Anda di halaman 1dari 24

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Materi Men.PAN-RB pada Rapat Kerja Nasional Mahkamah Agung


10 14 Oktober 2010 tentang Pembangan Reformasi Birokrasi
Balikpapan

Outline

MAKNA
PERKEMBANGAN REFORMASI BIROKRASI
RANCANGAN KEBIJAKAN
GRAND DESIGN
ROAD MAP
PERKEMBANGAN REFORMASI BIROKRASI
DI MAHKAMAH AGUNG RI
PENYESUAIAN REFORMASI BIROKRASI DI
MA
PENUTUP

MAKNA
PERKEMBANGAN REFORMASI BIROKRASI
REFORMASI
GELOMBANG
KEDUA

Reformasi birokrasi (RB)memasuki gelombang kedua yang


merupakan upaya perbaika berkelanjutan dari gelombang
sebelumnya
Reformasi birokrasi gelombang kedua ini telah diselaraskan
dengan RPJPN dan RPJMN

Grand Design RB dan


Roadmap RB

Grand Design RB dan Roadmap RB diterbitkan sebagai tanda


dimulainya RB gelombang dua, sekalius merupakan
penyempurnaan Pedoman Umum Reformasi Birokrasi

2007

2008

Penentuan instansiinstansi percontohan RB


(MA, DepKeu dan BPK)

Pedoman Umum RB
(PER/15/M.PAN/7/2008)

2010

2009

Pedoman Dokumen Usulan


RB (PerMenPan nomor
4/2009)

REFORMASI GELOMBANG PERTAMA

MAKNA
REFORMASI BIROKRASI
SEBUAH PERUBAHAN BESAR DALAM PARADIGMA DAN TATA
KELOLA PEMERINTAHAN INDONESIA
SEBUAH PERTARUHAN BESAR BAGI BANGSA INDONESIA DALAM
MENYONGSONG TANTANGAN ABAD KE-21
JIKA BERHASIL
mengurangi dan akhirnya menghilangkan setiap penyalahgunaan kewenangan
publik;
menjadikan negara yang memiliki most-improved bureaucracy;
meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat;
meningkatkan mutu perumusan dan pelaksanaan kebijakan/program instansi;
meningkatkan efisiensi (biaya dan waktu);
menjadikan birokrasi Indonesia antisipatif, proaktif, dan efektif.

JIKA GAGAL
Reformasi birokrasi hanya akan menimbulkan ketidakmampuan birokrasi dalam
menghadapi kompleksitas yang bergerak secara eksponensial di abad ke-21,
antipati, trauma, berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah,
dan ancaman kegagalan pencapaian pemerintahan yang baik (good
governance), bahkan menghambat keberhasilan pembangunan nasional
4

MAKNA
REFORMASI BIROKRASI
BERKAITAN DENGAN RIBUAN PROSES TUMPANG TINDIH
(OVERLAPPING) ANTARFUNGSI-FUNGSI PEMERINTAHAN, MELIBATKAN
JUTAAN PEGAWAI, DAN MENGHABISKAN ANGGARAN YANG TIDAK
SEDIKIT
UPAYA MENATA ULANG PROSES BIROKRASI DARI TINGKAT (LEVEL)
TERTINGGI HINGGA TERENDAH DAN MELAKUKAN TEROBOSAN BARU
(INNOVATION BREAKTHROUGH) DENGAN LANGKAH-LANGKAH
BERTAHAP, KONKRET, REALISTIS, SUNGGUH-SUNGGUH, BERFIKIR DI
LUAR KEBIASAAN/RUTINITAS YANG ADA (OUT OF THE BOX THINKING),
PERUBAHAN PARADIGMA (A NEW PARADIGM SHIFT), DAN DENGAN
UPAYA LUAR BIASA (BUSINESS NOT AS USUAL)
UPAYA MEREVISI DAN MEMBANGUN BERBAGAI REGULASI,
MEMODERNKAN BERBAGAI KEBIJAKAN DAN PRAKTEK MANAJEMEN
PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH, DAN MENYESUAIKAN TUGAS FUNGSI
INSTANSI PEMERINTAH DENGAN PARADIGMA DAN PERAN BARU.

REFORMASI BIROKRASI HARUS


DIRENCANAKAN DENGAN BAIK

GRAND DESIGN

ROAD MAP
5

MAKNA
Reformasi Birokrasi Gelombang I
(2004 2009)

Reformasi Birokrasi Gelombang II


(2010 2014)

Sifat:

Sifat:

Instansional

Nasional dan Instansional

Sasaran:

Sasaran:

Mewujudkan tata kelola


pemerintahan yang baik

1. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN


2. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik
kepada masyarakat
3. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja
birokrasi

Area perubahan:

Kelembagaan (organisasi)
Budaya Organisasi
Ketatalaksanaan
Regulasi Deregulasi
SDM

Area perubahan :

Organisasi
Tatalaksana
Peraturan Perundang-undangan
Sumber daya manusia aparatur
Pengawasan
Akuntabilitas
Pelayanan publik
Pola Pikir (mind set) dan Budaya Kerja (culture set)
Aparatur

GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI


GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI 2010 - 2025
RANCANGAN INDUK YANG BERISI ARAH KEBIJAKAN PELAKSANAAN
REFORMASI BIROKRASI NASIONAL UNTUK KURUN WAKTU 2010-2025

GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI


Tujuan untuk memberikan arah kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi nasional
selama kurun waktu 2010-2025 agar reformasi birokrasi di K/L dan Pemda
dapat berjalan secara efektif, efisien, terukur, konsisten, terintegrasi,
melembaga, dan berkelanjutan.

UU No. 17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025


Perpres No. 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014

Terwujudnya Pemerintahan Kelas Dunia. Visi


tersebut menjadi acuan dalam mewujudkan
pemerintahan kelas dunia, yaitu pemerintahan yang
profesional dan berintegritas tinggi yang mampu
menyelenggarakan pelayanan prima kepada
masyarakat dan manajemen pemerintahan yang
demokratis agar mampu menghadapi tantangan pada
abad ke-21 melalui tata pemerintahan yang baik
pada tahun 2025

GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI


AREA PERUBAHAN
Area
Organisasi
Tatalaksana

Hasil yang diharapkan


Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing)
Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien,
terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance
Peraturan Perundang- Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif
undangan
Sumber daya manusia SDM apatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable,
aparatur
profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera
Pengawasan
Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan
bebas KKN
Akuntabilitas
Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi
Pelayanan publik
Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat
Pola pikir (mind set)
Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi
dan Budaya Kerja
(culture set) Aparatur
9

GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI


UKURAN KEBERHASILAN
Pada tahun 2025, pencapaian sasaran-sasaran di atas secara bertahap, diharapkan
telah menghasilkan governance yang berkualitas. Semakin baik kualitas governance,
semakin baik pula hasil pembangunan (development outcomes) yang ditandai
dengan:
tidak ada korupsi;
tidak ada pelanggaran;
APBN dan APBD baik;
semua program selesai dengan baik;
semua perizinan selesai dengan cepat dan tepat;
komunikasi dengan publik baik;
penggunaan waktu (jam kerja) efektif dan produktif;
penerapan reward dan punishment secara konsisten dan berkelanjutan;
hasil pembangunan nyata (propertumbuhan, prolapangan kerja, dan
propengurangan kemiskinan; artinya, menciptakan lapangan pekerjaan,
mengurangi kemiskinan, dan memperbaiki kesejahteraan rakyat).

10

GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI


UKURAN KEBERHASILAN
Sasaran

Indikator

Base line
(2009)

Target
(2014)

2.8
42,17%

5.0
100%

2.73%

60%

Pusat

6,64

8,0

Daerah

6,46

8,0

122

75

Terwujudnya
pemerintahan yang
bersih dan bebas
KKN

IPK*)

Terwujudnya
peningkatan kualitas
pelayanan publik
kepada masyarakat

Integritas
Pelayanan Publik

Meningkatnya
kapasitas dan
akuntabilitas
kinerja birokrasi

Indeks Efektivitas Pemerintahan**)

- 0,29

0,5

Instansi pemerintah yang akuntabel

24%

80%

OPINI BPK (WTP)

Pusat
Daerah

Peringkat Kemudahan Berusaha

*) Skala 0 10
**) Skala 2.5 s/d 2.5
Sumber: Diolah dari RPJMN 2010-2014

11

GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI


STRATEGI PELAKSANAAN
Tingkat Pelaksanaan

Makro

Nasional
Meso

Kementerian/
Lembaga/
Pemda

Mikro

Keterangan
menyangkut penyempurnaan regulasi nasional yang
terkait dengan upaya pelaksanaan reformasi
birokrasi
menjalankan fungsi manajerial, yakni
menerjemahkan kebijakan makro
dan mengkoordinir (mendorong dan mengawal)
pelaksanaan reformasi birokrasi di tingkat K/L dan
Pemda
menyangkut implementasi kebijakan/ program
reformasi birokrasi sebagaimana digariskan secara
nasional yang menjadi bagian dari upaya percepatan
reformasi birokrasi pada masing-masing K/L dan
Pemda

12

GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI


METODE PELAKSANAAN

13

GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI


PENGORGANISASIAN
KOMITE PENGARAH REFORMASI BIROKRASI NASIONAL
Ketua: Wapres
Anggota: Menko Perekonomian, Menko Polhukam, Menko Kesra, Menneg Pan-RB,
Menkeu, Mendagri, Kepala UKP-PPP, Prof. Dr. Ryas Rasyid

TIM REFORMASI BIROKRASI NASIONAL


Ketua: Menneg PAN-RB
Anggota: Menkeu, Mendagri, Menneg PPN/Kepala Bappenas,
Mensesneg, Seskab

Unit Pengelola
Reformasi Birokrasi Nasional

TIM INDEPENDEN

TIM RB - K/L

Tim QUALITY

ASSURANCE

TIM RB - PEMDA

14

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI


Road Map Reformasi Birokrasi (RMRB) adalah bentuk operasionalisasi Grand Design
Reformasi Birokrasi (GDRB) yang disusun dan dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali dan
merupakan rencana rinci pelaksanaan reformasi birokrasi dari satu tahapan ke tahapan
selanjutnya selama lima tahun dengan sasaran per tahun yang jelas. Sasaran tahun pertama
akan menjadi dasar bagi sasaran tahun berikutnya, begitupun sasaran tahun-tahun
berikutnya mengacu pada sasaran tahun sebelumnya
Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010 2025
Road
Map
Reformasi
Birokrasi 2010 - 2014

Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 ditetapkan


dengan Peraturan Presiden
Road Map Reformasi Birokrasi untuk periode 20102014
lebih bersifat living document, ditetapkan dengan
Peraturan Menteri PAN dan RB
Road Map Reformasi Road Map Reformasi Birokrasi 2015 2019 dan 2020
Birokrasi 2015 2019
2024 yang akan disusun sesuai dengan hasil pelaksanaan
Road Map Reformasi RPJMN dan RMRB periode sebelumnya, serta dinamika
Birokrasi 2020 - 2024
perubahan penyelenggaraan pemerintahan.
Transisi 2024 - 2025
UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional menetapkan bahwa proses
penyusunan RPJP harus dilaksanakan 1 tahun sebelum
berakhirnya RPJP sedang berjalan.
15

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI


PROGRAM-PROGRAM

1)
2)
3)
4)
5)
6)

Program untuk Tingkat


Makro
Penataan Organisasi
Penataan Tatalaksana
Penataan Manajemen
SDM Aparatur
Penguatan Pengawasan
Penguatan Akuntabilitas
Kinerja
Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik

1)
2)
3)
4)

Program untuk Tingkat


Program untuk Tingkat
Meso
Mikro
Manajemen Perubahan 1) Manajemen
Konsultasi dan Asistensi
Perubahan
Monitoring, Evaluasi
2) Penataan Peraturan
dan Pelaporan
Perundang-undangan
Knowledge
3) Penataan dan
Management
Penguatan Organisasi
4) Penataan Tatalaksana
5) Penataan Sistem
Manajemen SDM
Aparatur
6) Penguatan
Pengawasan
7) Penguatan
Akuntabilitas Kinerja
8) Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik
16

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI


PROGRAM DAN TARGET PADA TINGKATAN MIKRO
PROGRAM
Manajemen Perubahan

Penataan Peraturan
Perundang-undangan
Penataan dan Penguatan
Organisasi
Penataan Tatalaksana

Penataan Sistem
Manajemen SDM Aparatur
Penguatan Pengawasan

Penguatan Akuntabilitas
Kinerja
Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik

TARGET
meningkatnya komitmen pimpinan dan pegawai K/L dan Pemda dalam melakukan reformasi birokrasi;
terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja K/L dan Pemda;
menurunnya risiko kegagalan yang disebabkan kemungkinan timbulnya resistensi terhadap perubahan
menurunnya tumpang tindih dan disharmonisasi peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh K/L
dan Pemda;
meningkatnya efektivitas pengelolaan peraturan perundang-undangan K/L dan Pemda
menurunnya tumpang tindih tugas pokok dan fungsi internal K/L dan Pemda;
meningkatnya kapasitas K/L dan Pemda dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam proses penyelenggaraan manajemen pemerintahan di
K/L dan Pemda;
meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses manajemen pemerintahan di K/L dan Pemda;
meningkatnya kinerja di K/L dan Pemda
meningkatnya profesionalisme SDM aparatur pada masing-masing K/L dan Pemda;
meningkatnya efektivitas manajemen SDM aparatur pada masing-masing K/L dan Pemda

meningkatnya kepatuhan terhadap pengelolaan keuangan negara oleh masing-masing K/L dan Pemda;
meningkatnya efektivitas pengelolaan keuangan negara pada masing-masing K/L dan Pemda;
meningkatnya status opini BPK terhadap pengelolaan keuangan negara pada masing-masing K/L dan
Pemda;
menurunnya tingkat penyalahgunaan wewenang pada masing-masing K/L dan Pemda.
meningkatnya kinerja K/L dan Pemda;
meningkatnya akuntabilitas K/L dan Pemda
Meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada masyarakat (lebih cepat, lebih murah, lebih aman, dan
lebih mudah dijangkau) pada K/L dan Pemda;
meningkatnya unit pelayanan yang memperoleh standarisasi pelayanan internasional pada K/L dan Pemda;
meningkatnya indeks kualitas pelayanan publik untuk masing-masing K/L dan Pemda.

17

PERKEMBANGAN REFORMASI BIROKRASI DI MAHKAMAH AGUNG


Dari ringkasan laporan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Mahkamah
Agung Republik Indonesia, per 5 Oktober 2010:
Sebagai instansi pilot project RB, MA telah menyelesaikan program quick wins yang
terdiri dari:

Transparansi putusan
Pengembangan teknologi informasi
Pengelolaan PNBP
Kode etik hakim
Analisa pekerjaan dan evaluasi pekerjaan

Atas keberhasilan tersebut, sejak tahun 2008 telah menerima tunjangan kinerja
berdasarkan PerPres Nomor 19 tahun 2008, sebesar 70%
Menyusul keluarnya PerPres, MA menerbitkan Surat Keputusan Nomor :
071/KMA/SK/V/2008 tertanggal 14 Mei 2008 tentang Ketentuan Penegakan Disiplin
Kerja dalam Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Khusus.
Pada pelaksanaan selanjutnya, RB menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
upaya pelaksanaan dan penuntasan agenda perubahan yang telah dimulai di MA
sejak tahun 2003
18

PERKEMBANGAN REFORMASI BIROKRASI DI MAHKAMAH AGUNG


Transparansi putusan : MA telah berhasil mengupload lebih dari 10,000
putusan. Putusan dapat diakses melalui www.mahkamahagung.go.id pada
direktori putusan www.putusan.net dan www.asianlii.org.

Mengembangkan website di lebih dari 250 pengadilan


Mengelola PNBP biaya perkara yang diumumkan dan pembayaran langsung ke
bank

Melakukan sosialisasi dan internalisasi kode etik hakim pada lebih dari 2,000
orang
Merumuskan uraian pekerjaan untuk sebanyak 875 posisi

Merumuskan 26 grading (Hays System)

19

PENYESUAIAN REFORMASI BIROKRASI DI MAHKAMAH AGUNG

Program Menurut Pedoman Umum


Reformasi Birokrasi 2008 2009
(Permenpan 15/2008)
1. Arahan Strategi

1.

Manajemen Perubahan

2.

Manajemen Perubahan

2.

3.

4.

Penataan Sistem
(Analisis jabatan, evaluasi jabatan dan
sistem remunerasi)
Penataan organisasi

Penataan Peraturan Perundangundangan


Penataan dan penguatan
Organisasi
Penataan Tatalaksana

5.

Penataan tatalaksana

6.

Penataan sistem manajemen SDM

7.

Penguatan unit organisasi

8.

Penyusunan peraturan
undangan
Pengawasan internal

9.

Program Untuk Tingkat Mikro

3.
4.

5.

perundang-

6.

Penataan Sistem Manajemen


SDM Aparatur
Penguatan Pengawasan

7.

Penguatan Akuntabilitas Kinerja

8.

Peningkatan Kualitas Pelayanan


20
Publik

PENUTUP
1. Komitmen Nasional
Komitmen nasional ditunjukkan dengan adanya Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2007 tentang RPJPN 2005-2025, Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang
RPJMN 2010-2014 yang menegaskan reformasi birokrasi sebagai prioritas utama, dan
Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pembentukan Komite Pengarah
Reformasi Birokrasi Nasional dan Tim Reformasi Birokrasi Nasional.
2. Penggerak Reformasi Birokrasi
Penggerak reformasi birokrasi secara nasional adalah Komite Pengarah Reformasi
Birokrasi Nasional dipimpin oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Tim Reformasi
Birokrasi Nasional dipimpin oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi dibantu oleh Unit Pengelola Reformasi Birokrasi Nasional,
Tim Independen dan Tim Quality Assurance. Selanjutnya, secara instansional
penggerak reformasi birokrasi adalah pimpinan K/L dan Pemda. Penggerak reformasi
birokrasi harus berdaya tahan tinggi terhadap tantangan dan hambatan serta
memiliki daya dobrak dan kreativitas untuk melaksanakan program-program
terobosan, baik secara horisontal maupun vertikal.
21

PENUTUP
3. Muatan Reformasi Birokrasi
Muatan reformasi birokrasi dirumuskan dalam GDRB 2010-2025, RMRB 2010-2014,
RMRB 2015-2019, dan RMRB 2020-2024. Pelaksanaan reformasi birokrasi dilakukan
dengan penetapan prioritas K/L dan Pemda berdasarkan kepentingan strategis bagi
negara dan manfaat bagi masyarakat.
4. Proses Reformasi Birokrasi
Desentralisasi
Setiap K/L dan Pemda melakukan langkah-langkah reformasi birokrasi dengan
mengacu kepada GDRB 2010-2025 dan RMRB 2010-2014 dan seterusnya, sesuai
dengan karakteristik masing-masing institusi.
Serentak dan bertahap
Penyebarluasan pemahaman tentang GDRB 2010-2025 dan RMRB 2010-2014 dan
seterusnya, dilakukan secara serentak kepada seluruh K/L dan Pemda dalam rangka
efektivitas pencapaian target sasaran pelaksanaan reformasi birokrasi. Setiap K/L
dan Pemda memiliki karakteristik yang berbeda sehingga reformasi birokrasi
dilakukan dengan titik awal dan kecepatan yang berbeda. Format yang sama
diterapkan untuk K/L dan Pemda secara bertahap sesuai dengan kesiapan masingmasing K/L dan Pemda.
22

PENUTUP
4. Proses Reformasi Birokrasi (Lanjutan...)
Koordinasi
Reformasi birokrasi dilakukan dengan langkah-langkah yang terkoordinasi secara
nasional dengan acuan GDRB 2010-2025 dan RMRB 2010-2014 dan seterusnya.
Reformasi birokrasi dikoordinasikan secara nasional oleh Komite Pengarah
Reformasi Birokrasi Nasional, pelaksanaan sehari-hari dilaksanakan oleh Tim
Reformasi Birokrasi Nasional, dan implementasi program-program dilaksanakan
oleh K/L dan Pemda, serta dimonitor dan dievaluasi secara periodik, berkelanjutan,
dan melembaga.

23

Anda mungkin juga menyukai