Anda di halaman 1dari 12

PROBLEMATIKA DAN SOLUSI

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013


(Studi Kasus Implementasi Kurikulum 2013
di SMPN 31 Padang)

Adriantoni* dan Fitrianis


STKIP Adzkia, Padang
*E-mail: adriantoni804@gmail.com

ABSTRACT

The background of this study is the change of curriculum to 2013 Curriculum, this change gives
certain difficulty for the teacher because the change of the way to make Lesson Plan, especially in
assessment that should made specially by the teacher. The result of the study shows that (1) the
problematic that foun of the teacher of islamis study in planning is lack of understanding of the
concepts that exist in 2013 curriculum, in learning practice is lack of teacher expertise in
stimulating students' thinking in learning activities, (2) the problematic that foun of the teacher of
islamis study in assessing while the learning process is too many types of assessments in the 2013
curriculum, (3) the solutions that faced and feelt by the teacher and the writer are give the reward,
follow the trainings about 2013 curriculum, sharing between the teachers, follow the sosialisation,
follow the MGMP, and the thers that can rise the teacher knowledge.

Keywords: Problematics, Solutions, implementation of 2013 Curriculum

ABSTRAK

Latar belakang penelitian adalah terjadinya perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum
2013,perubahan tersebut memberikan kesulitan tersendiri bagi guru dikarenakan adanya
perubahan dalam pembuatan RPP terutama dalam aspek penilaian yang harus dirancang secara
khusus, hal ini memberikan kesulitan tersendiri bagi para guru terlebih yang belum mendapat
pelatihan maksimal mengenai kurikulum 2013. Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa (1)
problematika yang dihadapi guru PAI dalam perencanaan kurang memahami konsep yang ada
pada kurikulum 2013 dan dalam pelaksanaan pembelajaran kurang keahlian guru dalam
meransang pemikiran peserta didik pada kegiatan pembelajaran, (2) problematika yang
dirasakan guru PAI dalam penilaian pembelajaran dalam kurikulum2013 kurangnya waktu
dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sulitnya penilaian dan serta terlalu banyaknya jenis
penilaian dalam kurikulum 2013 khususnya pada penilaian sikap, (3)solusi terhadap
problematika implementasi kurikulum 2013 yang dihadapi atau dihadapi guru PAI di SMPN
31 Padangdengan cara melakukan pendekatan serta memberikan hadiah (reward), mengikuti
pelatihan-pelatihan terkait Implementasi Kurikulum 2013, sharing antar sesama guru, mengikuti
sosialisasi, MGMPlain sebagainya yang sekiranya bisa menunjang pemahaman guru.

Kata Kunci: Problematika, solusi, implemetasi kurikulum 2013

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 5, No. 2 (2018) | 111


Adriantoni dan Fitrianis

PENDAHULUAN kurikulum pada jenjang mana pun harus


didasarkan pada asas-asas tertentu.
Kurikulum berasal dari kata curir (pelari) Pengembangan kurikulum pada
dan curere (tempat berpacu), dan pada hakikatnya adalah proses penyusunan
awalnya digunakan dalam dunia olahraga. rencana tentang isi dan bahan pelajaran
Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai yang harus dipelajari serta bagaimana
jarak yang harus ditempuh oleh seorang cara mempelajarinya (Wina Sanjaya,
pelari mulai dari star sampai finish untuk 2008: 31-32).
memperoleh mandali atau penghargaan Kurikulum merupakan alat untuk
(Tim Pengembang MKDP, 2016: 2). mencapai tujuan pendidikan, sekaligus
Kemudian, kurikulum tersebut juga sebagai pedoman dalam pelaksanaan
mendapat tempat di dunia pendidikan, pendidikan. Kurikulum dapat menge-
dengan pengertian sebagai rencana dan tahui hasil pendidikan pengajaran yang
pengaturan tentang sejumlah mata diharapkan karena ia menunjukkan apa
pelajaran yang harus dipelajari peserta yang harus dipelajari dan kegiatan apa
didik dalam menempuh pendidikan di yang harus dialami oleh peserta didik.
lembaga pendidikan. Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan
Indonesia sendiri, pengertian sebab tidak ada satu kurikulum yang
kurikulum terdapat dalam pasal 1 butir sesuai dengan sepanjang masa,
19 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang kurikulum harus dapat menyesuaikan
Sistem Pendidikan Nasional yaitu dengan perkembangan zaman yang
kurikulum adalah seperangkat rencana senantiasa cenderung berubah.
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan Perubahan kurikulum dapat
bahan pelajaran serta cara yang bersifat sebagian (pada komponen
digunakan sebagai pedoman penyeleng- tertentu), tetapi dapat pula bersifat
garaan kegiatan pembelajaran untuk keseluruhan yang menyangkut semua
mencapai tujuan pendidikan tertentu komponen kurikulum. Perubahan
(Imas Kurniasih, 2014: 3). kurikulum menyangkut berbagai faktor,
Kurikulum merupakan salah satu baik orang-orang yang terlibat dalam
komponen yang memiliki peran penting pendidikan dan faktor-faktor penunjang
dalam sistem pendidikan, sebab dalam dalam pelaksanaan pendidikan. Sebagai
kurikulum bukan hanya dirumuskan konsekuensi dari perubahan kurikulum
tentang tujuan yang harus dicapai juga akan mengakibatkan perubahan
sehingga memperjelas arah pendidikan, dalam operasionalisasi kurikulum
akan tetapi juga memberikan pema- tersebut, baik orang yang terlibat dalam
haman tentang pengalaman belajar yang pendidikan maupun faktor-faktor
harus dimiliki setiap siswa. Oleh karena penunjang dalam pelaksanaan kurikulum.
begitu pentingnya fungsi dan peran Perubahan kurikulum secara garis
kurikulum, maka setiap pengembangan besar terjadi sebanyak empat kali yaitu

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 5, No. 2 (2018) | 112


Problematika dan Solusi Implementasi Kurikulum 2013

yang pertama kurikulum rencana pelajaran dan penambahan jam pelajaran


pelajaran (1947-1968), kedua kurikulum agar pembelajaran lebih mengedepankan
berorientasi pencapaian yang terbagi karakter siswa. Sedangkan dari aspek
menjadi kurikulum 1975, kurikulum penilaian maka akan ditekankan pada
1984, dan kurikulum 1994, ketiga penilaian sikap dan spiritual, hal ini
kurikulum berbasis kompetensi dan menuntut guru untuk memiliki persiapan
kurikulum tingkat satuan pendidikan agar mampu menerapkannya secara
(2004-2013) dan yang keempat yaitu konsisten dalam pembelajaran. Kuri-
kurikulum 2013. kulum 2013 menuntut profesionlisme
Pelaksanaan penyusunan kuri- guru yang baik, mampu mengembangkan
kulum 2013 adalah bagian dari strategi pembelajaran yang dapat
melanjutkan pengembangan Kurikulum menstimulasi peserta didik untuk belajar
Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah lebih aktif yang berbasis discovery
dirintis pada tahun 2004 dengan learning disertai penambahan jam belajar
mencakup kompetensi sikap, penge- di sekolah agar peserta didik mencapai
tahuan, dan keterampilan secara terpadu, kompetensi sikap, keterampilan, dan
sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 pengetahuan.
tentang Sistem Pendidikan Nasional Sejalan dengan diberlakukannya
pada penjelasan pasal 35, di mana kurikulum 2013 disemua jenjang
kompetensi lulusan merupakan kuali- pendidikan tentu menimbulkan berbagai
fikasi kemampuan lulusan yang men- tanggapan dari para guru sebagai
cakup sikap, pengetahuan, dan pelaksana yang menjalankan kurikulum
keterampilan sesuai dengan standar 2013 disekolah. Tidak terkecuali bagi
nasional yang telah disepakati (Enco guru Pendidikan Agama Islam yang
Mulyasa, 2013: 35-37). diwajibkan menjalankan kurikulum 2013.
Rancangan kurikulum 2013 Kurikulum 2013 menuntut guru PAI
menunjukkan perubahan mendasar pada memiliki respon, inovasi, dan kreasi
struktur kurikulum hingga pola khusus dalam merancang pembelajaran.
penugasan guru. Tugas guru dalam Guru PAI dalam konteks ini bukan
kurikulum 2013 ini tidak hanya pengguna tetapi sebagai pencipta
menyampaikan informasi kepada peserta pembelajaran. Mereka harus mengeks-
didik tetapi harus kreatif memberikan plor berbagai sumber belajar disekitar
layanan dan kemudahan belajar kepada untuk dijadikan sebagai media
seluruh peserta didik agar mereka dapat pembelajaran peserta didik.Dengan
belajar dalam suasana yang menye- demikian guru PAI dituntut untuk aktif
nangkan. Perubahan juga terdapat dalam dalam merencanakan pembelajaran yang
segi pembelajaran dan aspek penilaian. menyenangkan (Trianto, pdf: 28 juli
Pembelajaran dikurikulum 2013 2017).
akan diadakan penggabungan mata

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 5, No. 2 (2018) | 113


Adriantoni dan Fitrianis

Pembelajaran diartikan sebagai pengalaman belajar, sumber belajar, dan


proses, cara, perbuatan menjadikan evaluasi pembelajaran harus sesuai
orang untuk belajar. Orang yang belajar dengan kondisi peserta didiknya, baik
tersebut disebut pembelajar. Kemudian, dalam hal latar belakang sosialnya,
belajar sendiri berarti berusaha kecerdasan intelektualnya, minat dan
memperoleh kepandaian atau ilmu, bakatnya, serta gaya belajar peserta didik
latihan, berubah tingkah laku, atau itu sendiri (Novan Ardi Wiyani, 2014:
tanggapan yang disebabkan oleh 20-30).
pengalaman. Jadi, pada hakikatnya
pembelajaran adalah proses menjadikan METODE PENELITIAN
orang agar mau belajar dan mampu
belajar melalui berbagai pengalamannya Jenis Penelitian
agar tingkah lakunya dapat berubah Jenis penelitian yang digunakan adalah
menjadi lebih baik lagi. penelitian lapangan (field Research),
Keberhasilan proses pembela- dimana maksud dari penelitian lapangan
jaran dalam suatu sekolah sangat adalah penelitian yang bertujuan
dipengaruhi oleh kompetensi guru melakukan studi yang mendalam
sebagai pendidik profesional. Di dalam mengenai suatu unit sosial sedemikian
melaksanakan proses pembelajaran rupa, sehingga menghasilkan gambaran
tersebut, guru akan menjadi pihak yang yang terorganisir dengan baik dan
berhak untuk mengambil keputusan atau lengkap mengenai unit sosial tersebut
inisiatif secara rasional, sadar, dan (Sugiyono, 2008: 3).
terencana mengenai tujuan pembelajaran Penelitian ini menggunakan
dan pengalaman belajar apa yang hendak metode penelitian kualitatif melalui
dia berikan kepada peserta didiknya serta pendekatan deskriptif, yaitu bertujuan
menentukan berbagai sumber belajar dan untuk menggambarkan sesuatu apa
alat evaluasi pembelajaran apa yang adanya (deskriptif kualitatif). Sebagai-
hendak digunakan untuk meraih tujuan mana yang diungkapkan oleh Sukardi
dan pengalaman-pengalaman tersebut. bahwa penelitian deskriptif merupakan
Jadi, dapat dikatakan bahwa pada metode penelitian yang berusaha
dasarnya guru adalah seorang desainer menggambarkan dan menginter-
pembelajaran (Novan Ardi Wiyani, 2014: pretasikan objek sesuai apa adanya
19 dan 29). (Sukardi, 2003: 157).
Seorang disainer pembelajaran, Sehingga dengan menggunakan
guru harus memosisikan peserta didiknya metode deskriptif dan pendekatan
sebagai pusat dari segala proses kualitatif dalam penelitian ini bermaksud
pembelajaran. Keputusan-keputusan ingin menggambarkan keadaan yang
maupun berbagai inisiatif yang diambil terjadi di lapangan tentang “Proble-
dalam menentukan tujuan pembelajaran, matika dan Solusi Implementasi

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 5, No. 2 (2018) | 114


Problematika dan Solusi Implementasi Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 (Studi Kasus Im- didapatkan dari sumber pertama,


plementasi Kurikulum 2013 di SMPN 31 baik itu individu atau perorangan
Padang)” apa adanya. seperti wawancara yang biasa
Pelaksanaan metode kualitatif dilakukan oleh peneliti (Sukardi,
dalam suatu penelitian sangatlah 2011: 203 ). Data primer dalam
bergantung pada ketajaman analisis, penelitian ini adalah Guru bidang
objektifitas, sistematik dan bukan kepada studi Pendidikan Agama Islam
statistik dengan menghitung beberapa SMPN 31 Padang
besar kebenaran dalam interpretasinya 2. Sumber data sekunder
(Nana sudjana dan Ibrahim, 2004: 195- Data sekunder adalah
196). informasi yang diperoleh dari sumber
lain yang mungkin tidak ber-
Lokasi Penelitian hubungan langsung dengan data
Lokasi penelitian yang penulis lakukan di tersebut (Sukardi, 2011: 204).
SMPN 31 Padang, yang bertempat di Sedangkan yang menjadi sumber data
Andaleh Padang. sekunder adalah:
a) Kepala sekolah di SMPN 31
Sumber Data Padang.
Sumber data dalam penelitian ini adalah b) Wakakurikulum di SMPN 31
subjek dari mana data dapat diperoleh. Padang.
Apabila peneliti menggunakan
wawancara dalam pengumpulan datanya, Teknik Pengumpulan Data
maka sumber data disebut Responden, Mengumpulkan data yang cukup dan
yaitu orang yang merespon atau sesuai dengan pokok permasalahan yang
menjawab pertanyaan-pertanyaan diteliti, penulis menggunakan beberapa
peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun metode pengumpulan data; antara satu
lisan. Apabila peneliti menggunakan sama lain saling terkait dan melengkapi.
teknik observasi, maka sumber datanya 1. Observasi berarti pengamatan dan
bisa berupa benda, gerak atau proses pencatatan dengan sistematis
sesuatu (Suharsimi Arikunto, 2010: 172). fenomena-fenomena yang diselidiki.
Mengungkap tentang “Problema- Observasi menjadi salah satu teknik
tika dan Solusi Implementasi Kurikulum pengumpulan data apabila sesuai
2013 (Studi Kasus Implementasi dengan tujuan penelitian,
Kurikulum 2013 di SMPN 31 Padang)”, direncanakan dan dicatat secara
maka sumber data dalam penelitian ini sistematis (Sutrisno Hadi, 2000:
terdiri dari: 135).
1. Sumber data primer Observasi adalah alat pengumpulan
Sumber data primer data yang dilakukan dengan cara
merupakan sumber data yang mengamati dan mencatat secara

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 5, No. 2 (2018) | 115


Adriantoni dan Fitrianis

sistematik tentang“Problematika dan deskriptif kualitatif, yaitu suatu cara


Solusi Implementasi Kurikulum pengolahan data yang dirumuskan
2013 (Studi Kasus Implementasi dalam bentuk kata-kata atau kalimat.
Kurikulum 2013 di SMPN 31 Yaitu menggambarkan apa yang
Padang)” sampai terkumpulnya terjadi atau peristiwa yang
data-data yang diperlukan dalam sebenarnya di lapangan dan
penelitian ini. menganalisa sesuai dengan peristiwa.
2. Wawancara adalah proses tanya 2. Analisis Data
jawab dalam penelitian yang Analisis data adalah proses mencari
berlangsung secara lisan antara dua dan menyusun secara sistematis data
orang atau lebih bertatap muka yang diperoleh dari hasil wawancara,
mendengarkan secara langsung catatan lapangan, dan bahan-bahan
informasi-informasi atau lain sehingga dengan mudah
keterangan-keterangan (Cholid dipahami, dan temuannya dapat
Narbuko dan Abu Achmadi, 2005: diinformasikan kepada orang lain
83). Sedangkan menurut Lexy J. (Sugiyono, 2008: 334). Untuk lebih
Moleong Wawancara adalah memudahkan diperlukan langkah-
percakapan dengan maksud tertentu langkah strategis sebagai berikut.
yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu a. Reduksi Data, yaitu proses
pewawancara yang mengajukan pemilihan, pemusatan perhatian
pertanyaan dan yang diwawancarai pada penyederhanaan, pengab-
yang memberikan jawaban atas strakkan, transformasi kasar yang
pertanyaan itu (Lexy J. Moleong, muncul dari catatan-catatan
2002: 135). Untuk mendapatkan lapangan. Reduksi data berlangsung
data diperlukan dilakukan wawan- selama penelitian dilaksanakan.
cara dengan kepala sekolah, Memilah dan memilih data sesuai
wakakurikulum dan guru PAI. dengan fokus penelitian, sehingga
3. Studi Dokumentasi yaitu data yang data yang direduksi memberikan
diperoleh dari dokumen ataupun gambaran hasil penelitian.
bukuyang berkaitan dengan masalah b. Penyajian Data, yaitu menyajikan
yang diteliti (Suharsimi Arikunto, informasi tersusun yang memung-
2010: 11). kinkan adanya penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan.
Teknik Pengolahan dan Analisis c. Menarik Kesimpulan, dari awal
Data pengumpulan data telah dimulai
1. Teknik Pengolahan Data mencari arti, pola penjelasan dan
Setelah data yang diperoleh melalui sebab akibat sehingga dapat ditarik
observasi dan wawancara, kemudian suatu kesimpulan yang pada
diolah menggunakan teknik analisa umumnya belum jelas. Kemudian

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 5, No. 2 (2018) | 116


Problematika dan Solusi Implementasi Kurikulum 2013

lebih terperinci dan mengguna- pembelajaran diawali dengan


kannya lebih kokoh (Suharsimi perencanaan yang sangat matang.
Arikunto, 2010: 122). Untuk itu Persiapan pembelajaran dilakukan
dalam rangka pengujian kredibilitas agar proses pembelajaran dapat
data ini dilakukan dengan berjalan secara efektif dan efesien.
melakukan tiga macam teknik Bedasarkan hasil peneliti bahwa
pengumpulan data, yaitu wawancara, persiapan yang harus dipersiapkan
observasi dan dokumentasi dalam oleh guru agama dalam
waktu dan situasi yang berbeda. mengimplementasikan kurikulum
Selain itu untuk pengujian 2013 di SMPN 31 Padang yaitu
kredibilitas data dikumpulkan data mempersiapkan Program Tahunan
melalui sumber yang berbeda yang (PROTA), Program semester
ada hubungannya dengan fokus (PROMES), serta mengembangkan
penelitian. silabus dan membuat RPP. Guru
melakukan perencanaan pembela-
HASIL PENELITIAN DAN jaran yang tertuang dalam SILABUS
PEMBAHASAN dan RPP. Dalam membuat RPP
tersebut harus sesuai dengan
Problematika dan Solusi kurikulum 2013. Persiapan pem-
Implementasi Kurikulum 2013 di belajaran ini bertujuan untuk proses
SMPN 31 Padang pembelajaran yang lebih maksimal
dan dapat mencapai tujuan
A. Problematika yang dihadapi pembelajaran. Dan yang menjadi
Guru PAI dalam Perencanaan problema guru dalam implementasi
dan Pelaksanaan Pembelajaran kurikulum 2013 pada tahap
perencanaan yaitu rumitnya penyu-
1. Perencanaan sunan RPP dan guru kurang dalam
Guru yang baik harus menyusun memahami konsep yang ada pada
perencanaan sebelum melaksanakan kurikulum 2013.
pembelajaran dikelas. Proses belajar
mengajar yang baik harus didahului 2. Pelaksanaan
dengan persiapan yang baik, tanpa Melaksanakan program pada da-
persiapan yang baik sulit rasanya sarnya mengimplementasikan prog-
menghasilkan pembelajaran yang ram yang telah disusun dalam proses
baik. Proses perencanaan dan belajar mengajar di kelas. Hal ini
persiapan pembelajaran merupakan berarti keberhasilan pelaksanaan
persyaratan utama dalam rangka pembelajaran sangat tergantung dari
menentukan keberhasilan kegiatan kualitas perencanaan pembelajaran
belajar. Keberhasilan suatu suatu yang telah disusun, terutama silabus,

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 5, No. 2 (2018) | 117


Adriantoni dan Fitrianis

dan RPP. Membuat perencanaan atau materi yang telah diajarkan oleh
pembelajaran yang baik, akan guru. Melalui penilaian juga dapat
menghasilkan pelaksanaan yang baik dijadikan acuan untuk melihat
dan begitu sebaliknya. Hal ini berarti tingkat keberhasilan atau efektifitas
harus mengacu kepada RPP yang guru dalam pembelajaran.
telah kita buat. Hasil belajar adalah
Penerapan kurikulum 2013 dalam kompetensi atau kemampuan
proses pembelajaran, seyogyanya tertentu baik kognitif, afektif
harus dipahami terlebih dahulu oleh maupun psikomotorik yang dicapai
guru. atau dikuasai peserta didik setelah
Berdasarkan hasil penelitian bahwa mengikuti proses belajar mengajar.
guru sudah melaksanakan proses Penilaian hasil belajar oleh
pembelajaran sesuai dengan guru adalah proses pengumpulan
perencanaan yang dibuat dengan informasi/bukti tentang capaian
baik, guru dan peserta didik juga pembelajaran peserta didik dalam
sudah mempunyai sumber belajar, kompetensi sikap spiritual dan sikap
seperti buku guru, LKS, Perpustaka, sosial, kompetensi pengetahuan, dan
Al-Quran, dan lain sebagainya. kompetensi keterampilan yang
Namun yang menjadi problema dilakukan secara terencana dan
guru dalam implementasi kurikulum sistematis, selama dan setelah proses
2013 pada pelaksanaannya yaitu pembelajaran.
Kurangnya keahlian guru dalam Lagi-lagi yang menjadi faktor
meransang pemikiran peserta didik penting dalam problem guru yaitu
pada kegiatan pembelajaran, pada penilaian kurikulum 2013 yang
sehingga pesta didik jadi kesulitan begitu detail. Salah satu penilaiannya
dan peserta didik kurang aktif dalam yaitu pada aspek sikap, pada aspek
mengikuti proses pembelajaran. ini menunjukkan bahwa guru
dituntut untuk dapat menilai sikap
B. Problematika yang dirasakan peserta didik secara keseluruhan,
Guru PAI dalam Penilaian sementara jumlah siswa di dalam
Pembelajaran kelas banyak dan seorang guru
mengajar lebih dari 3 kelas maka
Penilaian hasil belajar merupakan guru mengalami kesulitan. Akan
sesuatu yang sangat penting dan tetapi guru yang mau untuk
strategis dalam kegiatan belajar merubah dirinya yang lebih baik dan
mengajar. Dengan penilaian hasil menutupi kekurangannya dalam
belajar maka dapat diketahui ketidak fahaman terkait kurikulum
seberapa besar keberhasilan peserta 2013 maka guru tersebut akan
didik telah menguasai kompetensi mengikuti sosialisasi, worshop dan

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 5, No. 2 (2018) | 118


Problematika dan Solusi Implementasi Kurikulum 2013

lain sebagainya untuk menunjang C. Solusi terhadap Problematika


dirinya dalam memahami kurikulum Implementasi Kurikulum 2013
2013. Berdasarkan hasil penelitian, yang dihadapi atau dirasakan
prosedur penilaian dalam kurikulum Guru PAI di SMPN 31 Padang
2013 terdiri dari kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Jenis Kegiatan proses pembelajaran setiap
penilaian yang digunakan di SMPN guru pasti mengalami berbagai
31 Padang pada bidang studi masalah atau kendala dalam
pendidikan agama Islam adalah mengajar, khususnya pada mata
penilaian tes, penilaian diri, pelajaran Pendidikan Agama Islam
penugasan, penilaian kelompok dan (PAI). Setelah dijelaskan berbagai
pribadi. Prosedur penilaian dalam problematika guru Pendidikan
kurikulum 2013 yaitu penilaian Agama Islam (PAI) yang tertera
sikap, pengetahuan, dan diatas. Adapun Solusi yang dapat
keterampilan. Ada beberapa macam penulis berikan pada guru
teknik penilaian yaitu tes, observasi, Pendidikan Agama Islam (PAI)
penilaian diri, penugasan, jurnal dan dalam mengatasi problemnya yaitu
penilaian antarteman. Berdasarkan sebagai berikut:
hasil penelitian yang peneliti
penilaian yang dilakukan oleh guru 1. Solusi terhadap problematika
di SMPN 31 tersebut sudah sesuai yang dihadapi guru PAI
dengan kurikulum 2013 yaitu dalam perencanaan dan
menggunakan penilaian autentik yang pelaksanaan pembelajaran.
mencakup aspek sikap, pengetahuan
dan keterampilan. Guru sudah Terkait standar proses, ada
melaksanakan penilaian kurikulum beberapa guru Pendidikan
2013. Namun, diantara beberapa Agama Islam (PAI) di SMPN 31
teknik penilaian tersebut belum Padang mengalami problematika
terlaksana seluruhnya, seperti yaitu:
penilaian portofolio dan penilaian a. Pembuatan Rencana
antarteman. Hal tersebut disebabkan Pelaksanaan Pembelajaran
ada beberapa hambatan yang (RPP) yang rumit dan kurang
ditemui oleh guru PAI di SMPN 31 memahami konsep yang ada
Padang yaitu kurangnya waktu pada kurikulum 2013. Disini
dalam pelaksanaan pembelajaran, penulis memberikan solusi
sulitnya penilaian dan serta terlalu mengenai permasalahan
banyaknya jenis penilaian dalam tersebut dengan cara
kurikulum 2013 khususnya pada mengikuti pelatihan-
penilaian sikap. pelatihan,sharing antar sesama

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 5, No. 2 (2018) | 119


Adriantoni dan Fitrianis

guru,sosialisasi, MGMP yang a. Perencanaan


terkait dengan implementasi Problema yang dirasakan guru dalam
kurikulum 2013. implementasi kurikulum 2013 pada
b. Kurangnya keahlian guru tahap perencanaan yaitu guru kurang
dalam meransang pemikiran dalam memahami konsep yang ada
peserta didik dalam pada kurikulum 2013.
pembelajaran sehingga peserta b. Pelaksanaan
didikkesulitan dan kurang Kurangnya keahlian guru dalam
aktif dalam proses meransang pemikiran peserta didik
pembelajaran. Dalam hal ini pada kegiatan pembelajaran,
penulis menyarankan guru sehingga pesta didik kesulitan dan
melakukan pendekatan dan peserta didik kurang aktif dalam
memberikan hadiah (reward) proses pembelajaran.
kepada peserta didik untuk
menjadikannya lebih semangat 2. Problematika yang dirasakan
dalam mengikuti proses guru PAI dalam penilaian
pembelajaran. pembelajaran

2. Solusi terhadap problematika Problematika Implementasi kuri-


yang dirasakan guru PAI kulum 2013 di SMPN 31 Padang
dalam penilaian pembelajaran. dalam penilaian pembelajaran yaitu
kurangnya waktu dalam pelaksanaan
Problematika yang dihadapi guru pembelajaran, sulitnya penilaian dan
dalam penerapan kurikulum 2013 serta terlalu banyaknya jenis
dalam penilaian pembelajaran penilaian dalam kurikulum 2013
adalah kurangnya waktu,sulitnya kususnya pada penilaian sikap.
penilaian serta terlalu banyaknya
jenis penilaian. Adapun solusi 3. Solusi terhadap problematika
yaitu, dengan cara mengikuti implementasi kurikulum 2013
sosialisasi, MGMP dan lain yang dihadapi atau dirasakan
sebagainya untuk dapat lebih guru PAI di SMPN 31 Padang
mengetahui prosedur penilaian
yang benar.” a. Solusi terhadap problematika yang
dihadapi guru PAI dalam peren-
KESIMPULAN canaan dan pelaksanaan pembela-
jaran.
1. Problematika yang dihadapi guru 1. Perencanaan
PAI dalam perencanaan dan Terkait dengan perencanaan
pelaksanaan pembelajaran. pembelajaran di SMPN 31

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 5, No. 2 (2018) | 120


Problematika dan Solusi Implementasi Kurikulum 2013

Padang mengalami problematika kefahaman guru terkait


yaitu pada pembuatan rencana Implementasi Kurikulum 2013.
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Hal ini dapat diatasi dengan lebih REFERENSI
giat lagi mengikuti pelatihan-
pelatihan terkait Implementasi Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian
Kurikulum 2013, sharing antar Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
sesama guru, mengikuti Rineka Cipta, 2010)
sosialisasi, MGMP dan lain Hadi, Sutrisno, Metodologi research jilid 2,
sebagainya yang sekiranya bisa (Yogyakarta: Andi Offset, 2000)
menunjang pemahaman guru. Kurniasih Imas. Berlin Sani, Implementasi
2. Pelaksanaan Kurikulum 2013 Konsep dan
Terkait dengan pelaksanaan Penerapan. (Surabaya : Kata Pena,
pembelajaran mengenai kurang- 2014)
nya keahlian guru dalam Mulyasa. E, Pengembangan dan Implementasi
meransang pemikiran peserta Kurikulum 2013, (Bandung : PT
didik dalam kegiatan pembela- Remaja Rosdakarya, 2013)
jaran dan peserta didik kurang Moleong Lexy J, Metode Penelitian
aktif dalam proses pembelajaran. Kualitatif, (Bandung: Remaja
Dalam hal ini guru dapat Rosdakarya, 2002)
melakukan pendekatan dan Narbuko Cholid dan Abu Achmadi,
memberikan hadiah (reward) Metodologi Penelitian, (Jakarta:
kepada peserta didik untuk Bumi Aksara, 2005)
menjadikannya lebih semangat Rusman, Pembelajaran Tematik Terpadu :
dalam mengikuti pembelajaran. Teori, Praktik, dan Penilaian,
(Jajarta: Raja Wali Pers, 2016
b. Solusi terhadap problematika yang Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan
dirasakan guru PAI dalam penilaian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
pembelajaran. dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
Hampir semua guru khususnya guru 2008)
PAI mengalami kesulitan pada Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan :
penilaiannya terutama pada penilaian kompetensi dan prakteknya, (Jakarta:
sikap yang memang menuntut guru Bumi Aksara, 2003)
untuk menilai sikap siswa secara _______, Metodologi Penelitian Pendidikan
keseluruhan. Maka upaya yang dapat (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)
dilakukan oleh guru PAI yaitu Sudjana, Nana. dan Ibrahim, Penelitian
mengikuti sosialisasi, MGMP, dan dan Penilaian Pendidikan,
masih banyak lagi yang sekiranya hal (Bandung: Sinar Baru Algesindo:
tersebut dapat menunjang 2004)

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 5, No. 2 (2018) | 121


Adriantoni dan Fitrianis

Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan file/mimbar320/kyfil1367996473


Pembelajaran. (Jakarta : Rajawali .pdf, diakses pada tanggal 28 juli
Pers, 2016) 2017 pukul 10.00 wib.
Trianto, “Mempersiapkan Guru PAI dalam Wiyani Novan Ardi, Desain Pembelajaran
mengimplementasi Kurikulum 2013”, Pendidikan. (Jakarta : Ar-Ruzz
http://jatim.kemenag.go.id/file/ Media, 2014)

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 5, No. 2 (2018) | 122

Anda mungkin juga menyukai