Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karena pendidikan sangat penting bagi kemampuan suatu bangsa dan negara
untuk berkembang secara benar, maka pendidikan memegang peranan yang sangat
penting dalam proses pertumbuhan bangsa dan negara. Faktor lainnya adalah
pendidikan yang sangat strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia dan
bekerja untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia kesejahtaraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Terlebih lagi dalam pelajaran matematika, karena
salah satu mata pelajaran penting yang diajarkan di sekolah dasar dan lingkungan
pendidikan lainnya dengan tujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
adalah matematika.

Matematika adalah ilmu yang membantu manusia menghadapi berbagai


masalah. Menurut NCTM (2000) Matematika digunakan dalam sains, ilmu-ilmu
sosial, kedokteran, dan perdagangan, matematika juga merupakan dasar dari ilmu-
ilmu lainnya. Karena itu, pemahaman matematika sangat penting karena mendukung
bidang studi lain. Selain itu, matematika mengajarkan keterampilan kosentrasi para
peserta didik dimana kita sadar bahwa metematika tidah sekedar memperkenalkan
ide, kemampuan, dan metode berpikir, serta rumus-rumus yang mengajarkan siswa
cara memecahkan masalah yang disajikan. Oleh karena itu peserta didik tidak hanya
memahami ide tetapi juga peserta didik diharapkan untuk belajar matematika dengan
keterampilan dan imajinasi agar menerapkan dalam menghadapi masalah sehari-hari.

Sebenarnya matematika adalah mata pelajaran yang ditakuti sebagian orang


peserta didik, karena matematika dianggap sulit dengan banyaknya rumus yang
digunakan. Ada banyak faktor yang menyebabkan peserta didik malas belajar
matematika juga dikarenakan situasi belajar yang tidak banyak membantu dan faktor
alasan lainnya adalah belajar matematika peserta didik harus menguasai materi-materi
dasar matematika dengan kuat maka peserta didik tidak akan sulit mengikuti materi-
materi matematika selanjutnya. Karena sebagian besar siswa tidak memiliki dasar
yang kuat dalam matematika. Akibatnya, matematika dianggap sebagai mata
pelajaran yang menantang.

Masalah yang terjadi ini tidak terlepas dari peranan seorang guru. Dalam hal
ini guru memegang peran penting dalam meningkatkan minat belajar peserta didik
terutama dalam pelajaran Matematika. Agar pembelajaran menjadi efektif, siswa
harus antusias belajar dan bersemangat untuk berpartisipasi dalam proses dan guru
harus merencanakan pengalaman belajar yang menarik bagi mereka.

B. Rumusan Masalah
Mengingat konteks sebelumnya, masalah itu di angkat dalam penulisan ini
adalah “Bagaimana Upaya guru dalam meningkatkan minat belajar Matematika di
SD”

C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini “untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata
pelajaran Matematika”.

D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini sangat bermanfaat untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman
langsung tentang cara meningkatkan minat belajar peserta didik pada mata
pelajaran matematika
b. Bagi Siswa
Dengan merancang pembelajaran yang menarik peserta didik dengan mudah
memahami materi-materi yang diberikan juga dapat meningkat minat belajarnya
pada mata pelajaran matematika.
c. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi guru untuk merancang model
pembelajaran yang semenarik mungkin agar peserta didik lebih bersemangat dan
juga lebih meningkat minat belajar terutama dalam pelajaran matematika
BAB 2

LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Guru
Guru adalah profesional terdidik yang tugas utamanya pada peserta didik
pendidikan anak usia dini diajarkan, dibimbing, diarahkan, dilatih, dan dievaluasi
melalui jalur pendidikan formal, dasar, dan menengah.
Guru adalah pemimpin. Sederhananya, Seorang guru adalah seseorang yang
mengajarkan siswa hal-hal baru. Dari perspektif masyarakat, guru adalah individu
yang mengajar di lingkungan tertentu, tidak harus di lembaga pendidikan tetapi bisa
juga di mesjid, rumah dan tempat lainnya.
Siswa akrab dengan kata guru, dan guru akrab dengan siswa, sehingga terjadi
keterpaduan keharmonisan antara siswa dan guru. Guru kini dipandang sebagai sosok
yang dikagumi dan ditiru di samping diharapkan cakap, terampil, berwawasan, dan
kreatif. Mampu membangun citra guru yang positif, mendidik, menginstruksikan,
mengawasi, melatih, mengevaluasi, dan menilai peserta didik sejak usia dini hingga
pendidikan formal, dasar, dan menengah merupakan tanggung jawab guru pendidik
profesional.
2. Tugas Guru
Pendidik adalah model kepemimpinan. Guru adalah seorang arsitek yang dapat
membentuk jiwa dan kepribadian siswa. Kepribadian siswa dapat dibentuk dan
dikembangkan oleh guru Menjadi seseorang yang bermanfaat bagi agamamu,
negaramu, dan dunia. Tanggung jawab pendidik adalah mendidik individu-individu
yang cakap, berakhlak, yang diharapkan dapat mengembangkan dirinya maupun
bangsa dan negara.
a. Guru sebagai pendidik
Tugas seorang pendidik adalah membantu anak didik menjadi anak yang baik
dengan membentuk kepribadiannya, menumbuhkan karakternya, dan
membimbingnya.
b. Guru sebagai pengajar
Mengajar adalah proses memberikan pengetahuan kepada siswa dan mengajar
mereka dalam keterampilan, arahan, membimbing, merancang instruksi, praktek
belajar, dan mengevaluasi kegiatan belajar.
c. Guru sebagai fasilitator
Menjadi fasilitator, Anda membimbing siswa melalui proses pembelajaran,
menyediakan materi pembelajaran, mendorong siswa untuk mengeksplorasi bahan
ajar ketika belajar, dan menggunakan hukuman sebagai sarana pengajaran.
d. Guru sebagai pelayanan
Layanan di sini menawarkan sesuatu yang membuat belajar lebih nyaman bagi
siswa. Layanan tersebut meliputi layanan sumber belajar dan fasilitas belajar yang
disediakan sekolah seperti ruang kelas, meja, kursi, papan tulis, dan alat bantu
mengajar lainnya.
3. Kompetensi Guru
“Pendidikan Guru Berbasis Kompetensi” adalah istilah yang digunakan dalam
pendidikan guru. Ada banyak model klasifikasi untuk kompetensi guru ini. Sepuluh
kompetensi guru yang merupakan profil kemampuan fundamental seorang guru salah
satunya untuk S1.
Sebelum pendidik muncul di depan kelas untuk mengawasi organisasi
pengajaran dan pembelajaran, ia harus terlebih dahulu mendominasi materi apa yang
dapat mendukung pengalaman pendidikan dan pendidikan. Dalam hal ini, istilah
“penguasaan materi” mengacu pada dua jenis penguasaan yang berbeda: penguasaan
konten bidang studi kurikulum sekolah dan pengayaan dan konten pendukung studi.
Guru harus mampu mengelola kelas agar dapat mengajar. khusus menciptakan
kondisi yang menguntungkan untuk proses belajar mengajar yang sedang
berlangsung. Instruktur wajib melakukan segala upaya untuk memperbaiki situasi jika
tidak menguntungkan. Hal ini untuk meningkatkan proses belajar mengajar serta
pengembangan penalaran.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa guru harus memiliki
sejumlah keterampilan untuk memenuhi peran mereka sebagai pendidik, pembimbing,
dan administrator. Dalam pengalaman mendidik dan mendidik, pendidik
membutuhkan kemampuan dasar mendidik. Deskripsi kualitas atau kuantitatif dari
kualifikasi atau kemampuan seseorang adalah apa yang kita maksud ketika kita
berbicara tentang kompetensi.
4. Pengertian Belajar
Belajar adalah komponen penting dari kehidupan manusia karena tidak hanya
melibatkan penguasaan keterampilan atau masalah akademik, tetapi juga
pengembangan kesejahteraan emosional individu, keterampilan sosial, dan
kepribadian. Berikut ini akan diberikan oleh para ahli pembelajaran untuk informasi
tambahan.
Menurut Selameto, belajar adalah proses yang benar-benar baru berdasarkan
bagaimana seorang individu berinteraksi dengan lingkungannya. Belajar adalah
menusuk (berlatih dan sebagainya.) sehingga memperoleh kecerdasan. Belajar juga
dapat diartikan sebagai perubahan yang berlangsung lama dan berasal dari
pengalaman. Pembelajaran adalah proses aktif, yang berarti pembelajar secara aktif
berpartisipasi dalam proses karena mereka mempelajari apa yang mereka pelajari. apa
yang dia lakukan, bagaimana perasaannya, dan bagaimana perasaannya.
Sedangkan Abu Ahmadi dan Widodo Supriyanto mendefinisikan belajar
sebagai “suatu proses perkembangan kehidupan manusia”, Supriyanto berpendapat
bahwa Manusia mengembangkan tingkah lakunya dengan melakukan perubahan
kualitatif individu melalui belajar. Belajar adalah satu-satunya penyebab dari semua
aktivitas dan pencapaian kehidupan. Kami juga bekerja dan menjalani hidup kami
sesuai dengan apa yang telah kami pelajari. Belajar lebih dari sekedar peristiwa.
Belajar adalah proses bukan hasil. Akibatnya, pembelajaran bersifat aktif dan
integratif, melibatkan berbagai tindakan untuk mencapai suatu tujuan.
5. Minat Belajar Matematika
Keinginan, hasrat, atau minat yang kuat terhadap sesuatu disebut sebagai
minat terhadap bahasa. Perasaan tertarik pada sesuatu sering dikaitkan dengan minat.
Kata "minat" sering dikaitkan dengan belajar juga. Makna kepentingan ini ditafsirkan
berbeda-beda oleh para ahli. Menurut Zakiyah Daradzat, kecenderungan jiwa terhadap
minat ke arah yang benar; sesuatu yang berharga bagi seseorang adalah apa yang
memenuhi kebutuhan mereka. Keinginan atau kecenderungan yang kuat disebut
minat.
Minat adalah preferensi dan rasa keterikatan yang tak terucapkan pada hal atau
aktivitas tertentu. Memberi diri Anda hubungan dengan sesuatu di luar diri Anda pada
dasarnya adalah minat. Semakin besar minat, semakin kuat hubungannya. Menurut
Crow and Crow, minat dikaitkan dengan cara bergerak yang membuat orang
berhadapan atau berinteraksi dengan orang, benda, atau aktivitas yang dimotivasi oleh
aktivitas itu sendiri.
Oleh karena itu, siswa dapat menunjukkan ketertarikannya dengan menyatakan
bahwa mereka lebih menyukai hal tertentu dibandingkan dengan yang lain atau
dengan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Minat dipelajari bukan dilahirkan.
Menurut pengertian minat yang telah dikemukakan di atas, minat dapat
dipahami sebagai suatu keinginan atau kecenderungan yang kuat terhadap sesuatu.
Seseorang akan berusaha mengembangkan sesuatu jika mereka memiliki keinginan
yang kuat untuk itu, kecenderungan ke arah itu, atau hasrat untuk itu.
Karena matematika merupakan ilmu yang sangat dekat dengan kehidupan
sehari-hari, maka matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah. Cara terbaik bagi guru untuk menyampaikan isi pembelajaran matematika
secara efektif adalah melalui metode penyampaian yang menekankan pada
penguasaan materi dan keterampilan pemecahan masalah. Tidak cukup hanya dengan
menghafal rumus kemudian menyelesaikan soal menggunakan rumus tersebut melalui
operasi aritmatika dengan angka atau memahami konsep matematika saat belajar
matematika.

B. Upayan Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa


Usaha (kondisi) untuk menyampaikan sesuatu yang dimaksud adalah usaha
guru. Upaya atau metode yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah upaya guru
untuk meningkatkan minat belajar siswanya agar proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan lancar.
Semangat belajar anak di sekolah dapat lebih ditingkatkan lagi dengan
menumbuhkan minatnya di rumah dan di sekolah yang merupakan tanggung jawab
bersama antara orang tua dan guru. Jika anak-anak memiliki keinginan untuk belajar,
kecepatan belajar mereka di rumah dan di sekolah, menghasilkan hasil yang positif.
Dalam kegiatan pembelajaran, minat belajar memegang peranan penting.
Menurut buku Elizabeth B. Huurlock tentang perkembangan anak, minat belajar
merupakan motivator yang kuat untuk belajar. Siswa yang berminat belajar lebih
cenderung berpartisipasi dalam kegiatan belajar dan lebih aktif.
C. Penelitian Yang Relevan
Penelitian ini membahas tentang Inisiatif Guru Ma'had untuk Meningkatkan
Minat Matematika Siswa Pesantren Darul Ikhlash Lidang Panyabungan. Kajian ini
membahas berbagai topik. Kajian ini dilakukan dengan menggunakan data yang sama
dan menangani permasalahan yang berbeda, menunjukkan bahwa tidak berangkat dari
titik nol. Penelitinya sama, tapi persoalannya berbeda dan lokasinya juga berbeda.
Meskipun demikian, penelitian sebelumnya dapat dijadikan sebagai bahan
pembanding dalam penelitian ini dan sangat membantu. Penelitian yang terkait
dengan penelitian yang telah kita lihat sebelumnya dijelaskan pada bagian berikut.
Nim Peprita Safrianti: dengan judul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas XI MAN Panyabung”, 12.310.0227
terbit tahun 2017. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang
kurang berbakat dalam belajar agama Islam sehingga siswa tidak bersemangat
mengikuti pengalaman pendidikan. Adapun banyak siswa yang tidak tanggap dalam
pembelajaran ketika berbicara dengan temannya selama proses berlangsung, dan
ketika ditanya atau diminta maju ke depan banyak siswa memiliki kesan bahwa
mereka tidak mampu menjawab atau menjelaskan jadi kurang pasti.
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metodologi penelitian ini adalah kualitatif yang sepenuhnya bertujuan untuk
memperoleh pemahaman umum tentang realitas sosial melalui persepsi dan
pertemuan. Pemahaman ini akan diperoleh setelah membongkar realitas yang menjadi
titik fokus eksplorasi, khususnya upaya pendidik untuk membangun keunggulan
peserta didik dalam mempelajari ilmu pengetahuan.
menggunakan data kualitatif dalam penelitian (berupa kalimat, data, diagram,
dan gambar). Teknik pemeriksaan subyektif dikenal sebagai strategi lain karena
ketenarannya yang baru, dikenal sebagai strategi postpositivistik karena bergantung
pada cara berpikir postpositivisme. Strategi ini juga disebut teknik imajinatif, karena
siklus ujiannya lebih kreatif.
Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena sosial dari
sudut pandang partisipan. Yang dimaksud dengan “peserta” adalah orang-orang yang
ditanyai, diamati, dan dimintai informasi, pemikiran, dan persepsi. Melalui
penguraian "makna peserta" tentang situasi dan peristiwa dan pemeriksaan berbagai
keterkaitan peserta, pemahaman diperoleh. Pemikiran, perasaan, keyakinan, dan
tindakan partisipan semuanya berkontribusi pada makna partisipan.

B. Lokasi Dan Waktu Pelaksanaan


Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Telaga, Kecamatan Telaga, Kabupaten
Gorontalo. Adapun penulis memilih SDN 1 Telaga . Karena peneliti melihat adanya
masalah di SDN 1 Telaga, Kecamatan, Kabupaten Gorontalo.
Dimulai pada Desember 2022, saat penelitian dilakukan. Waktu digunakan
untuk mengumpulkan data, mengolah data, menganalisis data penelitian, dan menulis
laporan penelitian. Itu adalah penelitian lapangan yang dilakukan untuk penelitian.
Data yang tersedia dan waktu yang tersedia peneliti dipertimbangkan ketika memilih
lokasi penelitian.
C. Sumber Data
Data primer adalah informasi yang dikumpulkan dari lapangan yang menjadi
dasar utama pembahasan proposal ini. Untuk menjadi informasi spesifik yang didapat
dari instruktur sains dan siswa. Data sekunder adalah informasi pendukung yang
dikumpulkan dari guru, kepala sekolah, dan staf sekolah. Mungkin saja data ini resmi;
tujuan dari data resmi ini adalah untuk tujuan administratif; kantor dan pemerintah
mengumpulkan data resmi ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penulis berbicara dengan guru matematika tentang upaya yang dilakukan
untuk membuat siswa tertarik belajar matematika di SDN 1 Telaga dan bertanya
kepada siswa bagaimana menurut mereka belajar matematika. Metode ini digunakan
penulis untuk mendapatkan informasi mengenai unsur-unsur yang mempengaruhi
usaha instruktur dalam membangkitkan minat siswa terhadap matematika dan
bagaimana upaya guru dalam menarik minat siswa terhadap matematika. Wawancara
ini dilakukan dengan bagian tata usaha SDN 1 Telaga, guru, kepala sekolah, dan
pengurus. Panduan wawancara digunakan oleh peneliti dalam kasus ini.
E. Teknik Analisis Data
Editor, data yang dikumpulkan di lapangan ditulis sebagai deskripsi kata yang
sangat komprehensif dan ekstensif. Untuk memberikan gambaran tentang temuan
wawancara dan observasi, data dirangkum dan aspek yang paling relevan dari
masalah ini dipilih.
Deskripsi data, sistematika penggunaan data melalui penalaran induktif dan
deduktif, dan sistematika pembahasan Meringkas deskripsi data dalam beberapa
kalimat dengan makna yang jelas dan ringkas merupakan salah satu cara untuk
menarik kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai