Anda di halaman 1dari 122

IMPLEMENTASI APLIKASI SIMPONI ASN

GARBARATA DALAM DISIPLIN PEGAWAI


DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

SKRIPSI

Diajukan guna pengembangan kompetensi keilmuan terapan


pemerintahan dan syarat penyusunan skripsi pada Program Sarjana Sains
Terapan Pemerintahan pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri

oleh

MUH. ADITIYA AGUS PRATAMA


NPP. 29.1597

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER


DAYA MANUSIA SEKTOR PUBLIK
FAKULTAS MANAJEMEN PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
JATINANGOR
2021/2022
ABSTRAK

Teknologi saat ini menciptakan kemudahan dalam berbagai aspek


kehidupan, salah satunya dalam penyelenggaraan pemerintah di Indonesia
yang dikenal dengan e-government. Penerapan aplikasi dalam proses
pengolahan data pegawai guna menunjang disiplin pegawai merupakan
contoh kecilnya.
Peneliti menggunakan desain penelitian kualitatif deskriptif melalui
pendekatan induktif. Pengumpulan data dilakukan melaui observasi,
wawancara dan dokumentasi, kemudian data dianalisis melalui reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi aplikasi Simponi
ASN Garbarata dalam disiplin pegawai di Badan Kepegawaian Daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara sudah berjalan dengan baik diukur dengan
Teori Edward III. Akan tetapi, indikator yang masih belum tercapai yaitu dari
fasilitas, sarana prasarana serta kualitas sumber daya manusia. Sehingga
menimbulkan beberapa hambatan dan perlu adanya upaya dalam
mengatasi hambatan tersebut.

Kata Kunci : Implementasi, Aplikasi Simponi ASN Garbarata, Disiplin


ABSTRACT

Current technology creates convenience in various aspects of life,


one of which is in the administration of government in Indonesia, known as
e-government. The application of applications in the process of processing
employee data to support employee discipline is a small example.
The researcher used a descriptive qualitative research design
through an inductive approach. The data was collected through observation,
interviews and documentation, then the data were analyzed through data
reduction, data presentation and drawing conclusions.
The results showed that the implementation of the Simponi ASN
Garbarata application in employee discipline at the Regional Personnel
Agency of Southeast Sulawesi Province had gone well as measured by
Edward III's Theory. However, the indicators that have not been achieved
are the facilities, infrastructure and the quality of human resources. This
creates several obstacles and efforts are needed to overcome these
obstacles.

Keywords: Implementation, Simponi ASN Garbarata Application, Discipline


Motto :
DUNIAKU BAIK-BAIK SAJA
SELAMA ADA DIA

dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur kehadirat-nya

saya persembahkan karya sederhana ini

untuk orang-orang yang selalu mendukung serta selalu ada untuk saya

khususnya kedua Orangtua saya

terimakasih untuk segala yang telah diberikan selama ini

dan terakhir

terimakasih untuk almamaterku tercinta

Institut Pemerintahan Dalam Negeri

– BHINNEKA NARA EKA BHAKTI –


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “IMPLEMENTASI APLIKASI SIMPONI

ASN GARBARATA DALAM DISIPLIN PEGAWAI DI BADAN

KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA” sebagai

salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Program

Sarjana Sains Terapan Pemerintahan pada Institut Pemerintahan Dalam

Negeri tahun akademik 2021/2022.

Penulis menyadari bahwa selama penelitian dan penyusunan

Skripsi ini telah banyak mendapatkan bantuan dan dorongan dari berbagai

pihak baik moril maupun materil baik secara langsung maupun tidak

langsung sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan baik,

Semoga Allah SWT melipat gandakan pahala atas kebaikannya dan dalam

kesempatan ini penulis dengan segenap kerendahan hati mengucapkan

terimakasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Dr. Hadi Prabowo, M.M, Selaku Rektor Institut Pemerintahan

Dalam Negeri

2. Bapak Dr. Halilul Khairi, M.Si Selaku Dekan Fakultas Manajemen

Pemerintahan

3. Ibu Dr. Rizki Amalia, M.AP Selaku Ketua Program Studi

Manajemen Sumber Daya Manusia Sektor Publik

i
4. Dosen Pembimbing I Bapak Prof. Dr. Tjahya Supriatna, SU yang

selalu sabar membimbing peneliti dan senantiasa mengajarkan

kedisiplinan, konsistensi dan tanggung jawab dalam penyelesaian

Skripsi ini sehingga dapat berjalan dengan baik.

5. Dosen Pembimbing II Ibu Dr. Hj, Rinny Dewi Anggraeni, S.Pd, M.Pd

yang telah mencurahkan segenap pemikirannya, memberikan

bimbingan baik kritik maupun saran serta mengarahkan peneliti dan

meluangkan waktunya sehingga proses penyelesaian Skripsi ini

dapat berjalan dengan baik

6. Segenap Dosen, Pelatih, Pengasuh dan Civitas Akademika Institut

Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) yang telah memberikan bekal

ilmu pengetahuan, keterampilan dan membentuk kepribadian

selama peneliti mengenyam pendidikan di Kawah Candradimuka

Lembah Manglayang IPDN;

7. Kedua Orangtua khususnya Ibunda tercinta yang peneliti sangat

banggakan yang selalu berdoa untuk kebahagiaan hidup serta

kesuksesan Peneliti.

8. Seluruh Purna Praja serta Praja Provinsi Sulawesi Tenggara, Kota

Kendari yang banyak memberikan bimbingan yang sangat berguna

bagi peneliti.

9. Sodara kamar 3 Nidhom, Marvel dan Ridho terima kasih untuk

cerita, kebersamaan bantuan serta semangat yang diberikan

selama ini;

ii
10. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu yang

telah terlibat dan membantu sehingga skripsi ini dapat disusun

dengan baik dan lancar.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sepenuhnya sempurna

dan masih memilki kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan masukan yang berguna untuk menyempurnakan

skripsi ini

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi kita semua. Atas segala kekurangan, penulis memohon maaf.

Jatinangor, Maret 2022


Penulis

Muh. Aditiya Agus Pratama

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................. iv

DAFTAR TABEL .................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 7

1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8

1.4. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 10

2.1. Deskripsi Penelitian Sebelumnya ................................................ 10

2.2. Landasan Teoritik dan Legalistik ................................................. 11

2.2.1. Landasan Teoritik ........................................................... 11

2.2.1.1. Implementasi .................................................................. 11

2.2.1.2. Aplikasi Simponi ASN Garbarata .................................... 14

2.2.1.3. Kedisiplinan .................................................................... 15

2.2.1.4. Pegawai Negeri Sipil ...................................................... 18

2.2.2. Landasan Legalistik ........................................................ 20

2.2.2.1. Undang Undang Dasar 1945 Pasal 28F ......................... 20

2.2.2.2. Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur


Sipil Negara .................................................................... 20

iv
2.2.2.3. Peraturan Presiden No. 95 tahun 2018 tentang Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) ..................... 21

2.2.2.4. Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang


Disiplin Pegawai ............................................................. 21

2.2.2.5. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara No. 2


tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik .................................. 23

2.2.2.6. Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 29


Tahun 2019 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai .. 24

2.2.2.7. Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara No.2 Tahun


2015 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai ............. 24

1.3. Kerangka Pemikiran .................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 27

3.1 Pendekatan Penelitian ................................................................ 27

3.2 Operasionalisasi Konsep............................................................. 28

3.3 Sumber Data dan Informan ......................................................... 29

3.3.1 Sumber Data Penelitian .................................................. 29

3.3.2. Informan ......................................................................... 31

3.4. Instrumen Penelitian.................................................................... 32

3.5. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 33

3.5.1. Wawancara..................................................................... 34

3.5.2. Observasi ....................................................................... 35

3.5.3. Dokumentasi................................................................... 37

3.6. Teknik Analisis Data .................................................................... 37

3.7. Jadwal dan Lokasi Penelitian ...................................................... 39

3.7.1. Jadwal Penelitian ............................................................ 39

v
3.7.2. Lokasi Penelitian ............................................................ 41

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN......................................... 42

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ 42

4.1.1. Gambaran Umum Provinsi Sulawesi Tenggara .............. 42

4.1.1.1. Keadaan Geografis ......................................................... 42

4.1.1.2. Keadaan Demografi ........................................................ 46

4.1.2. Gambaran Umum Badan Kepegawaian Daerah


Provinsi Sulawesi Tenggara ........................................... 49

4.1.2.1. Visi dan Misi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi


Sulawesi Tenggara ......................................................... 49

4.1.2.2. Uraian Tugas Dan Fungsi ............................................... 50

4.1.2.3. Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah


Provinsi Sulawesi Tenggara ........................................... 52

4.1.2.4. Susunan Kepegawaian di Badan Kepegawaian Daerah


Provinsi Sulawesi Tenggara ........................................... 53

4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan .............................................. 58

4.2.1. Implementasi Aplikasi Simponi ASN Garbarata di


Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara ........................................................................ 58

4.2.1.1. Kedisiplinan Setelah Adanya Aplikasi Simponi ASN


Garbarata ....................................................................... 61

4.2.2. Pembahasan .................................................................. 65

4.2.2.1. Implementasi Aplikasi Simponi ASN Garbarata dalam


Menunjang Disiplin Pegawai di Badan Kepegawaian
Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara .............................. 65

4.2.2.2. Faktor yang Menghambat Implementasi Aplikasi


Simponi ASN Garbarata dalam Menunjang Disiplin

vi
Pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi
Sulawesi Tenggara ......................................................... 87

4.2.2.3. Upaya Untuk Mengatasi Hambatan dalam Penerapan


Aplikasi Simponi ASN Garbarata di Badan
Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara ........ 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 91

5.1. Kesimpulan ................................................................................. 91

5.2. Saran ....................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 94

LAMPIRAN I ............................................................................................ 97

LAMPIRAN II ......................................................................................... 102

vii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Data pegawai BKD dari tahun ke tahun .................................... 4

Tabel 2.1 Keterkaitan Antara Penelitian Terdahulu Dengan Rencana

Penelitian Penulis.................................................................... 10

Tabel 3.1 Operasionalisasi Konsep Penelitian ........................................ 29

Tabel 3.2 Informan Penelitian ................................................................. 32

Tabel 3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian dan Penyusunan Skripsi

Tahun Akademik 2021/2022 ................................................... 40

Tabel 4.1 Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara ......................... 43

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Tahun 2021 ............................................................................. 47

Tabel 4.3 Susunan Kepegawaian di Badan Kepegawaian Daerah

Provinsi Sulawesi Tenggara.................................................... 53

Tabel 4.4 Indikator Pelaksanaan Aplikasi Simponi ASN Garbarata ........ 86

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Model Implementasi Kebijakan Edwards III ........................ 12

Gambar 2.2 Login Aplikasi Simponi ASN Garbarata .............................. 15

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................... 26

Gambar 3.1 Komponen Dalam Analisis Data ......................................... 38

Gambar 4.1 Peta Provinsi Sulawesi Tenggara ....................................... 46

Gambar 4.2 Bagan Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah

Provinsi Sulawesi Tenggara ............................................... 52

Gambar 4.3 Standar Operasional Prosedur Aplikasi Simponi ASN

Garbarata............................................................................ 59

Gambar 4.4 Format Penilaian Pemberian Tambahan Penghasilan

Pegawai Lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara 64

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran i Pedoman Wawancara........................................................96

Lampiran ii Dokumentasi.....................................................................101

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada masa ini aparatur sipil negara mempunyai kedudukan yang

penting terhadap bangsa dan negara, mulai dari kelancaran proses

pelaksanaan tugas pemerintahan sampai ke pembangunan nasional yang

begitu bergantung pada kinerja aparatur negara. Sesuai Undang-undang

No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dijelaskan bahwa “Sistem

Informasi ASN adalah rangkaian informasi dan data mengenai Pegawai

ASN yang disusun secara sistematis, menyeluruh, dan terintegrasi dengan

berbasis teknologi”. Undang-undang tersebut menjelaskan bahwa

sehubungan dengan pesatnya perkembangan teknologi, diharapkan

tercapainya pengimplementasian good governance yang berbasis

teknologi. Banyak inovasi-inovasi dari organisasi pemerintahan yang dibuat

agar dapat berdampak positif bagi pegawai dan juga menciptakan efisiensi.

“pada suatu kesempatan tjahjo mengatakan bahwa dalam


menjalankan reformasi birokrasi manfaatnya harus sampai pada
masyarakat, maksudnya yaitu program yang ada tidak hanya
terlaksana saja. Selaras dengan itu, bapak Joko Widodo juga
sangat mendukung pelaksanaan birokrasi yang berorientasi pada
pencapaian”.(Sumber:https://www.beritasatu.com/nasional/686157
/menteri-pan-dan-rb-egovernment-akan-terus-ditingkatkan)

Berkembangnya penyelenggaraan e-government di Indonesia kini

sangat berkaitan dengan pengaruh covid yang saat ini melanda ibu pertiwi,

1
2

terhitung mulai tanggal 2 Maret 2020 lalu. Kondisi ini membuat pemerintah

harus mengubah sistem pemerintahan menjadi berbasis teknologi. Atas

dasar itu e-government adalah pilihan paling cocok agar roda pemerintahan

tetap stabil dan dapat berjalan baik, efektif dan efisien. Terutama dengan

adanya sistem pengelolaan informasi pegawai yang berbasis pada

teknologi, para pegawai dituntut untuk dapat meningkatkan kedisiplinannya.

Sumber daya manusia menjadi unsur vital pada pelaksanaan

pelayanan. Dengan terjadinya perkembangan dibidang kualitas sumber

daya manusia tentunya akan berdampak pada timbulnya kepercayaan

masyarakat pada pemerintah. Didalam suatu organisasi pemerintahan para

pegawai berperan sebagai sumber daya manusia, sehingga kualitas yang

baik dan kedisiplinan yang tinggi wajib dimiliki oleh tiap-tiap pegawai negeri

sipil, kesadaran disiplin akan memberikan efek yang baik terhadap

organisasi pemerintah itu sendiri. Singodimedjo dalam Sutrisno (2017:86)

menjelaskan pengertian disiplin merupakan perbuatan sedia serta kerelaan

pribadi dalam mengikuti serta mentaati norma-norma aturan yang

berlangsung disekelilingnya”.

Pada pengembangan tingkat disiplin pegawai negeri sipil

diterbitkan peraturan pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang disiplin

pegawai negeri sipil, pemerintah mengharapkan dengan diterbitkannya

peraturan ini dapat menjadi acuan bagi pegawai negeri sipil dalam

menjalankan tugas serta fungsinya yang telah menjadi tanggungjawabnya

dengan baik sehubungan dengan perannya selaku aparat..pemerintah


3

serta abdi masyarakat, tapi pada kenyataannya yang banyak terjadi

didalam suatu organisasi pemerintahan, banyak pegawai yang berbuat

tindakan tidak disiplin sehingga menciptakan tidak tercapainya kinerja

pegawai terkait. Oleh karena itu, penerapan sistem pemerintahan e-

government menjadi solusi yang tepat dalam meminimalisir terjadinya

tindak tndisipliner di lingkup organisasi pemerintahan agar dapat

tercapainya kinerja pegawai yang baik dan tentunya tujuan dari instansi

yang bersangkutan.

Indrajit (2002:36) E-Government ialah prosedur hubungan aktual

antara pemerintah dan masyarakat serta golongan lainnya yang memiliki

kepentingan, serta menyertakan penerapan teknologi informasi (khususnya

internet) demi bermaksud memperbaiki kualitas pelayanan. Dengan

diterapkannya sistem e-government di Indonesia membuat organisasi

pemerintahannya untuk lebih menerapkan teknologi dalam kesehariannya.

Organisasi pemerintahan dalam memberi pelayanan yang efektif dan

efisien serta sistem pemerintahan yang baik saling bersaing untuk membuat

aplikasi terkait hal tersebut, ini semua merupakan bukti nyata dari sistem e-

government yang membawa dampak yang signifikan terhadap sistem

pemerintahan di Indonesia. Apabila ini tidak diindahkan, tentu saja instansi

tersebut akan tertinggal oleh perkembangan teknologi informasi itu sendiri.

Salah satu provinsi yang sedang menerapkan sistem e-government

saat ini adalah Provinsi Sulawesi Tenggara. Pemerintah Provinsi Sulawesi

Tenggara melalui Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara


4

membuat suatu gagasan baru dengan maksud menunjang kedisiplinan

pegawai serta sistem pengelolaan informasi yang baik dan berbasis

teknologi. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara adalah

sebuah lembaga teknis daerah dengan tugas untuk melakukan manajemen

kepegawaian daerah. Sebelum diterapkannya otonomi daerah selaku

dampak dari penerapan Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah, kegiatan kepegawaian dijalankan oleh unit

organisasi di Sekretariat Daerah yakni Biro Kepegawaian. Tetapi sesudah

diterapkannya otonomi daerah, dalam hal ini daerah mendapat

kewenangan menjalankan persoalan kepegawaian didaerahnya, oleh

karena itu masalah kepegawaian dilakukan oleh sebuah lembaga teknis

daerah (Sumber : https://bkd.sultraprov.go.id/profil/sejarah). Berikut data

jumlah pegawai dari tahun ke tahun di Badan Kepegawaian Daerah provinsi

Sulawesi Tenggara:

Tabel 1.1
Data Pegawai BKD dari Tahun ke tahun

Jenis Kelamin
Instansi Tahun Jumlah
Laki-laki Perempuan

2017 63 56 119
Badan 2018 59 53 112
Kepegawaian 2019 58 57 115
Daerah 2020 56 56 112
2021 54 51 105
Sumber : https://sultra.bps.go.id>statictable
5

Sehubungan dengan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi

Tenggara No. 2 tahun 2020 tentang penyelenggaraan sistem pemerintahan

berbasis elektronik yang menyatakan bahwa Sistem pemerintahan berbasis

elektronik yang selanjutnya disingkat SPBE adalah penyelenggaraan

pemerintahan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk memberikan layanan kepada pengguna SPBE. Badan Kepegawaian

Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara lalu menerapkan sebuah Aplikasi yang

bernama Simponi ASN Garbarata.

Aplikasi Simponi ASN Garbarata merupakan sistem pengelolaan

informasi berbasis elektronik yang mana didalamnya terdapat 3 fitur dalam

menunjang disiplin pegawai yaitu absen online(e-presensi), laporan kerja

harian(LKH) dan sasaran kerja pegawai(SKP), hal ini berhubungan

langsung dengan pemberian tambahan penghasilan pegawai setiap

bulannya. Terkait e-presensi itu berdasarkan radius, seperti google maps.

Jadi pegawai tidak akan bisa mengabsen apabila tidak berada pada titik

yang ditentukan atau dalam hal ini kantor, serta ditentukan berdasarkan jam

kerjanya, jika jam kerjanya tidak sesuai berarti belum bisa untuk absen.

Salah satu tujuan diterapkannya aplikasi ini adalah untuk meningkatkan

kedisiplinan pegawai khususnya di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi

Sulawesi Tenggara.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Handsen S.Kom

selaku Kepala Sub Bidang Pengolahan Data di Badan Kepegawaian

Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, penulis memperoleh informasi bahwa


6

sebelum penerapan aplikasi simponi ini, sistem pengelolaan informasi

pegawai masih bersifat manual sehingga masih ada saja pegawai yang

bersifat nakal dalam arti masih banyak pegawai yang mencuri-curi

kesempatan seperti menitip absen serta meminta orang lain untuk

melaksanakan segala tugas pokok dan fungsinya dikarenakan hasil

pengelolaan data pegawai yang dikirim ke kantor Badan Kepegawaian

Daerah bagian keuangan terkait untuk tambahan penghasilan pegawai

masih berupa laporan kertas sehingga mengindikasikan masih mungkin

terjadinya ketidaksesuaian data dengan realita yang ada berbeda hal

setelah penerapan aplikasi ini yang bersifat online yang mengakibatkan

segala data pegawai terpantau langsung kebagian pusat yang

meminimalisir terjadinya kecurangan. Aplikasi ini dalam penerapannya

diawali dengan pemaparan standar operasional prosedur penggunaannya

sehingga diharapkan tidak ada lagi alasan bagi pegawai yang tidak

memahami terkait pengaplikasiannya.

Sedikit penjelasan mengenai Sasaran Kerja Pegawai dan Laporan

Kerja Harian, untuk hitungan Sasaran Kerja Pegawai ditentukan

berdasarkan per periode dalam satu tahun sehingga pembuatan Sasaran

Kerja Pegawai di laksanakan diakhir periode sedangkan untuk Laporan

Kerja Harian dibuat tiap hari menyesuaikan dengan Peraturan Gubernur

Sulawesi Tenggara Nomor 29 Tahun 2019 tentang Tambahan Penghasilan

Pegawai sehingga hasilnya akan dilihat setiap akhir bulan. Bagi Pegawai

Negeri Sipil dan Calón Pegawai Negeri Sipil yang terlambat dan tidak
7

mengabsen Pagi, dan Sore setiap kali dikurangi sebesar 6,00 % (enam

persen) dari besaran TPP, bagi Pegawai Negeri Sipil dan Calón Pegawai

Negeri Sipil yang tidak mengabsen Siang dan tidak hadir dalam ruangan

serta tidak membuat laporan kinerja harían setiap kali dikurangi sebesar 2,5

% (dua setengah persen) dari besaran TPP.

Berdasarkan penjelasan yang disebutkan, penulis tertarik untuk

mengetahui sejauh mana penerapan aplikasi tersebut khususnya dalam

membantu menunjang disiplin pegawai secara lebih mendetail. Sehingga

penulis melakukan penelitian mengenai “IMPLEMENTASI APLIKASI

SIMPONI ASN GARBARATA DALAM DISIPLIN PEGAWAI DI BADAN

KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA”.

1.2. Rumusan Masalah

Merujuk pada penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini

penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi Aplikasi Simponi ASN Garbarata dalam

menunjang Disiplin Pegawai di Badan Kepegawaian Daerah

Provinsi Sulawesi Tenggara ?

2. Apa saja faktor yang menghambat implementasi Aplikasi Simponi

ASN Garbarata dalam menunjang Disiplin Pegawai di Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara ?

3. Upaya apa saja yang dilakukan dalam implementasi Aplikasi

Simponi ASN Garbarata dalam menunjang Disiplin Pegawai di

Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara ?


8

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan pertanyaan diatas, maka

tujuan penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui implementasi Aplikasi Simponi ASN Garbarata

dalam menunjang Disiplin Pegawai di Badan Kepegawaian Daerah

Provinsi Sulawesi Tenggara.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat implementasi

Aplikasi Simponi ASN Garbarata dalam menunjang Disiplin

Pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi

Tenggara.

3. Untuk mengetahui upaya–upaya yang dilakukan dalam

implementasi Aplikasi Simponi ASN Garbarata dalam menunjang

Disiplin Pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi

Tenggara.

1.4. Kegunaan Penelitian

Beberapa kegunaan dari penelitian ini, yaitu :

1. Bagi Badan Kepegawaian Daerah, dapat dijadikan sebagai bahan

perbaikan dalam menerapkan Aplikasi Simponi ASN Garbarata

untuk menunjang disiplin pegawai di Badan Kepegawaian Daerah

Provinsi Sulawesi Tenggara.

2. Bagi IPDN, bisa bermanfaat bagi praja untuk bahan pembelajaran

dan sebagai referensi dalam pembelajaran.


9

3. Bagi Penulis, sebagai pembelajaran dalam penyusunan skripsi

terkait dengan syarat kelulusan program strata satu bagi Praja

Utama Institut Pemerintahan Dalam Negeri.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Penelitian Sebelumnya

Berikut ini adalah literatur-literatur yang menerangkan landasan

teoritik dan temuan-temuan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan oleh

para peneliti terdahulu terkait implementasi disiplin pegawai.

Tabel 2.1
Keterkaitan Antara Penelitian Terdahulu Dengan Rencana Penelitian

Penulis

Judul
NO Nama Perbedaan Persamaan Kesimpulan
Penelitian

1 2 3 4 5 6
1 Abdul IMPLEMENTASI Pada penelitian ini Persamaan Dengan
Haris Nur PROGRAM SI menfokuskan penelitian diberlakukannya
Sugeng, PERLU (SISTEM penelitiannya di terletak pada absensi SIPERLU,
Slamet INFORMASI badan pokok penelitian kedisiplinan karyawan
Muchsin, PRESENSI kepegawaian dan yaitu dalam bekerja
Hayat. PEMERINTAH pengembangan implementasi mendapat
(2021) KABUPATEN sumber daya sebuah kebijakan perkembangan yang
LUMAJANG) manusia serta penelitian cukup baik. Ini
DALAM kabupaten ini juga sama- terbukti dengan
MENINGKATKAN Lumajang. sama adanya pegawai yang
KEDISIPLINAN menggunakan mempunyai etos kerja
PEGAWAI metode yang tinggi sehingga
penelitian memiliki semangat
kualitatif dalam menaati
deskriptif. peraturan yang telah
ditetapkan.

10
1 2 3 4 5 6
2 Firdaus IMPLEMENTASI Pada penelitian ini Persamaan sistem kerja
MG. Abd PENEGAKAN menfokuskan penelitian pegawai pada
Karim DISIPLIN penelitiannya di terletak pada pelaksanaan
(2015) PEGAWAI badan upaya dalam tupoksinya, diakui
NEGERI SIPIL kepegawaian penegakan terlaksana cukup
BADAN daerah provinsi disiplin serta baik, walau
KEPEGAWAIAN Sulawesi Tengah. penelitian ini juga demikian, ada saja
DAERAH Penelitian ini juga sama-sama deviasi, termasuk
PROVINSI tidak menerapkan menggunakan disiplin waktu kerja
SULAWESI aplikasi khusus metode serta kekurang
TENGAH dalam upaya penelitian telitian dalam
terkait kualitatif bekerja, namun itu
kedisiplinan.. deskriptif. tidak perlu
dipermasalahkan.
Sumber : Diolah oleh peneliti melalui berbagai sumber, 2021

2.2. Landasan Teoritik dan Legalistik


2.2.1. Landasan Teoritik
2.2.1.1. Implementasi

Guntur Setiawan (Setiawan,2004:39) pada bukunya implementasi

dalam birokrasi pembangunan menjelaskan pemikirannya terkait

implementasi yaitu pengembangan kegiatan yang saling mencocokkan

metode hubungan antara arah serta aksi dalam mendapatkannya dan

membutuhkan jaringan pelaksana, sistem pemerintahan yang efektif.

Pada konteks ini implementasi merupakan sebuah tahapan dalam

melaksanakan ide, proses ataupun seperangkat kegiatan awal yang

tentunya dengan tujuan agar orang lain bisa menerima dan menyesuaikan

dalam sistem pemerintahan demi mewujudkan target yang dapat terpenuhi

melalui jaringan pelaksana yang dapat dipercaya. Selanjutnya Okta Sari

(2015:1340) berpendapat bahwa :


Implementasi berasal dari bahasa Inggris yakni to implement
dengan arti mengimplementasikan. Implementasi adalah
pengadaan media dalam menjalankan sesuatu yang menciptakan
akibat ataupun dampak pada suatu hal. Hal itu dijalankan agar
menciptakan akibat ataupun dampak itu bisa seperti undang-
undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan serta
keputusan yang diciptakan oleh organisasi pemerintah terhadap
kehidupan kenegaraan.

George Edward III ( dalam Nugroho, 2014 : 636 ) mempertegas

bahwa persoalan utama pada administrasi publik yaitu lack of attention to

implementation and without effective implementation the decision of

policymakers will not be carried out successfully. Agar dalam pelaksanaan

menjadi baik, Edward mengusulkan agar meperhatikan empat hal pokok,

yakni communication, resource, dispotition or attitudes, dan bureaucratic

structure.

Gambar 2.1.
Model Implementasi Kebijakan Edwards III

Implementasi

Komunikasi Disposisi

Struktur Sumber Daya


Birokrasi

Sumber : Edwards III (dalam Syafri dan Setyoko, 2010 : 35)


Menurut Edward III dalam Agustino (2014:149) faktor-faktor penting

dalam implementasi kebijakan adalah sebagai berikut :

a. Communication ( Komunikasi )
Komunikasi ialah sebuah variabel penting yang
mempengaruhi suatu penerapan keijakan publik. Oleh
karena itu penerapan yang efektif bisa berjalan jika para
pembuat kebijakan hanya dapat diperoleh berdasarkan
hubungan yang baik Agustino (2014:150).
b. Sumber Daya
Menurut Mulyadi (2015:28) Sumber daya adalah
menegaskan tiap-tiap keputusan perlu didasari pada
sumber daya yang cukup, baik sumber daya manusia
maupun sumber daya bentuk finansial. Sumber daya ini
berhubungan dengan semua sumber yang bisa dipakai
agar bisa menunjang keberhasilan implementasi kebijakan.
Menurur Edward III dalam Agustino (2014:151-152),
sumber daya adalah hal penting dalam penerapan
kebijakan yang baik.
c. Disposisi
Menurut Edward III dalam Winarno (2014:197) mengatakan
“kecenderungan dari para pelaksana kebijakan adalah
faktor ketiga yang memiliki dampak vital terhadap seluruh
penerapan kebijakan yang efektif.”
d. Struktur Birokrasi
Menurut Mulyadi (2015:29) mengatakan bahwa bentuk
sistem pemerintahan menjadi penting dalam implementasi
kebijakan. Sistem penerapan program biasanya telah
diatur pada Standar Operating Procedure ( SOP ) yang
ditentukan pada guideline program kebijakan.

Melalui pendapat beberapa ahli terkait implementasi kebijakan

yang telah disebutkan, penulis mengambil kesimpulan bahwa implementasi

merupakan suatu langkah yang dilaksanakan berdasarkan pada sebuah

kebijakan yang sudah dipersiapkan sebelumnya agar dapat memenuhi

harapan dari kebijakan yang telah dibuat. Lalu dalam penelitian ini, peneliti

akan menjadikan konsep Edward sebagai bahan acuan teori serta konsep

dalam penerapan judul yang dibahas oleh peneliti terkait Implementasi


Aplikasi Simponi ASN Garbarata dalam Disiplin Pegawai di Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. Peneliti menggunakan

teori ini karena faktor - faktor yang mempengaruhi implementasi aplikasi

Simponi ASN Garbarata sesuai dengan faktor-faktor yang terdapat pada

teori Edwards III.

2.2.1.2. Aplikasi Simponi ASN Garbarata

Aplikasi berasal dari kata application dengan arti penerapan

lamaran penggunaan. Sugiar (2014: 83) Aplikasi merupakan program yang

diciptakan agar bisa menjalankan tugas tertentu yang diperlukan dari

pengguna komputer (user). Aplikasi diklasifikasikan kedalam beberapa

bagian yaitu :

1. Perangkat lunak perusahaan


2. Perangkat lunak infrastruktur perusahaan
3. Perangkat lunak informasi kerja
4. Perangkat lunak media dan hiburan
5. Perangkat lunak pendidikan
6. Perangkat lunak pengembangan media
7. Perangkat lunak rekayasa produk

Aplikasi Simponi ASN Garbarata merupakan aplikasi yang

diciptakan untuk mempermudah organisasi perangkat daerah dalam

menunjang kedisiplinan pegawai khususnya di Badan Kepegawaian

Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. Aplikasi ini adalah suatu bentuk upaya

pemerintah dalam penegakan disiplin Aparatur Sipil Negara serta

optimalisasi pelayanan publik, pada aplikasi ini terdapat 3 fitur yang termuat
didalamnya yaitu absen online (e-presensi), laporan kerja harian (LKH) dan

sasaran kerja pegawai (SKP). Aplikasi ini dapat diakses melalui web yaitu

https://simponi-asn.info/ekin/login

Gambar 2.2.
Login Aplikasi Simponi ASN Garbarata

Sumber : https://simponi-asn.info/ekin/login

Penggunaan sistem elektronik terhadap suatu organisasi perangkat

daerah seringkali merujuk pada sistem manual, yang kemudian berakibat

sistem tersebut tidak lagi dapat mencapai keperluan suatu organisasi di era

digital ini. Pencapaian teknologi yang merupakan bagian dari penggunaan

teknologi dengan harapan terwujudnya efektifitas kerja pegawai dengan

mengembangkan tingkat disiplin kerja melalui aplikasi Simponi ASN

Garbarata.

2.2.1.3. Kedisiplinan

Disiplin adalah mengikuti serta mentaati semua norma-norma dan

aturan yang berlaku, menurut Singodimedjo dalam Sutrisno (2016:86)


disiplin merupakan “prilaku sedia serta kerelaan individu dalam mengikuti

serta menaati norma-norma aturan yang berada disekitar. Disiplin pegawai

yang baik dapat memacu arah dari organisasi, sedangkan disiplin yang

menurun bisa membuat terhalang serta menangguhkan arah yang ingin

dicapai perusahaan”.

Menurut Hasibuan (2016:193) bahwa “kedisiplinan merupakan

kesadaran serta kerelaan individu untuk mentaati setiap aturan organisasi

serta norma-norma sosial..yang berlaku”. Kedisiplinan sangat dibutuhkan

pada sebuah instansi pemerintahan, dengan adanya pegawai yang taat

terhadap aturan serta ketentuan pada sebuah organisasi maka dapat

membuat tercapainya tujuan utama dari organisasi melalui adanya disiplin

kerja. Siagian (2012:305) juga mengatakan bahwa:

“Disiplin adalah langkah tata kelola dengan tujuan memacu setiap


anggota organisasi melengkapi syarat berbagai ketentuan tersebut.
Sehingga dengan kata lain, pendisiplinan pegawai merupakan
salah satu contoh pelatihan yang berupaya mengembangkan serta
membangun pengetahuan, sikap dan perilaku anggota sehingga
setiap anggota secara tulus berupaya bekerja secara kerjasama
dengan para anggota lainnya dan meningkatkan kinerjanya.”

Mangkunegara dan Octorent (2015) menjelaskan bahwa ada

beberapa indikator disiplin yang dijelaskan sebagai berikut :

1. Tepat waktu ke lokasi kerja.


2. Waktu pulang yang sesuai
3. Patuh pada aturan yang berlaku.
4. Pemakaian atribut kerja sesuai aturan.
5. bertanggung jawab pada pelaksanaan tugas.
6. Melaksanakan tugas-tugas kerja sampai selesai setiap
harinya.

Berdasarkan yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa tolak

ukur seorang pegawai dapat dikatakan disiplin bukan hanya mengenai

ketepatan waktu dalam melaksanakan tugas, tetapi juga terkait masalah

penyelesaian tugas-tugas serta memiliki jiwa bertanggung jawab yang

merupakan bagian dari indikator disiplin kerja. Selanjutnya Menurut

Hasibuan ( 2015 ) ada indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan

pegawai, diantaranya:

1. Tujuan dan kemampuan


Hal ini dapat juga mempengaruhi capaian kedisiplinan
pegawai. Arah yang ingin diperoleh harus jelas serta
ditetapkan secara sesuai. Tujuan atau pekerjaan yang
diberikan pada pegawai harus sesuai dengan kapasitas
sehingga bisa bersungguh-sungguh serta disiplin terhadap
pelaksanaannya..
2. Teladan Pimpinan
Hal ini menjadi sangat vital terhadap penentuan
kedisiplinan pegawai, karena dijadikan sebagai panutan
serta harus memberi cerminan kepada karyawannya.
3. Balas Jasa
Melalui adanya balas jasa yang memadai, dapat memberi
kebahagiaan pada pegawai, kemudian jika kebahagiaan
pegawai terpenuhi tentu saja disiplin pegawai dapat
tercapai pada suatu organisasi.
4. Keadilan
Keadilan yang digunakan sebagai fondasi kebijakan
terhadap pembalasan jasa ataupun ganjaran dapat
menumbuhkan timbulnya kedisiplinan pegawai yang baik.
Keadilan turut serta dalam tercapainya kedisiplinan
pegawai sebab watak seseorang yang terus mengingat
diriny..penting serta menuntut diperlakukan dengan cara
adil dari yang lain.
5. Pengawasan Melekat
Dalam hal ini pemimpin dituntut untuk tangkas dan secara
langsung melihat yang dikerjakan pegawainya. Sehingga
pemimpin harus terus berada di lokas..kerja untuk melihat
serta memberi arahan pada pegawai. Pengawasan
melekat adalah perbuatan yang efektif pada perwujudan
disiplin kerja pegawai terhadap organisasi.
6. Sanksi Hukuman
Keberadaan ini berpeluang membuat pegawai tidak akan
mengingkari aturan yang ada. Berat atau ringan hukuman
yang diberi mampu merubah watak pegawai untuk tidak
mengulang kesalahan sebelumnya.
7. Ketegasan
Seorang atasan dituntut untuk berani.dan tegas, memberi
sanksi pada tiap-tiap pegawai yang indisipliner sesuai
hukuman yang telah dibuat. Pimpinan yang tegas terhadap
penerapan sanksi dapat dihortmati.kepemimpinannya.
8. Hubungan Kemanusiaan
Hubungan yang baik antara pegawainya dapat
menimbulkan disiplin yang baik di sebuah organisasi.
Seorang pemimpin dituntut untuk menciptakan kondisi
kemanusiaan yang cocok, vertical maupun horizontal.
Hubungan vertical adalah antar pegawai dengan atasan.
Lalu hubungan horizontal adalah antar pegawai. Oleh
karena itu, terwujudnya hubungan yang sesuai dapat
menimbulkan suasana serta lingkungan kerja yang
nyaman.

Berdasarkan pernyataan para ahli terkait kedisiplinan penulis

menyimpulkan bahwa kedisiplinan adalah faktor yang menjadi pemacu

pegawai agar menumbuhkan sikap kesediaan dan kesukarelaan dalam

mentaati segala aturan yang terdapat pada instansi/organisasi untuk

melaksanakan suatu kegiatan.

2.2.1.4. Pegawai Negeri Sipil

Pegawai Negeri Sipil merupakan seseorang yang sudah

melengkapi persyaratan yang ada, dikukuhkan oleh pejabat yang memiliki

kewenangan serta diberi tugas pada sebuah jabatan negara, ataupun

diberikan tugas-tugas negara lain, serta pemberian gaji berdasar pada


peraturan perundang-undangan yang ada. (sumber : wikipedia). Menurut

Harsono (2011:73) mengartikan bahwa Pegawai Negeri Sipil merupakan

“Masyarakat Indonesia yang berdasar pada Pancasila yang taat pada

Tuhan Yang Maha Esa serta memiliki sikap toleran antar umat beragama

dalam berbangsa dan bernegara”.

Dalam hal ini pegawai negeri sipil diharuskan untuk bisa memberi

cerminan yang baik terhadap warga sehubungan dengan cerminan dari

pemerintahan terkait baik buruknya suatu pemerintahan itu sendiri serta

memiliki sikap toleransi sebagai salah satu perekat bangsa. Harsono dalam

bukunya Sistem Administrasi Kepegawaian (Harsono, 2011:73)

mengatakan bahwa “Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam perannya sebagai

aparatur negara, abdi Negara serta abdi masyarakat setia dan taat

seluruhnya terhadap Pancasila, UUD 1945 dan Pemerintah serta

golongan”.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas terkait Pegawai Negeri

Sipil (PNS), dapat diperoleh maka pegawai negeri sipil ialah masyarakat

Republik Indonesia lalu diresmikan menjadi aparatur negara dan sudah

mencukupi syarat dalam peraturan yang berlaku serta setia dan taat pada

pancasila, Undang-undang Dasar 1945 dan pemerintah yang

melaksanakan roda pemerintahan.


2.2.2. Landasan Legalistik
2.2.2.1. Undang Undang Dasar 1945 Pasal 28F

Undang Undang Dasar 1945 Pasal 28F merupakan dasar dari

penerapan E-Government di Indonesia yang mengatur pelaksanaannya.

Sesuai dengan isi dari Undang Undang Dasar 1945 pasal 28F yang berbunyi

bahwa Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi

untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak

untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan

menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang

tersedia. Ini diharapkan dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah

dan masyarakat melalui informasi tentang proses pemerintahan.

2.2.2.2. Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara pada pasal 1 dijelaskan bahwa Sistem Informasi ASN

adalah rangkaian informasi dan data mengenai Pegawai ASN yang disusun

secara sistematis, menyeluruh, dan terintegrasi dengan berbasis teknologi.

Untuk menciptakan efektivitas, efisiensi serta keterpaduan dan akurasi data

informasi Aparatur Sipil Negara maka dari itu pemerintah

menyelenggarakan sistem informasi berbasis teknologi.

Selanjutnya pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5

Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara pasal 86 dijelaskan mengenai

peraturan disiplin pegawai, hal ini dimaksudkan untuk menciptakan

ketertiban dalam pelaksanaan tugas serta organisasi pemerintahan yang


diwajibkan melaksanakan berbagai upaya dalam meningkatkan

kedisiplinan kerja para pegawainya.

2.2.2.3. Peraturan Presiden No. 95 tahun 2018 tentang Sistem

Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)

Peraturan Presiden No. 95 tahun 2018 tentang Sistem

Pemerintahan Berbasis Elektronik membahas terkait upaya pemerintah

dalam percepatan pelayanan publik serta manajemen sistem pemerintahan

yang baik, dengan berkembangnya teknologi informasi diharapkan dapat

tercapainya penyelenggaraan pemerintahan yang dinamis. Dalam

penerapannya, Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik dilaksanakan

dengan prinsip :

1) Efektivitas
2) Keterpaduan
3) Kesinambungan
4) Efisiensi
5) Akuntabilitas
6) Interoperabilitas dan
7) Keamanan

2.2.2.4. Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai

Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai

pada Pasal 1 dijelaskan bahwa :

1) Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan


Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundangundangan dan/atau peraturan kedinasan yang
apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman
disiplin.
2) Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau
perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau
melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang
dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja.

Sebagai abdi negara sudah menjadi keharusan bagi seorang

pegawai negeri sipil untuk melaksanakan kewajibannya dalam

pengabdiannya kepada negara dan masyarakat sesuai dengan apa yang

telah tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 pasal 3

yaitu :

Setiap PNS wajib :


1. Mengucapkan sumpah/janji PNS
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan
3. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah
4. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada
PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung
jawab
6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan
martabat PNS
7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
sendiri, seseorang, dan/atau golongan
8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau
menurut perintah harus dirahasiakan
9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat
untuk kepentingan negara
10. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila
mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau
merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang
keamanan, keuangan, dan materiil
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan
13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dengan sebaik-baiknya
14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada
masyarakat
15. membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas
16. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan karier; dan
17. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang

2.2.2.5. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara No. 2 tahun 2020

tentang Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasis

Elektronik

Penyelenggaraan Aplikasi Simponi ASN Garbarata di Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara didasari pada Peraturan

Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara No. 2 tahun 2020 tentang

Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik yang

menyebutkan bahwa :

1. Informatika adalah pemanfaatan perangkat-perangkat


berkemampuan komputasi dalam pengelolaan informasi,
termasuk dalam pemrosesan, pengarsipan dan
penyebaran informasi.
2. Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik yang selanjutnya
disingkat SPBE adalah penyelenggaraan pemerintahan
yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk memberikan layanan kepada pengguna SPBE.

Aplikasi Simponi ASN Garbarata merupakan salah satu bentuk

aplikasi yang diciptakan oleh Badan Kepegawaian Daerah Provinsi

Sulawesi Tenggara dalam menunjang disiplin pegawai. Hal ini juga menjadi

upaya dalam pembinaan disiplin pegawai sehingga dapat tercapai sistem

pemerintahan yang berkualitas


2.2.2.6. Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 29 Tahun 2019

tentang Tambahan Penghasilan Pegawai

Pada pasal 11 ayat (2) berbunyi :

1. Bagi Pegawai Negeri Sipil dan Calón Pegawai Negeri Sipil

yang terlambat dan tidak mengabsen face scann Pagi, dan

Sore setiap kali dikurangi sebesar 6,00 % (enam persen)

dari besaran TPP

2. Bagi Pegawai Negeri Sipil dan Calón Pegawai Negeri Sipil

yang tidak mengabsen face scann Siang dan tidak hadir

dalam ruangan serta tidak membuat laporan kinerja harían

setiap kali dikurangi sebesar 2,5 % (dua setengah persen)

dari besaran TPP.

2.2.2.7. Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara No.2 Tahun 2015 tentang

Tambahan Penghasilan Pegawai

Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil yang

selanjutnya disingkat TPP adalah penghasilan yang diterima Pegawai

Negeri Sipil diluar gaji dan tunjangan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.
1.3. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah suatu penyusunan kembali dari kajian-

kajian teoritis serta fakta empirik dan dalam penjabarannya didasari pada

nalar peneliti sehingga dapat berguna untuk menjawab pertanyaan dalam

suatu penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat menjawab hal-hal pokok

yaitu bagaimana Implementasi Aplikasi Simponi Aparatur Sipil Negara

Garbarata dalam Disiplin Pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi

Sulawesi Tenggara.

Kerangka pemikiran ini dibuat oleh penulis dengan berpedoman

pada peraturan-peraturan yang terkait, yaitu Undang Undang Dasar 1945

Pasal 28F, Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara, Peraturan Presiden No. 95 tahun 2018 tentang Sistem

Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), Peraturan Pemerintah No. 53

Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai serta Peraturan Daerah Provinsi

Sulawesi Tenggara No. 2 tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Sistem

Pemerintahan Berbasis Elektronik, Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara

Nomor 29 Tahun 2019 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai. Penelitian

ini juga difokuskan pada teori Edwards III dilihat dari keberhasilan

Implementasi kebijakan dipengaruhi oleh faktor komunikasi, sumber daya,

diposisi dan struktur birokrasi.


Gambar 2.3.
Kerangka Pemikiran Penelitian

Implementasi Aplikasi
Simponi ASN
Garbarata.

Teori Edward III dalam


implementasi aplikasi
Simponi ASN Garbarata :
Faktor Upaya yang
1. Komunikasi dilakukan
Penghambat
2. Sumber Daya
3. Disposisi
4. Struktur Birokrasi

1. Undang Undang Dasar 1945 Pasal 28F


2. Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara
3. Peraturan Presiden No. 95 tahun 2018 tentang Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)
4. Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
Pegawai
5. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara No. 2 tahun
2020 tentang Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik
6. Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 29 Tahun
2019 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai

Peningkatan
disiplin pegawai

Sumber : Diolah oleh peneliti melalui berbagai sumber, 2021


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pada pengambilan sebuah teknik dalam penelitian atau

pengamatan haruslah tepat dan sesuai agar dapat mempermudah dan

menjadi pedoman bagi penulis pada pelaksanaan penelitian sesuai dengan

ketentuan prosedur penelitian yang ada. Menurut Sugiyono (2016:9)

metode penelitian kualitatif ialah teknik penelitian yang dipakai dalam

meneliti terhadap situasi obyek yang alamiah dalam hal ini peneliti berperan

menjadi instrumen kunci, metode pengambilan data dilaksanakan dengan

cara triangulasi (gabungan), analisa data bersifat induktif/kualitatif, serta

hasil penelitian kualitatif lebih menegaskan makna dari pada generalisasi.

Selain teknik penelitian kualitatif menurut Sugiyono, teknik penelitian

kualitatif berdasarkan dari Patton (2012:4) adalah :

Temuan kualitatif tumbuh dari tiga jenis pengumpulan data: (1)


wawancara mendalam dan terbuka; (2) pengamatan langsung; dan
(3) dokumen tertulis. Wawancara menghasilkan kutipan langsung
dari orang-orang terkait pengalaman, pendapat, perasaan, dan
pengetahuan mereka. Data dari pengamatan terdiri dari deskripsi
rinci tentang aktivitas, perilaku, tindakan, dan berbagai interaksi
antarpribadi dan organisasi orang-orang. proses yang merupakan
bagian dari pengalaman manusia yang dapat diamati. Analisis
dokumen mencakup mempelajari kutipan, kutipan, atau semua
bagian dari catatan organisasi, klinis, atau program; memorandum
dan korespondensi; publikasi dan laporan resmi; buku harian
pribadi, dan tanggapan tertulis terbuka terhadap kuesioner dan
survei.

27
28

Dalam hal ini Patton menyebutkan bahwa dalam metode kualitatif

ada tiga jenis pengambilan data yaitu wawancara terstruktur dan tidak

terstruktur, kemudian penelitian langsung di lapangan serta analisis

dokumen.wawancara yang dilakukan dilapangan secara langsung melalui

orang-orang berupa mendapatkan informasi mengenai pengalaman,

pendapat, perasaan dan pengetahuan. Lalu Nazir (2009:166) mengatakan

jika ‘‘alasan pemakaian cara berpikir induktif yaitu guna memberikan

argumen yang diawali melalui pertanyaan-pertanyaan yang bersifat khusus

guna mengurutkan sebuah argumen yang bersifat umum’’

Pada penelitian ini penulis akan memakai metode kualitatif

deskriptif melalui pendekatan induktif untuk mengetahui, mengumpulkan

dan mengolah data berdasarkan fakta di lapangan serta mengenal situasi

sosial tentang implementasi aplikasi simponi ASN Garbarata dalam disiplin

pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara yang

dimulai dengan menyusun argumentasi yang sifatnya general dari

beberapa pernyataan awal bersifat khusus.

3.2 Operasionalisasi Konsep

Operasional mempunyai arti sebagai pemilihan sifat yang akan

dipelajari menjadi suatu variabel yang bisa diukur (Sugiyono,2012:13).

Beberapa kajian teori dan landasan normatif yang telah dijelaskan,

penelitian difokuskan pada implementasi aplikasi Simponi ASN Garbarata

dalam disiplin pegawai di badan kepegawaian daerah provinsi sulawesi


29

tenggara. Fokus pada penelitian kualitatif dijabarkan dari aspek menjadi

dimensi kemudian indikator dan sub indikator. Secara lebih jelas terkait

operasionalisasi konsep bisa dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1
Operasionalisasi Konsep Penelitian

KONSEP DIMENSI INDIKATOR


Transmisi

Komunikasi Kejelasan

Konsistensi

Pegawai

Sumber Daya Informasi


Implementasi
Fasilitas
Aplikasi Simponi
ASN Garbarata
Susunan
dalam Disiplin
Disposisi Kepegawaian
Pegawai
Insentif

Standar
Operasional
Struktur Birokrasi Prosedur

Pembagian Kerja
Sumber : Edwards III (dalam Syafri dan Setyoko, 2010:34), diolah oleh
Peneliti 2021

3.3 Sumber Data dan Informan


3.3.1 Sumber Data Penelitian

Sumber data yang dimaksud pada penelitian ini adalah subjek

darimana data didapatkan. Arikunto dalam Rahmadi (2011:60)

menyebutkan ada tiga bentuk sumber data yang biasa disingkat 3P, yaitu:
30

1. Person, sumber data berupa orang


Pada.penelitian ini sumber data person merupakan
seseorang yang berkaitan dengan permasalahan yang
diteliti yakni implementasi aplikasi simponi ASN Garbarata
dalam disiplin pegawai.
2. Place , sumber data berupa tempat atau wilayah
Pada.penelitian ini yang menjadi sumber data place yaitu
kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara.
3. Paper, sumber data berupa symbol seperti angka, huruf,
gambar atau simbol-simbol lain
Sumber data berupa paper pada penelitian ini berupa
literature yang berkaitan dengan penelitian ini.

Sumber data pada penelitian ini berdasarkan atas :

1. Data primer yakni data yang didapat langsung lewat subyek serta

orang-orang yang dijadikan informan yang menguasai inti

permasalahan ataupun obyek penelitian. Adapun data yang di

butuhkan meliputi wawancara kepada aparat yang di anggap

memiliki keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan dan hasil

observasi dari pengamatan yang dilakukan peneliti ketika turun ke

lapangan.

2. Data sekunder yakni data yang didapatkan dengan cara tidak

langsung melalui sumber utama melainkan dari pihak lain ataupun

dari sumber yang sudah ada. Adapun data yang di butuhkan

meliputi literatur serta dokumen terkait penelitian.


31

3.3.2. Informan

Informan merupakan seseorang ataupun subjek penelitian yang

mampu memberi info kepada penulis tentang situasi dan kondisi dilapangan

terkait penelitian yang diteliti. Bhattacherjee (2012:98) mengatakan bahwa

“Interviewers must e selected based in their personal involvement with the

phenomenon under investigation and their ability and willingness to answer

the research question accurately and adeguately and not based

onconvenience or access”. Pewawancara harus dipilih berdasarkan pada

keterlibatan pribadi mereka dengan fenomena yang diteliti dan kemampuan

serta kesediaan menjawab pertanyaan secara akurat dan memadai dan

tidak didasarkan pada kenyamanan dan akses.

Pada penelitian ini, penulis memakai metode sampling yaitu

purposive sampling. Sugiyono (2011:218) “ Purposive sampling ialah teknik

pemilihan contoh berdasar kepada pertimbangan tertentu”. Penulis memilih

secara mandiri sampel yang menjadi informan dengan segala

pertimbangan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Melalui informan yang

telah ditentukan, diharapkan tidak akan terjadi ketimpangan informasi dari

berbagai informan yang akan diwawancarai namun peneliti juga harus tetap

memperhatikan kelayakan informasi untuk memastikan informasi yang

diberikan itu akurat dan sesuai dengan permasalah penelitian. Berikut ini

adalah tabel mengenai informan penelitian :


32

Tabel 3.2
Informan Penelitian

No. Jabatan Informan Jumlah

Kepala Badan Kepegawaian Daerah


1. A 1
Provinsi Sulawesi Tenggara

Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah


2. B 1
Provinsi Sulawesi Tenggara

3. Kepala Bidang Pengembangan C 1

Kepala Sub Bagian Umum dan


4. D 1
Kepegawaian

5. Kepala Sub Bidang Informasi E 1

6. Kepala Sub Bidang Pengolahan Data F 1

7. Kepala Sub Bidang Disiplin G 1

8. Staff H 5

Total 12

Sumber : Diolah oleh peneliti melalui berbagai sumber, 2021

3.4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ialah suatu tools yang dipakai pada sebuah

penelitian serta mempunyai prinsip dalam mengukur fenomena alam dan

sosial yang diamati. Manusia adalah instrumen utama dalam penelitan

kualitatif, yaitu peneliti atau orang lain yang mambantu peneliti.

Sehubungan dengan Sugiyono (2011:222) yang berpendapat apabila

didalam suatu penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat


33

penelitian merupakan peneliti sendiri. Maksud dari peneliti sebagai

instrumen utama yaitu tiap-tiap peneliti kualitatif mencari secara mandiri

data dengan cara dokumentasi, observasi perilaku, atau wawancara

dengan partisipan. Dari data-data yang telah terkumpul peneliti kemudian

mengolah data yang ada untuk dijadikan sumber informasi yang akurat.

Selanjutnya Cresswell (2016 :212) menyatakan: “A research

instrument is the generic term that researches use for a measurement

device, these are the fact finding strategies, the tools for data collection

include questionnaire, interview, observation, and reading”. Instrumen

penelitian merupakan istilah umum yang dapat digunakan peneliti sebagai

perangkat pengukuran, untuk menemukan strategi, alat pengumpulan data

meliputi kuesioner, wawancara, observasi, dan studi pustaka.

Dari penjelasan yang telah disebutkan, maka proses pengumpulan

data yang dilaksanakan oleh penulis pada sebuah penelitian kualitatif

diharuskan turun langsung ke lokasi guna mendapatkan data secara riil dan

nyata. Pengambilan data bisa melalui teknik wawancara, observasi, dan

juga pengambilan dokumentasi kegiatan selama penelitian berlangsung

sehingga bisa dijadikan sebagai sumber data primer dan sekunder yang

mampu mendukung kelancaran penelitian dalam pemecahan masalah

yang ada terhadap penelitian.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Pada suatu penelitian faktor yang menjadi sangat vital yaitu metode

pengumpulan data, hal ini menjadi langkah utama dan berperan strategis
34

karena suatu penelitian akan memiliki kekuatan serta bahan dasar untuk

meneliti permasalahan yang ada berdasarkan dari sebuah data. Jika tidak

menguasai metode pengumpulan data yang dipakai, tentu peneliti bisa saja

memperoleh data yang tidak cocok dengan metode penelitian yang

digunakan. Sehubungan dengan Sugiyono (2011:214) yang mengatakan

“Metode pengumpulan data ialah tindakan yang sangat strategis pada

sebuah penelitian, sebab tujuan utama dalam penelitian yaitu memperoleh

data”

Dalam menentukan metode pengumpulan data yang diperlukan,

penulis harus mengidentifikasi pertanyaan yang akan dirumuskan dalam

fokus penelitian nantinya, rumusan pertanyaan ini membutuhkan metode

pengumpulan data yang berbeda-beda. Pada penelitian ini penulis

memakai metode pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan

dokumentasi.

3.5.1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengambilan data dengan cara

menghimpun data melalui tanya jawab lisan secara sepihak berhadapan

muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditetapkan. Sugiyono

(2019:305) menyebutkan tiga macam wawancara, yaitu :

1. Wawancara terstruktur, yaitu kegiatan wawancara dimana


pedoman wawancara yang berisi tentang pertanyaan-
pertanyaan yang telah dirangkai dengan rinci menyerupai
check-list. Pertanyaan dan jawaban sebagai pedoman
wawancara telah ditentukan oleh pewawancara sehingga
35

pengolahan data mejadi lebih mudah.


2. Wawancara semi terstruktur, yaitu kegiatan wawancara
dimana pedoman wawancaranya sudah ditentukan oleh
pewawancara namun bedanya dengan wawancara
terstruktur adalah dimana informan dimintai pendapat dan
idenya. Pewawancara dapat menanggapi pernyataan yang
dikeluarkan oleh informan sehinga informasi yang
diperoleh akan lebih mendalam.
3. Wawancara tidak terstruktur, yaitu kegiatan wawancara
yang bebas dalam hal ini pewawancara tidak memakai
pedoman wawancara. Pewawancara belum mengetahui
data apa yang akan diterima, oleh sebab itu pewawancara
harus menyimak apa yang diberitahu melalui responden.
Berdasar pada analisis jawaban respondenlah
pewawancara dapat menentukan pertanyaan selanjutnya.

Dalam upaya pengumpulan data terkait penelitian ini, penulis

menggunakan wawancara semi terstruktur dikarenakan peneliti dapat

bebas dan fleksibel didalam melancurahkan pertanyaan kepada informan

akan tetapi tetap berpedoman pada pertanyaan yang telah di siapkan

sehingga penulis bisa mendapat informasi yang mendalam mengenai

implementasi aplikasi Simponi ASN Garbarata dalam disiplin pegawai di

Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.

3.5.2. Observasi

Observasi adalah sebuah aktivitas peninjauan secara langsung

dengan cara yang terstruktur untuk mengambil data yang berada di lokasi

penelitian. Pengamatan ini memiliki tujuan guna menganalisi prilaku serta

arti dari prilaku tersebut, penelitian kualitatif juga mencari peranan yang

berbeda atau pandangan lainnya dari orang lain untuk melengkapi hasil
36

penelitian. Klasifikasi observasi menurut Sugiyono (2019:297)

mengungkapkan :

1. Observasi partisipatif, bahwa pada suatu observasi


partisipatif, peneliti mengikuti aktivitas keseharian
seseorang yang tengah dipantau ataupun yang dijadikan
sebagai sumber data pada sebuah penelitian. “In
participant observation, the researcher observes what
people do, listen to what they say, and participates in their
activities”, (Sugiyono 2019:299). Observasi ini di golongkan
menjadi empat, yakni:
a. Partisipasi pasif, peneliti mendatangi lokasi
penelitian tapi tanpa melibatkan diri pada aktivitas
informan.
b. Partisipasi moderat, pada observasi ini terdapat
kesepadanan antar peneliti menjadi orang dalam
maupun orang luar yang ikut berpartisipasi
terhadap kegiatan-kegiatan tetapi tidak semua.
c. Partisipasi aktif, peneliti turut melaksanakan
kegiatan yang dijalankan oleh informan tapi tidak
semuanya.
d. Partisipasi lengkap, peneliti terjun langsung dalam
kegiatan informan.
2. Observasi terang-terangan dan tersamar, pada penelitian
ini, peneliti mengumpulkan data secara terang-terangan
terhadap informan jika sedang melakukan penelitian.
3. Observasi yang tak terstruktur, penelitian ini dilaksanakan
secara tidak terstruktur, sebab focus penelitiannya belum
jelas namun akan berkembang dengan sendirinya selama
aktivitas observasi berjalan.

Pada penelitian ini penulis memakai metode pengumpulan data

observasi partisipasi pasif dalam hal ini peneliti melaksanakan pemantauan

langsung pada objek yang diamati dengan mengamati apa saja yang

dikerjakan, mendengar apa yang dikatakan, dan turut serta didalam

kegiatannya tetapi peneliti tidak ikut berkontribusi secara langsung pada

aktivitas informan. Observasi partisipatif pasif menuntut peneliti terjun


37

langsung di lapangan, agar data yang akan didapatkan jadi lebih lengkap,

serta tajam, dan bisa memahami hasil yang ditunjukan objek peneliti.

3.5.3. Dokumentasi

Dokumen adalah sebuah rekaman kejadian lampau baik berupa

tulisan, gambar maupun karya monumental dari seseorang. Dokumen

bentuk tulisan bisa seperti catatan harian, laporan, peraturan, kebijakan,

serta liputan media massa/elektronik sedangkan dokumen dalam bentuk

gambar dapat berupa photo, video, sketsa dan lain-lain. Penggunaan teknik

dokumentasi dimaksudkan untuk menelusuri bukti-bukti yang mendukung

dan melengkapi data yang sudah dikumpulkan melalui metode observasi

dan wawancara.

3.6. Teknik Analisis Data

Untuk mendapatkan analisis data yang sistematis, maka penulis

harus memiliki metode analisis data yang baik dan sesuai dengan

kebutuhan. Teknik analisis data merupakan suatu proses menafsirkan dan

meinterpretasikan data dalam rangka pemecahan masalah yang sedang

diteliti.

Pada penelitian ini penulis memakai analisis data model Miles dan

Huberman yang dikutip oleh Sugiyono (2016:246-251) yang dilakukan

ketika pengambilan data terjadi serta seusai pengambilan data pada waktu

tertentu. Alur kegiatan analisis data. Miles dan Huberman terdiri dari :
38

1. Data Reduction
Reduksi data berarti meringkas serta menentukan bagian
vital dari data dan informasi yang benar dengan
mendukung.tujuan penelitian, dan menyisihkan data yang
tidak diperlu.
2. Data Display
Data penelitian yang terkumpul akan disajikan kedalam
wujud deskripsi singkat, bagan, kaitan antara kategori,
flowchart serta sejenisnya, biasanya pada penelitian
kualitatif yaitu melalui teks yang memiliki sifat naratif.
3. Conclution : Drawing/verying
Tahap ketiga pada analisis data kualitatif adalah konklusi
dan verifikasi, dalam tahap ini diharapkan mendapatkan
sesuatu yang baru pada penelitian ini.

Gambar 3.1.
Komponen Dalam Analisis Data

Data Display

Data Collection Data Reduction

Conclution :
Drawing/verying

Sumber data : Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2018:485

Dari pernyataan diatas penulis menyimpulkan bahwa teknik analisis

yang digunakan adalah reduksi data. Mereduksi data adalah merangkum,

menentukan suatu hal yang penting, memfokuskan kepada sesuatu yang

vital serta dicari tema dan polanya, pada tahap akhir kita mendapat
39

kesimpulan dari sajian data yang sudah selesai di reduksi apabila terdapat

petunjuk yang kuat dalam mendukung kesimpulan tersebut jika data yang

ada belum bisa memperkuat dalam menarik kesimpulan yang kredibel,

maka penulis akan melengkapi kembali data yang diperlukan sampai

penulis dapat menarik kesimpulan yang kredibel

3.7. Jadwal dan Lokasi Penelitian


3.7.1. Jadwal Penelitian

Pelaksanaan penelitian dalam penyusunan skripsi ini akan

dilaksanakan berdasarkan atas kalender akademik yang ditentukan oleh

lembaga Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Tahun 2021/2022.

Adapun rincian kegiatan penyusunan skripsi tersebut disajikan pada tabel

berikut:
40

Tabel 3.3
Jadwal Pelaksanaan Penelitian dan Penyusunan Skirpsi Tahun

Akademik 2021/2022

TAHUN 2021 TAHUN 2022


N KEGIAT
SEP OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN
O AN
1 234123412341234123412341234123412341234

Pengajua
n Judul
1 dan
. penyusu
nan
skripsi
Seminar
2
proposal
.
skripsi
Perbaika
3 n
. proposal
skripsi
Penelitia
n dan
4
pengump
.
ulan
data
Penyusu
5
nan
.
Skripsi
Ujian
6 Kompreh
. ensif
Skripsi

7 Perbaika
. n dan
Pengum
41

pulan
Skripsi

Sumber : Kalender akademik 2021/2022

Keterangan : Jadwal pelaksanaan kegiatan

3.7.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Kantor Badan Kepegawaian

Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara disesuaikan dengan fokus yang akan

diteliti sehingga mendapatkan kelengkapan data yang diinginkan oleh

penulis.
BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Provinsi Sulawesi Tenggara

4.1.1.1. Keadaan Geografis

Sulawesi Tenggara adalah salah satu dari enam provinsi di Pulau

Sulawesi. Wilayah provinsi ini mencakup jazirah tenggara pulau Sulawesi

dan beberapa pulau di sekitarnya. Posisi geografis Sulawesi Tenggara

berada di bagian selatan khatulistiwa di antara 3°-6° Lintang Selatan dan

120°45′-124°60′ Bujur Timur. Secara geografi wilayah Sulawesi Tenggara

mempunyai batas-batas sebagai berikut:

a. Batas utara : Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah

b. Batas selatan : Laut Flores

c. Batas timur : Laut Banda

d. Batas barat : Teluk Bone

Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki wilayah daratan seluas lebih

kurang 38.067,70 km2 atau 3.806.770 hektare. Wilayah perairan

diperkirakan seluas lebih kurang 110.000 km2 atau 11.000.000 hektare.

Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas delapan kabupaten dan dua kota,

yaitu Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe, Kabupaten Muna, Kabupaten

Buton, Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Bombana, Kabupaten

42
Wakatobi, Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten

Kowawe Utara, Kota Kendari, dan Kota Bau Bau.

Dalam Perkembangannya, terjadi pemekaran kembali di Provinsi

Sulawesi Tenggara, yaitu Pembentukan Kabupaten Buton Utara dan

Kabupaten Konawe Utara. Kabupaten Konawe Utara adalah hasil

pemekaran dari Kabupaten Konawe. Ibu kotanya adalah Wanggudu.

Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2007, pada tanggal 2 Januari 2007. Selanjutnya. Kabupaten Buton Utara

adalah pecahan dari Kabupaten Muna yang beribukotakan Burangga.

Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun

2007, pada tanggal 2 Januari 2007. Sampai saat ini provinsi Sulawesi

Tenggara sudah memiliki lima belas kabupaten dan dua kota yang

dirincikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.1
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara

Persentase
Luas total
Kabupaten/Kota Ibukota Kab/Kota terhadap luas
area
provinsi

(1) (2) (3) (4)


Buton Pasarwajo 1 212,99 3,19
Muna Raha 1 922,16 5,05
Konawe Unaaha 4 435,28 11,65
Kolaka Kolaka 3 283,59 8,63
Konawe selatan Andoolo 5 779,47 15,18
Bombana Rumbia 3 001,00 7,88
(1) (2) (3) (4)
Wakatobi Wanci 559,54 1,47
Kolaka utara Lasusua 3 391,67 8,91
Buton utara Buranga 1 864,91 4,9
Konawe utara Wanggudu 5 101,76 13,4
Kolaka timur Tirawuta 3 634,74 9,55

Konawe kepulauan Langara 867,58 2,28

Muna barat Laworo 1 022,89 2,69


Buton tengah Labungkari 958,31 2,52
Buton selatan Batauga 509,92 1,34
Kota kendari Kendari 300,89 0,79
Kota Baubau Bau-bau 221,00 0,58
Sulawesi Tenggara 38 067,70 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara

Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki dua musim, yaitu musim

kemarau dan musim hujan. Musim hujan terjadi antara bulan November

sampai bulan Maret. Musim kemarau terjadi antara bulan Mei sampai bulan

Qktober. Khusus pada bulan April, arah angin maupun curah hujan tidak

menentu sehingga pada bulan ini dikenal sebagai bulan atau musim

pancaroba. Curah hujan di Provinsi Sulawesi Tenggara umumnya tidak

merata. Hal ini menimbulkan adanya wilayah daerah basah dan wilayah

daerah semi kering.

Wilayah daerah basah mempunyai curah hujan lebih dari 2.000

mm/tahun. Daerah ini meliputi wilayah sebelah utara garis Kendari-Kolaka

dan bagian utara Pulau Buton dan Pulau Wawoni. Wilayah daerah semi

kering mempunyai curah hujan kurang dari 2.000 mm/tahun. Daerah ini
meliputi wilayah sebelah selatan garis Kendari-Kolaka dan wilayah

kepulauan di sebelah selatan dan tenggara jazirah Sulawesi Tenggara.

Sulawesi Tenggara beriklim tropis, yang dipengaruhi oleh angin

laut. Suhu udara rata-rata 27°C. Menurut pendataan Lanud Wolter

Monginsidi, Kendari, suhu minimum rata-rata 20°C dan suhu maksimum

rata-rata 34°C. Kelembapan udara tercatat 90 persen.daerah otonom di

Provinsi Sulawesi Tenggara. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 6 Tahun

1995 tanggal 27 september 1995, kota ini diresmikan. Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1995 Pembentukan Kota Madya Daerah

Tingkat II Kendari, Pertumbuhan Penduduk yang terjadi di Kota Kendari

menjadi lebih meningkat, Peningkatan penduduk terjadi karena Kota

Kendari sebagai daerah dengan perkembangan daerah pemukiman, pusat

perdagangan dan Pelabuhan laut antar pulau.


Gambar 4.1
Peta Provinsi Sulawesi Tenggara

4.1.1.2. Keadaan Demografi

Provinsi Sulawesi Tenggara dengan luas 38.067,70 km2 didiami

penduduk sebanyak 2.659.156 jiwa. Penduduk ini tersebar di 15 Kabupaten

dan 2 kota. Jumlah penduduk di Kabupaten Buton adalah 117.040 jiwa,

Kabupaten muna sebanyak 218.956 jiwa, Kabupaten konawe sebanyak

261.116 jiwa, Kabupaten kolaka sebanyak 241.366 jiwa, Kabupaten

konawe selatan sebanyak 312.674 jiwa, Kabupaten bombana sebanyak

151.910 jiwa, Kabupaten wakatobi sebanyak 113.122 jiwa, Kabupaten

kolaka utara sebanyak 139.234 jiwa, Kabupaten buton utara sebanyak

67.714 jiwa, Kabupaten konawe utara sebanyak 68.950 jiwa, Kabupaten


kolaka timur sebanyak 120.966 jiwa, Kabupaten konawe kepulauan

sebanyak 37.639 jiwa, Kabupaten muna barat sebanyak 84.777 jiwa,

Kabupaten buton tengah sebanyak 116.599 jiwa, Kabupaten buton selatan

sebanyak 95.472 jiwa, Kota Kendari sebanyak 350.267 jiwa dan Kota

Baubau sebanyak 161.354 jiwa. Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kota

kendari sebanyak 350.267 jiwa (13,17 %), sedangkan penduduk terkecil

terdapat di Kabupaten konawe kepulauan yaitu sebanyak 37.639 jiwa (1,42

%).

Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2021

Kelompok Umur Jenis Kelamin (Jiwa)


Jumlah (Jiwa)
(Tahun) Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
0-4 129.305 125.691 254.996

5-9 125.452 122.695 248.147

10-14 127.882 120.899 248.781

15-19 126.234 118.605 244.839

20-24 122.228 117.830 240.058

25-29 117.079 113.517 230.596

30-34 109.208 106.470 215.678

35-39 99.776 98.053 197.829

40-44 90.628 89.063 179.691

45-49 79.397 77.847 157.244

50-54 65.593 64.325 129.918

55-59 52.769 51.913 104.682


(1) (2) (3) (4)

60-64 39.376 39.106 78.482

65-69 27.851 28.318 56.169

70-74 17.809 18.861 36.670

75+ 16.066 19.310 35.376

Sulawesi Tenggara 1.346.653 1.312.503 2.659.156

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara

Berdasarkan tabel 4.2 diatas yang dikutip dari Badan Pusat Statistik

Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukkan data jumlah penduduk

berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin yang ada di provinsi

Sulawesi Tenggara pada tahun 2021. Dari data diatas didapati bahwa usia

0 sampai dengan 4 tahun yang paling banyak di provinsi Sulawesi

Tenggara. Kemudian usia 10 sampai 14 tahun kedua paling banyak dengan

jumlah 248.781 . Kelompok umur ini sedang menduduki pendidikan sekolah

Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, dan dari data tersebut juga terlihat

penduduk provinsi Sulawesi Tenggara dipadati oleh usia produktif, usia

produktif bagi para pekerja di Kabupaten Bangka. Selain itu, data diatas

juga menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dengan

1.346.653 jiwa daripada perempuan dengan jumlah 1.312.503 jiwa.


4.1.2. Gambaran Umum Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi

Tenggara

4.1.2.1. Visi dan Misi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi

Tenggara

A. Visi

“Terdepan dan Profesional dalam Pelayanan

Kepegawaian” Makna visi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi

Sulawesi Tenggara adalah bahwa yang dimaksud institusi

Terdepan yaitu penguatan kapasitas internal kelembagaan Badan

Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Sedangkan Profesional yaitu peningkatan kualitas dalam

penyelenggaraan sistem administrasi dan manajemen Aparatur

Sipil Negara Kota Kendari meliputi perencanaan, pengadaan,

pemindahan, pemberhentian, dan pengembangan serta

pengawasan dan pengendalian untuk menjamin penyelenggaraan

tugas pemerintah dan pembangunan secara berdaya guna dan

berhasil guna untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik.

B. Misi

Kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi

Tenggara mempunyai beberapa misi didalamnya :

1) Menciptakan tatanan organisasi kepegawaian yang bersih,

demokratis, berwibawa dan bertanggung jawab.


2) Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang

professional, bermoral dan berdedikasi tinggi dalam

melaksanakan tugas.

3) Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi dan

manajemen kepegawaian

4.1.2.2. Uraian Tugas Dan Fungsi

A. Tugas

Tugas pokok Badan Kepegawaian Daerah Provinsi

Sulawesi Tenggara adalah membantu dalam melaksanakan fungsi

penunjang urusan pemerintahan Bidang kepegawaian, pendidikan

dan pelatihan yang menjadi kewenangan Daerah Kabupaten dan

tugas pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah.

B. Fungsi pokok

Fungsi pokok Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi

Tenggara

1. Penyiapan penyusunan peraturan perundang-undangan

daerah di bidang kepegawaian daerah sesuai norma,

standar prosedur yang telah ditetapkan pemerintah

2. Perencanaan pengembangan kepegawaian daerah

3. Penyiapan kebijakan teknis pengembangan kepegawaian

daerah
4. Penyiapan dan pelaksanaan pengankatan, kenaikan

pangkat, pemindahan, pemberhentian pegawai negeri sipil

daerah sesuai dengan norma, standar prosedur yang telah

ditetapkan dalam perundang-undangan

5. Pelayanan administrasi kepegawaian dalam pangkatan,

pemindahan, pemerhentian dari jabatan strutural atau

fungsioanal sesuai dengan norma, standar prosedur yang

telah ditetapkan dalam perundang-undangan

6. Penyiapan dan penetapan pensiun pegawai negeri sipil

daerah sesuai dengan norma, standar prosedur yang telah

ditetapkan dalam perundang-undangan

7. Penyiapan penetapan gaji , tunajngan dan kesejahteraan

pegawi negeri sipil daerah sesuai dengan norma, standar

prosedur yang telah ditetapkan dalam perundang-

undangan

8. Penyelenggaraan administrasi pegawai negeri sipil daerah,

dan\pengelolaan sistem informasi kepegawaian daerah

kepada badan kepegawaian negara.


4.1.2.3. Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara

Struktur organisasi Badan Kepegawaian daerah provinsi sulawesi tenggara

dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4 2
Bagan Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi
Sulawesi Tenggara

BAGAN STRUKTUR JABATAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH


PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KEPALA
Dra. ZANURIAH, M.Si
Pembina Utama Madya, Gol. IV/d
NIP. 19651231 199203 2 091

SEKRETARIS
ABDUL MUSLIKH, S.Pd, M.P W
Pembina Tk. I, IV/b
NIP. 19981731 199183 1 873

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL


KASUBAG PROGRAM KASUBAG KEUANGAN KASUBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN
ASHADI AGUS, S.STP NUR ADNAN HADI, S.Kom SISWAN.T, S.E
Penata Tk. I, III/d Penata Tk. I, III/d Penata,Gol. III/c
NIP. 19800913 199912 1 001 NIP. 19868229 201001 1 001 NIP. 19728613 200291 1 001

KABID. PENGADAAN DAN MUTASI KABID. PENGEMBANGAN KABID. DOKUMENTASI & INFORMASI KABID. DISIPLIN, KESEJAHTERAAN DAN PENSIUN
KADIR, S.SOS SAIDO, S.SOS,. M.Si ISRAWATI, ST, MT RUDDIN, S.E
Pembina Tk. I. Gol IV/b Pembina Tk. I, IV/b Pembina Tk. I, Gol, IV/a Pembina Tk. I Gol. IV/b
NIP. 19671231 198803 1 158 NIP. 19690825 199008 1 001 NIP 19681009 199603 2 004 NIP. 19660316 198301 1 001

KASUBID. MUTASI PEGAWAI PROVINSI KASUBID. MUTASI JABATAN STRUKTURAL KASUBID. DOKUMENTASI KASUBID. DISIPLIN
HADRAWATI, S.E,. ME WAYAN SUJANA,S.SOS GATOT IRIANTO, S.E MUH. ARFAN,S.H., M.A.P
Pembina Gol. IV/a Penata Tk. I, Gol. III/d Penata Tk. I,Gol. III/d Penata III/c
NIP. 19750724 200502 2 002 NIP. 19660810 199202 1 013 NIP. 19800914 200012 1 001 NIP. 19830825 200504 1 005

KASUBID. DATA DAN INFORMASI KASUBID. MUTASI JABATAN FUNGSIONAL KASUBID. INFORMASI KASUBID. KESEJAHTERAAN
LA ODE HASRU MOHAMAD,S.Pd,M.Si MARGARET ASRIANY K.S.STP HARYANTO GAIN, S.ST, M.AP Dra. Hj. FAUZIAH, ZA
Pembina Gol. IV/a Penata Tk. I, Gol. III/d NIP 197607072007012019 Pembina. IV/a
NIP. 19722306 200112 1 00 4 NIP. 19820803 200001 2 002 Penata,Tk. I, III/d NIP. 19650308 1989 2 014

KASUBID. MUTASI PEGAWAI KABUPATEN/KOTA KASUBID.PEMBERDAYAAN PEGAWAI ASN KASUBID. PENGOLAHAN DATA KASUBID. PENSIUN
Hj. AULFIANI S.H LA ODE BURHAN K,S.STP HANDSEN S.Kom MUKMIN.S,Si
Penata, III/c Penata III/c Penata Gol, III/c Penata Tk. I, Gol. III/d
NIP. 19930119 200604 2 016 NIP. 19750823 200701 1 OO9 NIP. 19820621 201001 1 016 NIP. 19680615 200312 1 006

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara


4.1.2.4. Susunan Kepegawaian di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi
Sulawesi Tenggara

Tabel 4 3
Susunan Kepegawaian di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi
Sulawesi Tenggara

No. NIP NAMA GOL JABATAN

(1) (2) (3) (4) (5)


KEPALA BADAN
KEPEGAWAIAN DAERAH
Dra ZANURIAH
1 196512311992032091 IV/d PROVINSI SULAWESI
M.Si
TENGGARAKEPEGAWAIAN
DAERAH
ABDUL MUSLIKH SEKRETARIS BADAN
2 196812311991031075 IV/b
S.Pd KEPEGAWAIAN DAERAH
KEPALA BIDANG
3 196908251990081001 SAIDO S.SOS IV/b
PENGEMBANGAN
KEPALA BIDANG
ISRAWATI ST,
4 196810091996032004 IV/b DOKUMENTASI DAN
MT
INFORMASI
KASUBID
DRA FAUZIAH
5 196605061989032014 IV/a KESEJAHTERAAN
ZA
PEGAWAI
LAODE HASIRU
MOHAMAD KASUBID. MUTASI
6 197203062001121004 IV/a
SALIHA S.Pd., PEGAWAI PROVINSI
M.Si
APRIANI CICI
7 197104041993022005 AHMIRAWANY IV/a PENGELOLA DATA
S.Pd, M.Ed
HADRAWATI SE, KASUBID. PENGADAAN
8 197507242005022002 IV/a
ME. PEGAWAI ASN
MARGARET
KASUBID. MUTASI
9 198208032000122001 ASRIANY IV/a
JABATAN FUNGSIONAL
KAYATU SSTP
ASHADI AGUS
10 198009131999121001 III/d Kasubag Program
S.STP
11 196912091989022002 HASNAWATI S.Si III/d KASUBID. INFORMASI
GATOT IRIANTO KEPALA SUB BIDANG
12 198009142000121001 III/d
S.E. DOKUMENTASI

PENGOLAH DATA
13 196711112001122002 HARLINDA SE III/d
PEGAWAI NEGERI SIPIL
(1) (2) (3) (4) (5)
Dr. LAODE MUH.
AL BASYIR ANALIS MUTASI JABATAN
14 198403072002121001 III/d
YAMIN PUTRA FUNGSIONAL
SSTP., M.Si.
WAODE OPERATOR KOMPUTER
15 197202012000032006 III/d
MALIMUANA S.Si TK. I
16 196806152003121006 MUKMIN S.Si III/d KASUBID. PENSIUN
NUR ADNAN
17 198606272010011001 III/d STAF
HADI S.Kom
WAYAN SUJANA KASUBID. MUTASI
18 196608101992031013 III/d
S.Sos JABATAN STRUKTURAL
HARYANTO
19 198505052009031007 GAIN S.ST., III/d PENYULUH BENCANA
M.AP
YUNIAR
RAHMAWATI PENYUSUN DUK DAN
20 198306192009032007 III/d
ABU BAEDA DAFTAR NOMINATIF
S.Kom
BASO
STAF OPERATOR
21 197812312009031006 MUHAMMAD III/d
KOMPUTER
TAHIR SE
Drs. RAMPUN PENGELOLA KENAIKAN
22 196609022007011013 III/d
PATIBANG PANGKAT
PENGELOLA TUGAS
23 197404192009022001 WARNI SE III/d
BELAJAR
PENGELOLA ARSIP
24 196812312007011150 LA HERI S.Pd III/d
KEPEGAWAIAN
LISA ANGRIANI STAF OPERATOR
25 198503302009022006 III/d
S. Kom KOMPUTER
LA ODE KASUBAG. UMUM DAN
26 197508232007011009 III/d
BURHAN S.TP KEPEGAWAIAN
P;ENGADMINISTRASI
27 197309291994032003 ASMIRA SE III/c
PEMBUKUAN
YENI FITRIA SP, PENGELOLA KENAIKAN
28 197609202010012010 III/c
ME. PANGKAT
RASMIAH
PENGELOLA KENAIKAN
29 198207132008012008 MANSYUR III/c
PANGKAT
S.Kom
LASARUDIN S. ADMINISTRATOR
30 197009062010011005 III/c
Ag EVALUASI DIKLAT
HANDSEN ANALIS SUMBER DAYA
31 198206212010011016 III/c
S.Kom MANUSIA APARATUR
32 198111172010012015 MASTURA SH III/c PENGELOLA PENSIUN
FEBRIYANTI ANALISIS PEMBAYARAN
33 198702092010012018 III/c
FAJRIN S.IP JAMINAN KESEHATAN
AZIZA A
PENGURUS BARANG
34 197606232006042008 DJIBRAN S.Sos. III/c
PENGGUNA
M.Si.
(1) (2) (3) (4) (5)
PENGELOLA KENAIKAN
35 198301192006042016 Hj. SULFIANI S.H III/c
PANGKAT
MUHAMMAD
KEPALA SUB BIDANG
36 198508242006041005 ARFAN S.H, III/c
DISIPLIN PEGAWAI
M.AP
KASUBAG. UMUM
37 197206152007011040 SISWAN. T. S.E. III/c
KEPEGAWAIAN
FUTISNA ADMNISTRASI
38 198509072011012012 III/c
SAFIUDDIN S.E. PELAPORAN KEUANGAN
IRNA RAMLAN
39 198007212009012003 III/c OPERATOR KOMPUTER
S.P.
LULUT LESTARI PENGELOLA JABATAN
40 198310202006042008 III/c
A. ISMAIL SE FUNGSIONAL
WA ODE SITTI
RAHMI
41 198707252006042005 ADAWIYAH III/c -
RASJID S.IP,
M.Si
SITTI SALNA
42 197805022005022004 III/c PENGELOLA PENSIUN
S.Sos
PENERIMA DAN
43 198604082006041005 HASRUN S.Sos III/c
PENYIMPAN BARANG
44 197202022007012028 MINI S.Si III/c PENGOLA DATA
ERICK PENYUSUN ANGGARAN
45 198108042009011008 FABIANTO KUEN III/c RUTIN DAN
SH PEMBANGUNAN
PEMROSES PENERIMAAN
SAFRIL
PRAJA IPDN, UJIAN DINAS
46 198704122006041005 ADRIANSYAH III/c
DAN UJIAN PENYESUAIAN
S.E, M.E
IJASAH
ARIF ADRIANTO PENGELOLA ARSIP
47 198407112010011003 III/c
SH KEPEGAWAIAN
MUHAMMAD
PEMROSES KENAIKAN
48 198501202011011010 RISAL S.SI., III/c
PANGKAT
M.AP.
PENGOLAH DATA
49 197703072000032001 MURNIATI K S.Si III/c
PENSIUN PEGAWAI
ADMINISTRATOR
50 196509041985102001 HAMLIA III/b PENYELENGGARAAN
DIKLAT
PENGELOLA KENAIKAN
51 196708081986122001 HERLINAWATI III/b
PANGKAT
TOSILOLIPU
PENGELOLA KENAIKAN
52 197107151991031004 PATIRONO III/b
PANGKAT
WONUA HASAN
ARNI
53 198002142014102001 FITRIANY.S S.IP, III/b ADMINISTRASI UMUM
M.M
PENGADMINISTRASI
54 198408152008011004 LA FISI SH III/b UMUM DATA DAN
INFORMASI
(1) (2) (3) (4) (5)
RICHZAL
PENGELOLA ARSIP
55 198801162014031001 HERMANTO III/b
SENIOR
S.Sos. M.Ap
PENGADMINISTRASI
56 198201032008011004 KARDIN S.Sos. III/b UMUM DATA DAN
INFORMASI
EVY RAMA PENATA LAPORAN
57 199103182014032002 III/b
SUCIYANI S.E. KEUANGAN
ANDI RACHMAT PERANCANG
58 198808112014031001 III/b
BOESTON S.H. PERUNDANG-UNDANGAN
ASRINI ASAD PENGELOLA SURAT
59 198403262008012005 III/b
KARIM S.Si MASUK DAN KEARSIPAN
ZULKARNAIN PENGELOLA SURAT
60 197703042014081001 III/b
ARIS BUNRE SE MASUK DAN KEARSIPAN
DARMAWATI PENGOLAH
61 198005072014102001 III/b
S.Sos KEPEGAWAIAN
PENGELOLA KENAIKAN
62 197809122009022004 ELFINA S.Si III/b
PANGKAT
TEKNIS/ADMINISTRASI
63 198012072014082001 SRIWATI S.Sos III/b
LAINNYA
PENGUMPUL DAN
SABAHUDDIN
64 197108292014081001 III/b PENGELOLA DATA
S.Ag
JABATAN FUNGSIONAL
HENNY PENATA LAKSANA
65 197807282014082002 YULIANTI AZIS III/b PROGRAM PENDIDIKAN
S.E, M.M DAN LATIHAN
APRIYANI PENGUMPUL DAN
66 198004292014082001 III/b
SAENAL S.IP. PENGOLAH DATA DIKLAT
PENGAGENDA SURAT
67 197004072007012022 WARDIANI S.Sos III/b
MASUK DAN KELUAR
KASMAWATI PENGOLAH ADMINISTRASI
68 197601102010012012 III/b
S.Sos. UMUM
SUWARNI SAID PENGELOLA KENAIKAN
69 197709292007012015 III/b
S.Sos. PANGKAT
EVA PUTRINI
70 198305182010012001 III/b PRAMU TAMU
YUSUF S.Sos.
STAF TATA USAHA
71 196512311990031102 LA WELI III/b
PIMPINAN
KESUMA JAYA PEMROSES USUL MUTASI
72 197810242008031001 III/b
A.Md JABATAN STRUKTURAL
ANDI MUCHLIS
73 198010202008011008 III/b PENGOLAH DATA
HAMID S.Pt.
PENGELOLA SURAT DAN
74 198104102014082001 LISNAWATI III/b
DOKUMEN

PENGADMINISTRASI
75 198309172014081001 IRWAN HUSBA III/b
LAPORAN KEUANGAN
(1) (2) (3) (4) (5)
ASHADI
PENGELOLA ARSIP DAN
76 198208172014081001 SATYAHDARMA III/b
DOKUMENTASI
SE
ASTRIFYANI
77 198604022014082002 III/b ADMINISTRASI UMUM
SARIAYU SE
SITTI ASNIAR STAF OPERATOR
78 198501052014082001 III/b
S.Pd KOMPUTER
CHAERUL OPERATOR KOMPUTER
79 198112272014031001 III/b
IRWAN A.Md TK. I
PENGOLAH DATA
80 198306032014082001 MARLENA III/b
ADMINISTRASI UMUM
ALI RAJAB
81 199412232017081002 FAJARYANTO III/b Staf
S.STP
PENGADMINISTRASI
UNTUNG
82 197809192014081001 III/b SURAT MASUK DAN
WIDODO SE
KELUAR
PRANATA KOMPUTER
83 198712182015021001 ORDAH,A.MD III/b
PELAKSANA
SITI FAUZIAH
84 199603272017082001 SUDIRMAN III/b Staf
S.STP
AMZAL ARIFIN
85 198107182014081001 III/b Staf
S.E
WA ODE
ANALIS PROGRAM
86 198502132014082001 NURMILA.S III/b
PEMBAYARAN PENSIUN
S.Sos
87 198406292014082001 NINING FITRIANI III/a PRANAT KOMPUTER
M.MUHTAR S.
88 198009012014081001 III/a ADMIN RUP
Kom
WAODE AULIA
PENGELOLA KENAIKAN
89 198709242010012007 FARANI AZIMU III/a
PANGKAT
A.Md
PRANATA KOMPUTER
90 198509182015022004 SISTIA S.Si III/a
PELAKSANA
91 197909192009021005 KAIMAN III/a Staf
PENGUMPUL DAN
ALFINIA AHMAD
92 199607162020122003 III/a PENGELOLAH DATA
SIPA S.E
FORMASI PEGAWAI
ACHMAD
93 199010072020121002 RACHMAN III/a Staf
FADLY S.Kom
MUH. ASHAR
94 198705042020121001 III/a Staf
RAMADHAN S.H
95 197604242007012030 ASNI B. II/d OPERATOR KOMPUTER
96 197506022008011013 MARDANI II/d PRAMU KANTOR
PENGUMPUL DAN
97 198101162008011007 JUMADI II/d PENGELOLA DATA
LAPORAN
98 198407182014081001 ARIS MARISAN.P II/c ADMINISTRASI UMUM
(1) (2) (3) (4) (5)
ISMAR
99 198805022019031010 II/c Staf
A.Md.Komp.
FIRDA
100 198804202020122003 TRISWARDHANY II/c Pengelola Data
A.Md
TRIONO TEKNIS/ADMINISTRASI
101 198406252014081002 II/b
WAHYUDI LAINNYA
PENGADMINISTRASI IJIN
102 198107302014101001 FITRAH II/b PERKAWINAN DAN
PERCERAIAN
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.2.1. Implementasi Aplikasi Simponi ASN Garbarata di Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

Tolak ukur dari kedisiplinan pada suatu instansi pemerintahan

dapat dilihat dari banyak aspek beberapa diantaranya dapat dinilai dengan

melihat tingkat kehadiran pegawai, ketepatan waktu serta

bertanggungjawab pada pelaksanaan tugas seperti yang tercantum pada

Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai. Di

Kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara sebelum

adanya Aplikasi Simponi ASN Garbarata proses pelaporan daftar hadir dan

pendataan laporan kerja pegawai masih menggunakan proses manual

berupa laporan kertas yang dikumpulkan atau dilaporkan. Sistem manual

tersebut masih dianggap kurang maksimal karena proses yang dilakukan

masih terbilang lambat. Aplikasi Simponi ASN Garbarata ini dibuat juga

untuk digunakan oleh seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang

ada di Provinsi Sulawesi Tenggara.


Gambar 4.3
Standar Operasional Prosedur Aplikasi Simponi ASN Garbarata

Titik Login Akses Aplikasi Masuk Ke


Menu Login

tidak sesuai

Update Data Pilih Fitur Input Username


sesuai & Passwor

Notifikasi Selesai
Berhasil

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara


Penerapan Aplikasi Simponi ASN Garbarata pada dasarnya

mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia No.39 Tahun 2019

tentang Satu Data Indonesia dimana untuk mewujudkan keterpaduan

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalian pembangunan,

perlu didukung dengan data yang akurat, mutakhir, terpadu, dapat

dipertanggungjawabkan, mudah diakses, dan dibagipakaikan, serta

dikelola secara seksama, terintegrasi, dan berkelanjutan. Standar

Operasional Prosedur terkait penggunaan aplikasi Simponi ASN Garbarata

melaui beberapa tahap yaitu :

a. Sebelumnya pegawai sudah mendapatkan username dan

password yang dibuat oleh admin

b. Pegawai harus berada di lokasi atau titik yang sudah di tunjuk serta

jarak yang sudah di tentukan

c. Pegawai mengakses aplikasi Simponi ASN Garbarata melalui

android masing-masing

d. Pegawai melakukan login melalui akun masing-masing yang sudah

terkoneksi dengan pusat

e. Setelah login akan muncul beberapa menu seperti e-presensi,

laporan kerja serta sasaran kerja pegawai

f. Untuk absen bisa diakses pada jam yang telah ditentukan


4.2.1.1. Kedisiplinan Setelah Adanya Aplikasi Simponi ASN Garbarata

Guna efisiensi, akuntabilitas, dan transparansi dalam

meningkatkan dan penegakkan disiplin terhadap seluruh Pegawai di

Lingkup kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

khususnya dalam pelaporan kehadiran pegawai serta pendataan laporan

kerja pegawai telah terlampir dalam Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi

Tenggara No.2 tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan

Berbasis Elektronik yang mengatur tentang pemanfaatan perangkat-

perangkat berkemampuan komputasi dalam pengelolaan informasi,

termasuk dalam pemrosesan, pengarsipan dan penyebaran informasi dan

Sistem pemerintahan berbasis elektronik yang selanjutnya disingkat SPBE

adalah penyelenggaraan pemerintahan yang memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi untuk memberikan layanan kepada pengguna

SPBE. Selanjutnya, ada juga Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara

Nomor 29 Tahun 2019 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai yang

mengatur tentang pemberian insentif. Berikut ini beberapa poin penjelasan

tentang tambahan penghasilan pegawai pada Peraturan Gubernur yang

berlaku :

1) Kehadiran Apel Pagi dan Sore sebesar 6% (enam persen)

2) Absensi Ruangan dan Laporan Kinerja Harían sebesar 2,5% (dua

setengah persen);
3) Bagi Pegawai Negeri Sipil dan Calón Pegawai Negeri Sipil yang

terlambat dan tidak mengabsen face scan Pagi, dan Sore setiap

kali dikurangi sebesar 6,00 % (enam persen) dari besaran TPP

4) Bagi Pegawai Negeri Sipil dan Calón Pegawai Negeri Sipil yang

tidak mengabsen face scan Siang dan tidak hadir dalam ruangan

serta tidak membuat laporan kinerja harían setiap kali dikurangi

sebesar 2,5 % (dua setengah persen) dari besaran TPP.

Jadi dalam hal ini, penghitungan tentang tambahan penghasilan pegawai

dimulai dari total 100 % (seratus persen) setiap bulannya dimana total poin

akan berkurang jika pegawai melakukan deviasi seperti tidak masuk kerja,

tidak hadir tepat waktu ataupun tidak menyelesaikan laporan kerjanya

sesuai dengan jumlah pengurangan nilai yang telah ditetapkan. Pemberian

besaran TPP diberikan setiap bulan sesuai dengan nama jabatan, kelas

jabatan, dan/ atau tugas yang diberikan. Berdasarkan Peraturan Gubernur

Sulawesi Tenggara No.2 tahun 2015 pada bab enam pasal 12 mengatur

tentang besaran, perhitungan dan pembayaran TPP sebagai berikut.

a. TPP berdasarkan disiplin aparatur dan kelembagaan

1) Eselon I : Rp. 32.500.000

2) Eselon II: Rp.11.000.000

3) Eselon III: Rp. 2.750.000

4) Eselon IV Rp. 1.650.000

5) Pelaksana Gol. IV Rp. 1.176.500

6) Pelaksana Gol. III Rp. 1.000.000


7) Pelaksana Gol. II Rp. 850.000

8) Pelaksana Gol. I Rp. 850.000

9) CPNS 80% dari besaran TPP PNS sesuai golongan

b. TPP yang berlaku pada BPKAD diatur sebagai berikut

1) Eselon II Rp. 21.450.000

2) Eselon III Rp. 6.293.750

3) Eselon IV Rp. 3.582.500

4) Pelaksanaan Gol. IV Rp. 2.235.000

5) Pelaksana Gol. III Rp. 1.975. 500

6) Pelaksana Gol. II Rp. 1.641.025

c. TPP berdasarkan kelangkaan profesi diatur sebagai berikut

1) Dokter Spesialis Rp. 7.500.000

2) Dokter Umum/Gigi/Apoteker Rp. 3.750.000

3) Paramedis Rp. 1.500.000


Gambar 4.4
Format Penilaian Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai

Lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara

Tambahan Penghasilan Pegawai yang selanjutnya

disingkat TPP adalah tunjangan kinerja berdasarkan capaian kinerja

pegawai dan penilaian objektif lainnya yang diterima pegawai di luar gaji

dan tunjangan lain yang sah dalam rangka peningkatan kedisiplinan,

kesejahteraan dan profesionalisme pegawai. Penjatuhan hukuman disiplin

dilingkup Kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

dilihat dari tingkat, jenis hukuman disiplin dan pejabat yang berwenang

menghukum berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun

2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil bahwa setiap pegawai


diwajibkan masuk kerja sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku, bilamana tidak masuk kerja tanpa keterangan yang sah maka

akan dikenakan sanksi hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil sesuai

dengan jenjang yang ada.

Untuk mengetahui tingkat disiplin pegawai, sangat diperlukan

sistem laporan daftar hadir ASN serta pendataan laporan kerja pegawai

yang dapat diselenggarakan dengan cepat dan tepat. Oleh karena itu,

dengan adanya Aplikasi Simponi ASN Garbarata ini bisa membantu

mengetahui tingkat disiplin pegawai dan bisa meihat pegawai yang

melakukan pelanggaran disiplin. Sehingga, bisa dilakukan pembinaan

dalam penegakkan disiplin pegawai.

4.2.2. Pembahasan

4.2.2.1. Implementasi Aplikasi Simponi ASN Garbarata dalam Menunjang

Disiplin Pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi

Tenggara

Aplikasi Simponi ASN Garbarata yang ada dilingkup kantor Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara mulai diberlakukan pada

tahun 2016 kemudian dikembangkan pada tahun 2021. Implementasi

Aplikasi Simponi ASN Garbarata ini bertujuan untuk memudahkan proses

pengumpulan rekapitulasi daftar hadir dan pendataan laporan kerja

pegawai dengan cara menginput data kehadiran melalui aplikasi yang dapat

diakses oleh semua pegawai.


Aplikasi ini juga bertujuan untuk mengetahui dengan cepat pegawai

yang melakukan pelanggaran disiplin karena melalui Aplikasi ini bisa

langsung mendeteksi pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin,

sehingga bisa dengan cepat dilakukan pembinaan dalam penegakkan

disiplin pegawai. Oleh karena itu, untuk mengawasi hal tersebut dari

pegawai yang ada di Lingkup kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi

Sulawesi Tenggara dan melakukan pembinaan dalam penegakkan disiplin

pegawai serta pemberian insentif bagi pegawai yang melaksanakan

tanggungjawabnya sebagai pegawai, maka berdasarkan Peraturan

Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 29 Tahun 2019 tentang Tambahan

Penghasilan Pegawai yang mengatur terkait sanksi pengurangan nilai dari

pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai.

Semenjak diberlakukannya pelaporan daftar hadir dan pendataan

laporan kerja pegawai secara online yang mewajibkan seluruhnya yang ada

di Lingkup kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

harus memberikan laporan setiap harinya secara online paling lambat

setelah jam kantor selesai. Jadi dengan adanya laporan pembinaan dan

pengawasan disiplin jam kerja serta pendataan laporan kerja pegawai

dilihat dari tingkat kehadiran dan pelaksanaan tanggungjawab pegawai.

Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai sebuah

organisasi pemerintah yang memiliki kewenangan untuk melakukan

pembinaan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah


dengan Perjanjian Kerja (PPPK) sesuai dengan tugas dan

tanggungjawabnya.

Oleh karena itu, pencapaian tujuan organisasi tersebut haruslah

mempertimbangkan kualitas dan profesional pegawainya yang tercermin

dalam tingkat kedisiplinan pegawai dan bagaimana penegakkan disiplin

yang dilkukan oleh kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi

Tenggara sendiri. Salah satu tolak ukur disiplin pegawai adalah dengan

daftar hadir dan pelaksanaan laporan kerja pegawai. Tingkat kedisiplinan

pegawai dapat dilihat dari laporan yang dilaporkan setiap harinya. Sistem

Aplikasi Simponi ASN Garbarata ini telah memberikan dampak bagi

pegawai yang ada di Lingkup kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi

Sulawesi Tenggara, Karena dengan adanya aplikasi ini, dapat diketahui

langsung seberapa banyak pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin

dan bisa langsung diberikan sanksi disiplin maupun insentif.

Selama ini dalam pelaporan secara manual untuk mengetahui

pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin melalui daftar hadir ataupun

laporan kerja masih kurang optimal karena masih dirasa lambat dalam

menindaklanjuti dalam pemberian data pegawai yang melakukan deviasi.

Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan bersama bapak Handsen

S.Kom selaku Kepala Sub Bidang Pengolahan Data di Badan Kepegawaian

Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara pada tanggal 10 Januari 2022 pukul

10.00 WITA di ruangan kerjanya terkait Aplikasi Simponi ASN Garbarata

yaitu:
Adanya sistem aplikasi ini pegawai yang melakukan pelanggaran
disiplin dapat terdeteksi langsung melalui aplikasi ini. Selama ini
dalam pengolahan data daftar hadir serta laporan kerja masih
terbilang cukup lambat karena masih menggunakan sistem manual
. Sehingga dengan adanya Aplikasi ini bisa meningkatkan kinerja
Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
khususnya bidang pembinaan disiplin pegawai dalam menegakkan
disiplin pegawai.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan mengenai

penerapan aplikasi Simponi ASN Garbarata di Lingkup kantor Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara memberikan dampak

positif dan manfaat yang baik karena dianggap mempermudah dalam

proses laporan daftar hadir dan laporan kerja pegawai. Penerapan Aplikasi

ini bertujuan untuk mempermudah dalam pemberian laporan bagi setiap

pegawai yang selama ini dinilai lambat dan tidak efisien jika masih

menggunakan sistem manual. Seluruh pegawai wajib melaporkan daftar

hadir serta laporan kerjanya melalui aplikasi ini untuk melihat sejauh mana

tingkat kedisiplinan pegawai yang ada di Lingkup kantor Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam segi kehadiran

serta pelaksanaan tugas dan tanggungjawab.

Penerapan Implementasi Aplikasi Simponi ASN Garbarata di

Lingkup kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

ini peneliti menggunakan dimensi implementasi dari George C. Edward III

yang terdiri dari 4 indikator yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan

struktur birokrasi sebagai acuan dan pedoman untuk melihat bagaimana

implementasi Aplikasi Simponi ASN Garbarata. Hasil pembahasan dibawah


ini merupakan hasil dari analisis peneliti yang mengacu pada informasi yang

diperoleh secara langsung dan wawancara terhadap informan serta melalui

observasi dan dokumen terkait yang kemudian dikaitkan dengan teori dan

data hasil penelitian yang relevan. Untuk memperjelas bagaimana

Implementasi Aplikasi Simponi ASN Garbarata dalam Disiplin Pegawai

maka peneliti akan membahas hasil penelitian sebagai berikut :

A. Komunikasi

Aplikasi Simponi ASN Garbarata sudah diterapkan sejak tahun

2016 tapi baru dikembangkan pada tahun 2021. Aplikasi Simponi ASN

Garbarata ini bertujuan untuk memudahkan seluruh pegawai dalam

melaporkan daftar hadir serta laporan kerjanya sehingga menjadi efektif

dan efisien. Hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa komunikasi

yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana dan sudah dilakukan

komunikasi 2 arah antara pembuat kebijakan dan pelaksana kebijakan.

Menurut Edward III dalam Agustino ( 2014:150) mengemukakan

bahwa “implementasi yang efektif akan terlaksana apabila para pembuat

keputusan hanya bisa didapat melalui komunikasi yang baik”. Jadi, hal

tersebut harus dilakukan agar pelaksanaan suatu kebijakan dapat berjalan

dengan baik sesuai dengan rencana. Terdapat 3 sub indikator dari

komunikasi ini yaitu :


1. Transmisi

Transmisi merupakan faktor pertama yang mempengaruhi

indikator komunikasi, yaitu bagaimana proses penyebaran

informasi tentang penerapan aplikasi sehati. Dalam hal ini, sebelum

aparat atau staff melakukan suatu pekerjaan, maka seharusnya

mengetahui terlebih dahulu apa yang dilakukan telah sesuai

perintah atau instruksi dari pembuat kebijakan dan sejalan lurus

dengan regulasi yang telah ditentukan . Hal tersebut harus menjadi

perhatian khusus bagi pembuat regulasi.

Penerapan Aplikasi Simponi ASN Garbarata akan berjalan

optimal jika terjadi komunikasi yang baik terhadap pegawai di

Lingkup kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi

Tenggara. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Ibu Dra.

Zanuriah M.Si pada tanggal 10 Januari 2022 pukul 09.00 WITA

ketika ditemui di ruang kerjanya terkait tentang penyebaran

informasi terhadap pegawai yang ada yaitu :

Sosialisasi yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian


Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam implementasi
aplikasi Simponi ASN Garbarata sudah dilakukan, pada
tanggal 16-17 juni tahun 2021 diadakan sosialisasi di hotel
claro dan tamu undangannya adalah semua kepala OPD,
kasubag kepegawaian dan admin. Setiap OPD memiliki
admin Simponi garbarata jadi mereka mereka yang
diundang untuk menyebarkan ke pegawai pegawai yang
lain.
Selain itu menurut Bapak Saido, S.Sos, M,Si selaku Kepala

Bidang Pengembangan dalam wawancaranya pada tanggal 13

Januari 2022 pukul 11.00 WITA mengenai informasi Aplikasi Sehati

yaitu :

Sosialisasi mengenai penggunaan Aplikasi Simponi ASN


Garbarata ini memang sudah dilakukan oleh Badan
Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.
Langkah-langkah penggunaan Aplikasi ini juga sudah jelas
di sosialisasikan kepada para pegawai.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan diatas,

dapat disimpulkan bahwa penyebaran informasi sudah dilakukan

dengan baik melalui sosialisasi yang dilakukan oleh Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. Oleh karena itu,

dengan informasi yang sudah jelas disampaikan kepada setiap

pelaksana kebijakan, diharapkan semua pegawai bisa

melaksanakan kebijakan yang telah diterapkan dengan baik.

2. Kejelasan

Petunjuk pelaksanaan harus sejalan dengan kejelasan

penyampaian kebijakan tersebut agar tersampaikan karena tidak

hanya sebatas diterima oleh aparat pelaksana. Kejelasan informasi

petunjuk pelaksanaan sangat mempengaruhi apakah komunikasi

dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh pegawai terkait

Implementasi Aplikasi Simponi ASN Garbarata. Kejelasan instruksi

mengenai Aplikasi Simponi ASN Garbarata ditandai dengan


adanya Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara terkait

Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik.

Berdasarkan wawancara dengan bapak Handsen S.Kom selaku

Kepala Sub Bidang Pengolahan Data di Badan Kepegawaian

Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara pada tanggal 10 Januari 2022

pukul 10.00 WITA menjelaskan tata cara mengaplikasikan Aplikasi

Simponi ASN Garbarata yaitu :

Petunjuk pelaksanaan pelaporan daftar hadir serta laporan


kerja melalui aplikasi Simponi ASN Garbarata ini sudah
sangat jelas kami sampaikan. Penjelasan pelaksanaannya
kami sampaikan langsung melalui sosialisasi yang kami
lakukan mulai dari penginputan data sampai dengan data
diterima oleh admin.

Pernyataan diatas juga didukung dengan wawancara

dengan Kepala Sub Bidang Disiplin Pegawai bapak Muhammad

Arfan, S.H, M.Ap pada tanggal 10 Januari 2022 pukul 13.00 WITA

terkait penggunaan Aplikasi Simponi ASN Garbarata yaitu :

Aplikasi Simponi ASN Garbarata ini mengganti pelaporan


secara manual menjadi berbasis web dengan petunjuk
pelaksanaannya sudah kami jelaskan. Sehingga dengan
Aplikasi ini dapat terdeteksi secara langsung pegawai yang
malas ataupun tingkat ketidakhadirannya tinggi.

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa informan

diatas dapat disimpulkan bahwa petunjuk pelaksanaan dalam

proses Implementasi tidak hanya diterima oleh aparat pelaksana

tetapi harus sejalan dengan kejelasan penyampaian kebijakan

tersebut agar tepat tersampaikan. Kejelasan informasi sangat

mempengaruhi apakah komunikasi ini dapat dipahami dan


dilaksanakan dengan baik oleh para pegawai yang ada di Lingkup

kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

terkait Implementasi Aplikasi Simponi ASN Garbarata. Petunjuk

pelaksanaan dalam penerapan Implementasi Aplikasi Simponi ASN

Garbarata di Lingkup kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi

Sulawesi Tenggara sudah sangat jelas dan mendetail. Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara sendiri sudah

melaksanakan sosialisasi kepada seluruh pegawai terkait petunjuk

penggunaan dan tata cara pelaksanaannya juga sudah sangat

jelas.

3. Konsistensi

Konsistensi menjadi faktor ketiga mempengaruhi

komunikasi. Sehingga dalam pelaksanaan suatu kebijakan harus

dilakukan secara konsisten. Karena ketika perintah yang

disampaikan sudah jelas namun dalam pelaksanaannya tidak

konsisten maka proses implementasi yang dlakukan tidak akan

berjalan sesuai rencana atau tidak dapat mencapai tujuan yang

diharapkan.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Kepala

Sub Bidang Disiplin Pegawai bapak Muhammad Arfan, S.H, M.Ap

pada tanggal 10 Januari 2022 pukul 13.00 WITA terkait konsistensi


pegawai terhadap penerapan Aplikasi Simponi ASN Garbarata

yaitu :

Mengenai konsistensi pegawai dalam penerapan Simponi


ASN Garbarata, penerapan Aplikai Simponi ASN
Garbarata dilaksanakan dengan baik Karena sekarang
masing-masing pegawai memiliki android masing-masing
yang dapat dengan mudah mengakses aplikasi tersebut
jadi Insyaallah konsisten diterapkan.

Sedangkan menurut Bapak Saido, S.Sos, M,Si selaku

Kepala Bidang Pengembangan dalam wawancaranya pada tanggal

13 Januari 2022 pukul 11.00 WITA di ruangan kerjanya terkait

tentang konsistensi dalam penerapan Aplikasi Simponi ASN

Garbarata yaitu :

Menurut saya konsistensi dalam penerapan aplikasi


Simponi ASN Garbarata akan berjalan dengan baik apabila
pimpinan memberikan dukungan dan mengingatkan agar
laporan dikerjakan dengan baik dan dengan kejujuran.

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan Implementasi akan berlangsung efektif apabila

instruksi-instruksi pelaksanaannya harus dilakukan secara

konsisten dan terpadu. Implementasi Aplikasi Simponi ASN

Garbarata di Lingkup kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi

Sulawesi Tenggara sudah dilaksanakan secara konsisten,

Konsistensi penerapan Aplikasi Simponi ASN Garbarata ini dapat

dilihat dari laporan yang dilaporkan oleh pelaksana kebijakan,

dimana hal ini juga akan diproses langsung Pembinaan Disiplin

dalam pemberian sanksi bagi pegawai yang tidak hadir atau masuk
kerja tanpa alasan maupun insentif. Selain itu juga, harus ada

kontribusi dari pimpinan untuk memaksimalkan penggunaan

Aplikasi Simponi ASN Garbarata yang dibuat untuk mempermudah

pegawai dalam melaporkan kehadiran dan laporan kerjanya.

B. Sumber Daya

Sumber daya merupakan faktor yang mempengaruhi

keberhasilan suatu implementasi kebijakan yang dibuat oleh

pemerintah. tanpa adanya sumber daya yang mendukung dan

memadai seperti tenaga staff pelaksana kegiatan dan sumber

pendanaan yang memadai akan implementasi suatu program yang

dibuat tidak akan berhasil sesuai dengan harapan yang diinginkan.

Apabila dalam pelaksanaan implementasi aplikasi sehati sumber

daya manusianya tidak memiliki pengetahuan terhadap hal tersebut

maka akan menghambat proses implementasi.

1. Pegawai

Pegawai adalah sumber daya manusia yang

melaksanakan suatu kebijakan yang dibuat. Tolak ukur

keberhasilan kebijakan dapat dilihat dari perubahan yang

terjadi pada pegawai. Berdasarkan hasil wawancara

dengan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi

Sulawesi Tenggara Ibu Dra. Zanuriah M.Si pada tanggal 10

Januari 2022 pukul 09.00 WITA terkait perubahan yang


terjadi pada pegawai setelah penerapan aplikasi Simponi

ASN Garbarata yaitu :

Perubahan nyata terlihat dari proses penegakkan


disiplin pegawai. Jika selama menggunakan sistem
manual pelanggaran disiplin sulit ditemukan karena
menggunakan manual dan masih cenderung
lambat. Setelah adanya aplikasi ini pegawai yang
melakukan pelanggaran disiplin terdeteksi sangat
cepat. Penegakkan disiplin dan pemberian sanksi
ataupun insentif dapat berjalan dengan baik.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Saido,

S.Sos, M,Si selaku Kepala Bidang Pengembangan dalam

wawancaranya pada tanggal 13 Januari 2022 pukul 11.00

WITA terkait perubahan yang terjadi setelah penerapan

Aplikasi Simponi ASN Garbarata yaitu :

Kalau dari tingkat kedisiplinan Bisa dicek di bidang


disiplin kalau penggunaan aplikasinya
penerapannya bisa dipantau, kami disini bisa
pantau karena setiap saat ada laporan, Setiap
admin juga memiliki grup jadi bisa dipantau tapi
apakah aplikasi itu betul-betul dimanfaatkan oleh
ASN terkait dengan disiplin, nanti bisa dicek ke
Kasub Disiplin Karena laporan masuk di beliau
bukan masuk di admin. Kalau laporan kerja harian
tidak masuk ke admin laporannya karena berkaitan
dengan finansial jadi laporannya masuk ke Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah. Tapi kalau
laporan absennya masuk ke admin Badan
Kepegawaian Daerah, Kaitannya dengan
Tambahan Penghasilan Pegawai Kalau kita nanti
lihat kalau dibawa itu melihat ada indikasi bahwa
Jika pegawai absennya tidak mencukupi standar
laporannya akan diproses di sini dan nanti
tembusannya akan diberi Kepada Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah untuk diberi
sanksi.
Pegawai yang memiliki kualitas baik akan

mendukung pelaksanaan suatu program dengan baik.

Penerapan Implementasi Aplikasi Simponi ASN Garbarata

dibuat untuk menegakkan disiplin pegawai, Karena

sebelumnya dalam pelaporan masih menggunakan cara

manual, sehingga untuk melihat pegawai yang melakukan

pelanggaran disiplin dilihat dari tingkat kehadiran dan

pelaksanaan tugas tanggungjawab masih sulit ditentukan

dan prosesnya sangat lambat. Akan tetapi setelah

penerapan Aplikasi Simponi ASN Garbarata ini

penegakkan disiplin pegawai mengalami peningkatan,

karena dengan Aplikasi ini pegawai yang melakukan

disiplin dapat terdeteksi dengan cepat.

Dapat disimpulkan bahwa perubahan yang terjadi

pada pegawai setelah adanya penerapan aplikasi ini

adalah pelanggaran disiplin pegawai lebih mudah

terdeteksi dengan adanya aplikasi ini. Sehingga dengan

mudahnya terdeteksi pegawai yang terindikasi melakukan

pelanggaran disiplin.

2. Informasi

Informasi memiliki dua bentuk yang pertama

informasi mengenai bagaimana pemahaman akan


kebijakan itu sendiri dan cara melaksanakan suatu

kebijakan, yang kedua mengenai ketaatan para pelaksana

terhadap aturan yang ada. Informasi ini untuk mengetahui

sejauh mana pemahaman pegawai mengenai penerapan

Aplikasi Simponi ASN Garbarata di Lingkup kantor Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala

Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

Ibu Dra. Zanuriah M.Si pada tanggal 10 Januari 2022 pukul

09.00 WITA terkait informasi yang disampaikan tentang

penerapan Aplikasi Simponi ASN Garbarata yaitu :

Kami tetap menjaga pemahaman pegawai


mengenai sistem aplikasi ini agar tidak berubah
sistem karena aplikasi ini dibuat untuk membantu
dalam proses penegakkan disiplin pegawai serta
sebagai pembinaan disiplin. Pemberian reward
ataupun insentif bagi pegawai. Pegawai di sini
menerima karena mau tidak mau dituntut untuk
menggunakan teknologi sekalipun mungkin ada
sebagian ASN yang gaptek tapi itu bukan menjadi
alasan dan akhirnya harus dipaksakan. Pada
akhirnya harus paham dan mau menerima.

Jadi, terkait dengan pemahaman mengenai Aplikasi

Simponi ASN Garbarata sudah dipahami oleh pegawai

yang ada di Lingkup kantor Badan Kepegawaian Daerah

Provinsi Sulawesi Tenggara.


3. Fasilitas

Fasilitas merupakan sebagai penunjang dari

proses implementasi karena apabila sumber daya manusia

telah memiliki kemampuan yang baik tetapi tidak didukung

dengan fasilitas yang memadai maka implementasi yang

telah direncanakan tidak akan berhasil atau mungkin akan

medapatkan masalah dan hambatan.

Fasilitas penunjang penerapan aplikasi Simponi

ASN Garbarata ini yaitu pegawai telah dilengkapi oleh

perangkat komputer. Selain itu berdasarkan wawancara

dengan bapak Siswan. T. S.E. Kepala Sub Bagian Umum

dan Kepegawaian pada tanggal 12 Januari 2022 pukul

10.00 WITA terkait penerapan Aplikasi Simponi ASN

Garbarata yaitu :

Pegawai sendiri yang mengurus tentang aplikasi ini


sudah dilengkapi oleh perangkat komputer.
Sekarang ini karena perkembangan tekologi yang
ada maka, setiap pegawai yang memiliki andorid
pun bisa menjalankan aplikasi Simponi ASN
Garbarata ini. Selain itu Servernya ada di sini kita
yang kendalikan, terus aplikasinya yang buat juga
ada di sini, pengembangannya juga ada di sini jadi
masih dalam kendali Badan Kepegawaian Daerah.
Setiap Organisasi Perangkat Daerah ada
adminnya dan admin itu ada grupnya Sehingga
tidak ada alasan bagi pegawai yang mengeluhkan
masalah fasilitas dalam penerapan aplikasi ini.

Dalam proses implementasi jika sumber daya

manusia telah memiliki pengetahuan dan keterampilan


yang baik, akan tetapi tidak didukung dengan fasilitas

sarana prasarana yang memadai maka akan dipastikan

proses implementasi suatu program tidak akan berjalan.

Penerapan Aplikasi Simponi ASN Garbarata di Lingkup

kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi

Tenggara belum bisa dikataikan memadai karena

berdasarkan pada hasil tanya jawab dari admin yang

mengelola aplikasi ini sendiri mengatakan Jaringan yang

kadang tidak mendukung atau overload dan itu masih

menjadi hambatan dalam pelaksanaan penerapanmya.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan

peneliti, fasilitas komputer, server ataupun jaringan yang

ada dalam mengolah data serta laporan pegawai yang

terkadang mengalami gangguan sehingga bisa

menghambat proses penginputan dan pemrosesan data.

C. Disposisi

Faktor penting dalam pendekatan mengenai pelaksanaan

suatu kebijakan adalah disposisi. Karena jika pelaksanaan suatu

kebujakan atau program ingin tercapai secara efektif, maka para

pelaksana tidak hanya mengetahui hal apa yang akan dilakukan

tetapi juga harus memiliki kemampuan dalam melaksanakannya.

Dalam Implementasi Aplikasi Simponi ASN Garbarata juga harus


memiliki kemampuan dan komitmen yang bagus dalam

pelaksanannya.

1. Susunan Kepegawaian

Susunan kepegawaian merupakan salahsatu

indikator dalam penerapan suatu kebijakan, tetapi

dalam penerapan aplikasi simponi ini tidak

perubahan susunan kepegawaian yang signifikan

sama sekali, ini dikarenakan baik sebelum ataupun

sesudah penerapannya dilaksanakan, sudah kita

ketahui bersama bahwa tiap-tiap organisasi

perangkat daerah sudah memiliki admin ataupun

operator masing-masing sehingga dengan

diterapkannya aplikasi tersebut tidak banyak

mengubah susunan kepegawaian terkecuali

menambah tugas dan peran masing-masing

pegawai.

2. Insentif

Insentif merupakan tunjangan yang diberikan

kepada pegawai sebagai pemicu semangat dan motivasi

dalam melaksanakan pekerjaannya. Berdasarkan hasil

wawancara dengan bapak Saido, S.Sos, M,Si selaku

Kepala Bidang Pengembangan dalam wawancaranya pada


tanggal 13 Januari 2022 pukul 11.00 WITA tentang Aplikasi

ini yaitu :

Kemarin pernah kami ajukan mengenai tunjangan


bagi pegawai yang bertugas menjadi admin
Simponi ASN Garbarata. Selain itu, diluar dari
admin, pegawai yang melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya sebagai pegawai juga
mendapat reward yang berkaitan langsung
mengenai tambahan penghasilan pegawai.

Jadi, disimpulkan bahwa penerapan Aplikasi

Simponi ASN Garbarata ini dalam pelaksanaannya ada

insentif yang diberikan kepada pegawai atau staff yang

menjadi tenaga admin atau administrator Aplikasi, selain itu

ada juga mengenai tambahan penghasilan pegawai.

dimana sebelumnya mengenai hal ini sudah pernah

diajukan mengenai insenti ini.

D. Struktur Birokrasi

Struktur birokrasi sangat berpengaruh dalam

keberhasilan implementasi suatu kebijakan. Kebijakan

yang begitu kompleks menuntut adanya kerjsama banyak

orang, ketika struktur birokrasi tidak kondusif pada

kebijakan yang tersedia, maka hal ini akan menghambat

implementasi suatu kebujakan. Implementasi Aplikasi

Simponi ASN Garbarata ini merupakan kebijakan yang


terapkan oleh Badan Kepegawaian Daerah Provinsi

Sulawesi Tenggara agar dalam penerapanya dapat

terlaksana dengan baik sehingga dibutuhkan struktur

birokasi yang mendukung kebijakan agar tercapai pada

tujuan utama penerapan Aplikasi.

1. Standar Operasional Prosedur

Standar Operasional Prosedur merupakan

pedoman dan acuan bagi staff pelaksana atau

implementator dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Standar Operasional Prosedur (SOP) penerapan

Implementasi Aplikasi Simponi ASN Garbarata mengacu

pada Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara No. 2

tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Sistem

Pemerintahan Berbasis Elektronik.

Berdasarkan wawancara dengan bapak Saido,

S.Sos, M,Si selaku Kepala Bidang Pengembangan dalam

wawancaranya pada tanggal 13 Januari 2022 pukul 11.00

WITA mengenai prosedur penggunaan Aplikasi Sehati :

Aplikasi Simponi ASN Garbarata ini kan dibuat


untuk memudahkan, Sebelum pelaksanaannya
kami sudah melakukan sosialisasi dengan para
petugas admin yang ditunjuk dari setiap OPD
maupun pegawai. Lalu, Aplikasinya disesuaikan
dengan kebutuhan kita Kebutuhan Badan
Kepegawaian Daerah, itu segala sesuatu yang
berkaitan dengan kepegawaian karena aplikasi
Simponi ASN garbarata tidak hanya mengurus
tentang absen, banyak hal yang lain yang diurus
Melalui aplikasi ini seperti menarik data karena jika
ada ada pegawai organisasi perangkat daerah
yang pindah keluar atau masuk melakukan laporan
ke Badan Kepegawaian Daerah Untuk
dimasukkan ke organisasi perangkat daerah
tujuan supaya pencatatannya bagus Jadi nanti
pada akhir tahun tinggal membuka aplikasi Simponi
untuk melihat jumlah organisasi perangkat
daerahnya, ASNnya, golongannya, pendidikannya
dan jenis kelaminnya semua di peroleh datanya
dari Simponi ini . Terus jabatan apa saja yang ada
bahkan jabatan yang lowong pun bisa dilihat.
hanya kemudian hal itu dibatasi, ada yang bisa
dilihat hanya oleh admin di sini karena
koordinatornya adalah kami sementara pegawai
hanya bisa membuka tapi dibatasi kewenangan
nya dibatasi Icon yang bisa dia buka fitur yang bisa
dibuka dibatasi tapi jika admin bisa mengakses
semua.

2. Pembagian Kerja

Pembagian kerja harus dilakukan dengan baik dan

proposional agar dapat membantu dalam proses

implementasi kebijakan. Berdasarkan hasil penelitian dan

pengamatan dilapangan yang dilakukan oleh penelti, tidak

terlalu banyak perubahan yang terjadi pada pembagian

kerja pegawai. Perbedaannya adalah pegawai memiliki

tugas lebih dalam pekerjaannya. Tugas yang diberikan

adalah sebagai admin Aplikasi Simponi ASN Garbarata

yang bertanggung jawab atas penginputan data secara

rutin. Penerimaan data secara real tentang kehadiran


pegawai dan laporan kerjs dari setiap pegawai dan

mendeteksi pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak

Siswan. T. S.E. Kepala Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian pada tanggal 12 Januari 2022 pukul 10.00

WITA terkait pembagian kerja pegawai yaitu :

Pembagian kerja dalam penerapan aplikasi


Simponi ASN Garbarata ini tidak terlalu mengalami
banyak perubahan. Penambahan tugas hanya
terjadi pada admin aplikasi yang bertanggung
jawab.
Tabel 4.4
Indikator Pelaksanaan Aplikasi Simponi ASN Garbarata

Indikator
Implementasi
No. Pelaksanaan Keterangan
Aplikasi Simponi
ASN Garbarata
Berdasarkan wawancara
dengan kepala badan
kepegawaian daerah provinsi
sulawesi tenggara yang
1. Komunikasi Baik
mengatakan bahwa
penyebaran informasi sudah
dilakukan dengan baik melalui
sosialisasi yang dilakukan
Berdasarkan wawancara
dengan Kepala Sub Bagian
Umum dan Kepegawaian
badan kepegawaian daerah
provinsi sulawesi tenggara
2. Sumber daya Baik
yang mengatakan bahwa
pegawai sudah diberi
pemahaman dan didukung
dengan sarana prasarana
memadai
Berdasarkan wawancara
dengan Kepala Bidang
Pengembangan badan
kepegawaian daerah provinsi
3. Disposisi Baik
sulawesi tenggara yang
mengatakan bahwa terdapat
pemberian reward berupa
insentif
Berdasarkan wawancara
dengan Kepala Sub Bagian
Umum dan Kepegawaian
badan kepegawaian daerah
4. Struktur Birokrasi Cukup provinsi sulawesi tenggara
yang mengatakan bahwa tidak
terlalu banyak perubahan yang
terjadi pada pembagian kerja
pegawai
Sumber : Diolah oleh peneliti melalui berbagai sumber, 2021
4.2.2.2. Faktor yang Menghambat Implementasi Aplikasi Simponi ASN

Garbarata dalam Menunjang Disiplin Pegawai di Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

Penerapan suatu kebijakan tidak selalu berjalan dengan sesuai

harapan atau yang diinginkan, kendala atau hambatan pasti terjadi dalam

pelaksanaan suatu kebijakan. Penerapan Aplikasi Simponi ASN Garbarata

di Lingkup kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

masih terdapat kendala dan hambatan dalam pelaksanaannya diantaranya

1. Lemahnya Sistem Aplikasi

Faktor penghambat dalam penerapan Aplikasi

Simponi ASN Garbarata ini adalah lemahnya sistem

aplikasi. Karena banyak masalah pegawai yang telah

menginput data mereka akan tetapi tidak tersimpan atau

terinput dalam Aplikasi padahal tela ada laporan jika telah

berhasil dalam penginputan data.

Idealnya dalam pengolahan data mempunyai

server tersendiri dan kuat dalam sistem Aplikasi. Selama

penerapan Aplikasi Simponi ASN Garbarata kami sering

mendapatkan keluhan keterlambatan pegawai dalam

melaporkan dikarenakan koneksi atau sistem aplikasi

sedang mengalami gangguan atau tidak merespon.


Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa

lemahnya sistem aplikasi dan koneksi internet yang

terkadang kurang baik dalam proses penginputan data

melalui aplikasi meghambat dalam pelaksanaanya.

2. Sarana dan Prasana yang kurang memadai

Sarana dan prasarana menjadi faktor terpenting,

apabila dalam suatu pelaksanaan kegiatan tidak didukung

dengan sarana dan prasarana yang memadai maka akan

menghambat proses pelaksanaannya.

3. Sumber Daya Manusia Terbatas

Sumber daya manusia sangat mempengaruhi

proses pelaksanaan suatu kegiatan. Dalam implentasi

Aplikasi Simponi ASN Garbarata dibutuhkan sumber daya

manusia yang berkompeten, karena pada masa ini

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

mumpuni sangat dibutuhkan dalam dunia kerja.

4.2.2.3. Upaya Untuk Mengatasi Hambatan dalam Penerapan Aplikasi

Simponi ASN Garbarata di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi

Sulawesi Tenggara

1. Pemberian sanksi/peringatan yang tegas bagi pegawai

Untuk meningkatkan kesadaran setiap pegawai

terkait kebijakan ini maka harus adanya reward dan


punishment dalam pelaksanaannya. Upaya dilakukan

dalam meningkatkan implementasi aplikasi Simponi ASN

Garbarata salah satunya adalah dengan memberikan

sanksi yang tegas bagi pelaksana kebijakan. Karena

dengan adanya sanksi tersebut diharapkan ada efek jera

sehingga bisa melakukan pengawasan dan bisa

melakukan peneggakkan disiplin bagi pegawai yang

melanggar. Sehingga bisa diproses dengan cepat sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

2. Menyempurnakan Sistem Aplikasi

Masalah yang sering timbul dari Aplikasi ini salah

satunya sistem Apikasi yang terkadang menghambat,

penyempurnaan sistem aplikasi Simponi ASN Garbarata

diperlukan agar mempermudah dalam pelaksanaan tugas.

Berdasarkan wawancara dengan bapak Handsen S.Kom

selaku Kepala Sub Bidang Pengolahan Data di Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara pada

tanggal 10 Januari 2022 pukul 10.00 WITA menyampaikan

bahwa :

Kami terus melakukan perbaikan pada sistem


aplikasi Simponi ASN Garbaratai ini. Sekarang
sedikit demi sedikit perbaikan sudah mulai
dilakukan sehingga diharapkan tidak ada lagi
laporan yang berhubungan degan sistem.
Walaupun kita tahu bahwa sebuah sistem tidak
selamanya bisa berjalan tanpa ada gangguan.
3. Pengoptimalkan Sarana dan Prasarana

Terkait dengan sarana dan prasarana yang kurang

memadai, Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi

Tenggara mengupayakan untuk mengusulkan

pengoptimalan sarana, prasarana dan fasilitas yang

mendukung agar implementasi Aplikasi ini bisa berjalan

dengan maksimal.

4. Penambahan kualitas Sumber Daya Manusia

Upaya yang dilakukan terkait masalah sumber

daya manusia adalah dengan mengadakan pelatihan

khusus kepada para pegawai terkait penguasaan ilmu

teknologi, dengan melakukan bimbingan teknis terlebih

dahulu. Jadi, upaya yang dilakukan Badan Kepegawaian

Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara mengatasi hambatan

yang terjadi dalam implementasi aplikasi sehati antara lain

adalah memberi sosialisasi bagi pegawai serta

mengoptimalkan sistem aplikasi.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai implementasi aplikasi

Simponi ASN Garbarata dalam disiplin pegawai di Badan Kepegawaian

Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara peneliti menyimpulkan :

1. Secara umum implementasi Aplikasi Simponi ASN

Garbarata di lingkup kantor Badan Kepegawaian Daerah

Provinsi Sulawesi Tenggara sudah berjalan dengan baik

diukur melalui 4 indikator yakni komunikasi dimana

penyebaran informasi sudah dilakukan dengan baik melalui

sosialisasi yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian

Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, sumber daya pada

implementasi aplikasi ini pegawai sudah diberi pemahaman

dan didukung dengan sarana prasarana memadai,

disposisi dalam penerapannya berjalan baik karena

terdapat pemberian reward berupa insentif serta struktur

birokrasi dimana tidak terlalu banyak perubahan yang

terjadi pada pembagian kerja pegawai.

2. Faktor penghambat dalam implementasi Aplikasi Simponi

ASN Garbarata dalam disiplin pegawai

91
a) Lemahnya sistem aplikasi karena koneksi jaringan

yang kurang baik

b) Sarana dan prasarana yang kurang memadai

khususnya untuk penerapan aplikasi.

c) Sumber Daya Manusia yang terbatas khususnya

untuk menerapkan Aplikasi Simponi ASN

Garbarata.

3. Upaya yang dilakukan dalam implementasi Aplikasi

Simponi ASN Garbarata. ini adalah :

a) Pengoptimalan sistem aplikasi, dengan membuat

server tersendiri dan kuat dalam penerapan

Aplikasi Simponi ASN Garbarata.

b) Mengusulkan pengadaan sarana dan prasarana

serta fasilitas yang mendukung penerapan aplikasi

Simponi ASN Garbarata dalam disiplin pegawai.

c) Pemberian reward dan punishment yang tegas

bagi pegawai yang menjalankan aturan yang telah

ditetapkan..

d) Mengadakan sosialisasi ataupun pelatihan khusus

terhadap pegawai terkait penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi


5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah peneliti uraikan di atas maka

saran yang dapat diberikan oleh peneliti terkait implementasi aplikasi

Simponi ASN Garbarata dalam disiplin pegawai di Badan Kepegawaian

Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara adalah :

1. Perlu adanya koordinasi dan kerja sama antara pimpinan

dan para pegawai di lingkup kantor Badan Kepegawaian

Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam

mengembangkan, memanfaatkan dan mempertahankan

secara optimal serta melakukan penyempurnaan lebih

lanjut terhadap Aplikasi demi terwujudnya peningkatan

dalam penegakkan dan pembinaan disiplin pegawai.

2. Perlu didukung fasilitas, sarana dan prasarana berupa

komputer dan server tersendiri serta kualitas sumber daya

manusia untuk menerapkan aplikasi Simponi ASN

Garbarata dalam menunjang disiplin pegawai.

3. Perlu adanya sosialisasi ataupun pembinaan pegawai

secara bertahap terhadap penguasaan ilmu pengetahuan

dan teknologi.
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

Agustino, Leo. 2014. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Cv.


Alfabeta.
Bhattacherjee, Anol. 2012. Social and Science Research:
Principles Methods, and Pratices. USA: Creative Commons
Atribusi-BY.
Budi, Winarno. 2014. Kebijakan Publik. Jakarta: Buku Seru.
Cresswell, Jhon W. 2016. Research Design: Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Harsono. 2011. Sistem Administrasi Kepegawaian. Bandung:
Fokusmedia.
Hasibuan, Malayu. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Bumi Aksara.
Indrajit, Richardus Eko 2002. Membangun Aplikasi E-Government.
Jakarta: PT Elek Media Komputindo.
Mulyadi, Deddy. 2015. Studi Kebijakan Publik Dan Pelayanan
Publik. Bandung: Alfabeta.
Nazir, Moh. Ph. D. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Nugroho, Riant. 2014, Kebijakan Publik di Negara-Negara
Berkembang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Patton, Michael Quinn. 2012. Qualitative Research & Evaluation.
Methods. California: Sage Publications.
Rahmadi. 2011. Pengantar Metodologi Penelitian. Banjarmasin:
Antasari Press.
Setiawan, Guntur. 2004. Implementasi Dalam Birokrasi
Pembangunan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Siagian, Sondang 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Bumi Aksara.

94
Sugiar, Y. 2014. KOMPUTER Si Mesin Pintar. Bandung:
OASEBUKU.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: PT Alfabet.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
............... 2019. Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.
Sutrisno, E. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Kencana.
Syafri, Wirman dan Israwan Setyoko. 2010. Implementasi
Kebijakan Publik dan. Etika Profesi Pamong Praja.
Sumedang: Alqaprint.

B. Peraturan perundang-undangan

Undang Undang Dasar 1945 Pasal 28F


Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang disiplin pegawai
negeri sipil
Peraturan Presiden No. 95 tahun 2018 tentang Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara No. 2 tahun 2020
tentang penyelenggaraan sistem pemerintahan berbasis
elektronik
Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara No.2 Tahun 2015 tentang
Tambahan Penghasilan Pegawai

C. Skripsi

Mangkunegara dan Octorent. 2015. “Effect Of Work Discipline and


Work Motivasion and Job Statisfaction on Employee
organizational commitment in the Company”. (Case Study
in PT. Dada Indonesia). Universal Journal of management.
Linda Duana, Oktasari 2015. “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI SMA NEGERI 1
PREMBUN”. S1 thesis, UNY.
D. Sumber lainnya

https://www.beritasatu.com/nasional/686157/menteri-pan-dan-
rbegovernment-akan-terus-ditingkatkan
https://bkd.sultraprov.go.id/profil/sejarah
https://simponi-asn.info/ekin/login
https://id.wikipedia.org>wiki>pegawainegerisipil
https://sultra.bps.go.id>statictable
LAMPIRAN I

PEDOMAN WAWANCARA

Wawancara yang dilakukan penulis dalam penelitian bertujuan

untuk mendapatkan informasi yang jelas tentang Implementasi Aplikasi

Simponi ASN Garbarata, bagaimana Implementasi Aplikasi Simponi ASN

Garbarata dalam penegakkan disiplin pegawai di Badan Kepegawaian

Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. Untuk memperoleh data dalam

penelitian, penulis meminta informan untuk memberikan jawaban terhadap

pertanyaan yang diajukan. Berikut adalah daftar informan yang terdapat

pada pedoman wawancara :

1. Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

(A)

2. Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi

Tenggara (B)

3. Kepala Bidang Pengembangan (C)

4. Kepala Sub Bagian Umum dan kepegawaian (D)

5. Kepala Sub Bidang Informasi (E)

6. Kepala Sub Bidang Pengolahan Data (F)

7. Kepala Sub Bidang Disiplin (G)

8. Staff (H)
Tabel Aspek, Dimensi, Indikator Sub Indikator, Item Pertanyaan,

Informan

SUB ITEM
ASPEK DIMENSI INDIKATOR INFORMAN
INDIKATOR PERTANYAAN

A,B,C,D,E
Transmisi (1)
,F,G,H

(2) A,B,C,D,E
Komunikasi Kejelasan
(3) ,F,G,H

A,B,C,D,E
Konsistensi (4)
,F,G,H

(5) A,B,C,D,E
Pegawai
(6) ,F,G,H

IMPLEMENTASI Sumber A,B,C,D,E


Informasi (7)
APLIKASI Daya ,F,G,H
SIMPONI ASN (8) B,C,D,E,F
GARBARATA IMPLEMENTASI Fasilitas
(9) ,G,H
DALAM
DISIPLIN
PEGAWAI Disposisi Insentif (10) C,D

Standar
(11) A,B,C,D,E
Operasional
(12) ,F,G,H
Struktur Prosedur
Birokrasi
Pembagian
(13) A,B,D
Tugas

A,B,C,D,E
Faktor Penghambat (14)
,F,G,H

A,C,D,E,F
Upaya yang Dilakukan (15)
,G,H,I
A. Komunikasi

Transmisi :

1. Bagaimana proses penyebaran informasi tentang

penggunaan aplikasi Simponi ASN Garbarata di Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara?

Kejelasan :

2. Apakah perintah untuk penerapan dan penggunaan

aplikasi Simponi ASN Garbarata di Badan Kepegawaian

Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara sudah jelas?

3. Apakah dalam penerapan aplikasi Simponi ASN Garbarata

di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi

Tenggara sudah sesuai dengan perintah yang diberikan?

Konsistensi :

4. Bagaimana konsistensi penerapan aplikasi Simponi ASN

Garbarata di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi

Sulawesi Tenggara?

B. Sumber Daya

Pegawai :

5. Bagaimana perubahan yang terjadi pada Pegawai Negeri

Sipil setelah penerapan aplikasi Simponi ASN Garbarata di

Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara?


6. Apa saja hambatan yang terjadi pada Pegawai Negeri Sipil

dalam penerapan aplikasi Simponi ASN Garbarata di

Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara?

Informasi :

7. Bagaimana pemahaman pegawai mengenai proses

pelaksanaan aplikasi Simponi ASN Garbarata di Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara?

Fasilitas :

8. Apa saja fasilitas atau sarana prasarana dalam penerapan

aplikasi Simponi ASN Garbarata di Badan Kepegawaian

Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara ?

9. Apa saja hambatan yang berkaitan dengan sarana dan

prasarana dalam penerapan aplikasi Simponi ASN

Garbarata di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi

Sulawesi Tenggara?

C. Disposisi

Insentif :

10. Bagaimana insentif yang didapatkan pegawai dengan

adanya penerapan aplikasi Simponi ASN Garbarata di

Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara?


D. Struktur Birokrasi

Standar Operasional Prosedur :

11. Bagaimana kesesuaian pelaksanaan penggunaan aplikasi

Simponi ASN Garbarata di Badan Kepegawaian Daerah

Provinsi Sulawesi Tenggara?

12. Apa saja hambatan yang berkaitan dengan Standar

Operasional Prosedur (SOP) dalam penerapan aplikasi

Simponi ASN Garbarata di Badan Kepegawaian Daerah

Provinsi Sulawesi Tenggara?

Pembagian Tugas :

13. Bagaimana susunan kepegawaian setelah penerapan

aplikasi Simponi ASN Garbarata di Badan Kepegawaian

Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara?

E. Faktor Penghambat Implementasi

14. Apa saja faktor pendukung dan penghambat penerapan

aplikasi Simponi ASN Garbarata di Badan Kepegawaian

Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara?

F. Upaya yang dilakukan

15. Upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi hambatan

dalam penerapan aplikasi Simponi ASN Garbarata di

Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara?


LAMPIRAN II

DOKUMENTASI

No. Gambar Keterangan

Wawancara dengan
kepala Badan
1. Kepegawaian
Daerah Provinsi
Sulawesi Tenggara

Wawancara dengan
Sekretaris Badan
2. Kepegawaian
Daerah Provinsi
Sulawesi tenggara

Wawancara dengan
Kepala Bidang
Pengembangan
3. Badan
Kepegawaian
Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan
Wawancara dengan
Kepala Sub Bagian
Umum dan
kepegawaian
4.
Badan
Kepegawaian
Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan

Wawancara dengan
Kepala Sub Bidang
Pengolahan Data
5. Badan
Kepegawaian
Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan

Pengambilan data
6.
pegawai
Pengambilan
informasi aplikasi
7.
simponi ASN
garbarata
RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Muh. Aditiya Agus Pratama

2. Jenis Kelamin : Laki-Laki

3. Tempat, Tanggal Lahir : Kendari, 12 Agustus 2000

4. Agama : Islam

5. Pendidikan Terakhir : SMAN 04 Kendari

6. Pengalaman Organisasi : -

7. Nama Orangtua

a) Ayah : Armada

b) Ibu : Hasnah

8. Asal Pendaftaran : Sulawesi Tenggara

9. Alamat Terakhir : BTN Wahana Prima Asri Blok K No.11

10. Telepon : 081244359747

11. E-Mail : pratamaagus2000@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai