Anda di halaman 1dari 22

N cvbANALISIS KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU KELAS 2 SDN 1 TANJUNGSARI

Disusun untuk memeNUHI TUGAS


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan bukan hanya sekedar proses pemindahan ilmu
pengetahuan akan tetapi proses menciptakan sumberdaya manusia secara
profesional, berkarakter, terampil dan mandiri. Guru selaku tenaga
pendidik merupakan salah satu komponen penentu keberhasilan
pendidikan. Keberhasilan suatu pendidikan tidak hanya dilihat dari
pembelajarannya saja, tetapi kerjasama antara guru dan peserta didik
dalam membentuk karakter dan moralitas. Guru tidak hanya dituntut untuk
menguasai ilmu pengetahuan yang akan diajarkan, namun guru juga
dituntut untuk memiliki dan menampilkan kepribadian yang mampu
menginspirasi siswa.
Dalam perspektif kebijakan nasional, pemerintah telah
merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam
penjelasan UU RI Nomor 14 Tahun 2005, yaitu :
1. Kompetensi padagogik;
2. Kompetensi kepribadian;
3. Kompetensi sosial;
4. Kompetensi profesional.

Sebagaimana telah disebutkan di atas mengenai empat kompetensi guru,


maka salah satu kompetensi yang di pilih dalam penelitian ini adalah
kompetensi kepribadian. Kompetensi kepribadian merupakan kompetensi
yang paling mendasar, kompetensi yang abstrak dan hanya dilihat dari
perilaku. Menurut Dahlan kompetensi kepribadian adalah kemampuan
individual dalam memunculkan tingkah laku yang menjadi cerminan
dirinya, baik atau buruknya kompetensi kepribadian dapat diukur dari
tingkah lakunya dalam hidup.1 Kompetensi kepribadian merupakan
kompetensi personal yang mencerminkan kepribadian mantab, stabil,

1
Dahlan, Menjadi Guru yang Bening Hati (Strategi Mengelola Hati di Abad Modern), (Yogyakarta :
CV Budi Utama, 2018), h.31
dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak
mulia.2

Kompetensi kepribadian guru sebagaimana dinyatakan di atas


dapat dipahami bahwa seorang guru harus memiliki pengetahuan dan
berakhlak mulia sehingga guru dapat menjadi teladan yang baik bagi
siswa. Reaksi dan kepiawaian guru dalam membimbing dan menyayomi,
akan sangat membekas dalam diri siswa. Interaksi yang terjalin antara guru
dan siswa, baik itu dalam segi verbal maupun tingkah laku, akan diserap
sebagai hal yang mudah ditiru bagi siswa khususnya siswa kelas rendah
rentang usia 7 – 9.

Sebagaimana yang di utarakan, Jejen Musfah bahwa guru akan


mampu mengubah perilaku peserta didik jika dirinya telah menjadi
manusia baik. Pribadi guru harus baik karena inti pendidikan adalah
perubahan perilaku, sebagaimana makna pendidikan proses pembebasan
peserta didik dari ketidakmampuan, ketidakbenaran, ketidakjujuran dan
dari buruknya hati, akhlak dan keimanan.3 Maka dari itu, kemampuan guru
dalam mengelola dan mengamplikasikan kompetensi kepribadianya,
menjadi salah satu faktor keberhasilan pembentukan karakter siswa usia
dini.

Berdasarkan observasi awal dan wawancara singkat dengan


beberapa responden yaitu guru di SDN 1 Tanjungsari, terdapat skema
penentuan guru wali kelas berdasarkan pada pertimbangan yakni salah
salah satunya penyesuaian kompetensi kepribadian yang sangat
diperhatikan. Begitu pula dengan progress mutu SDM di SDN 1
Tanjungsari rutin mengadakan KKG dalam kelompok gugus, yang salah
satunya membahas mengenai kompetensi kepribadian guru.

2
Jejen Musfah, Redesain Pendidikan Guru (teori, kebijakan dan praktek), (Jakarta: Prenada Media
Group, 2015), h.55
3
Jejen Musfah, (2011), Peningkatan Kompetensi Guru:Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar
Teori dan Praktik, Jakarta: Kencana, h. 43
Atas dasar masalah di tersebut, maka peneliti menetapkan judul
dalam penelitian ini, yaitu: “Analisis Kompetensi Kepribadian Guru di
Kelas 2 SDN 1 Tanjungsari”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
dalam penelitian ini dikemukakan rumusan masalah yaitu:
“Bagaimana kompetensi kepribadian guru di SDN 1 Tanjungsari?”

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
dalam penelitian ini dikemukakan rumusan masalah yaitu:
”Untuk mengetahui bagaimana kompetensi kepribadian guru di SDN 1
Tanjungsari.”

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk:
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan terutama yang berhubungan dengan kompetensi
kepribadian guru.
b. Menjadikan bahan masukan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan bagi pihak-pihak yang berkepentingan guna
menjadikan penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis atau
aspek lainnya yang belum tercakup pada penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk:
a. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
penting nya peranan kompetensi kepribadian guru dalam rangka
melaksanakan tugas dan kewajiban nya sebagai seorang guru serta
dapat dijadikan sebagai acuan bagi mahasiswa calon guru agar
dapat memiliki kualitas kepribadian yang baik sehingga layak
membentuk kepribadian yang baik dalam diri peserta didik.
b. Bagi Kepala Sekolah
Bagi kepala sekolah yaitu memberikan informasi kepada kepala
sekolah mengenai kompetensi kepribadian guru di SDN 1
Tanjungsari.
c. Bagi Guru
Bagi guru yaitu memberikan informasi kepada guru mengenai
kompetensi kepribadian yang dimiliki nya dan sebagai refleksi
mendalam agar guru dapat lebih memperhatikan dan meningkatkan
kompetensi kepribadian nya sehingga dapat meningkatkan mutu
belajar dan pembentukan karakter siswa
d. Bagi Sekolah
Diharapkan sekolah dapat meningkatkan kualitas kompetensi
kepribadian para guru di sekolah.
e. Bagi Siwa
Diharapkan siswa dapat mencontoh pribadi yang baik dan
berakhlak mulia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kompetensi Guru
Kompetensi secara harfiah berasal dari kata competence, yang
berarti kemampuan,wewenang, dan kecakapan. Dari segi etimologi,
kompetensi berarti segi keunggulan, keahlian dari perilaku seorang
pegawai atau pemimpin yang mempunyai suatu pengetahuan, perilaku
dan keterampilan yang baik. Karakteristik kompetensi yaitu sesuatu
yang menjadi bagian dari karakter pribadi dan menjadi bagian dari
perilaku seseorang dalam melaksanakan suatu tugas pekerjaan.4
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan
personal, keilmuan, teknologi, sosial dan spritual yang secara kaffah
membentuk kompetensi standar profesi guru yang mencakup
penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran
yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.5
Dalam UU RI Nomor 14 Tahun 2005 menyebutkan bahwa
kompetensi guru terbagi atas empat kompetensi, yaitu:
a. Kompetensi paedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan
pembelajaran peserta didik.
b. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan
kepribadian nya.
c. Kompetensi Sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat.
d. Kompetensi Profesional Merupakan kemampuan guru dalam menguasai
ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni dan budaya yang diampunya.6
2. Kompetensi Kepribadian Guru
Menurut Jamil Suprahatiningrum (2016:106) menyatakan bahwa
”kompetensi kepribadian guru merupakan kemampuan personal yang

4
Anastasia Dewi Anggraeni, Kompetensi Keperibadian Guru Membentuk Kemandirian Anak Usia
Dini. Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 3 No. 4 (september 2017), h. 29, (Online), (07- Desember-2019)
5
E. Mulyasa, Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru,..h. 26.
6
UU RI No. 14 Tahun 2005 & Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI Tahun 2014,
(2015), UU RI Tentang Guru dan Dosen, Bandung: Citra Umbara, h. 8.
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagis siswa, dan berakhlak mulia”.
Sependapat dengan Syaiful Sagala, Kunandar (2008:75-76) dalam
bukunya ”Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru” menyatakan
bahwa guru harus memiliki beberapa kompetensi salah satunya
kompetensi kepribadian yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Berikut kompetensi kepribadian guru menurut Kunandar yaitu:

Kompetensi Sub Kompetensi Indikator


1 2 3
Kompetensi i. Bertindak sesuai
kepribadian: dengan norma hukum
kemampuan ii. Bertindak sesuai
Kepribadian yang
personal yang dengan norma sosial
mantap dan stabil
mencerminkan iii. Bangga sebagai guru
kepribadian yang iv. Memiliki konsistensi
mantap, stabil, dalam bertindak
dewasa, arif dan sesuai dengan norma
berwibawa, i. Menampilkan
menjadi kemandirian dalam
teladan bagi Kepribadian yang bertindak sebagai
peserta dewasa pendidik
didik, dan ii. Memiliki etos kerja
berakhlak sebagai guru
mulia. i. Menampilkan
tindakan yang
didasarkan pada
kemanfaatan peserta
Kepribadian yang
didik, sekolah dan
arif
masyarakat
ii. Menunjukkan
keterbukaan dalam
berpikir dan bertindak
i. Memiliki perilaku
yang berpengaruh
Kepribadian yang positif terhadap
berwibawa peserta didik
ii. Memiliki perilaku
yang di segani
Berakhlak mulia i. Bertindak sesuai
dan dapat menjadi dengan norma religius
teladan (iman, takwa, jujur,
ikhlas, suka
menolong)
ii. Memiliki perilaku
yang diteladani
peserta didik

Sehubungan dengan uraian diatas, setiap guru di tuntut untuk


memiliki kompetensi kepribadian yang memadai, bahkan kompetensi ini
akan melandasi bagi kompetensi-kompetensi lainnya. Dalam hal ini guru
tidak hanya di tuntut untuk mampu memaknai pembelajaran, tetapi dan
yang paling penting adalah bagaimana dia menjadikan pembelajaran
sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi
peserta didik.

B. Penelitian yang Relevan


Sebelum adanya penelitian ini, sudah ada beberapa penelitian atau tulisan
yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti yang membahas tentang
kompetensi kepribadian guru maupun karakter peserta didik. Penelitian-
penelitian yang telah ada antara lain:
1. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Nanda Rizka Nastiti (2018)
yang berjudul Peranan Kompetensi Kepribadian Guru Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Mis Nurul Hasanah
Walbarokah Kec. Medan Marelan. Hasil temuan penelitian ini
menunjukkan bahwasanya kompetensi kepribadian guru sangat
mempengaruhi peningkatan motivasi belajar siswa.
2. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Nur Aisyah M (2017) yang
berjudul Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru Terhadap
Karakter Peserta Didik Sdn No. 151 Inpres Kalampa Kabupaten
Takalar. Hasil temuan penelitian ini menunjukan bahwasanya terdapat
pengaruh yang signifikan antara kompetensi kepribadian guru
dengan karakter peserta didik.
3. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Eni Andayani (2020) yang
berjudul Kompetensi Kepribadian Guru Dalam Mengembangkan
Karakter Anak Usia Dini Di Raudhatul Athfal An-Nur Ratna Chaton
Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah. Hasil
temuan penelitian ini menunjukkan bahwasanya kompetensi
kepribadian guru berpengaruh signifikan dalam mengembangkan
karakter anak usia dini.
4. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Sri Devi Handayani (2016)
yang berjudul pengaruh kompetensi kepribadian guru PAI terhadap
hasil akhlak siswa di Mts. Nurul Ikhwan Tanjung Morawa Kabupaten
Deli Serdang. Penelitian ini menggunakan metode korelasi dengan
teknik analisis regresi. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan
adanya pengaruh yang signifikan antara kompetensi kepribadian guru
PAI terhadap akhlak siswa.
C. Kerangka Berpikir
Guru sebagai pendidik, dalam proses belajar mengajar harus
memunculkan tingkah laku yang menjadi cerminan dirinya sesuai dengan
kompetensi kepribadian seorang guru. Tolak ukur suatu keberhasilan
perubahan perilaku seorang peserta didik, adalah dari perubahan dan
pembenahan perilaku seorang guru. Oleh karena itu, kepribadian seorang
guru harus baik karena inti pendidikan adalah perubahan perilaku, tidak
terpaku pada tanggungjawabnya sebagai transfer of knowledge tetapi juga
memberikan perhatian penuh sebagai transfer of values.
Secara sederhana, berikut ini merupakan kerangka berpikir penelitian ini,
sebagai berikut:
Kompetensi
Kompetensi Kepribadian
Kepribadian Guru Guru Sdn 1
Tanjungsari
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sebagaimana yang disampaikan
oleh Burhun (2008, h.99) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas; objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulan. Maka populasi dalam penelitian ini adalah Pendidik dan
Tenaga Kependidikan SDN 1 Tanjungsari yang berjumlah 16 dengan
rincian sebagai berikut:

No Nama Jenis PTK


1. Aceng Ilham Saripudin Guru Kelas 4
2. Ae Sugianto Guru Kelas 5B
3. Agus Kurnia Guru Mapel
4. Ahmad Guru Kelas 3B
5. Asum Guru Kelas 1A
6. Dadan Anwar Guru Kelas 6B
7. Dini Maryanti Guru Kelas 3A
8. Enung Nurhayati Guru Kelas 2B
9. Enyuh Sumarna Guru Kelas 6A
10 Jejen Nurjaman Guru Mapel 1B
.
11 Mas Safnu Dewi Sunaryo Guru Kelas 2A
.
12 Tapsir Penjaga Sekolah
.
13 Ujang Heri Guru Mapel
.
14 Yayu Kusmiati Guru Mapel
.
15 Yoyon Maryono Kepala Sekolah
.
16 Lista Sri Rahmawati Guru Kelas 5A
.

Sampel adalah bagian dari jumlah yang dimiliki oleh populasi.


Menurut Sugiyono (2007: 215) bahwa “sampel merupakan sebagian dari
populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi
harus betul-betul representatif (mewakili).
Berdasarkan sejumlah populasi yang di kemukakan di atas
sebanyak 16 orang PTK, maka dalam penelitian ini menggunakan
purpossive sampling. Sampel di ambil pada area tertentu karena
pertimbangan, berkaitan dengan istrument (angket) yang dibutuhkan
dalam penelitian. Oleh karena itu, sampel yang di ambil secara
keseluruhan yakni guru wali kelas dan kepala sekolah. Untuk lebih
jelasnya sampel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut;

No Nama Kelas
1. Aceng Ilham Saripudin 4
2. Ae Sugianto 5B
3. Ahmad 3B
4. Asum 1A
5. Dadan Anwar 6B
6. Jejen Nurjaman 1A
7. Dini Maryanti 3A
8. Enung Nurhayati 2B
9. Enyuh Sumarna 6A
10 Mas Safnu Dewi Sunaryo 2A
.
11 Yoyon Maryono Kepala Sekolah
.
12 Lista Sri Rahmawati 5A
.

C. Definisi dan Operasional Variabel Penelitian


Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menginterprestasikan
judul penelitian ini, maka penulis terlebih dahulu mengemukakan
pengertian yang sesuai dengan variabel dalam judul penelitian ini sehingga
tidak menimbulkan kesimpangsiuran dalam pembahasan selanjutnya
sebagai berikut: Kepribadian guru adalah setiap perkataan, tindakan, dan
tingkah laku seorang guru yang menunjukkan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana,
berwibawa, berakhlak mulia, menjadi teladan bagi peserta didik dan
masyarakat, secara objektif mengevaluasi kinerja diri sendiri, dan
mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

D. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen


1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dengan menggunakan alat
pengumpulan data yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam
penelitian ini teknik yang akan digunakan yaitu:
a. Angket (Kuisioner)
Angket yaitu sejumlah pertanyaan ataupun pernyataan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Narbuko (2010, h.76) angket
merupakan teknik pengumpulan data yang berisikan rangkaian
pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti
kemudian disebarkan kepada responden untuk dijawab.
b. Wawancara
Wawancara dilaksanakan lisan dalam pertemuan muka secara
individual. Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian
ini adalah wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang
bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman yang digunakan hanya berupa
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Data yang
diperoleh dalam wawancara ini yaitu gambaran tentang
impelementasi kompetensi kepribadian guru kelas.
2. Instrument penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu
angket/kuisioner untuk mengukur kompetensi kepribadian guru dan
karakter peserta didik. Pernyataan angket tersebut terdiri dari
pernyataan positif maupun pernyataan negatif. Bentuk pernyataan
positif masing-masing pilihan diberi bobot secara berurutan 5, 4, 3, 2,
dan 1 sebaliknya untuk pernyataan negatif masing-masing pilihan
diberi bobot secara berurutan 1, 2, 3, 4, dan 5. Tujuan dari angket skala
likert ini yaitu untuk mengetahui kompetensi kepribadian guru dengan
respondennya guru wali kelas, dengan kisi-kisi angket sebagai berikut:

Aspek Indikator Item


Kompetensi
Guru
Kepribadia Perilaku sesuai norma - Pada saat di luar kelas,
n yang dan etika yang baik di guru tidak menyapa
mantap dan dalam kelas maupun di siswa dengan baik.
stabil. luar kelas. - Kecuali ada keperluan
yang mendesak, guru
mengajar sesuai jadwal
Dapat menunjukkan - Dalam memberikan
perilaku yang baik hukuman, guru
secara memberikan hukuman
berkesinambungan dan sesuai dengan peraturan
tidak situasional dalam sekolah.
menerapkan peraturan
sekolah.
Kepribadia Mampu membuat - Pada saat siswa meminta
n yang keputusan tanpa pendapat mengenai
dewasa terpengaruh oleh orang suatu hal, guru dapat
lain memberikan solusi
tanpa terpengaruh pihak
lain.
- Guru membiarkan siswa
berlarut-larut
menghadapi
permasalahan,
melainkan ia mencari
solusinya,
Mengambil keputusan - Guru dapat menengahi
yang bijaksana dan adil perdebatan antar siswa
yang diketahui oleh dan memberikan
para solusinya peserta didik.
- Guru tidak pernah
memihak kepada salah
satu siswa ketika ada
masalah antar siswa.
Kepribadia Mau menerima - Pada saat siswa
n yang arif masukan dan mengeluarkan pendapat,
menghargai pendapat guru menerima dan
siswa mempertimbangkan
pendapat siswa dengan
baik/
- Guru terbuka dalam
menerima masukan atau
saran dari siswa.
Empati terhadap - Guru menanyakan
permasalahn siswa terlebih dahulu
permasalahan apa saja
yang dialami siswa
sebelum memberikan
arahan.
Kepribadia Dapat menempatkan - Bahasa yang digunakan
n yang diri secara tepat sesuai oleh guru saat
berwibawa dengan situasi dan berkomunikasi dengan
kondisi yang dihadapi siswa komunikatif dan
mudah dipahami.
- Guru dapat memberikan
nasihat yang sesuai
dengan situasi dan
kondisi siswa.
- Siswa tidak dapat
berbincang bincang
dengan guru secara
nyaman mengenai
berbagai macam topik
Mengutamakan - Apabila ada siswa yang
kedisiplinan dengan mengobrol saat
tidak mengabaikan pelajaran berlangsung
aspek humor dalam akan ditegur oleh guru
kondisi tertentu namun secara halus.
- Guru dapat menciptakan
suasana belajar yang
nyaman selama proses
pembelajaran.
Menjadi Banyak digemari siswa - Siswa dapat belajar
teladan bagi karena perilakunya untuk sabar dan pantang
peserta yang baik dapat menyerah dalam belajar
didik dijadikan contoh karena contoh perilaku
sabar dari guru.
- Guru dapat memberikan
teladan yang baik
kepada para siswa,
Berakhlak Memiliki perilaku jujur - Apabila siswa kesulitan
mulia dan suka menolong mengenai materi
kepada orang lain pelajaran tertentu, guru
akan membantu dengan
sabar dan terbuka.
Memiliki pengetahuan - Guru mengetahui dan
keagamaan yang luas mendalami ilmu agama
dan mumpuni dengan baik.
- Guru bertindak
berdasarkan ajaran
agama.

E. Metode Analisis Data


Analisis data merupakan proses pengorganisasian dan
mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Data
yang terkumpul dari hasil angket/kuisioner dalam penelitian ini dituangkan
dalam bentuk statistik, namun menggunakan teknik statistik deskriptif dan
statistik inferensial. Dalam peneltian ini teknik analisis yang digunakan
untuk menganalisis data yang diperoleh adalah statistik deskriptif.
Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang
menggambarkan kegiatan berupa pengumpulan data, penyusunan data,
pengolahan data, dan penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, ataupun
diagram agar memberikan gambaran yang teratur, ringkas, dan jelas
mengenai suatu keadaan atau peristiwa. Sesuai dengan pengertian diatas,
data akan dikelompokkan dan dikumpulkan dalam distribusi frekuensi
sesuai dengan kategori yang dipresentasikan.
Berikut rumus presentasi distribusi frekuensi menurut Subana
(2000:12):
P = 100%
Keterangan:
P = Angka persentase
f = Frekuensi
n = Jumlah frekuensi
No Item Pernyataan Pilihan Jawaban
.
Guru selalu datang tepat waktu dan
menjalankan tugasnya kecuali ada
keperluan yang mendesak.
Tidak berpihakan kepada salah satu siswa
ketika ada permasalahan

Anda mungkin juga menyukai