PENDIDIKAN IPA SD
Materi : Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan IPA Kurikulum Merdeka Belajar
Pemateri :
A. Penambahan Materi
1. Rafika(20129191)
A. Tujuan IPA dalam Kurikulum Merdeka
Pelajaran IPA merupakan kendaraan yang strategis dalam mengembangkan profil pelajar Pancasila.
Dalam kegiatan pembelajaran IPA, peserta didik akan menggali rahasia planet bumi dan alam
semesta ciptaan Tuhan serta berbagai tantangan yang ada didalamnya. Proses ini merupakan
kendaraan yang sangat strategis dalam membangun iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia. Melalui proses saintifik maka kemampuan peserta didik untuk bernalar kritis
agar mampu memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif secara objektif, membangun
keterkaitan antara berbagai informasi, melakukan analisa, evaluasi, menarik kesimpulan dan
menerapkan hal yang dipelajari dalam situasi baru. Mata pelajaran IPA juga memfasilitasi peserta
didik untuk mandiri dan mampu berkolaborasi dengan orang lain. Selain itu peserta didik menggali
potensi yang dimiliki Indonesia, mengidentifikasi masalah yang ada di sekitarnya dalam perspektif
global.
Data-data dan bukti bukti dari berbagai sumber yang didapat, kemudian dapat diterjemahkan oleh
peserta didik dengan argumen yang tetap mempertahankan pada penjelasan ilmiah.
3. FAUZIAH AZZAHRA(20129030)
Hal-Hal Esensial Kurikulum Merdeka di Jenjang SD :
Kurikulum Merdeka merupakan sebuah kurikulum yang akan diterapkan dalam rangka mengasah
minat dan bakat peserta didik sejak dini dengan berfokus pada kompetensi, materi esensial, dan
pengembangan karakter.
Penerapan Kurikulum Merdeka ini tentunya akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kondisi
satuan pendidikan masing-masing, Adjarian.
Misalnya saja, di jenjang SD, di tahun pertama akan diterapkan untuk kelas satu dan tiga dan terus
berlanjut hingga bisa diaplikasikan secara penuh di tahun 2024 nanti.
Berikut gambaran mengenai penerapan Kurikulum Merdeka untuk jenjang SD.
Terdapat dua kegiatan pembelajaran utama dalam Kurikulum Merdeka, yaitu pembelajaran
intrakurikuler dan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Pembelajaran intrakurikuler dilakukan sekitar 70-80% dari jam pelajaran.
Sementara pembelajaran berbasis proyek dilakukan 20-30% jam pelajaran dan dilakukan minimal dua
kali dalam satu tahun ajaran.
Selain itu, mata pelajaran Bahasa Inggris menjadi mata pelajaran pilihan tiap sekolah, tergantung
kesiapan satuan pendidikan.
Mata pelajaran Bahasa Inggris akan diajarkan oleh guru kelas dengan kompetensi bahasa Inggris, guru
mapel, guru SD/MI atau SMP/MTs terdekat yang ditugaskan atau mahasiswa Program Merdeka
Belajar Kampus Merdeka.
Meskipun kurikulum merdeka yang menjadi kurikulum 2022 ini bersifat opsional, namun tak ada
salahnya jika sekolah menerapkan kurikulum ini, mengingat kurikulum ini juga sudah berhasil
diterapkan di beberapa sekolah penggerak dan hasilnya cukup memuaskan. Berikut beberapa
keunggulan kurikulum 2022, yaitu:
Berdasarkan hasil riset, pandemi menimbulkan kehilangan pembelajaran atau learning loss literasi
dan numerasi secara signifikan. Jika dibiarkan tentu ini akan mengkhawatirkan dunia pendidikan.
Sebagai bagian dari mitigasi learning loss, sekolah pun diberikan pilihan untuk menggunakan
kurikulum yang sederhana supaya fokus terhadap kompetensi dasar dan penguatan karakter siswa.
Tentunya Kemendikbudristek juga tidak akan melepaskan sekolah begitu saja, melainkan akan
dibimbing dan didukung penuh oleh pemerintah. Diketahui Kemendikbudristek akan memberikan
bantuan berupa platform teknologi untuk sekolah yang mengadopsi kurikulum tersebut. Pada masa
transisi menuju kurikulum baru 2022 dan proses adaptasi juga akan didukung penuh oleh setiap
pihak yang bersangkutan.
Jadi tak ada salahnya untuk sekolah mulai beradaptasi kembali dengan kurikulum merdeka yang
menjadi kurikulum 2022 guna memulihkan kegiatan pembelajaran lebih baik.
Itulah beberapa hal yang bisa Anda ketahui mengenai kurikulum merdeka yang menjadi kurikulum
2022 mulai dari perubahan dan keunggulannya. Diketahui dalam penerapan kurikulum ini akan
didukung melalui penyediaan buku teks dan pelatihan serta pendampingan untuk guru, kepala
sekolah dan dinas pendidikan.
Kejarcita.id menjadi salah satu platform pendidikan berbasis teknologi yang juga mendukung guru
dan sekolah dalam menerapkan pembelajaran yang lebih efektif, melalui Learning Management
System (LMS) dengan fitur-fitur menarik di dalamnya untuk memudahkan kegiatan pembelajaran.
Selain itu, kejarcita.id juga memiliki program pelatihan untuk guru yang bisa disesuaikan dengan
kebutuhan sekolah dan pendidikan saat ini. Dengan berbagai upaya dan dukungan dari kejarcita.id
diharapkan sekolah di Indonesia bisa lebih baik dan menghasilkan generasi Indonesia yang cerdas
dan berkarakter.
5. Adiva Ayodia Prameswari (20129103)
prinsip dari IPAS atau Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial, kemudian alasan diterapkannya IPAS
sebagai penggabungan antara IPS dan IPS pada kurikulum merdeka belajar yang sedang dalam
proses implementasi bertahap saat sekarang ini
Pola pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) perlu disesuaikan agar generasi muda
dapat menjawab dan menyelesaikan tantangan-tantangan yang dihadapi di masa yang akan datang.
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang makhluk
hidup dan benda mati di alam semesta serta interaksinya, dan mengkaji kehidupan manusia sebagai
individu sekaligus sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dengan lingkungannya.
Secara umum, ipas diartikan sebagai gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara logis dan
bersistem dengan memperhitungkan sebab dan akibat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016).
Pengetahuan ini melingkupi pengetahuan alam dan pengetahuan sosial. Pendidikan IPAS memiliki
peran dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila sebagai gambaran ideal profil peserta didik
Indonesia.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Nadiem Makarim,
sebagai penggagas Kurikulum Merdeka menjelaskan bahwa kurikulum ini akan diterapkan mulai
tahun baru ajaran 2022/2023.
Alasan digabungkannya kedua mapel IPA dan IPS ini menjadi ipas yakni sebagai berikut:
1. Kerangka Dasar
Landasan utama pada kurikulum 2013 adalah tujuan Sistem Pendidikan Nasional dan Standar
Nasional pendidikan. Sedangkan Kurikulum Merdeka ditambah dengan menekankan
mengembangkan Profil Pelajar pancasila pada peserta didik.
2. Kompetensi yang Dituju
Pada Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar (KD) serta Kompetensi Inti (KI) sebagai penilaian yaitu :
sikap spiritual, sikap sosial, Pengetahuan dan keterampilan. KD dinyatakan dalam bentuk oin-poin
yang akan dikoordinasikan pertahun serta hanya terdapat mata pelajaran Pendidikan, Budi Pekerti
dan Pendidikan Pncasila dan Kewarganegaraan. Sedangkan Kurikulum Merdeka capaian
pembelajaran disusun per fase dan dinyatakan dalam bentuk paragraph yang merangkaikan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk mencapai, menguatkan, dan meningkatkan kompetensi.
3. Struktur Kurikulum
Pada kurikulum 2013 jam pelajaran (JP) diatur per minggu satuan mengatur alokasi watu
pembelajaran secara rutin setiap minggu dalam setipa semester sehingga setiap semester peserta
didik akan mendapat nilai hasil belajar setiap semester. Sedangkan Kurikulum Merdeka strukturnya
dibagi menjadi dua keguatan pembelajaran utama yaitu: 1. Pembelajran reguler atau rutin yang
meruakankegiatan intrakulikuler. 2. Projek penguatan profil pelajar pancasila.
4. PembelajaranKurikulum 2013 mwlKUKn pendekatan pembelajaran menggunakan satu
pendekatan yatu pendekatan saintifik untuk semua mataa pelajaran. Sedangkan Kurikulum Merdeka
menguatkan pebelajaran terdiferensasi sesuai tahap capaian peserta didik.
5. Penilaian
Pada Kurikulum 2013 penilaian dibagi menjadi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Sedangan Kurikulum Merdeka tidak ada pemisahan antara panilaian sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
6. Perangkat Ajar yang Disediakan Pemerintah
Kurikulum 2013 menggunakan buku teks dan buku non-teks. Sedangkan Kurikulum Merdeka Buku
teks dan Buku Non-teks.
Materinya :
1. Kurangnya Beban Guru
Dengan kurikulum merdeka belajar, guru bisa lebih leluasa dalam melaksanakan proses
pembelajaran serta beban tugas administrasi pun dibuat lebih sederhana sehingga dalam menjalankan
profesinya, guru akan lebih merasa nyaman.
2. Penyederhanaan RPP
Kurikulum merdeka belajar memberikan ruang yang luas dalam hal penyederhanaan rancangan
pelaksanaan pembelajaran termasuk proses evaluasi. Karena, dalam kurikulum ini terdapat aturan
yang memberikan kebebasan bagi guru mulai dari pembuatan, pemanfaatan serta pengembangan
RPP.
4. Kebebasan Berekspresi
Konsep merdeka dalam pelaksanaan pembelajaran adalah memberikan kesempatan serta ruang yang
luas baik untuk guru maupun siswa dalam hal bereskpresi mulai dari menyatakan pendapat,
berdiskusi tanpa harus terbangun kesan tekanan psikologis khususnya bagi siswa.
2. Jam Pelajaran (JP) pada kurikulum 2013 diatur per minggu, sedangkan kurikulum merdeka
menerapkan JP per tahun.
3. Alokasi waktu pembelajaran pada kurikulum merdeka lebih fleksibel daripada kurikulum 2013
yang melakukan pembelajaran rutin perminggu dengan mengutamakan kegiatan di kelas.
4. Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, aspek sikap, dan perilaku, sedangkan kurikulum merdeka lebih mengutamakan
projek penguatan profil pelajar Pancasila, kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
B. Diskusi Tanya-Jawab
1. Rafika (20129191)
Seperti yg sudah dijelaskan kelompok penyaji bahwa capaian pembelajaran IPAS terdiri dari 3 fase,
yaitu fase A, B dan C. Jika capaian akhir per fase tidak tercapai atau terpenuhi, bagaimana cara
peserta didik mengejar ketertinggalan tersebut?
Dijawab oleh : Kurnia Lezi Ananda (20129151)
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang harus
dicapai peserta didik sesuai fase usia peserta didik. Penyusunan Capaian Pembelajaran (CP) per fase
merupakan upaya penyederhanaan sehingga peserta didik dapat memiliki waktu yang memadai
dalam menguasai kompetensi. Penyusunan CP per fase ini juga memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat pencapaian (Teaching at the Right Level),
kebutuhan, kecepatan, dan gaya belajar mereka. Hal ini karena CP disusun dengan memperhatikan
fase-fase perkembangan anak. Selain itu, penyusunan CP per fase berguna bagi guru dan satuan
pendidikan. Guru dan satuan pendidikan dapat memperoleh keleluasaan dalam menyesuaikan
pembelajaran sehingga selaras dengan kondisi dan karakteristik peserta didik. Pada setiap akhir fase,
terdapat kompetensi yang sama yang harus dicapai oleh peserta didik, namun alur untuk mencapai
akhir fase tersebut yang berbeda-beda disesuaikan dengan kebutuhan belajar, karakteristik, dan
perkembangan peserta didik yang beragam.
Jika di akhir fase capaian tersebut tidak terpenuhi/ tidak tercapai oleh peserta didik, maka Peserta
didik mengejar ketertinggalan dengan cara guru menentukan strategi pembelajaran yang tepat
berdasarkan hasil asesmen/penilaian. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran,
memfasilitasi pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk
guru, peserta didik, dan orang tua agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi
pembelajaran selanjutnya. Salah satu asesmen atau penilainnya yaitu asesmen diagnostik. Asesmen
Diagnostik adalah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi,
kekuatan, kelemahan peserta didik, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan
kompetensi dan kondisi peserta didik. Peserta didik yang perkembangan atau hasil belajarnya paling
tertinggal berdasarkan hasil Asesmen Diagnostik, diberikan pendampingan belajar secara afirmatif.
Jadi dapat disimpulkan bahwa peserta didik mengejar ketertinggalannya dengan cara guru
menentukan strategi pembelajaran yang tepat berdasarkan hasil asesmen/penilaian, salah satunya
dengan pendampingan belajar secara afirmatif.
Di akhir Fase A, peserta didik mengamati fenomena dan peristiwa secara sederhana dengan
menggunakan pancaindra, menyusun dan menjawab pertanyaan tentang hal-hal yang ingin diketahui
saat melakukan pengamatan. Peserta didik juga mampu membuat prediksi mengenai objek dan
peristiwa di lingkungan sekitar. Dengan panduan, peserta didik berpartisipasi dalam penyelidikan
untuk mengeksplorasi dan menjawab pertanyaan. Melakukan pengukuran dengan alat sederhana
yang ada disekitarnya untuk mendapatkan data. Selanjutnya peserta didik menggunakan berbagai
metode untuk mengorganisasikan informasi, termasuk gambar dan tabel. Peserta didik
mendiskusikan dan membandingkan antara hasil pengamatan dengan prediksi. Dengan panduan,
peserta didik membandingkan hasil pengamatan yang berbeda dengan mengacu pada teori serta
mengomunikasikan hasil penyelidikan secara lisan dan tertulis dalam format sederhana. Peserta didik
mengoptimalkan penggunaan pancaindra untuk melakukan pengamatan dan bertanya tentang
makhluk hidup dan perubahan benda ketika diberikan perlakuan. Peserta didik menggunakan hasil
pengamatan untuk menjelaskan pola sebab akibat sederhana dengan menggunakan beberapa media.
Peserta didik mengenali tubuh manusia, seperti pancaindra, serta cara perawatannya. Peserta didik
mengelaborasikan pemahaman tentang konsep waktu, siang-malam dan mengenal nama-nama hari,
nama bulan, kondisi cuaca dalam keterkaitannya dengan aktivitas sehari-hari.
Peserta didik mampu mendeskripsikan identitas diri dan orang disekitarnya, peran serta tanggung
jawabnya sebagai anggota keluarga/kelompok/sekolah sehingga dapat menerima perbedaan yang ada
di antara manusia. Peserta didik mendeskripsikan diri serta keluarganya secara kronologis
menggunakan media yang dipilihnya.
Peserta didik dapat mendeskripsikan benda-benda di lingkungan sekitar sebagai bagian dari
lingkungan alami dan buatan, mendeskripsikan lokasi diri, serta membuat gambar denah sederhana
di lingkungan rumah dan sekolah. Peserta didik mencerminkan perilaku hidup sehat dengan turut
menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan di sekitarnya. a) Elemen: Pemahaman IPAS (sains
dan sosial)
Capaian Pembelajaran: Di akhir Fase A, peserta didik mengidentifikasi dan mengajukan pertanyaan
tentang apa yang ada pada dirinya maupun kondisi di lingkungan rumah dan sekolah serta
mengidentifikasi permasalahan sederhana yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Peserta
didik mengoptimalkan penggunaan pancaindra untuk melakukan pengamatan dan bertanya tentang
makhluk hidup dan perubahan benda ketika diberikan perlakuan. Peserta didik menggunakan hasil
pengamatan untuk menjelaskan pola sebab akibat sederhana dengan menggunakan beberapa media.
Peserta didik mengenali tubuh manusia, seperti panca indra, serta cara perawatannya. Peserta didik
mengelaborasikan pemahaman tentang konsep waktu, siang-malam dan mengenal nama-nama hari,
nama bulan, kondisi cuaca dalam keterkaitannya dengan aktivitas sehari-hari. Peserta didik mampu
mendeskripsikan identitas diri dan orang disekitarnya, peran serta tanggung jawabnya sebagai
anggota keluarga/kelompok/sekolah sehingga dapat menerima perbedaan yang ada di antara
manusia. Peserta didik mendeskripsikan diri serta keluarganya secara kronologis menggunakan
media yang dipilihnya. Peserta didik dapat mendeskripsikan benda-benda di lingkungan sekitar
sebagai bagian dari lingkungan alami dan buatan, mendeskripsikan lokasi diri, serta membuat
gambar denah sederhana di lingkungan rumah dan sekolah. Peserta didik mencerminkan perilaku
hidup sehat dengan turut menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan di sekitarnya.
b) Elemen:Keterampilan proses
Capaian Pembelajaran: 1. Mengamati, Di akhir fase A, peserta didik mengamati fenomena dan
peristiwa secara sederhana dengan menggunakan pancaindra; 2. Mempertanyakan dan memprediksi,
peserta didik Menyusun dan menjawab pertanyaan tentang hal-hal yang ingin diketahui saat
melakukan pengamatan. Peserta didik membuat prediksi mengenai objek dan peristiwa di lingkungan
sekitar; 3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan. Dengan panduan, peserta didik berpartisipasi
dalam penyelidikan untuk mengeksplorasi dan menjawab pertanyaan. Melakukan pengukuran
dengan alat sederhana yang ada di sekitarnya untuk mendapatkan data. 4. Memproses, menganalisis
data dan informasi. Menggunakan berbagai metode untuk mengorganisasikan informasi, termasuk
gambar, tabel. Peserta didik mendiskusikan dan membandingkan antara hasil pengamatan dengan
prediksi. 5. Mengevaluasi dan refleksi. Dengan panduan, peserta didik membandingkan hasil
pengamatan yang berbeda dengan mengacu pada teori. 6. Mengomunikasikan hasil.
Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara lisan dan tertulis dalam format sederhana
2. Fase B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD) Di akhir fase ini, peserta didik mengamati
fenomena dan peristiwa secara sederhana dengan menggunakan pancaindra dan dapat mencatat hasil
pengamatannya. Dengan menggunakan panduan, peserta didik mengidentifikasi pertanyaan yang
dapat diselidiki secara ilmiah dan membuat prediksi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya. Peserta didik juga membuat rencana dan melakukan langkah-langkah operasional untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan berdasarkan panduan tertentu. Peserta didik menggunakan alat
dan bahan yang sesuai dengan mengutamakan keselamatan serta menggunakan alat bantu
pengukuran untuk mendapatkan data yang akurat.
Peserta didik mengorganisasikan data dalam bentuk tabel dan grafik sederhana untuk menyajikan
data dan mengidentifikasi pola. Peserta didik juga membandingkan antara hasil pengamatan dengan
prediksi dan memberikan alasan yang bersifat ilmiah serta mengevaluasi kesimpulan melalui
perbandingan dengan teori yang ada. Peserta didik mampu menunjukkan kelebihan dan kekurangan
proses penyelidikan. Selanjutnya peserta didik mengomunikasikan hasil penyelidikan secara lisan
dan tertulis dalam berbagai format.
Peserta didik mengidentifikasi proses perubahan wujud zat dan perubahan bentuk energi dalam
kehidupan sehari-hari. Peserta didik mengidentifikasi sumber dan bentuk energi serta menjelaskan
proses perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari (contoh: energi kalor, listrik, bunyi,
cahaya). Peserta didik memanfaatkan gejala kemagnetan dalam kehidupan sehari-hari dan
mendemonstrasikan bagaimana beragam jenis gaya memengaruhi gerak benda.
Di akhir fase ini peserta didik mampu menjalankan peran dan tanggung jawab sebagai bagian dari
anggota keluarga dan warga sekolah serta mendeskripsikan bagaimana interaksi sosial yang terjadi di
sekitar tempat tinggal dan sekolah. Peserta didik mengidentifikasi ragam bentang alam dan
keterkaitannya dengan profesi masyarakat. Peserta didik mendeskripsikan terjadinya siklus air dan
mampu menunjukkan letak kota/kabupaten dan provinsi tempat ia tinggal pada peta
konvensional/digital. Peserta didik mendeskripsikan keanekaragaman hayati, keragaman budaya,
kearifan lokal dan upaya pelestariannya.
Peserta didik mengenal budaya, sejarah (baik tokoh maupun periodisasinya) di provinsi tempat
tinggalnya serta menghubungkan dengan konteks kehidupan saat ini. Peserta didik mampu
memperoleh/menciptakan sesuatu dengan alat dan bahan yang ada di sekitarnya. Peserta didik
mengenali kebutuhan atau keinginannya, nilai mata uang dan mendemonstrasikan bagaimana uang
digunakan untuk mendapatkan nilai manfaat yang dibutuhkan.
a) Elemen: Pemahaman IPAS (sains dan sosial)
Capaian Pembelajaran: Peserta didik menganalisis hubungan antara bentuk serta fungsi bagian tubuh
pada manusia (pancaindra). Peserta didik dapat membuat simulasi menggunakan bagan/alat bantu
sederhana tentang siklus hidup makhluk hidup. Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah yang
berkaitan dengan pelestarian sumber daya alam di lingkungan sekitarnya dan kaitannya dengan
upaya pelestarian makhluk hidup.
Peserta didik mengidentifikasi proses perubahan wujud zat dan perubahan bentuk energi dalam
kehidupan sehari-hari. Peserta didik mengidentifikasi sumber dan bentuk energi serta menjelaskan
proses perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari (contoh: energi kalor, listrik, bunyi,
cahaya). Peserta didik memanfaatkan gejala kemagnetan dalam kehidupan sehari-hari dan
mendemonstrasikan bagaimana beragam jenis gaya memengaruhi gerak benda.
Di akhir fase ini peserta didik mampu menjalankan peran dan tanggung jawab sebagai bagian dari
anggota keluarga dan warga sekolah serta mendeskripsikan bagaimana interaksi sosial yang terjadi di
sekitar tempat tinggal dan sekolah. Peserta didik mengidentifikasi ragam bentang alam dan
keterkaitannya dengan profesi masyarakat. Peserta didik mendeskripsikan terjadinya siklus air dan
mampu menunjukkan letak kota/kabupaten dan provinsi tempat ia tinggal pada peta
konvensional/digital. Peserta didik mendeskripsikan keanekaragaman hayati, keragaman budaya,
kearifan lokal dan upaya pelestariannya.
Peserta didik mengenal budaya, sejarah (baik tokoh maupun periodisasinya) di provinsi tempat
tinggalnya serta menghubungkan dengan konteks kehidupan saat ini. Peserta didik mengenali
kebutuhan atau keinginannya, nilai mata uang dan mendemonstrasikan bagaimana uang digunakan
untuk mendapatkan nilai manfaat yang dibutuhkan.Peserta didik mampu membuat hasil karya untuk
menerapkan prinsip-prinsip keinginan dan kebutuhan serta kaitannya dengan uang.
a) Elemen: Keterampilan proses
Capaian Pembelajaran: 1. Mengamati. Di akhir fase ini, peserta didik mengamati fenomena dan
peristiwa secara sederhana dengan menggunakan pancaindra dan dapat mencatat hasil
pengamatannya. 2. Mempertanyakan dan memprediksi. Dengan menggunakan panduan, peserta
didik mengidentifikasi pertanyaan yang dapat diselidiki secara ilmiah dan membuat prediksi
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. 3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
Dengan panduan, peserta didik membuat rencana dan melakukan langkah-langkah operasional untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan. Menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan
mengutamakan keselamatan. Peserta didik menggunakan alat bantu pengukuran untuk mendapatkan
data yang akurat. 4. Memproses, menganalisis data dan informasi. Mengorganisasikan data dalam
bentuk tabel dan grafik sederhana untuk menyajikan data dan mengidentifikasi pola. Peserta didik
membandingkan antara hasil pengamatan dengan prediksi dan memberikan alasan yang bersifat
ilmiah. 5. Mengevaluasi dan refleksi. Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori
yang ada. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses penyelidikan. 6. Mengomunikasikan hasil.
Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara lisan dan tertulis dalam berbagai format.
Di akhir fase ini peserta didik mengomunikasikan hasil penyelidikan secara utuh yang ditunjang
dengan argumen, bahasa, serta konvensi sains yang umum sesuai format yang ditentukan. Peserta
didik dapat melakukan simulasi dengan menggunakan gambar/ bagan/ alat/ media sederhana tentang
sistem organ tubuh manusia (sistem pernafasan, pencernaan, dan peredaran darah) yang dikaitkan
dengan cara menjaga kesehatan organ tubuhnya dengan benar. Peserta didik menyelidiki bagaimana
hubungan saling ketergantungan antar komponen biotik-abiotik dapat memengaruhi kestabilan suatu
ekosistem di lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan pemahamannya terhadap konsep gelombang (bunyi dan cahaya) peserta didik
mendemonstrasikan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik
mendeskripsikan adanya ancaman krisis energi yang dapat terjadi serta mengusulkan upaya-upaya
individu maupun kolektif yang dapat dilakukan untuk menghemat penggunaan energi, serta
penemuan sumber energi alternatif yang dapat digunakan menggunakan sumber daya yang ada di
sekitarnya.
Peserta didik mendemonstrasikan bagaimana sistem tata surya bekerja dan kaitannya dengan gerak
rotasi dan revolusi bumi. Peserta didik merefleksikan bagaimana perubahan kondisi alam di
permukaan bumi terjadi akibat faktor alam maupun perbuatan manusia, mengidentifikasi pola hidup
yang menyebabkan terjadinya permasalahan lingkungan serta memprediksi dampaknya terhadap
kondisi sosial kemasyarakatan, ekonomi. Peserta didik mengenal budaya, sejarah, baik tokoh
maupun periodisasinya di Indonesia serta menghubungkan dengan konteks kehidupan saat ini.
Peserta didik juga dapat menceritakan kembali bagaimana perjuangan bangsa Indonesia melawan
imperialisme dan mencapai kemerdekaan. Peserta didik merefleksikan semangat juang para
pahlawan, meneladani perjuangan pahlawan yang diimplementasikan dalam tindakan nyata di
kehidupan sehari-hari.
Di akhir fase ini peserta didik menggunakan peta untuk mengetahui wilayah di sekitarnya. Peserta
didik menerapkan konsep nilai (barang, jasa, waktu) dalam kehidupan sehari-hari. Dengan penuh
kesadaran, peserta didik melakukan suatu tindakan atau mengambil suatu keputusan yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari berdasarkan pemahamannya terhadap kekayaan kearifan lokal yang
berlaku di wilayahnya serta nilai-nilai ilmiah dari kearifan lokal tersebut.
a) Elemen: Pemahaman IPAS (sains dan sosial)
Capaian Pembelajaran: Peserta didik mengidentifikasi sistem organ makhluk hidup, adaptasi serta
lingkungan dan ekosistem yang ada di sekitarnya. Peserta didik dapat melakukan simulasi dengan
menggunakan gambar/bagan/alat/media sederhana tentang sistem organ tubuh manusia (sistem
pernafasan, pencernaan, dan peredaran darah) yang dikaitkan dengan cara menjaga kesehatan organ
tubuhnya dengan benar.
Peserta didik menyelidiki bagaimana hubungan saling ketergantungan antar komponen biotik-abiotik
dapat memengaruhi kestabilan suatu ekosistem di lingkungan sekitarnya. Berdasarkan
pemahamannya terhadap konsep gelombang (bunyi dan cahaya) peserta didik mendemonstrasikan
bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik mendeskripsikan adanya
ancaman krisis energi yang dapat terjadi serta mengusulkan upaya-upaya individu maupun kolektif
yang dapat dilakukan untuk menghemat penggunaan energi dan serta penemuan sumber energi
alternatif yang dapat digunakan menggunakan sumber daya yang ada di sekitarnya.
Peserta didik mendemonstrasikan bagaimana sistem tata surya bekerja dan kaitannya dengan gerak
rotasi dan revolusi bumi. Peserta didik merefleksikan bagaimana perubahan kondisi alam di
permukaan bumi terjadi akibat faktor alam maupun perbuatan manusia, mengidentifikasi pola hidup
yang menyebabkan terjadinya permasalahan lingkungan serta memprediksi dampaknya terhadap
kondisi sosial kemasyarakatan, ekonomi.
Peserta didik mengenal budaya, sejarah, baik tokoh maupun periodisasinya di Indonesia serta
menghubungkan dengan konteks kehidupan saat ini. Peserta didik juga dapat menceritakan kembali
bagaimana perjuangan bangsa Indonesia melawan imperialisme dan mencapai kemerdekaan. Peserta
didik merefleksikan semangat juang para pahlawan, meneladani perjuangan pahlawan yang
diimplementasikan dalam tindakan nyata di kehidupan sehari-hari.
Di akhir fase ini peserta didik menggunakan peta untuk mengetahui wilayah di sekitarnya. Peserta
didik menerapkan konsep nilai (barang, jasa, waktu) dalam kehidupan sehari-hari. Dengan penuh
kesadaran, peserta didik melakukan suatu tindakan atau mengambil suatu keputusan yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari berdasarkan pemahamannya terhadap kekayaan kearifan lokal yang
berlaku di wilayahnya serta nilai-nilai ilmiah dari kearifan lokal tersebut.
b) Elemen: Keterampilan proses
Capaian Pembelajaran: 1. Mengamati. Pada akhir fase C, peserta didik mengamati fenomena dan
peristiwa secara sederhana dengan menggunakan panca indra, mencatat hasil pengamatannya, serta
mencari persamaan dan perbedaannya. 2. Mempertanyakan dan memprediksi. Dengan panduan,
peserta didik dapat mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk memperjelas hasil pengamatan dan
membuat prediksi tentang penyelidikan ilmiah. 3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan.
Secara mandiri, peserta didik merencanakan dan melakukan langkah-langkah operasional untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan. Menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan
mengutamakan keselamatan. Peserta didik menggunakan alat bantu pengukuran untuk mendapatkan
data yang akurat. 4. Memproses, menganalisis data dan informasi. Menyajikan data dalam bentuk
tabel atau grafik serta menjelaskan hasil pengamatan dan pola atau hubungan pada data secara digital
atau non digital. Membandingkan data dengan prediksi dan menggunakannya sebagai bukti dalam
menyusun penjelasan ilmiah. 5. Mengevaluasi dan refleksi. Mengevaluasi kesimpulan melalui
perbandingan dengan teori yang ada. Merefleksikan proses investigasi, termasuk merefleksikan
validitas suatu tes. 6. Mengomunikasikan hasil. Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara utuh
yang ditunjang dengan argumen, bahasa, serta konvensi sains yang umum sesuai format yang
ditentukan.
Program Sekolah Penggerak adalah program untuk meningkatkan kualitas belajar siswa yang terdiri
dari 5 jenis intervensi untuk mengakselarasi sekolah bergerak 1-2 tahap lebih maju dalam kurun
waktu 3 tahun ajaran. Profil Pelajar Pancasila adalah profil lulusan yang bertujuan menunjukkan
karakter dan kompetensi yang diharapkan diraih dan menguatkan nilai-nilai luhur Pancasila peserta
didik dan para pemangku kepentingan.
(1) Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia,
(3) Mandiri,
6) Kreatif.
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan suatu ungkapan tujuan pendidikan, yang merupakan suatu
pernyataan tentang apa yang diharapkan diketahui, dipahami, dan dapat dikerjakan oleh peserta didik
setelah menyelesaikan suatu periode belajar. Kondisi ini juga dijalankan oleh sebagian besar negara
di Eropa saat ini yang saat ini menggunakan CP untuk mengungkapkan apa yang mereka harapkan
agar diketahui dan dapat dilakukan oleh peserta didik dan
memahami di akhir program atau urutan pembelajaran.
Prinsip Capaian Pembelajaran terukur dan spesifik serta fleksibel (sesuai proses dan tahap belajar
siswa).
Capaian Pembelajaran harus dapat diukur dan spesifik, berdasarkan hierarki tahapan konseptual
proses pembelajaran yang hasil belajarnya dapat digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan
siswa. Sebaiknya Capaian Pembelajaran CP harus ditulis berdasarkan Taksonomi Bloom karena
telah terbukti relevan untuk untuk membantu mengembangkan hasil belajar.
Dalam proses menerapkan prinsip terukur dan spesifik tersebut ada beberapa aspek yang yang
diperhatikan, yaitu:
a. Pemahaman dan pengetahuan.
b. Praktis.
c. Keterampilan generik.
Mengapa Capaian Pembelajaran tersebut harus memiliki prinsip Fleksibel (sesuai proses dan tahap
belajar siswa)?
Fleksibel (sesuai proses dan tahap belajar siswa) seringkali belajar dirasa sebagai sebuah perlombaan
dan bukan proses. Kurikulum disusun sedemikian rupa sehingga siswa dijejali dengan berbagai
materi yang hasil akhirnya berorientasi pada “sekadar tahu” dan bukan pemahaman atau penguasaan
sedangkan siswa memerlukan waktu dan tahapan untuk mengupas konsep. Capaian pembelajaran
membawa perubahan dalam pendekatan pembelajaran di kelas dari yang berfokus kepada guru
menjadi fokus kepada siswa.
b. Desain kurikulum, strategi belajar, dan kesempatan belajar dilakukan untuk menjamin tercapainya
Capaian Pembelajaran CP.
c. Proses penilaian disesuaikan dengan Capaian Pembelajaran CP dan penilaian setiap individu siswa
dilakukan untuk memastikan bahwa siswa mencapai target pembelajaran.
Banyak keuntungan yang akan didapat bagi sekolah yang melaksanakan Program Sekolah
Penggerak, yaitu:
1. Peningkatan mutu hasil belajardalam kurun waktu 3 tahun;
7. Memperoleh tambahan anggaran untuk pembelian buku bagi pembelajaran dengan paradigma
baru.
Program Guru Penggerak adalah program peningkatan kompetensi di bidang kepemimpinan bagi
guru-guru yang terpilih melalui proses seleksi. Sedangkan Program Sekolah Penggerak adalah
program peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dengan intervensi menyeluruh baik kepada
kepala sekolah, pengawas sekolah dan guru. Pemilihan Sekolah Penggerak dilakukan melalui seleksi
kepala sekolah dan ditetapkan bersama antara Kemendikbud dan pemerintah daerah.
7. Memperoleh tambahan anggaran untuk pembelian bahan ajar bagi pembelajaran dengan
paradigma baru
Memuat alasan pentingnya mempelajari mata pelajaran tersebut dan keterkaitan antara mata
pelajaran
dengan salah satu (atau lebih) Profil Pelajar Pancasila.
Untuk SLB rasional mata pelajaran juga dikaitkan dengan keterkaitan mata pelajaran untuk
menunjang keterampilan fungsional anak dalam kehidupan sehari-hari.
Kemampuan atau kompetensi yang perlu dicapai peserta didik setelah mempelajari mata pelajaran
tersebut.
Deskripsi umum tentang apa yangdipelajari dalam mata pelajaran serta elemen-elemen (strands) atau
domain mata pelajaran dan deskripsinya.
Selanjutnya diturunkan menjadi capaian pembelajaran menurut elemen yang dipetakan menurut
perkembangan siswa.
Selain itu, kunci mengajar IPAS yang kami kutip dari buku guru IPAS yaitu:
1. Berperan sebagai fasilitator
1) Memfasilitasi peserta didik dengan menyediakan berbagai macam informasi
2) Memberikan pemantik atau petunjuk saat dibutuhkan
3) Mengarahkan peserta didik untuk menemukan jawabannya sendiri.
4) Melakukan pengulangan, pemantauan, pendekatan, dan pemantapan bagi peserta didik yang
membutuhkan.
2. Lakukan diferensiasi dan modifikasi
Melakukan diferensiasi dan modifikasi pada ragam aktivitas dengan penyesuaian kondisi serta
kebutuhan peserta didik dan fasilitas yang tersedia.
3. Kreatif
Menggunakan berbagai teknik pendekatan dalam menyam paikan informasi untuk menarik minat
peserta didik.
4. Apresiatif
1) Berikan apresiasi kepada peserta didik agar berani berbicara, memilih tantangan, atau berani
mencoba.
2) Pajang hasil karya peserta didik di kelas sebagai salah satu bentuk apresiasi.
5. Melibatkan peserta didik dalam belajar
1) Buat kesepakatan kegiatan bersama peserta didik, seperti waktu kegiatan, proses diskusi, dsb.
2) Motivasi peserta didik untuk aktif terlibat dalam kegiatan berdiskusi misalnya dengan
menceritakan pengalaman pribadi atau menjadi narasum ber untuk teman yang lain.
6. Pancing peserta didik untuk berpikir kritis dengan aktif memberikan pertanyaan sampai
mengerucut pada sebuah jawaban. Kemudian lakukan penguatan atau pengulangan
Sekian dari saya.
Namun, meskipun memiliki tujuan yang baik, program belajar ini belum sempurna untuk dilakukan.
Ada beberapa kendala atau tantangan tersendiri yang harus dihadapi. Berikut ini merupakan 5
tantangan program merdeka belajar bagi guru, di antaranya yaitu:
Dengan adanya program merdeka belajar, maka sistem pembelajaran akan lebih aktif dengan
mengajak siswa berdiskusi dan memecahkan masalah bersama. Namun ini menjadi tantangan besar
bagi guru untuk untuk mengajak siswa berdiskusi, mengingat siswa sudah nyaman dengan
pembelajaran selama ini.
3. Keterbatasan Referensi
Tantangan yang harus dihadapi guru selanjutnya yaitu keterbatasan referensi penyampaian materi,
baik dalam teks pelajaran maupun pada buku guru yang diterbitkan oleh pusat perbukuan atau
penerbit swasta. Karena keterbatasan referensi inilah yang membuat guru sulit memperoleh rujukan
penyampaian materi serta memfasilitasi pembelajaran pada siswa dengan efektif. Baik buku yang
dimiliki siswa maupun guru dinilai masih rendah kualitasnya.
4. Keterampilan Mengajar
Guru harus mengupgrade keterampilan mengajar sesuai dengan program merdeka belajar. Cobalah
untuk memberi kebebasan kepada siswa untuk berargumentasi, berpendapat, atau memberi soal
dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi (soal HOTS).
Namun sayangnya masih banyak guru yang belum memahami model soal HOTS hingga saat ini.
Sebagai gantinya, guru dapat memberikan soal sederhana yang membutuhkan kebebasan berpikir
siswa. Dengan begitu program kemerdekaan belajar dapat diwujudkan dengan baik.