Anda di halaman 1dari 11

Nama : Ahmad Mughni Azh Zhahir

Elma Pasera
Mirnawati
Tema : Guru dan tugas tugasnya

Sebagai guru pastinya akan berusaha agar apa yang diajarkan dapat dimengerti dan dipahami
melalui berbagai cara, strategi, metode dan semua itu betujuan untuk mencapai tujuan yang
telah diprogramkan sebelum berlangsungnya pembelajarann.
Sebagaimana diketahui tugas guru dalam proses belajar adalah membentuk prilaku anak yang
bertakwa kepada Allah SWT, mengajarkan pengetahuan serta mengembangkan kepribadian
anak. Dari uraian uraian tersebut maka akan dijelaskan berbagai tugas guru sebagai berikut:

1. Membentuk Prilaku anak yang bertakwa kepada Allah SWT.


Membentuk prilaku yang bertakwa kepada Allah SWT diperlukan adanya bimbingan dari
guru untuk mengarahkan manusia kepada jalan Allah SWT, sebab dalam pendidikan
mencakup semua aspek kehidupan dunia dan akhirat, sebagaimana sabda Nabi Muhammad
SAW “setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah kedua orang tuanyalah yang
membuatnya menjadi seorang Yahudi seorang Nasrani maupun seorang Majusi.”
Berdasarkan hadist di atas dalam pembentukan watak anak menjadi manusia yang beriman,
peran guru selaku orang tua kedua setelah orang tua anak dirumah, peran guru sangat
dibutuhkan agar manusia dapat bermasyarakat, mempunyai tata karma dalam sikap dan
tingkah laku sesuai dengan ajaran Islam. Islam mengajarkan tentang penetahuan agama serta
memberikan pengetahuan umum.
Proses pendidikan hanya berjalan dengan baik apabila lingkungan yang diciptakan oleh guru
mempunyai sifat yang utuh, sehat dan seimbang, dan yang paling penting ialah lingkungan
sekeliling anak akan mempengaruhi terhadap perkembangan anak.

2. Mengajarkan pengetahuan
Tugas guru selanjutnya adalah mengajarkan ilmu pengetahuan bagi anak. Ilmu pengetahuan
sangatlah diperlukan karena dengan adanya ilmu dan keterampilan anak akan mudah hidup
mandiri dan mampu membangun diri sendiri, karena zaman sekarang sangat diperlukan
keterampilan untuk menyonsong masa depan yang lebih baik. Seperti yang diungkapkan oleh
Ahmad Sabri “mengajar adalah meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi”
Keberhasilan anak didik merupakan objek atau sasaran yang paling utama bagi guru dalam
proses pembelajaran selain dari pada tugas orang tua dirumah sebagai lembaga pendidikan
yang pertama. Keberhasilan suatu pembelajaran yang hakiki tidak hanya terkait dengan ilmu
pengetahuan yang bersifat duniawi akan tetapi harus adanya keterpaduan antara pengetahuan
umum dan pengetahuan agama , yang tujuannya tidak lain agar pengamalan ilmu tersebut
dapat mensejahterakan masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain guru tidak hanya
mengharapkan upah bulanan dari pemerintah akan tetapi harus adanya kesadaran bahwa
mengajar ilmu pengetahuan itu merupakan tugas yang mulia dari Allah SWT.

3. Mengembangkan kepribadian anak


Didalam kehidupan proses interaksi tidak bisa terlepas dari setiap individu anak didik, itu
artinya anak akan bergaul dengan orang lain. Hal ini kita jumpai dalam kehidupan
bermasyarakat yang tentunya pasti adanya perbedaan dari sisi sifat, kemauan, serta keinginan
yang berbeda antara yang satu dengan yang lain yang kemauannya itu merupakan
implementasi dari apa yang dinamakan kepribadian bagi setiap individu peserta didik. Secara
teoritis setiap manusia dibekali dengan akal dan nafsu jadi tugas guru menurut hemat penulis
salah satunya adalah mendorong dan mengembangkan serta membimbing peserta ddik kearah
yang positif (kepribadian yang baik.)
Peran guru dalam mendidik anak dilakukan secara bertahap sesuai dengan tingkat dan usia
anak, peranan guru pada anak dilaksnakan secara lisan maupun dengan contoh dengan tujuan
untuk membentuk dan membina prilaku anak agar memiliki kebiasaan baik dalam kehidupan
sehari-hari.
Peran guru yang paling dominan dalam proses belajar mengajar dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:

A. Peran guru secara psikologis


Berbicara mengenai pembinaan sikap mental anak, maka bahasan tersebut memasuki ranah
psikologis, guru profesiomal dituntut untuk dapat berbuat banyak hal berkaitan dengan
pendidikan selain mengajar guru juga melakukan pendidikan, pembinaan terhadap anak
didiknya. Maka tidak salah jika guru berperan sebagai psikolog bagi anak didiknya. Peran
guru secara psikologis, karena guru dipandang sebagai berikut:

1. Ahli psikologis pendidikan yaitu petugas dalam bidang pendidikan, yang melaksanakan
tugas-tugasnya atas dasar prinsip psikologi
2. Seniman dalam hubungan antara manusia (artist in human relation) yaitu orang yang
membuat hubungan antar manusia untuk tujuan tetentu, dengan menggunakan teknik tertentu,
khususnya dalam kegiatan pendidikan.
3. Pembentuk kelompok sebagai jalan atau jalan pendidikan.
4. Catalytic, yaitu orang yang mempunyai pengaruh dalam menimbulkan pembaharuan sering
pula peranan ini disebut sebagai inovator (pembaharu).
5. Petugas kesehatan mental (mental hygiene worker) yang bertanggung jawab terhadap
pembinaan kesehatan mental khususnya kesehatan mental siswa.
Perbedaan karakter yang dimiliki masing-masing anak menjadikan guru sebagai pendidik
harus mampu memahami perbedaan setiap individu murid.
Peran guru secara psikologis juga harus dapat membimbing, anak didiknya atas kelancaran
proses pembentukan jati diri. Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada murid agar
mereka mampu menemukan masalahnya sendiri, mengenal diri sendiri dan menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.[5] Anak didik membutuhkan bantuan guru dalam mengatasi
kesulitan-kesulitan pribadi, kesulitan pendidikan, kesulitan dalam hubungan sosial dan lain-
lain. Oleh karenanya guru perlu memahami dengan baik tentang teknik bimbingan kelompok,
penyuluhan individual, teknik evaluasi, psikologi kepribadian, psikologi belajar sehingga
dapat dipahami bahwa pembimbing yang terdekat dengan anak didik adalah guru. Sebagai
pembimbing dalam belajar guru diharapkan mampu untuk:

1. Mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individu maupun kelompok.
2. Memberikan penerangan kepada siswa mengenai hal-hal yang diperlukan dalam proses
belajar.
3. Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan
kemampuan pribadinya.
4. Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya.
5. menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukannya.
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa peran guru secara psikologis memang
mutlak adamnya karena yang dihadapi guru adalah makhluk sosial dengan berbagai
permasalahan yang muncul, serta tantangan hidup yang dihadapi anak semakin kompleks.

B. Peran guru sebagai Pembina


Peran guru sebagai Pembina pada dasarnya adalah peran guru dalam upaya membantu anak
agar dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya melalui hubungan
interpersonal yang akrab dan saling percaya. Salah satu peran yang dijalankan oleh guru
sebagai Pembina dan untuk menjadi pembimbing yang baik guru harus memiliki pemahaman
tentang anak yang sedang dibinanya.
Guru berusaha membina anak agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya,
membina anak agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas perkembangan mereka,
sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang
mandiri dan produktif.
Agar guru dapat mengoptimalkan perannya sebagai Pembina, berikut ini beberapa hal yang
perlu dipehatikan:
1. Guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Misalnya
pemahaman tentang gaya dan kebiasaan belajar serta pemahaman tentang potensi dan bakat
yang yang dimiliki anak, dan latar belakang kehidupannya.
2. Guru dapat memperlakukan anak sebagai individu yang unik dan memberikan kesempatan
kepada anak untuk belajar sesuai dengan keunikan yang dimilikinya.
3. Guru dapat menjalin hubungan yang akrab, penuh kehangatan dan saling percaya,
termasuk didalamnya berusaha menjaga kerahasiaan data anak yang dibimbingnya, apabila
data itu bersifat pribadi.
4. Guru senantiasa memberikan kesempatan kepada anak untuk mengkonsultasikan berbagai
kesulitan yang dihadapi siswanya, baik ketika berada di dalam kelas maupun di luar kelas.
5. Guru sebaiknya memahami prinsip-prinsip umum konseling dan menguasai teknik-teknik
dasar konseling untuk kepentingan pembimbingan anak, khususnya ketika anak mengalami
kesulitan-kesulitan tertentu dalam belajarnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran guru sebagai Pembina adalah
menjaga, mengarahkan, dan membimbing agar anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan
potensi, minat dan bakatnya.

C. Peran guru secara pribadi

Sebagai guru yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang
mencerminkan seorang pendidik. Tuntutan akan kepribadian sebagai pendidik kadang-
kadang dirasakan lebih berat dibandingkan profesi lainnya.
Ujian berat bagi guru dalam hal kepribadian ini adalah “rangsangan yang memancing emosi.
Kestabilan emosi amat diperlukan namun tidak semua orang mampu menahan emosi
terhadap rangsangan yang menyinggung perasaan, dan memang diakui bahwa setiap orang
mempunyai tempramen yang berbeda.” Guru yang mudah marah akan membuat peserta didik
takut, dan ketakutan mengakibatkan kurangnya minat untuk mengikuti pembelajaran serta
rendahnya konsentrasi, karena ketakutan mengakibatkan kekuatiran untuk dimarahi dan hal
ini membelokkan konsentrasi peserta didik.
Kematangan emosi guru akan berkembang sejalan dengan pengalaman kerja, selama guru
mau memanfaatkan pengalamannya. Dilihat dari segi dirinya sendiri, seorang guru berperan
sebagai berikut:
1. Petugas sosial, yaitu seorang guru harus membantu untuk kepentingan masyarakat. Dalam
kegiatan-kegiatan masyarakat guru senantiasa merupakan tugas-tugas yang dapat dipercaya
untuk berpartisipasi di dalamnya.
2. Pelajar dan ilmuan, yaitu senantiasa terus menerus menuntut ilmu pengetahuan.
3. Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam pendidikan anaknya.
4. Pencari teladan, yaitu senantiasa mencari teladan yang baik untuk siswa bukan untuk
seluruh masyarakat.
5. Pencari keamanan, yaitu yang senantiasa mencarikan rasa aman bagi siswa.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa seorang guru yang patut di gugu dan
ditiru harus memiliki kepribadian yang baik yang selalu dapat menjadi teladan, petugas sosial
dan orang tua bagi peserta didiknya.

D. Peran guru dalam proses belajar mengajar

1. Guru sebagai demonstrator


Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru hendaknya senantiasa
mengusai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkan
dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini
akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
2. Guru sebagai pengelola kelas
Peran guru dalam mengelola kelas, hendaknya guru mampu mengelola kelas sebagai
lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu
diorganisasikan. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah
kepada tujuan pendidikan
3. Guru sebagai mediator dan fasilitator
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk
mengefektifkan proses belajar mengajar. Guru tidak cukup hanya memiliki memiliki
kterampilan memilih media pendidikan, tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan
mengunakan serta mengusahakan media itu dengan baik.
Sebagai mediator gurupun menjadi perantara dalam hubungan antar manusia untuk keperluan
itu guru harus terampil mempergunakan pengettahuan tentang bagaimana orang berinteraksi
dan berkomunikasi. Tujuannya agar guru dapat menciptakan secara maksimal kualitas
lingkungan yang interaktif. Dalam hal ini ada tiga macam kegiatan yang dapat dilakukan oleh
guru, yaitu mendorong berlangsungnya tingkah laku sosial yang baik, mengembangkan gaya
interaksi pribadi dann menumbuhkan hubungan yang positif dengan para siswa.
Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta
dapat menunjang pencapaian tujuan dari proses belajar mengajar, baik yang berupa nara
sumber, buku teks, majalah ataupun surat kabar.
4. Guru sebagai evaluator
Guru hendaknya menjadi evaluator yang baik, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang
diajarkan sudah cukup tepat.
Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa
terhadap pelajaran serta ketepatan atau kefektifan metode mengajar. Informasi yang diperoleh
melalui evaluasi ini merupakan umpan balik yang akan dijadikan titik tolak untuk
memperbaiki dan meningkatkan proses belajar selanjutnya. Dengan demikian proses belajar
mengajar akan terus menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal.
Kesimpulan
Tugas guru dalam proses belajar adalah membentuk prilaku anak yang bertakwa kepada
Allah SWT, mengajarkan pengetahuan serta mengembangkan kepribadian anak. Dari uraian
uraian tersebut maka akan dijelaskan berbagai tugas guru sebagai berikut:
1. Membentuk Prilaku anak yang bertakwa kepada Allah SWT.
Bimbingan dari guru untuk mengarahkan manusia kepada jalan Allah SWT, sebab dalam pendidikan
mencakup semua aspek kehidupan dunia dan akhirat.

2. Mengajarkan pengetahuan
Mengajarkan ilmu pengetahuan bagi anak. Ilmu pengetahuan sangatlah diperlukan karena
dengan adanya ilmu dan keterampilan anak akan mudah hidup mandiri dan mampu
membangun diri sendiri, karena zaman sekarang sangat diperlukan keterampilan untuk
menyonsong masa depan yang lebih baik.
3. Mengembangkan kepribadian anak
Peran guru dalam mendidik anak dilakukan secara bertahap sesuai dengan tingkat dan usia
anak, peranan guru pada anak dilaksnakan secara lisan maupun dengan contoh dengan tujuan
untuk membentuk dan membina prilaku anak agar memiliki kebiasaan baik dalam kehidupan
sehari-hari.

Peran guru yang paling dominan adalah sebagai berikut:


A. Peran guru secara psikologis
Guru profesiomal dituntut untuk dapat berbuat banyak hal berkaitan dengan pendidikan
selain mengajar guru juga melakukan pendidikan, pembinaan terhadap anak didiknya. Maka
tidak salah jika guru berperan sebagai psikolog bagi anak didiknya. Peran guru secara
psikologis.
B. Peran guru sebagai Pembina
Peran guru sebagai Pembina pada dasarnya adalah peran guru dalam upaya membantu anak
agar dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya melalui hubungan
interpersonal yang akrab dan saling percaya.
C. Peran guru secara pribadi
Sebagai guru yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang
mencerminkan seorang pendidik. Tuntutan akan kepribadian sebagai pendidik kadang-
kadang dirasakan lebih berat dibandingkan profesi lainnya.
D. Peran guru dalam proses belajar mengajar
1. Guru sebagai demonstrator
Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru hendaknya senantiasa
mengusai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkan
dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini
akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
2. Guru sebagai pengelola kelas
Peran guru dalam mengelola kelas, hendaknya guru mampu mengelola kelas sebagai
lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu
diorganisasikan. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah
kepada tujuan pendidikan
3. Guru sebagai mediator dan fasilitator
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk
mengefektifkan proses belajar mengajar. Guru tidak cukup hanya memiliki memiliki
kterampilan memilih media pendidikan, tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan
mengunakan serta mengusahakan media itu dengan baik.
4. Guru sebagai evaluator
Guru hendaknya menjadi evaluator yang baik, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang
diajarkan sudah cukup tepat.
Saran
Guru memiliki kedudukan yang terhormat karena guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa
yang patut untuk dihormati, oleh karena itu sebagai seorang guru harus selalu menjaga sikap
dan kepribadiaannya dengan baik agar menjadi contoh bagi anak didik dan masyarakat.
Guru juga harus mengurangi kebiasaan buruk yang sering dilakukan antara lain: sering
meninggalkan kelas disaat jam pelajaran, tidak menghargai siswa, pilih kasih terhadap siswa,
kurang persiapan dalam pembelajaran, menyuruh siswa menyuruh menulis di papan tulis,
tidak disiplin, kurang memperhatikan siswa, dan matrealistis.
Untuk itu mari kita tingkatkan mutu pendidikan nasional dengan memprioritaskan guru yang
benar-benar professional dan berkualitas.
DAFTAR ISI

Saiful Bahri Djamarah (2002), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Asdi Mahasatya, hal.8

Syamsu Yusuf L.N. (2011), Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Rajawali Press,hal.21

Ahmad Sabri (2010), Strategi belajar Mengajar & Micro Teaching, Bandung:Quantum
Teaching, hal.66

Ahmad Sabri, Strategi belajar…, hal.74

Oemar Hamalik (2010), Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, Cet XI, hal.124

Slameto (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta,
hal. 100

Depdiknas (2010), Pedoman Penilaian di Taman Kanak-kanak, Jakarta: Direktorat


Pembinaan TK dan SD, hal 10-11

E. Mulyasa (2010), Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan, Cet. IX, Bandung: Remaja Rosda Karya, hal. 48.

Moh. Uzer Usman (2006), Menjadi Guru Profesional, Cetakan. Ke-19, Bandung Remaja
Rosda Karya, hal.13

Ahmad Sabri, Strategi belajar…, hal.68-71

Team penyusun Universitas Negeri Medan,2014.profesi kependidikan ,Medan:UNIMED


Calvin S.Hall,dkk.teori-teori holistic ( organisasi-fenomenalogis ),et.(Yogyakarta :
Kanisius,2000 ),hlm.275-276
Hamzah Uno.landasan pembelajaran, (Gorontalo: Nurul Jannah,2004 ).hlm.156

Nurdin, Muhammmad. 2010. Kiat Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta: AR. Ruzz Media
Group

Ahmadi, Fatah. 2012. Makalah Peran dan Fungsi Guru, (online),


(http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/27/, diakses 27 April 2012)

Ratnasari, Amelia. 2012. Makalah Guru Profesional, (online), (http://amalia-


ratnasari.blogspot.com/2012/06/makalah-guru-profesional.html#ixzz2MsiGLk1L, diakses
Juni 2012

Anda mungkin juga menyukai