KURIKULUM
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan
Kurikulum
Dosen : Hj. Nurhayati, S.Ag, MM
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
D. Metode Penelitian 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Konsep Dasar Kurikulum 3
B. Pengertian Kurikulum 6
BAB III PENUTUP 11
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam
suatu sistem pendidikan. Karena kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua
jenis jenjang pendidikan.
Tujuan pendidikan di suatu negara ditentukan oleh falsafah dan pandangan
hidup negara tersebut yang mengakibatkan berbeda pula tujuan yang hendak
dicapai dalam pendidikan dan sekaligus akan berpengaruh pula terhadap kurikulum
di lembaga-lembaga pendidikan yang ada di negara tersebut. Begitu pula perubahan
politik pemerintahan suatu negara memengaruhi bidang pendidikan yang sering
membawa akibat terjadinya perubahan kurikulum yang berlaku. Oleh karena itu,
kurikulum senantiasa bersifat dinamis guna lebih menyesuaikan dengan
perkembangan yang terjadi.
Di Indonesia kurikulum merupakan produk baru dunia pendidikan.
Sebelumnya lebih banyak digunakan rencana pengajaran dan selanjutnya
digunakan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Kurikulum di
Indonesia digunakan dan terus dibakukan dengan alasan mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, psikologi anak, dan tuntunan kebutuhan anak,
masyarakat dan zaman.
Ada lima dasar yang dijadikan pertimbangan untuk melakukan penyusunan
maupun perubahan kurikulum, yaitu:
1. Falsafah negara
2. Perkembangan IPTEK dan kebudayaan
3. Tuntutan masyarakat terhadap hasil pendidikan
4. Ketenagaan dan praktik pendidikan
5. Kondisi sosiopsikologi anak
1
2
Untuk lebih mengetahui hal ikhwal kurikulum, baik dari segi konsep dasar
kurikulum sampai dengan berbagai pengertian kurikulum penulis akan
menjabarkannya berikut ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar kurikulum?
2. Apa yang dimaksud dengan kurikulum pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dasar kurikulum.
2. Untuk mengetahui pengertian kurikulum pendidikan.
D. Metode Penelitian
Dalam penyusunan makalah ini, kami menggunakan metode kualitatif yaitu
dengan mengkaji buku maupun artikel-artikel mengenai konsep dasar dan berbagai
pengertian kurikulum sebagai acuan yang sesuai dengan pembahasan dan browsing
data di internet atau searching di google.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Kurikulum
Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan
praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang
dianut. Menurut pandangan lama, kurikulum merupakan kumpulan mata pelajaran
yang harus di sampaikan guru atau dipelajari oleh siswa. Anggapan ini telah ada
sejak zaman Yunani kuno, dalam lingkungan atau hubungan tertentu pandangan ini
masih dipakai sampai sekarang, yaitu kurikulum sebagai ”a racecaurse of subject
matters to be mastered” (Robert s. zais, 1976, hlm. 7).
Pendapat-pendapat yang muncul selajutnya telah beralih dari menekan pada
isi menjadi lebih memberikan tekanan pada pengalaman belajar. Menurut Caswel
dan Campbell dalam buku mereka yang terkenal Curriculum development (1935),
kurikulum…to be composed of all the experences children have under the
guidanceof teacher. Perubahan penekanan pada pengalaman ini lebih jelas
ditegaskan oleh Roland C. Doll (Sukmadinata, 1997).
Jadi, menurut saya konsep kurikulum berkembang dari waktu ke waktu
sesuai dengan perkembangan teori dan praktik Pendidikan yang bervariasi sesuai
dengan aliran ataupun teori Pendidikan yang dianutnya. Contohnya yang tadinya
hanya sebatas sejumlah mata pelajaran kemudian berubah menjadi semua
pengalaman siswa di bawah bimbingan guru dan kemudian terus berubah mengikuti
perkembangan zaman.
Menurut PP No.19 Tahun 2005, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan dalam pembelajaran yang memiliki tujuan, isi, bahan pelajaran, serta
cara maupun metode yang digunakan dalam pembelajaran sebagai pedoman bagi
penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Menurut PP No.19 Tahun 2005 Pasal 9 Ayat (1) Kerangka dasar dan
struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yang
bersangkutan untuk setiap program studi. Menurut PP No.19 Tahun 2005 Pasal 20
Ayat (20) Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
3
4
berbagai aspek di luar sekolah yang berisi materi yang ditujukan untuk
pengembangan potensi anak didik guna kepentingan hidupnya di masyarakat.
Jadi, menurut saya pengertian kurikulum zaman dulu dan sekarang tentulah
berbeda, kurikulum pada zaman dulu memiliki pengertian yang lebih sempit, yaitu
hanya terbatas pada deretan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa saja,
sedangkan seiring dengan perkembangan zaman, kurikulum berubah artinya
menjadi lebih luas, yaitu sebagai program pendidikan yang telah dirancang untuk
dapat dilaksanakan di sekolah, yang mencakup segala aspek, baik di kelas maupun
di luar kelas, guna membantu siswa untuk berkembang sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
Adapun pengertian kurikulum dalam pendidikan Islam, jika kita kembali
kepada kamus-kamus Arab, maka kita dapati kata-kata “manhaj” yang bermakna
jalan terang yang dilalui oleh pendidik/guru latih dengan orang-orang yang terdidik
atau dilatihnya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
mereka. (Dayun Riadi, 2017: 129)
Pengertian yang sempit tersebut bukan hanya berlaku di dunia Islam, tetapi
juga berlaku pada sebagian negeri-negeri Timur, Afrika, dan Barat yang bukan
Islam. Mengapa demikian? Karena kurikulum pada sebagian besar dunia Islam
pada periode akhir dalam sejarahnya belum berkenalan dengan konsep pendidikan
modern. Baru pada abad ke-19 dan permulaan abad ke-20 para pendidik modern
mulai mengecam konsep, metode, dan alat-alat pendidikan yang berlaku di masjid-
masjid, universitas-universitas Islam yang mulai muncul dalam dunia Islam pada
pertengahan abad ke-19.
Kecaman-kecaman para pendidik modern telah menarik perhatian para
pendidik dan perencana kurikulum dalam dunia Islam dan telah mendorong para
pendidik untuk melengkapi kekurangan-kekurangan mereka dengan mengikuti
semangat pendidikan modern di dunia Barat.
Kecaman tersebut juga telah mengubah definisi mereka mengenai
kurikulum, yaitu bahwa kurikulum tidak hanya meliputi mata pelajaran dan
pengalaman yang tersusun yang berlaku di dalam kelas, tetapi meliputi semua
kegiatan kebudayaan, kesenian, olah raga, dan sosial yang dikerjakan oleh murid-
9
murid di luar jadwal waktu dan diluar sekolah di bawah bimbingan sekolah. (Dayun
Riadi, 2017: 130)
Jadi, menurut saya kurikulum dalam pendidikan Islam memiliki pengertian
yang sama dengan pengertian kurikulum pada umumnya, yang membedakan adalah
kurikulum Pendidikan Islam memiliki dasar agama dan akhlakul karimah yang
bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits.
Zainal Arifin mengemukakan bahwa ada empat implikasi dari pengertian
tradisional dari kurikulum ini. Keempat implikasi tersebut adalah sebagai berikut.
Pertama, kurikulum terdiri atas seumlah mata pelajaran. Mata pelajaran adalah
kumpulan warisan budaya dan pengalaman-pengalaman masa lampau yang
mengandung nilai-nilai positif untuk disampaikan kepada generasi muda. Mata
pelajaran terebut harus mewakili semua aspek kehidupan dan semua domain hasil
belajar sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan. Kedua, peserta didik harus mempelajari dan menguasai seluruh mata
pelajaran. Ketiga, mata pelajaran tersebut hanya dipelajari di sekolah secara
terpisah-pisah. Keempat, tujuan akhir kurikulum adalah memperoleh ijazah.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan
tuntutan masyarakat, perkembangan seni-budaya, peledakan informasi dan
penduduk, mengakibatkan tugas dan tanggungjawab sekolah semakin kompleks.
Hal ini juga berdampak terhadap perubahan pengertian kurikulum secara luas.
Pengertian kurikulum secara modern adalah semua kegiatan dan
pengalaman potensial (isi atau materi) yang telah disusun secara ilmiah, baik yang
terjadi di dalam kelas, di halaman sekolah, maupun di luar sekolah atas tanggung
jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
Di Indonesia sendiri, pengertian kurikulum diterjemahkan pada Undang –
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat
19 adalah sebagai berikut. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Pengertian kurikulum ini lebih banyak berhubungan dengan
fungsi dan kegiatan guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah, baik dalam
10
dimensi rencana, dimensi kegiatan, maupun dimensi hasil. Implikasi dari pengetian
ini adalah: (1) kurikulum harus memiliki rencana; (2) kurikulum memuat tujuan,
isi, materi pelajaran, dan cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran; dan (3) kurikulum harus ada hasil sesuai dengan tujuan
Pendidikan, baik yang berbentuk pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai
sebagai akibat terjadinya kegiatan belajar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik
pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang
dianut.
2. Kurikulum adalah seluruh usaha sekolah atau sejumlah pengalaman yang
diberikan oleh sekolah kepada peserta didik, baik di dalam maupun di luar kelas.
Dalam pendidikan Islam kurikulum memiliki dasar agama dan akhlakul karimah
yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits.
3. Keberhasilan pelaksanaan sebuah kurikulum itu sangat tergantung pada guru.
Mengapa demikian? Sebab guru merupakan ujung tombak dalam proses
pembelajaran, sempurnanya sebuah kurikulum tanpa didukung oleh kemampuan
guru, maka kurikulum itu hanya sesuatu yang tertulis dan tidak memiliki makna.
Oleh karena itu guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses
implementasi kurikulum.
B. Saran
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan karya ilmiah
(makalah) ini, baik itu dari kesalahan tanda baca, bahasa dan sebagainya. Maka,
atas dasar kekurangan itu diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun.
Agar ada perubahan yang lebih baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset.
Dakir. (2010). Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.
Dayun Riadi, N. J. (2017). Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Marsh, C. J. (2009). Key Concept for Understanding Currculum-4th ed. Britain:
Routledge.
Sukmadinata, N. S. (1997). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
12