Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAJULUAN
A. Latar belakang
Seiring dengan tuntutan mutu pendidikan, maka pemerintah dewasa
ini membuat peraturan perundan-undangan tentang kualitas, kompetensi dan
sertifikasi guru. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan diatur beberapa hal, Salah satunya adalah
masalah kompetensi guru yang menyatakan bahwa kompetensi sebagai agen
pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan memecahkan serta
pendidikan anak usia dini yang meliputi : kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi profesinal, dan kompetensi sosial
(pasal 28 ayat 3).
Salah satu tujuan diperlukanya kompetensi guru adalah untuk
memperbaiki kualitas guru. Tidak hanya bidang keilmuan saja yang harus
dikuasai guru melainkan juga kepribadian, sosial serta profesional. Hal ini
karena seorang guru adalah sosok panutan bagi peserta didiknya. Jika
seorang guru berkualitas, maka ia akan mampu menghasilkan peserta didik
yang berkualitas pula. Dimana itu adalah tujuan terselenggaranya
pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi guru yang profesional?
2. Bagaimana kompetensi guru yang profesional?
3. Bagaimana Standar Kompetensi Guru (SKG)?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kompetensi guru yang profesional.
2. Mengetahui jenis-jenis kompetensi guru yang profesional.
3. Mengetahui Standar Kompetensi Guru (SKG).

1
BAB II
KOMPETENSI GURU

A. Pengertian Kompetensi Guru yang Profesional


Menurut kamus umum Bahasa Indonesia (WJS. Purwadarminta) kompetensi
berarti (kewenangan) kekuasan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal.
Pengertian dasar kompetensi (competency) yakni kemampuan atau kecakapan.
Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Pengertian lain
menyatakan, kompetensi guru adalah kemampuan guru dalam melaksanakan
kewajiban-kewajiban secara bertanggumg jawab dan layak. Dengan gambaran
pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan dan
kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya.
Kata “professional” berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan
sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperi guru,
dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat
profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang
khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka
yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. (Dr. Nana Sudjana, 1988).1
Dengan bertitik tolak pada pengertian ini, maka kompetensi seorang guru
yang profesional adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang
guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil. Pada
umumnya disekolah sekolah yang memiliki guru dengan kompetensi profesional
akan menerapkan “pembelajaran dengan melakukan” untuk menggantikan cara
mengajar dimana guru hanya berbicara dan peserta didik hanya mendengarkan.
Dalam suasana seperti itu, peserta didik secara aktif dilibatkan dalam
memecahkan masalah, mencari sumber informasi, data evaluasi, serta menyajikan
dan mempertahankan pandangan dan hasil kerja mereka kepada teman sejawat
dan yang lainnya. Sedangkan guru dapat bekerja secara intensif dengan guru

1
Moh User Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995)
14.

2
lainnya dalam merencanakan pembelajaran, baik individual maupun tim,
membuat keputusan tentang desain sekolah, kolaborasi tentang pengembang
bangan kurikulum, dan partisipasi dalam proses penilaian.2

B. Jenis Jenis Kompetensi


1. Kompetensi kepribadian
a. Mengembangkan kepribadian
1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa meliputi mengkaji
ajaran agama yang dianut dan mengamalkan ajaran-ajaran
agama yang dianut.
2) Berperan dalam masyarakat sebagai warga negara yang berjiwa
pancasila dengan mengkaji sifat-sifat kepatriotan bangsa
indonesia serta membiasakan diri menerapkan nilai-nilai
pancasila dalam kehidupan.
3) Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi
jabatan guru.
b. Berinteraksi dan berkomunikasi
1) Berinteraksi dengan sejawat untuk meningkatkan kemampuan
profesional.
2) Berinteraksi dengan masyarakat untuk penunaian misi
pendidikan.
c. Melaksanakan bimbingan penyuluhan
1) Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar
2) Membimbing murid yang berkelainan dan berbakat khusus
d. Melaksanakan administrasi sekolah
1) Mengenal pengadministrasian kegiatan sekolah
2) Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah
e. Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran
1) Mengekaji konsep dasar penelitian ilmiah

2
Dewa Ketut Sukardi, Desak, Nila Kusmawati, Proses Bimbingan Dan Konseling
Disekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008) 30.

3
Guru profesional sebagai dikehendaki dalam UU nomor 20 tahun 2003
tentang SPN, dan ditegaskan lagi dalam UU nomor 14 tahun 2005 harus
memiliki kriteria tertentu yang menjadi syarat kualifikasinya. Diantara
syarat yang ditentukan adalah guru harus memiliki kompetensi
kepribadian,yakni kompetensi guru yang berkaitan dengan kemampuan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, mejadi
teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia, serta berbagai kompetensi
kepribadian lainnya yang melekat pada tenaga pendidik. Berikut adalah
kepribadian yang menjadi ciri khas atau karakter guru yang membedakan
dari tugas profesi lainnya :
a. Pribadi yang disiplin
Guru yang memiliki sikap disiplin biasanya akan datang dan pulang tepat
waktu. Ia akan mengajar dengan penuh rasa tanggung jawab, menaati
ketentuan yang berlaku disekolah mampu menjadi teladan dan contoh bagi
siswa-siswanya, serta sangat antusias dalam melaksanakan tugas-tugasnya.3
b. Pribadi yang jujur dan adil
Seorang guru dituntut untuk bersikap jujur, baik kepada diri sendiri
ataupun kepada para siswanya. Jujur kepada diri sendiri artinya mau
mengakui keberadaan dirinya, kekurangan dan kelebihannya. Guru yang
adil akan memperlakukan siswanya juga secara adil. Adil bukan berarti
harus sama rata, guru akan memperlakukan siswa sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhannya.4
c. Pribadi berakhlak mulia
Guru berperan sebagai pendidik, ia tidak hanya menyampaikan ilmu
pengetahuan kepada siswanya, tetapi juga diharapkan menjadi spiritual
father yang akan member nasihat-nasihat yang baik kepada para siswanya.
Sebagai orang yang memberi nasihat maka ia mesti menghiasi dirinya

3
Yanuar A, Jenis-Jenis Hukuman yang Edukatif Untuk Anak SD, (Jogyakarta: Diva Press,
2012) 98.
4
Chaerul Rochman, Heri Gunawan, Pengembangan Kompetensi Kepribadian Guru
(Bandung: Nuansa Cendekia, 2011) 47.

4
dengan akhlak yang muliaterlebih dahulu. Diantara akhlak mulia adalah
sederhana, qona’ah, tawakkal, sabar dan ikhlas.
d. Pribadi yang mantap
Agar dapat menjalankan tugas profesional dengan baik, seorang guru
harus memiliki kepribadian yang tenang dan mantap. Penampilan guru yang
tenang akan menggambarkan kemantapan pribadi seorang guru. Guru yang
tenang dan mantap akan memiliki sikap “MANTAP”, (mandiri, aktif, nggak
suka maksiat, tenang, anggun dan prima).
e. Pribadi berwibawa
Guru harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai spiritual,
emosional, moral, sosial, dan intelektual dalam pribadinya. Untuk
membangun kewibawaan, seorang guru hendaknya memperhatikan
beberapa hal berikut: kesesuaikan kata dan perbuatan, jadilah orang yang
pertama yang melakukan, menjadikan kata sebagai ikatan dan berpegang
pada nilai hakiki.
f. Pribadi yang memiliki rasa percaya diri
Seorang guru efektif adalah guru yang memiliki rasa percaya diri. Sikap
ini sangat mempengaruhi gairah dan semangat para siswa dalam belajar.
Suasana kelas akan terasa menyenangkan, menggembirakan, dan kondusif
untuk belajar bila gurunya optimis.
2. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkaitan dengan
pemahaman siswa dan pengelolaan pembelajaran yang mendidik dan
dialogis. Secara substansi, kompetensi ini mencakup kemampuan
pemahaman terhadap siswa, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.
Dalam SNI, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa
kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran siswa
yang meliputi pemahaman terhadap siswa, perancangan, dan pelaksanaan

5
pembelajaran, evaluyasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk
mengaktualisasikanberbagai kompetensi yang dimilikinya.
Lebih lanjut, dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar
pendidikan dan Kependidikan dikemukakan bahwa komptensi pedagogik
merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran siswa
sekurang kurangnya meliputi hal berikut :
a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan (kemampuan
mengelola pembelajaran)
Kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran sangatlah penting
karena dalam hal ini guru adalah seorang manajer dalam
pembelajaran, yang bertanggung jawab terhadap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan program
pembelajaran. Pemahaman terhadap siswa
Sedikitnya ada empat hal yang harus difahami guru, yaitu tingkat
kecerdasan, kreatifitas, cacat fisik, dan perkembangan kognitif.
b. Perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran mencakup tiga hal, diantaranya
identifikasi kebutuhan, perumusan KD, dan penyusunan program
pembelajaran.
c. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dealogis
Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tigal hal, yaitu
pre-tes, proses, dan post-test.
d. Pemanfaatan teknologi pembelajaran.
Hal ini tujuannya untuk memudahkan kegiatan pembelajaran
e. Evaluasi hasil belajar
Hal ini dilakukan untuk mengetahui perubabahan perilaku dan
pembentukan kompetensi siswa, yang dapat dilakukan dengan
penilaian kelas, penilaian program, dan penilaian akhir satuan
pendidikan.
f. Pengembangan siswa

6
Pengembangan siswa dapat dilakukan oleh guru melalui kegiatan
ekstrakurikuler, pengayaan dan remidial, serta BK.
Guru diharapkan dapat memahami landasan pendidikan, mampu
menerapkan teori belajar, dapat menetukan strategi pembelajaran sesuai
dengan karakteristik peserta didik, dan mampu menyususn rancangan
pemeblajaran berdasarkan strategi yang tepat.
Guru yang memiliki komperensi pedagogik yang baik, ia akan mampu
memahami apa yang dibutuhkan atau yang diinginkan para siswanya dalam
proses pembelajaran. Guru memiliki pengetahuan dan mengetahui juga
bagaimana cara menyampaikan kepada siswanya.
Salah satu bentuk operasional dari kompetensi pedagogik guru adalah
dalam kemampuanya mengembangkan kurikulum pada tingkat
pembelajaran, yang mana guru yang memilki kompetensi pedagogik yang
memadai akan selalu merupaya memperbaiki proses pembelajaran melalui
rancangan rencana pembelajaran yang mereka buat.
Keharusahn guru untuk memiliki kompetensi pedagogik juga disinggung
dalam Al-Qur’an maupun hadits Rasulalloh SAW. Diantaranya terdapat
pada surah An-Nahl (16) Ayat 125
Serulah (manusia) kejalan Tuhanmu dengan himah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi
pedagogik adalah kompetensi yang mutlak harus dimiliki guru. Guru juga
berkewajiban untuk mengembangkan kompetensi ini. Pengembangan
mutlak diperlukan agar guru dapat melakukan tugasnya dengan baik, dan
dapat perubahan atau perbaikan dalam setiap kegiatan pembelajarannya. 5
3. Kompetensi Sosial
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pada
pasal 4 ayat 1, menyatakan “pendidikan diselenggarakan secara demokratis
dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia, nilai keagamaan, nilai cultural, dan kemajemukan bangsa”.

5
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013) 101-106.

7
Pernyataan ini menunjukkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara
demokratis dan berkeadilan, tidak dapat diurus dengan paradigma
birokratik. Karena jika paradigma birokratik yang dikedepankan, tentu
ruang kreatifitas dan inovasi dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya
pada satuan pendidikan sesuai semangat UUSPN 2003 tersebut tidak akan
terpenuhi. Penyelenggaraan pendidikan secara demokratis khususnya dalam
member layanan belajar kepada peserta didik mengandung dimensi sosial,
oleh karena itu dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik mengedepankan
sentuhan sosial.6
Artinya kompetensi sosial terkait dengan kemampuan guru sebagai
makhluk sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. Sebagai makhluk
sosial guru berperilaku santun, mampu berkomunikasi dan berinteraksi
dengan lingkungan secara efektif dan menarik mempunyai rasa empati
terhadap orang lain. Kemempuan guru berkomunikasi dan berinteraksi
secara efektif dan menarik dengan peserta didik, sesama pendidik dan
tenaga kependidikan, orang tua dan wali peserta didik, masyarakat sekitar
sekolah dan sekitar dimana pendidik itu tinggal, dan dengan pihak-pihak
berkepentingan dengan sekolah. Kondisi objektif ini menggambarkan
bahwa kemampuan sosial guru tampak ketika bergaul dan melakukan
interaksi sebagai profesi maupun sebagai masyarakat, dan kemampuan
mengimplementasiakan dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi sosial menurut Slamet PH (2006) terdiri dari Sub-
Kompetensi (1) memahami dan menghargai perbedaan (respek) serta
memiliki kemampuan mengelola konflik dan benturan; (2) melaksanakan
kerjasama secara harmonis dengan kawan sejawat, kepala sekolah, dan
pihak-pihak yang terkait lainnya; (3) membangun kerja tim (teamwork)
yang kompak,cerdas, dinamis, dan lincah; (4) melaksanakan komunikasi
(oral, tertulis, tergambar) secara efektif dan menyenangkan dengan seluruh
warga sekolah, orangtua peserta didik, dengan kesadaran sepenuhnya bahwa

6
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:
ALFABETA cv. 2013) 39.

8
masing-masing memiliki peran dan tanggung jawab terhadap kemajuan
pembelajaran; (5) memiliki kemampuan memahami dan
menginternalisasikan perubahan lingkungan yang berperan terhadap
tugasnya; (6) memiliki kemampuan mendudukkan dirinya dalam sistem
nilai yang berlaku di masyarakat sekitarnya; dan (7) melaksanakan prinsip-
prinsip tata kelola yang baik (misalnya: partisipasi, transparansi,
akuntabilitas, penegakan hukum, dan profesionalisme). Keempat
kompetensi tersebut tidak menekankan pada penguasaan materi pelajaran,
karena jika seseorang guru telah berpendidikan S1 atau D-IV tentu saja
secara teoritik guru tersebut telah menguasai materi pelajaran sesuai bidang
studi yang menjadi tanggung jawabnya.
Pada kompetensi sosial, masyarakat adalah perangkat perilaku yang
merupakan dasar bagi pemahaman diri dengan bagian yang tidak
terpisahkan dari lingkungan sosial serta tercapainya interaksi sosial secara
objektif dan efisien. Kompetensi sosial mencakup perangkat perilaku yang
menyangkut: kemempuan interaktif yaitu kemampuan yang menjunjung
efektivitas interaksi dengan orang lain seperti keterampilan ekspresi diri,
berbicara efektif, memahami pengaruh orang lain terhadap diri sendiri,
menafsirkan motif orang lain, mencapai rasa aman bersama orang lain;
Keterampilan memecahkan masalah kehidupan seperti mengatur waktu,
uang, kehidupan berkeluarga, memahami nilai kehidupan dan sebagainya.
Sedangkan kompetensi spiritual yaitu pemahaman, penghayatan dan
pengalaman kaidah agama dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan
demikian indikator kemampuan sosial guru adalah mampu berkomunikasi
dan bergaul dengan peserta didik, sesama pendidik dan tenaga
kependidikan, orang tua dan wali murid, masyarakat dan lingkungan sekitar,
dan mampu mengembangkan jaringan.
4. Kompetensi Profesional
Guru adalah salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan pendidikan
sekolah. Oleh karena itu meningkatkan mutu pendidikan, berarti juga
meningkatkan mutu guru. Meningkatkan mutu guru bukan hanya dari segi

9
kesejahteraannya, tetapi juga profesionalitasnya. Sebagi seorang
professional guru harus memiliki kompetensi keguruan yang cukup.
Kompetensi keguruan itu tampak pada kemampuannya menerapkan
sejumlah konsep, asas kerja sebagai guru, mampu mendemonstrasikan
sejumlah strategi maupun pendekatan pengajaran yang menarik dan
interaktif, disiplin, jujur, dan konsisten.
Kompetensi professional berkaitan dengan bidang studi, menurut Slamet
PH (2006) terdiri dari Sub-Kompetensi (1) memahami mata pelajaran yang
telah dipersiapkan untuk mengajar; (2) memahami standar kompetensi dan
standar isi mata pelajaran yang tertera dalam Peraturan Menteri serta bahan
ajar yang ada dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP); (3)
memahami stuktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi materi
ajar; (4) memahami hubungan konsep antar matapelajaran terkait; dan (5)
menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Peranan
guru sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran, guru yang
digugu dan ditiru adalah suatu profesi yang mengutamakan intelektualitas,
kepandaian, kecerdasan, keahlian berkomunikasi, kebijaksanaan dan
kesabaran tinggi. Tidak semua orang dapat menekuni profesi guru dengan
baik. Karena jika seseorang tampak pandai dan cerdas bukan penentu
keberhasilan orang tersebut menjadi guru.
Sebagai penegasan dapat dicermati UU No. 14 tahun 2007 Pasal 7 ayat
(1) menyatakan profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan
khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip memiliki bakat, minat,
panggilan jiwa, dan idealisme, memiliki komitmen untuk meningkatkan
mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; memiliki
kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; memiliki tanggung
jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; memperoleh penghasilan
yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; memiliki kesempatan untuk
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar
sepanjang hayat; memiliki jaminan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan; dan memiliki organisasi profesi yang

10
mempunyai kewenangan mengatur hal-hal berkaitan dengan tugas
keprofesionalan guru. Kemudian ayat (2) menyatakan pemberdayaan profesi
guru atau pemberdayaan profesi dosen diselenggarakan melalui
pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak
diskriminatif, dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia, nilai keagamaan, nilai cultural, kemajemukan bangsa, dan kode
etik profesi.7

C. Standar Kompetensi Guru (SKG)


Berdasarkan pengertian tersebut, standar kompetensi guru dipilah kedalam
tiga komponen yang saling mengait, yakni : (1) pengelolaan pembelajaran, (2)
pengembangan profesi, dan (3) penguasaan akademik.
Ketiga komponen SKG tersebut, masing-masing terdiri atas beberapa
kompetensi, komponen pertama terdiri atas empat kompetensi, komponnen kedua
memiliki satu kompetensi, dan komponen ketiga terdiri atas dua kompetensi.
Dengan demikian, ketiga komponen tersebut secara keseluruhan meliputi 7 (tujuh)
kompetensi dasar, yaitu :
1. Penyusunan rencana pembelajaran,
2. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar,
3. Penilaian prestasi belajar peserta didik,
4. Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik,
5. Pengembanngan profesi,
6. Pemahaman wawasan kependidikan, dan
7. Penguasaan bahan kajian akademik (sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan).
Dijelaskan lebih lanjut bahwa selain ketiga komponen yang secara
keseluruhan meliputi tujuh kompetensi tersebut, guru sebagai pribadi yang utuh
harus juga memiliki sikap dan kepribadian yang positif’ yang senantiasa melekat
pada setiap kompetensi yang harus dimiliki guru.8

7
Ibid, 40.
8
Suparlan, Guru Sebagai Profesi, (Jogjakarta: Hikayat Publishing, 2006) 86.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kompetensi seorang guru yang profesional adalah seperangkat
kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat
melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil.
2. Jenis-jenis kompetensi guru profesional antara lain; kompetensi
kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional.
3. Standar kompetensi guru dipilah kedalam tiga komponen yang saling
mengait, yakni : (1) pengelolaan pembelajaran, (2) pengembangan
profesi, dan (3) penguasaan akademik.

12

Anda mungkin juga menyukai