Anda di halaman 1dari 15

Tugas Mata Kuliah: AKUNTABILITAS DAN PENGAWASAN PUBLIK B

Dosen Pengampu: Agustinus Ghunu, SE.,M.MA.,M.AP

PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI, AKUNTABILITAS DAN


PARTISIPASI MASRAKAT

Oleh

Kelompok 3:

1. Dominggus Jaha Lara NIM 2018210036


2. Yosua M.D.Tarapang NIM 2018210037
3. Salmon N. Meha NIM 2018210046
4. Asyad Mahua NIM 2018210048
5. Fransiskus D.S.Mujur NIM 2018210054
6. Yosita Loliana Sunarti NIM 2018210056

Program Studi ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGADEWI MALANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul
“PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI, AKUNTABILITAS DAN
PARTISIPASI MASRAKAT”. Guna untuk memenuhi tugas mata kuliah
Akuntabilitas Dan Pengawasan Publik

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Kami
mohon maaf apabila dalam makalah ini ada kata-kata yang tidak berkenan dalam
hati para pembaca.

Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat,

Malang, 23 April 2021

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1. Latar Belakang..............................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................2

1.3. Tujuan Penulisan...........................................................................................2

1.4. Manfaat Penulisan.........................................................................................2

1.5. Landasan Teori..............................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................4

PEMBAHASAAN..................................................................................................4

2.1. Pengertian Transparansi Publik, Akuntabilitas Publik Dan Partisipasi


Masrakat...............................................................................................................4

2.2. Penerapan Prinsip Transparansi....................................................................5

2.2. Penerapan Prinsip Akuntabilitas...................................................................7

2.3. Penerapan Prinsip Partisipasi Masrakat........................................................8

BAB III..................................................................................................................10

PENUTUP.............................................................................................................10

3.1. Kesimpulan..............................................................................................10

3.2. Saran........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

3
4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Secara sederhana, goood governance pada umumnya diartikan sebagai


pengelolaan pemerintahan yang baik. Kunci utama memahami good governance
adalah pemahaman atas prinsip-prinsip didalamnya. Bertolak dari prinsip-prinsip
ini makan didapatkan kinerja suatu pemerintahan. Baik buruknya pemerintahan
bisa dinilai bila ia telah bersinggungan dengan semua unsur prinsip-prinsip good
governance.

Konsep good governance mengacu pada nilai atau prinsip yang sekaligus
merupakan karakteristik yang dapat membedakan antara pola penyelengaraan
pemerintahan yang baik dan buruk. Jumlah komponen ataupun prinsip yang
melandasi tata pemerintahan yang baik sangat berfariasi dari satu institusi ke
institusi lain, dari satu pakar ke pakar lainnya. Namun paling tidak ada sejumlah
prinsip yang dianggap sebagai prinsip utama yang melandasi good governance,
yang transparansi, partisipasi dan akuntabilitas (Sedarmayanti, 2009:289).

Upaya untuk mewujudkan tata kepemerintahan yang baik harus dapat


dilakukan apabila terjadi keseimbangan peran ketiga pilar yakni pemerintah,
usaha/swasta, dan masrakat. Ketigannya mempunyai peran masing-masing.
Pemerintahan (legislatif, eksekutif, dan yudikatif) memainkan peran menjalankan
dan menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif bagi unsur-unsur
lain dalam governance. Dunia usaha swasta berperan dalam menciptakan
lapangan kerja dan pendapatan. Msrakat berperan dalam penciptaan interaksi
sosial, ekomomi, dan politik. Ketiga unsur tersebut dalam memainkan peranannya
masing-masing harus sesuai dengan nilai dan prinsip yang terkandung dalam tata
kepemerintahan yang baik.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Pengertian Dari Transparansi Publik, Akuntabilitas Publik, Dan
Partisipasi Masrakat
2. Penerapan Prinspip Transparansi
3. Penerapan Prinsip Akuntabilitas
4. Penerapan Prinsip Partisipasi Masrakat
1.3. Tujuan Penulisan
2. Untuk Mengetahui Pengertian Dari Transparansi Publik, Akuntabilitas
Publik Dan Partisipai Masrakat
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Penerapan Prinsip Transparansi
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Penerapan Prinsip Akuntabilitas
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Penerapan Prinsip Partisipasi Masrakat
1.4. Manfaat Penulisan
1. Muntuk Menambah Wawasan Tentang Penerapan Prinsip Transparansi,
Akuntabilitas Dan Partisipasi Masrakat
2. Untuk Memahami Lebih Luas Lagi Pengertian Dari Transparansi,
Akuntabilitas Dan Partisipasi Masrakat.
1.5. Landasan Teori

Pengertian transparansi menurut UNDP adalah sebagai


berikut :“Tersedianya informasi secara bebas dan dapat diakses secara langsung
(directly accessible) kepada pihak-pihak yang terkena dampak oleh suatu
pelaksanaan keputusan,kemudian informasi disediakan dengan isi yang mudah
untuk dipahami,sistem yang transparan memiliki prosedur yang jelas dalam
pengambilan keputusan publik

Menurut Mardiasmo (2002 : 20) Pengertian akuntabilitas publik


adalahsebagai berikut : Akuntabilitas adalah kewajiban pihak pemegang amanah
untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan
mengungkapkan segala aktivitas kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya
kepada pihak pemberi amanah yang memiliki hak dan kewenangan untuk
meminta pertanggungjawaban tersebut.”
Menurut Mardismo (2002 : 18) Partisipasi adalah keterlibatan
masyarakat dalam membuat keputusan baik secara langsung maupun tidak

2
langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya.
Partisipasi tersebut dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara
serta berpartisipasi secara konstruktif.

3
BAB II
PEMBAHASAAN

2.1. Pengertian Transparansi Publik, Akuntabilitas Publik Dan


Partisipasi Masrakat
2.1.1 Pengertian Transparansi Publik.

Pengertian transparansi menurut UNDP adalah sebagai


berikut :“Tersedianya informasi secara bebas dan dapat diakses secara
langsung (directly accessible) kepada pihak-pihak yang terkena dampak oleh
suatu pelaksanaan keputusan,kemudian informasi disediakan dengan isi yang
mudah untuk dipahami,sistem yang transparan memiliki prosedur yang jelas
dalam pengambilan keputusan publik. Kemudian adanya saluran komunikasi
informasi antara stakeholders dan birokrat”.

Menurut UNDP, Transparansi akan tercapai dengan cara membagi


atau menyebarkan informasi dan bertindak dengan cara terbuka. Hal tersebut
berarti memperbolehkan para stakeholders untuk memperoleh informasi.
Transparansi dibangun berdasarkan kebebasan untuk memperoleh informasi.
Transparansi publik adalah suatu keterbukaan secara sunguh-
sungguh,menyeluruh, dan memberi tempat bagi bagi partisipasi aktifdari
seluruh lapisan masrakat dalam proses pengelolaan sumber daya publik.
Setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh penyelenggara negara harus dapat
diakses secara terbuka dengan memberi ruang yang cukup bagi masrakat
untuk berpartisipasi secara luas didalamnya.

2.1.2. Pengertian Akuntabilitas Publik

Akuntabilitas merupakan salah satu pilar good government yang


merupakan pertanggung jawaban pemerintah daerah dalam mengambil suatu
keputusan untuk kepentingan publik, dalam hal ini sebagaimana
pertanggungjawaban pemerintah daerah terhadap pelayanan publik yang di
berikan.
Akuntabilitas adalah kewajiban pihak pemegang amanah untuk
memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan

4
mengungkapkan segala aktivitas kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya
kepada pihak pemberi amanah yang memiliki hak dan kewenangan untuk
meminta pertanggungjawaban tersebut.”

Menurut Mardiasmo (2002 : 20) Pengertian akuntabilitas publik


adalahsebagai berikut : Akuntabilitas adalah kewajiban pihak pemegang
amanah untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan
dan mengungkapkan segala aktivitas kegiatan yang menjadi
tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah yang memiliki hak dan
kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.”
Akuntabilitas publik adalah prisip yang menjamin bahwa setiap
kegiatan penyelenggaraan dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka oleh
pelaku kepada pihak-pihak yang terkena dampak penerapan kebijakan.
(Buku Pedoman Penguatan Pengamanan Program Pembangunan Daerah
Bappenas & Depdagri, 2002, hal 19)
Dari pengertian diatas secara umum akuntabilitas publik dapat
diartikan sebagai suatu upaya untuk memberikan pertanggungjawaban yang
dilakukan oleh unit organisasi atau pihak-pihak yang berkepentingan secara
terbuka kepada pihak-pihak yang memberikan pertanggungjawaban tersebut.
2.1.3. Pengertian Partisipasi Masrakat

Partisipasi dibutuhkan dalam memperkuat demokrasi, meningkatkan


kualitas, dan efektivitas layanan publik. Partisipasi selain telah menjadi kata
kunci dalam pembangunan, juga menjadi salah satu karakteristik dari
penyelenggaraan pemerintah yang baik.

Menurut Mardismo (2002 : 18) Partisipasi adalah keterlibatan


masyarakat dalam membuat keputusan baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya.
Partisipasi tersebut dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara
serta berpartisipasi secara konstruktif.
2.2. Penerapan Prinsip Transparansi

Keterbukaan merujuk pada ketersediaan informasi dan kejelasan bagi


masrakat umum untuk mengetahui proses penyusunan, pelaksanaan, serta hasil

5
yang telah dicapai melalui suatu kebijakan publik. Semua urusan tata
kepemrintahan berupakebijakan publik, baik yang berkenan dengan pelayanan
publik maupun membangun didaerah harus diketahui pulik. Isi keputusan dan
alasan pengambil kebijakan publik harus diakses oleh publik. Demikian pula
informasi tentang kegiatan pelaksanaan kebijakan tersebut beserta hasil-hasilnya
harus terbuka dan dapat diakses oleh publik. Dalam hal ini, aparatur pemerintahan
harus bersedia secara terbuka dan jujur memberikan informasi yang dibutuhkan
publik. Upaya pembentukan masrakat transparansi, forum komunikasi lansung
dengan eksekutif dan legislatif wadah komunikasi dan informasi lintas pelaku
baik melalui media cetak maupun elektronik, merupakan contoh wujud nyata
prinsip keterbukaan dan transparansi. Tidak adanya keterbukaan dan transparansi
dalam urusan pemerintahan akan menyebabkan kesalahpahaman terhadap
berbagai kebijakan publik yang dibuat.

Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh


proses pemerintahan, lembaga-lembaga, dan informasi perlu dapat diakses oleh
pihak-pihak yang berkepentingan dan informasi yang tersedia harus memadai agar
dapat dimengerti dan dipantau.

Transparansi (keterbukaan ) dapat dilihat tiga aspek:

2.1.1. Adanya kebijakan terbuka terhadap pengawasan


2.1.2. Adanya akses informasi sehingga masrakat dapat menjangkau
setiap kebijakan pemerintah
2.1.3. Berlakunya prinsip chek and balance antar lembaga eksekutif dan
yudikatif)

Tujuan transparansi membangun rasa saling percaya antar pemerintah


dengan publik dimana pemerintah harus memberi informasi akurat bagi publik
yang membutuhkan. Terutama informasi handal berkaitan masalah hukum,
pertaturan dan hasil yang dicapai dalam proses pemerintahan; adanya mekanisme
yang memungkinkan masrakat mengakses informasi yang relevan; adanya
pengaturan yang mengatur kewajiban pemerintah daerah menyediakan informasi
kepada masrakat; serta menumbuhkan budaya ditengah masrakat untuk
mengkritisi kebijakan yang dihasilkan pemerintah daerah

6
2.3. Penerapan Prinsip Akuntabilitas

Pada dasarnya, setiap pengambilan kebijakan publik akan memiliki dampak


tertentu pada sekelompok orang atau seluruh masrakat, baik dampak yang
menguntungkan atau merugikan lansung maupun tidak lansung. Oleh karena itu,
penyusunan kebijakan publik harus dapat mempertanggungjawabkan setiap
kebijakan yang diambilnya kepada publik. Penerapan prinsip akuntibiltas atau
tanggung jawab dalam penyelenggaraan pemerintah diawalai pada saat
penyusunan program pelayanan publik dan pembangunan (program
accountability), pembiayaannya (fiscal accountability), serta pelaksanaan,
pemantauan, dan penilaiannya (process accountability), sehingga program tersebut
dapat memberikan hasil atau dampak optimal sesuai dengan sasaran atau tujuan
yang ditetapkan (outcome accountability). Para penyelenggara pemerintahan
menerapkan prinsip akuntabilitas dan hubungannya dengan masrakat/publik
(outwards accountability), dengan aparat bawahan yang ada didalam instansi
pemerintahan itu sendiri (downwards accountability), dan kepada atasan mereka
(upwards accountability).

Pertanggung jawab publik yakni, adanya pembatasan dan


pertanggungjawaban tugas yang jelas. Akuntabilitas merujuk pada pengembangan
rasa tanggung jawab publik bagi pengambil keputusan dipemerintahan, sektor
privat dan organisasi kemasrakatan sebagaimana halnya kepada pemilik
(stakeholder).

Para pengambil keputusan dipemerintah, sektor swasta dan organisasi-


organisasi masrakat bertanggung jawab, baik kepada masrakat maupun kepada
lembaga-lembaga yang berkepentingan. Bentuk pertanggungjawaban tersebut
berbeda satu dengan yang lainnya tergantung pada jenis organisasi yang
bersangkutan.

Khususnya dalam birokras, akuntabilitas merupakan upaya menciptakan


sistem pemantauan dan mengontrol kinerja, kualitas, inefiesiensi, dan perusakan
sumber daya, serta transparansi manajemen keuangan, pengadaan, akunting, dan
dari pengumpul sumber daya

7
2.4. Penerapan Prinsip Partisipasi Masrakat

Partisipasi masrakat merujuk pada keterlibatan aktif masrakat dalam


pengambil keputusan, yang berhubungan dengan penyelengaraan pemerintahan.
Partisipasi masrakat mutlak diperlukan agar penyelenggara pemerintahan dapat
lebih mengenal warganya berikut cara pikir dan kebiasaan hidupnya, masalah
yang dihadapinya, cara atau jalan keluar yang disarankannya, apa yang dapat
disumbangkan dalam memecahkan masalah yang dihadapi, dan sebagainya.
Dengan demikian, kepentingan masrakat dapat tersalurkan didalam penyusunan
kebijakan hingga dapat mengakomodasi sebanyak mungkin aspirasi dan
kepentingan masrakat, serta mendapat dukungan masrakat luas. Kehadiran dan
keikutsertaan warga masrakat dalam forum pertemuan publik, serta keaktifan
mereka dalam menyumbangkan pikiran dan saran menunjukan urusan
pemerintahan juga menjadi urusan mereka dan bukan semata urusan birokrat.
Meskipun demikian, harus diakui bahwa tidaklah mudah mengikutsertakan semua
lapisan masrakat dalam suatu forum sekaligus. Salah satu alternatif pemecahannya
adalah memberi akses kepada seluruh masrakat serta wakil dari berbagai lapisan
masrakat untuk berpartisipasi menyuarakan kepentingan kelompok yang
diwakilinya dan mengajukan usul serta pikiran dala forum-forum pertemuan
publik, misalnya pada musyawarah pembangunan tingkat desa atau konsultasi
regional pembangunan. Kurangnya partisipasi dalam penyelengaraan pemerintah
akan menyebabkan kebijakan publik yang diputuskan tidak mampu
mengakomodasi berbagai aspirasi dan kepentingan masrakat, yang dapat
mengakibatkan kegagalan dalam pencapaian kebiajakan tersebut.

Melibatkan masrakat terutama aspirasinya dalam pengambil kebijakan atau


formulasi rencana yang dibuat pemerintah, juga dilihat pada keterlibatan masrakat
dalam implementasi berbagai kebijakan dan rencana pemerintah, termasuk
pengawasan dan evaluasi. Keterlibatan dimaksud bukan dalam prinsip terwakilnya
aspirasi masrakat melalui wakil di DPR melainkan keterlibatan secara lansung.
Partisipasi dalam mendorong semua warga negara menggunakan haknya
menyampaikan secara lansung atau tidak, usulan dan pendapat dalam proses
pengambil keputusan. Terutama memberi kebebasan kepada rakyat untuk
berkumpul, berorganisasi, dan berpartasi aktif dalam menetukan masa depan.

8
Semua warga masrakat mempunyai suara dalam pengambil keputusan, baik
secara lansung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili
kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan
kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk
berpartisipasi secara konstruktif.

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
3.1.1. Pengertian Transparansi Publik, Akuntabilitas Publik Dan Partisipasi
Masrakat
1. Transparansi publik adalah suatu keterbukaan secara sunguh-
sungguh, menyeluruh, dan memberi tempat bagi bagi partisipasi
aktifdari seluruh lapisan masrakat dalam proses pengelolaan
sumber daya publik.
2. secara umum akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai suatu
upaya untuk memberikan pertanggungjawaban yang dilakukan
oleh unit organisasi atau pihak-pihak yang berkepentingan secara
terbuka kepada pihak-pihak yang memberikan
pertanggungjawaban tersebut.
3. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam membuat
keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya
3.1.2. Pada dasarnya penerapan prinsip transparansi, akuntabilitas dan
partisipasi masrakat itu untuk mewujudkan tata kelola pemerintah
yang baik.
3.2. Saran

Kami juga memiliki saran bagi para pembaca agar benar-benar memahami
isi dari makalah ini suapaya bisa diterapkan dalam kehidupan organisasi public
nantinya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Adrianti, Niko. 2007. Transparansi Dan Akuntabilitas Publik Melalui e-


Government. Jatim:Bayumedia Publishing.

Moenek, Reydonnyzar dan Dadang Suwanda. 2019. Good Governance.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

11

Anda mungkin juga menyukai