Transformational leadership atau kepemimpinan transformasional
adalah gaya kepemimpinan yang dilakukan pemimpin dengan memotivasi dan memberdayakan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya untuk bekerja sama mewujudkan visi perusahaan.
Secara definitif, kepemimpinan transformasional adalah bentuk nilai,
keyakinan, dan kebutuhan yang termasuk di dalamnya perubahan sebagai bentuk terobosan baru. Seorang pemimpin dengan gaya transformasional diyakini bisa mempengaruhi kinerja karyawan secara keseluruhan.
Seorang pemimpin yang menerapkan transformational
leadership biasanya memiliki pandangan visioner dan juga mampu memfasilitasi karyawan atau bawahannya untuk mengasah skill yang diperlukan.
Supaya organisasi bisa berjalan dengan baik, tentu membutuhkan
seorang pemimpin. Setiap pemimpin memiliki caranya tersendiri, salah satunya adalah gaya kepemimpinan transformasional.
Seorang pemimpin yang mempunyai gaya kepemimpinan ini akan
sangat pandai untuk menyelesaikan konflik serta dengan senang hati untuk membantu teman kerjanya. Selain itu, mereka juga adalah orang-orang yang selalu bisa menyemangati anggota tim di sekitarnya saat sedang mengalami kejenuhan saat bekerja.
Gaya kepemimpinan transformasional adalah cara dari seorang
pemimpin untuk memotivasi dan memberdayakan orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabnya untuk bisa bekerja sama dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Dilansir dari buku Kepemimpinan Transformasional, Transaksional, dan Motivasi Kerja yang ditulis oleh Armansyah, seorang pemimpin transformasional akan memberikan ruang yang luas kepada anggotanya untuk mengasah berbagai skill yang diperlukan dalam dunia kerja.
Ruang yang luas tersebut akan membuat seseorang menjadi lebih
kreatif dan inovatif dalam menemukan solusi terhadap permasalahan yang ada. Dengan begitu, setiap orang bisa memberikan andil terhadap segala hal yang berkaitan dengan organisasi.
Melalui gaya kepemimpinan ini, anggota organisasi cenderung akan
memiliki tingkat kepuasan kerja serta komitmen yang tinggi. Selain itu, cara ini juga bisa menciptakan budaya dan lingkungan kerja yang sehat, efektif, dan efisien bagi semua anggota dalam suatu organisasi.
Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan juga sebagai
kepemimpinan dimana para pemimpin menggunakan karisma, selain itu mereka juga dapat menggunakan stimulasi intelektual untuk melakukan transformasional dan menghidupkan organisasinya.
Menurut Hakim (2018) mengungkapkan bahwa para pemimpin yang
transformasional lebih mementingkan reaktualisasi para pengikut dan organisasinya secara menyeluruh ketimbang memberikan instruksi-instruksi yang bersifat Top Down, artinya suatu Pendekatan dari atas ke bawah, yang menggunakan pengambilan keputusan oleh pemerintah dan kemudian akan dikomunikasikan kepada rakyat, Selain itu pemimpin yang transformasional lebih memposisikan dirinya sebagai mentor yang bersedia menampung aspirasi para bawahannya.
Kepemimpinan transformasional hadir dalam kehidupan dunia
kepemimpinan dapat menjadi jawaban atas berbagai macam persoalan tentang tantangan pada zaman saat ini. Dimana pada zaman sekarang banyak perubahan. Bukan lagi zaman ketika manusia dapat menerima segala apa yang menimpanya, tetapi pada zaman sekarang sangat berbeda pada zaman dahulu karena pada zaman sekarang banyak manusia yang mengkritik dan meminta yanglayak dari apa yang diberikannya secara kemanusiaan.
Terminology motivasi Maslow mengutip bahwa manusia di era saat ini
adalah manusia yang memiliki keinginan mengatualisasikan dirinya, yang berimplikasi pada bentuk pelayanan dan penghargaan terhadap manusia itu sendiri. Oleh karena itu kepemimpinan transformasional pada zaman sekarang tidak hanya didasarkan pada kebutuhan akan penghargaan diri, tetapi juga dapat menumbuhkan kesadaran atas adanya pemimpin untuk mengambil alih dalam berbuat yang terbaik sesuai dengan kajian perkembangan manajemen dan kepemimpinan yang memandang manusia, kinerja, dan pertumbuhan organisasi merupakan sisi yang saling berpengaruh
2. TUGAS KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
Menurut Banks (2008), secara konvensional, para pemimpin berperan
untuk menunjukkan jalan, serta tempatnya di garda depan, membimbing dan mengarahkan, berinovasi, dan memiliki visi untuk perubahan dan merealisasikannya menjadi kenyataan. Pengikut atau bawahan di sisi lain secara konvensional mengikuti pemimpin dari belakang, mematuhi dan melaporkan, menerapkan inovasi dan menerima visi pemimpin untuk perubahan. Dan menurut Collinson 2012 ―….most leadership scholarship thus tends to assume that visionary leadership is powerful, exciting and necessary, eith leaders acting as a force for good whose efforts almost invariably produce positive outcomes‖ (Tourish, 2013).
Berikut adalah tugas pemimpin transformasional:
a. Menginspirasi bawahan, menempatkan penekanan pada kebutuhan orang
lain, berperan sebagai teladan yang inspirasional, menanamkan rasa bangga dan optimisme, dan menekankan komitmen, keselarasan seputar tujuan bersama, standar etika dan moral yang tinggi, dan rasa hormat dan kepercayaan. Akibatnya, pemimpin semacam itu dikagumi, dihormati, dipercaya, dan dipandang sebagai panutan oleh para pengikut mereka. Komponen perilaku kedua adalah motivasi inspirasional. Pemimpin tersebut mengartikulasikan visi organisasi, menunjukkan komitmen yang tulus dan penuh semangat terhadap visi dan tujuan terkait tersebut, dan secara jelas mengkomunikasikan harapan (Allen, et al., 2016). b. Memberdayakan dan mengilhami pengikut untuk berbagi visi kolektif dan organisasi, mendorong perilaku seperti intelektualisme, inovasi, kreativitas, dan pengambilan risiko, dan pengembangan dan keberhasilan pengikut merupakan hasil yang penting. Pemimpin transformasional berperan sebagai peran. Model, memobilisasi komitmen, dan menggunakan motivasi, dorongan, inspirasi, dan pengaruh karismatik untuk mengembangkan pengikut dan organisasi (Allen, et al., 2016) c. Membangun daya kreatif dalam kerja ―work-related creativity.‖ Dalam konteks kerja, kreativitas telah didefinisikan secara luas sebagai pengembangan gagasan, produk, praktik, layanan, atau prosedur baru dan potensial. Seorang pemimpin transformasional mendorong kreativitas, inovasi, pengambilan risiko, dan kemauan untuk meninggalkan sistem yang tidak efisien, dan pengikut didorong untuk mempertanyakan asumsi, pendekatan isu dengan cara baru, dan memecahkan masalah secara kreatif ((Allen, et al., 2016). d. Menciptakan psikologi positif modal psikologis sangat penting untuk motivasi, fungsi kognitif, berjuang untuk kesuksesan, dan kinerja, dan ini mencakup empat konstruksi yang mudah dibentuk dan dapat dikelola: harapan, optimisme, ketahanan, dan efisiensi diri sendiri. Meningkatkan modal psikologis, organisasi dapat mengembangkan kemampuan mereka untuk mengatasi kesulitan dan krisis. Organisasi akan menghadapi kesulitan, reformasi, peningkatan standar, dan akuntabilitas, yang memberi tekanan pada pendidik (Kalman dan Summak, 2017). Tantangan kehidupan professional ASN dapat menyebabkan ASN merasa stres, pesimisme, dan kurangnya motivasi yang pada gilirannya dapat mempengaruhi motivasi dan kinerja mereka secara negatif. Modal psikologis, dengan demikian, dapat membantu organisasi perguruan tinggi untuk mengatasi kesulitan dan merevitalisasi sumber daya batin ASN melalui program pelatihan berbasis psikologi positif. e. Membentuk Perilaku Etis, kontribusi uniknya untuk menumbuhkan perilaku etis, kepemimpinan etis berhubungan positif dengan suara moral, dan efisiensi moral memediasi hubungan, yang penting, karena hubungan antara kepemimpinan etis dan efisiensi moral bergantung pada kongruensi nilai pengikut pemimpin, hubungan yang dimediasi hanya efektif di bawah konglomerasi pengikut pemimpin yang tinggi. Demonstrasi tindakan normatif yang sesuai melalui tindakan pribadi dan hubungan interpersonal, dan promosi perilaku semacam itu kepada pengikut melalui komunikasi dua arah, penguatan, dan pengambilan keputusan' '(Brown dalam Lee et al., 2017).
3. KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERBARU
Ciri-ciri seorang pemimpin transformasional terbaru pada saat ini
adalah seorang pemimpin yang senantiasa merangkul segala hambatan maupun halangan yang terdapat dalam organisasi, dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Seorang pemimpin yang suka berbagi kekuasaannya kepada bawahan
dan pengikutnya. b) Menasehati dan memberi peluang untuk kemajuan organisasi. c) Berusaha untuk mempersiapkan segala keperluan demi kemajuan dan kemauan bawahan dan para pengikutnya agar lebih bertanggung jawab.
Karakteristik kepemimpinan transformasional terbaru pada saat ini antara
lain:
a) Pemimpin yang memiliki jiwa utuh dan independen dalam mewujudkan
visi organisasi b) Sebagai bawahan harus mempunyai kesadaran tentang pentingnya kebersamaan dalam mencapai tujuan dengan ditambahnya suplemen motivasi serta dukungan dari pemimpin c) Seluruh anggota organisasi kepemimpinan transformasional harus rela dan siap berkorban dalam kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi tanpa mengharapkan imbalan. Prinsip merupakan acuan atau pedoman, dan menjadi cirri khas tersendiri. Yang artinya kepemimpinan tranformasional mempunyai ciri khas tersendiri, berbeda dengan yang lain. Terdiri dari beberapa prinsip untuk menegakkan kepemimpinan model transformasional yaitu:
a) Pandai mengungkapkan rasa Pemimpin harus pandai menjelaskan visi
misi dengan terang dan gambling (Senny, Wijayaningsih, and Kurniawan 2018). Agar bawahan paham apa tujuan awal dan apa yang harus dicapainya. b) Kemampuan membangun semangat Pemimpin harus mempunyai diri yang hangat dan aura semangat. Bukan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk bawahannya juga. Ketika bawahan termotivasi dengan pemimpin, akan mudah pemimpin mengontrolnya. c) Inovasi Salah satu terobosan ide adalah inovasi dari sang pemimpin. Pemimpin harus siap siaga dengan perubahan yang ekstrem, dan berusaha secepat mungkin untuk adaptasi. Dengan inovasi perusahaan atau organisasi akan tetap bertahan walaupun diterpa perubahan zaman. d) Saling tolong menolong Sifat ini harus ditanamkan kepada setiap anggota, tidak terkecuali pemimpin itu sendiri. Pada dasarnya gaya kepemimpinan transformasional adalah saling menolong, dan saling menutupi kekurangan. (Lesilolo 2013) e) Terbuka Sikap terbuka harus dimiliki oleh pemimpin pada gaya ini. Karena pemimpin berkomunikasi oleh bawahan secara dua arah, dengan itu harus menerima saran dan kritik secara lapang dada.
Komponen merupakan kapling-kapling yang saling melengkapi.
Apabila tidak terpenuhi, akan dianggap gagal apapun itu. Dengan itu komponen harus lengkap apabila ingin meraih hasil yang diinginkan. Pada pemimpin transformasional ada empat komponen yang harus ada, yaitu :
a) Idealized influence (pengaruh ideal) Pemimpin yang ulet, tekun, dan
cerdas. Dan mampu menunjukkan visi dan misi, serta mencontohkan moral yang baik. Sehingga menumbuhkan simpati dan empati bawahan terhadap pemimpin. Sosok yang ideal yang dapat mencontohkan dan dapat ditiru. b) Intellectual simulation (simulasi intelektual) Seiring perkembangan zaman, pemimpin akan dihadapkan dengan masalah-masalah yang baru. Pemimpin disini dituntut inovasi-inovasinya, pada poin ini pemimpin harus menggunakan pengetahuan untuk memunculkan inovasi. c) Individual consideration (pertimbangan individual) Pemimpin transformasional mempertimbangkan apa saja yang dibutuhkan bawahannya. Disini pemimpin berlaku sebagai mentor atau pelatih, penerapan seperti ini akan mengetahui kekurangan dan kelebihan bawahannya. d) Inspiration motivation (motivasi inspirasi) Pemimpin yang mempunyai standar yang di atas rata-rata dan dapat mengarahkan atau men-goal kan bawahan agar dapat mencapai rata-rata tersebut. Dan sebelum mencapai pada tingkat itu, pemimpin memotivasi agar dapat konsisten dalam proses pencapaian tersebut