Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD DAN IMPLIKASI

PENGEMBANGANNYA
A. Konsep Dasar Program BK di SD
Suatu rangkaian kegiatan bimbingan dapat di konsepkan yang terencana, terorganisasi dan
terkoordinasiselama periode waktu tertentu, misalnya satu tahun ajaran. Program
Bimbingan Konseling adalah suatu rencana kegiatan bimbingan dan konseling yang
dilaksanakan pada periode tertentu. Program ini memuat unsur-unsur yang
terdapat    dalam berbagai ketentuan tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling dan
diorientasikan pada pencapaian tujuan kegiatan bimbingan dan konseling di Sekolah.
Tujuan penyusunan program tidak lain adalah agar kegiatan bimbingan dan
konseling    di Sekolah dapat terlaksana dengan lancar, efektif dan efisien, serta hasil-
hasilnya dapat dinilai.
B. Ketentuan Program Bimbingan dan Konseling
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dimana
dalam UU Sisdiknas disampaikan pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya dan menegaskan bahwa konselor adalah
pendidik. Selain itu dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa paradigm
pembiasaan yang harus dibangun adalah pemberian keteladanan, pembangunan
kemauan dan pengembangan kreativitas dalam konteks kehidupan sosial kultural
sekolah. Dan Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan
prasarana.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan,
mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan harus menyusun kurikulum yang
disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP. Pada penerapan KTSP,
Guru Bimbingan Konseling di sekolah memberikan pelayanan Bimbingan dan
Konseling dalam memfasilitasi “Pengembangan Diri” siswa sesuai minat, bakat serta
mempertimbangkan tahapan tugas perkembangannya. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) mengacu pada standar isi, standar proses, standar kompetensi,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
3. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi yang didalamnya memuat
struktur kurikulum, telah mempertajam perlunya disusun dan dilaksanakannya program
pengembangan diri yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah
4. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan dimana setiap
sekolah dasar dan menengah harus mengadakan perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan ppengawasan
proses pembelajaran.
5. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 dirumuskan SKL yang harus dicapai peserta
didik melalui proses pembelajaran bidang studi, maka kompetensi peserta didik yang
harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah kompetensi
kemandirian untuk mewujudkan diri (self actualization) dan pengembangan
kapasitasnya (capacity development) yag dapat mendukung pencapaian kompetensi
lulusan. Sebaliknya, kesuksesan peserta didik dalam mencapai SKL akan secara
signifikan menunjang terwujudnya pengembangan kemandirian.
6. Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kulaifikasi Akademik dan
Kompetensi Konselor. Setiap satuan pendidikan wajib mempekerjakan konselor yang
memiliki standar kualifikasi akademik dan kopetensi konselor yang berlaku secara
nasional.
7. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana dimana
disebutkan sekolah secara standar sarana prasarana harus memiliki ruang konseling
dengan luas minimum 9 M persegi.
8. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan dimana sekolah
harus memiliki rencana kerja sekolah (RKS). Yang disana terdapat program
pengembangan diri yang mencakup tugas pelayanan bimbingan dan konseling
9. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, yang mencantumkan beban
kerja guru bimbingan dan konseling / konselor.
10. Permendiknas Nomor 16 tahun 2009, tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya yang menyebutkan konselor juga sebagai guru, menangani 150 siswa dan
tugas guru BK.
11. Permendikbud No. 81A/2013 bahwa pelaksana layanan BK di SD adalah Guru Kelas.
Beberapa jenis layanan BK, seperti: layanan orientasi, informasi, penempatan,
dan penguasaan konten dapat dilakukan dengan cara menginfusikan materi layanan ke
dalam proses pembelajaran tematik. Sementara untuk siswa Kelas IV, V, dan VI dapat
diselenggarakan layanan konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling
kelompok.
C. Jenis-Jenis Program
Adapun jenis-jenis dari program bimbingan dan konseling adalah:
1. Program Harian; Program harian yaitu program yang langsung dilaksanakan pada hari-
hari tertentu dalam satu minggu, yang merupakan jabaran dari program mingguan.
2. Program Mingguan; Program mingguan yaitu program yang akan dilaksanakan secara
penuh untuk kurun waktu satu minggu tertentu dalam satu bulan, yang merupakan
jabaran dari program bulanan.
3. Program Bulanan; Program bulanan yaitu program yang akan dilaksanakan secara
penuh untuk kurun waktu satu bulan tertentu dalam satu semester, yang merupakan
jabaran dari program satu semester.
4. Program Semesteran; Program semesteran yaitu program yang akan dilaksanakan
secara penuh untuk kurun waktu satu semester tertentu dalam satu tahun pelajaran
yang merupakan jabaran dari program satu tahunan.
5. Program Tahunan; Program tahunan yaitu program yang akan dilaksakan secara penuh
untuk kurun waktu satu tahun tertentu dalam jenjang sekolah, yang merupakan
akumulasi, singkronisasi dan rekapitulasi dari seluruh kegiatan BK selama satu tahun
untuk masing-masing kelas.
D. Dasar Penyusunan Program
Program pelayanan Bimbingan dan Konseling disusun berdasarkan kebutuhan
peserta       didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi.
Substansi program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi keempat bidang, jenis
layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan, dan volume/beban
tugas konselor.
E. Syarat-syarat Program
Kegiatan bimbingan konseling yang dilaksanakan melalui pertimbangan yang matang dan
terpadukan dalam program pelayanan bimbingan konseling yakni:
1. Berdasarkan kebutuhan, bagi pengembangan siswa sesuai dengan kondisi pribadinya
serta jenjang dan jenis pendidikannya.
2. Lengkap dan menyeluruh, memuat segenap fungsi bimbingan, meliputi semua jenis
layanan dan kegiatan pendukung serta menjamin dipenuhinya prinsip dan asas-asas
bimbingan konseling. Kelengkapan program ini disesuaikan dengan kebutuhan dan
karakteristik peserta didik pada satuan pendidikan yang bersangkutan.
3. Sistematik, dalam arti program disusun menurut urutan logis, tersinkronisasi dengan
menghindari tumpang tindih yang tidak perlu serta dibagi-bagi secara logis.
4. Terbuka dan luwes, mudah menerima masukan untuk pengembangan dan
penyempurnaannya tanpa harus merombak program itu secara menyeluruh
5. Memungkinkan kerjasama, dengan semua pihak yang terkait dalam rangka
memanfaatkan berbagai sumber dan kemudahan yang tersedia bagi kelancaran dan
keberhasilan pelayanan bimbingan konseling.
6. Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut, untuk penyempurnaan
program pada khususnya dan peningkatan keefektifan dan keefisienan
penyelenggaraan program bimbingan konseling pada umumnya.

F. Unsur-unsur Program Bimbingan dan Konseling


Prayitno menjelaskan dalam Paduan Pelyanan Bimbingan dan Konseling Berbasis
kompetensi (2002) bahwa unsur-unsur program bimbingan dan konseling diantaranya
adalah:
1. Kebutuhan siswa yang diketahui melalui pengungkapan masalah dan terdapat di dalam
himpunan data.
2. Jumlah siswa asuh yang wajib di bimbing:
a. Guru Pembimbing :150 orang (minimal)
b. Kepala sekolah yang berasal dari Guru Pembimbing 40 orang
c. Wakil Kepala Sekolah yang berasal dari Guru Pembimbing: 75 orang.
3. Bidang-bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, karier.
4. Jenis-jenis layanan: layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran,
pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling kelompok.
5. Kegiatan pendukung aplikasi instrumentasi, himpunan data, konfrensi kasus, kunjugan
rumah dan alih tangan kasus.
G. Materi Program Bimbingan dan Konseling
Materi yang akan diberikan adalah disesuaikan dengan kebutuhan dan/atau permasalahan
siswa. Arah pelayanan konseling dalam mencapai visi dan misi di atas didasarkan pada
pemenuhan tugas-tugas perkembangan peserta didik SD/MI, yaitu:
1. Memiliki kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
2. Mengembangkan ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
3. Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari.
4. Belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok sebaya.
5. Belajar menjadi pribadi yang mandiri
6. Mempelajari ketrampilan fisik sederhana yang diperlukan baik untuk permainan
maupun kehidupan.
7. Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai sebagai pedoman perilaku.
8. Membina hidup sehat, untuk diri sendiri, dan lingkungan serta keindahan.
9. Belajar memahami diri sendiri dan orang lain sesuai dengan jenis kelaminnya dan
menjalankan peran tanpa membedakan jenis kelamin.
10. Mengembangkan sikap terhadap kelompok, lembaga sosial, serta tanah air bangsa dan
Negara.
H. Penyusunan Program
Penyusunan program Bimbingan dan Konseling  meliputi;
1. Merumuskan rasional program
Rasional berisi latar belakang penyusunan pogram bimbingan didasarkan atas landasan
konseptual, hukum maupun empirik. Selain rasional penyusunan program bimbingan
dan konseling juga mempertimbangkan Visi da misi, berisi harapan yang diinginkan
dari layanan Bimbingan dan konseling yang mendukung visi , misi dan tujuan sekolah.
2. Asesmen Kebutuhan
a. Untuk menemukan apa yang dibutuhkan oleh khalayak sasaran (siswa dan
sekolah)
b. Untuk menetapkan tujuan program
c. Untuk menetapkan sasaran evaluasi dan mendasari akuntabilitas
d. Kebutuhan layanan bimbingan, berisi data kebutuhan siswa, pendidik dan institusi
terhadap layanan bimbingan. Data diperoleh dengan mempergunakan instrumen
yang dapat dipertanggungjawabkan.
Langkah2 Asesmen
a. Mengidentifikasi khalayak sasaran (siswa, guru, orang tua, pimpinan, dst)
b. Mengumpulkan data (integratif dan komprehensif) dengan alat pengumpul data
c. Klasifikasi (empat bidang BK) dan analisis (modifikasi faktor- faktor penghambat
dan pendukung perkembangan 4 bidang)
Contoh: prestasi rendah ; akademik/belajar (asesmen), informasi teknik belajar,
perbaikan pembelajaran, peningkatan motivasi, pengembangan konsep diri, modifikasi
kondisi hubungan keluarga, dst.
3. Merumuskan Tujuan
Tujuan, berdasarkan kebutuhan ditetapkan kompetensi yang dicapai siswa berdasarkan
perkembanganTujuan umum dan tujuan khusus (bisa dalam bentuk komptensi
sasaran). Contoh: Umum; Membantu siswa mencapai perkembangan yang optimal
dalam aspek akademik dapat merealisasikan potensinya secara optimal dalam setiap
kegiatan akademik) sedangkan Khusus; Membantu siswa memahami hakekat
belajar, Membantu siswa memahami hubungan antara prestasi belajar dan
keberhasilan karier di masa depan, Membantu siswa memperoleh informasi yang
mencukupi tentang strategi belajar, Membantu siswa mengembangkan  apresiasi
positif terhadap sekolah dan belajar, Membantu siswa mengembangkan sikap positif
terhap sekolah dan belajar, Membentu siswa membentuk kebiasaan belajar yang
positif, Membantu siswa mengembangkan konsep diri akademik positif
4. Menetapkan struktur isi program
Antara satu sekolah satu dengan lainnya bisa berbeda tergantung pada
kondisi masing - masing dan hasil asesmen
a. Isi program konvensional:
1) Penilaian individual
2) Layanan informasi & orientasi
3) Layanan penempatan
4) Layanan bimbingan
5) Layanan konseling
6) Konverensi kasus
7) Evaluasi
b. Komponen program: (1) layanan dasar, program yang secara umum dibutuhkan
oleh seluruh siswa pertingkatan kelas; (2) layanan responsif, program yang secara
khusus dibutuhakn untuk membatu para siswa yang memerlukan layanan bantuan
khusus; (3)  layanan perencanaan individual, program yang mefasilitasi seluruh
siswa memiliki kemampuan mengelola diri dan merancang masa depan; dan (4)
dukungan sistem, kebijakan yang mendukung keterlaksanaan program, program
jejaring baik internal sekolah maupun eksternal
5. Identifikasi Sumber-sumber
a. Identifikasi ketersediaan sumber- sumber yang dapat dimanfaatkan untuk
memfasilitasi dan mengefektifkan pelaksanaan struktur isi program.
b. Dapat berupa orang (tenaga ahli, profesional) atau material (tempat, sarana dan
prasarana).
c. Sumber-sumber ini perlu diidentifikasi dan didokumentasikan agar memudahkan
akses jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
d. Jika sumber-sumber tidak tersedia, pengembang program harus dapat
memanfaatkan/ menggunakan secara maksimal sumber-sumber yang terbatas.
e. Pengembang program dapat mengupayakan ketersediaan sumber-sumber secara
realistis (sesuai dengan kebutuhan, prioritas, dan kemampuan).
f. Perlu dibuat prioritas jika ketersediaan sumber-sumber bimbingan terbatas.
6. Kalender Bimbingan dan Konseling
a. Memungkinkan para personil bimbingan untuk menjadwalkan kegiatan bimbingan
secara sistematis dan komprehensif, sehingga mereka dapat bekerja secara teratur
dan tidak ada kebutuhan siswa yang tak terlayani.
b. Merupakan bagian dari program bimbingan sekolah dan menyatakan semua
aktivitas bimbingan yang direncanakan.
c. Membantu untuk mengalokasikan waktu dan menghindari benturan kegiatan.
d. Menyatakan pengelolaan bimbingan yang baik, dan menjamin penggunaan
sumber-sumber secara tepat.
e. Dibuat oleh pengembang program dengan melibatkan semua staf bimbingan,
bahkan juga orang tua dan masyarakat yang terkait dengan implementasi program
bimbingan.
f. Dapat dibuat untuk masa satu tahun, satu semester, satu bulan, atau mingguan.
g. Berisikan pernyataan tentang tanggal, waktu, kelompok sasaran, aktivitas
bimbingan, dan sumber- sumber material dan orang yang terlibat.
I. Sosialisasi Program
Rancangan Program bimbingan dan konseling disosialisasikan keseluruh personil sekolah
sehingga semuanya mengenal BK, kemudian guru BK juga dapat melaksanakan kerjasama
dengan seluruh personil sekolah dan taklupa programpun di beritahukan kepada orang tua
dari siswa yang bersangkutan sehingga bimbingan konseling dapat berjalan dengan baik di
sekolah.
J. Tahap-Tahap Pelaksanaan Program
Program bimbingan dan konseling dalam kurun waktu satu tahun pelajaran mencakup
seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah antara lain meliputi tahap-tahap
sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Pertemuan penyusunan program bimbingan dan konseling
b. Pembagian tugas
c. Mempersiapkan perangkat kelengkapan instrumen, bimbingan dan konseling
2. Kegiatan layanan dan penunjang bimbingan dan konseling
a. Layanan orientasi
b. Layanan informasi
c. Layanan penempatan dan penyaluran
d. Layanan pembelajaran
e. Layanan bimbingan kelompok
f. Layanan konseling perorangan
g. Layanan konseling kelompok
h. Aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling
i. Penyelanggaraan himpunan data
j. Konferensi kasus
k. Kunjungan rumah
l. Alih tangan kasus
3. Kerjasama dengan orang tua siswa dan instansi terkait
4. Penilaian
a. Pelaksanaan orogram bimbingan dan konseling
b. Hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling
5. Tindak lanjut
6. Pelaporan
a. Semesteran
b. Tahunan
K. Pengawasan  Pelaksanaan Program
Pengawas melakukan pembinaan dan pengawasan dengan melakukan diskusi terfokus
berkenaan dengan ketersediaan personil konselor sesuai dengan kebutuhan
(berdasarkan    jumlah siswa) serta upaya-upaya untuk memenuhi ketersediaan konselor,
optimalisasi peran dan fungsi personil sekolah dalam layanan bimbingan dan konseling,
serta mekanisme layanan sesuai dengan peran dan fungsi.
Pengawasan bimbingan dan konseling di sekolah diselenggarakan oleh
pengawas   sekolah sesuai Petunjuk Pelaksanaannya. Kegiatan pengawasan bimbingan dan
konseling di sekolah melibatkan guru pembimbing dan pengawas sekolah dengan
koordinasi dengan kepala sekolah. Guru pembimbing menyiapkan diri dan bahan-bahan
secukupnya untuk kegiatan pengawasan, koordinator BK mengkoordinasikan guru-guru
pembimbing dalam menyiapkan diri untuk kegiatan kepengawasan. Guru pembimbing
mengikuti dengan cermat penilaian dan pembinaan dalam kegiatan pengawasan. Kepala
sekolah mendorong dan memberikan fasilitas bagi terlakasananya    kegiatan pengawasan
secara objektif dan dinamis demi meningkatnya mutu bimbingan dan konseling.
L. Masalah dan Solusi
Adapun masalah yang sering kita jumpai padakasus –kasus yang terjadi di Indonesia:
1. Guru BK masi dilaksanakan oleh guru Mata Pelajaran
2. Belum tersosialisasi BK disekolah
3. Kurangnya keterampilan guru BK
4. Kurangnya sarana dan prasarana
Beberapa solusi yangdapatsaya sampaikan yaitu: Solusi
1. Mensosialisasikan BK dari tingkat provinsi sampai tingkat kecamatan agar program
yang telah dicanangkan dapat berjalan dengan baik dan tepat sasaran akan fungsi dari
BK itu sendiri.
2. Mengadakan pelatihan dan seminar
3. Melengkapi sarana dan prasaran

Anda mungkin juga menyukai