Anda di halaman 1dari 68

RANCANGAN AKSI PERUBAHAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

LEMBAR JUDUL

OPTIMALISASI LAYANAN DATA DAN INFORMASI


BATAS KAWASAN TAMAN NASIONAL TANJUNG PUTING MELALUI
PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SURAT KETERANGAN BATAS KAWASAN
TAMAN NASIONAL TANJUNG PUTING

Nama : Eko Susanto


NIP. : 197306262000031003
NDH : 13
Jabatan : Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I
Unit Kerja : Balai Taman Nasional Tanjung Puting

PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS (PKP)


PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDM LHK
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
TAHUN 2023
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | ii

LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKSI PERUBAHAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

OPTIMALISASI LAYANAN DATA DAN INFORMASI


BATAS KAWASAN TAMAN NASIONAL TANJUNG PUTING MELALUI
PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SURAT KETERANGAN BATAS KAWASAN
TAMAN NASIONAL TANJUNG PUTING

Disahkan di Bogor, September 2023

COACH PESERTA

(Dr. Ir. Anna Indria Witasari, M.Sc.) (Eko Susanto, S.Si., M.A., M.Ec.Dev.)
NIP. 196704031992032004 NIP. 197306262000031003

PENGUJI MENTOR

(Ir. Agung Setyabudi, M.Sc.) (Murlan Dameria Pane, S.Hut., M.Si.)


NIP. 196005171987031002 NIP. 197107171998032001
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | iii

KATA PENGANTAR

Rancangan Aksi Perubahan Kualitas Pelayanan Publik ini telah selesai


disusun sesuai dengan arahan dan pedoman yang diberikan. Untuk itu patut kiranya
kami mengucapkan rasa syukur yang paling dalam datas kemudahan dan kelancaran
yang diberikan oleh Allah SWT.
Tujuan dari penyusunan Rancangan Aksi Perubahan Kualitas Pelayanan
Publik ini adalah untuk memberikan panduan dalam pelaksanaan aksi perubahan
nantinya di Balai Taman Nasional Tanjung Puting, khususnya di SPTN Wilayah I
Pembuang Hulu. Tema yang diangkat dalam aksi perubahan ini adalah Optimalisasi
layanan data dan informasi batas kawasan Taman Nasional Tanjung Puting melalui
penyusunan standar operasional prosedur surat keterangan batas kawasan Taman
Nasional Tanjung Puting. Tema ini mengarah pada upaya perbaikan layanan data
informasi yang dimiliki Balai Taman Nasional Tanjung Puting kepada masyarkat yang
akan memebuat dokumen tanah. Dengan SOP ini diharapkan layanan yang diberikan
dapat lebih baik, terstandar mutu hasil layanannya dan yang paling penting adalah
terhindarkannya dokumen tanah yang masuk kawasan Taman Nasional Tannjung
Puting. Harapan kami, SOP ini dapat diintegrasikan ke aplikasi SITANPAN sehingga
layanan SOP dapat diakses dengan lebih mudah oleh masyarakat di era digital ini.
Kami mengucapkan terima kasih atas bimbingannya selama ini kepada Dr. Ir.
Anna Indria Witasari, M.Sc selaku coach dan Murlan Dameria Pane, S.Hut., M.Si
selaku mentor serta para widyaiswara dan narasumber. Semoga rancangan aksi
perubahan ini dapat menjadi panduan yang benar dalam melaksanakan Aksi
Perubahan Kualitas Pelayanan Publik.

Penyusun
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | iv

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ....................................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................vii
I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................ 1
B. TUJUAN ................................................................................................. 4
C. MANFAAT AKSI PERUBAHAN............................................................... 5
D. RUANG LINGKUP .................................................................................. 6
II. PROFIL ORGANISASI DAN ANALISA MASALAH ............................................ 7
A. PROFIL ORGANISASI ............................................................................ 7
B. ANALISA MASALAH ............................................................................... 9
III. STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH ........................................................ 20
A. TEROBOSAN INOVASI ........................................................................ 20
B. MILESTONE DAN KEGIATAN .............................................................. 23
C. SUMBER DAYA .................................................................................... 26
IV. RENCANA MATA PELATIHAN PILIHAN MENDUKUNG AKSI PERUBAHAN . 30
V. RENCANA STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI DALAM ADOPSI
AKSI PERUBAHAN ........................................................................................ 32
VI. PEMETAAN SIKAP PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN RENCANA
PENGEMBANGAN POTENSI DIRI ................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 37
LAMPIRAN ............................................................................................................. 39
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur organisasi Balai TNTP ................................................. 8


Gambar 2. Peta zonasi TNTP dan wilayah kerja SPTN Wilayah I ............... 8
Gambar 3. Peta lokasi perambahan di SPTN Wilayah I .............................. 9
Gambar 4. Analisis Pohon Masalah ............................................................ 17
Gambar 5. Elemen sukses sebuah aksi perubahan layanan publik digital .. 19
Gambar 6. Peta Kuadran Stakeholder ........................................................ 27
Gambar 7. Struktur Hubungan Tata Kerja Aksi Perubahan ......................... 29
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Luas peningkatan perambahan di SPTN Wilayah I sejak tahun 2015 1


Tabel 2. Diagnosis eksternal organisasi menggunakan Analisis PESTEL....... 10
Tabel 3. Analisis PESTEL ............................................................................... 12
Tabel 4. Diagnosis internal organisasi menggunakan Analisis Model 7’S Mc
Kinsey ............................................................................................... 13
Tabel 5. Analisis Strategis dengan SWOT ...................................................... 14
Tabel 6. Indikator Kinerja Kegiatan pada Balai TNTP 2023 dan tergetnya ...... 15
Tabel 7 Analisis Kanvas Inovasi .................................................................... 21
Tabel 8. Milestone dan Kegiatan Aksi Perubahan........................................... 23
Tabel 9. Tabel identifikasi stakeholder dengan metode kuadran ..................... 26
Tabel 10. Rencana Strategi Pengembangan Kompetensi ................................. 32
Tabel 11. Rencana Strategi Pengembangan Potensi Diri Peserta Pelatihan
Kepemimpinan Pengawas (PKP) ...................................................... 35
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Pelaksanaan Aksi Perubahan Jangka Pendek .................. 40


Lampiran 2. Laporan Pembangunan Komitmen Bersama ................................. 41
Lampiran 3. Formulir Persetujuan Coach Pemilihan Mata Pelatihan Pilihan ..... 58
Lampiran 4. Rekap Nilai Akhir Sikap Perilaku Peserta ...................................... 59
Lampiran 5. Rencana Strategi Pengembangan Potensi Diri Peserta ................ 61
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 1

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Balai Taman Nasional Tanjung Puting (Balai TNTP) memiliki tugas fungsi
melaksanakan penyelenggaraan konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya di
Taman Nasional Tanjung Puting melalui kegiatan pengelolaan kawasan,
pemanfaatan berkelanjutan jasa lingkungan di taman nasional, penyelenggaraan
kerja sama, dan penyediaan data informasi konservasi sumber daya alam dan
ekosistemnya di taman nasional. Dalam melaksanakan tugas pengelolaan kawasan
dilakukan dengan kegiatan perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan yang lestari.
Bentuk kegiatan perlindungan berupa penjagaan pos, patroli rutin, sosialisasi/
penyuluhan, pemasangan papan himbauan/larangan, pemeliharaan pal batas dan
anjangsana.
Khusus di wilayah kerja Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I (SPTN
Wilayah I) menitikberatkan pada kegiatan perlindungan dan layanan data dan
informasi. Hal ini tidak lepas dari potensi ancaman terhadap keutuhan kawasan
berupa perambahan, penambangan emas ilegal, dan penebangan liar. Ancaman
yang memiliki dampak besar dan penanganan yang tidak mudah adalah perambahan
yang dimulai dari klaim lahan melalui penerbitan SKT (Surat Keterangan Tanah). SKT
diterbitkan oleh Perangkat Desa berdasarkan permohonan dan pengakuan
masyarakat. Klaim lahan tersebut menjadi aksi perambahan yang dapat pemicu
tindak pidana lain yaitu penebangan liar dan pendudukan hutan. Selain itu,
perubahan bentang alam menjadi kebun sawit membuat upaya pemulihan
ekosistemnya menjadi lama dan berbiaya tinggi.
Melihat Pasal 18 Peraturan Menteri LHK No. 17 Tahun 2022 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal KSDAE
menyebutkan bahwa tugas seorang Kepala SPTN Wilayah adalah:
1. melaksanakan kegiatan inventarisasi potensi;
2. penataan kawasan dan penyusunan rencana pengelolaan;
3. perlindungan dan pengamanan kawasan serta pemeliharaan batas;
4. pengendalian dampak kerusakan sumber daya alam hayati;
5. pengendalian kebakaran hutan;
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 2

6. pemanfaatan berkelanjutan spesies tumbuhan dan satwa liar serta sumber daya
genetik;
7. pengawetan spesies tumbuhan dan satwa liar beserta habitatnya serta sumber
daya genetik dan pengetahuan tradisional di taman nasional;
8. pengelolaan keamanan hayati, surveilans, dan pengendalian penyakit infeksi
bersumber dari satwa liar, dan pengendalian jenis invasif;
9. pemanfaatan berkelanjutan jasa lingkungan;
10. evaluasi pengelolaan dan kesesuaian fungsi taman nasional;
11. pemulihan ekosistem dan penutupan kawasan;
12. penyediaan data dan informasi konservasi sumber daya alam dan ekosistem;
13. penyelenggaraan kerja sama bidang konservasi sumber daya alam dan
ekosistem;
14. pelaksanaan bina cinta alam dan penyuluhan konservasi sumber daya alam dan
ekosistem;
15. penyelenggaraan kemitraan konservasi; dan
16. pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar taman nasional serta
pengelolaan kawasan taman nasional.
Berdasarkan uraian diatas, maka rancangan aksi perubahan kualitas pelayanan
publik berupa penyusunan SOP Surat Keterangan Batas Kawasan TNTP merupakan
perwujudan tugas seorang Kepala SPTN Wilayah, khususnya mengenai
perlindungan dan pengamanan kawasan serta pemeliharaan batas. SOP tersebut
dapat mendukung kebijakan penanganan konflik tenurial melalui pencegahan
terjadinya kesalahan dalam penerbitan dokumen tanah oleh instansi berwenang,
termasuk penerbitan SKT. Dengan demikian SOP tersebut dapat mencegah
terjadinya perambahan dengan modus klaim lahan berdasarkan dokumen SKT di
kemudian hari.
Sejak tahun 2015 telah terjadi klaim lahan dan perambahan. Dari tahun ke
tahun selalu mengalami penambahan luas perambahan sebagaimana tabel berikut.

Tabel 1. Luas peningkatan perambahan di SPTN Wilayah I sejak tahun 2015.


Nama Luas
No Tahun Pelaku Keterangan Status
Lokasi (Ha)
1 2015 Blok 47 0.44 PT. WSSL 1 Jumlah tanaman sawit ±63 Proses
pohon, tinggi sekarang ±10
m
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 3

2 2016 Blok 40 3.69 Masyarakat Pondok, Cempedak, Cabe, Pemantauan


Desa Pehu dll
3 2016 Blok 23.66 Masyarakat Pembukaan lahan dijumpai Pemantauan
42/43 Desa Pehu saat pemasangan Tugu
Batas Kawasan TNTP
bersama BPKH
4 2016 Tugu 4.58 PT. WSSL 2 Temuan tanaman sawit pada Selesai
Batas saat pemasangan Tugu
304 Batas Kawasan TNTP
bersama BPKH
5 2017 Blok 45 2.29 Masyarakat Lahan dibeli tahun 2008 ±7 Pemantauan
Desa Pehu Hektar, mulai dikelola pada
tahun 2017 dan kembali
dikelola pada awal tahun
2020 ± 2 Hektar
6 2018 Blok 430.89 Masyarakat Paska karhut, ditanami sawit, Pemantauan
N21 Desa sebagian kebun pisang, dan
sayur-sayuran, cabai, dll, sebagian
klaim sepihak (tanah ulayat, proses P-21
tanah jasa, eks HPH Bima
Samakta)
7 2019 Blok 44 4.40 Masyarakat Pembukaan lahan untuk Selesai
Desa Pehu kebun semangka
8 2021 Blok 0.36 Masyarakat Karhut dilanjutkan dengan Pemantauan
38/39 Desa Pehu penanaman sawit
9 2021 Blok 8 8.00 Masyarakat Pembukaan lahan secara Selesai
Desa manual
10 2022 Blok 84.50 Masyarakat Pembukaan lahan untuk Pemantauan
M20 Desa kebun dibuat kapling
Jumlah 562.37

Upaya penanganan perambahan yang telah dilakukan dengan persuasif dan


penegakan hukum. Sedangkan upaya pencegahannya dengan bentuk pengamanan
preemtif, preventif dan represif, yaitu pemeliharaan pal batas, pemasangan papan
himbauan/larangan, sosialisasi/penyuluhan, patroli rutin, penjagaan pos dan
anjangsana. Sampai saat ini berbagai upaya tersebut masih belum optimal karena
sebagian masyarakat masih belum tahu batas kawasan TNTP di lapangan.
Klaim lahan dan perambahan yang dilakukan oleh masyarakat berawal dari
ketidaktahuan masyarakat terhadap lokasi batas kawasan TNTP. Pal batas yang
dipasang BPKH tahun 2015 berbahan kayu sehingga mudah lapuk dan ikut terbakar
saat kebakaran hutan tahun 2015 dan 2019. Hal itu membuat pal batas menjadi hilang
atau rusak. Selain itu posisi pal batas terkadang berada dalam vegetasi hutan atau
rawa serta jarak antar pal batas termasuk jauh, sekitar 1-5 km sehingga jarang
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 4

ditemukan masyarakat. Ketidaktahuan batas ini diperparah oleh sikap oknum kepala
desa yang dalam membuat SKT (Surat Keterangan Tanah) tidak melakukan cek
lapangan terhadap lokasi lahan yang dimohonkan warganya. Jika dilakukan cek
lokasi kadang tidak melibatkan petugas TNTP yang mengelola kawasan konservasi
di sebelah lahan yang dimohonkan. Kondisi ini membuat masyarakat masuk ke dalam
kawasan untuk mengolah lahan, maupun terkait alih kelola lahan, jual beli lahan, atau
pembuatan SKT lahan yang mereka kelola.
Untuk mengurangi kejadian tersebut perlu upaya pencegahan yang lebih
komprehensif dan melibatkan komitmen berbagai pihak yang terkait legalitas hukum
tanah. Sesuai UU No. 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria dan PP 24 Tahun
2016 tentang Perubahan PP No. 37 Tahun 1998 tentang Pendaftaran Tanah, maka
pihak-pihak yang bersebelahan dengan lokasi yang dimohonkan dokumen tanahnya
wajib bersaksi atau memberikan pernyataan mengenai batas lahan. Hal ini juga
sesuai peraturan tentang kawasan hutan khususnya kawasan konservasi, dimana
pengelola kawasan menjadi wakil pemerintah di tingkat tapak dalam membuat
keputusan atau pernyataan. Hasil berpikir kreatif terhadap analisis masalah
menghasilkan inovasi proses berupa penyusunan SOP (Standar Operasional
Prosedur) Surat Keterangan Batas Kawasan TNTP. SOP itu diharapkan disetujui oleh
semua pihak terkait dan menghasilkan produk dokumen resmi berupa Surat
Keterangan Batas Kawasan TNTP yang menjadi syarat dalam proses pendaftaran
tanah serta pembuatan SKT yang diakui hukum. Dengan optimalisasi layanan publik
ini diharapkan mampu mencegah penerbitan dokumen tanah yang salah lokasi dan
selanjutnya mampu mencegah terjadinya klaim masyarakat dan perambahan di
kawasan TNTP.

B. TUJUAN
1. Tujuan Jangka Pendek
Tersusunnya SOP Surat Keterangan Batas Kawasan TNTP yang telah
disahkan Kepala Balai TNTP.
2. Tujuan Jangka Menengah
Terlaksananya implementasi SOP Surat Keterangan Batas Kawasan TNTP
3. Tujuan Jangka Panjang
Terintegrasikannya SOP Surat Keterangan Batas Kawasan TNTP ke dalam
aplikasi SITANPAN.
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 5

C. MANFAAT AKSI PERUBAHAN


1. Manfaat Jangka Pendek:
a. Manfaat internal: Menjadi sebuah pedoman atau petunjuk teknis kegiatan
pengukuran bidang tanah yang berbatasan dengan kawasan TNTP oleh
para pihak terkait dan konsumen agar pelayanan publik terkait data
informasi batas kawasan TNTP dapat dilakukan dengan baik dan terjamin
mutunya.
b. Manfaat eksternal: Memberikan kemudahan kepada masyarakat sekitar
TNTP atas layanan data dan informasi batas kawasan TNTP dengan hasil
dokumen yang standar.
2. Manfaat Jangka Menengah:
a. Manfaat internal: Mencegah terjadinya peningkatan luas perambahan
kawasan TNTP atas dasar klaim masyarakat melalui SKT.
b. Manfaat eksternal: Melindungi masyarakat dari kesalahan melanggar
batas kawasan TNTP saat memohon SKT ke perangkat desa.
3. Manfaat Jangka Panjang:
a. Manfaat internal:
1) Mempermudah layanan publik dengan memasukkan SOP Surat
Keterangan Batas Kawasan TNTP ke dalam menu aplikasi
SITANPAN.
2) Menjadi alat evaluasi dan monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan
pengukuran bidang tanah yang berbatasan dengan kawasan TNTP
oleh para pihak.
3) Menjaga keutuhan kawasan TNTP dari ancaman klaim dan
perambahan oleh masyarakat, sehingga kedepannya dapat zero
perambahan.
b. Manfaat eksternal:
1) Meningkatkan kesadaran hukum perangkat desa sekitar kawasan
TNTP sehingga semua dokumen tanah dapat dibuat dengan prosedur
yang benar.
2) Memberikan kepastian hukum terhadap dokumen tanah yang
dikeluarkan oleh instansi terkait.
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 6

D. RUANG LINGKUP
Pelayanan publik terkait data dan informasi batas kawasan merupakan salah
satu tugas fungsi Pejawat Pengawas SPTN Wilayah I dan sekaligus melaksanakan
tugas fungsi perlindungan dan pengamanan kawasan. Oleh sebab itu untuk
memberikan dampak aksi perubahan yang spesifik maka ruang lingkup aksi
perubahan ini meliputi:
1. kesesuaian dengan tugas pokok dan fungsi jabatan pengawas Kepala SPTN
Wilayah I;
2. lokasi aksi perubahan berada di wilayah kerja SPTN Wilayah I khususnya rawan
yang berada di wilayah kerja Resort Pembuang Hulu;
3. penentuan stakeholder juga diutamakan yang terkait langsung dengan wilayah
aksi perubahan, khususnya desa-desa sekitar Resort Pembuang Hulu;
4. data informasi yang digunakan sejak tahun 2015 pada saat kejadian perambahan
yang menggunakan modus SKT.
Aksi perubahan ini difokuskan pada peletakan fondasi untuk implementasi
inovasi proses, sehingga pelaksanaan tusi pejabat pengawas terkait aksi perubahan
ini nantinya akan memiliki pedoman/landasan hukum di tingkat pelaksana atau di
lapangan. Hasil dari aksi perubahan ini diharapkan mendapatkan pengakuan oleh
stakeholder terkait di lokasi kegiatan dan memberikan produk administrasi yang
terstandar.
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 7

II. PROFIL ORGANISASI DAN ANALISA MASALAH

A. PROFIL ORGANISASI
Kawasan TNTP terakhir ditetapkan tahun 2022 melalui SK MenLHK No.
SK.332/MENLHK-PKTL/PPPKH/PLA.02/1/2022 tentang Penetapan kawasan hutan
TNTP seluas sekitar 410.411, 57 hektar. Dalam pengelolaannya TNTP dibagi menjadi
8 zona, yaitu zona inti, zona rimba, zona pemanfaatan, zona religi dan budaya, zona
rehabilitasi, zona perlindungan bahari, zona tradisional dan zona khusus. TNTP
terbagi dalam 3 Seksi Pengelolaan Taman Nasional dan 11 Resort Pengelolaan.
Jumlah PNS sebanyak 54 orang, PPPK sebanyak 7 orang dan PPNPN sebanyak 59
orang. Sarana prasarana yang dimiliki diantaranya perkantoran 14 unit, kendaraan
roda 4 hanya 8 unit, kendaraan roda 2 sebanyak 35 unit, speedboat sebanyak 4 unit,
ATV sebanyak 3 unit, peralatan pemadaman kebakaran, peralatan GIS, drone dan
lain sebagainya dengan jumlah yang terbatas.
Wilayah kerja SPTN Wilayah I Pembuang Hulu terletak di sebelah Utara dari
Taman Nasional Tanjung Puting. Secara administratif wilayah ini berada di 2
Kabupaten yaitu: Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Seruyan.
Sedangkan pada administratif Kecamatan wilayah ini masuk dalam 5 Kecamatan
yaitu: Kecamatan Kumai dan Pangkalan Banteng di Kabupaten Kotawaringin Barat
serta Kecamatan Hanau, Danau Sembuluh dan Seruyan Hilir di Kabupaten Seruyan.
Luas seluruh kawasan Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I
Pembuang Hulu sebesar ±61.000 Ha yang terbagi dalam 4 Resort, yaitu: Resort
Pembuang Hulu dengan luas ±26.440 Ha, Resort Telaga Pulang dengan luas
±19.760 Ha, Resort Sungai Kole seluas ±8.400 Ha dan Resort Pondok Ambung
dengan luas ±6.400 Ha. Adapun jumlah pegawai yang ditempatkan di SPTN Wilayah
I sebanyak 10 PNS, 1 PPPK, dan 13 PPNPN. Sarpras yang dimiliki berupa 1 kantor
SPTN, 4 kantor resort, 1 mobil operasional (pickup), 11 sepeda motor dan 2 perahu
motor. Anggaran pengelolaan kawasan di wilayah kerja SPTN Wilayah satu berkisar
Rp. 701.896.000 dengan bentuk kegiatan berupa patroli terestrial, patroli bersama
MMP, patroli pencegahan karhutla, inventarisasi TSL, operational resort, dan
pemulihan ekosistem dengan mekanisme suksesi alami.
Dari hasil analisa lahan dengan citra satelit spot IV tahun 2005 tutupan lahan
yang berupa hutan pada wilayah SPTN I sebesar 73,7% yaitu seluas 44.950 Ha baik
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 8

hutan dipterocarp, hutan rawa gambut, hutan kerangas maupun hutan sekunder.
Sementara 26,3 % lainnya adalah area terbuka seluas 16.050 Ha dengan tutupan
lahan berupa semak belukar, semak padang maupun semak rawa atau alang-alang.
Tantangan pengelolaan di SPTN Wilayah I merupakan dampak dari ulah
manusia, diantaranya penambangan emas tanpa ijin, perambahan, dan penebangan
liar. Pelanggaran yang termasuk tindak pidana kehutanan tersebut masih
berlangsung sampai saat ini meskipun volumenya mengalami penurunan. Pola
penanganannya telah mengacu pada semua bentuk pengamanan, mulai dari upaya
preemtif, upaya preventif dan upaya represif. Sampai tahun ini sudah dilakukan
penyidikan sampai P-21 dan putusan pengadilan sebanyak 13 kasus.

Gambar 1. Struktur organisasi Balai TNTP

KEPALA BALAI

SUB BAG TATA


SPTN WILAYAH I SPTN WILAYAH II
SPTN WILAYAH III

KELOMPOK

Gambar 2. Peta zonasi TNTP dan wilayah kerja SPTN Wilayah I


APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 9

B. ANALISA MASALAH
Sebagaimana dijelaskan pada latar belakang, maka salah satu masalah yang
dihadapi Balai TNTP, khususnya di SPTN Wilayah I adalah terjadinya peningkatan
luas perambahan di kawasan TNTP oleh masyarakat. Penyebab penambahan
perambahan tersebut adalah adanya klaim masyarakat berdasarkan SKT (Surat
Keterangan Tanah) yang dikeluarkan oleh perangkat desa dan klaim sepihak oknum
masyarakat berdasarkan pengakuan saja. Akar masalah dari klaim dan perambahan
adalah ketidaktahuan masyarakat mengenai batas kawasan TNTP di lapangan. Hal
itu diperparah ketika pembuatan SKT oleh kepala desa tidak mensyaratkan
pernyataan dari pihak yang berbatasan dengan lahan yang dimohonkan SKT. Selain
itu juga tidak dilakukan cek lokasi dan jika dilakukan cek lokasi jarang mengundang
pihak TNTP selaku pengelola kawasan yang berbatasan. Kondisi inilah yang
membuat klaim dan perambahan terjadi setiap tahunnya.

Gambar 3. Peta lokasi perambahan di SPTN Wilayah I.


APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 10

Kondisi internal organisasi sedikit banyak juga turut berperan meski upaya
preemtif dan preventif sudah dilakukan. Jumlah dan kapasitas pegawai bidang
pemetaan masih sedikit. Sarana prasarana untuk pengukuran lahan dan batas
kawasan TNTP yang memenuhi standar masih sangat terbatas. Prosedur cek lokasi
lahan juga belum dimiliki oleh Balai TNTP. Ketersediaan anggaran untuk
pemeliharaan pal batas belum bisa tersedia secara rutin sehingga penggantian pal
batas yang rusak maupun hilang belum terlaksana secara keseluruhan. Kondisi
internal yang cukup berpengaruh adalah belum adanya pedoman yang memandu
kegiatan layanan data informasi batas kawasan TNTP dari permohonan layanan
sampai dokumen produknya.
Dari uraian di atas dapat digambarkan dalam tabel diagnosis organisasi di
berikut ini.

Tabel 2. Diagnosis eksternal organisasi menggunakan Analisis PESTEL


Elemen Kondisi Yang
Kondisi Saat ini Gap
Diagnosis Diinginkan
Politik • Adanya kebijakan Kebijakan resolusi Upaya pencegahan
resolusi konflik konflik selain terjadinya konflik tenurial
tenurial melalui menyelesaikan belum optimal.
Direktorat PKTHA. masalah yang
• Kebijakan sudah terjadi juga
pendaftaran tanah dapat mencegah
menjadi prioritas kejadian konflik
nasional. tenurial.
Ekonomi Banyak masyarakat Tidak ada lagi Kurangnya pengetahuan
yang membeli lahan masyarakat yang masyarakat mengenai
dalam kawasan TNTP membeli lahan di batas kawasan TNTP
sehingga mengalami kawasan TNTP. dan prosedur
kerugian. permohonan dokumen
tanah yang benar.
Sosial • Trend kebutuhan Kebutuhan lahan Masyarakat belum
lahan untuk kebun tidak merambah ke mengetahui proses
sawit meningkat kawasan TNTP dan pendaftaran tanah yang
dokumen tanah benar dan sah.
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 11

sejalan peningkatan yang dimiliki


jumlah penduduk. melalui proses
• Keinginan pendaftaran yang
masyarakat untuk benar dan sah.
memiliki dokumen
tanah yang sah
meningkat.
Teknologi • Masyarakat sudah Masyarakat dapat Upaya penyampaian
memahami teknologi mengakses data informasi dan
informasi, jaringan informasi layanan publik perlu
diantaranya WA. dan layanan publik dikembangkan.
• Seluruh desa sudah berbasis android.
terjangkau jaringan
telekomunikasi.
Lingkungan Luas kawasan TNTP Luas kawasan Meningkatkan
yang dibuka masyarakat TNTP yang rusak pengetahuan masyarakat
akibat ketidaktahuan dapat dihentikan tentang batas kawasan
batas kawasan TNTP secara bertahap. TNTP agar tidak
merusak fungsi berdampak pada
ekosistem hutan. kerusakan ekosistem
hutan.
Hukum Peraturan tentang Tersusunnya Belum adanya pedoman
pengelolaan hutan, pedoman atau atau petunjuk teknis
KSDAE, Pokok-Pokok petunjuk teknis terkait cek lokasi tanah
Agraria dan guna dan dokumen tanah yang
Pendaftaran Tanah. melaksanakan berbatasan dengan
aturan yang ada. kawasan konservasi.

Berdasarkan tabel di atas diketahui gap antara kondisi yang diinginkan dengan
kondisi saat ini. Gap itulah yang menyebabkan kondisi yang diinginkan belum
terwujud. Agar gap yang ada bisa dihilangkan melalui aksi perubahan maka perlu
dilakukan skoring (+/-) terhadap kondisi saat ini dan faktor yang mempengaruhi
sebagaimana pada tabel di bawah ini.
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 12

Tabel 3. Analisis PESTEL

Political Economic Social Technology Environment Legal

Kebijakan Masyarakat yang Ketidaktahuan Seluruh desa sekitar Luas kawasan TNTP UU No. 5 Tahun 1960 tentang
resolusi konflik kehilangan uang akibat masyarakat tentang kawasan sudah yang dibuka masyarakat Pokok-Pokok Agraria (+)
tenurial (+) membeli tanah yang batas kawasan TNTP terjangkau sinyal akibat ketidaktahuan
berada di dalam dan menjadi dasar klaim telekomunikasi (+) batas kawasan TNTP UU No. 5 Tahun 1990 tentang
kawasan TNTP (-) mendegradasi fungsi KSDAE (+)
berkurang (+) hutan (-)

Kebijakan Prosedur cek lokasi Keinginan masyarakat Masyarakat sekitar Tanah di sekitar PP No. 24 Tahun 2016 tentang
pendaftaran batas kawasan dapat meningkat terhadap kawasan sudah familier kawasan TNTP yang Perubahan PP No. 37 Tahun
tanah (+) menambah biaya yang keabsahan dokumen menggunakan WA (+) dibuka untuk kebun 1998 tentang Pendaftaran
dikeluarkan masyarakat tanah yang dimiliki (+) sawit dapat mengurangi Tanah (+)
untuk membuat habitat hidupan liar (-)
dokumen tanah (-)

Sebagian oknum Permen Agraria/Kepala BPN


masyarakat No. 35 Tahun 2016 tentang
mengatasnamakan adat Percepatan Pendaftaran Tanah
dalam mengklaim lahan (+)
(-)

Trend masyarakat Peraturan Menteri PAN dan RB


membuka kebun sawit RI No. 35 Tahun 2012 tentang
untuk plasma dengan Pedoman Penyusunan SOP
lahan meningkat (-) Administrasi Pemerintahan (+)

SK MenLHK No. 332 Tahun


2022 tentang Penetapan
Kawasan Hutan Taman
Nasional Tanjung Puting (+)
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 13

Tabel 4. Diagnosis internal organisasi menggunakan Analisis Model 7’S Mc Kinsey


Elemen Kondisi Yang
Kondisi Saat ini Gap
Diagnosis Diinginkan
Strategi Strategi untuk pengelolaan Strategi yang sudah Pelaksanaan strategi
kawasan cukup baik meski baik dapat didukung terkendala oleh anggaran
masih belum optimal di anggaran yang yang belum memadai
anggaran (-) cukup
Struktur Struktur organisasi sudah Struktur yang sudah Beberapa tim kerja belum
memadai dan masih ada memadai perlu bekerja optimal untuk
kesempatan untuk lebih didukung oleh tim mendukung kinerja struktur
dioptimalkan (+) kerja yang efektif organisasi
Sistem Beberapa sistem pekerjaan Semua pekerjaan/ Beberapa sistem belum
layanan belum memiliki layanan memiliki optimal karena belum ada
standar/pedoman (-) standar/pedoman standar yang definitif
Kapasitas Kapasitas pegawai perlu Kapasitas pegawai Belum semua pegawai
ditingkatkan (-) dapat mengikuti berkesempatan
perkembangan mengembangkan diri
teknologi
Pegawai Penerapan reward and Pegawai memiliki Motivasi pegawai
punishment dapat rasa bangga diarahkan untuk menekuni
memotivasi kinerja semua terhadap bidang keahliannyanya
pegawai (+) pekerjaannya dan
mau berkembang
Kepemimpinan Kepemimpinan Kepemimpinan -
berintegritas dan berintegritas dan
memahami visi organisasi memahami visi
(+) organisasi
Nilai Standar Nilai standar ASN belum Nilai standar ASN Penerapan penilaian
optimal (-) dapat ditingkatkan sesuai standar nilai dasar
ASN

Berdasarkan tabel analisis internal dan eksternal, maka skoring yang


dilakukan pada setiap faktornya dimasukkan dalam tabel SWOT berikut ini:
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 14

Tabel 5. Analisis Strategis dengan SWOT


STRENGHT WEAKNESS
S1 - Kepemimpinan berintegritas dan W1 - Strategi untuk pengelolaan kawasan
memahami visi organisasi cukup baik meski masih belum
INTERNAL S2 - Struktur organisasi sudah memadai optimal di anggaran
S3 - Motivasi pegawai dalam W2 - Kapasitas pegawai perlu ditingkatkan
EKSTERNAL melaksanakan tusinya cukup tinggi (GIS)
W3 - Belum memiliki standar layanan data
informasi batas kawasan TNTP
OPPORTUNITY STRATEGI SO STRATEGI WO
O1 - Adanya kebijakan resolusi konflik 1. Menyusun SOP terkait batas kawasan 1. Menyusun kebijakan anggaran yang
tenurial dan percepatan pendaftaran TNTP guna mendukung kegiatan mendukung standar layanan data dan
tanah pendaftaran tanah (SKT) dan informasi batas kawasan termasuk
O2 - Keinginan masyarakat terhadap mengintegrasikan ke dalam aplikasi standarisasi peralatan, penyusunan
keabsahan dokumen tanah yang dimiliki SITANPAN. SOP, dan kapasitas SDM
O3 - Masyarakat sekitar kawasan sudah pendukungnya.
familier menggunakan WA (media
digital)
THREAT STRATEGI ST STRATEGI WT
T1 - Trend masyarakat membuka kebun 1. Melakukan sosialisasi kebijakan 1. Memantau pelaksanaan layanan data
sawit akibat ketidaktahuan batas tenurial dan kawasan konservasi. informasi tenurial terkait batas
kawasan TNTP meningkat kawasan TNTP melalui komunikasi
T2 - Menambah biaya yang dikeluarkan aktif termasuk dengan media online.
masyarakat untuk membuat dokumen
tanah
T3 - Sebagian oknum masyarakat
mengatasnamakan adat dalam
mengklaim lahan
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 15

Pada analisis faktor internal diketahui bahwa strategi pengelolaan kawasan


TNTP sudah cukup baik karena selalu mengikuti aturan pengelolaan kawasan
konservasi yang telah ditetapkan. Namun pada pelaksanaanya, strategi pengelolaan
sangat bergantung pada strategi anggaran yang ditetapkan oleh eselon I (Direktorat
Jenderal KSDAE). Dengan pedoman “money follow function” dan “money follow
program” maka pembagian anggaran di tingkat UPT sangat bergantung pada jumlah
dan target Indikator Kinerja Kegiatan eselon I yang diturunkan ke UPT. Untuk tahun
2023, Balai TNTP mendapatkan target IKK sebagaimana tertuang dalam tabel
berikut.

Tabel 6. Indikator Kinerja Kegiatan pada Balai TNTP 2023 dan tergetnya.
NO IKK TARGET ANGGARAN
1 Jumlah unit kawasan konservasi yang 1 Unit KK 80.000.000
dilakukan pemantapan (prakondisi) status
dan fungsi
2 Luas penanganan konflik tenurial di 37 hektar 75.000.000
kawasan konservasi
3 Jumlah kawasan konservasi yang 1 Unit KK 900.000.000
ditingkatkan perlindungan hutan

Dari tabel 5 diketahui bahwa luas perambahan yang ada di kawasan TNTP
sampai akhir tahun 2022 adalah sekitar 562 hektar, namun anggaran yang disediakan
eselon I hanya untuk penanganan 75 hektar saja. Ketimpangan anggaran inilah yang
harus dipikirkan secara kreatif guna menangani ancaman perambahan di tahun yang
akan datang. Solusi inovasi yang ditawarkan dalam aksi perubahan ini adalah dengan
adanya SOP Surat Keterangan Batas Kawasan TNTP agar perambahan dapat
dicegah sejak dini. SOP tersebut termasuk dalam inovasi proses yang sekaligus
menjawab kelemahan dari sistem layanan data informasi batas kawasan yang ada di
TNTP.
Faktor internal berikutnya yang berperan negatif adalah kapasitas SDM
pegawai TNTP. Berdasarkan Keputusan Menteri LHK RI Nomor
SK.946/MENLHK/SETJEN/PLA.2/10/2019 tentang Hasil Analisa Bebean Kerja
Lingkup KLHK Tahun 2020-2024 disebutkan bahwa jumlah pegawai TNTP yang
sesuai dengan beban kerja di kawasan seluas 410,411,59 hektar adalah 192 orang.
Namun kondisi saat ini baru memiliki 52 orang PNS. Selain ketimpangan itu,
kapasitas SDM juga didominasi oleh pendidikan tingkat SLTA serta level golongan II
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 16

dan III. Hal ini sedikit banyak dapat menghambat pelaksanaan layanan publik
khususnya di era digital atau butuh usaha lebih untuk upaya peningkatan kapastias
SDM pegawainya.
Kelemahan nilai standar ASN di lingkup Balai TNTP yang belum optimal
dipengaruhi oleh kondisi alam dan lokasi kerja yang jauh dari teknologi dan jauh dari
jangkauan sinyal komunikasi. Kondisi ini membaut pimpinan sulit memantau kinerja
pegawaianya pada saat di lapangan/hutan. Informasi terkini dari pengawasan
pelaksanaan kegiatan pegawai hanya dapat dilakukan pada saat posisi pegawai
berada di dekat desa yang terjangkau sinyal komunikasi. Namun kondisi ini bukan
faktor utama dari belum optimalnya standar nilai dasar ASN. Faktor lain dari nilai
standar ASN yang belum optimal adalah tingkat kepercayaan terhadap pelaksanaan
kegiatan dan hasilnya masih perlu ditingkatkan. Tingkat kepercayaan ini berkaitan
dengan nilai dasar ASN yaitu BerAHKLAK, diantarnya berorientasi pelayanan dan
kompeten. Jika pegawai belum memiliki keyakinan dalam melaksanakan pelayanan
publik yang sesuai dengan kompetensinya, maka akan banyak informasi di
masyarakat yang salah persepsi terhadap kinerja organisasi dan bahkan bisa
menimbulkan ketidakpercayaan. Hal ini harus diantisipasi khususnya yang terkait
dengan layanan publik data dan informasi batas kawasan TNTP.
Berdasarkan analisis strategis dengan menggunakan SWOT yang
menerjemahkan faktor internal dan faktor eksternal organisasi, maka diperoleh 4
strategi yang memanfaatkan kekuatan dan kelemahan faktor internal dengan melihat
peluang dan ancaman dari faktor eksternal. Strategi tersebut adalah:
1. menyusun SOP terkait batas kawasan TNTP guna mendukung kegiatan
pendaftaran tanah/SKT dan mengintegrasikan ke aplikasi SITANPAN (SO);
2. menyusun kebijakan anggaran yang mendukung standar layanan data dan
informasi batas kawasan termasuk standarisasi peralatan, penyusunan SOP, dan
kapasitas SDM pendukungnya (WO);
3. melakukan sosialisasi kebijakan tenurial dan kawasan konservasi (ST);
4. memantau pelaksanaan layanan data informasi tenurial terkait batas kawasan
TNTP melalui komunikasi aktif termasuk dengan media online (WT).
Melihat hasil analisis tersebut, maka gagasan kreatif menyusun SOP Surat
Keterangan Batas Kawasan TNTP guna mencegah penambahan perambahan
sekaligus meningkatkan layanan data informasi kepada masyarakat dapat
memberikan perubahan pada organisasi ke arah yang lebih baik.
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 17

Gambar 4. Analisis Pohon Masalah

DAMPAK/AKIBAT Terjadinya degradasi


ekosistem kawasan TNTP
akibat klaim lahan dan
perambahan

Kondisi saat ini Kondisi yang diinginkan

MASALAH Terjadinya penambahan Tidak terjadi lagi


luas perambahan di penambahan perambahan
kawasan TNTP oleh di kawasan TNTP oleh
masyarakat masyarakat

Terjadinya klaim pemilikan Terjadinya klaim dan/atau


lahan di dalam kawasan perambahan lahan paska
TNTP oleh masyarakat kebakaran di dalam
berdasarkan SKT dari kawasan TNTP oleh
kepala desa setempat masyarakat secara sepihak
hutan
PENYEBAB LEVEL 1

Melakukan cek lokasi Tidak melaksanakan cek Adanya kecemburuan


lahan tanpa didampingi lokasi lahan oleh oknum masyarakat
petugas TNTP saat masyarakat dan perangkat kepada masyarakat lain
membuat SKT desa saat membuat SKT yang membuka lahan

PENYEBAB LEVEL 2

Ketidaktahuan masyarakat
dan perangkat desa
tentang batas kawasan
TNTP dan prosedur
pendaftaran tanah

PENYEBAB LEVEL 3

Belum ada SOP yang


memandu layanan data
informasi tentang batas Intervensi gagasan kreatif
kawasan TNTP (prosedur
cek lokasi) terkait Penyusunan SOP Surat
permohonan SKT/SHM Keterangan Batas Kawasan
TNTP yang di dalamnya
PENYEBAB LEVEL 4
terdapat prosedur cek
lokasi dan batas kawasan
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 18

Analisis pohon masalah menunjukkan bahwa perambahan kawasan TNTP


yang pertama kali terjadi pada tahun 2015 disebabkan karena ketidaktahuan operator
alat berat PT.WSSL saat membuka lahan untuk kebun sawitnya yang bersebelahan
dengan kawasan TNTP. Kemudian kejadian berikutnya dilakukan oleh oknum
masyarakat berdasarkan klaim yang dilandasi dokumen tanah SKT yang dikeluarkan
desa. Setelah ditelusuri ternyata dalam proses pengurusan SKT tidak mengikuti
prosedur pendaftaran tanah saat melakukan cek lokasi. Bahkan dalam beberapa
kejadian tidak dilakukan cek lokasi lahan. Ketidaksesuai prosedur cek lokasi lahan
diantaranya tidak memohon pendampingan kepada petugas TNTP selaku pihak
pengelolan kawasan yang bersebelahan dengan lahan yang dimohonkan. Dengan
tidak didampingi petugas TNTP maka terjadilah klaim lahan berdasarkan SKT yang
dikeluarkan desa, karena mereka tidak ada yang tahu batas kawasan TNTP. Selain
itu jarak antar pal batas yang dipasang BPKH tahun 2015 sangat jauh (sekitar 1km)
sehingga kemungkinan kecil untuk menjumpainya di lapangan. Terlebih lagi bahan
pal batas dari kayu yang kemungkinan sudah lapuk atau terbakar saat kebakaran
tahun 2019. Ketidaktahuan batas kawasan TNTP dan tidak adanya prosedur cek
lahan saat membuat SKT inilah yang menjadi akar masalah klaim lahan yang didasari
dokumen SKT.
Dengan adanya inovasi proses berupa SOP Surat Keterangan Batas
Kawasan TNTP setidaknya sudah memberikan layanan data dan informasi yang
dibutuhkan masyarakat saat melakukan cek lahan dalam rangka pendaftaran tanah
(SHM) atau pembuatan dokumen SKT. Agar SOP tersebut dapat berjalan sesuai
tujuan maka perlu kerja sama dengan pihak stakeholder yang juga memiliki tugas
fungsi pokok pendaftaran tanah, yaitu Kantor ATR/BPN dan pihak desa.
Dalam Handbook Inovasi Administrasi Negara (LAN), Penyusunan SOP Surat
Keterangan Batas Kawasan TNTP termasuk salah satu tipologi inovasi sektor publik,
yaitu inovasi proses. Inovasi proses merupakan upaya untuk peningkatan kualitas
proses kerja, baik internal maupun eksternal agar lebih efisien dan sederhana.
(Agenda 3 Modul 10 hal. 25).
Untuk rencana jangka panjang, SOP ini akan terintegrasi dengan baik dalam
aplikasi SITANPAN. Oleh sebab itu diperlukan elemen-elemen sukses yang harus
dimiliki. Elemen tersebut sebagaimana tergambar di bawah ini. (Agenda 3 Modul 10
hal. 42).
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 19

Gambar 5. Elemen sukses sebuah aksi perubahan layanan publik digital

Dengan memperhatikan elemen sukses aksi perubahan layanan publik digital,


diharapkan intergrasi SOP dalam aplikasi SITANPAN dapat berjalan lancar. Tentunya
hal tersebut menjadi titik awal pelayana publik digital kepada masyarakat dalam
melayani kebutuhan data informasi batas kawasan TNTP dalam rangka proses
pendaftaran tanah yang berbatasan dengan kawasan TNTP.
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 20

III. STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

A. TEROBOSAN INOVASI
Kepala SPTN Wilayah I merupakan jabatan pengawas yang memiliki tugas
untuk melaksanakan kegiatan pengawetan, pengamanan kawasan dan pemanfaatan
berkelanjutan di wilayah kerjanya. Khusus kegiatan pengamanan kawasan
diantaranya berupa menyusun rencana pengelolaan, melakukan kegiatan
perlindungan (patroli, penjagaan dan lainnya), pemeliharaan batas kawasan,
pengendalian dampak kerusakan, pengendalian kebakaran hutan, pengelolaan
keamanan hayati, dan penyediaan data informasi. Terkait hal tersebut maka kegiatan
layanan data dan informasi batas kawasan TNTP merupakan pelaksanaan dari tugas
bidang pengamanan kawasan.
Layanan data informasi batas kawasan TNTP selama ini dilakukan secara
manual dengan interpretasi masing-masing. Hal itu dikarenakan belum adanya
pedoman (SOP) layanan publik. Melihat hasil diagnosis organisasi dan analisis
masalah, maka dibutuhkan inovasi proses agar layanan data informasi batas
kawasan TNTP memiliki standar baku layanan, jaminan mutu layanan yang diakui
instansi terkait, transparan, mudah diakses, memenuhi harapan konsumen dan sah
di mata hukum (sesuai peraturan yang berlaku).
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 21

Tabel 7. Analisis Kanvas Inovasi

8. Mitra Kerja: 7. Kegiatan Utama: 2. Nilai Yang 4. Hubungan Klien: 1. Target Klien:
 BPKH Wilayah XXI  Survei lokasi Ditawarkan:  Konsultasi  Masyarakat
 Perangkat Desa  Pengelolaan GIS  Kepastian hukum  Koordinasi  Perangkat Desa
 Kecamatan  Pengelolaan komunikasi batas tanah  Pelayanan publik  Notaris
 Kantor ATR  Penerbitan dokumen  Dokumen kepada
 Kantor Dinas terstandar aturan konsumen
PMPSA  Transparan  Sosialisasi
 Notaris  Mudah diakses
 Dewan Adat 6. Sumber Daya:  Layanan 3. Pelayanan:
Daerah  Tenaga lapangan terstandar  Media
 Sarana pendukung GIS komunikasi
 Anggaran  Call center
 Narasumber ahli  Media online

9. Unsur Biaya: 5. Imbalan: 10. Resiko:


 Belanja modal (sarpras)  Pelayanan lebih prima  Tidak semua Stakeholder
 Belanja perjalanan (koordinasi)  Peningkatan reputasi dan kepercayaan bekerja sama
 Belanja penambahan nilai aset (pengembangan  Data dan informasi sekitar kawasan valid  Peralatan kurang
media online) memadai
 Belanja langganan (internet)  Kemampuan SDM
 Belanja bahan (sosialisasi) terbatas atau mutasi
11. Legalitas: 12. Akuntabilitas: 13. Sustainabilitas:
 UU  IKK  Equity
 Aturan terkait  Jumlah layanan  Replikasi
 Perambahan tidak terjadi  Adaptif
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 22

Gagasan penyusunan SOP Surat Keterangan Batas Kawasan TNTP telah


memenuhi syarat sebuah inovasi, diantaranya:
1. Actual: untuk mencegah kejadian perambahan yang saat ini terjadi;
2. Spesifik: fokus pada upaya pencegahan terjadinya penambahan luas
perambahan akibat ketidaktahuan batas kawasan saat membuat SKT;
3. Relevan: inovasi tersebut sesuai dengan masalah yang terjadi dan tusi organisasi/
pejabatnya;
4. Inovatif: SOP tersebut memiliki nilai pembaharuan dari kondisi yang belum
terstandar;
5. Transformasi: gagasan tersebut memuat perubahan sistem kerja dan standarisasi
hasil kerja serta dapat dikembangkan ke hal baru lainnya.
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 23

B. MILESTONE DAN KEGIATAN


Tabel 8. Milestone dan Kegiatan Aksi Perubahan
NO MILESTONE KEGIATAN WAKTU PELAKSANA OUTPUT MONEV
JANGKA PENDEK
1 Terbentuknya Tim a. Membuat draft SK Tim Minggu II Sept Coachee Draft SK Tim Kerja
Efektif Efektif 2023
b. Rapat pembahasan draft SK Minggu II Sept Coachee,Tim Undangan, Daftar hadir,
Tim Efektif 2023 Efektif, Mentor Notulensi, Dokumentasi
c. Menyusun perbaikan draft Minggu II Sept Coachee,Tim SK Tim Kerja yang sudah
SK Tim Efektif untuk 2023 Efektif, Mentor ditandatangani
ditandatangani
2 Tersusunnya draft 0 a. Mengumpulkan informasi Minggu III Sept Tim Efektif Dokumentasi, daftar referensi
SOP Surat Keterangan tentang SOP 2023 informasi
Batas Kawasan TNTP b. Melakukan pengolahan Minggu III Sept Tim Efektif Dokumentasi, hasil
informasi tentang SOP 2023 pengolahan informasi
c. Melakukan pembahasan Minggu III Sept Coachee dan Draft 0 SOP
internal draft 0 SOP 2023 Tim Efektif
3 Tersusunnya a. Melakukan penyusunan Minggu IV Coachee dan Draft Kesepakatan Bersama
Kesepakatan Bersama Draft Kesepakatan Bersama Sept 2023 Tim Efektif
antara Balai TNTP b. Melakukan pembahasan Minggu I Okt Coachee, Tim Undangan, Daftar hadir,
dengan Kantor dengan Kantor ATR/BPN 2023 Efektif, Mentor Notulensi, Dokumentasi
ATR/BPR tentang Kesepakatan dan Kantor
Bersama dilampiri draft SOP ATR/BPN
c. Penandatanganan Minggu II Okt Coachee, Tim Kesepakatan Bersama yang
Kesepakatan Bersama 2023 Efektif, Mentor, telah ditandatangani para
antara Balai TNTP dengan dan Kantor pihak
Kantor ATR/BPR ATR/BPN
4 Tersusunnya Draft a. Melakukan pembahasan Minggu II Okt Coachee, Tim Undangan, Daftar Hadir,
Final SOP Surat draft SOP Surat Keterangan 2023 Efektif, Mentor, Notulensi, Dokumentasi
Keterangan Batas Batas Kawasan TNTP BPKH Wilayah
Kawasan TNTP dengan BPKH Wilayah XXI XXI dan Kantor
dan Kantor ATR/BPN ATR/BPN
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 24

b. Melakukan perbaikan draft Minggu III Okt Coachee dan Dokumentasi


SOP hasil pembahasan 2023 Tim Efektif
c. Melakukan pembahasan Minggu III Okt Coachee, Tim Undangan, SPT, Daftar Hadir,
draft SOP hasil perbaikan 2023 Efektif, Mentor, Notulensi, Dokumentasi
dengan BPKH Wilayah XXI BPKH Wilayah
dan Kantor ATR/BPN XXI dan Kantor
ATR/BPN
5 Terlaksananya a. Melaksanakan ujicoba draft Minggu IV Okt Coachee, Tim Dokumentasi
pengesahan SOP Surat SOP 2023 Efektif dan
Keterangan Batas Mentor
Kawasan TNTP b. Melaporkan hasil ujicoba Minggu IV Okt Mentor Laporan singkat
draft SOP 2023
c. Melakukan perbaikan SOP Minggu I Nov Coachee, Tim SOP yang sudah
untuk ditandatangani 2023 Efektif dan ditandatangani Kepala Balai
Mentor TNTP
JANGKA MENENGAH
1 Terlaksananya a. Melakukan inventarisasi staf Nov 2023 Coachee dan Daftar calon peserta pelatihan
pelatihan untuk staf untuk ikut pelatihan Tim Efektif
lapangan yang b. Menyiapkan materi pelatihan Nov 2023 Coachee dan Materi pelatihan
melaksanakan SOP Tim Efektif
c. Melaksanakan kegiatan Nov 2023 Coachee dan Undangan, SPT, Daftar Hadir,
pelatihan Tim Efektif Notulensi, Dokumentasi
d. Menyusun laporan kegiatan Nov 2023 Coachee dan Laporan
pelatihan Tim Efektif
2 Terlaksananya a. Melakukan persiapan Des 2023 Coachee dan Bahan Sosialisasi
sosialisasi SOP kepada sosialisasi Tim Efektif
masyarakat b. Melaksanakan kegiatan Des 2023 Coachee dan Undangan, SPT, Daftar Hadir,
sosialisasi Tim Efektif Notulensi, Dokumentasi
c. Melakukan penyusunan Des 2023 Coachee dan Laporan
laporan sosialisasi Tim Efektif
3 Terimplementasikannya a. Melakukan persiapan bahan Jan 2024 Coachee dan Dokumentasi
SOP Surat Keterangan pendukung implementasi Tim Efektif
Batas Kawasan TNTP SOP
b. Melakukan launching Jan 2024 Coachee dan Dokumentasi
pelaksanaan SOP Tim Efektif
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 25

c. Laporan pelaksanaan SOP Jan 2024 Coachee dan Laporan bulanan


Surat Keterangan Batas Tim Efektif
Kawasan TNTP
JANGKA PANJANG
1 Terlaksananya evaluasi a. Melakukan persiapan Juli 2024 Coachee, Tim RPK
pelaksanaan SOP evaluasi Efektif dan
Surat Keterangan Mentor
Batas Kawasan TNTP b. Melaksanakan kegiatan Juli 2024 Coachee dan SPT, Dokumentasi
evaluasi Tim Efektif
c. Melakukan penyusunan Juli 2024 Coachee, Tim Laporan
laporan evaluasi Efektif dan
pelaksanaan SOP Mentor
2 Tersusunnya diagram a. Melakukan pembahasan Agustus 2024 Coachee, Tim Undangan, Daftar Hadir,
alur untuk integrasi ke diagram alur integrasi Efektif dan Dokumentasi
dalam SITANPAN aplikasi SITANPAN Mentor
b. Melaksanakan kegiatan Agustus 2024 Coachee dan Dokumentasi
integrasi sistem Tim Efektif
c. Melakukan pembahasan Agustus 2024 Coachee, Tim Undangan Daftar Hadir,
hasil pelaksanaan diagram Efektif dan Dokumentasi
alur integrasi Mentor
3 Terlaksanakannya a. Melakukan uji coba September Coachee, Tim Dokumentasi
launching menu pelaksanaan menu SOP 2024 Efektif dan
layanan data dan Surat Keterangan Batass Mentor
informasi batas Kawasan SOP pada aplikasi
kawasan TNTP pada SITANPAN
SITANPAN b. Melakukan launching update Oktober 2024 Coachee, Tim Laporan
SITANPAN Efektif dan
Mentor
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 26

C. SUMBER DAYA
Tim kerja sangat dibutuhkan dalam penyusunan SOP Surat Keterangan Batas Kawasan TNTP, karena implementasi SOP ini
berkaitan erat dengan tugas instansi lain yang terkait. Selain itu dalam sebuah organisasi yang efektif sangat dibutuhkan kerja sama
semua komponen organisasi, sehingga tugas organisasi dapat berjalan baik. Oleh sebab itu dibutuhkan analisis stakeholder yang
nantinya dapat membentuk tim kerja yang efektif. Salah satunya dengan metode kuadran stakeholder.

Tabel 9. Tabel identifikasi stakeholder dengan metode kuadran


Status Posisi
No Stakeholders Bentuk Kontribusi Strategi Komunikasi
Dukungan Kekuatan Kepentingan Pengaruh
1 Kepala Balai TNTP Dukungan penuh, (++) Tinggi Tinggi Tinggi Konsultasi, Instruksi
SK, Anggaran
2 BPKH Wilayah XXI Dukungan data, (+) Tinggi Tinggi Tinggi Konsultasi, Koordinasi,
personil Kolaborasi
3 KSBTU Dukungan data, (+) Tinggi Tinggi Tinggi Koordinasi, Diskusi
personil
4 Kepala Dinas PMPSA Sinergitas (+/-) Tinggi Rendah Tinggi Koordinasi, Sosialisasi
5 Kepala Kantor ATR/BPN Sinergitas (+) Tinggi Tinggi Tinggi Koordinasi, Kolaborasi
6 Kecamatan Sinergitas (+) Tinggi Tinggi Tinggi Koordinasi, Kolaborasi
7 Kepala desa Data, Sinergitas (+) Tinggi Tinggi Tinggi Koordinasi, Kolaborasi
8 Mantir adat Sinergitas (+/-) Rendah Rendah Rendah Sosialisasi, regulasi
9 Notaris Sinergitas (+) Rendah Tinggi Rendah Koordinasi, Regulasi
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 27

Gambar 6. Peta Kuadran Stakeholder

INFLUENT

LATENS: PROMOTERS:
Kepala Dinas PMPSA Kepala Balai TNTP
BKPH Wilayah XXI
KSBTU
Kepala Kantor ATR/BPN
Kecamatan I
Kepala Desa N
T
E
R
DEFENDERS: E
APATHETIC:
Notaris S
Mantir Adat
T

Berdasarkan analisa stakeholders di atas, dapat diketahui gambaran posisi


stakeholders yang terkait dengan aksi perubahan ini. Stakholder terbanyak berada
pada kuadran promoters yang artinya stakeholder tersebut memiliki kepentingan
besar terhadap rencana aksi perubahan dan juga punya kekuatan untuk membantu
membuatnya berhasil atau sebaliknya. BPKH Wilayah XXI Palangkaraya memiliki
peran penting dan berpengaruh dalam mencapai tujuan penyusunan SOP ini. BPKH
memiliki tugas fungsi diantaranya:
1. pelaksanaan penataan batas dan pemetaan kawasan hutan;
2. pengelolaan sistem informasi geografis dan perpetaan kehutanan dan tata
lingkungan;
3. penyiapan dan penyajian data dan informasi perencanaan kehutanan,
pengukuhan kawasan hutan, penatagunaan kawasan hutan, wilayah pengelolaan
hutan, pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan serta tata lingkungan;
dan sebagainya.
Dengan tugas fungsi tersebut maka Balai TNTP dalam menyusun dan pada saat
nantinya mengimplementasikan SOP Surat Keterangan Batas Kawasan TNTP akan
selalu berkoordinasi dan berkolaborasi dengan BPKH Wilayah XXI. Koordinasi
dilakukan Balai TNTP saat terkait sumber data peta kawasan TNTP, penelaahan hasil
ground check lokasi, dan penentuan lokasi lahan sebelum dimuat dalam Surat
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 28

Keterangan Batas Kawasan TNTP. Komunikasi tersebut akan menjadi bagian dari
tahapan SOP yang akan disusun.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Atap memiliki pengaruh
kebijakan terkait perizinan namun tidak berhubungan langsung dengan batas
kawasan TNTP. Perangkat adat daya (Mantir Adat) secara hukum tidak memiliki
tugas terkait pengelolaan tanah, karena sampai saat ini belum ada aturan pemerintah
Kabupaten Seruyan yang menetapkan tanah adat maupun hutan adat. Disamping itu
penggunaan denda adat juga tidak selalu menjadi pilihan karena masyarakat sudah
heterogen. Kelompok defender yang memiliki kepentingan individu/kelompok kecil
dan dapat menyuarakan dukungannya dalam komunitas, tetapi kekuatannya kecil
untuk mempengaruhi rencana aksi perubahan. Hal ini dialami notaris karena
sebagian besar masyarakat belum menganggap penting tentang pendaftaran tanah
untuk mendapatkan SHM (Sertipikat Hak Milik) selama masih memiliki SKT. Oleh
sebab itu di Kecamatan Hanau hanya ada 1 notaris saja.
Para stakeholder memegang peranan penting dalam pelaksanaan SOP
nantinya, karena mereka akan turut melayani masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan dokumen tanah dan persyaratannya. Oleh sebab itu dalam proses aksi
perubahan ini diperlukan pemahaman konsepsi yang baik dan komprehensif
berdasarkan aturan yang berlaku. Selain itu juga diperlukan komunikasi yang efektif
dan saling memahami tugas fungsi masing-masing. Hal ini untuk memfokuskan
pesan yang ingin disampaikan dan untuk menghindari kesalahpahaman yang
nantinya dapat menghambat proses aksi perubahan layanan publik dan bahkan dapat
menghambat tercapainya tujuan inovasi. Adapun bentuk komunikasinya akan
disesuaikan dengan hasil analisis stakeholder, baik itu melalui bentuk komunikasi
berupa koordinasi, konsultasi, kolaborasi, diskusi, dan sosialisasi.
Hubungan tata kerja masing-masing stakeholder dalam aksi perubahan
penyusunan SOP Surat Keterangan Batas kawasan TNTP secara garis besar dapat
digambarkan di bawah ini.
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 29

Gambar 7. Struktur Hubungan Tata Kerja Aksi Perubahan

Kepala Balai TNTP

Coach KSPTN Wilayah I Tim Kerja AP

Stakeholder

Keterangan:
: instruksi
: koordinasi

Melihat struktur hubungan di atas, maka peran coachee (Kepala SPTN


Wilayah I) sangat sentral terhadap kelancaran dan kesuksesan aksi perubahan ini.
Dukungan dari internal dan tim kerja sangat dibutuhkan agar milestone dan kegiatan
aksi perubahan dapat berjalan sesuai yang direncanakan.
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 30

IV. RENCANA MATA PELATIHAN PILIHAN MENDUKUNG AKSI


PERUBAHAN

Pelaksanaan aksi perubahan tentunya membutuhkan pengetahuan yang


lebih luas dan lebih fokus. Untuk itu diperlukan mata pelatihan pilihan yang
mendukung aksi perubahan. Mata pelatihan pilihan tersebut adalah:
1. Manajemen Pemerintahan
Visi organisasi adalah sebuah gambaran masa depan yang ingin dicapai, oleh
karenanya hal tersebut hendaknya menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan
yang tentunya dijabarkan dalam beberapa misi. Demikian pula halnya dengan
organisasi pemerintah, salah satu wujud nyata dalam mewujudkan cita cita
bangsa Indonesia, yang dilakukan oleh aparatur pemerintah adalah mengelola
organisasi pemerintah dengan sebaik baiknya, sehingga mampu memberikan
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
Oleh karenanya, para aparatur pemerintah perlu memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang baik dalam hal mengelola organisasi, salah satunya tentang
bagaimana berkolaborasi dengan stakeholder untuk mencapai tujuan. Selain itu
para aparatur dituntut untuk mampu menyusun perencanaan hingga evaluasi
yang beradaptasi dengan perkembangan jaman di era digital ini. Hal ini sangat
penting terutama untuk para pejabat pengambil kebijakan dalam pengambilan
suatu keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Materi Pelatihan ini memberi pengetahuan kepada peserta dengan
mengimplementasikan fungsi manajemen dalam kaitanya dengan manajemen
pemerintahan. Hal hal yang dibahas mulai konsep Dasar Manajemen
Pemerintahan, Manajemen Dalam Organisasi Pemerintahan, hingga Manajemen
Pemerintahan Era Revolusi Industri 4.0.
Dengan materi tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan aksi perubahan yang
dilakukan sehingga mampu mengimplementasikan Manajemen Pemerintahan
dengan baik dan benar guna mencapai tujuan organisasi dalam optimalisasi
layanan publik.
2. Pengawasan Berbasis Resiko
Pengawasan Berbasis Risiko ini menguraikan penjelasan tentang prinsip
pengawasan berbasis risiko dan mekanisme pelaksanaan pengawasan berbasis
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 31

risiko secara terintegrasi dan terkoordinasi di Indonesia. Dengan demikian maka


pelaksanaan pengawasan ini menjadi aspek kunci yang perlu diperhatikan oleh
Pemerintah. Pelaksanaan pengawasan harus mampu menjadi mekanisme
kontrol yang efektif dalam memastikan kepatuhan konsumen layanan dalam
memenuhi kewajibannya.
Terkait dengan aksi perubahan yang akan dilakukan mengenai layanan data dan
informasi batas kawasan dalam rangka mendukung proses pendaftaran tanah
yang berbatasan dengan kawasan TNTP, maka materi ini memberikan gambaran
yang harus dilakukan pemerintah pada saat memberikan dokumen terkait
pertanahan. Diharapkan dokumen tersebut dapat menjadi kontrol TNTP untuk
mencegah perambahan dan penggunaan kawasan hutan non prosedural
sekaligus menjamin mutu kegiatan layanan publik.
3. Mengaktifkan Transformasi Digital Pada Sektor Pemerintah
Pelatihan ini akan membahas pentingnya transformasi digital dalam sektor
pemerintahan, termasuk aplikasi teknologi modern, digitalisasi layanan publik,
dan tantangan yang mungkin dihadapi. Materi yang akan dipelajari adalah
langkah-langkah praktis untuk memulai dan mengelola proses transformasi
digital. Selain itu juga diharapkan dapat melakukan kegiatan monitoring dan
evaluasi kerja dalam rangka penjaminan tahapan kerja sesuai target periodik
dalam rangka membangun konsistensi orientasi kualitas.
Sesuai rencana jangka panjang dari aksi perubahan ini, maka materi pelatihan
pilihan ini penting agar saat proses integrasi SOP Surat Keterangan Batas
Kawasan TNTP ke aplikasi SITANPAN dapat berjalan lancar. Dengan menjadi
menu tersendiri dalam aplikasi tersebut, diharapkan masyarakat dapat lebih
mudah mengakses layanan, lebih mudah mendapatkan dokumen yang tersandar
mutunya, dan lebih transparan.
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 32

V. RENCANA STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI


DALAM ADOPSI AKSI PERUBAHAN

Aksi perubahan berupa penyusunan SOP Surat Keterangan Batas Kawasan


TNTP ini membutuhkan upaya pengembangan kompetensi kepada para pihak yang
terkait. Upaya tersebut dibutuhkan agar pada pelaksanaan implementasi SOP
maupun integrasi SOP ke aplikasi SITANPAN dapat berjalan lancar dan mudah
digunakan oleh konsumen yang membutuhkan layanan data informasi ini. Adapun
pengembangan kompetensinya yang akan dilakukan diantaranya:

Tabel 10. Rencana Strategi Pengembangan Kompetensi


Pihak yang terdampak Perubahan Kompetensi Cara Pengembangan
AP yang dibutuhkan (Klasikal/Non Klasikal)
Masyarakat Peningkatan pemahaman Non Klasikal (Sosialisasi)
alur permohonan surat
keterangan

Staf Balai TNTP Peningkatan kapasitas Non Klasikal (FGD)


staf dalam melaksanakan
kegiatan yang ada dalam
SOP beserta dokumen
dan laporannya

Staf Balai TNTP, Staf Peningkatan pemahaman Non Klasikal (Media


Kantor ATR/BPN, Staf alur SOP Sosial)
Kecamatan, Staf Desa
dan Notaris
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 33

VI. PEMETAAN SIKAP PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN


RENCANA PENGEMBANGAN POTENSI DIRI

Sesuai hasil pemetaan perilaku kepemimpinan dan sikap pengembangan


potensi diri, maka diperlukan pengembangan potensi diri di sub komponen mengelola
perubahan. Dalam sub komponen mengelola perubahan terdapat 5 sub aspek, yaitu:
1. Orientasi Pelayanan
Kemampuan untuk memberikan layanan kepada pemangku layanan sebagai
bagian dari proses bisnis organisasi yang berkualitas secara konsisten serta
memberikan nilai lebih dari layanan yang diberikan dalam rangka membangun
citra dan kredibilitas organisasi.
2. Adaptabilitas
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan atau perubahan
yang terjadi di lingkungan tugas baik pada tataran strategis (makro) maupun
cakupan spesifik tugas (mikro).
3. Pengembangan Diri dan Orang Lain
Sensitivitas terhadap peluang serta keinginan dalam hal pengembangan
kompetensi baik untuk diri sendiri maupun orang lain yang diikuti dengan upaya
pengembangan yang terencana serta terjamin kemanfaatannya.
4. Orientasi Pada Hasil
Konsistensi dalam menetapkan target kinerja pada standar-standar kualitas yang
telah ditetapkan, disertai dengan upaya untuk mencari peluang perbaikan serta
melakukan perbaikan terhadap cara kerja untuk meningkatkan kualitas hasil kerja
5. Inisiatif
Upaya yang diperlihatkan dalam rangka merespon kondisi, perubahan kebijakan,
tuntutan kebutuhan baik internal maupun eksternal organisasi serta peluang
perbaikan yang disertai dengan keberanian mengambil tindakan secara aktif
untuk mencapai kondisi yang diharapkan.
Berdasarkan uraian di atas, maka strategi pengembangan potensi diri yang
akan dilakukan meliputi pengembangan mandiri dan pengembangan melalui
penugasan.
Pengembangan mandiri meliputi:
1. Mempelajari bidang ilmu yang terkait tugas dan fungsi Kepala SPTN Wilayah I;
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 34

2. Mempelajari konsep dasar pelayanan prima dalam sektor publik sesuai proses
layanan yang diberikan;
Adapun pengembangan melalui penugasan berupa:
1. Menyusun MoU dengan Kantor ATR/BPN;
2. Menyusun SOP pelayanan data informasi tentang batas kawasan TNTP.
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 35

Tabel 11. Rencana Strategi Pengembangan Potensi Diri Peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP)
RENCANA STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DIRI PESERTA PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS (PKP)

Nama Peserta : Eko Susanto, S.Si., M.A., M.Ec.Dev.


NIP : 197306262000031003
Nomor Daftar Hadir : 13
Instansi Unit Kerja : Balai Taman Nasional Tanjung Puting
Nama Mentor : Murlan Dameria Pane, S.Hut., M.Si.
Nama Coach : Dr. Ir. Anna Indria Witasari, M.Sc

Uraian Gap Potensi Diri Berdasarkan Kompetensi Kompetensi (Aspek) Sub Aspek
Mempelajari kebutuhan untuk melakukan
perubahan, mengenali hal-hal yang terkait
Perlu mengembangkan potensi diri dalam pengelolaan perubahan pelayanan
Mengelola Perubahan dengan orientasi pelayanan, adatabilitas dan
publik
orientasi pelayanan terhadap hasil aksi
perubahan
Dampak Bagi
Strategi Pengembangan Potensi Waktu Parapihak Pembiayaan Peningkatan
Output yang Diharapkan
Diri Pelaksanaan Terlibat Jumlah Kualitas Pelayanan
(Rp) Sumber Unit Kerja
A. Pengembangan Mandiri:
1 Mempelajari bidang ilmu Swadaya
yang terkait tugas dan
- Meningkatnya
fungsi Kepala SPTN
kemampuan
Wilayah I Meningkatnya kemampuan 11 - 27
komunikasi personal
2 Mempelajari konsep dasar komunikasi dalam September Tim Efeketif Swadaya
dalam upaya
pelayanan prima dalam mengelola perubahan 2023
meningkatkan kualitas
sektor publik sesuai -
pelayanan publik
proses layanan yang
diberikan
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 36

B. Pengembangan Melalui
Penugasan:
1 Menyusun MoU dengan Terciptanya
Kantor ATR/BPN 8 - 30 perubahan positif
- Swadaya
Oktober
Peningkatan kemampuan Tim efektif dan dengan adanya
2 Menyusun SOP pelayanan pengelolaan perubahan 21 - 30 Kantor ATR/BPN mekanisme pelayanan
data informasi tentang Oktober - Swadaya yang efektif, mudah
batas kawasan TNTP
dan nyaman

Bogor, Agustus 2023


Penyusun Menyetujui Mengetahui
Peserta, Mentor, Coach,

Eko Susanto, S.Si., M.A., M.Ec.Dev. Murlan Dameria Pane, S.Hut., M.Si. Dr. Ir. Anna Indria Witasari, M.Sc
NIP. 197306262000031003 NIP. 197107171998032001 NIP. 196704031992032000
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 37

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1960. Undang-Undang RI Nomor 5 tahun 1960 Tentang Pokok-Pokok


Agraria. ATR/BPN. Jakarta.
Anonim. 1990. Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistem. KLHK. Jakarta.
Anonim. 1997. Peraturan Pemerintah RI Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran
tanah. ATR/BPN. Jakarta.
Anonim. 1999. Undang-Undang RI Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan.
KLHK. Jakarta.
Anonim. 2009. Undang-Undang RI Nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.
Jakarta.
Anonim. 2012. Peraturan Menteri PAN dan RB RI No. 35 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan. Jakarta.
Anonim. 2014. Analisis SWOT. Artikel. LPPSLH. Jakarta. Diunduh tanggal 5
September 2023 pukul 16.50 WIB dengan alamat Analisis SWOT -
(lppslh.or.id)
Anonim. 2022. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 17 Tahun
2022 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Direktorat
Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem. KLHK. Jakarta.
Anonim. 2022. Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
S.332/MENLHK-PKTL/PPKH/PLA.2/1/2022 Tentang Penetapan Kawasan
Taman Nasional Seluas 389.368 Hektar di Kabupaten Seruyan dan
Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah. KLHK. Jakarta.
Anonim. 2023. Data Statistik Balai Taman Nasional Tanjung Puting Tahun 2022.
BTNTP. Pangkalan Bun.
Anonim. 2023. Pelayanan Pembuatan SKT. Artikel. Diunduh tanggal 5 September
2023 pukul 16:45 WIB dengan alamat Pelayanan Pembuatan Surat
Keterangan Tanah (Skt) - Kecamatan Pendopo (menpan.go.id)
Anwar, M.H. 2021. Modul Pelatihan Kepemimpinan Pengawas: Pengendalian
Pelaksanaan Kegiatan. LAN. Jakarta.
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 38

Ariyanto, E. dan Affan Alqudus. 2022. Skripsi: Analisis Penerapan SOP Dalam
Rangka Optimalisasi Pelayanan Pegawai Di Kantor Kecamatan Simpang Kiri
Kabupaten Subulussalam. Umsu. Medan.
Bachtiar, H. 2022. Laporan Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik: Peningkatan
Kinerja Usulan Kegiatan Balai Satu Pintu Melalui Penyusunan SOP Dengan
Pemanfaatan Platform Digital Sebagai Sarana Arsip Dokumen. LAN. Jakarta.
Budi, S. dan Damayanti Tyastianti. 2021. Modul Pelatihan Kepemimpinan Pengawas:
Manajemen Mutu. LAN. Jakarta.
Budi, S. dan Erna Irawati. 2021. Modul Pelatihan Kepemimpinan Pengawas:
Diagnosa Organisasi. LAN. Jakarta.
Darmawan, C., dkk. 2021. Modul Pelatihan Kepemimpinan Pengawas: Bela Negara
Kepemimpinan Pancasila. LAN. Jakarta.
Darmawan, C., dkk. 2021. Modul Pelatihan Kepemimpinan Pengawas: Etika dan
Integritas Kepemimpinan Pancasila. LAN. Jakarta.
Hapsari, W.I. 2021. Modul Pelatihan Kepemimpinan Pengawas: Komunikasi Dalam
pelayanan Publik. LAN. Jakarta.
Iriyanto, H. 2021. Modul Pelatihan Kepemimpinan Pengawas: Perencanaan Kegiatan
Pelayanan Publik. LAN. Jakarta.
Ismayanti, DMF. Dan Annisa Nurul Faidi Firdaus. 2021. Modul Pelatihan
Kepemimpinan Pengawas: Pelayanan Publik Digital. LAN. Jakarta.
Marpaung, P.M. dan Agus Supriyono. 2021. Modul Pelatihan Kepemimpinan
Pengawas: Membangun Tim Efektif Di Era New Normal. LAN. Jakarta.
Rahayu, A. dan Hary Wahyudi. 2021. Modul Pelatihan Kepemimpinan Pengawas:
Kepemimpinan Dalam Melaksanakan Pekerjaan. LAN. Jakarta.
Riyadi. 2021. Modul Pelatihan Kepemimpinan Pengawas: Manajemen Pengawasan.
LAN. Jakarta.
Suprapti, W. 2021. Modul Pelatihan Kepemimpinan Pengawas: Berpikir Kreatif Dalam
Pelayanan. LAN. Jakarta.
Tim Editorial Rumah.com. 2023. SKT Tanah: Penjelasan, Cara Buat dan Syaratnya.
Artikel. Diunduh tanggal 5 September 2023 pukul 16.39 WIB dengan alamat
SKT Tanah: Penjelasan, Cara Buat, dan Syaratnya (rumah.com)
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 39

LAMPIRAN
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 40

Lampiran 1. Jadwal Pelaksanaan Aksi Perubahan Jangka Pendek


September Oktober Nov
No Jenis Kegiatan
II III IV I II III IV I
1 Terbentuknya Tim Efektif
a Membuat draft SK Tim Efektif
b Rapat pembahasan draft SK Tim Efektif
c Menyusun perbaikan draft SK Tim Efektif untuk ditandatangani
2 Tersusunnya draft 0 SOP Surat Keterangan Batas Kawasan TNTP
a Mengumpulkan informasi tentang SOP
b Melakukan pengolahan informasi tentang SOP
c Melakukan pembahasan internal draft 0 SOP
3 Tersusunnya Kesepakatan Bersama antara Balai TNTP dengan Kantor ATR/BPR
a Melakukan penyusunan Draft Kesepakatan Bersama
b Melakukan pembahasan dengan Kantor ATR/BPN tentang Kesepakatan Bersama dilampiri draft SOP
c Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Balai TNTP dengan Kantor ATR/BPR
4 Tersusunnya Draft Final SOP Surat Keterangan Batas Kawasan TNTP
a Melakukan pembahasan draft SOP Surat Keterangan Batas Kawasan TNTP dengan Kantor
ATR/BPN
b Melakukan perbaikan draft SOP hasil pembahasan
c Melakukan pembahasan draft SOP hasil perbaikan dengan Kantor ATR/BPN
5 Terlaksananya pengesahan SOP Surat Keterangan Batas Kawasan TNTP
a Melaksanakan ujicoba draft SOP
b Melaporkan hasil ujicoba draft SOP
c Melakukan perbaikan SOP untuk ditandatangani
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 41

Lampiran 2. Laporan Pembangunan Komitmen Bersama

OPTIMALISASI LAYANAN DATA DAN INFORMASI


BATAS KAWASAN TAMAN NASIONAL TANJUNG PUTING MELALUI
PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SURAT KETERANGAN BATAS KAWASAN
TAMAN NASIONAL TANJUNG PUTING

DISUSUN OLEH
EKO SUSANTO, S.Si., M.A., M.Ec.Dev.
NIP. 197306262000031003
KEPALA SEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL WILAYAH I
BALAI TAMAN NASIONAL TANJUNG PUTING

PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS (PKP)


PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDM LHK
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
TAHUN 2023
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 42

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Balai Taman Nasional Tanjung Puting (Balai TNTP) memiliki tugas fungsi
melaksanakan penyelenggaraan konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya di
Taman Nasional Tanjung Puting melalui kegiatan pengelolaan kawasan,
pemanfaatan berkelanjutan jasa lingkungan di taman nasional, penyelenggaraan
kerja sama, dan penyediaan data informasi konservasi sumber daya alam dan
ekosistemnya di taman nasional. Dalam melaksanakan tugas pengelolaan kawasan
dilakukan dengan kegiatan perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan yang lestari.
Bentuk kegiatan perlindungan berupa penjagaan pos, patroli rutin, sosialisasi/
penyuluhan, pemasangan papan himbauan/larangan, dan pemeliharaan pal batas.
Khusus di wilayah kerja Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I (SPTN
Wilayah I) menitikberatkan pada kegiatan perlindungan dan pengawetan. Hal ini tidak
lepas dari potensi ancaman terhadap keutuhan kawasan berupa perambahan,
penambangan emas ilegal, perburuan, penebangan liar dan kebakaran hutan.
Ancaman yang memiliki dampak besar dan penanganan yang tidak mudah adalah
perambahan. Klaim lahan dan perambahan menjadi pemicu tindak pidana lain yaitu
penebangan liar dan kebakaran hutan. Keduanya dilakukan saat oknum masyarakat
melakukan pembersihan lahan. Selain itu, perubahan bentang alam menjadi kebun
sawit membuat upaya pemulihan ekosistemnya menjadi lama dan berbiaya tinggi.
Sejak tahun 2015 telah terjadi klaim lahan dan perambahan. Dari tahun ke
tahun selalu mengalami penambahan luas perambahan sebagaimana tabel berikut.

Tabel 1. Luas peningkatan perambahan di SPTN Wilayah I sejak tahun 2015.


N Tahu Nama Luas Status
Pelaku Keterangan
o n Lokasi (Ha)
1 2015 Blok 47 0.44 PT. WSSL 1 Jumlah tanaman sawit ±63 Proses
pohon, tinggi sekarang ±10
m
2 2016 Blok 40 3.69 Masyarakat Pondok, Cempedak, Cabe, Pemantauan
Desa Pehu dll
3 2016 Blok 23.66 Masyarakat Pembukaan lahan dijumpai Pemantauan
42/43 Desa Pehu saat pemasangan Tugu
Batas Kawasan TNTP
bersama BPKH
4 2016 Tugu 4.58 PT. WSSL 2 Temuan tanaman sawit pada Selesai
Batas saat pemasangan Tugu
304 Batas Kawasan TNTP
bersama BPKH
5 2017 Blok 45 2.29 Masyarakat Lahan dibeli tahun 2008 ±7 Pemantauan
Desa Pehu Hektar, mulai dikelola pada
tahun 2017 dan kembali
dikelola pada awal tahun
2020 ± 2 Hektar
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 43

6 2018 Blok 430.89 Masyarakat Paska karhut, ditanami sawit, Pemantauan


N21 Desa sebagian kebun pisang, dan
sayur-sayuran, cabai, dll, sebagian
klaim sepihak (tanah ulayat, proses P-21
tanah jasa, eks HPH Bima
Samakta)
7 2019 Blok 44 4.40 Masyarakat Pembukaan lahan untuk Selesai
Desa Pehu kebun semangka
8 2021 Blok 0.36 Masyarakat Karhut dilanjutkan dengan Pemantauan
38/39 Desa Pehu penanaman sawit
9 2021 Blok 8 8.00 Masyarakat Pembukaan lahan secara Selesai
Desa manual
10 2022 Blok 84.50 Masyarakat Pembukaan lahan untuk Pemantauan
M20 Desa kebun dibuat kapling
Jumlah 562.37

Upaya penanganan perambahan yang telah dilakukan dengan persuasif dan


penegakan hukum. Sedangkan upaya pencegahannya dengan bentuk pengamanan
preemtif, preventif dan represif, yaitu pemeliharaan pal batas, pemasangan papan
himbauan/larangan, sosialisasi/penyuluhan, patroli rutin, penjagaan pos dan
anjangsana. Sampai saat ini berbagai upaya tersebut masih belum optimal karena
sebagian masyarakat masih belum tahu batas kawasan TNTP di lapangan.
Klaim lahan dan perambahan yang dilakukan oleh masyarakat berawal dari
ketidaktahuan masyarakat terhadap lokasi batas kawasan TNTP. Pal batas yang
dipasasng BPKH tahun 2015 berbahan kayu sehingga mudah lapuk dan ikut terbakar
saat kebakaran hutan tahun 2015 dan 2019. Hal itu membuat pal batas menjadi hilang
atau rusak. Selain itu posisi pal batas terkadang berada dalam vegetasi hutan atau
rawa serta jarak antar pal batas termasuk jauh, sekitar 1-5 km sehingga jarang
ditemukan masyarakat. Ketidaktahuan batas ini diperparah oleh sikap oknum kepala
desa yang dalam membuat SKT (Surat Keterangan Tanah) tidak melakukan cek
lapangan terhadap lokasi lahan yang dimohonkan warganya. Jika dilakukan cek
lokasi kadang tidak melibatkan petugas TNTP yang mengelola kawasan konservasi
di sebelah lahan yang dimohonkan. Kondisi ini membuat masyarakat masuk ke dalam
kawasan untuk mengolah lahan, maupun terkait alih kelola lahan, jual beli lahan, atau
pembuatan SKT lahan yang mereka kelola.
Untuk mengurangi kejadian tersebut perlu upaya pencegahan yang lebih
komprehensif dan melibatkan komitmen berbagai pihak yang terkait legalitas hukum
tanah. Sesuai UU Agraria dan PP Pendaftaran Tanah, pihak-pihak yang
bersebelahan dengan lokasi yang dimohonkan dokumen tanahnya wajib bersaksi
atau memberikan pernyataan mengenai batas lahan. Hal ini juga sesuai peraturan
tentang kawasan hutan khususnya kawasan konservasi, dimana pengelola kawasan
menjadi wakil pemerintah di tingkat tapak dalam membuat keputusan atau
pernyataan. Hasil berpikir kreatif terhadap analisis masalah menghasilkan inovasi
proses berupa penyusunan SOP (Standar Operasional Prosedur) Surat Keterangan
Batas Kawasan TNTP. SOP itu diharapkan disetujui oleh semua pihak terkait dan
menghasilkan produk dokumen resmi berupa Surat Keterangan Batas Kawasan
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 44

TNTP yang menjadi syarat dalam proses pendaftaran tanah serta pembuatan SKT
yang diakui hukum. Dengan optimalisasi layanan publik ini diharapkan mampu
mencegah penerbitan dokumen tanah yang salah lokasi dan selanjutnya mampu
mencegah terjadinya klaim masyarakat dan perambahan di kawasan TNTP.

B. PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS FUNGSINYA


Kawasan TNTP terakhir ditetapkan tahun 2022 melalui SK MenLHK No.
SK.332/MENLHK-PKTL/PPPKH/PLA.02/1/2022 tentang Penetapan kawasan hutan
TNTP seluas sekitar 410.411, 57 hektar. Dalam pengelolaannya TNTP dibagi menjadi
8 zona, yaitu zona inti, zona rimba, zona pemanfaatan, zona religi dan budaya, zona
rehabilitasi, zona perlindungan bahari, zona tradisional dan zona khsusus. TNTP
terbagi dalam 3 Seksi Pengelolaan Taman Nasional dan 11 Resort Pengelolaan.
Jumlah PNS sebanyak 54 orang, PPPK sebanyak 7 orang dan PPNPN sebanyak 59
orang. Sarana prasarana yang dimiliki diantaranya perkantoran 14 unit, kendaraan
roda 4 hanya 8 unit, kendaraan roda 2 sebanyak 35 unit, speedboat sebanyak 4 unit,
ATV sebanyak 3 unit, peralatan pemadaman kebakaran, peralatan GIS, drone dan
lain sebagainya dengan jumlah yang terbatas.
Wilayah kerja SPTN Wilayah I Pembuang Hulu terletak di sebelah Utara dari
Taman Nasional Tanjung Puting. Secara administratif wilayah ini berada di 2
Kabupaten yaitu: Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Seruyan.
Sedangkan pada administratif Kecamatan wilayah ini masuk dalam 5 Kecamatan
yaitu: Kecamatan Kumai dan Pangkalan Banteng di Kabupaten Kotawaringin Barat
serta Kecamatan Hanau, Danau Sembuluh dan Seruyan Hilir di Kabupaten Seruyan
Luas seluruh kawasan Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I
Pembuang Hulu sebesar ± 61.000 Ha yang terbagi dalam 3 Resort, yaitu: Resort
Pembuang Hulu dengan luas ± 26.440 Ha, dan Resort Telaga Pulang dengan luas ±
19.760 Ha, dan Resort Pondok Ambung dengan luas ± 14.800 Ha. Adapun jumlah
pegawai yang ditempatkan di SPTN Wilayah I sebanyak 10 PNS, 1 PPPK, dan 13
PPNPN. Sarpras yang dimiliki berupa 1 kantor SPTN, 4 kantor resort, 1 mobil
operasional (pickup), 11 sepeda motor dan 2 perahu motor. Anggaran pengelolaan
kawasan di wilayah kerja SPTN Wilayah satu berkisar Rp. 701.896.000 dengan
bentuk kegiatan berupa patroli terestrial, patroli bersama MMP, patroli pencegahan
karhutla, inventarisasi TSL, operational resort, dan pemulihan ekosistem dengan
mekanisme suksesi alami.
Dari hasil analisa lahan dengan citra satelit spot IV tahun 2005 tutupan lahan
yang berupa hutan pada wilayah SPTN I sebesar 73,7% yaitu seluas 44.950 Ha baik
hutan dipterocarp, hutan rawa gambut, hutan kerangas maupun hutan sekunder.
Semetara 26,3 % lainnya adalah area terbuka seluas 16.050 Ha dengan tutupan
lahan berupa semak belukar, semak padang maupun semak rawa atau alang-alang.
Tantangan pengelolaan di SPTN Wilayah I merupakan dampak dari ulah
manusia, diantaranya penambangan emas tanpa ijin, perambahan, penebangan liar,
perburuan liar dan kebakaran hutan. Pelanggaran yang termasuk tindak pidana
kehutanan tersebut masih berlangsung sampai saat ini meskipun volumenya
mengalami penurunan. Pola penanganannya telah mengacu pada semua bentuk
pengamanan, mulai dari upaya preemtif, upaya preventif dan upaya represif. Sampai
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 45

tahun ini sudah dilakukan penyidikan sampai P-21 dan putusan pengadilan sebanyak
13 kasus.

Gambar 1. Peta zonasi TNTP dan wilayah kerja SPTN Wilayah I

C. ANALISA MASALAH
Sebagaimana dijelaskan pada latar belakang, maka salah satu masalah yang
dihadapi Balai TNTP, khususnya di SPTN Wilayah I adalah terjadinya peningkatan
luas perambahan di kawasan TNTP oleh masyarakat. Penyebab penambahan
perambahan tersebut adalah adanya klaim masyarakat berdasarkan SKT (Surat
Keterangan Tanah) yang dikeluarkan oleh perangkat desa dan klaim sepihak oknum
masyarakat berdasarkan pengakuan saja. Akar masalah dari klaim dan perambahan
adalah ketidaktahuan masyarakat mengenai batas kawasan TNTP di lapangan. Hal
itu diperparah ketika pembuatan SKT oleh kepala desa tidak mensyarakan
pernyataan dari pihak yang berbatasan dengan lahan yang dimohonkan SKT. Selain
itu juga tidak dilakukan cek lokasi dan jika dilakukan cek lokasi jarang mengundang
pihak TNTP selaku pengelola kawasan yang berbatasan. Kondisi inilah yang
membuat klaim dan perambahan terjadi setiap tahunnya.
Kondisi internal organisasi sedikit banyak juga turut berperan meski upaya
preemtif dan preventif sudah dilakukan. Jumlah dan kapasitas pegawai bidang
pemetaan masih sedikit. Sarana prasarana untuk pengukuran lahan dan batas
kawasan TNTP yang memenuhi standar masih sangat terbatas. Prosedur cek lokasi
lahan juga belum dimiliki oleh Balai TNTP. Ketersediaan anggaran untuk
pemeliharaan pal batas belum bisa tersedia secara rutin sehingga penggantian pal
batas yang rusak maupun hilang belum terlaksana secara keseluruhan. Kondisi
internal yang cukup berpengaruh adalah belum adanya pedoman yang memandu
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 46

kegiatan layanan data informasi batas kawasan TNTP dari permohonan layanan
sampai dokumen produknya.

Gambar 2. Peta lokasi perambahan di SPTN Wilayah I.

Dari uraian di atas dapat digambarkan dalam tabel diagnosis organisasi di


bawah ini.
Tabel 1. Diagnosis eksternal organisasi PESTEL

Elemen Kondisi Yang


Kondisi Saat ini Gap
Diagnosis Diinginkan
Politik Fokus kebijakan Fokus kebijakan Perkebunan sawit
daerah di sekitar dapat berimbang memberikan dampak
kawasan pada antara perkebunan signifikan dalam
perkebunan dengan konservasi kehidupan sosial politik
Ekonomi Sangat bergantung Adanya alternatif Karakter masyarakat
pada pola sumber ekonomi yang lebih suka melihat
perkebunan sawit lain sesuai usaha yang telah
keterbatasan lahan berhasil daripada
berinovasi
Sosial Aturan adat terhadap Aturan adat tidak Pemerintah daerah
lahan sering digunakan untuk belum optimal dalam
digunakan meski masalah lahan mensosialisasikan aturan
tidak ada adat
ketetapannya
Teknologi Masyarakat belum Masyarakat mau Meningkatkan rasa ingin
memahami teknologi bertanya dan tahu masyarakat
perpetaan dan belum memahami khususnya yang terkait
semua mau bertanya teknologi perpetaan keabsahan lahan mereka
Lingkungan Belum ada perhatian Adanya kesadaran Masyarakat lebih
lebih untuk usaha menjaga mementingkan hasil
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 47

yang ramah kelestarian daripada dampak


lingkungan lingkungan dalam lingkungan dari
berusaha usahanya
Hukum Penegakan hukum Semua pihak Peraturan lingkungan/
terkait lingkungan/ mendukung konservasi dianggap lex
konservasi masih penegakan hukum spesialis, sehingga
terbatas lingkungan/ menjadi tanggung jawab
konservasi instansinya saja

Tabel 2. Diagnosis internal organisasi 7S Model


Elemen Kondisi Yang
Kondisi Saat ini Gap
Diagnosis Diinginkan
Strategi Strategi untuk Strategi yang Pelaksanaan strategi
pengelolaan sudah baik dapat terkendala oleh
kawasan cukup baik didukung anggaran yang belum
meski masih belum anggaran yang memadai
optimal di anggaran cukup
Struktur Struktur organisasi Struktur yang Beberapa tim kerja
sudah memadai sudah memadai belum bekerja optimal
namun hasil perlu disukung untuk mendukung
pelaksanaannya oleh tim kerja kinerja struktur
belum optimal yang efektif organisasi
Sistem Beberapa sistem Semua Beberapa sistem belum
pekerjaan/layanan pekerjaan/ optimal karena belum
belum memiliki layanan memiliki ada standar yang
standar/pedoman standar/pedoman definitif
Kapasitas Kapasitas pegawai Kapasitas Uji kompetensi pegawai
perlu ditingkatkan pegawai dapat belum diikuti dengan
mengikuti optimal dan belum
perkembangan semua berminat
teknologi mengembangkan diri
Pegawai Penerapan reward Pegawai memiliki Motivasi pegawai untuk
and punishment rasa bangga menekuni bidangnya
belum memotivasi terhadap masih belum optimal
kinerja semua pekerjaannya dan
pegawai mau berkembang
Kepemimpinan Kepemimpinan Kepemimpinan -
berintegritas dan berintegritas dan
memahami visi memahami visi
organisasi organisasi
Nilai Standar Nilai standar ASN Nilai standar ASN Penerapan penilaian
belum optimal dapat diterapkan dan penghargaan
pegawai
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 48

Gambar 3. Analisis Pohon Masalah

DAMPAK/AKIBAT Terjadinya peningkatan


open area dan degradasi
ekosistem kawasan TNTP Data open area
akibat klaim lahan dan Peta dan foto
perambahan

MASALAH Kondisi saat ini Kondisi yang diinginkan

Terjadinya penambahan Tidak terjadi lagi


Data perambahan luas perambahan di penambahan perambahan
Peta dan foto kawasan TNTP oleh di kawasan TNTP oleh
masyarakat masyarakat

Terjadinya klaim pemilikan Terjadinya klaim pemilikan


lahan di dalam kawasan lahan di dalam kawasan PENYEBAB POKOK
TNTP oleh masyarakat TNTP oleh masyarakat
berdasarkan SKT dari secara sepihak tanpa SKT
kepala desa setempat

Dokumen SKT Laporan Kegiatan


Laporan Kegiatan Foto

Ketidaktahuan masyarakat Oknum masyarakat iri terhadap


dan perangkat desa klaim oknum masyarakat lain PENYEBAB SPESIFIK
tentang batas kawasan yang didasarkan SKT dan butuh / AKAR MASALAH
TNTP lahan sebelum di klaim warga lain

Membangun komitmen pada 2 Kantor Pencegahan yang sudah


ATR, 4 Kantor Kecamatan dan 7 desa dilakukan:
sekitar kawasan.
1. Pemeliharaan pal batas
kawasan TNTP
Intervensi gagasan kreatif 2. Pemasangan plang batas
kawasan TNTP
Melengkapi upaya pencegahan 3. Pembuatan jalur
Penyusunan SOP Surat yang sudah dilakukan BTNTP batas/sekar bakar
Keterangan Batas 4. Pemasangan papan
Kawasan TNTP informasi/himbauan
Konsumen SOP: 5. Patroli rutin di batas
kawasan TNTP
1. Ditjen KSDAE/KLHK
6. Penyampaian informasi
2. Masyarakat &
secara non formal
perangkat desa
sekitar kawasan
3. Kantor ATR
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 49

II. TUJUAN AKSI PERUBAHAN

A. TUJUAN JANGKA PENDEK


Tersusunnya SOP Surat Keterangan Batas Kawasan TNTP yang telah disahkan
semua pihak terkait dan siap diimplementasikan dengan:
1. Menyusun konsepsi SOP Surat Keterangan Batas Kawasan TNTP;
2. Membangun komitmen bersama antar instansi terkait dalam permasalahan
lahan dan batas kawasan TNTP;
3. Membentuk tim kerja efektif;
4. Membangun komunikasi efektif antar instansi terkait;
5. Penyusunan SOP Surat Keterangan Batas Kawasan TNTP.

B. TUJUAN JANGKA MENENGAH


Terlaksananya SOP Surat Keterangan Batas Kawasan TNTP oleh konsumen,
dengan tahapan:
1. Melakukan sosialisasi dan implementasi SOP Surat Keterangan Batas
Kawasan TNTP;
2. Mengadakan sarana prasarana pendukung pelayanan publik sesuai standar;
3. Meningkatkan koordinasi para pihak terkait penguatan implementasi SOP.

C. TUJUAN JANGKA PANJANG


Mengintegrasikan SOP Surat Keterangan Batas Kawasan TNTP ke dalam
aplikasi SITANPAN:
1. Melakukan pengawasan terhadap implementasi SOP Surat Keterangan Batas
Kawasan TNTP oleh konsumen;
2. Menyusun diagram alur untuk integrase dalam aplikasi SITANPAN;
3. Launching menu layanan data dan informasi publik batas kawasan TNTP
dalam aplikasi SITANPAN.

III. MANFAAT AKSI PERUBAHAN

Rancangan aksi perubahan kualitas pelayanan publik ini bertujuan untuk:


1. Menjadi pedoman atau petunjuk teknis kegiatan pengukuran bidang tanah yang
berbatasan dengan kawasan TNTP oleh para pihak terkait dan konsumen agar
pelayanan publik terkait data dan informasi batas kawasan TNTP dapat dilakukan
dengan baik dan terjamin mutu hasilnya.
2. Alat evaluasi dan monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan pengukuran bidang
tanah yang berbatasan dengan kawasan TNTP oleh para pihak.
3. Mencegah terjadinya peningkatan luas perambahan kawasan TNTP di masa
yang akan datang.
4. Mempermudah layanan publik dengan memasukkan ke dalam menu aplikasi
SITANPAN.
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 50

IV. RUANG LINGKUP AKSI PERUBAHAN

A. INOVASI LAYANAN PUBLIK


Kepala SPTN Wilayah merupakan jabatan pengawas yang memiliki tugas
untuk melaksanakan kegiatan pengawetan, pengamanan kawasan dan pemanfaatan
berkelanjutan di wilayah kerjanya. Khusus kegiatan pengamanan kawasan
diantaranya berupa menyusun rencana pengelolaan, melakukan kegiatan
perlindungan (patroli, penjagaan dan lainnya), pemeliharaan batas kawasan,
pengendalian dampak kerusakan, pengendalian kebakaran hutan, pengelolaan
keamanan hayati, dan penyediaan data informasi. Terkait hal tersebut maka kegiatan
layanan data dan informasi batas kawasan TNTP merupakan pelaksanaan dari tugas
bidang pengamanan kawasan.
Layanan data informasi batas kawasan TNTP selama ini dilakukan secara
manual dengan interpretasi masing-masing. Hal itu dikarenakan belum adanya
pedoman (SOP) layanan publik. Melihat hasil diagnosis organisasi dan analisis
masalah, maka dibutuhkan inovasi proses agar layanan data informasi batas
kawasan TNTP memiliki standar baku layanan, jaminan mutu layanan yang diakui
instansi terkait, transparan, mudah diakses, memenuhi harapan konsumen dan sah
di mata hukum (sesuai peraturan yang berlaku).

Tabel 3. Tabel analisis kanvas inovasi


8. Mitra Kerja: 7. Kegiatan 2. Nilai Yang 4. Hubungan 1. Target
 BPKH Utama: Ditawarkan: Klien: Klien:
Wilayah XXI  Survei lokasi  Kepastian  Konsultasi  Masyarakat
 Perangkat  Pengelolaan hukum  Koordinasi  Perangkat
Desa GIS batas  Komunikasi Desa
 Kecamatan  Pengelolaan tanah aktif kepada  Notaris
 Kantor ATR komunikasi  Dokumen konsumen
 Pemda  Penerbitan terstandar  Sosialisasi
 Notaris dokumen aturan
 Dewan Adat  Transparan
Daerah 6. Sumber Daya:  Mudah 3. Pelayanan:
 BPKH/KLHK  Tenaga diakses  Media
lapangan  Layanan komunikasi
 Sarana terstandar  Call center
pendukung  Media online
GIS
 Anggaran
 Narasumber
ahli
9. Unsur Biaya: 5. Imbalan: 10. Resiko:
 Belanja modal (sarpras)  Biaya cek lapangan sesuai Komitmen
 Belanja perjalanan (koordinasi) standar bersama
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 51

 Belanja penambahan nilai aset belum diikuti


(pengembangan media online) semua
 Belanja langganan (internet) stakeholder
 Belanja bahan (sosialisasi)
11. Legalitas: 12. Akuntabilitas: 13. Sustainabilitas:
 UU  IKK  Equity
 Aturan  Jumlah layanan  Replikasi
terkait  Perambahan tidak terjadi  Adaptif

Gagasan penyusunan SOP Surat Keterangan Batas Kawasan TNTP telah


memenuhi syarat sebuah inovasi, diantaranya:
1. Actual: untuk mencegah kejadian perambahan yang saat ini terjadi;
2. Spesifik: fokus pada upaya pencegahan terjadinya penambahan luas
perambahan akibat ketidaktahuan batas kawasan saat membuat SKT;
3. Relevan: inovasi tersebut sesuai dengan masalah yang terjadi dan tusi organisasi/
pejabatnya;
4. Inovatif: SOP tersebut memiliki nilai pembaharuan dari kondisi yang belum
terstandar;
5. Transformasi: gagasan tersebut memuat perubahan sistem kerja dan standarisasi
hasil kerja serta dapat dikembangkan ke hal baru lainnya.

B. TIM EFEKTIF
Tim kerja sangat dibutuhkan dalam penyusunan SOP Surat Keterangan Batas
Kawasan TNTP, karena implementasi SOP ini berkaitan erat dengan tugas instansi
lain yang terkait. Selain itu dalam sebuah organisasi yang efektif sangat dibutuhkan
kerja sama semua komponen organisasi, sehingga tugas organisasi dapat berjalan
baik. Oleh sebab itu dibutuhkan analisis stakeholder yang nantinya dapat membentuk
tim kerja yang efektif. Salah satunya dengan metode kuadran stakeholder.

Tabel 4. Tabel identifikasi stakeholder dengan metode kuadran


No Nama/Jabatan Pengaruh Kepentingan Dukungan Kelompok
1 Kepala Balai TNTP Tinggi Tinggi Mendukung Primer
Internal
2 BPKH Wilayah XXI Tinggi Tinggi Mendukung Primer
Eksternal
3 KSBTU TNTP Tinggi Tinggi Mendukung Primer
Internal
4 Kepala Dinas Tinggi Sedang Mendukung Sekunder
PMPSA Kabupaten Eksternal
5 Kasi Pengukuran Tinggi Tinggi Mendukung Primer
dan Pemetaan Eksternal
Kantor ATR
6 Kaur Pemerintahan Sedang Sedang Mendukung Sekunder
kecamatan Eksternal
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 52

6 Perangkat Desa Tinggi Tinggi Mendukung Primer


Eksternal
7 Mantir Adat Tinggi Tinggi Mendukung Primer
Eksternal

Tabel 4. Tabel analisis stakeholder dengan metode kuadran


Kepentingan
Besar Kecil
1. Kepala Balai TNTP 1. Dinas PMPSA Kab
2. BPKH Wilayah XXI 2. Dinas Pemdes Kab
Besar 3. KSBTU TNTP
Kekuatan
4. Kantor ATR
5. Perangkat Desa
Kecil 1. Mantir Adat 1. Kecamatan

Guna tercipta stakeholder yang memiliki identifikasi seperti tabel di atas, maka
diperlukan pemahaman konsepsi yang baik dan komprehensif berdasarkan aturan
yang berlaku. Selain itu juga diperlukan komunikasi yang efektif dan saling
memahami tugas fungsi masing-masing. Hal ini untuk memfokuskan pesan yang
ingin disampaikan dan untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat menghambat
proses perubahan layanan publik dan tercapainya tujuan inovasi perubahan.
Langkah selanjutnya adalah membangun kerja sama tim kerja yang terdiri dari
para stakeholder yang teridentifikasi memiliki pengaruh, kepentingan, kekuatan dan
dukungan yang tinggi/sedang. Selain itu dilakukan pula kerja sama dengan
stakeholder yang memiliki tugas fungsi terkait legalitas lahan/tanah dan tata ruang,
serta termasuk juga narasumber ahli lainnya. Untuk itu diperlukan agenda kegiatan
jangka pendek berupa:
1. Membangun komitmen bersama;
2. Membangun komunikasi efektif yang jujur dan tidak tendensius;
3. Membentuk tim kerja efektif;
4. Menyusun SOP Surat Keterangan Batas Kawasan TNTP;
5. Mendukung sosialisasi dan implementasi SOP.
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 53
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 54

LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Pembangunan Komitmen Bersama

KEGIATAN YANG PIHAK YANG


HARI/TANGGAL OUTPUT
DILAKUKAN TERLIBAT
Selasa, Koordinasi dengan Kesepahaman Kepala Kantor
15 Agustus 2023 Kantor ATR dan mendukung ATR
Kabupaten upaya Kasi Pengukuran
Kotawaringin pencegahan
Barat perambahan
melalui syarat
dokumen
pendaftaran tanah
Rabu, Konsultasi dengan Penyampaian Kepala Balai
15 Agustus 2023 Mentor melalui gagasan/ide TNTP
media komunikasi kreatif
Rabu, Konsultasi dengan Penyampaian Kepala Balai
16 Agustus 2023 Mentor melalui gagasan/ide TNTP
media komunikasi kreatif KSBTU
Staf
Rabu, Koordinasi dengan Kesepahaman Sekdes
16 Agustus 2023 Perangkat Desa dan mendukung Staf
Pembuang Hulu I upaya cek lokasi
lahan yang
dimohonkan
Rabu, Komunikasi Kesepahaman Staf pelayanan
16 Agustus 2023 dengan pelayanan gagasan dokumen administrasi
administrasi batas kawasan
terpadu TNTP
Kamis, Koordinasi dengan Kesepahaman Kaur
17 Agustus 2023 Desa Parang dan mendukung Pemerintahan
Batang upaya cek lokasi
lahan
Jumat, Koordinasi dengan Kesepahaman Sekcam
18 Agustus 2023 Kecamatan Hanau dan mendukung Kasi
upaya cek lokasi Pemerintahan
lahan yang Staf terkait
dimohonkan
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 55

Lampiran 2. Bukti-Bukti Pendukung Pembangunan Komitmen Bersama

Selasa, 15 Agustus 2023

Selasa, 15 Agustus 2023


APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 56

Rabu, 16 Agustus 2023

Rabu, 16 Agustus 2023

Rabu, 16 Agustus 2023


APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 57

Kamis, 17 Agustus 2023

Jumat, 18 Agustus 2023


APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 58

Lampiran 3. Formulir Persetujuan Coach Pemilihan Mata Pelatihan Pilihan Dalam


Mendukung Penyusuan APKPP
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 59

Lampiran 4. Rekap Nilai Akhir Sikap Perilaku Peserta

REKAP NILAI AKHIR SIKAP PERILAKU PESERTA

Nama Peserta : Eko Susanto, S.Si., M.A., M.Ec.Dev. Nama Mentor : Murlan Dameria Pane, S.Hut., M.Si.
NIP : 197306262000031003 NIP: : 197107171998032001
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah
Jabatan : I Jabatan : Kepala Balai
Instansi : Balai Taman Nasional Tanjung Puting Instansi : Balai Taman Nasional Tanjung Puting
Program : Pelatihan Kepemimpinan Pengawas LHK 2023

Nilai Komponen
Kualifikasi
Sub Komponen Sub Komponen Sub Komponen Rata-Rata Total Total Sub
Integritas Kerjasama Mengelola Perubahan Sub Komponen Komponen
Peserta 7.87 7.72 7.68 7.76 Baik
Mentor 8.17 8.00 8.00 8.06 Baik
Nilai Rata-Rata Per
Sub Komponen 8.08 7.92 7.90 7.97 Baik

Kualifikasi Per Sub


Baik Baik Baik Baik
Komponen

Keterangan Kualifikasi Akhir Sikap Perilaku


9-10 Istimewa 7.97
7-8.99 Baik
5-6.99 Cukup Kualifikasi:
3-4.99 Kurang Baik
1-2.99 Sangat Kurang
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 60

REKOMENDASI PENGEMBANGAN POTENSI DIRI:


Istimewa : Memperhatikan nilai pada sub komponen pada Formulir Peserta atau Mentor dan Rekap nilai gabungan, peserta
perlu diberikan pengayaan pengembangan potensi diri dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang terukur pada saat
melaksanakan aksi perubahannya dengan bimbingan dan pendampingan sebagai bekal pengayaan sikap perilaku
untuk menduduki jabatan pimpinan yang lebih tinggi
Baik : Memperhatikan nilai pada sub komponen pada Formulir Peserta atau Mentor dan Rekap nilai gabungan, peserta
perlu diberikan pengayaan pengembangan potensi diri dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang terukur pada saat
melaksanakan aksi perubahannya dengan bimbingan dan pendampingan yang terjadwal sebagai bekal pendalaman
sikap perilaku dalam jabatan pimpinan pengawas
Cukup : Memperhatikan nilai pada sub komponen pada Formulir Peserta atau Mentor dan Rekap nilai gabungan, peserta
perlu diberikan program pengembangan potensi diri dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang terukur pada saat
melaksanakan aksi perubahannya dengan bimbingan dan pendampingan yang terjadwal sebagai bekal penguatan
sikap perilaku dalam menduduki jabatan pengawas

Kurang : Memperhatikan nilai pada sub komponen pada Formulir Peserta atau Mentor dan Rekap nilai gabungan, peserta
Sangat Kurang : perlu diberikan program pengembangan potensi diri dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang terukur pada saat
melaksanakan aksi perubahannya dengan bimbingan, pendampingan yang sangat ketat dan sebaiknya agar
melibatkan unit pengelola kepegawaian instansi asal peserta sebagai bekal penguatan sikap perilaku dalam
menduduki jabatan pengawas

Bogor, September 2023

NIP. 196704031992032004
Lampiran 5. Rencana Strategi Pengembangan Potensi Diri Peserta
APKPP Eko Susanto PKP KLHK 2023 | 61

Anda mungkin juga menyukai