Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah proses pematangan kualitas hidup melalui proses tersebut diharpan manusia
dapat memahami apa arti dan hakikat hidup, Serta untuk apa dan bagaimana menjalankan tugas
hidup dan kehidupan secara benar. melaui pendidikan manusia menjadi cerdas, memiliki skill, sikap
hidup yang baik sehingga dapat bergaul dimasyarakat dan dapat menolong dirinya sendiri, keluarga
dan masyarakat.
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehiddupan manusia, dimana pun
di dunia terdapat manusia dan disana pula terjadi pendidikan. Walaupun pendidikan merupakan
gejala umum dalam kehidupan masyarakat,namun perbedaan pandangan hidup, perbedaan falsafah
hidup yang dianut oleh masing masing bangsa. Kegiatan pendidikan tidak dapat dilepaskan dari
yang hendak dicapainya.
pendidikan merupakan kegiatan manusia, namun bukan suatu kegiatan yang tanpa batas.banyak
hal hal yang membatasi pelaksanaan pendidikan diantaranya tujuan pendidikan menjadi arah yang
harus dicapai oleh pendidikan.berbicara tentang pendidikan akan berkaitan dengan pandangan
hidup suatu masyarakat,dan nilai nilai yang dianut masyarakat.
Secara umum tujuan pendidikan adalah manusia dewasa, namun esensi atau hakikat mausia
dewasa akan berbeda bagi masyarakat yang satu dengan yang lainnya.misalnya manusia dewasa
bagi orang indonesia akan dikaitkan dengan penghayatan dan pengamalan nilai nilai pancasila.
Tapi bagi orang amerika tidak akan mengenal pancasila, manusia dewasa bagi orang amerika adalah
manusia yang demokratis. Disamping itu tujuan pendidikan,pendidik,anak didik dan lingkungan
pendidikan juga akan membatasi pelaksanaan pendidikan .
Bagi manusia pendidikan merupakan suatu keharusan,karena manusia lahir dalam keadaan
tidak berdaya, ia sangat membutuhkan bantuan dan bimbingan orang lain untuk dapat berdiri sendiri
disamping itu manusia lahir tidak langsung dewasa yang mengidentifikasikan manusia dengan
moral yang berlaku, dan manusia yang bertanggung jawab, manusia sanggup mempertanggung
jawabkan segala konsekuensi dan perbuatannya.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berisi cakupan beberapa pertanyaan yang bersangkutan dengan
pembahasan, rumusan masalah ini diantaranya sebagai berikut :
1. bagaimana keharusan dalam mendidik?
2. Apa saja batas batas kemungkinan mendidik?

C. Tujuan Masalah
Tujuan makalah ini dibuat untuk memperoleh hasil yang didapat dari pembahasan tersebut, tujuan
tersebut meliputi :
1. Untuk mengetahui keharusan dalam mendidik
2. Untuk mengetahui batas batas kemungkinan mendidik
BAB II
KEHARUSAN DAN BATAS BATAS KEMUNGKINAN MENDIDIK

A. Keharusan Mendidik
1. Pengertian pendidik
Sadulloh,(2017:128) pendidik adalah orang dewasa yang membimbing anak agar si anak
tersebut bisa menuju kearah kedewasaan.penddik merupakan orang yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaranya adalah anak didik.
Berdasarkan kutipan diatas bahwa pendidik merupakan pemegang peran yang sangat penting
dan menentukan dalam mencapai tujuan pendidikan.pendidik juga merupakan orang dewasa yang
membimbing anak agar sianak tersebut bisa menuju kearah kedewasaanya.
Ramli,(2015:62) pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan
peserta didik dengan upaya mengembangkan seluruh potensi anak baik kompetensi kognitif,afektif
dan psikomotor.
Berdasarkan kutipan diatas seorang pendidik harus bisa bertanggung jawab serta mampu
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik baik itu potensi kognitif,afektif maupun
pisikomotornya.
Yunus, (2010:30) pendidik merupakan semua usaha atau perbuatan orang dewasa untuk
melimpahkan pengetahuannya,pengalamannya,kecakapan dan keterampilannya kepada anak untuk
mencapai atau memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani maupun rohani.
Berdasarkan kutipan diatas seorang pendidik harus mempunyai aspek kognitif,psikomotor dan
afektif yang baik untuk melimpahkan pengetahuanya kepada peserta didik sehingga dapat
membantu peserta didik untuk mencapai tujuan hidupnya.
Jadi pendidik memiliki peran yang menentukan sebab bisa dikatakan pendidik merupakan
kunci utama terhadap kesuksesan pendidikan,untuk itu seorang pendidik harus mempunyai aspek
kognitif,afektif dan psikomotor untuk melimpahkan pengetahuanya kepada peserta didik agar
peserta didik memiliki pengetahuan,kecakapan dan keterampilan dalam mencapai tujuan hidupnya
dan mencapai kedewasaanya.

2. Peranan pendidik
Menurut Walid,M.(2010) ada beberapa peranan pendidik yaitu :
1. Guru sebagai pendidik
Guru adalah pendidik,yang menjadi tokoh,panutan dan identifikasi bagi para peserta
didik dan lingkunganya.oleh karena itu,guru harus memiliki standar kualitas pribadi
tertentu,yang mencakup tanggung jawab, wibawa,mandiri dan disiplin.
Berkaitan dengan tanggung jawab guru harus mengetahui serta memahami
nilai,norma moral dan sosial serta berusaha berperilaku sesuai dengan nilai dan norma
tersebut.guru juga harus bertanggung jawab terhadap segala tindakanya dalam pembelajaran
disekolah dan kehidupan bermasyarkat.
Berkaitan dengan wibawa guru harus memiliki kelebihan dalam meralisasikan nilai
spiritual,emosional,moral,sosial dan intelektual serta memiliki kelebihan dalam pemahaman
ilmu pengetahuan,teknologi dan seni sesuai dengan bidang.
2. Guru sebagai pengajar
Kegiatan belajar mengajar akan dipengaruhi oleh beragam faktor didalamnya, mulai
dari kematangan,motivasi,hubungan antara murid dan guru,tingkat kebebasan, kemampuan
verbal,keterampilan guru dalam berkomunikasi serta rasa aman. Jika faktor-faktor tersebut
dapat dipengaruhi,maka kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik,guru
harus dapat membuat sesuatu hal menjadi jelas bagi murid bahkan terampil dalam
memecahkan masalah.
3. Guru sebagai sumber belajar
Peran guru sebagai sebuah sumber belajar akan sangat berkaitan dengan kemampuan
guru untuk menguasai materi pelajaran yang ada. Sehingga saat siswa bertanya sesuatu
hal,guru dapat dengan sigap dan tanggap menjawab pertanyaan murid dengan menggunakan
bahasa yang lebih di mengerti.
4. Guru sebagai fasilitator
Peran seorang guru sebagai fasilitator adalah dalam memberikan pelayanan agar
murid dapat dengan mudah menerima dan memahami materi-materi pelajaran. Sehingga
nantinya proses pembelajaran akan menjadi lebih efektif dan efisien.
5. Guru sebagai pembimbing
Guru dapat dikatakan sebagai pembimbing perjalanan,yang mana berdasar
pengetahuan serta pengalamannya dan memiliki rasa tanggung jawab dalam kelancaran
perjalanan tersebut. Perjalanan ini tidak hanya soal fisik namun juga perjalanan
mental,kreativitas,moral,emosional, dan spriritual yang lebih kompleks dan dalam.
6. Guru sebagai pengelola
Dalam proses kegiatan belajar mengajar,guru memeiliki peran dalam memegang
kendali atas iklim yang ada di dalam suasanan proses pembelajaran. Dapat diibaratkan jika
guru menjadi nahkoda yang memegang kemudi dan mebawa kapal dalam perjalanan yang
nyaman dan aman. Seorang guru haruslah dapat menciptakan suasana menjadi kondusif dan
nyaman.
7. Guru sebagai pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan,baik
intelektual maupun motorik,sehingga menuntun guru untuk bertindak sebagai pelatih hal ini
lebih ditekankan lagi karena tanpa latihan seorang peserta didik tidak akan mampu
menunjukkan penguasaan kompetensi dasar. Oleh karena itu guru harus berperan sebagai
pelatih yang bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar sesuai
dengan potensi masing-masing.
8. Guru sebagai model dan teladan
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang
menganggap ia sebagai guru. Karena seorang guru harus menjadi teladan bagi muridnya

dan memiliki tanggung jawab dalam mendidik peserta didiknya.


9. Guru sebagai evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks,
karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan,serta variabel lain yang hampir tidak
mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Tidak ada pembelajaran tanpa
penilaian, karena penilaian merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar, atau proses
untuk menetukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik.
3. Peserta didik
Sadulloh,dkk (2017:135 ) istilah peserta didik merupakan sebutan bagi semua orang
yang mengikuti pendidikan dilihat dari tataran makro.dengan istilah peserta didik,
subyeknya sangat beragam tidak terbatas kepada anak yang belum dewasa saja. Peserta
didik adalah siapa saja yang mengikuti proses pendidikan,seperti dijelaskan dalam UU
Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, peserta didik adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur,jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.Perserta didik
merupakan seseorang yang sedang berkembang, memiliki potensi tertentu, dan dengan
bantuan pendidik ia mengembangkan potensinya tersebut secara optimal. Umtuk
mengetahui siapa peserta didik perlu dipahami bahwa, ia sebagai manusia yang sedang
berkembang menuju kearah kedewasaan memiliki beberapa karakteristik.
Dari kutipan diatas dijelaskan bahwa peserta didik adalah semua orang yang
mengikuti pendidikan,istiah peserta didik sangat beragam tidak terbatas kepada anak yang
belum dewasa saja. Dari mulai bayi sampai kepada kakek kakek bisa menjadi peserta didik.
Perserta didik yaitu anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya.

4. Keharusan dalam mendidik


Setiap orang pernah mendengar perkataan mendidik dan setiap kita pada waktu kecil
pernah mengalami pendidikan.Tetapi tidak setiap orang mengerti daalam arti apa
sebenarnya mendidik dan pendidikan ataupun menjalankan pendidikan sebagaimana
mestinya. Di bawah ini, kita membicarakan masalah mendidik dan pokok-pokok pikiran
tentang pendidikan baik sebagai orang tua, tenaga pendidikan,maupun sebagai guru yang
pekerjaannya bukan saja mengajar tetapi juga mendidik dalam arti yang sebaik-
baiknya,tetapi pekerjaan mendidik memerlukan tanggung jawab lebih besar karena
mendidik ialah membimbing pertumbuhan anak jasmani dan rohani dengan sengaja bukan
saja untuk kepentingan pengajaran sekarang melainkan utamanya untuk kehidupan
seterusnya dimasa depan. Jadi,mendidik itu seakan-akan pendidik akan ikut menentukan
masa depan sang anak dalam jangka panjang sehingga pendidik tidak boleh membuat
kesalahan-kesalahan.Pendidikan mencakup mendidik dan mengajar dalam bentuk mikro di
lingkungan interaksi tatap muka tertentu antara orang-orang yang mempunyai kualitas relasi
pribadi atau sekurangnya mengenal satu sama lain maupun dalam bentuk makro antara
pendididk dan peserta didik dalam jumlah besar. Pedagogik atau ilmu menddidik adalah
ilmu atau teori yang sistematis tentang pendidikan yang sebenarnya bagi anak atau untuk
anak sampai ia mncapai kedewasaan.
Suardi (1984:54) Mendidik adalah usaha untuk mengantarkan anak didik kearah
kedewasaan untuk mengajak,memotivasi,mendukung,membantu,menginspirasi orang lain untuk
melakukan tindakan positif yang bermanfaat bagi dirinya.Pada dasarnya mendidik berkaitan erat
dengan moral dan kepribadian. Apabila ditinjau dari segi proses, maka mendidik berhubungan
dengan memberikan motivasi untuk belajar dan mengikuti ketentuan atau tata tertib yang telah
menjadi kesepakatan bersama.
keharusan mendidk anak yaitu pendidik harus membantu peserta didik dalam melakukan
sesuatu dan peserta didik harus bekerja sendiri, mendidik juga harus menyediakan situasi yang baik
dalam pendidikan, adapun beberapa keharusan dalam mendidik yaitu :
a. Mendidik itu membantu
Mendidik berarti menuntun agar anak dapat melakuan sesuatu atau mengerti sesuatu,karena
itu ia harus bekerja sendiri,peserta didik harus aktif sedangakan pendidik tidak boleh terlalu aktif
sehingga mendesak keaktifan murid atau anak didik supaya peserta didik dapat meningkatkan
kognitif,afektif,dan psikomotor.
Berdasarkan kutipan di atas bahwa mendidik itu harus membantu agar mengantarkan
peserta didik ke arah kedewasaanya baik secara jasmani atau rohani ataupun pembinaan secara
personal,sikap mental dan ahla peserta didik
b. Mendidik itu menyediakan situasi yang baik
Mendidik tidak selalu langsung tetapi menyediakan tempat dan suasana yang baik,
pendidik berkewajiban menyediakan situasi dan kondisi yang paling baik agar peserta didik dapat
mencari sendiri yang ia perlukan, ia akan berkembang dengan baik pada situasi yang baik.
Menyediakan situasi yang baik bukan saja mengenal lingkungan alam maupun kebendaan.
Menyediakan lingkungan yang baik berarti memberikan suasana pergaulan yang baik. Anak banyak
mengambil contoh dari lingkungan hidup, dan lingkungan yang baik
c. Mendidik mengikuti irama anak
Tiap anak berkembang dalam suatu cara tersendiri ada anak yang lambat adapula yang
cepat,irama atau tempo ini tidak bisa dipaksakan dipercepat, tiap anak dikaruniai dengan
kemungkinan kemungkinan pada dirinya untuk berkembang.oleh karena itu untuk dapat membantu
peserta didik untuk berkembang.
d. Mendidik adalah mengembangkan semua potensi
Potensi adalah bekal yang didapat manusia untuk hidup.karena pada dasarnya potensi itu
tersembunyi dan baru tampak kemudian setelah pendidik mengasah potensinya untuk berkembang.
Pendidikan yang baik ialah pendidikan yang memberikan kemungkinan berkembangnya segala
potensi.kita akan melihat potensi anak dalam keseluruhan.
e. Mendidik selalu bertujuan
Suatu usaha pendidikan selalu bertujuan,kalau tidak bertujuan maka itu bukan mendidik
tetapi bergaul saja.mendidik selalu mengandung tujuan baik tujuan dekat maupun tujuan jauh.
f. Mendidik berarti berkomunikasi
Kalau orag tua atau pendidk menghendaki anak mencapai suatu kepandaian tertentu maka
kita akan berkomunikasi dengan anak. berkomunikasi berarti bercakap cakap antara anak dan
pendidik dengan hubungan timbal balik.dengan kata lain mendidik berarti harus memberikan
kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pendapatnya sendiri,mencoba kepandaian sendiri`

Selain keharusan mendidik adapula metode mendidik anak yaitu :

Pada umunya orang tua lebih mengenal dan memperdalam tentang konsep mendidik anak
dalam versi barat, sehingga mereka menggangap konsep barat lah yang lebih baik dan lebih
utama. Padahal islam sendiri telah mengedepankan pengembangan potensi potensi anak melalui
cara cara yang digunakan dalam proses pendidikan. Dalam proses mendidik anak metode
mempunyai peranan yang penting yang berfungsi mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
Berdasarkan hal ini orang tua sebagai orang pertama yang memberikan pendidikan kepada anak
harus memiliki sikap kehati hatian dalam menenukan metode,tujuan pendidikan tidak akan
tercapai.berikut ini metode metode yang digunakan untuk mendidik anak yaitu :

a. Mendidik melalui keteladanan

Siregar (2016: 111-112) Konsep keteladanan dalam sebuah pendidikan sangatlah penting
dan bisa berpengaruh terhadap proses pendidikan,khususnya dalam membetuk aspek moralitas,
spiritual dan etos sosial anak.pentingnya keteladanan dalam mendidik anak menjadi pesan kuat
sebab keteladanan adalah sarana penting dalam pembentukan karakter seseorang.satu kali perbuatan
yang dicontohkan lebih baik dari seribu kata yang diucapkan karena anak anak akan mudah meniru
apapun yang dilihatnya.

Berdasaran kutipan diatas bahwa keteladanan dalam mendidik anak sangatlah penting,
apalagi kita sebagai orang tua ataupun pendidik harus menjadi contoh atau panutan bagi anak
dalam semua aspek agar mereka dapat mencapai tujuan dan kedewasaanya.

b. Mendidik anak melaui perhatian

Siregar (2016: 112-113) Anak anak mengalami beberapa fase untuk menjadi manusia
dewasa,anak memerlukan perhatian khusus dalam masalah emosi. Hal ini sangat beralasan karena
gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang terjadi pada siapapun,termasuk pada anak
anak yang dapat mengalami stress.pada situasi seperti ini peranan dan bimbingan perhatian orang
tua atau pendidik menjadi hal yang mutlak.

Berdasarkan kutipan diatas bahwa peranan,bimbingan dan perhatian sangatlah penting bagi
orang tua maupun pendidik karena dengan begitu anak merasa di perhatikan dan diberikan rasa
kenyamanan dalam proses mendidik

c. Mendidik anak melalui kasih sayang

Siregar (2016: 113-114) Kasih sayang merupakan hal yang utama yang bisa menimbulkan
rasa kerja sama diantara anak dan orang tua maupun pendidik wajib menanamkan kasih
sayang,ketentramaan dan keteangan di dalam proses mendidik sehingga anak akan merasa nyaman
serta dalam proses mendidik nya pun akan mudah dan si anak akan menunjukan respon yang positif

Berdasarkan kutipan diatas bahwa dalam proses mendidik orang tua maupun pendidik harus
menamkan kasih sayang kepada anak agar anak merasa nyaman dan dalam proses mendidik nya
pun anak akan mudah menunjukan respon yang positif dan dapat mudah mendidiknya

d. Mendidik anak dengan menasehati


Siregar (2016: 114-115) Metode mendidik anak anak dengan cara menasehati dan
memberikan petuah juga termasuk salah satu cara untuk membentuk karakter seorang anak baik
dari segi emosinal dan sosial.apalagi disaat anak sedang masa masa perkembangan. Pada saat inilah
orang tua ataupun pendidik dapat menasehati dengan memberikan pemahaman keimanan dan
akhlaq serta lain lainnya.
Berdasarkan kutipan diatas bahwa mendidik anak harus dengan menasehati anak agar anak
tidak keluar dari jalurnya serta cara mendidik dengan menasehati ini salah satu cara agar dapat
membentuk karakter seorang anak yang sedang dalam masa perkembangan secara emosianl dan
sosialnya

e. Mendidik melalui pembiasaan


Siregar (2016: 115-116) Orang tua atapun pendidik wajib memberikan keteladanan yang
baik,namun juga harus disertai dengan adanya pembiasaan yang harus dilakukan sebagai cara
mengaplikasikan suatu pengajaran yang sudah dilakukan. Mendidik melalui pembiasaan dapat
diaplikasikan orang tua maupun pendidik secara langsung tanpa memberikan teori yang bertele-tele.
Karena konsep kebiasaan sebenarnya anak sudah bisa mengaplikasikan ajaran yang ditanamkan
oleh orang tua maupun pendidik karena segala konsep akan bisa diamalkan dengan baik jika sejak
dini anak sudah dibiasakan dengan mengamalkan segala ajaran yang sudah ditanam. Metode
pembiasaan merupakn prinsip utama dalam pendidikan dan merupakan metode paling efektif dalam
pembentukan kebaikan dan karakter anak, dngan demikian pembiasaan yang dilakukan sejak dini
pada anak-anak akan berdampak besar terhadap kepribadian atau akhlaqnya ketika mereka dewasa.
Sebab pembiasaan yang telah dilakukan sejak kecil akan melekat kuat di ingatan dan menjadi
kebiasaan yang tidak dapat dirubah.
f. Mendidik melalui cerita
Siregar (2016: 116-117) Bercerita merupakan salah satu cara yang baik sekali untuk berbagi
pengalaman imajinatif dengan anak-anak dan memperluas cakrawala mereka,dengan mendongeng
dapat dijadikan ajang tempat untuk menanamkan nilai moral mengenalkan cara berdemokrasi. Serta
orang tua atau pendidik bisa mengenalkan anak pola bahasa,mengembangkan pembendaharaan
kata,mendorong seni mendengar dan imajinasi. Cerita atau dongengpun merupakan media yang
efektif untuk menanamkan berbagai nilai etika pada anak.
g. Mendidik melalui penghargaan dan hukuman
Siregar (2016: 117-118) Orang ataupun pendidik disarankan menggunakan metode tersebut
sebagai alternatif dalam mendidik anak, reward (penghargaan) dapat diterapkan dalam mendidik
anak agar anak tersebut dapat termotivasi. Adapun beberapa teknik penggunaan reward yaitu:
1. Dengan ungkapan kata (pujian)
2. Dengan memberikan suatu materi
3. Dengan memeberikan senyuman atau tepukan
Metode selanjutnya adalah hukuman yaitu jika seorang anak tidak mentaati apa yang harus
dilakukannya, tetapi tidak dengan melakukan kekerasan melainkan pemberian hukuman harus tetap
dalam jalinan cinta dan kasih sayang serta harus menimbulkan penyesalan dan efek jera.
h. Mendidik melalui bermain
Siregar (2016: 118-119) Dunia anak adalah dunia bermain, ungkapan ini menunjukkan
bahwa bermain dapat dijadikan salah satu metode dalam mendidik anak. Ditambah lagi
bagi anak-anak kecil,merupakan bagian yang hakiki bagi proses pembelajaran. Ada 3 jenis
kegiatan bermain yang mendukung pembelajaran anak, yaitu bermain fungsional atau
sensorimotor, bermain peran dan bermain kontruktif. Dalam metode ini di butuhkan peran
pendidik atau orang tua dalam mendampingi anak-anaknya, berperan dalam mengawasi
atau ikut serta dalam bermain

g. Batas Batas Kemungkinan Mendidik


Tatang,S (2010) Manusia perlu dididik, implikasinya setiap orang harus melaksanakan
pendidikan dan mendidik diri. Bagi manusia, kegiatan mengetahui merupakan kegiatan yang secara
hakiki melekat pada cara beradanya sebagai manusia. Istilahnya dalam filsafat ilmu “knowing is a
mode of being”. Secara kodrati manusia memiliki hasrat untuk mengetahui.
Dalam arti sempit pengetahuan hanya dimiliki makhluk yang bernama manusia memang ada
yang berpendapat berdasarkan instingnya, binatang memiliki `pengetahuan`. Misalnya, setiap
binatang tahu akan ada bahaya yang mengancam dirinya atau ada makanan yang bisa disantap.
Manusia tidak dapat hidup berdasarkan instingnya saja, walau kadang-kadang juga ada
manusia yang memiliki insting yang kuat. Manusia memiliki pengetahuan yang didasarkan atas
insting sangat terbatas. Jika kita mngacu kepada uraian terdahulu tentang sosok manusia dalam
berbagai dimensinya, ada 5 asas antropologis yang mendasari kesimpulan bahwa manusia mungkin
dididik atau dapat dididik, yaitu:
1. Potensialitas
Pendidikan bertujuan agar seseorang menjadi manusia ideal. Sosok manusia ideal
tersebut antara lain adalah manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,
bermoral atau berakhlak mulia, cerdas, berperasaan, berkemauan, mampu berkarya,dst.
Di pihak lain, manusia memiliki berbagai potensi, yaitu: potensi untuk beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME, potensi untuk mampu berbuat baik, potensi cipta, rasa,
karsa, dan potensi karya. Sebab itu, manusia akan dapat dididik karena ia memiliki
potensi untuk menjadi manusia ideal.
2. Dinamika
Ditinjau dari sudut pendidik, pendidik diupayakan dalam rangka membantu manusia
(peserta didik) agar menjadi manusia ideal. Di pihak lain, manusia itu sendiri (peserta
didik) memiliki dinamika u tuk menjadi manusia ideal. Manusia selalu aktif baik dalam
aspek pisiologik maupun spiritualnya. Ia selalu menginginkan dan mengejar segala hal
yang lebih dari apa yang telah ada atau yang telah dicapainya. Ia berupaya untuk
mengaktualisasikan diri agar menjadi manusia ideal, baik dalam rangka interaksi atau
komunikasinya secara horizontal maupun vertikal. Karena itu dinamika manusia
mengimplikasikan bahwa ia akan dapat dididik.
3. Individualitas
Praktik pendidikan merupakan upaya membantu manusia(perserta didik) yang antara
lain diarahkan agar ia mampu menjadi dirinya sendiri. Dipihak lain, manusia (peserta
didik) adalah individu yang memiliki ke diri sendirian (sebyektivitas) bebas dan aktif
berupaya untuk menjadi dirinya sendiri. Sebab itu, individualitas mengimplikasikan
bahwa manusia akan dapat dididik.
4. Sosialitas
Pendidikan berlangsung dalam pergaulan (interaksi/komnikasi) antar sesama manusia
(pendidik dan peserta didik). Melalui pergaulan tersebut pengaruh pendidikan
disampaikan pendidik dan diterima peserta didik. Hakikatnya manusia adalah makhluk
sosial, ia hidup bersama dengan sesamanya. Di alam kehidupan bersama dengan
sesamanya ini akan terjadi hubungan pengaruh timbal balik dimana setiap individu akan
menerima pengaruh dari individu yang lainnya. Sebab itu, sosialitas mengimpilikasikan
bahwa manusia akan dapat dididik.
5. Moralitas
Pendidikan bersifat normatif, artinya dilaksanakan sistem norma dan nilai tertentu.
Disamping itu, pendidikan bertujuan agar manusia berakhlak mulia agar manusia
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang bersumber dari agama,
masyarakat dan budayanya. Dipihak lain, manusia berdimensi moralitas, manusia
mampu membedakan yang baik dan yang jahat. Sebab itu, dimensi moralitas
mengimplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Pendidik adalah orang dewasa yang membimbing anak agar si anak tersebut bisa menuju
kearah kedewasaan.penddik merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pendidikan dengan sasaranya adalah anak didik.
Perserta didik merupakan seseorang yang sedang berkembang, memiliki potensi tertentu,
dan dengan bantuan pendidik ia mengembangkan potensinya tersebut secara optimal. Umtuk
mengetahui siapa peserta didik perlu dipahami bahwa, ia sebagai manusia yang sedang berkembang
menuju kearah kedewasaan memiliki beberapa karakteristik
Mendidik adalah usaha untuk mengantarkan anak didik kearah kedewasaan untuk
mengajak,memotivasi,mendukung,membantu,menginspirasi orang lain untuk melakukan tindakan
positif yang bermanfaat bagi dirinya.Pada dasarnya mendidik berkaitan erat dengan moral dan
kepribadian. Apabila ditinjau dari segi proses, maka mendidik berhubungan dengan memberikan
motivasi untuk belajar dan mengikuti ketentuan atau tata tertib yang telah menjadi kesepakatan
bersama.

B. Saran
Bagi pembaca khusunya mahasiswa yang nantinya akan menjadi seorang
pendidik,diharapkan agar memahami keharusan dan batas batas kemungkinan mendidi.sebab ini
sangat penting untuk tercapainya proses pendidikan.
Daftar Pustaka

Sadulloh, U, (2017). Pedagogik (ilmu mendidik).Bandung : Alfabeta.


Suardi, E, (1984). Pedagogik 1&2. Bandung : Angkasa
Siregar, F, (2016). Forum pedagogik Vol. 08 No 02 Juli 2016 : metode mendidik
Anak dalam pandangan islam. Diakses dari
http://jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/index.php/jp/article/view/577/516.
Pada 23 november 2018 pukul 20.00 WIB.
Walid, M, (2010).jurnal falasifa. Vol. 1 No. 1 maret 2010 : kompetensi dan
Peranan guru dalam pembelajaran. Diakses dari
http://jurnalfalasifa.files.wordpress.com. Pada 23 november 2018 pukul
20.00 WIB.
Tatang, S, (2010), landasan pendidikan,manusia dan pendidika.diakses dari

https://www.google.co.id/url?q=http://file.upi.edu//Direktori/DUAL-
MODES /LANDASASAN_PENDIDIKAN/BBM_1.pdf.

Anda mungkin juga menyukai