Anda di halaman 1dari 40

PENGUATAN MATERI

PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS


AGENDA I

ETIKA DAN INTEGRITAS KEPEMIMPINAN PANCASILA


BELA NEGARA KEPEMIMPINAN PANCASILA
2023

PUSDIKMIN LEMDIKLAT POLRI


Bandung
Apa yang sudah
dicapai dalam
pembelajaran
MOOC?
KURIKULUM & AGENDA PELATIHAN
PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS
PKP = 290 JP / 36 HARI PELATIHAN
AGENDA MATA PELATIHAN PKP JP
Kepemimpinan Pancasila 1. Etika dan Integritas Kepemimpinan Pancasila 12
dan Bela Negara 2. Bela Negara Kepemimpinan Pancasila 18
Kepemimpinan Pelayanan 1. Diagnosa Organisasi 18
2. Berpikir Kreatif dalam Pelayanan 18
3. Membangun Tim Efektif 18
4. Kepemimpinandalam Pelaksanaan Pekerjaan 9
Pengendalian Pekerjaan 1. Teknik Komunikasi Publik 9
2. Perencanaan Kegiatan Pelayanan Publik 9
3. Penyusunan RKA Pelayanan Publik 9
4. Pelayanan Publik Digital 9
5. Manajemen Mutu 18
6. Manejemen Pengawasan 12
7. Pengendalian Pelaksanaan Kegiatan 9
EVALUASI SUBSTANSI 3
Agenda Aktualisasi Kepemimpinan:
1. Studi Lapangan kinerja organisasi (33 JP)
2. Rencana Aksi perubahan kinerja organisasi (74 JP)
LEARNING JOURNEY PROGRAM
PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS
OFF ON CAMPUS
CAMPUS
AGENDA 4 : AKTUALISASI KEPEMIMPINAN
AGENDA 1 AGENDA 2 AGENDA 3 60 (ENAM PULUH) HARI KALENDER

MP 1 MP 1 MP 1 STULA MERANCAN AKSI PERUBAHAN


HASIL AKSI
G AKSI PENAMBAHAN/PENGUATAN PERUBAHA
MP 2 MP 2 MP 2 PERUBAHAN MATERI MELALUI E-LEARNING
N
MP 3 MP 3

MP 4 MP 4

MP 5

MP 6

MP 7 Lulus STTP PKP


EVALUASI SIKAP EVALUASI AKSI
EVALUASI STULA EVALUASI
PERILAKU PERUBAHAN
RANCANGAN
+ AKSI PERUBAHAN
2 X SOSIOMETRIC EVALUASI SUBSTANSI
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta diharapkan mampu mengaktualisasikan etika
dan integritas kepemimpinan Pancasila dalam
mengendalikan pelayanan publik di Instansinya
KONSEP ETIKA DAN INTEGRITAS
KEPEMIMPINAN PANCASILA
Hastiyanto (2017) menegaskan bahwa pelanggaran
hukum dalam berbagai bentuknya merupakan pelanggaran
etika. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa hukum
dibentuk berdasarkan nilai-nilai etik. Dengan pandangan
demikian, pelanggaran etika dapat dianggap sebagai
pelanggaran yang lebih mendasar meskipun tidak
memiliki kaitan yuridis, karena hal itu merupakan
pelanggaran atas nilai-nilai dasar pembentuk hukum. Pada
akhirnya, etika ini akan dan harus mewujud dalam bentuk
akuntabilitas penyelenggaraan pelayanan public dan
pemerintahan pada umumnya (Yusuf, 2018)
Akuntabilitas dan integritas adalah dua konsep yang diakui
oleh banyak pihak menjadi landasan dasar dari sebuah
Administrasi sebuah negara (Matsiliza dan Zonke, 2017).
Kedua prinsip tersebut harus dipegang teguh oleh semua unsur
pemerintahan dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
Aulich (2011) bahkan mengatakan bahwa sebuah sistem yang
memiliki integritas yang baik akan mendorong terciptanya
Akuntabilitas, Integritas itu sendiri, dan Transparansi.
Core values ASN BerAKHLAK adalah :
1. Berorientasi Pelayanan yaitu, komitmen
memberikan pelayanan prima demi kepuasan 48
masyarakat;
2. Akuntabel, yaitu bertanggungjawab atas
kepercayaan yang diberikan;
3. Kompeten, yaitu terus belajar dan
mengembangkan kapabilitas;
4. Harmonis, yaitu saling peduli dan menghargai

2021
perbedaan;
5. Loyal, yaitu berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara;
6. Adaptif, yaitu terus berinovasi dan antusias
dalam menggerakkan serta menghadapi
perubahan;
7. Kolaboratif, yaitu membangun Kerjasama
yang sinergis
KOMITMEN PNS/ASN
sumpah/ janji demi Allah yang diperuntukkan bagi setiap
calon PNS/ASN pada saat pengangkatannya menjadi
PNS/ASN untuk selalu komit (bersumpah dan janji):

Akan mentaati segala peraturan


1 Akan setia dan taat kepada Pancasila, UUD
1945, Negara, dan Pemerintah,
2 perundang-undangan dan
melaksanakan tugas kedinasan dengan
penuh pengabdian, kesadaran dan
Akan menjaga kehormatan dan martabat tanggung jawab,
3 negara, pemerintah, dan PNS dan akan
mengutamakan kepentingan negara, 4 Akan memegang rahasia negara, dan

5 Akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat


dan bersemangat demi negara. (pasal 26
UU tentang Pokok-Pokok Kepegawaian)
Kepemimpinan Pancasila adalah :
1. Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, akan menciptakan
pemimpin yang memiliki sifat relijiusitas yang baik. Keberadaannya
sebagai mahluk ciptaan Tuhan cukup menjadikan dirinya sadar bahwa
setiap tindak tanduknya akan diawasi secara melekat di mana pun,
kapan pun. Pemimpin yang takut di awasi Tuhannya, bukan takut di
awasi aparat penegak hukum atau disadar Komisi Pemberantasan
Korupsi.

2022
2. Sila Kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, akan menciptakan
pemimpin yang sadar betul artinya keadilan bagi seluruh unsur
masyarakat di negeri ini. Tidak ada satupun yang memiliki
keistimewaan di mata hukum, atau kebijakan yang dibuat. Hak Asasi
semua unsur manusia di negeri ini harus dilindungi dan dibela. Sikap
ini juga merupakan cerminan dari manusia yang relijius.
3. Sila ketiga, persatuan Indonesia, akan menciptakan pemimpin yang
mementingkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan
golongannya. Semua keputusannya akan mencerminkan kepentingan
persatuan negeri ini.
4. Sila Keempat, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan
dan Permusyawaratan Perwakilan, akan menciptakan pemimpin yang
memiliki jiwa kerakyatan yang tinggi. Dalam konteks ASN, apa yang
dilakukan harus dapat dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada
masyarakat sebagai pemberi kepercayaan . Pemimpin yang
mengedepankan kepentingan rakyat akan menghasilkan kebijakan-
kebijakan yang dibuat dalam sudut pandang kepentingan rakyat secara
luas.

2022
5. Sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia, akan
menciptakan pemimpin yang adil secara inklusif kepada siapapun.
Sikap ini harus berlandaskan moral yang cukup kuat, berintegritas,
dalam artian, mampu adil dari dalam hati, ucapan, hingga Tindakan.
47

2022
• Etika dan integritas yang diterapkan dengan sungguh-sungguh menjadi cerminan dari sikap
bela negara yang diwujudkan dalam bentuk sesuai dengan profesi setiap individu, dalam hal ini
kaitannya dengan ASN.
• Etika dan integritas yang baik akan menciptakan pemerintahan yang baik (good public governance)
• Pemerintahan yang baik ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan
pemerintah terhadap warganya.
BELA NEGARA DALAM KILASAN
SEJARAH KEMERDEKAAN

Ambtenaar: OSVIA disebut juga dengan sekolah


istilah pegawai Pangreh Praja. Para
negeri yang lulusannya akan diangkat ke
digunakan pada daerah-daerah untuk melaksanakan
zaman Belanda
pemerintahan modern yang bersifat
legal rasional dan menggantikan
pemerintahan tradisional yang
feodalistis (Utami, 2018)
Kebanyakan dari pegawai negeri masa itu
adalah keturunan Belanda. Namun demikian,
Sebagian pribumi juga berkesempatan
menjadi Pegawai negeri, terutama dengan
adanya Opleding School Van Indlansche
Ambtenaar (OSVIA)
NILAI-NILAI DASAR DAN TELADAN BELA NEGARA SERTA
REFLEKSI AMANAH ASN DALAM SEJARAH KEMERDEKAAN

Profesor Cecep Darmawan (2019) berpendapat bahwa spektrum ancaman terhadap NKRI saat ini
semakin meluas, oleh karena itu jenis ancaman saat ini sangat berbeda dengan jaman dulu. Penjabaran
tersebut menjelaskan bahwa upaya bela negara bukanlah upaya pada ranah militer semata, namun
menjadi tugas seluruh komponen bangsa sesuai keahlian profesi masing-masing di manapun mereka
berada. Ancaman yang jenisnya beragam membutuhkan berbagai macam pula keahlian/lemampuan
untuk dapat mengatasinya. Ancaman di bidang pangan memerlukan peran ahli gizi dan para petani.
Ancaman siber memerlukan peran ahli-ahli computer yang mumpuni. Ancaman ekonomi harus
dihadapi oleh pelaku-pelaku ekonomi yang Tangguh dan nasionalis.
NILAI-NILAI DASAR DAN TELADAN BELA NEGARA SERTA
REFLEKSI AMANAH ASN DALAM SEJARAH KEMERDEKAAN

“Tidak semua ambtenaar mampu melihat


penderitaan rakyat”. Sebagai contoh H.R.
Muhammad Mangoendiprojo, Residen
Lampung yang pertama lulusan OSVIA tahun
1927, sebenarnya bisa hidup berkecukupan
dengan menjadi Pamong Praja, wakil kepala
jaksa, dan kemudian asisten wedana di
Jombang, Jawa Timur. Namun setelah Jepang
menduduki Indonesia, ia memilih untuk
menjadi tentara dengan bergabung menjadi
anggota Pembela Tanah Air (PETA) pada tahun
1944 dan setelah Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945 memimpin TKR dan Pemuda
Surabaya untuk mengusir penjajah Belanda
yang membonceng tantara Inggris pada tanggal
10 November 1945 (Subhanie, 2017)
NILAI-NILAI DASAR DAN TELADAN BELA NEGARA SERTA
REFLEKSI AMANAH ASN DALAM SEJARAH KEMERDEKAAN

Dikutip dari tulisannya pada situs Kompas.com (Diakses


Feb 2022), “Masih Ada Pejabat Jujur?”, Jaya Suprana
menceritakan sikap Almarhum Sophan Sophian, seorang
aktor dan juga anggota DPR RI, ketika merasa gundah
menerima cek kontan 60 juta di laci meja kerjanya.
Sophan berusaha mencari tahu ke teman-teman
sejawatnya perihal cek tersebut dan selalu mendapatkan
jawaban, “Sudah, terima saja.” Di suatu hari selesai rapat,
seorang temannya memasukkan uang sebesar 20 juta
dengan jawaban yang sama, “Sudahlah, terima saja”.
Sejak saat itu, Sophan Shopiaan selalu menolak apapun di
luar gaji resmi yang seharusnya ia terima. Beliau, hanya
menjabat 1,5 tahun, mengundurkan diri karena alas an
Kesehatan, namun sebenarnya Sophan tidak kuat berada
di lingkungan yang tidak jujur.
TUJUAN DAN VISI NEGARA KETERKAITANNYA DENGAN
PANCASILA SERTA MENGIDENTIFIKASI ANCAMAN
KETAHANAN NASIONAL

Keadilan dan kemakmuran menjadi kebutuhan pokok dalam masyarakat. Negara hadir untuk
mengakomodasi kebutuhan dasar masyarakat dalam penegakkan keadilan dan pemenuhan
kebutuhan. Dalam konteksnya kepada pejabat negara, mereka bertanggung jawab dalam membuat
peraturan dan kebijakan yang berpihak pada masyarakat. Itulah sikap yang memahami visi negara.
TUJUAN DAN VISI NEGARA KETERKAITANNYA DENGAN
PANCASILA SERTA MENGIDENTIFIKASI ANCAMAN
KETAHANAN NASIONAL

Kemerdekaan memeluk agama jelas tercermin di dalam sila Pertama. Kemerdekaan menyatakan pendapat
merupakan komplemen bagi kemerdekaan dari rasa takut yang juga tercermin di dalam sila keempat. Hal ini juga
menegaskan kedaulatan bagi bangsa Indonesia. Sementara kemerdekaan dari keinginan dan kebutuhan didasarkan
pada sila kelima yang menjadi perwujudan cita-cita keadilan dan kemakmuran.
Pancasila juga menegaskan pentingnya persatuan bangsa di dalam sila ketiga. Sementara persatuan pada tataran
yang lebih tinggi yaitu persaudaraan antar manusia tercermin dari sila kedua. Ke semua ini dirangkum dalam alinea
kedua dari Pembukaan UUD NRI tahun 1945 melalui visi untuk mewujudkan negara yang merdeka, berdaulat, adil
dan makmur. Segenap uraian diatas, menjadi bukti bahwa Pancasila adalah jiwa, semangat, dan nilai pembukaan
UUD NRI tahun 1945, deklarasi kemerdekaan bangsa Indonesia.
TUJUAN DAN VISI NEGARA KETERKAITANNYA DENGAN
PANCASILA SERTA MENGIDENTIFIKASI ANCAMAN
KETAHANAN NASIONAL

Bentuk ancaman ketahanan nasional pun telah banyak


menghantam negeri, dimulai dari ancaman mengganti ideologi,
radikalisme (Taufiq, 2013), wilayah terluar (Siregar, Chairul Nur,
dkk, 2019), korupsi dan kemiskinan (Syamsi RT, Moch, 2008),
korupsi dan penegakkan hukum (Sulistyawati, Sri, dan Purba,
Nelvita, 2014) hingga ancaman yang masih dalam proses
penanganan oleh semua pihak, pandemic covid-19 (Widjojo,
Agus, 2021), kesemuanya telah dan harus dilakukan dengan
memperhatikan semua asas ketahanan nasional. Semua pihak
harus berperan, dan memberikan keadilan bagi semua unsur.
Khusus pada kasus korupsi dan kemiskinan (Syamsi RT, Moch,
2008) memaparkan bagaimana korupsi dan kemiskinan telah
memporakporandakan berbagai lini kehidupan masyarakat
termasuk kerawanan pangan, penurunan kredibilitas
pemerintah dan pengeroposan mentalitas pembangunan
bangsa.
TUJUAN DAN VISI NEGARA KETERKAITANNYA DENGAN
PANCASILA SERTA MENGIDENTIFIKASI ANCAMAN
KETAHANAN NASIONAL

Dalam konteks ASN, khususnya eselon IV


hingga I, Gubernur, Bupati dan Walikota, dari
data penindakan Komisi Pemberantasan
Korupsi Bulan Juni 2021 (Gambar 1. Statistik
Perkara TPK), masih menampilkan angka yang
cukup mengkhawatirkan. Faktor mental yang
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencatat, ada 71 kasus tindak pidana korupsi sepanjang 1
tergerogoti menurut M. Samsi RT (2008) bila Januari - 1 Oktober 2021. Mayoritas tindak pidana korupsi dilakukan di instansi pemerintah
kabupaten/kota, yakni sebanyak 46 kasus. Tindak pidana korupsi terbanyak berikutnya berada di
sudah menjangkiti unsur pejabat dan pelayan kementerian/lembaga dengan jumlah sebanyak 13 kasus. Selanjutnya, korupsi BUMN/BUMD dan
public, bisa menjadi ancaman ketahanan pemerintah provinsi masing-masing tercatat sebanyak 6 kasus.Berdasarkan jenis perkara, mayoritas
tindak pidana korupsi adalah terkait penyuapan sebanyak 35 kasus. Kemudian, terkait pengadaan
nasional. barang/jasa sebanyak 30 kasus, diikuti oleh tindak pidanan pencucian uang (TPPU) sebanyak 3 kasus,
perizinan 2 kasus, dan merintangi proses KPK 1 kasus.Berdasarkan profesi, mayoritas tindak pidana
korupsi berasal dari swasta sebanyak 27 kasus. Diikuti oleh anggota DPR/DPRD sebanyak 13 kasus,
walikota/bupati dan wakil 12 kasus, eselon I/II/III 9 kasus, lainnya 6 kasus. Sementara, gubernur, polisi,
pengacara, dan korporasi masing-masing satu kasus. Adapun sejak 2004 hingga 2020, ada 1.123 kasus
tindak pidana korupsi yang ditangani KPK. Tindak pidana korupsi terbanyak terjadi pada 2018, yakni
sebanyak 199 kasus.
ETIKA DAN INTEGRITAS ASN

Peraturan dan regulasi terkait kode etik dan integritas wajib


bagi seluruh ASN, karena, biasanya Ketika seseorang
berusaha berpikir menyelesaikan permasalahan etik dan
integritas di kehidupan sehari-harinya, Dia akan
menggunakan referensi yang ada di dalam pikirannya
(Ferrel, et.al., 2008), yang mungkin didapatkan dari
pengalamannya, obrolan yang didengar, informasi di social
media, dan lain sebagainya. Bukan berarti informasi-
informasi tersebut tidak benar, tapi dengan mengacu
kepada aturan yang berlaku akan dapat memastikan
jawaban yang benar dari permasalahan yang dihadapi.
Oleh sebab itu sangatlah penting bagi setiap ASN
mengetahui atau bahkan memiliki dokumen aturan terkait
Etika dan Integritas tersebut.
ETIKA DAN INTEGRITAS ASN

Akuntabilitas dan integritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak pihak menjadi landasan dari sebuah
pemerintahan sebuah negara (Matsiliza dan Zonke, 2017). Kedua prinsip tersebut harus dipegang teguh oleh semua
unsur pemerintahan dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Aulich (2011) bahkan mengatakan bahwa
sebuah sistem yang memiliki integritas yg baik akan mendorong terciptanya Akuntabilitas, Integritas itu sendiri, dan
transparansi. Bahkan, Ann Everett (2016), yang berprofesi sebagai Profesional Development Manager at Forshyt
Technical Community College mempublikasikan pendapatnya pada platform digital Linkedln bahwa, walaupun
Akuntabilitas dan Integritas adalah factor yang sangat penting dimiliki dalam kepemimpinan, integritas menjadi hal
yang pertama harus dimiliki oleh seorang pemimpin ataupun pegawai negara yang kemudian diikuti oleh
Akuntabilitas,. Menurut Matsiliza (2013), pejabat ataupun pegawai negara, memiliki kewajiban moral untuk
memberikan pelayanan dengann etika terbaik, sebagai bagian dari budaya etika dan panduan perilaku yang harus
dimiliki oleh sebuah pemerintahan yang baik.
ETIKA DAN INTEGRITAS ASN

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi


Reformasi Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum
Penanganan Konflik Kepentingan. Pasal 1 angka 14 UU AP
mendefinisikan konflik kepentingan sebagai :

“Kondisi Pejabat Pemerintahan yang memiliki kepentingan pribadi


untuk menguntungkan diri sendiri dan/atau orang lain dalam
penggunaan wewenang sehingga dapat mempengaruhi netralitas
dan kualitas keputusan dan/atau Tindakan yang dibuat dan/atau
dilakukannya”.

“Pejabat Pemerintahan” yang dimaksud adalah unsur pelaksana


fungsi pengaturan, pelayanan, pembangunan, pemberdayaan, dan
perlindungan di seluruh lapisan penyelenggaraan negara. Konflik
kepentingan merupakan salah satu akar perbuatan korupsi walaupun
dalam konteks ASN masuk ke dalam unsur nilai dasar, etika, dan kode
perilaku (Kompas.com, 2021)
PENERAPAN ETIKA JABATAN PEMERINTAHAN DAN
INTEGRITAS DALAM PENGEDALIAN PELAYANAN PUBLIK

Sebagai manusia berketuhanan, masing-masing kita memiliki


tanggung jawab untuk menjaga nama baik keyakinan yang kita
pegang dan diri kita sendiri. Apa yang kita lakukan adalah
cerminan dari keyakinan yang kita pegang teguh itu. Pada
tingkatan lebih besar, kita membawa tanggung jawab orang-
orang tercinta dan keluarga besar. Kesalahan apapun yang kita
perbuat, akan berimbas kepada keluarga tercinta. Nilai dasar
berkelompok tersebut adalah etika dan moral kita sebagai
manusia yang diberkahi dengan akal dan pikiran. Dalam konteks
organisasi, perilaku setiap anggota organisasi akan berimbas
kepada nama baik organisasi tempat kita bernaung. Dalam
konteks Lembaga pemerintahan, setiap unsur individu secara
otomatis membawa semua faktor yang melekat padanya
termasuk nama baik lembaga dan negara. Sebagai ASN dan
pimpinan unit, saudara memiliki hak dan kewajiban menjaga
agar semua unsur dalam unit mampu memegang teguh etika
jabatannya
PENERAPAN ETIKA JABATAN PEMERINTAHAN DAN
INTEGRITAS DALAM PENGEDALIAN PELAYANAN PUBLIK

Di era Pandemi Covid, Ketika berbagai bantuan social banyak dilakukan oleh Pemerintah untuk masyarakat,
tingkat pengaduan ke Ombudsman Republik Indonesia (ORI) di era sektor Bantuan Sosial meningkat tajam.
Ketika pemberi layanan tidak dapat membedakan antara benar dan salah, dapat dipastikan, budaya etika dan
integritas masih jauh dari harapan. Potret ini harus segera menyadarkan kita sebagai ASN untuk dapat berbuat
sesuatu. Sebagai pimpinan unit yang memberikan layanan kepada masyarakat, tidak boleh menutup mata,
mental personil yang selalu ingin memanfaatkan kesempatan untuk berbuat semena-mena kepada penerima
layanan masih sangat tinggi. Permintaan atau pemotongan Rp. 10.000 hingga Rp. 50.000 mungkin kecil bagi
pemberi layanan, tapi dalam kondisi bencana, nilai tersebut sangat besar artinya bagi penerima layanan. Apabila
dikalikan dengan jumlah penerima layanan yang berjuta-juta, nilai yang kecil itu menjadi sangat fantastis. Tanpa
dasar moral dan etika yang kuat, hal tersebut adalah godaan yang sulit untuk dihindari.
KETIADAAN INTEGRITAS

INTEGRITAS = (A+K1+E)- K2
AKUNTABILITAS KOMPETENSI ETIK KORUPSI

AKAR KORUPSI DI NEGERI INI ADALAH MINIMNYA


INTEGRITAS PENYELENGGARA NEGARA
BUNG HATTA :

“KURANG CERDAS DAPAT DIPERBAIKI DENGAN BELAJAR

KURANG CAKAP DAPAT DIHILANGKAN DENGAN PENGALAMAN

NAMUN TIDAK JUJUR ITU SULIT DIPERBAIKI”


TEKAD
PERSEORANGAN
SIKAP
DEFINISI WARGA
BELA NEGARA
NEGARA PERILAKU
KOLEKTIF
TINDAKAN
MENJAGA

KEDAULATAN NEGARA
KECINTAAN PD NKRI
BERDASARKAN PANCASILA KEUTUHAN WILAYAH
& UUD NRI TH 1945
DIJIWAI KESELAMATAN BANGSA
DAN NEGARA
MENJAMIN
KELANGSUNGAN HIDUP
BANGSA INDONESIA

UU NO 23 THN 2019 TTG PSDN


UTK PERTAHANAN NEGARA PSL 1 AYAT 11
ANCAMAN
1. Pra Kemerdekaan; Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 :
2. Kemerdekaan; “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
Latar Belakang tumpah darah Indonesia”
3. Paska Kemerdekaan.
Pasal 27 Ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 :
Dasar Hukum Bela Negara :
“Setiap Warga negara berhak dan wajib ikut serta
a. Pembukaan UUD NRI Tahun 1945; dalam upaya pembelaan negara”
b. Pasal 27 Ayat (3) dan Pasal 30 Ayat (1) UUD NRI 1945; Bela Negara Pasal 30 Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945
c. Pasal 68 UU No. 39 Tahun 1999 “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara “
d. Pasal 9 UU No. 3 Tahun 2002
e. Pasal 1 angka 11 UU No. 23 tahun 2019 Pengertian Bela Negara :
f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun Penjelasan Pasal 9 Ayat (1) UU No. 3 Tahun 2002
2011 Tentang Pedoman Peningkatan Kesadaran Bela
Upaya Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai kecintaannya
Negara Di Daerah
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
g. Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara, selain
Nomor 32 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pembinaan sebagai kewajiban sebagai kewajiban dasar manusia, juga merupakan kehormatan bagi
Kesadaran Bela Negara setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela
berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
h. Keputusan Presiden Republik Indoesia Nomor 28
Tahun 2006 Tentang Hari Bela Negara Pengertian Bela Negara :

i. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun Pasal 1 angka 11 UU No. 23 Tahun 2019 tentang PSDN
2018 tentang Rencana Aksi Nasional Bela Negara “Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta Tindakan warga negara baik secara
Tahun 2018-2019 perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
Scr Eksplisit, Pasal 27 ayat (3) UUD NRI 1945
“Setiap Warga Negara Berhak dan Wajib
Ikut Serta dlm upaya pembelaan
Negara”

Pasal 30 ayat (1) UUD NRI 1945,


PENTINGNYA BELA “Tiap-tiap warga negara berhak dan
NEGARA wajib ikut serta dalam upaya pertahanan
dan keamanan negara”

Keterlibatan warga Negara dalam upaya bela


negara merupakan suatu keniscayaan
sebagai ungkapan rasa cinta terhadap tanah
air
PENDIDIKAN FORMAL
CIVIC EDUCATION
DISEKOLAH

PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAA
N CITIZENTSHIP PENDIDIKAN NON
EDUCATION FORMAL

PELATIHAN DASAR
USAHA BELA MILTER
NEGARA
DIWUJUDKAN
PENGABDIAN SBG TNI

PENGABDIAN SESUAI
PROFESI

UU NO 23 THN 2019 TTG PSDN


UTK PERTAHANAN NEGARA PSL 6 AYAT 2
KECINTAAN PD TANAH AIR

KESADARAN BERBANGSA
DAN BERNEGARA

NILAI-NILAI DASAR SETIA & TAAT KPD PANCASILA


BELA NEGARA SBG IDEOLOGI NEGARA

RELA BERKORBAN UTK BANGSA DAN


NEGARA

MEMILIKI KEMAMPUAN AWAL BELA


NEGARA BAIK SCR PSIKIS MAUPUN
FISIK

Pasal 7 ayat (3) UU No. 23


Tahun 2019
Pasal 7 ayat (3) UU PSDN :
a. Cinta tanah air;
b. Sadar berbangsa dan bernegara;
c. Setia pada Pancasila sebagai ideologi
negara;
d. Rela berkorban untuk bangsa dan
negara; dan
NILAI-NILAI DASAR
BELA NEGARA e. Kemampuan awal bela negara
BELA NEGARA
Peraturan Menteri Pertahanan Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Pembinaan Kesadaran Bela Negara :
SEMANGAT UNTUK a. Cinta tanah air;
MEWUJUDKAN NEGARA YANG b. Kesadaran berbangsa dan bernegara;
BERDAULAT, ADIL DAN
MAKMUR c. Setia kepada Pancasila sebagai ideologi
negara;
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara;
e. Memiliki kemampuan awal Bela Negara
(Kesiapan Fisik dan Mental)
Pasal 9 ayat (2) UU No. 3 Tahun 2002 :
Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela
negara, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Smart Power
diselenggarakan melalui :
a. Pendidikan kewarganegaraan;
Sumber Daya Nasional :
BELA NEGARA b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;
1. SDM;
c. Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional
2. SDA;
Indonesia secara sukarela atau secara wajib;
dan 3. SDB.
d. Pengabdian sesuai profesi

Trigatra : Gatra Demografi, Gatra Geografi, Gatra


Pengabdian Sesuai Profesi
Sumber kekakayaan Alam
Profesi di berbagai lingkungan :
1. Lingkungan Pendidikan Pancagatra : Gatra ideologi, Gatra Politik, Gatra
Ekonomi, Gatra Sosial Budaya, dan Gatra
2. Lingkungan Masyarakat
Pertahanan Keamanan
3. Lingkungan Pekerjaan

Bela Negara Kepemimpinan Pancasila Astagatra : keseluruhan Gatra

Etika dan Integritas Kepemimpinan Pancasila


Wawasan Kebangsaan Kepemimpinan pancasila
APA ITU ANCAMAN ?

Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam


negeri maupun luar negeri yang bertentangan dengan
Pancasila dan mengancam atau membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia,
dan keselamatan segenap bangsa.

(Pasal 1 Angka 2 UU No. 23 Tahun 2019)


Eskalasi : ATHG :
1. Tertib Sipil (damai) 1. Ancaman;
Ancaman dari dalam negeri
2. Darurat Sipil 2. Tantangan;
maupun ancaman dari luar negeri
3. Darurat Militer 3. Hambatan; (internal dan eksternal)
Kewaspadaan Nasional
4. Perang 4. Gangguan.
Wawasan Nusantara dan Ancaman militer (kombatan)
Hakikat Ancaman dan
Wawasan Kebangsaan maupun ancaman
Peristilahannya
nonmiliter/nirmiliter
Pertahanan Negara Bela Negara (nonkombatan) serta ancaman
Ancaman di Bidang :
hibrida
1. Ideologi
Ketahanan Nasional
2. Politik Ancaman fisik maupun non fisik
Aktor Bela Negara : 3. Ekonomi
Keamanan Nasional Dan
Setiap Warga Negara Ancaman yang bersifat
Keamanan Dalam Negeri 4. Sosial Budaya
konvensional maupun ancaman
5. Pertahanan dan Keamanan nonkonvensional serta ancaman
6. Demografi yang bersifat multidimensional
7. Geografi
Ancaman yang bersifat soft power
8. Lingkungan Hidup
maupun ancaman hard power
9. Teknologi serta ancaman yang bersifat smart
10. Dll power
SAATNYA SEKARANG …UNTUK MEWUJUDKANINDONESIA
MELAKUKAN BELA MERDEKA, BERDAULAT, ADIL DAN MAKMUR
NEGARA….

Anda mungkin juga menyukai