1
(KTSP). Perubahan kurikulum ini dimaksudkan agar pendidikan di Indonesia
ini dirasakan lebih berhasil dalam mencetak kader yang berkualitas, apabila
dengan adanya perubahan kurikulum ini kurang bisa mengena pada peserta
didik, maka pemerintah akan merubah kurikulum dengan kurikulum yang
lebih baik dari sebelumnya. Pada tahun 2013 terdapat perubahan kurikulum
yang mana perubahan ini dimaksudkan sebagai penyempurna kurikulum
sebelumnya, kurikulum ini dikenal dengan kurikulum 2013. Kurikulum ini
dirasa masih asing dan hanya beberapa sekolah yang sudah menerapkan
kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang pernah
di gagas dalam rintisan Kurikulum Berbasis kompetensi ( KBK) 2004, tetapi
belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan
kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006, kemudian pada tahun 2013 ini,
kementrian pendidikan dan kebudayaan mampu merumuskan kurikulum 2013
ini sebagai wujud realisasi keinginan yang pernah digagas dalam rintisan
kurikulum berbasis kompetensi (KBK).
Dalam kajian makalah ini, penulis ingin mengetahui perbedaan
mendasar dari kurikulum 2013 dengan kurikulum KTSP baik dari segi
karakteristik maupun segi elemen perubahan dan perbedaannya.
A. Konsep Dasar dan Tujuan Kurikulum 2013
Istilah kurikulum (curriculum), yang pada awalnya digunakan dalam
dunia olahraga, berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu).
Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh
seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk memperoleh
medali/penghargaan. Kemudian, pengertian tersebut diterapkan dalam dunia
pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh
oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk
memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah.
Dari pengertian tersebut, dalam kurikulum terkandung dua hal pokok,
yang pertama yaitu adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa,
yang kedua adalah tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah. Dengan
2
demikian, implikasi terhadap praktik pengajaran yaitu setiap siswa harus
menguasai seluruh mata pelajaran yang diberikan dan menempatkan guru
dalam posisi yang sangat penting dan menentukan. Keberhasilan siswa
ditentukan oleh seberapa jauh mata pelajaran tersebut dikuasainya dan
biasanya disimbolkan dengan skor yang diperoleh setelah mengikuti suatu tes
atau ujian.Kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran di sekolah atau di
akademi yang harus ditempuh oleh siswa untuk mencapai suatu tingkat atau
ijazah. Menurut Harold b. Alberty.Al. Mendefenisikan kurikulum yakni semua
aktivitas yang dilakukan oleh sekolah terhadap para siswanya.1
Untuk mendapatkan rumusan tentang pengertian kurikulum, para ahli
mengemukakan pandangan yang beragam. Dalam pandangan tradisional
(klasik), kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah.
Pelajaran- pelajaran apa yang harus ditempuh di sekolah, itulah kurikulum.
Sedangkan dalam pandangan modern, arti kurikulum lebih dianggap sebagai
suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan.
Dalam hal ini, dapat dikemukakan bahwa untuk mencari rumusan
kurikulum dapat ditinjau dari empat dimensi, yaitu:
1. kurikulum sebagai suatu ide;
2. kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari
kurikulum sebagai suatu ide;
3. kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari
kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dan
4. kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari
kurikulum sebagai suatu kegiatan.2
Dalam konteks pendidikan nasional, secara formal kurikulum lebih
diartikan sebagai suatu rencana atau dokumen tertulis. Hal ini bisa dilihat dari
pengertian kurikulum sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, yang berbunyi bahwa “kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
1
Oemar Hamalik. Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Rosda Karya, 2006), h. 7
2
ibid, h. 11
3
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.3
Kurikulum merupakan kebijakan yang telah disusun secara sistematis
dan logis bagi siswa yang diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan. Kurikulum dapat dikatakan sebagai niat, rencana dan harapan dan
merupakan pedoman mendasar untuk berjalannya proses kegiatan belajar
mengajar.
Keberhasilan dan kegagalan suatu proses pendidikan, mampu dan
tidaknya anak didik menyerap materi pempelajaran, tercapai atau tidaknya
tujuan pendidikan bergantung pada kurikulum yang digunakan.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang
pernah digagas dalam rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004,
tapi belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Selain itu penataan
kurikulum pada kurikulum 2013 dilakukan sebagai amanah dari UU No.20
tahun 2003 tentang pendidikan nasional dan peraturan presiden N0. 5 tahun
2010 tentang rencana pembangunan jangka menengah nasional.4
Kurikulum 2013 dikembangkan unuk meningkatkan pendidikan
dengan menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan
efektif dengan melalui sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang integrasi.
Dalam hal ini, pengembangan kurikulum 2013 difokuskan pada pembentukan
karakter peserta didik dengan paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman
terhadap konsep yang dipelajarinya secara konstekstual.5
Pandangan lain dalam pengembangan kurikulum 2013 adalah untuk
meningkatkan pendidikan dengan dua strategi utama, yaitu peningkatan
efektifitas pembelajaran pada satuan pendidikan dan penambahan waktu
3
Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan
( Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2006),
4
Dewi Anggraeni Puspita, Perencanaan Pembelajaran diakses dari
http://pendidikan41.blogspot.com/2013/10/makalah-kurikulum-2013_5907.html (Diakses tgl 10
April 2015)
5
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Cet Ke-IV, (Bandung: Rosda
Karya, 2014), h.65
4
pembelajaran di sekolah. Efektifitas pembelajaran dicapai melalui tiga tahap,
yaitu:
1. Efektifitas interaksi, akan tercipta dengan adanya harmonisasi iklim
akademi dan budaya sekolah. Efektifitas interaksi dapat terjaga apabila
kesinambungan manajemen dan kepemimpinan pada satuan pendidikan.
2. Efektifitas pemahaman, menjadi bagian penting dalam pencapaian
efektifitas pembelajaran. Efektifitas tersebut dapat dicapai apabila
pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal siswa melalui
observasi, asosiasi, bertanya, menyimpulkan dan mengkomunikasikan.
3. Efektivitas penyerapan, dapat tercipta manakala adanya kesinambungan
pembelajaran horizonta dan vertikal.6
5
maka tujuan pendidikan dapat tercapai. Kurikulum ini tidak hanya berfungsi
untuk siswa dan pendidik, akan tetapi kurikulum ini juga berlaku untuk
masyarakat, karena ketika masyarakat mengetahui kurikulum yang berlaku
mereka dapat mengetahui relevansi dengan masyarakat.
6
dalam pelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SD/MI tidak tepat karena rumpun
ilmu pelajaran-pelajaran tersebut memiliki perbedaan.8
8
Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2013), h.113
9
Dewi Anggraeni Puspita, Perencanaan Pembelajaran diakses dari
http://pendidikan41.blogspot.com/2013/10/makalah-kurikulum-2013_5907.html, (Diakses tgl 10
April 2015)
7
4. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan
kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif,
keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum
terakomodasi di dalam kurikulum.
5. Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi
pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
6. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran
yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan
berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
7. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi
(proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara
berkala.10
8
menjadi SK dan KD
Pemisahan antara mata pelajaran Semua mata pelajaran harus
pembentuk sikap, keterampilan, berkontribusi terhadap pembentukan
dan pengetahuan. sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
Kompetensi diturunkan dari mata Mata pelajaran diturunkan dari
pelajaran kompetensi yang ingin dicapai
Mata pelajaran lepas satu dengan Semua mata pelajaran diikat oleh KI
yang lain, seperti sekumpulan
mata pelajaran terpisah
Proses pembelajaran hanya Proses pembelajaran tidak hanya
terfokus pada eksplorasi, terpaku pada eksplorasi, elaborasi,
elaborasi, dan konfirmasi (EKK). dan konfirmasi namun juga
dilengkapi dengan mengamati,
menanya, mengolah, menalar,
menyajikan, menyimpulkan, dan
mencipta (5M).
Penilaian terfokus dalam Penilaian terfokus dalam mengukur
mengukur kompetensi kompetensi pengetahuan berdasarkan
pengetahuan berdasarkan hasil hasil, bergeser ke penilaian otentik
saja (mengukur semua kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil)
9
Daerah sebagai supervise sebagai supervise
penyusunan, RPP14 sebagai pelaksanaan, RPP15 sebagai
supervise penyusunan dan supervise pelaksanaan dan
pemantuan, dan dalam pemantuan, dan dalam
pelaksanaan pembelajaran pelaksanaan pembelajaran
sebagai pemantau kesuaian sebagai pemantau kesuaian
dengan rencana (variatif) buku teks (terkendali)
Guru Proses dan hasil Proses dan hasil pembelajaran
pembelajaran sepenuhnya tidak sepenuhnya diberikan
diberikan oleh guru (bersifat oleh guru namun siswa juga
mutlak), sedangkan dalam ikut berperan, sedangkan
pembuatan silabus hanya dalam pembuatan silabus
dibatasi pada SK & KD sudah disiapkan oleh
selain itu membuat sendiri, pemerintah yang tinggal
adapun RPP membuat dikembangkan, adapun RPP
sendiri. membuat sendiri namun
sudah terpadu pada buku teks
sehingga tinggal
pengembangan saja.
Siswa Proses dan hasil Proses dan hasil pembelajaran
pembelajaran siswa tidak tidak sepenuhnya diberikan
ikut andil karena oleh guru, tetapi juga buku
sepenuhnya diberikan oleh yang disiapkan oleh
guru (bersifat mutlak) pemerintah dengan hal ini
siswa bisa ikut andil
didalamnya
14
RPP dalam KTSP meliputi: kolom identitas, SK, KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran, materi
pokok, metode, langkah-langkah pembelajaran, media/sumber/bahan, penilaian, dan lampiran.
15
RPP dalam K-13 meliputi: kolom identitas, KI, KD, Indikator pencapain materi, Tujuan
Pembelajaran, materi ajar, media, strategi, dan pendekatan, sumber belajar, kegiatan pembelajaran,
penilaian, dan lampiran
10
Simpulan
1. kurikulum terkandung dua hal pokok, yang pertama yaitu adanya mata
pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa, yang kedua adalah tujuan
utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah. Dengan demikian, implikasi
terhadap praktik pengajaran yaitu setiap siswa harus menguasai seluruh
mata pelajaran yang diberikan dan menempatkan guru dalam posisi yang
sangat penting dan menentukan. Keberhasilan siswa ditentukan oleh
seberapa jauh mata pelajaran tersebut dikuasainya dan biasanya
disimbolkan dengan skor yang diperoleh setelah mengikuti suatu tes atau
ujian.Kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran di sekolah atau di
akademi yang harus ditempuh oleh siswa untuk mencapai suatu tingkat
atau ijazah.
2. Pada kurikulum 2013 Terdapat beberapa perubahan mendasar dari
kurikulum KTSP 2006 ke kurikulum 2013 yaitu: Penataan pola pikir,
pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses, dan penyesuaian
beban. Sedangkan elemen yang berubah antara lain: Standar Kompetensi
Lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian
Daftar Pustaka
11
Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum
2013,. Jakarta: Prestasi Pustaka.
12