Anda di halaman 1dari 19

BAHAN AJAR

“Keterampilan dan Kerajinan


Pembelajaran Prakarya ”
Diajukan sebagai Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Prakarya

Oleh :
Suci Rahmayani (20129213)

Dosen Pengampu :
Drs. Yunisrul, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
Keterampilan dan Kerajinan Pembelajaran Prakarya

Kerajinan tangan yaitu sebuah proses pembuatan sesuatu dengan tujuan menghasilkan sebuah objek
atau benda (Haryono, 2012). Kerajinan tangan dapat diartikan juga sebagai pembuatan sebuah benda
dengan menggunakan tangan, bukan cetakan mesin, yang menitik-beratkan pada aspek kegunaan dan
keindahan. Kerajinan tangan biasanya memiliki fungsi sebagai barang atau produk kerajinan yang
memiliki nilai guna dalam menunjang kebutuhan sehari-hari masyarakat juga estetikanya. Pemenuhan
kedua aspek yang disebutkan sebelumnya dengan sebuah benda sebagai hasilnya atau sebuah benda
yang dibuat oleh tangan tentunya memiliki proses yang tidak instan dan tidak setiap individu
berkompeten dalam hal tersebut.

A. Pengertian Prakarya

Di sekolah, prakarya memiliki peranan penting dalam mendorong kreativitas dan inovasi baru
para murid. Prakarya berasal dari dari kata 'pra' dan 'karya'. 'Pra' mempunyai makna belum dan
'karya' adalah hasil kerja. Prakarya didefinisikan sebagai hasil kerja yang belum jadi, masih berupa proof
of concept atau sebuah prototipe.

Prakarya bisa dibilang kerangka dari kerajinan tangan atau hasil yang belum jadi atau belum
mencapai hasil akhir.

Prakarya juga dapat diartikan sebagai hasil bentuk ketrampilan, kerajinan tangan, atau hasta
karya yang umumnya dari barang bekas di mana dari bahan-bahan tersebut kemudian dirangkai
sendiri dengan kreasi dan menarik.

Kegiatan prakarya akan melatih siswa untuk kreatif dan bisa menghasilkan karya seni yang
menarik dari barang-barang bekas yang tidak terpakai.

Selain itu, bisa menumbuhkan keterampilan untuk berwirausaha dengan hasil prakarya yang
sudah dibuat.

Manfaat dan Tujuan Prakarya

1. Manfaat Prakarya

Berikut ini beberapa manfaat prakarya:

1) Menumbuhkan sifat inovatif dan kreatif.


2) Meningkatkan kemampuan motorik halus anak.
3) Melatih skill atau keterampilan sejak kecil agar berguna bagi masa depan.
4) Melatih anak sebuah kesabaran dan berpikir praktis.
5) Menyeimbangkan otak kanan dan kiri.

2. Tujuan Prakarya

Berikut ini beberapa tujuan prakarya:

1) Meningkatkan daya cipta dan kewirausahaan.


2) Memfasilitasi peserta didik mampu berekspresi kreatif melalui keterampilan
teknik berkarya ergonomis, teknologi, dan ekonomis.
3) Melatih keterampilan mencipta karya berbasis estetis, artistik, ekosistem, dan
teknologi.
4) Melatih memanfaatkan media dan bahan berkarya seni dan teknologi melalui
prinsip ergonomis, higienis, tepat-cekat-cepat, ekosistem dan metakognitif.
5) Menghasilkan karya jadi maupun apresiatif yang siap dimanfaatkan dalam
kehidupan, maupun bersifat wawasan dan landasan
pengembangan appropriative terhadap teknologi yang baru dan teknologi kearifan
lokal.
B. Kerajinan Pembelajaran Prakarya

kerajinan adalah barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan. Kerajinan menghasilkan
karya yang mementingkan nilai keindahan sebagai hiasan atau kegunaan.

Pembuatan kerajinan yang prosesnya semakin rumit dilakukan, membuat kualitas dan nilai
jualnya juga semakin tinggi.

1) Tujuan Kerajinan
Kerajinan merupakan bagian dari seni rupa terapan yang produksinya melibatkan
keterampilan manual dalam membuat benda-benda kebutuhan hidup. Produksi kerajinan
dirancang untuk tujuan fungsional (kegunaan) sekaligus memiliki nilai keindahan.

Produk kerajinan yang dibuat tentu memiliki tujuan. Selain untuk hiasan dan kegunaan
praktis, ada juga tujuan lainnya.

Berikut beberapa tujuan kerajinan yang dirangkum dari buku Kemendikbud:

Sebagai penghias, kerajinan yang dibuat semata-mata sebagai hiasan pada benda atau
sebagai pajangan, tidak memiliki makna tertentu.
2) Sebagai benda dipakai, kerajinan yang dibuat berdasarkan tujuan untuk digunakan
sebagai kebutuhan sehari-hari.
3) Sebagai kebutuhan ritual, kerajinan yang mengandung simbol-simbol tertentu dan
berfungsi sebagai benda magis berkaitan dengan kepercayaan dan spiritual.
4) Sebagai kebutuhan simbolik, kerajinan tradisional biasanya berfungsi melambangkan hal
tertentu yang berkaitan dengan spiritual.

5) Sebagai kebutuhan konstruktif, kerajinan berfungsi sebagai pendukung sebuah bangunan.

Tujuan kerajinan meski berbeda-beda tetapi tetap memiliki nilai ekonomis. Yang mana
kerajinan itu sendiri bisa menambah nilai jual suatu produk.

Jenis-Jenis Kerajinan

Melansir dari buku Kemendikbud, kerajinan dapat dibagi menjadi beberapa jenis.

Kerajinan dari Bahan Lunak

Berdasarkan bahan yang digunakan, kerajinan dari bahan lunak dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu bahan lunak alam dan buatan.

a. Bahan Lunak Alam

Bahan lunak alam adalah bahan karya kerajinan yang diperoleh dari alam dan cara
pengolahannya juga secara alami, tidak dicampur atau dikombinasi dengan bahan buatan.

Contoh bahan lunak alam adalah tanah liat, kulit, getah nyatu, bubur tisu, dan flour clay.

b. Bahan Lunak Buatan

Bahan lunak buatan adalah sesuatu yang diolah manusia dengan menggunakan bahan kimia dan
paduannya, bukan asli dari alam, untuk mendapatkan efek duplikasi bahan alam.

Contoh bahan lunak buatan adalah lilin, gips, fiberglass, dan sabun.

2. Kerajinan dari Bahan Keras

Berdasarkan bahan yang dipakai, kerajinan yang terbuat dari bahan keras juga dibagi menjadi
dua jenis, yakni bahan keras alami dan buatan.

a. Bahan Keras Alami

Kerajinan ini memakai bahan baku yang berasal dari alam dan mengalami proses pengolahan,
namun tidak mengubah wujud bendanya.
Contoh bahan keras alami adalah kayu, rotan, bambu, tulang, biji-bijian, batu, pasir, dan kerang.

b. Bahan Keras Buatan

Kerajinan ini dibuat dari bahan yang telah melalui proses pengolahan kembali hingga menjadi
keras dan berubah bentuk untuk dijadikan bahan baku kerajinan. Contoh bahan keras alami
adalah besi, logam, kawat, kaca, semen, kaleng, dan timah.

3. Kerajinan dari Limbah Lunak

Limbah lunak mengacu pada kata sifat lunak, yaitu limbah yang bersifat lembut, empuk, dan
mudah dibentuk. Limbah lunak dibagi dalam bentuk limbah lunak organik dan anorganik.

a. Limbah Lunak Organik

Limbah lunak organik umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan. Semua bagian tumbuhan yang
dapat dikategorikan limbah dapat diolah menjadi produk kerajinan.

Namun, semua harus melalui proses pengolahan agar mendapat bahan baku yang baik.

Limbah lunak organik yang dapat dijadikan karya kerajinan di antaranya kulit jagung, kulit
bawang, kulit kacang, kulit buah/biji-bijian, jerami, kertas, dan pelepah pisang.

b. Limbah Lunak Anorganik

Limbah lunak anorganik berasal dari bahan olahan dengan campuran zat kimiawi dan mudah
dibentuk serta diolah dengan bahan sederhana. Sifat dari limbah lunak anorganik ini relatif sulit
terurai, mungkin beberapa bisa terurai tetapi butuh waktu yang lama.

Limbah lunak anorganik umumnya berasal dari kegiatan industri, pertambangan, dan domestik
dari sampah rumah tangga. Contohnya plastik kemasan, kotak kemasan, kain perca, karet
sintetis, dan styrofoam.

Contoh Kerajinan

1. Contoh Kerajinan dari Bahan Lunak

Kerajinan dari bahan lunak bisa menghasilkan beberapa bentuk. Di antaranya yaitu kerajinan
tanah liat yang dijadikan keramik, vas bunga, guci, tembikar, atau perlengkapan makan dan
minum.

Lalu kerajinan gips dapat dijadikan hiasan dinding dan juga mainan. Ada juga sabun yang
biasanya diukir lalu diberi pewarna dan motif tertentu, atau dicampur sedikit sagu dan air agar
bisa dibentuk sesuai kebutuhan.

2. Contoh Kerajinan dari Bahan Keras

Kerajinan dari bahan keras bisa menghasilkan banyak bentuk. Di antaranya yaitu kayu untuk
dijadikan pajangan kayu, mainan kayu, mebel, dan lainnya.

Lalu batu bisa dijadikan patung hiasan serta aksesori pelengkap busana. Logam bisa menjadi
perhiasan, wadah logam, atau medali. Atau perak dijadikan miniatur, gantungan kunci, dan
perhiasan.

3. Contoh Kerajinan dari Limbah Lunak

Limbah yang beraneka ragam bisa dijadikan kerajinan yang unik-unik. Seperti limbah plastik
bekas dapat diolah menjadi tas, wadah tisu, topi, payung jas hujan, taplak, dan masih banyak
lagi.

Sedotan dapat menjadi karya seperti bunga hiasan, taplak, hiasan gantung, atau boneka. Lalu
kotak kemasan dapat menjadi keranjang sampah, tas, vas bunga, hiasan dinding, dan boneka.
BAHAN AJAR

“Konsep Keterampilan dan Kerajinan


Serta Fungsi Keterampilan dan Kerajinan”
Diajukan sebagai Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Prakarya

Oleh :
Suci Rahmayani (20129213)

Dosen Pengampu :
Drs. Yunisrul, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
Penguatan Konsep Kerajinan dan Keterampilan

Serta Fungsi Kerajinan dan Keterampilan

A. Konsep Kerajinan

1. Pengertian kerajinan

Kerajinan merupakan salah satu hal yang berhubungan erat dengan karya tangan atau aktivitas
serta berkaitan dengan barang yang akan dibuat dengan kerajinan dalam keterampilan tangan.
Kerajinan bisa dibuat dari berbagai macam bahan yang sudah ada. Jadi dari hasil kerajina
tersebut akan memunculkan suatu karya seni atau dan suatu barang yang dapat dipakai. Biasanya
dalam pembuatan kerajinan ini masih dilakukan secara tradisional.

2. Pengertian keterampilan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “keterampilan” memiliki arti: Kecakapan
untuk menyelesaikan tugas. Secara umum pengertian keterampilan adalah suatu kemampuan di
dalam menggunakan akal, pikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan, membuat atau
mengubah sesuatu. Keterampilan juga dapat dikatakan. sebuah hal yang berkaitan dengan buatan
tangan atau aktivitas yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan dengan melalui keterampilan
tangan (kerajinan tangan). Kerajinan tersebut yang dibuat biasanya terbuat dari berbagai bahan.
Dari kerajinan ini akan menghasilkan hiasan atau juga benda seni maupun barang pakai.
Biasanya istilah tersebut diterapkan untuk cara tradisional didalam membuat barang-barang.

B.Ruang Lingkup

1.Kerajinan Tangan

Kerajinan tangan dikaitkan dengan nilai pendidikan diujudkan dalam


prosedurpembuatan.Prosedur memproduksi dilalui dengan berbagai tahapan dan beberapa
langkah yangdilakukan oleh beberapa orang. Kinerja ini menumbuhkan wawasan, toleransi
sosialserta social corporateness memulai pemahaman karya orang lain.Pembuat pola
menggambarkan di atas dikerjakan oleh perancang gambar dilanjutkandengan pewarnaan sesuai
dengan warna lokal (kearifan lokal) merupakan prosesberangkai dan membutuhkan kesabaran
dan ketelitian serta penuh toleransi. Jikasalah seorang membuat kesalahan maka hasil akhir tidak
akan seperti yangdiharapkan oleh pembuat pola dan motif hiasnya. Prosesdur semacam
inimemberikan nilai edukatif jika dilaksanakan di sekolah.

2.Rekayasa

Rekayasa yang diartikan usaha memecahkan permasalahan kehidupan sehari-haridengan berpikir


rasional dan kritis sehingga menemukan kerangka kerja yang efektifdan efisien. Pengertian
teknologi erat sekali dengan pembelajaran mandiri, sepertimenggoreng daging dengan lemaknya
sendiri.Oleh karenanya, konsep teknologi untuk mengembangkan diri dengan kemampuan yang
diperoleh dari belajar tersebut. Kata ‘rekayasa’ merupakan terjemahan bebas dari kata
engineering yaitu perancangan dan rekonstruksi benda atau pun produkuntuk memungkinkan
penemuan produk baru yang lebih berperan dan kegunaan.

3.Budidaya

Budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja yang berusaha untukmenambah,
menumbuhkan, dan mewujudkan benda ataupun makhluk agar lebihbesar (tumbuh), dan
berkembang (banyak). Kinerja ini membutuhkan perasaanseolah dirinya (pembudidaya) hidup,
tumbuh dan berkembang.

Prinsip pembinaan rasa dalam kinerja budidaya ini akan memberikan hidup padatumbuhan atau
hewan, namun dalam bekerja dibutuhkan system yang berjalanrutinitas, seperti kebiasaan hidup
orang: makan, minum dan bergerak. Maka seorangpembudidaya harus memahami kartakter
tumbuhan atau hewan yang di’budidaya’kan. Konsep cultivation tampak pada penyatuan diri
dengan alam danpemahaman tumbuhan atau binatang. Pemikiran echosystem menjadi langkah
yangselalu dipikirkan keseimbangan hidupnya.Manfaat edukatif budidaya ini adalah pembinaan
perasaan, pembinaan kemampuanmemahami pertumbuhan dan menyatukan dengan alam
(echosystem) menjadi anakdan tenaga kerja yang berpikir sistematis namun manusiawi dan
kesabaran. Hasilbudidaya tidak akan dapat dipetik dalam waktu singkat melainkan
membutuhkanwaktu dan harus diawasi dengan penuh kesabaran. Bahan dan perlengkapan
teknologi budidaya sebenarnya dapat diangkat dari kehidupan sehari-hari yangvariatif, karena
masing-masing daerah mempunyai potensi kearifan yang berbeda.
4.Pengolahan

Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi benda produk jadiagar dapat
dimanfaatkan secara maslahat. Pada prinsipnya kerja pengolahan adalahmengubah benda mentah
menjadi produk matang dengan mencampur, memodifikasibahan tersebut. Oleh karenanya kerja
pengolahan menggunakan desain system, yaitumengubah masukan menjadi keluaran sesuai
dengan rancangan yang dibuat.Sebagai contoh: membuat makanan atau memasak makanan;
kinerja inimembutuhkan desain secara tepat akan tetapi juga membutuhkan perasaan
terutamarasa lidah dan bau-bauan agar sedap. Kerja ini akan melatih rasa, dan kesabaranmaupun
berpikirapraktis serta tepat. Kognisi untuk menghafalkan rasa bumbu, sertaracikan yang akan
membutuhkan ketelitian dan kesabaran.Manfaat pendidikan teknologi pengolahan bagi
pengembangan kepribadian pesertadidik adalah: pelatihan rasa yang dapat dikorelasikan dalam
kehidupan sehari-hari.Demikian pula pelatihan sistematis dan kesabaran memasak membutuhkan
perasaanyang dipadu dengan pikiran serta keterampilan kearifan lokal, maupun modern yang
bermanfaat bagi kehidupan dan berkehidupan.

Menampilkan kembali hasil ciptaannya secara oral dan karya secara protofolioberdasarkan hasil
olahan secara pribadi, kelompok mapun projektif sehinggamenjadi keterampilan hidup.-

Merekonstruksi karya Seni Budaya dan Prakarya secara teknologi, seni yang dapatdimanfaatkan
untuk mengapresiasi karya teknologi dan seni terbarukan.Penilaian karya Seni Budaya dan
Prakarya melalui: produk dan proses, menggunakantes yang disiapkan berdasarkan standar
penciptaan maupun nontes melalui asesmenproses sebagai authentic-asessment

1. Tujuan Penilaian

Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui tingkat wawsan serta produksi dankreasi Seni Budaya
dan Prakarya bagi peserta didik telah menguasai kompetensidasar tertentu. Selain itu, penilaian
juga bertujuan:

a. mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar peserta didik;

b. mengukur perkembangan kompetensi peserta didik; mendiagnosis kesulitanbelajar peserta


didik;
c. mengetahui hasil pembelajaran; mengetahui pencapaian kurikulum;

d. mendorong peserta didik belajar dan mengembangkan diri;

e. sebagai umpan balik bagi guru untuk memperbaiki proses pembelajaran

2. Bentuk Instrumen Penilaian (Mengacu standar penilaian)

Pembelajaran Pendidikan Keterampilan Seni Budaya dan Prakarya dapatmemanfaatkan berbagai


bentuk instrumen penilaian yang disesuaikan denganmetode, strategi pembelajaran dan
ketercapaian kompetensi yang menjadi tujuanproses belajar mengajar.Bentuk instrumen tersebut
dapat berupa:a. Pertanyaan lisan, yang berfungsi sebagai penilaian formatif selama
pembelajaranberlangsungb. Pertanyaan tertulis, dapat berbentuk:

1. Pilihan Ganda, digunakan untuk mengetahui penguasaan kompetensi


pada tingkatpengetahuan, pemahaman dan dapat lebih dikembangkan pada tingkat
aplikasi(terapan) dan evaluasi.

2. Uraian Objektif, digunakan untuk mengetahui perolehan kesimpulan, tafsiran daripeserta


didik. Untuk itu, pendekatan pembelajaran harus bermakna.

3. Uraian bebas, digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik pada ranahkognitif terkait
dengan pengembangan keterampilan Seni Budaya dan Prakarya.

4. Portofolio, merupakan kumpulan hasil karya, tugas, pekerjaan siswa disusunberdasarkan


urutan kategori kegiatan: berkarya atau dan tugas yang memberigambaran perkembangan
kompetensi pesertadidik, sekaligus dipakai sebagaibahan penilaian proses.

5. Unjuk kerja (UK) digunakan untuk mengetahui tingkat kompetensi peserta didikdalam
praktik. Penilaian UK berhubungan dengan sikap, etika dan estetika sebagaidampak proses
pembelajaran keterampilan Seni Budaya dan Prakarya.

Sebagai kelengkapan pengembangan penilaian otentik dapat melihat skema di atas.Bentuk


instrumen nontes tersebut dapat berupa:
1. Pengamatan langsung ketika pesertadidik berkarya, dengan mencata perilakuberdasarkan
minat, keingintahuan, serta kemampuan memecahkan masalah secarapribadi maupun kelompok.

2. Pencatatan kemajuan kinerja pesertadidik melalui kemampuan mengatasi maslaah,serta


memfinishing karya yang dapat disajikan secara terbuka, tertulis, maupunbentuk benda.

3. Unsur yang dinilai: estetik, ergonomis, kreatif, hygienis, ketepatan, kecepatan dankecakapan
berdasarkan jenis dan materi pelajarannya.
BAHAN AJAR

“Konsep Keterampilan 3 M (Menggunting, Melipat, dan Menempel)


Kertas Origami”
Diajukan sebagai Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Prakarya

Oleh :
Suci Rahmayani (20129213)

Dosen Pengampu :
Drs. Yunisrul, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
A. Pengertian Menggunting, Melipat dan Menempel

1. Menggunting

BS Anwir (1982:32) menggunting adalah suatu contoh khas tentang menggeser


sebagian bahan. Senada dengan itu, menurut Sumanto (2005:108) menggunting adalah
merupakan teknik dasar untuk membuat aneka bentuk kerajinan, bentuk hiasan, dan
gambar dari bahan kertas dengan memakai bantuan alat pemotong. Berdasarkan cara
pembuatannya dapat dibedakan yaitu menggunting secara langsung dan menggunting
secara tidak langsung. Cara langsung yaitu menggunting lembaran kertas dengan alat
gunting sesuai bentuk yang dibuat. Cara tidak langsung yaitu menggunting dengan melalui
tahapan melipat terlebih dahulu pada lembaran kertas baru dilakukan pengguntingan. Amelia
(dalam Nia Nurida, 2012:10) menyatakan bahwa kegiatan menggunting tidak
hanya menyenangkan, kegiatan menggunting melatih motorik halus anak dimulai dari garis
lurus, garis zigzag, garis lengkung, bentuk geometri hingga pola-pola lainnya. Kegiatan
menggunting ini bertujuan untuk melatih koordinasi tangan dan mata yang merupakan
persiapan menulis. Sedangkan, menurut Tri Handayani (2013:5) kegiatan menggunting
dengan pola geometri dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kemampuan motorik halus
anak. Senada dengan itu, menurut Suratno (2005:127) menyatakan kegiatan menggunting
membutuhkan keterampilan menggerakan otot-otot tangan dan jari-jari untuk berkoordinasi
dalam menggunting sehingga bisa memotong kertas, kain, atau yang lain sesuai yang
diinginkan. Untuk melatih otot tangan dan jari anak agar dapat menggunting dengan baik
dengan menyediakan kertas, kain perca, koran bekas, majalah bekas dan sebagainya. Menurut
pendapat beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa menggunting merupakan
teknik dasar untuk membuat aneka kerajinan, bentuk hiasan dari bahan kertas dengan
memakai bantuan alat pemotong, melalui menggunting dapat melattih kemampuan motorik
halus anak

2. Melipat

Menurut Maya Hirai (2007: iv) dalam bukunya Origami, mengemukakan


bahwa:Melipat/origami adalah sebuah seni melipat kertas. Artinya dengan bahan dasar
kertaslah kreativitas seni ini dilakukan dan dikembangkan. Bila kemudian ada
yang menggunakan bahan plastik, alumunium foil, kain dan bahan-bahan lain selain
kertas, hal tersebut merupakan perkembangan selanjutnya yang banyak dilakukan oleh para
seniman. Akan tetapi secara prinsip kertaslah yang menjadi media dasar origami. Melipat
atauorigami secara bahasa, melipat/origami berasal dari sebuah istilah jepang yakni “oru”
berarti melipat dan “kami” atau“gami” berarti kertas.

Pada awalnya, melipat/origami hanya menjadi tradisi hiasan dan pelengkap hadiah-hadiah pada
masyarakat elit di Jepang karena harga kertasnya yang sangat mahal, melipat/origami
berubah menjadi alat bermain dan pendidikan. Menurut Hajar Parmadhi dan Evan Sukardi
S (2008:7.22). Dapat disimpulkan bahwa melipat/origami adalah seni melipat kertas untuk
membentuk karya tiga dimensi, dan meremas kertas lalu membentuknya kembali,
merupakan karya rupa tiga dimensi yang ekspresif.

3. Menempel

Dalam KBBI (2002:124), menempel diartikan sebagai melekatkan sesuatu dengan lem
atau perekat. Senada dengan itu Martha Christianti (2009:93) menyatakan bahwa
kegiatan menempel adalah salah satu kegiatan yang menarik minat anak-anak karena
berkaitan dengan meletakkan dan merekatkan sesuatu sesuka mereka. Menempel merupakan
proses setelah menggunting. Sedangkan, Andang Ismail (2005:232 ) menempel adalah aktivitas
menyusun benda-benda dan potongan-potongan kertas dan ssebagainya, yang ditempelkan
pada bidang datar dan merupakan kesatuan karya seni. Lebih lanjut, Hajar Pamadhi
(2008:7.5) mengemukakan bahwa penempelan gambar dikatakan baik jika tepat pada tempat
yang telah disediakan berupa kolom kosong yang terdapat garis pinggirnya untuk membatasi
objek gambar yang telah digunting. Meletakkan kertas yang sudah diolesi lem akan sangat sulit
bagi anak, sebab kertas yang sudah terolesi lem begitu menempel kertas lain akan mudah
lengket dengan kertas lain tersebut, padahal apabila posisi kertas tersebut belum pas maka
sangat sulit untuk dilepas.

Proses dalam menempel mempunyai tujuan motorik yang sangat nyata, karena dalam
menempel potongan gambar diperlukan ketelitian, kesabaran, keterampilan dalam proses
penempelan gambar. Untuk kegiatan menempelkan gambar telah disediakan tempat yang
biasanya sudah ada batas-batasnya, yaitu ruangan kosong/kertas kosong. Menurut pendapat
beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa menempel merupakan kegiatan
melekatkan sesuatu dengan lem dan

menempelkannya pada bidang datar didalam menempel dibutuhkan ketelitiian kesabaran


agar menghasilkan karya yang indah.

B. Tahapan Kegiatan menggunting, melipat dan menempel

Sumanto (2005:109) menyatakan bahwa secara umum tahapan menggunting, melipat dan
menempel sebagai berikut :

1. Tahap persiapan, dimulai dengan menentukan bentuk, ukuran, warna kertas yang

digunakan. Juga dipersiapkan bahan dan alat yang diperlukan untuk menggunting, melipat, dan
menempel.

2. Tahap pelaksanaan, yaitu melakukan pengguntingan kertas tahap demi tahap

sesuai gambar pola dengan rapi sampai selesai dengan baik.

3. Tahap penyelesaian, yaitu menempelkan hasil guntingan dan lipatan diatas bidang
gambar atau kertas kosong.

C. Media dari Kegiatan

Media dalam menggunting, melipat dan menempel menurut Ana Yuliani (2011:24) adalah :

1. Gunting

Gunting digunakan oleh anak sebaiknya dipilih bentuk gunting yang bagian tujungnya
tidak runcing (tumpul dan bundar) tetapi tajam namun bagian pegangannya dilapisi
plastik sehingga tetap aman digunakan.

2. Kertas

Kertas yang digunakan dapat bermacam-macam meliputi kertas berwarna, kertas gambar
dengan ukuran bervariasi, kertas koran, kertas origami, kertas karton dll.

3. Lem

Lem digunakan untuk menempelkan hasil guntingan pada kertas, sehingga lem yang
digunakan adalah lem kertas.
D. Manfaat dari Kegiatan Menggunting, Melipat dan Menempel

Sandra Talogo (2008) menyatakan bahwa manfaat dari menempel dan menggunting
adalah sebagai berikut :

a) Melatih Motorik Halus


Menggerak-gerakkan gunting, mengikuti alur guntingan kertas merupakan kegiatan
yang efektif untuk mengasah kemampuan motorik halus anak. Begitu juga dengan
kegiatan menempel. Membuka perekat lalu menempelkan ditempat yang sudah
ditentukan membuat jari jemari anak jadi lebih terlatih.
b) Melatih koordinasi tangan-mata, dan konsentrasi.
c) Semua ini bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan otak yang lebih
maksimal mengingat di usia ini merupakan masa pertumbuhan otak yang sangat
pesat.
d) Meningkatkan kepercayaan diri.
Ketika anak berhasil menggunting dan menempel, anak akan melihat hasilnya. Hal ini
merupakan suatu pujian positif yang akan meningkatkan kepercayaan dirinya untuk
melakukan kegiatan tersebut.
e) Ungkapkan ekspresi.
Menggunting dan menempel dapat menjadi sarana untuk mengungkapkan ekspresi
dan kreativitas anak.
f) Mengasah kognitif
Koordinasi mata dan tangan pada kegiatan menggunting dan menempel akan
menstimulus kerja otak sehingga kemampuan kognitif anak pun akan makin
terasah.

E. Kelebihan dan Kekurangan dari Kegiatan Menggunting, Melipat dan Menempel

Kelebihan

a. Alat dan bahan yang digunakan mudah dikreasikan menjadi bentuk yang menarik.
b. Melatih kesabaran anak dalam melakukan porses kegiatan.
c. Alat dan bahan mudah ditemukan disekitar anak.
d. Dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak membuat ananda belajar
mengenai ukuran dan bentuk yang diinginkan serta keakuratannya.
e. Meningkatkan citra diri dan bakat anak
f. Saat bermain origami anak akan terbiasa Belajar mengikuti instruksi yang runut.

2. Kekurangan

a. Keamanan anak saat menggunakan media seperti gunting akan mengkhawatirkan


penyalah gunaan benda tesrsebut sehingga mengakibatkan anak terluka jika tidak diawasi
oleh guru.
b. Saat menggunting, melipat dan menempel anak cenderung terlalu lama sehingga akan
mengahabiskan banyak waktu
c. Anak akan cepat bosan jika melakukan aktivitas yang terlalu lama dan tidak ada
kreativitas dari guru

F. Metode Menggunting, melipat dan menenpel

a. Pemberian Tugas
Dengan penerapan metode pemberian tugas melalui kegiatan meronce maka
pembelajaran akan tercipta suasana yang aktif dan menyenangkan, sehingga tujuan
pembelajaran akan tersampaikan dengan baik dan yang terpenting adalah anak-anak
dapat memahami materi yang disampaikan dengan cara metode pemberian tugas dan
mempraktikkan langsung sesuai dengan pemahaman dan pengetahuan yang mereka
dapat. Dengan demikian secara perlahan perkembangan motorik halus anak akan
meningkat dengan adanya rangsangan praktik kegiatan yang mereka lakukan dalam
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kegiatan meronce.

b. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau
mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang
sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang
dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan”. Selain
penggunaan metode pembelajaran yang tepat, penggunaan media pembelajaran juga
sangat penting, karena untuk meningkatkan kognitif anak memerlukan media yang
konkret.

c. Tanya Jawab
Adanya pecakapn yang dilakukan antara guru dan pserta didik membuat pelaksnaan
kegiatan pembelajaran berjalan dengan optimal. Begitu pula pada anak usiad ini, dimana
anak-anak sangat membutuhkan penjelasan yang lebih tepat dan jelas (konkret) dari
setiap kegoiatan pembelajaran yang dilakukannya termasuk meronce.

G. Aspek Penilaian dari Kegiatan Menggunting, Melipat dan Menempel

Menurut Sumanto (2005:153) pengamatan yang dapat diperhatikan oleh guru


pada saat menerapkan metode menempel terdiri dari beberapa aspek berikut ini :

a. Antusias
Antusias anak dalam melakukan kegiatan dapat dilihat dari semangat

dan keceriaannya dalam melakukan kegiatan menggunting dan menempel.Biasanya anak


yang memiliki semangat yang tinggi selalu ingin menjadi yang pertama memulai dan
menyelesaikan pekerjaannya.

b. Ketelitian

Dalam mewarnai, menggunting dan menempel sangat diperlukan ketelitian karena motorik
halus anak yang baru mulai terbentuk maka akan sangat mudah melihat dan menilai
ketelitian anak dalam menggunting dan menempel. Masih banyak anak yang masih ada
anak yang menggunting gambar tidak mengikuti garis gambar dan masih ada anak yang
menempel di tempat yang tidak tepat.

c. Ketepatan

Ketepatan anak dalam menggunting gambar sesuai perintah guru dan ketepatan anak
menempel pada gambar yang telah disediakan juga merupakan indikasi bahwa motorik
halus anak sudah berkembang

d. Ketekunan

Bagi anak yang tidak memiliki semangat dalam menggunting dan menempel maka
kegiatan ini akan sangat membosankan. Hal ini biasanya ditandai dengan cara anak
menggunting yang asal-asalan sehingga terkesan dipaksakan

Anda mungkin juga menyukai