Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DASAR DAN BERBAGAI PENGERTIAN

KURIKULUM
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan
Kurikulum
Dosen : Hj. Nurhayati, S.Ag, MM

Nama : Tesa Meisa Putri


NPM/NIRM : 17121944/068.14.1616.17
Semester : V (Reg 5)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AT-TAQWA
CIPARAY-BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat serta salam semoga
senantiasa terlimpah curah kepada Rasulullah SAW. Saya bersyukur kepada Illahi
Rabbi yang telah memberikan hidayah serta taufik-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Kurikulum yang berjudul “Konsep Dasar dan Berbagai Pengertian
Kurikulum”.
Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini. Atas dukungan moral dan materil yang
diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka saya mengucapkan banyak terima
kasih kepada Ibu Hj. Nurhayati, S.Ag, MM selaku Dosen Mata Kuliah
Pengembangan Kurikulum.
Saya menyadari sepenuhnya di dalam penulisan makalah ini banyak
terdapat kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan adanya kritik dan saran
demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca serta dapat memahami secara mendalam hal-hal yang berkaitan
dengan “Konsep Dasar dan Berbagai Pengertian Kurikulum”.

Bandung, September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
D. Metode Penelitian 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Konsep Dasar Kurikulum 3
B. Pengertian Kurikulum 6
BAB III PENUTUP 11
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam
suatu sistem pendidikan. Karena kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua
jenis jenjang pendidikan.
Tujuan pendidikan di suatu negara ditentukan oleh falsafah dan pandangan
hidup negara tersebut yang mengakibatkan berbeda pula tujuan yang hendak
dicapai dalam pendidikan dan sekaligus akan berpengaruh pula terhadap kurikulum
di lembaga-lembaga pendidikan yang ada di negara tersebut. Begitu pula perubahan
politik pemerintahan suatu negara memengaruhi bidang pendidikan yang sering
membawa akibat terjadinya perubahan kurikulum yang berlaku. Oleh karena itu,
kurikulum senantiasa bersifat dinamis guna lebih menyesuaikan dengan
perkembangan yang terjadi.
Di Indonesia kurikulum merupakan produk baru dunia pendidikan.
Sebelumnya lebih banyak digunakan rencana pengajaran dan selanjutnya
digunakan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Kurikulum di
Indonesia digunakan dan terus dibakukan dengan alasan mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, psikologi anak, dan tuntunan kebutuhan anak,
masyarakat dan zaman.
Ada lima dasar yang dijadikan pertimbangan untuk melakukan penyusunan
maupun perubahan kurikulum, yaitu:
1. Falsafah negara
2. Perkembangan IPTEK dan kebudayaan
3. Tuntutan masyarakat terhadap hasil pendidikan
4. Ketenagaan dan praktik pendidikan
5. Kondisi sosiopsikologi anak

1
2

Untuk lebih mengetahui hal ikhwal kurikulum, baik dari segi konsep dasar
kurikulum sampai dengan berbagai pengertian kurikulum penulis akan
menjabarkannya berikut ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar kurikulum?
2. Apa yang dimaksud dengan kurikulum pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dasar kurikulum.
2. Untuk mengetahui pengertian kurikulum pendidikan.
D. Metode Penelitian
Dalam penyusunan makalah ini, kami menggunakan metode kualitatif yaitu
dengan mengkaji buku maupun artikel-artikel mengenai konsep dasar dan berbagai
pengertian kurikulum sebagai acuan yang sesuai dengan pembahasan dan browsing
data di internet atau searching di google.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Kurikulum
Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan
praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang
dianut. Menurut pandangan lama, kurikulum merupakan kumpulan mata pelajaran
yang harus di sampaikan guru atau dipelajari oleh siswa. Anggapan ini telah ada
sejak zaman Yunani kuno, dalam lingkungan atau hubungan tertentu pandangan ini
masih dipakai sampai sekarang, yaitu kurikulum sebagai ”a racecaurse of subject
matters to be mastered” (Robert s. zais, 1976, hlm. 7).
Pendapat-pendapat yang muncul selajutnya telah beralih dari menekan pada
isi menjadi lebih memberikan tekanan pada pengalaman belajar. Menurut Caswel
dan Campbell dalam buku mereka yang terkenal Curriculum development (1935),
kurikulum…to be composed of all the experences children have under the
guidanceof teacher. Perubahan penekanan pada pengalaman ini lebih jelas
ditegaskan oleh Roland C. Doll (Sukmadinata, 1997).
Jadi, menurut saya konsep kurikulum berkembang dari waktu ke waktu
sesuai dengan perkembangan teori dan praktik Pendidikan yang bervariasi sesuai
dengan aliran ataupun teori Pendidikan yang dianutnya. Contohnya yang tadinya
hanya sebatas sejumlah mata pelajaran kemudian berubah menjadi semua
pengalaman siswa di bawah bimbingan guru dan kemudian terus berubah mengikuti
perkembangan zaman.
Menurut PP No.19 Tahun 2005, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan dalam pembelajaran yang memiliki tujuan, isi, bahan pelajaran, serta
cara maupun metode yang digunakan dalam pembelajaran sebagai pedoman bagi
penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Menurut PP No.19 Tahun 2005 Pasal 9 Ayat (1) Kerangka dasar dan
struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yang
bersangkutan untuk setiap program studi. Menurut PP No.19 Tahun 2005 Pasal 20
Ayat (20) Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

3
4

pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,


materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Jadi, menurut saya kurikulum seperti halnya dalam Undang-undang adalah
rencana dan aturan yang berisi beberapa komponen kurikulum seperti tujuan, isi,
bahan, cara dan metode yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan Pendidikan
yang telah ditetapkan.
Konsep terpenting yang perlu mendapatkan penjelasan dalam teori
kurikulum adalah konsep kurikulum. Ada tiga konsep tentang kurikulum,
kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan sebagai bidang studi.
1. Kurikulum sebagai suatu substansi
Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan
belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang
ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen
yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar,
jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen
tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan
pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga
dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, provinsi,
ataupun seluruh negara.
2. Kurikulum sebagai suatu sistem
Yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem
persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem
kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara
menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan
menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah tersusunnya
suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana
memelihara kurikulum agar tetap dinamis.
3. Kurikulum sebagai suatu bidang studi
Yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli
kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai
bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem
5

kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-


konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai
kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal baru yang dapat
memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum. Seperti halnya para ahli
ilmu sosial lainnya, para ahli teori kurikulum juga dituntut untuk: (1)
mengembangkan definisi-definisi deskriptif dan preskriptif dari istilah-istilah
teknis, (2) mengadakan klasifikasi tentang pengetahuan yang telah ada dalam
pengetahuan-pengetahuan baru, (3) melakukan penelitian inferensial dan
prediktif, (4) mengembangkan sub-sub teori kurikulum, mengembangkan dan
melaksanakan model-model kurikulum.
Keempat tuntutan tersebut menjadi kewajiban seorang ahli teori
kurikulum. Melalui pencapaian keempat hal tersebut baik sebagai subtansi,
sebagai sistem, maupun bidang studi kurikulum dapat bertahan dan
dikembangkan. (Dakir, 2010)
Terdapat beberapa karakteristik atau konsep dalam kurikulum yang perlu
dipahami. Walker (dalam Marsh, 2009: 9) mengemukakan tiga konsep dasar dalam
kurikulum, meliputi isi, tujuan, dan organisasi.
Longstreet dan Shane (dalam Marsh, 2009: 9-10) mengemukakan empat
konsep utama dalam kurikulum, yaitu: 1) society-oriented curriculum, yaitu tujuan
sekolah adalah untuk melayani masyarakat; 2) student-centred curriculum, yaitu
siswa adalah sumber daya atau input yang sangat penting dalam kurikulum; 3)
knowledge-centred curriculum. yaitu ilmu pengetahuan adalah jantung dalam
kurikulum; dan 4) eclectic curriculum. (Marsh, 2009)
Zainal Arifin (2011:7) mengemukakan bahwa dalam studi tentang
kurikulum dikenal beberapa konsep kurikulum, meliputi kurikulum ideal,
kurikulum nyata, kurikulum tersembunyi, dan kurikulum dan pembelajaran.
Berikut akan diuraikan lebih lanjut tentang keempat konsep dalam kurikulum
tersebut.
1. Kurikulum ideal (ideal curriculum), yaitu kurikulum yang berisi susuatu yang
baik, yang diharapkan atau dicita-citakan, sebagaimana dimuat dalam buku
kurikulum.
6

2. Kurikulum nyata (real curriculum or actual curriculum), yaitu kegiatan-


kegiatan nyata yang dilakukan dalam proses pembelajaran atau yang menjadi
kenyataan dari kurikulum yang direncanakan, sebagaimana dimuat dalam buku
kurikulum. Kurikulum aktual ini seyogyanya sama dengan kurikulum ideal, atau
sekurang-kurangnya mendekati kurikulum ideal, meskipun tidak mungkin sama
dengan kenyataannya.
3. Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum), yaitu segala sesuatu yang
mempengaruhi peserta didik secara positif ketika sedang mempelajari sesuatu.
Pengaruh ini mungkin dari pribadi guru, peserta didik itu sendiri, suasana
pembelajaran, dan sebagainya. Kurikulum tersembunyi terjadi ketika
berlangsungnya kurikulum ideal atau dalam kurikulum nyata. Kurikulum
tersembunyi sangat kompleks, sukar diketahui, dan sukar dinilai. Gordon, orang
pertama yang memperkenalkan istilah hidden curriculum, berpendapat bahwa
sikap sebaiknya diajarkan di lingkungan pendidikan formal (keluarga) melalui
hidden curriculum
4. Kurikulum dan pembelajaran (curriculum and instruction), yaitu dua istilah
yang berbeda tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Perbedaannya hanya
terletak pada tingkatannya. Kurikulum menunjuk pada suatu program yang
bersifat umum, untuk jangka lama, dan tidak dapat dicapai dalam waktu
seketika, sedangkan pembelajaran bersifat realitas atau nyata, bersifat khusus
dan harus dicapai saat itu juga. Pembelajaran adalah implementasi kurikulum
secara nyata dan bertahap yang menuntut peran aktif peserta didik. (Arifin, 2011)
B. Pengertian Kurikulum
Di dalam kamus Webster’s Third New International, istilah kurikulum awal
mulanya digunakan dalam dunia olahraga pada zaman Yunani Kuno. Kurikulum
dalam bahasa Yunani berasal dari kata “curir” artinya pelari, “curere”, artinya
tempat berpacu. Jadi secara etimologi kurikulum diartikan jarak yang harus
ditempuh oleh pelari.
Pengertian kurikulum dalam dunia pendidikan terdapat banyak rumusan
dari para ahli. Crow dan Crow merumuskan bahwa kurikulum adalah rancangan
pengajaran yang isinya sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis
7

yang diperlukan sebagai syarat untuk menyelesaikan suatu program pendidikan


tertentu.
Pendapat ini sangat sesuai dengan rencana pelajaran yang kita kenal pada
sekolah-sekolah di negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia.
Pendidik di negara-negara tersebut membatasi kurikulum pada dinding sekolah
yang di dalamnya diajarkan suatu deretan mata pelajaran di mana murid-murid
diwajibkan belajar dan menghafal dengan tekun.
Selanjutnya sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan
dunia pendidikan, definisi kurikulum tersebut dipandang sudah ketinggalan zaman.
Di kalangan pendidik modern timbul konsepsi baru tentang definisi kurikulum,
antara lain: (Dayun Riadi, 2017: 127)
1. Harold B. Alberty dan Elsie J. Alberty dalam bukunya “Reorganizing The High
School Curriculum” mengartikan kurikulum dengan aktivitas/kegiatan yang
dilakukan murid sesuai dengan peraturan-peraturan sekolah.
2. Menurut Saylor dan Alexander merumuskan kurikulum sebagai the total effort
of the school situations, (Saebani, 2010: 176) sebagaimana dikutip S. Nasution,
kurikulum bukan hanya sekedar memuat sejumlah mata pelajaran, tetapi
termasuk di dalamnya segala usaha sekolah untuk mencapai tujuan yang
diinginkan, baik usaha tersebut dilakukan di lingkungan sekolah maupun di luar
sekolah.
3. Zakiah Daradjat menyatakan kurikulum adalah suatu program Pendidikan yang
direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan
Pendidikan tertentu.
4. Hasan Langgulung dalam bukunya Manusia dan Pendidikan menyatakan bahwa
kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan, sosial,
olahraga, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-murid di dalam
dan di luar kelas dengan maksud menolongnya untuk berkembang secara
menyeluruh dalam segala segi dan mengubah tingkah laku mereka sesuai dengan
tujuan-tujuan pendidikan. (Dayun Riadi, 2017: 128)
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum tidak
hanya berisi mata pelajaran dan kegiatan di dalam sekolah, tetapi juga mencakup
8

berbagai aspek di luar sekolah yang berisi materi yang ditujukan untuk
pengembangan potensi anak didik guna kepentingan hidupnya di masyarakat.
Jadi, menurut saya pengertian kurikulum zaman dulu dan sekarang tentulah
berbeda, kurikulum pada zaman dulu memiliki pengertian yang lebih sempit, yaitu
hanya terbatas pada deretan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa saja,
sedangkan seiring dengan perkembangan zaman, kurikulum berubah artinya
menjadi lebih luas, yaitu sebagai program pendidikan yang telah dirancang untuk
dapat dilaksanakan di sekolah, yang mencakup segala aspek, baik di kelas maupun
di luar kelas, guna membantu siswa untuk berkembang sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
Adapun pengertian kurikulum dalam pendidikan Islam, jika kita kembali
kepada kamus-kamus Arab, maka kita dapati kata-kata “manhaj” yang bermakna
jalan terang yang dilalui oleh pendidik/guru latih dengan orang-orang yang terdidik
atau dilatihnya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
mereka. (Dayun Riadi, 2017: 129)
Pengertian yang sempit tersebut bukan hanya berlaku di dunia Islam, tetapi
juga berlaku pada sebagian negeri-negeri Timur, Afrika, dan Barat yang bukan
Islam. Mengapa demikian? Karena kurikulum pada sebagian besar dunia Islam
pada periode akhir dalam sejarahnya belum berkenalan dengan konsep pendidikan
modern. Baru pada abad ke-19 dan permulaan abad ke-20 para pendidik modern
mulai mengecam konsep, metode, dan alat-alat pendidikan yang berlaku di masjid-
masjid, universitas-universitas Islam yang mulai muncul dalam dunia Islam pada
pertengahan abad ke-19.
Kecaman-kecaman para pendidik modern telah menarik perhatian para
pendidik dan perencana kurikulum dalam dunia Islam dan telah mendorong para
pendidik untuk melengkapi kekurangan-kekurangan mereka dengan mengikuti
semangat pendidikan modern di dunia Barat.
Kecaman tersebut juga telah mengubah definisi mereka mengenai
kurikulum, yaitu bahwa kurikulum tidak hanya meliputi mata pelajaran dan
pengalaman yang tersusun yang berlaku di dalam kelas, tetapi meliputi semua
kegiatan kebudayaan, kesenian, olah raga, dan sosial yang dikerjakan oleh murid-
9

murid di luar jadwal waktu dan diluar sekolah di bawah bimbingan sekolah. (Dayun
Riadi, 2017: 130)
Jadi, menurut saya kurikulum dalam pendidikan Islam memiliki pengertian
yang sama dengan pengertian kurikulum pada umumnya, yang membedakan adalah
kurikulum Pendidikan Islam memiliki dasar agama dan akhlakul karimah yang
bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits.
Zainal Arifin mengemukakan bahwa ada empat implikasi dari pengertian
tradisional dari kurikulum ini. Keempat implikasi tersebut adalah sebagai berikut.
Pertama, kurikulum terdiri atas seumlah mata pelajaran. Mata pelajaran adalah
kumpulan warisan budaya dan pengalaman-pengalaman masa lampau yang
mengandung nilai-nilai positif untuk disampaikan kepada generasi muda. Mata
pelajaran terebut harus mewakili semua aspek kehidupan dan semua domain hasil
belajar sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan. Kedua, peserta didik harus mempelajari dan menguasai seluruh mata
pelajaran. Ketiga, mata pelajaran tersebut hanya dipelajari di sekolah secara
terpisah-pisah. Keempat, tujuan akhir kurikulum adalah memperoleh ijazah.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan
tuntutan masyarakat, perkembangan seni-budaya, peledakan informasi dan
penduduk, mengakibatkan tugas dan tanggungjawab sekolah semakin kompleks.
Hal ini juga berdampak terhadap perubahan pengertian kurikulum secara luas.
Pengertian kurikulum secara modern adalah semua kegiatan dan
pengalaman potensial (isi atau materi) yang telah disusun secara ilmiah, baik yang
terjadi di dalam kelas, di halaman sekolah, maupun di luar sekolah atas tanggung
jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
Di Indonesia sendiri, pengertian kurikulum diterjemahkan pada Undang –
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat
19 adalah sebagai berikut. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Pengertian kurikulum ini lebih banyak berhubungan dengan
fungsi dan kegiatan guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah, baik dalam
10

dimensi rencana, dimensi kegiatan, maupun dimensi hasil. Implikasi dari pengetian
ini adalah: (1) kurikulum harus memiliki rencana; (2) kurikulum memuat tujuan,
isi, materi pelajaran, dan cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran; dan (3) kurikulum harus ada hasil sesuai dengan tujuan
Pendidikan, baik yang berbentuk pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai
sebagai akibat terjadinya kegiatan belajar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik
pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang
dianut.
2. Kurikulum adalah seluruh usaha sekolah atau sejumlah pengalaman yang
diberikan oleh sekolah kepada peserta didik, baik di dalam maupun di luar kelas.
Dalam pendidikan Islam kurikulum memiliki dasar agama dan akhlakul karimah
yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits.
3. Keberhasilan pelaksanaan sebuah kurikulum itu sangat tergantung pada guru.
Mengapa demikian? Sebab guru merupakan ujung tombak dalam proses
pembelajaran, sempurnanya sebuah kurikulum tanpa didukung oleh kemampuan
guru, maka kurikulum itu hanya sesuatu yang tertulis dan tidak memiliki makna.
Oleh karena itu guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses
implementasi kurikulum.
B. Saran
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan karya ilmiah
(makalah) ini, baik itu dari kesalahan tanda baca, bahasa dan sebagainya. Maka,
atas dasar kekurangan itu diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun.
Agar ada perubahan yang lebih baik.

11
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset.
Dakir. (2010). Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.
Dayun Riadi, N. J. (2017). Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Marsh, C. J. (2009). Key Concept for Understanding Currculum-4th ed. Britain:
Routledge.
Sukmadinata, N. S. (1997). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
12

Anda mungkin juga menyukai