Dosen pengampuh
(Fidyawati Monoarfa, S.Pd, M.Pd)
Oleh : kelompok 2
Reska Rahmawati Putri Yusuf : 151420100
Nandika A Koni : 151420091
Witnansih Rahmatya Tanaiyo : 151420104
Muharlin Syah : 151420090
KELOMPOK 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... iii
BAB 1 ....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
BAB 2 ................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
BAB 3 ................................................................................................................................. 10
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurikulum, bukan kata yang asing dalam dunia pendidikan. Pendidikan atau
pembelajaran tidak lepas dari istilah ini, karena kurikulum adalah salah satu komponen
dari pembelajaran. Dengan adanya kurikulum proses belajar dan pembelajaran akan
berjalan secara terstruktur dan tersistem demi mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Pengembangan kurikulum menjadi sangat penting sejalan dengan kemajuan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan perubahan pada masyarakat.
Untuk mencapai tujuan mulia dari pembelajaran tersebut, maka para pengembang
kurikulum terus berbenah dan melakukan evaluasi terhadap kurikulum yang
diberlakukan. Sebagaimana yang akan dibahas di mkalah ini, kurikulum 2013 merupakan
hasil pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum ini bertujuan
tidak lain untuk lebih memperbaiki lagi kualitas pendidikan yang ada saat ini.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang
beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu
untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Kurikulum merdeka
adalah kurikulum yang bertujuan untuk mengasah minat dan bakat anak sejak dini dengan
berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter, dan kompetensi peserta
didik.Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga
pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan
berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak
diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat
pada konten mata pelajaran.
1
6. Analisis indikator pada kurikulum merdeka
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Pembaca dapat memahami pengertian kurikulum 2013 dengan baik dan benar
2. Pembaca dapat memahami pengertian kurikulum merdeka dengan baik dan
benar
3. Pembaca dapat menganalisis KD pada kurikulum 2013 dengan baik dan benar
4. Pembaca dapat menganalisis KD pada kurikulum merdeka dengan baik dan
benar
5. Pembaca dapat menganalisis Indikator pada kurikulum 2013 dengan baik dan
benar
6. Pembaca dapat menganalisis Indikator pada kurikulum merdeka dengan baik
dan benar
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang diluncurkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional mulai tahun 2013 sebagai bentuk pengembangan dari kurikulum
sebelumnya yaitu kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
mencangkup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Hal ini
senada dengan apa yag ditegaskan dalam pasal 1 ayat 29 Undang-Undang no. 20 tahun
2003 bahwa kurikulum merupakan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014
melalui pelaksanaan terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap
melaksanakannya. Pada Tahun Ajaran 2013/2014, Kurikulum 2013 dilaksanakan secara
terbatas untuk Kelas I dan IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtida’iyah (SD/MI), Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Kelas X Sekolah
Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA/MAK).
Pada Tahun Ajaran 2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh
kelas I sampai dengan Kelas XII.
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah
satu unsur yang memberikan kontribusi signifikan untuk mewujudkan proses
berkembangnya potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum
yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai
instrumen untuk mengaraakan peserta didik menjadi:
1. Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan
zaman yang selalu berubah.
2. Manusia terdidik yang berimandan bertaqwa kepada Allah Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
3. Warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan dari Pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi yang dirintis pada tahun 2004 dan KTSP atau Kurikulum Tingakat
Satuan Pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memberikan otonomi penuh
kepada lembaga sekolah itu sendiri untuk mengembangkan kurikulumnya sesuai
3
kemampuan dan kesanggupanmasing-masing. Sedangkan kurikulum 2013 mencoba
kembali pada masa pemerintahan Mbah Harto, yaitu kurikulum dikendalikan oleh
pemerintah atau bersentral pada pemerintah. Jadi, guru tidak disibukkan lagi dengan
tugas harus membuat silabus dan RPP, karena guru harus lebih berfokus pada bagaimna
proses pembelajaran dan transformasi ilmu bisa maksimal.
Implementasi kurikulum 2013 berbasis kompetensi dan karakter harus melibatkan
semua komponen (stakeholders), termasuk komponen-komponen sistem pendidikan itu
sendiri. Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 diharapkan dapat meningkatkan
mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan
akhlak mulia peserta didik secara utuh dan seimbang, sesuai dengan standart kompetensi
pada setiap jenjang pendidikan.
Karakter adalah gambaran tingkah laku yang dimiliki oleh seseorang yang
mencerminkan nilai-nilai kehidupan dan melekat pada diri seseorang. Orang yang
berkarakter memeilki berbagai dimensi misalnya, dimensi sosial, fisik, emosi, dan
akademik. Jika disejajarkan dengan ranah Bloom, berarti manusia berkarakter memiliki
ranah kognisi, afeksi, dan psikomotorik yang baik, ditambah dengan emosi, spiritual,
ketahanan menghadapi masalah dan sosial.
Dengan demikian, perpaduan dua basis antara kompetensi dan karakter dalam
kurikulum ini diharapkan siswa dapat meningtkan dan menggunakan pengetahuannya,
mengkaji, dan menginternalisasiserta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak
mulia sehingga terwujud dalam kehidupan sehari-hari.
Penddidikan karakter dalam kurikulum 2013 bukan hanya tanggung jawab sekolah
semata, tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak. Untuk mengefektifkan program
pendidikan karakter dan meningkatkan kompetensi dalam kurikulum 2013 diperlukan
kordinasi, komunikasi dan jalinan kerja antara sekolah, orangtua, dan pemerintah dalam
semua sisi.
Mulai tahun ajaran 2022/2023, penerapan Kurikulum Merdeka ini tidak hanya akan
dikhususkan pada satuan pendidikan tingkat SMA/sederajat saja. Namun, kurikulum ini
juga bisa mulai digunakan pada tingkat lainnya, seperti TK/PAUD, SD, SMP, hingga
Perguruan Tinggi (PT). Tentunya, penerapan kurikulum ini memiliki perbedaan pada
masing-masing jenjang. Berikut beberapa poin yang menjadi perbandingan kurikulum
Merdeka dan Kurikulum 2013 dalam jenjang Sekolah Dasar (SD/SDLB/MI) sebagai
berikut:
1) Kerangka Dasar
Landasan utama pada kurikulum 2013 adalah tujuan Sistem Pendidikan
Nasional dan Standar Nasional pendidikan. Sedangkan Kurikulum Merdeka ditambah
dengan menekankan mengembangkan Profil Pelajar pancasila pada peserta didik.
2) Kompetensi yang Dituju
Pada Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar (KD) serta Kompetensi Inti (KI)
sebagai penilaian yaitu: sikap spiritual, sikap sosial, Pengetahuan dan keterampilan.
KD dinyatakan dalam bentuk poin-poin yang akan dikoordinasikan per tahun serta
hanya terdapat mata pelajaran Pendidikan, Budi Pekerti dan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Sedangkan Kurikulum Merdeka capaian pembelajaran disusun per
fase dan dinyatakan dalam bentuk paragraph yang merangkaikan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan untuk mencapai, menguatkan, dan meningkatkan kompetensi.
3) Struktur Kurikulum
5
Pada kurikulum 2013, jam pelajaran (JP) diatur per minggu satuan mengatur
alokasi waktu pembelajaran secara rutin setiap minggu dalam setiap semester,
sehingga setiap semester peserta didik akan mendapat nilai hasil belajar setiap
semester. Sedangkan Kurikulum Merdeka strukturnya dibagi menjadi dua kegiatan
pembelajaran utama yaitu: (1) Pembelajaran reguler atau rutin yang merupakan
kegiatan intrakulikuler, (2) Projek penguatan profil pelajar pancasila.
4) Pembelajaran
Kurikulum 2013 menggunakan satu pendekatan pembelajaran wajib yaitu
pendekatan saintifik untuk semua mata pelajaran. Sedangkan Kurikulum Merdeka
menguatkan pembelajaran yang terdiferensasi sesuai tahap capaian peserta didik.
5) Penilaian
Pada Kurikulum 2013 penilaian dibagi menjadi penilaian sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Sedangan Kurikulum Merdeka tidak ada pemisahan antara
penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
6) Perangkat Ajar yang Disediakan Pemerintah
Kurikulum 2013 menggunakan buku teks dan buku non-teks. Sedangkan
Kurikulum Merdeka Buku teks dan Buku Non-teks.
7) Perangkat Kurikulum
Kurikulum 2013 mempunyai pedoman implementaasi kurikulum, panduan
penilaian, dan panduan pembelajaran setiap jenjang. Sedangkan Kurikulum Merdeka
panduan pembelajaran dan asessmen, panduan pengembangan kurikulum operasional
sekolah, panduan pengembangan projek, pelaksanaan inklusif, individual dan
bimbingan konseling.
Kompetensi Dasar (KD) pada kurikulum 2013 berisi kemampuan dan muatan
pembelajaran untuk mata pelajaran yang mengacu pada Kompetensi Inti (KI).
Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti.
6
Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik dan kemampuan peserta didik dan karakteristik mata pelajaran. Kompetensi
Dasar untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan meliputi empat kelompok sebagai berikut.
Kompetensi Dasar yang berkaitan dengan sikap spiritual (mendukung KI-1) dan
sikap sosial (mendukung KI-2) ditumbuhkan melalui pembelajaran tidak langsung, yaitu
pada saat peserta didik belajar tentan pengetahuan (mendukung KI-3) dan keterampilan
(mendukung KI-4).
Capaian pembelajaran dibuat berdasarkan pembagian fase. Setiap fase dapat dilihat
deskripsi yang mencakup pengetahuan, keterampilan, serta kompetensi umum yang
kemudian diturunkan menjadi Capaian Pembelajaran (CP) menurut elemen yang
dipetakan berdasarkan perkembangan siswa.
7
pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah, dan dirumuskan dalam kata kerja
operasional yang terukur atau dapat diobservasi.
Di dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, maka terdapat dua
rumusan indikator, yaitu indikator pencapaain kompetensi yang terdapat dalam RPP dan
indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal, atau
yang disebut dengan indikator soal.
Indikator memiliki kedudukan yang strategis dalam mengembangkan pencapai
Kompetensi Dasar. Indikator berfungsi sebagai berikut.
1. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran.
2. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran.
3. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar.
4. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.
8
6. Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi & kebutuhan peserta didik,
sekolah, masyarakat dan lingkungan/daerah;
9
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang diluncurkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional mulai tahun 2013 sebagai bentuk pengembangan dari kurikulum
sebelumnya yaitu kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
mencangkup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Hal ini
senada dengan apa yag ditegaskan dalam pasal 1 ayat 29 Undang-Undang no. 20 tahun
2003 bahwa kurikulum merupakan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek)
Nadiem Makarim telah meluncurkan Kurikulum Merdeka pada 11 Februari 2022.
Sebelumnya, Kurikulum Merdeka dikenal sebagai Kurikulum Prototipe. Menurut
Nadiem, Kurikulum Merdeka ini sudah diuji coba di 2.500 sekolah penggerak. Nadiem
mengatakan, Kurikulum Merdeka ini sudah mulai digunakan mulai tahun ajaran
2022/2023 di jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA. Inti dari Kurikulum Merdeka adalah
pendidikan berpatokan pada esensi dari belajar di mana setiap anak memiliki bakat dan
minatnya masing-masing. Dengan kedua hal tersebut, maka tolok ukur yang diterapkan
untuk menilai kedua anak yang memiliki minat berbeda pun tidak sama. Sehingga setiap
anak tidak bisa dipaksakan untuk mempelajari sesuatu hal yang tidak disukainya.
Tujuannya untuk mengasah minat dan bakat anak sejak dini.
Kompetensi Dasar (KD) pada kurikulum 2013 berisi kemampuan dan muatan
pembelajaran untuk mata pelajaran yang mengacu pada Kompetensi Inti (KI).
Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti.
Pada kurikulum merdeka, Capaian Pembelajaran atau CP adalah istilah
pengganti KI dan KD dalam Kurikulum 2013 (Kurtilas). Dalam format Capaian
Pembelajaran, tidak ada lagi pemisahan antara aspek pengetahuan, keterampilan, dan
sikap, semua aspek tersebut digabung dan diintegrasikan ke dalam satu paragraf utuh.
Indikator pencapaian kompetensi (IPK) merupakan penanda pencapaian KD yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang terukur, meliputi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata
10
pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah, dan dirumuskan dalam kata kerja
operasional yang terukur atau dapat diobservasi.
didalam pelaksanaan pembelajaran perumusan indikator semua telah di tetapkan di
dalam “Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum Dan Assesmen Pendidikan,
Kebudayaan, Riset Dan Tekhnologi, Nomor 033/H/Kr/2022”
3.2 Saran
Kami sebagai penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam
makalah ini, oleh karena itu kepada pembaca saya sangat harapkan adanya saran dan
kritik yang membangun
11
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen, Kemdikbud. (2020). Buku Panduan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (8).
Harosid, H. (2018). Kurikulum 2013 Revisi 2017. Tersedia Di Https://Scribd. Com. Diakses
Pada Tanggal. http://www. academia.
edu/download/57483723/GAMBARAN_UMUM_K13_REVISI_2017. pdf.
Setiadi, Hari. "Pelaksanaan penilaian pada Kurikulum 2013." Jurnal Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan 20.2 (2016): 166-178.
Vhalery, R., Setyastanto, A. M., & Leksono, A. W. (2022). Kurikulum Merdeka Belajar
Kampus Merdeka: Sebuah Kajian Literatur. Research and Development Journal of
Education, 8(1), 185-201.
Vhalery, Rendika, Albertus Maria Setyastanto, and Ari Wahyu Leksono. "Kurikulum
Merdeka Belajar Kampus Merdeka: Sebuah Kajian Literatur." Research and
Development Journal of Education 8.1 (2022): 185-201.
https://dehasyudhapratama.blogspot.com/2017/02/analisis-kurikulum-2013.html
https://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/kurikulum-merdeka
https://www.amongguru.com/prinsip-pengembangan-ki-kd-dan-indikator-pada-
kurikulum-2013/
https://pgsd.binus.ac.id/2022/04/27/apa-itu-kurikulum-merdeka/
https://www.mediaeducations.com/2022/05/ki-kd-kurikulum-merdeka-capaian.html
12