TRANSFORMASIONAL DILINGKUP
PERIKANAN BUDIDAYA
Oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan adalah hal yang menjadi topik penting dalam setiap penelitian yang
diarahkan untuk mengkaji sebuah organisasi/instansi. seorang pemimpin dan gaya yang
diterapkan dalam kepemimpinannya memberi pengaruh yang sangat besar terhadap
jalannya sebuah Instansi.
Proses dan bentuk dari sebuah kepemimpinan merupakan poros utama dari sebuah
lingkup kerja Pola atau gaya kepemimpinan yang saat ini menjadi topik utama adalah gaya
kepemimpinan transformasional.. Berdasarkan fakta tersebut maka penulis akan melihat
bagaimana dampak pola kepemimpinan transformasional yang dibawa pemimpin instansi
dinas perikanan sinjai pada bidang perikanan budidaya. Maka dapat dirumuskan
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini, antara lain:
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan uraian rumusan masalah yang telah dijelaskan diatas, maka tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pemimpin mampu menguraikan kembali konsep dasar kepemimpinan transformasional
dalam mendukung perubahan pada bidang perikanan budidaya
2. Mampu menyusun Konsep Coaching dan mentoring dalam mendukung inovasi di
bidang perikanan budidaya
3. Pemimpin mengetahui penerapan kepemimpinan transformasional dalam
melaksanakan petubahan pada perikanan budidaya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Kepemimpinan Transformasional di bidang Perikanan Budidaya.
Pengertian Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional perlu dimiliki oleh pemimpin perubahan agar
mampu menciptakan inovasi-inovasi dalam organisasi agar mampu memberikan layanan
prima dengan kinerja optimal sehingga mencapai organisasi berkinerja tinggi.
Pemimpin transformasional memiliki karakter-karakter antara lain : visioner,
menginspirasi, kemampuan beradaptasi, berfikiran terbuka dan adaptif akan mampu
memberdayakan sumberdaya manusia dan sumberdaya lain yang ada dalam organisasi
untuk melakukan perubahan-perubahan dalam orgaisasi menuju Organisasi Berkinerja
Tinggi. Oleh karena itu pemimpin pada bidang perikanan budidaya harus mampu menguasai
konsep kepemimpinan transformasional.
Prinsip Kepemimpinan Transformasional
Menurut Erik Ress. Erik Rees, 2001 menyatakan paradigma baru kepemimpinan
transformasional mengangkat tujuh prinsip menciptakan kepemimpinan yang sinergis.
Ketujuh prinsip tersebut ketika dikaitkan dalam Perikanan budidaya antara lain,
1. Simplifikasi. Seorang pemimpin harus dapat mengungkapkan visi dari bidang perikanan
budidaya secara jelas, praktis, dan transformasional, sebagai arah pergerakan
organisasi.
2. Motivasi. Pemimpin transformasional harus memiliki kemampuan mendapatkan
komitmen semua orang dan rekan kerja yang terlibat dalam visi. Ketika seorang
pemimpin menciptakan sebuah sinergi dalam organisasi, maka ia seharusnya juga
mampu memotivasi dan mengoptimalkan setiap anggotanya agar mampu meningkatkan
kinerja dalam bidang budidaya perikanan.
3. Fasilitasi. Pemimpin transformasional secara efektif memfasilitasi pembelajaran yang
terjadi dalam organisasi secara kelembagaan, kelompok, maupun individual. Hal ini akan
berdampak pada bertambahnya modal intelektual setiap pengikutnya terkait pengetahuan
tentang perikanan budidaya.
4. Inovasi. Inovasi, yaitu kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru,
mengimplementasikan ide baru yang bermanfaat dalam mengembangkan perikanan
budidaya.
5. Mobilitasi. Pemimpin mengerahkan sumber daya yang ada untuk melengkapi dan
memperkuat setiap orang terlibat dalam mencapai visi dan tujuan pada bidang perikanan
budidaya
6. Siap-siaga. Ditandai dengan kemampuan untuk selalu belajar tentang diri mereka dan
terbuka terhadap perubahan dengan paradigma baru yang positif, khususnya tentang
bidang perikanan budidaya.
7. Tekad. Tekad seorang pemimpin untuk menyelesaikan tugas hingga tuntas juga
didukung oleh pengembangan disiplin spiritualitas, emosi, fisik, serta komitmen.
Ciri-Ciri Gaya Kepemimpinan Tranformasional
Seorang peneliti bernama Bernard M. Bass pada tahun 1985 merumuskan empat
elemen utama yang harus dimiliki oleh sosok dengan gaya kepemimpinan transformasional.
Begitu pun menurut Robbins dan Judge (2008:91), dimana ciri-ciri kepemimpinan
tranformasional itu bila dikaitkan dengan kepemimpinan pada bidang perikanan budidaya,
meliputi:
1. Stimulasi Intelektual (Intellectual Stimulation). Kepala bidang perikanan budidaya selalu
berusaha untuk mengubah pemikiran, teknik, dan target usang yang selama ini masih
dipertahankan..
2. Konsiderasi Individual (Individualized Consideration). Kepala bidang budidaya perikanan
dengan gaya kepemimpinan transformasional mampu memahami perbedaan individual para
bawahannya. Mereka paham bahwa setiap manusia adalah individu yang unik.
3. Motivasi Inspirasional (Inspirational Motivation). Motivasi inspirasional ditandai dengan
perilaku pimpinan pada perikanan budidaya yang memiliki visi yang jelas dan mampu
mengomunikasikannya kepada setiap anggota.
4. Idealisasi Pengaruh (Idealized Influence). Idealized influence disebut juga sebagai
pemimpin pada perikanan budidaya yang kharismatik, di mana anggotanya memiliki
keyakinan yang mendalam terhadap pemimpinnya, merasa bangga bisa bekerja bersama,
dan mempercayai kapasitas pemimpinnya dalam mengatasi setiap permasalahan
Adapun terdapat tiga karakteristik dari proses coaching, Merupakan suatu proses
kegiatan yang bertujuan untuk melakukan peningkatan kinerja karyawan pada perikanan
budidaya. Dalam menjalankan peran seperti di atas, seorang coach perlu memiliki
karakteristik coach yang efektif. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut,
Peran dan Karakteristik Mentor. Berikut ini dikutipkan beberapa peran sebagai mentor di
pelatihan Kepemimpinan Administrator sebagai berikut.
a. Bertindak sebagai pembimbing bawahan dengan sikap profesional;
b. Memberikan dukungan penuh kepada bawahan dalam mempersiapkan rancangan
proyek perubahan yang akan implementasikan;
c. Memberikan arahan kepada bawahan dalam merumuskan atau mengidentifikasi
permasalahan krusial organisasi yang memerlukan terapi melalui proyek perubahan;
d. Membimbing bawahan dalam mengatasi kendala yang muncul selama proses
implementasi
e. Membantu bawahan dalam memetakan agenda project yang akan dilaksanakan dan
rencana jadwal pertemuan yang akan dilaksanakan
f. Menjelaskan kontrak penyelesaian tugas kepada bawahan
g. Memantau perkembangan proyek perubahannya yang dapat dilakukan dengan meminta
progress report setiap minggunya
h. Memantau capaian bawahan sesuai dengan milestones yang telah ditetapkan ;
i. Memberikan dukungan kepada bawahan dalam mendayagunakan seluruh potensi
sumber daya yang diperlukan
j. Memberikan inspirasi bagi bawahan dalam melakukan inovasi-inovasi yang diperlukan;
k. Mendukung bawahan secara moral dan akademis saat menyajikan gagasan inovasinya
dan saat menyajikan laporan.
Teknik coaching dan Mentoring
Coaching adalah realisasi yang berfokus pada tindakan coachee untuk merealisasikan visi ,
sasaran, dan keinginannya. Oleh karena itu anda perlu menggunakan teknik-teknik coaching
untuk merealisasikannya. Berbagai teknik yang di lakukan pimpinan budidaya perikanan
dalam melakukan coaching,yaitu teknik GROW. Teknik GROW adalah akronim dari Goal,
Current Reality, Option, dan Will. Salah satu model klasik untuk melakukan proses coaching
adalah dengan menggunakan GROW Model. Metode yang sudah lama terkenal ini pertama
kali dicetuskan oleh Graham Alexander dan Sir John Whitmore. Pendekatan ini cukup
sederhana, tetapi cukup efektif digunakan dalam melakukan sesi-sesi coaching. Adapun
tahapan pelaksanaan teknik GROW adalah sebagai berikut :
a. Nyatakan/gambarkan masalah dan harapan sesuai dengan visi di bidang perikanan
Budidaya – harapan (G)
b. Mendapatkan persetujuan terhadap masalah yang ada pada budidaya perikanan (R)
c. Kembangkan/mencari solusi bersama-sama atas masalah perikanan budidaya (O)
d. Menyetujui sebuah action plan yang telah disiapkan (W)
e. Tindaklanjut yang meyakinkan bahwa situasi telah diperbaiki (ME)
Pemimpin yang akan melakukan kegiatan mentoring perlu memperhatikan tahapan tahapan
dalam melakukan kegiatan mentoring. Adapun kegiatan tersebut meliputi
a. Tahap Persiapan Mentoring : Tahap persiapan merupakan tahap awal sebelum
pimpinan melakukan kegiatan mentoring terkait budidaya perikanan.
b. Tahap Pelaksanaan Mentoring. Berpedoman pada hal-hal yang dilakukan dalam
persiapan tersebut, maka mentor bersama mentee melakukan kegiatan mentoring.
c. Tahap Tindak Lanjut Mentoring. Dalam tahap ini maka sang mentee diminta
menerapkan apa yang didapat untuk diterapkan dan dicoba untuk menemukan
karakter nya, sistem kerjanya.
C. Penerapan kepemimpinan transformasional dalam melaksanakan inovasi
organisasi
Refleksi Diri Kepemimpinan
Refleksi diri merupakan proses pengamatan terhadap diri sendiri dan pengungkapan
pemikiran yang paling dalam yang disadari, keinginan, dan sensasi. Refleksi diri
merupakan bagian dari self assessment diri. Assessment adalah proses mengukur.
Assesment diri dalam materi pokok ini lebih menitik beratkan pada assessment gaya
kepemimpinan kepala bidang budidaya perikanan.
Adapun beberapa kelebihan dari hasil penerapan kepemimpinan tranformasional
oleh kepala bidang perikanan budidaya adalah sebagai berikut:
1. Mampu memberikan komitmen yang cukup baik bagi para rekan kerja dalam
melaksanakan visi dan misi yang telah ditentukan.
2. Dapat mengarahkan para anggota atau bawahan dalam melakukan tanggung jawab
dan tugas yang diberikan sepenuhnya.
3. Memiliki ketegasan yang dapat membantu mempermudah instansi dinas perikanan
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
4. Mampu meningkatkan hubungan interpersonal antara pimpinan dan bawahan
5. Dapat memberdayakan seluruh kemampuan para karyawan atau bawahan yang
dipimpin secara optimal.
6. Penuh dengan motivasi dan semangat yang tinggi untuk mewujudkan tujuan secara
bersama-sama
Sedangkan beberapa kelemahan dari sistem kepemimpinan ini adalah sebagai berikut:
1. Metode kepemimpinan ini sebenarnya membutuhkan waktu yang cukup panjang
dalam menjaga dan meningkatkan komitmen secara penuh. Sehingga membutuhkan
kesabaran dalam mengarahkan bawahan untuk mencapai visi dan misi
2. Sama halnya dengan metode yang lain manapun, tentu saja tetap ada resiko
terjadinya kegagalan dalam model kepemimpinan tersebut. Hanya saja resiko
tersebut dapat diminimalkan sehingga potensi keberhasilan jauh lebih besar.
3. Melaksanakan model kepemimpinan yang satu ini membutuhkan lebih banyak
perhatian terutama pada detail-detail tertentu. banyak hal yang harus diperhatikan
seorang pemimpin saat menerapkan metode tersebut pada bawahannya.
4. Adapun kelemahan berikutnya yaitu sulit untuk menerapkan metode ini jika memiliki
banyak bawahan. Karena bisa jadi setiap orang memiliki pendapat yang berbeda
sehingga tidak sepenuhnya memiliki pemikiran yang sama dengan pimpinan.
BAB IV
KESIMPULAN
Maka dari itu menerapkan contoh dan bentuk kepemimpinan yang seperti ini memang
cukup tepat dalam mengembangkan organisasi sepenuhnya. Sehingga tidak mengherankan
jika pemimpin yang memiliki jiwa serta stimulasi intelektual demikian merupakan pimpinan
yang banyak dicari.
Berbagai keunggulan dari sistem kepemimpinan ini dapat menjadi nilai tambah untuk
membantu instansi dalam mencapai visi dan misi. Adapun kelemahan dari kepemimpinan
transformasional tidak terlalu signifikan dan masih dalam batas toleransi yang dapat
diperbaiki kedepannya. Dengan harapan Instansi Dinas Perikanan , khususnya bidang
perikanan budidaya yang memiliki pemimpin seperti ini dapat berkembang dengan pesat
dan semakin maju ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA
Davis Tony, 2009, Talent Assessment Mengukur, Menilai dan Menyeleksi orang-orang
terbaik dalam Perusahaan, PPM, Jakarta Pusat.
Minor, Marianne, (2007), Meningkatkan Kinerja Tim Melalui Coaching and Counseling,
Jakarta: Penerbit PPM, Cetakan I, 2007;
Rukmana, Nana, 2008, 99 Ideas for Happy Leader, Bandung, Zip Books
Lubis, Nur Rahmawati, (2011), membantu Karyawan dengan Coaching dan Counseling, LPT
UI, Jakarta 2011;
Selton Kenm, 2002, Paradigma Baru Kepemimpinan a new paradigm of leadership, Jakarta
PT. Elex Media Komputindo