Oleh
TRIONO
NIM 92215063
A. Definisi Kinerja
Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik
organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang
dihasilkan selama satu periode waktu. Secara lebih tegas Amstrong dan
Baron mengatakan Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai
hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen,
dan memberikan kontribusi ekonomi (Amstrong dan Baron, 1998:15).
Lebih jauh Indra Bastian menyatakan bahwa kinerja adalah gambaran
mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/
kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi
yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning)
suatu organisasi.
B. Definisi Manajemen Kinerja
Ada banyak definisi tentang manajemen kinerja yang dikemukakan
oleh para ahli terutama mereka yang memiliki keahlian dalam bidangnya.
Karena setiap definisi manajemen kinerja itu sendiri memiliki kelebihan
dan kekurangannya masing-masing, dalam pengertian itu cocok
diterapkan di suatu perusahaan/organisasi yang menganut suatu konsep
dan budaya (concept and culture) yang seperti ini namun tidak tepat
diterapkan pada perusahaan yang menganut konsep dan budaya yang
berbeda. Sehingga untuk menerapkan suatu format manajemen kinerja
yang baik adalah dengan cara mengedepankan konsep fleksibelitas yang
bersifat aspiratif. Artinya fleksibelitas dengan tetap mengedepankan
tujuan inti perusahaan yaitu mewujudkan suatu perusahaan yang
profesional dan disegani oleh para mitra bisnis serta pesaings.
Adapun pengertian dari manajemen kinerja adalah suatu ilmu yang
memadukan seni di dalamnya untuk menerapkan suatu konsep
manajemen yang memiliki tingkat fleksibelitas yang representatif dan
aspiratif guna mewujudkan visi dan misi perusahaan dengan cara
mempergunakan orang yang ada di organisasi tersebut secara maksimal.
Penerapan manajemen kinerja menurut Wibowo merupakan
kebutuhan mutlak bagi organisasi untuk mencapai tujuan dengan
mengatur kerja sama secara harmonis dan terintegrasi antara pemimpin
dan bawahannya. Manajemen kinerja akan dapat diwujudkan jika ada
hubungan dan keinginan yang sinergi antara atasan dan bawahan dalam
usaha bersama-sama mewujudkan visi dan misi perusahaan. Untuk itu
salah satu dasar mewujudkan konsep manajemen kinerja adalah dengan
mengembangkan dan mengede-pankan komunikasi yang efektif antar
berbagai-pihak baik di lingkungan internal perusahaan dan eksternal
perusahaan.
C. Tujuan dan Elemen Manajemen Kinerja
Untuk mewujudkan tujuan suatu perusahaan agar bisa menerapkan
konsep manajemen kinerja yang berkualitas dan profesional maka perlu
kita pahami apa yang menjadi tujuan menyeluruh dan spesifik dari
manajemen kinerja. Daiam hal ini Michael Armstrong mengatakan,
“Tujuan menyeluruh manajemen kinerja adalah untuk menumbuhkan
suatu budaya di mana individu dan kelompok bertanggung jawab atas
keianjutan peningkatan proses bisnis dan peningkatan keterampilan dan
kontribusi mereka sendiri".
Artinya peningkatan manajemen kinerja bukan hanya berpengaruh
pada peningkatan hasil di perusahaan saja, namun iebih jauh dari itu yaitu
mampu menjadi nilai tambah bagi para karyawan. Seorang karyawan
pada saat diterapkannya konsep manajemen kinerja maka kemampuan
dan kualitas dalam bekerja juga menjadi lebih baik, karena ia terbiasa
bekerja sesuai dengan konsep tujuan dan elemen manajemen kinerja.
Adapun tujuan spesifik diterapkannya manajemen kinerja, Michael
Armstrong mengatakan bahwa tujuan spesifik manajemen kinerja adalah
untuk:
Mencapai peningkatan yang dapat diraih dalam kinerja organisasi;
Bertindak sebagai pendorong perubahan dalam mengembangkan
suatu budaya yang berorientasi pada kinerja;
Meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan;
Memungkinkan individu mengembangkan kemampuan mereka,
meningkatkan. Kepuasan kerja mereka dan mencapai potensi penuh
mereka bagi keuntungan mereka sendiri dan organisasi secara
keseluruhan;
Mengembangkan hubungan yang konstruksi dan terbuka antara
individu dan manajer dalam suatu proses dialog yang dihubungkan
dengan pekerjaan yang sedang diiaksanakan sepanjang tahun;
Memberikan suatu kerangka kerja bagi kesepakatan sasaran
sebagaimana diekspresikan dalam target dan standar kinerja sehingga
pengertian bersama tentang sasaran dan peran yang harus dimainkan
manajer dan individu dalam mencapai sasaran tersebut meningkat;
Memusatkan perhatian pada atribut dan kompetensi yang diperlukan
agar bisa dilaksanakan secara efektif dan apa yang seharusnya
dilakukan untuk mengembangkan atribut dan kompetensi tersebut;
Memberikan ukuran yang akurat dan objektif dalam kaitannya dengan
target dan standar yang disepakati sehingga individu menerima
umpan balik dari manajer tentang seberapa baik yang mereka
Iakukan;
Asas dasar penilaian ini, memungkinkan individu bersama manajer
menyepakati rencana peningkatan dan metode pengimplementasian
dan secara bersama mengkaji training dan pengena-bangan serta
menyepakati bagaimana kebutuhan itu dipenuhi;
Memberi kesempatan individu untuk mengungkapkan aspirasi dan
perhatian mereka tentang pekerjaan mereka;
Menunjukkan pada setiap orang bahwa organisasi menilai mereka
sebagai individu;
Membantu memberikan wewenang kepada orang memberi orang
lebih banyak ruang lingkup untuk bertanggung jawab atas pekerjaan
dan melaksanakan kontrol atas pekerjaan itu;
Membantu mempertahankan orang-orang yang mempunyai kualitas
yang tinggi;
Mendukung misi jauh manajemen kualitas total.
REKOMENDASI:
Jika diramu dari beberapa pengertian manajemen yang ada dapat
disimpulkan bahwa:
1. Manajemen puskesmas merupakan proses pencapaian tujuan
Puskesmas.
Untuk mencapai tujuan Puskesmas secara efektif dan efisien,
pimpinan Puskesmas dituntut untuk melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen, yaitu fungsi-fungsi yang harus dilaksanakan oleh pimpinan
Puskesmas secara terorganisasi, berurutan dan berkesinambungan. Fungsi
manajemen yang digunakan oleh Puskesmas diadaptasi dari fungsi
manajemen yang dikemukakan oleh Terry dengan penambahan fungsi
evaluating (Penilaian), sehingga fungsi-fungsi manajemen Puskesmas
adalah sebagai berikut: Planning (Perencanaan), Organizing
(Pengorganisasian), Actuating (Penggerakan Pelaksanaan), Controlling
(Pengawasan/ Pembimbingan), Evaluating (Penilaian).
2. Manajemen puskesmas merupakan proses menselaraskan tujuan
organisasi dan tujuan pegawai Puskesmas (management by objectives
atau MBO) menurut Drucker.
MBO merupakan suatu proses dimana pimpinan dan pegawai dalam
suatu organisasi mengidentifikasi tujuan bersama-sama, menetapkan
bidang tanggung jawab pokok setiap pegawai dalam hubungannya
dengan hasil yang diharapkan dari pegawai, serta menggunakan hal itu
sebagai pedoman pengoperasian unit kerja dan penilaian konstribusi
masing-masing anggota unit kerja yang bersangkutan. Kelancaran
berfungsinya sistem MBO adalah adanya kesepakatan antara pimpinan
dengan pegawai tentang tujuan kinerja pegawai dengan tujuan kinerja
organisasi dalam periode waktu yang ditentukan.
3. Manajemen puskesmas merupakan proses mengelola dan
memberdayakan sumber daya dalam rangka efisiensi dan efektivitas
Puskesmas.
Pelaksanaan tugas Puskesmas harus didukung oleh sumber daya
yang mencukupi. Dukungan dana operasional, peralatan kerja seperti alat
kesehatan, obat-obatan, vaksin dan sebagainya bertujuan untuk
meningkatkan kinerja pegawai dan memberikan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan memuaskan pelanggan.
4. Manajemen puskesmas merupakan proses pengambilan keputusan
dan pemecahan masalah.
Pengambilan kuputusan merupakan fungsi utama manajemen
dalam suatu organisasi, karena keputusan yang telah dibuat akan
mengikat seluruh komponen organisasi untuk melaksanakan hasil
keputusan tersebut. Keputusan dapat dipandang sebagai suatu tindakan
korektif terhadap pelaksanaan kegiatan yang menyimpang dari rencana
awal. Hal demikian perlu dilaksanakan bila setelah keputusan diambil dan
dilaksanakan, ternyata terjadi penyimpangan yang dapat menimbulkan
kerugian besar jika tetap dipertahankan, maka sebaiknya ada keputusan
baru yang dapat memperbaiki keputusan lama.
5. Manajemen puskesmas merupakan proses kerjasama dan kemitraan
dalam pencapaian tujuan Puskesmas.
Pimpinan dalam mencapai tujuan organisasi dengan dan melalui
pengaturan dan penggerakan orang lain untuk melaksanakan berbagai
tugas organisasi yang diperlukan, atau dengan kata lain pimpinan tidak
melakukan tugas itu sendiri. Untuk itu, pimpinan Puskesmas harus
memanfaatkan dan memberdayakan sumber daya manusia (SDM) yang
ada di Puskesmas sehingga tercipta kerja sama yang dinamis dan
harmonis.
6. Manajemen puskesmas merupakan proses mengelola lingkungan.
Lingkungan mempengaruhi aktivitas manajemen, maka
responsivitas dan adaptabilitas organisasi terhadap lingkungannya penting
dan menentukan kelangsungan hidup organisasi. Salah satu indikator
efektivitas organisasi dan manajemen antara lain ditentukan oleh
kemampuan adaptabilitas organisasi dan manajemen yang bersangkutan
terhadap lingkungan, yaitu sampai seberapa jauh organisasi dan
manajemen tanggap terhadap perubahan lingkungan dalam dan luar.
Sebagai konsekuensi dari perubahan lingkungan Puskesmas, baik
lingkungan internal maupun eksternal, maka Puskesmas harus senantiasa
berubah. Adanya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
makin bermutu dan memberi kepuasan kepada pelanggannya,
mengharuskan Puskesmas menyempurnakan secara terus menerus
kinerjanya, yang pada hakekatnya adalah proses perubahan.
BAB IV
PENUTUP