Anda di halaman 1dari 103

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

DI KANTOR KELURAHAN GUNUNG SARI


KECAMATAN RAPPOCINI KOTA MAKASSAR

NORISA
105 61 03960 11

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015

i
KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
DI KANTOR KELURAHAN GUNUNG SARI
KECAMATAN RAPPOCINI KOTA MAKASSAR

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Administrasi Negara

Disusun dan Diajukan Oleh

NORISA
Nomor Stambuk : 10561 0396 011

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015

ii
iii
iv
v
ABSTRAK

NORISA. Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Kelurahan Gunung Sari


Kecamatan Rappocini Kota Makassar (dibimbing oleh Lukman Hakim dan
Ihyani Malik).
Kualitas Pelayanan Publik merupakan salah satu variabel yang menentukan
pencapaian tujuan dan sangat terkait langsung dengan kepuasaan masyarakat
dalam proses pelayanan yang di berikan. Penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan dan menjelaskan kualitas pelayanan publik di Kantor Kelurahan
Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar.
Jenis penelitian adalah Deskriptif Kuantitatif yang menjelaskan kualitas
pelayanan publik. Dengan Responden sebanyak 55 orang masyarakat yang dipilih
secara Sampling Insidental. Teknik pengumpulan data menggunakan Kuesioner
dan Observasi terhadap responden. Data tersebut dianalisis secara Deskriptif
Kuantitatif. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan teori kualitas pelayanan
menurut Valarie A.Zeithaml, A.Parasuraman, dan Leonard L.Berry yang memuat
lima dimensi kualitas pelayanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan pegawai terhadap
kepuasan masyarakat berkategori baik namun pada beberapa indikator terdapat
penjabaran yang yang tidak memenuhi kategori baik. Dapat dilihat dari akumulasi
tiap-tiap indikator diantaranya: Dimensi Bukti Fisik (Tangible) dengan persentase
3,11 (77,68%), Dimensi Keandalan (Reliability) dengan rata-rata skor 2,75
(68,81%). Dimensi Daya Tanggap (Responsiveness) dengan rata-rata skor 2,74
(91,44%), Dimensi Jaminan (Assurance) dengan rata-rata skor 2,80 (93,33%),
Dimensi Empati (Emphaty) dengan rata-rata skor 2,75 (91,88%). Penerapan
kualitas pelayanan publik dipengaruhi oleh Faktor Organisasi dengan rata-rata
skor 2,84 (94,66%). Faktor Kepemimpinan dengan rata-rata skor 2,63 (13,15%).
Faktor Kemampuan dan Keterampilan dengan rata-rata skor 2,68 (89,33%).
Faktor Penghargaan dan Pengakuan dengan rata-rata skor 2,86 (63,83%).

Keyword : Kualitas Pelayanan Publik

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Kelurahan Gunung

Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara Pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis sepenuhnya mengakui dan menyadari

bahwa penyusunan skripsi ini tidak terwujud tanpa bantuan dari pembimbing.

Dalam kesempatan ini dengan sepenuh hati yang tulus, penulis mengucapkan

banyak terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi- tingginya

kepada bapak Dr. H. Lukman Hakim, M.Si dan Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik,

S.Sos., M.Si yang bertindak sebagai pembimbing pertama dan kedua dalam

penyusunan skripsi ini. Kecerdasan, keluasan wawasan yang kritis, mengarahkan,

dan mendorong penulis agar senantiasa belajar dan bertindak dengan lebih teliti

dan hati-hati serta tidak mudah patah semangat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Bapak Dr. H. Muhlis Madani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

vii
2. Bapak Dr. Burhanuddin, S.Sos.,M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Para dosen yang tidak sempat disebutkan namanya satu persatu yang telah

banyak memotivasi, mendorong dan berdiskusi dengan penulis sehingga

menyelesaikan program studi pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara di

UNISMUH Makassar.

4. Terkhusus dan teristimewa penulis menyampaikan yang tulus kepada kedua

orang tua saya, Banta dan Rosi yang telah mendidik dan membimbing saya

dari kecil hingga dewasa dan selalu memberikan pengajaran yang berharga,

dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan semangat dan bantuan,

baik moral maupun materil.

5. Seluruh teman-teman saya, dari angkatan 2011 kelas A Ilmu Administrasi

Negara terima kasih atas bantuannya selama ini.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi yang membutuhkan.

Makassar, Februari 2015

Norisa

viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul Skripsi..................................................................................... i

Halaman Pengajuan Skripsi............................................................................. ii

Halaman Persetujuan ....................................................................................... iii

Penerimaan Tim ................................................................................................ iv

Halaman Pernyataan Karya Ilmiah ................................................................ v

Abstrak............................................................................................................... vi

Kata Pengantar ................................................................................................. vii

Daftar Isi ............................................................................................................ ix

Daftar Tabel....................................................................................................... xi

Daftar Gambar .................................................................................................. xiv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5
D. Kegunaan Penelitian...................................................................................... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, Konsep dan Teori ....................................................................... 6


1. Pengertian Kualitas ................................................................................. 6
2. Pengertiaan Pelayanan Publik ................................................................. 9
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik ............ 16
B. Kerangka Pikir .............................................................................................. 21
C. Definisi Operasional...................................................................................... 24
D. Hipotesis........................................................................................................ 27

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................................ 28


B. Jenis dan Tipe Penelitian............................................................................... 29
C. Populasi dan Sampel ..................................................................................... 29

ix
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................................ 30
E. Teknik Analisis Data..................................................................................... 31

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ............................................................. 34


B. Karakteristik Responden ............................................................................... 43
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik ................... 72

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 87
B. Saran-saran.................................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 90

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Kerangka Pikir ................................................................................... 23

Gambar 2 : Struktur Organisasi ............................................................................ 35

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Daftar Nama Pegawai Kelurahan Gunung Sari .................................. 36


Tabel 2 : Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin............................... 43
Tabel 3 : Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Usia................................. 44
Tabel 4 : Identitas Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan.............................. 45
Tabel 5 : Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden. .. 46
Tabel 6 : Identitas Responden Berdasarkan alamat........................................... 47
Tabel 7 : Tanggapan responden mengenai kemudahan dalam berkomunikasi
dengan pegawai di Kantor Kelurahan Gunung Sari ........................... 48
Tabel 8 : Tanggapan responden mengenai pemberian informasi yang mudah
dipahami di Kantor Kelurahan Gunung Sari ...................................... 49
Tabel 9 : Tanggapan responden mengenai penampilan pakaian seragam
pegawai di Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini
Kota Makassar .................................................................................... 50
Tabel 10 : Tanggapan responden terhadap adanya fasilitas pelayanan yang
kondusif di Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini
Kota Makassar .................................................................................... 51
Tabel 11 : Akumulasi Frekuensi Dimensi Bukti Fisik ( Tangible ) di Kantor
Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar......... 52
Tabel 12 : Tanggapan responden terhadap konsistensi pegawai dalam
memberikan pelayanan di Kantor Kelurahan Gunung Sari
Kecamatan Rappocini Kota Makassar................................................ 53
Tabel 13 : Tanggapan responden mengenai kesalahan pegawai dalam
memberikan pelayanan di Kantor Kelurahan Gunung Sari
Kecamatan Rappocini Kota Makassar................................................ 54
Tabel 14 : Tanggapan responden terhadap penundaan pegawai dalam
memberikan pelayanan di Kantor Kelurahan Gunung Sari
Kecamatan Rappocini Kota Makassar................................................ 56
Tabel 15 : Tanggapan responden mengenai penjelasan terhadap pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat di Kantor Kelurahan Gunung
Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar ........................................ 57
Tabel 16 : Akumulasi Frekuensi Dimensi Keandalan ( Reliability ) di Kantor
Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar......... 58
Tabel 17 : Tanggapan responden terhadap kesedian pegawai dalam
memecahkan persoalan dan berinisiatif mengatasi kesulitan
masyarakat di Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan
Rappocini Kota Makassar................................................................... 59
Tabel 18 : Tanggapan responden mengenai perhatian kepada masyarakat
terhadap layanan yang diinginkan di Kantor Kelurahan Gunung
Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar ........................................ 60
Tabel 19 : Tanggapan responden mengenai kesungguhan pegawai
mendengarkan saran masyarakat di Kantor Kelurahan Gunung Sari
Kecamatan Rappocini Kota Makassar................................................ 62

xi
Tabel 20 : Akumulasi Frekuensi Dimensi Daya Tanggap ( Responsiveness ) di
Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota
Makassar............................................................................................. 63
Tabel 21 : Tanggapan responden mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh
pegawai di Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini
Kota Makassar .................................................................................... 64
Tabel 22 : Tanggapan responden mengenai kepercayaan masyarakat kepada
pegawai di Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini
Kota Makassar .................................................................................... 65
Tabel 23 : Tanggapan responden mengenai bakat yang dimiliki pegawai
dalam memberikan pelayanan di Kantor Kelurahan Gunung Sari
Kecamatan Rappocini Kota Makassar................................................ 66
Tabel 24 : Akumulasi Frekuensi Dimensi Jaminan ( Assurance ) di Kantor
Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar......... 67
Tabel 25 : Tanggapan responden mengenai pegawai dalam memberikan
motivasi terkait keluhan masyarakat di Kantor Kelurahan Gunung
Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar ........................................ 68
Tabel 26 : Tanggapan responden megenai pegawai menanyaan keadaan
masyarak selama menerima pelayanan di Kantor Kelurahan
Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar .......................... 69
Tabel 27 : Tanggapan responden megenai perlakuan pegawai yang baik
utamanya jika di mintai bantuan di Kantor Kelurahan Gunung Sari
Kecamatan Rappocini Kota Makassar................................................ 70
Tabel 28 : Akumulasi Frekuensi Dimensi Empati ( Emphaty ) di Kantor
Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar......... 71
Tabel 29 : Tanggapan responden terhadap pembagian tugas atau kerja
berdasarkan pada kemampuan kerja di Kantor Kelurahan Gunung
Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar ........................................ 72
Tabel 30 : Tanggapan responden terhadap kejelasan pedoman kerja sebagai
acuan pelaksanaan pekerjaan di Kantor Kelurahan Gunung Sari
Kecamatan Rappocini Kota Makassar................................................ 73
Tabel 31 : Tanggapan responden terhadap tingkat kejelasan pembagian kerja
di Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota
Makassar............................................................................................. 74
Tabel 32 : Akumulasi Frekuensi Faktor Organisasi di Kantor Kelurahan
Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar .......................... 75
Tabel 33 : Tanggapan responden terhadap keterlibatan pimpinan dalam
memberikan dukungan terhadap peningkatan kualitas pelayanan di
Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota
Makassar............................................................................................. 76
Tabel 34 : Tanggapan responden terhadap pimpinan mempunyai kemampuan
dalam melakukan perbaikan dan mengupayakan inovasi baru di
Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota
Makassar............................................................................................. 77
Tabel 35 : Akumulasi Frekuensi Faktor Kepemimpinan di Kantor Kelurahan
Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar .......................... 78

xii
Tabel 36 : Tanggapan responden terhadap pemberian kesempatan untuk
mengembangkan kecakapan kerja di Kantor Kelurahan Gunung
Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar ........................................ 79
Tabel 37 : Tanggapan responden terhadap penyelesaian pekerjaan dalam
waktu yang relatif singkat di Kantor Kelurahan Gunung Sari
Kecamatan Rappocini Kota Makassar................................................ 80
Tabel 38 : Tanggapan responden terhadap kesesuaian pekerjaan yang
diberikan dengan keahlian di Kantor Kelurahan Gunung Sari
Kecamatan Rappocini Kota Makassar................................................ 81
Tabel 39 : Akumulasi Frekuensi Faktor Kemampuan dan Keterampilan di
Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota
Makassar............................................................................................. 82
Tabel 40 : Tanggapan responden terhadap pemberian penghargaan kepada
yang berprestasi di Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan
Rappocini Kota Makassar................................................................... 83
Tabel 41 : Tanggapan responden terhadap pemberian motivasi yang baik
kepada pegawai dalam melaksanakan pekerjaan di Kantor
Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar......... 84
Tabel 42 : Tanggapan terhadap keterlibatan pegawai dalam proses
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan tugas di Kantor
Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar......... 85
Tabel 43 : Akumulasi Frekuensi Faktor Penghargaan dan Pengakuan di
Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota
Makassar ............................................................................................ 86

xiii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelayanan publik merupakan salah satu tugas penting yang tidak dapat

diabaikan oleh pemerintah daerah sebab jika komponen pelayanan terjadi stagnasi

maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan oleh sebab itu

perlu ada perencanaan yang baik dan bahkan perlu diformulasikan standar

pelayanan pada masyarakat sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh

pemerintah pusat pada pemerintah daerah. Dalam kehidupan bernegara,

masyarakat sebagai warga negara membutuhkan suatu wadah untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginannya baik itu yang diselenggarakan oleh pemerintah

maupun swasta. Pemerintah selain berperan sebagai abdi negara, juga berperan

sebagai abdi masyarakat. Peran inilah yang menugaskannya untuk memberikan

pelayanan kepada masyarakat tanpa adanya diskriminasi. Jika kita berbicara

mengenai pelayanan publik, ada banyak faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

kualitas pelayanan suatu birokrasi pemerintah baik itu yang bersifat internal

maupun eksternal (Dwiyanto 2005:223).

Ada tiga masalah besar dalam pelayanan publik yaitu diskriminasi pelayanan,

tidak adanya kepastian pelayanan dan rendahnya tingkat kepuasan masyarakat

terhadap pelayanan publik. Fakta bahwa pelayanan publik di Indonesia itu masih

banyak yang menunjukkan kualitas yang buruk sering menjadi bahasan, baik itu

secara lisan maupun tulisan. Kegagalan pemerintah dalam memberikan pelayanan

publik yang menghargai hak dan martabat warga negara sebagai pengguna

1
2

pelayanan mengakibatnya lemahnya legitimasi pemerintah bukan hanya di mata

warga negaranya tetapi ini juga berdampak luas terhadap ketidakpercayaan pihak

swasta dan pihak asing untuk menanamkan investasinya. Peningkatan dan

tuntutan masyarakat akan pelayanan publik (public service) yang efektif, efesien

serta memuaskan dari pegawai pemerintah sebagai pelayan publik semakin

popular. Hal ini terkait dengan perkembangan kebutuhan, keinginan dan harapan

masyarakat yang terus bertambah dan kian mutakhir. Masyarakat sebagai subjek

layanan tidak suka lagi dengan pelayanan yang berbelit-belit, lama dan beresiko

akibat rantai birokrasi yang panjang. Masyarakat menghendaki kesegaran

pelayanan, sekaligus mampu memahami kebutuhan dan keinginan yang terpenuhi

dalam waktu yang relatif singkat. Peningkatan kualitas pelayanan publik

merupakan salah satu agenda reformasi birokrasi, yang bertitik tolak dari

kenyataan buruk kondisi faktual kualitas pelayanan publik yang sebagian besar

ditentukan oleh kualitas sikap dan karakter aparatur pemerintah yang tidak terpuji,

korup, dan tidak bertanggung jawab.

Birokrasi pada sektor pemerintahan mencakup bidang tugas yang sangat luas,

kompleks, dan melibatkan bentuk organisasi yang berskala besar dengan jumlah

personil yang banyak untuk melaksanakan penyelenggaraan Negara,

pemerintahan, termasuk pelayanan umum, dan pembangunan. Peran birokrasi

pemerintah dipandang sebagai yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan

pembangunan suatu negara, maupun untuk memenuhi segala kebutuhan dan

kepentingan masyarakat (Surjadi 2009:1).

Kenyataan dalam praktik sering terdapat pandangan bahwa birokrasi


3

pemerintah atau setiap berhubungan dengan birokrasi pemerintah untuk

mendapatkan suatu pelayanan menunjukkan gejala yang mengecewakan, berbelit-

belit, lama, tidak terbuka, mahal, dan tidak memuaskan termasuk kurangnya

koordinasi.

Ada pula kesan bahwa aparat birokrasi pemerintah sering juga dianggap tidak

mampu menyesuaikan diri dengan modernisasi, perilakunya tidak inovatif, dan

sering pula melakukan tindakan korup, kondisi ini semakin diperparah dengan

adanya kecenderungan dari birokrasi pemerintahyang menerapkan pola otokratik

dan otoriter, tidak adanya transparansi, nilai-nilai sosial yang melemah, dan

mengejar status dengan ukuran dengan kekayaan materi. Dampak buruk tindak

korupsi tidak perlu diragukan lagi, telah banyak bukti program pemberantasan

kemiskinan yang gagal, biaya pelayanan publik tidak efisien, mahal dan rumit,

serta kualitas pelayanan publik yang buruk, mengecewekan pelanggan. (Surjadi

2009:2).

Sudah sejak lama memang banyak kesan buruk yang disandang aparat

pemerintah (sektor publik) dalam hal pelayanan. Hal ini antara lain dapat

diindikasikan dari besarnya dana yang digunakan untuk membiayai aparatur

pemerintah, namun hal itu ternyata tidak diimbangi dengan kualitas pelayanan

yang maksimal. Ini menunjukkan bahwa pelayanan pada instansi pemerintahan

masih belum berorientasi pada kepuasan masyarakat selaku pelanggannya.

Padahal masyarakat telah bersedia mengorbankan sebagian sumber dayanya untuk

negara dengan membayar berbagai macam pungutan, baik pajak, retribusi dan

sebagainya. Sudah sewajarnya jika masyarakat mengharapkan kepuasan


4

(satisfaction) yang maksimal atas pelayanan yang diberikan oleh negara.

Hal-hal lain juga merupakan masalah pada (Badan Kualitas Pelayanan Publik

Di Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar ) yaitu

lemahnya pengawasan pimpinan terhadap karyawan, adanya rasa canggung atau

segan terhadap pimpinan, sehingga pegawai tidak begitu terbuka dalam

menyampaikan kritik atau saran dan ketidakterbukaan dalam menerima kritik dan

saran dari masyarakat, bahkan cenderung diabaikan. Masalah berikut yaitu masih

adanya diskriminasi dalam pelayanan yang mempunyai hubungan kekerabatan

(keluarga/kolega), cenderung lebih diutamakan, demikian hal dalam pengadaan

pelatihan terhadap pegawai, yang memiliki hubungan dekat dengan pimpinan lah

yang lebih diutamakan.

Demikian jelas akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan publik dan

tentunya kinerja pegawai tidak baik di mata masyarakat dan semakin buruk.

Sehingga sampai saat ini pelayanan publik itu sendiri masih menjadi barang

langkah dan mahal bagi sebagian besar masyarakat. Kalau pun pelayanan itu

mudah dan murah, pelayanan itu tidak serta merta baik dan memuaskan

masyarakat, justru sebaliknya pelayanan demikian belum menyentuh kebutuhan

masyarakat apalagi memuaskan masyarakat.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis terinspirasi untuk

melakukan penelitian dengan judul “ Kualitas Pelayanan Publik Di Kantor

Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar ”.


5

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang dikemukakan di atas, maka

masalah pokok yang akan dibahas yakni:

1. Bagaimana Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Kelurahan Gunung Sari

Kecamatan Rappocini Kota Makassar ?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik di

Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar ?

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Kelurahan

Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor Kualitas Pelayanan Publik di Kantor

Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar.

C. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Akademis, diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah

pengetahuan tentang kualitas pelayan publik , sehingga pegawai kelurahan

mampu memberikan pelayanan publik yang baik kepada masyarakat dan

berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan pada

khususnya tentang Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Kelurahan

Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar.

2. Kegunaan Praktis, sebagai proses untuk kelanjutan tesis dan bagi

pemerintah daerah untuk meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di

Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar.


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, Konsep dan Teori

1. Pengertian Kualitas

Kualitas memiliki beberapa definisi dan menurut Gaspersz (1997:5)

pengertian kualitas secara konvensional karakteristik langsung dari suatu produk,

seperti performansi (performance), keandalan (reliability), mudah dalam

penggunaan (easy to use), estetika (esthetics) dan sebagainya. Sedangkan definisi

strategik dari kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan

atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers).

Menurut Armand V. Feigenbaum (1991:7) kualitas adalah kepuasan

pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Suatu produk dikatakan

berkualitas apabila dapat member kepuasan sepenuhnya kepada konsumen yaitu

sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk. Sedangkan

menurut Goestch dan Davis (dalam Tjiptono,2002:51) kualitas merupakan “suatu

kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan

lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”.

Konsep kualitas pelayanan dapat dipahami pula melalui “consumer behavior”

(perilaku konsumen) yaitu suatu prilaku yang dimainkan oleh konsumen dalam

mencari, membeli, menggunakan dan mengevaluasi suatu produk pelayanan yang

diharapkan dapat memuaskan kebutuhannya (Schiffman-Kanuk,1997:7).

Keputusan-keputusan konsumen untuk mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi

suatu barang atau jasa dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain adalah

6
7

persepsinya terhadap kualitas pelayanan. Pernyataan ini menunjukkan adanya

interaksi yang kuat antara “kepuasan konsumen” dengan “kualitas pelayanan”.

Kualitas pada dasarnya terkait dengan pelayanan yang terbaik, yaitu suatu

sikap atau cara karyawan dalam melayani pelanggan atau masyarakat secara

memuaskan. Menurut Triguno (1997:78) pelayanan terbaik yaitu “melayani setiap

saat, secara cepat dan memuaskan, berlaku sopan, ramah dan menolong serta

professional dan mampu. Menurut Wykof (dalam Tjiptono,2002:58) mengartikan

kualitas jasa atau layanan, yaitu “tingkat keunggulan yang diharapkan dan

pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan

pelanggan”. Ini berarti, bila jasa atau layanan yang diterima (perceived service)

sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa atau layanan dipersepsikan

baik dan memuaskan, sebaiknya bila jasa atau layanan yang diterima lebih rendah

dari yang diharapkan, maka kualitas jasa atau layanan akan dipersepsikan buruk.

Pelanggan mendefinisikan kualitas dengan berbagai cara. Kualitas

didefinisikan sebagai memenuhi atau melebihi harapan pelanggan (Wibowo,

2012:137). Menurut Sinambela (2006:6) kualitas memiliki definisi konvensional

dan strategis. Kualitas dalam definisi strategis adalah segala sesuatu yang mampu

memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan. Pada dasarnya kualitas terbagi

menjadi dua, yaitu kualitas produk dan kualitas jasa. Perbedaan secara tegas

antara produk dan jasa seringkali sulit untuk didefinisikan. Hal ini dikarenakan

pembelian suatu produk seringkali disertai dengan pembelian jasa. Meskipun

demikian, jasa dapat didefinisikan yaitu menurut Kotler dalam Tjiptono (2001),

jasa merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.
8

Selain itu definisi jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat

ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya

bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan

sesuatu. Rangkuti (2003) menyatakan bahwa jasa merupakan pemberian suatu

kinerja atau tindakan tak kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain.

Berdasarkan pengertian kualitas dan jasa yang ada maka dapat pula

didefinisikan bahwa kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan

keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi

harapan pelanggan. Menurut Rangkuti (2003) kualitas jasa didefinisikan sebagai

penyampaian jasa yang akan melebihi tingkat kepentingan pelanggan.

Zeithaml, Berry, dan Parasuraman dalam Tjiptono (2002:70),

mengidentifikasikan lima dimensi pokok yang berkaitan dengan kualitas jasa,

antara lain :

1. Bukti Fisik (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan pegawai, sarana

komunikasi.

2. Keandalan (realiability), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang

dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.

3. Daya Tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu

para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

4. Jaminan (assurance), yaitu yang mencakup pengetahuan, kemampuan,

kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari

bahaya resik, atau keragu-raguan.


9

5. Empati (emphaty), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,

komunikasi yang baik, dan perhatian pribadi.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah kualitas pelayanan merupakan suatu

kondisi dimana tercipta hubungan yang dinamis antara pengguna maupun

pemberi baik jasa, manusia, proses dan lainnya sehingga memiliki nilai yang

lebih, dan berkaitan erat dengan kemampuan, daya tanggap , ketepatan waktu,

kenyamanan, jaminan dan sarana prasarana yang tersedia.

2. Pengertian Pelayanan Publik

Kegiatan pelayanan umum merupakan perwujudan dan penjabaran dari tugas

dan fungsi pegawai pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas umum

pemerintahan dan pembangunan. Pegawai pemerintah ditempatkan untuk

menjalankan fungsi disamping abdi Negara, juga sebagai abdi masyarakat (public

servant). Oleh karena itu, untuk mewujudkan tugas dan fungsi tersebut, maka

dijabarkan dalam penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat oleh unit-unit

pelayanan. Penyelenggaraan dimaksud baik meliputi kegiatan mengatur, membina

dan mendorong maupun dalam memenuhi kebutuhan atau kepentingan segala

aspek kegiatan masyarakat terutama partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan

pembangunan.

Pelayanan umum timbul karena adanya kewajiban sebagai suatu proses

penyelenggaraan kegiatan organisasi. Pelayanan umum adalah “kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang dengan faktor material melalui

sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan

orang lain sesuai dengan haknya” (Moenir,2002:26-27).


10

Beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa pengertian pelayanan yaitu

suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan

daripada dimiliki serta pelanggan dapat lebih berpartisipasi aktif dalam proses

mengkonsumsi jasa atau pelayanan. Dengan demikian hakekat pelayanan publik

adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan

perwujudan kewajiban pegawai pmerintah sebagai abdi masyarakat. Selain itu hal

penting yang sering dijadikan argument perlunya otonomi daerah adalah bahwa

dimensi pelayanan publik yang semakin terdesentralisasi pada tingkat lokal. Hal

ini sejalan dengan fungsi pokok pemerintah daerah (local government).

Skelcher (1992:4) mengungkapkan tujuh prinsip dalam pelayanan kepada

masyarakat, yaitu: (1). Standard, yaitu adanya kejelasan secara eksplisit mengenai

tingkat pelayanan didalamnya termasuk pegawai dalam melayani masyarakat; (2).

Openness, yaitu menjelaskan bagaimana pelayanan masyarakat dilaksanakan,

berapa biayanya, dan apakah suatu pelayanan sudah sesuai dengan standar yang

ditentukan; (3). Information, yaitu informasi yang menyeluruh dan mudah

dimengerti tentang suatu pelayanan; (4). Chice, yaitu memberikan konsultasi dan

pilihan kepada masyarakat sepanjang diperlukan; (5). Non discrimination, yaitu

pelayanan diberikan tanpa membedakan ras dan jenis kelamin; (6). Accessibility,

pemberian pelayanan harus mampu menyenangkan pelanggan atau memberikan

kepuasan kepada pelanggan; (7). Redress, adanya system publikasi yang baik dan

prosedur penyampaian komplain yang mudah.

Keberhasilan dalam melaksanakan prinsip dari hakekat pelayanan yang

berkualitas sangat tergantung pada proses pelayanan publik yang dijalankan.


11

Proses pelayanan publik pada dua pihak yaitu birokrasi (pelayan) dan masyarakat

(yang dilayani). Oleh karena itu, untuk melihat kualitas pelayanan publik yang

dimaksud perlu diperhatikan dan dikaji dua aspek pokok yaitu: aspek proses

internal organisasi (pelayan); serta aspek eksternal organisasi yakni kemanfaatan

yang dirasakan oleh masyarakat pelanggan. Hal ini sejalan dengan apa yang

diungkapkan Skelcher (1992:10) membagi pelanggan dalam pelayanan publik

menjadi dua bagian, yaitu pelanggan internal dan eksternal. Dan perhatian

pelayanan sering difokuskan pada pelanggan eksternal, yaitu masyarakat sebagai

stakeholder. Dalam membangun kualitas sebuah layanan tidak hanya dilakukan

oleh pelanggan ekternal saja, tetapi juga ditentukan oleh pelanggan internal.

Sementara itu, Moenir (2002:49) membedakan pelayanan menjadi dua macam,

yaitu pelayanan kedalam (pelayanan kepada manajemen) dan pelayanan keluar.

Pelayanan kedalam sifatnya menunjang pelaksanaan kegiatan, pemenuhan

kebutuhan organisasi dibidang produksi, pengadaan, penyimpangan,

pemeliharaan, pembinaan tenaga kerja, data informasi dan komunikasi,

pembinaan sistem prosedur dan metode (SPM) dan ketatausahaan pada umumnya.

Pelayanan organisasi keluar dilakukan oleh organisasi lini (operating units),

sedangkan pelayanan kedalam dilakukan oleh organisasi staf (servicing units)

sebagai pendukung terhadap unit organisasi lini agar pelaksanan tugas pokoknya

(operasionalnya) berjalan dengan baik. Menurut Yamit, fungsi pelayanan kedalam

atau keluar terkait dengan jenis pelanggan dan terdapat tiga macam, yaitu: (1).

Pelanggan internal (internal costumer) yaitu setiap yang ikut menangani proses

pembuatan maupun penyediaan produk di dalam perusahaan atau organisasi; (2).


12

Pelanggan sebagai perantara untuk mendistribusikan produk kepada pihak

pelanggan eksternal; (3). Pelanggan eksternal (external costumer) adalah pemakai

akhir, yang sering disebut sebagai pelanggan yang nyata (Zulian Yamit, 2001:77).

Pelayanan dengan demikian berfungsi untuk melayani pelanggan internal,

sedangkan pelayanan keluar untuk melayani pelanggan eksternal. Sebagai upaya

perbaikan organisasi dimulai dari orang-orang yang ada di dalam organisasi

tersebut. Terdapat beberapa prinsip pokok yang harus dipahami oleh pegawai

birokrasi publik dalam aspek internal organisasi yaitu: (a). Prinsip aksestabilitas,

dimana setiap jenis pelayanan harus dapat dijankau secara mudah oleh setiap

pengguna pelayanan (missal: masalah tempat, jarak dan prosedur pelayanan); (b).

Prinsip kontinuitas, yaitu bahwa setiap jenis pelayanan harus secara terus menerus

tersedia bagi masyarakat dengan kepastian dan kejelasan terhadap ketentuan yang

berlaku bagi proses pelayanan tersebut; (c). Prinsip teknikalitas, yaitu bahwa

setiap jenis pelayanan proses pelayanannya harus ditangani oleh pegawai yang

benar-benar memahami secara teknis pelayanan tersebut berdasarkan kejelasan,

ketetapan dan kemantapan sistem, prosedur dan instrument pelayanan; (d). Prinsip

profitabilitas, yaitu bahwa proses pelayanan pada akhirnya harus dapat

dilaksanakan secara efektif dan efisien serta memberikan keuntungan ekonomis

dan sosial bagi pemerintah maupun bagi masyarakat luas; (e). Prinsip

akuntabilitas, yaitu bahwa proses produk dan mutu pelayanan yang telah diberikan

harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat karena pegawai

pemerintah pada hakekatnya mempunyai tugas memberikan pelayanan yang

sebaik-baiknya kepada masyarakat.


13

Di samping pengertian IAN dalam Widodo (2001:271) disebutkan bahwa

pelayanan publik diartikan sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang

dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat dan di Daerah di Lingkungan

BUMN, BUMD dalam bentuk barang dan jasa, baik dalam rangka upaya

pemenuhan kebutuhan masyarakat, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan

Peraturan Perundang-undangan.

Pelayanan publik dengan demikian dapat diartikan sebagai pemberian layanan

(melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada

organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.

Sementara itu, kondisi masyarakat saat ini telah terjadi suatu perkembangan yang

sangat dinamis, tingkat kehidupan masyarakat yang semakin baik, merupakan

indikasi dari empowering (pemberian kuasa) yang dialami oleh masyarakat

(Thoha ; 2001). Hal ini berarti masyarakat semakin sadar akan apa yang menjadi

hak dan kewajibannya sebagai warga negara dalam hidup bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Masyarakat semakin berani untuk mengajukan tuntutan,

keinginan dan aspirasinya kepada pemerintah. Masyarakat semakin kritis dan

semakin berani untuk melakukan kontrol terhadap apa yang dilakukan oleh

pemerintahnya.

Kondisi masyarakat seperti digambarkan di atas, birokrasi publik harus dapat

memberikan layanan publik yang lebih profesional, efektif, sederhana, transparan,

terbuka, tepat waktu, responsif dan adaptif serta sekaligus dapat membangun

kualitas manusia dalam arti meningkatkan kapasitas individu dan masyarakat

untuk secara aktif menentukan masa depannya sendiri (Effendi dalam Widodo :
14

2001). Arah pembangunan kualitas manusia tadi adalah memberdayakan kapasitas

manusia dalam arti menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota

masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreatifitasnya untuk mengatur dan

menentukan masa depannya sendiri.

Pelayanan publik yang profesional, artinya pelayanan publik yang dicirikan

oleh adanya akuntabilitas dan responsibilitas dari pemberi layanan (aparatur

pemerintah). Dengan ciri sebagai berikut: 1) Efektif, lebih mengutamakan pada

pencapaian apa yang menjadi tujuan dan sasaran; 2) Sederhana, mengandung arti

prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan secara mudah, cepat, tepat, tidak

berbelit-belit serta tidak dapat disimpan dalam Inventori melainkan langsung.

Asas pelayanan publik yaitu : (Juliantara : 2005)

1. Transparan : Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak

yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

2. Akuntabilitas : Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

3. Kondisional : Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima

pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efektivitas dan efesiensi.

4. Partisipatif : Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan

masyarakat.

5. Kesamaan Hak : Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras,

agama, golongan gender dan status ekonomi.


15

6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban: Pemberi dan penerima pelayanan publik

harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.

Pada dasarnya pelayanan publik merupakan dasar dan bentuk aktualisasi dari

eksistensi birokrasi pemerintah. Era globalisai otonomi daerah memungkinkan

pelayanan yang sebelumnya identik dengan kelambanan pelayanan, berbelit –

belit dan kurang trasparansi menjadi pelayanan yang berkualitas prima. Pelayanan

merupakan suatu kinerja atau suatu usaha yang menunjukan secara inheren

pentingnya penerima jasa pelayanan terlibat secara aktif didalam produksi atau

penyampaian proses pelayanan itu sendiri (Warrella : 1997 ).

Pelayanan publik selalu dikaitkan dengan suatu kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang atau kelompok orang atau instansi tertentu untuk memberikan bantuan

dan kemudahan kepada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Pelayanan publik ini menjadi semakin penting karena senantiasa berhubungan

dengan khalayak masyarakat ramai yang memiliki keanekaragaman kepentingan

dan tujuan. Oleh karena itu institusi pelayanan publik dapat dilakukan oleh

pemerintah maupun non-pemerintah. Apapun bentuk institusi pelayanananya,

maka yang terpenting adalah bagaimana memberikan bantuan dan kemudahan

kepada masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepentingannya.

Kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan, birokrasi sebagai ujung

tombak pelaksana pelayanan publik mencakup berbagai program-program

pembangunan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah. Tetapi dalam

kenyataannya, birokrasi yang dimaksudkan untuk melaksanakan tugas-tugas

umum pemerintahan dan pembangunan tersebut, seringkali diartikulasikan


16

berbeda oleh masyarakat. Birokrasi di dalam menyelenggarakan tugas

pemerintahan dan pembangunan (termasuk di dalamnya penyelenggaraan

pelayanan publik) diberi kesan adanya proses panjang dan berbelit-belit apabila

masyarakat menyelesaikan urusannya berkaitan dengan pelayanan aparatur

pemerintahan . Akibatnya, birokrasi selalu mendapatkan citra negatif yang tidak

menguntungkan bagi perkembangan birokrasi itu sendiri (khususnya dalam hal

pelayanan publik).

Demikian dari pandangan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa birokrasi

yang mampu memberikan pelayanan publik secara efektif dan efesien kepada

masyarakat, salah satunya jika strukturnya lebih terdesentralisasi daripada

tersentralisasi. Sebab, dengan struktur yang terdesentralisasi diharapkan akan

lebih mudah mengantisipasi kebutuhan dan kepentingan yang diperlukan oleh

masyarakat, sehingga dengan cepat birokrasi dapat menyediakan pelayanannya

sesuai yang diharapkan masyarakat pelanggannya. Sedangkan dalam konteks

persyaratan birokrasi, perlu dipersiapkan tenaga kerja atau aparat yang benar-

benar memiliki kemampuan (capabelity), memiliki loyalitas kepentingan

(competency), dan memiliki keterkaitan kepentingan (consistency atau coherency).

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik

Pelayanan umum kepada masyarakat akan dapat berjalan sebagaimana yang

diharapkan, apabila faktor-faktor pendukungnya cukup memadai serta dapat

difungsikan secara berhasil guna dan berdaya guna. Menurut Moenir (2002:88)

terdapat beberapa faktor yang mendukung berjalannya suatu pelayanan dengan

baik, yaitu:
17

1) Faktor kesadaran para pejabat dan petugas yang berkecimpung dalam

pelayanan umum.

2) Faktor aturan yang menjadi landasan kerja pelayanan.

3) Faktor organisasi yang merupakan alat serta sistem yang memungkinkan

berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan.

4) Faktor keterampilan petugas.

5) Faktor sarana dan pelaksanaan tugas pelayanan.

Kelima faktor tersebut mempunyai peranan yang berbeda tetapi saling

mempengaruhi dan secara bersama-sama akan mewujudkan pelaksanaan

pelayanan secara optimal baik berupa pelayanan verbal, pelayanan tulisan atau

pelayanan dalam gerakan atau tindakan dengan atau tanpa tulisan.

Walkins (dalam Tjiptono, 2002:75-76) mengemukakan enam faktor dalam

melaksanakan penyempurnaan kualitas secara berkesinambungan. Keenam faktor

tersebut meliputi: kepemimpinan, pendidikan, perencanaan, review, komunikasi

serta penghargaan dan pengakuan. Dari beberapa penjelasan tersebut diatas dapat

diambil kesimpulan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan

publik, yaitu:

1. Organisasi

Organisasi pelayanan pada dasarnya tidak berbeda dengan organisasi pada

umumnya, tetapi ada perbedaan sedikit dalam penerapannya, karena sasaran

pelayanan ditujukan secara khusus kepada manusia yang mempunyai watak dan

kehendak multi kompleks. Organisasi pelayanan yang dimaksud disini adalah

mengorganisir fungsi pelayanan baik dalam bentuk struktur maupun


18

mekanismenya yang akan berperan dalam kualitas dan kelancaran pelayanan.

Organisasi adalah mekanisme maka perlu adanya sarana pendukung untuk

memperlancar mekanisme itu. Sarana pendukung tersebut yaitu sistem, prosedur,

dan metode.

Sistem, prosedur, dan metode. Sistem sebagai susunan atau rakitan atas

sesuatu yang penting dan saling berhubungan serta saling tergantung sehingga

membentuk kesatuan yang rumit namun utuh. Faktor organisasi sebagai suatu

sistem merupakan alat yang efektif dalam usaha pencapaian tujuan, dalam hal ini

pelayanan yang baik dan memuaskan. Agar organisasi sebagai sistem dapat

berjalan perlu ada pembagian dalam organisasinya maupun tugas pekerjaannya

sampai pada jenis pekerjaan yang paling kecil (Moenir, 2002:125). Penerapan

sistem kualitas yang berfokus pada pelanggan akan berhasil apabila terlebih

dahulu dipahami hambatan-hambatan yang dihadapi. Salah satunya adalah

ketidakpedulian aparatur pemerintah dalam penerapan sistem kualitas yang

berfokus pada pelanggan. Selain hal itu, ketidakberdayaan pegawai dalam

penerapan sistem kualitas yang mengarah kepada kepuasan total pelanggan.

Dengan demikian, untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat,

maka pemberdayaan terhadap para pelaku birokrasi kearah penciptaan

profesionalisme pegawai menjadi sangat menentukan. Sejalan dengan itu,

Pamudji (1994:20) mengemukakan bahwa “profesionalisme pegawai bukan satu-

satunya jalan untuk meningkatkan pelayanan publik, karena masih ada alternative

lain, misalnya dengan menciptakan sistem dan prosedur kerja efisien tetapi adanya
19

pegawai yang professional tidak dapat dihindari oleh pemerintah yang

bertanggung jawab.

Prosedur biasa diterjemahkan sebagai tata cara yang berlaku dalam organisasi.

Kedudukannya demikian penting sebab sah atau tidaknya perbuatan orang dalam

organisasi ditentukan oleh tingkah lakunya berdasar prosedur. Prosedur bersifat

mengatur perbuatan baik ke dalam (intern) maupun ke luar (ekstern), maka harus

diketahui dan dipahami oleh orang yang berkepentingan, baik pegawai maupun

pihak-pihak di luar organisasi.

2. Kepemimpinan

Kepemimpinan dalam kaitannya dengan manajemen yang berkualitas,

Goetsch dan Davis (1992:192) memberikan definisi bahwa kepemimpinan

merupakan kemampuan untuk membangkitkan semangat orang lain agar bersedia

dan memiliki tanggung jawab total terhadap usaha mencapai atau melampaui

tujuan organisasi. Sedangkan Gibson (2001:364) memberikan definisi bahwa

kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi kompetisi individu-

individu lainnya dalam suatu kelompok. Dari definisi tentang kepemimpinan di

atas konsep dasarnya berkaitan dengan penerapannya dalam manajemen

pelayanan yang berkualitas, yaitu membangkitkan motivasi atau semangat orang

lain dengan jalan memberikan inspirasi atau mengilhami.

3. Kemampuan dan Keterampilan

Di bidang pelayanan yang menonjol dan paling cepat dirasakan oleh orang-

orang yang menerima layanan adalah keterampilan pelaksananya. Mereka inilah

yang membawa “bendera” terhadap kesan atas baik buruknya layanan. Dengan
20

keterampilan dan kemampuan yang memadai maka pelaksanaan tugas atau

pekerjaan dapat dilakukan dengan baik, cepat, dan memenuhi keinginan semua

pihak, baik manajemen itu sendiri maupun masyarakat. Salah satu unsur yang

paling fundamental dari manajemen pelayanan yang berkualitas adalah

pengembangan pegawai secara terus menerus melalui pendidikan dan pelatihan.

4. Penghargaan dan Pengakuan

Penghargaan dan pengakuan merupakan aspek yang penting dalam

implementasi strategi kualitas. Setiap karyawan yang berprestasi baik perlu diberi

penghargaan dan prestasinya tersebut diakui. Dengan demikian dapat

meningkatkan motivasi, moral kerja, rasa bangga dan rasa kepemilikan setiap

orang dalam organisasi yang akhirnya dapat memberikan kontribusi yang besar

bagi instansi dan pelanggan yang dilayani.

Untuk memberikan kepuasan kepada pegawai terhadap keberhasilan kinerja

yang telah dicapai adalah dengan memberikan kompensasi. Menurut

Mangkunegara (2004:84) bahwa kompensasi yang diberikan kepada pegawai

sangat berpengaruh pada tingkat kepuasan kerja, dan motivasi kerja serta hasil

kerja. Riset mengenai perilaku individu dalam organisasi menujukkan bahwa

imbalan merupakan suatu faktor yang terpenting bagi orang. Karena yang

terpenting bagi kebanyakan orang, maka masalah imbalan mengandung kekuatan

mempengaruhi perilaku keanggotaan mereka dan prestasi mereka.

Menurut Tjiptono (2002:128) pemberdayaan dapat diartikan sebagai pelibatan

karyawan yang benar-benar berarti (signifikan) sedangkan menurut

Robbins&Decenzo pemberdayaan adalah meningkatkan kewenangan dan


21

kebebasan para pekerja untuk mengambil keputusan. Dengan demikian,

pemberdayaan tidak hanya memiliki masukan, tetapi juga memperhatikan,

mempertimbangkan, dan menindaklanjuti masukan tersebut apakah akan diterima

atau tidak.

B. Kerangka Pikir

Pelanggan mendefinisikan kualitas dengan berbagai cara. Kualitas

didefinisikan sebagai memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Menurut

Sinambela (2006:6) kualitas memiliki definisi konvensional dan strategis.

Kualitas dalam definisi strategis adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi

keinginan atau kebutuhan pelanggan. Kualitas merupakan upaya pemenuhan

kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketetapan penyampaiannya untuk

mengimbangi harapan pelanggan Zeithaml dalam Tjiptono (2001).

Keputusan masyarakat untuk mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi suatu

barang atau jasa dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain adalah persepsinya

terhadap kualitas pelayanan. Dengan kata lain, baik buruknya kualitas pelayanan

yang diberikan oleh provider ( penyedia layanan ) tergantung persepsi masyarakat

atau pelayanan yang diberikan. Pernyataan ini menunjukkan adanya interaksi

yang kuat antara kepuasan masyarakat dengan kualitas pelayanan.

Mengetahui kualitas pelayanan yang dirasakan secara nyata oleh masyarakat,

ada indikator ukuran kepuasan masyarakat yang terletak pada lima dimensi

kualitas pelayanan menurut apa yang dikatakan masyarakat,yakni : (1) Bukti Fisik

(Tangible), (2) Keandalan (Reliability), (3) Daya Tanggap (Responsiveness), (4)

Jaminan (Assurance), (5) Empati (Emphaty).


22

Kegiatan pelayanan umum merupakan perwujudan dan penjabaran dari tugas

dan fungsi pegawai pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas umum

pemerintahan dan pembangunan. Pegawai pemerintah ditempatkan untuk

menjalankan fungsi disamping abdi Negara, juga sebagai abdi masyarakat (public

servant). Oleh karena itu, untuk mewujudkan tugas dan fungsi tersebut, maka

dijabarkan dalam penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat oleh unit-unit

pelayanan. Penyelenggaraan dimaksud baik meliputi kegiatan mengatur, membina

dan mendorong maupun dalam memenuhi kebutuhan atau kepentingan segala

aspek kegiatan masyarakat terutama partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan

pembangunan.

Walkins (dalam Tjiptono, 2002:75-76) mengemukakan enam faktor dalam

melaksanakan penyempurnaan kualitas secara berkesinambungan. Keenam faktor

tersebut meliputi: kepemimpinan, pendidikan, perencanaan, review, komunikasi

serta penghargaan dan pengakuan. Dari beberapa penjelasan tersebut diatas dapat

diambil kesimpulan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan

publik, yaitu: Organisasi, Kepemimpinan, Kemampuan dan Keterampilan, serta

Penghargaan dan Pengakuan.


23

Dari uraian di atas dapat digambarkan bagan kerangka berpikir sebagai berikut :

Bagan Kerangka Pikir

Kualitas Pelayanan Publik

Indikator Kualitas Pelayanan Publik

 Tangibles (bukti fisik)


Pelayanan
 Reliability (keandalan) publik yang
berkualitas
 Responsiveness (daya tanggap)

 Assurance (jaminan)

 Emphaty (empati)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik

Gambar : 1 = Kerangka Pikir Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Kelurahan

Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar


24

C. Definisi Operasional

a. Kualitas Pelayanan Publik

1. Bukti Fisik (Tangibles), adalah pelayanan yang diberikan oleh pegawai

pada masyarakat yang meliputi fasilitas fisik, perlengkapan/peralatan

kantor, dan penampilan pegawai. Adapun indikator bukti fisik sebagai

berikut:

a. Kemudahan dalam berkomunikasi dengan pegawai

b. Pemberian informasi yang mudah dimengerti

c. Pegawai berpenampilan menarik

d. Ketersediaan fasilitas pelayanan ( komputer, kursi ruang tunggu, dll)

2. Keandalan (Reliability), adalah kemampuan pegawai pada masyarakat

dalam memberikan pelayanan yang diiginkan secara tepat, akurat dan

memuaskan. Adapun indikator keandalan sebagai berikut:

a. Konsisten dalam memberikan pelayanan

b. Pegawai melakukan kesalahan dalam melayani

c. Pegawai menunda dalam memberikan pelayanan

d. Pegawai senantiasa memberikan pelayanan yang tepat kepada

masyarakat

3. Daya Tanggap (Responsiveness), adalah kemauan para pegawai untuk

membantu masyarakat dan pemberian pelayanan yang tepat dan

memberikan pelayanan dengan tanggap. Adapun indikator daya tanggap

sebagai berikut:
25

a. Kesediaan pegawai membantu masyarakat yang merasa kesulitan

dalam melakukan pelayanan

b. Perhatian pegawai kepada msyarakat terhadap layanan yang diinginkan

c. Pegawai bersungguh-sungguh mendengarkan saran masyarakat

4. Jaminan (Assurance), adalah pengetahuan dan kemampuan pegawai untuk

meyakinkan sifat yang dapat dipercaya yang dimiliki para staf. Adapun

indikator jaminan sebagai berikut:

a. Pengetahuan yang dimiliki oleh pegawai

b. Pegawai memberikan kepercayaan kepada masyarakat

c. Pegawai memiliki bakat sebagai pegawai dalam memberikan

pelayanan

5. Empati (Emphaty), adalah pelayanan yang diberikan oleh pegawai pada

masyarakat dalam bentuk kemampuan pegawai dalam memahami

masyarakat. Adapun indikator empati sebagai berikut:

a. Pegawai senantiasa memberi motivasi terkait dengan keluhan

masyarakat

b. Pegawai menanyakan keadaan msyarakat selama menerima pelayanan

c. Pegawai senantiasa memperlakukan msyarakat dengan baik utamanya

jika dimintai bantuan

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan masyarakat

adalah sebagai berikut:

1. Faktor Organisasi
26

a) Pembagian tugas atau kerja berdasarkan pada kemampuan kerja

masing-masing.

b) Kejelasan pedoman kerja sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan.

c) Tingkat kejelasan pembagian kerja.

2. Faktor Kepemimpinan

a) Keterlibatan pimpinan dalam memberikan dukungan terhadap

peningkatan kualitas pelayanan.

b) Pimpinan mempunyai kemampuan dalam melakukan perbaikan dan

mengupayakan inovasi baru.

3. Faktor Kemampuan dan Keterampilan

a) Pemberian kesempatan untuk mengembangkan kecakapan kerja,

seperti diikutsertakan dalam program pelatihan dan pendidikan,

melanjutkan studi, dan lain-lain.

b) Pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat.

c) Pekerjaan yang dikerjakan sesuai dengan keahlian.

4. Faktor Penghargaan dan Pengakuan

a) Bila ada yang berjasa atau berprestasi maka akan diberikan

penghargaan baik moral maupun material.

b) Adanya motivasi yang baik dalam melaksanakan pekerjaan.

c) Pelibatan dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan

dengan tugas.
27

B. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasrkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai

jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang

empirik. Berdasarkan definisi hipotesis di atas, maka hipotesis penelitian adalah:

1. Pelayanan publik di Kantor Kelurahan Gunung Sari berkualitas

2. Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan publik di

Kantor Kelurahan Gunung Sari.


28

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada dasar sebuah penelitian dalam suatu studi tidak terlepas dari apa yang

disebut metode penelitian karena penelitian ini yang akan dijadikan acuan dalam

pelaksanaan penelitian. Dalam sebuah penelitian terdapat beberapa unsur yang

akan menjadi pertanyaan dasar atau perumusan masalah dan tujuan penelitian

sebelumnya. Hal ini akan memberikan sinyal ke arah mana suatu penelitian akan

digarap dan pendekatan apa yang akan diterapkan. Oleh sebab itu, berdasarkan

kerangka pemikiran dan permasalahan dalam penelitian ini, selanjutnya akan

diuraikan metode penelitian yang akan digunakan dalam proposal ini. Uraian ini

mencakup permasalahan tentang waktu dan lokasi penelitian, jenis dan tipe

penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

a. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 29 September – 27

November 2014.

b. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan

Rappocini Kota Makassar. Lokasi tersebut dipilih dengan dasar atas pertimbangan

agar dapat memperoleh data yang akurat serta persetujuan untuk mengetahui

bagaimna pelayanan di kantor tersebut dalam kaitannya dengan kualitas pelayanan

publik.

28
29

B. Jenis dan Tipe Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang berkaitan

dengan kualitas pelayanan publik, dengan data penelitian berupa angka dan

analisis menggunakan statistik.

b. Tipe Penelitian

Tipe Penelitian ini adalah survei dengan menggunakan tipe penelitian

deskriptif kuantitatif, yakni suatu pengumpulan data utama dilakukan di lapangan

dan selanjutnya berusaha mendeskripsikan temuan-temuan atau faktor-faktor

penelitian secara apa adanya..

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2012:80), adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik

kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah masyarakat

yang mengurus sesuatu jenis pelayanan pada Kantor Kelurahan Gunung Sari

Kecamatan Rappocini Kota Makassar. Untuk menjaring pendapat masyarakat

yang sesungguhnya terhadap kualitas pelayanan masyarakat pada Kantor

Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar menggunakan

sampel. Objek yang akan diteliti hanya sebagian dari populasi, maka dalam

penelitian ini digunakan sampel.


30

2. Sampel

Sugiyono (2012:81) mengemukakan sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel penelitian adalah

sebagian sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.

Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk menjaring

pendapat masyarakat pada Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini

Kota Makassar dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode sampel

Insidental, berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang bertemu secara kebetulan

dengan peneliti, sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini sebanyak

55 responden yang dilakukan selama kurang lebih 2 bulan penelitian, dalam hal

ini masyarakat yang mengurus sesuatu layanan pada Kantor Kelurahan Gunung

Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner (Angket)

Kuesioner dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai alat untuk memperoleh

data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan sebagai

responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.

Jawaban setiap item instrumen menggunakan skala likert sebagai alat

pengukuran tentang kualitas pelayanan publik dengan kategori sangat setuju,

setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Skala likert dalam menjawab

pertanyaan mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.


31

2. Observasi

Observasi yaitu dengan mengadakan pengamatan secara langsung mengenai

kegiatan pelayanan di Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota

Makassar. Kegiatan observasi dilakukan dengan mengamati jalannya kegiatan

pelayanan di Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota

Makassar secara langsung.

3. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2000) bahwa :”Teknik dokumentasi yaitu mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya ”. Oleh karena itu

penulis dalam menggunakan teknik dokumentasi mengumpulkan data dari sumber

yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari lokasi penelitian pada dasarnya masih merupakan

data mentah. Data tersebut merupakan hasil yang perlu diolah kembali dengan

hasilnya diuraikan secara deskriptif dengan memberikan gambaran mengenai

Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Kelurahan Gunung sari Kecamatan

Rappocini Kota Makassar. Adapun teknik analisis data yang digunakan penulis

dalam mengelola data adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan bantuan

statistik dari data hasil olahan kuesioner, dengan cara menganalisis data yang

dikumpulkan dari hasil olahan teknik pengumpulan data yang digunakan dan

betul-betul terjadi dalam penelitian yang kemudian dijabarkan dalam uraian dan

penjelasan secara jelas dan tepat. Dimana analisis kuantitatif merupakan hitungan-
32

hitungan atau dengan cara metabulasi hasil jawaban responden dari data hasil

observasi, kuesioner dan dokumentasi setelah data dikumpulkan selanjutnya

dianalisis data dengan tabel frekuensi. Adapun menurut menurut Singararimbun

& Effendy dalam Hindar Jaya ( 2013 : 42 ) analisis persentase dan rumus

perhitungan skor untuk setiap item pertanyaan, yaitu:

∑( . )
= × 100 % =

Keterangan :

P =Persentase

F =Frekuensi

N =Jumlah Responden

∑(F. X) =Jumlah skor kategori jawaban

Rata − rata
= × 100 %
Banyaknya Klasifikasi jawaban

Adapun skala pengukuran yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

indeks dan skala, yang kedua-duanya merupakan ukuran ordinal. Untuk

menganalisis data yang masuk guna pembuktian hipotesis, peneliti menggunakan

teknik statistik. Dalam penelitian ini dimaksudkan mencari atau mengetahui

kualitas pelayanan publik. Oleh karena itu data yang diperoleh masih merupakan

data kualitatif, maka untuk mengolah data tersebut melalui perhitungan statistik

harus dilakukan pentransformasian data tersebut menjadi data kuantitatif dengan

menggunakan simbol berupa angka. Untuk mendapatkan skor dari setiap jawaban

responden.
33

Adapun setiap jawaban diberi skor tertentu yaitu :

1. Jawaban a ( kategori sangat baik ) diberi skor 4.

2. Jawaban b ( kategori baik ) diberi skor 3.

3. Jawaban c ( kategori kurang baik ) diberi skor 2.

4. Jawaban d ( kategori tidak ) diberi skor 1.

Oleh karenanya, kategori dari data yang dihasilkan akan diuraikan sebagai

berikut:

3.26 - 4.00 = Kategori Sangat Baik

2.51 - 3.25 = Kategori Baik

1.76 - 2.50 = Kategori Kurang Baik

1.00 - 1.75 = Kategori Tidak Baik


34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Profil Geografis Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota

Makassar

Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar adalah

Kelurahan yang berada di wilayah kota Makassar. Kelurahan Gunung Sari

Kecamatan Rappocini Kota Makassar terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah

Kota Makassar nomor 30 Tahun 2003 tentang Pembentukan Susunan Organisasi

Pemerintahan Kelurahan dalam Wilayah Kota Makassar. Kelurahan Gunung Sari

Kecamatan Rappocini Kota Makassar menempati posisi yang strategis, mengingat

letaknya pada jantung Kota Makassar yang juga sebagai Ibu Kota Provinsi

Sulawesi Selatan.

Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar secara

geografis berada pada koordinat 119° 18’79’’ - 119° 32’31’’, 03’’ Bujur Selatan

dan berbatasan dengan :

1. Sebelah Utara : Kelurahan Kassi Kecamatan Rappocini

2. Sebelah Selatan : Kabupaten Gowa

3. Sebelah Timur : Kelurahan Manggala Kecamatan Panakukang

4. Sebelah Barat : Kelurahan Manuruki Kecamatan Tamalate

2. Profil Demografis Kelurahan Gunung Sari

Kelurahan Gunung Sari sebagai salah satu Kelurahan dalam kota Makassar

dengan luas wilayah 238.8 km dengan jumlah penduduk ± 77426 jiwa

34
35

(Desember, 2014) dan jumlah Rukun Warga (RW) sebanyak 26 dan Rukun

Tetangga (RT) sebanyak 136. Penduduk (WNI) yang berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 38,539 jiwa dan perempuan berjumlah 38,868 jiwa, sedangkan Warga

Negara Asing (WNA), laki-laki 10 jiwa, dan perempuan 9 jiwa.

3. Susunan Organisasi

Susunan organisasi Kelurahan Gunung Sari telah mengacu pada

peraturan.Adapun jumlah pegawai Kelurahan Gunung Sari adalah sebanyak 17

orang, 8 orang diantaranya Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan 9 orang Staf Tenaga

Kontrak (STK). Daftar nama Pegawai Kelurahan Gunung Sari tersebut terdiri dari

Gambar

Bagan Struktur Organisasi Kelurahan Gunung Sari

LURAH

SEKRETARIS
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSION
AL

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI

PEMERINTAHAN PEMBERDAYAAN PEREKONOMIAN PENGELOLAAN

DAN KETERTIBAN MASYARAKAT DAN KEBERSIHAN

UMUM DAN KESRA PEMBANGUNAN

Sumber : Struktur Kelurahan Gunung Sari, 2014


36

Tabel 1
Daftar Nama Pegawai Kelurahan Gunung Sari, 2014

No NAMA/NIP GOL JABATAN

1 Hidayat Jonas Manggis,S.Sos, Map IV/a Lurah


NIP. 19600306 198803 1 007
2 Hj. Jamila Hiola III/c Sekretaris
NIP. 19590725 198101 2 002
3 Rubiati III/c Seksi Perekonomian dan
NIP. 19580212 198303 2 008 Pembangunan
4 Munira III/c Seksi Pemberdayaan
NIP. 19623112 198503 2 083 masyarakat dan
KESRA
5 Musta’ani Fitrianti, S.Sos III/b Seksi Pemerintahan dan
NIP. 19740222 199403 2 006 Ketertiban Umum
6 Muh. Yusuf III/b Seksi Pengelolaan
NIP. 19690730 199203 1 011 Kebersihan
7 Sri Rahayu III/d PLKB Kelurahan
NIP. 19670710 199403 1 002
8 Sri Nurlaelah, SE III/a Staf Kelurahan
NIP. 19790430 201001 2 015
9 Asriani Staf Tenaga Kontrak
817/026/BKD/I/2013 (8)
10 St. Syamsinar Staf Tenaga Kontrak
817/026/BKD/I/2013 (40)
11 Sitti Aisyah Djafar Staf Tenaga Kontrak
817/026/BKD/I/2013 (37)
12 Wiwi Aswiah Staf Tenaga Kontrak

13 Irvan Jaya Staf Tenaga Kontrak


817/026/BKD/I/2013 (19)
14 Ika Pratiwi Staf Tenaga Kontrak
817/026/BKD/I/2013 (16)
15 Suriadi Staf Tenaga Kontrak
817/026/BKD/I/2013 (44)
16 Sitti Hadjerah Mansyur Staf Tenaga Kontrak
817/026/BKD/I/2013 (519)
17 Supriadi Staf Tenaga Kontrak
817/026/BKD/I/2013 (613)

Kelurahan merupakan perangkat kecamatan yang dipimpin oleh kepala

kelurahan disebut Lurah dan bertanggungjawab kepada Camat. Lurah beserta para
37

jajarannya mempunyai tugas melakukan penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan dalam rangka penyelenggaraan urusan

pemerintahan umum.

1) Tugas Pokok dan Fungsi Lurah

a. Tugas Pokok Lurah adalah mengkoordinasikan dan mempertanggung

jawabkan penyelenggaraan, pemerintahan pelaksanaan pembangunan dan

pembinaan kemasyarakatan dalam rangka urusan pemerintahan umum atas

penyelenggaraan pemerintahan umum, dan urusan pemerintah daerah

diwilayah kerjanya.

b. Fungsi Lurah :

1. Menyusun rencana dan program kerja dibidang pemerintahan,

pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan sebagai pedoman kerja.

2. Membagi petunjuk dan arahan kepada sekretaris, seksi dan bawahan

lainnya sesuai dengan bidangnya masing-masing agar pelaksanaan tugas

sesuai tujuan yang hendak dipakai.

3. Membagi tugas kepada sekretaris, seksi dan bawahan lainnya sesuai

dengan bidangnya masing-masing agar pelaksanaan tugas dapat berjalan

lancar.

2) Tugas Pokok dan Fungsi Sekretaris Lurah

a. Tugas pokok Sekretaris Lurah adalah menyusun rencana dan program,

melaksanakan tugas-tugas Kesekretariatan yang meliputi Administrasi

Kepegawaian, Keuangan, Umum dam membuat laporan pelaksanaan tugas

yang menjadi tanggung jawab


38

b. Fungsi Sekretaris Lurah :

1. Membagi tugas kepada bawahan sesuai tugasnya.

2. Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan

lancar.

3. Menilai hasil kerja bawahan dengan cara mengevaluasi hasil pelaksanaan

tugas

4. Menilai prestasi kerja bawahan untuk pembinaan karier.

3) Tugas dan Fungsi Seksi Pemerintahan dan Ketertiban Umum

a. Tugas pokok Seksi Pemerintahan dan Ketertiban Umum adalah menyusun

rencana dan program atas penyelenggaraan pemerintahan umum,

pemerintahan Kelurahan, Pembinaan ketentraman dan ketertiban serta mebuat

laporan atas pelaksanaan tugas kepada atasan Melaksanakan urusan

ketentraman dan ketertiban umum, serta membimbing bawahan, memeriksa

dan mengoreksi hasil kerja bawahan dan membuat laporan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Dalam menjalankan tugasnya, ketentraman

mempunyai tugas sebagai berikut :

b. Fungsi Seksi Pemerintahan dan Ketertiban umum

1. Menyusun rencana dan program sebagai pedoman kerja.

2. Membagi tugas kepada bawahan sesuai tugasnya.

3. Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan

lancar.

4. Menilai hasil kerja bawahan dengan cara mengevaluasi hasil pelaksanaan

tugas.
39

4) Tugas dan Fungsi Seksi Pemberdayaan dan Kesejahteraan Rakyat

a. Tugas Pokok Seksi Pemberdayaan dan Kesejahteraan Rakyat adalah

menyusun rencana dan program kerja dalam rangka pembinaan pelaksanaan

pembangunan fisik, penataanlingkungan hidup, pembinaan perekonomian dan

peningkatan rakyat serta membuat laporan atas pelaksanaan tugas kepada

atasan.

b. Fungsi Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kesejahteraan Rakyat :

1. Menyusun rencana dan program sebagai pedoman kerja.

2. Membagi tugas kepada bawahan sesuai tugasnya.

3. Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan

lancar.

4. Menilai hasil kerja bawahan dengan cara mengevaluasi hasil pelaksanaan

tugas

5) Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Perekonomian dan Pembangunan

a. Tugas Pokok Seksi Perekonomian dan Pembangunan

Melaksanakan urusan perekonomian dan pembangunan, serta

membimbing bawahan, memeriksa dan mengoreksi hasil kerja bawahan dan

membuat laporan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Seksi Pembangunan

dalam struktur organisasi kelurahan mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Melaksanakan penyusunan program dan kegiatan Kelurahan .

2. Melaksanakan penyusunan rencana kerja pembangunan kelurahan.

3. Melaksanakanpelayanan administrasi yaitu :

 PerizinanMendirikan bangunan
40

 Surat keterangan domisili perusahaan

 Surat keterangan.

b. Fungsi Seksi Perekonomian dan Pembangunan

1. Penyusunan program kegiatan seksi perekonomian dan pembangunan.

2. Pelaksanaan pembinaan perekonomian, perbankan, perkreditan rakyat dan

pengkoperasian.

3. Pelaksanaan peternakan, pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan dan

kelautan.

4. Pelaksanaan pembinaan kebersihan, persampahan dan pertamanan.

6) Kelompok Jabatan Fungsional


a. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian

tugas dan fungsi Kelurahan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

b. Kelompok jabatan fungsional sebagaimana ayat 1 pasal ini terdiri dari

sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam

berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

c. Setiap kelompok dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang

ditunjuk oleh kepala Kelurahan dan bertanggungjawab kepada kepala

Kelurahan.

d. Jumlah jabatan fungsional tersebut, ditentukan berdasarkan sifat jenis

kebutuhan dan beban kerja.

4. Jenis Pelayanan di Kelurahan Gunung Sari

Kelurahan adalah wilayah administrasi dibawah Kecamatan sebagai instansi

pemerintah yang sering di kunjungi masyarakat dalam kegiatan pelayanan.

Pelayanan yang umum di Kelurahan Gunung Sari diantara adalah sebagai berikut:
41

1. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

2. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

3. Surat Ahli Waris

4. Surat Kewarisan Khusus

5. Surat Pengesahan Tanda Bukti Diri (SPTB)

6. Pengesahan Surat-Surat Lainnya Tetap di Lampirkan Berkas Asli

7. Pelayanan Lainnya Tetap Melampirkan Identitas Diri dan Berkas Sesuai

Peruntukannya.

2. SOP di Kantor Kelurahan Gunung Sari

 Persyaratan Pengurusan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) :

1. Foto copy IMB

2. Foto copy Sertifikat/Surat Tanah

3. KTP Pemohon

4. Rekomendasi dari Lurah

5. Pesetujuan RT/RW

6. Pelunasan PBB tahun berjalan

 Persyaratan Pengurusan Izin Membangun Baru (IMB) :

1. Foto copy Surat Tanah/Penguasaan Fisik

2. KTP Pemohon

3. Gambar/Denah Lokasi

4. Formulir yang telah diisi oleh pemohon dari Dinas Tata Ruang dan

Bangunan

5. Pelunasan PBB tahun berjalan


42

 Persyaratan Pengurusan Surat Keterangan Ahli Waris :

1. Foto copy KTP Para Ahli Waris

2. Foto copy Kartu Keluarga

3. Foto copy Buku Nikah

4. Surat Kematian dari Lurah Setempat

5. Pelunasan PBB tahun berjalan

 Persyaratan Pengurusan Ahli Waris :

1. Foto copy KTP Para Ahli Waris

2. Foto copy Kartu Keluarga

3. Surat Keterangan Kematian dari Lurah setempat

4. Foto copy Objek Kuasa (Surat Tanah dan Luas)

5. Pelunasan PBB tahun bejalan

 Persyaratan Pengurusan Kartu Keluarga/Penambahan Anggota Baru :

1. Mengisi formulir Biodata Penduduk dari Kantor Lurah bersangkutan

yang sudah ditanta tangani

2. Foto copy Kartu Keluarga

3. Pelunasan PBB tahun berjalan

 Persyaratan Pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

1. Membawa Kartu Keluarga

2. Membawa formulir dari Kantor Lurah yang bersangkutan yang sudah

ditanda tangani

3. Pelunasan PBB tahun berjalan


43

A. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang melakukan kegiatan

pelayanan di Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota

Makassar. Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Pada penelitian ini peneliti menggunakan Sampling Insidental,

jumlah yang seluruhnya dijadikan sampel adalah sebanyak 55 jiwa dari jumlah

populasi sebesar 77426 jiwa.Dalam mengisi kuesioner, responden diminta untuk

memberikan identitas diri sebagai penunjang data. Dimana identitas diri terdiri

meliputi jenis kelamin, umur, pekerjaan, tingkat pendidikan terakhir dan alamat

Data yang di peroleh dari data jenis kelamin, umur, pekerjaan, tingkat pendidikan

terakhir dan alamat responden lebih lengkapnya sebagai berikut :

Tabel 2
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase

Laki-Laki 23 41,8

Perempuan 32 58,2

Jumlah 55 100

Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden sebanyak

55 jiwa, terdiri dari 23 laki-laki dan 32 perempuan. Jumlah tersebut di dapat atas

penelitian yang dilakukan oleh peneliti.


44

Tabel 3
Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Usia

Tingkat Usia Jumlah Responden Persentase

20-29 25 45,4

30-39 21 38,2

40-50 9 16,3

Jumlah 55 100

Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Berdasarkan data tersebut di atas maka dapat dideskripsikan bahwa responden

memiliki usia yang bervariasi, mulai dari usia 25 tahun hingga 50 tahun.

Komposisi usia responden dengan rincian tingkat usia 20-29 tahun sebanyak 40

dari keseluruhan sampel, tingkat usia 30-39 tahun sebanyak 21 responden, tingkat

usia 40-50 sebanyak 9 responden. Dari keseluruhan responden di atas dapat dilihat

bahwa frekuensi responden terbesar responden berada pada usia 20-29 tahun

yakni sebesar (45,4%). Sedangkan frekuensi terkecil responden berada pada

rentang usia 40-50 tahun keatas yakni sebesar (16,3%). Hal ini menunjukkan

bahwa mayoritas yang melakukan pelayanan di kantor Kelurahan Gunung Sari

Kecamatan Rappocini Kota Makassar adalah 20-29 usia produktif.


45

Tabel 4
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Jumlah Responden Persentase

PNS 15 27,2

Wiraswasta 12 21,8

IRT 20 36,3

Buruh Cuci 5 9,1

Penjaga Toko 3 5,4

Jumlah 55 100

Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Berdasarkan data pada tabel dapat diketahui bahwa pada umumnya responden

hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) dilihat dari jumlahnya yaitu

sebesar 20 orang dengan persentase (36,3%),dan jumlah paling sedikit yaitu

penjaga toko yaitu sebanyak 3 orang dengan persentase (5,4%). Jika pada umunya

responden hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga ini berarti bahwa

pemasukan hanya berasal dari suami atau kepala rumah tangga hal ini dapat

mempengaruhi besar kecilnya pendapatan dan pendapatan sangat mempengaruhi

tingkat pembelian dan pola konsumsi seseorang sebagaimana pendapat Alma

(1992) bahwa mata pencaharian atau pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang

akan sangat mempengaruhi pola konsumsinya.


46

Tabel 5
Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden

Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Persentase

SD/sederajat 7 12,7

SMP/sederajat 23 41,8

SMA/sederajat 13 23,6

S1 9 16,3

Lainnya diluar pilihan 3 5,4


diatas
Jumlah 55 100

Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Berdasarkan data tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa responden

memiliki tingkatan usia yang berbeda-beda. Responden yang berlatar belakang

SD/sederajat sebanyak (12,7%), yang berlatar belakang SMP/sederajat sebanyak

(41,8%), yang berlatar belakang SMA/sederajat sebanyak (23,6%), yang berlatar

belakang S1 hanya (16,3%) dan yang berlatar belakang diluar kriteria di atas

misalnya saja yang tidak melanjutkan pendidikan formal bahkan melebihi tingkat

pendidikan diatas yakni sebesar (5,4%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa tingkat

pendidikan responden di dominasi oleh responden yang berlatar belakang SMP

yakni sebesar 41,8%. Hal ini menggambarkan bahwa di Kelurahan Gunung Sari

rata-rata tingkat pendidikan hanya mencapai SMP di karenakan rata-rata

masyarakat Gunung Sari dominannya status berpendidikan SMP karena tingkat

kesadaran untuk mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi masih rendah.
47

Tabel 6
Identitas Responden Berdasarkan Alamat

Alamat Jumlah responden Persentase

Talasalapang 11 20,0

Djipan Raya 7 12,7

Monumen Emmy Saelan 13 23,6

Skarda 21 38,2

Komp Kodam cokonuri 3 5,4

Jumlah 55 100

Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat di gambarkan bahwa responden terdiri

dari semua nama jalan yang ada di Kelurahan Gunung Sari. Hal ini bertujuan agar

hasilnya lebih maksimal jika diujikan kepada aspek masyarakat yang ada di

lingkungan Kelurahan Gunung Sari.

B. Kualitas Pelayanan di Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan

Rappocini

1. Dimensi Tangible (Bukti Fisik)

a. Kemudahan Dalam Berkomunikasi Dengan Pegawai Kelurahan Gunung

Sari

Suatu pelayanan akan dikatakan berkualitas apabila terdapat salah satu

indikator yakni adanya kemudahan dalam berkomunikasi dengan pegawai

sehingga apa yang dibutuhkan bisa tercapai tanpa harus bertatap muka. Tingkatan

mengenai kemudahan dalam berkomunikasi dengan pegawai dalam memberikan

pelayanan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :


48

Tabel 7. Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan Dalam


Berkomunikasi Dengan Pegawai di Kantor Kelurahan Gunung Sari

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat mudah 4 18 72 32,7
2 Mudah 3 32 96 58,1
3 Kurang mudah 2 5 10 9,0
4 Tidak mudah 1 - - 0
Total 55 178 100

Rata-rata skor 178


=3,24
55
Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Tanggapan responden mengenai kemudahan masyarakat dalam berkomunikasi

dengan pegawai di dominasi dengan jawaban kategori mudah dengan perolehan

tanggapan sebanyak 32 orang atau sebesar (58,1%), kategori sangat mudah

memperoleh tanggapan sebanyak 18 orang atau sebesar (32,7%) , sedangkan

responden yang beranggapan bahwa kemudahan dalam berkomunikasi dengan

pegawai masing-masing memilih kategori kurang mudah dan tidak mudah

sebanyak 5 orang atau sebesar (9,0%) dan (0%) . Dengan melihat nilai rata-rata

skor 3,24 dapat disimpulkan bahwa kemudahan masyarakat dalam berkomunikasi

dengan pegawai dalam hal pelayanan termasuk dalam kategori mudah.

b. Pemberian Informasi Yang Mudah Dipahami

Sistem informasi yang baik dan mudah di pahami oleh masyarakat akan

mempermudah proses sistem pelayanan sehingga masyarakat tidak merasa

kebingungan akan pelayanan yang diberikan. Untuk mengetahui pendapat

responden tentang pemberian informasi yang mudah di pahami yang diberikan

oleh pegawai dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :


49

Tabel 8. Tanggapan Responden Mengenai Pemberian Informasi Yang


Mudah Dipahami di Kantor Kelurahan Gunung Sari

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat mudah 4 19 76 34,5
2 Mudah 3 30 90 54,5
3 Kurang mudah 2 6 12 10,9
4 Tidak mudah 1 - - 0
Total 55 178 100

Rata-rata skor 178


=3,24
55
Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Tanggapan responden mengenai pemberian informasi yang mudah di pahami

oleh masyarakat di dominasi dengan kategori mudah dengan perolehan tanggapan

sebanyak 30 (54,5%), responden yang beranggapan sangat mudah dan kurang

mudah masing – masing memperoleh tanggapan sebesar 19 (34,5%) dan 6

(10,9%), sedangkan tanggapan responden dalam kategori tidak mudah terhadap

pemberian informasi yang mudah dipahami sebesar (0%). Dengan meilihat nilai

rata-rata skor 3,24 dapat disimpulkan bahwa pegawai dalam memberikan

informasi yang mudah dipahami oleh masyarakat terkait pelayanan yang diberikan

sudah termasuk baik, tapi harus lebih jelas lagi sehingga tidak ada lagi masyarakat

yang beranggapan berbeda. Dalam hal ini pemberian informasi secara keseluruhan

responden lebih dominan beranggapan mudah dipahami.

c. Aparatur Kelurahan Gunung Sari Dalam Memberikan Pelayanan


Berpenampilan Seragam Sesuai Dengan Apa Yang Ditentukan
Berpakaian menarik dan seragam ini juga merupakan indikator penting dalam

pemberian pelayanan supaya masyarakat memiliki rasa betah dan nyaman

terhadap pelayanan yang diberikan oleh aparatur. Untuk mengetahui tanggapan


50

responden mengenai penampilan pegawai dalam memberikan pelayanan dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 9. Tanggapan Responden Mengenai Penampilan Pakaian Seragam


Pegawai di Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota
Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat seragam 4 16 64 29,0
2 Seragam 3 30 90 54,5
3 Kurang seragam 2 9 18 16,3
4 Tidak seragam 1 - - 0
Total 55 172 100

Rata-rata skor =3,13


Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Tanggapan responden mengenai penampilan dalam berpakaian pegawai dalam

memberikan pelayanankepada masyarakat memilih jawaban yang didominasi

dengan jawaban seragam dengan memperoleh tanggapan sebanyak 30 (54,5%),

sedangkan responden yang yang memilih jawaban kurang seragam sebanyak 9

(16,3%), sedangkan responden memilih sangat menarik dan seragam sebanyak 16

(29,0%). Adapun responden yang tidak memilih kategori tidak seragam dengan

perolehan sebesar (0%). Dengan melihat nilai rata-rata skor 3,13 dapat

disimpulkan bahwa tanggapan responden mengenai penampilan dari pegawai

dalam hal pemberian pelayanan sudah berpenampilan seragam.

d. Kelurahan Gunung Sari di Lengkapi Dengan Fasilitas Pelayanan (


komputer,kursi,ruang tunggu, dll) Terlihat Kondusif Untuk Kelancaran
Kegiatan Pelayanan
Ketersediaan akan fasilitas sangat mendukung akan kelancaran proses

pelayanan yang akan diberikan kepada masyarakat yang ada di wilayah Kelurahan

Gunung Sari melakukan pelayanan. Apabila ketersediaan itu masih kurang


51

tersedia secara otomatis akan menghambat proses pelayanan itu sendiri, yaitu

pelayanan administrasi. Untuk mengetahui pendapat responden mengenai

ketersediaan fasilitas pelayanan maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 10. Tanggapan Responden Terhadap Adanya Fasilitas Pelayanan


Yang Kondusif di Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini
Kota Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat kondusif 4 9 36 16,3
2 Kondusif 3 27 81 49,0
3 Kurang kondusif 2 19 38 34,5
4 Tidak kondusif 1 - - 0
Total 55 155 100

Rata-rata skor 155


=2,82
55
Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Tanggapan responden mengenai ketersediaan fasilitas pelayanan di Kantor

Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar memiliki jawaban

yang variatif tetapi dapat dilihat dengan jelas bahwa kebanyakan responden

mendominasi jawaban dengan kategori kondusif dengan memperoleh tanggapan

sebanyak 27 (49,0%), dan responden yang beranggapan sangat kondusif

memperoleh tanggapan sebanyak 9 (16,3%). Sedangkan tanggapan responden

mengenai ketersediaan fasilitas pelayanan dengan kategori kurang kondusif

sebanyak 19 (34,5%). Dengan melihat nilai rata-rata skor 2,82 dapat disimpulkan

bahwa ketersediaan fasiliats pelayanan sudah termasuk kondusif walaupun masih

ada masyarakat yang memiliki pendapat yang berbeda. Tetapi sangat jelaslah

bahwa dari 55 responden ternyata tidak ada satu pun masyarakat yang menyatakan

bahwa ketersediaan fasilitas pelayanan tidak kondusif.


52

Tabel 11. Akumulasi Frekuensi Dimensi Bukti Fisik ( Tangible ) di Kantor


Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar

Rata-rata Rata-rata
No Pernyataan skor persentase
1 Kemudahan dalam berkomunikasi dengan 3,24 81
pegawai
2 Pemberian informasi yang mudah 3,24 81
dipahami
3 Pegawai berpenampilan seragam 3,13 78,25
4 Ketersediaan fasilitas pelayanan ( 2,82 70,5
komputer, kursi ruang tunggu, dll ).

Rata-rata skor dan rata persentase 3,11 77,68


Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Berdasarkan tabel 11 diatas merupakan akumulasi dari empat penjabaran yang

telah dipaparkan dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan pegawai jika dinilai

dari dimensi bukti fisiknya berkategori baik. Hal ini dari rata akumulasi yang

menunjukkan nilai rata-rata skor persentase 3,11 (77,68%). Dapat dilihat secara

keseluruhan jawaban responden mengenai Dimensi Bukti Fisik ( Tangible ) sudah

berada dalam kategori baik.

2) Dimensi Keandalan ( Reliability)

a. Konsisten Dalam Memberikan Pelayanan

Tingkat konsisten pegawai dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat

sehingga masyarakat merasa senang dilayani dengan pegawai yang memberikan

pelayanan. Untuk mengetahui pendapat responden mengenai konsistensi pegawai

dalam membaerikan pelayanan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :


53

Tabel 12. Tanggapan Responden Terhadap Konsistensi Pegawai Dalam


Memberikan Pelayanan di Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan
Rappocini Kota Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat konsisten 4 10 40 18,1
2 Konsisten 3 17 51 30,9
3 Kurang konsisten 2 23 46 41,8
4 Tidak konsisten 1 5 10 9,0
Total 55 147 100

Rata-rata skor =2,68


Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Tanggapan responden mengenai konsistensi pegawai dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat sangat variatif. Hal ini ditunjukkan dengan adanya

jawaban yang berbeda dari setiap kategori., tetapi dapat dilihat bahwa tanggapan

responden mengenai konsistensi pegawai dalam memberikan pelayanan di

dominasi oleh kategori kurang konsisten dengan memperoleh tangapan sebanyak

23 (41,8%), dan yang memilih kategori sangat konsisten memperoleh tanggapan

sebanyak 17 (30,9%), sedangkan responden yang memilih kategori konsisten

sebanyak 23 (41,8%), dan dapat dilihat pula responden yang memilih kategori

tidak konsisten sebanyak 5 (9,0%). Dengan melihat nilai rata-rata skor yang 2,68

dapat disimpulkan bahwa konsistensi dari pegawai dalam memberikan pelayanan

masih tergolong kurang konsisten.

b. Pegawai Melakukan Kesalahan Dalam Melayani

Suatu kesalahan yang dilakukan oleh para staff pegawai itu wajar saja karena

manusia tidak luput dari yang namanya kesalahan. Tapi dapat dilihat tanggapan

responden akan tingkat kesalahan yang dilakukan oleh pegawai di Kantor


54

Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar dalam memberikan

pelayanan, maka lihat tabel sebagai berikut :

Tabel 13. Tanggapan Responden Mengenai Kesalahan Pegawai Dalam


Memberikan Pelayanan di Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan
Rappocini Kota Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat baik 4 8 32 14,5
2 Baik 3 28 84 50,9
3 Kurang baik 2 17 34 30,9
4 Tidak baik 1 2 2 3,6
Total 55 152 100

Rata-rata skor =2,77

Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Tanggapan responden mengenai tingkat kesalahan pegawai dalam

memberikan pelayanan memiliki jawaban yang variatif, namun dapat dilihat

dengan jelas pada tabel bahwa jawaban responden didominasi oleh jawaban yang

memiliki kategori baik dengan memperoleh tanggapan sebanyak 28 (50,9%),

responden yang memilih jawaban dengan kategori sangat baik memperoleh

tanggapan sebanyak 8 (14,5%), dan responden yang memilih jawaban kategori

kurang baik sebanyak 17 (30,9%), sedangkan responden yang memilih jawaban

dengan kategori tidak baik memperoleh tanggapan sebanyak 2 (3,6%). Dengan

melihat rata-rata skor 2,77 dapat disimpulkan bahwa menurut responden

mengenai tingkat kesalahan pegawai dalam memberikan pelayanan tergolong

baik, hal ini diperkuat dengan melihat tanggapan responden sangat rendah untuk

tidak melakukan kesalahan.


55

c. Pegawai Menunda Dalam Memberikan Pelayanan

Waktu yang lambat dan sering menunda-nunda pelayanan akan mengurangi

tingkat kepuasan dari masyarakat, tapi untuk melihat bagaimana tingkat

penundaan pegawai dalam memberikan pelayanan lebih jelas dapat dilihat pada

tabel sebagai berikut :

Tabel 14. Tanggapan Responden Terhadap Penundaan Pegawai Dalam


Memberikan Pelayanan di Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan
Rappocini Kota Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat menunda 4 13 52 23,6
2 Menunda 3 22 66 40,0
3 Kurang menunda 2 19 38 34,5
4 Tidak menunda 1 1 1 1,8
Total 55 157 100

Rata-rata skor 157


=2,86
55
Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Tanggapan responden mengenai tingkat penundaan pegawai dalam

memberikan pelayanan Di kantor Kelurahan Gunung Sari memiliki jawaban yang

variatif, namun dapat dilihat dengan jelas pada tabel bahwa jawaban responden

didominasi oleh jawaban yang memilih kategori sering dengan memperoleh

tanggapan sebanyak 22 (40,0%), responden yang memilih jawaban dengan

kategori sangat sering sebanyak 13 (23,6%), dan responden yang memilih

jawaban dengan kategori kurang sering sebanyak 19 (34,5%), sedangkan

responden yang memilih kategori tidak sering memperoleh jawaban sebanyak 1

(1,8%). Dengan melihat rata-rata skor 2,86dapat disimpulkan bahwa tanggapan


56

responden mengenai tingkat penundaan pegawai akan pemberian pelayanan

tergolong sering.

d. Pegawai Senantiasa Memberikan Penjelasan Terhadap Pelayanan Yang

Diberikan Kepada Masyarakat

Penjelasan akan pemberian pelayanan kepada masyarakat akan memberikan

layanan yang baik sehingga menimbulkan rasa kepuasan akan layanan yang

diterima. Untuk melihat tingkatan pegawai memberikan penjelasan akan

pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut :

Tabel 15. Tanggapan Responden Mengenai Penjelasan Terhadap Pelayanan


Yang Diberikan Kepada Masyarakat di Kantor Kelurahan Gunung Sari
Kecamatan Rappocini Kota Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat jelas 4 9 36 16,3
2 Jelas 3 25 75 45,4
3 Kurang jelas 2 17 34 30,9
4 Tidak jelas 1 4 4 7,2
Total 55 149 100

Rata-rata skor =2,70


55
Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Tanggapan responden mengenai penjelasan pegawai dalam memberikan

pelayanan memiliki jawaban yang variatif, namun dapat dilihat dengan jelas pada

tabel bahwa jawaban responden didominasi oleh jawaban yang memilih kategori

jelas dengan memperoleh tanggapan sebanyak 25 (45,4%), responden yang

memilih kategori sangat sering sebanyak 9 (16,3%), dan responden yang memilih

kategori kurang sering dengan memperoleh tanggapan sebanyak 17 (30,9%),


57

sedangkan responden yang memilih kategori tidak sering memperoleh tanggapan

sebanyak 4 (7,2%). Dengan melihat rata-rata skor 2,70 dapat disimpulkan bahwa

menurut tanggapan responden pegawai sudah berada dalam kategori jelas dalam

memberikan penjelasan akan pelayanan yang akan diberikan kepada masyarakat.

Tabel 16. Akumulasi Frekuensi Dimensi Keandalan ( Reliability ) di Kantor


Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar

Rata-rata Rata-rata
No Pernyataan skor persentase
1 Konsisten dalam memberikan pelayanan 2,68 67
2 Pegawai melakukan kesalahan dalam
melayani 2,77 69,25
3 Pegawai menunda dalam memberikan
pelayanan 2,86 71,5
4 Pegawai senantiasa memberikan
penjelasan terhadap pelayanan yang 2,70 67,5
diberikan kepada masyarakat

Rata-rata skor dan rata persentase 2,75 68,81


Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Berdasarkan tabel 16 diatas merupakan akumulasi dari empat penjabaran yang

telah dipaparkan dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan pegawai jika dinilai

dari dimensi keandalan berkategori baik. Hai ini dapat ini dapat dilihat dari rata

akumulasi yang menunjukkan nilai rata-rata skor dan rata-rata persentase 2,75

(68,81%). dapat dilihat secara keseluruhan jawaban responden mengenai Dimensi

Keandalan ( Reliability ) sudah berada dalam kategori baik :

3) Dimensi Daya Tanggap ( Responsiveness)

a. Kesediaan Pegawai Dalam Memecahkan Persoalan dan Berinisiatif

Mengatasi Kesulitan Masyarakat

Persoalan yang dihadapi oleh masyarakat di Kantor Kelurahan Gunung Sari

Kecamatan Rappocini Kota Makassar merupakan hal yang harus dipecahkan oleh
58

pihak pegawai dalam memberikan pelayanan, sehingga masyarakat merasa

diperhatikan dan merasa senang terhadap layanan yang diterima. Untuk

mengetahui tingkat kesediaan pegawai untuk menyelesaikan persoalan dan

berinisiatif mengatasi kesulitan masyarakat dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut :

Tabel 17. Tanggapan Responden Terhadap Kesediaan Pegawai Dalam


Memcahkan Persoalan dan Berinisiatif Mengatasi Kesulitan Masyarakat di
Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat bersedia 4 7 28 12,7
2 Bersedia 3 30 90 54,5
3 Kurang bersedia 2 14 28 25,4
4 Tidak bersedia 1 4 4 7,2
Total 55 150 100

Rata-rata skor 150


=2,73
55
Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Tanggapan responden mengenai kesediaan pegawai untuk menyelesaikan

persoalan dan berinisiatif mengatasi kesulitan masyarakat memiliki jawaban yang

variatif, namun dapat dilihat dengan jelas pada tabel bahwa jawaban responden

didominasi oleh jawaban yang memilih kategori bersedia dengan memperoleh

tanggapan sebanyak 30 (54,5%), responden yang memilih kategori jawaban

sangat bersedia memperoleh tanggapan sebanyak 7 (12,7%), dan responden yang

memilih kategori kurang bersedia memperoleh jawaban sebanyak 14 (25,4%),

sedangkan responden yang memilih kategori jawaban tidak bersedia memperoleh

jawaban sebanyak 4 (7,2%). Dengan melihat rata-rata skor 2,73 dapat disimpulkan

bahwa menurut responden mengenai kesediaan pegawai untuk menyelesaikan


59

persoalan dan berinisiatif mengatasi kesulitan masyarakat sudah tergolong

bersedia.

b. Perhatian Pegawai Kepada Masyarakat Terhadap Layanan Yang

Diinginkan

Perhatian pegawai kepada masyarakat akan membuat masyarakat betah akan

layanan yang diterima sehingga dengan hal ini akan membuat masyarakat

memiliki penilaian yang positif kepada masyarakat yang lainnya. Untuk

mengetahui tingkat perhatian pegawai kepada masyarakat terkait dengan

pelayanan yang diterima oleh masyarakat dapat dilihat pada tabel sebagai berikut ;

Tabel 18. Tanggapan Responden Mengenai Perhatian Pegawai Kepada


Masyarakat Terhadap Layanan Yang Diinginkan di Kantor Kelurahan
Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat perhatian 4 6 24 10,9
2 Perhatian 3 31 93 56,3
3 Kurang perhatian 2 15 30 27,2
4 Tidak perhatian 1 3 3 5,4
Total 55 150 100

Rata-rata skor 150


=2,73
55
Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Tanggapan responden mengenaiperhatian pegawai kepada masyarakat

memiliki jawaban yang variatif, namun dapat dilihat dengan jelas pada tabel

bahwa jawaban responden didominasi oleh jawaban yang memilih kategori peka

dan perhatian dengan memperoleh tanggapan sebanyak 31 (51%), responden yang

memilih kategori sangat perhatian dengan memperoleh tanggapan sebanyak 6

(5%), dan responden yang memilih kategori kurangperhatian memperoleh


60

tanggapan sebanyak 15 (42%), sedangkan responden yang memilih kategori

tidakperhatian memperoleh tanggapan sebanyak 3 (2%). Dengan melihat rata-rata

skor 2,73dapat disimpulkan bahwa menurut responden mengenai kepekaan dan

perhatian pegawai kepada masyarakat sudah tergolongperhatian.

c. Pegawai Bersungguh-Sungguh Mendengarkan Saran Masyarakat

Setiap pelayanan yang diterima pasti ada kendala dan permasalahan yang

dihadapi oleh penerima layanan. Dan untuk melihat tingkatan kesungguhan

pegawai mendengar saran dari masyarakat dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut:

Tabel 19. Tanggapan Responden Mengenai Kesungguhan Pegawai


Mendengarkan Saran Masyarakat di Kantor Kelurahan Gunung Sari
Kecamatan Rappocini Kota Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat bersungguh- 4 9 36 16,3
sungguh
2 Bersungguh-sungguh 3 27 81 49,0
3 Kurang bersungguh- 2 16 32 29,0
sungguh
4 Tidak bersungguh- 1 3 3 5,4
sungguh
Total 55 152 100

Rata-rata skor 152


=2.77
55
Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Tanggapan responden mengenai tingkat kesungguhan pegawai mendengar

saran dari masyarakat memilki jawaban yang variatif, namun dapat dilihat dengan

jelas pada tabel bahwa jawaban responden didominasi oleh jawaban yang memilih

kategori bersungguh-sungguh dengan memperoleh tanggapan sebanyak 27

(49,0%), responden yang memilih kategori sangat bersungguh-sungguh


61

memperoleh tanggapan sebanyak 9 (16,3%), dan responden yang memilih

kategori kurang bersungguh-sungguh memperoleh tanggapan sebanyak 16

(29,0%), sedangkan responden yang memilih kategori tidak bersungguh-sungguh

memperoleh tanggapan sebanyak 3 (5,4%). Dengan melihat rata-rata skor 2,77

dapat disimpulkan bahwa menurut tanggapan responden mengenai kesungguhan

pegawai mendengar saran dari masyarakat sudah tergolong bersungguh-sungguh.

Tabel 20. Akumulasi Frekuensi Dimensi Daya Tanggap (Responsiveness ) di


Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar

Rata-rata Rata-rata
No Pernyataan skor persentase
1 Kesediaan pegawai membantu masyarakat
yang merasa kesulitan dalam melakukan 2,73 91
pelayanan
2 Perhatian pegawai kepada masyarakat 2,73 91
terhadap layanan yang diinginkan
3 Pegawai bersungguh-sungguh 2,77 92,33
mendengarkan saran masyarakat

Rata-rata skor dan rata persentase 2,74 91,44


Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Berdasarkan tabel 20 diatas merupakan akumulasi dari ketiga penjabaran yang

telah dipaparkan dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan pegawi di Kantor

Kelurahan Gunung Sari jika dinilai dari Dimensi Daya Tanggap ( Responsiveness

), berada pada kategori kedua atau baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata

akumulasi yang menunjukkan nilai rata-rata skor dan rata-rata persentase 2,74

(91,44%). Dapat disimpulkan bahwa pegawai di Kantor Kelurahan Gunung Sari

telah memberikan pelayanan yang baik seperti yang diinginkan oleh masyarakat.
62

4) Dimensi Jaminan ( Assurance )

a. Pengetahuan Yang Dimiliki Oleh Pegawai

Dengan adanya pengetahuan pegawai akan pelayanan yang akan diberikan

kepada masyarakat akan menghasilkan kualitas layanan yang maksimal. Dan

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 21. Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan Yang Dimiliki Oleh


Pegawai di Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota
Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat mengetahui 4 5 20 9,0
2 Mengetahui 3 29 87 52,7
3 Kurang mengetahui 2 18 36 32,7
4 Tidak mengetahui 1 3 3 5,4
Total 55 146 100

Rata-rata skor 146


=2,66
55
Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Tanggapan responden mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh pegawai

memiliki jawaban yang variatif. Hal ini dapat dilhat dengan jawaban responden

yang berbeda-beda dimulai dari tanggapan responden dengan kategori mengetahui

memperoleh tanggapan sebanyak 29 (52,7%), kategori kurang mengetahui

memperoleh tanggapan sebanyak 18 (32,7%), dan kategori sangat mengetahui

memperoleh tanggapan sebanyak 5 (9,0%), sedangkan kategori tidak mengetahui

memperoleh tanggapan sebanyak 3 (5,4%). Dengan melihat rata-rata skor 2,66

dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pegawai terhadap pelayanan yang

diberikan termasuk mengetahui dalam pemberian layanan kepada masyarakat.


63

b. Pegawai Diberikan Kepercayaan Kepada Masyarakat

Kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada pegawai akan

menambah penilaian positif masyarakat kepada pegawai terkait dengan pelayanan

yang diterima. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepercayaan pegawai

kepada masyarakat dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 22. Tanggapan Responden Mengenai Kepercayaan Masyarakat


Kepada Pegawai di Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini
Kota Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat percaya 4 9 36 16,3
2 Percaya 3 30 90 54,5
3 Kurang percaya 2 16 32 29,0
4 Tidak percaya 1 - - 0
Total 55 158 100

Rata-rata skor 158


=2,88
55
Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Tanggapan responden mengenai kepercayaan masyarakat kepada pegawai

termasuk dalam kategori percaya. Hal ini ditunjukkan oleh pilihan responden,

dimana penilaian responden sangat variatif walaupun didominasi pada nomor dua

yang berarti percaya dengan perolehan tangapan sebanyak 30 (54,5%). Namun

demikian masih ada beberapa responden yang beranggapan bahwa tingkat

kepercayaan mahasiswa kepada pegawai masih dalam kategori kurang percaya

dengan perolehan tanggapan sebanyak 16 (29,0%), dan responden yang

beranggapan sangat percaya memperoleh tanggapan sebanyak 9 (16,3%). Dengan

melihat rata-rata skor 2,88 dapat disimpulkan bahwa kepercayaan masyarakat

kepada pegawai dalam meberikan pelayanan berada pada kategori percaya.


64

c. Pegawai Memiliki Bakat Sebagai Pegawai Dalam Memberikan Pelayanan

Bakat merupakan keahlian tersendiri yang dimiliki oleh seorang pegawai

dalam memberikan pelayanan. Untuk mengetahui bagaimana bakat yang dimiliki

oleh pegawai di Kantor Kelurahan Gunung Sari dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut :

Tabel 23. Tanggapan Responden Mengenai Bakat Yang Dimiliki Pegawai


Dalam Memberikan Pelayanan di Kantor Kelurahan Gunung Sari
Kecamatan Rappocini Kota Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat berbakat 4 9 36 16,3
2 Berbakat 3 29 87 52,7
3 Kurang berbakat 2 17 34 30,9
4 Tidak berbakat 1 - - 0
Total 55 157 100

Rata-rata skor 157


=2,86
55

Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Tanggapan responden mengenai bakat yang dimiliki oleh pegawai dalam

memberikan pelayanan memiliki jawaban yang variatif tetapi didominasi oleh

tanggapan responden yang memilih kategori berbakat dengan perolehan

tanggapan sebanyak 29 (52,7%), sedangkan tanggapan responden dengan kategori

kurang berbakat memperoleh tanggapan sebanyak 17 (30,9%), dan tanggapan

responden dengan kategori sangat berbakat memperoleh tanggapan sebanyak 9

(16,3%), serta dapat pula dilihat bahwa tidak ada satu pun responden yang

mengatakan bahwa pegawai tidak memiliki bakat dalam pemberian layanan di

Kantor Kelurahan Gunung Sari dengan kata lain memperoleh tanggapan sebanyak

(0%). Dengan melihat rata-rata skor 2,86 dapat disimpulkan bahwa bakat yang
65

dimiliki pegawai di Kantor Kelurahan Gunung Sari dalam pemberian layanan

masuk dalam kategori berbakat.

Tabel 24. Akumulasi Frekuensi Dimensi Jaminan ( Assurance ) di Kantor


Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar

Rata-rata Rata-rata
No Pernyataan skor persentase
1 Pengetahuan yang dimiliki oleh pegawai 2,66 88,66
2 Pegawai diberikan kepercayaan kepada 2,88 96
masyarakat
3 Pegawai memiliki bakat sebagai pegawai 2,86 95,33
dalam memberikan pelayanan

Rata-rata skor dan rata persentase 2,80 93,33


Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Berdasarkan pada tabel 24 diatas merupakan akumulasi dari ketiga penjabaran

yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan pegawai di

Kantor Kelurahan Gunung Sari dinilai dari Dimensi Jaminan ( Assurance ),

berada pada kategori kedua atau baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata akumulasi

yang menunjukkan nilai rata-rata skor dan rata-rata persentase 2,80 (93,33%).

Dapat disimpulkan bahwa pegawai di Kantor Kelurahan Gunung Sari telah

memberikan pelayanan yang baik seperti yang dinginkan oleh masyarakat.

5) Dimensi Empati (Empathy)

a. Pegawai Senantiasa Memberi Motivasi Terkait Dengan Keluhan

Masyarakat

Pemberian motivasi terkait dengan keluhan masyarakat merupakan suatu

problem yang mesti diatasi oleh pegawai dalam memberikan layanan kepada

masyarakat. Untuk melihat bagaimana tingkat kepedulian dan pemberian motivasi

pegawai kepada masyarakat dapat dilihat pada tabel sebagi berikut :


66

Tabel 25. Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Dalam Memberikan


Motivasi Terkait Keluhan Masyarakat di Kantor Kelurahan Gunung Sari
Kecamatan Rappocini Kota Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat memotivasi 4 10 40 18,1
2 Memotivasi 3 25 75 45,4
3 Kurang memotivasi 2 13 26 23,6
4 Tidak memotivasi 1 7 3 12,7
Total 55 148 100

Rata-rata skor 148


=2,70
55
Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Tanggapan responden mengenai pemberian motivasi terkait keluhan dari

masyarakat di Kantor Kelurahan Gunung Sari memiliki jawaban yang variatif,

namun dapat dilihat dengan jelas pada tabel bahwa jawaban responden didominasi

oleh jawaban yang memilih kategori sering dengan memperoleh tanggapan

sebanyak 25 (45,4%), responden yang memilih kategori sangat sering

memperolehtanggapan sebanyak 10 (18,1%), dan responden yang memilih

kategori kurang sering memperoleh tanggapan sebanyak 13 (23,6%), sedangkan

responden yang memilih kategori tidak sering memperoleh tanggapan sebanyak 7

(12,7%). Dengan melihat rata-rata skor 2,70 diatas dapat disimpulkan bahwa

menurut responden pegawai memberi motivasi terkait keluhan masyarakat sudah

tergolong memotivasi.

b. Pegawai Menanyakan Keadaan Masyarakat Selama Menerima

Pelayanan

Dalam pemberian pelayanan seharusnya seorang petugas pelayanan alias

pegawai menanyakan keadaan masyarakat dalam menerima layanan. Dan untuk


67

mengetahui pegawai menayakan keaadan masyarakat selama menerima pelayanan

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 26. Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Menanyakan Keadaan


Masyarakat Selama Menerima Pelayanan di Kantor Kelurahan Gunung Sari
Kecamatan Rappocini Kota Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat menanyakan 4 9 36 16,3
2 Menanyakan 3 27 81 49,0
3 Kurang menanyakan 2 19 38 34,5
4 Tidak menanyakan 1 - - 0
Total 55 155 100

Rata-rata skor 155


=2,82
55

Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Tanggapan responden mengenai pegawai menanyakan keadaan masyarakat

selama menerima pelayanan di Kantor Kelurahan Gunung Sari memiliki jawaban

yang variatif, namun dapat dilihat dengan jelas pada tabel bahwa jawaban

responden didominasi oleh jawaban yang memilih kategori sering dengan

memperoleh tanggapan sebanyak 27 (49,0%), responden yang memilih kategori

sangat sering memperoleh tanggapan sebanyak 9 (16,3%), dan responden yang

memilih kategori kurang sering memperoleh tanggapan sebanyak 19 (34,5%),

sedangkan responden yang memilih kategori tidak sering memperoleh tanggapan

sebanyak (0%). Dengan melihat rata-rata skor 2,82 dapat disimpulkan bahwa

menurut responden pegawai menanyakan keadaan masyarakat selama menerima

pelayanan di Kantor Kelurahan Gunung Sari sudah tergolong menanyakan.


68

c. Pegawai Senantiasa Memperlakukan Masyarakat Dengan Baik

Utamanya Jika Dimintai Bantuan

Memperlakukan masyarakat dengan baik pada saat menerima pelayanan akan

menambah penilaian positif masyarakat kepada pegawai. Dan untuk menilai

tingkat perlakuan yang baik pegawai kepada masyarakat dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut :

Tabel 27. Tanggapan Responden Mengenai Perlakuan Pegawai Yang Baik


Utamanya Jika Dimintai Bantuan di Kantor Kelurahan Gunung Sari
Kecamatan Rappocini Kota Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat baik 4 7 28 12,7
2 Baik 3 29 87 52,7
3 Kurang baik 2 18 36 32,7
4 Tidak baik 1 - - 0
Total 55 151 100

Rata-rata skor 151


=2,75
55

Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Tanggapan responden mengenai perlakuan pegawai yang baik utamanya jika

dimintai bantuan di Kantor Kelurahan Gunung Sari memiliki jawaban yang

variatif, namun dapat dilihat dengan jelas pada tabel bahwa jawaban responden

didominasi oleh jawaban yang memilih kategori baik dengan memperoleh

tanggapan sebanyak 29 (52,7%), responden yang memilih kategori sangat baik

memperoleh tanggapan sebanyak 7 (12,7%), dan responden yang memilih

kategori kurang baik memperoleh tanggapan sebanyak 18 (32,7%), sedangkan

responden yang memilih kategori tidak baik memperoleh tanggapan sebanyak

(0%). Dengan melihatrata-rata skor 2,75 dapat disimpulkan bahwa menurut


69

responden mengenai perlakuan pegawai yang baik utamanya jika dimintai bantuan

di Kantor Kelurahan Gunung Sari sudah tergolong baik.

Tabel 28. Akumulasi Frekuensi Dimensi Empati ( Emphaty ) di Kantor


Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar

Rata-rata Rata-rata
No Pernyataan skor persentase
1 Pegawai senantiasa memberi motivasi 2,70 90
terkait dengan keluhan masyarakat
2 Pegawai menyakan keadaan masyarakat 2,82 94
selama menerima pelayanan
3 Pegawai senantiasa memperlakukan
masyarakat dengan baik utamanya jika 2,75 91,66
dimintai bantuan

Rata-rata skor dan rata persentase 2,75 91,88


Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Berdasarkan tabel 28 diatas merupakan akumulasi dari tiga penjabaran yang

telah dipaparkan dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan pegawai di Kntor

Keluraan Gunung Sari jika dinilai dari Dimensi Empati ( Emphaty ), berada pada

kategori kedua atau baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata akumulasi yang

menunjukkan nilai rata-rata skor dan rata-rata persentase dengan persentase 2,75

(91,88%) . dapat disimpulkan bahwa pegawai di Kantor Kelurahan Gunung Sari

telah memberikan pelayanan yang baik sepertiyang diinginkan oleh masyarakat.

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik di Kantor

Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar

1. Faktor Organisasi

Faktor Organisasi adalah mengorganisir fungsi pelayanan baik dalam bentuk

struktur maupun mekanismenya yang akan berperan dalam kualitas dan

kelancaran pelayanan.
70

a. Pembagian Tugas atau Kerja Berdasarkan Pada Kemampuan Kerja

Pembagian tugas atau kerja merupakan alat yang efektif dalam meningkatkan

kemampuan kerja pegawai melalui program pegawai secara terus menerus dalam

usaha pencapaian tujuan pelayanan yang baik dan memuaskan.

Tabel 29. Tanggapan Responden Terhadap Pembagian Tugas atau Kerja


Berdasarkan Pada Kemampuan Kerja di Kantor Kelurahan Gunung Sari
Kecamatan Rappocini Kota Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat mampu 4 12 48 21,8
2 Mampu 3 23 69 41,8
3 Kurang mampu 2 13 26 23,6
4 Tidak mampu 1 7 7 12,7
Total 55 150 100

Rata-rata skor 150


=2,73
55

Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Sebagian responden berpendapat pembagian tugas atau pekerjaan pada

kemampuan kerja masing-masing, diantaranya 23 orang (41,8%) yang

menyatakan mampu dalam pembagian tugas atau pekerjaan berdasarkan

kemampuan kerja masing-masing. Sebanyak 13 orang (23,6%) menyatakan

kurang mampu, bahkan 12 orang (21,8%) responden yang menyatakan sangat

mampu, tetapi terdapat 7 (12,7%) orang yang menyatakan pembagian tugas atau

pekerjaan pada kemampuan kerja menyatakan tidak mampu. Dengan melihat nilai

rata-rata skor 2,73 dapat disimpulkan bahwa pembagian tugas atau pekerjaan

berdasarkan pada kemampuan kerja masing-masing dianggap sudah sesuai dengan

kemampuan kerja pegawai. Karena dengan adanya pembagian tugas atau

pekerjaan dapat meningkatkan kemampuan kerja pegawai melalui program


71

pengembangan pegawai secara terus menerus melalui pendidikan dan pelatihan

yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan kerja.

b. Kejelasan Pedoman Kerja Sebagai Acuan Pelaksanaan Pekerjaan

Kejelasan pedoman kerja merupakan suatu acuan pelaksanaan pekerjaan

dalam meningkatkan pelayanan publik.

Tabel 30. Tanggapan Responden Terhadap Kejelasan Pedoman Kerja


Sebagai Acuan Pelaksanaan Pekerjaan di Kantor Kelurahan Gunung Sari
Kecamatan Rappocini Kota Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat jelas 4 15 60 27,2
2 Jelas 3 26 78 47,2
3 Kurang jelas 2 12 24 21,8
4 Tidak jelas 1 2 2 3,6
Total 55 164 100

Rata-rata skor 164


=2,99
55

Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 26 orang (47,2%) responden

menyatakan jelas terhadap kejelasan pedoman kerja sebagai acuan pelaksanaan

pekerjaan, ada 15 orang (27,2%) responden menyatakan sangat jelas terhadap

kejelasan program kerja. Sedangkan yang menyatakan kurang jelas adalah 12

orang (21,8%) responden. Sedangkan sebanyak 2 orang (3,6%) menyatakan tidak

mampu. Dengan melihat nilai rata-rata skor 2,99 dapat disimpulkan bahwa

kejelasan pedoman kerja sebagai acuan pelaksanaan pekerjaansepenuhnya mereka

pahami.
72

c. Tingkat Kejelasan Pembagian Kerja

Tingkat kejelasan pembagian kerja merupakan penerapan system kualitas

yang mengarah kepada kepuasan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada

masyarakat.

Tabel 31. Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Kejelasan Pembagian


Kerja di Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota
Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat jelas 4 14 56 25,4
2 Jelas 3 23 69 41,8
3 Kurang jelas 2 11 22 20,0
4 Tidak jelas 1 7 7 12,7
Total 55 154 100

Rata-rata skor 154


=2,80
55
Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Berdasarkan tanggapan responden ternyata mayoritas yaitu 23 orang (41,8%)

menyatakan jelas dan 14 orang (25,4%) mengatakan sangat jelas serta 11 orang

(20,0%) berpendapat kurang jelas terhadap tingkat kejelasan pembagian kerja, dan

7 orang (12,7%) menyatakan tidak jelas. Dengan meelihat nilai rata-rata skor 2,80

uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dari sisi tingkat kejelasan pembagian kerja

dianggap sudah jelas.


73

Tabel 32. Akumulasi Frekuensi Faktor Organisasi Di Kantor Kelurahan


Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar

Rata-rata Rata-rata
No Pernyataan skor persentase
1 Pembagian tugas atau kerja berdasarkan 2,73 91
pada kemampuan kerja
2 Kejelasan pedoman kerja sebagai acuan 2,99 99,66
pelaksanaan pekerjaan
3 Tingkat kejelasan pembagian kerja 2,80 93,33

Rata-rata skor dan rata persentase 2,84 94,66


Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Berdasarkan pada tabel 43 diatas merupakan akumulasi dari ketiga penjabaran

yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa salah satu faktor yang mempegaruhi

kualitas pelayana jika dinilai dari faktor Organisasi berkategori baik. Hal ini dapat

dilihat dari rata-rata akumulasi yang menunjukkan nilai rata-rata skor dan rata

persentase 2,80 (94,66%). Dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi

kualitas pelayanan sudah baik.

2. Faktor Kepemimpinan

Faktor Kepemimpinan berkaitan dengan penerapan dalam manajemen

pelayanan yang berkualitas, yaitu membangkitkan motivasi atau semangat orang

lain dengan jalan memberikan inspirasi atau mengilhami.

a. Keterlibatan Pimpinan Dalam Memberikan Dukungan Terhadap


Peningkatan Kualitas
Keterlibatan pimpinan dalam memberikan dukungan terhadap peningkatan

kualitas merupakan kemampuan untuk membangkitkan semangat orang lain agar

bersedia dan memiliki tanggung jawab total terhadap usaha mencapai tujuan.
74

Tabel 33. Tanggapan Responden Terhadap Keterlibatan Pimpinan Dalam


Memberikan Dukungan Terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan di
Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat terlibat 4 11 44 20,0
2 Terlibat 3 27 81 49,0
3 Kurang terlibat 2 - - 0
4 Tidak terlibat 1 17 17 30,9
Total 55 142 100

Rata-rata skor 142


=2,59
55
Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Sebagian besar reponden berpendapat keterlibatan pimpinan dalam

memberikan dukungan terhadap peningkatan kualitas pelayanan sudah baik.

Diantaranya 27 orang (49,0%) responden menyatakan terlibat, 11 orang (20,0%)

responden menyatakan sangat terlibat terhadap indikator keterlibatan pimpinan

dalam memberikan dukungan terhadap peningkatan kualitas pelayanan.

Sedangakan 17 orang (30,9%) responden menyatakan tidak terlibat terhadap

keterlibatan pimpinan dalam memberikan dukungan terhadap peningkatan kualitas

pelayanan. Dengan melihat nila rata-rata skor 2,59 dari uraian diatas dapat

disimpulkan bahwa responden merasakan peran pimpinan dalam memberikan

dukungan terhadap peningkatan kualitas pelayanan masih di tingkat biasa saja.

b. Pimpinan Mempunyai Kemampuan Dalam Melakukan Perbaikan dan


Mengupayakan Inovasi Baru
Kemampuan pimpinan dalam melakukan perbaikan dan mengupayakan

inovasi baru merupakan kemampuan untuk meningkatkan semangat orang lain

yang berkaitan dengan penerapannya dalam pelayanan yang berkualitas.


75

Tabel 34. Tanggapan Responden Terhadap Kemampuan Pimpinan Dalam


Melakukan Perbaikan dan Mengupayakan Inovasi Baru di Kantor
Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat mampu 4 7 28 12,7
2 Mampu 3 26 78 47,2
3 Kurang mampu 2 19 38 34,5
4 Tidak mampu 1 3 3 5,4
Total 55 147 100

Rata-rata skor 147


=2,68
55
Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Berdasarkan tanggapan 26 orang (47,2%) responden yang berpendapat mampu

terhadap indikator pimpinan mempunyai kemampuan dalam melakukan perbaikan

dan mengupayakan inovasi yang baru, 19 orang (34,5%) responden mengatakan

kurang mampu dan 7 orang (12,7%) responden mengatakan sangat mampu.

Sedangkan ada 3 orang (5,4%) responden mengatakan tidak mampu terhadap

indikator pimpinan mempunyai kemampuan dalam melakukan perbaikan dan

mengupayakan inovasi yang baru. Dengan melihat nilai rata-rata skor 2,68 dapat

disimpulkan bahwa kemampuan pimpinan dalam melakukan perbaikan dan

penyempurnaan kualitas pelayanan secara berkesinambungan sudah baik.


76

Tabel 35. Akumulasi Frekuensi Faktor Kepemimpinan di Kantor Kelurahan


Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar

Rata-rata Rata-rata
No Pernyataan skor persentase
1 Keterlibatan pimpinan dalam memberikan
dukungan terhadap peningkatan kualitas 2,59 12,9
pelayanan
2 Kemampuan pimpinan dalam melakukan
perbaikan dan mengupayakan inovasi 2,68 13,4
baru

Rata-rata skor dan rata persentase 2,63 13,15


Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014
Berdasarkan pada tabel 43 diatas merupakan akumulasi dari ketiga penjabaran

yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa salah satu faktor yang mempegaruhi

kualitas pelayana jika dinilai dari faktor Kepemimpinan berkategori baik. Hal ini

dapat dilihat dari rata-rata akumulasi yang menunjukkan nilai rata-rata skor dan

rata persentase 2,63 (13,15%). Dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi kualitas pelayanan sudah baik.

3. Faktor Kemampuan dan Keterampilan

Faktor Kemampuan berkaitan dengan tugas atau pekerjaan dapat dilakukan

dengan baik, cepat, dan memenuhi keinginan semua pihak, baik manajemen itu

sendiri maupun masyarakat.

a. Pemberian Kesempatan untuk Mengembangkan Kecakapan Kerja,


Seperti Diikutsertakan Dalam Program Pelatihan dan Pendidikan,
Melanjutkan Studi, dan lain-lain
Pemberian kesempatan untuk mengembangkan kecakapan kerja merupakan

sesuatu pekerjaan yang dilakukan dengan keterampilan dan kemampuan.


77

Tabel 36. Tanggapan Responden Terhadap Pemberian Kesempatan Untuk


Mengembangkan Kecakapan Kerja di Kantor Kelurahan Gunung Sari
Kecamatan Rappocini Kota Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat diberi 4 10 40 18,1
kesempatan
2 Diberi kesempatan 3 25 75 45,4
3 Kurang diberi 2 13 26 23,6
kesempatan
4 Tidak diberi 1 7 7 12,7
kesempatan
Total 55 148 100

Rata-rata skor 148


=2,70
55
Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 25 orang (45,4%) responden

mengatakan diberi kesempatan terhadap indikator pemberian kesempatan untuk

mengembangkan kecakapan kerja dan 10 orang (18,1%) responden mengatakan

sangat diberi kesempatan. Tetapi, sebanyak 13 orang (23,6%) mengatakan kurang

diberi kesempatan terhadap indikator pemberian kesempatan untuk

mengembangkan kecakapan kerja, diantaranya 7 orang (12,7%) responden

berpendapat tidak diberi kesempatan. Dengan melihat nilai rata-rata skor 2,70

dapat disimpulkan bahwa pemberian kesempatan untuk mengembangkan

kecakapan kerja dan pelaksanaan pelayanan masyarakat masih di tingkat biasa

saja.

b. Pekerjaan Dapat Diselesaikan Dalam Waktu Yang Relatif Singkat

Pekerjaan yang diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat merupakan

suatu peningkatan kemampuan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan dapat


78

dilakukan dengan baik, cepat dan memenuhi keinginan semua pihak maupun

masyarakat.

Tabel 37. Tanggapan Responden Terhadap Penyelesaian Pekerjaan Dalam


Waktu Yang Relatif Singkat di Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan
Rappocini Kota Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat relatif singkat 4 12 48 21,8
2 Relatif singkat 3 25 75 45,4
3 Kurang relatif 2 14 28 25,4
singkat
4 Tidak relatif singkat 1 4 4 7,2
Total 55 155 100

Rata-rata skor 155


=2,82
55

Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Berdasarkan tanggapan responden diatas yaitu 14 orang (25,4%) mengatakan

kurang relatif singkat terhadap indikator pekerjaan dapat diselesaikan dalam

waktu yang relatif singkat, 25 orang (45,4%) responden mengatakan relatif

singkat dan 12 orang (21,8%) responden mengatakan sangat relatif singkat.

Namun sebanyak 4 orang (7,2%) responden mengatakan tidak relatif singkat,

karena belum mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktunya. Dengan melihat

nilai rata-rata skor 2,82 dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan

pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan sesingkat mungkin sudah dilakukan

dengan relatif singkat.

c. Pekerjaan Yang Dikerjakan Sesuai Dengan Keahlian

Pekerjaan yang dikerjakan sesuai dengan keahlian merupakan kemampuan

kerja dalam rangka meningkatkan, memperlancar atau mempermudah dalam

pelaksanaan tugas.
79

Tabel 38. Tanggapan Responden Terhadap Kesesuaian Pekerjaan Yang


Diberikan Dengan Keahlian Yang Dimiliki Pegawai di Kantor Kelurahan
Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat sesuai 4 9 36 16,3
2 Sesuai 3 22 66 40,0
3 Kurang sesuai 2 13 26 23,6
4 Tidak sesuai 1 11 11 20,0
Total 55 139 100

Rata-rata skor 139


=2,53
55

Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Berdasarkan tanggapan responden diatas terdapat 22 orang (40,0%) responden

yang mengatakan sesuai, serta 13 orang (23,6%) berpendapat kurang sesuai

terhadap pekerjaan yang dikerjakan sesuai dengan keahliannya. Dan 9 orang

(16,3%) responden mengatakan pekerjaan yang dilakukan sudah sangat sesuai

dengan kemampuannya. Sementara 11 orang (20,0%) responden mengatakan

tidak sesuai terhadap pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan keahlian. Dengan

melihat nilai rata-rata skor 2,53 uraian diatas dapat disimpulkan pekerjaan yang

dikerjakan dengan keahlian perlu ditingkatkan kemampuan kerja dalam rangka

memperlancar atau mempermudah dalam pelaksanaan tugas dan kemampuan

kerja sesuai bidang masing-masing sudah sesuai.


80

Tabel 39. Akumulasi Frekuensi Faktor Kemampuan di Kantor Kelurahan


Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar

Rata-rata Rata-rata
No Pernyataan skor persentase
1 Pemberian kesempatan untuk
mengembangkan kecakapan kerja 2,70 90
2 Pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu
yang relatif singkat 2,82 94
3 Pekerjaan yang dikerjakan sesuai dengan
keahlian 2,52 84

Rata-rata skor dan rata persentase 2,68 89,33

Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Berdasarkan pada tabel 39 diatas merupakan akumulasi dari ketiga penjabaran

yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa salah satu faktor yang mempegaruhi

kualitas pelayana jika dinilai dari faktor kemampuan berkategori baik. Hal ini

dapat dilihat dari rata-rata akumulasi yang menunjukkan nilai rata-rata skor dan

rata persentase 2,68 (89,33%). Dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi kualitas pelayanan sudah baik.

4. Faktor Penghargaan dan Pengakuan

Faktor Penghargaan dan Pengakuan berkaitan dengan peningkatan motivasi,

moral kerja, rasa bangga dan rasa kepemilikan setiap orang dalam organisasi yang

akhirnya dapat memberikan kontribusi yang besar bagi instansi dan pelanggan

yang dilayani.

a. Pemberian Penghargaan Bagi Pegawai Berprestasi

Setiap karyawan yang berprestasi baik, perlu diberikan penghargaan dan

prestasinya tersebut diakui sehingga dapat meningkatkan motivasi, moral

kerja,rasa bangga dan rasa kepemilikan setiap orang dalam organisasi yang
81

akhirnya dapat memberikan kontribusi yang besar bagi instansi dan pelanggan

yang dilayani.

Tabel 40. Tanggapan Responden Terhadap Pemberian Penghargaan Kepada


Pegawai Yang Berprestasi di Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan
Rappocini Kota Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat berprestasi 4 10 40 18,1
2 Berprestasi 3 15 45 27,2
3 Kurang berprestasi 2 24 48 43,6
4 Tidak berprestasi 1 6 6 10,9
Total 55 139 100

Rata-rata skor 139


=2,53
55

Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Berdasarkan tanggapan responden diatas terdapat 24 orang (43,6%) responden

berpendapat kurang berprestasi, 15 orang (27,2%) responden mengatakan

berprestasi terhadap indikator pemberian penghargaan kepada pegawai yang

berprestasi. Bahkan 10 orang (18,1%) mengatakan sangat berprestasi terhadap

indikator pemberian penghargaan kepada pegawai yang berprestasi. Tetapi,

sebanyak 6 orang (10,9%) responden mengatakan tidak berprestasi terhadap

pemberian penghargaan kepada pegawai yang berprestasi, dengan melihat nilai

rata-rata skor 2,53 uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pemberian

penghargaan kepada pegawai yang berprestasi itu perlu di tingkatkan,karena

masih di tingkat biasa saja.


82

b. Pemberian Motivasi yang Baik Kepada Pegawai dalam Melaksanakan


Pekerjaan
Pemberian motivasi yang baik dalam melaksanakan pekerjaan merupakan

suatu yang mesti dilakukan oleh pegawai dalam menberikan layanan kepada

masyarakat.

Tabel 41. Tanggapan Responden Terhadap Pemberian Motivasi yang Baik


Kepada Pegawai dalam Melaksanakan Pekerjaan di Kantor Kelurahan
Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat memotivasi 4 13 52 23,6
2 Memotivasi 3 30 90 54,5
3 Kurang memotivasi 2 5 10 9,0
4 Tidak memotivasi 1 7 7 12,7
Total 55 159 100

Rata-rata skor 159


=2,90
55
Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Berdasarkan tanggapan 30 orang (54,5%) responden mengatakan memotivasi

terhadap adanya motivasi yang baik dalam melaksanakan pekerjaan, dan 13 orang

(23,6%) responden mengatakan sangat memotivasi terhadap adanya motivasi yang

baik dalam melaksanakan pekerjaan, dan 5 orang (9,0%) responden mengatakan

kurang memotivasi. Sedangkan 7 orang (12,7%) responden mengatakan tidak

memotivasi. Dengan melihat nilai rata-rata skor 2,90 dari uraian diatas dapat

disimpulkan bahwa kebutuhan pegawai tidak terpenuhi oleh organisasi. Untuk

memotivasi pegawai dalam melaksanakan pekerjaan adalah dengan

memperhatikan kebutuhan pegawai terhadap kondisi kerja yang dilaksanakan dan

kompensasi yang mempengaruhi perilaku keanggotaan pegawai dalam

meningkatkan prestasi kerja sudah baik.


83

c. Pelibatan Pegawai Dalam Proses Pengambilan Keputusan Yang


Berhubungan Dengan Tugas
Keterlibatan pegawai dalam proses pengambilan keputusan yang

berhubungan dengan tugas merupakan salah satu untuk meningkatkan

kewenangan dan kebebasan pegawai untuk mengambil keputusan adalah dengan

memperhatikan dan mempertimbangkan dalam menjalankan tugas.

Tabel 42. Tanggapan Responden Terhadap Keterlibatan Pegawai Dalam


Proses Pengambilan Keputusan Yang Berhubungan Dengan Tugas di Kantor
Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar

No Tanggapan Skor (x) F F.x Persentase


Responden
1 Sangat terlibat 4 27 108 49,0
2 Terlibat 3 14 42 25,4
3 Kurang terlibat 2 9 18 16,3
4 Tidak terlibat 1 5 5 9,0
Total 55 173 100

Rata-rata skor 173


=2,15
55
Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Berdasarkan tanggapan responden yaitu terdapat 14 (25,4%) responden yang

mengatakan terlibat terhadap keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan

yang berhubungan dengan tugas, dan 27 orang (49,0%) responden mengatakan

sangat terlibat. Ada 9 orang (16,3%) responden mengatakan kurang terlibat.

Sedangkan 5 orang (9,0%) responden mengatakan tidak terlibat. Dengan melihat

nilai rata-rata skor 2,15dapat disimpulkan bahwa pegawai merasakan keterlibatan

dalam proses pengambilan keputusan belum signifikan. Salah satu upaya untuk

meningkatkan kewenangan dan kebebasan pegawai untuk mengambil keputusan

adalah dengan memperhatikan, mempertimbangkan serta menindaklanjuti

masukan-masukan dari pegawai.


84

Tabel 43. Akumulasi Frekuensi Faktor Penghargaan dan Pengakuan di


Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar

Rata-rata Rata-rata
No Pernyataan skor persentase
1 Pemberian penghargaan kepada yang
berprestasi 2,53 84,33
2 Pemberian motivasi yang baik kepada
pegawai dalam melaksanakan pekerjaan 2,90 96,66
3 Keterlibatan pegawai dalam proses
pengambilan keputusan yang 3,15 10,5
berhubungan dengan tugas

Rata-rata skor dan rata persentase 2,86 63,83


Sumber Data : Diolah dari Hasil Kuesioner, 2014

Berdasarkan pada tabel 43 diatas merupakan akumulasi dari ketiga penjabaran

yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa salah satu faktor yang mempegaruhi

kualitas pelayana jika dinilai dari faktor penghargaan dan pengakuan berkategori

baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata akumulasi yang menunjukkan nilai rata-

rata skor dan rata persentase 2,86 (63,83%). Dapat disimpulkan bahwa faktor

yang mempengaruhi kualitas pelayanan sudah baik.


85

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan mulai dari Bab I sampai dengan

Bab IV, maka akhirnya pada Bab ini penulis akan memgemukakan kesimpulan

beserta saran sebagai bahan pertimbangan dalam mencari alternatif pemecahan,

yang selanjutnya akan dijadikan acuan dalam meningkatkan kualitas pelayanan

publik terhadap kepuasan masyarakat. Dari hasil penelitian dan pengamatan yang

penulis lakukan mengenai kualitas pelayanan publik di Kantor Kelurahan Gunung

Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar terbagi atas 5 (lima) dimensi yaitu :

1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dimensi Bukti Fisik(Tangible) di

Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar

termasuk dalam kategori baik dengan rata-rata skor dan rata-rata persentase

3,11 (77,68%).

2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dimensi Keandalan (Reliability) di

Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar

termasuk kategori baik dengan rata-rata skor dan rata-rata persentase 2,75

(68.81%).

3) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dimensi Daya Tanggap

(Responsiveness) di Kantor Kelurahan Gunung sari Kecamatan Rappocini

Kota Makassar termasuk kategori baik dengan rata-rata skor dan rata-rata

persentase 2,74 (91,44%).


86

4) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dimensi Jaminan (assurance) di Kantor

Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar termasuk

kategori baik dengan rata-rata skor dan rata-rata persentase 2,80 (93,33%).

5) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dimensi Empati (Emphaty) di Kantor

Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar termasuk

kategori baik dengan rata-rata skor dan rata-rata persentase 2,75 (91,88%).

6) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor Organisasi di Kantor Kelurahan

Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar termasuk kategori baik

dengan rata-rata skor dan rata-rata persentase 2,84 (94,66%).

7) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor Kepemimpinan di Kantor

Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar termasuk

kategori baik dengan rata-rata skor dan rata-rata persentase 2,63 (13,15%).

8) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor Kemampuan di Kantor

Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar termasuk

kategori baik dengan rata-rata skor dan rata-rata persentase 2,68 (89,33%).

9) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor Penghargaan dan Pengakuan di

Kantor Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar

termasuk kategori baik dengan rata-rata skor dan rata-rata persentase 2,86

(63,83%).
87

A. Saran-saran

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dalam mewujudkan kepuasan

masyarakat, ada beberapa hal yang harus dilakukanatau di wujudkan oleh pegawai

kelurahan adalah : Perlunya mengatasi pelayanan yang sering menumpuk-

numpukkan berkas-berkas yang harus diselesaikan lebih awal.

1. Perlunya memahami mekanisme peraturan pelaksanaan pelayanan.

2. Sebagai saran untuk perbaikan pelayanan di Kantor Kelurahan Gunung Sari

Kecamatan Rappocini Kota Makassar sebaiknya lebih ditingkatkan khususnya

pada indikator bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati.

3. Perlunya penambahan tenaga atau staff untuk pencapaian kualitas serta

kepuasan masyarakat yang lebih baik kedepannya .

4. Perlunya penambahan fasilitas-fasilitas pelayanan yang kondusif

5. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan yang telah

dilaksanakan sehingga proses pelayanan tetap berlangsung dengan baik dan

kreatif pegawai tetap meningkat.

6. Pegawai yang ada di Kantor Kelurahan Gunung Sari dan masyarakat pada

umumnya mendengar arahan dan saran Kepala Kelurahan sesuai aturan.

7. Penelitian ini adalah penelitian awal yang masih perlu di sanggah, dilengkapi

dan diteruskan dalam penelitian-penelitian berikutnya.


88

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Dwiyanto, 2005. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik,


Yogyakarta: Gajah Mada University Prees.

Feigenbaum, Armand V, 1991. Total Quality Control, Third Edition, Singapura:


Mc Graw Hill Book.

Gaspersz, Vincent, (eds. Indonesia), 1997. Manajemen Kualitas: Penerapan


Konsep-Konsep Kualitas dalam Manajemen Bisnis Total, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Gibson, dkk, 2001. Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses, Edisi Kedelapan Jilid
2, Alih Bahasa Nunuk Adiarni, Jakarta: Erlangga.

Goetsch, D.L and S. Davis, 1994. Introduction to Total Quality: Quality,


Productiity, Competitiveness, Englewood, Cliffs, N.J.:Prentice Hall
International, Inc.

Indrapradja, 1992. Manajemen Konsensus dalam Bisnis. Jurnal-jurnal Ilmu Sosial.


Vol 3, Jakarta: Gramedia Pustaka.

Jaya Hindar, 2013. Pengelolaan Retribusi Pasar Sentral Sengkang di Dinas


Perdagangan dan Pengelolaan Pasar di Kabupaten Wajo. ( Tidak
diterbitkan ).

Juliantara, 2005. Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah dalam Pelayanan


Publik, Yogyakarta: Pembaharuan.

Mangkunegara, Prabu, AA., 1998. Perilaku Konsumen, Bandung: Eresco.


Moenir, H.A.S, 2002. Manajemen pelayanan umum di indonesia, Jakarta: Bumi
Aksara.

Pamudji, S., 1994. Profesionalisme Pegawai Negara dalam Rangka


Meningkatkan Pelayanan Publik, Jakarta: Widya Praja, IIP Depdagri.

Rangkuti, 2003. Riset Pemasaran, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama (GPU).

Schiffman, Leon G, Kanuk, 1994. Consumer Behavior, Fift Edition, New York:
Prentice Hall.

Siagian, Sondang. 2002. Fungsi-Fungsi Manajerial, Jakarta: Bumi Aksara.


89

Sinambela, Lajian Poltak dkk, 2006. Reformasi Pelayanan Publik, Jakarta: Bumi
Aksara.

Siregar, 2009. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kualitas Pelayanan,


Skripsi. Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatra
Utara.(http://repository.usu.ac.id/handle/1234567/14885) diakses pada
hari senin tanggal 25 agustus 2014.

Skelcher, Chris, 1992. Managing for Service Quality, London: Longman Group,
U.K.Lpd.

Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:


Alfabeta.

Surjadi, 2009. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik, Bandung: PT Refika


Aditama.

Thoha, Miftah, 2001. Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, Jakarta:


Kencana.

Tjiptono, Fandy, 2001. Service Management Mewujudkan Layanan Prima,


Yogyakarta: Andi Offset.

Tjiptono, Fandy, 2002. Manajemen Jasa, Yogyakarta: Andi Offset.

Triguno, 1997. Budaya Kerja Menciptakan Lingkungan yang Kondusif untuk


Meningkatkan Produktivitas Kerja, Jakarta: PT. Golden Terayon Press.

Warella, 1997. Administrasi Negara dan Kualitas Pelayanan Publik, Semarang:


Universitas Diponegoro.

Wibowo, 2012. Manajemen kinerja, Jakarta: Rajawali Pers.

Widodo, 2001. Upaya Peningkatan Kinerja Organisasi Melalui Perilaku Budaya


Organisasi, Semarang: UNDIP.

Yamit, Zulian, 2001. Manajemen Produksi dan Operasi, Yogyakarta: Ekonisia.

Zeithaml, Valerie A., Parasuraman A., Berry Leonard., 2001. Delivering Quality
Service: Balancing Costumer Perceptions and Expectation, New York:
The Press A Division of Macmillan, Inc.

Anda mungkin juga menyukai