Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERBANDINGAN KURIKULUM 2013 DAN KURIKULUM MERDRKA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Administrasi Pendidikan

Dosen Pengampu:

Khaerunnisa A M.P.d

Disusun Oleh:

Nama : Abdul rozak

Nim : 21.22.1.0010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (STIT)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-HIKMAH BENDA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas limpah ramat serta karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah Administrasi Pendidikan ini dengan lancar dan
pada waktu yang telah ditentukan.

Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan banyak trima kasih kepada Ibu Khaerunnisa
a.m.pd Selaku dosen pembimbing dan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan sehingga
saran dan kritik yang membangun di harapkan agar dapat menjadi yang lebih baik dan
bermanfaat bagi para penulis dan pembaca sekalian

Brebes benda, 2

November 2023
Perbandingan Kurikulum2013 dan Kurikulum Merdeka

Abstrak
Untuk mengetahui perbandingan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka.
Yaitu dengan memanfaatkan penelitian literatur dengan mengumpulkan data dari berbagai
sumber yang berkaitan dengan kurikulum.
Hasil dari penelitian adalah menujukan bahwa perubahan kurikulum menjadi keniscayaan yang
harus dihadapi oleh para guru.
Selain itu, kurikulum juga memiliki kedudukan yang paling penting di dalam dunia pendidikan
karena kurikulum sangat menentukan proses pelaksanaan pendidikan terutama hasil-hasil yang
harus dicapai dalam proses belajar.
Namun perubahan kurikulum harus didukung oleh fakta-fakta dan kondisi yang menyatakan
kurikulum harus diganti serta kurikulum harus menghargai gaya guru mengajar dan metode
pengajaran, karena pelaku kurikulum bukan pemerintah tetapi guru karena gurulah yang tahu
apa yang harus diajarkan.
Kata kunci: Kurikulum 2013, Kurikulum Merdeka.

PENDAHULUAN
Istilah “kurikulum” berasal dari kata Yunani “curir” yang berarti “pelari” dan “curere”
yang berarti “tempat untuk berlomba”. Dalam bahasa Perancis, “curriculum” berasal dari kata
“courier” yang berarti “menjalankan”. Istilah tersebut dapat diartikan sebagai jarak yang
harus ditempuh seorang pelari dari awal hingga akhir untuk mendapatkan medali atau
penghargaan. Pada hakikatnya kurikulum adalah suatu rencana pembelajaran yang terdiri atas
seperangkat tujuan pembelajaran. Secara tradisional, kurikulum dirumuskan sebagai
seperangkat mata pelajaran wajib yang harus diselesaikan siswa untuk memperoleh ijazah.
Perspektif lain mengartikan kurikulum sebagai batasan terhadap apa yang dapat dipelajari
siswa, yang berkaitan dengan apa yang boleh dipelajarinya (Rawung et al., 2021). Sejak
1945, kurikulum pendidikan nasional Indonesia telah berubah sebelas kali. Ini terjadi pada
tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan 2013, sebelum diganti
dengan kurikulum merdeka yang baru (Nainggolan et al., 2022).

Kurikulum tingkat satuan pendidikan bersifat operasional, pengembang kurikulum


didaerah memiliki kemampuan untuk membagi kurikulum menjadi unit pelajaran. Ini
termasuk menentukan strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi,
termasuk berapa kali pertemuan dan materi apa yang harus dipelajari siswa untuk mencapai
kompetensi dasar (Darmiati, 2013). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
dasar kurikulum yang digunakan oleh pemerintah untuk membangun Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Kurikulum ini dibuat untuk memenuhi tuntutan perkembangan untuk
membuat pendidikan lebih fleksibel, disentralisasi, otonomi, dan luwes.
Kurikulum 2013, juga disebut K13, adalah perubahan atau peralihan dari kurikulum
sebelumnya yang menggunakan KTSP. Perubahan kurikulum berdampak pada materi dan
proses pembelajaran. Salah satu cara untuk mengubah kurikulum adalah dengan
menyempurnakan kurikulum yang sudah ada (Azizah & Firdaus, 2022). Mendikbudristek
Nadiem Anwar Makarim resmi meluncurkan model kurikulum baru, yang dikenal sebagai
kurikulum merdeka. Saat ini, lembaga pendidikan masih memiliki hak untuk memilih
kurikulum yang akan diterapkan di sekolah mereka masing-masing. Satuan pendidikan diberi
kesempatan untuk memilih antara kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka. Kurikulum
merdeka belajar adalah pengembangan dan penerapan kurikulum darurat yang dibuat untuk
merespon pandemi COVID-19. Pengertian dari kurikulum merdeka belajar adalah suatu
pendekatan yang memungkinkan siswa dan mahasiswa memilih pelajaran yang mereka sukai
(F. I. Sari et al., 2022).
Berdasarkan paparan latar belakang diatas maka penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai analisis perbandingan kurikulum KTSP, K 13 dan kurikulum
merdeka di Sekolah Dasar. Novelty atau kebaruan dari penelitian perbandingan kurikulum
2013 dan kurikulum merdeka adalah fokus terhadap perbandingan masing-masing kurikulum.
Perubahan kurikulum menjadi keciscayaan yang harus dihadapi oleh para guru. Selain itu,
kurikulum juga memiliki kedudukan yang paling penting di dalam dunia pendidikan karena
kurikulum sangat menentukan proses pelaksanaan pendidikan terutama hasil-hasil yang harus
dicapai dalam proses belajar.

Landasan Pengembangan Kurikulum


Suatu pegangan harus digunakan oleh pengembang untuk mengembangkan kurikulum.
Dalam pelaksanaannya, ada empat cara (Nasution et al., 2022).
1. Landasan Filosofis
Filsafat memainkan peran penting dalam proses pengembangan kurikulum. Ada empat
fungsi filsafat dalam pengembangan kurikulum: 1) Filsafat dapat menetapkan jalan dan
tujuan pendidikan; 2) Filsafat dapat menentukan isi dan materi pelajaran yang harus diberikan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; 3) Filsafat dapat menentukan strategi atau cara
pencapaian tujuan; dan 4) melalui filsafat dapat menentukan tolak ukur keberhasilan proses
pendidikan.
2. Landasan Psikologis
Perilaku adalah komponen penting dari belajar. Dalam lingkungan belajar, yang terdiri
dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial, individu akan mengalami perkembangan untuk
mencapai kedewasaan, yang mencakup perkembangan fisik, emosional, mental, intelektual,
sosial, dan moral. Meskipun pembelajaran adalah proses untuk mengubah perilaku seseorang
menjadi lebih baik, tidak semua perubahan terjadi karena pembelajaran.
3. Landasan Sosiologis
Sekolah membantu mempersiapkan siswa untuk berpartisipasi dalam kehidupan
masyarakat. Kurikulum sebagai alat dan pedoman untuk proses pendidikan di sekolah harus
relevan dengan kebutuhan dan kebutuhan masyarakat. Dalam konteks ini, sekolah bukan
hanya berfungsi untuk menyebarkan kebudayaan dan nilai-nilai masyarakat, tetapi juga
berfungsi untuk mempersiapkan anak didik untuk hidup dalam masyarakat. Oleh karena itu,
kurikulum tidak hanya mengandung nilai-nilai dari berbagai masyarakat, tetapi juga
mengandung semua yang dibangkitkan oleh masyarakat.
4. Landasan Ilmu Pengetahuan

Kurikulum dimulai dengan hasil penelitian dan aplikasi ilmu pengetahuan. Pengaruh
perkembangan teknologi terhadap masyarakat meliputi:
1) komunikasi, 2) transportasi, 3) mekanisasi,
4) industri dan pertanian, 5) senjata. Sedangkan pengaruh perkembangan teknologi terhadap
pendidikan meliputi:
1) pendidikan melalui media sosial,
2) teknologi industri menghasilkan alat dan bahan pendidikan

3) menuntut penguasaan pengetahuan lahan untuk pengembangan pendidikan, 4) kebutuhan


pendidikan untuk mengubah sistem dan isi pelajaran
Kurikulum 2013
Pengertian dan Implementasi Kurikulum 2013
Menurut Mulyono dalam (Ahmad Suryadi, 2020), kurikulum 2013 bermasalah
dengan pendekatan pembelajarannya. Sebelum ini, metode materi digunakan. Kurikulum
2013 berfokus pada pembentukan individu yang inovatif, kreatif, dan produktif (Latifah
Hanum, 2017). Kurikulum 2013 adalah pengembangan dari kurikulum sebelumnya,
kurikulum KTSP. Tujuan pembentukannya adalah untuk melengkapi kekurangan kurikulum
sebelumnya. Kurikulum 2013 dirancang untuk meningkatkan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang baik. Pembelajaran yang menugaskan pengetahuan dan keterampilan yang
dapat menumbuhkan sikap spiritual dan sosial diharapkan dapat menumbuhkan budaya
keagamaan di sekolah (Wiyogo, 2020).
Salah satu perubahan utama dari kurikulum 2006 ke kurikulum 2013 adalah pola pikir
yang diubah. Kurikulum 2013 mengadopsi pendekatan ilmiah (Saintific Approach), yang
mendorong siswa untuk mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan membentuk jaringan.
Perubahan lainnya adalah materi menjadi lebih mendalam dan lebih luas, sepenuhnya
diserahkan kepada guru untuk memenuhi kebutuhan, sehingga siswa diarahkan untuk
menggunakan pengetahuan yang diajarkan, bukan hanya menghafal atau memahami secara
kognitif. Proses pembelajaran penyesuaian beban yang tidak memberatkan siswa juga
mengalami perubahan. Kurikulum 2013 dirancang untuk mencakup bidang sikap,
pengetahuan, dan keterampilan melalui penilaian proses hasil belajar yang menggunakan
penilaian autentik. Penilaian autentik adalah pengukuran yang signifikan secara signifikan
atas hasil belajar siswa dalam bidang sikap, keterampilan, dan pengetahuan ini (Nainggolan
et al., 2022).

Tujuan Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 memiliki tujuan berikut (Latifah Hanum, 2017): a. Mengatasi
tantangan global yang terus berkembang dengan menyeimbangkan keterampilan halus dan
keras melalui ketrampilan, pengetahuan dan sikap. b. meningkatkan dan membentuk sumber
daya manusia inovatif, produktif, dan kreatif untuk membantu pembangunan negara dan
bangsa. c. Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan menyiapkan
administrasi pembelajaran karena pemerintah telah menyiapkan semua komponen kurikulum
dan buku teks yang digunakan dalam pembelajaran. d. Meningkatkan fungsi pemerintah
pusat, daerah, dan masyarakat secara proporsional dalam penentuan dan pengawasan kualitas
kurikulum 2013 dapat dirancang oleh sekolah sesuai dengan kondisi satuan sekolah. e.
Meningkatkan kompetisi yang sehat di antara satuan pendidikan mengenai standar
pendidikan yang diharapkan kurikulum 2013 dapat disesuaikan dengan kondisi satuan
pendidikan,

Kebutuhan siswa dan potensi lokal. Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan siswa untuk melihat, bertanya, bernalar, dan menyampaikan pengetahuan
mereka setelah mempelajari materi pembelajaran. Kurikulum 2013 lebih menekankan pada
fenomena alam, sosial, seni, dan budaya sebagai subjek pembelajaran. Berbeda dengan
kurikulum sebelumnya, kurikulum 2013 lebih menekankan pada tiga aspek: menjadikan
siswa berakhlak mulia (afektif), berketerampilan (psikomotorik), dan berpengetahuan
(kognitif). Oleh karena itu, diharapkan siswa menjadi lebih produktif, inovatif, dan kreatif
(Yusuf, 2018).

Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013


Kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013 menurut Wiwin dalam (Fuad et al., 2023)
yaitu: a Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan kontekstual (alamiah) karena berfokus
dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kemampuan sesuai
dengan kemampuan mereka sendiri. Dalam situasi ini, peserta didik berfungsi sebagai subjek
belajar, dan proses belajar berlangsung secara natural dalam bentuk kerja, berdasarkan
kompetensi tertentu dari pada transfer pengetahuan; b. Kurikulum 2013 yang berbasis
kompetensi dan karakter mungkin menjadi dasar untuk membangun kemampuan
tambahan. Standar kompetensi tertentu dapat digunakan untuk mengoptimalkan penguasaan
pengetahuan dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari, dan pengembangan aspek kepribadian; c. Pendekatan
kompetensi dapat mempercepat pengembangan bidang studi atau mata pelajaran tertentu,
terutama yang berkaitan dengan keterampilan; d. Kurikulum 2013 menunjukkan bahwa tidak
ada perbedaan antara siswa yang tinggal di kota atau di desa. Anak-anak di desa seringkali
tidak diberi kesempatan untuk mencapai potensi terbaik mereka; e. Guru bertanggung jawab
atas persiapan. Guru juga perlu terus meningkatkan kemampuan mereka melalui pendidikan
dan pelatihan calon guru untuk terus meningkatkan keahlian profesional.
Kurikulum 2013 memiliki beberapa kekurangan, termasuk: a. Rumitnya penilaian; b.
sedikitnya pelatihan serta sosialisasi , sedikit bahan ajar dan referensi lain; d. minimnya
sarana, fasilitas, dan perlengkapan penunjang yang diperlukan untuk proses pembelajaran;
e. Pemerintah sepertinya menganggap semua siswa dan guru memiliki kapasitas yang sama
dalam kurikulum 2013; f. Belum semua guru memiliki kemampuan dan pemahaman yang
diperlukan untuk melaksanakan kurikulum 2013. Selain itu, guru tidak pernah terlibat secara
langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013; g. Kurikulum 2013 tidak
mengimbangi orientasi proses pembelajaran dengan hasilnya. Kebijakan ujian nasional (UN)
masih diberlakukan, yang membuat keseimbangan sulit dicapai; h. Banyaknya materi yang
harus siswa kuasai, pada akhirnya materi yang diberikan oleh pengajar tidak dapat diterima
dengan baik oleh siswa; i. Panjangnya jam pelajaran membuat siswa terbebani, pada akhirnya
malah membuat siswa menjadi lelah belajar, bukan menjadi pandai; dan j. Siswa masih
terbatas dalam pengetahuan tentang teknologi dan informasi yang diperlukan untuk
pembelajaran online.

Kurikulum Merdeka
Pengertian dan Implementasi Kurikulum Merdeka
Kurikulum 2013 diubah menjadi kurikulum 2022 atau kurikulum merdeka. Kurikulum
ini disahkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan dan Teknologi. Kurikulum ini
menawarkan berbagai jenis pembelajaran intrakulikuler untuk memaksimalkan
tersebarluasnya pendidikan di Indonesia (Inayati, 2022). Selain itu, Pembelajaran
intrakurikuler yang beragam dari kurikulum merdeka memberi siswa cukup waktu untuk
memahami ide-ide dan memperkuat keterampilan mereka. Guru dapat memilih berbagai
metode pembelajaran sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan
minat siswa. (Khoirurrijal et al., 2022). Kurikulum merdeka memberi sekolah dan guru lebih
banyak kebebasan untuk membuat kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lokal. Namun,
keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini dipengaruhi oleh kesulitan meningkatkan
kemampuan guru dan ketersediaan sumber daya (Nisa, 2021).

Untuk menerapkan kurikulum merdeka secara mandiri, Badan Standar, Kurikulum dan
Asessmen Pendidikan yang dikutip oleh (Inayati, 2022), beberapa yang harus diperhatikan
diantaranya: a. Pada tahun ajaran 2022/2023, satuan pendidikan dapat menggunakan IKM
secara mandiri. b. Kementrian Pendidikan, Kebuayaan, Riset, dan Teknologi menggunakan 6
(enam) strategi untuk meningkatkan komunitas belajar bagi pendidik dan satuan pendidikan.
c. Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota bertanggung jawab
secara langsung untuk mengawasi dan mendukung pelaksanaan Kurikulum Merdeka. d.
Organisasi pendidikan yang menerapkan IKM mandiri harus mempersiapkan diri untuk
pelaksanaannya Namun, implementasi kurikulum merdeka (IKM) telah diterapkan di
berbagai satuan pendidikan, yaitu: a. Sekolah dapat menggunakan kurikulum 2013 yang
disederhanakan, kurikulum darurat, atau kurikulum merdeka sambil tetap menggunakan
kategori belajar mandiri. b. Kategori mandiri berubah, dan sekolah mulai menggunakan
Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2022/2023.
Ini adalah kurikulum yang dirancang oleh Platform Merdeka Mengajar (PMM) untuk
memenuhi tingkat satuan pendidikan. Untuk PAUD, Kelas I dan IV SD/MI, kelas VII
SMP/MY, dan kelas X SMA/MA telah disediakan perangkat. c. Katagori berbagi mandiri:
Mulai tahun anjara tahun 2022/2023, sekolah menerapkan kurikulum Merdeka dan
pengembangan sendiri materi pelajaran. Ini berlaku untuk jenjang PAUD, kelas I dan kelas
IV SD/MI, kelas VII SMP/MT, dan kelas X SMA/MA
.
Tujuan Kurikulum Merdeka
Pendidikan Indonesia menjadi terbelakang dan ketinggalan selama pandemi COVID-19.
Kebijakan Kurikulum Merdeka digunakan untuk menyelesaikan masalah ketinggalan pendidikan
di Indonesia.

Kurikulum Merdeka dirancang untuk menyelesaikan masalah pendidikan sebelumnya.


Kurikulum ini bertujuan untuk meningkatkan potensi dan kemampuan peserta didik. Salah satu
cara untuk mencapai potensi ini adalah dengan membuat proses pembelajaran yang relevan dan
interaktif.

Proyek adalah salah satu cara pembelajaran interaktif. Peserta didik akan menjadi lebih
tertarik
dengan pembelajaran ini dan dapat mengembangkan masalah yang berkembang di
lingkungan mereka (Khoirurrijal et al., 2022).
Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka
Kurikulum yang ada di Indonesia, yang selama ini digunakan ada keunggulan dan
kelemahannya. Kurikulum merdeka, misalnya, memiliki beberapa kelebihan dibandingkan
dengan kurikulum 2013 (Almarisi, 2023):

a. Kurikulum lebih sederhana, tetapi cukup mendalam.

B. Kurikulum merdeka lebih berfokus pada pengetahuan esensial dan pengembangan siswa
berdasarkan proses dan tahapan.

c. Pembelajaran lebih menyenangkan, tidak tergesa-gesa atau terkesan menyelesaikan materi,


dan pembelajaran lebih bermakna.

d. Peserta didik memiliki lebih banyak kebebasan, seperti tidak ada lagi program peminatan
untuk siswa SMA. Peserta didik dapat memilih mata pelajaran apa yang mereka minati
berdasarkan minat dan bakat mereka.

e. Manfaat Kurikulum Merdeka untuk Guru: Selama kegiatan belajar mengajar, guru dapat
mengatur pengajaran berdasarkan jenjang capaian dan perkembangan siswa mereka.
Setelah menyebutkan beberapa keuntungan dari Kurikulum Merdeka yang dibuat oleh
Kemenristekdikti, di bawah ini akan diuraikan beberapa kekurangan dari program tersebut, di
antaranya:
a. Kurikulum merdeka masih jauh sempurna dalam hal penerapan.
b. Sistem pendidikan dan pengajaran yang direncanakan tidak belum berhasil sepenuhnya
c. Sistem yang tidak terstruktur dan kekurangan sumber daya manusia (SDM).
KESIMPULAN

Dalam dunia pendidikan, kurikulum adalah suatu rencana pendidikan.

Kurikulum sangat penting untuk menentukan bagaimana pendidikan dijalankan,


terutama hasil yang akan dicapai selama proses belajar.

Ada beberapa landasan yang digunakan untuk membangun kurikulum. Ini termasuk
landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosiologis, dan landasan ilmu pengetahuan
dan teknologi.

KTSP adalah penyempurnaan dari kurikulum Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK),


yang memiliki fitur sentralistik dan berubah menjadi desentralistik. Oleh karena itu, KTSP
disusun oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan dan berdasarkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dibuat oleh BSN (Badan Standar Nasional
Pendidikan).
Kurikulum 2013 diharapkan dapat melengkapi kekurangan kurikulum sebelumnya.
Kurikulum 2013 dirancang untuk meningkatkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
baik.
Kurikulum Merdeka memiliki banyak variasi dalam pembelajaran di antara kelas.
Karena itu, Siswa akan memiliki cukup waktu untuk memahami konsep dan menguatkan
kemampuan mereka. Guru dapat memilih berbagai pendekatan pembelajaran untuk
menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan minat siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Suryadi, S. P. (2020). Pengembanagn Kurikulum Jilid 2 (Maryani (ed.); 1st ed.).
Almarisi, A. (2023). Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka pada Pembelajaran
Sejarah dalam Perspektif Historis. MUKADIMAH: Jurnal Pendidikan, Sejarah, Dan
Ilmu-Ilmu Sosial, 7(1), 111–117. https://doi.org/10.30743/mkd.v7i1.6291
Azizah, A., & Firdaus, N. (2022). Relevansi Materi Buku Teks Bahasa Indonesia Terhadap
Kurikulum 2013. Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti, 9(1), 240–249.
https://doi.org/10.38048/jipcb.v9i1.607
Darmiati. (2013). Dampak Kebijakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Kinerja
Guru di Madrasah Aliyah Negeri 2 Madiun. Jurnal Pendidikan, 1(1), 24–29.
Fuad, F. Q. A., Lailiyah, S. B., Wahyono, A. A., & Ahid, N. (2023). Analisis Dan
Perbandingan Kurikulum Indonesia Abad Ke – 20 Fitri. 6(3).
Inayati, U. (2022). Konsep dan Implementasi Kurikulum Merdeka pada Pembelajaran Abad
21 di SD/MI. International Converence on ISlamic Edunation, 2(1), 293–304.
Khoirurrijal, Fadriati, Sofia, Makrufi, A. D., Gandi, S., Muin, A., Tajeri, Fakhrudin, A.,
Hamdani, & Suprapno. (2022). Pengembangan Kurikulum Merdeka (R. Aqli (ed.); 1st
ed., Issue 1). CV. Linerasi Nusantara Abadi.
Latifah Hanum. (2017). Perencanaan Pembelajaran (1st ed.). Syiah Kuala University Press.
Nainggolan, E. S., Utomo, H. S., & Rande, S. (2022). eJournal Administrasi Publik.
10(1), 6003–6016

Nasution, S. W. R., Nasution, H. N., Faizi, R., Harahap, M. syahril, Lubis, R., & Ermawati.
(2022). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum (M. Nasrudin (ed.); 1st ed.). PT.
Nasya Expanding Management.
Nisa, K. (2021). Analisis Kritis Kebijakan Kurikulum : Antara KBK, KTSP, K13 dan
Kurikulum Merdeka. Ar-Rosikhun: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2(2), 118–
126. https://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/alrosikhuun/indexPage%7C8
Rahman, A., & Prasetyo, O. (2023). Analisis Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan(KTSP) Pada

Anda mungkin juga menyukai