Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KAJIAN KURIKULUM PENDIDIKAN

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM K13

Dosen Pengampu : Zohir hilmi M, Pd

Disusun Oleh : Kelompok IV

1.Adam fikri
2.Meris mei hendri
3.Adissunnatul ilma
4.Ahmad supandi
5.M. Iskandar
6.Ahmad rizal bakri

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS


PENDIDIKAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA NTB TAHUN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN

BAB II : PEMBAHASAN

1. Apa pengertian prinsip pengembangan kurikuum


2. Apa saja sumber-sumber prinsip pengembangan kurikulum
3. Faktor-faktor pengembangan kurikulum
4. Model pengembangan kurikulum

BAB III : PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. KRITIK SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan hal yang pokok dalam dunia Pendidikan. hal-hal yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan Pendidikan dipandang sebagai kurikulum.
Kurikulum merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa disekolah.
Dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan
Pendidikan. kurikulum disusun oleh para ahli Pendidikan, mereka itu pendidik, pejabat
pendidik, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya. Namun, dalam perwujudan
dari prinsip, aspek dan konsep kurikulum tersebutterletak pada guru. Sehingga guru
memiliki tanggung jawab terhadap tercapainya tujuan kurikulum itu sendiri.
Seorang pelaksana kurikulum perlu mengetahui dan melaksanakan prinsip-prinsip
apa saja yang terdapat dalam kurikulum.namun hal ini sering diabaikan oleh pelaksana
kurikulum, sehingga pencapaian tujuaan Pendidikan tidak optimal bahkan melenceng dari
tujuan sebenarnya. Oleh karna itu, penting sekali bagi pendidik mengetahui hal-hak yang
brhubungan dengan kurikulum, termasuk salah satu didalamnya yaitu prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum.
Dalam prinsip pengembangan kurikulum terdapat tiga hal pokokdiantaranya, prinsip
umum dari kurikulum, prinsip husus yang didasarkan pada kuriklum 2006 (KTSP), dan
prinsip khusus yang berdasarkan pada kurikulum 2013. Hal inilah yang mendasari
penyususn untuk menysun makalah yang berjudul prinsip-prinsip pengembangan
kurikuum. Salah satunya agar kita sebagai calon pendidik memiliki pengetahuan akan
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, sehingga kita mudah dalam pelaksanaannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian prinsip pengembangan kurikulum
2. Apa saja sumber-sumber prinsip pengembangan kurikulum
3. Apa saja faktor-faktor pengembangan kurikulum
4. Apa saja model-model kurikulum
C. tUJUAN MASALAH
1. Mengetahui bagaimana prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
2. Sebagai pegangan untuk dijadiakn sumber atau bahan pengetahuan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengrtian prinsip pengembangan kurikulum


Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang merencanakan, menghasilkan suatu
alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah
berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang baik.
Dengan kata lain pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan
kurikulum baru melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian
yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Prinsip kurikulum dapat juga dikatakan
sebagai aturan yang menjiwai pengembangan kurikulum.
Prinsip tersebut mempunyai tujuan agar kurikulum yang didesain atau dihasilkan sesuai
dengan permintaan semua pihak yakni anak didik, orangtua, masyarakat dan bangsa. Pada
umumnya ahli kurikulum memandang kegiatan pengembangan kurikulum sebagai suatu
proses yang kontinyu, merupakan suatu siklus yang menyangkut beberapa kurikulum yaitu
komponen, tujuan, bahan,kegiatan dan evaluasi. Kurikulum diindonesia mengalami
perubahan dari masa kemasa sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan
dalam masyarakat.
Kurikulum merupakan hal yang pokok dalam dunia pendidikan. Hal-hal yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan Pendidikan dipandang sebagai kurikulum. Pengertian
kurikulum yang semakin meluas, sehingga membuat para pelaksana kurikulum memberikan
batasan sendiri terhadap kurikulum. Namun perbedaan pengertian tersebut tidak menjadi
masalah yang besar terhadap pencapaian tujuan pendidikan, apabila kurikulum tetap
berpegang pada prinsip-prinsip yang mendasarinya. Perwujudan prinsip, aspek dan konsep
kurikulum tersebut terletak pada guru. Sehingga guru memiliki tanggung jawab terhadap
tercapainya tujuan kurikulum itu sendiri. Oleh karena itu, seseorang pelaksana kurikulum
perlu mengetahui dan melkasanakan prinsip-prinsip apa saja yang terdapat dalam kurikulum.
Namun hal ini sering diabikan oleh para pelaksana kurikulum, sehingga pencapaian
tujuan Pendidikan tidak optimal atau bahkan melenceng dari tujuan sebenarnya.
B. Prinsip Perkembangan Kurikulum
 Sukmadinata mengelompokkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum ke
dalam dua hal, yakni prinsip-prinsip umum dan prinsip-prinsip khusus. Kurikulum
ikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip yang dianutnya. Prinsip itu pada dasarnya
merupakan kaidah yang menjiwai kurikulum tersebut.

1. Prinsip Umum
Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum:
a. Prinsip relevansi Secara umum istilah relevansi diartikan sebagai kesesuain atau
keserasian pendidikan dengan tuntutan kehidupan masyarakat. Artinya pendidikan
dipandang relevan jika hasil perolehan pendidikan itu bersifat fungsional. Ada dua
macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevan ke luar dan relevansi di
dalam kurikulum itu sendiri. Relevansi ke luar maksunya tujuan, isi, dan proses
belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan,
kebutuhan, dan perkembangan masyarakat.
Kurikulum menyiapkan siswa untuk bisa hidup dan bekerja dalam masyarakat.
Kurikulum juga harus memiliki relevansi di dalam yaitu ada kesesuain atau
konsistensi anatara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses
penyampaian, dan penilaian.
2. Prinsip Khusus
Ada beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum:
a. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan
komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan
pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, jangka
menengah, dan jangka pendek (tujuan khusus).

b. Prinsip berkenaan dengan isi pendidikan


Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah
ditentukan para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal :
- Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam
bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana
- Isi bahan harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan Ketrampilan
- Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan siitematis
c. Prinsip berkenaan dengan pemilihan belajar mengajar

Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya memperlihatkan hal-hal


sebagai berikut:

- Apakah metode/tekhnik belajar-mengajar yang digunakan cocok untuk mengajar bahan


pelajaran?
- Apakah metode/tekhnik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat
melayani perbedaan individual siswa?
- Apakah metode/tekhnik tersebut memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat?
- Apakah metode tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan kognitif,
afektif, dan psikomotor?
- Apakah metode/tekhnik tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau mengaktifkan guru atau
kedua-duanya?
- Apakah metode/tekhnik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru?
- Apakah metode/tekhnik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan di
rumah, juga mendorong pengunnan sumber yang ada dirumah dan di masayarakat?
- Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang menekankan
“learning by doing” di samping “learning by seeing and knowing”.

d. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran

Proses belajar-mengajar yang baik perlu didukung oleh pengunaan media dan alat-alat
bantu pengajaran yang tepat:
- Alat/media pengajaran apa yang diperlukan. Apakah semuanya sudah tersedia? Biala laat
tersebut tidak ada apa penggantinya?
- Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan: bagaimana pembuatannya,
siapa yang membuat, pembiyaannya, waktu pembuatan?
- Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam bentuk modul,
paket belajar, dan lain-lain?
- Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media.

e. Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian


Penilaian merupakan bagian integral dari pengajaran :
- Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya langkah-langkah sebagai
berikut: Rumusan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah-ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Uraiakan ke dalam bentuk tingkah-tingkah laku
murid yang dapat diamati. Hubungkan dengna bahan peljaran. Tuliskan butir-butir
test.
- Dalam merencanakan suatu penilaian hendaknya diperhatikan beberapa hal :
Bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang akan ditest?
Berapa lama waktu dibutuhkan untuk pelaksanaan test? Apakah test tersebut
berbentuk uaraian atau objektif? Apakah test tersebut diadministrasikan oleg guru
atau oleh siswa?
- Dalam pengelohan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai
berikut : Norma apa yang digunakan di dalam pengolahan hasil test? Apakah
digunakan formula quessing? Bagaimana pengubahan skor ke dalam skor masak?
Skor standar apa yang digunakan? Untuk apakah hasil-hasil test digunakan?

C. Faktor Perkembangan Kurikulum


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum sebagai
berikut:

1. Perguruan tinggi
Kurikulum minimal mendapat dua pengaruh dari perguruan tinggi. Pertama,
dari pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang dikembangkan di
perguruan tinggi umum. Kedua, dari pengembangan ilmu pendidikan dan
keguruan (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan)

2. Masyarakat
Sebagai bagian dan agen dari masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh
lingkungan masyarakat dimana sekolah tersebut berada. Isis kurikulum hendaknya
mencerminkan kondisi dan dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat
homogen atau heterogen, masyarakat kota atau desa, petani, pedagang atau
pegawai, dan sebagainya
3. Sistem nilai
Masalah utama yang dihadapi para pengembangan kurikulum menghadapi
nilai adalah, bahwa dalam masyarakat nilai itu tidak hanya satu. Masyarakat
umumnya heterogen dan multifaset.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam mengajarkan nilai :
- Guru hendaknya mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada
dalam masyarakat
- Guru hendaknya berpegang pada prinsip demokrasi, etis, dan normal
- Guru berusaha menajdikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru
- Guru menghargai nilai-nilai kelompok lain
- Memahami dan menerima keberagaman kebudayaan sendiri

D. Model Perkembangan Kurikulum


Pemilihan suatu model pengembangan kurikulunm bukan saja
didasarkan atas kelebihan dan kebaikan-kebaikannya serta kemungkinan
pencapaian hasil yang optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem
pendidikan dan sistem pengelolaan pendidikan yang di anut serta model konsep
pendidikan mana yang digunakan.

1. The administrative model


Model pengembangan kurikulum ini merupakan model paling lama dan paling
banyak dikenal. Diberi nama model administrative atau line staff karena inisisatif
dan gagasan pengembangan datang dari para administrator pendidikan dan
menggunakan prosedur administrasi.
Dalam pelaksanaan kurikulum tersebut, selama tahun-tahun permulaan
diperlukan pula adanya kegiatan monitoring, pengamatan dan pengawasan serta
bimbingan dalam pelaksanaannya. Setelah berjalan beberapa saat perlu juga
dilakukan suatu evaluasi, untuk menilai baik valitidas komponen-komponennya,
prosedur pelaksanaan maupun keberhasilannya.

2. Tim grass roots model


Model pengembangan ini merupakan lawan dari model pertama. Insiatif dan
upaya pengembangan kurikulum, bukan datang dari atas tetapi dari bawah, yaitu
guru-guru atau sekolah. Dalam model pengembangan kuruikulum yang bersifat
grass roots seorang guru, sekelompok guru atau keseluruhan guru suatu sekolah
mengadakan uapaya pengembangan kurikulum.

3. Beaucamph’ s system
Model pengembangan ini dikemukan oleh Beaucamp seorang ahli kurikulum.
Beaucamph mengemukakan lima hal dalam pengembangan kurikulum :
a. Menetapkan arena atau lingkup wilyah yang akan dicakup oleh kurikulum
tersebut, apakah suaru sekolah, kecamatan, kabupaten, propinsi atau seluruh
Negara. Penetapan area ini ditentukan oleh wewewang yang dimiliki oleh
pengambil kebijaksanaan dalam pengembangan kurikulum serta oleh tujuan
pengembangan kurikulum.
b. Menetapkan personalia, yaitu siapa-siapa yang turut serta terlibat dalam
pengembangan kurikulum. Ada empat kategori orang yang turut berpartisipasi
dalam pengembangan kurikulum yaitu :
- Para ahli pendidikan/kurikulum yang ada pada pusat pengembangan kurikulum
dan para ahli bidang ilmu dari luar
- Para ahli pendidikan dari perguruan tinggi atau sekolah dan guru-guru terpilih
- Para professional dalam sistem pendidikan
- Professional lain dan tokoh-tokoh masyarakat
c. Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum.
Langkah ini berkenaan dengan posedur yang harus ditempuh dalam
merumuskan tujuan umum dan tujuan yang lebih khusus, memilih isi dan
pengalaman belajar, serta kegiatan evaluasi, dan dalam menentukan keseluruhan
desain kurikulum.
d. Implementasi kurikulum. Langkah ini merupakan langkah
mengimplementasikan atau melaksanakan kurikulum yang bukan sesuatu yang
sederhana, sebab membutuhkan kesiapan yang menyeluruh, baik kesiapan guru-
guru, siswa, fasilitas, bahan maupun biaya, di samping kesiapan manajerial dari
pimpinan sekolah atau administrator setempat.

e. Evaluasi kurikulum. Langkah ini minimal mencakup empat hal, yaitu :


- Evaluasi tentang pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru
- Evaluasi desain kurikulum
- Evaluasi hasil belajar siswa
- Evaluasi dari keseluruhan sistem kurikulum

4. The demonstration model


Model demonstrasi pada dasarnya bersifat grass roots, datang dari bawah.
Model ini diprakarsai oleh sekelompok guru atau sekelompok guru bekerja sama
dengan ahli yang bermaksud mengadakan perbaikan kurikulum. Model ini
umumnya berskala kecil, hanya mencakup suatu atau beberapa sekolah, suatu
komponen kurikulum atau mencakup keseluruhan komponen kurikulum. Karena
sifatnya ingin mengubah atau mengganti kurikulum yang ada, pengembangan
kurikulum sering mendapat tantangan dari pihak-pihak tertentu.

Menurut Rogers manusia berada dalam proses perubahan (becoming


developing, changing), sesungguhnya ia mempunyai kekuatan dan potensi untuk
berkembang sendiri, tetapi karena ada hambatan-hambatan tertentu ia
membutuhkan orang lain untuk membantu memperlancar atau mempercepat
perubahan tersebut.
Pendidikan juga tidak lain merupakan upaya guru untuk memperlancar dan
mempercepat perubahan tersebut. guru serta pendidik lainnya bukan pemberi
informasi apalagi penentu perkembangan anak, mereka hanayalah pendorong dan
pemelancar perkembangan anak.
Ada empat langkah pengembangan kurikulum model Rogers :
a. Pemilihan target dari sistem pendidikan
b. Partisipasi guru dalam pengalaman kelompok yang intensif
c. Pengembangan pengalaman kelompok yang intensif untuk satu kelas atau unit
pelajaran
d. Partisipasi orang tua dalam kegiatan kelompok

3. Sumber Prinsip Pengembangan Kurikulum


Dalam kajiannya tentang sumber-sumber prinsip pengembangan kurikulum,
(Peter F. Oliva, 1992) mengemukakan bahwa setidaknya ada empat sumber
prinsip pengembangan kurikulum yang menjadi dasar pengembangan kurikulum:
data empiris (data empiris). Data penelitian (hari- hari percobaan), kepercayaan
dan nilai-nilai masyarakat yang ada di dalamnya, dan cerita rakyat (folkfolk
curriculum) tentang pemahaman umum atau paham yang ada di masyarakat
(common sense).
Berdasarkan sumber pengembangan yang dikemukakan oleh Oliva, sumber
prinsip pengembangan kurikulum dapat kita klasifikasikan menjadi dua yaitu
sumber akademik dan sumber nonakademik. Sumber ilmiah dapat berasal dari
data kegiatan ilmiah seperti penelitian, data empiris tentang kelemahan atau
kekurangan kurikulum sebelumnya, informasi faktual, dll. Sumber-sumber non-
ilmiah berasal dari sumber-sumber non-ilmiah seperti cerita rakyat, legenda, dan
mitos, namun menjadi kepercayaan umum masyarakat dan memiliki nilai tertentu
di dalamnya.

Di sisi lain, (Sukumadinata, 2004) dalam bukunya Theory and Practice of


Curriculum
Development menyebutkan berbagai sumber pengembangan kurikulum:
1. Hidup dan bekerja sebagai orang dewasa. Isi kandungan untuk mempersiapkan
peserta didik untuk bekerja dan mendapatkan kehidupan layak
2. Budaya masyarakat, meliputi semua bidang ilmu pengetahuan, nilai, perilaku,
benda, dan unsur budaya lainnya.
3. Anak sebagai pusat atau sumber kegiatan belajar. Fokus dalam mempersiapkan
pengembangan kurikulum bukan pada anak, tetapi bagaimana mengembangkan
potensinya dengan sebaik-baiknya.
4. Pengalaman sebelumnya dengan persiapan kurikulum. Hasil evaluasi negatif
dan positif terkait implementasi kurikulum sebelumnya. Nilai-nilai dalam
masyarakat, termasuk nilai-nilai apa yang diajarkan di sekolah dan praktik
kurikulum.
5. Kekuatan sosial politik tertentu, berisikan system politik artefak politik berupa
institusi, orientasi politik, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perkembangan fisik atau yang disebut juga pertumbuhan biologis (biological
growth) merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan individu yang
meliputi perubahan dalam tubuh, perubahan dalam cara individu
menggunakantubuhnya disertai perubahan dalam kemampuan fisik. Sedangkan
perkembangan psikomotorik adalah perkembangan mengontrol gerakan-gerakan
tubuh melalui kegiatan yang terkoodinasi antara saraf pusat dan saraf otot.

Karakteristik perkembangan fisik individu sejalan dengan pertambahan usia,


semakin bertambahnya usia individu, maka fisiknya juga akan semakin berkembang.

Sama halnya dengan perkembangan fisik, karakteristik perkembangan psikomotorik


individu sejalan dengan bertambahnya usia akan tetapi perkembangan psikomotorik
akan berlanjut dan berkembang secara optimal jika dijalani dengan kesadaran dari
individunya.

Perkembangan fisik dan psikomotorik anak sangatlah berpengaruh dalam dunia


pendidikan. Implikasinya terhadap Pendidikan berkaitan erat dengan perencanaan
pendidikan, dengan memahami perkembangan fisik dan psikomotorik remaja guru
dapat mengetahui langkah atau metode yang akan di terapkan dalam memberikan
pendidikan.

B. KRITIK SARAN
Remaja merupakan langkah awal dari pematangan fisik maupun psikomotorik. Di
era saat ini banyak guru dan orang tua kurang memahami tentang perkembangan fisik
maupun psikomotorik pada anak remaja. Untuk itu dalam penyusunan makalah ini
kami menulis pengertian serta karakteristik dari perkembangan fisik dan psikomotorik
anak remaja agar dapat di baca dan dapat di implikasikan dalam dunia pendidikan
oleh guru khususnya dan mahasiswa pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Islam, D. P. P. A. P., Hamid, P. P. A. P. I., & Syarif, A. (1993). Pengembangan


kurikulum. Surabaya: Bina Ilmu.

Gofur, M. A., Junedi, J., & Nursikin, M. (2022). Prinsip-Prinsip Inovasi dan
Pengembangan Kurikulum PAI. Educational Journal of Islamic Management, 2(2), 81-88.

Anda mungkin juga menyukai