Anda di halaman 1dari 6

p-ISSN : 2623-2359

Guru Tua : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran e-ISSN : 2623-2340


Vol. 3, No. 1, Mei 2020, hal. 1-6

PROFESIONALISME GURU MEMBANGUN KARAKTER SISWA

Ahmad1, Nurmaya Medopa2


1
Program Studi Pendidikan Agama Islam, FAI, Universitas Alkhairaat Palu
ahmadmusa@unisapalu.ac.id
2
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, FAI, Universitas Alkhairaat Palu
nurmayamedopa@yahoo.com

ABSTRAK

Tujuan penulisan artikel ini menambah wawasan tentang profesionalisme guru membangun karakter
siswa. Membentuk nilai dan karakter siswa yang bermanfaat. Artikel ini menggunakan metode studi
pustaka dengan teknik pengumpulan data memanfaatkan sumber/bahan dari buku dan jurnal yang sesuai.
Artikel ini berusaha menguraikan profesionalisme guru membangun karakter siswa berdasarkan
argumentasi penulis. Guru memiliki tugas penting dalam membangun karakter siswa melalui proses
pembelajaran. Oleh sebab itu, guru dituntut secara professional dalam membentuk nilai dan karakter siswa
agar kepribadiannya menjadi lebih baik. Hal lain yang menjadi perhatian ialah keberhasilan pembelajaran
nilai dan karakter siswa disekolah salah satunya ditentukan oleh penerapan metode pembelajaran.

Kata Kunci : Profesionalisme, Guru , Karakter, Siswa.

ABSTRACT

The purpose of writing this article adds insight into the professionalism of education teachers building the
character of students. Form the values and characters of students that are useful. This article uses the
literature study method with data collection techniques utilizing sources / materials from appropriate books
and journals. This article seeks to outline the professionalism teachers building student character based
on the writer's argument. teachers have an important task in building students' character through a
learning process that is sourced from the material. Therefore, teachers are required to be professional in
shaping the values and character of students so that the personality of students is reflected in their behavior
and mindset. Another thing to note is the success of learning the values and character of students at school,
one of which is also determined by the application of appropriate learning methods.

Keywords : Professionalism, Teachers, Character, Students

PENDAHULUAN pelajaran yang disampaikan oleh guru, maka


Pofesionalisme guru penting dalam siswa tersebut tidak mampu menerima
melakukan pembelajaran. Sikap professional pelajaran dengan baik. Hal ini tentu saja
ditunjukkan dengan penguasaan materi dan memiliki alasan yang sangat jelas. Bisa saja
keterampilan. Keterampilan mengajar akan karena penyajian materi pembelajaran yang
mengundang minat siswa untuk menekuni kurang tepat. Guru aktif mengajar, tetapi
proses pembelajaran. Mengapa sikap siswa pasif. Jika siswa pasif dalam menerima
professional guru melakukan pembelajaran pembelajaran, maka karakter siswa tersebut
sangat dibutuhkan. Melalui pengamatan akan mempengaruhinya. Disinilah sikap
penulis, ketika siswa tidak menyukai professional guru itu ditekankan.

1
Ahmad, Nurmaya Medopa

Guru dituntut memiliki keterampilan memiliki penguatan. Penguatan yang


saat menjabarkan ilmu pengetahuan kepada dimaksud ialah kemampuan menguasai
siswa. Kenapa demikian? sebab guru adalah materi, menyenangkan, dan mudah
sosok suritauladan bagi siswa. Melalui memahami karakter siswa. Pemahaman
pembelajaran, guru mampu mengarahkan siswa cukup beragam. Ada yang cepat
potensi yang dimiliki. Pada aspek apa guru memahami pembelajaran, ada yang harus
mampu mengarahkan potensi dan karakter diterangkan secara berulang-ulang, bahkan
siswa. Pertanyaan itulah yang perlu dijawab ada yang sama sekali tidak mampu
dengan sangat serius. Bagaimana menjawab memahaminya. Guru ketika melakukan
pertanyaan tersebut? tentu saja dengan pembelajaran, sehingga menghasilkan mutu
menunjukan profesionalisme. Tidak cukup bagi siswa yang berkarakter.
hanya dengan menunjukkan sikap “Guru dituntut memahami kompetensi
profesionalisme saja, tetapi harus mampu sesuai tuntutan pemerintah nomor 19 tahun
mendalami perasaan dan keinginan siswa. 2005 adalah kompetensi pedagogik,
Sebab siswa memiliki karakter dan latar kompetensi kepribadian, kompetensi
belakang yang berbeda. Sikap profesional dan kompetensi sosial”.
profesionalisme guru dan penguasaan (Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005:
keterampilan merupakan dua hal yang tak 2006). Penjabaran komptensi guru memiliki
boleh dipisahkan. Di era 4.0 sangat maksud dan tujuan yang sangat jelas. Tujuan
menekankan tentang merdeka belajar yang ingin dicapai ialah pemahaman siswa
sebagaimana keinginan dari Menteri terhadap setiap pelajaran serta mampu
Pendidikan dan Kebudayaan. mengamalkannya. Sasaran dari hal tersebut
Berbicara tentang siswa, maka akan ialah membentuk perilaku dan karakter
terlebih dahulu menyelami, mengetahui siswa. Proses Pembelajaran tidak akan
karakternya. Kenapa demikian? Sebab setiap berlangsung secara maksimal jika tanpa ada
siswa dibekali kemampuan dalam guru, siswa, kurikulum serta sarana
pengembangan konsep, prinsip, kreativitas, prasarana.
tanggung jawab dan keterampilan. Siswa Beragamnya definisi kurikulum sesuai
dibimbing agar mengalami perkembangan dengan berkembangnya teori dan praktek
karakter. Melalui pembelajaran pendidikan, sehingga sulit menentukan
dikembangkan keadaan seimbang antara definisi yang dapat merangkum semua
individu dan pemantapan karakter, disaat pendapat. Dimensi pertama memandang
seperti inilah profesionalisme guru kurikulum sebagai rencana kegiatan belajar
dibutuhkan. sebagai siswa disekolah atau sebagai
Tugas guru memang bukan profesi perangkat tujuan yang akan dicapaai. Suatu
yang sangat mudah. Cukup banyak tantangan kurikulum dapat juga menunjuk pada suatu
dan hambatan yang ditemui dikelas ketika dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan,
melakukan pembelajaran. Tugas guru bukan bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal
hanya sekedar mengajar, tetapi lebih dari itu dan evaluasi.
guru juga sebagai pendidik. “Guru sebagai Kurikulum seperangkat rencana
pendidik, menanamkan nilai-nilai kegiatan dan pengaturan mengenai isi dan
kepribadian”. (Saefudin, 2006). Nilai nilai bahan pembelajaran serta cara yang
kepribadian yang dimiliki guru terletak pada digunakan dan segenap kegiatan yang
proses penjabarannya saat dikelas maupun dilakukan oleh guru untuk membantu siswa
diluar kelas. Ketika dikelas guru mengolah dalam memahami, menghayati dan
semua kemampuan yang dimiliki, mulai dari mengamalkan dan atau
penguasaan silabus, rencana program menumbuhkembangkan nilai-nilai Islam.
pembelajaran, memberikan tugas kepada
siswa sampai pada tataran evaluasi. PEMBAHASAN
Lantas pesan apa yang ingin 1. Pengertian Guru
disampaikan oleh pendidikan terhadap Proses pembelajaran selalu identik
profesionalisme guru. Pendidikan dengan guru. Sosok mulia yang mentranfer
menginginkan guru yang terarah dan pembelajaran kepada siswa. Sosok mulia ini

2
Profesionalisme Guru

selalu menarik dilihat dan dikaji dari berbagai Dari berbagai definsi diatas dapat
definisi para pakar pendidikan. “Guru adalah dipahami bahwa guru adalah pendidik
seorang yang berdiri di depan kelas untuk professional, memiliki tugas utama
menyampaikan ilmu pengetahuan”. (Nurdin, mendidik, mengajar, membimbing,
2006). Proses menyampaikan ilmu mengarahkan, melatih, menilai, dan
pengetahuan tentu saja berdasarkan metode mengevaluasi siswa pada pendidikan anak
yang telah ditentukan. “Guru merupakan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
seorang yang memiliki kemampuan dan dasar, dan pendidikan menengah.
pengalaman yang dapat memudahkan dalam 2. Profesionalisme Guru
melaksanakan perannya untuk membimbing Pekerjaan profesional adalah
siswanya”. (Darajat, 2001). Mencermati pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh
pengertian guru secara singkat tersebut, maka mereka yang secara khusus disiapkan untuk
secara langsung dapat dipahami bahwa guru itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh
adalah termasuk anggota masyarakat yang mereka yang karena tidak dapat atau tidak
mempunyai keahlian tertentu dalam memperoleh pekerjaan lainnya. Tugas guru
mewariskan ilmu pengetahuan kepada siswa sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar
dan masyarakat. Sehingga guru merupakan dan melatih. Mendidik berarti meneruskan
seorang anggota masyarakat yang dan mengembangkan nilai-nilai hidup.
berkompeten dan memperoleh kepercayaan “Mengajar berarti meneruskan dan
untuk melaksanakan pembelajaran dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
mentransfer nilai kepada siswa. teknologi, sedangkan melatih berarti
Peran guru sangat penting dalam mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
proses pembelajaran. Guru suatu jabatan pada siswa”. (Usman: 2001). Berasal dari
yang memiliki tingkat profesionalime yang pemahaman tersebut dapat dilihat bahwa
tinggi. “Guru merupakan suatu jabatan yang mengajar dan melatih memiliki fungsi dan
profesional, yang pelaksanaan aktifitasnya tujuan berbeda. Namun, memiliki kesamaan
dilakukan berdasarkan kode etik profesi”. implementasi.
(Abdurrahman: 2000). Dipahami bahwa Peran penting guru memiliki tugas
guru merupakan jabatan professional untuk mengolah sumber daya manusia
mengajar cenderung untuk dapat mengambil melalui anak didik. “Guru mengolah manusia
keputusan-keputusan yang berbeda dengan sebagai mahluk paling mulia dan seluruh
profesi lainnya. Guru memiliki tugas untuk mahluk Allah”. (Uhbiyati: 1998). Uraian
membimbing, mengarahkan pesera didik tersebut membangkitkan dan mempengaruhi
menerima dan melaksanakan pembelajaran, guru melakukan pembelajaran. Sebagai
khususnya pendidikan agama Islam. manusia yang memiliki tugas dan tanggung
Keberadaan guru melakukan pembelajaran jawab yang besar guru berusaha mentransfer
memiliki peran penting. Peran guru dalam ilmu pengetahuan secara komprehensif.
pembelajaran tidak dapat digantikan oleh Pembelajaran yang berlandaskan sikap
media lainnya. professional, mengantarkan siswa memiliki
Pada aspek lain guru juga sebagai karakter serta mempunyai kemampuan
pengajar, pembimbing dan administrator. menganalisa pembelajaran.
“Guru sebagai pengajar, guru sebagai Selain sebagai pengajar, guru juga
pembimbing, guru sebagai admistrasi kelas”. merupakan pendidik. “Tugas guru sebagai
(Nana Sudjana: 1995). Dari uraian tersebut pendidik, berkewajiban untuk membantu
dilihat bahwa tugas dan tanggung jawab guru pertumbuhan dan perkembangan murid
sebagai administrasi kelas pada hakikatnya secara menyeluruh”. (Wahyudi, 1986).
merupakan jalinan antara pengelolaan kelas Adapun beberapa kompetensi yang perlu
bidang pengajaran yang lebih menonjol dan dimiliki guru diantaranya: “Kompetensi
lebih diutamakan. Tanggung jawab dalam pribadi, kompetensi profesional, kompetensi
profesi pada prinsipnya ialah tuntunan dan sosial”. (Rusyam, 1992). Ungkapan diatas
panggilan untuk selalu mencintai, memberikan gambaran tentang seorang guru
menghargai, menjaga dan meningkatkan yang harus memahami posisi dan
tugas dan tanggung jawab profesinya.

3
Ahmad, Nurmaya Medopa

keberadaannya sebagai lokomotif (Purwanto, 1985). Ketika siswa telah


pembelajaran. menguasai pembelajaran dengan baik, maka
Sebagai guru yang professional guru maksud dan tujuan dari proses pembelajaran
juga dituntut dapat mengelola kelas dengan tersampaikan dengan baik dan tuntas.
baik. “Guru perlu memberi kepercayaan Guru dalam melakukan pembelajaran
kepada kelas agar kelas memilih belajar tentu saja tak bisa dipisahkan dari kurikulum.
secara terstruktur”. (Agung, 2010). Kelas “Istilah kurikulum (curriculum) berasal dari
belajar yang tertata dengan baik dan teratur kata curier (pelari) curere (tempat berpacu),
merangsang siswa untuk menerima dan pada awalnya digunakan dalam bidang
pembelajaran dengan baik. Ketika siswa olah raga”.(Surahmat, 2012). Strategi
memiliki ketertarikan dalam proses pembelajaran memerlukan kurikulum
pembelajaran maka peran guru semakin sebagai sarana menyampaikan ilmu
memiliki makna. pengetahuan, khususnya pendidikan agama
Kredibilitas guru merupakan tantangan Islam. Guru pendidikan agama Islam sebagai
yang tak dapat dihindari, karena guru pengajar sekaligus sebagai pendidik
merupakan profesi yang lain dari yang lain. merupakan salah satu faktor penentu
Di era pembelajaran 4.0, sertifikasi guru keberhasilan setiap upaya pendidikan.
diadakan guna menunjang profesi guru. 3. Siswa dan Karakter
“Guru merupakan pendidik yang menjadi Dalam Islam siswa ialah setiap
tokoh, panutan dan suri tauladan bagi siswa manusia yang sepanjang hayatnya selalu
dan lingkungannya”. (Arifin, 1991). berada dalam perkembangan, jadi bukan
Senada dengan ungkapan tersebut hanya anak-anak yang sedang dalam
tentu saja merupakan suatu pandangan yang pengasuhan dalam pengasihan orang tuanya,
sangat jelas. Sebab kehadiran guru yang bukan pula hanya anak-anak dalam usia
berkualitas dalam pendidikan akan sekolah, tetapi mencakup seluruh manusia
mengahasilkan siswa yang berkarakter hebat. baik sebagai individu maupun sebagai
Siswa sebagai obyek keberhasilan dalam kelompok, baik manusia yang beragama
sistem pembelajaran, utamanya pendidikan Islam maupun tidak, atau dengan kata lain
Islam. Sejak adanya kehidupan, sejak itu manusia secara keseluruhan, setiap orang
pula guru telah melakukan pembelajaran. yang terlibat dalam satu kegiatan pendidikan,
Sejak zaman nabi Adam as pembelajaran itu baik itu formal, informal, maupun non formal
telah berlangsung sampai sekarang yang harus mampu mengembangkan dan
membedakan hanya strategi dan waktu saja. mensosialosasikan berbagai persoalan yang
Perkembangan teknologi mewarnai dunia berkaitan dengan siswa secara baik dan
pembelajaran. Perkembangan teknologi benar, demi terselenggaranya kegiatan
pendidikan menuntut guru menyesuaikan pembelajaran yang menyenangkan bagi guru
dengan zaman. dan juga bagi siswa. (Harahap, 2016). Siswa
Guru selalu berusaha menjadi pengajar memiliki hak untuk mendapatkan proses
yang handal dan penuh inovasi. Inovasi pembelajaran dari guru. Guru memiliki tugas
dimaksud mengelola, menemukan suatu hal untuk melakukan proses pembelajaran.
yang baru dan dimplementasikan pada proses Proses pembelajaran yang dilakukan oleh
pembelajarans. Oleh karena itu, guru guru secara professional mengacu pada
disarankan untuk selalu terlibat dalam kebutuhan siswa.
seminar, simposium, workshop dan “Secara etimologi, kata karakter dapat
pelatihan. Sebagai pengajar guru pendidikan dipahami dari sejumlah bahasa. “Character”
agama Islam khususnya, agar menjadi (Latin) berarti instrument of narking,
lokomotif dalam mencari dan mencoba “charessein” (prancis) berarti to engrave
mengembangkan ilmu pengetahuan. (mengukir), “watek (jawa) berarti ciri wanci,
Berkaitan dengan hal tersebut maka evaluasi “watak” (Indonesia) berarti sifat pembawaan
pun perlu dilakukan. Mengapa perlu adanya yang mempengaruhi tingkah laku; budi
evaluasi. “Evaluasi pendidikan dilakukan pekerti; tabiat; perangai”. (Koesoema, 2007).
untuk mengetahui sampai dimana Karakter siswa berlandaskan pada ciri dan
penguasaan siswa terhadap tujuan kurikuler”. watak. Hal ini berarti ciri dan watak memiliki

4
Profesionalisme Guru

peran penting terhadap karakter siswa Berpengaruh kepada gaya belajarnya di


sebagai penerima pembelajaran. Guru sekolah. Secara psikologi pun pasti berbeda.
pendidikan agama Islam melihat hal tersebut Karakter siswa yang lain pun yang
sebagai suatu amanat yang sangat penting perlu diperhatikan ialah perkembangan fisik,
dikembangkan dan ditransfer. perkembangan psikomotorik, perkembangan
Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 akademik. Memperhatikan karakter siswa
Tahun 2003 tentang sistem pendidikan satu persatu memang bukan perkarah mudah,
nasional, siswa adalah anggota masyarakat tetapi bukan berarti tidak bisa dilakukan.
yang berusaha mengembangkan dirinya
melalui proses pendidikan pada jalur jenjang KESIMPULAN
pendidikan. “Secara etimologi, kata karakter Profesionalisme guru membangun
dapat dipahami dari sejumlah bahasa. karakter siswa merupakan tugas penting yang
“Character” (Latin) berarti instrument of mesti ditunaikan dengan penuh tanggung
narking, “charessein” (prancis) berarti to jawab. Berdasarkan landasan yuridis dan
engrave (mengukir), “watek (jawa) berarti teoritik, perlu dilakukan identifikasi
ciri wanci, “watak” (Indonesia) berarti sifat karakteristik siswa. Peraturan pemerintah No.
pembawaan yang mempengaruhi tingkah 19 tahun 2005 tentang standar nasional
laku; budi pekerti; tabiat; perangai”. pendidikan bahwa pengembangan
(Koesoema, 2007). Karakter siswa pembelajaran dilakukan dengan
berlandaskan pada ciri dan watak. Hal ini memperhatikan; tuntutan, bakat, minat,
berarti ciri dan watak memiliki peran penting kebutuhan, dan kepentingan anak didi.
terhadap karakter siswa sebagai penerima Secara teoretik siswa berbeda dalam banyak
pembelajaran. Guru pendidikan agama Islam hal yang meliputi perbedaan fitrah individual
melihat hal tersebut sebagai suatu amanat disamping perbedaan latar belakang
yang sangat penting dikembangkan dan keluarga, sosial, budaya, ekonomi, dan
ditransfer. lingkungan.
Siswa memiliki karakter yang Siswa merupakan bagian dari
berbeda-beda antara satu sama lainnya. lingkungan keluarga beraneka ragam tingkat
Karakter siswa pada dasarnya pemahaman, pengamalan serta penghayatan
menggambarkan situasi dan kondisi yang agama. Siswa yang berasal dari keluarga
dialaminya. Kondisi yang dimaksud yang sudah memiliki pemahaman,
misalkan; latar belakang ekonomi, budaya, pengamalan, dan penghayatan agama yang
jenis kelamin, pertumbuhan, gaya belajar, tinggi, tetapi juga ada yang berasal dari
dst. Salah satu ciri kegiatan pembelajaran kelompok sedang dan rendah. Idealnya
adalah terjadinya interaksi antara guru dan kelompok-kelompok tersebut harus
siswa. Masing-masing memiliki tugas yang dipisahkan agar mendapat perlakuan yang
saling mendukung. Siswa bertugas untuk berbeda sehingga masing-masing kelompok
belajar dan guru bertugas mendampingi memperoleh perhatian. Hal ini juga yang
dalam belajar. Dalam kegiatan pembelajaran, mempengaruhi karakter belajar siswa.
siswa diharapkan mencapai tujuan Dampaknya akan terasa pada gaya
pembelajaran tertentu yang meliputi tujuan belajarnya.
umum dan tujuan khusus. Agar siswa mendapatkan keridhoan
Memahami heterogenitas siswa berarti dari Allah swt dalam menuntut ilmu, maka
menerima apa adanya mereka dan harus mampu memahami etika yang harus
merencakan pembelajaran sesuai dengan dimilikinya, siswa merupakan individu yang
keadaannya. Program pembelajaran di menerima atau mencari ilmu pengetahuan,
sekolah dasar akan berlangsung efektif jika oleh karena itu harus mencari ilmu tersebut
sesuai dengan karakteristik siswa yang dengan sungguh-sungguh. Pembelajaran
belajar. Guru dianjurkan untuk dapat maksimal akan melahirkan siswa yang
memahami perbedaan karakter siswa. berkualitas serta berakhlak mulia dan
Misalnya dari segi latar belakang ekonomi. berkarakter.
Karakter siswa ini berbeda dengan kondisi
ekonomi yang memiliki kemampuan.

5
Ahmad, Nurmaya Medopa

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, (2000). Pengelolaan


Pengajaran, Cet. II, Makassar: Fakultas
Tarbiyah IAIN Alauddin.
Agung, Iskandar. (2010). Meningkatkan
Kreaktivitas Pembelajaran Bagi Guru,
Pedoman dan Acuan dalam
Meningkatkan Kreaktivitas
Pembelajaran pada Siswa, Cet, 1,
Jakarta: Bestari Buana Murni.
Arifin, M. (1991). Kapita Selekta
Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
Darajat, Zakiah. (2001). Metodologi
Pengajaran Agama Islam, Cet. II; Jakarta:
Bumi Aksara.
Saefudin, Udin. Inovasi Pendidikan, Cet. I.
Bandung: UPI Press, 2006.
Departemen Agama Republik Indonesia,
Memahami Paradigma Baru Pendidikan
Nasional dalam Undang-Undang
Sisdiknas, Jakarta: Direktorat Jenderal
Kelembagaan Agama Islam, 2003.
Harahap, Musaddad. (2016) . Esensi Siswa
dalam Perspektif Pendidikan Islam.
Jurnal Al-Thariqah Vol. 1, No. 2.
Koesoema. A.D, (2007). Pendidikan
Karakter (Strategi mendidik anak di
zaman global). Jakarta: Grasindo.
Nurdin, Syarifuddin. Guru Profesional dan
Implementasi, Jakarta: Quantum
Teaching, 2006.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005,
Tentang Standar Pendidikan Nasional,
Jakarta; Tamita, 2006.
Purwanto, M. Ngalim. (1985). Prinsip-
Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
Bandung: Rosdakarya.
Rusyam, Tabrany. (1992). Profesionalisme
Tenaga Guru, Bandung: Nine Karya.
Sudjana, Nana. (2004). Dasar-dasar Proses
Belajar Mengajar, Cet. VII; Bandung:
Sinar Baru Algensindo.
Surahmat, Toto. (2012). Kurikulum dan
Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo
Persada,
Usman, Moh Uzer. (2001). Menjadi Guru
Profesional, Cet. XII, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Uhbiyati, Nur. (1998). Ilmu Pendidikan
Islam, Cet. II, Bandung: Pustaka Setia.
Wahyudi, Pengantar Metodologi
Pengajaran, Jakarta: Purnama, 1986.

Anda mungkin juga menyukai