Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ETIKA KEPEMIMPINAN
Disusun Guna Memenuhi Mata Kuliah Kepemimpinan Pendidikan

Dosen Pengampu :
Ambo Tang, Lc.M.Pd

Disusun Oleh:

Sukawati Putri Awaliah

148623021066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH SORONG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Etika Kepemimpinan” dengan waktu yang diberikan. Makalah ini
merupakan salah satu syarat untuk tugas mata kuliah strategi pembelajaran. Dengan
harapan dapat membantu penulis dan pembaca untuk lebih memperdalam dan
mengembangkan serta memanfaatkan media dan sumber belajar dalam proses
pembelajaran.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharap saran serta kritik yang membangun terhadap makalah ini. Semoga
makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi penulis dan orang lain.

Sorong, 29 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
A. Nilai Kepemimpinan
B. Etika Kepemimpinan
C. Moral Kepemimpinan
D. Perilaku Etis dan Komitmen Kepemimpinan

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

DAFTARPUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kepemimpinan kependidikan dalam Islam tidak lepas dari al-Qur’an
dan hadits, kepemimpinan dalam Islam merupakan hal yang sangat penting
sehingga dalam penerapannya seorang pemimpin memiliki aturan-aturan yang
sangat kompleks dalam menjalankan kepemimpinan dalam berbagai hal, baik
dalam perorangan, masyarakat, bangsa maupun negara. Kepemimpinan
pendidikan Islam dapat juga diartikan sebagai sebuah keterampilan untuk
mengatur, mempengaruhi dan mengarahkan di dalam pendidikan secara islami
(dalam hal mengatur, mempengaruhi, dan mengarahkannya maupun di
lembaga pendidikan Islam).
Etika adalah perilaku berstandar normatif berupa nilai-nilai moral,
norma-norma, dan hal-hal yang baik. Jadi dengan kata lain etika merupakan
sebuah standar seseorang untuk berperilaku dalam sebuah lingkungan, dalam
hal ini adalah lembaga pendidikan. Seseorang yang melanggar suatu norma
atau nilai moral yang dipercaya oleh masyarakat dapat juga dikatakan tidak
beretika, tentu saja hal ini tidak baik untuk seseorang yang dijadikan teladan,
pemimpin. Pemimpin yang baik haruslah pemimpin yang beretika, yang
bermoral dan mematuhi norma-norma yang ada. Kepemimpinan di dalam
suatu organisasi sangatlah penting keberadaannya karena kepemimpinan
merupakan salah satu unsur yang akan menentukan penyusunan dan proses
perwujudan visi organisasi. Kepemimpinan yang baik dan tegas sangat
dibutuhkan di setiap oraganisasi tak terkecualipada organisasi pendidikan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Yang Dimaksud dengan Nilai Kepemimpinan ?
2. Apa Yang Dimaksud dengan Etika Kepemimpinan ?
3. Bagaimana Moral Pemimpin Pendidikan ?
4. Bagaimana Perilaku Etis dan Komitmen Kepemimpinan ?

1
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk Mengetahui Nilai Kepemimpinan
2. Untuk Mengetahui Etika Kepemimpinan
3. Untuk Mengetahui Moral Kepemimpinan
4. Untuk Mengetahui Perilaku Etis dan Komitmen Kepemimpinan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. NILAI KEPEMIMPINAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata nilai berarti mutu, sifat-
sifat (hal-hal) yg penting atau berguna bagi kemanusiaan. Nilai kepemimpinan
dalam makalah ini adalah sejumlah sifat-sifat utama/dasar yang harus dimiliki
seorang pemimpin agar kepemimpinannya dapat efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sesuai norma dan nilai yang berlaku.
Beberapa nilai kepemimpinan yang perlu dimiliki oleh seorang
pemimpin antara lain:
1. Integritas dan moralitas
Integritas menyangkut mutu, sifat dan keadaan yang menunjukkan
kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang
memancarkan kewibawaan dan kejujuran.12 Moralitas menyangkut sopan
santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan adat sopan santun. 13
Persyaratan integritas dan moralitas penting untuk menjamin
kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa.
2. Tanggung jawab
Seorang pemimpin harus memikul tanggung jawab untuk menjalankan
misi dan mandat yang dipercayakan kepadanya. Pemimpin harus
bertanggung jawab atas apa yang dilakukan dan tidak dilakukannya untuk
mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam lembaga
pendidikan Islam. Pemimpin harus memiliki keberanian untuk
mempertanggungjawabkan tindakan yang telah dilakukan dan mengambil
resiko atau pengorbanan untuk kepentingan lembaga dan orang-orang
yang dipimpinnya. Tanggungjawab dan pengorbanan adalah dua hal yang
saling berhubungan erat. Pemimpin harus mengutamakan kepentingan
organisasi/lembaga dari pada kepentingan pribadi atau keluarga termasuk
pengorbanan waktu. Di sisi lain, pemimpin harus melatih bawahan untuk
menerima tanggungjawab serta mengawasi pelaksanaan tugasnya.

3
3. Visi pemimpin
Kepemimpinan seorang pemimpin nyaris identik dengan visi
kepemimpinannya. Visi adalah pandangan/wawasan ke depan atau arah ke
mana lembaga dan orang- orang yang dipimpin akan dibawa oleh seorang
pemimpin.
4. Kebijaksanaan
Kebijaksanaan yaitu kearifan seorang pemimpin dalam memutuskan
sesuatu sehingga keputusannya adil dan bijaksana. Kebijaksanaan memiliki
makna lebih dari kepandaian atau kecerdasan. Pemimpin setiap saat
dihadapkan kepada situasi yang rumit dan sulit untuk mengambil
keputusan karena terdapat perbedaan kepentingan antar kelompok
masyarakat dan mereka yang akan terkena dampak keputusannya. Dalam
kepemimpinan Islam, selain upaya manusia menekuni dan mencari
kebijaksanaan, perlu upaya meminta kebijaksanaan kepada Allah Swt.
sebagai sumber untuk memutuskan keputusan yang terbaik dan bijaksana
seperti melalui istikharah.
5. Keteladanan
Keteladanan seorang pemimpin adalah sikap dan tingkah laku yang dapat
menjadi contoh bagi orang-orang yang dipimpinnya. Keteladanan berkaitan
erat dengan kehormatan, integritas, dan moralitas pemimpin. Dalam
kepemimpinan islam nilai keteladanan diartikan sebagai uswatun hasanah.
Tokoh keteladanan atau uswatun hasanah dalam kepemimpinan
pendidikan Islam adalah Nabi Muhammad Saw.
6. Keimanan
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa sangat penting karena pemimpin
adalah manusia biasa dengan semua keterbatasannya secara fisik, pikiran
dan akal budi sehingga banyak masalah yang tidak akan mampu
dipecahkan dengan kemampuannya sendiri, maka ia harus bersandar
kepada Allah Swt. Pemilik kehidupan, penyelenggara dan pemberi apa
yang kita butuhkan. Iman juga merupakan perisai untuk meredam
keinginan dan nafsu-nafsu duniawi serta godaan untuk melakukan
penyimpangan-penyimpangan dalam menjalankan kepemimpinannya.
Pemimpin yang beriman menyadari bahwa semua pebuatannya diketahui

4
dan diawasi oleh Allah Swt. sehingga dia sadar dan takut menghianati
amanat sebagai pemimpin.
7. Sosial (kemampuan berkomunikasi)
Nilai sosial yang dimaksud adalah sebagai seorang pemimpin
harus bisa bersosialisasi dengan angota-anggotanya atau dengan kata lain
mampu berkomunikasi antara pemimpin dan yang dipimpin sehingga
kepemimpinannya dapat efektif dan efisien.1

B. ETIKA PERILAKU KEPEMIMPINAN


Etika adalah standar normatif berupa nilai-nilai moral, norma-
norma, dan hal-hal yang dianggap baik. Etika berfungsi sebagai
panduan/tuntunan dalam bersikap dan berperilaku menuju kehidupan yang
lebih baik. Pada dasarnya arti hakiki etika adalah determinasi pedoman
untuk menjalankan apa-apa yang benar dan tidak melakukan apa-apa yang
tidak benar. Etika menjadi faktor penentu keberhasilan suatu
kepemimpinan. Dalam organisasi, kepemimpinan yang dinilai baik apabila
fungsi-fungsi kepemimpinan dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip
beretika sesuai dengan nilai-nilai yang dianut organisasi.
Kepemimpinan beretika akan menciptakan suasana kerja dalam
organisasi lebih nyaman, produktivitas lebih tinggi, dan menyelesaikan
konflik yang ada di dalam organisasi. Ada lima prinsip kepemimpinan
beretika, yakni adil (fairness), terbuka (transparency), tanggungjawab
(responsibility), efisiensi (efficiency) and tidak ada kepentingan individu (no
conflict of interest).
Perkembangan etika kepemimpinan di Indonesia terus mengalami
dinamika. Masyarakat juga sedang mencari model kepemimpinan yang
dianggap baik, peduli, maju atau produktif. Pilihan itu dapat ditemukan di
instansi pemerintah, swasta atau masyarakat. Sosok pemimpin tertentu
diidolakan dan dianggap beretika, yang berbeda dengan pemimpin lain
yang tidak beretika. Berikut ini merupakan ciri-ciri kepemimpinan beretika
:

1
Jamal Wahab, “Nilai Moralitas Kepemimpinan Pendidikan Islam,” Inspiratif Pendidikan 9,
no. 1 (2020): 62–64.

5
1. Memiliki pengetahuan tentang nilai-nilai moral, mampu menjelaskannya
dan menjalankan nilai-nilai moral dalam kehidupannya.
2. Senantiasa fokus kepada keberhasilan organisasi dibanding kepentingan
individu. Pemimpin memahami posisinya di dalam organisasi, di
hadapan anggota dan stakeholder. Pemimpin mengenali nilai-nilai
perihal keberhasilan orang-orang menuju mimpi keberhasilan
organisasi
3. Menemukan orang-orang berintegritas dan mengembangkan
kepercayaan kepadanya. Saat ini, yang dipentingkan adalah orang yang
berintegritas dan bertanggungjawab, bukan sekedar pintar dan trampil.
Mereka inilah yang dapat dipercaya mengembangkan organisasi saat ini
dan ke depan.
4. Memelihara, menyatakan dan mengembangkan nilai-nilai positif
organisasi kepada masyarakat dan stakeholder. Pemimpin perlu
mengambil langkah ini untuk membangun komitmen, kepedulian dan
tanggungjawab organisasi kepada masyarakat dan stakeholder.
5. Mengembangkan mekanisme berbeda pendapat. Hal ini sangat
diperlukan untuk mengembangkan inovasi, pengembangan kelembagaan
atau alternatif solusi organisasi. Pemimpin perlu turun kebawah
menemukan permasalah teknis dan alternatif solusi dari lapangan
6. Melihat nilai-nilai positif dari sisi atau pengalaman yang lain.
Pemimpin perlu mengambil keputusan sulit (termasuk mengorbankan
kepentingannya) demi lahirnya benefit bagi wilayah, stakeholder atau
orang lain. 2

C. MORAL PEMIMPIN PENDIDIKAN


1. Moral Pemimpin Pendidikan Berlandaskan Agama
Kepemimpinan dalam agama islam, tidak hanya sebatas memenuhi
tanggung jawab terhadap pekerjaan dan anggota saja, yang lebih utama
adalah tanggung jawab kepada Allah SWT.Secara horizontal pemimpin
memberikan tanggung jawab kepada sesama manusia sebagai anggotanya,
dan secara vertikal pemimpin bertanggung jawab secara moral kepada

2
Iwan Nugroho, “Mengembangkan Etika Kepemimpinan Pada Jabatan Publik,” Jurnal
Pembangunan Daerah 4 (2018): 2.

6
allah SWT.Kepemimpinan dalam agama islam bukanlah hal mudah,
karena apapun yang dilakukan harus dipertanggung jawabkan diakherat
kelak.Sebaik- baiknya pemimpin adalah yang menjalankan amanahnya
terhadap kemajuan anggotanya bahkan amanah dari allah SWT.
Pernyataan tersebut dituangkan dalam Firman Allah SWT.Al-mu’minun
ayat 8-11 yang artinya :
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya)
danjanji merekan dan orang-orang yang memelihara shalatnya, maka
mereka itulah orang-orang yng akan mewarisi surga firdaus, mereka
kekal didalamnya.

Salah satu ayat Al-qur’an yang menjelaskan tentang moral


kepemimpinan tercantum dalam surat At-taubah ayat 128:

ٌ ‫ْص َعلَ ْي ُك ْم بِال ُمؤْ ِمنِيْنَ َر ُء‬


‫وف َر ِح ْي ٌم‬ َ ‫س ْو ٌل ِم ْن أَ ْنفُ ِس ُك ْم‬
ٌ ‫ع ِزي ٌْز َعلَ ْي ِه َما َعنتُّ ْم َح ِري‬ ُ ‫لَقَدْ َجا َءكُ ْم َر‬
Artinya: Sunggh telah datang kepadamu seorang Rosul dari
kaumu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat
menginginkan (keimanan dan kesalamatan) bagimu, amat belas kasihan
lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.

Penjelasan ayat diatas, menyebutkan bahwa ada 3 moral


kepemimpinan Nabi Muhammada SAW yang harus uamat manusia ikuti.

Pertama azizin alaihi ma anittum (berat dirasakan oleh Nabi


penderitan orang lain). Yang artinya adalah kepekaan atas kesulitan
rakyat yang ditunjukkan dengan kemampuan berempati dan simpati
kepada pihak-pihak yang kurang beruntung. empati berarti kemampuan
memahami dan merasakan kesulitan orang lain. Empati dengan
sendirinya mendorong simpati, yaitu dukungan, baik moral maupun
material, untuk mengurangi derita orang yang mengalami kesulitan.

Kedua, harishun `alaikum (amat sangat berkeinginan agar orang


lain aman dan sentosa). Dalam bahasa modern, sifat ini dinamakan sense
of achievement, yaitu semangat yang mengebu-gebu agar masyarakat dan
bangsa meraih kemajuan. Tugas pemimpin, antara lain, memang
menumbuhkan harapan dan membuat peta jalan politik menuju cita- cita
dan harapan itu.
7
Ketiga, raufun rahim (pengasih dan penyayang). Allah SWT
adalah Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Nabi
Muhammad SAW adalah juga pengasih dan penyayang. Orang-orang
beriman wajib meneruskan kasih sayang Allah dan Rasul itu dengan
mencintai dan mengasihi umat manusia. Kasih sayang (rahmah) adalah
pangkal kebaikan. Tanpa kasih sayang, sulit dibayangkan seseorang bisa
berbuat baik. Kata Nabi, “Orang yang tak memiliki kasih sayang, tak bisa
diharap kebaikan darinya.”
2. Moral Pemimpin Pendidikan Berlandaskan Filosofis
Diantara aliran-aliran filsafat yang ada, landasan filosofis yang
lebih tepat terhadap pengelolaan pemimpin pendidikan yang ada
diinonesia adalah aliran progresivisme. Landasan filsafat pendidikan ini
memberikan perspektif filosofis yang seharusnya menjadi kacamata yang
digunakan dalam memenadang dan menyikapi serta mealaksanakan
tugasnya.
Maka dari itu filsafat pendidikan bukan hanya mempelajari
tentang filsafat sejarah dan teori pendidikan , psikologi,
sosiologi,antropologi atau disiplin ilmu lainnya, akan tetapi yang lebih
pentingya lagi adalah bagaimana bisa memadukan konsep dan prinsip
serta pendekatannya kepada kerangka konseptual pendidikan. Filsafat
moral adalah salah satu dari keistimewaan, hal ini dikarenakan filsafat
moral inilah yang mengkaji atau berhubungan dengan suatu kebijakan.
Jika makna dari filsafat itu sendiri adalah mencintai kebijaksanaan, maka
filsafat moral berupaya untuk menggapai kebijakan tersebut dengan
menghubungkan persoalan moral.
3. Moral Pemimpin Pendidikan Berlandaskan Psikologi
Ilmu psikologi dan pendidikan, merupakan hal yang tidak bisa
dipisahkan. Keduanya berkesinambungan saling membutuhkan dan
saling melengkapi.Pendidikan mempunyai peran dalam membimbing
kehidupan dan pendidikan tidak berjalan sendiri tanpa dibarengi dengan
psikologi perkembangan. Paikologi sangat membantu atas berjalannya
sebuah pendidikan, agar terciptanya pendidikan yang tepat dan sesuai
dengan waktunya.
Secara psikologi gaya kepemimpinan seseorang berpengaruh pada
8
proses ia menjalani hidup sehari-hari, karena itu adalah alamiah dasar
manusia semenjak lahir hingga meninggal, sehingga gaya
kepemimpinnya banyak dipengaruhi oleh factor dari dalam diri sendiri,
adapun faktor exstern dipengaruhi oleh: Ilmu pengetahuan yang
dipelajarinya, pengalaman organisasi dan literatur dan teori dalam
kehidupan nyata. Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang
mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di
dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kepemimpinan
merupakan suatu proses mempengaruhi perilaku yang menjadi panutan
interaksi antar pemimpin dan pengikut serta pencapaian tujuan yang
lebih riil dan komitmen bersama dalam pencapaian tujuan dan perubahan
terhadap budaya organisasi yang lebih maju.
4. Moral Pemimpin Pendidikan Berlandaaskan Sosiologi
Pada dasarnya manusia itu adalah makhluk sosial yang saling
membutuhkan antara satu sama lainnya. Setiap hari manusia selalu
melakukan interaksi dalam melakukan aktifitasnya.Dalam hidup
bermasyarakat interaksi tersebut diatur dengan norma dan budaya
masing-masing sehingga menjadi suatu kebiasaan dan menjadi ciri khas
suatu daerah. Norma dan budaya yang ada akan menjadi proses
pendidikan pada masyarakat yang masuk kedalam lingkungan keluarga
dan lingkungan sekolah yang ada.
Secara hakikatnya manusia merupakan mahluk yang memiliki
kesadaran dan kehendak.Maka manusia mengarahkan setiap perilakunya.
Kesadaran manusia bisa dilihat dari kemampuan berfikir dan berkendak.
Jika kita hubungkan dengan kajain moral sebetulnya hal ini memiliki
keterkaitan antara ilmu agama dan sosiologi. Keduanya sama-sama
memeberikan makna tertentu. Moral berlandaskan sosiologi memiliki
kesamaan dengan landasan agama.Setiap orang dituntut untuk bisa
memiliki dan mengamalkan moral yang baik dalam berbagai
kondisi.Sosok kepemimpinan inilah yang banyak diharpkan oleh
masyarakat. Karena bagimereka sosok yang bermoral lebih baik
dibanding dengan sosok pemimpin hanya memiliki kemampuan dalam

9
segi pengetahuan saja.3

D. PERILAKU ETIS DAN KOMITMEN


Pemimpin memiliki tanggung jawab etis untuk memperlakukan
bawahan dengan penuh rasa hormat. sebagai manusia dengan identitas
yang unik. peran dan fungsi utama pemimpin adalah meningkatkan
kesadaran mengenai masalah etis dan membantu bawahan atau orang
lain menyelesaikan nilai-nilai yang bertentangan. Brown mendefinisikan
kepemimpinan etis melalui dua tahap. Pertama pribadi melaksakan perilaku
normatif dan interpersonal, kedua mencontohkan dan mengampanyekan
perilaku tersebut kepada anggotanya. Dengan cara melalui pembuatan
keputusan, memberi dorongan dan komunikasi dua arah.
Menurut Greenleaf kepemimpinan etis merupakan
kepemimpinan yang esensinya adalah pelayanan (servant leadership}.
Pelayananan kepada bawahan merupakan tanggung jawab utama
pemimpin. Pelayanan yang dimaksud meliputi pengasuhan,
mempertahan dan memberikan kewenangan kepada bawahan. Pemimpin
harus membantu bawahan agar menjadi iebih baik, lebih bijaksana dan
lebih bersedia untuk menerima tanggung jawab. Pemimpin harus
mampu melayani kebutuhan bawahan.
Pemimpin etis menunjukkan konsistensi antara kata-kata dan
perilaku, integritas, keadilan, dan membantu orang lain dan konsistensi ini
akan membuat kepercayaan di antara pengikut. Karyawan yang merasa
pemimpin dapat dipercaya akan meningkatkan kadar sikap dan perilaku
pro-sosial. Moral person merupakan inti dari kepemimpinan etis. Moral
person sebagai bagian etika kepemimpinan etis dan moral manajer
merupakan pilar kedua dari kepemimpinan etis. Prinsip dasar
kepemimpinan etis menghargai, melayani, keadilan, kejujuran, komunitas .
Pengeloaan bisnis memerlukan kepemimpinan etis yang kuat.4

3
Saodah Siti Susanti, “Moral Kepemimpinan Pendidikan Berlandaskan Agama, Filsafat,
Psikologi Dan Sosilogi.,” Assalam 2, no. 3 (2019): 319–24.
4
Mulyadi Mulyadi, “Pengaruh Kepemimpinan Etis Dan Good Corporate Governance
Terhadap Kinerja Perusahaan Bumn Di Indonesia,” Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi 21,
no. 1 (2021): 140–41.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata nilai berarti mutu, sifat-
sifat (hal-hal) yg penting atau berguna bagi kemanusiaan. Beberapa nilai
kepemimpinan yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain: integritas
dan moralitas, tanggung jawab, visi pemimpin, kebijaksanaan, keteladanan,
keimanan dan sosial (kemampuan berkomunikasi).
Ciri-ciri kepemimpinan beretika diantaranya yaitu :
1. Memiliki pengetahuan tentang nilai-nilai moral, mampu menjelaskannya dan
menjalankan nilai-nilai moral dalam kehidupannya.
2. Senantiasa fokus kepada keberhasilan organisasi dibanding kepentingan
individu.
3. Menemukan orang-orang berintegritas dan mengembangkan kepercayaan
kepadanya.
4. Memelihara, menyatakan dan mengembangkan nilai-nilai positif organisasi
kepada masyarakat
5. Mengembangkan mekanisme berbeda pendapat.
6. Melihat nilai-nilai positif dari sisi atau pengalaman yang lain.
3 moral kepemimpinan Nabi Muhammada SAW yang harus uamat manusia
ikuti. Pertama azizin alaihi ma anittum (berat dirasakan oleh Nabi penderitan
orang lain). Kedua, harishun `alaikum (amat sangat berkeinginan agar orang lain
aman dan sentosa).Ketiga, raufun rahim (pengasih dan penyayang). Moral
berlandasan filsafat, memberikan penguatan dari sisi lain, dalam ilmu filsafat
moral merupakan hal yang istimewa, karena akan memberikan pengaruh terhadap
suatu keputusan atau kebijakan yang nantinya akan diambil oleh seorang
pemimpin.Filsafat moral berusaha untuk bisa menggapai makna dari suatu
kebijakan yangdiambil.
Moral berlandaskan psikologi,memberikan warna tersendiri pada aspek
kepribadian. Pemimpin harus mampu mempengaruhi anggotanya agar bisa
bersama-sama menjalankan organisasinya.kepemimpinan tentu menganut beberapa

11
teori yang mendasarinya, diantaranya Great Man theory, teori sifat, teori perilaku,
kepemimpinan situasional dan kepemimpinan kharismatik. Moral berlandaskan
sosiologi memiliki kesamaan dengan landasan agama.Setiap orang dituntut untuk
bisa memiliki dan mengamalkan moral yang baik dalam berbagai kondisi.Sosok
kepemimpinan inilah yang banyak diharpkan oleh masyarakat. Karena bagimereka
sosok yang bermoral lebih baik dibanding dengan sosok pemimpin hanya memiliki
kemampuan dalam segi pengetahuan saja.

12
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, Mulyadi. “Pengaruh Kepemimpinan Etis Dan Good Corporate Governance


Terhadap Kinerja Perusahaan Bumn Di Indonesia.” Media Riset Akuntansi, Auditing &
Informasi 21, no. 1 (2021): 137–60.

Nugroho, Iwan. “Mengembangkan Etika Kepemimpinan Pada Jabatan Publik.” Jurnal


Pembangunan Daerah 4 (2018): 57–67.

Susanti, Saodah Siti. “Moral Kepemimpinan Pendidikan Berlandaskan Agama, Filsafat,


Psikologi Dan Sosilogi.” Assalam 2, no. 3 (2019): 10.

Wahab, Jamal. “Nilai Moralitas Kepemimpinan Pendidikan Islam.” Inspiratif Pendidikan 9,


no. 1 (2020): 59.

13

Anda mungkin juga menyukai