PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut UU No. 14 Tahun 2005 Guru adalah pendidik professional
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia
mengajar. Karena guru lah yang berinteraksi langsung dengan siswa di dalam
kelas. Gurulah yang memegang peranan yang sangat penting dalam membuat
siswa mengerti dan paham mengenai mata pelajaran yang diajarkan. Sekolah
1
peserta didik melalui proses belajar mengajar yang dilakukan pendidik
yang besar dari peserta didik. Pada bagian lain, pendidik harus memiliki
mampu menjadikan dirinya sebagai model dan pusat anutan, teladan, dan
mampu menyesuaikan diri dengan subjek didik. Guru merupakan figur dalam
penyuksesan pendidikan bagi anak didik. Tidak cukup hanya saja, bahkan
guru dituntut harus memiliki akhlak yang baik seperti diajarkan oleh
Rasulullahsaw. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-
Ahzab :21.1
2
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada(diri) Rasulallah itu
suri teladan yang Baik bagimu.2
disenangi oleh peserta didik, dengan sendirinya akan disenangi ilmu yang
pelajaran karena watak guru yang keras, akhlak guru yang kasar dan cara
mengajar guru yang sulit. Di pihak lain, banyak pula siswa yang menyukai
dan tertarik untuk mempelajari suatu ilmu atau mata pelajaran, karena cara
ini merupakan suatu pekerjaan yang berat dan sulit dicapai oleh seseorang,
didik. Kualitas seorang guru itu dapat diukur dari moralitas, bijaksana, sabar
2 QS.
3
sulit, tidak mudah frustasi, depresi atau stress secara positif atau konstruktif,
nilai Al-Quran saat ini jauh sebagaimana diharapkan. Banyak dari pendidik
meninggalkan nilai-nilai etika (affective domain). Hal ini tidak sesuai dengan
keseimbangan dalam segala hal. Sistem pendidikan yang baik adalah sistem
Maka dari itu peneliti ingin membahas tentang kompetensi guru yang
harus dmiliki oleh setiap guru.Dalam skripsi ini akan membahas dan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah
4
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian skripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan kompetensi kepribadian
Agar tidak terjadi ksalahan dalam memahami dan menafsirkan judul, maka
berikut:
5
1. Konsep adalah rencana yang di tuangkan dalam kertas,rancanagan,
yang berhubungan timbal balik dengan suatu kriteria efektif dan atau
bersangkutan.
3. Al-Quran adalah kitab suci umat islam yang berisi firman Allah
E. Telaah Pustaka
1) Skripsi : Rakhman Khakim pada Tahun 2008 yang berjudul
4 Ella Yulaelawati, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: Pakar Raya, 2007 ), hlm.16.
6
dalam pendidikan islam, sedangkan penulis memfokuskan pada
kepribadian guru.
3) Skripsi : Pahrurrozi pada tahun 2009 yang berjudul Peranan
lain.7
F. Kerangka Teori
7
8
Squire, huitt & Segars ( 1983 ) mengemukakan bahwa guru yang
efektif yaitu guru yang mampu menciptakan wahana bagi siswa untuk
membimbing siswa dalam belajar. Prakarsa ini amat terasa pada proses
sosiologikal siswa.
Selain guru dituntut untuk memilki keahlian dalam mengajar, guru juga di
mengajar.
b) Hendaklah ia menunjukkan akhlak-akhlak baik yang dijelaskan di dalam
8
d) Seorang guru hendaknya bersikap lemah lembut kepada orang yang
9
c. Memimpin perencanaan dalam mata pelajaran atau
pelajarannya.
besar.
10
dia Berkata kepada manusia: " Hendaklah kamu menjadi
penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." akan
tetapi (Diaberkata): " Hendaklah kamu menjadi orang-orang
rabbani, Karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan
disebabkan kamu tetap mempelajarinya.10
mempunyai ilmu yang banyak dan taqwa kepada Allah S.W.T. Karena guru
bervariasi.
d) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat mediadan
11
Guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurangkurangnya
meliputi:
d. Perancangan pembelajaran;
yang dimilikinya.
3. Kompetensi Keperibadian.
dewasa, bijak, dapat menjadi contoh bagi para siswa dan memiliki
b. berakhlak mulia;
d. demokratis;
e. mantap;
12
f. berwibawa;
g. stabil;
h. dewasa;
i. jujur;
j. sportif;
berbunyi :
11 QS. Al-Qalam [ 68 ] : 4
13
Kesimpulan akhlak Beliau adalah seperti yang dikatakan oleh
Oleh karena itu, Beliau memiliki akhlak yang paling sempurna dan paling
agung, dimana tidak ada satu pun akhlak mulia kecuali Beliau shallallahu
14
'alaihi wa sallam menduduki peringkat tertinggi. Oleh karena itu, Beliau
dari Beliau, maka Beliau menyetujui mereka serta mengikuti mereka jika
tidak ada larangannya, dan jika ingin melakukan suatu langkah, maka
menerima orang yang berbuat ihsan dan memaafkan orang yang bersalah
dan tidaklah ada orang yang duduk dengan Beliau kecuali Beliau bersikap
dengan sikap yang sebaik-baiknya untuk Beliau. Oleh karena itu, Beliau
membalas orang yang bertindak kasar terhadap diri Beliau, Beliau tidak
marah jika diri Beliau disakiti, tetapi marah jika syariat Allah Subhaanahu
wa Ta'aala dilanggar.
bersama kegilaan.
4. Kompetensi Sosial.
15
Kompetensi ini merujuk pada kemampuan guru untuk menjadi
dengan para siswa, para guru lain, staf pendidikan lainnya,orang tua dan
santun;
secara fungsional;
berlaku; dan
kebersamaan.
16
Kepribadian guru ini sangat penting mengingat
G. Metode Penelitian
1) Jenis Penelitian
Dalam pendekatan ini, peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif, yaitu penelitian yang menekankan pada Quality atau hal yang
terpenting dari sifat suatu benda/jasa, hal yang terpenting dari suatu barang
atau jasa berupa kejadian atau fenomena ataupun gejala sosial adalah
17
Dalam pendekatan ini peneliti juga berusaha mendeskripskan
2) Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti bukan ditujukan untuk mempengaruhi subyek
untuk mendapatkan data, oleh karena itu peneliti berusaha secara lansung
untuk dapat melibatkan diri dalam kehidupan objek penelitian, tetapi lebih
kualitatif ini adalah penelitian berupa data-data tertulis, baik data primer
atau data skunder. Data primer adalah berupa ayat-ayat Al-Qur.an dan
untuk data skundernya dalam penelitian ini adalah buku-buku dan lain
18
Untuk memperoleh data yang di perlukan dalam peneliti maka peneliti
sebagai berikut:
a. Pengertian Tafsir
19
Ada banayak pengertian dalam memahami makna tafsir. Akan
salah satunya yaitu karya dari Hj. Yayat Rakhtikawati bahwa di dalam
kata tafsir berasal dari kata kerja fassara, yang berarti Kasyf al-mughatta,
situasi konteporer pada masa dan tempat seorang mufasir hidup. Pada
20
secara bahasa kata maudhui berasal dari kata yang
merupakan isim maful dari kata yang artinya masalah atau pokok
turunnya, korelasi antara satu ayat dengan ayat yang lain dan hal-hal lain
dan menyeluruh.19
6) Kesahihan Data
diamati oleh peneliti sudah sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada
19 ibid hlm.28.
21
BAB II
PAPARAN DATA
1. Surat Al-Qalam ayat 4 dan terjemahannya.
Dan sesungguhnya kamu bener-bener berbudi pekerti yang agung
2. Asbabun Nuzul Surat Al-Qalam ayat 4.
Mengetahui Asbabun Nuzul sangat besar pengarunya dalam memhami
makna ayat yang mulia. Oleh sebab itu para ulama sangat berhati-hati
22
Firman Allah SWT., Dan sesungguhnya kamu benar-benar
Selain itu juga di kemukakan oleh Imam Abu Naim di dalam kitab
hadist dengan sanad dan di riwayatkan olelh Siti Aisyah r.a. bahwasanya ia
agung, seperti rasa malu yang amat tinggi, murah hati, pemberani, suka
Anas Bin Malik, Aku telah menjadi pembantu Rasulallah SAW., selama
23
sepuluh tahun, namun beliau tidak pernah mengatakan,Cis, walaupun
mengapa kamu lakukan itu ? dan tidak pernah mengomentari apa yang
adalah yang paling baik akhlaknya. Beliau tidak pernah memakai pakaian
dari sutra. Tidak ada sesuatu pun yang lebih lembut daripada telapak
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
BAB III
ANALISA PEMBAHASAN
45
46
47
fvdfgd22
sgsgd23
sfgseges24
esrgesge25
ertgeger26
esrgege27
ergerr28
erger29
rrr30
22
23
24
25
26
27
28
29
30
48
fsdfdsf31
wewwe32
dffdf33
sdfsf34
fsdfsdfs35
ddsff36
ss37
fsf38
31
32
33
34
35
36
37
38
49
dfsdf39
sfs40
sfsfs41
sdfszdfsd42
sdfsf
39
40
41
42
50
Kata ( ) jika tidak di barengi dengan adjektifnya, maka ia selalu
berarti budi pekerti yang luhur, tingkah laku dan watak terpuji.
Kata ( ) mengandung makna kemantapan. Di sisi lain ia juga
ayat-ayat di atas berada tingkat budi pekerti yang luhur, bukan sekedar
budi pekerti luhur. Memang Allah menegur beliau jika bersikap dengan
sikap yang hanya baik dan telah biasa di lakukan orang-orang yang di
terakhir pada ayat ini adalah penyipatan Khuluq itu oleh Tuhan Yang
dewasa. Tetapi jika Allah yang menyipati sesuatu dengan kata agung,
51
maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah di
lurus.44
Dalam kaitannya dengan studi islam, garis besar di kenal dua
islam, yaitu Al-Quran dan Hadist, telaah atas hasil penelitian para ulama
Al-Quran dan Hadist Nabi sebagai dasar pendidikan islam. Karena Al-
pendidikan.
Masalah kompetensi guru seperti yang telah dijelaskan pada bab iii
merupakan ketentuan yang ahrus di miliki oleh seorang guru, baik yang
siswa, guru lain, atau masyrakat. Agar guru dapat melaksanakan tugas dan
maka ada hal-hal yang ingin penulis sampaikan bahwa, kalau di tinjau
dari asbabun nuzul surat Al-Qalam ayat 4, maka tujuan ayat-ayat ini di
52
turunkan adalah untuk untuk menghibur Nabi Muhammad SAW., beliau
dengan lapang dada semua perlakuan buruk orang kafir, serta tidak
sejarah.
katakan oleh Aisyah r.a karena beliau mempunyai mempunyai sifat teguh
hati, tabah, pemaaf, dermawan, pemberani dan ksatria serta akhlak yang
53
lain. Seluruh sifat-sifat tersebut merupakan bagian dari adab (akhlak)
mencintainya lebih dari apapun yang ada di dunia ini. Semua orang
Mekkah.48
54
semakin banyak bermurah hati, bahkan jika di bandingkan dengan
karena itu, guru harus berani tampil beda, harus berbeda dari
guru bisa membuat murid senang belajar, membuat murid betah di kelas,
tetapi bisa juga membuat murid malas belajar bahkan malas masuk kelas
tampil beda agar bisa di tiru dan di teladani oleh peserta didiknya.50
Guru adalah pendidik profesional yang bertugas
55
dengan siswa akan banyak di tentukan oleh karakteristik
56
kepercayaan masyarakat terhadap lembaga sekolah
57
kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik.
58
kepada pendidik untuk bersyukur kepada Allah dan tidak
kedua orang tua terutama ibu dan taat kepada mereka dalam
59
pengembangan kompetensi pedagogik dan akademik
60
1. Ayat-Ayat yang berkaitan dengan Kompetensi Kepribadian Guru
a) Surat Al-Alaq
61
segumpal darah. Dan tuhanmulah yang maha pemurah, yang
mengajar ( manusia ) dengan perantara kalam. Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak di ketahuinya.
Nabi dalam arti yang seluas-luasny, baik yang tersurat yang didalam Al-
quran maupun yang tersirat di jagad ini. Dan penjelasan ini erat erat
dan ilmu umum yang keduanya di arahkan untuk mengabdi kepada Alla
kurikulum pendidikan.
62
Inti sari dari ayat-ayat di atas ketika di kaitkan dengan
bukan hanya pendidik atau guru, melainkan juga anak didik. Karena itu
ayat ini dapat menjadi dasar bagi pengembangan teori belajar siswa aktif
dan metode tanya jawab dalam proses belajar mengajar. Pada saat guru
objek, tapi pada saat yang sama dia juga berperan subyek. Sebab, tugas
63
melainkan juga bertanggung jawab untuk sedapat mungkin bisa
sesuatu ).54
condition .55
berarti orang yang di gugu atau orang yang di turuti fatwa dan
64
perkataannya. Hal itu memang pada masa lalu guru menjadi panutan bagi
dan Allama berasal dari kata dasarnya yaitu Allima yang berarti
menjadi seorang yang membuat orang lain(dala hal ini muridnya) berilmu
didik.
Kata Murabbi, yang sering di artikan kepada pendidik, berasal dari kata
jiwa peserta didik. Sesuai dengan firman Allah SWT. Dalam Surat Ar-
65
Yang telah mengajarkan Al-Quran. Dia menciptkan
manusia. Mengajarnya pandai berbicara.
selain sebagai alat perasa juga sebagai alat yang berfungsi sebagai media
bahwa tugas dan kewajiban membuat bekas dalam jiwa peserta didik.
mereka. Selain dari yang ketiga tersebut diatas, guru juga di sebut dengan
58 Kadar M. Yusuf, Tafsir Tarbawi, (Jakarta: CV. Bina Jaya, 2013), Hlm.64.
66
membentuk jiwa mereka, melalui ilmu pengetahuan yang diajarkan, agar
Selain itu juga ada beberapa para ahli mengemukakan pengertian dari
orang tua. Tatkala para orang tua menyerahkan anaknya ke sekolah, berarti
pekerjaannya mengajar.60
67
potensinya, baik kompetensi afektif, potensi kognitif, maupun kompetensi
samping itu, ia mampu sebagai makhluk sosial dan makhluk individu yang
68
kepada Allah SWT. Seorang guru di tuntut untuk mampu memainkan
demikian, profesi guru merupakan tugas yang sangat mulia, yaitu mewarisi
tugas Nabi dan Rasul, yang selanjutnya juga menjadi tugas semua guru. 62
Seperti pada surat al Baqarah ayat 129, yang berbunyi Yatlu alayhim
dalamnya.
Selajutnya juga yang terdapat dalam Surat Al-Imran ayat 164 yang
69
keimanan, akhlak, dan hukum yang mesti di patuhi untuk kepentingan
di akhirat.
Yang ketiga yaitu yang terdapat pada Surat Al-Jumuah ayat 2 yang
peserta didiknya dari sifat dan perilaku tercela baik dalam lingkungan
untuk di pupuk dalam diri seorang peserta didik. Itulah tugas guru selain
kata-kata.
Itulah ketiga hal yang menjadi tugas semua guru. Setiap guru
melaksanakan ketiga hal di atas. Para gru mesti menyikap dan membuka
jiwa peserta didik untuk melihat fenomena ketuhanan yang terdapat dalam
Dengan demikian hal itu dapat membangun akhlak mulia pada pserta
didik. Oleh karena itu menanam dan membangun akidah tauhid serta
akhlak mulia tidak hanya tugas guru agama tetapi juga menjadi tugas guru
lainnya. Selain itu juga guru di tempatkan oleh masyrakat pada tempat
70
Ini berarti guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan
misi ganda dalam waktu yang bersamaan, yaitu misi agama dan misi ilmu
ajaran agama kepada anak didik, sehingga anak didik dapat menjalankan
71
perkembangan zaman. Selain itu juga ada beberapa syarat yang harus di
bertaqwa kepada Allah S.W.T. agar tujuan tersebut dapat tercapai, guru
sebagai seorang pendidik harus beriman. Sesuai dengan Hadist Nabi sebagai
berikut :
Artinya : Sufyan bin Abullah ats-tsaqafi
meriwayatkan bahwa ia berkata kepada Rasulallah,Ya
Rasuallah, katakan lah kepada saya sesuai tentang Islam yang
tidak akan saya tanyakan lagi sesudah engkau.Nabi
berkata,Katakanlah saya beriman kepada Allah, lalu
tetapkanlah pendirianmu.(HR.Muslim Dan Ahmad )
Hadist ini menujukkan bahwa Iman kepada Allah dan istiqomah dengan
pengakuan keimanan itu merupakan suatu hal yang sudah cukup dan cukup
memadai bagi seseorang muslim. Oleh karena itu, para guru dan pendidik
harus berusaha agar peserta didiknmemiliki iman yang kuat dan teguh
Apabila yang diinginkan adalah adalah peserta didik yang beriman kepada
Allah, maka terlebih dahulu pendidik atau seorang guru harus beriman. Tidak
mungkin orang yang tidak beriman mampu membina orang menjadi beriman.
72
kembali dengan mencabutnya hati sanubari manusia, tetapi
dengan mewafatkan orang-orang berpengetahuan ( Ulama ).
Apabila tidak ada lagi orang alim yang tersisa, manusia akan
mengangkat orang bodoh menjadipemimpin yang di jadikan
tempat bertanya. Lalu orang-orang bodoh itu di tanya dan
mereka berfatwa tanpa ilmu mengakibatkan mereka sesat dan
menyesatkan. (HR. Al-Bukhari ).
ilmu, peringatan bagi pemimpin yang bodoh, peringatan bahwa yang berhak
larangan bagi orang yang berani mengeluarkan fatwa tanpa berdasarkan ilmu
pengetahuan. Hadist ini juga di jadikan alasan oleh jumhur ulama untuk
mengatakan bahw pada zaman sekarang tidak ada lagi seorang mujtahid.
Dari Hadist ini dapat di pahami bahwa orang yang berfatwa dan
mengajar harus berilmu pengetahuan. Termasuk dalam hal ini adalah guru.
ajarkan akan sesat. Dengan kata lain dalam bahasa kependidikan, apabila
hadist berikut.
Artinya :Usamah meriwayatkan bahwa Rasulallah
SAW. Brsabda, seseorang akan di dtangkan pada hari kiamat
dan di lemparkan ke neraka. Usus-Ususnya keluar di neraka.
Ia pun berputar sebagaimana berputarnya keledai di
penggilingannya. Para penghuni neraka brkumpul kepadanya
dan bertanya, Wahai fulan, ada ap[a denganmu ? bukankah
engkau dahulu memerintahkan kami perbuatan mungkar ?Ia
menjawab, Dahulu aku memerintahkan kalian perbuatan
yang maruf tetapi aku tidak melakukannya dan aku melarang
kalian perbuatan mungkar tetapi aku mengerjakannya, ( HR.
Al-Bukhari ).
73
Hadist di atas menjelakan siksaan Allah yang akan di terima oleh
orang yang menasihati orang lain agar meninggalkan yang buruk tetapi ia
kerjakan oleh pendidik atau guru. Jadi, guru harus mengamalkan ilmu yang
demikian, pendidk wajib berlaku adil dalam berbagai hal terhadap peserta
pemberian nilai. Apabila sifat ini tidak di miliki oleh seorang pendidik, maka
ia tidak akan di senangi oleh peserta didiknya. Dan apabila terjadi proses
74
mengharapkan dunia atau seoarng perempuan untuk di
nikahi, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang di niatkan.
( HR. Al-Bukhari dan Muslim ).
mendapat ridho Allah dan apa yang di janjikan kepadanya atau ingin
menjauhkan diri dari ancamannya. Niat yang benar adalah keinginan dalam
Kata Ikhlas di ambil dari kata Khalasa. Menurut husain mazhariri, kata
khalasa, khalusan, dan khalsan berarti jernih, lenyap kotoran darinya. Kalimat
perbuatan, dan uacapannya sejalan dengan apa yang terdapat di dalam Al-
Quran Karim maka ia adalah orang yang ikhlas kepada Allah. Ia juga akan
yang luhur.
berbuat ikhlas, baik dalam perilaku sehari-hari maupun dalam proses belajar.
dari Allah SWT. Jangan sampai perbuatan tersebut di landaskan pada sifat
75
munafik, riya, ata hanya ingin mendapatkan rasa terima kasih dan pujian dari
orang-orang.
dapat mengendalikan diri secara normal. Sesuai dengan Hadist berikut yang
artinya :
Dari abu musa Ra. Ia berkata, seseorang bertanya
kepada Nabi SAW. Mengenai perkara yang tidak di sukai
beliau. Tatkala orang itu terlalu banyak bertanya, Nabi
menjadi marah. Kemudian beliau berkata, Tanyakanlah apa
yang hendak kamu tanyakan. Seorang laki-laki bertanya,
siapakah ayahku ? Nabi menjawab, Ayahmu Huzafah.
Bertanya pula yang lain, siapakah ayahku, wahai Rasulallah,?
Nabi menjawab, Ayahmu salim, hamba sahaya
Syahibah,tatkala Umar Bin Al-Khattab melihat rasa kurang
senang tergambar di wajah Rasulallah karena sejumlah
pertanyaan yang tidak menentu segera ia berkata, Wahai
Rasulallah, kami bertaubat kepada Allah yang maha kuasa
dan yang maha agung. ( HR. Al-Bukhari ).
depannya. Dalam kasus ini, sahabat banyak bertanya tentang hari kiamat.
cinta kepada kebaikan bagi masyarakat. Ia juga akan memberikan jalan bagi
kebaikan pada jiwa manusia untuk sampai kepada puncaknya. Nabi telah
memberikan bimbingan kepada anas bin malik ketika masih kecil agar
mencuci noda-noda jiwa setiap pagi dan petang dengan cara memberikan
maaf kepada setiap orang yang berbuat jahil kepadanya. Beliau juga
76
memintanya untuk mengosongkan hatinya dari sisa-sisa hembusan setaan di
dalam pikiran.
Sejalan dengan pembahasan pendidik dan kepribadiannya, Al-Quran
kata yang dapat memberikan bekas sampai ke dalam jiwa kepada orang yang
77
jalannya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.
Artinya, di tekankan kepada setiap orang yang menyeru ke jalan Allah
termasuk para pendidik harus di lakukan dengan cara hikmah dan hasanah.
Rasul. Karena guru adalah bapak rohani bagi anak didik yang memberi
Kedudukan guru dalam islam di hargai tinggi bila orang itu mengamalkan
68 Ibid, hlm.157.
78
Sebenarnya tinginya kedudukan guru dalam islam merupakan realisasi
dari ajaran islam itu sendiri. Islam memuliakan ilmu pengetahuan, dan
pengetahuan itu di dapat dari belajar dan yang mengajar. Yang belajar
adalah calon pemimpin masa depan, dan yang mengajar adalah guru.
Karena islam adalah agama, maka pandangan tentang guru dan kedudukan
guru dalam islam masih dapat dis aksikan secara nyata pada zaman
sekarang. Itu dapat kita lihat di pesantren. Jadi sudah jelaslah kedudukan
guru dalam islam sangat tinggi. Sesuai dengan firman Allah S.W.T dalam
Al-Quran.
orang tua bagi sahabatnya. Pengertian bagaikan orang tua adalah mengajar,
79
membimbing, dan mendidik anak-anak seperti yang pada umumnyadi
Sebenarnya persoalan ini adalah persoalan orang tua. Akan tetapi Nabi
yang tidak di ragukan lagi bagi umat islam, sebagai maha guru dan
melaksanakan tugas yang di amanahkan oleh Allah dan orang tua peserta
didik. Mendidik anak harus di dasarkan pada rasa kasih sayang. Oleh
anaknya sendiri. Ia harus berusaha dengan ikhlas agar pserta didik dapat
senanginya.
80
bagaikan keutamaan bulan di antara semua bintang.
Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Mereka tidak
mewariskan emas dan perak, tetapi ilmu. Siapa yang mencari
ilmu, hendaklah ia mencari sebanyak-banyaknya.(HR. At-
Tirmizi, Ahmad, A-Baihaqi,, Abu Daud, dan Ad-Darimi).
berkaitan erat dengan tema ini adalah ulama adalah pewaris para Nabi.
Pendidik, dalam hal ini terutam guru, adalah orang yang berilmu
adalah pewaris para Nabi. Sebagai pewaris para Nabi, tentu guru tidak
termasuk pendidik, untuk mencari harta kekayaan selama proses itu tidak
ilmu pengetahuan.
siswa, masyarakat, dan Allah S.W.T., selain itu juga sebagai seorang guru,
kepada peserta didiknya. Jika seseorang ingin menjadi guru yang sangat di
2. Kepribadian
Menurut Allport, bahwa kepribadian menyangkut
keseluruhan aspek seseorang, baik fisik maupun psikis, baik
yang di bawa sejak lahir maupun yang diperoleh dari
penglaman.70
81
Sedangkan menurut zuhairini ( 1991 : 186 ), kepribadian adalah
hasil dari sebuah proses sepanjang hidup. Kepribadian bukan terjadi secara
lemah, beradab atau biadab, semua itu sangat di pengaruhi oleh banyak
proses kehidupan yang dijalani oleh setiap manusia pun berbeda. Namun,
karena setiap manusia itu mempunyai tujuan, maka dengan usaha yang
menyampaikan ilmu saja pada anak didik, akan tetapi juga bagaimana para
hanya pandai bermanis kata semntara perbuatan jauh panggang dari api.
ideal. Oleh karena itu, pribadi guru sering di anggap sebagai model atau
82
panutan. Agar pendidik dapat menjalankan tugasnya dengan baik, maka
Keprbadian yang akan menetukan apakah orang tua atau guru akan
menjadi pendidik atau pembina yang baik bagi para anak didiknya, atau
sebaliknya, justru menjadi perusak dan penghancur bagi masa depan anak
didiknya.
Dari pengertian tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa kepribadian
adalah suatu totalitas psikofisis yang meliputi sifat-sifat prbadi yang khas
dan unik dari individu yang melekat pada diri orang yang bersangkutan
BAB IV
Dan dengan surat ini Allah menenagkan hati beliau melalui janji serta
pujian atas akhlak luhur beliau sambil mengingatkan agar tidak mematahi
83
atau melunakkan sikap menghadapi mereka. Begitulah thabathabai
84
DAFTAR PUSTAKA
Algensindo.
Satori Djaman. 2014. Metode Pembelajaran Kualitatif. Bandung: CV.
Alfabeta.
Ardianto Elviaro. 2011. Metodologi Penelitian Untuk Public Relations.
Pustaka Setia.
Mulyasa. 2011. Standar Kompetensi Dalam Sertifikasi Guru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Jalaluddin. 2011. Psikologi Agama. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Umar Bukhari. 2012. Hadist Tarbawi. Jakarta: Amzah.
Nurdin Muhammad. 2008. Kiat Menjadi Guruprofesional. Jogjakarta: Ar-
85