Anda di halaman 1dari 17

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SMART CITY

MELALUI APLIKASI OGAN LOPIAN UNTUK MENINGKATKAN


PELAYANAN PUBLIK
DI KABUPATEN PURWAKARTA

KAJIAN KARYA ILMIAH

Oleh:

NAMA : FERDHY ADITHIA ALVIYANDO (30.0298)

FERDY ICHSAN SIREGAR (30.0094)

FETY IKRIMA RAHMAWATI (30.0672)

KELAS : G2

PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI REKAYASA INFORMASI PEMERINTAHAN

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

KAMPUS JATINANGOR

2021

TANDA PERSETUJUAN
Judul : IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SMART CITY MELALUI
APLIKASI OGAN LOPIAN UNTUK MENINGKATKAN
PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN PURWAKARTA

Nama : FERDHY ADITHIA ALVIYANDO (30.0298)

: FERDY ICHSAN SIREGAR (30.0094)

: FETY IKRIMA RAHMAWATI (30.0672)

Kelas G2 : G2

Program Studi : Teknologi Rekayasa Informasi Pemerintahan


Fakultas : Manajemen Pemerintahan

Mengetahui,
Dosen Pembimbing,

Ruth Roselin E. Nainggolan, SP., M.Si


NIP.197712082005012002
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SMART CITY MELALUI APLIKASI
OGAN LOPIAN UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK DI
KABUPATEN PURWAKARTA

Ferdhy Adithia Alviyando1, Ferdy Ichsan Siregar2, Fety Ikrima Rahmawati3

Teknologi Rekayasa Informasi Pemerintahan1,2,3

Institut Pemerintahan Dalam Negeri1,2,3

ferdhy.adithia.alviyando@gmail.com, ichsanferdi3010@gmail.com, rahmawatifety@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini mengangkat permasalahan terkait dengan implementasi kebijakan smart city
melalui aplikasi ogan lopian di Kabupaten Purwakarta yang dititikberatkan pada kualitas pelayanan
publik oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta kepada masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif berdasar pendekatan kualitatif. Penelitian ini berhasil menunjukkan bahwa dalam
pengimplementasian kebijakan tersebut, pemerintah Kabupaten Purwakarta cukup berhsil dalam
pelayanan publik digital yaitu aplikasi Ogan Lopian. Dengan beroperasinya berbagai layanan menu yang
ada didalam aplikasi Ogan Lopian merupakan bukti dari masyarakat yang antusias untuk menikmati
berbagai pelayanan melalui aplikasi tersebut. Terdapat dua unsur yang berkaitan dengan perubahan dari
implementasi kebijakan mencakup; (1) Kebijakan yang tidak sesuai dari tujuan awal sangat berpengaruh
terhadap implementasi. Implementasi kebijakan smart city di Kabupaten Purwakarta melalui aplikasi
ogan lopian dapat di terima oleh masyarakat Purwakarta dengan baik. (2) Perubahan yang terjadi pada
organisasi akan memengaruhi implementasi. Dengan adanya beberapa kendala dapat menghambat
implementasi aplikasi Ogan Lopian, namun pemerintah Kabupaten Purwakarta terus berupaya untuk
meningkatkan pelayanan agar dapat meningkatkan pelayanan publik.

Kata Kunci: Implementasi, Ogan Lopian, Pelayanan publik, Smart city

ABSTRACT

This study raises issues related to the implementation of smart city policies through the ogan
lopian application in Purwakarta Regency which is focused on the quality of public services by the
Purwakarta Regency Government to the community. The method used in this study is a descriptive
method with a qualitative approach. The results of the study indicate that the government of Purwakarta
Regency in implementing digital-based public services, namely the Ogan Lopian application, can be
said to be quite successful. The running of the menus contained in the Ogan Lopian application is a
testament to the enthusiasm of the people who enjoy services through the application. There are two
elements of change related to policy implementation including; (1) Policies that deviate from the
original objectives greatly affect implementation. The implementation of smart city policies in
Purwakarta Regency through the ogan lopian application can be well received by the people of
Purwakarta. (2) Changes that occur in the organization will affect implementation. The existence of
several obstacles can hinder the implementation of the Ogan Lopian application, but the Purwakarta
Regency government continues to strive to improve services in order to improve publik services.

Keyword: Implementation, Ogan Lopian, Public service, Smart city


PENDAHULUAN

Program pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla salah satunya yaitu percepatan


reformasi birokrasi yakni terpaut dengan pembangunan sistem pemerintahan berbasis elektronik
yang terintegrasi e-government (elektronik pemerintah) ataupun Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik (SPBE) (Rahmadanita, dkk., 2019) adalah penggunaan teknologi informasi yang
dimanfaatkan untuk meningkatkan jalinan hubungan pemerintah dengan pihak-pihak lain
dengan mudah. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 mengenai Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik (SPBE) yang pelaksanaanya sudah siap dijalankan oleh seluruh instansi
pemerintahan. Dikeluarkannya Peraturan Presiden No 95 Tahun 2018 ialah perwujudan
reformasi birokrasi sebab Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) merupakan adalah
pemangkasan bayaran serta waktu, dan meminimalisir terbentuknya aplikasi korupsi dalam
pelayanan yang dicoba oleh pemerintah. Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
(SPBE) diperuntukan guna mewujudkan proses kerja yang efektif serta efisien dan tingkatkan
mutu pelayanan publik (Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kota Lhoksumawe,
2021).

Salah satu bentuk dari perwujudan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)
ialah terselenggaranya smart city. Smart city merupakan teknologi penataan perkotaan untuk
mengembangkan konsep kota pintar sehingga tidak hanya menjadi kebijakan, tetapi untuk
dikembangkan menjadi sistem aplikasi yang kompleks yang dapat meningkatkan layanan suatu
wilayah, mengintegrasikan operasi infrastruktur dan layanan perkotaan seperti: transportasi,
distribusi air dan listrik, serta keselamatan dan keamanan masyarakat (Harrison & Donnelly,
2011). Pembangunan kota pintar di kawasan wisata utama mengikuti enam pilar berikut :

Smart environtment: dalam hal ini pemerintah menyiapkan daerah wisata prioritas
menjadi daerah yang bersih, bebas sampah, dan tertib, tanpa meninggalkan unsur tradisionalnya
hal ini bertujuan agar tetap menjaga daerah wisata agar para wisatawan tetap tertarik untuk
berkunjung serta lingkungan yang bersih dapat menimbulkan kesan yang positive di social
media dan dapat menarik lebih banyak wisatawan entah itu pribumi maupun luar negeri;

Smart economy: dalam hal ini pemerintah memastikan implementasi TIK (Teknologi
Informasi Komunikasi) dalam proses transaksi (cashless) berlangsung di kawasan wisata
prioritas dan pemerintah daerah sekitarnya hal ini bertujuan agar wisatawan dapat melakukan
transaksi jual beli dengan mudah dan tanpa hambatan;
Smart branding: dalam hal ini pemerintah pusat membantu pemerintah daerah pada
daerah wisata prioritas dalam meningkatkan kunjungan wisata hal ini bertujuan untuk agar
berbagai inovasi pengembangan dapat tersalurkan.

Smart government: dalam hal ini pemerintah pusat memastikan pemerintah daerah
pada kawasan wisata prioritas menerapkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)
secara berkualitas dalam upaya pelayanan publik yang baik,hal ini bertujuan untuk koordinasi
secara menyuluruh anatar pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mewujudkan
pemerintah yang transparan dan dapat diandalkan;

Smart society: dalam hal ini pemerintah memastikan masyarakat pada daerah tujuan
wisata prioritas dan kawasan sekitarnya memiliki kapasitas unggul dan mampu menjadi tuan
rumah yang baik hal ini bertujuan agar wisatawan menjadi lebih nyaman dan aman karena sifat
masyarakat yang ramah dan menyambut baik wisatawan Ketika mengunjungi daerah wisata;
dan

Smart living: dalam hal ini pemerintah mendorong situasi daerah wisata prioritas
yang kondusif dan nyaman bagi masyarakat dan wisatawan, melalui penyediaan transportasi,
logistik yang tentram, aman, dan ramah hal ini bertujuan untuk pengembangan wilayah terpadu
antara pemukiman,sector pemerintahan,dunia usaha, dan pendidikan yang terpadu melalui
pemanfaatan teknologi informasi.

Implementasi kebijakan smart city mengenai perencanakan daerah dengan perencanaan


yang cerdas di Indonesia lahir dari amanat Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasiona (Rahmadanita, 2019). Konsep smart city
merupakan bentuk kreasi teknologi dan budaya dari globalisasi yang paling bisa
dirasakan. Globalisasi sendiri dapat terjadi karena adanya pertukaran baik dari segi sosial,
budaya, maupun ekonomi serta globalisasi juga dapat memengaruhi perekonomian suatu negara
(The State University of New York, 2016).

Dalam penerapan smart city dalam era globalisasi tentu terdapat beberapa tantangan.
Dalam penerapan smart city pemerintah daerah terjebak dalam rutinitas perdebatan APBD
(Anggaran Pendapatan Belanja Daerah). Masih ada aparatur pemerintah yang menganggap
smart city sama dengan proyek TIK, bukan sebagai perubahan budaya kerja untuk pemerintah
yang lebih transparan dan bebas korupsi. Di Indonesia masih kurangnya kapasitas SDM
(Sumber Daya Manusia) teknis rendah. Belum meratanya infrastruktur TIK di kalangan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang mana seharusnya setiap bagian organisasi
pemerintah wajib menggunakan teknologi sehingga terjadi pemerintahan yang lebih
terkoordinasi. Kurangnya komitmen pemimpin daerah dalam mewujudkan pemerintah yang
berbasis TIK padahal telah terbukti bahwa negara-negara yang pemerintahan nya berbasis
teknologi tingkat korupsinya sangat rendah karena segala bentuk transaksi finansial terdapat
jejak rekam di internet.

Joko Widodo (2010) mengatakan bahwa implementasi merupakan proses mengenai


pelibataan beberapa sumber termasuk dana, kemampuan organisasional dan manusia yang
dilakukan oleh pemerintah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pembuat
kebijakan. Kebijakan smart city telah diterapkan di beberapa daerah-daerah di Indonesia. Hal
ini dikarenakan adanya evaluasi 100 Smart Cities oleh Kementerian Komunikasi dan
Informatika Republik Indonesia tahun 2017. Kabupaten Purwakarta dipercaya oleh
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia untuk membuat dan
mengimplementasikan kebijakan smart city di Kabupaten Purwakarta tahun 2017 dalam
Evaluasi 100 Kota Cerdas. Yang mengakibatkan kebijakan smart city di Kabupaten Purwakarta
menjadi dimulai pada tahun 2017 namun baru dilaksanakan pada pertengahan tahun 2017
hingga saat ini.

Menurut Stephen Ezell (2017), keuntungan dari penerapan kebijakan smart city adalah
membuat layanan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) lebih cepat penerapannya
kepada masyarakat, menciptakan pengembangan dan perencanaan kota yang layak untuk
dihuni dan lebih baik untuk kehidupan dimasa depan, dan kesejahteraan masyarakat dengan
terpenuhinya pelayanan publik secara maksimal.

Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan upaya pemerintah untuk memenuhi


kewajibannya kepada warga negara, dalam hal hak dan kebutuhan dasar warga negara, barang,
jasa, dan pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara negara untuk
kemakmuran masyarakat (Dra. Endang Tri Sudaryanti, 2012). Menurut Undang-Undang Nomor
63 Menteri Negara Pemberdayaan Mesin Negara Tahun 2003, pelayanan publik adalah segala
kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh penyelenggara pelayanan publik untuk memenuhi
kebutuhan penerima layanan atau untuk memenuhi persyaratan perundang-undangan.

Untuk memberikan pelayanan publik kepada masyarakat secara maksimal pemerintah


Kabupaten Purwakarta membuat inovasi dengan menerapkan kebijakan smart city. Salah
satunya adalah dengan pembuatan aplikasi “Ogan Lopian”. Aplikasi adalah sebuah aplikasi
yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta demi menampung aspirasi dari masyarakat
kabupaten Purwakarta (Fana Suparman-Berita Satu, 2017). Bupati Purwakarta periode 2013-
2018, Dedi Mulyadi menjelaskan, Melalui program ini, warga dapat menggunakan berbagai
layanan berupa aplikasi untuk memonitor, menghubungkan, mengendalikan dan menganalisa
sumber daya yang ada untuk dapat dimanfaatkan menjadi lebih efektif dan efisien untuk
mencapai pelayanan publik yang lebih maksimal.

Azizah dan Siti Nuraini (2018), dalam penelitiannya menyebutkan mengenai


penggunaan aplikasi Ogan Lopian dapat meningkatkan pelayanan publik di Kabupaten
Purwakarta yang dilakukan dengan baik untuk mencapai masyarakat yang sejahtera.

Septiana, Erika, Betasari, dan Yuni Kurniasih (2021) dalam penelitiannya


mengungkapkan bahwa sudah memenuhi indikator pengukuran kualitas pelayanan publik
dalam kualitas pemanfaatan pelayanan publik dari aplikasi ogan lopian. Namun masih terdapat
sedikit kekurangan terkait kurangnya sosialisasi dan masyarakat yang belum paham dengan
aplikasinya.

Haura Atthahara (2018), dalam penelitiannya dijelaskan bahwa meskipun bukanlah


sesuatu hal baru penggunaan aplikasi Ogan Lopian merupakan bentuk inovasi yang telah dibuat
oleh Diskominfo Pemerintah Daerah Purwakarta di bidang kesehatan, laporan pengaduan
masyarakat, keamanan, dll. Untuk dapat menunjang keberhasilan e-government aplikasi ini
membutuhkan pemantapan, dan pematangan sumber daya manusia pengelola, komunikasi dan
sumber daya infrastruktur

Persoalan smart city menjadi solusi bagi pemerintah daerah dalam menyoroti berbagai
permasalahan yang muncul di perkotaan yang dipimpinnya (Dameri, 2013). Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi dalam perkembangan e-government pada hakekatnya
merupakan proses transformasi pelayanan publik dari pelayanan manual menjadi pelayanan
elektronik, secara efektif dan efisien memaksimalkan pelayanan publik. Hal ini membutuhkan
upaya sistematis yang melibatkan metode, subjek dan objek proses transformasi (Holle, 2011).
Dalam rangka mewujudkan kebijakan smart city dengan sebaik-baiknya, diperlukan
monitoring, evaluasi dan evaluasi dalam proses implementasinya untuk mengatasi
permasalahan perkotaan khususnya di Kabupaten Purwakarta, untuk mengatasi proses
penunjang pembangunan, regulasi, pelayanan dan pemberdayaan penduduk. Isu-isu strategis
dalam rangka percepatan kinerja pemerintah (Ratama & Munawaroh, 2019).

Berdasarkan beberapa uraian latar belakang yang telah dijelaskan, tujuan dari penulisan
jurnal ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan smart city melalui
aplikasi ogan lopian dalam meningkatkan pelayanan publik di lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten Purwakarta.

METODE

Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dan kualitatif.
Metode kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa teks
tertulis atau lisan orang, dan perilaku yang dapat diamati yang menghasilkan data berupa
gambar, teks, dan perilaku manusia (Taylor, 2011). Diharapkan desain penelitian dengan
menggunakan metode deskripsi kualitatif ini akan menghasilkan gambaran yang akurat tentang
suatu kelompok, menggambarkan mekanisme suatu proses atau hubungan, memberikan
gambaran yang lengkap dalam bentuk verbal atau digital, menyajikan informasi dasar tentang
hubungan tersebut, membuat suatu himpunan. kategori dan memperjelas topik Penelitian saat
ini. penelitian.

Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta menjadi subyek penelitian ini. Fokus


penelitian ini adalah pada pelayanan yang diberikan oleh Bupati Pwagada melalui kebijakan
smart city yang diterapkan oleh Ogan Lopian untuk mengoptimalkan dan meningkatkan
pelayanan publik Kabupaten Pwagada secara menyeluruh. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan data bekas yang diperoleh dari Diskominfo Kabupaten Purwakarta, berbagai
jurnal, artikel, buku dan website. Sumber yang dilaporkan atau dideskripsikan dalam bentuk
bahan bekas oleh pihak lain atau pihak kedua dalam karya tulis mengacu pada penelitian
kepustakaan atau kepustakaan berupa bahan bekas berupa bahan sejarah, biografi, ensiklopedia
prosa, buku, artikel, dan buku referensi lainnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pesatnya perkembangan era digitalisasi menuntut pemerintah untuk mengubah kinerja


dari desain lama ke desain baru yang lebih baik dan mampu memberikan peningkatan kinerja
tinggi pada organisasi pemerintah. Dalam rangka memberikan pelayanan yang bermutu dan
berkualitas baik serta transparan dalam keuangan. Pemerintah Kabupaten Purwakarta memiliki
teknik khusus dalam membagikan pelayanan yang baik bagi warganya dengan dikeluarkannya
Peraturan Bupati Purwakarta Tahun 2013 tentang pendayagunaan teknologi data serta
komunikasi dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Purwakarta serta Peraturan
Bupati Purwakarta No 254 Tahun 2019 tentang Penyelenggaran Layanan Pusat Kendali
Terpadu (Command Center). Definisi kendali terpadu adalah salah satu fasilitas yang
dibutuhkan organisasi untuk melakukan manajemen krisis atau manajemen kelangsungan
bisnis. Pusat komando adalah tempat dengan infrastruktur yang diperlukan.Direktur (ketua
CMT) dan tim mengadakan pertemuan di sini untuk menentukan alokasi, koordinasi,
pemantauan, dan pengendalian semua tindakan yang diperlukan untuk menangani krisis
perusahaan, termasuk: tindakan tanggap darurat , rencana tindakan perbaikan dan Pemulihan,
langkah pengadaan, dan langkah penyediaan informasi publik.

Tidak hanya itu, kekuatan pemerintah Purwakarta juga ditunjukkan melalui penggunaan
sistem aplikasi berbasis internet yang diberi nama “Ogan Lopian”. Aplikasi tersebut merupakan
penyempurnaan dari dua sistem layanan aplikasi berbasis teknologi, yaitu program SEMAR
(Safety Emergency Medical Rescue) dan program DRUPADI (Special Emergency Call Dokter
Umum). Saat ini, kedua aplikasi layanan pemerintah tersebut telah disempurnakan lebih lanjut
menjadi satu aplikasi, yang dapat mencakup semua kebutuhan berbagai bidang masyarakat.
Misalnya, studi, perjalanan, lowongan pekerjaan, transportasi, layanan pengaduan masyarakat.
Pemerintah Bupati Pwagada membuat gebrakan baru, memudahkan warga mencari layanan
yang diberikan pemerintah. Aplikasi ini juga terkait dengan informasi kependudukan yang
terdapat di Disdukcapil, sehingga jika Anda bukan warga Purwakarta, Anda tidak dapat
memberikan layanan kepada Anda.Warga dapat mengaksesnya hanya butuh mendonwload
aplikasi ogan lopian di Play Store dan mendaftarkan akun dalam aplikasi tersebut dengan
memasukan nomor KTP serta mendaftar dengan memakai email. Apabila warga yang tidak
mempunyai smartphone mereka dapat menghubungi melalui layanan sms center. Sehingga
seluruh warga Purwakarta bisa menikmati pelayanan yang diberikan oleh pemerintah wilayah.
Ada pun tujuan utama dari aplikasi ogan lopian ini adalah:

1.meningkatkan efektifitas informasi, yang dimaksud dalam peningkatan informasi


disini adalah jika terdapat sebuah pengaduan/laporan dari masyarkat , apparat pemerintah dan
badan organisasi setempat cepat tanggap dalam mengelola informasi sehingga jika diperlukan
Tindakan yang membutuhkan penanganan segera maka akan terpenuhi

2. Analisis menyeluruh/sinkronisasi informasi pengaduan dari mobile Ogan Lopian dan


sistem aplikasi internal Ogan Lopian Pemkab Purwakarta

3. Menurut gerakan Ogan Lopian dan sistem internal Ogan Lopian milik Bupati
Pwagada, pilih daerah yang dapat menimbulkan hambatan

4. Meningkatkan evaluasi yang komprehensif dan berkala terhadap kinerja pemerintah


kabupaten Purwakarta dan organisasi perangkat daerah dalam memberikan pelayanan yang
terbaik bagi kemajuan dan perkembangan masyarakat kabupaten PurwakartaProgram aplikasi
ogan lopian yang ini baru dijalankan pada bulan Juli 2017. Penamaan Ogan Lopian termotivasi
dari pusaka tokoh pewayangan, ialah Batara Kresna. Dengan pusaka tersebut dapat memandang
keadaan serta suasana yang cocok sesuai keadaan yang ada.

Berikut menu-menu yang dapat di akses oleh masyarakat purwakarta di dalam aplikasi
ogan lopian, yaitu :

1. Sampurasun Ambulans

Dengan adanya menu ini diharapkan dapat memudahkan masyarakat dalam mencari
bantuan medis dengan cepat hanya cukup menggunakan aplikasi ini dari rumah,aplikasi ini
dapat juga digunakan jika ada warga purwakarta yang mengalami kecelakaan di jalan raya
dapat dibantu dengan menggunakan aplikasi ini, fitur ini pada dasarnya adalah first thing
that you do if the accident happen sehingga masyarakat purwakarta dapat membiasakan
menghubungi sampurasun ambulan jika terjadi kecelakaan atau butuh bantuan medis
dengan cepat.

2. Sampurasun Dokter

Fasilitas yang diberikan untuk mendapatkan pelayanan dokter langsung ke tempat


pasien berada, maksud dari layanan ini yaitu memudahkan bagi pasien yang memiliki
keterbatasan untuk datang ke tempat pelayanan kesehatan dan juga apabila ada pasien yang
tidak memiliki biaya dalam pengobatan dapat pemerintah tanggulangi terlebih dahulu.

3. Sampurasun Bidan

Layanan kesehatan bidan online ini dirancang agar ibu hamil dapat melakukan
pemeriksaan kesehatan dengan mudah dan cepat di rumah.Layanan yang diberikan
eksklusif dalam lingkup pemeriksaan kesehatan ibu dan bayi.Namun tetap disarankan agar
ibu hamil tetap berada didekatnya selama proses persalinan .

4. Sampurasun Bursa Kerja

Layanan yang berisikan informasi tentang lowongan kerja yang tersedia, dan dalam
menu ini terdapat fitur yang tersedia bagi pelamar yaitu dapat mengajukan lamaran
berbasis online, pelamar hanya perlu mengisi form yang telah disediakan, sehinnga tidak
perlu mengurusi berkas-berkas lamaran di kertas, fitur ini membantu mengurangi
pengangguran di purwakarta sehingga warga-warga purwakarta yang dalam masa produktif
untuk kerja dapat ditempatkan sesuai keahliaan dan minat dari pelamar pekerja tersebut
5. Laporan Warga

Layanan yang diberikan kepada warga purwakarta, agar dapat ikut berpartisipasi
memberikan laporan teantang keadaan yang terjadi di tengah masyarakat berdasarkan
kategori yang telah telah di sediakan. Misalnya keluhan seperti kemacetan, jalan rusak,
pohon tumbang, kejahatan,kebakaran dll yang terjadi masyarakat dapat melaporkan.
Sehingga berdasarkan laporan tersebut, pemerintah purwakarta dapat menindaklanjuti apa
yang terjadi di masyarakat. Selain itu, terdapat informasi tentang peta lokasi Purwakarta
dan cctv di jalanan sehingga warga bisa melaporkan langsung apabila terjadi kejahatan

6. Destinasi wisata

Layanan yang bertujuan memberi tahu dimana saja lokasi wisata baik objek wisata
budaya, edukasi, wisata alam, hingga religi yang dilengkapi dengan deskripsi umum
hingga, rute menuju lokasi wisata guna membantu wisatawan mengetahui objek-objek
wisata yang ada di Purwakarta.

7. Lokasi Penting

Layanan untuk mengetahui dimana saja tempat-tempat penting di purwakarta, yang


mana jika ada wisatawan yang berkunjung dan mengalami keadaan darurat maka itu dapat
memudahkan wisatawan tau dimana lokasi penting tersebut

8. Sampurasun TOP

Layanan tukang ojek pariwisata online dengan menggunakan motor atau Tukang Ojek
Pariwisata (TOP). Pemerintah dengan aplikasi ini dapat menjamin para wisatawan tidak
akan tertipu oleh masyarakat sekitar soal harga tukang ojek yang terlalu mahal.
Gambar 1.
Fitur yang ada pada aplikasi Ogan Lopian
Sumber: Google Play Store, 2021

Implementasi kebijakan merupakan salah satu dari sekian banyak tahapan kebijakan
publik. Ini adalah variabel terpenting yang memiliki dampak besar pada keberhasilan kebijakan.
Implementasi dipandang sebagai alat administrasi hukum dan sekaligus sebagai fenomena
kompleks dari proses atau hasil kebijakan (Situmorang Chazali, 2016). Menurut Sitomurang
(2016), ada dua unsur perubahan terkait implementasi, yaitu kebijakan yang menyimpang dari
tujuan semula akan sangat mempengaruhi implementasi, dan banyaknya perubahan organisasi
akan mempengaruhi implementasi.Pertama, kebijakan yang menyimpang dari tujuan akan
berpengaruh terhadap implementasi. Implementasi kebijakan smart city di Kabupaten
Purwakarta melalui aplikasi ogan lopian ini diterima dengan baik oleh masyarakat di
Purwakarta. Pelayanan publik akan semakin maksimal karena keefisiensien dalam proses
pengaturan, pembangunan, pemberdayaan, dan pelayanan Kabupaten Purwakarta. Terbukti
dengan sudah diunduh lebih dari seribu kali aplikasi Ogan Lopian di Play Store. Meskipun nilai
aplikasi yang telah diberikan masyarakat yang mengunduh baru sekitar 3,7 dari skala 5. Namun
hal ini masih tergolong wajar, dikarenakan pengguna aplikasi ini hanya dapat diakses oleh
warga asli yang memiliki nomor KTP Kabupaten Purwakarta. Sehingga masyarakat yang bukan
warga asli yang memiliki nomor KTP Kabupaten Purwakarta tidak dapat mengaksesnya.

Kedua, banyaknya perubahan organisasi akan mempengaruhi implementasi. Oleh karena


itu, perubahan dan reorganisasi arah sasaran dalam organisasi akan mempengaruhi proses
implementasi kebijakan karena akan mengarah pada persyaratan struktur dan prosedur.
Pemerintah Kabupaten Purwakarta terus berupaya meningkatkan pelayanan kepada warga,
termasuk menghimbau beberapa OPD (Organisasi Peralatan Daerah) untuk mempercepat
penggunaan aplikasi yang sudah mapan. Yus Rusli, Kepala Divisi Aplikasi Diskominfo dan
Informatika (APTIKA) Purwakarta, mengungkapkan hal itu di kantor Aptika di Purwakarta,
Jumat (11/1/2019). Percepatan ini ditujukan kepada Yus, karena pemerintah daerah sudah
banyak membuat aplikasi layanan bantuan yang sangat efektif, apalagi untuk tingkat
Kabupaten, Purwakarta bisa dikatakan terdepan.

Tidak hanya itu, Diskominfo Kabupaten Purwakarta juga melaksanakan sosialisasi bagi
seluruh stalkholder dan warga di Purwakarta serta seluruh warga Purwakarta. Sosialisasi
dilakukan agar warga memahami aplikasi untuk memaksimalkan manfaat yang akan didapat
bagi masyarakat itu sendiri. Sosialisasi juga dilakukan hingga skala nasional dengan
mengundang media cetak dalam peluncuran aplikasi tersebut. Tidak hanya itu Diskominfo juga
melaksanakan sosialisasi lewat media sosial semacam Web, Facebook, Twitter, serta Instagram.

Dari segi infrastuktrur teknologi aplikasi ogan lopian harus terus ditingkatkan sesuai
dengan banyaknya tuntutan dan kendala terkait pelayanan publik berbasis digital ini. Aplikasi
akan menjadi lebih layak digunakan oleh warga seiring dengan terus mengupgrade dan
mengevaluasi aplikasi tersebut. Tidak hanya itu, butuh adaya akumulasi layanan- layanan yang
diberikan sehingga pelayanan yang diberikan melalui aplikasi terus menjadi sempurna.

Pada menu laporan masyarakat, masyarakat telah mulai banyak memakai aplikasi tersebut
dengan melaporkan berbagai masalah- masalah yang ada. Warga dapat memberi tahu aduan-
aduan kepada pemerintahan mengenai kasus yang ada di tengah masyarakat dengan cara
melaporkan pengaduan dapat mengunggah peristiwa yang mau diadukan tersebut ke aplikasi
maka akan mendapatkan respon tindakan yang sesuai. Hal ini membuat warga turut mengawasi
jalannya roda pemerintahan dan kinerja pemerintahan.

Menurut Kepala Bidang Aplikasi serta Informatika (APTIKA) Diskominfo Purwakarta,


Yus Rusli menarangkan bahwa aplikasi berbasis pelaporan terus memperoleh reaksi dan
dimanfaatkan oleh warga. Dibuktikan dengan banyaknya warga yang menggunakan layanan
tersebut dengan jumlah paling banyak merupakan permintaan emergency on call. Harapan
untuk kedepannya aplikasi ini dapat jadi budaya warga dalam memperoleh pelayanan secara
efektif dan efisien. Pada menu sampurasun ambulan serta sampurasun dokter masyarakat telah
mulai memakainya pada keadaan darurat. Serta pada Sampurasun Bursa Kerja dapat
meminimalisasi praktek percaloan ataupun pungli untuk para pencari kerja. Layanan ini dapat
digunankan untuk mencari lowongan pekerjaan serta mendaftarnya dengan mengisi formulir
informasi diri pada kolom yang sudah tersedia.

Implementasi kebijakan smart city di Kabupaten Purwakarta juga masih mengalami kendala
dan tantangan seperti kebijakan lainnya. Kendala yang dihadapi dalam penerapan smart city di
Kabupaten Purwakarta adalah masih banyak masyarakat yang belum memahami teknologi saat
ini, seperti belum memahami komputer, aplikasi, dan internet itu sendiri. Selain itu, karena
kesulitan dalam proses pendaftaran masih ada sebagian kecil masyarakat yang belum dapat
mengakses aplikasi ini. Mereka juga kurang memahami dalam penggunaan aplikasi
dikarenakan faktor umur dan faktor kurangnya sosialisasi pemerintah. Kurang pahamnya
masyarakat terhadap aplikasi membuat informasi yang terdapat dalam aplikasi belum terupdate
sehingga masyarakat tertinggal. Masyarakat lebih menyukai penggunaan media sosial daripada
penggunaan aplikasi penting lainnya. Dan juga kurangnya minat masyarakat terhadap
sosialisasi kebijakan smart city dan implementasi kebijakan smart city oleh Pemerintah
Kabupaten Purwakarta. Hal ini dikarenakan persepsi masyarakat Purwakarta yang selalu
pikirkan tentang keuntungan di balik sosialisasi. Selain itu, bentuk penerapan kebijakan smart
city di Kabupaten Purwakarta masih belum banyak diketahui oleh masyarakat Purwakarta. Hal
ini disebabkan karena kurangnya informasi dan sosialisasi mengenai bentuk penerapan
kebijakan smart city. Oleh karena itu layanan yang seharusnya bisa berjalan lebih cepat menjadi
berjalan lebih lambat.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan mengenai keberhasilan
Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta terkait pengimplementasian layanan publik berbasis
digital yaitu aplikasi ogan lopian. Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta dapat dikatakan
sudah cukup sukses dan berhasil. Dengan telah berjalannya layanan-layanan yang ada didalam
aplikasi ogan lopian merupakan bukti terkait antusiasme warga yang telah nyaman dan dapat
menikmati pelayanan publik lewat aplikasi tersebut. Dengan adanya aplikasi tersebut dapat
memudahkan akses warga dalam memperoleh pelayanan publik dengan pelayanan yang lebih
efektif, efisien, optimal dan cepat. Selain itu masyarakat menjadi hemat akan pengeluaran
terkait biaya transport karena dalam mengakses layanan cukup menggunakan aplikasi.

KESIMPULAN
Implementasi kebijakan smart city melalui penggunaan aplikasi ogan lopian guna
meningkatkan pelayanan publik di Kabupaten Purwakarta dapat dikatakan sudah cukup berhasil
walaupun masih terdapat beberapa kendala. Menurut Sitomurang (2016) terdapat dua unsur
perubahan yang berhubungan langsung dengan implementasi kebijakan mencakup;
(1) Kebijakan yang menyimpang dari tujuan awal sangat memengaruhi implementasi.
Implementasi kebijakan smart city di Kabupaten Purwakarta melalui aplikasi ogan lopian
dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Purwakarta.
(2) Perubahan yang terjadi pada organisasi akan memengaruhi implementasi. Dengan adanya
beberapa kendala dapat menghambat implementasi aplikasi Ogan Lopian, namun
pemerintah Kabupaten Purwakarta terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan agar
dapat meningkatkan pelayanan publik.
Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta berhasil memberi pemahaman kepada
masyarakat tentang penerapkan smart city melalui aplikasi Ogan Lopian di Kabupaten
Purwakarta. Dengan adanya aplikasi ogan lopian masyarakat Kabupaten Purwakarta lebih
mudah dalam mendapatkan pelayanan publik dengan pelayanan yang lebih efektif, efisien,
optimal dan cepat. Selain itu masyarakat menjadi hemat akan pengeluaran terkait biaya
transportasi karena dalam mengakses layanan cukup menggunakan aplikasi.

DAFTAR PUSTAKA
Aplikasi, P., Lopian, O., Pelayanan, B., Di, K., Purwakarta, K., & Barat, J. (2021).
PELAYANAN PUBLIK BERBASIS E-GOVERNANCE MELALUI. 5(2), 18–29.

Aziz, Abdul A. dkk. 2019. Evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Menggunakan

E-Government Maturity: Model (Kasus di Pemerintah Kota Gorontalo. 20-27

Bahri, S., Effendy, K., Lukman, S., & City, S. 2021. Implementasi Kebijakan Smart city Dalam
Mewujudkan. Journal of Publik, 3(3), 61–75

Nam T. and Pardo, A. 2011. Conceptualizing Smart city with Dimensions of Technology,
People and Institutions. New York: Center for Technology in Government, University of
Albany, hlm. 286.

Rahmadanita, A., Santoso, E. B., & Wasistiono, S. (2019). Implementasi Kebijakan Smart
Government Dalam Rangka Mewujudkan Smart city Di Kota Bandung. Jurnal Ilmu
Pemerintahan Widya Praja, 44(2), 81–106.

Saputra, Rahmat. 2021. Efektifitas Penyelenggaraan Otonomi Daerah Berbasis Elektronik


Terhadap Upaya Pencegahan Tindak Pidana Korupsi: Studi Kasus Pemerintah Daerah
Kota Dan Kabupaten Bekasi. 14-26

Syahbani, A. N., Nuraini, S., & Lopian, OganSyahbani, A. N., Nuraini, S., & Lopian, O. (n.
d. ). E. aplikasi ogan opian terhadap pelayanan publik dikabupaten purwakarta. (n.d.).
Efektivitas aplikasi ogan opian terhadap pelayanan publik dikabupaten purwakarta.

Situmorang Chazali. (2016). Kebijakan Publik (Teori, Analisis, Implementasi dan

Evaluasi Kebijakan). Social Security Development Institute (SSDI).

Sudaryanti, Endang Tri. (2012). Pengembangan Pelayanan Publik Berbasis Partisipasi

Masyarakat (Studi Penelitian Di Dinas Perijinan Kabupaten Bantul). Jurnal Riset

Daerah. Vol 11 No 2. Hal 1778 – 1788

Wulan, S. H., dkk. 2018, Inovasi Pelayanan Publik Berbasis E-government : Studi Kasus

Aplikasi Ogan Lopian Dinas. 3(1), 66–77.

https://kominfo.lhokseumawekota.go.id/article-sistem-pemerintahan-berbasis-elektronik.html
diakses pada tanggal 3 Juli 2021 pukul 20.00

https://www.beritasatu.com/nasional/441338/purwakarta-luncurkan-aplikasi-layanan-publik-
ogan-lopian kamis diakses pada tanggal 4 Juli 2021 pukul 20.00

https://purwakartakab.go.id diakses pada tanggal 2 Juli 2021 pukul 11.00

Pemerintah Kota Magelang melakukan reformasi birokrasi sebagai cara untuk


mewujudkan good governance salah satunya adalah pengembangan layanan aspirasi
masyarakat Kota Magelang melalui Aplikasi Monggo Lapor. Aplikasi Monggo Lapor
merupakan sarana layanan pengaduan masyarakat berbasis aplikasi dan website. Tersedianya
ruang untuk menyampaikan aspirasi dalam bentuk pengaduan terhadap jalannya
penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan publik akan sangat penting peranannya
bagi upaya perbaikan kinerja pemerintah secara keseluruhan. Masyarakat dapat ikut
berpartisipasi dalam Pembangunan di Kota Magelang. Partisipasi menjadi salah satu prinsip
untuk mewujudkan good governance melalui kebijakan Smart City brerbasis aplikasi. Suatu
pembangunan daerah tidak terlepas dari partisipasi masyarakat. Masyarakat yang aktif
menyampaikan aspirasiya, aktif menuntut perubahan dan aktif dalam kegiatan yang
diselenggarakan pemerintah dapat mendukung atas pembangunan di daerahnya.

Anda mungkin juga menyukai