Anda di halaman 1dari 5

Diagnosa Organisasi

Oleh Sonny Jadi Indra, S.T., M.M.


Siswa Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Gel. I TA 2023

A. PENDAHULUAN

Diagnosa adalah istilah yang merujuk pada pemeriksaan terhadap suatu hal.


Biasanya, istilah ini kerap terdengar di rumah sakit atau saat pemeriksaan kesehatan.
Diagnosa atau diagnosis digunakan dalam berbagai bidang, seperti medis, ilmu
pengetahuan, teknik, bisnis, dan lain-lain. Diagnosis memang sering kali digunakan dalam
dunia medis. Dalam hal ini, diagnosis medis memiliki makna penentuan kondisi kesehatan
seseorang sebagai dasar pengambilan keputusan medis. Diagnosis medis dilakukan
untuk mengenali gejala suatu kondisi dan perbedaanya dengan penyakit lain.

Diagnosa dapat diartikan identifikasi mengenai sesuatu. Istilah ini tidak hanya
digunakan dalam dunia medis, namun juga sering kali dipakai dalam ilmu pengetahuan
lainnya. Penggunaan istilah diagnosa dalam sosiologi memiliki makna pemeriksaan
terhadap suatu hal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diagnosa adalah bentuk tidak baku dari
diagnosis. Diagnosis atau diagnosa adalah penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti
(memeriksa) gejala-gejalanya. Sementara itu, dalam sosiologi, diagnosis atau diagnosa
adalah pemeriksaan terhadap suatu hal. Jadi, singkatnya diagnosis atau diagnosa adalah
identifikasi mengenai sesuatu.

Sebuah organisasi berada diantara lingkungan yang mengelilingnya. Sekarang ini,


lingkungan yang melingkupi suatu organisasi semakin kompleks, dinamis, dan
berkembang. Banyak faktor yang turut andil dalam mempercepat proses kompleksitas,
dinamisasi, dan perkembangan tersebut. Diantara faktor-faktor tersebut adalah globalisasi,
pertumbuhan, teknologi, dan modal intelektual (Ulrich, 1997). Bateman dan Snell (2009)
mengidentifikasi empat elemen kunci yang membuat bisnis sekarang ini berbeda dengan
dekade sebelumnya. Keempat elemen kunci tersebut adalah globalisasi, perubahan
teknologi, pentingnya pengetahuan dan ide (knowledge management), dan kolaborasi
yang melintasi batasan organisasi.

Lusthaus, et.al (2002): Organization -- "Entitas formal yang melibatkan sekelompok


orang yang disatukan untuk tujuan bersama. Organisasi menyesuaikan dan
mempengaruhi institusi. Mereka mencakup spektrum aktivitas manusia yang luas dan
dapat dikategorikan sebagai swasta atau publik, nirlaba atau non-profit, pemerintah atau
non-pemerintah, dan sebagainya". Robins (2013): Organisasi adalah unit sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, terdiri dari sekelompok orang, yang bekerja sama untuk
tujuan bersama atas dasar yang relatif terus menerus.

Diagnosis organisasi adalah suatu proses kolaborasi antara anggota organisasi dan
praktisi PO untuk mengumpulkan informasi yang relevan, mengorganisir, dan memberikan
umpan-balik kepada manajemen organisasi dengan cara tertentu. Kegiatan ini dilakukan
untuk membangun komitmen, enersi, dan arahan bagi rencana tindakan.
Diagnosis organisasi menentukan apa dan bagaimana yang akan dapat terjadi;
mencari cara untuk menjembatani kesenjangan (gap), dan membentuk dasar-dasar untuk
menentukan intervensi vang diperlukan (Noolan, dalam Cheung-Judge & Holbeche, 2011)

Asesmen organisasi atau biasa disebut dengan diagnosis organisasi adalah suatu
proses yang sistematis dalam mempelajari berfungsinya suatu organisasi. Proses ini
merupakan langkah awal yang penting dalam suatu hubungan membantu (helping
relationship), dan konsultasi adalah merupakan salah satu hubungan membantu, karena
isu yang diases menjadi isu selanjutnya pada aksi berikutnva (Rothwel1, 2017).

Diagnosis organisasi adalah: 1) Suatu proses pemahaman bagaimana suatu


organisasi berfungsi; dan 2) Menyediakan informasi yang diperlukan untuk merencanakan
intervensi perubahan dalam program pengembangan organisasi.

Pada saat melakukan asesmen dan diagnosis organisasi, seringkali terdapat


berbagai asumsi yang melekat, baik pada proses maupun pada karakteristik organisasi.
Asumsi- asumsi tersebut harus disadari dan dikontrol sehingga tidak mempengaruhi hasil
asesmen dan diagnosis. Mengidentifikasi keuntungan dan manfaat dari kegiatan diagnosis
organisasiGlobalisasi merupakan tren yang terjadi sejak beberapa tahun yang lalu.
Organisasi baik yang berorientasi laba maupun yang berorientasi nonlaba sekarang ini
menghadapi persaingan yang tidak hanya dalam lingkup lokal tetapi juga dalam lingkup
global. Globalisasi mengakibatkan sekat antar negara yang selama ini cukup ketat
menjadi sedemikian longgar. Tahap selanjutnya, globalisasi ini disusul dengan adanya
kesepakatan perdagangan bebas antar negara atau dalam suatu kawasan sehingga
memunculkan adanya kawasan ekonomi bebas. Di Eropa kita mengenal Masyarakat
Ekonomi Eropa (MEE), di kawasan Asia Tenggara mulai Tahun 2015 terbentuklah
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Dengan demikian organisasi akan hidup dalam
lingkungan global. Banyak contoh perusahaan swasta yang bergerak pada tingkat global
diantaranya General Electric, Nestle, Samsung, Toyota, dan masih banyak lagi yang
lainnya. Pada tingkat negara atau pemerintahan, globalisasi menyebabkan persaingan
antar negara menjadi lebih sengit. Kemudahan masuk dan keluar suatu negara akan
mempengaruhi bagaimana pengelolaan suatu negara atau pemerintahan harus dilakukan
akan mampu bersaing dengan negara lain. Negara dengan tingkat competitive advantage
yang tinggi akan mampu menjadi negara yang unggul.
Suatu organisasi akan dapat bertahan hidup manakala mampu beradaptasi dan
menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi di lingkungannya (Heifetz dkk.,
2009). Organisasi yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya niscaya akan
mati. Contoh yang terjadi pada Nokia, perusahaan elektronik di Jepang, dan lainnya dapat
menjadi pelajaran. Organisasi yang mampu melakukan perubahan atau transformasi akan
tetap mampu bertahan hidup dan bahkan mampu membuat pertumbuhan organisasi yang
lebih tinggi.
           
B. PEMBAHASAN

Kemampuan organisasi dalam beradaptasi dengan lingkungannya ditentukan oleh


kemampuannya dalam mengamati dan merespon apa yang terjadi di lingkungannya. Oleh
karena itu, penting bagi anggota organisasi untuk memiliki kemampuan dalam mengamati
dan merespon perubahan yang terjadi di lingkungannya.

            Tulisan ini membahas bagaimana kita sebagai anggota organisasi mampu
mendiagnosa organisasi dimana kita berada dan menentukan teknik diagnosa yang
sesuai dengan organisasi untuk perubahan yang akan dilakukan. Oleh karena itu,
sistematika tulisan ini meliputi tiga bagian yaitu Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, dan
pembahasan.

Analisis Medan Kekuatan atau Force Field Analysis (FFA) merupakan suatu
analisis yang digunakan untuk perubahan organisasi menuju kondisi yang lebih baik.
Dalam analisis ini, untuk berhasilnya perubahan kita akan menganalisis sisi kekuatan
pendorong dan penghambat yang ada di organisasi. Dengan mengetahui kekuatan
pendorong dan penghambat kunci, organisasi akan menggunakan kekuatan pendorong
kunci dan mengurangi hambatan kunci untuk mengefektifkan perubahan.

Organisasi yang mampu menghadapi perubahan hanya organisasi yang adaptif


terhadap perubahan. Situasi ini tentunya melihat perubahan lingkungan yang tetap eksis,
maju, dan berkembang. Organisasi harus dapat memenuhi tuntutan perubahan
lingkungan, dengan senantiasa dapat melakukan antisipasi, adaptasi dari proses
perubahan. Bahwa seluruh komponen di dalam organisasi baik individu maupun kelompok
kerja dan sumber daya lainnya harus tetap memiliki keunggulan dalam memberikan
kontribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi.

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka peran pimpinan dalam organisasi adalah


menciptakan perubahan. Pimpinan harus dapat mengenali faktor-faktor yang ada di dalam
organisasi untuk dapat dijadikan kekuatan pendorong dan juga mengenali faktor-faktor
yang mempunyai kekuatan penghambat. Kekuatan pendorong dan kekuatan penghambat
bersama-sama harus diidentifikasi. Identifikasi dilakukan dengan melihat fungsi-fungsi
manajemen yang dijalankan organisasi dan unsur-unsur manajemen sebagai sumber
daya organisasi.

- Open System Theory

Beberapa model diagnosis organisasi menggunakan teori open system ini sebagai
asumsi dasar. Premis dari teori ini adalah organisasi dianggap sebagai sistem sosial yang
mempunyai ketergantungan dengan lingkungannya. Sebagai suatu sistem, model ini
memandang adanya siklus yang meliputi input, transformasi (proses), dan output dalam
suatu organisasi. Output merupakan hasil dari proses input yang digunakan. Output
tersebut nantinya akan menjadi umpan balik untuk input selanjutnya. Perubahan yang
akan dilakukan pada suatu organisasi tidak lepas dari siklus ini. Oleh karena itu,
perubahan di dalam organisasi dilakukan dengan mengintervensi sisi input dan proses
yang dilakukan sehingga output yang dihasilkan akan mengalami perubahan.

- McKinsey 7S Framework

            Model ini dikembangkan oleh perusahaan konsultan McKinsey and Company
berdasarkan hasil riset terapan yang telah dilakukan pada industri dan bisnis. Pada model
ini terdapat tujuh variabel yang semua variabelnya dimulai dengan huruf S sehingga
disingkat menjadi 7S. Ketujuh variabel tersebut adalah struktur, strategi, sistem, skill, style,
staff, dan shared values (nilai).

            Struktur didefinisikan sebagai kerangka organisasi atau bagan organisasi. Strategi
merupakan rencana atau arah tindakan dalam pengalokasian sumber daya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sistem adalah proses dan prosedur rutin yang
dilaksanakan oleh organisasi. Skill menunjukkan kapabilitas staf yang ada di organisasi.
Staff digambarkan dalam bentuk kategori personil pada organisasi. Style adalah cara
manajer kunci bertindak dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Share Values
merupakan konsep arahan yang dibagikan kepada anggota organisasi.

C. KESIMPULAN DAN SARAN

            Untuk melakukan perubahan organisasi, tidak mungkin hanya mengintervensi


pada satu atau dua variabel saja. Perlu adanya analisis komprehensif yang melibatkan
keseluruhan variabel sehingga perubahan organisasi dapat berlangsung efektif dan
efisien.

Anda mungkin juga menyukai