Dosen Pengampu:
Khaerunnisa A M.P.d
Disusun Oleh:
Nim : 21.22.1.0010
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas limpah ramat serta karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah Administrasi Pendidikan ini dengan lancar dan
pada waktu yang telah ditentukan.
Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan banyak trima kasih kepada Ibu Khaerunnisa
a.m.pd Selaku dosen pembimbing dan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan sehingga
saran dan kritik yang membangun di harapkan agar dapat menjadi yang lebih baik dan
bermanfaat bagi para penulis dan pembaca sekalian
Brebes benda, 2
November 2023
Perbandingan Kurikulum2013 dan Kurikulum Merdeka
Abstrak
Untuk mengetahui perbandingan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka.
Yaitu dengan memanfaatkan penelitian literatur dengan mengumpulkan data dari berbagai
sumber yang berkaitan dengan kurikulum.
Hasil dari penelitian adalah menujukan bahwa perubahan kurikulum menjadi keniscayaan yang
harus dihadapi oleh para guru.
Selain itu, kurikulum juga memiliki kedudukan yang paling penting di dalam dunia pendidikan
karena kurikulum sangat menentukan proses pelaksanaan pendidikan terutama hasil-hasil yang
harus dicapai dalam proses belajar.
Namun perubahan kurikulum harus didukung oleh fakta-fakta dan kondisi yang menyatakan
kurikulum harus diganti serta kurikulum harus menghargai gaya guru mengajar dan metode
pengajaran, karena pelaku kurikulum bukan pemerintah tetapi guru karena gurulah yang tahu
apa yang harus diajarkan.
Kata kunci: Kurikulum 2013, Kurikulum Merdeka.
PENDAHULUAN
Istilah “kurikulum” berasal dari kata Yunani “curir” yang berarti “pelari” dan “curere”
yang berarti “tempat untuk berlomba”. Dalam bahasa Perancis, “curriculum” berasal dari kata
“courier” yang berarti “menjalankan”. Istilah tersebut dapat diartikan sebagai jarak yang
harus ditempuh seorang pelari dari awal hingga akhir untuk mendapatkan medali atau
penghargaan. Pada hakikatnya kurikulum adalah suatu rencana pembelajaran yang terdiri atas
seperangkat tujuan pembelajaran. Secara tradisional, kurikulum dirumuskan sebagai
seperangkat mata pelajaran wajib yang harus diselesaikan siswa untuk memperoleh ijazah.
Perspektif lain mengartikan kurikulum sebagai batasan terhadap apa yang dapat dipelajari
siswa, yang berkaitan dengan apa yang boleh dipelajarinya (Rawung et al., 2021). Sejak
1945, kurikulum pendidikan nasional Indonesia telah berubah sebelas kali. Ini terjadi pada
tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan 2013, sebelum diganti
dengan kurikulum merdeka yang baru (Nainggolan et al., 2022).
Kurikulum dimulai dengan hasil penelitian dan aplikasi ilmu pengetahuan. Pengaruh
perkembangan teknologi terhadap masyarakat meliputi:
1) komunikasi, 2) transportasi, 3) mekanisasi,
4) industri dan pertanian, 5) senjata. Sedangkan pengaruh perkembangan teknologi terhadap
pendidikan meliputi:
1) pendidikan melalui media sosial,
2) teknologi industri menghasilkan alat dan bahan pendidikan
Kebutuhan siswa dan potensi lokal. Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan siswa untuk melihat, bertanya, bernalar, dan menyampaikan pengetahuan
mereka setelah mempelajari materi pembelajaran. Kurikulum 2013 lebih menekankan pada
fenomena alam, sosial, seni, dan budaya sebagai subjek pembelajaran. Berbeda dengan
kurikulum sebelumnya, kurikulum 2013 lebih menekankan pada tiga aspek: menjadikan
siswa berakhlak mulia (afektif), berketerampilan (psikomotorik), dan berpengetahuan
(kognitif). Oleh karena itu, diharapkan siswa menjadi lebih produktif, inovatif, dan kreatif
(Yusuf, 2018).
Kurikulum Merdeka
Pengertian dan Implementasi Kurikulum Merdeka
Kurikulum 2013 diubah menjadi kurikulum 2022 atau kurikulum merdeka. Kurikulum
ini disahkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan dan Teknologi. Kurikulum ini
menawarkan berbagai jenis pembelajaran intrakulikuler untuk memaksimalkan
tersebarluasnya pendidikan di Indonesia (Inayati, 2022). Selain itu, Pembelajaran
intrakurikuler yang beragam dari kurikulum merdeka memberi siswa cukup waktu untuk
memahami ide-ide dan memperkuat keterampilan mereka. Guru dapat memilih berbagai
metode pembelajaran sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan
minat siswa. (Khoirurrijal et al., 2022). Kurikulum merdeka memberi sekolah dan guru lebih
banyak kebebasan untuk membuat kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lokal. Namun,
keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini dipengaruhi oleh kesulitan meningkatkan
kemampuan guru dan ketersediaan sumber daya (Nisa, 2021).
Untuk menerapkan kurikulum merdeka secara mandiri, Badan Standar, Kurikulum dan
Asessmen Pendidikan yang dikutip oleh (Inayati, 2022), beberapa yang harus diperhatikan
diantaranya: a. Pada tahun ajaran 2022/2023, satuan pendidikan dapat menggunakan IKM
secara mandiri. b. Kementrian Pendidikan, Kebuayaan, Riset, dan Teknologi menggunakan 6
(enam) strategi untuk meningkatkan komunitas belajar bagi pendidik dan satuan pendidikan.
c. Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota bertanggung jawab
secara langsung untuk mengawasi dan mendukung pelaksanaan Kurikulum Merdeka. d.
Organisasi pendidikan yang menerapkan IKM mandiri harus mempersiapkan diri untuk
pelaksanaannya Namun, implementasi kurikulum merdeka (IKM) telah diterapkan di
berbagai satuan pendidikan, yaitu: a. Sekolah dapat menggunakan kurikulum 2013 yang
disederhanakan, kurikulum darurat, atau kurikulum merdeka sambil tetap menggunakan
kategori belajar mandiri. b. Kategori mandiri berubah, dan sekolah mulai menggunakan
Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2022/2023.
Ini adalah kurikulum yang dirancang oleh Platform Merdeka Mengajar (PMM) untuk
memenuhi tingkat satuan pendidikan. Untuk PAUD, Kelas I dan IV SD/MI, kelas VII
SMP/MY, dan kelas X SMA/MA telah disediakan perangkat. c. Katagori berbagi mandiri:
Mulai tahun anjara tahun 2022/2023, sekolah menerapkan kurikulum Merdeka dan
pengembangan sendiri materi pelajaran. Ini berlaku untuk jenjang PAUD, kelas I dan kelas
IV SD/MI, kelas VII SMP/MT, dan kelas X SMA/MA
.
Tujuan Kurikulum Merdeka
Pendidikan Indonesia menjadi terbelakang dan ketinggalan selama pandemi COVID-19.
Kebijakan Kurikulum Merdeka digunakan untuk menyelesaikan masalah ketinggalan pendidikan
di Indonesia.
Proyek adalah salah satu cara pembelajaran interaktif. Peserta didik akan menjadi lebih
tertarik
dengan pembelajaran ini dan dapat mengembangkan masalah yang berkembang di
lingkungan mereka (Khoirurrijal et al., 2022).
Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka
Kurikulum yang ada di Indonesia, yang selama ini digunakan ada keunggulan dan
kelemahannya. Kurikulum merdeka, misalnya, memiliki beberapa kelebihan dibandingkan
dengan kurikulum 2013 (Almarisi, 2023):
B. Kurikulum merdeka lebih berfokus pada pengetahuan esensial dan pengembangan siswa
berdasarkan proses dan tahapan.
d. Peserta didik memiliki lebih banyak kebebasan, seperti tidak ada lagi program peminatan
untuk siswa SMA. Peserta didik dapat memilih mata pelajaran apa yang mereka minati
berdasarkan minat dan bakat mereka.
e. Manfaat Kurikulum Merdeka untuk Guru: Selama kegiatan belajar mengajar, guru dapat
mengatur pengajaran berdasarkan jenjang capaian dan perkembangan siswa mereka.
Setelah menyebutkan beberapa keuntungan dari Kurikulum Merdeka yang dibuat oleh
Kemenristekdikti, di bawah ini akan diuraikan beberapa kekurangan dari program tersebut, di
antaranya:
a. Kurikulum merdeka masih jauh sempurna dalam hal penerapan.
b. Sistem pendidikan dan pengajaran yang direncanakan tidak belum berhasil sepenuhnya
c. Sistem yang tidak terstruktur dan kekurangan sumber daya manusia (SDM).
KESIMPULAN
Ada beberapa landasan yang digunakan untuk membangun kurikulum. Ini termasuk
landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosiologis, dan landasan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Ahmad Suryadi, S. P. (2020). Pengembanagn Kurikulum Jilid 2 (Maryani (ed.); 1st ed.).
Almarisi, A. (2023). Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka pada Pembelajaran
Sejarah dalam Perspektif Historis. MUKADIMAH: Jurnal Pendidikan, Sejarah, Dan
Ilmu-Ilmu Sosial, 7(1), 111–117. https://doi.org/10.30743/mkd.v7i1.6291
Azizah, A., & Firdaus, N. (2022). Relevansi Materi Buku Teks Bahasa Indonesia Terhadap
Kurikulum 2013. Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti, 9(1), 240–249.
https://doi.org/10.38048/jipcb.v9i1.607
Darmiati. (2013). Dampak Kebijakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Kinerja
Guru di Madrasah Aliyah Negeri 2 Madiun. Jurnal Pendidikan, 1(1), 24–29.
Fuad, F. Q. A., Lailiyah, S. B., Wahyono, A. A., & Ahid, N. (2023). Analisis Dan
Perbandingan Kurikulum Indonesia Abad Ke – 20 Fitri. 6(3).
Inayati, U. (2022). Konsep dan Implementasi Kurikulum Merdeka pada Pembelajaran Abad
21 di SD/MI. International Converence on ISlamic Edunation, 2(1), 293–304.
Khoirurrijal, Fadriati, Sofia, Makrufi, A. D., Gandi, S., Muin, A., Tajeri, Fakhrudin, A.,
Hamdani, & Suprapno. (2022). Pengembangan Kurikulum Merdeka (R. Aqli (ed.); 1st
ed., Issue 1). CV. Linerasi Nusantara Abadi.
Latifah Hanum. (2017). Perencanaan Pembelajaran (1st ed.). Syiah Kuala University Press.
Nainggolan, E. S., Utomo, H. S., & Rande, S. (2022). eJournal Administrasi Publik.
10(1), 6003–6016
Nasution, S. W. R., Nasution, H. N., Faizi, R., Harahap, M. syahril, Lubis, R., & Ermawati.
(2022). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum (M. Nasrudin (ed.); 1st ed.). PT.
Nasya Expanding Management.
Nisa, K. (2021). Analisis Kritis Kebijakan Kurikulum : Antara KBK, KTSP, K13 dan
Kurikulum Merdeka. Ar-Rosikhun: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2(2), 118–
126. https://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/alrosikhuun/indexPage%7C8
Rahman, A., & Prasetyo, O. (2023). Analisis Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan(KTSP) Pada