Anda di halaman 1dari 41

RENCANA AKSI PERUBAHAN KINERJA PELAYANAN PUBLIK

“ SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN PERMOHONAN SERTIFIKASI


BENIH TANAMAN PANGAN BERBASIS TEKNOLOGI DI SULTENG “

Disusun Oleh :

NAMA : ARMAN, SP, M.P.


NDH : 01 (Satu)
INSTANSI : DINAS TPH PROV. SULTENG
UPT. PENGAWASAN MUTU DAN
SERTIFIKASI BENIH TANAMAN PANGAN &
HORTIKULTURA PROV. SULTENG.
JABATAN : KEPALA SEKSI PENGAWASAN MUTU
DAN SERTIFIKASI BENIH TANAMAN
PANGAN.

PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS


ANGKATAN II TAHUN 2021
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI SULAWESI TENGAH.

1
LEMBAR PERBAIKAN
RENCANA AKSI PERUBAHAN KINERJA PELAYANAN PUBLIK

“ SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN PERMOHONAN SERTIFIKASI


BENIH TANAMAN PANGAN BERBASIS TEKNOLOGI DI SULTENG “
(SIPESEK BETA)

Disusun Oleh :
NAMA : ARMAN, SP, M.P.
NDH : 01 (Satu)
INSTANSI : DINAS TPH PROV. SULTENG
UPT. PENGAWASAN MUTU DAN
SERTIFIKASI BENIH TANAMAN PANGAN
& HORTIKULTURA PROV. SULTENG.
JABATAN : KEPALA SEKSI PMSB TANAMAN
PANGAN.

Disetujui untuk diseminarkan dan diprebaiki


Pada tanggal, 17 April 2021 dan Layak untuk di Implementasikan
Menyetujui:
PENGUJI, COACH,

Dra. NOVALINA, MM ABUBAKAR ALMAHDALI, SE, M.Si


NIP. 19690927 198811 2 001. NIP. 19570710 198503 1 020.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 5


1.1 Latar Belakang .................................................................. 5
1.2 Tujuan ................................................................................ 8
1.3 Manfaat .............................................................................. 9

BAB II PROFIL KINERJA ORGANISASI ............................................. 7


2.1 Visi dan Misi Organisasi .................................................... 7
2.2 Struktur Organisasi ............................................................ 8
2.3 Tugas Pokok dan Fungsi dan Uraian Tugas ..................... 10
2.3.1 Tugas Pokok dan Fungsi ........................................ 10
2.3.2 Uraian Tugas ......................................................... 12

BAB III ANALISA MASALAH ............................................................... 17


3.1 Identifikasi masalah ........................................................... 17
3.2 Analisis Penyebab ............................................................. 19
3.3 Terobosan Inovatif ............................................................. 25

BAB IV STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH ................................ 30


4.1 Deskripsi Inovasi ............................................................... 30
4.2 Hasil Inovasi ..................................................................... 31
4.3 Tahapan Kegiatan ............................................................ 32
4.4 Milestone ............................................................................ 34
4.5 Pemanfaatan Sumber Daya dan Manjemen Mutu ........... 35

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik


adalah undang-undang yang mengatur tentang prinsip - prinsip
pemerintahan yang baik yang merupakan efektifitas fungsi-fungsi
pemerintahan itu sendiri. Pelayanan publik yang dilakukan oleh
pemerintahan dan korporasi yang efektif dapat memperkuat demokrasi dan
hak asasi manusia, mempromosikan kemakmuran ekonomi, kohesi sosial,
mengurangi kemiskinan, meningkatkan perlindungan, bijak dalam
pemanfaatan sumber daya alam, memperdalam kepercayaan pada
pemerintahan dan administrasi publik.

Pada umumnya pembangunan pertanian bertujuan untuk


meningkatkan provitas dan produktivitas baik kuantitas maupun kualitas
melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian. UPT. Pengawasan Mutu
dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (PMSB TPH),
merupakan institusi pemerintah yang memiliki tugas dan fungsi untuk
melakukan pengawasan dan sertifikasi benih bermutu bersertifikat dan
berlabel yang diproduksi oleh penangkar/produsen benih.

Benih bersertifikat yaitu benih yang pada proses produksinya diterapkan


cara dan persyaratan sesuai ketentuan sertifikasi benih dan diawasi oleh
petugas sertifikasi benih dari UPT. Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih
Tanaman Pangan dan Hortikultura (PMSB TPH). Untuk menjamin
diterapkannya persyaratan sesuai ketentuan sertifikasi benih, disamping
kebutuhan Sumber Daya Manusia yang handal sebagai Pengawas maka
pemilihan dan penerapan teknologi yang tepat juga akan memberikan

4
dukungan signifikan dalam proses pengawasan tersebut.

Untuk membuat salah satu penerapan teknologi yang dimaksud adalah


Teknologi Komputerisasi Informasi untuk pengelolaan data/informasi dan
proses pengawasan dengan tahapan terkontrol. Memanfaatkan pola
kecenderungan peningkatan pemakaian internet pada khususnya, yang juga
berlaku pada stake holder yang berkaitan dengan keseluruhan maupun
sebagian proses pengawasan tersebut. Kemudahan penggunaan bagi stake
holder yang mobilitas tinggi, cakupan koneksitas yang luas dan
kecenderungan berkumpulnya berbagai perkakas hanya dalam satu
genggaman/gadget, menjadikan hal tersebut sebagai suatu kebutuhan yang
tidak bisa ditawar lagi.

Dalam penyediaan benih bermutu dan bersertifikat UPT. Pengawasan


Mutu dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi
Sulawesi Tengah berperan dalam melakukan proses sertifikasi benih,
pengujian mutu benih, pengawasan peredaran benih dan melakukan
penilaian varietas benih baik varietas lokal maupun varietas unggul nyang
beredar di masyarakat. Terdapat beberapa stake holders yang terkait dalam
pelaksanan tugas dan fungsi UPT. Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah ini yang terdiri
dari dinas dan instansi terkait, produsen benih, konsumen/petani pengguna
benih, lembaga penelitian dan perguruan tinggi serta pelaku pertanian
lainnya.

Agar pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut dapat berjalan efektif dan
efisien dan informatif timbal balik antara berbagai pihak yang terlibat maka
data dan informasi yang ada mengenai benih bermutu dan bersertifikat maka
dikelola secara komprehensif dan terintegrasi dalam teknologi informasi yang
berbasis elektronik.

5
Oleh karena itu, untuk menyediakan layanan sistem informasi
perbenihan tanaman pangan di UPT. Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah maka
dikembangkan sistem informasi berbasis elektronikdi 13 (tiga belas)
kabupaten/kota yang mana aplikasi berbasis teknologi di pakai yaitu google
form tipe formulir pendaftaran.

Permasalahan - permasalahan yang di dapatkan oleh Pejabat


Pengawas adalah garda terdepan dalam pelayanan publik harus menjadi
Reformer (Pembuat Perubahan), sehingga pelayanan publik yang efektif,
efisien dan akuntabel dapat tercapai serta dapat menyesuaikan dengan
kondisi saat ini. Perubahan yang akan dilakukan adalah untuk menjawab isu
strategis sesuai TUSI (Tugas Pokok dan Fungsi) atau Uraian Tugas, isu
strategis tersebut dapat diperkuat dengan adanya rekomendasi lembaga
resmi sesuai tugas dan fungsinya.

Melalui RAP (Rencana Aksi Perubahan) ini diharapakan dapat


memberikan solusi kreatif yaitu melalui kajian dengan standar metode atau
alat sesuai pembelajaran yang telah di dapatkan di PKP (Pelatihan
Kepemimpinan Pejabat Pengawas) di mulai dari tahapan kepemimpinan
melayani, diagnosa organisasi, analisis isu dan penentuan solusi ide kreatif
sampai dengan implementasi solusi agar dapat menjamin standar
manajemen mutu, pengendalian dan pengawasan, sehingga intervensi
dilakukan terukur, tepat dan dapat di pertanggungjawabkan.

1.2. Tujuan

Tujuan dari RAP (Rencana Aksi Perubahan) ini terbagi 3 (Tiga) tujuan
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

6
Tabel 1
Tujuan RAP (Rencana Aksi Perubahan)
NO JANGKA TUJUAN PERUBAHAN
1. Jangka Pendek a. Tersedianya Aplikasi Penunjang pada
Kegiatan sistem informasi pendaftaran
permohonan sertifikasi benih tanaman
pangan berbasis tekonologi (Goole form tipe
formulir pendaftaran)
b. Terlaksananya Sosialisasi pada Stakeholder
Dalam Implementasi Aplikasi pada Kegiatan
sistem informasi pendaftaran permohonan
sertifikasi benih tanaman pangan berbasis
tekonologi.di 3 kabupaten / 1 kota (Donggala,
Sigi Parimo & Kota Palu)

2 Jangka a. Terlaksananya Sosialisasi pada Stakeholder


Menengah
Dalam Implementasi Aplikasi pada Kegiatan
sistem informasi pendaftaran permohonan
sertifikasi benih tanaman pangan berbasis
tekonologi. di 5 kabupaten (Poso, Morut,
Morowali, Touna, Banggai).
3 Jangka Panjang a. Tersedianya Aplikasi Penunjang Kegiatan
sistem Informasi pendaftaran permohonan
sertifikasi benih tanaman pangan berbasis
tekonologi yang terintegrasi Dengan Aplikasi
E-Simperbenihan pusat Kementan RI.
di provinsi Sulawesi Tengah.
b. Monitoring evaluasi Pelaksanaan
Jangka pendek dan menengah

7
1.3. Manfaat

Manfaat dari RAP (Rencana Aksi Perubahan) ini adalah terbagi 3


(Tiga) yaitu manfaat bagi OPD (Organisasi Perangkat Daerah), Stakeholder
dan Masyarakat petani. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :

Tabel 2
Manfaat RAP (Rencana Aksi Perubahan)

NO MANFAAT TUJUAN PERUBAHAN


1 Bagi OPD 1. Meningkatkan Kinerja Organisasi
(UPT. Pengawasan Mutu dan Sertifikasi
Benih Tanaman Pangan & Hortikultura Prov.
Sulteng)
2. Meningkatkan Pengendalian dan
Pengawasan pada Kegiatan sistem
informasi pendaftaran permohonan
sertifikasi benih tanaman pangan berbasis
tekonologi.
3. Meningkatkan Kualitas Manajemen Mutu
pada Kegiatan sistem informasi pendaftaran
permohonan sertifikasi benih tanaman
pangan berbasis teknologi.
2 Bagi 1. Meningkatkan Kualitas SDM (Sumber Daya
Stakeholder Manusia).
2. Mendapatkan Informasi Data pendaftaran
permohonan sertifikasi benih tanaman
pangan yang akurat.
3 Bagi 1. Mendapatkan Pelayanan yang mudah,

8
Masyarakat tani cepat murah dan Terukur pada Kegiatan
sistem informasi pendaftaran permohonan
sertifikasi benih tanaman pangan berbasis
tekonologi.
2. Mendapatkan Akses Informasi yang mudah,
Cepat, Akurat dan Real Time (Setiap Saat)
pada Kegiatan sistem informasi pendaftaran
permohonan sertifikasi benih tanaman
pangan berbasis tekonologi.

BAB II

9
PROFIL KINERJA ORGANISASI

2.1. Kinerja Organisasi UPT. PMSB TPH

Peningkatan produktivitas dan kualitas hasil tanaman sangat


dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas baik yang diikuti dengan aplikasi
teknologi budidaya lainnya seperti pupuk berimbang mempunyai pengaruh
yang nyata terhadap produktivitas, produksi dan mutu hasil produk tanaman
pangan serta digunakan secara konsisten oleh petani dalam setiap usaha
taninya. Saat ini konsumsi beras perkapita/tahun penduduk Indonesia
terbesar didunia, karena sekitar 95 % masyarakat Indonesia masih
menjadikan beras sebagai makanan pokok untuk memenuhi kebutuhan
pangan yang semakin meningkat, maka produksi dan produktivitas tanaman
pangan padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar dan ubi
kayu harus ditingkatkan.

Tantangan yang dihadapi dalam perbenihan adalah untuk


menyediakan benih varietas unggul bermutu sesuai dengan kebutuhan
secara berkelanjutan. Untuk mencapai hal tersebut, program-program
pengembangan pertanian diarahkan pada optimalisasi sistem perbenihan
yang meliputi optimalisasi dukungan dalam pengembangan varietas baru,
produksi dan distribusi benih sumber, pengawasan mutu dan sertifkasi benih
serta optimalisasi kelembagaan produksi dan sertifikasi benih.

Seperti halnya masalah perbenihan di daerah khususnya di Sulawesi


Tengah kekuatan eksternal yang ada yaitu tersedianya potensi sumber daya
lahan potensial. Kekuatan eksternal yang dimaksud adalah sasaran
pengembangan tanaman pangan dengan luas panen untuk beberapa
komoditi seperti Padi Sawah 253,173 Ha, Padi Ladang 23,676 Ha, Jagung
132,672 Ha, Kedelai 19,905 Ha, Kacang Tanah 4.216 Ha, Kacang Hijau
1.118 Ha, Ubi Kayu 3.607 Ha dan Ubi Jalar 1.533 Ha.

10
Tersedianya benih bermutu dan bersertifikat di daerah tidak terlepas
dari peran serta stake holder, produsen dan penyalur yang secara bersama-
sama melaksanakan komitmen menumbuh kembangkan penangkar yang
ada di daerah dan mampu memfasilitasinya dari penelitian, pengembangan
sampai pemasarannya sehingga akselarasi / percepatan penggunaan benih
bermutu dan bersertifikat secara kontinyu dan berkesinambungan sesuai
kebutuhan masyarakat.

Hal ini sangat diperlukan adanya peran serta Unit Pelaksana Teknis
Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
yang ada di daerah sesuai tugas pokok dan fungsiny sesuai dengan
Peraturan Gubernur No. 10 Tahun 2010 tugas pokok dan fungsi UPT PMSB
TPH ( Unit Pelaksana Teknis Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih
Tanaman Pangan dan Hortikultura) Provinsi Sulawesi Tengah.

2.2. Visi dan Misi Organisasi

Sejalan dengan visi pembangunan Provinsi Sulawesi Tengah dan


Kementan RI, maka visi UPT. Pengawasan Mutu dan Sertifikat Benih
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulteng adalah sebagai berikut:

” Terwujudnya pengawasan mutu benih tanaman pangan dan


hortikultura yang cermat, efektif dan profesional di Provinsi Sulawesi
Tengah pada sistem pertanian berkelanjutan yang berbasis pedesaan
yang berwawasan agribisnis ”.

Visi diatas mengandung beberapa kata kunci (keywords) yang perlu


dijabarkan ke dalam misi dan diterjemahkan ke dalam tujuan serta sasaran
pembangunan UPT. Pengawasan Mutu dan Sertifikat Benih Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulteng. Selanjutnya tujuan dan sasaran
tersebut harus di ikuti dengan strategi kebijkan, program dan kegiatan yang
jelas, terarah dan terukur guna mewujudkan visi tersebut. Pokok-pokok visi
akan dijelaskan lebih detail sebagai berikut :

11
 Maju : UPT. Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih
TPH Provinsi Sulteng berkomitmen untuk
menciptakan keadaan serta kondisi yang
menjadi lebih baik;
 Mandiri : UPT. Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih
TPH Provinsi Sulteng berkomitmen untuk
meningkatkan kesejahteraan, sehingga semua
komponen dapat berdiri sendiri;
 Berdaya Saing : UPT. Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih
TPH Provinsi Sulteng berkomitmen untuk
meningkatkan daya saing seluruh komponen
yang ada, baik secara lokal, Nasional maupun
Internasional.

Untuk mewujudkan visi tersebut, maka Misi UPT. Pengawasan Mutu


dan Sertifikasi Benih TPH Provinsi Sulteng adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan sertifikasi benih.


2. Meningkatkan kualitas pelayanan Laboratorium Benih.
3. Meningkatkan frekuensi kegiatan pengawasan peredaran benih di
pasaran.
4. Meningkatkan pembinaan penggunaan benih bersertifikat kepada
masyarakat.
5. Meningkatkan kualitas dan akurasi kegiatan uji adaptasi dan
observasi varietas.

2.3. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor 52


Tahun 2018 UPT Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih TPH
mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas teknis operasional dan / atau
menyelenggarakan kegiatan teknis penunjang pada

12
UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGAWASAN MUTU DAN SERTIFIKASI
BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
PROVINSI SULAWESI TENGAH

KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS


PENGAWASAN MUTU DAN SERTIFIKASI
BENIH TANAMAN PANGAN DAN
HORTIKULTURA

KEPALA SUB BAGIAN TATA


USAHA

KEPALA SEKSI PMSB KEPALA SEKSI PMSB


TANAMAN PANGAN TANAMAN HORTIKULTURA

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

KETERANGAN : –––––––––––– : GARIS KOMANDO


----------------- : GARIS KOORDINASI

13
2.3. Tugas Pokok Dan Fungsi Dan Uraian Tugas UPT. Teknis.

Adapun rincian tugas pokok dan fungsi UPT, Pengawasan Mutu dan
Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi
Tengah Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
mempunyai fungsi adalah sebagai berikut :

a) penyiapan penyusunan rencana teknis operasional pengawasan mutu


dan sertifikasi benih tanaman pangan dan hortikultura;
b) Penyiapan pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat bidang
pengawasan mutu dan sertifikasi benih tanaman pangan dan
hortikultura;
c) Penyiapan pelaksanaan tugas teknis operasional dan atau kegiatan
teknis penunjang pada Dinas di bidang pengawasan mutu dan
sertifikasi benih tanaman pangan dan hortikultura;
d) penyiapan pelaksanaan pelayanan teknis administrasi ketatausahaan
kepada UPT Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih TPH;
e) Penyiapan bahan pembinaan kelompok jabatan fungsional;
f) Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pengawasan
mutu dan sertifikasi benih tanaman pangan dan hortikultura; dan
g) Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala
Dinas.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya UPT, Pengawasan


Mutu dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi
Sulawesi Tengah didukung oleh personil/sumber daya manusia berjumlah
75 (tujuh puluh lima) orang yang terdiri dari Aparatur Sipil Negara (ASN)
sebanyak 52 (lima puluh dua) orang, Honorarium/Tenaga Kontrak APBD
sebanyak 23 (dua puluh tiga) orang

14
Tabel 3. Keadaan Sumber Daya Manusia UPT. PMSB TPH Sulteng Tahun
2020

HONORER/
APARATUR SIPIL NEGARA (ASN/PNS) JUMLAH
TENAGA
NO PENDIDIKAN
Fungsional Fungsional
Umum Tertentu (PBT)
1 2 3 4 5 6

1 Magister (S2) 8 - 1 9

2 Sarjana (S1) 5 15 17 37

3 SLTA/SMK/D3 15 9 5 29

4 SLTP - - - -

5 SD - - - -

JUMLAH 28 24 23 75

2.3.1. Tugas Pokok Dan Fungsi Seksi PMSB Tanaman Pangan.

Berdasarkan Peraturan Daerah No. 08 Tahun 2016 tentang


Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah,
Seksi Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. Melaksanakan pengelolaan administrasi dan penyusunan program


kerja Seksi Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih Tanaman;

b. Menghimpun peraturan perundang - undangan, pedoman dan petunjuk


teknis pengawasan mutu dan sertifikasi benih tanaman;

c. Melaksanakan bimbingan system pengawasan mutu dan sertifikasi


benih tanaman;

d. Melaksanakan penyiapan bahan dan pelayanan pelaksanaan kegiatan


pengawasan mutu dan sertifikasi benih tanaman dengan unit kerja
terkait;

15
e. Melaksanakan penilaian kultivar / varietas Terhadap uji adaptasi,
pemurnian varietas dan inventarisasi penyebaran varietas;

f. Melaksanakan sertifikasi benih meliputi verifikasi Permohonan


sertifikasi, pemeriksaan lapangan, pengawasan panen dan pasca
panen, pengambilan sampel dan supervisi pemasangan label;

g. Melaksanakan pengawasan peredaran benih Meliputi monitoring Seksi


Pengawasan Mutu Dan Sertifkasi Benih Tanaman Pangan;

h. Melaksanakan pengujian mutu benih di laboratorium berdasarkan


analisa standar dan analisa khusus;

i. Melaksanakan penyiapan bahan pengendalian dan evaluasi kinerja


Seksi Pengawasan Mutu Dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan;

j. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang Diberikan oleh Pimpinan; dan

k. Melaksanakan penyiapan bahan dan data serta menyusun dan


menyampaikan laporan pelaksanaan tugas Seksi Pengawasan Mutu
dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan.

16
BAB III
ANALISA MASALAH

3.1. Identifikasi Masalah


Dari beberapa tugas dan fungsi di atas, terdapat 5 fungsi Seksi PMSB
Tanaman Pangan merupakan kendala bagi kami sebagai berikut :

a) Menghimpun peraturan perundang - undangan, pedoman dan petunjuk


teknis pengawasan mutu dan sertifikasi benih tanaman;

b) Melaksanakan pengawasan peredaran benih Meliputi monitoring Seksi


Pengawasan Mutu Dan Sertifkasi Benih Tanaman Pangan;

l. Melaksanakan penyiapan bahan dan data serta menyusun dan


menyampaikan laporan pelaksanaan tugas Seksi Pengawasan Mutu
dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan.

c) Melaksanakan pengujian mutu benih di laboratorium berdasarkan


analisa standar dan analisa khusus;

d) Melaksanakan sertifikasi benih meliputi verifikasi Permohonan


sertifikasi, pemeriksaan lapangan, pengawasan panen dan pasca
panen, pengambilan sampel dan supervisi pemasangan label;

Tabel 4. Perbandingan Tugas dan Fungsi saat ini dan Kondisi yang diharapkan

Kondisi
No Tusi Kondisi Kinerja Kinerja yang
Saat Ini diharapkan
1 Menghimpun peraturan Belum tersedianya Tersedianya
perundang - undangan, peraturan perundang - himpunan peraturan
pedoman dan petunjuk undangan, pedoman & perundang - undangan,
teknis pengawasan mutu petunjuk teknis pengawasan pedoman & petunjuk
dan sertifikasi benih mutu & sertifikasi benih tan. teknis pengawasan mutu
tanaman; & sertifikasi benih Tan;

17
2 Melaksanakan Belum maksimalnya Maksimalnya Petugas
pengawasan peredaran petugas benih tanaman Benih Tanaman
benih tanaman pangan melakukan pengawasan melaksanakan
peredaran benih Tanaman pengawasan peredaran
Pangan benih tanaman pangan

3 Melaksanakan penyiapan Belum Tersedianya Tersedianya pelaksanaan


bahan dan data serta penyiapan bahan dan data penyiapan bahan dan data
menyusun dan serta menyusun dan serta menyusun dan
menyampaikan laporan menyampaikan laporan menyampaikan laporan
pelaksanaan tugas pelaksanaan tugas Seksi pelaksanaan tugas Seksi
PMSB TP PMSB TP

4 Melaksanakan pengujian Belum maksimalnya petugas Maksimalnya petugas Lab.


mutu benih di Lab. Dalam pelaksanaan Dalam pelaksanaan
laboratorium pengujian mutu benih di pengujian mutu benih di
berdasarkan analisa laboratorium berdasarkan laboratorium berdasarkan
standar dan analisa analisa standar dan analisa analisa standar dan
khusus; khusus; analisa khusus;

5 Melaksanakan Belum maksimalnya Tersedianyan Aplikasi


sertifikasi benih petugas PBT melaksanakan berbasis teknologi
tanaman pangan sertifikasi benih meliputi digitalisasi yaitu google
verifikasi Permohonan form tipe formulir
sertifikasi, pemeriksaan pendaftaran; di 13 kab/kota
lapangan, pengawasan
panen dan pasca panen,
pengambilan sampel dan
supervisi pemasangan
label;

18
Berdasarkan tabel diatas dapat kami uraian isu aktual atau
permasalahan yang terjadi maka ISU STRATEGI antara lain sebagai
berikut :

a) Belum Tersedianya himpunan peraturan perundang - undangan,


pedoman & petunjuk teknis pengawasan mutu & sertifikasi benih
Tanaman;

b) Belum maksimalnya petugas benih tanaman melakukan


pengawasan peredaran benih Tanaman Pangan

c) Belum Tersedianya penyiapan bahan dan data serta menyusun dan


menyampaikan laporan pelaksanaan tugas Seksi PMSB TP

d) Belum maksimalnya petugas Lab. Dalam pelaksanaan pengujian mutu


benih di laboratorium berdasarkan analisa standar dan analisa khusus;

e) Belum maksimalnya petugas PBT melaksanakan sertifikasi benih


meliputi verifikasi Permohonan sertifikasi, pemeriksaan lapangan,
pengawasan panen dan pasca panen, pengambilan sampel dan
supervisi pemasangan label;

Dengan beberapa ISU STRATEGI untuk mengetahui maka di tuangkan


dalam alat analisa di bawah ini :

Tabel 5 ;

Memilih Isu Strategi / Masalah dengan kriteria ASTR


BOBOT KRITERIA ISU KET.
No. KRITERIA
KRITERIA A B C D E

1 AKTUAL 30 25 20 25 25 30
2 SPESIFIK 20 20 20 20 20 20
3 TRANSFORMASI 20 15 15 15 20 20
4 RELEVAN 30 15 15 20 20 25
100 75 70 80 85 95

19
Tabel 6 ;

Memilih Isu Strategi / Masalah dengan kriteria ASTRID


BOBOT KRITERIA ISU KET.
No. KRITERIA KRITERI
C D E
A

1 AKTUAL 15 15 15 15
2 SPESIFIK 10 10 10 10
3 TRANSFORMASI 10 10 10 10
4 RELEVAN 15 10 10 15
5 INOVATIF 20 15 15 15
6 DAPAT DILAKSANAKAN 30 20 20 30
SESUAI MASA
PELATIHAN
100 80 80 95

Tabel 7 ;
ISU MENURUT KRITERIA OPD
ISU STRATEGIS KET.
No. KRITERIA
C D E

Produsen benih dapat mengajukan permohonan


1 3 3 4
secara online di manapun kapanpun
Lembaga BPSB TPH dapat menverifikasi secara
2 3 4 5
online.
Petugas PBT lapangan dalam melakukan
3 4 4 5
pemeriksaan lapangan pada fase – fase kritis.
Pertanaman dilapangan terhindar dari
4 keterlambatan permohonan pemeriksaan karena 3 3 4
tahapannya selalu terpantau.

5
Benih yang diperoleh bermutu dan bersertifikat 3 4 5
sesuai standart berlaku

Jumlah hasil penilaian 16 18 23


Ranking III II I

20
3.2. Analisa Penyebab

Dalam penyediaan benih bermutu dan bersertifikat UPT, Pengawasan


Mutu dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi
Sulawesi Tengah berperan dalam melakukan proses sertifikasi benih,
pengujian mutu benih, pengawasan peredaran benih dan melakukan
penilaian varietas benih baik varietas lokal maupun varietas unggul nyang
beredar di masyarakat. Terdapat beberapa stake holders yang terkait dalam
pelaksanan tugas dan fungsi UPT, Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah ini yang terdiri
dari dinas dan instansi terkait, produsen benih, konsumen/petani pengguna
benih, lembaga penelitian dan perguruan tinggi serta pelaku pertanian
lainnya.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan mutu dan sertifikasi


benih tanaman pangan tersebut dapat berjalan efektif dan efisien dan
informatif timbal balik antara berbagai pihak yang terlibat maka data dan
informasi yang ada mengenai benih bermutu dan bersertifikat maka dikelola
secara komprehensif dan terintegrasi dalam teknologi informasi yang
berbasis elektronik.

Dari Hasil analisa masalah dengan menggunakan kriteria ASTR,


ASTRID dan Kriteria OPD diatas bahwa hasilnya menggambarkan bahwa
Aplikasi yang terintegrasi dengan keterbukaan Informasi sangatlah
memungkinkan betul – betul di dapatkan permasalahan yang krusial dan
perlu di rubah maensheet dalam pengelolaan pelaporan pengawasan
petugas PBT di lapangan secara cepat dan akurat.

Berdasarkan identifikasi kondisi saat ini, maka dilakukan analisis


masalah dengan tujuan mencari betul – betul permasalahan yang dominan
dilapangan dan sangat penting untuk di rubah grand desain tentang

21
pelaporan pengawasan PBT, maka metode alat analisis yang dipakai yaitu
APKL (Aktual, Problematika, Kekhalayakan, Layak) dan USG (Urgent,
Seriousm, dan Growth), yang mana digambarkan bentuk tabel di bawah ini ;

Tabel 8 ; Analisis Masalah Dengan Metode APKL

NILAI TOTAL RANGKING


NO ISU STRATEGIS
A P K L

Belum Tersedianya
penyiapan bahan dan data
1 serta menyusun dan
4 3 4 4 15 II
. menyampaikan laporan
pelaksanaan tugas Seksi
PMSB TP

Belum maksimalnya petugas


Lab. Dalam pelaksanaan
2 pengujian mutu benih di
4 3 3 3 13 III
. laboratorium berdasarkan
analisa standar dan analisa
khusus;

Belum maksimalnya petugas


PBT melaksanakan sertifikasi
benih meliputi verifikasi
Permohonan sertifikasi,
3
pemeriksaan lapangan, 5 4 4 4 17 I
.
pengawasan panen dan pasca
panen, pengambilan sampel
dan supervisi pemasangan
label;

22
Tabel 9 : Analisis Masalah Dengan Metode USG

NILAI TOTAL RANGKING


NO ISU STRATEGIS
U S G

Belum Tersedianya
penyiapan bahan dan data
serta menyusun dan
1. 4 3 4 15 II
menyampaikan laporan
pelaksanaan tugas Seksi
PMSB TP

Belum maksimalnya petugas


Lab. Dalam pelaksanaan
pengujian mutu benih di
2. 4 3 3 13 III
laboratorium berdasarkan
analisa standar dan analisa
khusus

Belum maksimalnya petugas


PBT melaksanakan
sertifikasi benih meliputi
verifikasi Permohonan
sertifikasi, pemeriksaan
3. 5 4 4 17 I
lapangan, pengawasan
panen dan pasca panen,
pengambilan sampel dan
supervisi pemasangan
label;

Dari Hasil analisis masalah dengan menggunakan metode alat analisis


APKL-USG di atas bahwa pengunaan Aplikasi yang berintegrasi sangatlah
penting untuk diketahui sudah sejauh mana perkembangan Inovasi sebelum
dan sesudah, maka steak holder baik itu BUMD/BUMN di bidang perbenihan
dan produsen/pengedar benih terutama instansi terkait sangatlah

23
membutuhkan informasi yang berasis Aplikasi elektronik kapanpun dan
dimanapun steak holder menggunakan.

System terintegrasi yang mengumpulkan data dan informasi layanan


tentang Inovasi UPT. PMSB TPH Provinsi Sulteng merupakan satu masalah
aktual yang sangat serius untuk segera ditangani. Oleh karena itu, penyusun
akan mengangkat masalah yang terjadi ke dalam Rencana Aksi Perubahan
dengan Judul “ Sistem Informasi Pendaftaran Permohonan Sertifikasi
Benih Tanaman Pangan bebasis Teknologi Di Sulteng ” Faktor penyebab
yang ditimbulkan masalah yaitu Masih lemahnya sistem pengawasan mutu
benih karena terbatasnya SDM Pengawas Benih Tanaman (PBT) dan
Belum maksimalnya petugas PBT melaksanakan sertifikasi benih meliputi verifikasi
informasi yangsertifikasi,
Permohonan berbasispemeriksaan
aplikasi/elektronik dapat
lapangan, di lihat pada
pengawasan fish
panen danBone
pasca
diagrampanen,
model pengambilan
di bawah ini : sampel dan supervisi pemasangan label; “

1
 Man (SDM) :
 Masih lemahnya pengetahuan SDM PBT lapangan ttg pelaporan
pengawaasan
 Petugas PBT lapangan lebih banyak tenaga kontrak.

21
 Methode (Cara Kerja) :
1. SOP ttg UU Perbenihan Permentan No. 620 Tahun 2020 ttg Petunjuk
Teknis Sertifikasi Tanaman Pangan yg belum efektif dan efisien
diterapkan.

3
 Material :
1. Masih banyak terdapat kekurangan khususnya dana operasional ke
lapangan utk monitoring
4
 Machine (Alat) :
1. Kurangnya sarana dan prasarana penunjang
2. Belum adanya aplikasi elektronik untuk mendukung pelaporan
pengawasan

 Lingkungan :
1. Lokasi pengawasan PBT jangkauan di 13 kab/kota yang mana tempatnya 24
berjauhan.
Solusi dari masalah yang didapatkan adalah sebagai berikut :
a). untuk sumberdaya manusia lebih banyak untuk mengikuti pelatihan –
pelatihan ttg UU Perbenihan dan Kepmentan No. 620 Tahun 2020
tentang Petunjuk Teknis Sertifikasi Tanaman Pangan,

b). Metode (cara kerja) lebih banyak intensif ke lapangan dalam penerapan,

c). Material harus lebih banyak di anggarkan di kegiatan Sertfikasi,

d). Machine (alat) perlu di lengkapi untuk sarana prasarana penunjang,

e). Lingkungan untuk menjakau lokasi perlu di tunjang dengan kendaraan


operasional yang memadai.

3.3. Kondisi yang di harapkan.

Dari hasil Analisa permasalahan diatas maka penyusun menganggap


perlu diciptakan satu aplikasi yang dapat mengakomodir penginputan data
layanan informasi khususnya inovasi UPT. Pengawasan Mutu dan Sertifikasi
Benih TPH Provinsi Sulteng yang terintegrasi sebagai bagian dari tugas
pokok dan fungsi UPT. PMSB TPH Sulteng dalam hal pembinaan Inovasi
UPT. teknis, hal ini dapat kami gambarkan dengan beberapa kondisi yang
diharapkan sebagai berikut :

 Untuk meningkatan efisiensi penyediaan informasi benih dari daerah


yang dibutuhkan oleh aplikasi pusat.

 Untuk meningkatan Sistem Informasi secara cepat, tepat, akurat,


transparan dan akuntabel serta dapat di akses oleh
produsen/penangkar pada komoditi tanaman pangan serta steak
holder pemerhati perbenihan.

25
3.4. Kanvas Inovasi Sistem Informasi berbasis teknologi.

Dalam mendesain Rencana Aksi Perubahan, penyusun menggunakan


Kanvas Inovasi sebagai instrument dalam menentukan Target Klien,
Hubungan Klien, Jenis Pelayanan, Nilai yang ditawarkan, Kegiatan Utama,
Sumber Daya dan Mitra Kerja, yang dapat dijelaskan antara lain sebagai
berikut :

a) Retensi dari Oknum pelaku KKN dan percaloan.

Gambar 2. Peta Kanvas Inovasi Aplikasi Pelayanan Informasi

1. Target Klien 2. Hub. Klien 3. Pelayanan 4. Nilai yang


ditawarkan
b)
Kementrian
BUMD/BUMN Janji Layanan Online Service
Transparan &
Produsen/Pengedar Kepastian Persyaratan,
Masyarakat Umum Kepastian Waktu. Akuntabel
Kepastian Biaya. Memberikan
pelayanan yang
5. Kegiatan Utama berkualitas
6. Sumber Daya 7. Mitra Kerja Memberikan
kemudahan untuk
mengakses informasi
Pelayanan Pembuatan Dukungan Staf Pelaksana Tenaga Ahli IT pelayanan
Paspor Baru (Biasa 24 Komitmen Pimpinan,
Instansi Inavator Menyelesaikan
halaman). Tenaga Pelayanan (Web
pelayanan tepat
Based)
waktu.
Membangun Budaya Displin
Melakukan pelayanan
8. Resiko SDM.
secara cepat, mudah,
dan terjangkau.
- Retensi dari Oknum
pelaku KKN dan
percaloan

26
BAB IV
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

4.1. Deskripsi inovasi

Jika Inovasi adalah keabadian, Lantas bagaimana dengan Pengertian


Inovasi, Inovasi menurut para ahli adalah suatu contoh dimana suatu
kreativitas, daya cipta dan inisiatif kuat dapat menghasilkan sesuatu yang
secara materi jauh lebih baik daripada penemuan-penemuan sebelumnya.
Jadi, salah satu tujuan inovasi adalah menciptakan kemudahan baru untuk
kehidupan manusia melalui penemuan atau perkembangan baru dari ide-ide
inovatif yang berhasil diwujudkan dengan baik. Suatu inovasi juga erat
kaitannya dengan inovasi produk

Inovasi merupakan setiap ide ataupun gagasan baru yang belum


pernah ada atau pun diterbitkan sebelumnya. Sebuah inovasi biasanya berisi
terobosan-terobosan baru mengenai sebuah hal yang diteliti oleh sang
pembuat perubahan. Inovasi biasanya dibuat atau disusun melalui berbagai
macam aksi ataupun penelitian. Sebuah ide, gagasan, ataupun teori hanya
bisa digolongkan ke dalam sebuah inovasi jika memiliki ciri-ciri yaitu khas,
baru, terencana, dan memiliki tujuan.

Dari keseluruhan tahapan yang telah dilakukan, strategi penyelesaian


masalah adalah menentukan inovasi apa yang akan dilakukan, dengan
Inovasi dapat menjawab masalah-masalah terkini, dan dapat meningkatkan
kualitas pelayanan dan pengelolaan kegiatan,

Sesuai tujuan jangka panjang bahwa aplikasi ini akan terintegrasi


dengan aplikasi di OPD internal dan aplikasi yang ada di Kementrian

27
Pertanian RI. Dengan adanya inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan
kinerja organisasi, peningkatan pengendalian dan pengawasan serta kualitas
manajemen mutu lebih baik, sehingga pelayanan publik yang efisien, efektif
yang akuntabel dapat tercapai.

4.2. Hasil Inovasi

Hasil inovasi yang akan dilakukan dalam proyek perubahan


ini yaitu Aplikasi Sistem Informasi Pendaftaran Permohonan Sertifikasi
Benih Tanaman Pangan (SIP-TP) secara online yang dapat
menghubungkan Dinas/Instansi terkait di pusat dan daerah, Produsen
Benih, Pengguna/Komsumen Benih dan Pelaku pertanian lainnya secara
terpadu dan akuntabel untuk pengembangan perbenihan tanaman pangan
di Provinsi Sulawesi Tengah.

Tersedianya pelaporan berbasis informasi teknologi


digitalisasi untuk mengoptimalkan Penyajian data pelaporan
sertifikat yang hanya berupa dokumen angka dan masih
terkendala karena bersifat manual. Deskripsi hasil inovasi akan
kami jelaskan dengan table dibawah ini.

Tabel 10. Hasil Inovasi


No Output Deskripsi
1 Jangka Pendek Output jangka pendek atas
Tersedianya Aplikasi Sistem Rancangan aksi perubahan ini
Informasi Pendaftaran Permohonan adalah tersedianya Aplikasi Sistem
Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Informasi Pendaftaran Permohonan
(SIP-TP) secara online dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan (SIP-
Sosialisasi pada stakeholder TP) secara online Pada Sektor
pada Sektor Pertanian di Pertanian di 3 kabupaten / 1 kota
Sulawesi Tengah Bebasis (Donggala, Sigi, Parimo & Kota Palu) ini
informasi Teknologi Digitalisasi akan dilaksanakan selama 2 bulan
di 3 kabupaten / 1 kota (Donggala, setelah masa off kampus
Sigi Parimo & Kota Palu)
2 Jangka Menengah Selanjutnya pada jangka
tersedianya Aplikasi Sistem menengah di rencanakan

28
Pendaftaran Permohonan melanjutkan aksi p e n g g u n a a n
Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Aplikasi Sistem Pendaftaran Permohonan
(SIP-TP) secara online Pada Sertifikasi Benih Tanaman Pangan (SIP-
Sektor pertanian di Sulawesi TP) secara online Pada Sektor
Tengah Bebasis informasi pertanian di Sulawesi Tengah
Teknologi di 5 (lima) kabupaten Bebasis informasi Teknologi
(Poso, Morut, Morowali, Touna, diwujudkan dalam waktu 4 bulan
Banggai). di 5 (lima) kabupaten (Poso, Morut,
Morowali, Touna, Banggai).
3 Jangka Panjang Output jangka panjang ini adalah
 tersedianya Aplikasi Sistem harapan atau keinginan yang ingin
Pendaftaran Permohonan dicapai dalam waktu 2 t a h u n .
Sertifikasi Benih Tanaman Proses pengendalian pemantauan
Pangan (SIP-TP) secara online dan evaluasi manfaat Aplikasi Sistem
Pada Sektor pertanian di Informasi Pendaftaran Permohonan
Sulawesi Tengah Bebasis Sertifikasi Benih Tanaman Pangan (SIP-
informasi Teknologi TP) secara online Pada Sektor
Digitalisasi pertanian di Sulawesi Tengah
 Terlaksananya Bebasis informasi Teknologi
pengendalian menjadi 100% dan dapat
pemantauan dan menggunakan layanan ini.
evaluasi secara Hal ini membuat kegiatan
optimal pengendalian menjadi lebih optimal

4.3. Tahapan Kegiatan

Berdasarkan inovasi di dapatkan 3 (tiga) tahap kegiatan


Tersedianya Aplikasi Sistem Informasi Pendaftaran Permohonan
Sertifikasi Benih Tanaman Pangan (SIP-TP) secara online Pada Sektor
Pertanian di Sulawesi Tengah Bebasis informasi Teknologi yang
dirancang yaitu:

a) Persiapan

- Koordiansi (Internal) ; yang mana reformer berkoordiansi dengan


kepala Dinas TPH Sulteng, Ka. UPT. PMSB TPH, Kasie Lingkup
UPT, Staf Seksi Teknis, Staf IT, dan Kabid tanaman Pangan.

29
- Koordinasi (Eksternal) ; yang mana reformer berkoordiansi dengan
stakeholder, produsen/pengedar benih TP, dan masyarakat tani.

- Rapat persiapan : adalah tahap awal memulai suatu


pekerjaan dengan mengundang Stakeholder Internal dan
Eksternal yang terkait. disamping itu tentunya pada
rapat persiapan tersebut kami mengharapkan masukan
dari Promotor dalam hal ini Bapak Kepala UPT.
Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih TPH Sulteng,
Evidence rapat ini adalah dokumentasi hasil rapat dan
dilaksakanan dengan membuatkan SK Tim Kegiatan.
Dalam SK tersebut dilibatkan semua pihak yang terlibat
dalam aksi perubahan ini.

- Pembentukan Tim Aksi Perubahan : menyusun tim aksi


perubahan dan pembuatan SK Tim .

b) Perumusan dan Pengembangan

- Proses Perumusan Standar Pelayanan : yang melibatkan


langsung Staf IT untuk membuat Sistem Informasi
berbasis Teknologi digitalisasi SIP-TP(Google form Tipe
Formulir Pendaftaran) dan Penyusunan database ini
adalah ranah dari pihak tenaga programer. Kami
menargetkan waktu 17 hari kalender untuk
menyelesaikannya.

- Pengembangan IT : yang melibatkan langsung Staf IT


untuk membuat Sistem Informasi berbasis Teknologi
digitalisasi (Google form Tipe Formulir Pendaftaran)

c) Evaluasi

- Kegiatan Evaluasi : mereviu kembali kegiatan Sistem


Informasi berbasis Teknologi digitalisasi sebelum tahap

30
sosialisasi ke stakeholder

- Sosialisasi : Reformer melakukan sosialisasi ke


stakeholder, produsen/pengedar, dan masyarakat
tani.seuai melstone yang di susun reformer.

d) Implementasi

- Rapat Persiapan Launching : Tahap ini merupakan tahap


rapat persiapan launcing dan kegiatan ini yang akan
dilakukan evaluasi secara keseluruhan dalam
penyususnan database pelaporan berbasis teknologi
digitalisasi.

- Hasil Uji Coba Implementasi : Sebelum diperkenalkan dan


launching maka dilakukan uji coba atas produk pihak
programer tersebut. Kita akan mengetahui sejauh mana
keberhasilan atau bagaimana produk yang bisa dihasilkan
dari database e-Sipesek tersebut.

4.4. Milestone/Tahapan
TABEL 11. MILESTONE

NO. TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT WAKTU


1 2 3 4 5
Jangka Pendek 2 Bulan

1 Persiapan - Koordinasi (Internal) Arahan dan


Dukungan

- Koordinasi (Eksternal) Arahan dan


Dukungan
Minggu ke-3
Bulan April
- Rapat - Notulen
- Daftar Hadir
- Dokumentasi

- Pembentukkan Tim Aksi - SK Tim Aksi

31
Perubahan Perubahan
- Notulen
- Daftar Hadir
- Dokumentasi
Perumusan dan Proses Perumusan Standar Minggu ke-4
-
Pengembangan Standar Pelayanan - Pelayanan Bulan April s/d
Minggu ke-1
- Pengembangan IT - Aplikasi Bulan Mei

3 Evaluasi - Kegiatan Evaluasi - Laporan


Evaluasi Minggu ke-2 s/d
- Presentasi Minggu ke-4
Hasil Bulan Mei

- Sosialisasi - Notulen
Minggu Ke-1
- DaftarHadir
Bulan Juni
- Dokumentasi

4 Rapat Persiapan
Implementasi - Launching - Notulen Minggu ke-1
- Daftar Hadir Bulan Juni
- Dokumentasi
Hasil Uji Coba
- Implementasi - Aplikasi
- Notulen Minggu ke-2
Bulan Juni
- Daftar Hadir
- Dokumentasi
4.3. Pemanfaatan Sumber Daya Dan Manajemen Mutu.
4.3.1. Pemetaan Stakeholder

Gambar 2. Kuadran Stakeholder Inovasi Aplikasi Pelayanan Informasi

LATENS
1.
PROMOTERS
Staf Seksi Lingkup UPT. PMSB TPH
Kadistanpanghorti sulteng
2. Staf IT Distanpanghorti Sulteng
  Kepala UPT. PMSB TPH
3. Kasie. Lingkup UPT. PMSB TPH
PENGARUH

4.
5. APHATETIC DEFENDERS
Pimpinan BUMD/BUMN bergerak di
6. Kepala Bidang Lingkup Distangpanghorti perbenihan
Sulteng Produsen/Pengedar TP
7. Masyarakat Petani
 

KEPENTINGAN 32
8.

Berdasarkan hasil pemetaan diatas, maka dapat di petakan


Stakeholder sebagai berikut :

a. Stakeholders Promotor

Pada kuadran ini, Kepala Dinas TPH Sulteng dan Kepala UPT PMSB
TPH Sulteng serta Kepala Seksi Lingkup UPT. PMSB TPH Sulteng
dipetakan sebagai pemilik pengaruh yang tinggi dan kepentingan yang
tinggi sebagai stakeholder Promotor, sehingga penyusun akan
mendapatkan arahan, bimbingan dan dukungan terkait Rencana Aksi
Perubahan yang akan disusun.

b. Stakeholders Latens

Stakeholders pada kuadran ini adalah pemangku kepentingan yang


memiliki Pengaruh Besar akan tetapi kepentingan atas aksi perubahan ini
kecil. Yang termasuk dalam kuadran ini adalah Staf Seksi lingkup UPT.
PMSB TPH Sulteng dan Staf IT Distanpanghorti Sulteng, yang akan kami
jadikan mitra dalam membangun Aplikasi tata Kelola Sistem Informasi
Perbenihan Tanaman Pangan (SIP-TP) secara online.

c. Stakeholders Defender

Pimpinan BUMD/BUMN yang bergerak di bidang Perbenihan,


Produsen/pengedar Benih Tanaman Pangan dan masyarakat petani yang
memiliki kepentingan besar atas aksi perubahan ini namun pengaruhnya
sangat kecil, sehingga penulis memetakan stakeholder ini kedalam
kuadran Defender.

d. Stakeholders Aphatetic

Kuadran terakhir adalah stakeholders yang memiliki kepentingan kecil dan


pengaruh kecil, yakni Kepala bidang lingkup Distanpanghorti Provinsi
Sulteng, di mana mereka sebagai pengguna manfaat dari Sistem

33
Informasi Pendaftaran Permohonan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan
(SIP-TP) secara online ini. Dengan adanya aksi perubahan ini, akan
memudahkan tugas UPT. teknis dalam melakukan input data Inovasi.

Manajemen mutu adalah memastikan keseluruhan tahapan dapat


berjalan dengan baik sesuai jadwal, kesesuaian kompetensi sumber daya
yang dilibatkan dalam melakukan proses untuk mencapai tujuan.
Pembagian tugas dan kesesuaian kewenangan serta keahliannya dalam
setiap tahapan dilakukan kegiatan Monitoring dan evaluasi di mulai dari
ketertiban dalam dokumentasinya, ketaatan dalam melaksanakan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan yang pada akhirnya akan
memperoleh peningkatan efisiensi , peningkatan Efektifitas dan
peningkatan produktivitas serta terjaminnya mutu dari output yang
dihasilkan.

Dengan komposisi Tim Efektif yang tersebut diatas diharapkan dapat


menjamin manajemen mutu sehingga kualitas capaian sesuai harapan
yaitu transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana hibah, pelayanan
publik yang efektif, efisien dan akuntabel untuk meningkatkan kinerja
organisasi.

Tabel 12. Pemetaan Stakeholder internal dan eksternal

Strategi
No Stakeholder Posisi Potensi
Pengaruh Kepentingan Komunika
. Internal Stakeholder dukungan
si
1 2 3 4 5 6 7
Kepala Dinas
1 Tinggi Tinggi Promoters + Laporan
TPH Sulteng
Kepala UPT. Laporan,
2 PMSB TPH Tinggi Tinggi Promoters + konsultasi,
Sulteng Rapat Tim
Kasie. Lingkup
Laporan,
3 UPT. PMSB TPH Tinggi Tinggi Promoters +
konsultasi
Sulteng

34
Staf Seksi
Lingkup UPT. Persuasif,
4 Tinggi Tinggi Latens +
PMSB TPH Rapat Tim
Sulteng
Staf IT
Persuasif,
5 Distanpanghorti Tinggi Tinggi Latens +
Rapat Tim
sulteng
Kepala Bidang
Tanaman
Dialog
6 Pangan Rendah Rendah Aphatetic +
Informasi
Distanpanghorti
sulteng
Stakeholder Eksternal
Pimpinan
BUMD/BUMN Dialog
1 Tinggi Tinggi Defendents +
bergerak di Informasi
perbenihan

Produsen/ Dialog
2 Tinggi tinggi Defendents +
Penangkar Informasi

Masyarakat Dialog
3 Rendah Rendah Defenders +
Petani Informasi

4.5. SUMBER DAYA DAN PETA PEMANFAATAN


4.5.1. Tim Efektif.
Tim Leader dalam rancangan Aksi Perubahan ini adalah
Kepala Seksi Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih
Tanaman Pangan. Untuk mewujudkan rancangan inovasi
tersebut harus didukung dengan Tim dan sumber daya yang
jelas.

35
Susunan tim efektif dapat terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3. Struktur Tim Efektif

Mentor/Sponsor

Kepala UPT PMSB TPH


Djon, SP.,M.Si

Tim Work I

KASUBAG TU PMSB TPH


Ir. Hirawati Andoke,
Coach/Pembimbing Project Leader
M.Si
Abubakar Almahdali, Kasie PMSB TP
SE,.M.Si ARMAN, SP, M.P.
Tim Work II

Kasie PMSB Horti


Ir. Rusdin Tune, M.Si

Project Team

Staf Seksi PMSB TP dan


Staf IT Distanpanghorti

Secara umum Tim efektif atas aksi perubahan ini terdiri dari 6
bagian yaitu :
a. Mentor (Djon, SP, M.Si)
Merupakan atasan langsung yang akan mendukung,
menyetujui, dan mengarahkan pelaksanaan Aksi Perubahan
ini.
b. Coach/Pembimbing (Abubakar Almahdali, SE, M.Si)
Widyaiswara selaku pendamping dan fasilitator bagi Proyek

36
Leader agar Aksi Perubahan dapat terlaksana dan sukses
c. Project Leader (Arman, SP, M.P.)
Kepala Seksi Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih
Tanaman Pangan selaku penanggung jawab Proyek
Perubahan yang merancang Aksi Perubahan.
d. Working Tim I (Ir. Hirawati Andoke, M.Si)
Kapala Sub Bagian Tata Usaha UPT. PMSB TPH yang akan
berkerjasama untuk membantu merancang kebutuhan data
yang diperlukan serta bekerja sama dalam menyusun
laporan kegiatan.
e. Working Tim II (Ir. Rusdin Tune, M.Si)
Kepala Seksi Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih
Tanaman Hortikultura yang akan berkerjasama untuk
membantu mengisi data yang diperlukan dan memberikan
feed back/ umpan balik terhadap pemanfaatan database ini.
f. Project Tim
Project Tim adalah orang-orang yang terlibat secara langsung
untuk membantu dalam aksi perubahan ini yang terdiri dari
2 orang staf pada Seksi Pengawasan Mutu dan Sertifikasi
Benih Tanaman Pangan yaitu Arif Kurniawan, SH, M) dan
Junaedy, SP, M.P. yang akan membuat rancangan/konsep
kebutuhan data, konsep bentuk laporan dan laporan
kegiatan. Dalam Projek Tim ini kami akan melibatkan Staf IT
Dinas TPH Sulteng untuk membantu kegiatan ini menyediakan
database dan melakukan hosting data berbasis web.

4.6. Pengendalian Mutu Pekerjaan

Agar rancangan aksi perubahan ini berjalan terarah dan sesuai


dengan yang dinginkan harus dilakukan kegiatan pengendalian pekerjaan.
PDCA atau yang sering disebut juga dengan Deming Circle adalah sebuah
metode manajemen empat langkah iteratif yang digunakan pada proses
bisnis untuk kontrol dan peningkatan berkelanjutan dari proses dan produk.
PDCA adalah siklus peningkatan proses (Process Improvement) yang
berkesinambungan atau secara terus menerus seperti lingkaran yang tidak

37
ada akhirnya. Terdapat 4 (empat) tahapan pengendalian
pekerjaan yang dapat dilaksanakan dalam proses ini yaitu:
1. Plan (Rencanakan)
Merencanakan sasaran atau tujuan dari aksi perubahan yang akan
dicapai. Tujuan jangka pendek dari rencana aksi perubahan ini adalah
tersedianya SOP pemanfaatan System Informasi berbasis digitalisasi, untuk
peningkatan akses dan penyimpaan data
2. Do (Kerjakan)
Pada tahap “do” proses kegiatan telah dimulai. Tahapan ini diawali
dengan konsultasi, rapat persiapan dan menyusun tim efektif/kerja yang akan
terlibat, serta rencana kerja dan pembagian tugas. pelaksanaan membuat
program Pemanfaatan Sistem Informasi berbasis digitalisasi, setelah
program siap dengan tampilan yang diinginkan dan hosting ke web, tahap
pelaksanaan membuat manual book untuk mengaplikasikan pemanfaatan
Sistem Informasi berbasis digitalisasi, tahap pelaksanaan membuat SOP
proses kerja untuk mengaplikasikan pemanfaatan Sistem Informasi berbasis
digitalisasi, tahap sosialisasi di Produsen/penangkar sebagai sasaran
penggunaan aplikasi pemanfaatan Sistem Informasi berbasis digitalisasi.
Membuat jadwal pelaksanaan tahapan kegiatan dan cek list kegiatan agar
tahapan masing-masing kegiatan dapat dikerjakan sesuai
target waktu yang telah ditentukan.
3. Check (Evaluasi)
Tahapan ini dilakukan agar memastikan pengendalian pekerjaan
berjalan dengan baik. Melakukan rapat koordinasi hasil pekerjaaan antara
project leader, mentor dan tim efektif untuk melakukan uji coba internal
system Sistem Informasi berbasis digitalisasi. Kemudian evaluasi dilakukan
terhadap system tersebut untuk mencegah terjadinya error atau
permasalahan dalam pembuatan system ini.

4. Act (Menindaklanjuti)

38
Dalam melaksanakan aksi perubahan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan kita harus menindaklanjuti penanganan permasalahan yang
timbul.

Gambar 4. Pengendalian Mutu Pekerjaan

Plan
(rencanakan)

Act Pengendalian
(menindaklanjuti) Mutu Pekerjaan Do (lakukan)
(PDCA)

Check (Evaluasi)

39
4.7. Jadwal Pelaksanaan.

N TAHAPAN KEGIATAN APRIL MEI JUNI


O
III IV I II III IV I II III

1 Persiapan

- Koord. Internal Target

Realisasi

- Koord. Target
Eksnternal

Realisasi

- Rapat Target

Realisasi

- Pembentukan Target
Tim RAP

Realisasi

2 Perumusan &
Pengembangan

- Proses Target
Perumusan SP

40
Realisasi

Lanjutan ...........

APRIL MEI JUNI


NO TAHAPAN KEGIATAN
III IV I II III IV I II III

- Pengembangan Target
IT

Realisasi

3 Evaluasi

- Kegiatan Target
Evaluasi

Realisasi

- Sosialisasi Target

Realisasi

4 Implementasi

- Rapat Persiapan Target


Launching

Realisasi

- Hasil Uji Coba Target


Implementasi

Realisasi

41

Anda mungkin juga menyukai