Outline
MAKNA
PERKEMBANGAN REFORMASI BIROKRASI
RANCANGAN KEBIJAKAN
GRAND DESIGN
ROAD MAP
PERKEMBANGAN REFORMASI BIROKRASI
DI MAHKAMAH AGUNG RI
PENYESUAIAN REFORMASI BIROKRASI DI
MA
PENUTUP
MAKNA
PERKEMBANGAN REFORMASI BIROKRASI
REFORMASI
GELOMBANG
KEDUA
2007
2008
Pedoman Umum RB
(PER/15/M.PAN/7/2008)
2010
2009
MAKNA
REFORMASI BIROKRASI
SEBUAH PERUBAHAN BESAR DALAM PARADIGMA DAN TATA
KELOLA PEMERINTAHAN INDONESIA
SEBUAH PERTARUHAN BESAR BAGI BANGSA INDONESIA DALAM
MENYONGSONG TANTANGAN ABAD KE-21
JIKA BERHASIL
mengurangi dan akhirnya menghilangkan setiap penyalahgunaan kewenangan
publik;
menjadikan negara yang memiliki most-improved bureaucracy;
meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat;
meningkatkan mutu perumusan dan pelaksanaan kebijakan/program instansi;
meningkatkan efisiensi (biaya dan waktu);
menjadikan birokrasi Indonesia antisipatif, proaktif, dan efektif.
JIKA GAGAL
Reformasi birokrasi hanya akan menimbulkan ketidakmampuan birokrasi dalam
menghadapi kompleksitas yang bergerak secara eksponensial di abad ke-21,
antipati, trauma, berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah,
dan ancaman kegagalan pencapaian pemerintahan yang baik (good
governance), bahkan menghambat keberhasilan pembangunan nasional
4
MAKNA
REFORMASI BIROKRASI
BERKAITAN DENGAN RIBUAN PROSES TUMPANG TINDIH
(OVERLAPPING) ANTARFUNGSI-FUNGSI PEMERINTAHAN, MELIBATKAN
JUTAAN PEGAWAI, DAN MENGHABISKAN ANGGARAN YANG TIDAK
SEDIKIT
UPAYA MENATA ULANG PROSES BIROKRASI DARI TINGKAT (LEVEL)
TERTINGGI HINGGA TERENDAH DAN MELAKUKAN TEROBOSAN BARU
(INNOVATION BREAKTHROUGH) DENGAN LANGKAH-LANGKAH
BERTAHAP, KONKRET, REALISTIS, SUNGGUH-SUNGGUH, BERFIKIR DI
LUAR KEBIASAAN/RUTINITAS YANG ADA (OUT OF THE BOX THINKING),
PERUBAHAN PARADIGMA (A NEW PARADIGM SHIFT), DAN DENGAN
UPAYA LUAR BIASA (BUSINESS NOT AS USUAL)
UPAYA MEREVISI DAN MEMBANGUN BERBAGAI REGULASI,
MEMODERNKAN BERBAGAI KEBIJAKAN DAN PRAKTEK MANAJEMEN
PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH, DAN MENYESUAIKAN TUGAS FUNGSI
INSTANSI PEMERINTAH DENGAN PARADIGMA DAN PERAN BARU.
GRAND DESIGN
ROAD MAP
5
MAKNA
Reformasi Birokrasi Gelombang I
(2004 2009)
Sifat:
Sifat:
Instansional
Sasaran:
Sasaran:
Area perubahan:
Kelembagaan (organisasi)
Budaya Organisasi
Ketatalaksanaan
Regulasi Deregulasi
SDM
Area perubahan :
Organisasi
Tatalaksana
Peraturan Perundang-undangan
Sumber daya manusia aparatur
Pengawasan
Akuntabilitas
Pelayanan publik
Pola Pikir (mind set) dan Budaya Kerja (culture set)
Aparatur
10
Indikator
Base line
(2009)
Target
(2014)
2.8
42,17%
5.0
100%
2.73%
60%
Pusat
6,64
8,0
Daerah
6,46
8,0
122
75
Terwujudnya
pemerintahan yang
bersih dan bebas
KKN
IPK*)
Terwujudnya
peningkatan kualitas
pelayanan publik
kepada masyarakat
Integritas
Pelayanan Publik
Meningkatnya
kapasitas dan
akuntabilitas
kinerja birokrasi
- 0,29
0,5
24%
80%
Pusat
Daerah
*) Skala 0 10
**) Skala 2.5 s/d 2.5
Sumber: Diolah dari RPJMN 2010-2014
11
Makro
Nasional
Meso
Kementerian/
Lembaga/
Pemda
Mikro
Keterangan
menyangkut penyempurnaan regulasi nasional yang
terkait dengan upaya pelaksanaan reformasi
birokrasi
menjalankan fungsi manajerial, yakni
menerjemahkan kebijakan makro
dan mengkoordinir (mendorong dan mengawal)
pelaksanaan reformasi birokrasi di tingkat K/L dan
Pemda
menyangkut implementasi kebijakan/ program
reformasi birokrasi sebagaimana digariskan secara
nasional yang menjadi bagian dari upaya percepatan
reformasi birokrasi pada masing-masing K/L dan
Pemda
12
13
Unit Pengelola
Reformasi Birokrasi Nasional
TIM INDEPENDEN
TIM RB - K/L
Tim QUALITY
ASSURANCE
TIM RB - PEMDA
14
1)
2)
3)
4)
5)
6)
1)
2)
3)
4)
Penataan Peraturan
Perundang-undangan
Penataan dan Penguatan
Organisasi
Penataan Tatalaksana
Penataan Sistem
Manajemen SDM Aparatur
Penguatan Pengawasan
Penguatan Akuntabilitas
Kinerja
Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik
TARGET
meningkatnya komitmen pimpinan dan pegawai K/L dan Pemda dalam melakukan reformasi birokrasi;
terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja K/L dan Pemda;
menurunnya risiko kegagalan yang disebabkan kemungkinan timbulnya resistensi terhadap perubahan
menurunnya tumpang tindih dan disharmonisasi peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh K/L
dan Pemda;
meningkatnya efektivitas pengelolaan peraturan perundang-undangan K/L dan Pemda
menurunnya tumpang tindih tugas pokok dan fungsi internal K/L dan Pemda;
meningkatnya kapasitas K/L dan Pemda dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam proses penyelenggaraan manajemen pemerintahan di
K/L dan Pemda;
meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses manajemen pemerintahan di K/L dan Pemda;
meningkatnya kinerja di K/L dan Pemda
meningkatnya profesionalisme SDM aparatur pada masing-masing K/L dan Pemda;
meningkatnya efektivitas manajemen SDM aparatur pada masing-masing K/L dan Pemda
meningkatnya kepatuhan terhadap pengelolaan keuangan negara oleh masing-masing K/L dan Pemda;
meningkatnya efektivitas pengelolaan keuangan negara pada masing-masing K/L dan Pemda;
meningkatnya status opini BPK terhadap pengelolaan keuangan negara pada masing-masing K/L dan
Pemda;
menurunnya tingkat penyalahgunaan wewenang pada masing-masing K/L dan Pemda.
meningkatnya kinerja K/L dan Pemda;
meningkatnya akuntabilitas K/L dan Pemda
Meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada masyarakat (lebih cepat, lebih murah, lebih aman, dan
lebih mudah dijangkau) pada K/L dan Pemda;
meningkatnya unit pelayanan yang memperoleh standarisasi pelayanan internasional pada K/L dan Pemda;
meningkatnya indeks kualitas pelayanan publik untuk masing-masing K/L dan Pemda.
17
Transparansi putusan
Pengembangan teknologi informasi
Pengelolaan PNBP
Kode etik hakim
Analisa pekerjaan dan evaluasi pekerjaan
Atas keberhasilan tersebut, sejak tahun 2008 telah menerima tunjangan kinerja
berdasarkan PerPres Nomor 19 tahun 2008, sebesar 70%
Menyusul keluarnya PerPres, MA menerbitkan Surat Keputusan Nomor :
071/KMA/SK/V/2008 tertanggal 14 Mei 2008 tentang Ketentuan Penegakan Disiplin
Kerja dalam Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Khusus.
Pada pelaksanaan selanjutnya, RB menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
upaya pelaksanaan dan penuntasan agenda perubahan yang telah dimulai di MA
sejak tahun 2003
18
Melakukan sosialisasi dan internalisasi kode etik hakim pada lebih dari 2,000
orang
Merumuskan uraian pekerjaan untuk sebanyak 875 posisi
19
1.
Manajemen Perubahan
2.
Manajemen Perubahan
2.
3.
4.
Penataan Sistem
(Analisis jabatan, evaluasi jabatan dan
sistem remunerasi)
Penataan organisasi
5.
Penataan tatalaksana
6.
7.
8.
Penyusunan peraturan
undangan
Pengawasan internal
9.
3.
4.
5.
perundang-
6.
7.
8.
PENUTUP
1. Komitmen Nasional
Komitmen nasional ditunjukkan dengan adanya Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2007 tentang RPJPN 2005-2025, Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang
RPJMN 2010-2014 yang menegaskan reformasi birokrasi sebagai prioritas utama, dan
Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pembentukan Komite Pengarah
Reformasi Birokrasi Nasional dan Tim Reformasi Birokrasi Nasional.
2. Penggerak Reformasi Birokrasi
Penggerak reformasi birokrasi secara nasional adalah Komite Pengarah Reformasi
Birokrasi Nasional dipimpin oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Tim Reformasi
Birokrasi Nasional dipimpin oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi dibantu oleh Unit Pengelola Reformasi Birokrasi Nasional,
Tim Independen dan Tim Quality Assurance. Selanjutnya, secara instansional
penggerak reformasi birokrasi adalah pimpinan K/L dan Pemda. Penggerak reformasi
birokrasi harus berdaya tahan tinggi terhadap tantangan dan hambatan serta
memiliki daya dobrak dan kreativitas untuk melaksanakan program-program
terobosan, baik secara horisontal maupun vertikal.
21
PENUTUP
3. Muatan Reformasi Birokrasi
Muatan reformasi birokrasi dirumuskan dalam GDRB 2010-2025, RMRB 2010-2014,
RMRB 2015-2019, dan RMRB 2020-2024. Pelaksanaan reformasi birokrasi dilakukan
dengan penetapan prioritas K/L dan Pemda berdasarkan kepentingan strategis bagi
negara dan manfaat bagi masyarakat.
4. Proses Reformasi Birokrasi
Desentralisasi
Setiap K/L dan Pemda melakukan langkah-langkah reformasi birokrasi dengan
mengacu kepada GDRB 2010-2025 dan RMRB 2010-2014 dan seterusnya, sesuai
dengan karakteristik masing-masing institusi.
Serentak dan bertahap
Penyebarluasan pemahaman tentang GDRB 2010-2025 dan RMRB 2010-2014 dan
seterusnya, dilakukan secara serentak kepada seluruh K/L dan Pemda dalam rangka
efektivitas pencapaian target sasaran pelaksanaan reformasi birokrasi. Setiap K/L
dan Pemda memiliki karakteristik yang berbeda sehingga reformasi birokrasi
dilakukan dengan titik awal dan kecepatan yang berbeda. Format yang sama
diterapkan untuk K/L dan Pemda secara bertahap sesuai dengan kesiapan masingmasing K/L dan Pemda.
22
PENUTUP
4. Proses Reformasi Birokrasi (Lanjutan...)
Koordinasi
Reformasi birokrasi dilakukan dengan langkah-langkah yang terkoordinasi secara
nasional dengan acuan GDRB 2010-2025 dan RMRB 2010-2014 dan seterusnya.
Reformasi birokrasi dikoordinasikan secara nasional oleh Komite Pengarah
Reformasi Birokrasi Nasional, pelaksanaan sehari-hari dilaksanakan oleh Tim
Reformasi Birokrasi Nasional, dan implementasi program-program dilaksanakan
oleh K/L dan Pemda, serta dimonitor dan dievaluasi secara periodik, berkelanjutan,
dan melembaga.
23