OLEH:
BAYU NUGROHO, SE.,M.AP
NIP. 19750614 201001 1 003
Mentor, Coach,
Penguji,
i
8. Rekan-rekan peserta Diklat PKP angkatan III tahun 2021, yang
telah memberikan semangat dan dorongan baik moril maupun
materil selama proses pendidikan dan pelatihan ini;
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGHATAR……………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………… 1
B. PROFIL KINERJA PELAYANAN……………………………………. 5
1. Tupoksi Organisasi…..………………………………………….. 7
2. Tupoksi Kasubag Umpeg……………………………………….. 7
3. Jenis-jenis Pelayanan……..……………………………………. 9
BAB II ANALISA MASALAH…………………………………………………… 11
A. IDENTIFIKASI MASALAH PELAYANAN………………………….. 11
B. PENENTUAN MASALAH UTAMA………………………………….. 12
BAB III STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH………………………….. 15
A. TEROBOSAN INOVATIF……………………………………………….. 15
B. TUJUAN…………………………………………………………………… 15
C. OUTPUT…………………………………………………………………… 16
D. MANFAAT………………………………………………………………… 17
1. Internal………………………………………………………………. 17
2. Eksternal……………………………………………………………. 17
E. TAHAPAN RENCANA PERUBAHAN………………………………… 19
F. PENGENDALIAN RESIKO…………………………………………….. 24
G. KEJELASAN PETA DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA
ORGANISASI…………………………………..…………………………. 25
1. Peta dan pemanfaatan stake holders………………………….. 25
2. Startegi komunikasi terhadap para stake holders………….. 28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Peraturan perundang-undangan terkini yang berlaku mengenai
pengelolaan BMN/D adalah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun
2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah merupakan
peraturan yang mengganti PP sebelumnya yaitu PP Nomor 6 Tahun 2006
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah juncto PP Nomor 38
Tahun 2008 tentang Perubahan atas PP Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. PP Nomor 27 Tahun 2014
tersebut menjadi petunjuk pelaksanaan (juklak) bagi pemerintah
pusat/daerah dalam melakukan pengelolaan BMN/D. Adapun petunjuk
teknis (juknis) terkait pengelolaan BMD diatur dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang 3 Milik Daerah yang mengatur lebih rinci mengenai
pengelolaan BMD. Petunjuk Teknis Pengelolaan BMD masih mengacu ke
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah dikarenakan petunjuk
teknis yang terkini belum ditetapkan. Dalam pasal 4 ayat (2) Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah ditegaskanbahwatahapan-tahapan
dalam pengelolaan BMD meliputi: a) Perencanaan kebutuhan dan
penganggaran; b) Pengadaan; c) Penerimaan, Penyimpanan dan
Penyaluran; d) Penggunaan; e) Penatausahaan; f) Pemanfaatan; g)
Pengamanan dan pemeliharaan; h) Penilaian; i) Penghapusan;
j) Pemindahtanganan; k) Pembinaan, pengawasan dan pengendalian;
dan l) Tuntutan Ganti Rugi. Dari 12 (dua belas) tahapan dalam
pengelolaan BMD sebagaimana diuraikan di muka, tahapan
pemanfaatan menjadi tahapan yang menarik untuk ditelaah. Hal ini
disebabkan tahapan pemanfaatan berpotensi memiliki pengaruh
terhadap Pendapatan Pemerintah. Dalam konteks pemerintah daerah,
tahapan pemanfaatan menjadi sangat penting dikarenakan pengaruhnya
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Besar kecilnya PAD merupakan
gambaran kemandirian keuangan pemerintah daerah, semakin besar
proporsi PAD terhadap total pendapatan daerah berarti keuangan
pemerintah daerah tersebut semakin mandiri. Dengan demikian bisa
2
dikatakan bahwa tahapan pemanfaatan BMD merupakan tahapan yang
sangat penting dikarenakan 4 memiliki pengaruh terhadap PAD yang
berdampak pada tingkat kemandirian keuangan daerah.
Pengertian pemanfaatan BMD menurut Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Barang Milik Daerah adalah pendayagunaan BMD yang tidak
dipergunakan sesuai tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) dengan tidak mengubah status kepemilikan. Bentuk-
bentuk pemanfaatan BMD terdiri dari: a) sewa; b) pinjam pakai; c) kerja
sama pemanfaatan; dan d) bangun guna serah atau bangun serah guna.
Bentuk pemanfaatan BMD berupa sewa yaitu penyerahan hak
penggunaan BMD kepada pihak ketiga dalam jangka waktu tertentu
dengan kewajiban bagi pihak ketiga tersebut untuk memberikan imbalan
berupa uang sewa bulanan atau tahunan sesuai lama waktu sewa, baik
sekaligus maupun secara berkala. Melalui penyewaan BMD, pemerintah
daerah akan memperoleh uang sewa dalam jangka waktu tertentu sesuai
lama sewa. Perolehan uang sewa tersebut bagi pemerintah daerah
merupakan pendapatan daerah. Hal ini berarti pemanfaatan BMD dalam
bentuk sewa menimbulkan pendapatan daerah berupa penerimaan kas
pemerintah daerah yang berasal dari sewa. Selain daripada potensi PAD
namun juga dapat berakibat pada pemanfaatan BMD yang tidak
terkelola dengan baik dan benar serta adanya intervensi otoritas dari
pejabat yang bertanggungjawab terhadap penjagaan, pengelolaan dan
pemanfaatan aset maka akan berpotensi atas kehilangan dan kerusakan
barang, terutama kerap kali penggunaan BMD terhambat ketika ada
pelaksanaan kegiatan pada kantor Kecamatan bagi masyarakat di
wilayah yang merupakan simbol kemakmuran suatu wilayah atau
daerah sehingga akan terjadi inefisiensi atau maal praktek pembeliaan
BMD dengan anggarang yang tidak jelas, jelas hal ini diakibatkan oleh
karena pengelolaan dan pemanfaatan yang belum benar dan
teradministrasi dengan baik.
3
Optimalisasi Pemanfaatan BMD sebaiknya menjadi kebijakan
strategis pemerintah daerah sebagai daerah otonom dalam pengelolaan
BMD-nya. Melalui kebijakan strategis berupa optimalisasi pemanfaatan
BMD diharapkan terwujud peningkatan pendapatan retribusi pemakaian
kekayaan daerah yang optimal pula sehingga memiliki kontribusi yang
memadai dalam meningkatkan PAD. Terwujudnya peningkatan PAD
berarti secara relatif (asumsi ceteris paribus) terjadi peningkatan
kemandirian keuangan daerah. dikarenakan banyak permasalahan di
daerah yang disebabkan karena pengelolaan aset/barang milik daerah.
Secara garis besar ada beberapa permasalah terkait pengelolaan aset di
daerah diantaranya banyaknya aset yang tidak termanfaatkan dengan
baik dan masalah penatausahaan (dokumen dan inventaris). Selain itu
seiring perkembangan globalisasi dan demokrasi sekarang ini
masyarakat menuntut agar pengelolaan aset/barang adaerah
berdasarkan pada mekanisme pasar (efisien, efektif, dan ekonomis),
transparan dan akuntabel. Pengelolaan aset/barang milik daerah
membutuhkan peranan berbagai pihak dari suatu organisasi, untuk itu
setiap organisasi harus memperjelas pihak-pihak yang terlibat dalam
siklus pengelolaan aset/barang daerah serta prosedur-prosedur yang
harus dilalui oleh masing-masing pihak tersebut. Pembuatan prosedur
pengelolaan aset/barang daerah harus memperhatikan pedoman yang
diberikan Menteri Dalam Negeri dan standar akuntansi pemerintah yang
berlaku dengan adanya kejelasan pihak dan prosedur pengelolaan
set/barang daerah maka akan memudahkan dalam proses sinkronisasi
yang nantinya akan mempermudah pembuatan laporan
pertanggungjawaban. Dalam perkembangan, sistem pengelohan data
dan pelaporan aset/barang milik daerah harus mampu menjadi sistem
informasi manajemen aset daerah yang menghasilkan informasi lebih
cepat, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Serta mampu
mengganti pekerjaan manual menjadi pekerjaan elektronik dan online.
4
Peningkatan penggunaan aset/barang milik daerah Sudah bukan
rahasia umum lagi jika banyak aset daerah yang sudah tidak terpakai
namun masih tetap tercatat di neraca pemerintah daerah. Hal ini
dikarenakan kurang optimalnya penggunaan aset tersebut serta proses
penghapusan aset yang membutuhkan waktu panjang karena
menggunakan Surat Keputusan Kepada Daerah. Untuk itu aset yang
ada, selama masa manfaatnya harus dioptimalkan penggunaannya.
Salah satu caranya adalah dengan mekanisme sewa yaitu pemanfaatan
barang milik daerah oleh pihak lain dengan jangka waktu tertentu
dengan menerima imbalan uang.
5
Visi :
”Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Tangerang yang Religius,
Cerdas, Sehat dan Sejahtera”
Dengan menjalankan Misi :
6
1. Tugas dan Fugsi Organisasi
Dalam pembentukan dan susunan perangkat daerah pada Pasal
3 huruf ”f” Kecamatan Sukamulya dengan type perangkat daerah
tipe A yang Kecamatan dipimpin oleh Camat yang berkedudukan
di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah dengan dibantu oleh :
a. Sekretariat;
b. Seksi.
Susunan organisasi Kecamatan terdiri atas :
a) Camat;
b) Sekretariat Kecamatan, terdiri atas:
1) Subbagian Umum dan Kepegawian; dan
2) Subbagian Perencanaan dan Keuangan;
c) Seksi Pemerintahan;
d) Seksi Pemberdayaan Masyarakat;
e) Seksi Ketentraman, Ketertiban dan Perlindungan
Masyarakat;
f) Seksi Perekonomian dan Pembangunan;
g) Seksi Pelayanan;
h) Kelompok Jabatan Fungsional.
7
a. merencanakan kegiatan umum dan kepegawaian
program kerja operasional pelayanan administrasi
umum, kepegawaian, perlengkapan, kerumahtanggaan,
dan informasi kehumasan di Kecamatan;
b. membimbing pelaksanaan kegiatan umum yang
meliputi : surat menyurat, penggandaan, pengiriman,
pengarsipan, tata naskah dinas, Inventarisasi Aset dan
Persediaan Pengadaan barang dan jasa, Pendistribusian,
Stock Opname, fasilitasi pengelola informasi dan
dokumen (PID), perjalanan dinas dan pemeliharaan
barang-barang Inventaris;
c. membimbing pelaksanaan kegiatan kepegawaian meliputi
: layanan administrasi kenaikan pangkat, kenaikan
gaji berkala (KGB), Daftar Urut Kepangkatan (DUK), data
pegawai, Katu Pegawai (karpeg), Karis/Karsu, tunjangan
anak/keluarga dan jabatan, asuransi kesehatan,
tabungan pensiun, tabungan perumahan, pensiun,
usulan formasi pegawai, usulan izin belajar, usulan
diklat pegawai, usulan pemberian penghargaan dan
tanda kehormatan, penilaian angka kredit jabatan
fungsional, teguran disiplin pegawai, usulan cuti
pegawai, usulan perpindahan/cuti pegawai,
pengelolaan standar kompetensi pegawai (SKP);
d. Membimbing pelaksanaan kegiatan umum dan
kepegawaian yang meliputi : pembinaan dan
pengembangan pegawai kecamatan, pembinaan dan
supervisi pengelolaan dan pendayagunaan aset daerah
yang dikelola oleh kelurahan, urusan rumah tangga dan
informasi kehumasan di Kecamatan.
e. Membagi tugas pelaksanaan kegiatan umum meliputi :
surat menyurat, penggandaan, pengiriman, pengarsipan,
tata naskah dinas, Inventarisasi Aset dan Persediaan
8
Pengadaan barang dan jasa, Pendistribusian, Stock
Opname, fasilitasi pengelola informasi dan dokumen
(PID), perjalanan dinas dan pemeliharaan barang-barang
Inventaris;
f. membagi tugas pelaksanaan pelayanan administrasi
kepegawian di lingkup kecamatan yang meliputi layanan
administrasi kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala
(KGB), Daftar Urut Kepangkatan (DUK), data pegawai,
Kartu Pegawai (karpeg), Karis/Karsu, tunjangan
anak/keluarga dan jabatan, asuransi kesehatan,
tabungan pensiun, tabungan perumahan, pensiun,
usulan formasi pegawai, usulan izin belajar, usulan
diklat pegawai, usulan pemberian penghargaan dan
tanda kehormatan, penilaian angka kredit jabatan
fungsional, teguran disiplin pegawai, usulan cuti
pegawai, usulan perpindahan/cuti pegawai, pengelolaan
standar kompetensi pegawai (SKP);
g. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan umum dan
kepegawaian dan menginventarisasi permasalahan di
lingkup tugasnya;
h. membuat laporan pelaksanaan kegiatan umum dan
kepegawaian yang meliputi : laporan penyusunan
Rencana Kebutuhan Barang, administrasi aset daerah di
lingkup kecamatan, penilaian prestasi kerja pegawai
kecamatan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku; dan
i. melaksanakan tugas kedinasan lain yang dierikan oleh
atasan terkait dengan tugas dan fungsinya.
3. Jenis- jenis Pelayanan
a. Kehumasan;
1. Pelayanan Umum;
2. Pengelolaan media sosial;
3. Pengelolaan SPAN LAPOR.
9
b. Kepegawaian;
1. Pengelola aplikasi Sistem Penilaian Dedikasi dan Kinerja
Aparatur (Sipendekar);
2. Pengelola aplikasi Sistem Presensi Online Terpadu (SPOT)
c. Perencanaan,Pengelolaan, pemanfaatan, pengamanan dan
pemeliharaan BMN/D;
10
BAB II
ANALISA MASALAH PELAYANAN
11
Sehingga permasalahan yang akan diangkat dan perlu
ditindaklanjuti segera, yaitu :
a. Masih lemahnya data rekapitulasi kondisi dan keberadaan
aset;
b. Masih banyaknya pegawai yang kurang peduli terhadap
kemanfaatan aset dalam membantu proses kerja;
c. Masih lemahnya sistem rekapitulasi data pada pengelolaan
dan pemanfaatan aset secara real time;
d. Masih lemahnya pemahaman warga masyarakat yang
pemanfaat aset.
12
suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah
lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang
berdiri sendiri. Seriousness dilihat dari dampak masalah tersebut
terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan dan
membahayakan sistem atau tidak.
Growth
Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin
memburuk bila dibiarkan.
Dalam menggunakan metode USG data dan informasi yang
dibutuhkan untuk pelaksanaannya yaitu :
- Hasil analisa situasi;
- Informasi tentang sumberdaya yang dimilki;
- Dokumen tentang perundang-undangan, peraturan serta
kebijakan yang berlaku.
NO MASALAH U S G TOTAL
1 Lemahnya data rekapitulasi
4 4 4 12
kondisi dan keberadaan aset;
2 Pegawai yang kurang peduli
terhadap kemanfaatan aset dalam 3 2 3 8
membantu proses kerja
3 Lemahnya sistem rekapitulasi
data pada pengelolaan dan 5 4 4 13
pemanfaatan secara real time.
4 Lemahnya pemahaman warga
4 3 3 10
masyarakat pemanfaat aset
Keterangan:
2. Skala Likert
U3.: Urgent 1 : Sangat kecil
S : Serious 2 : Kecil
G : Growth 3 : Sedang
4 : Besar
5 : Sangat besar
13
Jika diamati dan dinilai dari hasil analisa metode USG lemahnya
sistem sistem rekapitulasi pengelolaan dan pemanfaatan aset
secara digital dan lemahnya data rekapitulasi kondisi dan
keberadaan aset dalam pengelolaannya merupakan dua hal yang
menjadi prioritas untuk diselesaikan dengan cepat dan baik.
14
BAB III
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH
A. TEROBOSAN INOVATIF
Berkaitan dengan penyelesaian permasalahan melalui metode
USG yang segera untuk ditindaklanjuti sebagai jalan keluar yang
inovatif yaitu membuat SOP pengelolaan dan pemanfaatan aset
dan membuat rekapitulasi data pengelolaan dan pemanfaatan
aset pada kantor Kecamatan Sukamulya dengan cara
”Peningkatan Sistem Pengelolaan dan Pemanfaatan Aset
Daerah pada Kecamatan Sukamulya”
Dan juga secara keberlangsungan inovasi ini memiliki potensi
menghasilkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) ketika telah dibuat
data rekapitulasi yang valid dan akurat sehingga pemanfaatan
aset bisa maksimal baik untuk pemerintah maupun warga
masyarakat.
B. TUJUAN
Dalam tujuan bagi organisasi dengan adanya data rekapitulasi
yang valid, akurat dan bisa diketahui secara real time kondisi dan
keberadaan aset maka Camat selaku penngguna dan
peanggungjawab aset dapat segera mengkategorikan aset tersebut
dengan pertimbangan dihapuskan dan kemudian diusulkan
kembali atau diperbaiki untuk penggunaan operasional kantor
dan warga masyarakat yang membutuhkan. Dengan juga
memperhatikan program keberlangsungan aksi perubahan
dengan melaksanakan periode berjangka sebagai berikut :
1. Tujuan jangka pendek;
Dalam tujuan jangka pendek yang akan dicapai oleh penulis
adalah untuk memberikan menfaat kepada pemanfaat aset.
2. Tujuan jangka menegah;
Dalam tujuan jangka menegah yang akan dicapai oleh penulis
adalah berkoordinasi dengan perangkat daerah lain
15
3. Tujuan jangka panjang;
Dalam tujuan jangka panjang yang akan dicapai oleh penulis
adalah mengintegrasikan dengan tim teknis di instansi terkait.
C. OUTPUT
Dalam menindaklanjuti pelaksanaan tujuan jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panajng, maka penulis dapat
merumuskan capaian dengan output yang terukur sebagai
berikut :
1. Output jangka pendek;
- Invetarisasi aset untuk mengetahui kondisi dan
keberadaan aset;
- Tersedianya SOP pengelolaan dan pemanfaatan aset.
- Tersedianya sistem rekapitulasi data pada pemanfaatan
dan pengelolaan aset secara real time;
- Mempercepat untuk mengetahui informasi keberadaan dan
kondisi aset;
- Implementasi fungsi otoritas pejabat yang
bertanggungjawab terhadap pengelolaan dan pemanfaatan
aset.
- Dapat mengontrol dan mengendalikan arus pemanfaatan
aset.
2. Output jangka menengah;
- Terlaksannya kegaitan sosialisasi proses pengelolaan dan
pemanfaatan aset secara digital dengan kejelasan otorisasi
dan pertanggungjawaban aset;
- Terlaksananya koordinasi tindaklanjut permohonan
kemungkinan di integrasikan ke Atisisbada ke BPKAD
Bidang Aset;
- Terlaksananya koordinasi tindaklanjut potensi pendapatan
asli daerah ke Dispenda;
16
- Terlaksananya koordinasi laporan pegawai terkait TPTGR
bagi ASN menghilangkan aset yang dipergunakanya kepada
Inspektorat;
- Terlaksananya koordinasi laporan pegawai terkait TPTGR
bagi ASN menghilangkan aset yang dipergunakanya kepada
BKPSDM;
3. Output jangka panjang;
- Telaksananya kegiatan pengintegrasian secara administrasi
dan teknis dari sumber data rekapitulasi pengelolaan dan
pemanfaatan aset berbasis digital ke Atisisbada;
- Terlaksananya akses kode rekening dengan system QR
Code mempermudah pemanfaat aset untuk membayar
sewa.
D. MANFAAT
1. Internal
Manfaat yang bisa diperoleh dari aksi perubahan yang penulis
laksanakan untuk internal, yatu :
- Pemnafaatan aset bagi kegiatan – kegiatan di kantor
kecamatan dapat berjalan dengan baik;
- Tertib administrasi terkait informasi keberadaaan dan
kondisi aset;
- Meminimalisir aset yang hilang dan rusak tanpa kejelasan
dan penjelasan.
2. Eksternal
Sedangkan manfaat yang bisa diperoleh dari aksi perubahan
yang penulis laksanakan untuk eksternal, yaitu :
- Sebagai informasi yang valid dan akurat terkait kondisi dan
keberadaan aset;
- Sebagai bahan pengambil keputusan yang objektif ketika
ada usulan penggantian terkait aset yang rusak berat atau
hilang untuk dipergunakan operasional dan intensifikasi
peningkatan PAD;
17
- Masyarakat yang memanfaatkan aset lebih nyaman,
ringkas dan jelas tentang hak dan kewajiban pemanfaatan
aset yang disewa atau dipergunakanya.
18
E. TAHAPAN RENCANA PERUBAHAN
19
Pembentukan Tim 1. Pembuatan dan distribusi Tersampaikannya surat Surat undangan 30/08/2021
Efektif undangan pembentukan undangan
Tim Efektif
2. Pelaksanaan rapat Tercapainya 1. Daftar hadir 31/08/2021
pembentukan tim efektif kesepemahanan 2. Notulensi rapat
3. Foto kegiatan
3. Penyusunan SK Tim Terbentuknya Tim Draft SK Tim Efektif 1/09/2021
Efektif Efektif final
Laporan dan Laporan dan SK Tim Efektif Final SK Tim Efektif 2/09/2021
penandatanganan penandatanganan SK Tim
Efektif Aksi Perubahan
Rapat awal Tim Efektif 1. Pembagian tugas Tim Tercapainya pembagian 1. Notulensi 3/09/2021
Efektif tugas dan 2. Foto kegiatan
tanggungjawab
2. Menyipakan sarpras Tim Terfasilitasi sarpras 1. Lapotop 3/09/2021
untuk tim bekerja 2. Printer
3. Infocus
4. Kertas kerja
5. Foto kegiatan
Rapat lanjutan Tim 1. Menginventarisasi aset 1. Tersedianya data 1. Rekapitulasi 6 - 17/09/2021
Efektif 2. Menyusun draft SOP rekpitulasi aset kondisi dan
2. Tersediannya draft keberadaan aset
SOP 2. Draft SOP
3. Foto kegiatan
20
1. Mengidentifikasi data dan Tersedianya draft alur Draft format registrasi 20/09/2021
membuat data base aset. sistem rekapitulasi data pemanfaatan aset
2. Koordinasi dengan subag pengelolaan dan
Perencanaan dan pemanfaatan aset secara
Keuangan real time
Konsultasi 1. Meminta kesediaan Jadwal pertemuan Foto kegiatan 27/09/2021
waktu Mentor untuk
diskusi
2. Menyampaikan kajian 1. Draft SOP 1. Notulensi 28/09/2021
hasil penyusunan Pengelolaan dan 2. SOP Pengelolaan
Draft SOP pengeolaan Pemanfaatan Aset. dan Pemanfaatan
dan pemanfaatan aset 2. Catatan dari Aset
untuk di tandatangani mentor. 3. Foto kegiatan
Camat. 3. Paraf SOP
3. Menyampaikan Pengelolaan dan
susunan format data Pemanfaatan Aset
rekapitulasi
pengelolaan dan
pemanfaatan aset
4. Menyampaikan analisa
struktur dan design
peningkatan data
rekapitulasi
pengelolaan dan
pemanfaatan aset
21
Laporan dan Laporan dan 1. Tersedianya SOP 1. SOP Pengelolaan 4/10/2021
penandatanganan penandatanganan SOP Pengelolaan dan dan Pemanfaatan
Pengelolaan dan Pemanfaatan Aset Aset.
Pemanfaatan Aset 2. Tersedianya format 2. Foto kegiatan
Rekapitulasi
Pengelolaan dan
Pemanfaatan Aset
berbasis digital.
Rapat Sosialisasi 1. Pembuatan dan distribusi Tersampaikannya Surat undangan 6/10/2021
undangan pemanfaat aset undangan sosialisasi
2. Rapat sosialisasi Tersosialisasinya 1. Daftar hadir 11/10/2021
peningkatan pengelolaan 2. Notulensi
dan pemanfaatan aset 3. Foto kegiatan
daerah
Implementasi Aksi Melayani pemanfaatan aset 1. Menerima Surat 1. Surat permohanan 12 – 22/10/2021
Perubahan permohonan 2. Foto kegiatan
peminjaman aset
2. Penyampaian link
registrasi
pemanfaatan aset
Laporan Mengundang Tim Efektif Penyampaian surat Surat undangan 25/10/2021
membuat laporan aksi undangan
perubahan
Menyusun laporan aksi Draft laporan aksi 1. Daftar hadir 27/10/2021
perubahan perubahan 2. Draft laporan aksi
perubahan
3. Foto kegiatan
22
Melaporkan hasil aksi Tersedianya laporan aksi 1. Laporan aksi 29/10/2021
perubahan kepada Mentor perubahan PKP perubahan PKP
Angkatan 3 Angkatan 3
2. Foto kegiatan
Tahapan/Milestones Jangka Menengah
Tahapan Kegiatan Output Bukti Waktu
Koordinasi dan 1. Membuat surat ke Bidang Tersampaikanya surat Surat Nov 2021
konsultasi Aset BPKAD koordinasi
2. Membuat surat ke Bidang Tersampaikanya surat Surat Nov 2021
Non PBBP2 dan BPHTB koordinasi
BAPENDA
3. Membuat surat ke Bidang Tersampaikanya surat Surat Nov 2021
Pembinaan Aparatur dan koordinasi
Evaluasi Kinerja BKPSDM
Tahapan/Milestones Jangka Panjang
Tahapan Kegiatan Output Bukti Waktu
Integrasi 1. Konsultasi dengan tim Terlaksananya integrase 1. Notulensi Juli 2022
teknis Atisisbada BPKAD sistem pengelolaan dan 2. Foto
pemanfaatan aset dalam
aplikasi Atisisbada
2. Membuat petunjuk teknis Terlaksananya uji coba 1. Notulensi Juli 2022
akses ke PAD hasil dari pemanfaatan 2. Foto
aset ke PAD
23
F. PENGENDALIAN RESIKO
Pada setiap tahapan pelaksanaan aksi perubahan akan muncul
kendala dari sisi internal organisasi maupun dari ekternal, yaitu
sebagai berikut :
Internal :
1. Pemahaman peraturan perundang – undangan tentang
penggunaan dan manfaat aset oleh pegawai;
2. Kesulitan koordinasi antar unit kerja terhadap pemanfaatan
aset pada masa pandemi karena pengaturan jam dan waktu
kerja;
3. Inventarisasi yang perlu koordinasi dan membutuhkan waktu
yang lama untuk mengetahui kondisi dan keberadaaan aset.
Ekternal :
1. Koordinasi dan konsultasi dengan instansi terkait;
2. Sosialisasi terkait pengelolaan dan pemanfaatan aset kepada
stakeholder.
Dari kendala – kendala tersebut diatas sangat memungkinkan
terhambatnya aksi perubahan teutama dari internal dan para
stakeholder (ekternal)
Adapun strategi/cara yang dapat dilakukan terhadap potensi
kendala resiko pada aksi perubahan yaitu :
Internal :
1. Komunikasi intensif terhadap pimpinan selaku pengguna aset
dalam penertiban aset melalui informasi peraturan perundang-
undangan yang berlaku kepada pegawai Kecamatan;
2. Koordinasi dan konsultasi dengan pimpinan dan para
pimpinan unit kerja melalui sarana media sosial;
3. Memaksimalkan para pegawai dari unit kerja umum dan
kepegawaian serta para pegawai dari masing – masing unit
kerja.
24
Ekternal :
1. Komunikasi dengan pimpinan baik secara lisan maupun
tertulis kepada insatnsi terkait;
2. Melaksanakan Sosialisasi kepada stakeholder secara masif.
25
3. Pengelola sarana prasaran kantor;
4. Pranata komputer ahli pertama pada Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian;
5. Operator media sosial dan website pada Sub Bagian Umum
dan Kepegawaian.
Eksternal
1. Warga masyarakat terdekat dengan lingkungan kantor;
2. Organisasi kepemudaan;
3. Para kepala desa;
4. BKPSDM Kabupaten Tangerang;
5. BPKAD Kabupaten Tangerang;
6. Dispenda Kabupaten Tangerang.
Mapping Stakeholders
Influence (Pengaruh)
LATENS PROMOTERS
1. KEPALA DESA
2. WARGA
MASYARAKAT CAMAT
3. ORGANISASI
KEPEMUDAAAN
APATHETICS DEFENDERS
KASUBAG
1. BKPSDM PERENCANAAN DAN
2. BPKAD KEUANGAN
3. BAPENDA
26
Dari hasil analisis dan kuadran mapping stakeholder di
atas, maka diperoleh 4 (empat) kelompok stakeholder dengan
penjelasan sebagai berikut :
Promoters, memiliki kepentingan besar terhadap program atau
kegiatan dan juga pengaruh untuk membantu membuatnya berhasil
(atau tidak berhasil/ menggagalkannya).
Defenders, memiliki kepentingan yang besar dan dapat
menyuarakan dukungannya dalam komunitas, akan tetapi
pengaruhnya kecil untuk mempengaruhi kegiatan.
Latens, memiliki kepentingan yang rendah dalam keterlibatan di
kegiatan, akan tetapi memiliki pengaruh yang besar untuk
berjalannya kegiatan dengan lancar.
Apathetics, memiliki kepentingan dan kekuatan yang rendah,
bahkan kemungkinan tidak mengetahui adanya kegiatan.
Adapun dalam pnyusunan rencana aksi perubahan perlu diperhatikan
juga berkaitan dengan unsur – unsur management sebagai sumber daya
organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. MAN (Human) : sudah dibentuk tim efektif / tata kelola aksi
perubahan
2. MONEY : anggaran yang dibutuhkan berkaitan dengan
membuat aksi perubahan adalah
Rp 900.000,- (Sembilan ratus ribu rupiah);
N HARGA JUMLAH
URAIAN VOLUME
O SATUAN (Rp)
1 Anggaran komunikasi 3 Org 150.000 450.000
2 ATK 1 pkt 150.000 150.000
3 Mamin rapat awal 4 Org 25.000 100.000
4 Mamin rapat pembahasan 4 Org 25.000 100.000
5 Mamin rapat evaluasi 4 Org 25.000 100.000
Total 900.000
27
3. MATERIAL : Pelaksanaan aksi perubahan berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang
Nomor. 2 Tahun 2016 dan Peraturan Bupati
Tangerang Nomor. 48 Tahun 2014;
4. MACHINE : Kendaraan roda dua, handphone, Laptop,
printer dan mesin scan.
5. METHODE : Konsultasi secara intensif dengan pimpinan,
koordinasi dengan para pemimpin unit kerja
terkait pemanfaatan aset dan sosialisasi
kepada para stakeholder
6. MARKET : Warga masyarakat pemanfaat aset wilayah
kerja kantor Kecamatan Sukamulya.
28