Anda di halaman 1dari 4

Kepribadian guru merupakan hal penting yang melekat pada seorang pendidik.

Karena
bagaimanapun, guru atau pendidik dilihat dari bagaimana ia memberikan uswah atau contoh
kepada peserta didiknya, sehingga dapat diketahui bahwa faktor terpenting dari seorang guru
adalah kepribadiannya. Karena dengan kepribadian itulah seorang guru bisa menjadi seorang
pendidik dan pembina bagi anak didiknya. Kepribadian guru yang baik akan berpengaruh pada
perilaku peserta didiknya. Begitu juga sebaliknya, kepribadian guru yang kurang terpuji akan
berpengaruh terhadap pola perilaku peserta didiknya juga. Kepribadian guru sangat erat
kaitannya dengan proses belajar mengajar yang berlangsung dalam kelas. Proses belajar
mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai
pemegang peranan utama. Keberhasilan pembelajaran kepada peserta didik sangat ditentukan
oleh guru, karena guru adalah pemimpin pembelajaran, fasilitator, dan sekaligus merupakan
pusat inisiatif pembelajaran. Itulah sebabnya, guru harus senantiasa mengembangkan
kemampuan dirinya. Guru perlu memiliki standar profesi dengan menguasai materi serta strategi
pembelajaran dan dapat mendorong siswanya untuk belajar bersungguh-sungguh.1

Kata kepribadian berasal dari akar karta pribadi. Menurut KBBI pribadi berarti
keseluruhan sifat-sifat yang merupakan watak seseorang. Sehingga dapat diketahui bahwa
keoribadian pada hakikatnya bersifat abstrak, sulit dilihat dan tidak bisa diketahui secara nyata
yang dapat diketahui yaitu hanyalah penampilan dari segi luarnya saja yaitu misalnya : dalam
tindakannya, ucapannya, cara bergaul, berpakaian dan menghadapi segala persoalan atau
masalah baik yang ringan ataupun yang berat. Kepribadiaan bermakna sebagai keseluruhan pola
sikap, kebutuhan, ciri-ciri khas dan prilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi
standar atau baku, sehingga kalu dikatakan pola sikap itu sudah berlaku terus-menerus secara
konsisten dalam menghadapi situasi yang dihadapi.

Menurut Zakiah Darajat ada 2 macam kepribadian guru yaitu :

1. Guru yang menempatkan dirinya sebagai pemimpin yang memerintah dan menyumh
yaitu hal seperti ini kurang menyenangkan dalam pendidikan.

2. Guru yang menempatkan sebagai pembimbing bagi anak didiknya yaitu biasanya guru
seperti ini sangat menarik dan menyenangkan. Maksudnya yaitu ia akan disenangi dan
disayangi oleh anak didiknya.

Bagaimanapun seorang guru memberikan pelajaran bahkan penguasaan materi yang


matang tanpa diiringi oleh kepribadian yang baik dan menarik seorang guru bisa menjadi
guru yang ideal.

Menurut Thomas Gordon yang disebut oleh Drs. Mudjito definisi guru ideal diambil dari
mitos umum tentang guru dan pengajaran yaitu:

1
Mualimul Huda. “Kompetenai Kepribadian Guru dan Motivasi Belajar Siswa”, Jurnal Penelitian, Vol. 11,
No. 2, Agustus 2017, hal. 239.
1. Guru yang baik adalah guru yang kalem tidak pernah berteriak dan bertempramen baik
selalu tenang dan tak pernah menunjukkan emosi yang tinggi.

2. Guru yang tidak pernah berprasangka buruk.

3. Menerima anak didik dengan semua pandangan yang sama.

4. Menyediakan lingkungan belajar yang menarik,merangsang atau stimulus, tenang bebas


dan sesuai dengan aturan setiap saat.

5. Selalu konsisten dan mempunyai pengetahuan yang banyak dibandingkan oleh anak-
anak muridnya.

Menurut M.L Soelaiman, ada resep tentang bagaimana mengolah dan memasak guru
yang diambil dari inggris yang kira-kira berbunyi "carilah seorang ppribadi yang muda, kuat
dean menarik, kemudian kupaslah segala sifatnya yang berlebih-lebihan dalam bentuk suara,
pakaian dan tindak tanduknya yang mungkin membungkusnya. Kemudian tuangkanlah dengan
suatu adonan berupa campuran dank keberanian Abu Daud, kebijaksanaan seperti nabi Sulaiman,
seperti kekuatan Samson dan Kesabaran nabi Ayyub, yaitu dalam takaran sama banyaknya.
Bumbunya adalah garamnya pengalaman, ladanya semangat, dan minyaknya simpati dan jangan
lupa humor sebagai bumbu penyedapnya.

Maksudnya dari penjelasan diatas adalah untuk menjadi guru yang baik, kepribadian guru
harus lebih kuat baik fisik maupun mental. Sebab dalam tugasnya guru mempunyai wewenang
dalam mengahadapi tugas dan tanggung jawab yang cukup berat, kemudian guru harus berjiwa
muda yang dapat menyelami gejolak perasaan serta liku-liku hidup generasi muda dan harus
mempunyai daya tarik agar dapat mendekati dan didekati oleh siswa.

Untuk menjadi guru yang berkompetensi, maka guru harus mengembangkan kepribadiannya
yang meliputi:

1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Berperan sebagai masyarakat sebagai warga negara yaitu yang berjiwa Pancasila.

3. Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi jabatan guru.

Ketiga hal diatas dianggap perlu karena seluruh ranah kompetensi guru wajib
menjalankan apa-apa yang dianggap sebagai norma dan falsafah hidup suatu bangsa, beriman
kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah syarat wajib yang harus dimilikioleh setiap warga negara
bukan hanya seorang guru yang memilikinya, karena syarat dari warga negara Indonesia
diantaranya adalah beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Selain beriman kepada tuhan Yang Maha Esa seorang guru hendaknya harus menyatu
dengan masyarakat karena disamping sebagai guru tersebut sebagai contoh panutan/tauladan
bagi anak didiknya dimasyarakat tersebut juga bagian dari masyarakat yang mempunyai satu
kesatuan dan saling ketergantungan. Namun hal yang paling terpenting dalam kehidupan seorang
guru adalah pengem bangan sifat-sifat terpuji dan akhlakul karimah yaitu sesuai dengan tujuan
pendidikan agama Islam bagi seorang guru. Kepribadian guru juga merupakan salah satu faktor
terpenting didalam melakukan atau melaksanakan penciptaan suasana yang menguntungkan
dalam proses belajar mengajar.

Secara etimologis kata guru berasal dari bahasa sansekerta yang mempunyai arti yang
dihormati. Seorang guru pada hakikatnya adalah seorang pembimbing spiritual bagi seseorang
atau kelompok yang dirinya telah menguasai kemampuan spiritual. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar.

Untuk dapat memperoleh hasil yang baik dalam suatu rangkaian kegiatan pendidikan dan
pembelajaran, seorang guru dituntut untuk memiliki kualifikasi tertentu yang disebut juga
kompetensi, yakni kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kwajibannya secara layak dan
tanggung jawab secara professional. Bagi seorang guru telah menjadi kewajiban baginya untuk
menguasai materi yang menjadi tanggung jawabnya, serta mampu menerapkan metode-metode
pembelajaran guna melaksanakan tugasnya yang menjadi tujuan pokok dalam sebuah
pembelajaran. Penguasaan materi menjadi syarat mutlak karena gurulah yang menjadi sumber
pokok pembelajaran di kelas. Proses transfer ilmu pengetahuan tidak akan dapat dilakukan
apabila dari guru sendiri tidak menguasai materi yang diembannya.

Jika guru mengabaikan aspek psikis yang ada pada siswanya, tentu saja siswa akan
merasa jenuh dalam belajar. Apabila siswa jenuh, maka siswa akan mengalihkan perhatiannya
kepada hal-hal lain seperti bermain dikelas, mengganggu temanya, tidur dikelas dan lain-lain.
Oleh karenanya, kepiawaian seorang guru ketika proses pembelajaran sangat diperlukan.
Bagaimana seorang guru dapat menempatkan dirinya sebagai mitra belajar siswa dikelas. Guru
tidak hanya mengajar, tetapi juga mampu memberikan motivasi dan bimbingan terhadap
siswanya. Hal itulah yang disebut sebagai kepribadian guru, yakni kemampuan seorang guru
untuk menampilkan pribadi yang baik didepan siswanya, memiliki sifat-sifat terpuji, seperti sifat
adil, simpatik, luwes, disiplin dalam melaksanakan tugas, pribadi yang terbuka, kreatif, ulet dan
berwibawa.2

Selain itu, di zaman yang serba moderan ini guru diharuskan memiliki kemampuan
penelitian atau kemampuan kajian ilmiah yang baik. Untuk itu kemampuan penelitian merupakan
karakteristik yang mutlak harus dikuasai oleh guru walaupun dalam bentuk dan sifat yang
sederhana,sebab dewasa ini penggunaan teknologi seperti komputer, TV dan video sudah sering
kita lihat dan alami, terutama oleh warga kota besar. 3 Dalam mencapai tujuan pembelajaran

2
Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar-Mengajar (Bandung:
Remaja Rosdakarya), hal 14.

3
Ibid., hal. 21.
diperlukan dukungan dari berbagai komponen pembelajaran,salah satunya adalah siswa sebagai
obyek pembelajaran. Kenyataan dilapangan banyak dijumpai kendala-kendala yang dihadapi
guru untuk mengantarkan murid-muridnya menguasai pelajaran, atau yang sering disebut sebagai
kesulitan belajar. Hal ini sangatlah wajar terjadi karena memang siswa atau peserta didik
memiliki karakteristik yang berbeda-beda satu sama lain. Mulai dari latar belakang keluarga,
ekonomi, orang tua ,kecerdasan siswa, lingkungan dan sebagainya Maka dari sinilah diperlukan
peran seorang guru untuk memberikan bimbingan terhadap muridnya.4

4
Mualimul Huda. “Kompetenai Kepribadian Guru dan Motivasi Belajar Siswa”,…….. hal. 251.

Anda mungkin juga menyukai