Anda di halaman 1dari 33

RANCANGAN AKSI PERUBAHAN

KINERJA PELAYANAN PUBLIK

PENINGKATAN SISTEM PENGELOLAAN DAN


PEMANFAATAN ASET DAERAH (PENINGSIPADE)
PADA KECAMATAN SUKAMULYA

OLEH:
BAYU NUGROHO, SE.,M.AP
NIP. 19750614 201001 1 003

PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS


ANGKATAN III

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


KEMENDAGRI REGIONAL BANDUNG
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN RANCANGAN AKSI PERUBAHAN (RAP)
KINERJA PELAYANAN PUBLIK

JUDUL AKSI : Peningkatan Sistem Pengelolaan dan


PERUBAHAN Pemanfaatan Aset Daerah
(PENINGSIPADE) pada Kecamatan
Sukamulya.
NAMA : BAYU NUGROHO, SE., M.AP
NIP : 19750614 201001 1 003
GOLONGAN/PANGKAT : III/C / Penata
JABATAN : Kepala Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian
UNIT KERJA : Kecamatan Sukamulya Kabupaten
Tangerang

Disetujui untuk selanjutnya diajukan sebagai bahan dalam Seminar


Rancangan Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik yang dilaksanakan
pada tanggal 25 Agustus 2021 di Pusat Pengembangan Sumber Daya
Manusia Kemendagri Regional Bandung.

Tangerang, Agustus 2021

Mentor, Coach,

BUDI MUHDINI, S.Sos Drs. ERIS YUSTIONO, M.Sc


NIP. 197310152008011005 NIP. 196704071994011001

Penguji,

BAMBANG KURNIAWAN,S.Sos., M.Si


NIP. 197110251999011001
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Alah SWT, karena atas
limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Rencana Aksi Perubahan yang merupakan
persayaratan dalam proses pembelajaran Diklat Pelatihan
Kepemimpinan Pengawasa (PKP) Angkatan III tahun 2021 pada
Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri Regional
Bandung.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan
rasa hormat kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan
dan bimbingan baik dalam menyusun Rencana Aksi Perubahan
maupun selama pembelajaran, terutama kepada :
1. Bupati Kabupaten Tangerang yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Diklat PKP
angkatan III;
2. Kepala Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Kementrian Dalam
Negeri Regional Bandung yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melaksanakan proses Diklat PKP;
3. Camat Sukamulya yang telah memberikan dukungan moril
kepada penulis;
4. Sekretaris Kecamatan yang telah membimbing dan membina
penulis sebagai mentor;
5. Kepada PUSDIKLAT Regional Bandung beserta jajarannya atas
kelancaran penyelenggaraan selama DIKLAT PKP Angakatan
III;
6. Coach atas bimbingan, arahan serta petunjuk dalam penulisan
Laporan Individu Studi Lapangan ini.
7. Bapak/Ibu Widyaswara Diklat PKP angkatan III tahun 2021
atas waktu dan ilmu pengetahuan ;

i
8. Rekan-rekan peserta Diklat PKP angkatan III tahun 2021, yang
telah memberikan semangat dan dorongan baik moril maupun
materil selama proses pendidikan dan pelatihan ini;

Penulis sangat menyadari bahwa dalam menyusun Rencana


Aksi Perubahan ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kelemahan baik dalam tata cara penulisan, tata bahasa, maupun
subtansi materinya, oleh karena itu masukan dan saran untuk
perbaikan sangat penulis harapkan.

Tangerang, Agustus 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGHATAR……………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………… 1
B. PROFIL KINERJA PELAYANAN……………………………………. 5
1. Tupoksi Organisasi…..………………………………………….. 7
2. Tupoksi Kasubag Umpeg……………………………………….. 7
3. Jenis-jenis Pelayanan……..……………………………………. 9
BAB II ANALISA MASALAH…………………………………………………… 11
A. IDENTIFIKASI MASALAH PELAYANAN………………………….. 11
B. PENENTUAN MASALAH UTAMA………………………………….. 12
BAB III STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH………………………….. 15
A. TEROBOSAN INOVATIF……………………………………………….. 15
B. TUJUAN…………………………………………………………………… 15
C. OUTPUT…………………………………………………………………… 16
D. MANFAAT………………………………………………………………… 17
1. Internal………………………………………………………………. 17
2. Eksternal……………………………………………………………. 17
E. TAHAPAN RENCANA PERUBAHAN………………………………… 19
F. PENGENDALIAN RESIKO…………………………………………….. 24
G. KEJELASAN PETA DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA
ORGANISASI…………………………………..…………………………. 25
1. Peta dan pemanfaatan stake holders………………………….. 25
2. Startegi komunikasi terhadap para stake holders………….. 28

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengelolaan aset daerah dilaksanakan oleh suatu lembaga pada


suatu pemerintah daerah. Lembaga tersebut harus dapat menjadi pilar
pemerintah daerah dalam mengelola aset daerah karena antar
pemerintah daerah berbeda lembaga pengelola aset daerahnya. Sistem
pengelolaan potensi daerah dilaksanakan sesuai dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016
Tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah yang dimuat dalam
Pasal 1 angka 8 bahwa pengelolaan merupakan Pengelola Barang Milik
Daerah yang selanjutnya disebut Pengelola Barang adalah pejabat yang
berwenang dan bertanggung jawab melakukan koordinasi pengelolaan
barang milik daerah. Dalam koordinasi tersebut dilakukan kepada
perangkat daerah sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 angka 9
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2016 Tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah yang
menyebutkan Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah
unsur pembantu Kepala Daerah dan DPRD dalam penyelenggaraan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.
Selanjutnya Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D) merupakan
unsur penting dalam penyelenggaraan pemerintahan khususnya dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah Daerah harus
melakukan pengelolaan dan pemanfaatn atas BMN/D agar dapat
berguna bagi pemerintah dan masyarakat. Pengelolaan BMN/D adalah
suatu proses dalam mengelola kekayaan yang telah ada sebelumnya
atau yang diperoleh dari beban APBN/D atau perolehan lainnya yang
sah yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pemerintah maupun
masyarakat.

1
Peraturan perundang-undangan terkini yang berlaku mengenai
pengelolaan BMN/D adalah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun
2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah merupakan
peraturan yang mengganti PP sebelumnya yaitu PP Nomor 6 Tahun 2006
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah juncto PP Nomor 38
Tahun 2008 tentang Perubahan atas PP Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. PP Nomor 27 Tahun 2014
tersebut menjadi petunjuk pelaksanaan (juklak) bagi pemerintah
pusat/daerah dalam melakukan pengelolaan BMN/D. Adapun petunjuk
teknis (juknis) terkait pengelolaan BMD diatur dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang 3 Milik Daerah yang mengatur lebih rinci mengenai
pengelolaan BMD. Petunjuk Teknis Pengelolaan BMD masih mengacu ke
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah dikarenakan petunjuk
teknis yang terkini belum ditetapkan. Dalam pasal 4 ayat (2) Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah ditegaskanbahwatahapan-tahapan
dalam pengelolaan BMD meliputi: a) Perencanaan kebutuhan dan
penganggaran; b) Pengadaan; c) Penerimaan, Penyimpanan dan
Penyaluran; d) Penggunaan; e) Penatausahaan; f) Pemanfaatan; g)
Pengamanan dan pemeliharaan; h) Penilaian; i) Penghapusan;
j) Pemindahtanganan; k) Pembinaan, pengawasan dan pengendalian;
dan l) Tuntutan Ganti Rugi. Dari 12 (dua belas) tahapan dalam
pengelolaan BMD sebagaimana diuraikan di muka, tahapan
pemanfaatan menjadi tahapan yang menarik untuk ditelaah. Hal ini
disebabkan tahapan pemanfaatan berpotensi memiliki pengaruh
terhadap Pendapatan Pemerintah. Dalam konteks pemerintah daerah,
tahapan pemanfaatan menjadi sangat penting dikarenakan pengaruhnya
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Besar kecilnya PAD merupakan
gambaran kemandirian keuangan pemerintah daerah, semakin besar
proporsi PAD terhadap total pendapatan daerah berarti keuangan
pemerintah daerah tersebut semakin mandiri. Dengan demikian bisa

2
dikatakan bahwa tahapan pemanfaatan BMD merupakan tahapan yang
sangat penting dikarenakan 4 memiliki pengaruh terhadap PAD yang
berdampak pada tingkat kemandirian keuangan daerah.
Pengertian pemanfaatan BMD menurut Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Barang Milik Daerah adalah pendayagunaan BMD yang tidak
dipergunakan sesuai tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) dengan tidak mengubah status kepemilikan. Bentuk-
bentuk pemanfaatan BMD terdiri dari: a) sewa; b) pinjam pakai; c) kerja
sama pemanfaatan; dan d) bangun guna serah atau bangun serah guna.
Bentuk pemanfaatan BMD berupa sewa yaitu penyerahan hak
penggunaan BMD kepada pihak ketiga dalam jangka waktu tertentu
dengan kewajiban bagi pihak ketiga tersebut untuk memberikan imbalan
berupa uang sewa bulanan atau tahunan sesuai lama waktu sewa, baik
sekaligus maupun secara berkala. Melalui penyewaan BMD, pemerintah
daerah akan memperoleh uang sewa dalam jangka waktu tertentu sesuai
lama sewa. Perolehan uang sewa tersebut bagi pemerintah daerah
merupakan pendapatan daerah. Hal ini berarti pemanfaatan BMD dalam
bentuk sewa menimbulkan pendapatan daerah berupa penerimaan kas
pemerintah daerah yang berasal dari sewa. Selain daripada potensi PAD
namun juga dapat berakibat pada pemanfaatan BMD yang tidak
terkelola dengan baik dan benar serta adanya intervensi otoritas dari
pejabat yang bertanggungjawab terhadap penjagaan, pengelolaan dan
pemanfaatan aset maka akan berpotensi atas kehilangan dan kerusakan
barang, terutama kerap kali penggunaan BMD terhambat ketika ada
pelaksanaan kegiatan pada kantor Kecamatan bagi masyarakat di
wilayah yang merupakan simbol kemakmuran suatu wilayah atau
daerah sehingga akan terjadi inefisiensi atau maal praktek pembeliaan
BMD dengan anggarang yang tidak jelas, jelas hal ini diakibatkan oleh
karena pengelolaan dan pemanfaatan yang belum benar dan
teradministrasi dengan baik.

3
Optimalisasi Pemanfaatan BMD sebaiknya menjadi kebijakan
strategis pemerintah daerah sebagai daerah otonom dalam pengelolaan
BMD-nya. Melalui kebijakan strategis berupa optimalisasi pemanfaatan
BMD diharapkan terwujud peningkatan pendapatan retribusi pemakaian
kekayaan daerah yang optimal pula sehingga memiliki kontribusi yang
memadai dalam meningkatkan PAD. Terwujudnya peningkatan PAD
berarti secara relatif (asumsi ceteris paribus) terjadi peningkatan
kemandirian keuangan daerah. dikarenakan banyak permasalahan di
daerah yang disebabkan karena pengelolaan aset/barang milik daerah.
Secara garis besar ada beberapa permasalah terkait pengelolaan aset di
daerah diantaranya banyaknya aset yang tidak termanfaatkan dengan
baik dan masalah penatausahaan (dokumen dan inventaris). Selain itu
seiring perkembangan globalisasi dan demokrasi sekarang ini
masyarakat menuntut agar pengelolaan aset/barang adaerah
berdasarkan pada mekanisme pasar (efisien, efektif, dan ekonomis),
transparan dan akuntabel. Pengelolaan aset/barang milik daerah
membutuhkan peranan berbagai pihak dari suatu organisasi, untuk itu
setiap organisasi harus memperjelas pihak-pihak yang terlibat dalam
siklus pengelolaan aset/barang daerah serta prosedur-prosedur yang
harus dilalui oleh masing-masing pihak tersebut. Pembuatan prosedur
pengelolaan aset/barang daerah harus memperhatikan pedoman yang
diberikan Menteri Dalam Negeri dan standar akuntansi pemerintah yang
berlaku dengan adanya kejelasan pihak dan prosedur pengelolaan
set/barang daerah maka akan memudahkan dalam proses sinkronisasi
yang nantinya akan mempermudah pembuatan laporan
pertanggungjawaban. Dalam perkembangan, sistem pengelohan data
dan pelaporan aset/barang milik daerah harus mampu menjadi sistem
informasi manajemen aset daerah yang menghasilkan informasi lebih
cepat, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Serta mampu
mengganti pekerjaan manual menjadi pekerjaan elektronik dan online.

4
Peningkatan penggunaan aset/barang milik daerah Sudah bukan
rahasia umum lagi jika banyak aset daerah yang sudah tidak terpakai
namun masih tetap tercatat di neraca pemerintah daerah. Hal ini
dikarenakan kurang optimalnya penggunaan aset tersebut serta proses
penghapusan aset yang membutuhkan waktu panjang karena
menggunakan Surat Keputusan Kepada Daerah. Untuk itu aset yang
ada, selama masa manfaatnya harus dioptimalkan penggunaannya.
Salah satu caranya adalah dengan mekanisme sewa yaitu pemanfaatan
barang milik daerah oleh pihak lain dengan jangka waktu tertentu
dengan menerima imbalan uang.

Menyikapi dampak wabah Covid-19 khususnya di bidang ekonomi,


Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan Salah satu
dukungan Kementerian Keuangan dalam rangkaian program PEN
tersebut adalah dengan menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK)
Nomor 115/PMK.06/2020 tentang Pemanfaatan Barang Milik Negara.
Pada akhirnya, pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik tidak
terlepas dari adanya sinergi dan koordinasi antara pengelola barang dan
pengguna barang Tanpa adanya koordinasi dan sinergi yang baik,
pemanfaatan BMN tidak akan berjalan optimal di masyarakat.

B. PROFIL KINERJA PELAYANAN


Kecamatan Sukamulya merupakan Organisasi Perangkat Daerah
sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 11
Tahun 2016 tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Tangerang dan Peraturan Bupati Tangerang Nomor 113
tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi serta Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Tangerang, dalam melaksanakan tugas fungsi
dan tata kerja Kecamatan Sukamulya berpijak sesuai dengan Visi
dan Misi Bupati Tangerang yaitu :

5
Visi :
”Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Tangerang yang Religius,
Cerdas, Sehat dan Sejahtera”
Dengan menjalankan Misi :

1. Meningkatkan penerapan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan


bermasyarakat menuju masyarakat yang religius;

2. Meningkatkan akses, mutu dan pemerataan pelayanan


pendidikan dan kesehatan untuk mewujudkan masyarakat yang
cerdas dan sehat;

3. Mengembangkan ekonomi daerah yang kompetitif;

4. Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang profesional,


transparan dan akuntabel;

5. Meningkatkan pemerataan pembangunan infrastruktur yang


berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan
Rencana Tata Ruang wilayah, dan

6. Mengembangkan inovasi daerah dalam rangka meningkatkan


kualitas daya saing daerah, masyarakat dan pelaku
pembangunan lainnya.

Struktur Organisasi Kecamatan

Sumber : Perbup No.113/2016

Sumber : Perbup Tangerang No.113/2016

6
1. Tugas dan Fugsi Organisasi
Dalam pembentukan dan susunan perangkat daerah pada Pasal
3 huruf ”f” Kecamatan Sukamulya dengan type perangkat daerah
tipe A yang Kecamatan dipimpin oleh Camat yang berkedudukan
di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah dengan dibantu oleh :
a. Sekretariat;
b. Seksi.
Susunan organisasi Kecamatan terdiri atas :
a) Camat;
b) Sekretariat Kecamatan, terdiri atas:
1) Subbagian Umum dan Kepegawian; dan
2) Subbagian Perencanaan dan Keuangan;
c) Seksi Pemerintahan;
d) Seksi Pemberdayaan Masyarakat;
e) Seksi Ketentraman, Ketertiban dan Perlindungan
Masyarakat;
f) Seksi Perekonomian dan Pembangunan;
g) Seksi Pelayanan;
h) Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Tugas dan Fungsi Kasubag Umpeg


Pada peraturan Bupati Nomor 113 Tahun 2016, Subbagian
Umum Dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1) huruf b angka 1 dipimpin oleh kepala Subbagian Umum
Dan Kepegawaian yang berkedudukan dibawah dan
bertanggungjawab kepada Sekretaris Kecamatan dengan
mempunyai tugas melakukan kegiatan pelayanan administrasi
umum, kepegawaian, perlengkapan, kerumahtanggaan, dan
kehumasan di lingkungan kecamatan mempunyai rincian tugas
sebagai berikut :

7
a. merencanakan kegiatan umum dan kepegawaian
program kerja operasional pelayanan administrasi
umum, kepegawaian, perlengkapan, kerumahtanggaan,
dan informasi kehumasan di Kecamatan;
b. membimbing pelaksanaan kegiatan umum yang
meliputi : surat menyurat, penggandaan, pengiriman,
pengarsipan, tata naskah dinas, Inventarisasi Aset dan
Persediaan Pengadaan barang dan jasa, Pendistribusian,
Stock Opname, fasilitasi pengelola informasi dan
dokumen (PID), perjalanan dinas dan pemeliharaan
barang-barang Inventaris;
c. membimbing pelaksanaan kegiatan kepegawaian meliputi
: layanan administrasi kenaikan pangkat, kenaikan
gaji berkala (KGB), Daftar Urut Kepangkatan (DUK), data
pegawai, Katu Pegawai (karpeg), Karis/Karsu, tunjangan
anak/keluarga dan jabatan, asuransi kesehatan,
tabungan pensiun, tabungan perumahan, pensiun,
usulan formasi pegawai, usulan izin belajar, usulan
diklat pegawai, usulan pemberian penghargaan dan
tanda kehormatan, penilaian angka kredit jabatan
fungsional, teguran disiplin pegawai, usulan cuti
pegawai, usulan perpindahan/cuti pegawai,
pengelolaan standar kompetensi pegawai (SKP);
d. Membimbing pelaksanaan kegiatan umum dan
kepegawaian yang meliputi : pembinaan dan
pengembangan pegawai kecamatan, pembinaan dan
supervisi pengelolaan dan pendayagunaan aset daerah
yang dikelola oleh kelurahan, urusan rumah tangga dan
informasi kehumasan di Kecamatan.
e. Membagi tugas pelaksanaan kegiatan umum meliputi :
surat menyurat, penggandaan, pengiriman, pengarsipan,
tata naskah dinas, Inventarisasi Aset dan Persediaan

8
Pengadaan barang dan jasa, Pendistribusian, Stock
Opname, fasilitasi pengelola informasi dan dokumen
(PID), perjalanan dinas dan pemeliharaan barang-barang
Inventaris;
f. membagi tugas pelaksanaan pelayanan administrasi
kepegawian di lingkup kecamatan yang meliputi layanan
administrasi kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala
(KGB), Daftar Urut Kepangkatan (DUK), data pegawai,
Kartu Pegawai (karpeg), Karis/Karsu, tunjangan
anak/keluarga dan jabatan, asuransi kesehatan,
tabungan pensiun, tabungan perumahan, pensiun,
usulan formasi pegawai, usulan izin belajar, usulan
diklat pegawai, usulan pemberian penghargaan dan
tanda kehormatan, penilaian angka kredit jabatan
fungsional, teguran disiplin pegawai, usulan cuti
pegawai, usulan perpindahan/cuti pegawai, pengelolaan
standar kompetensi pegawai (SKP);
g. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan umum dan
kepegawaian dan menginventarisasi permasalahan di
lingkup tugasnya;
h. membuat laporan pelaksanaan kegiatan umum dan
kepegawaian yang meliputi : laporan penyusunan
Rencana Kebutuhan Barang, administrasi aset daerah di
lingkup kecamatan, penilaian prestasi kerja pegawai
kecamatan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku; dan
i. melaksanakan tugas kedinasan lain yang dierikan oleh
atasan terkait dengan tugas dan fungsinya.
3. Jenis- jenis Pelayanan
a. Kehumasan;
1. Pelayanan Umum;
2. Pengelolaan media sosial;
3. Pengelolaan SPAN LAPOR.

9
b. Kepegawaian;
1. Pengelola aplikasi Sistem Penilaian Dedikasi dan Kinerja
Aparatur (Sipendekar);
2. Pengelola aplikasi Sistem Presensi Online Terpadu (SPOT)
c. Perencanaan,Pengelolaan, pemanfaatan, pengamanan dan
pemeliharaan BMN/D;

10
BAB II
ANALISA MASALAH PELAYANAN

A. IDENTIFIKASI MASALAH PELAYANAN


Pada Sub Bagian Umum dan Kepegawaian terdapat dua fungsi
yang memiliki tingkat resiko yang sangat besar terkait
permasalahan umum yang membawa nama baik organisasi ketika
adanya pelaporan dari warga masyarakat yang berarti ini
merupakan pelayanan yang mekanisme tindaklanjutnya melalui
proses analisa dan kajian teknis dari masing – masing unsur unit
kerja adapun permasalahan dari aspek kepegawaian ini
merupakan pelayanan yang langsung bersinggungan kepada
pegawai berkaitan dengan instrument kinerja pegawai dan disiplin
pegawai yang bermuara pada tingkat pencapaian kesejahteraan
pegawai.
Akan tetapi satu aspek yang sering terlupakan sehingga belum
adanya laporan dan pertanggungjawaban yang bisa dipedomani,
seperti pengelolaan dan pemanfaatn aset, pada kantor kecamatan
Sukamulya ada satu jabatan pengelola sarana prasarana kantor
dibawah dan bertanggungjawab kepada Camat melalui Sekretaris
Kecamatan dan Kasubag Umum dan Kepegawaian perihal data –
data inventarisasi aset yang dimilki oleh kantor Kecamatan
Sukamulya yang sampai pada saat ini yang ada yaitu Aplikasi
Teknologi Infromasi Siklus Barang Daerah (Atisisbada) masih
sebatas pada mekanisme peruntukan rekonsiliasi aset yang
merupakan suatu system aplikasi yang berjalan dengan
instrument rekapitulasi aset belum tampak pada pengelolaan data
dan pengamanan aset yang seharusnya secara detail pada
aplikasi tersebut terdapat juga fitur untuk proses pemanfaatan
aset yang lebih komprehensif sehingga data rekapitulasi data aset
valid dan akurat baik keberadaaannya maupun kondisinya secara
real time.

11
Sehingga permasalahan yang akan diangkat dan perlu
ditindaklanjuti segera, yaitu :
a. Masih lemahnya data rekapitulasi kondisi dan keberadaan
aset;
b. Masih banyaknya pegawai yang kurang peduli terhadap
kemanfaatan aset dalam membantu proses kerja;
c. Masih lemahnya sistem rekapitulasi data pada pengelolaan
dan pemanfaatan aset secara real time;
d. Masih lemahnya pemahaman warga masyarakat yang
pemanfaat aset.

B. PENENTUAN MASALAH UTAMA


Berdasarkan identifikasi permasalahan tersebut diatas, maka
dalam melaksanakan aksi perubahan terkait pengelolaan dan
pemanfaatan aset perlu dipergunakan analisa masalah dengan
USG. Metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) adalah salah
satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus
diselesaikan dengan cara menentukan tingkat urgensi, keseriusan
dan perkembangan isu dengan menetukan skala nilai 1 – 5
dengan ketentuan sebagai berikut :
Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan
waktu yang tersedia dan seberapa keras tekanan waktu tersebut
untuk memecahkan masalah yang menyebababkan isu tadi.
Urgency dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan
masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak
dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama,

12
suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah
lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang
berdiri sendiri. Seriousness dilihat dari dampak masalah tersebut
terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan dan
membahayakan sistem atau tidak.
Growth
Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin
memburuk bila dibiarkan.
Dalam menggunakan metode USG data dan informasi yang
dibutuhkan untuk pelaksanaannya yaitu :
- Hasil analisa situasi;
- Informasi tentang sumberdaya yang dimilki;
- Dokumen tentang perundang-undangan, peraturan serta
kebijakan yang berlaku.

Analisa USG permasalahan

NO MASALAH U S G TOTAL
1 Lemahnya data rekapitulasi
4 4 4 12
kondisi dan keberadaan aset;
2 Pegawai yang kurang peduli
terhadap kemanfaatan aset dalam 3 2 3 8
membantu proses kerja
3 Lemahnya sistem rekapitulasi
data pada pengelolaan dan 5 4 4 13
pemanfaatan secara real time.
4 Lemahnya pemahaman warga
4 3 3 10
masyarakat pemanfaat aset
Keterangan:
2. Skala Likert
U3.: Urgent 1 : Sangat kecil
S : Serious 2 : Kecil
G : Growth 3 : Sedang
4 : Besar
5 : Sangat besar

13
Jika diamati dan dinilai dari hasil analisa metode USG lemahnya
sistem sistem rekapitulasi pengelolaan dan pemanfaatan aset
secara digital dan lemahnya data rekapitulasi kondisi dan
keberadaan aset dalam pengelolaannya merupakan dua hal yang
menjadi prioritas untuk diselesaikan dengan cepat dan baik.

14
BAB III
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

A. TEROBOSAN INOVATIF
Berkaitan dengan penyelesaian permasalahan melalui metode
USG yang segera untuk ditindaklanjuti sebagai jalan keluar yang
inovatif yaitu membuat SOP pengelolaan dan pemanfaatan aset
dan membuat rekapitulasi data pengelolaan dan pemanfaatan
aset pada kantor Kecamatan Sukamulya dengan cara
”Peningkatan Sistem Pengelolaan dan Pemanfaatan Aset
Daerah pada Kecamatan Sukamulya”
Dan juga secara keberlangsungan inovasi ini memiliki potensi
menghasilkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) ketika telah dibuat
data rekapitulasi yang valid dan akurat sehingga pemanfaatan
aset bisa maksimal baik untuk pemerintah maupun warga
masyarakat.

B. TUJUAN
Dalam tujuan bagi organisasi dengan adanya data rekapitulasi
yang valid, akurat dan bisa diketahui secara real time kondisi dan
keberadaan aset maka Camat selaku penngguna dan
peanggungjawab aset dapat segera mengkategorikan aset tersebut
dengan pertimbangan dihapuskan dan kemudian diusulkan
kembali atau diperbaiki untuk penggunaan operasional kantor
dan warga masyarakat yang membutuhkan. Dengan juga
memperhatikan program keberlangsungan aksi perubahan
dengan melaksanakan periode berjangka sebagai berikut :
1. Tujuan jangka pendek;
Dalam tujuan jangka pendek yang akan dicapai oleh penulis
adalah untuk memberikan menfaat kepada pemanfaat aset.
2. Tujuan jangka menegah;
Dalam tujuan jangka menegah yang akan dicapai oleh penulis
adalah berkoordinasi dengan perangkat daerah lain

15
3. Tujuan jangka panjang;
Dalam tujuan jangka panjang yang akan dicapai oleh penulis
adalah mengintegrasikan dengan tim teknis di instansi terkait.

C. OUTPUT
Dalam menindaklanjuti pelaksanaan tujuan jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panajng, maka penulis dapat
merumuskan capaian dengan output yang terukur sebagai
berikut :
1. Output jangka pendek;
- Invetarisasi aset untuk mengetahui kondisi dan
keberadaan aset;
- Tersedianya SOP pengelolaan dan pemanfaatan aset.
- Tersedianya sistem rekapitulasi data pada pemanfaatan
dan pengelolaan aset secara real time;
- Mempercepat untuk mengetahui informasi keberadaan dan
kondisi aset;
- Implementasi fungsi otoritas pejabat yang
bertanggungjawab terhadap pengelolaan dan pemanfaatan
aset.
- Dapat mengontrol dan mengendalikan arus pemanfaatan
aset.
2. Output jangka menengah;
- Terlaksannya kegaitan sosialisasi proses pengelolaan dan
pemanfaatan aset secara digital dengan kejelasan otorisasi
dan pertanggungjawaban aset;
- Terlaksananya koordinasi tindaklanjut permohonan
kemungkinan di integrasikan ke Atisisbada ke BPKAD
Bidang Aset;
- Terlaksananya koordinasi tindaklanjut potensi pendapatan
asli daerah ke Dispenda;

16
- Terlaksananya koordinasi laporan pegawai terkait TPTGR
bagi ASN menghilangkan aset yang dipergunakanya kepada
Inspektorat;
- Terlaksananya koordinasi laporan pegawai terkait TPTGR
bagi ASN menghilangkan aset yang dipergunakanya kepada
BKPSDM;
3. Output jangka panjang;
- Telaksananya kegiatan pengintegrasian secara administrasi
dan teknis dari sumber data rekapitulasi pengelolaan dan
pemanfaatan aset berbasis digital ke Atisisbada;
- Terlaksananya akses kode rekening dengan system QR
Code mempermudah pemanfaat aset untuk membayar
sewa.

D. MANFAAT
1. Internal
Manfaat yang bisa diperoleh dari aksi perubahan yang penulis
laksanakan untuk internal, yatu :
- Pemnafaatan aset bagi kegiatan – kegiatan di kantor
kecamatan dapat berjalan dengan baik;
- Tertib administrasi terkait informasi keberadaaan dan
kondisi aset;
- Meminimalisir aset yang hilang dan rusak tanpa kejelasan
dan penjelasan.
2. Eksternal
Sedangkan manfaat yang bisa diperoleh dari aksi perubahan
yang penulis laksanakan untuk eksternal, yaitu :
- Sebagai informasi yang valid dan akurat terkait kondisi dan
keberadaan aset;
- Sebagai bahan pengambil keputusan yang objektif ketika
ada usulan penggantian terkait aset yang rusak berat atau
hilang untuk dipergunakan operasional dan intensifikasi
peningkatan PAD;

17
- Masyarakat yang memanfaatkan aset lebih nyaman,
ringkas dan jelas tentang hak dan kewajiban pemanfaatan
aset yang disewa atau dipergunakanya.

18
E. TAHAPAN RENCANA PERUBAHAN

MILESTONE (PENTAHAPAN KEGIATAN)


Tupoksi : Pelaksanaan kegiatan umum yang meliputi pengelolaan dan pemanfaatan aset daerah dan informasi
kehumasan di Kecamatan;
Inovasi : Digitalisasi Pengelolaan dan Pemanfaatan Aset Daerah
Judul : Peningkatan Sistem Pengelolaan dan Pemanfaatan Aset Daerah (PENINGSIPADE) pada Kecamatan
Sukamulya Kab. Tangerang.

Tahapan/Milestones Jangka Pendek


Tahapan Kegiatan Output Bukti Waktu
Konsultasi awal 1. Meminta kesediaan waktu Jadwal pertemuan Foto kegiatan 6/08/2021
Mentor untuk diskusi
2. Menyampaikan gagasan Identifikasi masalah Foto 7/08/2021
aksi perubahan (https://drive.google.c
om/file/d/1gMx6x6Nk
Qdz3mmOqwMNImNFl
OAIqcuIK/view?
usp=sharing)
3. Meminta arahan terkait 1. Nama-nama Tim Draft SK Tim Efektif 30/08/2021
pembentukan Tim Efektif Efektif
dan penyusunan SK Tim 2. Draft SK Tim

19
Pembentukan Tim 1. Pembuatan dan distribusi Tersampaikannya surat Surat undangan 30/08/2021
Efektif undangan pembentukan undangan
Tim Efektif
2. Pelaksanaan rapat Tercapainya 1. Daftar hadir 31/08/2021
pembentukan tim efektif kesepemahanan 2. Notulensi rapat
3. Foto kegiatan
3. Penyusunan SK Tim Terbentuknya Tim Draft SK Tim Efektif 1/09/2021
Efektif Efektif final
Laporan dan Laporan dan SK Tim Efektif Final SK Tim Efektif 2/09/2021
penandatanganan penandatanganan SK Tim
Efektif Aksi Perubahan
Rapat awal Tim Efektif 1. Pembagian tugas Tim Tercapainya pembagian 1. Notulensi 3/09/2021
Efektif tugas dan 2. Foto kegiatan
tanggungjawab
2. Menyipakan sarpras Tim Terfasilitasi sarpras 1. Lapotop 3/09/2021
untuk tim bekerja 2. Printer
3. Infocus
4. Kertas kerja
5. Foto kegiatan
Rapat lanjutan Tim 1. Menginventarisasi aset 1. Tersedianya data 1. Rekapitulasi 6 - 17/09/2021
Efektif 2. Menyusun draft SOP rekpitulasi aset kondisi dan
2. Tersediannya draft keberadaan aset
SOP 2. Draft SOP
3. Foto kegiatan

20
1. Mengidentifikasi data dan Tersedianya draft alur Draft format registrasi 20/09/2021
membuat data base aset. sistem rekapitulasi data pemanfaatan aset
2. Koordinasi dengan subag pengelolaan dan
Perencanaan dan pemanfaatan aset secara
Keuangan real time
Konsultasi 1. Meminta kesediaan Jadwal pertemuan Foto kegiatan 27/09/2021
waktu Mentor untuk
diskusi
2. Menyampaikan kajian 1. Draft SOP 1. Notulensi 28/09/2021
hasil penyusunan Pengelolaan dan 2. SOP Pengelolaan
Draft SOP pengeolaan Pemanfaatan Aset. dan Pemanfaatan
dan pemanfaatan aset 2. Catatan dari Aset
untuk di tandatangani mentor. 3. Foto kegiatan
Camat. 3. Paraf SOP
3. Menyampaikan Pengelolaan dan
susunan format data Pemanfaatan Aset
rekapitulasi
pengelolaan dan
pemanfaatan aset
4. Menyampaikan analisa
struktur dan design
peningkatan data
rekapitulasi
pengelolaan dan
pemanfaatan aset

21
Laporan dan Laporan dan 1. Tersedianya SOP 1. SOP Pengelolaan 4/10/2021
penandatanganan penandatanganan SOP Pengelolaan dan dan Pemanfaatan
Pengelolaan dan Pemanfaatan Aset Aset.
Pemanfaatan Aset 2. Tersedianya format 2. Foto kegiatan
Rekapitulasi
Pengelolaan dan
Pemanfaatan Aset
berbasis digital.
Rapat Sosialisasi 1. Pembuatan dan distribusi Tersampaikannya Surat undangan 6/10/2021
undangan pemanfaat aset undangan sosialisasi
2. Rapat sosialisasi Tersosialisasinya 1. Daftar hadir 11/10/2021
peningkatan pengelolaan 2. Notulensi
dan pemanfaatan aset 3. Foto kegiatan
daerah
Implementasi Aksi Melayani pemanfaatan aset 1. Menerima Surat 1. Surat permohanan 12 – 22/10/2021
Perubahan permohonan 2. Foto kegiatan
peminjaman aset
2. Penyampaian link
registrasi
pemanfaatan aset
Laporan Mengundang Tim Efektif Penyampaian surat Surat undangan 25/10/2021
membuat laporan aksi undangan
perubahan
Menyusun laporan aksi Draft laporan aksi 1. Daftar hadir 27/10/2021
perubahan perubahan 2. Draft laporan aksi
perubahan
3. Foto kegiatan

22
Melaporkan hasil aksi Tersedianya laporan aksi 1. Laporan aksi 29/10/2021
perubahan kepada Mentor perubahan PKP perubahan PKP
Angkatan 3 Angkatan 3
2. Foto kegiatan
Tahapan/Milestones Jangka Menengah
Tahapan Kegiatan Output Bukti Waktu
Koordinasi dan 1. Membuat surat ke Bidang Tersampaikanya surat Surat Nov 2021
konsultasi Aset BPKAD koordinasi
2. Membuat surat ke Bidang Tersampaikanya surat Surat Nov 2021
Non PBBP2 dan BPHTB koordinasi
BAPENDA
3. Membuat surat ke Bidang Tersampaikanya surat Surat Nov 2021
Pembinaan Aparatur dan koordinasi
Evaluasi Kinerja BKPSDM
Tahapan/Milestones Jangka Panjang
Tahapan Kegiatan Output Bukti Waktu
Integrasi 1. Konsultasi dengan tim Terlaksananya integrase 1. Notulensi Juli 2022
teknis Atisisbada BPKAD sistem pengelolaan dan 2. Foto
pemanfaatan aset dalam
aplikasi Atisisbada
2. Membuat petunjuk teknis Terlaksananya uji coba 1. Notulensi Juli 2022
akses ke PAD hasil dari pemanfaatan 2. Foto
aset ke PAD

23
F. PENGENDALIAN RESIKO
Pada setiap tahapan pelaksanaan aksi perubahan akan muncul
kendala dari sisi internal organisasi maupun dari ekternal, yaitu
sebagai berikut :
Internal :
1. Pemahaman peraturan perundang – undangan tentang
penggunaan dan manfaat aset oleh pegawai;
2. Kesulitan koordinasi antar unit kerja terhadap pemanfaatan
aset pada masa pandemi karena pengaturan jam dan waktu
kerja;
3. Inventarisasi yang perlu koordinasi dan membutuhkan waktu
yang lama untuk mengetahui kondisi dan keberadaaan aset.
Ekternal :
1. Koordinasi dan konsultasi dengan instansi terkait;
2. Sosialisasi terkait pengelolaan dan pemanfaatan aset kepada
stakeholder.
Dari kendala – kendala tersebut diatas sangat memungkinkan
terhambatnya aksi perubahan teutama dari internal dan para
stakeholder (ekternal)
Adapun strategi/cara yang dapat dilakukan terhadap potensi
kendala resiko pada aksi perubahan yaitu :
Internal :
1. Komunikasi intensif terhadap pimpinan selaku pengguna aset
dalam penertiban aset melalui informasi peraturan perundang-
undangan yang berlaku kepada pegawai Kecamatan;
2. Koordinasi dan konsultasi dengan pimpinan dan para
pimpinan unit kerja melalui sarana media sosial;
3. Memaksimalkan para pegawai dari unit kerja umum dan
kepegawaian serta para pegawai dari masing – masing unit
kerja.

24
Ekternal :
1. Komunikasi dengan pimpinan baik secara lisan maupun
tertulis kepada insatnsi terkait;
2. Melaksanakan Sosialisasi kepada stakeholder secara masif.

G. KEJELASAN PETA DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA


ORGANISASI
Dalam hal kejelasan peta serta pemanfaatan sumberdaya
organisasi yang dapat disusun oleh penulis sebagai berikut :

Peran Anggota Tim Rancangan Aksi Perubahan

No Tim Efektif Peran Anggota Tim dalam Proyek Perubahan


1 Mentor Membimbing, memfasilitasi dan mengarahkan
perencanaan dan implementasi proyek perubahan
2 Coach Membimbing dan mengarahkan perencanaan dan
implementasi proyek perubahan
3 Project Leader Memimpin tim dan melaksanakan proyek
perubahan
4 Tim Sekretariat  Menyiapkan sarpras dan alat kerja;
 Mengumpulkan data rekapitulasi aset;
 Menyusun administrasi kegiatan (daftar hadir,
notulen, format lain)
 Melaksanakan pendokumentasian kegiatan
(dokumen, foto kegiatan)
5 Tim  Menginventarisir jenis data dan dokumen
Inventarisasi  Menyusun meknisme dan alur kerja
 Menyusun SOP pengelolaan dan pemanfaatan
aset
6 Tim Analis  Mengelola data dan informasi dari stakeholder
 Menganalisis data dan membuat rekomendasi
konsep format laporan rekapitulasi
pemanfaatan aset dalam bentuk digitalisasi.

1. Peta dan pemanfaatan stakeholders


 Internal
1. Camat pada Kecamatan Sukamulya Kabupaten Tangerang;
2. Kasubag Perencanaan dan Keuangan pada Kecamatan
Sukamulya;

25
3. Pengelola sarana prasaran kantor;
4. Pranata komputer ahli pertama pada Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian;
5. Operator media sosial dan website pada Sub Bagian Umum
dan Kepegawaian.
 Eksternal
1. Warga masyarakat terdekat dengan lingkungan kantor;
2. Organisasi kepemudaan;
3. Para kepala desa;
4. BKPSDM Kabupaten Tangerang;
5. BPKAD Kabupaten Tangerang;
6. Dispenda Kabupaten Tangerang.

Mapping Stakeholders
Influence (Pengaruh)

LATENS PROMOTERS

1. KEPALA DESA
2. WARGA
MASYARAKAT CAMAT
3. ORGANISASI
KEPEMUDAAAN

APATHETICS DEFENDERS

KASUBAG
1. BKPSDM PERENCANAAN DAN
2. BPKAD KEUANGAN
3. BAPENDA

26
Dari hasil analisis dan kuadran mapping stakeholder di
atas, maka diperoleh 4 (empat) kelompok stakeholder dengan
penjelasan sebagai berikut :
 Promoters, memiliki kepentingan besar terhadap program atau
kegiatan dan juga pengaruh untuk membantu membuatnya berhasil
(atau tidak berhasil/ menggagalkannya).
 Defenders, memiliki kepentingan yang besar dan dapat
menyuarakan dukungannya dalam komunitas, akan tetapi
pengaruhnya kecil untuk mempengaruhi kegiatan.
 Latens, memiliki kepentingan yang rendah dalam keterlibatan di
kegiatan, akan tetapi memiliki pengaruh yang besar untuk
berjalannya kegiatan dengan lancar.
 Apathetics, memiliki kepentingan dan kekuatan yang rendah,
bahkan kemungkinan tidak mengetahui adanya kegiatan.
Adapun dalam pnyusunan rencana aksi perubahan perlu diperhatikan
juga berkaitan dengan unsur – unsur management sebagai sumber daya
organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. MAN (Human) : sudah dibentuk tim efektif / tata kelola aksi
perubahan
2. MONEY : anggaran yang dibutuhkan berkaitan dengan
membuat aksi perubahan adalah
Rp 900.000,- (Sembilan ratus ribu rupiah);
N HARGA JUMLAH
URAIAN VOLUME
O SATUAN (Rp)
1 Anggaran komunikasi 3 Org 150.000 450.000
2 ATK 1 pkt 150.000 150.000
3 Mamin rapat awal 4 Org 25.000 100.000
4 Mamin rapat pembahasan 4 Org 25.000 100.000
5 Mamin rapat evaluasi 4 Org 25.000 100.000
Total 900.000

27
3. MATERIAL : Pelaksanaan aksi perubahan berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang
Nomor. 2 Tahun 2016 dan Peraturan Bupati
Tangerang Nomor. 48 Tahun 2014;
4. MACHINE : Kendaraan roda dua, handphone, Laptop,
printer dan mesin scan.
5. METHODE : Konsultasi secara intensif dengan pimpinan,
koordinasi dengan para pemimpin unit kerja
terkait pemanfaatan aset dan sosialisasi
kepada para stakeholder
6. MARKET : Warga masyarakat pemanfaat aset wilayah
kerja kantor Kecamatan Sukamulya.

2. Strategi komunikasi terhadap para stake holder


Bahwa dalam membangun strategi komunikasi penulis menggunakan aspek dalam
bentuk komunikasi :
Intrapersonal, : Mambangun komunikasi dengan pimpinan dan mentor
dalam melaksanakan aksi perubahan dalam hal
permasalahan internal di organisasi;
Interpersonal, : Berkoordinasi dengan pimpinan unit kerja dalam hal
kelengkapan data aset kondisi dan keberadaannya.
Komunikasi organisasi : Berkoordinasi dengan para pimpinan unit kerja,
pimpinan instansi lingkungan kecamatan dan para
stakeholder lainya dengan pendekatan pada saat
pelaksanaan kegiatan kebersamaan rutin di kantor;

28

Anda mungkin juga menyukai