Anda di halaman 1dari 18

KURIKULUM 2013

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran SKI
Dosen Pengampu : Dra. Arlina, M.Pd

Disusun oleh :
PAI-6/SEM. V
Ardiyan Safi’i 0301193258
Inka Rahayu 0301192153
Intan Pratiwi 0301192124

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................. i


KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 2
A. Pengertian Kurikulum 2013 .......................................................................... 2
B. Pengembangan Kurikulum 2013 ................................................................... 3
C. Komponen-Komponen Kurikulum 2013 ...................................................... 8
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 15

i
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanallahu wa ta’ala, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah kelompok yang
berjudul “Kurikulum 213” ini sebagai tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran
SKI. Shalawat dan salam juga penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah membawa perubahan besar di bumi ini.
Serta kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen pengampu mata kuliah Strategi Pembelajaran SKI yaitu Ibu Dra. Arlina,
M.Pd yang telah membimbing penulis.
Mudah-mudahan dengan selesainya makalah ini, dapat memberikan
manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun para pembaca.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Medan, 16 Oktober 2021


Perwakilan Kelompok V

Ardiyan Safi’i

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi dan karakter


yang menitikberatkan penggunaan pendekatan saintifik dalam proses
pembelajarannya. Kurikulum 2013 diharapkan mampu mencetak generasi yang
kritis, kreatif, dan inovatif, serta mampu memajukan pengetahuan prestasi bangsa.
Kurikulum ini mulai diberlakukan sejak semester pertama tahun ajaran
2014/2015.
Berlakunya Kurikulum 2013 merupakan sebuah pembaharuan dalam
sistem pendidikan. Pembaharuan dalam sistem pendidikan disesuaikan dengan
tuntutan terhadap aspek kehidupan. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 yang
menyebutkan bahwa tuntutan terhadap segala aspek kehidupan memunculkan
tuntutan terhadap pembaharuan sistem pendidikan. Pembaharuan sistem
pendidikan diantaranya adalah adanya pembaharuan kurikulum. Pembaharuan
kurikulum yang memperhatikan keberagaman peserta didik dan potensi daerah,
penyusunan Standar Kompetensi Lulusan yang berlaku nasional dan daerah
dengan memperhatikan kondisi setempat.
Kurikulum 2013 baru dilaksanakan di semua satuan pendidikan sejak
tahun ajaran 2014/2015. Pada awalnya memunculkan banyak kritik dan protes
karena dianggap menimbulkan masalah. Kurikulum 2013 dinilai terlalu terburu-
buru dan kurang memperhatikan kesiapan guru. Implementasi Kurikulum 2013
masih menghadapi satu kendala besar yang harus ditangani yaitu persoalan
kesiapan guru sebagai kunci keberhasilan implementasi. Namun, munculnya
berbagai permasalahan dalam implementasi Kurikulum 2013 tersebut tidak
menyurutkan semangat sekolah untuk tetap melaksanakannya. Sehingga didalam
makalah ini akan dibahas mengenai kurikulum 2013 beserta komponen-
komponennya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum 2013


Kurikulum bukan berasal dan bahasa Indonesia, tetapi berasal dan bahasa
Latin yang kata dasarnya adalah currere, secara harfiah berarti lapangan
perlombaan lari. Maksud lapangan tersebut dijabarkan bahwa bahan belajar sudah
ditentukan secara pasti, dan mana mulai diajarkan dan kapan diakhiri dan
bagaimana cara untuk menguasai bahan agar dapat mencapai gelar.
Pengertian kurikulum menurut beberapa ahli, yaitu:
Menurut Harold Rugg bahwa kurikulum sebagai suatu rangkaian
pengalaman yang memiliki kemanfaatan maksimum bagi anak didik dalam
mengembangkan kemampuannya untuk menyesuaikan dan menghadapi berbagai
situasi kehidupan.
Menurut Hollins Caswell kurikulum adalah susunan pengalaman yang
digunakan guru sebagai proses dan prosedur untuk membimbing anak didik
menuju kedewasaan.
Menurut Ralph Tyler kurikulum adalah seluruh pengalaman belajar yang
direncanakan dan diarahkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikannya.
Menurut Hilda Taba kurikulum adalah pernyataan tentang tujuan-tujuan
pendidikan yang bersifat umum dan khusus dan materinya dipilih dan
diorganisasikan berdasarkan suatu pola tertentu untuk kepentingan belajar dan
mengajar. Biasanya dalam suatu kurikulum sudah termasuk program penilai
hasilnya.1
Dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah suatu konsep yang
direncanakan dan diarahkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan
bersifat umum dan khusus diorganisasikan berdasarkan suatu pola tertentu untuk
kepentingan belajar dan mengajar.

1
Nini Ibrahim dan Muhammad Anwar, Telaah Kurikulum dan Buku Teks Bahasa
Indonesia (Jakarta Selatan: Uhamka Press, 2006), h. 9-10.

2
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada
tahun ajaran 2013/2014. Kurikulum ini adalah pengembangan dari kurikulum
yang telah ada sebelumnya, baik kurikulum berbasis kompetensi yang telah
dirintis pada tahun 2004 maupun kurikulum tingkat satuan pendidikan pada tahun
2006. Hanya saja yang menjadi titik tekan pada kurikulum 2013 ini adalah adanya
peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kemudian, kedudukan
kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata
pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Selain itu, pembelajaran lebih
bersifat tematik integratif dalam semua mata pelajaran.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kurikulum 2013
merupakan langkah lanjutan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir,
penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan
proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin
kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta perubahan
masyarakat pada tataran lokal, nasional,regional,dan global di masa depan. Aneka
kemajuan dan perubahan itu melahirkan tantangan internal dan eksternal di
bidang pendidikan.2

B. Pengembangan Kurikulum 2013


1. Perlunya Perubahan dan Pengembangan Kurikulum 2013
Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu sifatnya dinamis serta
selalu harus dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti
perkembangan dan tuntutan zaman. Meskipun demikian, perubahan dan
pengembangan harus dilakukan secara sistematis dan terarah, tidak asal
berubah. Perubahan dan pengembangan kurikulum tersebut harus memiliki
2
Agus Pahrudin dan I Dona Dinda Pratiwi, Pendekatan Saintifik Dalam Impelementasi
Kurikulum 2013 dan Dampaknya Terhadap Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran (Lampung:
Pustaka Ali-Imron, 2019), h. 14-16.

3
visi dan arah yang jelas, mau dibawa ke mana sistem pendidikan nasional
dengan kurikulum tersebut. Sehubungan dengan itu, sejak wacana perubahan
dan pengembangan kurikulum 2013 digulirkan, telah muncul berbagai
tanggapan dari berbagai kalangan, baik yang pro maupun kontra.
Menghadapi berbagai tanggapan tersebut, terutama “nada miring” dari
yang kontra terhadap perubahan dan pengembangan kurikulum 2013.
Mendikbud mengungkapkan bahwa perubahan dan pengembangan kurikulum
harus senantiasa disesuaikan dengan tuntutan zaman3. Berikut ada beberapa
alasan perlunya pengembangan ke arah kurikulum 20134:
a. Faktor internal
1) Tuntutan tercapainya 8 standar nasional pendidikan (standar isi,
standar proses, SKL, standar pendidik & tenaga kependidikan, standar
sarpras, standar pengelolaan, standar biaya, dan standar penilaian.
2) Pertumbuhan jumlah penduduk usia produktif (usia 15 – 65 ) lebih
banyak dibanding usia tidak produktif (0 – 14 dan 65 ke atas). Usia
produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035. Oleh
karena itu perlu dipersiapkan agar memiliki kompetensi dan tidak
menjadi beban hidup.
b. Faktror Eksternal
1) Gencarnya arus Globalisasi
2) Isu lingkungan hidup
3) Pesatnya perkembangan IT
4) Konvergensi ilmu dan teknologi
5) Ekonomi berbasis pengetahuan
6) Kebangkitan industri kreatif dan budaya
7) Pergeseran kekuatan ekonomi dunia
8) Pengaruh dan imbas teknosains
9) Mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan

3
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013), h. 59.
4
Fatah Yasin, Kurikulum 2013 (Malang: Universitas Islam Negeri, 2014), h. 4.

4
10) Peran serta anak indonesia dalam TIMSS (Trends in International
Mathematics and Science Study) dan PISA (Program for
International Students Assessment).
2. Tujuan Kurikulum 2013
Seperti yang dikemukakan diberbagai media masa bahwa melalui
pengembangan kurikulum 2013 kita akan menghasilkan insan yang produktif,
kreatif, inovatif, afektif; melalui penguatan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum
difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa
paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapt didemonstrasikan
peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya
secara kontekstual.
Kurikulum 2013 memungkinkan para guru menilai hasil belajar
peserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan
penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Oleh karena itu,
peserta didik perlu mengetahui kriteria penguasaan kompetensi dan karakter
yang akan dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga para
peserta didik dapat mempersiapkan dirinya melalui penguasaan terhadap
seumlah kompetensi dan karakter tertentu, sebagai prasyarat untuk
melanjutkan ke tingkat penguasaan kompetensi dan karakter berikutnya.
3. Karakter Kurikulum 2013
a. Mengembangkan keseimbangan antara sikap, spiritual dan sosial, rasa
ingin tahu, kreativitas, kerjasama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik.
b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana, sehingga peserta didik mampu
menerapkan di masyarakat apa yang dipelajari di sekolah dan
memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
c. Mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.

5
d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan dan keterampilan.
e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk KI kelas yang dirinci lebih
lanjut dalam KD mata pelajaran.
f. KI kelas menjadi unsur pengorganisasian (organizing element) KD,
dimana semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk
mencapai KI.
g. KD dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata
pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal)
4. Landasan Kurikulum 2013
a. Landasan filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan
kualitas peserta didik yang akan di capai kurikulum, sumber dan isi dari
kurikukulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil
belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam
disekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi
manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan
nasional.
b. Landasan yuridis
Landasan yuridis kurikulum 2013 antara lain:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
2) Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasionl
3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang pembangunan rencana
jangka panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan
dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional
4) Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan peraturan pemerintah

6
Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas peraturan pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
c. Landasan teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” dan teori kurikulum berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan
standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal awarga
Negara yang dirinci menadi standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga pendidik, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.5
5. Prinsip Kurikulum 2013
Sesuai dengan kondisi Negara, kebutuhan masyarakat, dan berbagai
perkembangan serta perubahan yang sedang berlangsung dewasa ini, dalam
pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi perlu
memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
b. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik,
c. Mata pelajaran merupkan wahana untuk mewujudkan pencapaian
kompetensi,
d. Standar kompetensi lulusan dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional
dan kebutuhan masyarakat, negara, serta perkembangan global,
e. Standar isi dijabarkan dari standar kompetensi lulusan,
f. Standar proses dijabarkan dari standar isi,
g. Standar penilaian dijabarkan dari standar kompetensi lulusan, standar
isi, dan standar proses,
h. Standar kompetensi lulusan dijabarkan ke dalam kompetensi inti,

5
Hery Widyastono, Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah: dari kurikulum
2004, 2006, ke 2013 (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 131.

7
i. Kompetensi inti dijabarkan ke dalam kompetensi dasar yang
dikontekstualisasikan dalam suatu mata pelajaran,
j. Kurikulum satuan pendidikan dibagi menjadi kurikulum tingkat
nasional, daerah, dan satuan pendidikan:
1) Tingkat nasional dikembangkan oleh pemerintah
2) Tingkat daerah dikembangkan oleh pemerintah daerah
3) Tingkat satuan pendidikan dikembangkan oleh satuan pendidikan. 6

C. Komponen Kurikulum 2013


1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
SKL adalah adalah kreteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. SKL digunakan
sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar
penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
a. SKL Domain Sikap
SD/MI SMP/MTS SMA/MA
Memiliki perilaku yang Memiliki perilaku yang Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap mencerminkan sikap mencerminkan sikap
orang beriman, berakhlak orang beriman, orang beriman,
mulia, berilmu, percaya berakhlak mulia, berakhlak mulia,
diri, dan bertanggung berilmu, percaya diri, berilmu, percaya diri,
jawab dalam berinteraksi dan bertanggung jawab dan bertanggung jawab
secara efektif dengan dalam berinteraksi dalam berinteraksi
lingkungan sosial dan secara efektif dengan secara efektif dengan
alam lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan
alam alam

di lingkungan rumah, dalam jangkauan serta dalam


sekolah, dan tempat pergaulan dan menempatkan diri
bermain. keberadaannya. sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia.

6
Mulyasa, Op. Cit, h. 81.

8
b. SKL Domain Pengetahuan
SD/MI SMP/MTS SMA/MA
Memiliki pengetahuan Memiliki pengetahuan Memiliki pengetahuan
faktual dan konseptual faktual, konseptual dan faktual, konseptual,
prosedural prosedural, dan
metakognitif
Berdasarkan rasa ingin dalam ilmu pengetahuan, dalam ilmu pengetahuan,
tahunya tentang ilmu teknologi, seni, dan teknologi, seni, dan
pengetahuan, teknologi, budaya dengan wawasan budaya dengan wawasan
seni, dan budaya dalam kemanusiaan, kemanusiaan,
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, kebangsaan, kenegaraan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban dan peradaban
dan peradaban

Terkait fenomena dan Terkait fenomena dan Terkait penyebab serta


kejadian di lingkungan kejadian yang tampak dampak fenomena dan
rumah, sekolah, dan mata. kejadian.
tempat bermain.

c. SKL Domain Keterampilan


SD/MI SMP/MTS SMA/MA
Memiliki kemampuan Memiliki kemampuan Memiliki kemampuan
pikir dan tindak pikir dan tindak pikir dan tindak

yang produktif dan yang produktif dan yang produktif dan


kreatif dalam ranah kreatif dalam ranah kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret abstrak dan konkret abstrak dan konkret

sesuai dengan yang sesuai dengan yang sebagai pengembangan


ditugaskan kepadanya. dipelajari disekolah dan dari yang dipelajari di
sumber lain sejenis. sekolah secara mandiri.

2. Standar Isi
Standar isi adalah Kreteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis

9
pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan kreteria
muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang
undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan program
pendidikan. Selanjutnya tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kreteria
tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia dan
penguasaan kompetensi yang berjenjang.
3. Standar Proses
Proses pembelajaran sedapat mungkin memenuhi kriteria interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. Oleh karena itu satuan pendidikan
melakukan perencanaan pembelajaran untuk mendisain skenario pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan karakteristik siswa yang pada satuan
pendidikan.
Perencanaan pembelajaran juga perlu dikembangkan untuk
meningkatkan efektivitas pelaksanaan proses pembelajaran memenuhi
prosedur yang ditetapkan dalam perencanaan yang direalisasikan dalam
pelaksanaan. Karena itu, pembelajaran harus memenuhi empat belas prinsip
berikut:
a. Dari peserta didik diberi tahu menuju pesertadidik mencari tahu,
b. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis
aneka sumber belajar,
c. Dari pendekatan tekstual menuju proses penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah,
d. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi,
e. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu,
f. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi,
g. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif,

10
h. Peningkatan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)
dan keterampilan mental (softskills),
i. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat,
j. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi
keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing
madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani),
k. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat,
l. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas,
m. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran,
n. Pengakuan atas perbedaan individu dan latar belakang budaya peserta
didik.
Karakteristik pembelajaran dipengaruhi dengan karaktersitik
kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan yang hendak diwujudkan.
Untuk memperkuat keseimbangan antardimensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan maka pelaksanaan pembelajaran perlu dikembangkan untuk
memberikan pengalaman belajar yang seluas-luasnya kepada peserta didik.
Untuk meningkatkan pencapaian kompetensi, pembelajaran perlu
diperkuat dengan penerapan pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu
(tematik antarmata pelajaran), tematik (dalam suatu mata pelajaran),
pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning).
Untuk mendorong pengembangan peserta didik sehingga menghasilkan karya
kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat pembelajaran
menggunakan metode berbasis karya dan pemecahan masalah (project based
learning).
a. Perencanaan Pembelajaran.
b. Pengelolaan Kompetensi Dasar.

11
c. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi.
d. Perumusan Instrumen Penilaian.
e. Pelaksanaan Pembelajaran.
f. Pendayagunaan TIK.
g. Pelaksanaan Pembelajaran.
4. Standar penilaian
Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan
alat untuk menilai beragam kompetensi atau kemampuan peserta didik.
Penilaian yang mengarah pada kesesuaian teknik penilaian dengan
kompetensi, serta penjenjangan penilaian. Penilaian bertujuan memberikan
masukan informasi secara komprehensif tentang hasil peserta didik, baik saat
kegiatan pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai cara sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik.
Selain kaidah umum penilaian pendidikan, terdapat kaidah khusus
yang dapat dijadikan dasar pelaksanaan penilaian selama proses pembelajaran
di kelas oleh pendidik. Proses penilaian di dalam kelas yang dilakukan oleh
pendidik dikenal dengan istilah penilaian kelas. Pusat Kurikulum (Saat ini
menjadi Pusat Kurikulum dan Perbukuan) Badan Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan Nasional mengatur pelaksanaan penilaian kelas
untuk berbagai tingkatan pendidikan. Pedoman penilaian kelas tersebut
mencakupi aturan tentang:
a. Konsep dasar penilaian,
b. Teknik penilaian,
c. Langkah-langkah pelaksanaan penilaian,
d. Pengolahan hasil penilaian,
e. Pengolahan dan pelaporan hasil penilaian.
Adapun model penelilain yang terdapat dalam kurikulum 2013
dapat berupa penilaian berbasis tes dan non tes (porfolio), menilai proses dan
output dengan menggunakan authentic assesment, rapor memuat penilaian

12
kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan
keterampilan kecukupan.
Standar Penilaian pendidikan dalam kurikulum 2013 sebagaimana
telah disebutkan dalam permendikbud No. 66 Tahun 2013 bahwa standar
penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Adapun prinsif penilaian
dalam peraturan baru (Pemendiknas No 66 tahun 2013) tersebut sebagai
berikut:
a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi
faktor subjektivitas penilai.
b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,
menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
c. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.
d. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan
dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
e. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada
pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur,
dan hasilnya.
f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

13
BAB III
PENUTUP

Mendikbud mengungkapkan bahwa perubahan dan pengembangan


kurikulum harus senantiasa disesuaikan dengan tuntutan zaman. Berikut ada
beberapa alasan perlunya pengembangan ke arah kurikulum 2013 adalah pertama,
faktor internal, kedua, faktor eksternal, ketiga, penyempurnaan pola pikir,
keempat, penguatan tata kelola kurikulum, kelima, penguatan materi
pembelajaran.
Komponen kurikulum 2013 meliputi: pertama,SKL adalah adalah kreteria
mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. SKL digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi,
standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar
pembiayaan. Kedua, Standar isiadalah Kreteria mengenai ruang lingkup materi
dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu.Ketiga, Proses pembelajaran sedapat mungkin
memenuhi kriteria interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Oleh karena itu satuan
pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran untuk mendisain skenario
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan karakteristik siswa yang pada satuan
pendidikan.Keempat,Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam
cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi atau kemampuan peserta didik.
Penilaian yang mengarah pada kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi,
serta penjenjangan penilaian. Penilaian bertujuan memberikan masukan informasi
secara komprehensif tentang hasil peserta didik, baik saat kegiatan pembelajaran
berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan berbagai cara sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat
dicapai peserta didik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Nini dan Muhammad Anwar. 2006. Telaah Kurikulum dan Buku Teks
Bahasa Indonesia. Jakarta Selatan: Uhamka Press.

Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Pahrudin, Agus dan I Dona Dinda Pratiwi. 2019. Pendekatan Saintifik Dalam
Impelementasi Kurikulum 2013 dan Dampaknya Terhadap Kualitas
Proses dan Hasil Pembelajaran. Lampung: Pustaka Ali-Imron.

Widyastono, Hery. 2014. Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah:


dari kurikulum 2004, 2006, ke 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Yasin, Fatah. 2014. Kurikulum 2013. Malang: Universitas Islam Negeri.

15

Anda mungkin juga menyukai