Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

1. Kompetensi Kepribadian Guru


A. Pengertian Kompetensi dan Kepribadian
Kompetensi
berasal dari bahasa Inggris “competence” yang berarti
kecakapan dan kemampuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan
(memutuskan) sesuatu. Jika kompetensi berarti kemampuan atau
kecakapan, maka hal ini erat kaitannya dengan kepemilikan
pengetahuan, kecakapan atau keterampilan guru.
D
alam kamus besar bahasa Indonesia, kepribadian adalah sebagai
sifat hakiki yang tercermin pada seseorang atau suatu bangsa yang
membedakan dirinya dengan orang atau bangsa lain. Sedangkan dalam
tinjauan psikologi, kepribadian adalah suatu perpaduan yang utuh
antara sikap, sifat, pola pikir, emosi, serta juga nilai-nilai yang
mempengerahi individu tersebut agar berbuat sesuatu yang benar
sesuai dengan lingkungannya.
Kepribadan adalah suatu sikap atau tingkah laku yang dimiliki oleh
seseorang dalam melaksanakan suatu kegiatan yang menjadi tanggung-
jawabnya untuk menentukan suatu tujuan. Kepribadian yang
sesungguhnya adalah abstrak, sulit dilihat dan tidak bisa diketahui
secara nyata, yang dapat diketahui hanyalah penampilan dari segi
luarnya saja

Baharuddin menjelaskan inti-inti mengenai kepribadian dalam


bukunya sebagai berikut:
a. Kepribadian merupakan suatu kebulatan yang terdiri dari
aspek-aspek jasmaniah dan rohaniah.
b. Kepribadian seseorang bersifat dinamik dalam hubungannya
dengan lingkungan.
c. Kepribadian seseorang itu khas, dan berbeda dari orang lain.
d.
Kepribadian itu berkembang dan dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang berasal dari dalam dan luar.

B. Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru


Kompetensi Kepribadian adalah semua keterampilan yang ada,
pengetahuan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah
menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melaksanakan
perbuatan-perbuatan yang bersifat kognitif, memiliki sifat efektif dan
psikomotorik dengan baik. Definisi yang sama juga dikemukakan oleh
para ahli seperti:
1)
Finch dan Crunkilton: mengartikan kompetensi sebagai
penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan
5
apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.
2) Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007: capaian Kompetensi
Kepribadian guru adalah ia mampu bertindak sesuai dengan norma
agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
Mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak
mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

Misalnya, dalam tindakan, ucapan, cara bersosialisasi, dan problem


solving. Guru bukanlah seseorang yang hanya memberikan
pengetahuan dan keterampilan saja, tetapi guru adalah tauladan yang
patut untuk dicontoh. Oleh karena itu, etika dan moral guru sangat
berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan anak didiknya. Ada
dua macam kepribadian guru, yaitu:

a. Guru yang menempatkan dirinya sebagai pemimpin yang


memerintah. Hal seperti ini kurang tepat jika ditempatkan pada
sistem pendidikan.
b. Guru yang menempatkan dirinya sebagai pembimbing bagi anak
didiknya. Tipe guru seperti ini lebih tepat dan menarik, ia akan
dihormati dan disayangi oleh anak didiknya.

Bagaimanapun pandainya seorang guru memberikan pelajaran


bahkan penguasaan materi yang matang, tanpa diiringi oleh
kepribadian yang menarik tentunya sangat sulit. Dengan kepribadian
yang baik dan menarik, ia akan menjadi guru yang ideal.

Untuk menjadi guru yang berkompetensi, maka guru harus


mengembangkan kepribadiannya yang meliputi:

1) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


2) Berperan dalam masyarakat sebagai warga Negara yang
berjiwa Pancasila.
3) Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi
guru.

Menurut
Abu Ahmadi, seorang guru yang berhasil dituntut untuk
bersikap hangat, adil, objektif, dan fleksibel sehingga terbina suasana
emosional yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar.

2. Komponen-komponen Kompetensi Kepribadian Guru


Setiap individu mempunyai pribadi yang unik, masing-
masing mempunyai ciri dan sifat bawaan serta latar belakang kehidupan.
Banyak masalah psikologis yang dihadapi peserta didik, banyak
pula minat, kemampuan, motivasi dan kebutuhannya. Semua
memerlukan bimbingan guru yang berkepribadian dapat bertindak
sebagai pembimbing, penyuluh
dan dapat menolong peserta didik agar mampu menolong dirinya sendiri.
Disinilah letak kompetensi kepribadian guru sebagai pembimbing dan suri
teladan. Guru adalah sebagai panutan yang harus digugu dan ditiru dan
sebagai contoh pula bagi kehidupan dan pribadi peserta didiknya. Adapun
aspek-aspek atau komponen-komponen kompetensi kepribadian guru
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Mengembangkan kepribadian.
b) Berinteraksi atau berkomunikasi: berinteraksi dengan sejawat untuk
meningkatkan profesional dan berinteraksi dengan masyarakat untuk
penunaian misi pendidikan.
c) Melaksanakan bimbingan penyuluhan: membimbing siswa yang
mengalami kesulitan dan membimbing siswa yang memerlukan
bimbingan khusus atau berkelainan.
d) Melaksanakan administrasi sekolah: mengenal administrasi kegiatan
sekolah dan melaksanakan kegiatan administrasi sekolah.
e) Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran:
men
gkaji konsep dasar penelitian ilmiah dan melaksanakan penelitian
sederhana.

Adapun kemampuan pribadi guru dalam proses belajar mengajar


secara rinci dijelaskan oleh Wijaya dan Rusyan sebagai berikut:

1. Kemantapan integritas pribadi


Seorang guru dituntut untuk bekerja secara teratur dan kreatif dalam
menghadapi pekerjaannya sebagai guru. Akmal Hawi mengutip
pernyataan dari Oemar Hamali dalam bukunya Proses Belajar
Mengajar, “Kemampuan dalam bekerja hendaknya merupakan
karakteristik pribadinya, sehingga pola hidup seperti ini dapat dihayati
oleh siswa. Kemantapan integritas pribadi tidak terjadi dengan
sendirinya, melainkan tumbuh melalui proses belajar yang sengaja
diciptakan. Misalnya, seorang guru dalam mengajarkan bab
muamalah kepada siswanya, guru tidak boleh hanya sekedar
mengajarkan, tetapi harus mengaplikasikan juga dalam kehidupannya
secara konsisten baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Hal
ini pun harus dilatih dan terus dilatih melalui proses belajar mengajar.
2. Peka terhadap perubahan dan pembaharuan
Seorang guru harus mengetahui perkembangan dan kebutuhan zaman
terutama dalam dunia pendidikan. Hal tersebut merupakan
karakteristik yang harus dikuasai oleh guru walaupun dalam bentuk
sifat yang sederhana.
3. Berpikir alternatif
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari verbalisme dan absolutisme.
Oleh sebab itu, panduan belajar pada tiap mata pelajaran harus
disusun secara sistematis di setiap semesternya. Guru harus mampu
memberikan berbagai alternatif jawaban untuk kelancaran proses
belajar mengajar dan meningkatkan mutu pendidikan siswanya.
4. Adil, jujur dan objektif
Adil artinya menempatkan sesuatu pada tempatnya. Jujur berarti tulus
ikhlas dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Sedangkan
objektif adalah menjalani aturan yang ditetapkan secara merata atau
tidak pilih kasih.
5. Disiplin dalam melaksanakan tugas.
6. Ulet dan tekun bekerja.
7. Berusaha memperoleh hasil kerja sebaik-baiknya.
Guru perlu menjaga semangat kerja yang tinggi, sehingga program
pendidikan yang dicanangkan dapat memperoleh hasil yang
memuaskan.
8. Simpati, lues, bijaksana, dan sederhana dalam bertindak
K
euletan merupakan faktor pendukung agar seorang guru menarik
perhatian yang baik dari siswanya. Kebijaksanaan kesederhanaan
akan menjalin keterkaitan tersebut, guru mampu mengendalikan
8
proses belajar mengajar yang dilaksanakan.
9. Bersifat terbuka
Dengan dimilikinya sifat terbuka oleh guru, maka demokrasi dalam
belajar akan terlaksana dan mendidik siswanya bersifat lebih terbuka
pula, tidak menutupi kesalahan, dapat menerima kritik dan saran
untuk kebaikan di masa mendatang.
10. Kreatif.
11. Berwibawa
K
ewibawaan bukan berarti siswa harus takut kepada guru, melainkan
siswa akan taat dan patuh pada peraturan yang berlaku sesuai dengan
9
apa yang dijelaskan oleh guru.

3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kompetensi Kepribadian


Chaerul Rochman dan Heri Gunawan mengutip pendapat dari
Monks dalam buku Psikologi Perkembangan, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kompetensi interpersonal, yaitu:
a. Umur atau kematangan sesorang. Konformisme semakin besar dengan
bertambahnya usia.
b. Status ekonomi akan mempengaruhi kepribadian, karena bila
seseorang memiliki status ekonomi yang mapan maka rasa nyaman
dan percaya diri akan tumbuh.
c. Motivasi diri. Adanya dorongan untuk memiliki status seperti inilah
yang akan menyebabkan seseorang berinteraksi dengan orang lain,
individu akan menemukan kekuatan dalam mempertahankan dirinya di
dalam lingkungan sosial.
d. Keadaan keluarga dan lingkungan. Suasana rumah yang sangat tidak
menyenangkan dan tekanan dari orang tua akan membentuk sebuah
karakter individu dalam berinteraksi dengan lingkungan.
e. Pendidikan. Pendidikan yang tinggi adalah salah satu faktor dalam
interaksi teman sebaya karena orang yang berpendidikan tinggi
mempu
nyai wawasan dan pengetahuan yang luas, yang mendukung
dalam pergaulannya.

4. Pentingnya Kompetensi Kepribadian


Pada tahun 80-an terdapat sebuah lagu dimana syair dalam lagu
tersebut menggambarkan tentang kepribadian seorang guru. Syair-syair
dalam lagu tersebut menandakan betapa para peserta didik mendambakan
kepribadian guru, sampai-sampai mereka tidak memperhatikan ke arah
papan tulis karena terpesona oleh penampilan gurunya. Oleh karena itu,
guru harus berani tampil beda, harus berbeda dari penampilan-penampilan
orang lain yang bukan guru. Sebab penampilan guru bisa membuat murid
senang belajar, membuat murid betah di kelas, tetapi bisa juga membuat
murid malas belajar bahkan malas masuk kelas seandainya penampilan
gurunya acak-acakan. Di sinilah guru harus tampil beda agar bisa ditiru
dan diteladani oleh peserta didiknya.
Guru diharapkan dapat menjadi teladan bagi peserta didik, baik
dalam pergaulan di sekolah maupun di masyarakat. Namun, ada juga sikap
guru yang kurang disukai seperti: guru yang sombong (tidak suka menegur
atau ditegur saat bertemu di luar sekolah), guru yang suka merokok,
memakai baju tidak rapi, dan sering datang kesiangan. Oleh karena itu,
guru haruslah berusaha untuk tampil menyenangkan peserta didik, agar
dapat mendorong mereka untuk belajar. Guru harus berani tampil beda,
karena dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang
keagungan kepada peserta didiknya. Mengemban fungsi ini guru harus
terampil dalam berkomunikasi dengan peserta didik di segala umur.
Ungkapan klasik mengatakan bahwa segala sesuatunya bergantung
pada pribadi masing-masing. Dalam konteks tugas guru, kompetensi
pedagogik, profesional, dan sosial yang dimiliki seorang guru pada
dasarnya akan bersumber dan bergantung pada pribadi guru itu sendiri.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran dan berinteraksi dengan siswa
akan banyak ditentukan oleh karakteristik kepribadian guru yang

bersangkutan. Memiliki kepribadian yang sehat dan utuh, dengan


kerakteristik sebagaimana diisyaratkan dalam rumusan kompetensi
kepribadian di atas dapat dipandang sebagai titik tolak bagi seseorang
untuk menjadi guru yang sukses.
Guru adalah pendidik profesional yang bertugas untuk
mengembangkan kepribadian siswa atau sekarang lebih dikenal dengan
karakter siswa. Penguasaan kompetensi kepribadian yang memadai dari
seorang guru akan sangat membantu upaya pengembangan karakter siswa.
Dengan menampilkan sebagai sosok yang bisa digugu (dipercaya) dan
ditiru, secara psikologis anak cenderung akan merasa yakin dengan apa
yang sedang dibelajarkan gurunya. Misalkan, ketika guru hendak
membelajarkan tentang kasih sayang kepada siswanya, tetapi di sisi lain
secara disadari atau biasanya tanpa disadari, gurunya sendiri mudah marah
dan sering bertindak kasar, maka yang akan melekat pada siswanya
bukanlah sikap kasih sayang, melainkan sikap tidak baik itulah yang
lebih berkesan dan tertanam dalam sistem pikiran dan keyakinan siswanya.
Di masyarakat, kepribadian guru masih dianggap hal sensitif
dibandingkan dengan kompetensi pedagogik atau profesional. Apabila ada
seorang guru melakukan tindakan tercela, atau pelanggaran norma-norma
yang berlaku di masyarakat, pada umumnya masyarakat cenderung akan
cepat mereaksi. Hal ini tentu dapat berakibat terhadap merosotnya wibawa
g
uru yang bersangkutan dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi
11
sekolah, tempat dia bekerja.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007
(Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru)
Kompetensi Kepribadian
11 Bertindak sesuai dengan 11.1 Menghargai peserta didik
norma agama, hukum, tanpa membedakan
sosial, dan kebudayaan keyakinan yang dianut, suku,
nasional Indonesia. adat-istiadat, daerah asal, dan
gender.
11.2 Bersikap sesuai dengan
norma agama yang dianut,
hukum dan norma sosial
yang berlaku dalam
masyarakat, serta
kebudayaan nasional
Indonesia yang beragam.
12 Menampilkan diri sebagai 12.1 Berperilaku jujur, tegas,
pribadi yang jujur, dan manusiawi.
berakhlak mulia, 12.2 Berperilaku yang
dan teladan bagi peserta mencerminkan
didik dan masyarakat. ketakwaan, dan akhlak
mulia.
12.3 Berperilaku yang dapat
diteladani oleh peserta didik
dan anggota masyarakat di
13 sekitarnya.
Menampilkan diri sebagai 13.1 Menampilkan diri sebagai
pribadi yang mantap, pribadi yang mantap dan
stabil, dewasa, arif, dan stabil.
berwibbawa. 13.2 Menampilkan diri sebagai
pribadi yang dewasa, arif,
dan berwibawa.
14 Menunjukkan etos kerja, 14.1 Menunjukkan etos kerja dan
tanggung jawab yang tanggung jawab yang tinggi.
tinggi, rasa bangga 14.2 Bangga menjadi guru dan
menjadi guru, dan rasa percaya pada diri sendiri.
percaya diri. 14.3 Bekerja mandiri secara
profesional.
15 Menjunjung tinggi kode 15.1 Memahami kode etik profesi
etik profesi guru. guru.
15.2 Menerapkan kode etik profesi
guru.
15.3 Berperilaku sesuai dengan
kode etik guru.

Anda mungkin juga menyukai