Anda di halaman 1dari 6

Nama : Epa Juliarni

Nim : 14046004

Tugas 1: Telaah Kurikulum dan Buku Teks Sejarah

Konsep Dasar Kurikulum

A. Konsep Kurikulum

Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang artinya “pelari”
dan curere yang berarti “tempat berpacu”, sehingga kurikulum berarti suatu jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali
atau penghargaan. Istilah tersebut berasal dari dunia olahraga, terutama dalam bidang atletik pada
zaman Romawi Kuno di Yunani.1 Selanjutnya istilah kurikulum digunakan dalam dunia
pendidikan. Para ahli pendidikan mempunyai penafsiran bahwa kurikulum berhubungan erat
dengan usaha mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan yang ingin di capai. 2

Pandangan mengenai pengertian kurikulum dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1. Pengertian kurikulum secara tradisional


Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan
peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah.
2. Pengertian kurikulum secara modern
Kurikulum adalah semua kegiatan dan pengalaman potensial (isi/materi) yang telah
disusun secara ilmiah, baik yang terjadi di dalam kelas, di halaman sekolah maupun di luar
sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.

Adapun perbedaan kurikulum tradisional dan kurikulum modern3:

Aspek Kurikulum Tradisional Kurikulum Modern


Orientasi Masa Lampau Masa Lampau, sekarang dan masa yang akan
datang

1
Zainal arifin. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Halaman: 2
2
Wina Sanjaya. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran, Halaman: 3
3
Zainal arifin. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Halaman:5-6
Dasar Tidak berdasarkan filsafat Jelas dan dapat diwujudkan dalam kegiatan yang
Falsafah pendidikan yang jelas konkret
Tujuan Mengutamakan pengetahuan Mengembangkan keseluruhan pribadi peserta
Pendidikan didik secara utuh
Orientasi Berpusat pada mata pelajaran Berpusat pada masalah atau topic dimana peserta
Kurikulum didik belajar mengalami sendiri secara langsung
Sumber Guru sebagai satu-satunya Disamping guru, ada juga sumber belajar lainnya,
Belajar sumber belajar seperti pakar, kegiatan, bahan, gedung, dll.
Strategi dan Cendrung hanya Mengandung multi strategi dan berbagai
pendekatan menggunakan strategi pendekatan (individual, kelompok dan klasikal)
Pembelajaran ekspositori dengan
pendekatan klasikal
Teknik Tes sebagai satu-satunya Tidak hanya tes tetapi juga nontes
Evaluasi teknik penilaian
Peran Guru Sangat terbatas dan bersifat Sangat luas dan bersifat kolektif-kolegial dengan
perorangan, guru adalah tidak mengurangi kebebasan guru. Guru harus
cardinal factor aktif, kreatif, inovatif, konstruktif, adaptif,
kondusif

Menurut UU. No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan. Jadi, kurikulum harus memiliki rencana, terdapat tujuan, isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dan kurikulum
harus ada hasil sesuai dengan tujuan pendidikan, baik yang berbentuk pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai-nilai.4

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah


rencana yang disusun untuk melancarkan proses pembelajaran di bawah bimbingan dan tanggung

4
S. Nasution. 2012. Kurikulum dan Pengajaran, Halaman: 5
jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.

B. Tujuan Kurikulum

Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu


mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup di masyarakat.5 Kurikulum merupakan
komponen yang sangat penting dalam pendidikan, karena itu paling tidak kurikulum memiliki tiga
peranan6:

1. Peranan Konservatif, yaitu peranan kurikulum untuk melestrikan dan menafsirkan nilai-
nilai social dan budaya masa lampau yang tetap eksis dalam masyarakat. Melalui peran ini,
kurikulum berperan dalam menangkal berbagai pengaruh yang dapat merusak nilai-nilai
luhur masyarakat, sehingga identitas masyarakat akan tetap terpelihara degan baik.
2. Peranan Kritis dan Evaluatif, yaitu peranan kurikulum untuk menilai dan memilih nilai-
nilai sosial-budaya yang akan diwariskan kepada peserta didik berdasarkan kriteria
tertentu, karena nilai-nilai sosial-budaya yang ada dalam masyarakat akan selalu berubah
dan berkembang. Melalui peran ini, kurikulum berperan agar peserta didik tidak
terkontaminasi oleh nilai-nilai budaya asing yang bertentangan dengan pancasila.
3. Peranan Kreatif, yaitu peranan kurikulum untuk menciptakan dan menyusun kegiatan-
kegiatan yang kreatif dan konstruktif sesuai dengan perkembangan peserta didik dan
kebutuhan masyarakat. Disini, kurikulum harus dapat mengembangkan semua potensi
yang dimiliki peserta didik melaui berbagai kegiatan dan pengalaman belajar.

5
Wina Sanjaya. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran, Halaman: 10
6
Zainal arifin. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Halaman: 17
C. Fungsi Kurikulum
1. Berdasarkan cakupan dan tujuan kurikulum, fungsi kurikulum dibagi menjadi empat7:
a. Fungsi pendidikan umum, yaitu fungsi kurikulum untuk mempersiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat dan warga negara yang baik dan bertanggung
jawab,
b. Suplementasi, yaitu fungsi kurikulum untuk dapat memberikan pelayanan kepada
peserta didik yang memiliki perbedaan, baik perbedaan kemampuan, minat maupun
bakat, karena itu kurikulum memberikan kesempatan untuk menambah
kemampuan dan wawasan yang lebih baik seuai dengan minat dan bakatnya.
c. Eksplorasi, yaitu fungsi kurikulum untuk dapat menemukan dan mengembangkan
minat dan bakat masing-masing siswa. Melalui fungsi ini peserta didik diharapkan
dapat belajar sesuai dengan minat dan bakatnya, sehingga memungkinkan mereka
belajar tanpa adanya paksaan.
d. Keahlian, yaitu fungsi kurikulum untuk mengembangkan kemampuan peserta didik
sesuai dengan keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakat. Dengan
demikian, kurikulum harus memberikan pilihan berbagai bidang keahlian,
misalnya: perdagangan, pertanian atau disiplin akademik.
2. Berdasarkan aspek pengembangan kurikulum8:
a. Fungsi preventif, yaitu mencegah kesalahan para pengembang kurikulum terutama
dalam melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan rencana kurikulum.
b. Fungsi korektif, yaitu mengoreksi dan membetulkan kesalahan-kesalahan yang
dilakukan oleh pengembang kurikulum dalam melaksanakan kurikulum.
c. Fungi konstruktif, yaitu memberikan arah yang jelas bagi para pelaksana dan
pengembang kurikulum untuk membangun kurikulum yang lebih baik lagi.
3. Dari fungsi kurikulum di atas, jelas kurikulum berfungsi untuk setiap orang atau
lembaga yang berhubungan, baik langsung maupun tidak langsung dalam
penyelenggaraan pendidikan.9

7
Wina Sanjaya. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran, Halaman: 12-13
8
Zainal arifin. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Halaman: 12
9
Wina Sanjaya. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran, Halaman: 14-15
a. Fungsi kurikulum bagi guru, yaitu sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses
pembelajaran.
b. Bagi kepala sekolah, yaitu menyusun perencanaan dan program sekolah. Dengan
demikian, penyusunan kalender sekolah, pengajuan sarana dan prasarana sekolah
kepada dewan sekolah, penyusunan berbagai kegiatan sekolah harus didasarkan
pada kurikulum.
c. Bagi pengawas, yaitu panduan dalam melaksanakan supervisi.
d. Bagi orang tua, yaitu sebagai pedoman untuk memberikan bantuan, baik bagi
penyelenggara program sekolah maupun membantu putra/putri mereka belajar di
rumah sesuai dengan program sekolah.
e. Bagi peserta didik, yaitu sebagai pedoman belajar. Melalui kurikulum peserta didik
akan memahami apa yang harus di capai, isi atau bahan pelajaran apa yang harus
di kuasai dan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan.
4. Fungsi Kurikulum bagi peserta didik menurut Alexander Inglis (dalam Hamalik, 1990):
a. Fungsi penyesuaian, yaitu kurikulum harus dapat mengantar peserta didik agar
mampu menyesuaikan dalam kehidupan social masyarakat.
b. Fungsi Integrasi, yaitu kurikulum harus dapat mengembangkan pribadi siswa
secara utuh baik kognitif, afektif maupun psikomotor.
c. Fungsi Diferensiasi, yaitu kurikulum harus dapat melayani setiap siswa dengan
segala keunikannya.
d. Fungsi persiapan, yaitu kurikulum harus dapat memberikan pengalaman belajar
bagi anak baik untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi maupun
untuk kehidupan di masyarakat.
e. Fungsi Pemilihan, yaitu kurikulum dapat memberikan kesempatan kepada setiap
siswa untuk belajar sesuai dengan bakat dan minatnya.
Fungsi diagnostik, yaitu kurikulum harus mampu mengenal berbagai kelemahan
dan kekuatan siswa.
D. Jenis-jenis Kurikulum10
1. Kurikulum Formal
Kurikulum formal yaitu kegiatan yang direncanakan dan berkaitan langsung
dengan pelajaran akademis. Kurikulum formal meliputi:
a. Tujuan pelajaran, umum dan spesifik,
b. Bahan pelajaran yang tersusun sistematis.
c. Strategi pembelajaran serta kegiatan-kegiatannya.
d. Sistem evaluasi untuk mengetahui sampai mana tujuan tercapai.
2. Kurikulum Tak Formal
Kurikulum tak formal yaitu kegiatan-kegiatan yang juga direncanakan akan tetapi
tidak berkaitan langsung dengan pelajaran akademis dan kelas tertentu. Kurikulum ini
di pandang sebagai pelengkap kurikulum formal. Contoh kurikulum tak formal:
pertunjukan sandiwara, pertandingan antar kelas atau antar sekolh, perkumpulan
berbagai hobby, pramuka, dll.

Daftar Pustaka:

S. Nasution. 2012. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Wina Sanjaya. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Zainal Arifin. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

10
S. Nasution. 2012. Kurikulum dan Pengajaran, Halaman: 5

Anda mungkin juga menyukai