M.Mulia Darma, SE
DIKLAT PKP 2023
IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN PANCASILA DAN NILAI-NILAI DASAR BELA
NEGARA DALAM RANGKA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
DI PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU
I. Pendahuluan
a. Latar Belakang Penulisan
Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, media-media di Indoensia hampir
setiap hari menyuguhkan pemberitaan tentang adanya pejabat negara yang
ditangkap karena terlibat kasus korupsi yang merugikan uang negara, yang
notabene merupakan uang rakyat. Lebih miris lagi, tidak jarang kita melihat
para koruptor yang ditangkap masih menunjukkan sikap seolah tak berdosa,
dengan melempar senyum sambil melambaikan tangan ke kamera para
jurnalis.
Selain korupsi, masalah pelik yang saat ini dihadapi di Indonesia adalah
ancaman disintegrasi khususnya di wilayah Indonesia bagian timur, dimana
terdapat kelompok separatis yang ingin melepaskan Papua dari NKRI.
Dilingkup kehidupan bermasyarakat, tak jarang kita juga menyaksikan
terjadinya konflik antar suku/agama di masyarakat seperti yang terjadi di
Ambon, Lampung, dan daerah lainnya yang semuanya mengancam persatuan
bangsa. Ditambah lagi seringnya seringnya kita menyaksikan berita tawuran
remaja, tawuran antar kampung, yang kadang hanya dipicu masalah sepele,
menunjukkan bahwa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sangat rentan.
Jika tidak diperhatikan dan ditangani dengan serius, bukan tidak mungkin satu
saat permasalahan-permasalahan tersebut akan mengancam keutuhan dan
kedaulatan NKRI. Atas latar belakang itu kemudian penulis mencoba
melakukan analisa melalui tulisan ini.
c. Tujuan Penulisan
Penulisan artikel ini bertujuan memenuhi tugas yang diberikan fasilitator dalam
pelaksanaan Diklat Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) pada Pusdiklat
KKB BKKBN Tahun 2023.
II. Konsepsi dan Landasan Kebijakan
a. Kepemimpinan Pancasila
Kata kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia berarti mengetuai atau mengepalai. Banyak para ahli yang
mengartikan kepemimpinan dengan menggunakan pernyataan yang berbeda.
Namun secara umum kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan
yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain, kelompok dan
bawahan, kemampuan untuk mengarahkan tingkah laku orang lain, memiliki
kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diharapkan oleh
kelompoknya guna mencapai tujuan dan sasaran.
Sejarah singkat Pancasila dimulai dari sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni
1945 yang kemudian ditetapkan sebagai hari lahir Pancasila. Pancasila
diartikan oleh para tokoh dengan berbagai cara, namun tetap mencerminkan
nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya, di mana Pancasila merupakan
dasar negara dan ideologi Indonesia yang menjadi landasan dalam
pembangunan dan kehidupan bernegara. Presiden Soekarno sebagai
pencetus Pancasila menyatakan bahwa Pancasila adalah filosofi hidup bangsa
Indonesia yang terdiri dari lima sila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan,
dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Ia menjelaskan bahwa
Pancasila bukan hanya sekedar dasar negara, tetapi juga merupakan panduan
moral yang harus dijadikan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Oleh karna itu dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan Pancasila adalah
Kepemimpinan yang dilandasi oleh nilai-nilai Pancasila, yakni Berketuhanan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, menjaga persatuan
dan kesatuan bangsa, berprinsip demokrasi dan keadilan sosial.
Dari hasil evaluasi secara internal, terutama dalam hal penerapan ZI WBK dan
ISO 37001:2016, masih ditemukan beberapa kelemahan seperti:
V. Kesimpulan
a. Untuk dapat mencapai target kinerja dan memberikan pelayanan terbaik
kepada masyarakat, pegawai Perwakilan BKKBN Provinsi Riau dituntut untuk
menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagaimana tertuang di dalam core
value ASN BerAKHLAK;
b. Untuk mengatasi permasalahan disiplin pegawai, integritas yang rendah,
kurangnya loyalitas kepada pekerjaan/pimpinan, pelaksanaan pekerjaan yang
kurang akuntabel, maka Perwakilan BKKBN Provinsi Riau perlu membangun
Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih
Melayani (WBK/WBBM), menerapan SNI ISO 37001:2016 Sistem Manajemen
Anti Penyuapan (SMAP), memperkuat fungsi-fungsi pengawasan,
Melaksanakan pembinaan secara berkala dan menegakkan aturan dengan
tegas.