Anda di halaman 1dari 6

Makalah Profesi Keguruan Dosen Pengampu:

Prodi Pendidikan Agama Islam M. Romadlon Habibullah,


Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri M. Pd.I

Konsep Profesionalisme Dan Konsep Profesi Keguruan


Siti Marfuah (210101144), Nafidatul Ulumiyah (210101148)
Pendidikan Agama Islam, Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro

Abstrak

Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami penurunan, hal ini menyebabkan turunnya prestasi generasi dari
generasi. Dalam hal ini guru harus berperan aktif, tidak hanya itu, namun juga guru harus profesional dalam
profesinya. Dengan menjalankan berbagai kompetensi. untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai
dengan kondisi yang dipersyaratkan. Karena kompetensi merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh
seorang guru. Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
serta pendidikan anak usia dini yang meliputi: kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.
Apabila guru telah menjalankan kompetensinya, maka guru telah memiliki hak profesionalnya.

Kamis, 19 Oktober 2023

PENDAHULUAN
Di dalam pendidikan abad ke-21, guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih,
dan pengembang kurikulum yang dapat mengintegrasikan dan menciptakan kondisi belajar yang
kondusif, suasane belajar menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberikan ruang pada
siswauntuk berpikir aktif, kreatif dan inovatif dalam mengeksplorasi dan mengolaborasi
kemampuannya melalui berbagai media dan sumber belajar. Guru yang profesional merupakan
faktor penentu proses pendidikan yang berkualitas. Untuk dapat menjadi guru profesional,
mereka harus mampu menemukan jati diri dan mengaktualisasikan diri sesuai kemampuan dan
kaidah-kaidah guru yang profesional. Mengomentari mengenai rendahnya kualitas pendidikan
saat ini, merupakan indikasi perlunya keberadaan guru profesional. Untuk itu, guru diharapkan
tidak hanya sebatas menjalankan profesinya, tetapi guru harus memiliki interest yang kuat untuk
melaksanakan tugasnya sesuai dengan kaidah-kaidah profesionalisme yang dipersyaratkan.
Guru dalam abad-21 bukan hanya sekedar mengajar, melainkan juga harus menjadi
manajer belajar. Hal tersebut berarti guru harus bisa mengintegrasikan berbagai mata pelajaran
menjadi satu, menciptakan kondisi belajar yang menantang kreativitas dan aktivitas siswa,
memotivasi siswa, menggunakan media pembelajaran dan memanfaatkan teknologi informasi
dan berbagai sumber belajar agar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Selain itu juga
harus bisa mengatasi berbagai masalah siswa. Masalah-masalah dalam pembelajaran perlu
diidentifikasi dengan jelas untuk memudahkan penyelesaiannya. (Mahmudi, 2009: 194)
menyatakan bahwa masalahmasalah tersebut di antaranya terkait dengan aktivitas siswa, hasil

1
belajar siswa, respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran, dan sebagainya. Masalah masalah
yang terdaftar tersebut kemudian diseleksi dan diurutkan berdasarkan skala prioritas dalam
mengatasinya, kemudian secara bersamasama dicarikan solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

PEMBAHASAN
Kriteria Guru
Kriteria guru yang baik menurut Imam al-Ghazali berpendapat bahwa guru yang dapat
diserahi tugas mendidik adalah guru yang selain cerdas dan sempurna akalnya, juga guru yang
baik akhlaknya dan kuat fisiknya Dengan kesempurnaan akal ia dapat memiliki berbagai ilmu
pengetahuan secara mendalam, dan dengan akhlaknya yang baik ia dapat menjadi contoh dan
teladan bagi para muridnya, dan dengan kuat fisiknya ia dapat melaksanakan tugas mengajar,
mendidik dan mengarahkan anak-anak muridnya. Adapun kriteria guru yang baik menurut imam
al-Ghazali sebagaimana yang dijelaskan dalam buku konsep pemikiran al-Ghazali tentang
pendidikan oleh Abu Muhammad Iqbal dan buku yang berjudul pemikiran para tokoh
pendidikan Islam oleh Abuddin Nata 2.
kriteria guru yang baik menurut Imam al-Ghazali antara lain:
1. Beriman dan Bertakwa
Seorang guru yang baik adalah guru yang berpegang teguh kepada prinsip yang
diucapkannya, serta berupaya untuk merealisasikannya sedemikian rupa. Dalam
hubungan ini Al-Ghazali mengingatkan agar seorang guru jangan sekali-kali melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan prinsip yang dikemukakannya.
2. Cerdas dan Sempurna Akalnya
Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa seseorang yang dapat diserahi tugas mendidik atau
menjadi guru haruslah orang yang cerdas dan sempurna akalnya. Dengan akal yang
sempurna atau cerdas, maka guru dapat mengajar muridnya dengan benar dan mendalam.
Seorang guru harus memiliki kecerdasan, yang berarti harus mempuyai ilmu pengetahun
yang mumpuni, senantiasa melakukan penelitian dengan mengkaji berbagai ilmu, serta
memahami profesinya dengan baik.
3. Baik Akhlaknya
Kepribadian seseorang pendidik adalah lebih penting daripada ilmu pengetahuan yang
dimilikinya. Karena kepribadian seorang pendidik akan diteladani dan ditiru oleh anak
didiknya, baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Guru harus menjadi contoh dan teladan, membangkitkan motivasi belajar
siswa serta mendorong dan memberikan motivasi dari belakang. Dalam arti sebagai
seorang guru dituntut melalui perkataan dan perbuatan menjadikan dirinya pola panutan
dan acuan orang-orang yang di pimpinnya.
4. Profesional dalam Mengajar
Jika praktek mengajar merupakan keahlian dan profesi dari seorang guru, maka sifat
terpenting yang harus dimilikinya adalah rasa kasih sayang. Sifat ini dinilai penting
karena akan dapat menimbulkan rasa percaya diri dan rasa tenteram pada diri murid

2
terhadap gurunya. Hal ini pada gilirannya dapat menciptakan situasi yang mendorong
murid untuk menguasai ilmu yang diajarkan oleh seorang guru.
5. Ikhlas Mengajar Karena Allah
Karena mengajarkan ilmu merupakan kewajiban agama bagi setiap orang alim (berilmu),
maka seorang guru tidak boleh menuntut upah atas jerih payahnya mengajarnya itu.
Seorang guru harus meniru Rasulullah SAW. yang mengajar ilmu hanya karena Allah,
sehingga dengan mengajar itu ia dapat bertaqarrub kepada Allah. Demikian pula seorang
guru tidak dibenarkan minta dikasihani oleh muridnya, melainkan sebaliknya ia harus
berterima kasih kepada muridnya atau memberi imbalan kepada muridnya apabila ia
berhasil membina mental dan jiwa. Murid telah memberi peluang kepada guru untuk
dekat pada Allah SWT. 1

Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional bagi seorang guru adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik
memenuhi standar (Dudung, 2018; Hasan, 2019; Nurtanto, 2016). Tugas guru sebagai pendidik
haruslah melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal atau
profesional. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standart
kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pedidikan. Untuk itu, kompetensi profesional
memang harus dimiliki oleh seorang pendidik agar tugas dan tanggung jawabnya bisa berjalan
dengan sempurna. Sehubungan dengan kompetensi profesional.
Pembelajaran dapat dikatakan bermutu salah satu aspek yang harus dipenuhi adalah siswa
harus berperilaku disiplin. Ketika siswa disiplin dalam kesehariaanya, maka secara tidak
langsung siswa akan disiplin dalam proses belajarnya. Setiap subjek mempunyai pribadi yang
unik, masing-masing mempunyai ciri dan sifat bawaan serta latar belakang kehidupan. Banyak
masalah psikologis yang dihadapi peserta didik, banyak pula minat, kemampuan, motivasi dan
kebutuhannya. Hal tersebut sesuai Keteladanan guru yang dipaparkan dalam buku Mejadi Guru
Profesional, E Mulyasa menyatakan bahwa guru merupakan model atau teladan bagi para peserta
didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar
untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Menjadi
teladan merupakan sifat dasar kegiatan pembelajaran, dan ketika seorang guru tidak mau
menerima ataupun menggunakannya secara konstruktif maka telah mengurangi keefektifan
pembelajaran. Peran dan fungsi ini patut dipahami, dan tak perlu menjadi beban yang
memberatkan sehingga dengan keterampilan dan kerendahan hati akan memperkaya arti
pembelajaran.
Kompetensi Kepribadian

‫ز‬ ‫اإللكت ز ي‬.. ‫’ال التواصل« طفرة عىل تتغذى جرائم‬, Universitas Nusantara PGRI Kediri, 01 (2017),
1
Henry Alejos, ‘No Title‫االبتاز‬ ‫ون‬
1–7 <http://www.albayan.ae>.

3
Kompetensi Kepribadian, adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,
arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. (Standar Nasional
Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir b). Artinya guru memiliki sikap kepribadian yang
patut diteladani, sehingga mampu melaksanakan tri pusat yang dikemukakan oleh Ki Hadjar
Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. (di
depan guru memberi teladan/ contoh, di tengah memberikan karsa, dan di belakang memberikan
dorongan).
Seorang guru yang menjadi center piece terletak pada kepribadiannya. Bagaimana guru
tersebut menjadi suri tauladan bagi siswanya. Guru mempunyai tanggung jawab yang besar
terhadap pekerjaannya. Hal tersebut menunjukan bahwa kepribadian guru ada, yakni disiplin
waktu, tanggung jawab, kesadaran akan kewajibannya sebagai guru sangat berpengaruh pada
peningkatan mutu pembelajaran siswa. Guru memberikan contoh yang baik kepada siswa
melalui tindakan. Apabila guru tidak memberikan contoh yang baik maka guru tersebut akan
mendapatkan punishmen dari aturan yang berlaku di sekolah. Jadi tidak hanya siswa yang
mendapatkan hukuman, gurupun juga akan mendapatkan hal yang sama apabila dia melakukan
pelanggaran. Dengan tertibnya kepala sekolah akan menciptakan guru-guru menjadi tertib pula.
Dan begitupun seterusnya, apabila guru sudah tertib maka para siswa itupun akan tertib dengan
sendirinya. Karena mereka sudah mempunyai panutan yang benar untuk di contoh. Dari sinilah
terlihat usaha meningkatkan mutu pembelajaran. Pembelajaran dapat dikatakan bermutu salah
satu aspek yang harus dipenuhi adalah siswa harus berperilaku disiplin. Ketika siswa disiplin
dalam kesehariaanya, maka secara tidak langsung siswa akan disiplin dalam proses belajarnya.
Setiap subjek mempunyai pribadi yang unik, masing-masing mempunyai ciri dan sifat bawaan
serta latar belakang kehidupan. Banyak masalah psikologis yang dihadapi peserta didik, banyak
pula minat, kemampuan, motivasi dan kebutuhannya. Hal tersebut sesuai Keteladanan guru yang
dipaparkan dalam buku Mejadi Guru Profesional, E Mulyasa menyatakan bahwa guru
merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia
sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak
mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Menjadi teladan merupakan sifat dasar kegiatan
pembelajaran, dan ketika seorang guru tidak mau menerima ataupun menggunakannya secara
konstruktif maka telah mengurangi keefektifan pembelajaran. Peran dan fungsi ini patut
dipahami, dan tak perlu menjadi beban yang memberatkan sehingga dengan keterampilan dan
kerendahan hati akan memperkaya arti pembelajaran.2
Kompetensi Sosial
Kompetensi Sosial, adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. (Standar Nasional
Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat3 butir d). Artinya ia menunjukkan kemampuan
berkomunikasi sosial, baik dengan murid-muridnya maupun dengan sesama guru, dengan kepala
sekolah. Pada kompetensi sosial ini, banyak guru yang sudah menjalin komunikasi dengan

2
Rosni Rosni, ‘Kompetensi Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di Sekolah Dasar’, Jurnal EDUCATIO:
Jurnal Pendidikan Indonesia, 7.2 (2021), 113 <https://doi.org/10.29210/1202121176>.

4
masyarakat, terutama dengan wali murid, banyak guru yang memanfaatkan teknologi informasi.
(Mustadi, 2014: 176) menyatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah
membawa perubahan dihampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan
hanya dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Para guru kelas membuat grup kelas melalui Whatsapp yang beranggotakan wali kelas
dan wali murid, serta sudah banyak guru yang melakukan rapat bulanan dengan wali murid
untuk mengetahui perkembangan puta putrinya.3
Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional. Adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam yang memungkinkan terintegrasikannya konten pembelajaran dengan
penggunaan TIK dan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang telah
ditetapkn dalm Standar Nasional Pendidikan (SNP, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir c). Artinya
guru harus memiliki pengetahuan yang luas berkenaan dengan bidang studi yang akan diajarkan
serta penguasaan didaktik metodik dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu
memilih model, strategi, dan metode yang tepat serta mampu menerapkannya dalam kegiatan
pembelajaran. (Hasan Saragih, 2008: 29) menyatakan bahwa dalam hal profesional, seorang guru
harus menguasai keterampilan mengajar dalam hal: membuka dan menutup pelajaran, bertanya,
memberi penguatan, dan mengadakan variasi mengajar. Selain itu guru puin harus memiliki
pengetahuan luas tentang kurikulum, dan landasan pendidikan. Dan pada kompetensi
profesional, guru sekarang ini beberapa ada yang salah tempat, artinya memiliki ijazah
kesarjanaan bidang ilmu tertentu, tetapi harus mengajar bidang studi yang tidak sesuai dengan
kesarjanaannya, hal ini mengakibatkan gagal pemahaman kepada siswa. Serta banyak pula guru
yang belum menggunakan metode dan strategi dalam pembelajaran serta belum begitu menarik
perhatian siswa. Seharusnya, guru pada zaman sekarang harus menguasai bidangny, serta
mempersiapkan semua hal yang dibutuhkn saat proses pembelajaran, sehingga diharapkan
anakpun terlibat di dalamnya dan termotivasi.4

PENUTUP
Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa alam usaha membangun
manusia Indonesia seutuhnya, khususnya dalam bidang pendidikan, para gurulah yang
merupakan ujung tombak atau pelaksana yang terdepan. Bila diumpamakan bidang kedokteran,
teknik, politik, ekonomi, pertanian, industri, dan lain-lain adalah untuk kepentingan manusia,
maka guru bertugas untuk membangun manusianya itu sendiri. Bahwa di atas pundak gurulah
terdapat beban berat yang semakin menantang, karena memang tugas guru adalah sedemikian
kompleks dengan majunya masyarakat serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,

3
Nanda Veruna Enun Kharisma, ‘Kriteria Guru Sekolah Dasar Ideal Pada Era Generasi Alfa’, Jurnal Universitas Negri
Yogyakarta, 2019, 10 <http://nandaverunaenun.blogs.uny.ac.id/wp-
content/uploads/sites/15335/2017/10/Kriteria-Guru-Sekolah-Dasar-Ideal-Pada-Era-Generasi-Alfa-oleh-Nanda-
Veruna-Enun-Kharisma.pdf>.
4
Rosni.

5
maka sudah sewajarnya apabila kepada setiap guru diberikan hak sepenuhnya dengan tetap
menjalankan kompetensinya agar lebih profesional.

DAFTAR PUSTAKA

Henry Alejos, ‘No Title‫اإلنكتروني االبتساز‬.. ‫’ال انتواصم« طفرة عهي تتغذى جرائم‬, Universitas Nusantara
PGRI Kediri, 01 (2017), 1–7

Rosni Rosni, ‘Kompetensi Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di Sekolah Dasar’,
Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia, 7.2 (2021), 113

Nanda Veruna Enun Kharisma, ‘Kriteria Guru Sekolah Dasar Ideal Pada Era Generasi Alfa’,
Jurnal Universitas Negri Yogyakarta, 2019, 10 <http://nandaverunaenun.blogs.uny.ac.id/wp-
content/uploads/sites/15335/2017/10/Kriteria-Guru-Sekolah-Dasar-Ideal-Pada-Era-Generasi-
Alfa-oleh-Nanda-Veruna-Enun-Kharisma.pdf>.

Sudarwan Danim. 2010. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.

Uzer Usman. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Agustina, D. (2014). Kompetensi Guru Dalam Pemanfaatan Sumber Belajar Geografi SMA
Negeri. GEOGRAFI, 2(1)

Saragih, A. H. (2008). Kompetensi minimal seorang guru dalam mengajar. Jurnal Tabularasa,
5(1), 2334.

Anda mungkin juga menyukai