Anda di halaman 1dari 10

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

Mata Kuliah: Dasar-dasar Pendidikan


Dosen : Dr. Riswandi, M.Pd
Prodi : Pendidikan Biologi

NAMA: Nuzila ramadhani


Npm: 2213024044
Kelas: B

1. Sejak manusia lahir secara tidak sadar telah terjadi proses pendidikan, bahkan ketika masih
dalam alam rahim. Hal ini menunjukkan bahwa antara manusia dengan pendidikan tidak
dapat dipisahkan. (20)
a. Apa pengertian pendidikan dan pengajaran, serta perbedaan keduanya?

Pengajaran dan pendidikan merupakan dua perkara penting di dalam membina manusia.
Keduanya memiliki perbedaan,
Pengajaran, yang dalam bahasa Arab adalah ta’lim adalah khusus ditujukan pada akal.
Karena itu, mudah dan lurus ke depan.
Sedangkan pendidikan (tarbiah) adalah pembinaan manusia yang tidak saja melibatkan
perkara fisik dan mental tetapi juga hati dan nafsu. Karena sesungguhnya yang dididik
adalah hati dan nafsu. Karena itu pendidikan lebih rumit dan susah. Maka sebaiknya kedua
hal tersebut harus kita pahami benar dalam membina generasi muda. Keduanya diperlukan
dalam pembinaan pribadi agar pandai, berbakti kepada Tuhan, dan menghormati sesama
manusia. Pengajaran adalah proses belajar atau proses menuntut ilmu. Pengajaran bisa
dilakukan oleh dosen, guru, ustadz yang mengajar atau menyampaikan ilmu kepada murid
yang belajar. Hasilnya murid menjadi pandai, dan berilmu pengetahuan.
Sedangkan pendidikan adalah proses mendidik yang melibatkan penerapan nilai-nilai. Di
dalam pendidikan terdapat proses pemahaman, penghayatan, penjiwaan, dan pengamalan.
Ilmu yang telah diperoleh dipahami dan dihayati hingga tertanam dalam hati dan dapat
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain pendidikan menyangkut tentang
akhlak.
Pendidik sudah pastilah mengajar tapi pengajar belum tentu mendidik.

b. Bagaimana asumsi anda bahwa manusia membutuhkan pendidikan dalam menjalani


hidup. Jelaslah secara rasional.
Setiap manusia membutuhkan pendidikan karena pendidikan sangat penting artinya bagi
perkembangan manusia. Melalui pendidikan, manusia tak hanya mendapatkan pengajaran
keahlian khusus tetapi juga sesuatu yang lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan,
pertimbangan dan kebijaksanaan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat. Maka dari itu dikatakan bahwa kualitas pendidikan
sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dicetaknya. Oleh karena
itu seorang guru harus bisa menerapkan metode yang tepat dalam kegiatan belajar-
mengajar, sesuai dengan karakter para siswanya. Dengan begitu, proses belajar-mengajar
menjadi lebih menyenangkan dan siswa dapat menyerap pelajaran dengan lebih mudah.

2. Dalam proses pendidikan terdapat unsur-unsur (minimal tujuh) yang terlibat sehingga
proses pendidikan dapat berlangsung secara optimal. Jelaskan masing-masing unsur tersebut.
(20)
1.Peserta Didik

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik dalam suatu pendidikan. Karena peserta didik
adalah subjek atau pribadi yang otonom, ingin diakui keberadaannya. Peserta didik selalu
ingin mengembangkan diri secara terus menerus agar bisa memecahkan masalah - masalah
yang dialami sepanjang hidupnya.

Peserta didik merupakan seseorang yang memiliki potensi fisik dan psikis, Peserta didik
sebagai subjek pembelajaran juga merupakan individu aktif dengan berbagai
karakteristiknya, sehingga dalam proses pembelajaran terjadi interaksi timbal balik, baik
antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa. Oleh karena itu, salah satu
dari kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru adalah memahami karakteristik dan
perkembangan kognitif anak didiknya, sehingga tujuan pembelajaran, materi yang
disiapkan, dan metode yang dirancang untuk menyampaikannya benar-benar sesuai dengan
karakteristik siswanya.

2.Pendidik

Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan
sasaran peserta didik. Pendidik bisa berasal dari lingkungan pendidikan yang berbeda,
misalnya lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Oleh karena
itu, seorang pendidik bisa berupa orang tua, guru, pemimpin masyarakat dan lain-lain.
Pendidik juga harus memiliki kewibawaan dan kedewasaan, baik rohani maupun jasmani.

Yang dimaksud adalah kedewasaan rohani yang ditopang kedewasaan jasmani. Kedewasaan
jasmani tercapai bila individu telah mencapai puncak perkembangan jasmani yang optimal.
Kedewasaan rohani tercapai bila individu telah memiliki cita – cita hidup dan pandangan
hidup yang tetap.

3.Interaksi Edukatif

Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antar peserta didik dengan
pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan, dimana ketika proses belajaran diruangan
sedang berlangsung diharapkan antara pendidik dan murid adalah menjadi partner yang
saling berargumen logis guna mendapatkan suasana belajar yang efektif. Ketika pendidik
memberi bahan ajar berupa materi pelajaran dan contoh-contoh. Diharapkan respon yang
baik dari para peserta didik, baik dari persiapan sebelum pembelajaran dimulai maupun
ketika terlaksananya pendidikan tersebut. Saling menghargai juga akan sangat membantu
keberhasilan pembelajaran saat itu, pendidik ingin dihargai dan peserta didik juga ingin
mendapat perlakuan yang santun pula.

4. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan merupakan hal yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran dan tujuan
ke arah mana bimbingan ditujukan. Secara umum tujuan pendidikan bersifat abstrak karena
memuat nilai-nilai yang sifatnya abstrak. Tujuan demikian bersifat umum, ideal dan
kandungannya sangat luas sehingga sulit untuk dilaksanakan di dalam praktek. Sedangkan
pendidikan harus berupa tindakan yang ditujukan kepada peserta didik dalam kondisi
tertentu, tempat tertentu dan waktu tertentu dengan menggunakan alat tertentu. Tujuan
pendidikan juga bertujuan untuk membangkitkan, memicu, dan menyegarkan kembali
materi-materi yang telah dibahas agar peserta didik semakin mantap dalam menguasai
pelajaran tersebut.

5. Materi Pendidikan

Materi pendidikan merupakan bahan ajar dalam suatu pendidikan dan merupakan pengaruh
yang diberikan dalam bimbingan. Dalam Sistem Pendidikan KKNI, perlu disesuaikan antara
standar kompetensi (profil lulusan) dengan Capaian pembelajaran yang diharapkan dari satu
program studi. Capaian pembelajaran dirinci ke dalam capaian pembelajaran sikap,
pengetahuan, keterampilan umum dan keterampilan khusus.

6. Alat dan Metode pendidikan

Alat dan metode pendidikan adalah segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan
sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan merupakan jenisnya sedangkan
metode pendidikan melihat efisiensi dan efektifitasnya. Atau dapat dikatakan bahwa alat
adalah media dan perantara untuk menyampaikan pendidikan sedangkan metode adalah
teknik yang digunakan untuk menyampaikan pendidikan dua hal ini tidak bisa dipisahkan
dalam pendidikan karena merupakan salah satu unsur-unsur pendidikan Contoh alat
pendidikan adalah : komputer, sosial media, buku ajar dan alat peraga. Alat Pendidikan dari
segi bentuknya dapat dibedakan : Perbuatan pendidikan, yakni perlakuan pendidik kepada
peserta didik sehingga tergolong piranti lunak (software), yang berupa arahan (direction)
dan mencegah (preventing). Sedangkan metode pendidikan merupakan cara penyampaian
materi pendidikan dari pendidik. Contoh metode pendidik adalah : ceramah, diskusi,
praktik, bermain peran, pemecahan masalah, inkuiri reflektif, penyampaian cerita, kerja
lapangan.

7. Lingkungan Pendidikan

Lingkungan pendidikan merupakan tempat dimana peristiwa bimbingan atau pendidikan


berlangsung. Lingkungan pendidikan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
praktek pendidikan. Karena lingkungan adalah tempat dimana seseorang belajar dan
berkembang baik secara akademik dan moral baik. Secara umum lingkungan pendidikan
dibagi menjadi tiga yaitu : lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat. Ketiganya sering disebut sebagai tri pusat pendidikan.

Lingkungan Keluarga : Adalah tempat dimana kita pertama memperoleh pendidikan dan
merupakan pendidikan yang paling utama bagi semua orang, karena sebelum mengenal
lingkungan lain yang pertama kali mendidik kita adalah lingkungan keluarga,

Lingkungan Sekolah : Adalah lembaga formal untuk mendidik anak atau individu baik itu
ilmu pengetahuan dan moral, di lingkungan sekolah ini anak akan diberikan seorang
pengajar (guru) yang akan bertugas untuk mengajar dan membimbing peserta didiknya serta
mempersiapkan peserta didiknya menjadi dewasa untuk siap terjun di masyarakat.

Lingkungan Masyarakat : Adalah tempat kita mengimplementasikan segala hal yang kita
dapatkan di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah untuk mempraktekan secara nyata
pendidikan yang telah didapatkan serta melahirkan kreativitas dan inovasi dari dalam diri.

3. Untuk dapat terselenggaranya proses pendidikan dengan optimal maka diperlukan tenaga
pendidik (guru) yang profesional. Guru yang profesional adalah yang menguasai
kompetensinya, dengan itu ia akan dapat menghantarkan peserta didiknya mencapai
kompetensi belajar.(20)
a. Jelaskan kompetensi yang harus dikuasai guru sebagai tenaga pendidik.

1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi dalam mengelola dan memahami peserta
didik dengan menguasai teori-teori tentang pendidikan guna mengembangkan peserta didik
untuk mampu mengaktulisasikan berbagai potensi yang dimiliki peserta didiknya.
kompetensi pedagogik juga merupakan kemampuan menyusun dan mengembangkan rencana
pelaksanaan pembelajaran dengan menguasai teknik-teknik dan metode pembelajaran
berdasarkan landasan kurikulum pendidikan, mampu melaksanakan pembelajaran yang
mendidik dan dialogis dengan memmanfaatkan teknologi pembelajaran dan mampu
membuat evaluasi proses dari hasil pembelajaran.
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan individu atau personal yang mencerminkan
kepribadian yang dewasa, bijaksana, arif, objektif, berwibawa, stabil, konsisten, displin,
jujur, berwawasan luas, bertanggung jawab, berakhlak mulia dan mampu menjadi teladan
bagi peserta didiknya karena guru merupakan role model yang di tiru dan di gugu sebagai
sumber inspirasi positif bagi peserta didiknya. Selain itu kemampuan mengevaluasi diri
sendiri secara objektif dan mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan dalam melakukan komunikasi baik secara lisan,
tulisan, maupun perilaku yang mampu bekerjasama dan beradaptasi dengan peserta didik,
teman sejawat, orang tua peserta didik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan
dan masyarakat yang beranekaragam suku, budaya dan kebiasaan yang berada di sekitar
tempat melaksanakan tugas. Kemampuan komunikasi tersebut dilakukan secara efektif,
ramah, santun, beradab dan berdasarkan norma yang berlaku serta mampu menggunakan
teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional dengan menerapkan prinsip-prinsip
persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan dalam menguasaan materi pembelajaran
yang diampu secara mendalam dan luas. Penguasaan materi tidak hanya sampai penguasaan
materi pelajaran saja, namun juga menguasai materi-materi kurikulum yang berlaku, konsep
dan struktur keilmuan, masalah-masalah pendidikan dan memiliki wawasan yang luas
terhadap materi tersebut dan materi yang relevan.1
Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi
Profesional termasuk kedalam Standar Kompetensi pendidik.

b. Jelaskan pula kompetensi belajar yang harus dikuasai peserta didik setelah proses
pembelajaran?

1. Critical Thinking (Berpikir Kritis)

Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir secara rasional. Dengan kemampuan ini,
saat mendapatkan suatu informasi maka anak tidak akan serta-merta menerimanya begitu
saja, melainkan mempertanyakannya. dulu. Kemampuan ini juga berguna untuk menganalisa
sesuatu dan memecahkan masalah. Di tengah derasnya arus informasi yang ada saat ini,
penting untuk membekali anak dengan kemampuan ini. Namun, critical thinking tidak dapat
terwujud dengan sendirinya dengan instan, melainkan harus terus dibangun dan diasah.
Terdapat beberapa hal dilakukan orang tua untuk membantu menanamkan kemampuan
berpikir kritis pada anak sejak kecil. Contohnya adalah dengan rutin mengajak anak
berdiskusi, memfasilitasi anak untuk berani bertanya, dan memancing anak untuk mencari
jawaban atas pertanyaan mereka.

2. Communication (Kemampuan Berkomunikasi)

Kemampuan ini membahas tentang bagaimana seseorang dapat mengekspresikan apa yang


ada di dalam pikiran secara lisan maupun tulisan dengan efektif. Tujuan utama memiliki
kemampuan berkomunikasi yang baik adalah agar pesan kita bisa diterima dengan baik oleh
penerima pesan dan tidak terjadi salah paham. Dalam berkomunikasi, penting juga bagi anak
untuk memahami situasi sekitar, melalui media apa, dan siapa yang menjadi lawan bicara.
Sebagai orang tua, Anda dapat mulai mengajari anak untuk melakukan komunikasi dengan
baik sejak kecil. Misalnya dengan meminta anak untuk bercerita secara lisan mengenai
pengalaman yang ia alami atau menuliskan apa yang ada di dalam pikirannya mengenai
suatu hal.

3. Collaboration (Berkolaborasi)

Di abad ke-21 ini, sudah bukan waktunya lagi untuk menjadi pemenang seorang diri. Jika
ingin sukses bersama, penting bagi seorang anak untuk dapat berkolaborasi dan bekerja sama

1
Rika Sukmawati, Jurnal Analisa 5 : Analisis kesiapan mahasiswa menjadi calon guru profesional berdasarkan standar
kompetensi pendidik (Tangerang, (1) (2019) 95-102)
dengan orang lain. Dengan berkolaborasi, masing-masing orang bisa mengisi kelebihan dan
kekurangan satu sama lain, sehingga hasil akhirnya pun bisa lebih maksimal. Selain itu,
melalui kolaborasi anak juga dapat belajar lebih bertanggung jawab dengan perannya, saling
berempati, dan menghormati orang lain yang memiliki pendapat berbeda.

4. Creativity (Kreativitas)

Kreativitas diperlukan agar anak dapat berani mencari dan mengungkapkan ide-ide yang ada
di dalam kepalanya. Namun, kemampuan berpikir kreatif tidak hanya terbatas pada
penciptaan barang atau ide baru. Kemampuan ini bisa juga diterapkan untuk
mengembangkan sesuatu yang sudah ada menjadi lebih baik lagi.

4.Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah
landasan serta mengindahkan sejumlah azaz-azaz tertentu. . Jelaskan masing-masing landasan
dan azaz pendidikan untuk di Indonesia. (20)

   LANDASAN PENDIDIKAN
1.     Landasan Filososfis
a.   Pengertian Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat pendidikan,
meyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai,
hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran
filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme,
Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan Ekstensialisme
1.     Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik
(liberal arts) atau bahan ajar esensial. 
2.     Perenialisme
Perensialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran konstan
(perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.
3.     Pragmatisme dan Progresifme
Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai
kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme
yang menentang pendidikan tradisional.
4.     Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan
sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.
b.   Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional
berdasarkan pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI No.
II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh
rakyat indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia,
dan dasar negara Indonesia.
 
2.     Landasan Sosiolagis
a.   Pengertian Landasan Sosiologis
Dasar sosiolagis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik
masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial
dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang
dipelajari oleh sosiolagi  pendidikan meliputi empat bidang:
1.     Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2.     hubunan kemanusiaan.
3.     Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4.     Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah
dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
b.   Masyarakat indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan
Nasional
Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi sistem
pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan
pendidikan semakin meningkat dan komplek.
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan
perkembangan masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan KeBhineka
tunggal Ika-an, baik melalui kegiatan jalur sekolah (umpamanya dengan pelajaran
PPKn, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan muatan lokal), maupun jalur pendidikan luar
sekolah (penataran P4, pemasyarakatan P4 nonpenataran)
3.     Landasan Kultural
a.   Pengertian Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan
dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari
generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara formal maupun
informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai denga
perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan
norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-
pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan
sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan,
utamanya sekolah dan keluarga.
b.   Kebudayaan sebagai Landasan Sistem Pendidkan Nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu melalui
upaya pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat dan bangsa
Indonesia. Hal ini harsulah dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan
persatuan bangsa dan negara indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.
4.     Landasan Psikologis
a.   Pengertian Landasan Filosofis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak.
Pemahaman etrhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek
kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil
kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang
pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap
peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu
berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan
garis-garis besar pengajaran serta tingkat kerincian bahan belajar yang digariskan.
b.   Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal dasar untuk
memahami peserta didik dan menemukan keputusan dan atau tindakan yang tepat
dalam membantu proses tumbuh kembang itu secara efektif dan efisien.
5.     Landasan Ilmiah dan Teknologis
a.   Pengertian Landasan IPTEK
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk
mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke  dalam penyelenggaraan
pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan
haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan
demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut
menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya
pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan
iptek tersebut.
b.   Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan
yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga
pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan
mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar sejogjanya hasil perkembangan
iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara
memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat
B.    ASAS-ASAS POKOK PENDIDIKAN
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusu s di
Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan
melaksanakan pendidikan itu. Diantara  asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani,
Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan asas Kemandirian dalam belajar.
1.     Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among perguruan.
Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh Drs.
R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung
Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat)
Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)
2.     Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain
terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat meracang
dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan
horisontal.
Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar
tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan.
Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di
sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
3.     Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam
belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu suiap untuk ulur
tangan bila diperlukan.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalamperan utama
sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan peluang dalam
melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif)
5.Anda sebagai seorang guru Biologi yang akan mengajar dan mendidik siswa. Bagaimana
anda mengaplikasikan “wujud sifat manusia” dalam proses pendidikan dan pengajaran yang
terdiri dari; (20)
a. Kemampuan menyadari diri
Dalam pendidikan dan pengajaran seorang guru harus dapat membedakan dirinya dengan
manusia lain (pada siswa/siswi nya) sorang guru tidak boleh menganggap “aku sebagai
obyek yang memanipulasikan lingkungan untuk aku” sebab itu akan menimbulkan sifat
egoisme
b. Kemampuan bereksistensi
Kemampuan ini perlu dibina melalui pendidikan. Para siswa harus diajarkan agar belajar
dari pengalamannya untuk mengantisipasi suatu keadaan dan peristiwa dan belajar
melihat prospek masa depan dari sesuatu, serta mengembangkan daya imajinasi kreatif
sejak dini (kanak-kanak). Karena kemampuan bereksistensi yang dimiliki oleh manusia
tentu saja terdapat unsur kebebasan pada manusia. Jadi, adanya manusia bukan “ber-ada”
seperti hewan di kandang dan tumbuh-tumbuhan di kebun melainkan “meng-ada” di
muka bumi ini
c. Pemilikan kata hati Kata hati
juga mempunyai istilah yaitu: hati nurani, lubuk hati, suara hati, pelita hati dan lain
sebagainya jadi seorang guru harus menggunakan kata hatinya terhadap murid-muridnya
untuk mengetahui baik buruknya perbuatan murid-muridnya dan supaya dapat
menganalisis mana yang benar dan mana yang salah. Guru yang tidak memiliki
pertimbangan dan kemampuan untuk mengambil keputusan baik dan buruk, ataupun
kemampuan dalam mengambil keputusan hanya dari sudut pandang tertentu (misalnya
sudut kepentingan diri) dikatakan bahwa kata hatinya tidak cukup tajam.

d. Moral
Moral adalah perbuatan itu sendiri. Artinya, seseorang yang telah memiliki kata hati
yang tajam belum tentu perbuatannya itu merupakan realisasi dari kata hatinya sendiri.
Jadi seorang guru harus dapat menyeimbangkan kata hatinya dengan moral dan moral
yang sinkron dengan kata hati yang tajam adalah moral yang benar-benar baik bagi
manusia. Begitupun juga halnya dengan hubungan antar guru dan siswa/i nya

e. Kemampuan bertanggung jawab


Seorang guru harus mempunyai rasa tanggung jawab yang besar dikarenakan perbuatan
dilakukan sesuai dengan tuntutan kodrat manusia, guru yang akan bertanggung jawab
atas kesediaan nya mengajar siswa/I nya dan karena tanggung jawab adalah bagian dari
moral menjadi jelas betapa pentingnya pendidikan moral bagi peserta didik baik sebagai
pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Salah satunya moral dalam bertanggung
jawab
f. Rasa kebebasan
Kebebasan di dalam pendidikan merupakan dasar dari pendidikan pembebasan. Rasa
kebebasan dalam pendidikan adalah pendidikan yang mampu menumbuhkan suasana
humanis, dan mampu mengembalikan tujuan pendidikan yaitu sebagai alat untuk
memanusiakan manusia. Para guru dituntut agar siswanya merasa kebebasan dengan cara
mengajar yang mampu membuat susana menjadi meyenangkan bukan menegangkan
g. Kewajiban dan hak
merupakan indicator bahwa manusia sebagai mahluk sosial yaitu adalah bagian dari hal dan
kewajiban Pemenuhan akan hak dan pelaksanaan kewajiban berkaitan erat dengan keadilan,
dapat dikatakan kedilan terwujud bila hak sejalan dengan kewajiban.
h. Kemampuan menghayati kebahagiaan.
Dalam pendidikan mempunyai peranan yang penting sebagai wahana untuk mengantar anak
mencapai kebahagiaan. kebahagian merupakan integrasi atau rentetang dari sejumlah
kesenangan kebahagiaan itu juga didukung oleh aspek nalar dan aspek rasa. Berarti dapat
disimpulkan bahwa kebahagiaan itu rupanya tidak terletak pada keadaannya sendiri secara
faktual. Dan guru dituntut juga agar dapat menghayati kebahagiaan dengan siswa/I nya
dengan tidak berpikiran egois

Good Luck…!!!

Anda mungkin juga menyukai