Anda di halaman 1dari 2

Nama : Kurnia Lezi Ananda (20129151)

Pendidikan tidak hanya fokus pada intelektual saja, melainkan dampak di luas
pendidikan adalah adanya perubahan tingkah laku tingkah laku peserta didik di masyarakat.
Itulah sebabnya teori psikoanalisis dalam dunia pendidikan juga mengutamakan kecerdasan
emosional dan spiritual. Kecerdasan emosional dapat melatih kemampuan seseorang untuk
mengelola perasaan, memotivasi, tegar menghadapi frustasi, sanggup mengendalikan
tekanan, mengatur suasana hati, dan berempati serta bisa bekerja sama dengan orang lain.
Super Ego mungkin berubah atas pengaruh dari luar. Hanya saja, jika Ego
dipengaruhi oleh faktor realitas dengan pertimbangan dasarnya keselamatan diri, seperti
pertimbangan kemungkinan akibat-akibat dari suatu tindakan tertentu. Maka Super Ego
murni dipengaruhi oleh nilai baik-buruk dari norma dan moralitas yang dibentuk oleh struktur
sosial, budaya, dan agama disekitar Ego.
Dalam Superego terdapat nilai-nilai moral yang mewakili nilai-nilai ideal dan
memberikan batasan baik dan buruk. Nilai-nilai moral tersebut diperoleh dari orangtua
maupun orang lain ketika usia 3 hingga 5 tahun. Dan super ego akan berkembang pada anak
ketika ia menempuh pendidikan.Dengan memiliki nilai-nilai moral yang baik, individu
memiliki nilai untuk menghukum Ego dan gambaran individu ideal. Orangtua perlu
menanamkan nilai-nilai moral tersebut secara berulang-ulang sehingga tertanam dalam
ingatan, kemudian mempengaruhi nilai-nilai yang dipegang. Pengaruh pendidikan terhadap
berkembangnya super ego adalah dengan adanya pendidikan pendidikan karakter sebagai
media penanaman nilai-nilai moralitas (Super Ego) dari komunitas sosial yang lebih besar
seperti keluarga, masyarakat, negara dan agama tetap penting keberadaanya.
Pendidikan karakter merupakan upaya serius untuk membantu seseorang (anak didik)
memahami, peduli, dan bertindak denganlandasan inti nilai-nilai etis. Pendidikan karakter
juga bisa dipahami sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral,
pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk
memberikan keputus baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan
dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Sederhananya, pendidikan karakter adalah
sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan
mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan
kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Tujuan inti dari pendidikan karakter ialah
membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,
bertoleran,bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasiilmu
pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh imandan takwa kepada Tuhan yang
Maha Esa berdasarkan Pancasila.Pendidikan karakter berfungsi (1) mengembangkan potensi
dasar manusia agarberhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2) memperkuatdan
membangun perilaku bangsa yang multikultur; (3) meningkatkanperadaban bangsa yang
kompetitif dalam pergaulan dunia.
Ada 18 nilai karakter menurut Kementerian Pendidikan Nasional yang akan
ditamamkan dalam diri peserta didik sebagai upaya membangun karakter bangsa, yaitu:
1)Religius; 2) Jujur; 3) Toleransi; 4) Disiplin; 5) Kerja Keras; 6) Kreatif; 7) Mandiri; 8)
Demokratis; 9) Rasa Ingin Tahu; 10) Semangat Kebangsaan; 11)Cinta Tanah Air; 12)
Menghargai Prestasi; 13) Bersahabat (Komunikatif); 14) Cinta Damai; 15)Gemar Membaca;
16) Peduli Lingkungan; 17) Peduli Sosial; 18) Tanggung Jawab;
Dapat disimpulkan bahwa salah satu pengaruh pendidikan terhadap terbentuk dan
berkembangnya super ego adalah dengan adanya pendidikan karakter yang diberikan oleh
pendidik kepada peserta didik, sehingga mereka dapat mengetahui serta dapat membedakan
mana hal yang baik dan buruk serta dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-
hari.

Anda mungkin juga menyukai