Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK 3

PENDIDIKAN IPA SD

Materi : Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan IPA Kurikulum Merdeka Belajar

Hari/ Tanggal : Kamis/ 15 September 2022

Moderator : Kurnia Lezi Ananda (20129151)

Notulen : Suci Rahmayani(20129213)

Pemateri :

1. Devi Elia (20129023)


2. Gelva Weristi (20129283)
3. Jingga Febri Yona Malta (20129297)
4. Mega Silvia Herini (20129162)
5. Suci Rahmayani(20129213)

A. Penambahan Materi
1. Rafika(20129191)
A. Tujuan IPA dalam Kurikulum Merdeka

Pelajaran IPA merupakan kendaraan yang strategis dalam mengembangkan profil pelajar Pancasila.
Dalam kegiatan pembelajaran IPA, peserta didik akan menggali rahasia planet bumi dan alam
semesta ciptaan Tuhan serta berbagai tantangan yang ada didalamnya. Proses ini merupakan
kendaraan yang sangat strategis dalam membangun iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia. Melalui proses saintifik maka kemampuan peserta didik untuk bernalar kritis
agar mampu memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif secara objektif, membangun
keterkaitan antara berbagai informasi, melakukan analisa, evaluasi, menarik kesimpulan dan
menerapkan hal yang dipelajari dalam situasi baru. Mata pelajaran IPA juga memfasilitasi peserta
didik untuk mandiri dan mampu berkolaborasi dengan orang lain. Selain itu peserta didik menggali
potensi yang dimiliki Indonesia, mengidentifikasi masalah yang ada di sekitarnya dalam perspektif
global.

B. Karakteristik Mata Pelajaran IPA


Ilmu pengetahuan (sains) merupakan sebuah sistem pengetahuan tentang dunia fisik serta fenomena
terkait yang memerlukan observasi tanpa bias serta eksperimentasi yang sistematis (Gregersen,
2020). Ilmu pengetahuan berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Apa yang diketahui
sebagai sebuah kebenaran ilmiah pada masa lampau mungkin mengalami pergeseran pada masa kini
ataupun masa depan. Jadi, ilmu bersifat dinamis dan perlu terus dikembangkan untuk mengungkap
kebenaran dan memanfaatkannya untuk kehidupan.
Pendidikan IPA secara terpadu berfokus pada kompetensi penerapan kaidah penelitian ilmiah dalam
proses belajar.
Dengan demikian, diharapkan setelah menguasai IPA, peserta didik memiliki landasan berpikir dan
bertindak yang kokoh yang didasarkan atas pemahaman kaidah penelitian ilmiah. Ada dua elemen
utama dalam pendidikan IPA yakni pemahaman IPA dan keterampilan proses (inkuiri) untuk
menerapkan sains dalam kehidupan sehari-hari. Setiap elemen berlaku untuk empat cakupan konten
yaitu makhluk hidup, zat dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan antariksa.

2. Sania Khairanis dengan (20129342)


tiga elemen yang mengacu pada capaian pembelajaran umum mata pelajaran projek IPAS.

1. Menjelaskan Fenomena Secara Ilmiah


Capaian pembelajaran pertama adalah peserta didik dapat memahami pengetahuan iliah serta
menerapkanpya dengan membuat prediksi sederhana yang disertai bukti terhadap suatu fenomena
tertentu.
Fenomena yang dimaksud adalah fenomena yang dapat dilihat dari beragam aspek seperti makhluk
hidup dan lingkungannya, energi dan perubahannya, perubahan zat, waktu dan konektivitas ruang dan
waktu, antariksa dan bumi, perilaku ekonomi, institusi sosial, serta dinamika sosial.

2.Mendesain dan mengevaluasi penyelidikan ilmiah.


Capaian pembelajaran dari mapel projek IPAS selanjutnya adalah peserta didik diharapkan mampu
mendesai dan mengevaluasi penyelidikan ilmiah.
Maksdunya, peserta didik dapat menentukan dan mengikutu prosedur saat melakukan penyelidikan
ilmiah, menjelaskan cara-cara penyelidikan ilmiah, serta mengevaluasi dari indentifikasi kekurangan
ataupun kesalahan dari percobaan ilmiah.

3. Menerjemahkan data dan bukiti-bukti secara ilmiah


Capaian pembejaran mapel projek IPAS kemudian adalah Menerjemahkan data dan bukti-bukti secara
ilmiah.

Data-data dan bukti bukti dari berbagai sumber yang didapat, kemudian dapat diterjemahkan oleh
peserta didik dengan argumen yang tetap mempertahankan pada penjelasan ilmiah.

3. FAUZIAH AZZAHRA(20129030)
Hal-Hal Esensial Kurikulum Merdeka di Jenjang SD :

Penguatan kompetensi yang mendasar dan pemahaman logistik


Untuk memahami lingkungan sekitar, mata pelajaran IPA dan IPS digabungkan sebagai mata pelajaran
Imlu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)
Integrasi computational thinking dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan IPAS
Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan
Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila dilakukan minimal 2 kali dalam
satu tahun ajaran.

Kurikulum Merdeka merupakan sebuah kurikulum yang akan diterapkan dalam rangka mengasah
minat dan bakat peserta didik sejak dini dengan berfokus pada kompetensi, materi esensial, dan
pengembangan karakter.

Penerapan Kurikulum Merdeka ini tentunya akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kondisi
satuan pendidikan masing-masing, Adjarian.

Misalnya saja, di jenjang SD, di tahun pertama akan diterapkan untuk kelas satu dan tiga dan terus
berlanjut hingga bisa diaplikasikan secara penuh di tahun 2024 nanti.
Berikut gambaran mengenai penerapan Kurikulum Merdeka untuk jenjang SD.

Terdapat dua kegiatan pembelajaran utama dalam Kurikulum Merdeka, yaitu pembelajaran
intrakurikuler dan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Pembelajaran intrakurikuler dilakukan sekitar 70-80% dari jam pelajaran.
Sementara pembelajaran berbasis proyek dilakukan 20-30% jam pelajaran dan dilakukan minimal dua
kali dalam satu tahun ajaran.
Selain itu, mata pelajaran Bahasa Inggris menjadi mata pelajaran pilihan tiap sekolah, tergantung
kesiapan satuan pendidikan.

Mata pelajaran Bahasa Inggris akan diajarkan oleh guru kelas dengan kompetensi bahasa Inggris, guru
mapel, guru SD/MI atau SMP/MTs terdekat yang ditugaskan atau mahasiswa Program Merdeka
Belajar Kampus Merdeka.

4.  Anggun Kurnia (20129008)


Keunggulan Kurikulum Merdeka

Meskipun kurikulum merdeka yang menjadi kurikulum 2022 ini bersifat opsional, namun tak ada
salahnya jika sekolah menerapkan kurikulum ini, mengingat kurikulum ini juga sudah berhasil
diterapkan di beberapa sekolah penggerak dan hasilnya cukup memuaskan. Berikut beberapa
keunggulan kurikulum 2022, yaitu:

1. Membantu Mengatasi Learning Loss


Mendikbudristek Nadiem Makarim mengatakan jika penerapan kurikulum baru 2022 membantu
memulihkan pembelajaran di sekolah dan mengatasi learning loss. Pasalnya learning loss sendiri
merupakan kondisi kehilangan minat dan semangat belajar atau terjadinya penurunan pencapaian
pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan hasil riset, pandemi menimbulkan kehilangan pembelajaran atau learning loss literasi
dan numerasi secara signifikan. Jika dibiarkan tentu ini akan mengkhawatirkan dunia pendidikan.

Sebagai bagian dari mitigasi learning loss, sekolah pun diberikan pilihan untuk menggunakan
kurikulum yang sederhana supaya fokus terhadap kompetensi dasar dan penguatan karakter siswa.

Mendikbudristek nadiem Makarim sendiri mengatakan mengenai kurikulum merdeka, tentunya


sekolah dapat melakukan bagian dari learning recovery atau kembali pulih daripada kondisi learning
loss yang cukup gawat darurat hingga saat ini. Dengan kata lain, kurikulum merdeka menjadi upaya
untuk meningkatkan kembali semangat belajar.
Kurikulum merdeka menjadi pilihan bagi satuan pendidikan untuk melakukan pemulihan
pembelajaran selama 2020-2024. Setelah itu, kebijakan kurikulum nasional pun akan dikaji ulang
pada tahun 2024 sesuai dengan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran

2. Membantu Sekolah Beradaptasi dengan Masa Depan


Mendikbudristek Nadiem Makarim juga mengatakan bahwa kurikulum merdeka yang menjadi
kurikulum 2022 ini membantu sekolah untuk beradaptasi dengan masa depan, karena kurikulum ini
mudah diterapkan bahkan untuk sekolah yang tertinggal sekalipun. Dengan kata lain, kurikulum baru
ini sangat bermanfaat untuk sekolah yang ketinggalan sebab penyederhanaan dan perampingannya
cukup besar.

Tentunya Kemendikbudristek juga tidak akan melepaskan sekolah begitu saja, melainkan akan
dibimbing dan didukung penuh oleh pemerintah. Diketahui Kemendikbudristek akan memberikan
bantuan berupa platform teknologi untuk sekolah yang mengadopsi kurikulum tersebut. Pada masa
transisi menuju kurikulum baru 2022 dan proses adaptasi juga akan didukung penuh oleh setiap
pihak yang bersangkutan.

Jadi tak ada salahnya untuk sekolah mulai beradaptasi kembali dengan kurikulum merdeka yang
menjadi kurikulum 2022 guna memulihkan kegiatan pembelajaran lebih baik.

Itulah beberapa hal yang bisa Anda ketahui mengenai kurikulum merdeka yang menjadi kurikulum
2022 mulai dari perubahan dan keunggulannya. Diketahui dalam penerapan kurikulum ini akan
didukung melalui penyediaan buku teks dan pelatihan serta pendampingan untuk guru, kepala
sekolah dan dinas pendidikan.

Kejarcita.id menjadi salah satu platform pendidikan berbasis teknologi yang juga mendukung guru
dan sekolah dalam menerapkan pembelajaran yang lebih efektif, melalui Learning Management
System (LMS) dengan fitur-fitur menarik di dalamnya untuk memudahkan kegiatan pembelajaran.

Selain itu, kejarcita.id juga memiliki program pelatihan untuk guru yang bisa disesuaikan dengan
kebutuhan sekolah dan pendidikan saat ini. Dengan berbagai upaya dan dukungan dari kejarcita.id
diharapkan sekolah di Indonesia bisa lebih baik dan menghasilkan generasi Indonesia yang cerdas
dan berkarakter.
5. Adiva Ayodia Prameswari (20129103)
prinsip dari IPAS atau Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial, kemudian alasan diterapkannya IPAS
sebagai penggabungan antara IPS dan IPS pada kurikulum merdeka belajar yang sedang dalam
proses implementasi bertahap saat sekarang ini

Pola pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) perlu disesuaikan agar generasi muda
dapat menjawab dan menyelesaikan tantangan-tantangan yang dihadapi di masa yang akan datang.

Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang makhluk
hidup dan benda mati di alam semesta serta interaksinya, dan mengkaji kehidupan manusia sebagai
individu sekaligus sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dengan lingkungannya.

Secara umum, ipas diartikan sebagai gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara logis dan
bersistem dengan memperhitungkan sebab dan akibat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016).

Pengetahuan ini melingkupi pengetahuan alam dan pengetahuan sosial. Pendidikan IPAS memiliki
peran dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila sebagai gambaran ideal profil peserta didik
Indonesia.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menggabungkan


pelajaran IPA dan IPS menjadi Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) pada jenjang pendidikan
sekolah dasar (SD).

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Nadiem Makarim,
sebagai penggagas Kurikulum Merdeka menjelaskan bahwa kurikulum ini akan diterapkan mulai
tahun baru ajaran 2022/2023.

Alasan digabungkannya kedua mapel IPA dan IPS ini menjadi ipas yakni sebagai berikut:

1. Anak SD Melihat Sesuatu Secara Utuh dan Terpadu


Dalam “Buku Saku Tanya Jawab Kurikulum Merdeka” alasan kedua mata pelajaran – IPA dan IPS-
berdasarkan latar belakang usia SD yang memiliki kecenderungan untuk melihat permasalah utuh
dan terpadu.
2. Memicu Berpikir Holistik Alam dan Sosial
Dalam “Buku Saku Tanya Jawab Kurikulum Merdeka”, anak SD berada dalam tahap berpikir
konkret/sederhana, holistik, dan komprehensif, namun tidak detail.
Penggabungan pelajaran IPA dan IPS menjadi IPAS diharapkan dapat memicu anak untuk dapat
mengelola lingkungan alam dan sosial dalam satu kesatuan.

3. Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Pada penerapan Kurikulum Merdeka, terdapat pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan Profil
Pelajar Pancasila yang dilakukan minimal 2 kali dalam satu tahun ajaran.
Dikutip dari laman Dirjen PAUD Dikdasmen, hal ini berkaitan dengan kebutuhan SD untuk
penguatan kompetensi yang mendasar dan pemahaman logistik.
Untuk memahami lingkungan sekitar, mata pelajaran IPA dan IPS digabungkan sebagai mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS).
Lalu, Integrasi computational thinking dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan
IPAS serta bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan.

6. Annisa Salasabila (20129246)


perbandingan kurikulum 2013 dengan kurikulum merdeka belajar.
Terdapat beberapa poin yang menjadi perbandingan kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013 dalam
Sekolah Dasar (SD/SDLB/MI) sebagai berikut:

1. Kerangka Dasar
Landasan utama pada kurikulum 2013 adalah tujuan Sistem Pendidikan Nasional dan Standar
Nasional pendidikan. Sedangkan Kurikulum Merdeka ditambah dengan menekankan
mengembangkan Profil Pelajar pancasila pada peserta didik.
2. Kompetensi yang Dituju
Pada Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar (KD) serta Kompetensi Inti (KI) sebagai penilaian yaitu :
sikap spiritual, sikap sosial, Pengetahuan dan keterampilan. KD dinyatakan dalam bentuk oin-poin
yang akan dikoordinasikan pertahun serta hanya terdapat mata pelajaran Pendidikan, Budi Pekerti
dan Pendidikan Pncasila dan Kewarganegaraan. Sedangkan Kurikulum Merdeka capaian
pembelajaran disusun per fase dan dinyatakan dalam bentuk paragraph yang merangkaikan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk mencapai, menguatkan, dan meningkatkan kompetensi.
3. Struktur Kurikulum
Pada kurikulum 2013 jam pelajaran (JP) diatur per minggu satuan mengatur alokasi watu
pembelajaran secara rutin setiap minggu dalam setipa semester sehingga setiap semester peserta
didik akan mendapat nilai hasil belajar setiap semester. Sedangkan Kurikulum Merdeka strukturnya
dibagi menjadi dua keguatan pembelajaran utama yaitu: 1. Pembelajran reguler atau rutin yang
meruakankegiatan intrakulikuler. 2. Projek penguatan profil pelajar pancasila.
4. PembelajaranKurikulum 2013 mwlKUKn pendekatan pembelajaran menggunakan satu
pendekatan yatu pendekatan saintifik untuk semua mataa pelajaran. Sedangkan Kurikulum Merdeka
menguatkan pebelajaran terdiferensasi sesuai tahap capaian peserta didik.
5. Penilaian
Pada Kurikulum 2013 penilaian dibagi menjadi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Sedangan Kurikulum Merdeka tidak ada pemisahan antara panilaian sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
6. Perangkat Ajar yang Disediakan Pemerintah
Kurikulum 2013 menggunakan buku teks dan buku non-teks. Sedangkan Kurikulum Merdeka Buku
teks dan Buku Non-teks.

7. aditya firdaus (20129096)


manfaat kita menggunakan kurikulum baru atau kurikulum merdeka belajar bagi guru

Materinya :
1. Kurangnya Beban Guru
Dengan kurikulum merdeka belajar, guru bisa lebih leluasa dalam melaksanakan proses
pembelajaran serta beban tugas administrasi pun dibuat lebih sederhana sehingga dalam menjalankan
profesinya, guru akan lebih merasa nyaman.

2. Penyederhanaan RPP
Kurikulum merdeka belajar memberikan ruang yang luas dalam hal penyederhanaan rancangan
pelaksanaan pembelajaran termasuk proses evaluasi. Karena, dalam kurikulum ini terdapat aturan
yang memberikan kebebasan bagi guru mulai dari pembuatan, pemanfaatan serta pengembangan
RPP.

3. Membangun Suasana Belajar yang Menarik dan Menyenangkan


Jika selama ini, suasana yang dibangun dalam aktivitas pembelajaran di sekolah terasa
membosankan bagi kedua belah pihak baik siswa maupun guru, maka dalam kurikulum baru ini
suasana pembelajaran dibuat lebih menarik dan menyenangkan tujuannya agar memperbaiki kualitas
pembelajaran agar tidak terasa membosankan.

4. Kebebasan Berekspresi
Konsep merdeka dalam pelaksanaan pembelajaran adalah memberikan kesempatan serta ruang yang
luas baik untuk guru maupun siswa dalam hal bereskpresi mulai dari menyatakan pendapat,
berdiskusi tanpa harus terbangun kesan tekanan psikologis khususnya bagi siswa.

5. Efektif Meningkatkan Kemampuan dan Kompetensi Guru


Salah satu manfaat kurikulum merdeka belajar bagi guru adalah mengembangkan kemampuan serta
kompetensi bagi masing-masing guru sesuai dengan mata pelajaran yang ia ampu. Dengan begitu,
kualitas pendidikan juga akan menjadi lebih baik dan sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional,
yang tak hanya untuk mencerdaskan peserta didik tapi juga mampu memberikan manfaat yang baik
pula untuk guru.

8. Denisa Putri Wahyuli (20129260)


Hal-Hal Esensial Kurikulum Merdeka di Jenjang SD : 
1. Penguatan kompetensi yang mendasar dan pemahaman logistikUntuk memahami lingkungan
sekitar, mata pelajaran IPA dan IPS digabungkan sebagai mata pelajaran Imlu Pengetahuan Alam
dan Sosial (IPAS)
2. Integrasi computational thinking dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan IPAS
3. Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan
4. Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila dilakukan minimal 2 kali
dalam satu tahun ajaran.

Karakteristik Utama Kurikulum Merdeka Belajar yaitu Kurikulum Merdeka dikembangkan dengan


lebih fleksibel dan berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi
peserta didik.

9. Azizah Rahmi Yudita (20129251)


perbedaan kurikulum merdeka dan k-13
1. Kurikulum 2013 dirancang berdasarkan tujuan Sistem Pendidikan Nasional dan Standar
Nasional Pendidikan, sedangkan kurikulum merdeka menambahkan pengembangan profil pelajar
Pancasila.

2. Jam Pelajaran (JP) pada kurikulum 2013 diatur per minggu, sedangkan kurikulum merdeka
menerapkan JP per tahun.

3. Alokasi waktu pembelajaran pada kurikulum merdeka lebih fleksibel daripada kurikulum 2013
yang melakukan pembelajaran rutin perminggu dengan mengutamakan kegiatan di kelas.

4. Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, aspek sikap, dan perilaku, sedangkan kurikulum merdeka lebih mengutamakan
projek penguatan profil pelajar Pancasila, kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

B. Diskusi Tanya-Jawab
1. Rafika (20129191)
Seperti yg sudah dijelaskan kelompok penyaji bahwa capaian pembelajaran IPAS terdiri dari 3 fase,
yaitu fase A, B dan C. Jika capaian akhir per fase tidak tercapai atau terpenuhi, bagaimana cara
peserta didik mengejar ketertinggalan tersebut?
Dijawab oleh : Kurnia Lezi Ananda (20129151)
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang harus
dicapai peserta didik sesuai fase usia peserta didik. Penyusunan Capaian Pembelajaran (CP) per fase
merupakan upaya penyederhanaan sehingga peserta didik dapat memiliki waktu yang memadai
dalam menguasai kompetensi. Penyusunan CP per fase ini juga memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat pencapaian (Teaching at the Right Level),
kebutuhan, kecepatan, dan gaya belajar mereka. Hal ini karena CP disusun dengan memperhatikan
fase-fase perkembangan anak. Selain itu, penyusunan CP per fase berguna bagi guru dan satuan
pendidikan. Guru dan satuan pendidikan dapat memperoleh keleluasaan dalam menyesuaikan
pembelajaran sehingga selaras dengan kondisi dan karakteristik peserta didik. Pada setiap akhir fase,
terdapat kompetensi yang sama yang harus dicapai oleh peserta didik, namun alur untuk mencapai
akhir fase tersebut yang berbeda-beda disesuaikan dengan kebutuhan belajar, karakteristik, dan
perkembangan peserta didik yang beragam.

Jika di akhir fase capaian tersebut tidak terpenuhi/ tidak tercapai oleh peserta didik, maka Peserta
didik mengejar ketertinggalan dengan cara guru menentukan strategi pembelajaran yang tepat
berdasarkan hasil asesmen/penilaian. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran,
memfasilitasi pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk
guru, peserta didik, dan orang tua agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi
pembelajaran selanjutnya. Salah satu asesmen atau penilainnya yaitu asesmen diagnostik. Asesmen
Diagnostik adalah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi,
kekuatan, kelemahan peserta didik, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan
kompetensi dan kondisi peserta didik. Peserta didik yang perkembangan atau hasil belajarnya paling
tertinggal berdasarkan hasil Asesmen Diagnostik, diberikan pendampingan belajar secara afirmatif.

Jadi dapat disimpulkan bahwa peserta didik mengejar ketertinggalannya dengan cara guru
menentukan strategi pembelajaran yang tepat berdasarkan hasil asesmen/penilaian, salah satunya
dengan pendampingan belajar secara afirmatif.

2. Yaumil Khair Djumardi (20129225)


Bagaimanakah pelaksanaan capaian pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) pada
kurikulum merdeka belajar di jenjang sekolah dasar saat ini?

Dijawab oleh : Devi Elia (20129023)


Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Setiap Fase

1. Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD)

Di akhir Fase A, peserta didik mengamati fenomena dan peristiwa secara sederhana dengan
menggunakan pancaindra, menyusun dan menjawab pertanyaan tentang hal-hal yang ingin diketahui
saat melakukan pengamatan. Peserta didik juga mampu membuat prediksi mengenai objek dan
peristiwa di lingkungan sekitar. Dengan panduan, peserta didik berpartisipasi dalam penyelidikan
untuk mengeksplorasi dan menjawab pertanyaan. Melakukan pengukuran dengan alat sederhana
yang ada disekitarnya untuk mendapatkan data. Selanjutnya peserta didik menggunakan berbagai
metode untuk mengorganisasikan informasi, termasuk gambar dan tabel. Peserta didik
mendiskusikan dan membandingkan antara hasil pengamatan dengan prediksi. Dengan panduan,
peserta didik membandingkan hasil pengamatan yang berbeda dengan mengacu pada teori serta
mengomunikasikan hasil penyelidikan secara lisan dan tertulis dalam format sederhana. Peserta didik
mengoptimalkan penggunaan pancaindra untuk melakukan pengamatan dan bertanya tentang
makhluk hidup dan perubahan benda ketika diberikan perlakuan. Peserta didik menggunakan hasil
pengamatan untuk menjelaskan pola sebab akibat sederhana dengan menggunakan beberapa media.
Peserta didik mengenali tubuh manusia, seperti pancaindra, serta cara perawatannya. Peserta didik
mengelaborasikan pemahaman tentang konsep waktu, siang-malam dan mengenal nama-nama hari,
nama bulan, kondisi cuaca dalam keterkaitannya dengan aktivitas sehari-hari.
Peserta didik mampu mendeskripsikan identitas diri dan orang disekitarnya, peran serta tanggung
jawabnya sebagai anggota keluarga/kelompok/sekolah sehingga dapat menerima perbedaan yang ada
di antara manusia. Peserta didik mendeskripsikan diri serta keluarganya secara kronologis
menggunakan media yang dipilihnya.
Peserta didik dapat mendeskripsikan benda-benda di lingkungan sekitar sebagai bagian dari
lingkungan alami dan buatan, mendeskripsikan lokasi diri, serta membuat gambar denah sederhana
di lingkungan rumah dan sekolah. Peserta didik mencerminkan perilaku hidup sehat dengan turut
menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan di sekitarnya. a) Elemen: Pemahaman IPAS (sains
dan sosial)
Capaian Pembelajaran: Di akhir Fase A, peserta didik mengidentifikasi dan mengajukan pertanyaan
tentang apa yang ada pada dirinya maupun kondisi di lingkungan rumah dan sekolah serta
mengidentifikasi permasalahan sederhana yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Peserta
didik mengoptimalkan penggunaan pancaindra untuk melakukan pengamatan dan bertanya tentang
makhluk hidup dan perubahan benda ketika diberikan perlakuan. Peserta didik menggunakan hasil
pengamatan untuk menjelaskan pola sebab akibat sederhana dengan menggunakan beberapa media.
Peserta didik mengenali tubuh manusia, seperti panca indra, serta cara perawatannya. Peserta didik
mengelaborasikan pemahaman tentang konsep waktu, siang-malam dan mengenal nama-nama hari,
nama bulan, kondisi cuaca dalam keterkaitannya dengan aktivitas sehari-hari. Peserta didik mampu
mendeskripsikan identitas diri dan orang disekitarnya, peran serta tanggung jawabnya sebagai
anggota keluarga/kelompok/sekolah sehingga dapat menerima perbedaan yang ada di antara
manusia. Peserta didik mendeskripsikan diri serta keluarganya secara kronologis menggunakan
media yang dipilihnya. Peserta didik dapat mendeskripsikan benda-benda di lingkungan sekitar
sebagai bagian dari lingkungan alami dan buatan, mendeskripsikan lokasi diri, serta membuat
gambar denah sederhana di lingkungan rumah dan sekolah. Peserta didik mencerminkan perilaku
hidup sehat dengan turut menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan di sekitarnya.
b) Elemen:Keterampilan proses
Capaian Pembelajaran: 1. Mengamati, Di akhir fase A, peserta didik mengamati fenomena dan
peristiwa secara sederhana dengan menggunakan pancaindra; 2. Mempertanyakan dan memprediksi,
peserta didik Menyusun dan menjawab pertanyaan tentang hal-hal yang ingin diketahui saat
melakukan pengamatan. Peserta didik membuat prediksi mengenai objek dan peristiwa di lingkungan
sekitar; 3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan. Dengan panduan, peserta didik berpartisipasi
dalam penyelidikan untuk mengeksplorasi dan menjawab pertanyaan. Melakukan pengukuran
dengan alat sederhana yang ada di sekitarnya untuk mendapatkan data. 4. Memproses, menganalisis
data dan informasi. Menggunakan berbagai metode untuk mengorganisasikan informasi, termasuk
gambar, tabel. Peserta didik mendiskusikan dan membandingkan antara hasil pengamatan dengan
prediksi. 5. Mengevaluasi dan refleksi. Dengan panduan, peserta didik membandingkan hasil
pengamatan yang berbeda dengan mengacu pada teori. 6. Mengomunikasikan hasil.
Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara lisan dan tertulis dalam format sederhana

2. Fase B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD) Di akhir fase ini, peserta didik mengamati
fenomena dan peristiwa secara sederhana dengan menggunakan pancaindra dan dapat mencatat hasil
pengamatannya. Dengan menggunakan panduan, peserta didik mengidentifikasi pertanyaan yang
dapat diselidiki secara ilmiah dan membuat prediksi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya. Peserta didik juga membuat rencana dan melakukan langkah-langkah operasional untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan berdasarkan panduan tertentu. Peserta didik menggunakan alat
dan bahan yang sesuai dengan mengutamakan keselamatan serta menggunakan alat bantu
pengukuran untuk mendapatkan data yang akurat.
Peserta didik mengorganisasikan data dalam bentuk tabel dan grafik sederhana untuk menyajikan
data dan mengidentifikasi pola. Peserta didik juga membandingkan antara hasil pengamatan dengan
prediksi dan memberikan alasan yang bersifat ilmiah serta mengevaluasi kesimpulan melalui
perbandingan dengan teori yang ada. Peserta didik mampu menunjukkan kelebihan dan kekurangan
proses penyelidikan. Selanjutnya peserta didik mengomunikasikan hasil penyelidikan secara lisan
dan tertulis dalam berbagai format.
Peserta didik mengidentifikasi proses perubahan wujud zat dan perubahan bentuk energi dalam
kehidupan sehari-hari. Peserta didik mengidentifikasi sumber dan bentuk energi serta menjelaskan
proses perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari (contoh: energi kalor, listrik, bunyi,
cahaya). Peserta didik memanfaatkan gejala kemagnetan dalam kehidupan sehari-hari dan
mendemonstrasikan bagaimana beragam jenis gaya memengaruhi gerak benda.
Di akhir fase ini peserta didik mampu menjalankan peran dan tanggung jawab sebagai bagian dari
anggota keluarga dan warga sekolah serta mendeskripsikan bagaimana interaksi sosial yang terjadi di
sekitar tempat tinggal dan sekolah. Peserta didik mengidentifikasi ragam bentang alam dan
keterkaitannya dengan profesi masyarakat. Peserta didik mendeskripsikan terjadinya siklus air dan
mampu menunjukkan letak kota/kabupaten dan provinsi tempat ia tinggal pada peta
konvensional/digital. Peserta didik mendeskripsikan keanekaragaman hayati, keragaman budaya,
kearifan lokal dan upaya pelestariannya.
Peserta didik mengenal budaya, sejarah (baik tokoh maupun periodisasinya) di provinsi tempat
tinggalnya serta menghubungkan dengan konteks kehidupan saat ini. Peserta didik mampu
memperoleh/menciptakan sesuatu dengan alat dan bahan yang ada di sekitarnya. Peserta didik
mengenali kebutuhan atau keinginannya, nilai mata uang dan mendemonstrasikan bagaimana uang
digunakan untuk mendapatkan nilai manfaat yang dibutuhkan.
a) Elemen: Pemahaman IPAS (sains dan sosial)
Capaian Pembelajaran: Peserta didik menganalisis hubungan antara bentuk serta fungsi bagian tubuh
pada manusia (pancaindra). Peserta didik dapat membuat simulasi menggunakan bagan/alat bantu
sederhana tentang siklus hidup makhluk hidup. Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah yang
berkaitan dengan pelestarian sumber daya alam di lingkungan sekitarnya dan kaitannya dengan
upaya pelestarian makhluk hidup.
Peserta didik mengidentifikasi proses perubahan wujud zat dan perubahan bentuk energi dalam
kehidupan sehari-hari. Peserta didik mengidentifikasi sumber dan bentuk energi serta menjelaskan
proses perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari (contoh: energi kalor, listrik, bunyi,
cahaya). Peserta didik memanfaatkan gejala kemagnetan dalam kehidupan sehari-hari dan
mendemonstrasikan bagaimana beragam jenis gaya memengaruhi gerak benda.
Di akhir fase ini peserta didik mampu menjalankan peran dan tanggung jawab sebagai bagian dari
anggota keluarga dan warga sekolah serta mendeskripsikan bagaimana interaksi sosial yang terjadi di
sekitar tempat tinggal dan sekolah. Peserta didik mengidentifikasi ragam bentang alam dan
keterkaitannya dengan profesi masyarakat. Peserta didik mendeskripsikan terjadinya siklus air dan
mampu menunjukkan letak kota/kabupaten dan provinsi tempat ia tinggal pada peta
konvensional/digital. Peserta didik mendeskripsikan keanekaragaman hayati, keragaman budaya,
kearifan lokal dan upaya pelestariannya.
Peserta didik mengenal budaya, sejarah (baik tokoh maupun periodisasinya) di provinsi tempat
tinggalnya serta menghubungkan dengan konteks kehidupan saat ini. Peserta didik mengenali
kebutuhan atau keinginannya, nilai mata uang dan mendemonstrasikan bagaimana uang digunakan
untuk mendapatkan nilai manfaat yang dibutuhkan.Peserta didik mampu membuat hasil karya untuk
menerapkan prinsip-prinsip keinginan dan kebutuhan serta kaitannya dengan uang.
a) Elemen: Keterampilan proses
Capaian Pembelajaran: 1. Mengamati. Di akhir fase ini, peserta didik mengamati fenomena dan
peristiwa secara sederhana dengan menggunakan pancaindra dan dapat mencatat hasil
pengamatannya. 2. Mempertanyakan dan memprediksi. Dengan menggunakan panduan, peserta
didik mengidentifikasi pertanyaan yang dapat diselidiki secara ilmiah dan membuat prediksi
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. 3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
Dengan panduan, peserta didik membuat rencana dan melakukan langkah-langkah operasional untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan. Menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan
mengutamakan keselamatan. Peserta didik menggunakan alat bantu pengukuran untuk mendapatkan
data yang akurat. 4. Memproses, menganalisis data dan informasi. Mengorganisasikan data dalam
bentuk tabel dan grafik sederhana untuk menyajikan data dan mengidentifikasi pola. Peserta didik
membandingkan antara hasil pengamatan dengan prediksi dan memberikan alasan yang bersifat
ilmiah. 5. Mengevaluasi dan refleksi. Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori
yang ada. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses penyelidikan. 6. Mengomunikasikan hasil.
Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara lisan dan tertulis dalam berbagai format.

3. Fase C (Umumnya untuk kelas V dan VI SD)


Di akhir fase ini, peserta didik mengamati fenomena dan peristiwa secara sederhana dengan
menggunakan pancaindra, mencatat hasil pengamatannya, serta mencari persamaan dan
perbedaannya. Dengan panduan, peserta didik dapat mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk
memperjelas hasil pengamatan dan membuat prediksi tentang penyelidikan ilmiah. Secara mandiri,
peserta didik merencanakan dan melakukan langkah-langkah operasional untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan, menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan mengutamakan
keselamatan serta menggunakan alat bantu pengukuran untuk mendapatkan data yang akurat. Peserta
didik juga menyajikan data dalam bentuk tabel atau grafik serta menjelaskan hasil pengamatan dan
pola atau hubungan pada data secara digital atau non digital. Peserta didik diharapkan mampu
membandingkan data dengan prediksi dan menggunakannya sebagai bukti dalam menyusun
penjelasan ilmiah, mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada serta
merefleksikan proses investigasi, termasuk merefleksikan validitas suatu tes.

Di akhir fase ini peserta didik mengomunikasikan hasil penyelidikan secara utuh yang ditunjang
dengan argumen, bahasa, serta konvensi sains yang umum sesuai format yang ditentukan. Peserta
didik dapat melakukan simulasi dengan menggunakan gambar/ bagan/ alat/ media sederhana tentang
sistem organ tubuh manusia (sistem pernafasan, pencernaan, dan peredaran darah) yang dikaitkan
dengan cara menjaga kesehatan organ tubuhnya dengan benar. Peserta didik menyelidiki bagaimana
hubungan saling ketergantungan antar komponen biotik-abiotik dapat memengaruhi kestabilan suatu
ekosistem di lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan pemahamannya terhadap konsep gelombang (bunyi dan cahaya) peserta didik
mendemonstrasikan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik
mendeskripsikan adanya ancaman krisis energi yang dapat terjadi serta mengusulkan upaya-upaya
individu maupun kolektif yang dapat dilakukan untuk menghemat penggunaan energi, serta
penemuan sumber energi alternatif yang dapat digunakan menggunakan sumber daya yang ada di
sekitarnya.
Peserta didik mendemonstrasikan bagaimana sistem tata surya bekerja dan kaitannya dengan gerak
rotasi dan revolusi bumi. Peserta didik merefleksikan bagaimana perubahan kondisi alam di
permukaan bumi terjadi akibat faktor alam maupun perbuatan manusia, mengidentifikasi pola hidup
yang menyebabkan terjadinya permasalahan lingkungan serta memprediksi dampaknya terhadap
kondisi sosial kemasyarakatan, ekonomi. Peserta didik mengenal budaya, sejarah, baik tokoh
maupun periodisasinya di Indonesia serta menghubungkan dengan konteks kehidupan saat ini.
Peserta didik juga dapat menceritakan kembali bagaimana perjuangan bangsa Indonesia melawan
imperialisme dan mencapai kemerdekaan. Peserta didik merefleksikan semangat juang para
pahlawan, meneladani perjuangan pahlawan yang diimplementasikan dalam tindakan nyata di
kehidupan sehari-hari.
Di akhir fase ini peserta didik menggunakan peta untuk mengetahui wilayah di sekitarnya. Peserta
didik menerapkan konsep nilai (barang, jasa, waktu) dalam kehidupan sehari-hari. Dengan penuh
kesadaran, peserta didik melakukan suatu tindakan atau mengambil suatu keputusan yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari berdasarkan pemahamannya terhadap kekayaan kearifan lokal yang
berlaku di wilayahnya serta nilai-nilai ilmiah dari kearifan lokal tersebut.
a) Elemen: Pemahaman IPAS (sains dan sosial)
Capaian Pembelajaran: Peserta didik mengidentifikasi sistem organ makhluk hidup, adaptasi serta
lingkungan dan ekosistem yang ada di sekitarnya. Peserta didik dapat melakukan simulasi dengan
menggunakan gambar/bagan/alat/media sederhana tentang sistem organ tubuh manusia (sistem
pernafasan, pencernaan, dan peredaran darah) yang dikaitkan dengan cara menjaga kesehatan organ
tubuhnya dengan benar.
Peserta didik menyelidiki bagaimana hubungan saling ketergantungan antar komponen biotik-abiotik
dapat memengaruhi kestabilan suatu ekosistem di lingkungan sekitarnya. Berdasarkan
pemahamannya terhadap konsep gelombang (bunyi dan cahaya) peserta didik mendemonstrasikan
bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik mendeskripsikan adanya
ancaman krisis energi yang dapat terjadi serta mengusulkan upaya-upaya individu maupun kolektif
yang dapat dilakukan untuk menghemat penggunaan energi dan serta penemuan sumber energi
alternatif yang dapat digunakan menggunakan sumber daya yang ada di sekitarnya.
Peserta didik mendemonstrasikan bagaimana sistem tata surya bekerja dan kaitannya dengan gerak
rotasi dan revolusi bumi. Peserta didik merefleksikan bagaimana perubahan kondisi alam di
permukaan bumi terjadi akibat faktor alam maupun perbuatan manusia, mengidentifikasi pola hidup
yang menyebabkan terjadinya permasalahan lingkungan serta memprediksi dampaknya terhadap
kondisi sosial kemasyarakatan, ekonomi.
Peserta didik mengenal budaya, sejarah, baik tokoh maupun periodisasinya di Indonesia serta
menghubungkan dengan konteks kehidupan saat ini. Peserta didik juga dapat menceritakan kembali
bagaimana perjuangan bangsa Indonesia melawan imperialisme dan mencapai kemerdekaan. Peserta
didik merefleksikan semangat juang para pahlawan, meneladani perjuangan pahlawan yang
diimplementasikan dalam tindakan nyata di kehidupan sehari-hari.
Di akhir fase ini peserta didik menggunakan peta untuk mengetahui wilayah di sekitarnya. Peserta
didik menerapkan konsep nilai (barang, jasa, waktu) dalam kehidupan sehari-hari. Dengan penuh
kesadaran, peserta didik melakukan suatu tindakan atau mengambil suatu keputusan yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari berdasarkan pemahamannya terhadap kekayaan kearifan lokal yang
berlaku di wilayahnya serta nilai-nilai ilmiah dari kearifan lokal tersebut.
b) Elemen: Keterampilan proses
Capaian Pembelajaran: 1. Mengamati. Pada akhir fase C, peserta didik mengamati fenomena dan
peristiwa secara sederhana dengan menggunakan panca indra, mencatat hasil pengamatannya, serta
mencari persamaan dan perbedaannya. 2. Mempertanyakan dan memprediksi. Dengan panduan,
peserta didik dapat mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk memperjelas hasil pengamatan dan
membuat prediksi tentang penyelidikan ilmiah. 3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan.
Secara mandiri, peserta didik merencanakan dan melakukan langkah-langkah operasional untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan. Menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan
mengutamakan keselamatan. Peserta didik menggunakan alat bantu pengukuran untuk mendapatkan
data yang akurat. 4. Memproses, menganalisis data dan informasi. Menyajikan data dalam bentuk
tabel atau grafik serta menjelaskan hasil pengamatan dan pola atau hubungan pada data secara digital
atau non digital. Membandingkan data dengan prediksi dan menggunakannya sebagai bukti dalam
menyusun penjelasan ilmiah. 5. Mengevaluasi dan refleksi. Mengevaluasi kesimpulan melalui
perbandingan dengan teori yang ada. Merefleksikan proses investigasi, termasuk merefleksikan
validitas suatu tes. 6. Mengomunikasikan hasil. Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara utuh
yang ditunjang dengan argumen, bahasa, serta konvensi sains yang umum sesuai format yang
ditentukan.

Tambahan Jawaban oleh : aditya firdaus (20129096)


Capaian Pembelajaran IPAS terutama yang menerapkan kurikulum merdeka belajar di Sekolah
Penggerak capaian pembelajaran memberikan kerangka pembelajaran yang memandu pendidik di
satuan IPAS.Sekolah Penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar
siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasilayang mencakup kompetensi
kognitif (literasi dan numerasi) serta nonkognitif (karakter) yang diawali dengan SDM yang unggul
(kepala sekolah dan guru).Kepala sekolah dan guru dari sekolah penggerak melakukan pengimbasan
kepada satuan pendidikan lain.

Program Sekolah Penggerak adalah program untuk meningkatkan kualitas belajar siswa yang terdiri
dari 5 jenis intervensi untuk mengakselarasi sekolah bergerak 1-2 tahap lebih maju dalam kurun
waktu 3 tahun ajaran. Profil Pelajar Pancasila adalah profil lulusan yang bertujuan menunjukkan
karakter dan kompetensi yang diharapkan diraih dan menguatkan nilai-nilai luhur Pancasila peserta
didik dan para pemangku kepentingan.

Adapun Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, diantaranya:

(1) Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia,

(2) Berkebinekaan Global,

(3) Mandiri,

(4) Bergotong royong,

(5) Bernalar kritis, dan (

6) Kreatif.

Capaian Pembelajaran IPAS Sekolah Penggerak


Salah satu tujuan utama pendidikan Indonesia adalah “Membangun pelajar Indonesia yang memiliki
jiwa Pancasila dan memiliki keterampilan abad 21”. Untuk mencapainya, maka orang tua, guru,
siswa, dan semua pemangku kepentingan perlu mendapatkan pemahaman yang sama tentang
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang hendaknya dicapai oleh anak dalam setiap tahapan
perkembangan usianya.

Capaian Pembelajaran (CP) merupakan suatu ungkapan tujuan pendidikan, yang merupakan suatu
pernyataan tentang apa yang diharapkan diketahui, dipahami, dan dapat dikerjakan oleh peserta didik
setelah menyelesaikan suatu periode belajar. Kondisi ini juga dijalankan oleh sebagian besar negara
di Eropa saat ini yang saat ini menggunakan CP untuk mengungkapkan apa yang mereka harapkan
agar diketahui dan dapat dilakukan oleh peserta didik dan
memahami di akhir program atau urutan pembelajaran.

Prinsip Capaian Pembelajaran terukur dan spesifik serta fleksibel (sesuai proses dan tahap belajar
siswa).
Capaian Pembelajaran harus dapat diukur dan spesifik, berdasarkan hierarki tahapan konseptual
proses pembelajaran yang hasil belajarnya dapat digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan
siswa. Sebaiknya Capaian Pembelajaran CP harus ditulis berdasarkan Taksonomi Bloom karena
telah terbukti relevan untuk untuk membantu mengembangkan hasil belajar.

Konsep taksonomi Bloom sangat sederhana, yaitu:


a. Sebelum memahami konsepnya, ingatlah dengan baik,
b. Pahami sebelum anda menerapkannya,
c. Analisis proses sebelum anda mengevaluasinya.

Dalam proses menerapkan prinsip terukur dan spesifik tersebut ada beberapa aspek yang yang
diperhatikan, yaitu:
a. Pemahaman dan pengetahuan.
b. Praktis.
c. Keterampilan generik.

Mengapa Capaian Pembelajaran tersebut harus memiliki prinsip Fleksibel (sesuai proses dan tahap
belajar siswa)?

Fleksibel (sesuai proses dan tahap belajar siswa) seringkali belajar dirasa sebagai sebuah perlombaan
dan bukan proses. Kurikulum disusun sedemikian rupa sehingga siswa dijejali dengan berbagai
materi yang hasil akhirnya berorientasi pada “sekadar tahu” dan bukan pemahaman atau penguasaan
sedangkan siswa memerlukan waktu dan tahapan untuk mengupas konsep. Capaian pembelajaran
membawa perubahan dalam pendekatan pembelajaran di kelas dari yang berfokus kepada guru
menjadi fokus kepada siswa.

Karakteristik Capaian Pembelajaran CP


Menurut Harden karakteristik Capaian Pembelajaran antara lain:
a. Pengembangan Capaian Pembelajaran CP jelas mendefinisikan hasil yang harus dicapai siswa
pada akhir program pembelajaran.

b. Desain kurikulum, strategi belajar, dan kesempatan belajar dilakukan untuk menjamin tercapainya
Capaian Pembelajaran CP.

c. Proses penilaian disesuaikan dengan Capaian Pembelajaran CP dan penilaian setiap individu siswa
dilakukan untuk memastikan bahwa siswa mencapai target pembelajaran.

Bentuk penulisan Capaian Pembelajaran CP


Format Capaian Pembelajaran ditulis dalam bentuk paragraf, sehingga keterkaitan antara
pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi umum terlihat jelas dan utuh sebagai satu kesatuan yang
tak terpisahkan dalam pembelajaran dan menggambarkan apa yang akan dicapai peserta didik di
akhir pembelajaran. Hal ini berfungsi untuk memberikan kesempatan mengeksplorasi materi
pelajaran lebih mendalam, tidak terburu-buru, dan cukup waktu untuk menguatkan kompetensi,
mengingat tahap perkembangan dan kecepatan anak untuk memahami sesuatu belum tentu sama
untuk setiap anak. Kondisi ini juga memungkinkan seorang anak dengan kondisi berkebutuhan
khusus dapat menggunakan Capaian Pembelajaran yang sama dengan anak pada umumnya (anak di
sekolah reguler).

Banyak keuntungan yang akan didapat bagi sekolah yang melaksanakan Program Sekolah
Penggerak, yaitu:
1. Peningkatan mutu hasil belajardalam kurun waktu 3 tahun;

2. Peningkatan kompetensi kepala sekolah dan guru;

3. Percepatan digitalisasi sekolah;

4. Kesempatan menjadi katalis perubahan bagi satuan pendidikan lain;

5. Percepatan pencapaian profil Pelajar Pancasila;

6. Mendapatkan pendampingan intensif;

7. Memperoleh tambahan anggaran untuk pembelian buku bagi pembelajaran dengan paradigma
baru.

Perbedaan Program Guru Penggerak dan Program Sekolah Penggerak.

Program Guru Penggerak adalah program peningkatan kompetensi di bidang kepemimpinan bagi
guru-guru yang terpilih melalui proses seleksi. Sedangkan Program Sekolah Penggerak adalah
program peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dengan intervensi menyeluruh baik kepada
kepala sekolah, pengawas sekolah dan guru. Pemilihan Sekolah Penggerak dilakukan melalui seleksi
kepala sekolah dan ditetapkan bersama antara Kemendikbud dan pemerintah daerah.

Capaian Pembelajaran CP IPS


Program Sekolah Penggerak terdiri dari lima intervensi yang saling terkait dan tidak bisa dipisahkan,
01. Pendampingan konsultatif dan asimetris Program kemitraan antara Kemendikbud dan pemerintah
daerah dimana Kemendikbud memberikan pendampingan implementasi Sekolah Penggerak.

02. Penguatan SDM Sekolah


Penguatan Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Penilik, dan Guru melalui program pelatihan dan
pendampingan intensif (coaching) one to one dengan pelatih ahli yang disediakan oleh Kemdikbud.

03. Pembelajaran dengan paradigma baru


Pembelajaran dengan paradigma baru dirancang berdasarkan prinsip pembelajaran yang
terdiferensiasi sehingga setiap siswa belajar sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya.

04. Perencanaan berbasis data


Manajemen berbasis sekolah: perencanaan berdasarkan refleksi diri sekolah
05. Digitalisasi Sekolah
Penggunaan berbagai platform digital bertujuan mengurangi kompleksitas, meningkatkan efisiensi,
menambah inspirasi, dan pendekatan yang customized.

Manfaat untuk Pemerintah Daerah


1. Meningkatkan kompetensi SDM Sekolah

2. Mempercepat peningkatan mutu pendidikan di daerah

3. Peluang mendapatkan penghargaan sebagai Daerah Penggerak Pendidikan

4. Membuat pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan

5. Efek multiplier dari Sekolah Penggerak ke sekolah lainnya

6. Menjadi daerah rujukan praktik baik dalam pengembangan Sekolah Penggerak

Manfaat untuk Sekolah


1. Meningkatkan hasil mutu pendidikan dalam kurun waktu 3 tahun ajaran

2. Meningkatnya Kompetensi kepala Sekolah, Guru

3. Percepatan digitalisasi sekolah

4. Kesempatan untuk menjadi katalis perubahan bagi sekolah lain

5. Percepatan pencapaian profil pelajar Pancasila

6. Mendapatkan pendampingan intensif untuk transformasi sekolah

7. Memperoleh tambahan anggaran untuk pembelian bahan ajar bagi pembelajaran dengan
paradigma baru

Capaian Pembelajaran IPS Sekolah Penggerak


Komponen-komponen apa saja yang terdapat dalam Capaian Pembelajaran?

Dalam dokumen Capaian Pembelajaran CP IPS erdapat empat komponen, diantaranya:


a. Rasional Mata Pelajaran:

Memuat alasan pentingnya mempelajari mata pelajaran tersebut dan keterkaitan antara mata
pelajaran
dengan salah satu (atau lebih) Profil Pelajar Pancasila.
Untuk SLB rasional mata pelajaran juga dikaitkan dengan keterkaitan mata pelajaran untuk
menunjang keterampilan fungsional anak dalam kehidupan sehari-hari.

b. Tujuan Mata Pelajaran:

Kemampuan atau kompetensi yang perlu dicapai peserta didik setelah mempelajari mata pelajaran
tersebut.

c. Karakteristik Mata Pelajaran:

Deskripsi umum tentang apa yangdipelajari dalam mata pelajaran serta elemen-elemen (strands) atau
domain mata pelajaran dan deskripsinya.

d. Capaian Pembelajaran Setiap Fase:

Deskripsi yang mencakup pengetahuan, keterampilan, serta kompetensi umum.

Selanjutnya diturunkan menjadi capaian pembelajaran menurut elemen yang dipetakan menurut
perkembangan siswa.

Pembagian fase dalam Capaian Pemeblajaran CP dapat digambarkan sebagai berikut:


1) Fase A : Pada umumnya SD Kelas 1-2

2) Fase B : Pada umumnya SD Kelas 3-4

3) Fase C : Pada umumnya SD Kelas 5-6

3. Aditya firdaus (20129096)


Coba kelompok penyaji jelaskan, apa yang harus dicapai peserta didik di kurikulum merdeka belajar
dalam proses pembelajaran disekolah dasar? Dan bagaimana cara mengajarkan materi ipas yang kita
ketahui bahwa ipa dan ips disatukan?

Dijawab oleh : Mega Silvia Herini (20129162)


Dalam kegiatan pembelajaran, pasti terdapat capaian pembelajaran yang harus dipenuhi oleh siswa,
guru, maupun sekolah. Capaian pembelajaran siswa merupakan kompetensi minimum yang harus
dilewati oleh siswa dalam setiap mata pelajaran. Keterampilan belajar yang dimiliki oleh siswa dan
harus diselesaikan setiap tahap. Nantinya siswa melakukan proses inkuiri, selanjutnya siswa
mengusulkan ide/menalar, melakukan investigasi, mengkomunikasikan, menyimpulkan,
merefleksikan, dan mengaplikasikan pengalaman belajar dari proses inkuiri yang telah dilakukannya.
Capaian dalam kurikulum sebelumnya dinamakan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD).
Namun, dalam Kurikulum Merdeka dinamakan capaian pembelajaran. Capaian pembelajaran
berisikan kompetensi serta lingkup materi yang disusun secara komprehensif berbentuk narasi.
Untuk capaian yang lebih jelasnya telah kami jelaskan di dalam makalah

Cara mengajarkan IPAS


Contohnya pada materi mengenai tumbuhan. peserta didik belajar mengenai tumbuhan dimulai
dengan mengenal bagian tubuh tumbuhan dan fungsinya. peserta didik dapat melihat bahwa bagian
tubuh tumbuhan berperan dalam proses pertumbuhan, mempertahankan diri (adaptasi), serta
perkembangbiakan. peserta didik juga belajar mengenai proses fotosintesis serta kaitannya dengan
makhluk hidup lain. Dari pemahaman ini, peserta didik bisa melihat pentingnya tumbuhan bagi
keberlangsungan hidup di Bumi dan mengapa manusia perlu menjaganya. Selain itu, peserta didik
belajar mengenai cara perkembangbiakan pada tumbuhan dan bagaimana tumbuhan bisa
menyebarkan bijinya. Dari pengetahuan ini, peserta didik bisa melihat peran makhluk hidup serta
komponen abiotik lain dalam membantu keberlangsungan hidup tumbuhan. Peserta didik juga
melakukan praktik langsung untuk menanam tumbuhan dan mengamati pertumbuhannya. Setelah
belajar, peserta didik diharapkan bisa menunjukkan kepedulian lebih terhadap tumbuhan, mampu
merawat tumbuhan di sekitarnya, serta lebih menunjukkan rasa syukur terhadap Tuhan yang sudah
mengatur alam dengan sangat baik. Jadi perserta didik akan sekaligus belajar tentang ipa dan ips.
Bagaimana alam dan kehidupan sosial saling berkaitan.

Selain itu, kunci mengajar IPAS yang kami kutip dari buku guru IPAS yaitu:
1. Berperan sebagai fasilitator
1) Memfasilitasi peserta didik dengan menyediakan berbagai macam informasi
2) Memberikan pemantik atau petunjuk saat dibutuhkan
3) Mengarahkan peserta didik untuk menemukan jawabannya sendiri.
4) Melakukan pengulangan, pemantauan, pendekatan, dan pemantapan bagi peserta didik yang
membutuhkan.
2. Lakukan diferensiasi dan modifikasi
Melakukan diferensiasi dan modifikasi pada ragam aktivitas dengan penyesuaian kondisi serta
kebutuhan peserta didik dan fasilitas yang tersedia.
3. Kreatif
Menggunakan berbagai teknik pendekatan dalam menyam paikan informasi untuk menarik minat
peserta didik.
4. Apresiatif
1) Berikan apresiasi kepada peserta didik agar berani berbicara, memilih tantangan, atau berani
mencoba.
2) Pajang hasil karya peserta didik di kelas sebagai salah satu bentuk apresiasi.
5. Melibatkan peserta didik dalam belajar
1) Buat kesepakatan kegiatan bersama peserta didik, seperti waktu kegiatan, proses diskusi, dsb.
2) Motivasi peserta didik untuk aktif terlibat dalam kegiatan berdiskusi misalnya dengan
menceritakan pengalaman pribadi atau menjadi narasum ber untuk teman yang lain.
6. Pancing peserta didik untuk berpikir kritis dengan aktif memberikan pertanyaan sampai
mengerucut pada sebuah jawaban. Kemudian lakukan penguatan atau pengulangan
Sekian dari saya.

4. Andini Sugiarti (20129006)


Apa keunggulan menggunakan kurikulum merdeka belajar pada pembelajaran Ilmu pengetahuan
alam dan sosial (IPAS)?

Dijawab oleh : Gelva Weristi (20129283)


Kurikulum Merdeka Belajar merupakan bentuk evaluasi dari Kurikulum 2013. Dikutip dari
laman Kemdikbud, kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler
yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk
mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Jika menanyakan tentang kelebihan kurikulum pada pembelajaran IPAS, Pendidikan ini memiliki
peran dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila sebagai gambaran ideal profil peserta didik
Indonesia. IPAS membantu peserta didik menumbuhkan keingintahuannya terhadap fenomena
yang terjadi di sekitarnya. Keingintahuan ini dapat memicu peserta didik untuk memahami
bagaimana alam semesta bekerja dan berinteraksi dengan kehidupan manusia di muka bumi.
Pemahaman ini dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi
dan menemukan solusi untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Prinsip-prinsip dasar
metodologi ilmiah dalam pembelajaran IPAS akan melatih sikap ilmiah (keingintahuan yang
tinggi, kemampuan berpikir kritis, analitis dan kemampuan mengambil kesimpulan yang tepat)
yang melahirkan kebijaksanaan dalam diri peserta didik. Dengan Kurikulum Merdeka, proses
pembelajaran akan lebih maksimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami
konsep dan memperkuat kompetensinya.
Selain itu, dengan mempelajari IPAS, peserta didik dapat mengembangkan dirinya sehingga
sesuai dengan profil Pelajar Pancasila dan dapat:
1. mengembangkan ketertarikan serta rasa ingin tahu sehingga peserta didik terpicu untuk
mengkaji fenomena yang ada di sekitar manusia, memahami alam semesta dan kaitannya dengan
kehidupan manusia;
2. berperan aktif dalam memelihara, menjaga, melestarikan lingkungan alam, mengelola sumber
daya alam dan lingkungan dengan bijak;
3. mengembangkan keterampilan inkuiri untuk mengidentifikasi, merumuskan hingga
menyelesaikan masalah melalui aksi nyata;
4. mengerti siapa dirinya, memahami bagaimana lingkungan sosial dia berada, memaknai
bagaimanakah kehidupan manusia dan masyarakat berubah dari waktu ke waktu;
5. memahami persyaratan yang diperlukan peserta didik untuk menjadi anggota suatu kelompok
masyarakat dan bangsa serta memahami arti menjadi anggota masyarakat bangsa dan dunia,
sehingga dia dapat berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan
dirinya dan lingkungan di sekitarnya; dan
6. mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep di dalam IPAS serta menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.

5. Azizah Rahmi Yudita (20129252)


Seperti yang kelompok penyaji sampaikan dalam makalah. Pengetahuan ini melingkupi
pengetahuan alam dan pengetahuan sosial. Pendidikan IPAS memiliki peran dalam
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila sebagai gambaran ideal profil peserta didik
Indonesia. Pertanyaannya,
Bagaimana cara kita sebagai seorang guru dalam mewujudkan profil pelajar Pancasila dalam
Pendidikan IPAS?

Dijawab oleh : Suci Rahmayani (20129213)


Peserta didik yang memiliki Profil Pelajar Pancasila dapat diwujudkan melalui pembangunan potensi
dan pembentukan karakter. Di sinilah pentingnya peran satuan pendidikan, yang tentu saja harus
mendapat dukungan dari keluarga dan lingkungan masyarakat.
Untuk dapat mengembangkan diri siswa, selain usaha keras dari dalam diri mereka, orang disekitar
juga sangat berpengaruh tidak terkecuali guru. Guru harus memiliki kompetensi yang dibutuhkan
apalagi dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi banyak hal positif yang dapat
dimanfaatkan dalam pengembangan kompetensi guru untuk mendukung pembelajaran.
Salah satu Upaya menumbuhkan Profil Pelajar Pancasila dalam pembelajaran di sekolah dalam
pendidikan IPAS adalah dengan membuat program LISA (Lihat Sampah dan Ambil)
Pentingnya gotong royong dalam kehidupan untuk mencapai tujuan dan kebaikan bersama akan sulit
dilakukan dalam era kompetitif sekarang. Untuk melatih persatuan dan kesatuan siswa juga perlu
ditanamkan rasa saling menghormati dan gotong royong. Gotong royong ini diimplementasikan
dalam menjaga lingkungan. Melalui program yang dirancang dalam aksi nyata ini yaitu himbauan
untuk melakukan LISA (Lihat Sampah dan Ambil) untuk semua warga sekolah, berdasarkan diskusi
yang dilakukan bersama dengan pemangku kepentingan lain program ini berkembang menjadi diet
sampah dan pemberlakuan bank sampah, yakni dengan menetapkan peraturan untuk setiap kantin
sekolah tidak menjual makanan yang kemasan plastik dan wajib menyediakan piring plastic untuk
tempat makanan.
Bank sampah dikelola oleh masing-masing kelas dengan mengumpulkan botol plastik minuman yang
dikonsumsi siswa, selain menjaga kebersihan juga memberikan pembelajaran kepada siswa untuk
menjaga lingkungan dari polusi yang disebabkan oleh sampah plastiK, yang merupakan salah satu
contoh perwujudan dari profil pelajar Pancasila dalam Pendidikan IPAS.

6. Wulan Mulyani (20129369)


Perubahan apa yang dirasakan guru yg paling signifikan di kelas dengan implementasi kurikulum
merdeka belajar PD pembelajaran IPAS?

Dijawab oleh : Jingga Febri Yona Malta (20129297)


Dengan adanya kurikulum merdeka, jelas bahwa ada terjadinya perubahan di kelas, baik bagi guru,
murid, ataupun sekolah. Salah satu perubahannya adalah di kurikulum merdeka ini lebih
mengutamakan pemahaman konsep. Di kurikulum merdeka, guru mengajarkan materi materi yang
lebih sederhana sehingga bisa mendalami materi pelajaran tanpa harus terburu buru untuk masuk ke
materi selanjutnya. Menurut saya, hal ini lebih baik karena pemahaman konsep lah yang paling
penting, bukan hanya sekedar menghafal yang akan membuat murid lebih mudah lupa.
Kurikulum merdeka ini lebih interaktif dan relevan. Dalam proses pembelajaran IPAS dilaksanakan
dengan berbagai macam kegiatan yang berbasis project sehingga murid memperoleh keterampilan
yang akan dibutuhkan kelak saat sudah lulus sekolah.

Tambahan Jawaban oleh : Anggun Kurnia (20129008)


Pada tahun 2019 yang lalu bertepatan dengan Hari Guru Nasional (HGN), Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nadiem Makarim mengajak guru untuk membawa perubahan bagi sistem pembelajaran
di Indonesia, salah satunya dengan mengajak siswa berdiskusi ketika belajar. Hal tersebut bertujuan
untuk membuat siswa lebih aktif, berani menyampaikan argumentasi dan dapat memecahkan
masalah dengan berdiskusi. Sehingga diciptakanlah program merdeka belajar.

Namun, meskipun memiliki tujuan yang baik, program belajar ini belum sempurna untuk dilakukan.
Ada beberapa kendala atau tantangan tersendiri yang harus dihadapi. Berikut ini merupakan 5
tantangan program merdeka belajar bagi guru, di antaranya yaitu:

1. Keluar dari Zonasi Nyaman Sistem Pembelajaran


Tantangan bagi guru yang pertama yaitu sulitnya keluar dari zona nyaman sistem pembelajaran yang
telah dilakukan selama ini. Biasanya sistem pembelajaran dilakukan dengan memberikan materi,
penjelasan atau pemaparan kepada murid sebesar 60% dari seluruh waktu pembelajaran di kelas. Hal
tersebut tentu membuat siswa menjadi pasif di kelas karena mereka hanya mendengarkan lalu
mencatatnya.

Dengan adanya program merdeka belajar, maka sistem pembelajaran akan lebih aktif dengan
mengajak siswa berdiskusi dan memecahkan masalah bersama. Namun ini menjadi tantangan besar
bagi guru untuk untuk mengajak siswa berdiskusi, mengingat siswa sudah nyaman dengan
pembelajaran selama ini.

2. Tidak Memiliki Pengalaman Program Merdeka Belajar


Karena Guru tidak memiliki pengalaman mengajar dengan program merdeka belajar, maka hal
tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi mereka. Setidaknya terdapat dua kendala yang dirasakan
oleh guru untuk mengubah cara mengajar mereka, yang pertama yaitu tidak memiliki pengalaman
merdeka belajar, dan yang kedua mereka terbiasa mendengarkan penjelasan dari guru pada saat
sekolah atau kuliah. Minimnya pengalaman personal guru dapat mempengaruhi cara mengajar
mereka di kelas.

3. Keterbatasan Referensi
Tantangan yang harus dihadapi guru selanjutnya yaitu keterbatasan referensi penyampaian materi,
baik dalam teks pelajaran maupun pada buku guru yang diterbitkan oleh pusat perbukuan atau
penerbit swasta. Karena keterbatasan referensi inilah yang membuat guru sulit memperoleh rujukan
penyampaian materi serta memfasilitasi pembelajaran pada siswa dengan efektif. Baik buku yang
dimiliki siswa maupun guru dinilai masih rendah kualitasnya.

4. Keterampilan Mengajar
Guru harus mengupgrade keterampilan mengajar sesuai dengan program merdeka belajar. Cobalah
untuk memberi kebebasan kepada siswa untuk berargumentasi, berpendapat, atau memberi soal
dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi (soal HOTS).

Namun sayangnya masih banyak guru yang belum memahami model soal HOTS hingga saat ini.
Sebagai gantinya, guru dapat memberikan soal sederhana yang membutuhkan kebebasan berpikir
siswa. Dengan begitu program kemerdekaan belajar dapat diwujudkan dengan baik.

5. Minim Fasilitas dan Kualitas Guru


Program merdeka belajar dikhawatirkan dapat meningkatkan ketimpangan pendidikan, lantaran
terdapat beberapa sekolah yang mungkin belum siap dengan kebebasan program tersebut. Hal
tersebut dikarenakan minimnya fasilitas serta kualitas guru untuk membuat sistem penilaian sendiri.
Tentunya ini menjadi tantangan besar yang harus dihadapi.

Anda mungkin juga menyukai