Anda di halaman 1dari 12

Pada perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari


pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta seni dan budaya. Perkembangan dan perubahan yang bersifat terus
menerus ini menuntut perlunya sistem Pendidikan Nasional, diantaranya
adalah penyempurnaan kurikulum untuk menciptakan masyarakat yang
mampu dan bisa bersaing serta mampu menyesuaikan diri dengan perubahan
zaman.
Sebelum membahas pengembangan kurikulum, wajib memahami tiga
konsep, yaitu pendidikan, kurikulum dan pengajaran. Sebab pendidikan,
kurikulum, dan pengajaran sangat berhubungan dengan tiga aspek tersebut.
Pendidikan merupakan alat untuk memberikan rangsangan agar potensi-
potensi manusia dapat berkembang dengan optimal. Dalam hal ini pendidikan
sering diartikan sebagai upaya manusia untuk memanusiakan manusia.
Setiap institusi mempunyai tujuan yang membutuhkan alat atau
sarana. Alat tersebut adalah kurikulum untuk mencapai tujuan setiap tujuan
lembaga pendidikan. Sedangkan, Inti kurikulum adalah alat untuk mencapai
tujuan sekolah sekaligus syarat mutlak dari pendidikan sekolah. Isi dari
kurikulum diantaranya adalah pengetahuan ilmiah, kegiatan dan pengalaman
belajar yang disusun sesuai dengan taraf perkembangan siswa.
Berbagai cara dilakukan pemerintah agar mampu menciptakan
generasi yang bermutu, berkualitas dan mampu bersaing pada zaman saat ini.
Perubahan kurikulum dari masa ke masa merupakan suatu kebijakan
pemerintah yang harus dilaksanakan oleh setiap lembaga pendidikan. Terdapat
beberapa perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia, terbentuknya
kurikulum pertama kali pada tahun 1968. Kurikulum pada tahun ini dikenal
dengan kurikulum 1968, terdapat perubahan kurikulum pada tahun 1975 yang
dikenal dengan kurikulum 1975, revisi terdapat kurikulum 1984, diubah lagi
dengan adanya kurikulum 1999, kemudian dikembangkan lagi dengan adanya
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada tahun 2004, pada tahun 2006
kurikulum diubah lagi menjadi Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan

1
(KTSP). Perubahan kurikulum ini dimaksudkan agar pendidikan di Indonesia
ini dirasakan lebih berhasil dalam mencetak kader yang berkualitas, apabila
dengan adanya perubahan kurikulum ini kurang bisa mengena pada peserta
didik, maka pemerintah akan merubah kurikulum dengan kurikulum yang
lebih baik dari sebelumnya. Pada tahun 2013 terdapat perubahan kurikulum
yang mana perubahan ini dimaksudkan sebagai penyempurna kurikulum
sebelumnya, kurikulum ini dikenal dengan kurikulum 2013. Kurikulum ini
dirasa masih asing dan hanya beberapa sekolah yang sudah menerapkan
kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang pernah
di gagas dalam rintisan Kurikulum Berbasis kompetensi ( KBK) 2004, tetapi
belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan
kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006, kemudian pada tahun 2013 ini,
kementrian pendidikan dan kebudayaan mampu merumuskan kurikulum 2013
ini sebagai wujud realisasi keinginan yang pernah digagas dalam rintisan
kurikulum berbasis kompetensi (KBK).
Dalam kajian makalah ini, penulis ingin mengetahui perbedaan
mendasar dari kurikulum 2013 dengan kurikulum KTSP baik dari segi
karakteristik maupun segi elemen perubahan dan perbedaannya.
A. Konsep Dasar dan Tujuan Kurikulum 2013
Istilah kurikulum (curriculum), yang pada awalnya digunakan dalam
dunia olahraga, berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu).
Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh
seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk memperoleh
medali/penghargaan. Kemudian, pengertian tersebut diterapkan dalam dunia
pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh
oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk
memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah.
Dari pengertian tersebut, dalam kurikulum terkandung dua hal pokok,
yang pertama yaitu adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa,
yang kedua adalah tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah. Dengan

2
demikian, implikasi terhadap praktik pengajaran yaitu setiap siswa harus
menguasai seluruh mata pelajaran yang diberikan dan menempatkan guru
dalam posisi yang sangat penting dan menentukan. Keberhasilan siswa
ditentukan oleh seberapa jauh mata pelajaran tersebut dikuasainya dan
biasanya disimbolkan dengan skor yang diperoleh setelah mengikuti suatu tes
atau ujian.Kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran di sekolah atau di
akademi yang harus ditempuh oleh siswa untuk mencapai suatu tingkat atau
ijazah. Menurut Harold b. Alberty.Al. Mendefenisikan kurikulum yakni semua
aktivitas yang dilakukan oleh sekolah terhadap para siswanya.1
Untuk mendapatkan rumusan tentang pengertian kurikulum, para ahli
mengemukakan pandangan yang beragam. Dalam pandangan tradisional
(klasik), kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah.
Pelajaran- pelajaran apa yang harus ditempuh di sekolah, itulah kurikulum.
Sedangkan dalam pandangan modern, arti kurikulum lebih dianggap sebagai
suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan.
Dalam hal ini, dapat dikemukakan bahwa untuk mencari rumusan
kurikulum dapat ditinjau dari empat dimensi, yaitu:
1. kurikulum sebagai suatu ide;
2. kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari
kurikulum sebagai suatu ide;
3. kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari
kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dan
4. kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari
kurikulum sebagai suatu kegiatan.2
Dalam konteks pendidikan nasional, secara formal kurikulum lebih
diartikan sebagai suatu rencana atau dokumen tertulis. Hal ini bisa dilihat dari
pengertian kurikulum sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, yang berbunyi bahwa “kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
1
Oemar Hamalik. Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Rosda Karya, 2006), h. 7
2
ibid, h. 11

3
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.3
Kurikulum merupakan kebijakan yang telah disusun secara sistematis
dan logis bagi siswa yang diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan. Kurikulum dapat dikatakan sebagai niat, rencana dan harapan dan
merupakan pedoman mendasar untuk berjalannya proses kegiatan belajar
mengajar.
Keberhasilan dan kegagalan suatu proses pendidikan, mampu dan
tidaknya anak didik menyerap materi pempelajaran, tercapai atau tidaknya
tujuan pendidikan bergantung pada kurikulum yang digunakan.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang
pernah digagas dalam rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004,
tapi belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Selain itu penataan
kurikulum pada kurikulum 2013 dilakukan sebagai amanah dari UU No.20
tahun 2003 tentang pendidikan nasional dan peraturan presiden N0. 5 tahun
2010 tentang rencana pembangunan jangka menengah nasional.4
Kurikulum 2013 dikembangkan unuk meningkatkan pendidikan
dengan menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan
efektif dengan melalui sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang integrasi.
Dalam hal ini, pengembangan kurikulum 2013 difokuskan pada pembentukan
karakter peserta didik dengan paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman
terhadap konsep yang dipelajarinya secara konstekstual.5
Pandangan lain dalam pengembangan kurikulum 2013 adalah untuk
meningkatkan pendidikan dengan dua strategi utama, yaitu peningkatan
efektifitas pembelajaran pada satuan pendidikan dan penambahan waktu
3
Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan
( Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2006),
4
Dewi Anggraeni Puspita, Perencanaan Pembelajaran diakses dari
http://pendidikan41.blogspot.com/2013/10/makalah-kurikulum-2013_5907.html (Diakses tgl 10
April 2015)
5
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Cet Ke-IV, (Bandung: Rosda
Karya, 2014), h.65

4
pembelajaran di sekolah. Efektifitas pembelajaran dicapai melalui tiga tahap,
yaitu:
1. Efektifitas interaksi, akan tercipta dengan adanya harmonisasi iklim
akademi dan budaya sekolah. Efektifitas interaksi dapat terjaga apabila
kesinambungan manajemen dan kepemimpinan pada satuan pendidikan.
2. Efektifitas pemahaman, menjadi bagian penting dalam pencapaian
efektifitas pembelajaran. Efektifitas tersebut dapat dicapai apabila
pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal siswa melalui
observasi, asosiasi, bertanya, menyimpulkan dan mengkomunikasikan.
3. Efektivitas penyerapan, dapat tercipta manakala adanya kesinambungan
pembelajaran horizonta dan vertikal.6

Penerapan kurikulum 2013 ini diimplementasikan dengan adanya


penambahan jam pelajaran7, karena adanya proses perubahan pada proses
pembelajarannya, yaitu dari siswa yang diberi tahu akan tetapi untuk
penerapan kurikulum 2013 ini adalah siswa mencari tahu. Selain perubahan
proses pembelajaran pada siswa, ada perubahan pada segi penilaian juga yaitu
pada proses penilaian. Jika pada proses pembelajaran sebelumnya penilaian
hanya pada output sedangkan pada kurikulum ini untuk penilaian adalah pada
proses dan output.

Kurikulum 2013 lebih menekankan pada dimensi pedagogik modern


dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.Pendekatan
ilmiah tersebut meliputi, mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
membentuk jejaring. Secara konseptual kurikulum 2013 jelas ada perubahan
signifikan. Perubahan itu tentunya di maksudkan untuk menjadikan
pendidikan menjadi lebih baik.

Kurikulum 2013 ini merupakan alat untuk mencapai tujuan


pendidikan nasional, sehingga apabila dilaksanakan dengan baik dan benar
6
Dewi Anggraeni Puspita, Perencanaan Pembelajaran diakses dari
http://pendidikan41.blogspot.com/2013/10/makalah-kurikulum-2013_5907.html (Diakses tgl 10
April 2015)
7
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, h.166

5
maka tujuan pendidikan dapat tercapai. Kurikulum ini tidak hanya berfungsi
untuk siswa dan pendidik, akan tetapi kurikulum ini juga berlaku untuk
masyarakat, karena ketika masyarakat mengetahui kurikulum yang berlaku
mereka dapat mengetahui relevansi dengan masyarakat.

Meskipun kurikulum 2013 merupakan sebuah perbaikan dari


kurikulum sebelumnya, pasti akan ada sisi kelebihannya dan kekurangannya
baik itu dimata peserta didik, guru, kepala sekolah, maupun masyarakat.
Menurut Sofan Amri bahwasannya kurikulum 2013 mempunyai kelebihan dan
kelemahannya, diantara kelebihannya adalah: pertama, kurikulum 2013
menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah atau kontekstual karena
terfokus pada hakikat peserta didik untuk mengembangkan berbagai
kompetensinya, dan bukan merupakan proses transfer ilmu pengetahuan.
Kedua, kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis karakter dan
kompetensi dengan tujuan tidak hanya terfokus pada aspek kognitif namun
juga sebagai dasar pengembangan kemampuan lain (afektif dan psikomotorik)
yang dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi. Ketiga, ada
bidang – bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam
pengembangannya lebih cepat menggunakan pendekatan kompetensi,
terutama dalam hal keterampilan. Keempat, lebih menekankan pada
pendidikan karakter sebagai perwujudan sikap budi pekerti, moral, dan nilai –
nilai yang diintegrasikan kesemua program studi. Kelima, asumsi dari
kurikulum 2013 adalah tidak membedakan latar belakang daerah pendidikan.
Keenam, kesiapan guru dalam mengembangkan kemampuannya dan
meningkatkan profesionalisme secara terus – menerus. Adapun kelemahan
dari kurikulum 2013 adalah: pertama, pemerintah berasumsi bahwa semua
guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama, dan ketidakterlibatan guru
secara langsung. Kedua, tidak ada keseimbangan antara orientasi proses
pembelajaran dan hasil. Ketiga, pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS

6
dalam pelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SD/MI tidak tepat karena rumpun
ilmu pelajaran-pelajaran tersebut memiliki perbedaan.8

B. Perbandingan Kurikulum 2013 dengan KTSP 2006


Pada kurikulum 2013 Terdapat beberapa perubahan mendasar dari
kurikulum KTSP 2006 ke kurikulum 2013 yaitu:
a. Penataan pola pikir.
b. Pendalaman dan perluasan materi.
c. Penguatan proses
d. Penyesuaian beban
Sedangkan elemen yang berubah antara lain:
a. Standar kompetensi Lulusan
b. Standar isi
c. Standar proses
d. Standar penilaian9
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan insan
Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan efektif dengan melalui sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang integrasi. Hal ini menjadikan adanya
perubahan KTSP ke kurikukum 2013. Selain itu juga ditemukannya kelemahan
pada KTSP 2006, yaitu:
1. Isi dan pesan - pesan kurikulum masih terlalu padat, yang ditunjukkkan
dengan banyaknya mata pelajaran dan materi yang keluasan dan
kesukarannya melampui tingkat perkembangan usia anak.
2. Kurikulum belum mengembangkan kompetensi secara utuh sesuai dengan
visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional.
3. Kompetensi yang dikembangkan lebih didominasi oleh aspek pengetahuan,
belum sepenuhnya menggambarkan pribadi peserta didik (pengetahuan,
keterampilan, dan sikap).

8
Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2013), h.113
9
Dewi Anggraeni Puspita, Perencanaan Pembelajaran diakses dari
http://pendidikan41.blogspot.com/2013/10/makalah-kurikulum-2013_5907.html, (Diakses tgl 10
April 2015)

7
4. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan
kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif,
keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum
terakomodasi di dalam kurikulum.
5. Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi
pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
6. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran
yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan
berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
7. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi
(proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara
berkala.10

Disamping beberapa kelemahan pada berbagai permasalahan di atas,


kurikulum KTSP juga memiliki kesenjangan kondisi kompetensi lulusan yang
tidak selaras antara konsep ideal dengan implementasi yang ada, sehingga
adanya kurikulum 2013 ini memberikan bebarapa penyempurnaan pola pikir
dalam perumusan kurikulum, adapun penyempurnaan yang ada dalam
kurikulum KTSP ke kurikulum 2013 sebagai berikut:11

No KTSP 2006 Kurikulum 2013


Standar kompetensi lulusan Standar kompetensi lulusan
diturunkan dari standar isi diturunkan dari kebutuhan
Standar isi dirumuskan Standar isi diturunkan dari SKL
berdasarkan tujuan mata pelajaran melalui KI12
(SKL Mata Pelajaran) yang dirinci
10
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, h.60-61
11
Ibid, h. 63, dan h.78
12
Adanya perubahan SK menjadi KI bertujuan untuk membentuk kualitas peserta didik dalam
jenjang pendidikan tertentu dengan demikian terdapat 3 rana aspek yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata
pelajaran. KI harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skill dan soft
skill sehingga dalam KI terdapat empat kelompok isi yang saling terkait sebagai perwujudan
pencapaian tersebut, yaitu: sikap keagamaan, sikap social, pengetahuan, dan penerapan
pengetahuan. Baca Novan Ardi Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan: Tata Rancang
Pembelajaran Menuju Pencapaian Kompetensi, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2013), h. 99-100

8
menjadi SK dan KD
Pemisahan antara mata pelajaran Semua mata pelajaran harus
pembentuk sikap, keterampilan, berkontribusi terhadap pembentukan
dan pengetahuan. sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
Kompetensi diturunkan dari mata Mata pelajaran diturunkan dari
pelajaran kompetensi yang ingin dicapai
Mata pelajaran lepas satu dengan Semua mata pelajaran diikat oleh KI
yang lain, seperti sekumpulan
mata pelajaran terpisah
Proses pembelajaran hanya Proses pembelajaran tidak hanya
terfokus pada eksplorasi, terpaku pada eksplorasi, elaborasi,
elaborasi, dan konfirmasi (EKK). dan konfirmasi namun juga
dilengkapi dengan mengamati,
menanya, mengolah, menalar,
menyajikan, menyimpulkan, dan
mencipta (5M).
Penilaian terfokus dalam Penilaian terfokus dalam mengukur
mengukur kompetensi kompetensi pengetahuan berdasarkan
pengetahuan berdasarkan hasil hasil, bergeser ke penilaian otentik
saja (mengukur semua kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil)

Disamping pola pikir perumusan kurikulum, peran pemerintah daerah,


guru,dan siswa juga adanya perubahan antara KTSP 2006 dan Kurikulum
2013. Adapun perbedaannya sebagai berikut:13

Peran KTSP 2006 Kurikulum 2013


Pemerintah Dalam penyusunan Silabus Dalam penyusunan Silabus
13
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, h.167-168

9
Daerah sebagai supervise sebagai supervise
penyusunan, RPP14 sebagai pelaksanaan, RPP15 sebagai
supervise penyusunan dan supervise pelaksanaan dan
pemantuan, dan dalam pemantuan, dan dalam
pelaksanaan pembelajaran pelaksanaan pembelajaran
sebagai pemantau kesuaian sebagai pemantau kesuaian
dengan rencana (variatif) buku teks (terkendali)
Guru Proses dan hasil Proses dan hasil pembelajaran
pembelajaran sepenuhnya tidak sepenuhnya diberikan
diberikan oleh guru (bersifat oleh guru namun siswa juga
mutlak), sedangkan dalam ikut berperan, sedangkan
pembuatan silabus hanya dalam pembuatan silabus
dibatasi pada SK & KD sudah disiapkan oleh
selain itu membuat sendiri, pemerintah yang tinggal
adapun RPP membuat dikembangkan, adapun RPP
sendiri. membuat sendiri namun
sudah terpadu pada buku teks
sehingga tinggal
pengembangan saja.
Siswa Proses dan hasil Proses dan hasil pembelajaran
pembelajaran siswa tidak tidak sepenuhnya diberikan
ikut andil karena oleh guru, tetapi juga buku
sepenuhnya diberikan oleh yang disiapkan oleh
guru (bersifat mutlak) pemerintah dengan hal ini
siswa bisa ikut andil
didalamnya

14
RPP dalam KTSP meliputi: kolom identitas, SK, KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran, materi
pokok, metode, langkah-langkah pembelajaran, media/sumber/bahan, penilaian, dan lampiran.
15
RPP dalam K-13 meliputi: kolom identitas, KI, KD, Indikator pencapain materi, Tujuan
Pembelajaran, materi ajar, media, strategi, dan pendekatan, sumber belajar, kegiatan pembelajaran,
penilaian, dan lampiran

10
Simpulan

Dalam penulisan makalah ini dapat disimpulakan:

1. kurikulum terkandung dua hal pokok, yang pertama yaitu adanya mata
pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa, yang kedua adalah tujuan
utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah. Dengan demikian, implikasi
terhadap praktik pengajaran yaitu setiap siswa harus menguasai seluruh
mata pelajaran yang diberikan dan menempatkan guru dalam posisi yang
sangat penting dan menentukan. Keberhasilan siswa ditentukan oleh
seberapa jauh mata pelajaran tersebut dikuasainya dan biasanya
disimbolkan dengan skor yang diperoleh setelah mengikuti suatu tes atau
ujian.Kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran di sekolah atau di
akademi yang harus ditempuh oleh siswa untuk mencapai suatu tingkat
atau ijazah.
2. Pada kurikulum 2013 Terdapat beberapa perubahan mendasar dari
kurikulum KTSP 2006 ke kurikulum 2013 yaitu: Penataan pola pikir,
pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses, dan penyesuaian
beban. Sedangkan elemen yang berubah antara lain: Standar Kompetensi
Lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian

Daftar Pustaka

11
Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum
2013,. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Ardi Wiyani, Novan. 2013. Desain Pembelajaran Pendidikan: Tata Rancang


Pembelajaran Menuju Pencapaian Kompetensi. Yogyakarta: Ar Ruzz
Media.

Departemen Agama RI. 2006. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI


tentang Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam.

Dewi Anggraeni Puspita, Perencanaan Pembelajaran diakses dari


http://pendidikan41.blogspot.com/2013/10/makalah-kurikulum-
2013_5907.html (Diakses tgl 10 April 2015)

Hamalik, Oemar. 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Rosda


Karya.

12

Anda mungkin juga menyukai