Disusun Oleh :
Semester 4/ Strata 1 (S1)
Diah Solawati (211200280)
Okti Dewi Lestari (211200313)
Aisyah Avriliana Sudaryanti (211200281)
Arafiq Ramlin (211200287)
ABSTRAK
2
A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu bagian dari kehidupan manusia yang cukup
penting. Kalimat tersebut mengartikan bahwa untuk mendapatkan layanan
Pendidikan setiap individu akan mendapatkan hak yang sama. Sebuah proses
untuk mengembangkan potensi setiap individu untuk kelangsungan hidupnya
sehingga dapat menjadi individu yang terdidik, dari segi afektif, kognitif, dan
psikomotorik maka proses merupakan makna dari Pendidikan. Dalam
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDA), Pendidikan memiliki peran yang
sangat penting agar mampu bersaing pada dunia abad 21 ini. Salah satu aspek
yang menjadi tolak ukur dari kemajuan suatu negara dilihat dari bidang
pendidikannya, dengan demikian pemerintah Indonesia memberikan perhatian
serius terkait pendidikan(Iskandar et al., 2023, p. 1).
Pendidikan juga merupakan suatu upaya untuk membantu jiwa peserta didik
secara lahir dan batin, dari sifat kodratinya menuju sifa yang lebih baik lagi
kedepannya. Pendidikan juga merupakan suatu proses yang terus berlanjut dan tak
pernah berakhir sampai kapanpun atau bisa di sebut dengan (never ending
proces), sehingga menghasilkan kualitas yang berkesinabungan sampai masa yang
akan datang yang bertanamkan pada nilai-nilai budaya bangsa dan pancasila
(Jannah et al., 2022, p. 2).
Oleh sebab itu untuk mewujudkan hal tersebut perlu dilakukan sebuah
pembaharuan kurikulum sesuai dengan kemajuan zaman dan teknologi. Dengan
seiringnya perkembangan zaman jika masih menggunakan kurikulum lama maka
pembelajaran di Indonesia akan mengalami keterlambatan dengan pedidikan
negara lain. Pembaharuan kurikulum penting dilakukan untuk dapat dijadikan
seagai acuan dan pedoman dalam proses pembelajaran agar lebih efektif sehingga
akan tercipta pembelajran yang dapat mencpai tujuan nasional yang sudah
menjadi ketetapan pendidikan di Indonesia.
3
Kurikulum merupakan hal yang penting dalam pendidikan karena pendidikan
dan kurikulum saling berhubungan. Kurikulum yang berjalan baik dan didukung
dengan berbagai komponen yang baik, akan membuat proses dalam pembelajaran
berjalan baik dan menghasilkan output peserta didik yang baik (Indriani et al.,
2023, p. 2).
Ruh pendidikan terletak di kurikulum dan tak akan pernah bisa dipisahkan.
Kamiludin dan Suryaman menyatakan bahwa kurikulum merupakan seperangkat
program pendidikan yang telah disusun dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang di dalamnya terdapat komponen yang saling berkaitan dan
mendukung satu sama lain. Kurikulum menempati posisi sentral dalam seluruh
ragam kegiatan pendidikan, agar terciptanya tujuan pendidikan, kurikulum harus
mampu meningkatkan kualitasnya, dimana kurikulum harus bisa menyesuaikan
dengan situasi setiap sekolah baik, memperhatikan kebutuhan dan tahap
perkembangan peserta didik, kebutuhan pengembangan nasional dengan tetap
mengingat bahwa pendidikan nasional berpangkal pada kebudayaan nasional dan
pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
(Hartoyo & Rahmadayanti, 2022, p. 1).
4
Nadiem Makarim mengubah dan menetapkan Kurikulum Merdeka sebagai
penyempurnaan dari kurikulum 2013 pada tanggal 10 Desember 2019. Dimulai
dengan empat kebijakan Merdeka Belajar yang dipaparkan oleh Kemdikbud,
(2021a) antara lain :
5
Penerapan kurikulum merdeka belajar tentunya dengan harapan bisa
meningkatkan prestasi siswa (Sulkipli et al., 2023, p. 2).
Oleh sebab itu dalam hal ini kemampuan guru adalah suatu hal yang paling
menentukan dalam setiap kebijakan yang sudah ditetapkan, terutama menyangkut
masalah penerapan kurikulum merdeka belajar yang sudah diberlakukan. Tujuan
merdeka belajar ini adalah agar para guru siswa serta orangtua bisa mendapatkan
suasana yang menyenangkan. Diharapkan dari merdeka belajar ini guru dan siswa
dapat merdeka dalam berpikir sehingga hal ini dapat diimplementasikan dalam
inovasi guru dalam menyampaikan materi kepada siswa, tidak hanya itu siswa
juga dimudahkan dalam merdeka belajar karena siswa dimudahkan dalam
berinovasi dan kreativitas dalam belajar.
6
5. Guru juga mengalami permasalahan di format asesmen diagnostik, formatif,
dan sumatif yang masih dibuat secara manual karena belum ada format dari
pusat, dan dalam penerapan dan penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Selanjutnya berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah, beliau
mengatakan bahwa dalam Kurikulum Merdeka Belajar ini terdapat Profil Pelajar
Pancasila yang merupakan hal baru dan harus guru terapkan didalam
pembelajaran. Dalam menerapkan Profil Pelajar Pancasila sikap itu benar-benar
harus kita rubah sesuai dengan 6 karakter di dalam Profil Pelajar Pancasila
yang semua itu memerlukan penilaian, hal baru inilah yang masih kita coba untuk
sempurnakan dalam penerapannya dalam proses pembelajaran.
B. Metodologi
7
Subjek Penelitian ini adalah :
C. Pembahasan
8
Pengembangan karakter dan kompetensi kurikulum merdeka belajar bertujuan
untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan karakter dan
kompetensinya, termasuk kemampuan sosial, berpikir kritis, dan kreatif. Hal ini
dicapai dengan menawarkan berbagai kesempatan belajar yang menarik untuk
membantu siswa belajar dengan cara yang lebih menyenangkan dan efisien.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kurikulum merdeka belajar yaitu pembelajaran
yang bertujuan untuk memerdekakan peserta didik (Melati, 2022, p. 5).
9
menyusun perencanaan pembelajaran yaitu pada saat menganalisis Capaian
Pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa dikarenakan dibuat per fase, kemudian
merumuskannya dalam bentuk Tujuan Pembelajaran (TP) dan menyusunya dalam
bentuk Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Tidak hanya demikian, guru yang tidak
bisa menggunakan teknologi dengan baik, maka akan mengalami kesulitan-
kesulitan dalam pembuatan RPP. Hal ini yang dialami oleh salah satu guru yang
mengaku kesulitan dalam menyusun Modul Ajar. Selain itu permasalahan yang
dialami guru yaitu masih kesulitan dalam menentukan metode dan strategi
pembelajaran yang tepat bagi anak agar proses pembelajaran menjadi
menyenangkan dan juga siswa ikut aktif dalam prose pembelajaran.
10
Kemudian hasil wawancara yang dilakukan, guru meyatakan bahwa ia tidak
begitu mengalami kesulitan dalam melakukan asesmen diagnostik, formatif, dan
sumatif hanya saja terkendala dalam menentukan asesmen yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, menentukan asesmen pada saat
pembelajaran berbasis proyek hal ini membingungkan bagi guru dikarenakan
banyaknya jenis atau bentuk asesmen seperti presentasi, proyek, produk, lisan,
tulisan dan sebagainya.
Hal ini senada dengan teori yang menyatakan bahwa kurangnya pemahaman
dan persiapan guru menjadi salah satu kendala dalam mengimplementasikan
Kurikulum Merdeka. Guru membutuhkan pemahaman yang baik tentang
Kurikulum Merdeka, baik dari segi konsep, strategi pembelajaran, hingga
penilaian hasil belajar. Kurangnya pemahaman dan persiapan guru dapat
menghambat efektivitas implementasi Kurikulum Merdeka. Selain itu,
keterbatasan sumber daya juga menjadi kendala dalam implementasi Kurikulum
Merdeka. Implementasi Kurikulum Merdeka membutuhkan sumber daya yang
cukup, termasuk buku-buku teks, perangkat pembelajaran, dan pelatihan untuk
guru. Keterbatasan sumber daya dapat menjadi hambatan dalam
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka (Sudirman et al., 2020, p. 3).
D. Kesimpulan
11
tepat serta masih minimnya kemampuan guru dalam menggunakan teknologi.
Selain itu, terbatasnya buku siswa kurangnya kemampuan dan kesiapan guru
dalam menggunkan metode dan media pembelajaran yang bervariasi, kurang
mahir dalam mengaplikasikan teknologi dalam pembelajaran, materi ajar yang
terlalu luas, serta dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek guru kesulitan
dalam menentukan proyek kelas di kelas I dan IV serta kurangnya alokasi waktu
untuk pembelajaran berbasis proyek, menentukan bentuk asesmen yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan menentukan bentuk asesmen
pada saat pembelajaran berbasis proyek.
12
DAFTAR PUSTAKA
13