cicalengka. Jurnal Transportasi Vol. 11 No.1 Hal : 51-58.
Bandung: Universitas Kristen Maranatha.
RTRW Kota Malang Tahun 2009-2029
Saloka, Imam Pratama Adi, Triandriani Mustikawati dan Rinawati P Handajani. 2016.
Fasilitas Aksesibilitas Penyandang Disabilitas Tunadaksa Di Stasiun KA Kota
Baru Malang. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Malang : Universitas Brawijaya.
Somin, 2012. Analisis Kinerja Angkutan Umum Pedesaan-Perkotaan (Studi Kasus: Kec.
Sunggal Kab. Deli Serdang-Kota Medan. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Medan :
Universitas Sumatera Utara.

xi
Sumantri, Bayu Rosida dan Wahju Herijanto. 2014. Analisis Kinerja Operasional Kereta
Api Sri Wedari Express Jurusan Solo-Yogya. Skripsi. Tidak dipublikasikan.
Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Suryandari, Mega, Achmad Wicaksono dan Imma Widyawati Agustin. 2015. Penerapan
Park and Ride di Stasiun Bekasi. Jurnal Tata Loka. Volume 17 Nomor 3 (Hal :
172-185). Semarang : Universitas Diponegoro.
Suryani dan Hendryadi. 2015. Metode Riset Kuantitatif. Jakarta : Prenadamedia Group
Suyatno. 2010. Populasi dan Sampel. Semarang : Universitas Dipenogero
Tamin, O. Z. 2000. Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Bandung : Institut
Teknologi Bandung
Tanjung, AA. 2010. Model Pemilihan Moda angkutan Penumpang antara Kapal Feri (PT.
ASDP) & Kapal Cepat rute Sibolga-Gunung Sitoli (Dengan Metode Stated
Preferrence). Skripsi. Tidak dipublikasikan. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang perkeretaapian
Yenni, Yusli. 2016. Analisis Kebutuhan Sistem Informasi Pasien Rawat Inap dengan
Menggunakan Metode Kano. Jurnal Edik Informatika Vol. 3.il (Hal 38-48). Batam
: Universtias Putera Batam.
Yusup, Moch dan Miming Miharja. 2013. Kajian Potensi Peningkatan Pelayanan Stasiun
Cicalengka. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B V2 N2 (hal : 301-307).
Bogor : SAPPK ITB.

xii
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Jl. Mayjend. Haryono No. 167, Malang, 65145, Indonesia
Telp. : +62-341-573944, Fax : +62-341-573944
http://pwk.ub.ac.id E-mail : pwk@ub.ac.id

Lampiran 1. Kuesioner Karakteristik Pelaku Perjalanan dan Tingkat Kepuasan serta


Tingkat Kepentingan Pengguna Kereta Api

Kuesioner ini dimaksudkan untuk membantu tugas akhir dengan judul “ Evaluasi Stasiun
Malang Kota Baru-Stasiun Gubeng dan KA Penataran Beserta Rekomendasinya “
sebagai syarat untuk meraih gelar sarjana (S1) pada Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota,
Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya.

Tujuan dari kuesioner ini adalah untuk mengetahui karakteristik pelaku perjalanan dengan
kereta api jurusan Malang-Surabaya dan Surabaya Malang serta untuk mengetahui tingkat
kepuasan dan kepentingan pengguna jasa kereta api.
Kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini akan sangat membantu penyelesaian tugas akhir
ini.
Terimakasih ☺

Pertanyaan Jawaban
Nama
Usia
Jenis Kelamin L P
Pekerjaan a. Pelajar/mahasiswa d. Karyawan swasta
b. Ibu rumah tangga e. PNS
c. Wiraswasta f. ……….

Pendapatan per bulan a. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000


b. Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000
c. Rp. 1.500.000 – Rp. 2.000.000
d. > Rp 2.000.000
e. ...............
Maksud Perjalanan a. Pulang c. Bekerja
b. Sekolah/kuliah d. Rekreasi
e. ………
Tujuan Perjalanan Stasiun ...........
Tipe Perjalanan a. Pulang Pergi b. Satu kali trip
a. Setiap hari
Frekuensi perjalanan b. Seminggu 1 kali
c. Dua minggu 1 kali
d. Sebulan 1 kali
e. ………….
L-2

Keterangan :
S : Suka menyukainya/saya merasa nyaman/saya merasa aman/saya merasa sudah cukup
H : Seharusnya seperti itu
N :Saya netral terhadap itu
B : Saya menoleransi hal itu/saya terbiasa dengan hal itu
T : Saya tidak menyukainya/saya tidak merasa nyaman/saya tidak merasa aman/saya merasa itu belum cukup

Kuisioner Kano di Stasiun

No Pertanyaan Fungsional S H N B T Pertanyaan Disfungsional S H N B T


Keselamatan
1. Bagaimana menurut anda jika di Bagaimana menurut anda jika di
stasiun tersedia tabung pemadam tiap stasiun tidak tersedia tabung
100 m2 sesuai standar pelayanan pemadam 1 buah tiap 100 m2?
minimal?
2. Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika
terdapat prosedur dan petunjuk jalur tidak terdapat prosedur dan
evakuasi yang mudah terlihat dan petunjuk jalur evakuasi?
jelas terbaca?
3. Bagaimana menurut anda jika Bagaimana menurut anda jika
tersedia titik simpul evakuasi berupa tidak tersedia titik simpul
tanah lapang atau lapangan parkir evakuasi berupa tanah lapang atau
yang mencukupi bagi penumpang di lapangan parkir yang mencukupi
stasiun? bagi penumpang di stasiun?
4. Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika
tersedia nomor-nomor telepon darurat tersedia nomor-nomor telepon
yang mudah terlihat dan jelas darurat yang sulit terlihat dan
terbaca? tidak jelas terbaca?
5. Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika
tersedia 1 set perlengkapan P3K di tidak tersedia 1 set perlengkapan
stasiun? P3K di stasiun?
6. Apa yang anda rasakan jika tersedia Apa yang anda rasakan jika
ruang kesehatan yang beroperasi 24 tersedia ruang kesehatan namun
jam? tidak beroperasi 24 jam?
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Jl. Mayjend. Haryono No. 167, Malang, 65145, Indonesia
Telp. : +62-341-573944, Fax : +62-341-573944
http://pwk.ub.ac.id E-mail : pwk@ub.ac.id

No Pertanyaan Fungsional S H N B T Pertanyaan Disfungsional S H N B T


Keamanan
7. Bagaimana pendapat anda jika di Bagaimana pendapat anda jika di
stasiun tersedia lampu sesuai stasiun tidak tersedia lampu
kebutuhan dan dengan intensitas sesuai kebutuhan dan intensitas
cahaya yang baik (tidak redup)? cahaya redup?
8. Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika
tersedia CCTV sesuai dengan tersedia CCTV kurang dari
kebutuhan? (Stasiun ML = 13 buah, kebutuhan? (Stasiun ML = 13
SGU = 18 buah) buah, SGU = 18 buah)
9. Bagaimana pendapat jika tiap 100m2 Bagaimana pendapat anda jika
terdapat petugas keamanan yang petugas keamanan sulit anda
mudah anda temukan? temukan?
10. Bagaimana menurut anda jika Bagaimana menurut anda jika
tersedia ruang petugas keamanan di tidak tersedia ruang petugas
stasiun? keamanan di stasiun?
11. Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika
tersedia stiker informasi gangguan tersedia stiker informasi gangguan
keamanan yang mudah terlihat dan keamanan yang sulit terlihat dan
jelas terbaca? tidak jelas terbaca?
Kehandalan/
keteraturan
12. Bagaimana menurut anda jika Bagaimana menurut anda jika
pelayanan oleh petugas loket lebih pelayanan oleh petugas loket le-
cepat atau dalam 1 jam lebih dari 20 bih lambat atau dalam 1 jam ku-
orang yang terlayani? rang dari 20 orang yang terlayani?
13. Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika
kapasitas ruang penjualan tiket kapasitas ruang penjualan tiket
mencukupi untuk penumpang yang tidak mencukupi untuk penum-
hendak membeli tiket? pang yang hendak membeli tiket?
L-4

No Pertanyaan Fungsional S H N B T Pertanyaan Disfungsional S H N B T


Kenyamanan
14. Bagaimana pendapat anda jika luas Bagaimana pendapat anda jika
ruang tunggu dan ruang boarding luas ruang tunggu dan ruang
mencukupi bagi penumpang yang ada boarding tidak mencukupi bagi
disana? penumpang yang ada disana?
15. Bagaimana pendapat anda jika ruang Bagaimana pendapat anda jika
tunggu/ruang boarding 100% bersih? ruang tunggu/ruang boarding
tidak 100% bersih?
16. Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika
jumlah toilet mencukupi untuk luas jumlah toilet tidak
digunakan oleh penumpang? mencukupi untuk digunakan oleh
penumpang?
17. Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika
tersedia toilet untuk penumpang tidak tersedia toiletuntuk
difabel? penumpang difabel?
18. Bagaimana pendapat anda jika toilet Bagaimana pendapat anda jika
100% bersih? toilet tidak 100% bersih?
19. Bagaimana pendapat anda jika luas Bagaimana pendapat anda jika
mushola mencukupi untuk digunakan luas mushola kurang mencukupi
oleh penumpang? untuk digunakan oleh
penumpang?
20. Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika
mushola 100% bersih? mushola tidak 100% bersih?
21. Bagaimana pendapat anda jika di Bagaimana pendapat anda jika di
stasiun tersedia lampu sesuai stasiun tidak tersedia lampu
kebutuhan dan dengan intensitas sesuai kebutuhan dan intensitas
cahaya yang baik (tidak redup)? cahaya redup?
22. Bagaimana pendapat anda jika suhu Bagaimana pendapat anda jika
udara kurang dari 27 derajat celcius? suhu udara lebih dari 27 derajat
celcius?
Kemudahan
23. Apakah dengan adanya 1 LED Apakah dengan tidak adanya LED
display, 1 monitor, 1 neon box dan 1 display, monitor, neon box dan
papan informasi telah memudahkan papan informasi telah
anda untuk mengakses atau memudahkan anda untuk
mengetahui informasi? mengakses atau mengetahui
informasi?
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Jl. Mayjend. Haryono No. 167, Malang, 65145, Indonesia
Telp. : +62-341-573944, Fax : +62-341-573944
http://pwk.ub.ac.id E-mail : pwk@ub.ac.id

No Pertanyaan Fungsional S H N B T Pertanyaan Disfungsional S H N B T


24. Apakah dengan adanya informasi Apakah dengan adanya informasi
audio dengan intensitas suara 20 dB audio dengan intensitas suara
telah memudahkan anda untuk kurang dari 20 dB memudahkan
mengetahu informasi? anda untuk mengetahu
informasi?
25. Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika
pengumuman informasi gangguan pengumuman informasi gangguan
disampaikan kurang dari 30 menit? disampaikan lebih dari 30 menit?
26. Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika
tersedia informasi angkutan lanjutan? tidak tersedia informasi angkutan
lanjutan?
27. Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika
tersedia tempat layanan pengaduan? tidak tersedia tempat layanan
pengaduan?
28. Apakah selisih tinggi peron dengan Apakah selisih tinggi peron
lantai kereta kurang dari 20 cm telah dengan lantai kereta lebih dari 20
memudahkan anda berpindah dari cm memudahkan anda berpindah
peron ke kereta? dari peron ke kereta?
29. Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika
tersedia tempat parkir yang tersedia tempat parkir yang
mencukupi untuk kendaraan kurang mencukupi untuk
penumpang? kendaraan penumpang?
Kesetaraan
30. Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika
terdapat ramp untuk penumpang tidak terdapat ramp untuk
difabel? penumpang difabel?
31. Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika
tersedia ruang khusus ibu menyusui ruang khusus ibu menyusui
dengan kapasitas 5 orang atau lebih? berkapasitas < 5 orang?
L-6

Keterangan :
S : Suka menyukainya/saya merasa nyaman/saya merasa aman/saya merasa sudah cukup
H : Seharusnya seperti itu
N :Saya netral terhadap itu
B : Saya menoleransi hal itu/saya terbiasa dengan hal itu
T : Saya tidak menyukainya/saya tidak merasa nyaman/saya tidak merasa aman/saya merasa itu belum cukup

Kuisioner Kano di Kereta Api


No Pertanyaan Fungsional S H N B T Pertanyaan Disfungsional S H N B T
Keselamatan
1 Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika
tersedia 1 buah alat pemadam api tersedia 1 buah alat pemadam ap
ringan di setiap kereta? ringan di setiap kereta?
2 Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika
tersedia 1 set perlengkapan P3K di perlengkapan P3K tidak tersedia
setiap kereta? lengkap?
Keamanan
3 Bagaimana pendapat anda jika di tiap Bagaimana pendapat anda jika di
kereta tersedia 1 CCTV? kereta api tidak tersedia CCTV?
4 Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika tidak
terdapat 2 petugas keamanan yang terdapat petugas keamanan yang
mudah ditemukan di kereta api? mudah ditemukan di kereta api?
5 Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika tidak
tersedia 2 stiker untuk fasilitas tersedia stiker untuk fasilitas
informasi gangguan keamanan yang informasi gangguan keamanan yang
mudah terlihat dan terbaca di kereta mudah terlihat dan terbaca di kereta
api? api?
6 Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika
pencahayaan di stasiun baik? (200- pencahayaan di stasiun buruk? (200-
300 lux pada malam hari dan 60 – 300 lux pada malam hari dan 60 –
100 lux pada siang hari) 100 lux pada siang hari)
Kehandalan/ keteraturan
7 Bagaimana pendapat anda jika kereta Bagaimana pendapat anda jika
api terlambat kurang dari 10% waktu kereta api terlambat lebih dari 10%
perjalanan yang dijadwalkan? waktu perjalanan yang dijadwalkan?
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Jl. Mayjend. Haryono No. 167, Malang, 65145, Indonesia
Telp. : +62-341-573944, Fax : +62-341-573944
http://pwk.ub.ac.id E-mail : pwk@ub.ac.id

No Pertanyaan Fungsional S H N B T Pertanyaan Disfungsional S H N B T


Kenyamanan
8 Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika
kapasitas tempat duduk mencukupi kapasitas tempat duduk tidak
untuk semua penumpang? mencukupi untuk semua
penumpang?
9 Bagaimana pendapat anda jika toilet Bagaimana pendapat anda jika toilet
berfungsi baik dan dalam kondisi 100 tidak berfungsi baik dan tidak dalam
% bersih? kondisi 100 % bersih?
10 Bagaimana pendapat anda jika suhu Bagaimana pendapat anda jika suhu
dalam ruangan ≤ 27o celcius? dalam ruangan > 27o celcius?
11 Bapaimana pendapat anda jika Bapaimana pendapat anda jika tidak
terdapat restorasi sebagai pemanas terdapat restorasi sebagai pemanas
listrik di kereta? listrik di kereta?
12 Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika tidak
terdapat fasilitas pegangan untuk terdapat fasilitas pegangan untuk
penumpang berdiri 90 buah? penumpang berdiri?
13 Bagaimana pendapat anda jika rak Bagaimana pendapat anda jika rak
bagasi diatas tempat duduk berfungsi bagasi diatas tempat duduk tidak
dengan baik? berfungsi dengan baik?
Kemudahan
14 Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika
informasi pelayanan mudah terlihat informasi pelayanan tidak mudah
dan terbaca? terlihat dan terbaca?

15 Bagaimana menurut anda jika Bagaimana menurut anda jika


informasi melalui audio jelas informasi melalui audio tidak jelas
terdengar lebih dari kebisingan yang terdengar?
ada?
L-8

No Pertanyaan Fungsional S H N B T Pertanyaan Disfungsional S H N B T


16 Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika
informasi gangguan perjalanan kereta informasi gangguan perjalanan
api diumumkan kurang dari 30 kereta api diumumkan lebih dari 30
menit? menit?
17 Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika tidak
terdapat nama atau relasi KA dan terdapat nama atau relasi KA dan
nomor kereta? nomor kereta?
Kesetaraan
18 Bagaimana pendapat anda jika Bagaimana pendapat anda jika tidak
terdapat tempat duduk khusus untuk terdapat tempat duduk khusus untuk
penyandang disabilitas? penyandang disabilitas?
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Jl. Mayjend. Haryono No. 167, Malang, 65145, Indonesia
Telp. : +62-341-573944, Fax : +62-341-573944
http://pwk.ub.ac.id E-mail : pwk@ub.ac.id

Kepentingan : Kepuasan :
1 = sangat tidak penting 1 = sangat tidak puas
2 = tidak penting 2 = tidap puas
3 = cukup penting 3 = cukup puas
4 = penting 4 = puas
5 = sangat penting 5 = puas sekali

Stasiun
Kepentingan Kepuasan
Atribut
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Tabung pemadam kebakaran
100m2/buah
2. Jalur dan prosedur evakuasi

3. titik simpul evakuasi berupa tanah lapang


atau lapangan parkir
4. nomor-nomor telepon darurat
5. Perlengkapan P3K 1 buah
6. Ketersediaan ruang kesehatan
7. Ketersediaan lampu penerangan
8. Ketersediaan CCTV
9. Ketersediaan petugas keamanan
10. Ketersediaan ruang petugas keamanan
L-10

Kepentingan Kepuasan
Atribut
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
11. Ketersediaan stiker informasi gangguan
kemanan
12. Lama waktu pelayanan di loket
13. Kapasitas ruang penjualan tiket yang
mencukupi untuk penumpang
14. Kapasitas ruang tunggu/ruang boarding
yang mencukupi untuk penumpang
15. Kebersihan ruang tunggu/ruang
boarding
16. Jumlah toilet yang mencukupi untuk
penumpang di stasiun
17. Tersedia toilet untuk penumpang difabel

18. Kebersihan toilet


19. Tersedia mushola dengan kapasitas
yang mencukupi untuk penumpang
20. Kebersihan mushola
21. Suhu udara maksimal 27o
22. Informasi pelayanan visual (1 LED
display, 1 monitor, 1 neon box dan 1
papan informasi)
23. Intensitas suara informasi pelayanan
audio minimal 20 dB
24. Pengumuman informasi maksimal 30
menit
25. Ketersediaan informasi angkutan
lanjutan
26. Ketersediaan tempat layanan pegaduan
27. selisih tinggi peron dengan lantai kereta
tidak lebih dari 20 cm
28. Kapasitas tempat parkir yang
mencukupi
29. Ramp penyambung antar peron bagi
difabel
30. Ruang khusus ibu menyusui minimal 5
orang
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Jl. Mayjend. Haryono No. 167, Malang, 65145, Indonesia
Telp. : +62-341-573944, Fax : +62-341-573944
http://pwk.ub.ac.id E-mail : pwk@ub.ac.id

Kepentingan : Kepuasan :
1 = sangat tidak penting 1 = sangat tidak puas
2 = tidak penting 2 = tidap puas
4 = cukup penting 3 = cukup puas
4 = penting 4 = puas
5 = sangat penting 5 = puas sekali
Kereta Api
Kepentingan Kepuasan
Atribut
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Ketersediaan Alat Pemadam Api
Ringan 1 buah per kereta
2. Ketersediaan 1 set perlengkapan
P3K
3. Ketersediaan 1 CCTV dalam 1
kereta
4.Ketersediaanpetugas keamanan 2
orang dalam 1 rangkaian
5. Ketersediaan stiker informasi
gangguan keamanan
6. Intensitas cahaya yang cukup (di
malam hari 200-300 lux dan dini
hari 60-100 lux)
L-12

Kepentingan Kepuasan
Atribut
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
7. Ketepatan jadwal kereta api
(minimal keterlambatan 10% dari
waktu yang du jadwalkan)
8. Ketersediaan nomor tempat duduk
9. Ketersediaan toilet dengan area
100% bersih dan tidak berbau
10. Suhu dalam ruangan maksmal 27o
11. Ketersediaan restorasi (pemanas
listrik)
12. Ketersediaan fasilitas untuk
penumpang berdiri
13. Ketersediaan rak bagasi di atas
setiap tempat duduk
14. Informasi dalam bentuk visual yang
mudah terbaca
15. Informasi audio yang jelas
terdengar minimal 20 dB
16. Pengumuman informasi gangguan
yang diumumkan maksimal 30
menit setelah terjadi gangguan
17. Tersedia 2 buah nama relasi KA
dan nomor urut kereta pada bagian
luar di sisi kiri dan kanan kereta
18. Ketersediaan fasilitas bagi
penumpang difabel yaitu 4 tempat
duduk dalam 1 kereta
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Jl. Mayjend. Haryono No. 167, Malang, 65145, Indonesia
Telp. : +62-341-573944, Fax : +62-341-573944
http://pwk.ub.ac.id E-mail : pwk@ub.ac.id

Lampiran 2. Kuesioner AHP

Kuesioner Analytic Hierarchy Process (AHP)


Evaluasi Stasiun Malang Kota Baru-Stasiun Gubeng dan KA Penataran beserta
Rekomendasinya

Responden yang terhormat, dengan ini peneliti mengharapkan bantuan Bapak/Ibu


untuk dapat mengisi kuesioner yang akan digunakan sebagai bahan penelitian skripsi yang
berjudul “Evaluasi Stasiun Malang Kota Baru-Stasiun Gubeng dan KA Penataran beserta
Rekomendasinya” dengan penetapan prioritas rekomendasi dalam peningkatan kinerja
operasional dan pelayanan stasiun dan kereta api berdasarkan Analytic Hierarchy Process
(AHP).

Identitas Responden
Nama responden :
Nama instansi :
Jabatan :

.........................., ...........................2017

(.....................................................)
Nama dan TTD Responden
L-14

Sebelum memulai untuk pengisian kuesioner, berikut penjelasan mengenai hasil


analisis yang telah dilakukan sebelumnya dan kemudian diperoleh beberapa rekomendasi
peningkatan fasilitas di kereta api dan stasiun.

A. Kinerja Operasional Kereta Api Penataran


Kinerja operasional kereta api yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah load
factor, travel time, waktu henti, waktu tunda, kecepatan dan headway dari Kereta Api
Penataran. Berikut merupakan data dan analisis dari keenam kinerja operasional Kereta Api
Penataran.

1. Load Factor
Load factor adalah faktor muatan penumpang atau perbandingan antara
banyaknya penumpang dengan kapasitas tempat duduk angkutan umum yang tersedia.
Load factor digunakan untuk mengetahui apakah kapasitas yang disediakan telah
memenuhi kebutuhan yang ada.
Nilai load factor dari Stasiun Malang Kota Baru hingga Stasiun Waru pada
kereta api nomor 464 berkisar antara 93,96 % hingga 110,19 % yang berarti nilai
tersebut melebihi standar load factor maksimum yaitu 90 %. Sedangkan dari Stasiun
Wonokromo hingga Stasiun Gubeng masih berada di bawah nilai load factor
maksimum. Nilai load factor dari Stasiun Waru hingga Stasiun Singosari pada
kereta api nomor 465 berkisar antara 94,91 % hingga 112,26 % yang berarti nilai
tersebut melebihi standar load factor maksimum. Sedangkan Stasiun Gubeng, Stasiun
Blimbing dan Stasiun Malang Kota Baru masih berada di bawah standar load factor
maksimum.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya penambahan gerbong pada jam-jam
sibuk Kereta Api Penataran agar tidak lagi ada penumpang yang tidak mendapat
tempat duduk.
2. Travel Time
Travel time (waktu tempuh) merupakan waktu yang dibutuhkan kereta untuk
melintasi jalur kereta yang akan dilalui. Waktu tempuh memperhitungkan waktu
berhenti dan hambatan yang mengakibatkan perlambatan. Waktu yang ditempuh
Kereta Api Penataran mayoritas telah sesuai dengan jadwal yang ditentukan, namun
ada beberapa kereta yang waktu tempuhnya lebih lama beberapa menit dari yang
dijadwalkan.
L-15

3. Waktu henti
Waktu henti merupakan selisih dari waktu kedatangan dengan waktu keberangkatan
aktual tiap-tiap stasiun yang dilalui kereta api. Berdasarkan hasil survey, masih
terdapat kereta yang mengalami waktu henti cukup lama di stasiun pemberhentian
tertentu sekitar 19-28 menit. Hal tersebut belum sesuai dengan standar yang ada yaitu
waktu henti 3-4 menit.
4. Waktu tunda
Waktu tunda adalah selisih dari waktu kedatangan dan keberangkatan terjadwal
dengan aktual yang terjadi di lapangan atau bisa disebut waktu keterlambatan. Standar
waktu keterlambatan adalah 10% dari total waktu perjalanan yang dijadwalkan. Atau
sekitar 14-17 menit. Hampir dari semua kereta mengalami keterlambatan tiba di
stasiun tujuan, namun tidak lebih dari standar yang ditentukan hanya sekitar 3-11
menit.
5. Kecepatan
Kecepatan operasi adalah rasio antara jarak perjalanan (S) dengan waktu perjalanan
total (T), termasuk waktu berhenti di stasiun dan waktu tunggu lainnya. Hasil survei
pada Kereta Api Penataran 462 memiliki kecepatan 34,98 km/jam dan Kereta Api
Penataran 464 memiliki kecepatan kereta api adalah 33,82 Km/jam. Sedangkan
kecepatan untuk Kereta Api Penataran 465 pada saat weekday 32,86 km/jam dan
30,87 km/jam padaa saat weekend. Hal ini tidak sesuai dengan standar kecepatan
kereta api rel 1 yang kecepatan minimumnya 60 km/jam dan kecepatan maksimum 85
km/jam.
6. Headway
Headway didefinisikan sebagai ukuran yang menyatakan jarak atau waktu ketika
bagian depan kendaraan yang berurutan melewati suatu titik pengamatan ruas jalan.
Berdasarkan hasil analisis headway, perlu adanya penambahan trip untuk menampung
banyaknya jumlah penumpang sebanyak 2 trip tambahan.
Setelah diperoleh hasil di atas, kemudian dibuat hierarki alternatif-alternatif
rekomendasi peningkatan kinerja operasional Kereta Api Penataran sebagai berikut :
L-16

Gambar 1. Hierarki Alternatif Rekomendasi Peningkatan Kinerja Operasional Kereta Api Penataran

B. Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran


Kinerja pelayanan pada Kereta Api Penataran mencakup pelayanan pada fasilitas-
fasilitas yang termasuk di dalam variabel keselamatan, keamanan, kehandalan/keteraturan,
kenyamanan, kemudahan dan kesetaraan. Fasilitas-fasilitas yang ada di kereta api pada
awalnya di lihat kondisi eksistingnya kemudian dibandingkan dengan Standar Pelayanan
Minimum berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan RI No. PM 48 Tahun 2015. Setelah
itu dilakukan juga penelitian persepsi penumpang terhadap fasilitas yang ada di kereta api.
Hasil rekomendasi peningkatan fasilitas di kereta api berdasarkan SPM digabungkan dengan
rekomendasi peningkatan fasilitas di kereta api berdasarkan persepsi penumpang dengan
metode kano yang kemudian dihasilkan hierarki alternatif rekomendasi peningkatan kinerja
pelayanan Kereta Api Penataran sebagai berikut :
L-17

Gambar 2. Hierarki Alternatif Rekomendasi Peningkatan Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran
C. Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng
Kinerja pelayanan pada Stasiun Gubeng mencakup pelayanan pada fasilitas-fasilitas
yang termasuk di dalam variabel keselamatan, keamanan, kehandalan/keteraturan,
kenyamanan, kemudahan dan kesetaraan. Fasilitas-fasilitas yang ada di stasiun pada
awalnya di lihat kondisi eksistingnya kemudian dibandingkan dengan Standar Pelayanan
Minimum berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan RI No. PM 48 Tahun 2015. Setelah
itu dilakukan juga penelitian persepsi penumpang terhadap fasilitas yang ada di stasiun. Hasil
rekomendasi peningkatan fasilitas di stasiun berdasarkan SPM digabungkan dengan
rekomendasi peningkatan fasilitas di stasiun berdasarkan persepsi penumpang dengan metode
kano yang kemudian dihasilkan hierarki alternatif rekomendasi peningkatan kinerja
pelayanan Stasiun Gubeng seperti pada Gambar 3.
D. Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru
Kinerja pelayanan pada Stasiun Malang Kota Baru mencakup pelayanan pada
fasilitas-fasilitas yang termasuk di dalam variabel keselamatan, keamanan,
kehandalan/keteraturan, kenyamanan, kemudahan dan kesetaraan. Fasilitas-fasilitas yang ada
di stasiun pada awalnya di lihat kondisi eksistingnya kemudian dibandingkan dengan Standar
Pelayanan Minimum berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan RI No. PM 48 Tahun
2015. Setelah itu dilakukan juga penelitian persepsi penumpang terhadap fasilitas yang ada di
stasiun. Hasil rekomendasi peningkatan fasilitas di stasiun berdasarkan SPM digabungkan
dengan rekomendasi peningkatan fasilitas di stasiun berdasarkan persepsi penumpang dengan
metode kano yang kemudian dihasilkan hierarki alternatif rekomendasi peningkatan kinerja
pelayanan Stasiun Gubeng seperti pada Gambar 4.
L-18

Gambar 3. Hierarki Alternatif Rekomendasi Peningkatan Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng


L-19

Gambar 4. Hierarki Alternatif Rekomendasi Peningkatan Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng


L-20

Petunjuk Pengisian

Petunjuk pengisian kuesioner AHP adalah sebagai berikut :

1. Penilaian dilakukan dengan membandingkan alternatif pada kolom vertikal dengan


kolom horizontal. Penilaian alternatif menggunakan skala 1 sampai 9 dimana nilai 9
adalah nilai terbaik. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skalaperbandingan
sebagai berikut :

Tabel 1. Penilaian kepentingan


Skala Keterangan
1 Kedua elemen sama pentingnya
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada yang lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya
7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen
lainnya
9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya
2,4,6,8 Apabila ragu dengan nilai yang berdekatan

2. Tulis skala kepentingan pada kolom sesuai pendapat Bapak/Ibu.


a. Jika Anda menganggap A lebih penting dari B dengan nilai 7, maka beri silang
pada kotak angka 7 yang paling dekat dengan A.
b. Jika C lebih penting dari B dengan nilai 5, maka Anda dapat memberi tanda silang
pada kolom 5 yang palingdekat dengan C.
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

A X B

A C

B X C
L-21

Kuesioner Matriks AHP

A. Kuesioner Penilaian Kriteria Kinerja Operasional


Pertanyaan : “ Mengacu pada penilaian arahan peningkatan kinerja operasional Kereta
Api Penataran, maka kriteria manakah yang lebih penting pada matriks di bawah ini?”
Kriteria 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kriteria
Load Waktu
Factor Henti
Load Kecepatan
Factor
Load Headway
Factor
Waktu Kecepatan
Henti
Waktu Headway
Henti
Kecepa- Headway
tan

B. Kuesioner Penilaian Kriteria Kinerja Pelayanan


Pertanyaan : “ Mengacu pada penilaian arahan peningkatan kinerja pelayanan Kereta
Api Penataran dan stasiun, maka kriteria manakah yang lebih penting pada matriks di
bawah ini?”
Kriteria 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kriteria
Keselamatan Keamanan
Keselamatan Kehandalan
Keselamatan Kenyamanan
Keselamatan Kemudahan
Keselamatan Kesetaraan
Keamanan Kehandalan
Keamanan Kenyamanan
Keamanan Kemudahan
Keamanan Kesetaraan
Kehandalan Kenyamanan
Kehandalan Kemudahan
Kehandalan Kesetaraan
Kenyamanan Kemudahan
Kenyamanan Kesetaraan
Kemudahan Kesetaraan
L-22

C. Kuesioner Penilaian Kinerja Operasional Kereta Api


Pertanyaan : “ Mengacu pada penilaian arahan peningkatan kinerja operasional Kereta
Api Penataran, maka alternatif manakah yang lebih penting pada matriks di bawah
ini?”
Alternatif 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Alternatif
Penambahan jumlah Perbaikan/perawatan
gerbong berkala
Penambahan jumlah Peningkatan kecepatan
gerbong
Penambahan jumlah Penambahan jumlah
gerbong trip
Perbaikan/perawatan Peningkatan kecepatan
berkala
Perbaikan/perawatan Penambahan jumlah
berkala trip
Peningkatan kecepatan Penambahan jumlah
trip

D. Kuesioner Penilaian Kinerja Pelayanan Kereta Api


Pertanyaan : “ Mengacu pada penilaian arahan peningkatan kinerja pelayanan Kereta
Api Penataran, maka alternatif manakah yang lebih penting pada matriks di bawah
ini?”
Alternatif 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Alternatif
Penyediaan perlengkapan Penyediaan CCTV di
P3K setiap kereta
Penyediaan perlengkapan Peningkatan kualitas
P3K pelayanan
Penyediaan perlengkapan Perbaikan fasilitas kereta
P3K api
Penyediaan perlengkapan Pengoptimalan
P3K penyampaian informasi
Penyediaan perlengkapan Penyediaan ramp di pintu
P3K kereta
Penyediaan CCTV di Peningkatan kualitas
setiap kereta pelayanan
Penyediaan CCTV di Perbaikan fasilitas kereta
setiap kereta api
Penyediaan CCTV di Pengoptimalan
setiap kereta penyampaian informasi
Penyediaan CCTV di Penyediaan ramp di pintu
setiap kereta kereta
Peningkatan kualitas Perbaikan fasilitas kereta
pelayanan api
Peningkatan kualitas Pengoptimalan
pelayanan penyampaian informasi
Peningkatan kualitas Penyediaan ramp di pintu
pelayanan kereta
Perbaikan fasilitas kereta Pengoptimalan
api penyampaian informasi
Perbaikan fasilitas kereta Penyediaan ramp di pintu
api kereta
Pengoptimalan Penyediaan ramp di pintu
penyampaian informasi kereta
L-23

E. Kuesioner Penilaian Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng


Pertanyaan : “ Mengacu pada penilaian arahan peningkatan kinerja pelayanan Stasiun Gubeng, maka alternatif manakah yang lebih
penting pada matriks di bawah ini?”
Alternatif 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Alternatif
Penyediaan perlengkapan Penyediaan fasilitas P3K yang
alat pemadam mudah terjangkau
Penyediaan perlengkapan Peningkatan fasilitas free charging
alat pemadam dengan kunci pengaman
Penyediaan perlengkapan Penambahan tempat duduk di
alat pemadam ruang tunggu
Penyediaan perlengkapan
Penambahan pendingin ruangan
alat pemadam
Penyediaan perlengkapan Penyediaan informasi angkutan
alat pemadam lanjutan
Penyediaan perlengkapan Penyediaan bancik permanen dan
alat pemadam bancik khusus difabel
Penyediaan perlengkapan Penyediaan fasilitas untuk ibu
alat pemadam menyusui
Penyediaan fasilitas P3K Peningkatan fasilitas free charging
yang mudah terjangkau dengan kunci pengaman
Penyediaan fasilitas P3K Penambahan tempat duduk di
yang mudah terjangkau ruang tunggu
Penyediaan fasilitas P3K
Penambahan pendingin ruangan
yang mudah terjangkau
Penyediaan fasilitas P3K Penyediaan informasi angkutan
yang mudah terjangkau lanjutan
Penyediaan fasilitas P3K Penyediaan bancik permanen dan
yang mudah terjangkau bancik khusus difabel
Penyediaan fasilitas P3K Penyediaan fasilitas untuk ibu
yang mudah terjangkau menyusui
Peningkatan fasilitas free
Penambahan tempat duduk di
charging dengan kunci
ruang tunggu
pengaman
Peningkatan fasilitas free
charging dengan kunci Penambahan pendingin ruangan
pengaman
Peningkatan fasilitas free
Penyediaan informasi angkutan
charging dengan kunci
lanjutan
pengaman
L-24

Alternatif 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Alternatif
Peningkatan fasilitas free
Penyediaan bancik permanen dan
charging dengan kunci
bancik khusus difabel
pengaman
Peningkatan fasilitas free
Penyediaan fasilitas untuk ibu
charging dengan kunci
menyusui
pengaman
Penambahan tempat
Penambahan pendingin ruangan
duduk di ruang tunggu
Penambahan tempat Penyediaan informasi angkutan
duduk di ruang tunggu lanjutan
Penambahan tempat Penyediaan bancik permanen dan
duduk di ruang tunggu bancik khusus difabel
Penambahan tempat Penyediaan fasilitas untuk ibu
duduk di ruang tunggu menyusui
Penambahan pendingin Penyediaan informasi angkutan
ruangan lanjutan
Penambahan pendingin Penyediaan bancik permanen dan
ruangan bancik khusus difabel
Penambahan pendingin Penyediaan fasilitas untuk ibu
ruangan menyusui
Penyediaan informasi Penyediaan bancik permanen dan
angkutan lanjutan bancik khusus difabel
Penyediaan informasi Penyediaan fasilitas untuk ibu
angkutan lanjutan menyusui
Penyediaan bancik
Penyediaan fasilitas untuk ibu
permanen dan bancik
menyusui
khusus difabel
L-25

F. Kuesioner Penilaian Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru


Pertanyaan : “ Mengacu pada penilaian arahan peningkatan kinerja pelayanan Stasiun Malang Kota Baru, maka alternatif manakah yang
lebih penting pada matriks di bawah ini?”
Alternatif 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Alternatif
Penyediaan perlengkapan alat Penyediaan fasilitas P3K yang
pemadam mudah terjangkau
Penyediaan perlengkapan alat Peningkatan fasilitas free charging
pemadam dengan kunci pengaman
Penyediaan perlengkapan alat Penambahan ruang untuk ruang
pemadam tunggu
Penyediaan perlengkapan alat Perbaikan ruang untuk tempat
pemadam parkir
Penyediaan perlengkapan alat Penyediaan informasi angkutan
pemadam lanjutan
Penyediaan perlengkapan alat Penyediaan bancik permanen dan
pemadam bancik khusus difabel
Penyediaan perlengkapan alat Penyediaan fasilitas untuk ibu
pemadam menyusui
Penyediaan perlengkapan alat Penambahan ramp terutama di
pemadam terowongan
Penyediaan fasilitas P3K yang Peningkatan fasilitas free charging
mudah terjangkau dengan kunci pengaman
Penyediaan fasilitas P3K yang Penambahan ruang untuk ruang
mudah terjangkau tunggu
Penyediaan fasilitas P3K yang Perbaikan ruang untuk tempat
mudah terjangkau parkir
Penyediaan fasilitas P3K yang Penyediaan informasi angkutan
mudah terjangkau lanjutan
Penyediaan fasilitas P3K yang Penyediaan bancik permanen dan
mudah terjangkau bancik khusus difabel
Penyediaan fasilitas P3K yang Penyediaan fasilitas untuk ibu
mudah terjangkau menyusui
Penyediaan fasilitas P3K yang Penambahan ramp terutama di
mudah terjangkau terowongan
Peningkatan fasilitas free charging Penambahan ruang untuk ruang
dengan kunci pengaman tunggu
Peningkatan fasilitas free charging Perbaikan ruang untuk tempat
dengan kunci pengaman parkir
L-26
Alternatif 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Alternatif

Peningkatan fasilitas free charging Penyediaan informasi angkutan


dengan kunci pengaman lanjutan
Peningkatan fasilitas free charging Penyediaan bancik permanen dan
dengan kunci pengaman bancik khusus difabel
Peningkatan fasilitas free charging Penyediaan fasilitas untuk ibu
dengan kunci pengaman menyusui
Peningkatan fasilitas free charging Penambahan ramp terutama di
dengan kunci pengaman terowongan
Penambahan ruang untuk ruang Perbaikan ruang untuk tempat
tunggu parkir
Penambahan ruang untuk ruang Penyediaan informasi angkutan
tunggu lanjutan
Penambahan ruang untuk ruang Penyediaan bancik permanen dan
tunggu bancik khusus difabel
Penambahan ruang untuk ruang Penyediaan fasilitas untuk ibu
tunggu menyusui
Penambahan ruang untuk ruang Penambahan ramp terutama di
tunggu terowongan
Perbaikan ruang untuk tempat Penyediaan informasi angkutan
parkir lanjutan
Perbaikan ruang untuk tempat Penyediaan bancik permanen dan
parkir bancik khusus difabel
Perbaikan ruang untuk tempat Penyediaan fasilitas untuk ibu
parkir menyusui
Perbaikan ruang untuk tempat Penambahan ramp terutama di
parkir terowongan
Penyediaan informasi angkutan Penyediaan bancik permanen dan
lanjutan bancik khusus difabel
Penyediaan informasi angkutan Penyediaan fasilitas untuk ibu
lanjutan menyusui
Penyediaan informasi angkutan Penambahan ramp terutama di
lanjutan terowongan
Penyediaan bancik permanen dan Penyediaan fasilitas untuk ibu
bancik khusus difabel menyusui
Penyediaan bancik permanen dan Penambahan ramp terutama di
bancik khusus difabel terowongan
Penyediaan fasilitas untuk ibu Penambahan ramp terutama di
menyusui terowongan
L-27

Lampiran 3. Data Survei Load Factor

Load Factor Malang-Surabaya Weekday


Gerbong 1 Gerbong 2 Gerbong 3 Gerbong 4 Gerbong 5 Load
Stasiun Total
Turun Naik Jumlah Turun Naik Jumlah Turun Naik Jumlah Turun Naik Jumlah Turun Naik Jumlah Factor
Malang 93 93 102 102 115 115 95 95 103 103 508 95,84906
Blimbing 6 99 102 1 9 123 11 106 5 108 538 101,5094
Singosari 1 6 104 2 100 3 2 122 2 4 108 1 5 112 546 103,0189
Lawang 6 11 109 1 10 109 2 4 124 1 1 108 1 8 119 569 107,3585
Bangil 5 5 109 5 1 105 15 13 122 4 12 116 5 5 119 571 107,7358
Porong 4 1 106 105 7 129 1 117 3 7 123 580 109,434
Tanggul 3 1 104 1 106 4 133 1 118 2 121 582 109,8113
Sidoarjo 9 6 101 11 4 99 7 126 2 1 117 7 3 117 560 105,6604
Gedangan 1 100 1 98 126 2 1 116 4 3 116 556 104,9057
Waru 12 88 5 93 10 3 119 4 120 12 104 524 98,86792
Wonokro 35 53 14 4 83 29 90 20 100 35 3 72 398 75,09434
Gubeng 23 2 32 30 53 90 62 38 41 31 244 46,03774

Load Factor Surabaya-Malang Weekday


Gerbong 1 Gerbong 2 Gerbong 3 Gerbong 4 Gerbong 5 Load
Stasiun Total
Turun Naik Jumlah Turun Naik Jumlah Turun Naik Jumlah Turun Naik Jumlah Turun Naik Jumlah Factor
Gubeng 55 55 65 65 63 63 68 68 66 66 317 59,81
Wonokro 36 91 29 94 30 93 10 78 28 94 450 84,91
Waru 4 95 3 14 105 12 105 2 80 15 109 494 93,21
Gedangan 5 7 97 2 6 109 4 5 106 1 12 91 4 113 516 97,36
Sidoarjo 6 10 101 10 17 116 14 27 119 2 18 107 5 118 561 105,85
Tanggul 3 104 3 4 117 7 3 115 107 118 561 105,85
L-28
Gerbong 1 Gerbong 2 Gerbong 3 Gerbong 4 Gerbong 5 Load
Stasiun Total
Turun Naik Jumlah Turun Naik Jumlah Turun Naik Jumlah Turun Naik Jumlah Turun Naik Jumlah Factor
Porong 1 1 104 1 2 118 115 107 3 2 117 561 105,85
Bangil 11 93 10 5 113 115 5 102 10 107 530 100,00
Lawang 2 2 93 3 3 113 4 111 6 96 107 520 98,11
Singosari 3 90 1 114 4 107 10 86 3 104 501 94,53
Blimbing 8 3 85 12 102 8 1 100 18 68 6 98 453 85,47
Malang 13 72 65 37 32 68 20 48 33 65 290 54,72

Load Factor Malang-Surabaya Weekend


Gerbong 1 Gerbong 2 Gerbong 3 Gerbong 4 Gerbong 5 Load
Stasiun Total
Turun Naik Jumlah Turun Naik Jumlah Turun Naik Jumlah Turun Naik Jumlah Turun Naik Jumlah Factor
Malang 104 104 102 102 111 111 95 105 93 93 515 97,16981
Blimbing 5 109 2 9 109 1 2 112 7 112 5 98 540 101,8868
Singosari 8 117 1 110 112 112 5 103 554 104,5283
Lawang 2 6 121 1 111 4 2 110 4 1 109 1 5 107 558 105,283
Bangil 9 5 117 5 1 107 11 12 111 4 13 118 8 12 111 564 106,4151
Porong 8 5 114 3 15 119 2 9 118 7 6 117 3 8 116 584 110,1887
Tanggul 6 9 117 2 6 123 4 2 116 2 115 8 108 579 109,2453
Sidoarjo 28 16 105 14 6 115 16 5 105 8 11 118 7 9 110 553 104,3396
Gedangan 5 14 114 21 11 105 3 8 110 15 2 105 12 8 106 540 101,8868
Waru 11 103 17 6 94 10 7 107 12 7 100 12 94 498 93,96226
Wonokro 24 79 5 0 89 17 90 6 94 11 3 86 438 82,64151
Gubeng 16 63 12 77 5 85 37 57 24 62 344 64,90566
L-29

Load Factor Surabaya-Malang Weekend


Gerbong 1 Gerbong 2 Gerbong 3 Gerbong 4 Gerbong 5 Load
Stasiun Total
Turun Naik Jumlah Turun Naik Jumlah Turun Naik Jumlah Turun Naik Jumlah Turun Naik Jumlah Factor
Gubeng 93 93 86 86 97 97 102 102 75 75 453 85,47
Wonokromo 15 108 27 113 13 110 10 112 37 112 555 104,72
Waru 5 113 3 116 2 112 2 114 6 118 573 108,11
Gedangan 10 5 108 8 6 114 3 4 113 4 118 4 122 575 108,49
Sidoarjo 6 5 107 17 10 107 4 15 124 4 2 116 122 576 108,68
Tanggulangin 7 114 4 111 124 8 124 122 595 112,26
Porong 2 116 2 1 110 6 118 4 124 5 117 585 110,38
Bangil 14 4 106 10 7 107 8 110 3 2 123 15 102 548 103,40
Lawang 8 6 104 8 2 101 5 105 4 119 102 531 100,19
Singosari 2 102 5 96 8 97 7 112 6 96 503 94,91
Blimbing 23 4 83 14 3 85 30 7 74 12 5 105 6 90 437 82,45
Malang 52 12 43 72 13 48 26 53 15 67 45 25 70 219 41,32
L-30
Lampiran 4. Rekap Hasil Kuesioner Metode Kano

Hasil Rekap Metode Kano Kereta Api Penataran


No Atribut A M O R Q I Total Max Grade
1 Ketersediaan Alat Pemadam Api Ringan 1 buah per kereta 29 108 116 4 2 75 334 116 O
2 Ketersediaan 1 set perlengkapan P3K 38 105 97 7 0 87 334 105 M
3 Ketersediaan 1 CCTV dalam 1 kereta 33 95 45 7 3 151 334 151 I
4 Ketersediaan petugas keamanan 2 orang dalam 1 rangkaian 38 110 64 4 1 117 334 117 I
5 Ketersediaan stiker informasi gangguan keamanan 36 97 42 5 2 152 334 152 I
6 Intensitas cahaya yang cukup dan tidak redup 46 66 102 3 4 113 334 113 I
7 Ketepatan jadwal kereta api 14 101 51 10 89 69 334 101 M
8 Ketersediaan nomor tempat duduk 36 96 111 5 2 84 334 111 O
9 Ketersediaan toilet dengan area 100% bersih dan tidak
22 131 119 5 2 55 M
berbau 334 131
10 Suhu dalam ruangan maksmal 27o 22 80 67 5 2 158 334 158 I
11 Ketersediaan restorasi (pemanas listrik) 18 66 56 8 0 186 334 186 I
12 Ketersediaan fasilitas untuk penumpang berdiri 26 108 82 16 7 95 334 108 M
13 Ketersediaan rak bagasi di atas setiap tempat duduk 34 99 131 1 2 67 334 131 O
14 Informasi dalam bentuk visual yang mudah terbaca 36 99 90 1 0 108 334 108 I
15 Informasi audio yang jelas terdengar minimal 20 dB 26 102 98 3 1 104 334 104 I
16 Pengumuman informasi gangguan yang diumumkan
maksimal 30 menit setelah terjadi gangguan 24 95 77 4 2 132 I
334 132
17 Tersedia 2 buah nama relasi KA dan nomor urut kereta pada
bagian luar di sisi kiri dan kanan kereta 27 100 106 1 0 100 O
334 106
18 Ketersediaan 4 tempat duduk tiap gerbong untuk difabel 17 111 105 3 5 93 334 111 M
L-31

Hasil Rekap Metode Kano Stasiun Gubeng


No Atribut A M O R Q I Total Max Grade
1 Tabung pemadam kebakaran 1 buah per ruangan 6 76 57 2 2 45 188 76 M
2 Ketersediaan jalur dan prosedur evakuasi 15 79 34 2 1 57 188 79 M
Titik simpul evakuasi berupa tanah lapang atau
3 11 58 41 1 1 76 188 76 I
lapangan parkir
4 nomor-nomor telepon darurat 16 63 35 0 2 72 188 72 I
5 Perlengkapan P3K 1 buah 24 70 34 1 2 57 188 70 M
6 Ketersediaan ruang kesehatan 18 65 40 0 2 63 188 65 M
7 Ketersediaan lampu penerangan 27 44 41 0 0 76 188 76 I
8 Ketersediaan CCTV 25 71 30 0 1 61 188 71 M
9 Ketersediaan petugas keamanan 19 77 53 3 2 34 188 77 M
10 Ketersediaan ruang petugas keamanan 19 76 45 0 1 47 188 76 I
Ketersediaan stiker informasi gangguan
11 34 63 34 2 0 55 188 63 I
kemanan
12 Lama waktu pelayanan di loket 19 68 54 2 0 45 188 68 M
Kapasitas ruang penjualan tiket yang mencukupi
13 untuk penumpang 27 70 39 0 2 50 188 70 O
Kapasitas ruang tunggu/ruang boarding yang
14 mencukupi untuk penumpang 28 56 62 0 4 38 188 62 I

15 Kebersihan ruang tunggu/ruang boarding 16 45 71 1 0 55 188 71 I


Jumlah toilet yang mencukupi untuk penumpang
16 22 52 63 1 0 50 188 63 I
di stasiun
17 Tersedia toilet untuk penumpang difabel 17 53 65 1 0 52 188 65 O
18 Kebersihan toilet 12 64 67 0 0 45 188 67 M
Tersedia mushola dengan kapasitas yang
19 22 56 63 1 0 46 188 63 M
mencukupi untuk penumpang
20 Kebersihan mushola 10 57 76 1 0 44 188 76 M
21 Suhu udara maksimal 27o 26 63 33 1 0 65 188 65 M
Informasi pelayanan visual (1 LED display, 1
22 17 41 46 4 0 80 188 80 M
monitor, 1 neon box dan 1 papan informasi)
L-32
No Atribut A M O R Q I Total Max Grade
Intensitas suara informasi pelayanan audio
23 14 50 30 3 0 91 188 91 M
minimal 20 dB
24 Pengumuman informasi maksimal 30 menit 26 59 32 4 1 66 188 66 M
25 Ketersediaan informasi angkutan lanjutan 26 47 34 0 1 80 188 80 M
26 Ketersediaan tempat layanan pegaduan 16 75 41 3 0 53 188 75 M
selisih tinggi peron dengan lantai kereta tidak
27 18 55 35 2 0 78 188 78 M
lebih dari 20 cm
28 Kapasitas tempat parkir yang mencukupi 24 73 42 1 0 48 188 73 M
29 Ramp penyambung antar peron bagi difabel 13 62 29 0 1 83 188 83 M
30 Ruang khusus ibu menyusui minimal 5 orang 22 49 27 0 0 90 188 90 M

Hasil Rekap Metode Kano Stasiun Malang Kota Baru


No Atribut A M O R Q I Total Max Grade
1 Tabung pemadam kebakaran 1 buah per ruangan 17 54 34 0 2 52 159 54 M
2 Ketersediaan jalur dan prosedur evakuasi 20 49 18 0 0 72 159 72 I
Titik simpul evakuasi berupa tanah lapang atau
18 50 22 0 0 69 159 69 I
3 lapangan parkir
4 nomor-nomor telepon darurat 14 41 28 0 0 76 159 76 I
5 Perlengkapan P3K 1 buah 10 44 35 0 0 70 159 70 I
6 Ketersediaan ruang kesehatan 14 44 42 0 0 59 159 59 I
7 Ketersediaan lampu penerangan 21 35 27 1 0 75 159 75 I
8 Ketersediaan CCTV 17 39 21 1 0 81 159 81 I
9 Ketersediaan petugas keamanan 12 47 54 0 0 46 159 54 O
10 Ketersediaan ruang petugas keamanan 19 42 32 0 0 66 159 66 I
11 Ketersediaan stiker informasi gangguan kemanan 18 38 15 0 0 88 159 88 I
12 Lama waktu pelayanan di loket 17 33 33 1 2 73 159 73 I
Kapasitas ruang penjualan tiket yang mencukupi
untuk penumpang 12 45 23 2 0 77 159 77 I
13
L-33

No Atribut A M O R Q I Total Max Grade


Kapasitas ruang tunggu/ruang boarding yang
mencukupi untuk penumpang 12 48 31 0 2 66 159 66 I
14
15 Kebersihan ruang tunggu/ruang boarding 26 44 43 0 0 46 159 46 I
Jumlah toilet yang mencukupi untuk penumpang
di stasiun 18 39 38 2 0 62 159 62 I
16
17 Tersedia toilet untuk penumpang difabel 18 45 29 1 0 66 159 66 I
18 Kebersihan toilet 15 42 43 0 0 59 159 59 I
Tersedia mushola dengan kapasitas yang
mencukupi untuk penumpang 19 46 42 0 1 51 159 51 I
19
20 Kebersihan mushola 20 46 47 1 0 45 159 47 O
21 Suhu udara maksimal 27o 24 34 18 0 0 83 159 83 I
Informasi pelayanan visual (1 LED display, 1
monitor, 1 neon box dan 1 papan informasi) 21 32 38 0 2 66 159 66 I
22
Intensitas suara informasi pelayanan audio
minimal 20 dB 18 34 19 0 0 88 159 88 I
23
24 Pengumuman informasi maksimal 30 menit 15 36 37 0 0 71 159 71 I
25 Ketersediaan informasi angkutan lanjutan 15 36 37 0 0 71 159 71 I
26 Ketersediaan tempat layanan pegaduan 9 49 43 0 0 58 159 58 I
selisih tinggi peron dengan lantai kereta tidak
lebih dari 20 cm 15 41 21 1 1 80 159 80 I
27
28 Kapasitas tempat parkir yang mencukupi 19 44 34 3 0 59 159 59 I
29 Ramp penyambung antar peron bagi difabel 16 36 26 1 0 80 159 80 I
30 Ruang khusus ibu menyusui minimal 5 orang 20 32 21 2 3 81 159 81 I
L-34

Lampiran 5. Hasil Rekap Kuesioner IPA


Kode Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan
Respon-
den 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 5 5 5 5 4 1 3
2 3 3 3 3 3 3 5 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 2 2 2 1 1 1 5 5 2 4 4 3 3
3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 2 2 2 2 2 3 3 4 2 3 1 1 3 3 3 3 4 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 4
5 5 5 4 3 3 3 5 4 5 4 2 3 3 3 4 2 3 4 2 2 3 2 3 4 5 4 2 2 2 2 4 4 1 3 3 4
6 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2
7 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4
8 4 4 4 5 2 2 5 5 4 2 2 4 4 4 4 5 4 4 1 2 1 3 3 2 1 3 1 2 1 1 4 2 2 2 3 1
9 4 5 5 4 3 3 5 5 4 3 2 4 5 3 4 4 3 4 4 3 2 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3
10 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 2 2 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2
11 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2
12 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 3 5 4 4 5 5 5 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
13 5 5 4 3 4 4 4 3 5 4 4 3 4 4 5 5 4 5 2 2 1 3 2 3 2 3 1 3 2 2 4 3 2 1 4 2
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3
15 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 2 4 1 1 1 2 2 1 2 2 1 4 1 1 4 4 1
16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
17 5 4 4 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 2 3 4 4 3 1 3 4 3 4 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 2 3 4 4 4 4 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3
19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
20 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 2 2 2 4 4 4 3 5 3 3 3 1 5 3 3 3 5 3
21 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3
22 5 5 3 5 5 5 5 5 5 2 3 2 5 5 5 3 5 5 4 5 1 5 4 5 4 5 2 5 5 5 5 5 5 4 5 2
23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 4 3 3 5 5 5 2 4 3 2 5 4 4 4 3 1
L-35

Kode Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan


Respon-
den 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
24 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 3 3 5 5 4 5 5 4 4 3 3 3 5 3
25 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2
26 5 5 3 5 5 3 5 5 3 4 4 3 4 4 4 4 3 5 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
27 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 3 2 2 4 4 4 5 4 2 4 3 2 4 4 4 4 3 2
28 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 2 3 4 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2
29 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
30 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3
31 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 5 3 5 3 5 5 3 3 4 4 4 4
32 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 5 3 5 3 5 5 3 3 4 4 4 4
33 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 5 3 5 3 5 5 3 3 4 4 4 4
34 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 5 3 5 3 5 5 3 3 4 4 4 4
35 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 5 3 5 3 5 5 3 3 4 4 4 4
36 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3
37 3 3 5 4 2 5 5 5 5 4 2 5 5 5 4 4 5 5 2 2 3 3 4 4 5 5 3 4 2 3 5 4 4 4 5 2
38 3 1 1 3 4 5 4 4 1 2 1 1 4 3 2 3 4 1 3 1 1 3 4 5 4 4 1 2 1 1 4 3 2 3 4 1
39 5 5 5 3 3 4 5 5 5 5 3 3 5 5 4 5 3 5 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 3 5 5 5 4 5 3 5
40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 1 2 1 4 4 5 3 4 3 4 3 4 3 1 4 1
41 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 4 4 4 3 5 4 4 5 4 5 4 4 5
42 5 3 3 4 3 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 1 1 3 3 2 3 3 2
43 5 5 5 5 5 3 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 1 3 3 2 2 1 2 2 1 3 2 1 1 4 1
44 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 3 3 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3
45 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 3 5 5 5 4 5 4
46 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 3 2 1 4 2 3 4 4 2 5 3 2 4 2 2 1 2 2
47 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
48 5 5 3 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 5 3 3 5 3 3 3 3 4 3 3
49 5 5 2 2 3 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 2 2 4 4 4 4 3 1 4 1 1 4 4 4 4 2 2
L-36
Kode Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan
Respon-
den 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
50 5 4 4 5 3 4 5 5 5 4 4 5 4 3 3 3 4 4 5 4 4 4 3 3 5 3 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4
51 5 5 3 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4
52 2 4 4 5 4 4 5 5 4 3 4 3 5 5 3 4 4 3 2 2 2 2 3 3 4 5 2 2 3 2 5 3 3 3 2 2
53 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 2 2 1 3 3 4 3 5 3 3 3 2 4 3 2 3 3 1
54 2 4 4 5 4 4 5 5 4 3 3 4 5 5 4 3 4 4 2 2 2 2 3 3 4 5 2 2 3 2 5 3 3 2 4 3
55 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 2 3 2 4 4 4 4 2 3 2 2 4 4 2 1 4 1
56 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 3 5 5 4 5 5 5 4 4 3 2 3 2 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
57 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 3 5 3 4 3 2 4 4 4 4 4
58 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 4 5 5 3 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 3 4 5 4 4
59 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 2 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 3 4 3 5 3 3 3 2 4 4 4 3 4 3
60 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3
61 5 5 5 5 4 3 5 4 5 4 3 4 5 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 5 4 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3
62 3 4 4 3 4 4 5 5 5 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3 2 3 4 4 2 4 3 3 4 4 3 3 3 2
63 3 3 5 5 3 4 5 5 4 3 5 5 5 4 4 4 5 4 2 3 5 5 3 4 5 5 4 3 5 5 5 4 4 4 5 4
64 3 4 3 3 3 4 5 4 3 3 4 4 5 5 4 5 4 5 2 3 1 3 3 1 3 4 3 3 5 1 2 2 4 1 3 1
65 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5
66 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 2 4 2 3 3 3 5 5 3 2 3 2 3 3 2 3 4 2
67 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3
68 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4
69 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 4 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 4 4 4 2
70 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 3 5 5 4 5 5 4 5 3 3 1 3 3 2 4 5 2 2 3 1 5 4 3 3 5 2
71 5 3 4 3 3 4 5 5 5 3 4 5 5 4 4 4 5 5 4 3 2 3 3 4 4 5 3 3 4 2 4 2 3 2 4 2
72 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
73 5 5 4 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2
74 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 1 3 3 3 3 3 2
75 5 5 5 5 3 4 5 5 5 4 5 3 4 4 5 4 5 5 1 1 1 4 2 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 3 2 1
L-37

Kode Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan


Respon-
den 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
76 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 3 4 4 4 4 4 2 2 3 2 5 5 4 3 2 1 1 3 3 3 3 4
77 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
78 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3 5 5 3 3 4 4 4 4 4
79 3 3 4 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4
80 3 3 5 4 3 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 3 3 3 3 2 2 1 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3
81 4 4 3 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 2 2 3 2 4 3 3 3 2 2 1 4 3 2 2 4 2
82 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
83 5 5 5 4 4 3 5 5 5 3 4 5 5 3 4 5 5 5 4 2 2 2 3 3 4 4 2 3 4 1 4 3 2 4 3 1
84 5 5 4 4 5 5 5 5 5 3 3 2 5 4 4 3 3 5 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2
85 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 2
86 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 2 2 3 3 5 5 5 3 5 5 5 5 4 4 3 5 5
87 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 2 3 1 2 2 4 2 4 4 3 2 2 5 4 2 2 3 2
88 4 3 4 5 4 4 5 4 4 3 4 5 5 4 4 5 5 5 4 3 4 5 5 4 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4
89 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5
90 5 5 5 5 4 3 5 4 5 4 3 4 5 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 5 4 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3
91 4 5 4 3 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 3 4 2 4 3 4 4 4 2 2 4 3 3 3 3 3 4 5
92 3 5 4 4 3 4 5 5 5 4 3 5 5 4 4 5 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 2 3 2 2 4 3 3 3 3 2
93 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 3 4 4
94 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
95 3 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 3 4 4 3 3 5 4 4 4 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 5
96 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
97 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 1 3 3 3 2 2 2 2 1 3 3 3 1 1 2 1
98 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 3 1 4 5 5 4 3 3 3 3 1 2 1 4 4 5 3 4 1 1 2 1 1 1 2 1
99 5 5 3 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 3 3 4 5 5 3 4 3 2 5 3 4 3 4 2
100 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 1 2 1 4 4 5 3 4 1 1 2 1 1 1 2 1
101 5 4 5 5 4 3 4 4 5 5 5 2 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 3 2 4 4 2 3 3 1 4 4 2 3 3 3
L-38
Kode Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan
Respon-
den 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
102 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 2 3 3 4 4 5 2 3 4 3 3 3 3 2 5 4
103 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 1 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3
104 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 3 5 4 4 3 4 3 3 5 5 2 5 5 5 4 5 2 3 3 3 4 4 2 3 2 2
105 3 3 3 3 4 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
106 3 5 5 4 4 4 5 5 5 3 3 5 5 5 5 4 4 3 4 3 1 4 2 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 3 2
107 5 3 2 5 3 5 4 5 5 4 5 2 5 3 5 5 5 5 2 2 1 3 3 4 3 5 2 4 3 2 5 2 4 4 5 2
108 5 3 5 5 5 4 3 5 5 4 2 5 5 5 5 5 4 5 3 2 1 2 1 4 2 4 2 2 3 1 3 2 1 3 4 1
109 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3
110 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 3 4 3 5 5 5 3 3 5 5 5 4 5 5 5
111 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
112 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
113 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 3 3 3 4 3 4 2 4 4 2 2 4 3 3 3 4
114 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 5 2 2 2 3 2 3 3 1 2 1 4 4 5 3 4 1 1 2 1 1 1 2 1
115 4 4 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
116 4 5 5 4 4 3 5 5 5 4 3 5 5 5 3 3 5 5 3 3 1 2 1 4 4 5 3 4 1 1 2 1 1 1 2 1
117 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 2 1 3 2 3 4 4 4 3 3 2 3 2 2 2 2 2
118 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
119 4 5 3 5 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 3 4 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3
120 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 3 2 4 4 3 5 4 4 4 3 3 3 3 3 4 5 4 4 3 2 4 3 3 4 4 4
121 3 3 4 3 4 3 4 5 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 4 2 4 5 5 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3
122 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3
123 2 2 2 3 2 2 5 2 5 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
124 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 3 5 5 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3
125 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 3 2 2 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 3 4 2
126 5 3 5 5 3 2 5 4 5 2 3 3 5 4 4 4 4 3 3 2 1 4 3 3 4 4 5 3 3 3 3 5 4 4 4 3
127 5 5 5 3 4 4 5 5 5 4 3 4 4 4 4 5 5 5 4 3 2 2 2 4 5 4 4 4 3 2 4 3 4 4 5 4
L-39

Kode Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan


Respon-
den 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
128 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4
129 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4
130 3 4 4 5 3 4 5 4 5 3 3 4 4 3 5 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
131 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3
132 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 2 2 2 4 2 3 3 2 3 4 2 1 3 3 1 4 3 4 1 3 4
133 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 3 5 5 5 5 5 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 3 4 3
134 4 4 5 4 5 5 5 4 5 3 3 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4
135 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 4 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 2 2
136 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 3 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4
137 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4
138 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 3 3 5 5 5 5 5 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3
139 5 5 3 5 5 4 4 5 5 3 3 4 4 4 4 5 4 5 3 3 3 5 5 5 4 5 5 4 4 3 3 3 3 4 4 4
140 4 4 3 4 3 4 5 5 5 4 3 5 4 4 4 4 5 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3
141 5 4 2 4 4 5 5 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 5 3 2 2 3 3 4 2 4 3 3 3 2 4 4 3 2 3 2
142 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4
143 5 4 3 3 3 5 5 5 5 5 3 3 3 4 5 4 2 3 3 3 2 2 4 3 5 3 3 3 2 5 3 3 3 3 2 2
144 4 4 3 4 3 4 5 5 4 3 3 5 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3
145 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 5 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2 2
146 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 5 5 3 4 3 3 4 5 4 3 3 4 5 4 5 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3
147 4 3 4 3 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3
148 5 4 5 5 3 4 4 4 4 4 3 5 5 3 4 5 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4
149 5 4 4 5 3 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 3 2 2
150 3 3 4 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4
151 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 1 4 1 4 3 2 3 4 1 3 2 1 2 4 2 3 4 4
152 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 3 4 5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3
153 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 3 4 4 5 5 5 4 1 1 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2
L-40
Kode Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan
Respon-
den 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
154 4 4 3 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 2 2 1 2 2 1 4 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 1
155 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 3 1 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3
156 5 5 3 3 3 3 5 5 5 4 4 3 5 3 3 4 4 4 1 1 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 3 2 3 1
157 5 5 2 4 5 4 5 5 5 5 5 2 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
158 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4 3 5 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 1 4 3 4 3 3 3
159 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 2 5 5 3 5 2 3 1 1 5 5 5 3 3 3
160 2 4 2 3 4 5 4 5 5 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3
161 3 4 5 4 4 5 5 2 3 2 1 5 5 2 3 4 4 2 3 3 4 4 4 2 5 3 5 5 2 2 5 3 4 3 4 4
162 4 4 2 4 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 4 5 3 3 2 2 5 4 5 5 5 4 4 4 3 5 4 3 5 5 5
163 5 4 3 4 4 4 5 5 5 3 3 5 5 4 4 5 4 5 3 3 4 4 3 4 5 5 5 3 3 4 4 4 4 4 3 3
164 5 5 3 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 3 3 4 5 5 3 4 3 2 5 3 4 3 5 2
165 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 3 1 4 4 5 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 1 3 3 3 2 3 3 3 2 2
166 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 1 3 3 3 2 2 2 2 1 3 3 1 1 1 2 1
167 5 5 5 4 4 3 5 5 5 3 4 5 5 3 4 5 5 5 4 2 2 2 3 3 4 4 2 3 4 1 4 3 2 4 3 1
168 5 3 4 3 3 4 5 5 5 3 4 5 5 4 4 4 5 5 4 3 2 3 3 4 4 5 3 3 4 2 4 2 3 2 4 2
169 3 3 5 5 3 4 5 5 4 3 5 5 5 4 4 4 5 4 2 3 5 5 3 4 5 5 4 3 5 5 5 4 4 4 5 4
170 5 5 3 4 5 4 5 5 5 5 3 4 5 4 5 4 5 5 3 3 1 2 4 3 4 5 2 5 3 3 4 3 2 2 2 5
171 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 1 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
172 5 5 3 4 2 5 5 5 5 4 4 5 4 3 4 4 4 5 3 4 1 3 3 5 4 3 3 4 4 2 4 3 2 2 4 2
173 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 2 1 2 4 4 4 2 4 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3
174 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
175 5 5 4 5 3 1 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
176 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3
177 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 2 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 3 4 3 5 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3
178 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 4 5 5 3 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 3 4 5 4 4
179 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 3 5 5 5 4 1 3
L-41

Kode Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan


Respon-
den 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
180 3 3 3 3 3 3 5 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
181 5 5 3 5 4 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 4 5 4 5 3 2 4 4 5 5 5 2 4 5 3 4 5 5 4 5 3
182 5 3 3 3 3 5 4 5 5 3 3 4 4 4 3 3 4 5 4 3 2 3 3 5 3 5 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3
183 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 4 1 5 5 5 5 5 4 3 3 4 5 4 5 4 4 1 3 2 3 3 3 3 2 3 3
184 5 5 3 4 5 3 5 3 5 3 3 5 5 5 4 4 4 5 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 4 3 3 3 3 2
185 5 5 3 4 5 3 5 3 5 3 3 5 5 5 4 4 4 5 4 4 2 3 4 3 3 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 2
186 5 5 3 4 5 3 5 3 5 3 3 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 2
187 5 5 3 4 5 3 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 3 3 2 4 4 3 3 4 2 3 2 2 4 3 3 3 3 2
188 5 5 3 4 5 3 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 3 3 2 4 4 3 4 3 2 2 3 2 4 3 3 3 4 2
189 5 5 3 4 5 3 5 3 5 3 4 4 4 4 4 4 3 5 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 2
190 5 5 3 4 5 3 5 3 5 3 3 5 5 5 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 4 2
191 5 5 5 5 5 3 5 3 5 3 3 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 2
192 5 5 3 4 5 3 5 3 5 3 3 5 5 5 4 4 4 5 3 4 4 3 4 4 3 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 2
193 5 5 3 4 5 3 5 3 5 3 3 5 5 5 4 4 4 5 3 4 3 4 3 4 4 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 2
194 5 5 3 4 5 3 5 3 5 3 3 5 5 5 4 4 4 5 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 1
195 5 5 3 4 5 3 5 3 5 5 3 5 5 5 3 3 3 5 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 2 2 4 3 3 3 3 2
196 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 3 5 4 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4
197 5 5 4 3 2 5 5 5 5 3 3 5 5 3 3 5 2 5 3 1 1 5 1 4 5 5 2 4 1 1 5 1 3 4 2 1
198 5 5 3 4 5 3 5 3 5 3 3 5 5 5 4 4 4 5 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 4 3 3 3 3 2
199 5 5 5 3 4 4 5 5 5 4 2 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 3 3 3 5 5 5 4 2 5 5 4 4 5 5 5
200 2 2 1 1 4 2 2 1 2 3 5 1 2 3 2 3 3 2 4 3 4 5 4 4 4 5 3 3 5 3 4 4 3 3 3 2
201 4 5 5 4 4 4 5 5 5 3 2 3 4 3 3 3 4 4 4 3 2 5 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2
202 5 5 4 3 3 4 5 5 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 2 2 1 3 2 5 5 5 3 4 3 3 4 1 3 2 4 2
203 5 5 3 3 5 3 5 5 4 5 2 5 3 5 5 3 5 5 1 5 1 3 3 4 5 5 5 5 1 1 3 3 3 3 3 1
204 4 4 5 3 4 4 5 5 5 4 3 5 4 5 4 5 4 5 3 2 1 3 2 4 3 4 2 3 2 1 4 2 3 3 3 2
205 5 4 3 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 3 2 1 4 3 5 5 5 3 5 3 4 5 5 3 2 3 3
L-42
Kode Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan
Respon-
den 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
206 5 5 4 5 4 4 4 5 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4
207 4 4 4 3 3 3 4 4 5 3 3 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4
208 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
209 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
210 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
211 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 5 3 5 3 5 5 3 3 4 4 4 4
212 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 5 3 5 3 5 5 3 3 4 4 4 4
213 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 5 3 5 3 5 5 3 3 4 4 4 4
214 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 5 3 5 3 5 5 3 3 4 4 4 4
215 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 5 3 5 3 5 5 3 3 4 4 4 4
216 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3
217 3 3 5 4 2 5 5 5 5 4 2 5 5 5 4 4 5 5 2 2 3 3 4 4 5 5 3 4 2 3 5 4 4 4 5 2
218 3 1 1 3 4 5 4 4 1 2 1 1 4 3 2 3 4 1 3 1 1 3 4 5 4 4 1 2 1 1 4 3 2 3 4 1
219 5 5 5 3 3 4 5 5 5 5 3 3 5 5 4 5 3 5 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 3 5 5 5 4 5 3 5
220 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 1 2 1 4 4 5 3 4 3 4 3 4 3 1 4 1
221 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 4 4 4 3 5 4 4 5 4 5 4 4 5
222 5 4 3 4 3 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 1 1 3 3 2 3 3 2
223 5 5 5 5 5 3 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 2 3 3 2 2 1 2 2 1 3 2 1 1 4 1
224 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 3 3 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3
225 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 3 5 5 5 4 5 4
226 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 3 2 1 4 2 3 4 4 2 5 3 2 4 2 2 1 2 2
227 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
228 5 5 3 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 5 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3
229 5 5 2 2 3 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 2 2 4 4 4 4 3 1 4 1 1 4 4 4 4 2 2
230 5 4 4 5 3 4 5 5 5 4 4 5 4 3 3 3 4 4 5 4 4 4 3 3 5 3 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4
231 5 5 3 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4
L-43

Kode Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan


Respon-
den 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
232 2 4 4 5 4 4 5 5 4 3 4 3 5 5 3 4 4 3 2 2 2 2 3 3 4 5 2 2 3 2 5 3 3 3 2 2
233 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 2 2 1 3 3 4 3 5 3 3 3 2 4 3 2 3 3 1
234 2 4 4 5 4 4 5 5 4 3 3 4 5 5 4 3 4 4 2 2 2 2 3 3 4 5 2 2 3 2 5 3 3 2 4 3
235 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 2 3 2 4 4 4 4 2 3 2 2 4 4 2 1 4 1
236 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 3 5 5 4 5 5 5 4 4 3 2 3 2 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
237 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 3 5 3 4 3 2 4 4 4 4 4
238 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 4 5 5 3 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 3 4 5 4 4
239 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 2 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 3 4 3 5 3 3 3 2 4 4 4 3 4 3
240 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3
241 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 5 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 1 4 3 3 3 4 3
242 3 4 2 4 4 3 5 5 4 3 3 3 4 5 3 2 4 3 3 4 2 5 3 3 5 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3
243 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 3 5 5 5 5 5 4 5 4 5 1 3 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 4 4 4
244 5 4 3 4 4 5 5 4 4 3 4 5 4 5 3 3 3 5 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3
245 5 5 4 3 3 5 4 4 3 5 4 4 5 3 5 4 5 3 5 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3
246 5 5 4 4 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4
247 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 3 5 5 5 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2
248 4 4 3 4 5 4 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 1 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2
249 4 5 3 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 1 4 5 5 4 5 5
250 5 5 4 5 4 4 5 5 5 3 3 5 5 5 4 5 5 5 5 4 1 5 5 4 5 5 4 4 3 2 5 5 4 4 3 3
251 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3
252 5 5 4 4 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 1
253 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 1 3 3 3 3 3 4
254 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4
255 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 3 3 1 4 3 4 3 2 3 3 4 2 4 4 4 3 4 2
256 4 4 4 4 4 2 5 4 5 3 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 4 4 4 4
257 4 5 5 3 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 4 4 5 3 4 2 3 4 4 5 4 5 3 3 1 5 3 3 3 3 1
L-44
Kode Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan
Respon-
den 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
258 5 5 3 4 4 3 5 4 5 4 3 4 4 3 3 3 5 5 3 3 1 1 4 5 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3
259 5 5 3 3 5 4 5 5 5 4 3 4 5 4 5 4 5 5 3 3 1 2 4 3 4 5 2 5 3 3 4 3 2 3 3 5
260 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 1 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
261 5 5 3 4 2 5 5 5 5 4 4 5 4 3 4 4 4 5 3 4 1 3 3 5 4 3 3 4 4 2 4 3 2 2 4 2
262 5 5 3 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 3 5 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 1 4 4 3 3 3 4
263 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 1 4 3 3 3 3 1
264 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 4 5 5 3 1 1 4 3 4 4 5 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2
265 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 5 5 5 5 4 3 3 1 1 4 5 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3
266 5 5 5 5 5 4 5 5 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 3 3 1 1 4 5 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3
267 4 4 3 3 4 4 4 4 5 3 3 5 4 4 4 4 4 5 3 2 2 3 4 4 4 5 3 3 3 1 4 4 4 4 4 2
268 4 4 3 4 5 4 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 1 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2
269 4 5 3 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 1 4 5 5 4 5 5
270 5 5 4 5 4 4 5 5 5 3 3 5 5 5 4 5 5 5 5 4 1 5 5 4 5 5 4 4 3 2 5 5 4 4 3 3
271 5 5 4 4 5 5 5 5 5 3 3 2 5 4 4 3 3 5 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2
272 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3
273 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2
274 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 2 2 3 3 5 5 5 3 4 4 4 5 4 4 3 5 5
275 5 5 3 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 3 5 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 1 4 4 4 3 3 4
276 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 3 4 3 4 4 3 4 4 3 1 4 3 3 3 3 3 4 1
277 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 4 5 5 3 1 1 4 3 4 4 5 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2
278 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 1 4 4 3 3 3 3
279 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3
280 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
281 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 3 5 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4
282 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 3 5 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4
283 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 3 5 5 4 5 5 5 4 4 3 2 3 2 4 2 2 1 4 3 2 4 4 4 4 4 3
L-45

Kode Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan


Respon-
den 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
284 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 3 2 3 2 4 4 4 4 2 3 2 2 4 4 2 1 4 1
285 2 4 4 5 4 4 5 5 4 3 3 4 5 5 4 3 4 4 2 2 2 2 3 3 4 5 2 2 3 2 5 3 3 2 4 3
286 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 1 1 3 3 3 4 2
287 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 4
288 5 5 4 3 3 3 5 4 5 4 2 3 3 4 2 3 4 4 2 2 3 2 3 4 5 4 2 2 2 2 4 4 1 3 3 4
289 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 1 5 3 3 4 4 4 4 4 2 5 3 1 1 5 1
290 3 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 3 4 4 3 3 5 4 4 4 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 5
291 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
292 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 3 4 4
293 3 5 4 4 3 4 5 5 5 4 3 5 5 4 4 5 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 2 3 2 2 4 3 3 3 3 2
294 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 1 2 1 4 3 2 3 4 1 3 2 1 2 4 2 3 4 4
295 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 3 4 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3
296 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 3 4 4 5 5 5 4 1 1 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2
297 5 5 3 5 4 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 4 5 4 5 3 2 4 4 5 5 5 2 4 5 3 4 5 5 4 5 3
298 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 4 1 5 5 5 5 5 4 3 3 4 5 4 5 4 4 1 2 3 3 3 3 3 2 3 3
299 5 5 3 4 5 3 5 3 5 3 3 5 5 5 4 4 4 5 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 2
300 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2
301 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 3 5 4 4 5 5 5 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
302 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 2 2 1 3 3 4 3 5 3 3 3 5 4 3 2 3 3 1
303 5 5 3 5 5 5 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 4 3 4 5 4 3 3 3 3 4 4 4 5 4
304 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 3 2 1 4 2 3 4 4 2 5 3 2 4 2 2 1 2 2
305 5 5 4 4 5 5 5 5 5 3 3 2 5 4 4 3 3 5 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2
306 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3
307 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2
308 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 2 2 3 3 5 5 5 3 4 4 4 5 4 4 3 5 5
309 5 5 3 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 3 5 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 1 4 4 4 3 3 4
L-46
Kode Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan
Respon-
den 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
310 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 3 4 3 4 4 3 4 4 3 1 4 3 3 3 3 3 4 1
311 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 4 5 5 3 1 1 4 3 4 4 5 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2
312 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 1 4 4 3 3 3 3
313 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3
314 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
315 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 2 2 3 5 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4
316 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 3 5 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4
317 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 3 5 5 4 5 5 5 4 4 3 2 3 2 4 2 2 1 4 3 2 4 4 4 4 4 3
318 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 3 2 3 2 4 4 4 4 2 3 2 2 4 4 2 1 4 1
319 2 4 4 5 4 4 5 5 4 3 3 4 5 5 4 3 4 4 2 2 2 2 3 3 4 5 2 2 3 2 5 3 3 2 4 3
320 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 1 1 3 3 3 4 2
321 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 4
322 5 5 4 3 3 3 5 4 5 4 2 3 3 4 2 3 4 4 2 2 3 2 3 4 5 4 2 2 2 2 4 4 1 3 3 4
323 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 1 5 3 3 4 4 4 4 4 2 5 3 1 1 5 1
324 3 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 3 4 4 3 3 5 4 4 4 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 5
325 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
326 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 3 4 4
327 3 5 4 4 3 4 5 5 5 4 3 5 5 4 4 5 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 2 3 2 2 4 3 3 3 3 2
328 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 1 4 1 4 3 2 3 4 1 3 2 1 2 4 2 3 4 4
329 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 3 4 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3
330 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 4 4 5 5 5 4 1 2 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2
331 5 5 3 5 4 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 4 5 4 5 3 2 4 4 5 5 5 2 4 5 3 4 5 5 4 5 3
332 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 4 1 5 5 5 5 5 4 3 3 4 5 4 5 4 4 1 2 3 3 3 3 3 2 3 3
333 5 5 3 4 5 3 5 3 5 3 3 5 5 5 4 4 4 5 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 2
334 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2
L-47

Lampiran 6. Data Penilaian AHP

1. Ahli 1
a. Kinerja Operasional Kereta Api Penataran
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Hasil kali Lamda CI RI CR
1 0,333 5 5 3,999 2,38 27,331 13,33 47,04 0,306737 1,224953 3,993494 0,078249 0,9 0,086943
3 1 7 5 8,4 3,9986 44 27,331 83,7296 0,545982 2,302919 4,21794
0,2 0,1428 1 0,333 0,895 0,4188 3,9986 2,38 7,6924 0,05016 0,221815 4,422116
0,2 0,2 3 1 1,6 0,895 8,4 3,999 14,894 0,09712 0,418145 4,305433
153,356 Lamda max= 4,234746

b. Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran


Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Hasil kali Lamda CI RI CR
1 0,5 0,2 0,2 0,333 0,333 5,998 3,665 0,993989 1,443889 2,199 2,382 16,68188 0,045973 0,298218 6,486762 0,084874 1,24 0,068447
2 1 0,5 0,333 0,333 0,5 10,664 5,998 1,871778 2,926889 4,081 3,998 29,53967 0,081408 0,542033 6,658233
5 2 1 3 3 2 44 28,5 5,998 9,665 18,331 18,665 125,159 0,344924 2,197973 6,372346
5 3 0,333 1 3 2 32,665 22,166 5,165 5,997 10,663 13,831 90,487 0,249372 1,550574 6,217921
3 3 0,333 0,333 1 2 21,33 13,165 3,876889 4,264 5,996 7,831 56,46289 0,155605 0,981086 6,304967
3 2 0,5 0,5 0,5 1 16,5 9,5 2,933 3,9325 5,665 5,999 44,5295 0,122718 0,798404 6,506
362,8599 Lamda max= 6,424371

c. Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng


Hasil
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Lamda CI RI CR
kali
1 3 5 3 5 5 2 5 7,998 18,33 92,5 21,995 47,5 61 12,995 50 262,318 0,288134 2,662638 9,240964 0,13801 1,41 0,097879
0,333 1 3 2 3 2 0,5 5 4,182 7,997 60,165 9,929 26,765 35,165 6,33 23,265 150,533 0,165348 1,396632 8,44663
0,2 0,333 1 0,2 0,2 2 0,333 0,2 1,223989 3,1386 7,998 3,1312 5,398 8,065 2,1051 6,43 31,05989 0,034117 0,34444 10,09594
0,333 0,5 5 1 3 3 0,5 3 3,8825 7,763 46,165 7,996 19,165 32,165 6,179 16,665 123,3155 0,135452 1,129485 8,338654
0,2 0,333 5 0,333 1 2 0,333 0,5 2,288278 4,8635 18,163 4,4305 7,997 18,664 3,83 8,329 60,23628 0,066164 0,575216 8,693732
0,2 0,5 0,5 0,333 0,5 1 0,333 0,5 1,143889 2,8655 11,164 3,365 6,598 7,998 1,9155 7,514 35,04989 0,038499 0,377723 9,811145
0,5 2 3 2 3 3 1 5 5,132 10,998 66 13,763 32,6 40,5 7,997 32,1 176,99 0,194409 1,745802 8,980064
0,2 0,2 5 0,333 2 2 0,2 1 2,477489 4,8975 24,865 4,398 9,199 20,999 4,0635 7,999 70,89949 0,077877 0,632472 8,121406
Lamda
910,402l 8,96607
max =
L-48
d. Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru
Hasil
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Lamda CI RI CR
kali
1 2 3 2 2 3 2 3 7 8,997 34,830 42,931 10,264 12,998 62,331 20,499 26,064 91,000 309,913 0,205 2,084 10,182 0,125 1,450 0,086
0,5 1 3 0,333 0,2 2 2 0,333 3 4,471 8,996 21,164 4,704 5,004 31,163 8,099 10,030 39,896 133,527 0,088 0,870 9,862
0,333 0,333 1 0,333 0,333 5 0,2 0,333 3 3,470 8,594 8,661 3,249 3,704 17,593 5,496 6,439 31,657 88,862 0,059 0,574 9,776
0,5 3 3 1 2 5 2 3 7 9,163 32,830 41,831 8,997 10,598 59,831 20,165 22,563 89,500 295,477 0,195 1,944 9,966
0,5 5 3 0,5 1 5 2 3 7 9,413 28,330 43,331 8,663 8,998 56,331 21,165 18,729 85,000 279,959 0,185 1,838 9,945
0,333 0,5 0,2 0,2 0,2 1 0,333 0,333 3 1,888 5,497 7,429 2,105 2,338 8,996 3,939 4,364 16,561 53,117 0,035 0,366 10,449
0,5 0,5 5 0,5 0,5 3 1 2 5 5,794 16,830 22,265 6,062 6,745 46,165 8,999 12,331 56,000 181,190 0,120 1,143 9,551
0,333 3 2 0,333 0,333 3 0,5 1 5 5,128 13,411 20,762 4,728 4,828 29,494 11,397 8,661 43,493 141,902 0,094 0,936 9,989
0,143 0,333 0,333 0,143 0,143 0,333 0,2 0,2 1 0,983 3,071 4,417 1,098 1,267 6,053 2,200 2,418 8,996 30,504 0,020 0,207 10,271
1514,450 Lamda max = 9,999

2. Ahli 2
a. Kinerja Operasional Kereta Api Penataran
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Hasil kali Lamda CI RI CR
1 3 3 2 3,998 7,665 19 14,5 45,163 0,460291 1,925451 4,183113 0,088799 0,9 0,098665
0,333 1 3 3 3,165 3,997 12,999 8,166 28,327 0,288703 1,194998 4,1392
0,333 0,333 1 0,5 1,026889 1,8315 3,998 2,665 9,521389 0,09704 0,423438 4,363544
0,5 0,333 2 1 1,776889 2,832 6,499 3,999 15,10689 0,153966 0,67433 4,379728
98,11828 Lamda max = 4,266396

b. Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran


Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Hasil kali Lamda CI RI CR
1 0,5 0,5 0,333 0,333 2 5,998 2,471778 3,333 3,942889 5,165 7,665 28,57567 0,086963 0,599691 6,895952 0,116333 1,24 0,093817
2 1 2 3 3 2 27 5,998 9 12,331 20,666 27 101,995 0,310396 2,011955 6,481899
2 0,5 1 2 2 2 18 4,332 6 7,498 13,166 19 67,996 0,206929 1,327478 6,415148
3 0,333 0,5 1 3 3 18,166 4,915 6,166 5,996 10,498 19,666 65,407 0,19905 1,256753 6,313769
3 0,333 0,5 0,333 1 2 9,665 3,526889 4,3325 4,33 5,997 12,665 40,51639 0,123301 0,804023 6,520794
0,5 0,5 0,5 0,333 0,5 1 5,499 1,777389 2,6665 3,499 4,6655 5,999 24,10639 0,073362 0,50344 6,862432
328,5964 Lamda max = 6,581666
L-49

c. Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng


Hasil
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Lamda CI RI CR
kali
1 2 3 0,2 0,333 0,5 0,5 2 7,998 10,599 13,9655 2,649 4,1475 17,665 6,016 16,916 63,04 0,088321 0,826395 9,356716 0,1408 1,41 0,099
0,5 1 2 0,333 0,333 0,333 0,5 2 6,996 7,997 9,941 2,0656 3,525 14,58 5,0815 12,4975 50,18738 0,070314 0,658131 9,35987
0,333 0,5 1 0,25 0,333 3 0,5 2 11,165 14,415 7,997 2,0661 3,692 13,582 5,3325 10,082 58,24999 0,08161 0,711856 8,722645
5 3 4 1 2 5 3 5 37,332 47,5 45,165 7,998 13,661 47,499 21 46,5 220,155 0,308444 2,741105 8,886878
3 3 3 0,5 1 3 2 2 21,999 29 28,999 5,015 7,996 27,999 12,5 30 133,508 0,187049 1,669586 8,925935
2 3 0,333 0,2 0,333 1 0,5 0,5 8,8598 13,015 15,715 2,315 3,342 7,997 5,1825 14,332 56,42703 0,079056 0,710396 8,985974
2 2 2 0,333 0,5 2 1 2 13,831 18,499 18,498 3,282 5,33 18,831 7,999 19,665 86,27 0,120867 1,084383 8,97171
0,5 0,5 0,5 0,2 0,5 2 0,5 1 8,9165 11,35 7,466 1,608 2,8155 9,4165 4,35 8 45,9225 0,064339 0,55822 8,676253
713,7599 8,985748

d. Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru


Hasil
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Lamda CI RI CR
kali
1 2 3 0,333 0,333 3 3 3 2 8,994 20,327 42,162 4,260 4,473 25,663 20,329 33,496 21,995 181,699 0,118 1,190 10,082 0,143 1,450 0,099
0,5 1 3 0,2 0,2 0,333 3 3 2 6,308 8,996 27,799 2,806 2,820 20,365 13,166 26,067 16,066 124,391 0,081 0,791 9,796
0,333 0,333 1 0,1428 0,1428 0,333 0,333 2 0,333 2,744 4,702 8,994 1,179 1,259 7,965 5,425 9,210 5,544 47,022 0,031 0,316 10,360
3 5 7 1 2 3 5 5 5 23,660 43,161 93,500 8,998 10,426 54,996 52,831 83,500 56,331 427,402 0,278 2,792 10,058
3 5 7 0,5 1 3 5 7 7 20,826 37,327 90,000 8,798 8,997 58,496 47,331 80,000 49,831 401,605 0,261 2,586 9,913
0,333 3 3 0,333 0,333 1 0,5 0,5 0,5 5,746 11,578 23,911 2,272 2,714 8,995 15,828 22,995 13,911 107,950 0,070 0,704 10,038
0,333 0,333 3 0,2 0,2 2 1 2 2 5,364 11,997 23,798 2,572 2,643 15,309 8,997 19,398 10,731 100,808 0,065 0,665 10,149
0,333 0,333 0,5 0,2 0,1428 2 0,5 1 0,5 3,110 9,629 14,398 1,586 1,772 8,305 6,129 8,998 6,498 60,424 0,039 0,415 10,578
0,5 0,5 3 0,2 0,1428 2 0,5 2 1 4,776 11,546 19,900 2,332 2,432 12,694 8,713 17,000 8,999 88,391 0,057 0,593 10,323
1539,692 10,144

3. Ahli 3
a. Kinerja Operasional Kereta Api Penataran
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Hasil kali Lamda CI RI CR
1 4 3 0,5 3,999 10,499 20,5 2,932 37,93 0,334478 1,34579 4,023554 0,07135 0,9 0,079278
0,25 1 3 0,333 2,165 3,998 8,415 1,391 15,969 0,140819 0,597252 4,241263
0,333 0,333 1 0,2 1,14925 2,598 3,998 0,677389 8,422639 0,074273 0,322633 4,343865
2 3 5 1 6,415 15,665 25 3,999 51,079 0,45043 1,91321 4,247522
113,4006 4,214051
L-50

b. Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran


Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Hasil kali Lamda CI RI CR
1 2 3 0,5 2 0,5 5,999 7,749 16,5 3,515 12,75 11,5 58,013 0,186416 1,194952 6,41014 0,111367 1,24 0,089812
0,5 1 3 0,3 2 2 7,599 5,899 14,4 3,515 9,9 10,35 51,663 0,166011 1,09244 6,580522
0,333 0,333 1 0,333 1 0,5 2,9985 3,081 5,997 1,5154 4,581 4,4985 22,6714 0,072851 0,481903 6,614904
2 3 3 1 3 2 11,999 13,499 28 5,898 20 18,5 97,896 0,314574 2,038022 6,478673
0,5 0,5 1 0,333 1 2 6,249 4,332 9,999 2,399 5,999 6,416 35,394 0,113733 0,76038 6,685646
2 0,5 2 0,5 0,5 1 6,166 7,416 13,5 2,9825 9,5 6 45,5645 0,146415 0,962108 6,57112
311,2019 6,556834

c. Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng


Hasil
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Lamda CI RI CR
kali
1 2 2 0,2 0,333 0,5 3 0,5 7,998 8,848 21,066 2,085 4,330 5,514 15,565 20,899 65,405 0,084 0,731 8,666 0,141 1,410 0,100
0,5 1 2 0,333 0,333 0,5 3 2 10,663 7,997 19,496 1,999 4,995 5,913 12,746 21,080 63,809 0,082 0,744 9,036
0,5 0,5 1 0,1428 0,333 0,333 0,333 3 9,740 5,704 7,996 1,206 2,934 4,204 7,331 10,914 39,114 0,050 0,474 9,394
5 3 7 1 5 3 7 7 52,331 46,331 77,331 7,997 20,656 33,162 60,331 81,500 298,139 0,385 3,405 8,851
3 3 3 0,2 1 3 3 3 22,999 22,599 38,399 4,283 7,994 13,098 29,399 38,900 138,771 0,179 1,565 8,738
2 2 3 0,333 0,333 1 0,5 3 15,331 13,165 19,829 2,727 5,828 7,664 18,829 24,330 83,371 0,108 0,979 9,101
0,333 0,333 3 0,1428 0,333 0,333 1 2 8,712 5,925 10,996 1,355 3,378 4,425 7,162 16,830 41,952 0,054 0,526 9,717
2 0,5 0,333 0,1428 0,333 0,5 0,5 1 7,296 7,760 10,665 1,204 2,656 3,955 10,859 8,498 44,396 0,057 0,479 8,370
774,957 8,984

d. Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru


Hasil
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Lamda CI RI CR
kali
1 2 2 0,2 0,2 0,333 2 0,333 0,5 8,998 10,331 17,010 2,144 1,963 5,709 15,333 15,265 5,265 82,017 0,056 0,561 10,035 0,139 1,45 0,096
0,5 1 2 0,2 0,2 0,333 3 0,5 0,5 8,999 8,998 16,066 2,100 1,896 5,765 12,416 16,766 4,932 77,937 0,053 0,538 10,129
0,5 0,5 1 0,2 0,1428 0,333 0,5 3 0,333 13,879 11,546 8,997 2,019 1,563 4,342 8,379 10,396 4,313 65,433 0,045 0,462 10,362
5 5 5 1 1 5 5 3 3 52,500 56,165 71,999 8,998 8,579 27,494 63,000 61,165 23,330 373,230 0,254 2,553 10,034
5 5 7 1 1 3 5 5 5 57,500 59,165 74,665 10,330 8,999 30,826 67,000 67,165 25,996 401,646 0,274 2,769 10,112
3 3 3 0,2 0,333 1 2 3 0,5 22,665 23,831 27,830 4,099 3,594 8,995 26,165 24,764 9,430 151,373 0,103 1,035 10,031
0,5 0,333 2 0,2 0,2 0,5 1 2 0,333 12,333 10,832 11,231 2,043 1,685 4,875 8,998 14,099 4,599 70,695 0,048 0,495 10,276
3 2 0,333 0,333 0,2 0,333 0,5 1 0,5 12,081 14,997 17,230 2,266 2,091 5,957 17,998 8,996 5,943 87,558 0,060 0,600 10,050
0,5 0,5 3 0,2 0,1428 2 0,5 2 1 22,665 23,164 29,731 3,932 3,627 10,762 25,165 28,665 8,997 156,708 0,107 1,069 10,003
1466,597 10,115
L-51

4. Ahli 4
a. Kinerja Operasional Kereta Api Penataran
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Hasil kali Lamda CI RI CR
1 4 3 3 3,998 10,499 24 15,5 53,997 0,52969 2,16785 4,092676 0,075515 0,9 0,083906
0,25 1 3 2 2,165 3,999 10,75 6,25 23,164 0,22723 0,942209 4,146499
0,333 0,333 1 0,5 0,91575 2,248 3,998 2,665 9,82675 0,096397 0,421793 4,375593
0,333 0,5 2 1 1,457 2,998 6,499 3,999 14,953 0,146683 0,629478 4,291413
101,9408 4,226545

b. Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran


Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Hasil kali Lamda CI RI CR
1 0,333 0,333 0,2 0,333 0,333 5,996 4,33 2,509889 0,73593 2,708889 2,265 18,54571 0,044136 0,301354 6,827784 0,107873 1,24 0,086994
3 1 0,333 0,2 0,333 0,5 10,498 5,997 3,4815 1,324941 3,931 3,4315 28,66394 0,068217 0,457936 6,712983
3 3 1 0,1428 2 2 27,714 17,713 5,9976 2,8176 10,4264 7,9274 72,596 0,172769 1,086598 6,289302
5 5 7 1 3 3 64 47,665 20,33 5,9976 29,33 25,665 192,9876 0,459286 2,997211 6,525807
3 3 0,5 0,333 1 0,5 19,665 11,164 5,579 2,1039 5,997 5,498 50,0069 0,11901 0,763687 6,416993
3 2 0,5 0,333 2 1 21,165 14,164 5,996 2,4034 7,664 5,998 57,3904 0,136582 0,882771 6,463312
420,1905 6,539363

c. Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng


Hasil
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Lamda CI RI CR
kali
1 3 0,333 0,111 0,1428 0,333 3 0,5 7,995 11,663 5,711 1,033 2,646 4,866 19,378 7,378 53,291 0,040 0,355 8,909 0,140 1,41 0,099
0,333 1 0,5 0,111 0,1428 0,333 3 0,5 7,163 7,996 4,655 0,756 2,299 4,061 11,878 6,546 38,808 0,029 0,282 9,712
3 2 1 0,111 0,2 0,5 3 3 17,564 23,898 7,996 1,521 3,563 7,064 29,999 12,999 91,605 0,069 0,589 8,586
9 9 9 1 9 9 9 9 158,994 173,997 94,491 7,993 30,470 55,494 180,000 121,500 701,439 0,525 4,800 9,143
7 7 5 0,111 1 2 5 5 49,995 63,664 24,160 3,663 7,998 17,161 81,999 39,499 248,640 0,186 1,578 8,479
3 3 2 0,111 0,5 1 2 2 22,164 28,165 11,330 1,610 4,056 7,997 35,499 17,499 110,820 0,083 0,715 8,622
0,333 0,333 0,333 0,111 0,2 0,5 1 0,5 6,675 7,230 4,109 0,466 1,911 3,037 7,996 5,331 31,424 0,024 0,229 9,726
2 2 0,333 0,111 0,2 0,5 2 1 10,230 15,231 5,997 1,003 2,687 4,898 19,998 7,998 60,043 0,045 0,390 8,670
1336,070 8,981
L-52
d. Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru
Hasil
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Lamda CI RI CR
kali
1 2 2 0,2 0,333 0,333 2 0,5 0,5 8,998 7,266 12,832 2,028 7,581 9,165 16,648 21,565 11,399 97,481 0,071 0,732 10,312 0,132 1,45 0,091
0,5 1 2 0,333 2 2 2 3 3 28,665 8,997 24,664 3,108 10,663 18,497 30,831 37,581 16,580 179,585 0,131 1,284 9,824
0,5 0,5 1 0,2 0,333 0,5 2 3 0,5 12,749 5,182 8,998 1,619 4,998 6,498 12,399 16,649 7,065 76,156 0,055 0,559 10,081
5 3 5 1 5 5 7 7 7 75,500 31,662 70,831 8,998 29,992 48,827 87,500 100,500 46,331 500,141 0,364 3,620 9,945
3 0,5 3 0,2 1 2 3 3 2 26,250 13,265 24,499 3,309 8,996 14,497 31,900 35,400 13,399 171,515 0,125 1,231 9,860
3 0,5 2 0,2 0,5 1 3 2 0,5 16,250 11,183 16,666 2,452 6,580 8,664 21,900 23,400 9,566 116,660 0,085 0,856 10,078
0,5 0,5 0,5 0,1428 0,333 0,333 1 2 0,5 9,212 3,844 7,045 1,142 3,796 5,129 8,998 11,415 5,498 56,078 0,041 0,415 10,174
2 0,333 0,333 0,1428 0,333 0,333 0,5 1 0,333 7,961 5,955 8,627 1,115 3,322 4,377 9,996 8,662 4,914 54,928 0,040 0,416 10,393
2 0,333 2 0,1428 0,5 2 2 3 1 20,381 9,343 16,879 2,410 6,377 9,711 22,666 24,499 8,998 121,263 0,088 0,870 9,861
1373,807 10,059

5. Ahli 5
a. Kinerja Operasional Kereta Api Penataran
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Hasil kali Lamda CI RI CR
1 4 3 2 3,999 9,999 22 13,5 49,498 0,501092 2,066564 4,124121 0,089225 0,9 0,099139
0,25 1 3 2 2,499 3,999 10,75 6 23,248 0,235351 0,984693 4,183941
0,333 0,333 1 0,5 0,99925 2,248 3,998 2,332 9,57725 0,096955 0,425492 4,388542
0,5 0,5 2 1 1,791 3,666 7 4 16,457 0,166602 0,728734 4,374096
98,78025 4,267675

b. Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran


Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Hasil kali Lamda CI RI CR
1 0,5 0,333 0,333 0,333 0,333 5,996 4,996 2,914 1,010089 3,8295 2,7475 21,49309 0,055731 0,381797 6,850707 0,099743 1,24 0,080438
2 1 0,5 0,2 0,333 0,5 8,599 5,999 3,0825 1,3991 4,332 3,4325 26,8441 0,069606 0,465722 6,690826
3 2 1 0,2 2 2 22,6 16,5 5,999 2,865 10,665 7,599 66,228 0,171727 1,082806 6,305376
3 5 5 1 5 3 55 42,5 17,499 5,998 28,664 21,999 171,66 0,44511 2,821726 6,339393
3 3 0,5 0,2 1 0,5 15,6 10,5 4,749 2,2655 5,998 5,099 44,2115 0,114639 0,737129 6,429991
3 2 0,5 0,333 2 1 18,499 14,165 5,664 2,565 8,33 5,998 55,221 0,143187 0,912955 6,375985
385,6577 6,498713
L-53

c. Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng


Hasil
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Lamda CI RI CR
kali
1 3 0,5 0,1428 0,2 0,333 3 0,5 7,997 12,398 6,617 1,234 2,861 4,165 21,450 8,051 56,721 0,047 0,414 8,720 0,113 1,410 0,080
0,333 1 0,5 0,1428 0,1428 0,333 3 0,5 6,378 7,996 4,997 0,845 2,385 3,162 13,163 6,546 38,926 0,033 0,307 9,413
2 2 1 0,111 0,2 0,5 3 3 14,942 20,676 7,997 1,559 3,712 5,609 28,499 12,099 82,994 0,069 0,597 8,599
7 7 9 1 7 7 9 9 111,328 143,997 79,994 7,995 26,497 43,462 175,000 91,500 588,273 0,492 4,337 8,811
5 7 5 0,1428 1 2 5 3 36,996 53,665 23,949 3,728 7,998 13,996 78,285 34,785 218,616 0,183 1,537 8,402
3 3 2 0,1428 0,5 1 5 2 20,164 29,165 13,116 2,213 5,094 7,998 41,785 18,285 119,534 0,100 0,859 8,588
0,333 0,333 0,333 0,111 0,2 0,2 1 0,5 4,820 6,108 3,565 0,467 1,624 2,215 7,996 4,331 26,795 0,022 0,210 9,364
2 2 0,333 0,111 0,333 0,5 2 1 9,940 15,940 6,996 1,171 2,845 4,342 22,163 7,997 63,397 0,053 0,447 8,420
1195,255 8,790

d. Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru


Hasil
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Lamda CI RI CR
kali
1 2 3 0,25 0,333 0,333 2 0,5 0,5 8,997 7,916 15,165 2,400 7,664 9,915 18,915 23,915 11,749 106,635 0,080 0,824 10,256 0,138 1,45 0,095
0,5 1 2 0,333 2 2 2 3 3 27,998 8,997 25,665 3,571 9,997 18,497 30,330 37,581 15,914 178,549 0,135 1,340 9,961
0,333 0,5 1 0,2 0,333 0,5 2 2 0,5 10,215 4,515 8,998 1,532 4,209 6,109 11,231 16,566 6,249 69,623 0,052 0,527 10,037
4 3 5 1 3 5 7 7 5 62,665 27,996 64,000 8,997 24,659 40,494 74,331 90,000 37,831 430,973 0,325 3,260 10,040
3 0,5 3 0,333 1 2 3 3 2 26,081 13,664 28,665 3,839 8,995 15,162 32,330 36,331 13,664 178,731 0,135 1,344 9,980
3 0,5 2 0,2 0,5 1 3 2 0,5 15,716 11,183 20,000 2,697 6,180 8,664 21,566 24,400 9,166 119,572 0,090 0,907 10,070
0,5 0,5 0,5 0,1428 0,333 0,333 1 3 0,5 10,986 4,177 8,379 1,383 3,843 5,462 8,997 12,915 5,546 61,686 0,046 0,476 10,247
2 0,333 0,5 0,1428 0,333 0,333 0,333 1 0,333 7,735 5,955 10,878 1,288 3,037 4,405 9,996 8,662 4,628 56,582 0,043 0,442 10,376
2 0,333 2 0,2 0,5 2 2 3 1 20,133 9,515 19,666 2,691 6,263 9,997 22,565 24,899 8,998 124,727 0,094 0,938 9,978
1327,078 10,105

6. Ahli 6
a. Kinerja Operasional Kereta Api Penataran
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Hasil kali Lamda CI RI CR
1 0,333 4 3 3,998 2,465 18,665 8,331 33,459 0,283606 1,144694 4,036208 0,064283 0,9 0,071426
3 1 5 3 8,249 3,998 31 16,665 59,912 0,507828 2,116912 4,168561
0,25 0,2 1 0,333 1,210889 0,594139 3,999 2,016 7,820028 0,066284 0,286131 4,316721
0,333 0,333 3 1 2,415 1,376889 8,997 3,997 16,78589 0,142281 0,604682 4,24991
117,9769 4,19285
L-54
b. Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Hasil kali Lamda CI RI CR
1 0,333 0,2 0,2 0,333 0,5 5,998 4,265 0,783989 1,788278 2,226889 3,0325 18,09466 0,042522 0,288884 6,793716 0,10101 1,24 0,081459
3 1 0,2 0,333 0,333 0,5 10,664 5,997 1,343989 2,543389 3,514 4,765 28,82738 0,067744 0,449126 6,62975
5 5 1 5 3 3 65 41,665 5,998 14,663 25,83 32 185,156 0,435114 2,801614 6,438802
5 3 0,2 1 3 3 35 23,665 3,998 5,997 10,764 16,6 96,024 0,225655 1,415414 6,272465
3 3 0,333 0,333 1 2 22,33 13,663 2,5986 4,596 5,996 8,998 58,1816 0,136726 0,872038 6,377993
2 2 0,333 0,333 0,5 1 14,83 8,83 1,6991 3,5635 4,33 5,998 39,2506 0,092238 0,60117 6,517567
425,5342 6,505049

c. Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng


Hasil
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Lamda CI RI CR
kali
1 3 5 5 7 5 3 3 7,997 20,761 105,5 28,496 56,5 76,000 16,660 46,165 311,914 0,326 2,973 9,130 0,133 1,410 0,094
0,333 1 3 2 3 3 0,5 5 4,526 7,996 60,665 11,763 27,931 42,165 7,661 19,598 162,707 0,170 1,431 8,424
0,2 0,333 1 0,2 0,2 2 0,333 0,2 1,157 2,805 7,998 3,565 5,798 8,598 2,332 4,830 32,252 0,034 0,334 9,908
0,2 0,5 5 1 3 3 0,5 2 3,427 6,663 40,500 7,998 16,900 32,000 6,179 12,099 113,667 0,119 0,988 8,324
0,1428 0,333 5 0,333 1 2 0,333 0,5 2,140 4,358 17,877 4,628 7,997 19,211 3,925 6,424 60,136 0,063 0,542 8,634
0,2 0,333 0,5 0,333 0,5 1 0,333 0,333 0,971 2,498 9,828 3,431 6,163 7,996 2,043 4,946 32,930 0,034 0,329 9,561
0,333 2 3 2 3 3 1 3 4,359 9,596 55,165 13,763 28,431 40,665 7,995 24,098 159,974 0,167 1,509 9,033
0,333 0,2 5 0,5 2 3 0,333 1 2,829 5,645 27,264 6,396 11,930 24,764 5,345 7,997 84,173 0,088 0,742 8,447
957,753 8,933

d. Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru


Hasil
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Lamda CI RI CR
kali
1 3 3 0,5 2 3 2 3 7 8,996 32,33 42,581 6,635 9,864 47,831 22,500 23,328 76,500 270,564 0,176 1,766 10,046 0,123 1,450 0,085
0,333 1 3 0,333 0,2 2 2 0,333 3 4,636 8,995 21,429 2,901 4,336 25,262 9,764 10,261 37,395 124,979 0,081 0,786 9,680
0,333 0,333 1 0,2 0,333 4 0,2 0,333 3 3,315 8,028 8,662 2,356 3,204 14,062 6,565 6,306 26,660 79,157 0,051 0,511 9,925
2 3 5 1 2 5 7 4 5 14,875 43,33 76,915 8,999 15,642 75,665 34,500 39,994 124,000 433,920 0,282 2,791 9,900
0,5 5 3 0,5 1 3 2 3 7 8,662 27,83 44,081 6,551 8,264 47,331 23,500 19,494 72,000 257,712 0,167 1,673 9,992
0,333 0,5 0,25 0,2 0,2 1 0,5 0,333 3 2,205 5,93 8,764 1,638 2,355 8,597 5,283 5,314 16,480 56,565 0,037 0,382 10,405
0,5 0,5 5 0,1428 0,333 2 1 2 5 5,330 14,923 20,878 3,769 5,497 35,878 8,666 11,233 45,045 151,218 0,098 0,934 9,505
0,333 3 2 0,25 0,333 3 0,5 1 3 4,675 12,829 20,497 3,503 4,293 25,247 12,582 8,661 38,412 130,699 0,085 0,842 9,915
0,1428 0,333 0,333 0,2 0,1428 0,333 0,2 0,333 1 1,301 3,785 5,271 0,899 1,393 5,920 3,437 3,055 8,995 34,055 0,022 0,232 10,479
1538,869 9,983
L-55

7. Ahli 7
a. Kinerja Operasional Kereta Api Penataran
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Hasil kali Lamda CI RI CR
1 4 3 3 3,998 10,499 24 15,5 53,997 0,52969 2,16785 4,092676 0,075515 0,9 0,083906
0,25 1 3 2 2,165 3,999 10,75 6,25 23,164 0,22723 0,942209 4,146499
0,333 0,333 1 0,5 0,91575 2,248 3,998 2,665 9,82675 0,096397 0,421793 4,375593
0,333 0,5 2 1 1,457 2,998 6,499 3,999 14,953 0,146683 0,629478 4,291413
101,9408 4,226545
b. Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran
Hasil
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Lamda CI RI CR
kali
1 0,5 0,2 0,333 0,333 2 5,998 2,321778 2,287778 3,5985 4,432 7,265 25,90306 0,071932 0,503674 7,00206 0,117907 1,24 0,095086
2 1 2 3 3 2 33 5,998 7,064 14,832 19,666 29 109,56 0,304246 1,965132 6,459024
5 0,5 1 3 3 3 30,5 6,998 5,997 11,664 16,665 32 103,824 0,288317 1,806615 6,266067
3 0,333 0,333 1 2 3 15,831 4,4985 3,597 5,996 8,497 17,665 56,0845 0,155746 0,99451 6,385479
3 0,333 0,333 0,5 1 2 10,831 3,499 2,7645 4,663 5,997 13,165 40,9195 0,113633 0,736878 6,484741
0,5 0,5 0,333 0,333 0,5 1 6,164 1,693889 2,043389 3,5815 4,3315 5,998 23,81228 0,066126 0,458905 6,939827
360,1033 6,589533

c. Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng


Hasil
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Lamda CI RI CR
kali
1 2 3 0,2 0,333 0,5 0,5 2 7,998 10,599 14,166 2,499 4,148 17,665 6,016 16,916 63,090 0,088 0,818 9,342 0,141 1,410 0,100
0,5 1 2 0,333 0,333 0,333 0,5 2 6,996 7,997 10,275 1,966 3,525 14,580 5,082 12,498 50,420 0,070 0,653 9,339
0,333 0,5 1 0,2 0,333 3 0,5 2 10,915 14,265 7,997 1,966 3,592 13,332 5,183 9,832 57,250 0,079 0,692 8,711
5 3 5 1 2 5 3 5 37,665 48,000 47,165 7,998 13,994 50,499 21,500 48,500 226,821 0,315 2,804 8,908
3 3 3 0,5 1 3 2 2 21,999 29,000 29,499 4,865 7,996 27,999 12,500 30,000 133,858 0,186 1,658 8,924
2 3 0,333 0,2 0,333 1 0,5 0,5 8,860 13,016 15,915 2,299 3,342 7,997 5,183 14,332 56,610 0,079 0,707 8,998
2 2 2 0,333 0,5 2 1 2 13,831 18,499 18,831 3,182 5,330 18,831 7,999 19,665 86,503 0,120 1,077 8,970
0,5 0,5 0,5 0,2 0,5 2 0,5 1 8,917 11,350 7,666 1,583 2,816 9,417 4,350 8,000 46,098 0,064 0,555 8,683
720,650 8,984
L-56
d. Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru
Hasil
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Lamda CI RI CR
kali
1 2 3 0,333 0,333 3 3 3 2 8,994 20,327 42,162 4,260 4,645 25,663 20,329 32,830 21,995 181,205 0,119 1,200 10,085 0,144 1,45 0,099
0,5 1 3 0,2 0,2 0,333 3 3 2 6,308 8,996 27,799 2,806 2,991 20,365 13,166 25,667 16,066 124,163 0,082 0,800 9,813
0,333 0,333 1 0,1428 0,1428 0,333 0,333 2 0,333 2,744 4,702 8,994 1,179 1,374 7,965 5,425 8,925 5,544 46,851 0,031 0,320 10,410
3 5 7 1 2 3 5 5 5 23,660 43,161 93,500 8,998 10,712 54,996 52,831 79,500 56,331 423,688 0,278 2,804 10,080
3 5 7 0,5 1 3 5 5 7 20,160 36,661 89,000 8,398 8,997 54,496 46,331 76,000 48,831 388,874 0,255 2,525 9,892
0,333 3 3 0,333 0,333 1 0,5 0,5 0,5 5,746 11,578 23,911 2,272 2,743 8,995 15,828 22,329 13,911 107,312 0,070 0,707 10,034
0,333 0,333 3 0,2 0,2 2 1 2 2 5,364 11,997 23,798 2,572 2,757 15,309 8,997 18,998 10,731 100,523 0,066 0,670 10,156
0,333 0,333 0,5 0,2 0,2 2 0,5 1 0,5 3,282 9,915 14,798 1,615 1,886 8,476 6,415 8,998 6,899 62,283 0,041 0,433 10,579
0,5 0,5 3 0,2 0,1428 2 0,5 2 1 4,776 11,546 19,900 2,332 2,547 12,694 8,713 16,714 8,999 88,219 0,058 0,598 10,329
1523,118 10,153

8. Ahli 8
a. Kinerja Operasional Kereta Api Penataran
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Hasil kali Lamda CI RI CR
1 3 2 0,5 3,999 8,166 15,5 2,399 30,064 0,289477 1,174667 4,057895 0,068552 0,9 0,076169
0,333 1 3 0,333 2,832 3,997 8,331 1,4325 16,5925 0,159764 0,671625 4,203853
0,5 0,333 1 0,2 1,510889 2,766 3,999 0,760889 9,036778 0,087012 0,377702 4,340782
2 3 5 1 7,499 13,665 23 3,999 48,163 0,463747 1,957054 4,220094
103,8563 4,205656

b. Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran


Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Hasil kali Lamda CI RI CR
1 2 3 0,5 2 0,5 5,999 8,749 17 3,066 13,25 10,75 58,814 0,173501 1,119979 6,455173 0,122023 1,24 0,098406
0,5 1 3 0,2 2 2 7,399 5,999 14,3 3,066 9,8 9,4 49,964 0,147394 0,981191 6,656943
0,333 0,333 1 0,25 1 0,25 2,3325 3,207 5,498 1,1911 4,457 3,8325 20,5181 0,060528 0,402439 6,648778
2 5 4 1 4 2 13,832 18,332 37 6,332 27 24 126,496 0,373163 2,404498 6,443567
0,5 0,5 1 0,333 1 2 6,249 4,998 10,332 2,266 6,332 6,166 36,343 0,107212 0,728856 6,79829
2 0,5 2 0,5 0,5 1 6,166 8,416 14 2,7665 10 5,5 46,8485 0,138203 0,920145 6,657934
338,9836 6,610114
L-57

c. Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng


Hasil
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Lamda CI RI CR
kali
1 2 2 0,2 0,333 0,5 3 0,5 7,998 8,848 21,066 2,129 4,014 5,181 16,815 20,899 66,050 0,086 0,749 8,674 0,139 1,410 0,099
0,5 1 2 0,333 0,333 0,5 3 2 10,663 7,997 19,496 2,043 4,413 5,580 13,996 21,080 64,187 0,084 0,757 9,025
0,5 0,5 1 0,1428 0,333 0,333 0,333 3 9,740 5,704 7,996 1,250 2,704 3,871 8,164 10,914 39,428 0,052 0,486 9,436
5 3 7 1 3 3 7 7 46,331 40,331 71,331 7,996 17,157 24,162 61,831 75,500 269,139 0,352 3,132 8,904
3 3 3 0,333 1 2 3 3 21,664 20,998 36,330 4,216 7,994 11,497 34,830 36,831 137,529 0,180 1,570 8,733
2 2 3 0,333 0,5 1 3 3 16,664 14,498 27,830 3,184 6,328 8,497 24,330 29,831 101,331 0,132 1,177 8,889
0,333 0,333 3 0,1428 0,333 0,333 1 2 8,712 5,925 10,996 1,399 3,148 4,092 7,995 16,830 42,266 0,055 0,539 9,753
2 0,5 0,333 0,1428 0,333 0,5 0,5 1 7,296 7,760 10,665 1,248 2,454 3,622 12,109 8,498 45,155 0,059 0,495 8,382
765,085 8,975

d. Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru


Hasil
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Lamda CI RI CR
kali
1 2 2 0,2 0,2 0,333 2 0,333 0,5 8,998 10,331 16,610 2,144 2,050 5,909 15,333 15,265 5,265 81,904 0,056 0,563 10,076 0,142 1,45 0,098
0,5 1 2 0,2 0,2 0,333 3 0,5 0,5 8,999 8,998 15,666 2,100 1,983 5,965 12,416 16,766 4,932 77,823 0,053 0,540 10,172
0,5 0,5 1 0,2 0,2 0,333 0,5 3 0,333 14,165 11,832 8,997 2,076 1,650 4,714 8,665 10,682 4,599 67,379 0,046 0,478 10,406
5 5 5 1 1 5 5 3 3 52,500 56,165 69,999 8,998 8,450 28,494 63,000 61,165 23,330 372,101 0,254 2,550 10,041
5 5 5 1 1 4 5 5 5 59,500 61,165 73,665 10,130 9,000 32,160 68,000 64,165 25,830 403,615 0,275 2,781 10,099
3 3 3 0,2 0,25 1 2 3 0,5 22,250 23,416 26,749 4,016 3,600 8,996 25,750 24,349 9,015 148,141 0,101 1,014 10,033
0,5 0,333 2 0,2 0,2 0,5 1 2 0,333 12,333 10,832 10,831 2,043 1,758 5,075 8,998 14,099 4,599 70,568 0,048 0,497 10,319
3 2 0,333 0,333 0,2 0,333 0,5 1 0,5 12,081 14,997 16,830 2,266 2,083 6,157 17,998 8,996 5,943 87,349 0,060 0,600 10,059
2 2 3 0,333 0,2 2 3 2 1 22,665 23,164 29,331 3,932 3,633 10,962 25,165 28,665 8,997 156,514 0,107 1,068 10,002
1465,395 10,134

9. Ahli 9
a. Kinerja Operasional Kereta Api Penataran
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Hasil kali Lamda CI RI CR
1 5 3 3 3,998 13 22 17,5 56,498 0,551897 2,285615 4,141377 0,083688 0,9 0,092987
0,2 1 2 2 1,732 4 8,6 5,6 19,932 0,194705 0,81188 4,169807
0,333 0,5 1 0,5 0,9325 2,915 3,999 2,999 10,8455 0,105944 0,460805 4,349531
0,333 0,5 2 1 1,432 3,665 5,999 3,999 15,095 0,147455 0,640476 4,343546
102,3705 4,251065
L-58
b. Kinerja Pelayanan Kereta Api Penataran
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Hasil kali Lamda CI RI CR
1 2 3 0,5 2 0,5 5,999 9,25 14,5 3,2315 12,75 12 57,7305 0,176178 1,15142 6,535544 0,122846 1,24 0,099069
0,5 1 2 0,2 2 2 7,066 6 12,1 2,648 8,6 9,85 46,264 0,141185 0,938141 6,644744
0,333 0,5 1 0,333 1 0,5 3,082 4,081 5,998 1,432 4,915 5,1655 24,6735 0,075297 0,501764 6,663796
2 5 3 1 3 3 14,999 18,5 31 5,997 24,5 24,5 119,496 0,36467 2,376853 6,517816
0,5 0,5 1 0,333 1 2 6,249 5,165 9,499 2,015 5,999 6,749 35,676 0,108874 0,731879 6,722276
2 0,5 2 0,333 0,5 1 5,832 7,915 12,499 2,5985 8,999 5,999 43,8425 0,133796 0,883211 6,60119
327,6825 6,614228

c. Kinerja Pelayanan Stasiun Gubeng


Hasil
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Lamda CI RI CR
kali
1 2 2 0,2 0,333 0,5 3 0,5 7,998 8,848 21,732 2,129 3,748 5,181 16,815 20,399 66,450 0,086 0,741 8,629 0,132 1,410 0,094
0,5 1 2 0,333 0,333 0,5 3 2 10,663 7,997 20,162 2,043 4,147 5,580 13,996 20,580 64,587 0,083 0,750 8,991
0,5 0,5 1 0,1428 0,2 0,333 0,333 3 9,341 5,305 7,997 1,206 2,438 3,605 7,765 10,182 37,656 0,049 0,459 9,437
5 3 7 1 3 3 7 7 46,331 40,331 77,331 7,996 16,226 24,162 61,831 72,500 274,208 0,354 3,114 8,790
3 3 5 0,333 1 2 3 3 22,664 21,998 40,330 4,502 7,995 12,163 35,496 40,831 145,148 0,188 1,651 8,805
2 2 3 0,333 0,5 1 3 2 14,664 13,998 28,497 3,041 5,596 7,997 23,830 27,831 97,623 0,126 1,106 8,765
0,333 0,333 3 0,1428 0,333 0,333 1 2 8,712 5,925 11,662 1,399 2,749 4,092 7,995 16,497 42,533 0,055 0,531 9,656
2 0,5 0,333 0,1428 0,333 0,5 0,5 1 7,296 7,760 11,331 1,248 2,410 3,622 12,109 7,998 45,777 0,059 0,492 8,325
773,982 8,925

d. Kinerja Pelayanan Stasiun Malang Kota Baru


Hasil
Matriks Hasil Kuadrat Jumlah EV Lamda CI RI CR
kali
1 2 2 0,2 0,2 0,333 2 0,333 0,5 8,998 10,331 17,010 2,144 2,019 5,231 15,666 14,932 5,265 81,595 0,056 0,561 9,998 0,139 1,45 0,096
0,5 1 2 0,2 0,2 0,333 3 0,5 0,5 8,999 8,998 16,066 2,100 1,952 5,148 12,749 16,433 4,932 77,375 0,053 0,537 10,090
0,5 0,5 1 0,2 0,1428 0,333 0,5 3 0,333 13,879 11,546 8,997 2,019 1,619 4,617 8,712 10,063 4,313 65,764 0,045 0,470 10,393
5 5 5 1 1 5 5 3 3 52,500 56,165 71,999 8,998 9,414 26,160 68,000 56,165 23,330 372,731 0,256 2,575 10,039
5 5 7 1 1 2 5 5 5 54,500 56,165 71,665 10,130 9,000 28,826 67,000 62,165 25,496 384,947 0,265 2,683 10,129
3 3 3 0,2 0,5 1 3 2 0,5 21,000 22,999 30,666 4,133 3,928 8,996 28,500 25,599 10,098 155,919 0,107 1,073 10,005
0,5 0,333 2 0,2 0,2 0,333 1 2 0,333 11,832 10,331 10,730 2,010 1,685 4,675 8,997 13,265 4,515 68,040 0,047 0,483 10,320
3 2 0,333 0,333 0,2 0,5 0,5 1 0,5 12,582 15,498 17,731 2,299 2,231 6,007 18,832 8,997 6,026 90,202 0,062 0,621 10,011
2 2 3 0,333 0,2 2 3 2 1 22,665 23,164 29,731 3,932 3,961 10,395 27,165 26,665 8,997 156,675 0,108 1,080 10,017
1453,248 10,111

Anda mungkin juga menyukai