Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Wasitah (148623021048)
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala
rahmat dan limpahannya sehingga makalah yang berjudul ‘’Pengembangan Kurikulum PAI
(konsep, prinsip-prinsip, kerangka dasar dan model-model pengembangan kurikulum PAI) ‘’
dapat tersusun.
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah “Pengembangan Kurikulum
PAI” yang diampu oleh Ustadz Muhammad Muzakki, M.Pd. Penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam membantu penulis untuk
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini, untuk itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis juga berharap makalah ini dapat memberikan banyak pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Universitas Islam and Negeri Alauddin, “Kerangka Dasar Dalam Pengembangan Kurikulum 2013,” 2013, 286–92.
2
Abdul Wafi, “Konsep Dasar Kurikulum Pendidikan Agama Islam” 1, no. 2 (2017): 133–39.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat menghasilkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan konsep pengembangan kurikulum Pendidikan Agama
Islam?
2. Apa saja prinsip-prinsip pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam?
3. Apa saja kerangka dasar pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam?
4. Apa saja model-model pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui konsep pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengembangan kurikulum Pendidikan Agama
Islam
3. Untuk mengetahui kerangka dasar pengembangan kurikulum Pendidikan Agama
Islam
4. Untuk mengetahui model-model pengembangan kurikulum Pendidikan Agama
Islam
BAB II
PEMBAHASAN
3
Al manaf khusnul khotimatul maulidiyah, “Konsep Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di MTS
VIP Queen Alkhadijah Cilacap,” Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Kurikulum Nasional 2, no. 2 (2020): 1–13.
B. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam dibagi
menjadi dua yaitu prinsip perspektif umum dan perspektif Islam. Menurut Hernawan di
Sudrajat menyarankan lima prinsip umum4 yaitu :
1. Prinsip relevansi
Secara internal, kurikulum memiliki relevansi antara komponen
kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan evaluasi). Sedangkan
secara eksternal komponen itu memiliki relevansi dengan tuntutan sains dan
teknologi (relevansi epistemologis), tuntutan dan potensi siswa (relevansi
psikologis), serta tuntutan dan kebutuhan pengembangan masyarakat
(relevansi sosiologis), Maka dalam membuat kurikulum harus
memperhatikan kebutuhan lingkungan masyarakat dan siswa di sekitarnya,
sehingga nantinya akan bermanfaat bagi siswa untuk berkompetisi di dunia
kerja yang akan datang. Dalam realitanya prinsip diatas memang harus betul
betul diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Dan
yang tidak kalah penting harus sesuai dengan perkembangan teknologi
sehingga mereka selaras dalam upaya membangun negara (Asmariani 2014,
p. 60).
2. Prinsip kontinuitas
Yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal,
maupun secara horizontal. Pengalaman belajar yang disediakan kurikulum
harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas,
antarjenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dan jenis
pekerjaan.
Makna kontinuitas disini adalah berhubungan, yaitu adanya nilai
keterkaitan antara kurikulum dari berbagai tingkat pendidikan. Sehingga
tidak terjadi pengulangan atau disharmonisasi bahan pembelajaran yang
berakibat jenuh atau membosankan baik yang mengajarkan (guru) maupun
yang belajar (peserta didik). Selain berhubungan dengan tingkat pendidikan,
kurikulum juga diharuskan berhubungan dengan berbagai studi, agar antara
satu studi dapat melengkapi studi lainnya.
3. Prinsip efisensi
4
Shofiyah, “Prinsip – Prinsip Pengembangan Kurikulum Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran,”
Jurnal Pendidikan Agama Islam EDURELIGIA 2, no. 2 (2018): 122–30.
Peran kurikulum dalam ranah pendidikan adalah sangat penting dan
bahkan vital dalam proses pembelajaran, ia mencakup segala hal dalam
perencanaan pembelajaran agar lebih optimal dan efektif. Dewasa ini, dunia
revolusi industri menawarkan berbagai macam perkembangan kurikulum
yang dilahirkan oleh para ahli dari dunia barat. Salah satu pengembangan
kurikulum yang dipakai oleh pemerintah Indonesia untuk mecapai sebuah
cita-cita bangsa yaitu mengoptimalkan kecerdasan anak-anak generasi
penerus bangsa untuk memilki akhlaq mulia dan berbudi pekerti yang luhur.
Efisiensi adalah salah satu prinsip yang perlu diperhatikan dalam
mengembangkan kurikulum, sehingga apa yang telah direncanakan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika sebuah program pembelajaran dapat
diadakan satu bulan pada satu waktu dan memenuhi semua tujuan yang
ditetapkan, itu bukan halangan. Sehingga siswa dapat mengimplementasikan
program pembelajaran lain karena upaya itu diperlukan agar dalam
pengembangan kurikulum dapat memanfaatkan sumber daya pendidikan
yang ada secara optimal, cermat, dan tepat sehingga hasilnya memadai
4. Prinsip efektivitas
Mengembangkan kurikulum pendidikan perlu mempertimbangkan
prinsip efektivitas, yang dimaksud dengan efektivitas di sini adalah sejauh
mana rencana program pembelajaran dicapai atau diimplementasikan.
Dalam prinsip ini ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: efektivitas
mengajar guru dan efektivitas belajar siswa. Dalam aspek mengajar guru,
jika masih kurang efektif dalam mengajar bahan ajar atau program, maka itu
menjadi bahan dalam mengembangkan kurikulum di masa depan, yaitu
dengan mengadakan pelatihan, workshop dan lain-lain. Sedangkan pada
aspek efektivitas belajar siswa, perlu dikembangkan kurikulum yang terkait
dengan metodologi pembelajaran sehingga apa yang sudah direncanakan
dapat tercapai dengan metode yang relevan dengan materi atau materi
pembelajaran.
5. Prinsip praktis5
Sukmadinata menambahkan satu prinsip lagi yaitu prinsip praktis,
maksudnya adalah mudah dilaksanakan, baik dari alat maupun biaya
5
Nurul Zainab, “Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Perspektif Islam” 16, no. 2
(2017): 123–24.
pelaksanaan. Oleh karena itu dalam mengembangkan kurikulum hendaklah
memperhatikan kemudahan melaksanakan semua komponen kurikulum
sehingga memberikan kemudahan kepada para pelaksana menerapkannya di
dalam proses pembelajaran.
Prinsip pengembangan kurikulum pendidikan agama islam perspektif islam 6
yaitu :
1. Keimanan dan ketaqwaan, keagungan akhlak, budi pekerti luhur;
2. Identitas nasional yang kokoh;
3. Adanya ke-seimbangan antara etika, logika dan kinestika;
4. Keterampilan hidup;
5. Berpusat pada peserta didik, evaluasi yang kontinuitas dan komprehensif;
6. Kesamaan mendapatkan kesempatan;
7. Long life education;
8. Pendekatan holistik dan kemitraan
Prinsip-prinsip tersebut bukan hanya sekedar dicatat dalam sebuah perencanaan,
juga dapat dijadikan bahan refleksi sehingga kurikulum yang dikembangkan menjadi
relevan tatkala dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Berbeda dengan prinsip di
atas, pandangan al-Abrasyi tentang prinsip pengembangan kurikulum Pendidikan
Agama Islam adalah sebagai berikut. Pertama adanya pengaruh mata pelajaran
terhadap tata kehidupan yang mulia dan sempurna. Kedua keharusan menuntut ilmu
karena ilmu itu sendiri, yaitu keingintahuan sebagai sifat manusia. Ketiga mempelajari
ilmu pengetahuan sebagai sebuah kenikmatan bagi manusia. Keempat adanya prinsip
yang bertujuan untuk kepentingan kehidupan/ mencari pekerjaan. Kelima mempelajari
matapelajaran sebagai kunci pembuka matapelajaran lainnya.
Satu diantara beberapa ayat al-Qur’an yang menunjukkan prinsip ke-tiga di atas
adalah surat al-Mujaadilah ayat 11, sehingga kenikmatan yang dirasakan manusia
bukan hanya mendapat derajat tinggi di sisi manusia na-mun juga di sisi Allah.
6
Apriliyanti Muzayanati and Yani Pratiwi, “Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Perspektif Islam” 4, no. 1 (2022): 467–73.
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
C. Kerangka Dasar Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Didalam al-Quran dan hadis ditemukan kerangka dasar yang dapat dijadikan sebagai
pedoman operasional dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum pendidikan
Islam.Kerangka dasar tersebut adalah tauhid dan perintah membaca.7
1. Tauhid
Tauhid sebagai dasar utama kurikulum harus dimantapkan semenjak masih
bayi. Dimulai dengan memperdengarkan kalimat-kalimat tauhid seperti azan atau
iqamah terhadap anak yang baru lahir. Tauhid sebagai falsafah dan pandangan
hidup umat Islam meliputi konsep ke Maha Esaan Allah, serta ke unikan Allah atas
semua makhluknya,dan Esa dalam perbuatan.
Tauhid merupakan prinsip utama dalam seluruh dimensi kehidupan
manusia baik hubungan vertikal dengan Allah maupun hubungan horizontal
dengan manusia dengan alam. Tauhid seperti inilah yang dapat menyusun
pergaulan yang harmonis sesamanya.
2. Perintah Membaca
Perintah membaca ayat-ayat Allah meliputi 3 macam
yaitu:
a. Ayat Allah yang berdasarkan wahyu
b. Ayat Allah yang ada pada diri manusia
c. Ayat Allah yang terdapat di alam semesta di luar diri manusia.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala surah Al-‘alaq ayat 1-5
َ ُّ) اق َْرْأ َو َرب2( ) َخلَ َق اِإْل نْ َسا َن ِم ْن َعلَ ٍق1( ك الَّ ِذي َخلَ َق
) َعلَّ َم4( ) الَّ ِذي َعلَّ َم بِالْ َقلَ ِم3( ك اَأْل ْك َر ُم ْ ِاق َْرْأ ب
َ ِّاس ِم َرب
7
MA Nurmadiah, “Kurikulum Pendidikan Agama Islam,” n.d.
Artinya :
‘’Bacalah! Dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan
manusiadari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmulah yang paling
pemurah,yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam, dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya’’
Firman Allah subhnahu wa ta’ala itu merupakan bahan pokok
pendidikan yang mencakup seluruh ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh
manusia. Membaca selain melibatkan proses mental yang tinggi, pengenalan
(cognition), ingatan (memory), pengamatan (perception), pengucapan
(verbalization), pemikiran (reasoning), daya cipta (creativity) juga sekaligus
merupakan bahan pendidikan itu sendiri.
8
http://abihilfira1975.blogspot.com/p/blog-page_95.html
b. Mengidentifikasi dan menseleksi pengalaman belajar, dengan langkah-
langkah:
1. mengidentifikasi minat dan kebutuhan siswa.
2. Mengidentifikasi dan menyesuaikan dengan kebutuhan social.
3. Menentukan keluasan dan kedalaman pembelajaran.
4. Mengoganisasikan keseimbangan antara ruang lingkup dan
kedalaman.
c. Mengorganisasikan bahan kurikulum dan kegiatan belajar.
1. Menentukan organisasi kurikulum.
2. Menentukan urutan atau sequence materi kurikulum.
3. Melakukan pengintegrasian kurikulum
4. Menentukan focus pelajaran
d. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kurikulum.
1. Menentukan kriteria penilaian.
2. Menyusun program evaluasi yang komprehensif.
3. Teknik mengumpulkan data.
4. Interprestasi dan evaluasi
5. Menerjemahkan evaluasi ke dalam kurikulum.
3) Model Halord B. Alberty
Langkah-langkahnya yaitu:
a. Menentukan falsafah dan tujuan.
b. Menentukan ruang lingkup materi pembelajaran.
c. Menentukan kegiatan pembelajaran.
d. Menentukan sumber belajar dan alat belajar.
e. Menentukan evaluasi.
f. Menyusun panduan atau petunjuk tentang cara menggunakan unit sumber.
5) Model Beauchamp
a. Menetapkan area atau lingkup wilayah yang akan dicakup oleh kurrikulum
tersebut.
b. Menetapkan personal.
c. Organisasi dari prosedur pengembangan kurikulum.
d. Implementasi kurikulum.
e. Evaluasi kurikulum.
Kesimpulan
Konsep kegiatan dalam mengembangan kurikulum diawali dari perencanaan
hingga pada kegiatan evaluasi. Penyusunan perencanaan perlu diawali pada
pembentukan program berupa: pertama, visi lembaga pendidikan. Kedua, kebutuhan
anak didik, masyarakat, dan alumni serta kebutuhan studi lanjutan. Ketiga, hasil dari
evaluasi kurikulum terdahulu, tuntutan tekonologi dan ilmu pengetahuan. Keempat,
konsep dari para ahli bidang kurikulum atau bersangkutan dengan pendidikan. Kelima,
era global yang memaksa manusia memiliki etos belajar, mahir sosial, politik, budaya
dan teknologi.
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam dibagi
menjadi dua yaitu prinsip perspektif umum dan perspektif Islam. Prinsip perspektif
umum yaitu relevansi,kontinuitas,efisiensi,efektivitas dan praktis. Sedangkan prinsip
perspektif islam adalah Pertama adanya pengaruh mata pelajaran terhadap tata
kehidupan yang mulia dan sempurna. Kedua keharusan menuntut ilmu karena ilmu itu
sendiri, yaitu keingintahuan sebagai sifat manusia. Ketiga mempelajari ilmu
pengetahuan sebagai sebuah kenikmatan bagi manusia. Keempat adanya prinsip yang
bertujuan untuk kepentingan kehidupan/ mencari pekerjaan. Kelima mempelajari
matapelajaran sebagai kunci pembuka matapelajaran lainnya.
Kerangka dasar pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam yaitu
Tauhid dan perintah membaca. Sedangkan model-model pembelajaran pendidikan
Agama Islam yaitu model Tyler,model Hilda Taba, Model Halord B. Alberty, Model
David Warwick, Model Beauchamp, Model Pengembangan Kurikulum Berdasarkan
Kompetensi, The administrative model, dan The grass roots model.
DAFTAR PUSTAKA
Islam, Universitas, and Negeri Alauddin. “Kerangka Dasar Dalam Pengembangan Kurikulum
2013,” 2013, 286–92.
khusnul khotimatul maulidiyah, Al manaf. “Konsep Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Agama Islam Di MTS VIP Queen Alkhadijah Cilacap.” Pendidikan Agama Islam (PAI)
Dalam Kurikulum Nasional 2, no. 2 (2020): 1–13.
Muzayanati, Apriliyanti, and Yani Pratiwi. “Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Agama Islam Perspektif Islam” 4, no. 1 (2022): 467–73.
Nurmadiah, MA. “Kurikulum Pendidikan Agama Islam,” n.d.
Shofiyah. “Prinsip – Prinsip Pengembangan Kurikulum Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran.” Jurnal Pendidikan Agama Islam EDURELIGIA 2, no. 2 (2018): 122–30.
Wafi, Abdul. “Konsep Dasar Kurikulum Pendidikan Agama Islam” 1, no. 2 (2017): 133–39.
Zainab, Nurul. “Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Perspektif
Islam” 16, no. 2 (2017): 123–24.