GOVERNANCE
DIGITAL
PENERBIT
UMA Press
GOVERNANCE DIGITAL
ISBN : 978-623-8183-01-2
Penulis
1|Governance Digital
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT., karena atas
kekuatan dan izin-Nya buku ajar Digital Governance dapat
terselesaikan. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca sekalian, terutama bagi mahasiswa Universitas
Medan Area sebagai bahan bacaan guna menambah wawasan
dalam penguasaan materi dalam konteks Digital Governance
dan juga dalam meningkatkan literasi membaca. Buku ini
merupakan buku ajar matakuliah Digital Governance. Buku
ini berisikan penjelasan secara sederhana mengenai teori serta
pengaplikasian konsep governansi digital pada organisasi
publik yang disusun secara sederhana dan mudah dipahami.
Penulis
i|Governance Digital
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI II
DAFTAR GAMBAR IX
SINOPSIS X
G. Rangkuman 33
H. Soal Latihan 34
A. Pengembangan E-Government 35
ii | G o v e r n a n c e D i g i t a l
B. Revolusi Teknologi Informasi dan Evolusi Masyarakat
Informasi 37
D. Implementasi E-Government 43
I. Rangkuman 66
J. Soal Latihan 67
A. Pengertian E-Government 68
D. Prinsip-Prinsip E-Government 73
E. Manfaat E-Government 75
H. Rangkuman 79
I. Soal Latihan 81
iii | G o v e r n a n c e D i g i t a l
BAB IV PENGUKURAN DAN PENILAIAN TINGKAT
DIGITALISASI DALAM SEKTOR PUBLIK 82
A. Definisi Digitalisasi 82
B. Transformasi Digitalisasi 84
C. Manfaat Digitalisasi 89
E. Rangkuman 106
C. E-Participation 115
D. Media 116
I. Rangkuman 145
iv | G o v e r n a n c e D i g i t a l
J. Soal Latihan 148
G. Rangkuman 175
v|Governance Digital
G. Pemanfataan ICT Dalam Smart City 202
H. Rangkuman 205
B. E-Procorement 212
C. E-budgeting 220
Tujuan E-Budgeting 224
D. Rangkuman 228
E. Rangkuman 258
vi | G o v e r n a n c e D i g i t a l
DAFTAR PUSTAKA 260
vii | G o v e r n a n c e D i g i t a l
DAFTAR TABEL
viii | G o v e r n a n c e D i g i t a l
DAFTAR GAMBAR
ix | G o v e r n a n c e D i g i t a l
SINOPSIS
x|Governance Digital
Sasaran kompetensi mata kuliah ini adalah menerapkan
pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks
pengembangan atau implementasi ilmu pegetahuan dan
teknologi serta menerapkan nilai humaniora yang sesuai
dengan bidang keahliannya.
xi | G o v e r n a n c e D i g i t a l
BAB I
Pengembangan ICT dalam Sektor Publik
1|Governance Digital
Karena itu mengartikulasikan tiga tujuan tertentu. Pertama
adalah untuk meningkatkan efektivitas individu dengan
mengurangi kelebihan beban administrasi. Ini melibatkan
penyiapan satu jendela ke sumber daya pemerintah
didistribusikan sehingga, misalnya, anggota masyarakat dapat
memperbarui paspor dengan satu perjalanan ke kantor
pemerintah daripada harus mengunjungi beberapa kantor
untuk menyusun beberapa dokumen seperti sertifikat
kewarganegaraan dan bukti alamat untuk dibawa ke kantor
untuk diproses manual.
3|Governance Digital
reformasi manajemen publik nasional dan inisiatif
pemerintahan yang baik. Ingat bahwa inisiatif egovernment
pada awalnya dilakukan di bawah kepemimpinan mantan
Wakil Presiden AS Al Gore yang mencoba untuk
menemukan kembali pemerintah melalui aplikasi teknologi
informasi.
5|Governance Digital
1. Masalah Trust dan Legitimasi
Contoh kasus yang jelas untuk masalah ini adalah TI
KPU. Penyelenggaraan Pemilu di Indonesia telah
melibatkan TI sejak tahun 2004. Walaupun metode
pencoblosan masih bersifat manual, namun penghitungan
suara dari mulai tingkat kecamatan sudah diproses secara
elektronik, dan dikompilasi secara nasional. Kenyataannya
data TI KPU yang online, cepat dan sangat up-to-date
tidak serta merta menjadi dasar perhitungan yang diakui
secara hukum untuk menentukan pemenang Pemilu.
Penghitungan manual dari mulai di tingkat daerah sampai
secara nasional yang memakan waktu berminggu-minggu
justru masih dipercaya.
3. Masalah Infrastruktur
Infrastruktur informasi di Indonesia masih jauh dari
memadai. Jangankan untuk sebuah blueprint TI nasional,
untuk memenuhi kualifikasi teknis minimum pun
sepertinya masih jauh dari harapan. Salah satu upaya yang
harus dilakukan adalah menyempitkan kesenjangan
pembangunan infrastruktur telekomunikasi di perkotaan
dengan pedesaan atau kawasan barat dan timur Indonesia.
7|Governance Digital
5. Masalah Akses dan Daya Beli
8|Governance Digital
industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas dan
efisiensi diberbagai bidang kehidupan bernegara.
b. Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintah dalam rangka pencapaian
konsep good government.
c. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi,
relasi, dan interaksi yang dikeluaran pemerintah
maupun stakeholdernya untuk keperluan aktivitas
sehari-hari.
d. Memberikan peluang bagi pemerintah untuk
mendapatkan sumbersumber pendapatan baru melalui
interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan.
e. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang
dapat secara tepat menjawab berbagai permasalahan
yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan
global dan trend yang ada
f. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain
sebagai mitra pemerintah dalam proses pengambilan
berbagai kebijakan publik secara merata dan
demokratis.
g. Menciptakan masyarakat berbasis komunikasi
informasi yang lebih berkualitas.
9|Governance Digital
pemerintah kepada masyarakat menjadi lebih cepat, tepat,
efsisien dan efektif.
10 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
e. Mendorong ekonomi local dan nasional melalui
penyediaan fasilitas interface pemerintah-pengusaha
(assistance to local and national economics)
11 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Berkaitan dengan peluang pengembangan e-
government, Mustopadijaya (2003) menyatakan e-
government diperlukan karena jawaban atas perubahan
lingkungan strategik yang menuntut administrasi negara yang
efisien dan efektif, berorientasi pada publik, transparan dan
akuntabel. Jika dilihat dari pendapat para ahli tentang
manfaat penggunaan e-government, maka dapat dinyatakan
bahwa peluang yang akan diperoleh pemerintah, masyarakat
dan dunia usaha (swasta) adalah sebagai berikut :
12 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
diskriminasi. Oleh karena itu dengan pemanfaatan
egovernment, maka tugas pemerintah menghindari
diskriminasi setiap warga negara. Masyarakat akan tetap
dilayani dengan baik tanpa pandang bulu (suku, agama,
ras dan aliran).
c. Terlaksananya prinsip-prinsip good governance
Prinsip-prinsip good governance menurut UNDP
adalah participation, rule of law, transparancy,
responsiveness, concencus orientation, equity,
efectiveness dan efficiency, accountability, dan strategic
vision. Prinsip-prinsip ini semua akan terpenuhi dengan
pemanfaatan e-government.
d. Menurunnya angka korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN)
Sebelum era good governance di Indonesia angka
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) menunjukkan angka
yang relatif besar. Namun sejak penggunaan egovernment,
maka praktek KKN bisa dicegah atau dieliminir.
Penerapan egovernment akan membentengi pemerintah
untuk selalu mengikuti standar operasional prosedur
(SOP). Data dan informasi sifatnya terbuka (open
management) kepada semua orang. Dengan e-government
pula masyarakat akan dapat melakukan pengawasan
13 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
(social control) terhadap pemerintah khususnya dengan
penerapan e-planning dan e-budgetting.
e. Meningkatkan kerja sama dan koordinasi antar
sektor/bagian.
Pada dasarnya e-government merupakan suatu
sistem. Komponen-komponen atau bagian-bagian yang
turut berperan dalam pelaksanaan e-government harus
saling terkait (berhubungan) antara satu bagian dengan
bagian lainnya. Hal ini membutuhkan kerja sama atau
koordinasi satu sama lain. Ketiadaan kerja sama atau
koordinasi mengakibatkan implementasi e-government
tidak dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh
karena itu dengan implementasi egovernment akan dapat
meningkatkan kualitas kerja sama dan koordinasi antar
bagian.
f. Mempercepat tercapainya tujuan negara yaitu
meningkatkan masyarakat yang adil dan makmur.
Tujuan negara Republik Indonesia adalah
menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Adil dan
makmur dalam hal ini terpenuhinya kebutuhan fisik
maupun nonfisik dari masyarakat secara keseluruhan.
Tujuan ini akan dapat tercapai dengan baik melalui
pemanfaatan e-government yang ajek dan kontinyu.
Walaupun banyak peluang positif yaitu manfaat yang akan
14 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
diperoleh pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dengan
pemanfaatan e-government, namun ada beberapa
tantangan yang tidak boleh dipandang sebelah mata.
Tantangan ini harus dapat dieliminir atau bahkan dicegah
atau dihindari agar implementasi e-government dapat
terlaksana dengan baik.
Beberapa tantangan yang harus dihadapi pemerintah
dalam menerapkan egovernment antara lain adalah :
15 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
ASN dalam memanfaatkan egovernment baik melalui
pelatihan formal maupun informal ataupun secara mandiri.
b. Budaya organisasi yang belum mendukung.
Budaya organisasi adalah pola tingkah laku serta
nilai-nilai yang dijadikan pedoman bagi SDM dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Semakin
diterapkan budaya organisasi yang mengharuskan
pelaksanaan e-government dalam manajemen
pemerintahan, maka akan semakin baik pelaksanaan
egovernment dan sebaliknya.
Namun dalam prakteknya belum semua
pemerintahan baik di tingkat pusat maupun di daerah
menjalankan egovernment, kalaupun ada masih setengah
hati menjalankannya. Sebaikya budaya organisasi
pemerintahan baik di pusat maupun di daerah
mengharuskan implementasi e-government. Ini tentu
menjadi tantangan pemerintah agar membuat peraturan
pemerintah atau peraturan daerah yang mengikat agar
semua organisasi pemerintahan melaksanan e-government.
Menurut Dwiyanto (2005) orientasi pelayanan hanya akan
dapat dikembangkan apabila budaya kekuasaan yang
selama ini berkembang di dalam birokrasi digusur dengan
budaya pelayanan.
c. Biaya penggunaannya yang masih relatif mahal.
16 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Perangkat e-government untuk tahap pertama tentu
membutuhkan biaya operasional yang relatif mahal untuk
membelinya. Namun, jika dibandingkan dengan manfaat
selanjutnya bagi pemerintah peningkatan kualitas
pelayanan kepada masyarakat, maka biaya tersebut tidaklah
besar. Oleh karena itu implementasi e-governmenmt
menjadi tantangan bagi pemerintah agar mau
mengalokasikan dana APBD untuk pengadaan e-
governmennt.
d. Terbatasnya sarana dan prasarana teknologi informasi.
Teknologi informasi dan komunikasi adalah alat
utama bagi implementasi egovernment. Sarana prasana
pengadaan teknologi informasi dan komunikasi tentulah
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Ini akan menjadi
tantangan bagi pemerintah dalam rangka pengadaannya
secara besar-besaran. Oleh karena itu pemerintah akan
secara bertahap memperlengkapi kualitas sarana prasarana
teknologi informasi dan komunikasi e-government
sehingga menjadi sempurna dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
e. Kurangnya komitmen pemimpin (e-leadership)
disegala lini untuk menjalankan e-government.
Dalam prakteknya belum semua lembaga
pemerintah baik di pusat maupun di daerah menggunakan
17 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
e-government. Ini menunjukkan masih rendahnya
komitmen pimpinan (e-leadership) dalam menjalankan e-
government. Hal ini dapat saja disebabkan belum adanya
sanksi yang tegas bagi lembaga pemerintah yang
tidak/belum menggunakan e-government. Lebih buruk lagi
jika komitment pemerintah yang kurang perduli dengan
pentingnya pemanfaatan egovernment di pemerintahan.
f. Tuntutan pemerintah, swasta dan masyarakat akan
layanan egovernment yang semakin tinggi.
Sudah menjadi hak masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan yang berkualitas dari pemerintah. Kebutuhan
akan pelayanan pemerintah yang berkualitas dari
masyarakat semakin hari semakin banyak dan dinamis. Ini
tentu menjadi tantangan bagi pemerintah untuk
memenuhinya. Berbagai cara dilakukan pemerintah agar
dapat memberikan pelayanan yang berkualitas kepada
masyarakat.
g. Tuntutan akan koordinasi, sinkronisasi dan integrasi
antar lintas sektoral dalam pelaksanaaan e-government
yang semakin tinggi.
Implementasi e-government sangat membutuhkan
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi antar satuan
organisasi. Ego sektoral menjadi salah satu faktor
penghambat terlaksananya koordinasi, integrasi dan
18 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
sinkronikasi dalam implementasi e-government. Ini tentu
menjadi tantangan yang harus disiasati agar jangan ada
ego sektoral, sehingga semua unsure dapat bersatu padu
dalam mewujudkan e-government.
h. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
yang semakin cepat.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
yang semakin cepat menjadikan pemerintah harus
bergerak cepat untuk mengikutinya. Kalau tidak, maka
implementasi e-government akan tertinggal atau bahkan
ditinggalkan oleh masyarakat. Ini tentu menjadi tantangan
bagi pemerintah agar selalu mengikuti perkembangan
informasi teknologi informasi dan komunikasi dalam
rangka mewujudkan e-government yang lebih berkualitas
kepada masyarakat.
19 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
semakin cepat dan canggih. Perubahan dapat saja
terjadi bahkan dalam hitungan detik.
b. Melakukan sosialisasi tentang pentingnya implementasi
e-government di semua lini baik pemerintah pusat,
pemerintah daerah hingga ke pemerintah desa
sekalipun.
c. Meningkatkan kuantitas dan kualitas aplikasi e-
government, sehingga semakin banyak pelayanan yang
dapat dinikmati masyarakat dengan digital (online).
d. Meningkatkan kualitas jaringan teknologi informasi
(internet). Tanpa jaringan internet, maka koneksi atau
komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat
secara online tidak akan bisa terlaksana.
e. Meningkatkan komitmen pemimpin (e-leadership).
Tanpa komitmen pemimpin baik di tingkat pusat
maupun daerah/desa untuk mengimplementasikan e-
government, maka semuanya tidak ada dapat
terlaksana.
f. Membuat peraturan pemerintah atau peraturan daerah
untuk penggunaan e-government sehingga mengikat
semua pihak tanpa kecuali dengan diiringi prinsip
rewards and punishment
20 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
D. Best Practice Penerapan e-Government di
Indonesia
21 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
serta mengakses pengalaman internasional dalam
mengembangkan sistem infrastruktur informasi
nasional untuk menstimulasi perkembangan telematika,
mendapatkan dukungan teknis, pembiayaan dan
dukungan lainnya secara terpadu. Sesuai Inpres nomor
6 tahun 2001 tersebut, guna menunjang pelayanan
masyarakat dengan berbasis pada teknologi informasi,
pemerintah meluncurkan program G-Online, singkatan
dari Government Online. G-Online adalah program
pemerintah untuk mensukseskan pelayanan kepada
masyarakat melalui media internet. Beberapa kelebihan
dari pelayanan yang berbasis internet adalah sebagai
berikut:
c. Transparansi, karena informasi pelayanan dapat diakses
oleh siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Informasi
yang disajikan berupa jenis layanan yang diberikan,
prosedur baku yang harus dipenuhi, serta yang paling
penting adalah adanya informasi tentang biaya yang
harus dibayarkan oleh masyarakat untuk mendapatkan
layanan tersebut; dan
d. Mengurangi kolusi, karena dengan adanya media
layanan secara online, masyarakat pengguna jasa tidak
perlu lagi bertatap muka dengan petugas pelayanan
22 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
sehingga mencegah terjadinya kesepakatan-
kesepakatan di luar ketentuan yang berlaku.
1. Support (Dukungan)
24 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
penggunaan dan pengembangan e-goverment. Biasaya
Budaya koordinasi dan birokrasi menggunakan model
manajemen top down.
26 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
kuat. Mengingat hal ini adalah hal sangat penting.
Jika kita lihat dan amati bahwa infrastruktur yang
memadai merupakan 50% dari kunci keberhasilan
penerapan konsep e-government.
d. Adanya sosialisasi akan penerapan e-government
secara merata, berkelanjutan, konsisten, dan
menyeluruh kepada seluruh kalangan. Setelah
seluruh persiapan telah diselesaikan, maka perlu
adanya sosialisasi kepada masyarakat sebagai calon
pengguna sistem tersebut. Agar tujuan dibangunnya
e government dalam mamberikan layanan publik
yang cepat, efesien, efektif dan praktis dapat
tercapai. Keempat faktor ini merupakan elemen
dasar yang sangat penting dalam pengembangan e-
goverment guna mencapai good governance. Hal ini
telah terbukti dibeberapa kota di indonesia yang
telah menerapkannya.
2. Capacity (Kapasitas)
27 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
dipersiapkan oleh pemerintah dalam mensukseskan
pelaksanaan egovernment, antara lain:
28 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
sekedar dari pihak pemerintah selaku penyedia dari
sistem e-government, tetapi termasuk juga
masyarakat yang akan menjadi pegguna dari e-
government tersebut. Hal ini sangatlah penting, agar
penerapan e-government dapat sesuai dengan asas
mafaat yang diharapkan. Jika dilihat dari penjelasan
di atas maka jelas bahwa setiap elemen saling
berkaitan antara satu dengan yang lain. Namun
kekurangan salah satu dari elemen di atas jangan
menjadi satu penghalang untuk dilakukannya
penundaan penerapa e-government. Terlebih lagi
kekurangan yang dimaksud diluar dari kontrol
kemampuan pemerintah. Pemerintah tersebut harus
dapat mencari jalan keluar yang baik serta strategik
yang tepat dalam mencapai ketiga prasyarat
kesuksesan e-government. Misalnya dengan
menggandeng pihak swasta dalam bekerjasama guna
mengatasi masalah yang ada.
3. Value (nilai)
29 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
pemerintah selaku pembangun dan penyedia sistem,
melainkan masyarakat selaku pengguna dari sistem
tersebut.
31 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
3. Sosialisasi penggunaan dan kelebihan sistem kepada
masyarakat pengguna sistem
4. Adanya dukungan kebijakan yang kuat dari pemerintah
5. Pembiayaan yang cukup.
6. Tersedianya Infrastruktur yang memadai dengan
didukung oleh ICT yang canggih.
7. Terjaminnya keamanan sistem
8. Adanya monitoring dan evaluasi
9. Kualitas pelayanan yang baik
10. Memenuhi kepuasan masyarakat pengguna
11. Didukung dengan sistem pembayaran elektronik
12. Peningkatan berkelanjutan
13. Adanya Partisipasi Masyarakat dalam pengambilan
keputusan
14. Adanya panduan pengembangan e-government
32 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
G. Rangkuman
33 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
3. Memudahkan akses ke semua departemen dan level
pemerintah di berbagai daerah (access to all
department and levels)
4. Meningkatkan kapabilitas pemerintah (better
government capacity)
5. Mendorong ekonomi local dan nasional melalui
penyediaan fasilitas interface pemerintah-pengusaha
(assistance to local and national economics)
H. Soal Latihan
34 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
BAB II
Perkembangan E-Government
A. Pengembangan E-Government
35 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Ada banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh
pemerintah yang melaksanakan proses transformasi menuju
E-Government, diantaranya adalah sebagai berikut:
37 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Berikut perubahan ekonomi dan sosial yang disebabkan
oleh inovasi teknologi informasi sebagai evolusi adalah hal
lain. Isi utama dari revolusi informasi tidak dalam
pengembangan dan keberadaan diri dari sistem komputer di
setiap tubuh masyarakat, tetapi dalam sistem ekonomi dan
sosial dan atau perubahan hubungan antara anggota di mana
sistem komputer yang diterapkan. Sebuah masyarakat yang
berubah, sebagai hasil dari difusi dengan aplikasi komputer
dan teknologi komunikasi, disebut masyarakat informasi.
Konten sebenarnya revolusi informasi yang proses
transformasi, penampilan masyarakat informasi, dan
pengaruh di berbagai bidang. Ini adalah cara yang tepat untuk
memahami revolusi informasi, mengamati proses perubahan
ke masyarakat informasi dan pengembangan teknologi
bersama dengan e-government.
38 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
government diciptakan dan dipercepat untuk meredakan
berbagai bidang pemerintahan bersama dengan pengenalan
teknologi internet pada pertengahan 1990-an, itu pada awal
pertengahan tahun 1980 bahwa isu-isu di sektor publik telah
populer dibahas dalam konteks mengubah administrasi cara
dioperasikan dan layanan yang disampaikan. Pada akhir
1990-an pemimpin pemerintahan banyak yang berorientasi
pada ide inovasi melalui egovernment dan mendorong
penggunaan internet untuk meningkatkan akses ke informasi
dan layanan pemerintah.
40 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
layanan online pemerintah memasuki modus interaktif
dengan akses ke bentuk untuk aplikasi dan pembaharuan.
Situs ini diperbarui dengan keteraturan yang lebih besar
untuk menyimpan informasi saat ini dan up to date untuk
publik. Tahap keempat (Transactional) memungkinkan
interaksi antara warga dan pejabat pemerintah. Ini termasuk
pilihan untuk bermain pajak, menerapkan untuk kartu ID, dan
paspor. Warga mampu membayar layanan publik yang
relevan. Penyedia barang dan jasa dapat mengajukan
penawaran melalui link aman. Tahap kelima (Networked)
merupakan tingkat yang paling canggih dalam inisiatif
egovernment.
41 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Dalam survei layanan online untuk negara-negara
yang berpartisipasi dalam proyek e-government, OECD
(2003) diadaptasi model untuk penyampaian layanan
elektronik dari Kantor Audit Nasional Australia. Model
Australia mendefinisikan empat tahap dari pelayanan online.
42 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
perlindungan privasi, proses back-office dan
hubungan antar lembaga; dan
4. Tahap keempat, berbagi data, mengembangkan
kemampuan lembaga untuk berbagi dengan organisasi
lain berbagai informasi dalam proses melaksanakan
misi. Berbagi data yang berisi informasi pribadi akan
memerlukan persetujuan oleh hukum atau persetujuan
individu sebelumnya. Berbagi data membuat
penyederhanaan signifikan dalam administrasi publik
dan mengurangi beban yang dilakukan oleh warga
ketika mereka mendaftar untuk layanan pemerintah.
Berbagi data merupakan prasyarat untuk integrasi
kelancaran proses, sehingga memberikan peluang
untuk inovasi proses untuk efisiensi internal dan
layanan pengiriman ke warga.
D. Implementasi E-Government
43 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Government juga menunjukkan relasi antara pemerintah
dengan stakeholdernya.
44 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
dapat menggunakan berbagai saluran teknologi seperti
website, sms, aplikasi, dan lain-lain (Indrajit, 2004).
Dengan adanya G2C, hubungan atau relasi antara
pemerintah dengan warganya semakin dekat. Selain
itu G2C dapat memangkas rantai birokrasi yang
panjang, menghilangkan praktik korupsi seperti
pungutan liar (pungli), meningkatkan transparansi dan
akuntanbilitas pemerintah. Aplikasi yang paling
sederhana dari G2C adalah setiap lembaga pemerintah
baik pusat maupun daerah wajib memiliki website dan
email resmi yang dapat diakses oleh publik untuk
berkomunikasi dengan baik. Hal ini dituangkan dalam
Inpres Nomor 3 Tahun 2003 di mana pembuatan situs
atau website pemerintah yang bersifat interaktif
merupakan salah satu tahapan dari pengembangan e-
Government (Instruksi Presiden, 2003).
2. Government to Business (G2B) merupakan model
atau aplikasi eGovernment yang bertujuan
menyediakan informasi dan layanan bagi dunia bisnis
dan industri. G2B dikembangkan untuk memenuhi
berbagai informasi yang diperlukan bagi
kelangsungan suatu bisnis di mana dalam
menjalankan usahanya, para praktisi bisnis memiliki
kebutuhan untuk berinteraksi dan bertransaksi dengan
45 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
instansi pemerintah misalnya dalam hal pengurusan
surat izin usaha, pendaftaran perusahaan, pelaporan
wajib pajak bahkan informasi terkait regulasi yang
dikeluarkan pemerintah untuk mengatur iklim dunia
usaha. Begitu juga dari sisi pemerintah, terdapat
proses bisnis dalam instansi pemerintah yang
membutuhkan solusi produk atau jasa dari dunia
usaha dan industri misalnya saja pengadaan barang
dan jasa atau yang dikenal dengan e-Procurement.
3. Government to Government (G2G) merupakan model
atau aplikasi eGovernment yang bertujuan untuk
saling bertukar informasi antara instansi pemerintah.
Model G2G ini dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu G2G horizontal dan vertical. G2G yang bersifat
horizontal adalah relasi yang dijalin antara satu unit
pemerintah dengan unit pemerintah lainnya dalam
satu tingkatan (Silalahi, Napitupulu and Patria, 2015).
Sebagai contoh kerjasama antar pemerintah lokal
tingkat II kabupaten/kota dalam bidang perdagangan
dan parwisata; program bersama antara dua buah
kementerian; kerjasama antar direktorat dalam suatu
kementerian; pertukaran informasi dan transaksi antar
kecamatan; atau bahkan antar negara untuk
melakukan hubungan diplomatis. Sementara itu G2G
46 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
yang bersifat vertikal merupakan relasi yang
dilakukan lintas instansi pemerintah dalam tingkatan
yang berbeda misalnya antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah, tingkat kelurahan dengan
kecamatan, dll. Manfaat G2G adalah membuka
saluran komunikasi yang selama ini tersekat antara
lembaga pemerintah sehingga dapat menciptakan
peluang kerjasama atau kolaborasi untuk memenuhi
kebutuhan warga dan dunia bisnis (Napitupulu et al.,
2018). Contoh aplikasi G2G yang telah dilakukan
atau diterapkan adalah sistem e-budgeting yang
merupakan suatu mekanisme penyusunan anggaran
pemerintah yang berbasis elektronik dengan tujuan
untuk meningkatkan transparansi pelaksanaan
penganggaran secara nasional. Seperti kita ketahui
kegagalan program pemerintah akibat lemahnya
terjadi akibat lemahnya proses perencanaan yang
dilakukan sejak awal termasuk proses penganggaran
yang tidak terintegrasi (Ramzi, 2020). Oleh karena itu
perencanaan dan penganggaran merupakan rangkaian
kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Hal yang marak
terjadi biasanya tidak adanya konsistensi antara
perencanaan awal dengan hasil perencanaan berupa
dokumen akhir ketika dikaitkan dengan anggaran.
47 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Kelemahan ini sering kali dimanfaatkan oleh sebagian
oknum untuk melakukan manipulasi dan markup
anggaran dengan cara memasukkan berbagai kegiatan
di luar perencanaan awal. E-budgeting hadir sebagai
alternatif solusi bagi pemerintah pusat dan pemerintah
daerah untuk menyusun perencanaan dan
penganggaran secara terpadu melalui situs online.
4. Government to Employee (G2E) merupakan model
atau aplikasi eGovernment yang bertujuan untuk
mendukung pengelolaan sumber daya manusia (SDM)
dalam lingkungan pemerintah. G2E dikembangkan
untuk berbagai kebutuhan seperti membantu
komunikasi internal lembaga pemerintah,
meningkatkan produktivitas kerja pegawai,
menunjang pengembangan karir pegawai, mengelola
pendapatan termasuk gaji dan tunjangan sebagai ASN
(aparatur sipil negara) hingga dana pensiun pegawai.
Banyak hal yang harus dipenuhi oleh pemerintah
terkait kebutuhan ASN agar mereka dapat
memberikan layanan publik dengan baik. Dengan kata
lain, G2E memungkinkan peningkatan efektivitas dan
efisiensi dalam bekerja dan pada gilirannya kepuasan
pegawai dapat meningkat pula. Pegawai pemerintah
memiliki hak dan kewajiban secara seimbang maka
48 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
G2E turut memastikan dan melindungi hak individu
mereka sehingga mereka dapat menunaikan
kewajibannya dengan optimal. Contoh aplikasi G2E
yang sudah diterapkan pada instansi pemerintah yaitu
aplikasi siMAYA (administrasi perkantoran maya).
Aplikasi ini dikembangkan oleh Kementerian
Kominfo berdasarkan Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara (MENPAN) No 6 Tahun 2011
mengenai Tata Naskah Dinas Elektronis di
Lingkungan Instansi Pemerintah (Permenpan & RB,
2011). Aplikasi siMAYA dikembangkan menjadi dua
jenis yaitu aplikasi yang berbasis cloud computing
dan non cloud computing.
49 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
2. The Governmental Models
4. Evolutionary E-Government
50 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
praktisi didunia akademik dengan sasaran memperoleh
hasil yang lebih matang (Habibi, 2018).
51 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Gambar 2. 2 Model Layne & Lee dalam Tahapan E-Government
a. Catalogue
52 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
b. Transaction
54 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Berdasarkan Gambar 2.2 di atas dapat diketahui bahwa pada
setiap fase memiliki sub sub fase yang harus dilakukan
sebagai berikut:
55 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
pelayanan satu pintu, adanya akses atau
kemungkinan untuk melakukan kontak,
Kolaborasi dengan pihak-pihak lain. Tahap ini
merupakan tahap yang berusaha untuk
mentransformasikan birokrasi pemerintahan
untuk menghasilkan kualitas layanan publik
yang lebih baik.
3. Hiller & Bellanger
Fase 5: Participant
Fase 4: Integration
Fase 3: Transaction
56 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Pada Gambar 2.4 adalah fase yang dilakukan dalam
mengembangkan model Hiller & Bellanger dengan
penjelasan sebagai berikut:
a. Information
c. Transaction
d. Integration
57 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Pada tahap ini, semua layanan saling terhubung dan
terintegrasi dengan baik sehingga e-portal tunggal yang
berhasil dibangun dapat digunakan oleh publik untuk
mengakses semua layanan E-Government.
e. Participants
58 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Gambar 2. 5 Model Dellaite & Touch dalam Tahapan E-
Government
5. World Bank
59 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
sebelum yang lain dapat dimulai, tetapi secara konseptual
mereka menawarkan tiga cara untuk berpikir tentang tujuan
e-Government. Tiga cara tersebut sebagai berikut:
1. Publish
2. Interact
3. Transact
61 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
kewirausahaan dan kreativitas. Keempat, dengan tren
globalisasi yang disebabkan oleh komputer dan ledakan
internet, e-government dipromosikan oleh respon pemerintah
untuk evolusi dari satu komunitas informasi global. Fitur
pemerintahan terakhir berubah dari peraturan, kontrol dan
prosedur formal untuk penekanan pada hasil dan tanggung
jawab Sebagai hasil dari perubahan pada lingkungan sosial,
masyarakat umum serta perusahaan swasta yang
menunjukkan masalah birokrasi lemak. Permintaan untuk
perubahan memungkinkan solusi untuk masalah ini, untuk
meningkatkan kualitas layanan administrasi dan
meningkatkan daya saing internasional. Ini adalah waktu e-
government terbentuk dalam bentuk menerapkan teknologi
informasi untuk proses bisnis internal sistem layanan
pemerintah.
62 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Laporan Gore Pada Reinventing Government, Membuat
Pemerintah Itu Bekerja Lebih Baik dan Lebih Hemat,
diusulkan untuk menghilangkan birokrasi usang dan
berinovasi dimana semua proses pelayanan publik untuk
memuaskan masyarakat.
64 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
selanjutnya istilah good governance ditujukan bukan hanya
untuk lembaga-lembaga donor internasional tersebut, akan
tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain
itu, seiring dengan perkembangan dunia dan untuk menjamin
“image“ pemerintah dan negara Indonesia sebagai negara
yang semakin berkembang dan maju serta bebas dari korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN), maka pemerintah Indonesia
mau tidak mau harus menerapkan manajemen pemerintahan
yang berbasis good governance antara lain melalui penerapan
e-government.
65 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
dari mendesain dan menemukan kembali konsep administrasi
publik (Wrihatnolo dan Riant, 2007).
I. Rangkuman
66 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Melalui pengembangan E-Government dilakukan
penataan sistem manajemen dan proses kerja dilingkungan
pemerintah dengan cara :
a) Mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi
informasi
b) Membentuk jaringan sistem manajemen dan proses
kerja.
J. Soal Latihan
67 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
BAB III
E-GOVERNMENT & GOOD GOVERNANCE
A. Pengertian E-Government
68 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Menurut Clay G. Weslatt (15 Agustus 2007) dalam
website, E-Goverment adalah menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi untuk mempromosikan pemerintah
yang lebih effisien dan penekanan biaya yang efektif,
kemudian pasilitas layanan terhadap masyarakat umum dan
membuat pemerintah lebih bertanggung jawab kepada
masyarakat.
69 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Karena visi tersebut berasal “Dari, Oleh dan Untuk”
masyarakat atau komunitas dimana E-Goverment tersebut
diimplementasikan, maka masanya akan sangat bergantung
pada stuasi dan kondisi masyarakat setempat. Sebagaimana
dikemukakan diatas bahwa E-Goverment adalah upaya untuk
penyelanggaraan pamerintah yang berbasis elektronik dalam
rangka mengingkatkan kualitas pelayanan publik secara
efektif dan efesien.
70 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
B. Tingkat Pengembangan E-Government
71 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Pembuatan antar keterhubungan dengan lembaga
lain.
c. Tingkat Ketiga (Pemantapan)
Pembuatan situs web yang bersifat transaksi
pelayanan publik;
Pembuatan interoperabilitas aplikasi dan data
dengan lembaga lain.
d. Tingkat Keempat (Pemanfaatan)
Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat
Government to Government (G2G), Government to
Business (G2B), Government to Citizens/consumers
(G2C).
72 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
sesuai dengan petunjuk teknis standar layanan
Informasi Publik yang berlaku secara nasional.
D. Prinsip-Prinsip E-Government
73 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
1. Prinsip pertama: fokus pada perbaikan pelayanan
pemerintah kepada masyarakat. Karena begitu
banyaknya jenis pelayanan yang diberikan pemerintah
kepada masyarakatnya, maka harus dipikirkan
pelayanan mana yang harus menjadi prioritas. Prioritas
pelayanan yang dimaksud adalah:
Memiliki sumber transaksi yang besar dan
melibatkan banyak sumber daya manusia.
Membutuhkan interaksi dua arah antara pemerintah
dengan masyarakatnya (tidak hanya bersifat satu
arah seperti pemberian informasi dan publikasi).
Memungkinkan terjadinya kerja sama antara
pemerintah dengan kalangan lain seperti institusi
swasta dan lembaga non-komesial lain.
2. Prinsip kedua: membangun sebuah lingkungan yang
kompetitif yaitu dalam melayani masyarakat tidak
hanya diserahkan pada pemerintah saja tetapi sektor
swasta dan lembaga non-komersial diberikan
kesempatan untuk melakukannya. Dengan demikian
pemerintah dapat bersaing dengan sektor ini dalam
upaya memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Dalam persaingan tersebut harus mampu membuat
sebuah lingkungan kompetisi yang adil, obyektif, tidak
memihak, dan kondusif bagi ercapainya e-Government.
74 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
3. Prinsip ketiga: pemberian penghargaan pada inovasi
dan ruang kesempatan bagi kesalahan. Konsep e-
Government merupakan pendekatan yang masih baru,
dimana semua bangsa dan negara sedang melukan
eksperimen. Pemberian penghargaan bagi mereka yang
berhasil menerapkan inisiatif e-Government di tempat
mereka bekerja.
4. Prinsip keempat: prinsip ini penekanannya pada
pencapaian efisiensi. Pemberian pelayanan dengan
memanfaatkan teknologi digital atau internet tidak
selamanya menjadi kanal konvensional karena setelah
masyarakat terbiasa menggunakan kanal digital, jalur
tradisional harus dihapuskan agar pemerintah menjadi
efisien.
E. Manfaat E-Government
Menurut Al Gore dan Tony Blair dalam Indrajit (2002,
h.5) manfaat dari e-Government yaitu berupa:
75 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
5) Menciptakan suatu lingkungan masyarakat up to date.
6) Memberdayakan masyarakat dan pihakpihak lain yang
ikut andil dalam pembuatan kebijakan publik secara
merata dan demokratis.
76 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
(2017) menyebut good governance adalah suatu konsep
dalam penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid
dan bertanggungjawab sejalan dengan demokrasi dan pasar
yang efisien, penghindaran salah alokasi investasi yang
langka dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun
administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan
legal framework bagi tumbuhnya aktivitas kewiraswastaan.
Selain itu, Bank Dunia juga mensinonimkan good
governance sebagai hubungan sinergis dan konstruktif
diantara negara, sektor swasta dan masyarakat.
77 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Partisipasi
Aturan
Strategis
Hukum
Efektivitas
Good Transparasi
Governance
Daya
Berkeadilan
Tanggap
Consensus
78 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
d. Daya tanggap: Setiap institusi dan prosesnya harus di
arahkan pada upaya untuk melayani berbagai pihak
yang berkepentingan (stakeholders).
e. Berorientasi consensus: Bertindak sebagai penengah
(mediator) bagi berbagai kepentingan yang berbeda
untuk mencapai consensus atau dimungkinkan juga
dapat diberlakukan terhadap berbagai kebijakan dan
prosedur yang akan ditetapkan pemerintah.
f. Berkeadilan: Pemerintahan yang baik akan memberikan
kesempatan yang sama baik terhadap laki-laki maupun
perempuan dalam upaya mereka untuk meningkatkan
dan memelihara kualitas hidupnya.
g. Efektivitas dan Efesiensi: Setiap proses kegiatan dan
kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu
yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan melalui
pemanfaatan yang sebaik-baiknya berbagai sumber
yang tersedia.
h. Akuntabilitas: Para pengambil keputusan dalam
organisasi sektor publik (Pemerintah), swasta, dan
masyarakat madani memiliki pertanggungjawaban
(akuntabilitas) kepada publik, sebagaimana halnya
kepada para pemilik (stakeholders).
i. Bervisi strategis: Para pemimpin dan masyarakat
memiliki perspektif yang luas dan jangka panjang
79 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
tentang penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan
pembangunan manusia (Human Development).
H. Rangkuman
E-Government merupakan sebuah upaya
pemamfaatan informasi dan teknologi komunikasi untuk
meningkatkan efesiensi dan efektivitas, transfaransi dan
akuntabilitas pemerintah dalam memberikan pelayanan
publik secara lebih baik.
Prinsip-prinsip E-Government:
1. Partisipasi
2. Aturan hokum
80 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
3. Transparasi
4. Daya tanggap
5. Berorientasi consensus
6. Berkeadilan
7. Efektivitas dan efisiensi
8. Akuntabilitas
9. Bervisi strategis
I. Soal Latihan
1. Jelaskan konsep E-Goverrnent!
2. Jelaskan perbedaan Good Governance dan E-
Government!
3. Bagaimana dasar pelaksanaan E-Government?
4. Sebutkan manfaat dari diterapkannya E-Government
5. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip E-Government
dan Good Governance!
81 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
BAB IV
PENGUKURAN DAN PENILAIAN TINGKAT
DIGITALISASI DALAM SEKTOR PUBLIK
A. Definisi Digitalisasi
82 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
internal, seperti otomasi kerja, meminimalisir penggunaan
kertas dan lain sebagainya. Sehingga lebih fokus pada proses
mengubah sesuatu analog ke dalam digital. Tujuan dengan
adanya digitalisasi adalah membantu masyarakat dalam
memudahkan segala aktivitas dalam pekerjaan sehari-hari.
Selain istilah digitasi dan digitalisasi, adalah transformasi
digital.
83 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
B. Transformasi Digitalisasi
84 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
oleh suatu instansi pemerintahan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
85 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Saat ini banyak lembaga pemerintah yang menyatakan
dirinya sudah mengaplikasikan e-government padahal pada
kenyataannya lembaga-lembaga pemerintahan tersebut baru
dalam tahap web presence, masih belum terlihat adanya
penerapan e-government yang benar-benar dijalankan secara
mendalam. Oleh karena itu banyak yang menyatakan bahwa
pelaksanaan egovernment belum optimal karena secara riil
beberapa pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah masih
menggunakan cara-cara yang manual. Seorang warga harus
secara face to face mendatangi petugas yang bersangkutan di
kantor pemerintahan. Hal ini sangatlah tidak efektif dan
efisien karena mengeluarkan biaya yang lebih banyak dari
biaya sebenarnya dan juga dirasakan menjadi sangat
merepotkan karena harus mendatangi kantor pemerintahan
tersebut.
86 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Pada jajaran lembaga tinggi dan lembaga non depar-
temen, secara faktual kuantitatif dan kualitas maka nampak
sekali perbedaannya dengan situs web pemda. Umumnya
hampir setipa lembaga non pemerintahan telah memiliki situs
web dan rata-rata optimalisasi fasilitas di dalamnya sudah
mampu mendahului jenjang tingkatan situs pemda. Infikator
tersebut dapat dilihat dari berbagai fasilitas link dan layanan
yang ada pada situs lembaga yang mendekati kesempuranaan
fase ke tiga yang terdiri dari aplikasi formulir dan
sebagainya. Salah satu contoh situs lembaga yang telah
mengoptimalkan situs web nya adalah www.ristek.go.id.
88 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
keterbatasan SDM sangat membatasi penetrasi
komputerisasi ke dalam sistem pemerintah; .
2. Belum mapannya strategi serta tidak memadainya
anggaran yang dialokasikan untuk pengembangan
egovernment;
3. Inisiatif merupakan upaya instansi secara sendirisendiri,
dengan demikian sejumlah faktor seperti standarisasi,
keamanan informasi, otentifikasi dan berbagai aplikasi
dasar yang memungkinkan interoperabilitas antar situs
secara andal, aman, dan terpercaya kurang mendapat
perhatian; dan
4. Kesenjangan kemampuan masyarakat untuk mengakses
jaringan internet.(Indrayani, 2020)
C. Manfaat Digitalisasi
89 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
sedikit usaha untuk mencari tahu bagaimana layanan dapat
diperoleh karena informasi tersebut tersedia di situs web
(aturan penerbitan dan prosedur). Layanan dapat diakses dari
rumah/kantor atau dikirim ke pusat lokasi layanan. Warga
masyarakat memiliki dokumentasi yang lebih baik untuk
tindak lanjutnya. Waktu proses yang cepat mengurangi total
waktu transaksi dan mengurangi waktu tunggu. Ini juga
melibatkan lebih sedikit kunjungan ke pusat-pusat layanan
pemerintah. Meningkatkan layanan kewargamasyarakat
membantu meningkatkan produktivitas dengan mengurangi
waktu yang terbuang diperjalanan, berdiri di antrian dan
mencari informasi.
90 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
data statistik memperlihatkan bahwa kinerja dalam pelayanan
juga menjadi mudah.
Pemangku Manfaat
Kepentingan/Stakeholder
Mengurangi
93 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
biayadalam
mengakses layanan;
Meningkatkan
kualitas dan
kenyamanan;
Meningkatkan
cakupan geografis
untuk mencapai
segmen yang lebih
besar dari populasi
layanan; dan
Mengurangi korupsi.
Meningkatkan
efisiensi PNS dengan
mengotomatisasi
pekerjaan yang rutin.
94 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Mencegah penipuan
dan kebocoran
pendapatan;
Peningkatan kontrol
praktik korupsi;
Memberikan kontrol
yang lebih baik dari
pengeluaran;
Meningkatkan
kecepatan dan efisiensi
alur kerja intra-dan
antar-lembaga dan
pertukaran data;
Menghilangkan
redundansi staf; dan
Kemampuan untuk
mengatasi
pertumbuhan
95 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Goverment yang hasil akhimya berupa nilai yang dapat
digunakan untuk menyusun peringkat. Pada tahun 1988, US
Governance Accountability Office mengeluarkan artikel
tentang pengukuran performa IT yang memiliki empat
perspektif yaitu strategis, pengguna, bisnis internal, serta
inovasi dan pembelajaran.
97 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
d. Bentuk dokumen dapat berupa surat keputusan,
peraturan, pedoman atau bentuk dokumen resmi
lainnya
e. Pengalokasian Pembiayaan yang cukup untuk
melakukan pengembangan dan implementasi TIK
secara layak termasuk salah satu aspek.
2. Kelembagaan
a. Dimensi kelembagaan berkaitan erat dengan
keberadaan organisasi yang berwewenang dan
bertanggung jawab terhadap pengembangan dan
pemanfaatan TIK
b. Evaluasi Dimensi Kelembagaan dilakukan terhadap
antara lain:
Adanya organisasi struktural yang lengkap
sehingga dapat menjalankan fungsi tata kelola
TIK, pengembangan, pengoperasian, penyediaan
layanan TIK dan fungsi-fungsi lain dengan baik.
Adanya dokumen yang memberikan rumusan
yang jelas mengenai tugas dan fungsi.
Adanya kelengkapan unit kerja dan aparatur- nya
untuk mendukung pemanfaatan dan
pengembangan TIK yang memadai dari segi
jumlah, kompetensi, jenjang karir, maupun status
kepegawaian.
98 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Adanya kewenangan yang cukup sehingga
lembaga dapat menjalankan tugas dan fungsi
dengan baik termasuk fungsi pengendalian dan
pengawasan dari pengembangan dan implemenasi
TIK di instansi peserta.
3. Infrastruktur
a. Dimensi infrastruktur berkaitan dengan sarana dan
prasarana yang mendukung pengembangan dan
pemanfaatan TIK
b. Evaluasi dalam dimensi ini dilakukan terhadap :
Pusat data (data center) yaitu piranti keras
komputer dan piranti lunak
99 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
4. Aplikasi
a. Dimensi aplikasi berkaitan dengan ketersediaan dan
tingkat pemanfaatan piranti lunak aplikasi yang
mendukung layanan E-Government secara langsung
(front office) atau tidak langsung (back office)
b. Evaluasi Dimensi Aplikasi dilakukan terhadap
ketersediaan dan tingkat penerapan dari berbagai
aplikasi yang perlu dalam menjalankan fungsi E-
Government yang sesuai dengan tugas dan fungsi
instansi.
c. Kelompok aplikasi yang dievaluasi:
Pelayanan, meliputi aplikasi kependudukan,
perpajakan dan retribusi, pendaftaran dan
perijinan, bisnis dan investasi, pengaduan
masyarakat, publikasi informaşi umum dan
kepemerintahan, dan lain-lain
Administrasi dan Manajemen, meliputi aplikasi
surat elektronik, sistem dokumen elektronik,
sistem pendukung keputusan, kolaborasi dan
koordinasi, manajemen pelaporan pemerintahan,
dan lain-lain
Legislasi, meliputi aplikasi sistem administrasi
dewan, sistem pemilu daerah, katalog hukum,
peraturan dan perundangan, dan lain-lain.
100 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Pembangunan, meliputi aplikasi penunjang data
pembangunan, perencanaan pembangunan
daerah, pengadaan barang dan jasa, pengelolaan
dan monitoring proyek, evaluasi dan informasi
hasil pembangunan, dan lain-lain
Keuangan, meliputi aplikasi anggaran, kas dan
perbendaharaan, akuntansi daerah, dan lain-lain.
Kepegawaian, meliputi aplikasi penerimaan
pegawai, absensi, penggajian, penilaian kinerja,
pendidikan dan latihan, dan lain-lain..
Kepemerintahan, meliputi pengelolaan barang
daerah, pengelolaan pendapatan daerah dan
pengelolaan perusahaan daerah.
Kewilayahan, meliputi tata ruang dan lingkungan
hidup, potensi daerah, kehutanan, pertanian,
peternakan dan perkebunan, perikanan dan
kelautan, pertambangan dan energi, pariwisata
dan industri kecil dan menengah.
Kemasyarakatan, meliputi ant lain aplikasi
kesehatan, pendidikan, ketenaga-kerjaan, industri
dan perdagangan, dan jaring pengaman sosial
Sarana dan Prasarana, meliputi antara lain
aplikasi transportasi, jalan dan jembatan. terminal
dan pelabuhan, dan sarana umum.
101 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
d. Pertimbangan dalam evaluasi aplikasi
Kesesuaian dengan prioritas kebutuhan instansi
dan pemangku kepentingan yang dilayani
Kesesuaian dengan kondisi yang ada seperti
ketersediaan infrastruktur, tingkat kompetensi
sumber daya manusia, dan lain- lain.
Efektivitas dan efisiensi instansi dalam
memberikan kualitas layanan baik internal
maupun eksternal
Kemampuan untuk mengikuti perubahan dari
waktu ke waktu dengan mudah (kemudahan
perawatan aplikasi).
Kemandirian instansi dalam arti ketergantungan
yang minimal pada pihak pihak lain
5. Perencanaan
a. Dimensi perencanaan berkaitan dengan tata kelola
atau manajemen perencanaan TIK yang dilakukan
secara terpadu dan berkesinambungan
b. Evaluasi Dimensi Perencanaan dilakukan terhadap:
Adanya proses perencanaan untuk pengembangan
dan pemanfaatan TIK yang dilakukan secara
nyata (ada tata cara, mekansime kerja yang baku
dan teratur)
102 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Adanya kajian kebunuhan dan strategi penerapan
TIK yang lengkap yang berisi sasaran/tujuan,
manfaat, gambaran kondisi saat ini, pemilihan
teknologi, kebutuhan sumber daya, pendekatan,
penentuan priontas, biaya dan antisipasi
kebutuhan di masa yang akan datang.
103 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Gambar 4. 1 Definisi Peringkatan e-Government Indonesia (PeGI)
Dimensi Indikator
104 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
7. Skala Prioritas
8. Audit
105 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
6. Aplikasi fungsional utama 5
(Keuangan)
7. Aplikasi fungsional utama 6
(Kepegawaian)
8. Manual petunjuk aplikasi TIK
9. Inventaris aplikasi TIK
E. Rangkuman
106 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
4) Meningkatkan transparansi, kontrol dan akuntabilitas
4. Di Indonesia melalui Departemen Kominfo dalam
melaksanakan kebijakan nasional mengenai
Government telah membuat acuan untuk melakukan
penilaian pengembangan melalui pemeringkatan e-
Government Indonesia atau yang disingkat dengan
PeGI.
5. Terdapat 5 dimensi yang terdapat pada acuan PeGI
diantaranya Kebijakan, Kelembagaan, Insfrastruktur,
Aplikasi, Perencanaan. Pemeringkatan e-Government
Indonesia.
F. Soal Latihan
107 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
5. Bagaimana agar digitalisasi dalam sektor publik di
Indonesia dapat berkembang pesat layaknya yang
terjadi di negara negara maju?
108 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
BAB V
ANALISA BERBAGAI MEDIA PARTISIPASI
MASYARAKAT
A. Partisipasi Masyarakat
109 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 45 Tahun 2017 Tentang Partisipasi Masyarakat
Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah menyebutkan
bahwa masyarakat berperan serta untuk menyalurkan
aspirasi, pemikiran dan kepentingannya dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, bahwa masyarakat
berhak berpartisipasi dalam penyusunan Peraturan Daerah
dan Kebijakan Daerah yang mengatur dan membebani
masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah dapat berwujud pada konsultasi publik,
penyampaian aspirasi, rapat dengar pendapat umum,
kunjungan kerja, sosialisasi atau seminar lokakarya ataupun
diskusi (Kaligisfemmym et al., 2021).
110 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
dikurangi. Itulah sebabnya pendekatan partisipatif disebut
juga dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat.
111 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
partisipasi dalam pengambilan keputusan ini antara lain
seperti ikut menyumbangkan gagasan atau pemikiran,
kehadiran dalam rapat, diskusi dan tanggapan atau
penolakan terhadap program yang ditawarkan.
112 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
atau kelompok dalam pencapaian tujuan dan adanya
pembagian kewenangan atau tanggung jawab bersama.
Partisipasi sebagai prasyarat penting bagi peningkatan
mutu
113 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
empat klasifikasi umum, yaitu (Rochester, 2006): 1) Faktor
Sosial Ekonomi; 2) Motivasi Individu; 3) Kesempatan/Akses;
4) Faktor Historis dan Budaya. Motivasi untuk berpartisipasi
yang didasarkan atas faktor Sosial Ekonomi dicontohkan
individu yang lebih berpendidikan cenderung berkontribusi
lebih pada layanan publik.
114 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
C. E-Participation
115 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
sebuah solusi bagi partisipasi warga sudah seharusnya
menyediakan layanan untuk melakukan diskusi di ruang
publik dan bersama-sama dapat menyelesaikan solusi hingga
menghasilkan suatu kebijakan yang mengikat warga dan
Pemerintah. Transformasi diskusi di ruang publik dengan
dukungan TIK ini bertujuan untuk membentuk opini yang
mengarah pada pengambilan keputusan yang efektif ((Kies,
2012).
D. Media
116 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
media merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius,
yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘penerima’ atau
‘pengantar’. Oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima
pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan (sofware) dan/atau
alat (hardware). Menurut Gerlach & Elly (dalam Konsep
Media Massa : 56), mengatakan bahwa media jika dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Kemudian dalam Buku Pengantar Ilmu Komunikasi
(Cangara, 2006 : 119) media adalah alat atau sarana yang
digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator
kepada khalayak.
117 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa
dalam komunikasi antar manusia, maka media yang paling
dominasi dalam berkomunikasi adalah panca indera manusia,
maka media yang paling dominasi dalam berkomunikasi
adalah panca indera manusia seperti mata dan telinga. Pesan-
pesan yang diterima selanjutnya oleh pancaindera diproses
oleh pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan
sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam
tindakan. Association of Education and Communication
Technology (AECT), mengatakan bahwa media adalah segala
bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dan informasi. Menurut Alex Sobuu ( dalam Analisis
Teks Media : 10) media adalah sebagai suatu alat untuk
menyampaikan informasi, penlaian, atau gambaran umum
tentang banyak hal, media mempunyai kemampuan untuk
berperan sebagai institusi yang dapat membtuk opini public,
antara lain karena media juga dapat berkembang menjadi
kelompok penekan atas suatu ide atau gagasan, dan bahkan
suatu kepentingan atau citra yang media reprentasikan untuk
diletakan dalam koteks kehidupan yang lebih empiris.
118 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
isu secara bebas. Media mengangkat isu yang terjadi di dalam
masyarakat, mengangkat suara dan pendapat masyarakat serta
dapat menampung berbagai umpan balik (Eriyanto, 2008).
E. Media Sosial
119 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
sosial virtual dan semua platform berbasis internet lainnya
yang memfasilitasi penciptaan dan pertukaran konten.
121 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
f. Dalam content media sosial terdapat sejumlah aspek
fungsional seperti identitas, percakapan (interaksi),
berbagi (sharing), kehadiran (eksis), hubungan (relasi),
reputasi (status) dan kelompok (group)
123 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
berdampak pada transparansi, akuntabilitas dan legitimasi
lembaga pemerintahan (Gascó-Hernández & Fernández-Ple,
2014).
124 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
mengembangkan tipologi berdasarkan dua karakteristik
media sosial, yaitu sifat koneksi (berbasis profil versus
berbasis konten) dan tingkat kustomisasi pesan (sejauh mana
layanan disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan individu
akan preferensi tertentu). Terdapat empat kategori media
sosial yang berdasarkan dua karakteristik di atas, yaitu:
125 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Sedangkan menurut (Mayfield, 2008) mengungkap
beberapa karakteristik dari media sosial, yakni: (1) Partisipasi
(participation), media sosial mendorong kontribusi dan
umpan balik dari semua orang yang tertarik
menggunakannya. Hal ini mengaburkan garis pemisah antara
media dan pengguna. (2) Keterbukaan (openness),sebagian
besar layanan terbuka untuk umpan balik dan partisipasi.
Media sosial ini mendorong pemungutan suara, komentar-
komentar, dan pertukaran informasi. Sangat jarang ditemukan
halangan untuk mengakses dan menggunakan isi/konten
media sosial. (3) Percakapan (conversation),dimana media
tradisional berkaitan dengan penyiaran (konten dikirim atau
didistribusikan ke penonton), media sosial lebih dilihat
sebagai percakapan dua arah.(4) Komunitas
(community),media sosial memungkinkan komunitas-
komunitas untuk tampil secara cepat dan berkomunikasi
secara efektif. Komunitas berbagi kesamaan ketertarikan
seperti kesukaan pada fotografi, isu-isu politik dan acara TV
favorit.(5) Konektivitas (connectedness),sebagian besar
media sosial maju pesat karena konektivitasnya,
menggunakan berbagai tautan (links) ke situs web, sumber-
sumber informasi dan masyarakat lainnya.
126 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
untuk berbagi, media sosial menjadi perantara penting untuk
interaksi dan komunikasi terutama antara pemerintah dan
warga negara. Web 2.0 atau teknologi baru lainnya seperti
media sosial dapat diintegrasikan dengan portal pemerintah
yang ada secara mudah dan berpotensi memperluas serta
memperkaya hubungan dan pertukaran informasi antar
lembaga pemerintah dan antara lembaga pemerintahan dan
warga, bisnis, organisasi nirlaba, tingkat pemerintahan dan
cabang pemerintah lainnya.
128 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
diantaranya disebabkan karena faktor lanjut usia,
disabilitas, atau karena latarbelakangnya. Media sosial
bisa menjadi alat bagi mereka untuk bersama-sama
menghadapi hambatanhambatan yang ada, berinterkasi
secara aman, mudah mengakses layanan-layanan yang
ditawarkan bagi mereka, bersosialisasi dan menjadi
terlibat secara aktif dalam berbagai aktivitas dan isu-
isu.
4. Menghubungan masyarakat (connecting people). Media
sosial menjadi alat penghubung antar masyarakat, dan
seringkali mengandung nilai-nilai sosial didalamnya
seperti membantu masyarakat berbagi nasihat,
dukungan dan membentuk komunitas. Media sosial
memungkinkan terjadinya pecakapan antara masyarakat
yang tinggal berdekatan untuk membangun kohesi dan
memperkuat komunitas lokal. Komunitas online juga
mampu menghubungan masyarakat yang terpisah
secara geografis ataupun yang sulit untuk ditemui
secara langsung.
5. Meningkatkan penyampaian pelayanan (improving
service delivery). Saat ini media sosial telah menjadi
kebiasaan dan menjadi semakin penting dalam
kehidupan masyarakat, serta lebih berguna dalam
kehidupan sehari-hari. Masyarakat semakin berharap
129 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
mereka bisa memilih media sosial untuk mengakses
layanan organisasi yang mereka inginkan, dan
menyampaikan apa yang mereka rasakan terkait
layanan tersebut. Ke dapan, organisasi menempatkan
harapan-harapan masyarakat ini untuk meningkatkan
pelayanan pada masyarakat, menjangka komunitas-
komunitas baru dan menyampaikan pelayanan pada
masyarakat yang membutuhkan dan telah
berkomunikasi dengan mereka. Media sosial
menghadirkan kesempatan untuk menautkan pengguna
layanan dengan pemberi layanan, serta menciptakan
lebih banyak partisipasi penuh maknan atara penyedia
layanan dan penerima layanan.
6. Penskalaan secara cepat (scaling fast). Dalam
komunikasi dua arah dan pada waktu kejadian (real
time),media sosial memungkinkan organisasi untuk
melibatkan para pendukungnya ke dalam kegiatan
mereka, dan para pendukung ini juga bisa memberikan
kontribusi secara langsung pada pencapaian misi
organisasi. Hal ini berimplikasi penting pada
pencapaian skala dampak sosial, dimana media sosial
mampu memobilisasi kelompok besar masyarakat
untuk membantu dalam sebuah kegiatan secara cepat
dan murah, dimana mobilisasi ini mungkin sulit
130 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
dilakukan tanpa media sosial. Masyarakat bisa
berkontribusi secara online, membantu menyampaikan
layanan-layanan online atau melakukan tugas-tugas
sederhana untuk menunjang kapasitas kelompok
mereka.
7. Penggalangan dana (fundraising).Beberapa tahun
terakhir, situs web memfasiiliasi donasi secara online
sehingga berkembang dari segi jumlah penyumbang
maupun dana yang disumbangkan. Situs-situs web ini
memungkinkan organsiasi ataupun individu untuk
menciptakan halaman penggalangan dana mereka
sendiri dimana para pendukung bisa dengan cepat dan
mudah memberkan donasi online, dan ini terintegrasi
sehingga penggalang dana bisa secara otomatis
menyebarkan penggalangan dananya melalui akun
Facebook dan Twitter.
8. Transparansi dan Akuntabilitas (transparency and
accountability). Saat ini, individuindividu bisa
menyiarkan informasi online dengan mudah, membuat
organisasi-organisasi dan institusi kesulitan untuk
menjaga informasi-informasi aktivitas privasi mereka.
Media sosial mendorong organisasi-organsiasi untuk
menjadi lebih transparan terkait aktivitas mereka,
dengan mengizinkan organisasi-organisasi kecil dan
131 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
individu-individu menuntut transparansi dari institusi
besar terkait keputusan-keputusan dan pengeluarannya.
Media sosial juga menjadi alat kuat yang membantu
institusi-institusi berbagi informasi dengan masyarakat,
menutup kemungkinan mereka yang tertutup dan tidak
akuntabel menjadi lebih mudah terbuka.
133 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
melalui media sosial karena selaras dengan prinsip-prinsip
dasar media sosial.
135 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
1. Perencanaan
Khalayak (people)
Sasaran (objectives)
Strategi (strategy)
Teknologi (technology)
136 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
penggunaan dan pengelolaan media sosial oleh pemerintah
mencakup empat proses (Dadashzadeh, 2010), yaitu
perencanaan nilai-nilai pelayanan publik (desired future
public service value), penentuan fokus media sosial yang
akan dibuat pengelola (strategic focus of social media),
inventarisasi kemampuan IT (current IT capabilities) dan
perkembangan teknologi (emerging technologies).
137 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
negara memberikan feedback ketika pemerintah gagal
memenuhi pelayanan publik yang sesuai.
138 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
terkait penggunaan media sosial. Hal ini untuk mencegah
kesalahan pemilihan media sosial.
140 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
meningkatkan standar hidup masyarakat, memelihara
lingkungan hidup, dan mentaati peraturan.
c. Masyarakat: aktivitas swadaya guna mengembangkan
produktivitas ekonomi, efektivitas, dan efisiensi,
menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi,
mempengaruhi kebijakan publik, sebagai sarana chek
and balance pemerintah, mengawasi penyalahgunaan
kewenangan sosial pemerintah, sarana komunikasi
antar anggota masyarakat. Hal ini untuk memenuhi
prinsip transparansi dan akultabilitas. Pada hambatan
penerapan e-government yang telah disebutkan
sebelumnya, tuntutan masyarakat akan transparansi dan
akuntabilitas pemerintah melalui egovernment
menimbulkan kekhawatiran penyalahgunaan data dan
terbongkarnya rahasia-rahasia negara. UU RI No. 14
tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik bisa
dijadikan panduan, mana informasi yang bisa dibuka
kepada masyarakat. Lebih jelasnya pada pasal 9,10 dan
11 tentang informasi yang wajib disediakan dan
diumumkan secara berkala, serta merta dan setiap saat.
Kemudian pasal 17 tentang informasi yang
dikecualikan untuk disiarkan kepada masyarakat.
141 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
4. Pelaksanaan
142 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
lanjut yang telah dilakukan pemerintah kepada masyarakat
luas.
143 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Tabel 5. 1 Tingkat Kembalian Investasi Media Sosial
Pemerintah PP No. 38 (2012)
Frekuensi dan
Percakapan dan
Jangkauan Lalu Lintas Pengaruh Keberlanjutan
Keberhasilan
Percakapan
Jumlah tautan Jumlah Mengenai Jumlah pesan Keberlanjutan
yang merujuk kunjungan pesan/isi yang diklik anggota
ke pesan yang Jumlah Komentar khalayak komunitas
disampaikan pengunjung tentang Jumlah pesan Loyalitas
Jumlah tweet Jumlah pesan/isi yang diunduh Khalayak yang
dan retweet pengunjung Retweet khalayak sering
tentang pesan yang kembali Jumlah sharing Jumlah pesan berkunjung
yang dimuat dan pesan yang yang diadopsi kembali
Jumlah orang dikirimkan
yang
membicarakan
pesan
Jumlah
hubungan baru
yang berbentuk
144 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Hasil dari pemantauan dan evaluasi pengelolaan media
sosial ini menjadi bahan masukan bagi perencanaan
pengelolaan media sosial berikutnya. Sehingga pengelolaan
media sosial instansi pemerintah bisa lebih optimal.
I. Rangkuman
1. Partisipasi publik merupakan proses yang memberikan
ruang bagi masyarakat untuk ikut serta dalam
perencanaan dan pelaksanaan kebijakan pemerintah.
2. Menurut (Kaligisfemmym et al., 2021)
mengklasifikasikan partisipasi menjadi 2 (dua)
berdasarkan cara keterlibatannya, yaitu:
Partisipasi Langsung Partisipasi yang terjadi apabila
individu menampilkan kegiatan tertentu dalam
proses partisipasi. Partisipasi ini terjadi apabila
setiap orang dapat mengajukan pandangan,
membahas pokok permasalahan, mengajukan
keberatan terhadap keinginan orang lain atau
terhadap ucapannya.
Partisipasi tidak langsung Partisipasi yang terjadi
apabila individu mendelegasikan hak partisipasinya.
3. Alasan motivasi individu didasarkan pada
kecenderungan individu untuk berpartisipasi karena
sifat atau kepribadian mereka. Dalam hal ini motivasi
individu didorong oleh minat sendiri untuk belajar,
145 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
pengembangan diri, mendapatkan pengakuan atau
perlindungan dari kelompok.
4. E-Participation merupakan bentuk keikutsertaan warga
masyarakat/warga negara di dalam proses
demokratisasi yang dilakukan secara elektronik, dimana
dukungan teknologi informasi sangat diperlukan
sebagai alat penting.
5. Media adalah sebagai suatu alat untuk menyampaikan
informasi, penlaian, atau gambaran umum tentang
banyak hal, media mempunyai kemampuan untuk
berperan sebagai institusi yang dapat membtuk opini
public, antara lain karena media juga dapat berkembang
menjadi kelompok penekan atas suatu ide atau gagasan,
dan bahkan suatu kepentingan atau citra yang media
reprentasikan untuk diletakan dalam koteks kehidupan
yang lebih empiris.
6. Media sosial mengacu pada situs dan platform berbasis
internet yang memfasilitasi interaksi antara pengguna
media dengan memberikan kesempatan untuk
membuat, berbagi dan bertukar konten (informasi, opini
dan minat) sambil membangun identitas, percakapan,
konektivitas, hubungan, reputasi, dan kelompok.
7. Media sosial memiliki potensi untuk memperluas
layanan pemerintahan, meningkatkan partisipasi
146 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
masyarakat, mengumpulkan gagasan-gagasan inovatif
dari publik, dan meningkatkan pengambilan keputusan
serta pemecahan masalah
8. karakteristik dari media sosial, yakni: (1) Partisipasi
(participation), media sosial mendorong kontribusi dan
umpan balik dari semua orang yang tertarik
menggunakannya. Hal ini mengaburkan garis pemisah
antara media dan pengguna. (2) Keterbukaan
(openness),sebagian besar layanan terbuka untuk
umpan balik dan partisipasi. Media sosial ini
mendorong pemungutan suara, komentar-komentar, dan
pertukaran informasi. Sangat jarang ditemukan
halangan untuk mengakses dan menggunakan
isi/konten media sosial. (3) Percakapan
(conversation),dimana media tradisional berkaitan
dengan penyiaran (konten dikirim atau didistribusikan
ke penonton), media sosial lebih dilihat sebagai
percakapan dua arah.(4) Komunitas (community),media
sosial memungkinkan komunitas-komunitas untuk
tampil secara cepat dan berkomunikasi secara efektif.
Komunitas berbagi kesamaan ketertarikan seperti
kesukaan pada fotografi, isu-isu politik dan acara TV
favorit.(5) Konektivitas (connectedness),sebagian besar
media sosial maju pesat karena konektivitasnya,
147 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
menggunakan berbagai tautan (links) ke situs web,
sumber-sumber informasi dan masyarakat lainnya.
9. Langkah-langkah pengelolaan media sosial bagi
instansi pemerintah dalam PP No.83/2012 (16-20)
yaitu:
1. Perencanaan
2. Kegiatan Media Sosial
3. Strategi Media Sosial
4. Pelaksaan
5. Pemantauan dan Evaluasi
J. Soal Latihan
1. Jelaskan motivasi seseorang dalam berpartisipasi!
2. Seberapa penting Media Partisipasi Masyarakat pada
saat ini ? Berikan Pendapatmu !
3. Bagaimana cara meningkatkan partsipasi masyarakat
khususnya dalam sektor publik?
4. Menurut pendaptmu sejauh mana Pemerintah daerah
dalam Implementasi E-Governmen tertutama dengan
adanya website/ situs pemerintah?
5. Berikan critical view anda pada salah satu website/
situs pemerintah daerah!
148 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
BAB VI
PENINGKATAN KINERJA ORGANISASI SEKTOR
PUBLIK
149 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Selanjutnya (Bastian, 2010) mengungkapkan
karakteristik organisasi sektor publik sebagai berikut:
150 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
meliputi Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR), Dewan Perwakilan Daerah
(DPD), dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) seta dalam
yayasan dan LSM seperti dewan
pengampu
151 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
internasional seperti Bank Dunia
(World Bank), International
Monetary Fund (IMF), Asian
Development Bank (ADB),
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),
United Nation Development
Program (UNDP), USAID, dan
pemerintah luar negeri
152 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
negara/daerah merupakan contoh dari quasi nonprofit
organizations.
153 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
organisasi sektor publik pada masyarakat. Organisasi sektor
publik yang memiliki kinerja yang baik akan dapat
memperbaiki kehidupan masyarakat. Untuk itu perlu adanya
perhatian yang lebih terhadap peningkatan kinerja organisasi
sektor publik.
154 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Horngren (2004) dalam Kristanti (2006) terdapat dua alasan
adanya perhatian pada ukuran-ukuran non keuangan, yaitu:
a). Mendukung keputusan. Ukuran-ukuran keuangan
berfokus pada hasil dari keputusan yang dibuat dalam kondisi
yang berisiko atau ketidakpastian; b). Perhatian pada
ukuranukuran kinerja non-keuangan dapat menurunkan
tekanan yang berlebihan oleh manajer pada jangka pendek.
Menurut Indriantoro (2000) dalam Cahyono, (2000) dalam
organisasi nirlaba ukuran kinerja dalam perspektif finansial
menjadi kendala, keberhasilan organisasi nirlaba harus diukur
dengan seberapa efektif dan efisien mereka memenuhi
kebutuhan konstituentinya, tujuan tangible (berwujud harus
didefinisikan untuk pelanggan dan konstituenti.
155 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Indikator kinerja menurut Bastian (2016:267) adalah
ukuran kuantitatif dan kualitatif yang mengambarkan tingkat
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah di tetapkan,
dengan memperhitungkan indikator masukan (input),
keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dan
danpak (impact). maksud dari indicator masukan, keluaran,
hasil manfaat dan danpak adalah:
1) Indikator masukan (input) adalah segala sesuatu yang
di butuhkan agarpelaksanaan kegiatan dapat berjalan
untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat
berupa dan, sumber daya manusia, informasi, kebijakan
peraturan undang-undang, dan sebagainya.
2) Indikator keluaran (output) adalah sesuatu yang di
harapkan langsug di capai dari suatu kegiatan yang
dapat berupa fisik dan atau non fisik.
3) Indikator hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang
mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada
jangka menengah (efek lansung).
4) Indikator manfaat (benefit) adalah sesuatu yang terkait
degan tujuan ahir dari pelaksanaa kegiatan.
5) Indikator danpak (impact) adalah pengaruh yang di
timbulkan baik fositif maupun negatif terhadap setiap
tingkat indikator berdasarkan asumsi yang telah di
tetapkan.
156 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Faktor- faktor yang memperngaruhi kinerja menurut
Sobirin, (2014), yakni sebagai berikut:
1. Faktor Individu
Sumber daya manusia memiliki peran penting dalam
kehidupan organisasi karena mereka secara riil
menjalankan aktivitas sehari-hari organisasi. Baik
buruknya organisasi dipengaruhi oleh kompetensi,
kemampuan menjalankan tugas, pengetahuan, sikap
kerja, komitmen, dan motivasi serta efikasi diri
karyawan/ pegawai. Semua atribut individu tersebut
pada akhirnya ikut berperan dalam meningkatkan
kinerja organisasi.
2. Faktor Kepemimpinan
Kepemipinan manajer atau pimpinan oganisasi
sangat mempengaruhi kinerja karyawannya/
pegawainya. Oleh karena itu kepemimpinan yang baik
akan mempengaruhi kenerja karyawan/ pegawai yang
akhirnya akan mempengaruhi kinerja organisasi itu
sendiri.
157 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
kerja. Oleh karena itu dukungan tim kerja ini menjadi
penentu kinerja organisasi.
2. Pengetahuan
Pengetahuan adalah pengetahuan yang berkaitan
dengan pekerjaan yang menjadi tugas pegawai. Pegawai
158 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
yang memliki pengetahuan yang baik maka akan baik pula
kinerjanya.
3. Rancangan Kerja
Rancangan pekerjaan disusun untuk memudahkan
dalam melaksanakan pekerjaan. Semakin baik rancangan
kerja maka semakin baik pula kinerja yang dihasilkan.
4. Kepribadian
Kepribadian adalah karakter yang dimiliki pegawai.
Pegawai yang memiliki kepribadian yang baik maka akan
melaksanakan pekerjaan dengan baik.
5. Motivasi Kerja
Motivasi kerja adalah berupa dorongan bagi pegawai
untuk melakukan pekerjaan. Semakin besar motivasi kerja
pegawai maka semakin baik juga kinerjanya.
6. Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan perilaku pemimpin untuk
mengatur, mengelola dan memberikan perintah kepada
bawahannya dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Semakin
baik kepemimpinanya maka semakin baik pula kinerjanya
dan kinerja bawahannyat.
7. Gaya Kepemimpinan
159 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Gaya kepemimpinan adalah gaya atau sikap
pemimpin dalam mengatur, mengelola dan memberikan
perintah kepada bawahannya. Semakin baik gaya
kepemimpinanya makan semakin baik kinerja
bawahannya.
8. Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah kebiasaan-kebiasaan atau
norma-norma yang dimiliki dan berlaku pada organisasi.
Semakin baik budaya organisasi maka semakin baik pula
kinerjanya.
9. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan perasaan senang atau
gembira sesorang pegawai atas pekerjaan yang dimiliki
dan dilakukannya. Semakin tinggi kepuasan kerja pegawai
maka semakin baik pula kinerjanya.
11. Loyalitas
Loyalitas merupakan kesetiaan pegawai dalam
pekerjaan dan organisasinya. Semakin tinggi loyalitas
pegawai maka semakin baik pula kinerjanya.
160 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
12. Komitmen
Komitmen merupakan kepatuhan pegawai terhadap
pekerjaannya dan kepatuhan untuk menjalankan kebijakan
atau peraturan organisasi. Semakin tinggi komitmen
pegawai maka kinerjanya akan semakin baik pula.
161 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
2) Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk
pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan,
dan
3) Ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk
mewujudkan pertanggungjawaban publik dan
memperbaiki komunikasi kelembagaan
163 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Terdapat beberapa metode yang sering digunakan
dalam pengukuran kinerja organisasi sektor publik. Mahsun
(2009) mengemukakan beberapa pendekatan pengukuran
kinerja organisasi sektor publik seperti analisis anggaran,
analisis rasio laporan keuangan, performance audit (value for
money) dan balanced scorecard.
1. Analisis Anggaran
Anggaran dalam organisasi sektor publik merupakan
suatu hal yang penting karena menggambarkan
perencanaan kegiatan suatu oganisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Anggaran dianalisis dengan
membandingkan antara anggaran yang ditetapkan dengan
realisasinya. Tolok ukur kinerja dalam analisis anggaran
adalah keberhasilan organisasi dalam mencapai setiap
program yang telah direncanakan dalam anggaran.
164 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
2. Analisis Rasio Laporan Keuangan
Organisasi sektor publik menyusun laporan
keuangan untuk memberikan informasi keuangan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan untuk pengambilan
keputusan. Pada sektor publik, pengambilan keputusan
tidak hanya di bidang ekonomi saja, namun juga di bidang
sosial, politik, dan keamanan. Tidak semua pemangku
kepentingan memahami akuntansi yang merupakan alat
untuk menghasilkan laporan keuangan.
4. Balanced Scorecard
Balanced scorecard dikembangkan oleh Kaplan dan
Norton. Meskipun pada awalnya ditujukan untuk
pengukuran kinerja pada organisasi sektor swasta bisnis,
namun balanced scorecard dapat digunakan sebagai alat
ukur kinerja pada organisasi sektor publik. Penerapan
balanced scorecard pada pengukuran kinerja organisasi
publik bertujuan untuk menyatakan adanya keseimbangan
antara berbagai ukuran internal dan eksternal (Sari, 2013).
Oskar (2007) dalam Sari (2013) menjelaskan bahwa
tujuan penerapan balanced scorecard pada organisasi
sektor publik adalah untuk pemberdayaan institusi,
penganggaran yang lebih rasional, peningkatan kinerja,
meningkatkan komunikasi kepada stakeholders, dan
penyediaan data untuk acuan. Melalui balanced scorecard,
kinerja organisasi sektor publik diukur dari beberapa
166 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
aspek secara menyeluruh, yang terdiri dari empat
perspektif, yaitu perspektif finansial, perspektif pelanggan,
perspektif proses bisnis internal, dan perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan.
167 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
layanan publik yang relatif murah dan berkualitas. Sehingga
pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai
akuntabilitas organisasi dan pimpinan dalam menghasilkan
pelayanan publik yang lebih baik.Teague dan Eilon (Wilson,
2000) mengemukakan bahwa menurut pandangan tradisional,
pengukuran kinerja memiliki tiga tujuan penting yaitu:
menjamin pencapaian tujuan atau sasaran, mengevaluasi,
mengendalikan dan meningkatkan prosedur dan proses, serta
untuk membandingkan dan menilai kinerja organisasi, tim
dan individu yang berbeda.
168 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
1. Mengkomunikasikan strategi secara lebih baik dengan
menggunakan metode top down dan bottom up.
2. Mengukur kinerja finansial dan nonfinansial secara
berimbang sehingga dapat ditelusuri perkembangan
pencapaian strategi.
3. Mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer
level menengah dan level bawah serta memotivasi
untuk mencapai goal congruence.
4. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan
pendekatan individual dan kemampuan kolektif yang
rasional.
169 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
multidimensional kinerja organisasi sektor publik, maka tidak
ada indikator tunggal yang dapat digunakan untuk
menunjukkan kinerja secara komprehensif. Artinya ukuran
finansial saja tidak cukup untuk mengukur kinerja organisasi
sektor publik, perlu dikembangkan ukuran kinerja yang
bersifat nonfinansial.
170 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
2. Output berupa pelayanan biasanya bersifat kualitatif,
intangible dan indirect sehingga sulit diukur
3. Antara input dan output tidak mempunyai hubungan
secara langsung (discretionary cost center ) karena
sulitnya menetapkan standar sebagai tolok ukur
produktivitas.
4. Tidak beroperasi berdasarkan market forces sehingga
tidak ada pembanding yang independen dan
memerlukan instrumen pengganti mekanisme pasar
dalam mengukur kinerja.
5. Mengukur kepuasan masyarakat yang heterogen dari
jasa pelayanan organisasi sektor publik tidak mudah
dilakukan.
171 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
F. Memperkuat Manajemen Strategis dengan
Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor Publik
Pada tahun 1992, David Osborne dan Ted Gaebler
mempublikasikan karya bestseller mereka yaitu Reinventing
Government, yang memberikan pandangan yang luas tentang
sejumlah strategi yang mereka percayai dapat meningkatkan
kinerja organisasi publik. Kemudian pada tahun 2000 dengan
The Reinventor Fieldbook.Tools for Transforming Your
Government Appearded, bersama Peter Plastrik menawarkan
instrumen elaborasi dari ide sebelumnya. Salah satu
instrumen pengukuran kinerja adalah jika sebuah organisasi
publik ditegaskan produk dan layanannya dan kemudian
dibuat indikator untuk mengukur outputnya. Hasil penetapan
produk dan indikator kinerjanya, dapat digunakan sebagai
dasar perencanaan dan siklus pengendalian yang dapat
meningkatkan kinerja organisasi.
172 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
transparansi yang diciptakan mengajarkan pada
organisasi apa kebaikan-kebaikan yang dimiliki dan di
mana kemungkinan pengembangannya.
3. Appraising: kineja berbasis penilaian dapat dikatakan
sebagai berfungsinya organisasi
4. Sanctioning: penilaian dapat diikuti dengan sanksi
positif jika ternyata kinerjanya bagus, dan sanksi
negatif jika kinerjanya buruk
G. Rangkuman
Organisasi sektor publik sebagai suatu aktivitas yang
memberikan pelayanan baik berupa produk atau jasa
kepada publik (masyarakat) memiliki tujuan yang
berbeda dengan organisasi sektor swasta (bisnis).
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi
yang tertuang dalam strategic planning suatu
organisasi.
175 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Indikator kinerja menurut Bastian (2016:267) adalah
ukuran kuantitatif dan kualitatif yang mengambarkan
tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang
telah di tetapkan, dengan memperhitungkan indikator
masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome),
manfaat (benefit), dan danpak (impact).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu :
Kemampuan dan keahlian, Pengetahuan, Rancangan
Kerja, Kepribadian, Motivasi Kerja, Kepemimpinan,
Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Kepuasan
Kerja, Lingkungan Kerja, Loyalitas, Komitmen, dan
Disiplin Kerja
Pengukuran kinerja merupakan suatu instrumen yang
digunakan untuk menilai luaran dari suatu kegiatan
terhadap target dan tujuan yang telah ditetapkan.
Manfaat pengukuran kinerja baik untuk internal
maupun eksternal organisasi, antara lain:
1. Memastikan pemahaman para pelaksana akan
ukuran yang digunakan untuk pencapaian kinerja.
2. Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah
disepakati
3. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja
dan membandingkannya dengan rencana kerja serta
melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja
176 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
4. Memberikan penghargaan dan hukuman yang
obyektif atas prestasi pelaksana yang telah diukur
sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah
disepakati
5. Menjadi alat komunikasi antar bawahan dan
pimpinan dalam upaya memperbaiki kinerja
organisasi
6. Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah
terpenuhi
7. Membantu memahami proses kegiatan instansi
pemerintah
8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan
dilakukan secara obyektif
9. Menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan
10. Mengungkapkan permasalahan yang terjadi.
H. Soal Latihan
1. Jelaskan mengapa diperluka organisasi sektor publik !
2. Jelaskan mengapa kinerja organisasi sektor publik itu
penting !
177 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
3. Jelaskan karakteristik organisasi sektor publik !
4. Jelaskan dampak positif dari pengukuran organisasi
sektor publik !
5. Bagaimana cara melakukan peningkatan kinerja
organisasi sektor publik?
178 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
BAB VII
PEMANFAATAN ICT DALAM SMART CITY
A. Pengertian Smart City
Smart city adalah sebuah impian dari semua kota-kota
besar di seluruh dunia.Konsep smart city sendiri sebenarnya
dapat didefiniskan secara luas, bahkan dapat dikatakan tidak
ada definisi yang benar-benar tepat atau absolut. Sebagai
parameter, terdapat beberapa sudut pandang yang berbeda
tentang definisi smart city. Smart City adalah pengembangan
kota berbasis ICT dimana tersedianya informasi dan
infrastruktur terintegrasi antara pemerintah daerah dengan
komponen bisnis, masyarakat dan potensi daerah kota
tersebut.
179 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Smart City merupakan suatu pendekatan komprehensif
yang dapat meningkatkan efisiensi operasional kota,
meningkatkan kualitas hidup masyarakat atau penduduk, dan
mengembangkan perekonomian daerah. Kota pintar memulai
penggunaan konsep tata kota dengan mengambil manfaat dari
perkembangan teknologi yang nantinya suatu saat akan
membantu masyarakat dalam menciptakan kehidupan yang
lebih mudah dan sehat, serta tingkat efisiensi dan efektivitas
yang sangat tinggi.
182 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
mengawasi keamanan dan juga untuk memaksimalkan
pelayanan yang dapat diberikan kepada masyarakat
yang tinggal disana (Shinta Esabella, S.T., 2018)
5. Menurut Cohen Boyd, (2013).Kota Pintar yakni suatu
pendekatan yang bersifat luas, saling terhubung untuk
meningkatkan efisiensi dalam menjalankan suatu kota,
menaikkan tingkat kualitas hidup masyarakat, serta
menumbuhkan ekonomi pada kawasan tersebut. Cohen
secara lebih spesifik mendefinisikan Kota Pintar
dengan pembobotan aspek lingkungan sehingga
menjadi: Kota Pintar menggunakan ICT secara cerdas
dan juga efisien pada penggunaan berbagai sumber
daya, sehingga dalam hal biaya dan energi menjadi
lebih hemat, meningkatkan aspek pelayanan dan juga
kualitas hidup penduduk, serta mengurangi jejak
lingkungan karena semua aspeknya mendukung kota
tersebut untuk menuju ke arah inovasi dan ekonomi
yang ramah terhadap lingkungan (Hasibuan, A., &
Sulaiman, 2019)
6. Giffinger (2010) dalam Jung Hoon (2014), menjelaskan
bahwa Kota Pintar merupakan suatu kota yang berdiri
dengan investasi bermodalkan manusia dan sosial,
dilengkapi dengan transportasi dan juga infrastruktur
komunikasi yang modern serta pembangunan ekonomi
183 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
yang berkelanjutan. Kota Pintar juga menawarkan
kualitas hidup yang tinggi, dengan manajemen Sumber
Daya Alam yang dilakukan secara bijak, melalui tata
pemerintahan yang partisipatif (Hasibuan, A., &
Sulaiman, 2019)
Salah satu tujuan dari Kota Pintar yang lain adalah agar
dapat mewujudkan sesuatu kondisi kota yang tentram, aman,
damai, nyaman, serta harus juga memiliki kekuatan ekonomi
dan daya saing. Dengan berjalannya waktu konsep Smart
City atau kota pintar ini yang dengan konsep awal Smarter
Planet, seperti halnya cakupan Smart City yang harus
semakin lebih luas, maka Smart City tidak hanya terbatas
pada suatu kota saja (City), akan tetapi bisa dalam bentuk
tatanan hirarki pada suatu daerah atau wilayah dan
geografisnya. Salah satu contohnya yaitu lingkup negara,
provinsi, pulau, desa, serta di sekolah maupun pada
perguruan tinggi.
184 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Amsterdam mengembangkan smart city dengan 5
(lima) area pengembangan utama:
1. Smart Living: yaitu minimalisasi penggunaan energi
dan pengeluaran kadar emisi seperti C02.
2. Smart Working: yaitu peningkatan pengadaan
lapangan kerja, meningkatkan teknologi dan
keamanan dalam bekerja sehingga bisa bekerja
dengan cerdas.
3. Smart Mobility: yaitu pengembangan sarana
transportasi cerdas (bus, kereta,dan lain-lain) yang
mendukung pergerakan masyarakat dengan kadar
emisi yang rendah, dan juga pembangunan
infrastruktur yang cerdas.
4. Smart Public facilities : pengembangan fasilitas
umum yang cerdas, nyaman dan mudah diakses
seperti Rumah Sakit, taman, perpustakaan,dan lain-
lain.
5. Smart Open data : penyediaan sumber data yang
mudah didapat dan dikelola.
b. Lyon Smart City (Perands)
Lyon merupakan salah satu kota di Perancis yang
berhasil dengan baik dalam mengembangkan smart city.
Konsep utama smart city Lyon terdiri atas 4 (empat)
komponen.
185 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
1. Lingkungan (Smart Environment) untuk mengatasi
tantangan terkait lingkungan dan energi.
2. Jaringan (network) antara aktor-aktor utama seperti
pemerintah daerah, masyarakat dan swasta.
3. Partisipasi (participation)pengguna dalam desain
produk dan layanan untuk pengembangan konsep
smart city.
4. Teknologi baru (inclusion of new technologies)
seperti teknologi informasi dan komunikasi.
c. Seoul Smart City (Korea Selatan)
Seoul mengemukakan 3 (tiga) komponen utama
dalam mengembangkan smart city:
1. Smart ICT Infrastructure yaitu peningkatan dan
perluasan infrastruktur teknologi informasi dan
komunikasi untuk menunjang semua layanan dan
inovasi yang berbasis smart city.
2. Integrated city management framework: yaitu
pengembangan kerangka pengelolaan kota yang
terintegrasi.
3. Smart Users dimana menekankan kepada pengguna
yang cerdas yang mampu berinteraksi dengan
layanan cerdas sehingga menjadikan layanan
semakin bermanfaat.
186 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
C. Konsep Smart City di Beberapa Kota di Indonesia
Berbagai penelitian dan pengembangan terhadap
konsep smart city terus menyebar secara luas, termasuk di
beberapa kota di Indonesia. Dalam kajian ini, ulasan
mengenai implementasi konsep Smart City difokuskan pada 3
(tiga) kota percontohan yaitu Kota Bandung, Bogor, dan
Makassar. Kota Bandung, Bogor dan Makassar dipilih
menjadi kota-kota percontohan dikarenakan beberapa
pertimbangan, diantaranya adalah komitmen yang kuat dari
masing-masing pemerintah daerah dalam mewujudkan
konsep smart city dan telah adanya langkah-Iangkah awal
yang dilakukan para pemerintah kota tersebut dalam
mewujudkan Smart City.
a. Kota bandung
Kota Bandung merupakan salah satu kota yang
sangat gencar dalam mengembangkan penggunaan
teknologi dalam pencapaian tujuan smart city.Dengan
mengusung 5 (lima) konsep utama yang diterapkan, Kota
Bandung berusaha menciptakan sebuah kota yang cerdas.
Kelima komponen smart city tersebut adalah:
1. Smart ICT Infrastructure (infrastruktur ICT yang
cerdas.
2. Smart government (pemerintah kota yang cerdas).
187 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
3. Bandung open government (konsep layanan
pemerintahan untuk masyarakat yang
mengedepankan asas keterbukaan.
4. Bandung empowerment (pemberdayaan masyarakat
dengan penguatan internet literacy, citizen
engagement dan digital industry).
5. Bandung technopolis (pengelolaan kota menuju kota
yang modern dan berbasis teknologi.
188 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
pemerintah Kota Bandung (termasuk walikota)
dengan warga Bandung
7. Layanan Portal Tanya jawab Bandung, sebagai
media komunikasi dan diskusi tentang kota Bandung
8. Layanan Bandung open Apps, sebagai penyedia
aplikasi penunjang layanan, komunikasi dan
transaksi untuk akses melalui smart phone.
b. Kota Bogor
Kota Bogor juga merupakan salah satu kota yang
sedang berusaha mengimplementasikan konsep Smart
City. Pemerintah Kota Bogor telah menerapkan rencana
penggunaan teknologi informasi sejak tahun 2009.
Pemerintah Kota Bogor pun terus berbenah menerapkan
teknologi informasi menuju smart city melalui 3 tahap
pengembangan. Ketiga tahapan tersebut terdiri dari :
1. Tahun 2009-2010, merupakan fase elektronik
2. Tahun 2011 -2013, fase infrastruktur
3. Tahun 2014, fase integrasi aplikasi
189 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
pikir yang terus berkembang dan memaksimalkan
penggunaan teknologi informasi. Memiliki wawasan
yang luas dan akses yang tidak terbatas terhadap
internet.
2. Smart government - Dikembangkan secara kontinu,
pemerintah kota bogor menargetkan seluruh layanan
yang disediakan oleh pemerintahan dapat diakses
dengan mudah oleh masyarakat. Dengan kemudahan
akses partisipasi dan transparansi terhadap layanan
menjadi. target berikutnya yang terus diperbaiki.
3. Smart business - Smart business ditargetkan sebagai
poros dalam meningkatkan perekonomian di kota
Bogor. Berbagai layanan transaksi didukung oleh
penggunaan teknologi informasi sehingga transaksi
dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan aman.
4. Smart infrastructure - Smart infrastructure menjadi
modal utama pemerintahan Kota Bogor dalam
mengembangkan smart city. Dukungan infrastruktur
melalui pengembangan berbagai jaringan terus
dibangun untuk mendukung tercapainya smart city.
190 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Secara umum, beberapa implementasi yang telah
dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor terkait
pengembangan Smart City antara lain:
1. SIM (Sistem Informasi Manajemen) Puskesmas
dikembangkan untuk memantau sekaligus
memaksimalkan layanan kesehatan terhadap
masyarakat.
2. SIM (Sistem Informasi Manajemen) Kelurahan
digunakan untuk pemantauan dan pelayanan
terhadap layanan kependudukan.
3. Berbagai infrastruktur dibangun sebagai backbone
terbentuknya layanan online menuju smart city
seperti fiber optic, wifi, micro system dan
pendukung infrastruktur layanan TIK lainnya yang
dibangun secara berkelanjutan. Saat ini terdapat 68
kelurahan, 26 SKPD dan 4 Puskesmas di Kota
Bogor telah memiliki jaringan berbasis wifi serta
252 menara micro cell.
4. Layanan Pajak dan PBB on line dikembangkans
sebagai sistem pengawasan dan peningkatan
ekonomi di Kota Bogor.
5. Sistem £-government di implementasikan diberbagai
SKPD untuk terbentuknya efesiensi dan transparansi
terhadap layanan pemerintahan.
191 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
6. CCTV dikembangkan sebagai bentuk pengawasan
langsung terhadap kondisi kota. 7. Pengembangan
situation room untuk mengawasi seluruh kegiatan
baik layanan masyarakat di pemerintahan ataupun
kondisi masyarakat.
c. Kota Makassar
192 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
fungsi ruang publik, pengembangan lingkungan
yang nyaman untuk ditempati dengan berbagai
infrastruktur yang lengkap, serta melakukan
revitalisasi terhadap ruang-ruang lingkungan hidup
sebagai pendukung hidup masyarakat.
4. Smart people - Tujuan dari smart people ini untuk
menciptakan masyarakat yang melek terhadap
teknologi, menyadarkan masyarakat tentang
berbagai manfaat yang bisa di dapat dari teknologi
khususnya teknologi informasi juga memberikan
pandangan ten tang dampak negatif tentang
teknologi itu seridiri.
5. Smart governance - Smart governance
dikembangkan dan diterapkan untuk melakukan
optimasi terhadap layanan pemerintahan yang
dibutuhkan dan dapat diakses oleh publik. Dalam hal
ini masyarakat diberikan kemudahan untuk
mendapatkan informasi, layanan maupun partisipasi
dalam pemerintahan yang transparan.
193 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
(Program Pengembangan Kota Hijau) dari Kementerian
Pekerjaan Umum, diharapkan dapat mewujudkan sebuah kota
hijau di Indonesia yang mampu menjaga dan memupuk
sumberdaya alam, lingkungan, dan kualitas prasarana kota
untuk menjawab isu perubahan iklim melalui tindakan
mitigasi dan adaptasi. Lebih lanjut, Program Pengembangan
Kota Hijau a tau P2KH merupakan inisiatif untuk
mewujudkan kota hijau secara inklusif dan komprehensif
melalui 8 (del a pan) atribut kota hijau.
195 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
daya yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis
partisipasi masyarakat.
196 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
2. Mobilitas Cerdas (Smart Mobility) Suatu keahlian
dalam memajukan perkembangan pada suatu
pembangunan transportasi serta pembangunan
infrastruktur untuk mendukung kekuatan pada sistem
perencanaan dalam hal infrastruktur perkotaan.
Pengelolaan infrastruktur di perkotaan juga pastinya
akan dikembangkan untuk ke depannya dan merupakan
sistem manajemen yang terintegrasi dan berorientasi
pada keselarasan dengan kepentingan umum. Kota juga
diharapkan agar mampu mewujudkan dan menyediakan
sebuah infrastruktur, sistem dan juga tentunya layanan
transportasi yang ada di darat, udara maupun di air
yang bersifat nyaman dan inovatif dan tentunya harus
aman, serta dapat mendukung expositions mobilitas
masyarakat.
3. Lingkungan Cerdas (Smart Environment)
Keberlanjutan yang ada pada sumber daya, lingkungan
pintar tersebut berarti merupakan lingkungan yang
dapat memberikan kenyamanan serta tentunya sebuah
keberlanjutan sumber daya, baik disadari maupun tidak,
bagi setiap masyarakat maupun publik. Lingkungan
yang bersih, tertata, RTH yang stabil juga merupakan
salah satu contoh dari penerapan lingkungan pintar atau
smart city.
197 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
4. Masyarakat Cerdas (Smart People) Kreativitas dalam
pembangunan pastinya senantiasa membutuhkan
sebuah modal, baik modal ekonomi, usaha maupun
modal sosial. Kemudahan dalam mengakses modal dan
juga segala pelatihanpelatihan khususnya untuk
UMKM yang dapat meningkatkan sebuah kemampuan
serta keterampilan mereka untuk mengembangkan
usahanya. Modal sosial juga termasuk dalam elemen-
elemen tersebut contohnya kepercayaan, toleransi,
saling menerima dan saling berkolaborasi sosial juga
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
pertumbuhan ekonomi yang tentunya dapat melalui
berbagai mekanisme contohnya seperti meningkatnya
rasa tanggung jawab yang besar tentunya terhadap
kepentingan publik, memperbanyak partisipasi pada
demokrasi, serta kekuatan keserasian masyarakat dan
tentunya harus menurunkan tingkat kejahatan yang ada
di masyarakat.
5. Hidup Cerdas atau Kualitas Hidup (Smart Living)
Berbudaya sama saja artinya dengan manusia yang
harus mempunyai sebuah kualitas dalam hidupnya dan
harus teratur. Kualitas itu pun juga termasuk hal yang
dinamis, yang artinya masyarakat harus selalu berusaha
untuk memperbaiki diri mereka masing-masing. Secara
198 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
langsung pencapaian budaya untuk manusia ataupun
masyarakat yang secara langsung maupun tidak tentu
merupakan salah satu hasil dari sebuah pendidikan.
Oleh karena itu, pendidikan yang berkualitas akan
menjadi jaminan dari kualitas budaya itu sendiri.
6. Pemerintah yang Cerdas (Smart Governance) Hal yang
menjadi kunci terpenting atas keberhasilan dalam
penyelenggaraan pemerintahan itu merupakan hal yang
terbaik, yang juga merupakan paradigma dan proses
penyelenggaraan serta juga proses pembangunan
pemerintahan yang menganut suatu prinsip
kemanusiaan, demokrasi serta yang lainnya. Ditambah
dengan suatu komitmen terhadap berdirinya nilai serta
suatu prinsip tertentu, daya dan juga hasil agar
terciptanya pemerintahan yang bersih, dapat
bertanggung jawab, dan juga mempunyai daya saing.
Kota juga diharapkan mampu mempunyai sebuah tata
kelola yang tentunya baik untuk membuat sebuah kota
pintar, yang dimana nantinya akan memerlukan sebuah
kerja sama yang sangat baik untuk semua pemerintah
dan juga bagi masyarakat.
199 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
informasi setiap saat. Dengan penerapan dari konsep kota
pintar, masalah tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi dalam memberikan
pelayanan masyarakat yang lebih efektif dan lebih efisien.
Dengan penerapan konsep kota pintar, masyarakat juga dapat
menyampaikan saran dan masukan kepada pemerintahan
dengan lebih cepat dan lebih mudah. Melalui dukungan dari
teknologi IT yang sesuai, maka berbagai layanan informasi
dan data dapat dikembangkan sehingga terhubung satu sama
lain dan dapat ditingkatkan menjadi pelayanan yang lebih
baik. Sebagai contoh, kamera tilang elektronik yang
memberikan kemudahan kepada petugas dalam
melaksanakan pelayanan tersebut. Smart city juga kerap
disebut sebagai suatu upaya yang bersifat inovatif dalam
mengambil langkah yang hebat demi memajukan kota di
suatu wilayah dengan berbasiskan kepada teknologi
informasi dan komunikasi. Konsep kota pintar juga dirancang
sedemikian rupa sehingga mampu meningkatkan efisiensi
pengelolaan sumber daya.
200 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
kota tersebut. Di Indonesia sendiri telah ada beberapa kota
yang menerapkan konsep kota pintar, pihak yang
berpartisipasi tidak hanya pemerintahan akan tetapi juga
masyarakat dan pihak swasta. Berdasarkan hasil kajian dari
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di tahun
2017, penerapan konsep kota pintar menjadi penting karena
terus bertambahnya tingkat penduduk di daerah perkotaan.
Dengan terus terjadi nya perubahan perilaku penduduk juga
semakin membuat penerapan konsep kota pintar menjadi
lebih penting, karena masyarakat juga membutuhkan
pelayanan yang lebih mudah dan cepat yang dapat mereka
akses cukup dari ponsel pintar masing-masing.
201 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Pengembangan layanan dengan konsep kota pintar
salah satu yang terpenting yaitu untuk membuat layanan e-
government menjadi lebih cepat implikasinya kepada
penduduk dan bisa mendukung terciptanya kota yang layak
dan lebih baik di masa mendatang, menjadi kota yang bersifat
nyaman, aman serta meningkatkan daya saing kota tersebut di
sisi perekonomian. Kota pintar diharapkan juga dapat
memberikan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi
oleh daerah perkotaan dengan adanya transparansi serta
partisipasi dari masyarakat, perbaikan pada sisi transportasi
publik, transaksi yang dapat dilakukan dengan non-tunai, dan
lain sebagainya dengan dukungan dari teknologi.
202 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Contoh penerapan ICT Karena memiliki banyak manfaat
untuk memudahkan pekerjaan manusia, kini ICT telah
banyak diterapkan di berbagai bidang. Berikut adalah
beberapa bidang yang telah menerapkannya, antara lain:
a. Smart Economy
Pada dimensi ini, inovasi dapat berupa sesuatu yang
berkaitan dengan informasi terkait pekerjaan, peluang
usaha, atau berupa inovasi yang dapat mendorong
perkembangan ekonomi melalui industri kreatif, bisa
juga dalam bentuk lain yang pada dasarnya dapat
menarik minat investor, dan mempercepat pertumbuhan
ekonomi. Contoh aplikasi untuk dimensi ini yaitu
website belabeliku.com, yang merupakan marketplace
untuk mewadahi setiap UMKM Kabupaten Kulon
Progo dalam menjual produk mereka secara online,
sehingga dapat meningkatkan aktivitas ekonomi di
daerah tersebut.
b. Smart Governance
Untuk dimensi iniberupa pelayanan publik yang
terpusat dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi, seperti misalnya pada Kota Yogyakarta
terdapat Jogja Smart Service yang memungkinkan
masyarakat untuk mengakses berbagai pelayanan
melalui 1 aplikasi saja. Dengan adanya inovasi tersebut,
203 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
akan memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada
masyarakat untuk dapat menjalankan prosedur
pelayanan dengan lebih efisien.
c. Smart Living
Inovasi yang dibawa dengan kategori dimensi ini
berupa hadirnya aplikasi/program pariwisata,
kesehatan, ataupun program yang berkaitan dengan
kegiatan budaya. Inovasi tersebut pada dasarnya dibuat
dengan tujuan untuk memberikan suatu fasilitas berupa
informasi baik mengenai kesehatan, atau yang lainnya,
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup
masyarakat. Contoh penerapan inovasi dengan konsep
Smart Living oleh pemerintah Kabupaten Banyuwangi
yaitu peningkatan layanan kesehatan untuk masyaraka
miskin secara online, program pendidikan terpadu,
ambulans desa, dan lain sebagainya.
d. Smart environment
Contoh inovasinya yaitu penerapan water management,
waste management, dan pemanfaatan energi alternatif
yang ramah dengan lingkungan. Di Indonesia sendiri
sudah banyak program dilakukan untuk melakukan
daur ulang sampah plastik serta untuk memperlambat
pertumbuhannya.
e. Smart Mobility
204 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Inovasi yang dibawa berupa peningkatan kualitas
transportasi publik untuk daerah perkotaan dengan
menghadirkan solusi untuk mengatasi permasalahan
mobilitas masyarakat, tentunya dengan memanfaatkan
berbagai teknologi informasi dan komunikasi yang
sesuai.
f. Smart People
Untuk mencapai terwujudnya masyarakat cerdas, maka
inovasi yang dibawa tentu harus disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat itu sendiri, misalnya dengan
menghadirkan program seperti kursus bahasa asing,
memfasilitasi internet gratis di kawasan tertentu,
ataupun dengan meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam memasarkan produk.
H. Rangkuman
Smart City merupakan suatu pendekatan komprehensif
yang dapat meningkatkan efisiensi operasional kota,
meningkatkan kualitas hidup masyarakat atau penduduk, dan
mengembangkan perekonomian daerah. Kota pintar memulai
penggunaan konsep tata kota dengan mengambil manfaat dari
perkembangan teknologi yang nantinya suatu saat akan
membantu masyarakat dalam menciptakan kehidupan yang
lebih mudah dan sehat, serta tingkat efisiensi dan efektivitas
yang sangat tinggi. Beberapa orang ahli mempertimbangkan
205 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
konsep kota pintar menjadi smart city yang diharapkan dapat
membantu dalam memenuhi kebutuhan untuk meningkatkan
kemudahan serta kesehatan hidup para penduduk. Konsep
dasar dari smart city masih dapat berbeda-beda sedangkan
dalam perbincangan oleh para ahli, masih belum terdapat
definisi serta konsep pasti yang dapat diterapkan pada setiap
kota di dunia ini. Untuk itu, saat ini konsep kota pintar masih
dapat berbeda-beda, tergantung kota itu sendiri serta tingkat
perkembangan dari kota tersebut.
206 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
daya yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis
partisipasi masyarakat.
207 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
juga segala pelatihanpelatihan khususnya untuk
UMKM yang dapat meningkatkan sebuah kemampuan
serta keterampilan mereka untuk mengembangkan
usahanya.
5. Hidup Cerdas atau Kualitas Hidup (Smart Living)
Berbudaya sama saja artinya dengan manusia yang
harus mempunyai sebuah kualitas dalam hidupnya dan
harus teratur.
6. Pemerintah yang Cerdas (Smart Governance) Hal yang
menjadi kunci terpenting atas keberhasilan dalam
penyelenggaraan pemerintahan itu merupakan hal yang
terbaik, yang juga merupakan paradigma dan proses
penyelenggaraan serta juga proses pembangunan
pemerintahan yang menganut suatu prinsip
kemanusiaan, demokrasi serta yang lainnya. Ditambah
dengan suatu komitmen terhadap berdirinya nilai serta
suatu prinsip tertentu, daya dan juga hasil agar
terciptanya pemerintahan yang bersih, dapat
bertanggung jawab, dan juga mempunyai daya saing.
I. Soal Latihan
1. Jelaskan bagaimana penerapan manfaat ict dalam smart
city?
2. Jelaskan apa saja yang perlu dilakukan dan dibutuhkan
untuk dapat mewujudkan terbentuknya smart city?
208 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
3. Tantangan apa yang dihadapi dalam pembangunan
dengan konsep smart city?
4. Bagaimana penerapan smart city yang ada di Indonesia
pada saat ini? Apakah dapat dikatakan telah berjalan
dengan baik? Apabila iya silahkan berikan tanggapan
anda!
5. Bagaimana konsep smart city yang tepat untuk
diterapkan di Indonesia?
209 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
BAB VIII
PEMANFAATAN ICT DAN KORUPSI E-PROCOREMENT,
E-BUDGETING
210 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20
Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat
melampaui bidang teknologi lainnya. Hal ini mencakup
komputer, Internet, teknologi penyiaran (radio dan televisi),
dan Telepon. (Sutopo, 2012).
Manfaat
211 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
5. Meningkatkan kontribusi terhadap reformasi,
penggunaan TIK telah mengubah atau mereformasi
berbagai bidang, seperti: memperbaiki transparansi dan
fasilitasi berbagi informasi.
6. Meningkatkan kepercayaan antara pemerintah dengan
masyarakatnya, penggunaan TIK dapat meningkatkan
good governance melalui peningkatan trans-paransi,
mengurangi korupsi sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara
pemerintah. (Mukhsin, 2020)
B. E-Procorement
Definisi
212 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
procurement kebanyakan diakses dari web oleh perusahaan-
perusahaan besar dan badan-badan usaha umum. E-
procurement juga merupakan aplikasi E-Commerce untuk
proses negosiasi dan perjanjian (Contracting).
214 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Perbedaan Sistem Pengadaan Barang Dan Jasa
Konstruksi :
Konvensional :
E-Procurement
1. Pemasukan dan pengambiln dokumen dapat dilakukan
melalui internet
2. Pengumumam dilakukan di internet melalui website
yang ada
3. Daerah cakupan pemberitahuan sangat luas (bisa
seluruh dunia)
4. Kesempatan untuk berkolusi antara panitia dan
penyedia jasa bisa dikatakan kecil
5. Lebih transparan
Manfaat
215 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Internet telah muncul sebagai media efektif dari segi
biaya dan dapat diandalkan untuk melakukan transaksi bisnis
online. Semakin banyak perusahaan yang mengadopsi media
ini dalam melakukan pengadaan barang. Menurut Seth Miller
dalam artikelnya keuntungan utama e-procurement meliputi
menghemat uang, waktu, dan beban kerja tambahan yang
normalnya berhubungan dengan pekerjaan tulis menulis.
Proses pengadaan konvensional biasanya melibatkan banyak
pemrosesan kertas-kertas, yang mana menghabiskan
sejumlah besar waktu dan uang.
216 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
a) Meningkatkan efektivitas dan efesiensi dalam
pengadaan barang/jasa.
b) Meningkatkan transparansi dan akutanbilitas.
c) Memudahkan sourching dalam memperoleh data dan
informasi tentang pengadaan jasa konstruksi.
d) Menjamin persamaan kesempatan, akses dan hak yang
sama bagi para pihak pelaku pengadaan jasa dan
konstruksi.
e) Menciptakan situasi yang kondusif agar terjadi
persaingan yang sehat antar penyedia jasa konstruksi.
f) Menciptakan situasi yang kondusif bagi aparatur
pemerintah dan menjamn terselenggaranya komunikasi
secara online untuk mengurangi intensitas pertemuan
langsung antara penyedia jasa konstruksi dengan
panitia pengadaan dalam mendukung pemerintah yang
bersih dan bebas dari KKN.
217 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
c. Tidak terjadi pengadaan barang/jasa yang bernuansa
KKN, karena semua peserta pengadaan barang/jasa
dapat saling mengawasi.
d. Tercapainya mutu produk, waktu pelaksanaan,
pemanfaatan dana, sumberdaya manusia, teknologi
dalam pelaksanaannya.
e. Mereduksi tenaga sumber daya manusia, menghemat
biaya penyelenggaraan pelelangan dan mengoptimalkan
waktu pelaksanaan.
Tahapan Pelaksanaan
218 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
transaksi secara penuh melalui media internet, namun
dalam pelaksanaanya full eprocurement belum dapat
dilakukan di Indonesia
Metode pelaksanaan
a. E-Tendering
E-Tendering adalah tata cara pemilihan pemasok
yang dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh
semua pemasok yang terdaftar pada sistem pengadaan
secara elektronik.
b. E-Bidding
E-Bidding merupakan pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa dengan cara penyampaian informasi
dan/atau data pengadaan dari penyedia barang dan jasa,
dimulai dari pengumuman sampai dengan pengumuman
hasil pengadaan, dilakukan melalui media elektronik
antara lain menggunakan media internet, intranet dan/atau
electronic data interchange (EDI).
c. E-Catalogue
E-Catalogue adalah sistem informasi elektronik yang
memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga barang
tertentu dari berbagai penyedia barang dan jasa.
219 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
d. E-Purchasing
E-Purchasing adalah tata cara pembelian barang dan
jasa melalui sarana E-Catalogue.
C. E-budgeting
Definisi e-bugeting
220 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Anggaran negara adalah urat nadi bagi suatu negara
dalam menjalankan pemerintahan. Anggaran adalah rencana
keuangan yang dibuat secara rinci dan sistematis yang
memuat rencana penerimaan dan rencana pengeluaran.
Dalam sebuah organisasi anggaran memegang peran yang
sangat penting karena anggaran mengarahkan penggunaan
sumber daya yang dimiliki organisasi dalam rangka mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Manfaat e-budgeting
222 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
E-Budgeting memiliki manfaat yang sangat penting
bagi sebuah perusahaan atau instansi terkait yaitu sebagai
berikut :
a. Kontrol akan lebih mudah dilakukan Dengan adanya
kontrol menggunakan e-budgeting dapat dengan mudah
mengetahui siapa saja yang berhak mengakses dan
mengubah anggaran. Namun demikian manfaat dari
kontrol ini harus diseimbangkan dengan asumsi orang
yang berhak dan dapat dipercaya.
b. Kontrol dapat dilakukan sejak tahap perencanaan, jadi
pada tahap ini ebudgeting di desain untuk dapat
menolak segala usulan yang dianggap tidak relevan,
seperti anggaran yang “mengada-ada” dapat
diminimalkan. Sehingga pada proses kontrol yang
dilakukan sejak tahap perencanaan sangat penting
karena untuk meminimalisir kejahatan dalam
pengaturan anggaran.
c. Transparansi anggaran dapat ditingkatkan, dengan
adanya tranparansi anggaran, maka semua anggaran
yang dikeluarkan akan menjadi terlihat pengeluarannya.
Jadi semua bentuk pengeluaran tetap dalam
pengawasan oleh pihak-pihak yang bersangkutan.
Sehingga kemungkinan kecil kejahatan seperti korupsi
dapat diatasi.
223 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
d. Kontrol realisasi anggaran akan menjadi lebih mudah
dilakukan. Pelaksanaan program dan keterserapan
anggaran dapat diketahui secara langsung ketika sudah
dilaporkan ke sistem. Dengan catatan, sistem E-
Budgeting memuat segala fitur yang akan dicapai
nantinya. Dengan demikian, pemerintah menjadi lebih
akuntabel, karena setiap rupiah pengeluaran dapat
dilacak dengan mudah.
Tujuan E-Budgeting
224 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
e. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat
mencapai hasil yang maksimal.
f. Menyempurkan rencana yang telah disusun, karena
dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat.
g. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap
usulan yang berkaitan dengan keuangan.
h. Meningkatkan proteksi anggaran serta pengawasan atas
anggaran tersebut baik penggunaan maupun pada saat
penyusunan.
i. Mengatasi tindak korupsi melalui penyelewengan
anggaran
Ciri-ciri E-Budgeting
225 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
d. Menitikberatkan pada input dari semua kegiatan
daripada outputnya.
226 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
f. Anggaran tidak bisa diubah oleh siapapun, sebab
password hanya akan diketahui oleh Kepala Daerah
atau otoritas tertentu.
g. Semua anggaran yang dikeluarkan lebih efektif
dipergunakan untuk kepentingan masyarakat atau
korporasi.
h. Semua pertanggung jawaban anggaran menjadi lebih
transparan.
227 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
d. Memanfaatkan ketelatenan pemimpin dalam
menggunakan sistem ebudgeting ini, ketelatenan
pemimpin sangat diharapkan dalam pengawasan ini .
D. Rangkuman
a. ICT ( Information and Communication Technology )
b. E-Procurement
E-procurement adalah bentuk E-Commerce untuk
perantaraan barang dan jasa atau digunakan untuk tendering
barang dan jasa antara perusahaan dengan pemasok. E-
procurement kebanyakan diakses dari web oleh perusahaan-
perusahaan besar dan badan-badan usaha umum. E-
procurement juga merupakan aplikasi E-Commerce untuk
proses negosiasi dan perjanjian (Contracting).
228 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
E. Soal Latihan
1. Jelaskan konsep ICT dalam pemerintahan serta
pengaplikasiannya dalam aspek kepemerintahan!
2. Jelaskan bagaimana pengimplementasian e-
procurement di Indonesia! apakah dapat di kategorikan
telah dilaksanakan dengan baik?
3. Bagaimana cara melakukan pencegahan KKN (korupsi,
kolusi, dan nepotisme ) melalui e-procurement!
4. Jelaskan bagaimana konsep penerapan E-budgeting
yang ada di Indonesia!
5. Jelaskan manfaat e-procorement!
229 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
BAB IX
KERJASAMA ANTARA TINGKAT PEMERINTAH YANG
BERBEDA DALAM E-GOVERMENT
A. Definisi E-Government
(E-Government) merupakan suatu mekanisme interaksi
modern antara pemerintah dengan masyarakat dan kalangan
lain yang berkepentingan yang melibatkan penggunaan
teknologi informasi (terutama Internet) dengan tujuan
memperbaiki mutu pelayanan yang telah berjalan menjadi
lebih baik.
230 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
E-government diIndonesia didasari oleh Inpres no. 3
Tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional tentang
pengembangan e-government. Egovernment didasari oleh
kebutuhan masyarakat yang menginginkan pemerintah yang
akuntabel, transparan, efektif dan efisien. Melalui
pemanfaatan E-service dapat mewujudkan e-government
yang akhirnya bermuara kepada Good Governance.
236 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
B. Kajian Praktik Penyelenggaraan, Kondisi , Serta
Permasalahan Masyarakat
E-government di Indonesia sudah diiniasiasi sejak
tahun 2001 (berdasarkan inpres no. 6 tahun 2001 tentang
telematika) 10 , beberapa inisiatif telah dilakukan untuk
meningkatkan dan mempercepat penetrasi e-government di
instansi pemerintah. Namun implementasi e-government
yang ada saat ini dirasakan belum memberikan manfaat yang
optimal, masih mempunyai banyak kekurangan yang
diperlukan perbaikan-perbaikan.
237 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
c. Perencanaan dan Anggaran
d. Infrastruktur dan Aplikasi
238 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
pemahaman kebutuhan pelanggan. Fokus pelanggan
menyiratkan bahwa pengguna tidak perlu memahami
struktur dan hubungan pemerintah untuk berinteraksi
dengan pemerintah. Internet dapat membantu mencapai
tujuan ini dengan memunculkan pemerintah sebagai
organisasi terpadu yang memberikan layanan online
dengan lancar. Sama dengan semua layanan, layanan e-
government juga harus dikembangkan berdasarkan
permintaan dan nilai pengguna.
3. E-government membantu mencapai hasil kebijakan
tertentu: TIK dapat membantu pemangku kepentingan
berbagi informasi dan ide, untuk kemudian
berkontribusi dalam menentukan hasil kebijakan.
Misalnya, informasi dapat mendorong penggunaan
program pelatihan dan pendidikan serta proses berbagi
informasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk
memfasilitasi kebijakan lingkungan. Meskipun
demikian, proses berbagi informasi pada individu, akan
memunculkan isu perlindungan privasi, serta kompromi
harus dipertimbangkan secara cermat.
4. E-government berkontribusi terhadap tujuan kebijakan
ekonomi: Egovernment membantu mengurangi korupsi,
meningkatkan keterbukaan dan kepercayaan terhadap
pemerintah, serta berkontribusi terhadap tujuan
239 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
kebijakan ekonomi. Dampak spesifik mencakup
penurunan pengeluaran pemerintah daerah melalui
program yang lebih efektif, efisiensi serta peningkatan
produktivitas bisnis melalui penyederhanaan
administrasi yang dimungkinkan oleh TIK dan
peningkatan informasi pemerintah daerah.
5. E-government adalah kontributor reformasi utama:
Mayoritas Negara sedang menghadapi isu modernisasi
dan reformasi manajemen publik. Perkembangan saat
ini berarti bahwa proses reformasi harus berkelanjutan.
TIK telah mendukung reformasi dibanyak wilayah,
misalnya dengan meningkatkan transparansi,
memfasilitasi proses berbagi informasi dan menyoroti
inkonsistensi internal.
6. E-government membantu membangun kepercayaan
antara Pemerintah dan warganya: Membangun
kepercayaan antara pemerintah dan warganya sangat
fundamental bagi pemerintahan yang baik.TIK dapat
membantu membangun kepercayaan dengan
memungkinkan keterlibatan warga dalam proses
kebijakan, mempromosikan pemerintah yang terbuka
dan bertanggung jawab serta membantu mencegah
korupsi.
240 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
7. E-government meningkatkan transparansi dan tanggung
jawab: TIK membantu meningkatkan transparansi
dalam proses pengambilan keputusan dengan
memudahkan informasi untuk dapat diakses –
mempublikasikan debat dan rapat, anggaran dan
pengeluaran, hasil dan alasan pemerintah untuk
mengambil suatu keputusan penting dan lain-lain.
241 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
D. Tujuan dan Manfaat E-Government
Tujuan pengembangan E-government berdasarkan
Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan
dan Strategi Nasional Pengembangan E-government yaitu :
a. Untuk mengembangkan penyelenggaraan
kepemerintahan yang berbasis elektronik dalam rangka
meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif
dan efisien. Melalui pengembangan e- government
dilakukan penataan sistem manajement dan proses kerja
di lingkungan pemerintahan dengan mengoptimalkan
pemanfaatan Information and Communication
Technologies (ICT). Pemanfaatan Information and
Communication Technologies (ICT) tersebut mencakup
dua aktivitas yang berkaitan yaitu : (1) pengelohan
data, pengelolaan informasi, sistem manajeman dan
proses kerja secara elektronis: (2) pemanfaatan
kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik
dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat
di seluruh wilayah negara.
b. Untuk melaksanakan maksud tersebut pengembangan
e-government diarahkan untuk mencapai 4 (empat)
tujuan, yaitu : (1) pembentukan jaringan informasi dan
transaksi pelayanan publik yang memiliki kualitas dan
lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas serta
242 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
dapat terjangkau di seluruh wilayah Indonesia pada
setiap saat tidak dibatasi oleh sekat waktu dan dengan
biaya yang terjangkau oleh masyarakat; (2)
pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha
untuk meningkatkan perkembangan perekonomian
nasional dan memperkuat kemampuan menghadapi
perubahan dan persaingan perdagangan internasional;
(3) pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi
dengan lembaga-lembaga Negara serta penyediaan
fasilitas dialog publik bagi masyarakat agar dapat
berpartisipasi dalam perumusan kebijakan negara; (4)
pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang
transparan dan efisien serta memperlancar transaksi dan
layanan antara lembaga pemerintah dan pemerintah
daerah otonom.
243 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
3) Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi,
relasi, dan interaksi yang dikeluarkan pemerintah
maupun stakeholder-nya untuk keperluan aktivitas
sehari-hari;
4) Memberikan peluang bagi pemerintah untuk
mendapatkan sumbersumber pendapatan sumber-
sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan
pihak-pihak yang berkepentingan; dan
5) Menciptakan suatu lingkungan masyrakat baru yang
dapat secara cepat dan tepat menjawab berbagai
permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai
perubahan global dan tren yang ada; serta
6) Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain
sebagai mitra pemerintahan dalam proses pengambilan
berbagai kebijakan publik secara merata dan
demokratis.
Akta Online
244 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
kelahiran mesti dilaporkan kepada lembaga terkait maksimal
60 hari setelah hari kelahiran, dan proses penerbitan Kutipan
Akta Kelahiran dapat memakan waktu hingga 2 minggu.
Akta kelahiran merupakan dokumen yang wajib di urus
karena merupakan salah satu dokumen yang wajib dimiliki
oleh semua warga, karena akta kelahiran adalah bukti yang
sah terkait status kelahiran seseorang yang dikeluarkan oleh
Disdukcapil atau Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
Berbagai macam urusan administrasi anak dimasa depan akan
memerlukan dokumen tersebut. Selain pengurusan akta
kelahiran anak sendiri, bayi yang telah dilaporkan
kelahirannya akan didaftarkan kepada Kartu Keluarga serta
diberikan NIK. Beberapa syarat yang diperlukan untuk
mengurus Akta Kelahiran diantaranya :
1. Surat pengantar yang diterbitkan oleh RT/RW
setempat.
2. Surat keterangan kelahiran dari Rumah
Sakit/Bidan/yang berkaitan
3. KK Orang Tua.
4. KTP Orang Tua.
5. Surat Nikah.
6. KTP Saksi Kelahiran.
245 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
perkembangan teknologi yang semakin maju, maka
diterapkanlah suatu sistem baru yang membuat masyarakat
dapat melakukan pengurusan akta secara online tanpa perlu
mendatangi langsung pihak / lembaga terkait untuk
melakukan pengurusan akta kelahiran. Prosedur yang
dilakukan untuk membuat akta kelahiran secara online
(dalam Ratnasari, 2021) adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan dokumen/syarat yang diperlukan.
2. Melakukan pendaftaran melalui website Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil setempat, seperti
disdukcapil.bogorkab.go.id.
3. Pendaftaran dilakukan dengan menggunakan NIK
Kepala Keluarga beserta nomor ponsel yang masih
aktif.
4. Selanjutnya pemohon dapat mengikuti petunjuk yang
tersedia, dengan mengisi setiap data yang diminta
dengan benar.
5. Setelah semua tahapan dilalui, maka pemohon akan
menerima akta kelahiran dalam bentuk dokumen
melalui surel.
6. Dokumen tersebut dapat dicetak sendiri atau dibawa ke
Dinas terkait untuk dicetak.
246 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
E-Arsip
247 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
3. Dapat melakukan inventarisir arsip yang bernilai guna
tinggi serta bernilai kesejahteraan yang disimpan oleh
Satuan Kerja.
4. Tingkat keamanan arsip menjadi lebih baik, karena
untuk dapat mengakses E-Arsip, dibutuhkan otoritas
tertentu sehingga tidak semua orang dapat melakukan
hal tersebut.
E-Kelurahan
248 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
pembuatan surat keterangan, melakukan pendataan
penduduk, serta melakukan arsip. Selain itu, surat dan
perizinan dapat di pantau perkembangannya, sehingga bisa
diketahui proses yang berjalan apakah sudah selesai atau
belum, tanpa mengharuskan masyarakat untuk datang secara
langsung ke kantor kelurahan. Masyarakat juga tidak perlu
mengantri untuk mendapatkan pelayanan sehingga dapat
menghemat waktu dalam proses pengelolaan administrasi
dengan berbasis teknologi informasi. Sementara dari sisi
kelurahan, dapat meningkatkan produktifitas dalam bekerja
karena dengan adanya pemanfaatan teknologi yang optimal
dan tools yang tepat, pegawai kelurahan dapat melaksanakan
berbagai operasional dengan cepat tanpa harus menyediakan
tenaga khusus IT pada kantor kelurahan.
249 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Keluarga baru, masyarakat hanya perlu datang untuk
mengikuti proses input data, kemudian KK yang diinginkan
langsung dapat dicetak tanpa harus menunggu update yang
lebih lama dari pusat. Masyarakat juga dapat melihat atau
melakukan cek status kependudukan mereka melalui aplikasi
E-Kelurahan ini, seperti misal ketika seseorang ingin melihat
status sosial ekonomi untuk mengurus Surat Keterangan
Tidak Mampu (SKTM), cukup dengan melakukan input data
NIK (Nomor Induk Kependudukan) maka masyarakat sudah
dapat melihat informasi yang diinginkan tersebut.
250 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
mengetahui ada berapa orang yang memberikan pengajuan
surat lengkap dengan keterangan waktu, dll. secara instan.
Selain itu, terdapat email notification sehingga warga bisa
mendapatkan informasi progress dari pengajuan surat merek
yang berjalan. Berikut langkah-langkah dalam mengakses E-
Kelurahan, yaitu:
1. Membuka website e-kelurahan, seperti www.
(namakelurahan).epemerintahan.com.
2. Mengikuti prosedur login, dengan username dan
password.
3. Setelah masuk ke dalam aplikasi, maka kita akan
diberikan beberapa fitur pilihan seperti Dashboard,
Buat Surat, Data Warga, dll.
4. Kemudian pilih pelayanan yang di inginkan, misalnya
membuat surat SKTM Kesehatan.
5. Selanjutnya akan ditampilkan beberapa syarat yang
harus dipenuhi, seperti Nama, alamat, No. KTP, No.
KK, dan sebagainya, sesuai dengan arahan yang
diberikan.
6. Setelah berbagai form dan persyaratan terpenuhi,
kemudian kita dapat melakukan peninjauan melalui
tombol preview.
7. Setelah semua selesai, maka surat sudah dapat langsung
di proses.
251 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Didalam program ini, staf dapat melihat profil dari
warga yang menggunakan pelayanan, lengkap dengan
keterangan aktivitasnya masing-masing, sehingga pelayanan
apa saja yang sering digunakan oleh warga dapat dipantau
dan diketahui dengan mudah.
E-Office
252 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
akan mengurangi penggunaan kertas fisik dalam proses
administrasi perkantoran dan segala bentuk kegiatan surat-
menyurat bagi semua karyawan perusahaan. Dengan
penerapan E-Office tersebut, akan membawa sistem
pemerintahan kearah modernisasi administrasi sehingga
mempercepat dan memberikan kemudahan dalam
penyelesaian dokumen serta pengelolaan surat. Beberapa
tujuan dan manfaat dari penerapan E-Office diantaranya:
1. Mempermudah pengelolaan surat-menyurat karena
dilakukan secara elektronik.
2. Menambah kecepatan pengelolaan dokumen.
3. Meningkatkan efisiensi serta efektifitas pengelolaan.
4. Mewujudkan birokrasi modern di instansi pemerintahan
E-PBB
253 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Wajib pajak dapat melakukan pendaftaran secara online
dengan aplikasi EPBB, sehingga setelah melakukan
pendaftaran, wajib pajak dapat menerima Surat
Pemberitahuan Pajak Terhutang melalui e-mail. Untuk
melakukan pendaftaran Surat Pemberitahuan Pajak
Terhutang, cukup dengan mengisikan data wajib pajak seperti
NIK, NOP, alamat surel, serta nomor telepon yang aktif,
selain itu juga diperlukan untuk mengunggah scan/foto SPPT,
KTP, dan STTS. Verifikasi data akan dilakukan oleh tim
verifikasi e-SPTT di Bappeda, jika verifikasi berhasil, maka
fitur pengiriman Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang
melalui email dan SMS akan diaktifkan. Dengan adanya
aplikasi ini, diharapkan wajib pajak mendapatkan kemudahan
dalam mengakses berbagai informasi melalui aplikasi ini,
diharapkan juga dengan adanya kemudahan tersebut dapat
membantu mendorong realisasi pendapatan pajak daerah.
254 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
terkait dengan pembayaran, pemerintah kota Depok akan
bekerja sama dengan berbagai Bank, untuk mempermudah
dan melancarkan transaksi wajib pajak melalui aplikasi ini
255 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
E-Perizinan
256 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
masyarakat yang dapat dilakukan secara online melalui
jaringan internet. Dengan begitu, masyarakat tidak perlu lagi
datang langsung ke pihak terkait untuk melakukan pengajuan
perizinan, aplikasi ini juga diusung dengan konsep paperless,
dimana penggunaan kertas fisik dapat diminimalisir karena
tidak memerlukan berkas dalam bentuk fotokopi. Beberapa
manfaat dari penerapan E-Perizinan ini diantaranya:
1. Informasi terkait pelayanan yang bisa diproses dapat
dilihat secara langsung pada website masing-masing E-
Perizinan tanpa perlu datang langsung ke kantor terkait.
2. Dapat mewujudkan transparansi terkait proses
perizinan, karena masyarakat selaku pemohon dapat
melakukan pemantauan proses tersebut dengan fitur
Tracking Izin
3. Pengajuan permohonan izin dapat diproses secara
online, sehingga memberikan kemudahan kepada
masyarakat untuk dapat melakukan hal tersebut dengan
lebih cepat.
4. Tindakan yang tidak baik seperti pencaloan dapat
diminimalisir, karena dengan adanya aplikasi ini,
pemohon dapat secara langsung melakukan pengisian
data dengan mudah, serta cukup dengan bantuan
koneksi internet.
257 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
5. Dengan menggunakan aplikasi ini, masyarakat dapat
menghemat pengeluaran, karena selain dapat dilakukan
dirumah saja, proses pengajuan izin ini tidak
membutuhkan fotokopi dokumen, cukup dengan
memanfaatkan file scan digital.
6. Apabila ditemukan kecurangan, pemohon dapat
langsung melaporkan kejadian tersebut melalui fitur
Pengaduan Online.
E. Rangkuman
(E-Government) merupakan suatu mekanisme interaksi
modern antara pemerintah dengan masyarakat dan kalangan
lain yang berkepentingan yang melibatkan penggunaan
teknologi informasi (terutama Internet) dengan tujuan
memperbaiki mutu pelayanan yang telah berjalan menjadi
lebih baik (Handbook, O. D., n.d.2021).
258 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
2. E-arsip
3. E-kelurahan
4. E-office
5. E-pbb
6. E-perizinan
F. Soal Latihan
259 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
DAFTAR PUSTAKA
260 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Performance Measurement. The International Journal of
Public Sector Management. https://doi.org/10.11081
095135 5021044
262 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
https://www.linkedin.com/pulse/e-budgeting-lianto-
hidayat. Pada tanggal 21 Januari 2022.
Khan, Feroz, G., Swar, B., & Lee, S. K. (2014). Social Media
Risks and Benefits: A Public Sector Perspective. Social
Science Computer Review, 35(2), 606–627.
264 | G o v e r n a n c e D i g i t a l
Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Andi.
267 | G o v e r n a n c e D i g i t a l