Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRIBADI

STUDI LAPANGAN (STULA) PERTAMA KE MUSEUM PERJUANGAN TNI

Oleh :

ICOL DIANTO, S.Sos.I., M.Kom.I


DOSEN CPNS IAIN PADANGSIDIMPUAN
icoldianto@gmail.com

A. PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan Studi Lapangan melalui beberapa tahapan. Adapun tahapan-tahapan
Studi Lapangan (Stula) ke Museum Perjuangan TNI Medan untuk mempelajari nilai-nilai
Aparatur Sipil Negara (ASN) keterkaitannya dengan peran ASN sebagai perekat dan pemersatu
bangsa.
Selasa, 22 Mei 2018
1. Tahapan persiapan
Peserta Pelatihan Dasar (Latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Agama
berjumlah 30 orang, berkumpul di Kampus Balai Diklat Keagamaan Medan pada pukul
07.15 WIB. Peserta melaksanakan Apel pagi seperti biasa dengan petugas apel khusus kaum
perempuan. Tampil pada kesempatan itu Rodame Mentorir Napitulu sebagai Pembina apel.
Setelah apel pagi digelar, peserta mengikuti upacara pelepasan studi lapangan oleh Kepala
sesi Diklat Tenaga Administrasi Halomoan dan pendamping dari Widyaiswara dan panitia.
Romobongan berangkat menuju Museum dengan menggunakan bus pariwisata dengan jarak
tempuh sekitar 30 menit.
2. Tahapan pelaksanaan
Rombongan Studi Lapangan (Stula) sampai di lokasi sekitar pukul 08.30 WIB. Rombongan
disambut oleh petugas dari TNI-AD aktif, yaitu Serda Jasiaman Sinaga dan Serka Anto.
Selama dua jam, Serda Jasiaman menjelaskan tugas-tugas bela Negara yang dilakukan oleh
TNI. Bapak lima anak itu bercerita panjang lebar mengenai pengalamannya selama mengabdi
sebagai prajurit.
Selesai mengikuti sajian materi dari Serda Jasiaman, peserta Studi Lapangan dipandu untuk
mengenali dan mempelajari symbol-simbol TNI yang digunakan untuk perang merebut dan
mempertahankan kemerdekaan. Symbol-simbol itu meliputi bendera perang, alat perang, alat
musik, lukisan-lukisan yang menggambarkan pertempuran prajurit, dan mengenali tokoh-
tokoh TNI yang memimpin perang merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Tidak lupa
juga peserta dikenalkan dengan pimpinan-pimpinan Kodam Bukit Barisan (Kodam I/Bukit
Barisan). Peserta juga mendapatkan pengetahuan cara kerja alat perang seperti meriam,
senjata laras panjang dan laras pendek dan alat peledak berskala besar dan kecil. Peserta
dipandu oleh Serka Anto yang dibumbuhi dengan ceritanya menumpas pemberontakan
Gerakan Aceh Merdeka. Peserta puas dengan layanan petugas itu, dan kunjungan berakhir
sampai pukul 11.30 WIB, dengan acara foto bersama dan foto-foto dekat dengan beberapa
alat perang.
3. Tahapan evaluasi
Tahapan evaluasi dilakukan setelah rombongan Studi Lapangan kembali ke kampus Balai
Diklat Keagamaan Medan. Pada pukul 13.30 WIB, peserta kembali ke kelas untuk
membuatkan laporan studi lapangan. Pada sesi ini ada dua tahapan, yakni menuliskan laporan
selama 1 jam (13.30-14.30 WIB), dan tahapan untuk mempresentasikan laporan studi
lapangan secara panel oleh tiga kelompok yang sudah ditetapkan. Diskusi dipandu oleh
widyaiswara Rahmansyah Ritonga.
B. OBJEK YANG DIOBSERVASI
Adapun objek yang diobservasi adalah penerapan nilai-nilai dasar aparatur sipil Negara
pada pelayanan Museum Perjuangan TNI Medan yang beralamat di Jalan Zainul Arifin No.8
Medan. Adapun nilai-nilai itu adalah akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu
dan anti korupsi (ANEKA). Dalam memberikan layanan kepada publik, apakah pihak pengelola
museum ada menerapkan nilai-nilai dasar ASN itu dan bagaimana implementasi nilai-nilai asn
itu di lingkup Museum Perjuangan TNI Medan. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada poin C
tentang nilai-nilai ASN pada Museum Perjuangan TNI Medan berikut ini.

C. IMPLEMENTASI NILAI-NILAI ASN PADA MUSEUM PERJUANGAN TNI


MEDAN
NO. NILAI-NILAI ASN INDIKATOR FENOMENA

a. Kepemimpinan Pelayanan Museum menunjukan adanya nilai

b. Transparansi akuntabilitas. Hal ini dapat dilihat dari perilaku


1.AKUNTABILITAS c. Integritas petugas yang memperlakukan sama terhadap
d. Tanggungjawab semua pengunjung museum (keadilan),
e. Keadilan membuatkan laporan kehadiran (absensi)
f. Kepercayaan pengunjung (transparansi), dan menampilkan
g. Keseimbangan informasi-informasi kejuangan yang ada di
h. Kejelasan museum tersebut, mulai dari alat perang,
i. Konsistensi bendera perang, dan pimpinan pasukan
perang dijelaskan dengan lugas (kejelasan).

a. Sila Pertama Pemandu museum dalam memberikan layanan


b. Sila Kedua pada tamu selalu menjelaskan pentingnya
c. Sila Ketiga kesadaran bela Negara, NKRI harga mati (nilai
2. NASIONALISME d. Sila Keempat sila ke-3), menjelaskan perlunya menghargai
e. Sila Kelima jasa pahlawan (sila ke-2).

a. Memegang Pemandu Museum berupaya mendoktrin


teguh ideologi pengunjung untuk berpegang teguh pada
b. Setia UUD 1945 Pancasila dan UUD 1945, melayani
3. ETIKA PUBLIK c. profesional dan pengunjung dengan ramah meski masing-
tidak berpihak. masing pengunjung dengan sikap dan tujuan
d. Membuat keputusan kunjungan yang berbeda-beda.
berdasarkan prinsip
keadilan. Pemandu museum berupaya untuk menghibur
e. Non-diskriminatif. pengunjung dengan humor yang menjunjung
f. menjunjung tinggi nilai kesopanan, tidak asal ketawa saja,
standar etika. namun semua humor yang disuguhkan
g. Bertanggungjawab pada berkaitan dengan ideology atau berkaitan
publik. dengan kejuangan dari para pahlawan.
h. Mampu melaksanakan
kebijakan dan Contoh ungkapannya, daripada merenung
program pemerintah. sendirian, lebih baik berkunjung ke museum,
i. layanan publik yang mana tahu nanti masuk arwah para pahlawan,
jujur, tanggap, cepat, kan lebih bagus.
tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna,
dan santun.
j. Mengutamakan
kepemimpinan
berkualitas tinggi.
k. Menghargai
komunikasi, konsultasi,
dan kerjasama.
l. Mengutamakan
pencapaian hasil
dan mendorong
kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan
dalam pekerjaan.
n. Efektivitas sistem
pemerintahan
yang demokratis.
a. Efektif. Museum tempat menyimpan benda-benda
b. Efisien. bersejarah, atau singkatnya menyimpan benda-
c. Inovatif. benda lama dan masa lampau, yang sudah kuno
4. KOMITMEN d. Berorientasi mutu. dan ketinggalan zaman. Senada dengan jargon
MUTU itu, museum ini tampak tidak senyaman museum
kelas internasional di Belanda dan Negara
lainnya. Meski demikian, pemandu museum
berupaya memberikan pelayanan yang bermutu,
yaitu memberikan kepuasan
pikiran dan batini dari pengunjung,
dengan cara memberikan panduan dan
berusaha menjelaskan alat-alat dan foto
yang ada di museum kepada pelanggan.

a. Kejujuran Dalam penjelasan oleh pemandu museum


b. Kepedulian Jasiaman Sinaga, ia mengajak kepada
pengunjung museum untuk tidak membiasakan
5. ANTI KORUPSI c. Kemandirian diri menyogok. Jadi ASN adalah abdi
d. Kedisiplinan masyarakat dan abdi Negara. Kata abdi
e. Tanggung Jawab menurutnya adalah pembantu atau budak, masa
f. Kerja keras untuk menjadi pembantu harus bayar/ nyogok.
g. Kesederhanaan
h. Keberanian Ia juga menjelaskan perlu kerja keras,
i. Keadilan keberanian dan disiplin, seperti yang dijalani
sebagai seorang anggota TNI-AD, siap siaga
untuk bela Negara, panggilan perang dan
penumpasan pemberontakan. Tidak ada rasa
takut untuk menghadapi musuh Negara.

Disiplin sangat penting menurutnya, apalagi


bagi TNI dan ASN, karena dengan kerja
disiplin dapat memberikan pengabdian
yang baik untuk Negara.

D. PEMAKNAAN NILAI-NILAI DASAR ASN DENGAN FENOMENA


Implementasi nilai-nilai dari ASN dalam pelayanan yang diberikan oleh pengelola
Museum Perjuangan TNI Medan, telah teraktualisasinya nilai dasar AKUNTABILITAS yang
meliputi Kepemimpinan, Transparansi, Integritas, Tanggungjawab, Keadilan dan Kejelasan.
Selain itu, telah teraktualisasinya nilai dasar NASIONALISME meliputi implementasi dari nilai-
nilai yang ada pada Pancasila terutama sila kedua (Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab) dan
ketiga (Persatuan Indonesia). Pelayanan Museum Perjuangan TNI Medan juga telah
teraktualisasinya nilai dasar ETIKA PUBLIK yaitu meliputi pelayanan yang menjunjung tinggi
etika, pelayanan yang bertanggungjawab, cepat dan santun. Nilai dasar KOMITMEN MUTU
dapat tergambar adanya pelayanan yang berorientasi pada mutu yaitu mengupayakan pengunjung
museum merasa senang (puas) berkunjung ke museum, alur pelayanan yang mudah dan ramah.
Sementara itu, pengelola Museum Perjuangan TNI juga mengaktualisasikan nilai dasar ANTI
KORUPSI. Hal ini dapat tergambar dari ungkapan-ungkapan pemandu museum selama
pengunjung berada di museum. Tidak hanya itu, pengelola museum berkomitmen untuk tidak
bisa disogok oleh pengunjung yang berminat untuk mengoleksi alat-alat perang TNI masa
lampau, meski sebetulnya harga dari barang antic atau barang-barang bersejarah itu memiliki
nilai jual yang tinggi.
E. REFLEKSI DIRI
Pelajaran yang didapat dari Studi Lapangan ke Museum Perjuangan TNI Medan, maka
dapat dituangkan beberapa item penting nilai-nilai yang mesti ditanamkan kepada peserta
pelatihan dasar (latsar) cpns kemenag tahun 2018, terutama untuk diri saya sendiri bahwa:
1. Profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) tidak untuk kaya melainkan untuk pengabdian kepada
nusa dan bangsa.
2. ASN jangan pernah menyogok dan disogok.
3. Senang terhadap profesi dimanapun berada dan dalam kondisi apapun.
4. Melayani dengan ikhlas dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama, etika (kesopanan) dan
peraturan-peratuan.
5. Bekerja keras, disiplin dan bertanggungjawab atas tugas/pekerjaan yang diberikan oleh
atasan.
6. Bekerja sama dengan orang lain, rekan kerja dan lingkungan.
7. Bekerja sebagai ASN bukan untuk mencari kekayaan pribadi dan golongan.
8. Sebagai ASN tetap memberikan pelayanan yang baik dan ramah dalam kondisi apapun.

MEDAN, 22 MEI 2018


PENYUSUN

ICOL DIANTO
NIP. 198703102018011001

Anda mungkin juga menyukai